BAB II
DESKRIPSI OBJEK PRODUKSI
Pada dokumenter Aku Sahabatmu Bukan Makananmu ini akan ada beberapa objek atau lokasi yang akan menjadi sususan didalam film yang penulis buat. berdasarkan riset dan observasi selama beberapa bulan terakhir, penulis mendapatkan data serta fakta baru terkait penyembelihan dan penjualan daging anjing yang masih banyak terdapat di Yogyakarta ini.
a. Daging Anjing
Menu makanan yang tidak biasa ini adalah makanan yang digemari
oleh sebagian masyarakat di Yogyakarta. Meskipun khasiat yang
didapatkanya masih tabu dan belum ada penelitian lebih lanjut, Masyarakat
Yogyakarta masih percaya bahwa Daging Anjing tersebut memiliki beberapa
manfaat dan khasiat. (https://www.kompasiana.com/rikazprabowo/konsumsi-
daging-anjing-antara-mitos-khasiat-dan-kebiasaan-diakses pada : 31 Juli
2018).
Cukup banyaknya kebutuhan anjing untuk memasok rumah makan
yang menyediakan menu daging anjing dan lemahnya pengawasan lalu lintas
hewan antar daerah berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa
terjadinya kasus rabies khususnya di Yogyakarta. Menurut data yang
terkumpul oleh aktivis Dog Meat Free Indonesia.
27
(https://www.dogmeatfreeindonesia.org/resources/information-pack - diakses
pada 2 juli 2018) Di Yogyakarta saja diperkirakan 1.613 ekor anjing dibunuh
tiap minggunya atau 6.452 per bulan. Dari 1 supplier daging anjing bisa
mengangkut sampai 60 anjing, 2-3 kali dalam seminggu.
b. Penjualan Daging Anjing
Penjualan Daging Anjing di Yogyakarta tidak serta merta memiliki
nama yang sesuai dengan apa yang diolahnya, Penyamaran dengan
penyebutan sate jamu, tongseng asu, atau RW dilakukan sebagai bentuk
upaya menyamarkan dengan menyebutkan manfaatnya. Dari beberapa riset
oleh penulis dilapangan pada tanggal 3 April 2018, terdapat beberapa lokasi
yang menggunakan penyamaran nama tersebut antara lain:
1. Scoobydoo Gampingan - Jl, Prof. DR.Amri Yahya No.2,
Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta.
2. Sengsu Enak - Gg. Mawar, Onggobayan, Ngestiharjo, Kasihan,
Batul, Yogyakarta
3. Warung Sate Jamu - Jl. Babaran 1, Pandeyan, Umbulharjo,
Yogyakarta
4. Tongseng Jamu Jetis Pak Hartono - Jl. AM. Sangaji No.48,
Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta
5. Sengsu Bantul - No., Jl. Bantul No.140 A, Glondong,
Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
28
6. Sate Jamu Jumadi - Senolowo, Sinduadi, Mlati, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
7. Tongseng Jamu Kampret - Argosari, Sedayu, Pedusan, Argosari,
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
8. Tongseng Asu - Area Sawah, Sumberarum, Moyudan, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55563
9. Sate jamu Pak Anton - Jalan Gancahan 6, Gancakan Wetan,
Sidomulyo, Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta
10. Tongseng & Sate Jamu Mbeji - Gancakan Wetan, Sidomulyo,
Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
11. Tongseng Jamu Rarud - Jl. Doktor Sutomo No.58A, Baciro,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
55211
12. Sate Jamu Mbah Boyo - Jl. Suryowijayan, Gedongkiwo,
Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
13. Warung Sate Jamu Mbah Jagal - Jl. Tegalanom, Kebomati,
Brajan, Kec. Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
14. Sate Guk Guk - Jl. Raya Solo - Yogyakarta No.99, Perkebunan,
Kepanjen, Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
15. Tongseng Jamu - Dukuh, Tridadi, Kec. Sleman, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55511
29
16. Warung Makan Sengsu - Jl. Hayam Wuruk No.8, Bausasran,
Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
17. Tongseng Jamu Kewek - No., Jl. Abu Bakar Ali No.7, Kotabaru,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Nama makanan ini memang seakan melahirkan citra sebagai makanan kesehatan, dan bahkan mereka meyakini bahwa daging yang berasal dari hewan yang pintar dan setia itu memiliki khasiat tertentu bagi tubuh, seperti sebagai obat sakit kulit atau gatal-gatal dan meyakini dengan mengonsumsi daging tersebut, mampu menyembuhkan penyakit yang telah bertahun lamanya tak sembuh. Bahkan ada fenomena yang menyebutkan bahwa daging anjing berkhasiat untuk obat kuat.
(https://www.dogmeatfreeindonesia.org/resources/extreme-markets-diakses pada 31 Juli 2018).
Namun, agar menjadi jamu bagi si pengonsumsinya, daging anjing yang dijadikan sebagai bahan menu-menu masakan ini tidak disembelih.
Anjing - anjing itu dibunuh dengan cara yang sadis bagaimanapun caranya agar darahnya tetap ada di dalam anjingnya. Beberapa cara yang untuk membunuh, misal dengan memukul anjing sampai mati, menenggelamkan anjing di dalam kolam air, atau dicekik dengan bantuan tali. Konon, darah yang tidak terbuang itu menambah selera dan “vitalitas” stamina pengonsumsinya, yang sebagian besar adalah laki-laki.
30
Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang ada
dilapangan serta bantuan dari data para Aktivis, Saat ini, Di Yogyakarta
sendiri terdapat lebih dari 50 tempat yang menjual makanan dari daging
anjing dan permintaan atas daging anjing itu sendiri tergolong sangat tinggi.
(http://jogja.tribunnews.com/2015/04/05/afj-ingin-pemerintah-keluarkan-
aturan-pelarangan-konsumsi-daging-anjing).
c. Penyembelihan Anjing
Keberadaan penjagalan anjing di Yogyakarta memang menimbulkan
beberapa kontroversi. Komunitas Pecinta Hewan terus melakukan protes
untuk membangun opini publik sekaligus menggalang dukungan untuk
pelarangan penjualan dan penyembelihan hewan pintar itu. Namun, pada
kenyataanya, masih banyak penjualan dan penjagalan daging anjing yang ada
di Yogyakarta.
Penjualan daging anjing di warung – warung yang tersebar di
Yogyakarta memang sangat erat hubunganya dengan Penjagalan Anjing.
Bagaimana tidak, penjagalan anjing yang ada di Yogyakarta juga turut serta
dalam eksistensi warung daging anjing yang masih bebas berjualan.
Merekalah yang menyuplai daging anjing ke warung – warung yang ada di
Yogyakarta untuk siap dikonsumi. Bahkan para penyembelih itupun ada juga
yang membuka usahanya warungnya sendiri.
31
Salah satu penjagal yang bertempat di daerah bantul adalah salah satu contoh dimana praktek penyembelihan yang dilakukan masih mengunakan metode yang sangat kejam. Berdasarkan hasil observasi selama menjalani penelitian, penulis melihat dengan jelas bagaimana penyiksaan itu dilakukan demi memuaskan para pembeli daging dan konsumenya. Penyiksaan yang dilakukan yaitu dengan cara memukul anjing yang tidak bersalah itu tepat di kepalanya.
Dari hasil wawancara dengan para penjagal (Rabu 26 April 2018 pukul
13.00 wib), mereka mengaku memukul anjing tersebut agar anjing tersebut mati dan tidak menggigit ketika disembelih. Penulis juga mengalami masalah ketika proses pemukulan anjing tersebut tidak boleh direkam menggunakan kamera dengan alasan belas kasian. Alasan yang tidak tepat tersebut membuat penulis berusaha agar tetap mendapatkan gambar proses pemukulan tersebut dengan berpura – pura mematikan kamera yang menggantung di perut, sehingga layar kamera tidak terlihat menyala dan agar tidak mengundang kecurigaan dari para penyembelih yang berada dilokasi.
32
Selain itu, kondisi tempat penjagalan tergolong sangat kotor dan jauh dari higienisitas. Beberapa bulu anjing yang sudah menjadi korban diletakan begitu saja di samping dan tempat pengirisan daging yang sangat kotor dan dipenuhi lalat. Yang lebih menjadi perhatian adalah anjing – anjing yang lain melihat temanya sendiri disembelih dan mereka menunggu dengan pasrah giliran mereka untuk disembelih. Suara tangisan anjing pun juga sering terdengan di lokasi kejadian karna mereka terancam dan takut.
33