Quick viewing(Text Mode)

KAJIA A. Reina Herbal Cafe Di Solo

KAJIA A. Reina Herbal Cafe Di Solo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id40

BAB III

KAJIAN LAPANGAN

A. Reina Herbal Cafe di Solo

Gambar 3.1. Logo Reina Herbal Cafe (Sumber: Dokumen Pribadi)

1. Lokasi

Reina Herbal Cafe ini terletak di Jl Ronggowarsito No. 10,

Kampung Baru, Solo. Daerah ini terdapat banyak toko, rumah makan

hingga distro sehingga area di jalan ronggowarsito ini sangat ramai.

Gambar 3.2commitLokasi toReina user Herbal Cafe (Sumber: Google Map, Juni, 2015) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id41

2. Sejarah Singkat

Reina Herbal Cafe buka pertama kali tanggal 9 April 2012. Nama

“Reina” diambil dari nama ibunya Retno, ditambah nama adiknya Indra

dan Ayu, yang menandakan tiga generasi yakni anak-anak, muda, dan tua

yang semuanya bisa mengkonsumsi minuman herbal. Warna logo dari café

ini menjelaskan ada dua hal, yaitu warna coklat untuk herbal dan

tradisional, serta warna-warninya untuk modernisasi dan semua generasi.

Reina Cafe memiliki lima variasi menu, di mana di setiap kategori menu

memiliki campuran bahan herbal yang berbeda-beda sesuai dengan usia

dan kebutuhan pelanggan. Untuk mengetahui fungsi dan kandungan bahan

herbalnya maka disediakan katalog menu.

Demi mengubah persepsi Jamu tak begitu populer di kalangan

masyarakat umum karena terkenal pahit maka Made Ayu Aryani

mendirikan Reina Herbal Drink Cafe dan menawarkan jamu atau minuman

herbal dengan berbagai macam varian rasa. Khusus untuk anak-anak di

Reina Cafe ada menu sehat segar anak yakni jamu dengan berbagai rasa “ ”

seperti strawberry, coklat, jeruk dan anggur. Selain itu, cafe ini

menyediakan menu untuk remaja dan dewasa dengan dosis dan komposisi

herbal yang berbeda.

Harga menu minuman herbal di Reina Cafe berkisar antara

Rp6.000 hingga Rp10.000. Selain itu ada juga pilihan menu makanan,

seperti , nasi pulung, mie ongklok, kunyit yang juga

menggunakan rempah-rempah di dalamnya. Ayu menjamin kualitas

minuman herbal di cafenya benar-benar terjamin karena soal resep commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id42

langsung ditangani oleh Retno Hernayani 61 tahun, ibunya yang sudah 30

tahun bekerja di produsen jamu besar di . Reina Cafe ini buka

mulai dari jam 10.00-23.00 WIB.

3. Status Kelembagaan

Reina Herbal Cafe merupakan lembaga atau usaha yang dimiliki

oleh pihak swasta yang dikelola sendiri. Usaha ini memberikan bentuk

store bagi pengunjung yang disesuaikan dengan fungsinya sebagai tempat

penjualan jamu tradisional dan makanan pendamping yang tidak hanya

menjual satu jenis jamu namun beberapa produk jamu sekaligus dan

menyedikan informasi sekitar manfaat dan fungsi jamu tradisional bagi

kesehatan tubuh. Selain itu tempat ini diberi hiasan berupa contoh-contoh

bahan jamu yang biasa digunakan sehingga pengunjung yang datang

mendapat aspek edukasi.

4. Bangunan

Arsitektur bangunan Reina Herbal Cafe mempunyai gaya

perpaduan antara tradisional dan modern. Tampak dari luar berbentuk

bangunan modern dengan warna-warna cerah, jendela kaca besar, tiang-

tiang beton, kayu pada pagar dan hiasan pada bagian interior cafe bergaya

tradisional dengan adanya meja dan kursi dari kayu, counter bar, rak jamu,

dan lainnya. Bangunan ini hanya berlantai satu, ruangannya pun tidak

terlalu besar namun tetap nyaman untuk nongkrong-nongkrong, kumpul

dengan keluarga maupun dengan teman sekolah.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id43

5. Tugas Pokok dan Fungsi

Tujuan dan fungsi didirikannya Cafe ini adalah untuk mengubah

persepsi Jamu yang tidak begitu populer di kalangan masyarakat umum

karena terkenal pahit maka Made Ayu Aryani mendirikan Reina Herbal

Drink Cafe dan menawarkan jamu atau minuman herbal dengan berbagai

macam varian rasa. Khusus untuk anak-anak di Reina Cafe ada menu

‘sehat segar anak’ yakni jamu dengan berbagai rasa seperti strawberry,

coklat, jeruk dan anggur. Selain itu juga menyediakan menu untuk remaja

dan dewasa dengan dosis dan komposisi herbal yang berbeda.

6. Struktur Organisasi

Diagram 3.0 Struktur Organisasi Reina Herbal Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe , April, 2015)

7. Aktifitas dan Fasilitas

Kegiatan keseluruhan pada Reina Herbal Cafe adalah sebagai

berikut:

Hari : Senin s/d Minggu

Jam : 10.00 - 23.00 WIB

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id44

a. Pengunjung

AKTIVITAS FASILITAS SIFAT RUANG Datang/ Masuk Main Enterance (Lobby) Public Melihat/ Membeli Jamu Ruang Penjualan Public

Ke Kamar KM/ WC Servis Ibadah Mushola Servis Membayar Ruang Kasir Servis

Pulang Main Entrance Public

Tabel 3.0 Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung di Reina Herbal Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015)

b. Pengelola

AKTIVITAS FASILITAS SIFAT RUANG Datang/ Masuk Main Enterance (Lobby) Public Menjaga Counter Bar Ruang Penjualan Public Mengelola Administrasi Ruang Kasir Servis Istirahat Ruang Dapur Privat Ibadah Mushola Servis Ke Kamar Mandi KM/ WC Servis Pulang Main Entrance Public

Tabel 3.1 Aktivitas dan Fasilitas Pengelola di Reina Herbal Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015)

8. Sirkulasi

Pengaturan sirkulasi pada ruang public di Reina Herbal Cafe

diarahkan pada sirkulasi satu arah (linear), dengan pintu masuk dan pintu

keluar menjadi satu. Hal ini dilakukan karena mengingat lahannya yang

tidak begitu besar sehingga akan lebih efektif bila menggunakan sirkulasi

satu arah. Antara ruangan satu dengan yang lainnya dibatasi dengan partisi

dan jendela dengan pemandangan keluar untuk mengatasi kebosanan

pengunjung.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id45

9. Tata Kondisi Ruang

a. Lobby

Lobby yang ditampilkan di Reina Herbal Cafe sangat sederhana.

Dengan tata ruang, terdapat satu meja informasi yang sekaligus

digunakan untuk area kasir untuk memberikan informasi

memudahkan pengunjung apabila membutuhkan informasi serta

pilihan minuman jamu dan makanan yang akan di pesan.

Gambar 3.3 Meja informasi

(Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015)

b. Cafe

Cafe yang ditampilkan di Reina Herbal Cafe ini merupakan

bagian utama dari semua ruang yang ada. Di ruangan ini banyak sekali

hiasan-hiasan dinding yang berisi informasi menu-menu yang dapat

kita pesan, manfaat jamu dan bahan-bahan mentah jamu yang belum

diolah. Untuk system displaynya terbilang cukup rapi dengan luas

ruangan yang tidak terlalu besar.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id46

Gambar 3.4 Area Minum Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015)

c. Dapur

Dapur yang ditampilkan di Reina Herbal Cafe sangat menarik.

Walaupun counter barnya menggunakan material kayu namun

bentuknya tetap modern sehingga kita sebagai pengunjung tidak bosan

melihat bentuk counter bar seperti di tempat-tempat pada umumnya.

Serta dapurnya ini tidak terplihat seperti ruang privat tapi malah seperti

semi privat karena kita bisa melihat pembuatan jamu yang kita pesan

sembari kita menunggu pesanan tersebut dibuat sehingga kita tidak

merasa bosan.

Gambarcommit3.5 Areato user Dapur (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id47

10. Komponen Pembentuk Ruang

Secara garis besar, bangunan ini tidak menggunakan material

dengan persyaratan tertentu berdasarkan fungsi ruang. Komponen

pembentuk ruang seperti lantai, dinding, dan ceiling terlihat dalam table

sebagai berikut:

KOMPONEN PEMBENTUK RUANG RUANG LANTAI DINDING CEILING Lnt. Keramik Finishing cat warna Gypsum board fin Lobby Uk. 30x30 cream cat warna putih Warna putih Lnt. Keramik Finishing cat warna Gypsum board fin Cafe Uk. 30x30 cream cat warna putih Warna putih Lnt. Keramik Finishing keramik Gypsum board fin Dapur Uk. 30x30 uk. 10x20 cat warna putih Warna putih Warna biru muda Lnt. Keramik Finishing cat warna Gypsum board fin Mushola Uk. 30x30 cream cat warna putih Warna putih Lnt. Keramik Finishing cat warna Gypsum board fin KM/ WC Uk. 30x30 cream cat warna putih Warna putih

Tabel 3.2 Komponen Pembentuk Ruang di Reina Herbal Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015)

11. System Interior

SISTEM INTERIOR RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKUSTIK Alami: jendela Alami: jendela Tidak terlalu Lobby Buatan: downlight warna Buatan: Air dirancang secara

putih Conditioner mendetail Alami: jendela Alami: jendela Tidak terlalu Buatan: lampu TL, Cafe Buatan: Air dirancang secara downlight dan gantung Conditioner mendetail warna putih Tidak terlalu Buatan: Air Dapur Lampu TL warna putih dirancang secara Conditioner mendetail Tidak terlalu Lampu downlight warna Mushola - dirancang secara putih commit to user mendetail perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id48

Tidak terlalu Lampu downlight warna KM/ WC - dirancang secara putih mendetail

Tabel 3.3 Sistem Interior di Reina Herbal Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015)

12. Tata Penyajian

System penyajian di Reina Herbal Cafe menggakan gabungan

system penyajian estetis, konseptual, dan evokatif. Dalam penyajian lebih

didominasi system penyajian konseptual dan estetis.

Gambar 3.6 Interior Reina Herbal Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015)

13. System Display

System display yang digunakan di Reina Herbal Cafe ini

menggunakan rak/ buffet untuk meletakkan contoh bahan jamu yang bisa

digunakan untuk minuman jamu. Serta menu-menu dan khasiat dari jamu

yang dijual ditulis dan dipajang di dinding supaya mudah dilihat dan

memberikan sentuhan estetis di area dinding.

Gambar 3.7 Systemcommit Display to userdi Reina Herbal Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id49

14. Zoning & Grouping

Gambar 3.8 Zoning & Grouping di Reina Herbal Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015)

15. Furniture

RUANG KETERANGAN GAMBAR

Pada lobby terdapat:

Meja informasi, dua buah kursi yang terbuat Lobby dari bahan kayu finishing cat warna

cokelat tua.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id50

Pada Cafe terdapat: Meja, kursi makan dan

Cafe bufet terbuat dari kayu finishing cat warna cokelat tua.

Pada dapur terdapat meja yang terbuat dari

cor finishing keramik Dapur warna putih dan rak dapur menggunakan kayu finishing cat warna cokelat tua.

Tabel 3.4 Daftar Furniture di Reina Herbal Cafe (Sumber : Hasil Survey di Reina Herbal Cafe Surakarta, April, 2015)

16. Tema

Tema yang ingin ditonjolkan oleh Reina Herbal Cafe ini adalah

“Mengubah Pandangan Tradisional Akan Jamu Menjadi Lebih Modern”.

Suasana yang ingin ditampilkan oleh interior Reina Herbal Cafe adalah

campuran tradisional dari material kayu dan modern dari bentuk dan tata

ruang.

B. Depot Seduhan Jamu Wisnu

Gambarcommit3.9 toLogo user Jamu Wisnu (Sumber: Dokumen Pribadi) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id51

1. Lokasi

Depot Seduhan Jamu Wisnu ini terletak di Dukuh Nguter RT

001/RW 005, Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.

Daerah Nguter ini memang sudah terkenal sebagai produsen jamu yang

cukup besar.

Gambar 3.10 Lokasi Jamu Wisnu (Sumber: Google Map, Juni, 2015)

2. Sejarah Singkat

Jamu Wisnu merupakan usaha turun temurun di keluarga Pak

Slamet, Dukuh Nguter RT 001/RW 005, Desa Nguter, Kecamatan Nguter,

Sukoharjo. Jamu Wisnu ini menyediakan beberapa produk untuk pria,

wanita, dan anak-anak. Ciri dari semua produknya yaitu logonya itu

sendiri yaitu gambar pewayangan Dewa Wisnu. Tempat ini buka setiap

hari Senin-Jumat dari jam 08.00 - 12.00 WIB. Selain memiliki tempat

produksi jamu, beliau memiliki tempat minum seduhan jamu yang dikelola

oleh kakak istri bapak Slamet yang buka setiap hari Senin-Sabtu jam

08.00-15.00 WIB. Di dalam depot ini berisi alat-alat untuk mengocok

jamu, botol-botol jamu, sampaicommit botol to user penyimpanan air gingseng. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id52

3. Status Kelembagaan

Depot Jamu Wisnu merupakan lembaga atau usaha yang dimiliki

oleh pihak swasta yang dikelola sendiri. Usaha ini memberikan bentuk

store bagi pengunjung yang disesuaikan dengan fungsinya sebagai tempat

penjualan jamu tradisional dan menyedikan informasi sekitar manfaat dan

fungsi jamu tradisional bagi kesehatan tubuh. Depot Jamu Wisnu

merupakan tempat minum jamu layaknya depot-depot jamu yang sering

kita lihat di pinggir jalan berbentuk rumah sederhana.

4. Bangunan

Arsitektur bangunan Depot Jamu Wisnu mempunyai gaya

sederhana, berbentuk rumah kecil seperti depot-depot jamu yang ada

dipinggir jalan. Namun yang berbeda yaitu produk jamu yang dijual,

sebagian besar adalah jamu-jamu dari produksi pabrik jamu wisnu. Dari

depot jamu wisnu ini dapat terlihat berbagai macam jenis jamu, alat-alat

pengolah jamu, hingga olahan jamu seperti permen. Bangunan dari Depot

Jamu Wisnu ini memang tidak ada yang terlalu mencolok, namun dengan

melihat dengan seksama kita dapat mencontoh cara peletakan jamunya.

Dari yang serbuk, kering hingga alat untuk pengolahannya yang tertata

dengan rapi. Sehingga setiap kali membuat satu pesanan, tidak tampak

ribet atau berantakan karena sudah tertata dengan baik. Bangunan ini

hanya berlantai satu, ruangannya pun tidak terlalu besar namun tetap

nyaman untuk nongkrong-nongkrong apalagi kalau saat cuaca dingin atau

musim kerja maka depot ini bisa ramai dikunjungi pengunjung.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id53

5. Tugas Pokok dan Fungsi

Tujuan dan fungsi didirikannya Depot Jamu Wisnu ini adalah

untuk melayani masyarakat yang memerlukan obat tradisional atau jamu

yang notabennya harga lebih murah dibanding obat kimia seperti yang

dijual di apotek. Namun memiliki efek samping yang lebih kecil dan lebih

alami. Depot Jamu Wisnu menyediakan jamu atau minuman herbal dengan

berbagai macam varian rasa. Ada untuk anak-anak dengan varian rasa

seperti strawberry, cokelat, jeruk dan anggur. Selain untuk anak-anak, juga

menyediakan menu untuk remaja dan dewasa dengan dosis dan komposisi

herbal yang berbeda.

6. Struktur Organisasi

Diagram 3.1 Struktur Organisasi Depot Jamu Wisnu (Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

7. Aktifitas dan Fasilitas

Kegiatan keseluruhan pada Depot Jamu Wisnu adalah sebagai

berikut:

Hari : Senin s/d Sabtu

Jam : 08.00 - 15.00 WIB

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id54

a. Pengunjung

AKTIVITAS FASILITAS SIFAT RUANG Datang/ Masuk Main Enterance Public Melihat/ Membeli Jamu Ruang Penjualan Servis Membayar Ruang Penjualan Servis

Pulang Main Entrance Public

Tabel 3.5 Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung di Depot Jamu Wisnu (Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

b. Pengelola

AKTIVITAS FASILITAS SIFAT RUANG Datang/ Masuk Main Enterance Public Menjaga Ruang Penjualan Ruang Penjualan Semi privat Mengelola Administrasi Ruang Administrasi Privat Istirahat Ruang Penjualan Semi privat Ke Kamar Mandi KM/ WC Servis Pulang Main Entrance Public

Tabel 3.6 Aktivitas dan Fasilitas Pengelola di Depot Jamu Wisnu (Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

8. Sirkulasi

Pengaturan sirkulasi pada ruang public di Depot Jamu Wisnu

diarahkan pada sirkulasi satu arah (linear), dengan pintu masuk dan pintu

keluar menjadi satu. Hal ini dilakukan karena mengingat lahannya yang

tidak begitu besar sehingga akan lebih efektif bila menggunakan sirkulasi

satu arah. Antara ruang untuk pengunjung datang dengan pelayan hanya

dibatasi oleh meja, jadi sirkulasinya dapat disebut sirkulasi secara

langsung.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id55

9. Tata Kondisi Ruang

a. Tempat Pemesanan

Pada Depot Jamu Wisnu ini dikarenakan cuma berbentuk tempat

sederhana, maka ruang yang ada yaitu ruang pemesanan yang biasanya

berada di bagian depan depot. Tempat pemesanan ini sangatlah

sederhana hanya kursi biasa panjang dari kayu dan stool yang terbuat

dari besi. Keuntungan dari tempat pemesanan seperti ini yaitu

mendapatkan penghawaan dan pencahayaan alami.

Gambar 3.11 Tempat Pemesanan (Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

b. Tempat Penjualan

Pada Depot Jamu Wisnu ini, tempat penjualan jamu merupakan

tempat utama sekaligus dapur untuk meracik jamu yang dipesan

pelanggan. Tempat ini sangatlah penuh dengan jamu-jamuan dan

produk pelengkap lainnya. Produk jamu ditata dengan rapi sehingga

walaupun bentuk tempatnya sederhana namun masih enak dipandang

mata. Ditempat ini juga biasanya para pelayan depot memberikan jamu

yang dipesan serta tips-tips yang dapat membantu pengunjung

mendapatkan jamu yang pas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id56

Gambar 3.12 Tempat Penjualan (Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

10. Komponen Pembentuk Ruang

Secara garis besar, bangunan ini tidak menggunakan material

dengan persyaratan tertentu berdasarkan fungsi ruang. Komponen

pembentuk ruang seperti lantai, dinding, dan ceiling terlihat dalam tabel

sebagai berikut:

KOMPONEN PEMBENTUK RUANG RUANG LANTAI DINDING CEILING Rangka kayu Lnt. Tegel Tempat fin cat warna biru, Gypsum board fin Uk. 30x30 Pemesanan Kawat Ram cat warna putih Warna putih

Lnt. Tegel Finishing cat Gypsum board fin Tempat Penjualan Uk. 30x30 warna putih cat warna putih Warna putih

Tabel 3.7 Komponen Pembentuk Ruang Di Depot Jamu Wisnu

(Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

11. System Interior

SISTEM INTERIOR RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKUSTIK Alami: Jendela Tidak terlalu Tempat Alami: Jendela Buatan: Lampu Bohlam dirancang secara Pemesanan warna putih mendetail Tempat Alami: Jendela commitAlami: to user Jendela Tidak terlalu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id57

Penjualan Buatan: Lampu Bohlam dirancang secara warna putih mendetail

Tabel 3.8 Sistem Interior di Depot Jamu Wisnu (Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

12. Tata Penyajian

System penyajian di Depot Jamu Wisnu menggunakan system

sederhana, mengingat bentuk bangunannya pun sederhana namun tetap

memperhatikan aspek estetis.

Gambar 3.13 Interior Depot Jamu Wisnu

(Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

13. System Display

System display yang digunakan di Depot Jamu Wisnu ini

menggunakan rak/ buffet untuk meletakkan contoh bahan jamu yang bisa

digunakan untuk minuman jamu. Serta menu-menu pendamping jamu,

olahan-olahan jamu yang lain dan peralatan untuk membuat jamu di tata

dengan rapi sehingga enak dipandang.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id58

Gambar 3.14 Sistem Display di Depot Jamu Wisnu (Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

14. Zoning & Grouping

Gambar 3.15 Zoning & Grouping Di Depot Jamu Wisnu (Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

15. Furniture

RUANG KETERANGAN GAMBAR Pada tempat pemesanan terdapat: Tempat Pemesanan Kursi kayu panjang, meja kayu

dan stool dari besi dan kayu

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id59

Pada tempat pemesanan terdapat: stool dari besi dan kayu, meja Tempat Penjualan ramu, rak dari kayu, rak dari besi siku lubang, toples-toples, box plastic,

Tabel 3.9 Daftar Furniture di Depot Jamu Wisnu (Sumber : Hasil Survey di Depot Jamu Wisnu Sukoharjo, April, 2015)

16. Tema

Tema yang ingin ditonjolkan oleh Depot Jamu Wisnu ini adalah

“Kesederhanaan Mampu Memberi Kesehatan Dengan Harga Terjangkau”.

Suasana yang ingin ditampilkan oleh interior Depot Jamu Wisnu adalah

kesederhanaan dari bentuk dan tata ruang yang penting manfaat dari jamu

yang dijual.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id60

C. Humming Bird Eatery & Guesthouse

Gambar 3.16 Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber: Dokumen Pribadi) 1. Lokasi

Humming Bird Eatery & Guesthouse ini terletak di Jl. Progo No.

14 Bandung 40115. Daerah ini merupakan daerah cafe-cafe dan restoran

berdiri sehingga daerah ini cukup ramai.

Gambar 3.17 Lokasi Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber: Google Map, Juni, 2015)

2. Sejarah Singkat

Humming Bird Eatery & Guesthouse atau Rumah Makan

Humming Bird merupakan sebuah tempat yang menggabungkan beragam

konsep seperti cafe, restoran dan penginapan. Konsep Humming Bird commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id61

Eatery yaitu dengan memadukan elemen grafis pada desain interiornya

yang didesain oleh Muhamad Luthfie. Di sebagian dinding Cafe, terdapat

mural yang menggambarkan informasi tentang hummingbird. Selain

sebagai media informasi, mural tersebut berfungsi juga sebagai elemen

estetis yang menjadi pusat perhatian di dalam ruangan.

Hummingbird atau burung "Kolibri" dalam bahasa Indonesia,

adalah burung terkecil di dunia (sekitar antara 2-20 gram). Burung ini

adalah satu-satunya burung yang bisa terbang baik ke depan dan ke

belakang. Mereka mampu melayang-layang di udara, terbang ke samping

dan bahkan terbalik. Mereka terbang rata-rata 25-30 mil per jam dan

menyelam hingga 60 mil per jam. Sayap-sayap mereka mampu menyelam

sekitar 70 kali per detik dan hingga 200 kali per detik. Jadi, walaupun

mereka berukuran kecil, namun burung ini sebenarnya sangat istimewa.

Dengan keunikan dari Hummingbird ini maka digunakanlah

menjadi konsep Humming Bird Eatery & Guesthouse. Maksudnya dengan

konsep tersebut, Humming Bird Eatery & Guesthouse mampu melayani

para pelanggannya dengan istimewa tanpa ada keluhan sehingga

pelanggan dan pemilik cafe pun senang. Restoran ini terletak di Jl. Progo

No. 14 Bandung 40115, Phone: (022) 4212582, buka setiap hari dari jam 7

pagi hingga 11 malam.

Resto ini menyediakan menu sarapan pagi (breakfast) yang

biasanya dimanfaatkan oleh pengunjung yang hendak berangkat kerja

namun tak sempat sarapan di rumah. Untuk menu breakfastnya sendiri

cukup menarik yakni ada skiny dip yang merupakan fresh fruit salad, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id62

Wrap Me Up, Eating Mechine, dan juga Fullt Monthly. Untuk

minumannya, tersedia beberapa jenis minuman yang bisa dipesan sesuai

dengan selera. Selain itu, Hummingbird Eatery juga menyediakan aneka

cake yang disimpan di etalase yang akan menggoda setiap pengunjungnya

antara lain Opera Cake, Red Velvet, Green Tea dan lainnya. Dengan

berkunjung ke Hummingbird Eatery and Guest House ini akan

memberikan pengalaman bersantap berbeda dengan yang lainnya.

3. Status Kelembagaan

Humming Bird Eatery & Guesthouse merupakan lembaga atau

usaha yang dimiliki oleh pihak swasta yang dikelola sendiri. Usaha ini

berbentuk store bagi pengunjung yang disesuaikan dengan fungsinya

sebagai tempat penjualan makanan dan minuman seperti cafe dan restoran

pada umumnya.

4. Bangunan

Arsitektur bangunan Humming Bird Eatery & Guesthouse sangat

menarik dengan dominasi aksen kayu dan pajangan-pajangan unik vintage

dengan tema burung hummingbird menciptakan suasana interior yang

homy. Hummingbird Eatery ini tampak berbeda dengan resto yang lainnya

dimana area outdoornya tampak mencolok dan berbentuk layaknya

kandang burung melengkung dengan anyaman besi berwarna putihnya.

Bangunan ini hanya berlantai satu, ruangannya cukup besar sehingga

nyaman untuk nongkrong-nongkrong, kumpul dengan keluarga maupun

dengan teman sekolah.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id63

5. Tugas Pokok dan Fungsi

Tujuan dan fungsi didirikannya Humming Bird Eatery &

Guesthouse ini adalah membantu masyarakat yang mungkin tidak sempat

dan tidak memiliki waktu untuk memasak saat sarapan, makan siang,

ataupun makan malam dapat mengunjungi Humming Bird Eatery &

Guesthouse sehingga lebih simple dan nyaman. Selain itu dengan adanya

Humming Bird Eatery & Guesthouse akan memberikan variasi pada dunia

arsitekture dan interior supaya mampu memiliki konsep yang lebih

menarik lagi.

6. Struktur Organisasi

Diagram 3.2 Struktur Organisasi Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014)

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id64

7. Aktifitas dan Fasilitas

Kegiatan keseluruhan pada Humming Bird Eatery & Guesthouse

adalah sebagai berikut:

Hari : Senin s/d Minggu

Jam : 07.00 - 23.00 WIB

a. Pengunjung

AKTIVITAS FASILITAS SIFAT RUANG Datang/ Masuk Main Enterance (Lobby) Public Melihat/ Membeli Cafe Public Ke Kamar Mandi KM/ WC Servis Ibadah Mushola Servis Membayar Ruang Kasir Servis Pulang Main Entrance Public

Tabel 3.10 Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung di Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014)

b. Pengelola

AKTIVITAS FASILITAS SIFAT RUANG

Datang/ Masuk Main Enterance (Lobby) Public

Ganti seragam Ruang karyawan Privat

Bekerja Cafe Public

Istirahat Ruang karyawan Privat

Ibadah Mushola Servis

Bekerja Cafe Public

Ke Kamar Mandi KM/ WC Servis

Ganti baju Ruang karyawan Privat

Pulang Side Entrance Public

Tabel 3.11 Aktivitas dan Fasilitas Pengelola di Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id65

8. Sirkulasi

Pengaturan sirkulasi pada ruang public di Humming Bird Eatery &

Guesthouse diarahkan pada sirkulasi satu arah (linear), dengan pintu

masuk dan pintu keluar menjadi satu. Hal ini dilakukan karena tidak ada

bagian khusus dari Humming Bird Eatery & Guesthouse yang ditonjolkan

dan itu akan lebih efektif bila menggunakan sirkulasi satu arah. Antara

ruangan satu dengan yang lainnya dibatasi dengan partisi dan jendela

dengan pemandangan keluar untuk mengatasi kebosanan pengunjung.

9. Tata Kondisi Ruang

a. Lobby

Lobby yang ditampilkan di Humming Bird Eatery &

Guesthouse sangat menarik, berada di depan pintu utama dan di

belakangnya langsung di tampilkan display cake dan counter bar.

Dengan tata ruang, terdapat satu meja informasi digunakan untuk

memberikan informasi agar memudahkan pengunjung apabila

membutuhkan informasi serta pilihan minuman dan makanan yang

akan di pesan.

Gambar 3.18 Area Lobby commit to user (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id66

b. Cafe

Cafe yang ditampilkan di Humming Bird Eatery & Guesthouse

ini merupakan bagian utama dari semua ruang yang ada. Di ruangan

ini banyak sekali hiasan-hiasan dinding yang berisi informasi menu-

menu yang dapat kita pesan, konsep Cafe, dan pernak pernik sesuai

dengan konsep. Untuk system displaynya terbilang cukup rapi dan

bagus sesuai dengan konsep humming bird. Kombinasi antara

pembentuk ruang: lantai, dinding, dan ceiling sangat selaras dengan

konsep vintage sehingga kesan nyaman seperti dirumah sendiri tercipta

dengan baik.

Gambar 3.19 Area Cafe Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014)

c. Dapur

Dapur yang ditampilkan di Humming Bird Eatery & Guesthouse

sangat menarik. Walaupun counter barnya menggunakan material kayu

namun bentuknya tetap modern sehingga kita sebagai pengunjung

tidak bosan melihat bentuk counter bar seperti di tempat-tempat pada

umumnya. Serta dapurnya ini tidak terlihat seperti ruang privat tapi

malah seperti semi privat karena kita bisa melihat pembuatan makanan

dan minuman yang kita pesan sembari kita menunggu pesanan tersebut

dibuat sehingga kita tidakcommit merasa to user bosan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id67

Gambar 3.20 Area Dapur (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014)

10. Komponen Pembentuk Ruang

Secara garis besar, bangunan ini tidak menggunakan material

dengan persyaratan tertentu berdasarkan fungsi ruang. Komponen

pembentuk ruang seperti lantai, dinding, dan ceiling terlihat dalam table

sebagai berikut:

KOMPONEN PEMBENTUK RUANG RUANG LANTAI DINDING CEILING Lnt. Keramik Finishing cat warna Lumbersering Lobby Uk. 20x20 putih fin melamik Warna abu-abu

Lnt. Keramik Uk. 20x20 Warna merah maroon, Gypsum board fin

Lnt. Keramik Finishing cat warna cat warna putih, Cafe Uk. 20x20 cream Lumbersering Warna abu-abu, fin melamik Lnt. Keramik

Uk. 10x20 Motif sulur Lnt. Keramik Finishing keramik Lumbersering Dapur Uk. 20x20 uk. 10x20 fin melamik Warna abu-abu Warna biru muda Lnt. Keramik Finishing cat warna Gypsum board fin Mushola Uk. 30x30 putih cat warna putih Warna putih Lnt. Keramik Finishing cat warna Gypsum board fin KM/ WC commit to user Uk. 20x20 putih cat warna putih perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id68

Warna putih

Tabel 3.12 Komponen Pembentuk Ruang Di Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014)

11. System Interior

SISTEM INTERIOR RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKUSTIK Alami: jendela Tidak terlalu Buatan: lampu downlight Alami: jendela Lobby dirancang secara warna putih, lampu gantung Buatan: Air Conditioner mendetail warna putih Alami: jendela Tidak terlalu Alami: jendela Cafe Buatan: lampu downlight dan dirancang secara Buatan: Air Conditioner lampu gantung warna putih mendetail Tidak terlalu Lampu TL warna putih, lampu Dapur Buatan: Air Conditioner dirancang secara gantung warna kuning mendetail Tidak terlalu Mushola Lampu TL warna putih - dirancang secara mendetail Tidak terlalu KM/ WC Lampu downlight warna putih - dirancang secara mendetail

Tabel 3.13 Sistem Interior di Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014)

12. Tata Penyajian

System penyajian di Humming Bird Eatery & Guesthouse

menggunakan gabungan system penyajian estetis, konseptual, dan

evokatif. Dalam penyajian lebih didominasi system penyajian konseptual

dan estetis.

Gambar 3.21 Interior Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Hummingcommit Bird Eatery to user & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id69

13. System Display

System display yang digunakan di Humming Bird Eatery &

Guesthouse ini menggunakan rak/ buffet untuk meletakkan hiasan-hiasan

sesuai dengan konsep. Selain itu juga ada display untuk cake dan counter

bar yang cukup menarik. Serta menu-menu yang dipajang cantik di area

counter bar.

Gambar 3.22 System Display di Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014)

14. Zoning & Grouping

Gambar 3.23 Zoning & Grouping Di Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014)

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id70

15. Furniture

RUANG KETERANGAN GAMBAR

Pada lobby terdapat:

Meja informasi, dua buah kursi yang Lobby terbuat dari bahan

kayu finishing cat warna cokelat tua.

Pada Cafe terdapat: Meja, kursi makan dan Cafe bufet terbuat dari kayu finishing cat warna cokelat tua.

Pada dapur terdapat meja yang terbuat dari kayu unfinishing, Dapur rak dapur menggunakan kayu

unfinishing

Tabel 3.14 Daftar Furniture di Humming Bird Eatery & Guesthouse (Sumber : Hasil Survey di Humming Bird Eatery & Guesthouse Bandung, Oktober, 2014)

16. Tema

Tema yang ingin ditonjolkan oleh Humming Bird Eatery &

Guesthouse ini adalah “Membantu Orang Dikala Tidak Sempat Sarapan,

Makan Siang Dan Makan Malam”. Suasana yang ingin ditampilkan oleh commit to user interior Humming Bird Eatery & Guesthouse adalah campuran modern perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id71

dengan sentuhan vintage dan konsep dari humming bird sehingga menjadi

ruangan yang bagus, elegan dan nyaman untuk menghabiskan waktu

dengan teman maupun keluarga.

D. Jamu Nyonya Meneer di Semarang

Gambar 3.24 Museum dan Pabrik Jamu Nyonya Meneer (Sumber: Dokumen Pribadi)

1. Lokasi

Jamu Nyonya Meneer ini berlokasi di Semarang, tepatnya di jalan

Kaligawe Km. 4 Semarang. Museum Jamu Nyonya Meneer buka setiap

hari Senin-Jumat dari pukul 08.00-16.00 WIB.

Gambar 3commit.25 Lokasi to userJamu Nyonya Meneer (Sumber : Google Map, Juni, 2015) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id72

2. Sejarah Singkat

Pada tahun 1895 lahirlah bayi perempuan di kota Sidoarjo, Jawa

Timur. Pada waktu kehamilan bayi tersebut, sang ibu tidak suka makan

nasi. Si ibu mengidam untuk hanya makan beras menir saja. Beras menir

adalah sisa butir halus penumbukkan padi. Pada saat bayi lahir dan

memerlukan nama, sang ibu langsung memberikan nama menir pada

bayinya. Bayi tersebut tumbuh menjadi gadis mungil yang lucu dengan

nama sehari–hari menjadi Noni Menir, karena pengaruh ejaan Belanda

perkata Menir berubah menjadi Meneer. Ejaan itulah yang melekat hingga

kini. Dalam usia 17 tahun Noni Meneer menikah dengan seorang pria dari

semarang. Setelah pernikahan itu sang suami mengajak Noni Meneer ke

Semarang.

Suatu hari suami Nyonya Meneer jatuh sakit keras. Berbagai obat

telah dicoba tapi sia–sia saja. Nyonya Meneer akhirnya meramu jamu

Jawa yang diajarkan oleh orang tuanya dulu di Jawa Timur. Sejak itu

Nyonya Meneer mulai menolong keluarga, kawan atau tetangganya yang

sakit dengan meramu jamu Jawa yang disiapkan sendiri. Ketenarannya

mulai menyebar karena kemanjuran jamu–jamuannya, hingga permulaan

abad ke 20 lahirlah perusahaan jamu jawa asli Cap Portret Nyonya

Meneer. Kemudian pada tanggal 18 januari 1984 didirikanlah museum

Nyonya Meneer untuk mengenang Nyonya Meneer.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id73

3. Status Kelembagaan

Museum Jamu Nyonya Meneer merupakan lembaga milik swasta

namun merupakan koleksi milik pribadi Dirut Charles Saerang, keluarga

penerus Jamu Nyonya Meneer.

4. Bangunan

Arsitektur bangunan Jamu Nyonya Meneer mempunyai gaya

perpaduan antara arsitektur modern dan tradisional. Kesan modern tampak

dari luar bangunan yang beratap joglo dengan tembok tebal dan tiang–

tiang beton. Sedangkan kesan tradisional yang sangat kental terasa di

bagian dalam Jamu Nyonya Meneer. Museum ini mempunyai dua lantai,

ruang bawah untuk lobby dan ruang administrasi sedangkan ruang pamer

dan ruang seminar serta ruang audiovisual berada di ruang atas. Dari segi

arsitekural museum Jamu Nyonya Meneer memberikan nuansa keselarasan

antara materi yang dipamerkan dengan suasana ruang yaitu tradisional dan

alami.

5. Tugas Pokok Dan Fungsi

Tujuan dan fungsi didirikannya museum ini adalah sebagai cagar

budaya untuk melestarikan warisan leluhur sehingga dapat mengajak

semua generasi supaya lebih mendalami dan mengenal khasiat jamu

tradisional.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id74

6. Struktur Organisasi

Direktur Utama

Kurator

Asisten Manager

Supervisor

Pemandu Office Boy

Diagram 3.3 Struktur Organisasi Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

7. Aktivitas dan Fasilitas

Kegiatan keseluruhan pada Jamu Nyonya Meneer adalah sebagai

berikut :

Hari : Senin s/d Jumat

Jam : 10.00 – 15.30 WIB

a. Pengunjung

SIFAT AKTIVITAS FASILITAS RUANG Berwisata R. Pamer Jamu Publik R. Seminar dan R. Mengikuti seminar Semi Publik Audiovisual

Tabel 3.15 Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung di Jamu Nyonya Meneer

(Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

b. Pengelola

AKTIVITAS FASILITAS SIFAT RUANG Melayani pengunjung R. Informasi Jamu Publik R. Pamer Jamu Publik Memandu wisata R. Seminar Jamu dan R. Semi publik commitAudio to Visual user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id75

R. Administrasi Pabrik Jamu Bekerja Semi publik Nyonya Meneer

Tabel 3.16 Aktivitas dan Fasilitas Pengelolaan di Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

8. Sirkulasi

Sirkulasi pada museum Jamu Nyonya Meneer yaitu menggunakan

sistem sirkulasi loop (memutar). Sistem ini melingkar berlawanan dengan

arah jarum jam. Jadi semua pengunjung bisa melihat seluruh benda koleksi

tanpa ada yang terlewatkan tanpa ada pemisahan ruang dengan sekat atau

partisi, sehingga pengunjung dapat melihat secara luas semua materi

koleksi.

9. Tata Kondisi Ruang

a. Lobby

Pada lobby terdapat meja resepsionis atau informasi yang dapat

memudahkan pengunjung apabila membutuhkan informasi, selain

itu seperti umumnya lobby, terdapat seperangkat meja atau kursi

tamu.

Gambar 3.26 Lobby Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Surveycommit Di Jamu to Nyonya user Meneer Semarang, April, 2015) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id76

b. Ruang Pamer Museum Jamu

1) Koleksi museum

Secara umum museum Jamu Nyonya Meneer dibagi dalam dua

bagian:

a) Bagian yang menyajikan barang koleksi pribadi Nyonya

Meneer.

Di bagian ini terdapat benda-benda milik pribadi

perusahaan jamu Nyonya Meneer seperti penghargaan-

penghargaan yang didapat oleh jamu Nyonya Meneer. Serta

barang koleksi pribadi milik Nyonya Meneer yang berupa

pakaian, perhiasan, alat–alat kesayangan Nyonya Meneer

seperti alat kinang, parfum dan lainnya.

Gambar 3.27 Barang Koleksi Pribadi Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

b) Bagian yang menyajikan produksi jamu

Di bagian ini terdapat berbagai macam peralatan produksi

pembuatan jamu dari yang tradisional hingga modern seperti

alu, pipisan, gandhik, dan lainnya. Untuk peralatan yang

modern hanya berupa foto–foto yang ditempel pada display commit to user panel. Di ruang ini juga diperagakan bagaimana pembuatan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id77

jamu secara tradisional dengan bantuan boneka patung. Untuk

proses produksinya ditata dalam bentuk display yang sangat

artistik, ditengah ruang pamer terdapat koleksi bahan–bahan

jamu tradisional berupa jahe, kunir, kunyit, lengkuas, dan

bahan jamu kering lainnya. Di ruang ini pula terdapat contoh

produk jadi jamu Nyonya Meneer, baik itu berupa kemasan asli

berupa dokumentasi foto dan foto–foto yang menampilkan

sejarah perkembangan jamu Nyonya Meneer .

Gambar 3.28 Produk Dan Sejarah Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

2) Layout dan Sistem Display Materi Pamer

Layout dalam museum jamu disusun berdasarkan sejarah

perkembangan, proses produksi, dokumentasi, contoh produk,

benda koleksi Nyonya Meneer dan koleksi perlengkapan

perusahaan. Sedangkan sistem displaynya berbentuk vitrin sudut

yang menggunakan material kayu dengan ukiran–ukiran jawa tapi

penggunaannya tidak hanya di sudut–sudut ruangan tapi di semua

bagian tepi ruangan dan penggunaan vitrin tengah sebagai tempat

untuk menaruh benda-benda koleksi pribadi Nyonya Meneer, commit to user penonjolan tiang jawa atau sokoguru ditampilkan di museum ini perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id78

sebagai pengentalan etnik jawa. Tiang sokoguru dihias dengan

ukiran–ukiran jawa. Selain display vitrin sudut, ditampilkan pula

display dengan bentuk panel untuk menempelkan dokumentasi

yang berupa contoh contoh iklan dan dokumentasi gambar. –

Gambar 3.29 Sistem Display Bentuk Vitrin (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

Secara keseluruhan tampak nuansa jawa pada ruangan ini.

Dominannya materi kayu sebagai elemen pembentuk ruang

maupun bahan furniturenya dengan warna coklat dan warna emas

menambah kesan jawa yang kuat.

Gambar 3.30. Display Bahan Jamu Dengan Konsep Jawa Sokoguru (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id79

c. Ruang Seminar dan Audiovisual

Ruang seminar dan audio visual dijadikan satu karena masih

kurangnya sarana ruang yang tersedia di museum jamu. Penataan

interiornya tidak jauh berbeda dengan penataan interior pada ruang

pamernya, mungkin dimaksudkan untuk terciptanya keselarasan antara

materi yang dipamerkan dengan ruangnya. Pada ruang seminar,

pemutaran slide biasanya dilakukan apabila pengunjung yang datang

banyak atau rombongan.

10. Komponen Pembentuk Ruang

KOMPONEN PEMBENTUK RUANG RUANG LANTAI DINDING CEILING Gypsum board L. Traso Fin. cat warna Uk. 30x30 putih Warna coklat Fin. Granit R. Informasi List gypsum, muda Warna. Hitam sebagai pola Lt. Non slip permainan ceiling surface di pasang lampu estetis L. traso Multiplek dengan Uk. 30x30 Fin wall paper ram kayu Museum Jamu Warna coklat Warn Fin. Melamic clear - R. Pamer muda krem/kuning Uk. 100 cm x Lt. Non slip gading 100cm dan surface 60cmx120cm

L. traso Gypsum board

Uk.30x30 Fin wall paper Fin. cat warna - R Seminar & Warna coklat Warna putih list profil R. Audio muda krem/kuning gypsum Visual Lt. Non slip gading Uk. 100cm x

surface 100cm dan 60cm x 120cm L. traso Gypsum board Uk.30x30 Fin cat warna Fin. cat warna R. Administrasi Warna coklat putih putih list profil mudacommit to user gypsum perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id80

Lt. Non slip surface

Tabel 3.17 Komponen Pembentuk Ruang Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

11. Sistem Interior

Sistem interior No Ruang Pencahayaan Penghawaan Akustik Alami: jendela Alami: jendela Penggunaan dan ventilasi tirai pada Buatan: lampu 1 Lobby / R. Informasi Buatan: kipas jendela dan TL 40 watt angin dan AC tanaman (2 buah) warna central dalam pot. putih Alami : jendela

Buatan: lampu TL 20-40 W dengan sistem Sistem gantung penyerapan (hanging Alami: jendela bunyi hanya Ruang Pamer, Ruang lamp). Untuk dan ventilasi dengan 2 Seminar & Audio menonjolkan Buatan: kipas penggunaan Visual benda koleksi angin & AC tirai pada dipergunakan central jendela dan pencahayaan tanaman khusus pada dalam pot vitrin yang

dipergunakan lampu TL dan

spot light 20W warna kuning Alami : Alami: jendela Penggunaan jendela Buatan dan ventilasi tirai pada 3 Ruang Administrasi : lampu TL Buatan: kipas jendela & 30W angin & AC partisi central

Tabel 3.18 Sistem Interior Pada Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

12. Tata Penyajian Museum

Tata penyajian museum Jamu Nyonya Meneer menggunakan

gabungan sistem penyajian konseptual, estetis dan evokatif. Untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id81

memudahkan pengunjung dalam memahami serta membayangkan suatu

suasana kehidupan yang berbeda yang berhubungan dengan obyek yang

dipamerkan, museum Jamu Nyonya Meneer dalam penyajiannya lebih

didominasi sistem penyajian evokatif.

Gambar 3.31 Interior Ruang Pamer Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer Semarang, April, 2015)

13. Sistem Display Museum

a. Furniture

Furniture ada yang disajikan secara terbuka dan tertutup, disajikan

baik secara kelompok maupun secara sendiri–sendiri. Furniture yang

digunakan pada jamu Nyonya Meneer berupa vitrin dinding, vitrin

lantai dengan ukuran bervariasi, diantaranya dalam ukuran 40 x 40 x

100cm, 100 x 200 x 100cm, 200 x 240 x 75cm dan sebagian ada yang

kecil dan besar disesuaikan dengan obyek koleksi. Selain itu juga

dipergunakan panel dengan ukuran 240 x 240 cm.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id82

Gambar 3.32 Sistem Display Vitrin Khusus Di Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer, April, 2015)

b. Jarak pandang

Koleksi Nyonya Meneer yang dipamerkan mempunyai jarak

pandang cukup nyaman bagi pengunjung untuk menikmati benda–

benda koleksi dan telah sesuai dengan standart yaitu 40 ke bawah dan

30 derajat ke atas dari titik mata.

c. Keamanan

Sistem keamanan mempergunakan vitrin yang terkunci untuk

benda–benda koleksi pribadi Nyonya Meneer. Untuk keawetan materi

koleksi didalam vitrin ditempatkan silica gel yang berfungsi

mengurangi kelembaban di dalam vitrin. Selain itu tidak ada sistem

keamanan yang khusus, tidak ada pagar pembatas dan sistem alarm,

tapi untuk bahaya kebakaran digunakan tabung pemadam kebakaran.

Untuk mengontrol sewaktu–waktu temperatur dan kelembaban maka

dipasang thermohidrat dalam setiap ruangan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id83

14. Zoning dan Grouping

Gambar 3.33 Sistem Zoning & Grouping Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer, April, 2015)

15. Furniture

Furniture Jamu Nyonya Meneer adalah :

No Ruang Keterangan Gambar Pada lobby terdapat : 1. Meja informasi yang bahannya dari kayu dengan bentuk memanjang, besar dan kokoh. Warna fin cat duco hitam.

Uk.300cm x 60 cm 2. Meja untuk tamu menggunakan bahan lempengan marmer yang 1. Lobby didesain menjadi bentuk meja. Uk. 100cmx100cm

dengan warna tekstur putih dan hitam. 3. Kursi tamu menggunakan kursi

bentuk double sofa dengan upholstery warna abu abu. Uk. 200cm x 60cm

Pada ruang pamer lebih Ruang Pamer diletakkan pada penataan 2. Museum sistem displaynya seperti museum padacommit umumnya. to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id84

Furniture hanya sebagai elemen estetis.

1. Credenza kecil sebagai kotak penyimpanan. Bahan kayu, fin melamic clear. Wrn coklat dengan

disepuh warna emas dan berukiran 2. Meja tempat bahan baku jamu. Bahan kayu, fin

melamic clear wrn coklat alami, uk 100cmx100cm. Dengan hiasan ukiran – ukiran. 3. Di area awal masuk terdapat lemari built in yang dipadu dengan display panel. Bahan kayu, fin melamic clear, wrn coklat alami uk.150cm x 50cm

Tabel 3.19 Daftar Furniture di Jamu Nyonya Meneer (Sumber : Hasil Survey Di Jamu Nyonya Meneer, April, 2015)

16. Tema

Tema yang ingin ditampilkan oleh museum Jamu Nyonya Meneer

ini adalah “Koleksi Pribadi Nyonya Meneer”. Suasana yang ingin

ditunjukkan oleh interior museum jamu Nyonya Meneer adalah tradisional

jawa dengan ukiran–ukiran jawa, pengambilan furniture banyak

mengambil bahan kayu dan warna coklat emas. Serta terdapat soko guru

dan atap tumpang sari di tengah ruang pamer.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id85

E. Jamu Jago Semarang

Gambar 3.34 Museum dan Pabrik Jamu Jago (Sumber: Dokumen Pribadi)

1. Lokasi

Lokasi Jamu Jago ini berlokasi di Jl. Setyabudi 273 Srondol,

Semarang selatan. Museum Jamu Jago buka setiap hari Senin-Jumat

dari pukul 08.00-16.00 WIB.

Gambar 3.35 Lokasi Jamu Jago

(Sumber : Google Map, Juni, 2015)

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id86

2. Sejarah Singkat

Pada tanggal 1 Juni 1918 di Wonogiri didirikan sebuah usaha

rumah tangga Jamu Jago, oleh bapak TK Suprana. Usaha jamu ini

berkembang dan didirikanlah sebuah pabrik. Pada generasi 1 s/d tahun

1936 Jamu Jago mempelopori pembuatan jamu dalam bentuk serbuk.

Pada awalnya, Usaha ini terbagi menjadi dua jamu untuk pria

bergambar jago sedangkan jamu untuk wanita bergambar babon. Tapi

kemudian untuk mudahnya diganti nama menjadi Jamu Jago. Pada

generasi ke II, tahun 1949 diadakan pengembangan pasar dengan

pindah pabrik ke Semarang. Sarana produksi diganti mesin dan pada

tahun 1960 didirikan PT DEGEPHARM.

Pada generasi ke III diadakan pengembangan pasar ke

mancanegara dalam bentuk pengembangan bentuk produk, sehingga

Jamu Jago mendapatkan penghargaan tingkat dunia yaitu International

Award, International Thropy For Quality dan Mande Selection.

Kemudian pada tanggal 27 Januari 1990 oleh Jaya Suprana didirikan

sebuah museum jamu yang tempatnya menjadi satu dengan Museum

Rekor Indonesia (MURI).

3. Status Kelembagaan

Museum Jamu Jago ini merupakan milik swasta namun

bekerjasama dengan pemerintah dalam penanganan museum rekornya.

Tapi dalam penanganan museum jamunya merupakan milik pribadi

keluarga Suprana, pemilik jamu jago.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id87

4. Bangunan Museum

Arsitektur bangunan museum Jamu Jago menggunakan bentuk

arsitektur modern pada desain fisik bangunannya. Letak Museum

Jamu Jago ini menjadi satu bagian dengan museum rekor MURI.

Museum Jamu Jago dengan museum MURI hanya dibatasi dengan

ruang seminar/audiovisual.

5. Tugas Pokok Dan Fungsi

Fungsi museum Jamu Jago ini adalah menarik perhatian

masyarakat sebagai Museum Rekor Indonesia (MURI) yang sekaligus

memaparkan sejarah perkembangan Jamu Jago sejak awal berdiri.

Selain itu museum Jamu Jago ini digunakan sebagai pusat informasi

tentang jamu–jamuan bagi pengunjung.

6. Struktur Organisasi

Presiden Direktur

Produksi General Marketing Internal Pembelian SDM & affair audit PR

Diagram 3.4 Struktur Organisasi Jamu Jago Semarang (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id88

7. Aktivitas dan Fasilitas

Kegiatan keseluruhan pada Jamu Jago adalah sebagai berikut :

Hari : Senin s/d Jumat

Jam : 09.00 16.00 WIB –

a. Pengunjung

SIFAT AKTIVITAS FASILITAS RUANG Datang / Masuk Main Entrance (Lobby) Publik Melihat / Membeli Jamu R. Pamer Tetap & R. Penjualan Publik Mengikuti Seminar R. Seminar & Audio Visual Publik Ibadah Musholla Publik Ke Kamar Mandi KM/WC Publik Mengikuti Diklat R. Seminar Publik Pulang Main Entrace Publik

Tabel 3.20 Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung di Jamu Jago (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

b. Pengelola

SIFAT AKTIVITAS FASILITAS RUANG Datang/Masuk Side Entrance Semi publik Menjaga Stan Pamer R. Pamer Publik Mengelola Administrasi R. Administrasi Semi publik

Istirahat Cafetaria Publik Ibadah Mushola Private

Ke Kamar Mandi KM/WC Private Pulang Side Entrance Semi publik

Tabel 3.21 Aktivitas dan Fasilitas Pengelola Jamu Jago

(Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

8. Sirkulasi

System sirkulasi yang digunakan pada ruang pamer museum Jamu

Jago adalah sirkulasi satu arah (Linear) dengan pintu masuk dan pintu

keluar jadi satu. Antara ruang yang satu dengan yang lain dibatasi

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id89

dengan partisi dan jendela dengan pemandangan keluar untuk

mengatasi kebosanan pengunjung.

9. Tata Kondisi Ruang

a. Lobby

Lobby yang ditampilkan di museum jamu bernuansa

modern. Terdapat satu meja informasi untuk memudahkan

pengunjung apabila membutuhkan informasi serta seperangkat

meja dan kursi tunggu.

Gambar 3.36 Lobby Jamu Jago (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

b. Ruang pamer

Ruang pamer yang terdapat pada museum Jamu Jago

terletak di lantai 2 dan merupakan ruang pamer tetap. Karena

museum ini kecil maka kebutuhan ruangannya pun cukup terbatas.

Di sebelah ruang pamer langsung terdapat ruang seminar dan ruang

audiovisual, kedua ruangan ini hanya dibatasi dengan partisi dari

kayu setinggi kurang lebih 100 cm. Sedangkan di sebelahnya

terdapat Museum MURI. Untuk sistem displaynya lebih kepada

unsur kayu dengancommit sistem displayto user vitrin. Museum ini menampilkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id90

berbagai macam simplisia (bahan baku jamu yang telah

dikeringkan), diorama produksi jamu, dan model–model promosi

jamu dalam bentuk foto. Untuk dokumentasi foto dengan

menggunakan sistem display panel. Untuk menghadirkan suasana

tradisional disudut ruangan terdapat seperangkat alat musik

gamelan. Di ruang ini pula disediakan pelayanan penjualan jamu

yang dapat diminum ditempat.

Gambar 3.37 Ruang Pamer Simplisia, MURI, Seminar & Audiovisual (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

Gambar 3.38 Tempat Penjualan dan Pembuatan Jamu

(Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

10. Koleksi Museum

Secara garis besar koleksi yang ingin ditampilkan oleh museum

Jamu Jago adalah berbagai macam simplisia (bahan baku jamu yang

telah dikeringkan) seperticommit jahe, to user kunir, kunyit, lengkuas, dan lainnya perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id91

serta diorama produksi Jamu Jago secara modern dalam bentuk maket

yang disajikan dalam vitrin kaca dan model–model promosi jamu

dalam bentuk foto, serta peralatan produksi jamu secara tradisional

seperti gandhik, alu, pipisan, lumpang, dan lainnya.

Gambar 3.39 Materi Koleksi Di Jamu Jago (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

Selain mengenai bahan baku jamu juga terdapat berbagai macam

koleksi pribadi Museum Jamu Jago yaitu produk–produk jadi yang

telah dihasilkan oleh jamu jago dari awal berdiri sampai sekarang,

foto–foto mengenai perjalanan sejarah perkembangan jamu jago,

piagam yang pernah didapat oleh Museum Jamu Jago serta berbagai

macam kenang–kenangan dari berbagai pihak yang telah mengunjungi

museum jamu jago.

11. Komponen Pembentuk Ruang

Bangunan ini tidak menggunakan material dengan persyaratan

tertentu berdasarkan fungsi ruang, mengingat museum jamu ini satu

tempat dengan Museum Rekor Indonesia. Komponen pembentuk

ruang seperti lantai, dinding dan ceiling terlihat dalam tabel sebagai

berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id92

KOMPONEN PEMBENTUK RUANG RUANG LANTAI DINDING CEILING

L. keramik Gypsum Board Warna putih Fin. cat warna putih Fin warna putih, Lobby Uk. 30x30 List profil gypsum Lt. Non slip surface board

Fin cat warna putih R. Pamer, R Gypsum Board L. keramik Sebagai partisi Seminar & R. Fin. warna putih, Warna putih ruang digunakan Audio List profil gypsum Uk. 30x30 cm bahan kayu dengan Visual Dan Area board Lt. Non slip surface fin melamic clear Penjualan warna natural malt

Tabel 3.22 Komponen Pembentuk Ruang Di Jamu Jago (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

12. Sistem Interior

SISTEM INTERIOR NO RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKUSTIK Alami : jendela Alami : jendela dan ventilasi Tanaman hias 1 Lobby Buatan : lampu Tl Buatan : kipas dan jendela 40 w, warna putih angin dan AC kaca Central Alami : jendela Buatan : lampu TL 40 w dengan Sistem sistem untuk penyerapan menampilkan bunyi tidak materi koleksi terlalu R. Pamer digunakan cahaya dirancang R. Seminar dengan lampu spot Alami : jendela secara R Audio light 20 w. Tapi Buatan : kipas 2 mendetail Visual dalam ruangan Angin dan AC yaitu dengan Area pamer ini Central jendela kaca Penjualan pencahayaan pada dan siang hari lebih penggunaan banyak sistem display mengandalkan bentuk panel. cahaya matahari melalui jendela kaca.

Tabel 3.23 Sistem Interior Jamu Jago Semarang (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id93

13. Tata Penyajian Museum

Sistem tata penyajian Museum Jamu Jago menggunakan gabungan

sistem penyajian konseptual, estetis dan evokatif. Dalam tata penyajian

lebih didominasi sistem penyajian konseptual dan estetis.

14. Sistem Display Museum

a. Furniture

Furniture yang digunakan pada museum Jamu Jago berupa

vitrin dinding, vitrin lantai, dengan ukuran bervariasi, ada yang

besar dan kecil, sesuai dengan besar kecilnya benda koleksi. Selain

itu digunakan pula panel–panel untuk tempat keterangan dan foto–

foto. Perabot yang panjang terbuat dari triplek dan kayu yang

difinishing cat warna coklat tua.

Gambar 3.40 Panel Sebagai Tempat Keterangan dan Tempat Foto (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id94

b. Sistem Keamanan

Sistem keamanan menggunakan vitrin yang terkunci terbuat

dari bahan kaca. Untuk keawetan materi koleksi, di dalam vitrin

diberi silica gel yang berfungsi mengurangi kelembaban di dalam

vitrin. Selain itu pada ruangan dipakai sistem pengamanan terhadap

bahaya kebakaran dengan tabung pemadam kebakaran.

c. Jarak Pandang

Koleksi pada museum Jamu Jago diletakkan dengan jarak

pandang sesuai dengan standart. Misalnya untuk ketinggian benda

pada vitrin tidak melebihi 30 derajat sudut pandang mata ke atas.

15. Zoning dan Grouping

Gambar 3.41 Zoning dan Grouping Jamu Jago Semarang (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id95

16. Furniture

No Ruang Ketrangan Gambar

Pada lobby terdapat : 1. Meja informasi yang bahannya dari kayu

fin cat duco warna hitam. 1 Lobby Uk.200cmx100cmx6 0cm 2. Kursi untuk tamu menggunakan bahan stainless steel Uk 50cm x 50cm

Pada ruang pamer lebih Ruang Pamer ditekankan pada penataan Museum sistem displaynya, seperti museum pada umumnya.

2

1. Kursi untuk seminar. Bahan dari stainless

steel. Uk. 50cm x 50cm 2. Meja panjang sebagai Ruang tempat untuk

Seminar dan pembicaraan saat Audiovisual seminar atau sebagai tempat pemutar slide. Bahan kayu fin

melamic clear, wrn natural malt. Uk. 200cm x 60cm.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id96

1. Kursi sofa warna hitam Uk 240cmx

60cmx90cm 2. Meja layanan, bahan kayu fin cat duco Area warna hitam dan Penjualan bamboo fin melamik Uk 200cmx50cmx70cm.

Tabel 3.24 Daftar Furniture Jamu Jago (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

17. Tema

Tema yang ditampilkan oleh museum Jamu Jago adalah “Sejarah

Perkembangan Jamu Jago” dengan gaya modern serta sedikit sentuhan

tradisional yaitu dengan peletakan seperangkat alat musik gamelan di

sudut ruangan.

Gambar 3.42 Set Gamelan (Sumber : Hasil Survey di Jamu Jago Semarang, April, 2015)

commit to user