Quick viewing(Text Mode)

I KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA

I KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA

KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM PADA MASA

PEMERINTAHAN PERIODE PERTAMA

2005-2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.)

OLEH:

M. Andi Gilang R

NIM: 106022000895

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M/1432 H

i

ii

iii

iv

ABSTRAK

M. Andi Gilang R Kebijakan Politik Republik Islam Iran Pada Masa Pemerintahan Mahmoud Ahmadinejad Periode Pertama 2005-2009 Pada awal masa jabatannya sebagai presiden Iran, Ahmadinejad menyatakan ingin menciptakan Iran sebagai model pemerintahan yang maju, Islami, dan modern. Untuk tercapainya pemerintahan yang seperti itu maka diambilah berbagai kebijakan oleh pemerintah Iran, baik dalam dan luar negeri seperti, di dalam negeri; tekhnologi nuklir damai Iran, tabungan untuk rakyat, penghematan anggaran belanja negara, pemberantasan diskriminasi administratif dan korupsi, dll, sedangkan kebijakan luar negerinya seperti, penyangkalan holocaust, memperbaiki hubungan yang bermasalah dengan negara-negara sekawasan, dll. Berbagai kebijakan ini khususnya kebijakan nuklir damainya, membuat negara- negara Barat kesal, geram, dan marah bahkan mereka (negara barat) menyebut Iran sebagai setan besar dan salah satu negara poros setan yang harus disingkirkan. Namun pemerintah Iran yang dimotori oleh Ahmadinejad tidak gentar dengan ancaman-ancaman negara barat. Pemerintah Iran justru bertambah semangat dan akan terus melanjutkan kebijakan-kebijakan negaranya. Untuk menghadapi tekanan-tekanan yang dilakukan negara-negara barat, Iran menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa negara maju seperti Rusia dan Cina. Iran juga menjalin persahabatan yang cukup erat dengan negara-negara dunia ketiga seperti, Venezuela, Indonesia, Brazil, Nikaragua, Korea Utara dengan meningkatkan intensitas perdagangan diantara negara-negara sekutu. Iran juga berkomitmen memperbaiki hubungan dengan negara-negara kawasan timur tengah. Hal ini dimaksudkan agar Iran mendapat dukungan tandingan dari negara- negara yang berkerjasama dengan Iran dalam mendukung program-program negaranya. Sejalan dengan kebijakan luar negerinya yang penuh dengan semangat revolusinya. Kebijakan Iran di dalam negeri di bawah pemerintahan Ahmadinejad juga tidak jauh berbeda dengan kebijakan luar negerinya dalam arti kebijakan dalam negerinya juga berlandasan semangat revolusi dan penuh kontroversial. Ia memberikan pinjaman lunak kepada rakyat miskin, serta melakukan penghematan anggaran belanja. Hal ini dilakukan tidak lain untuk menjadikan Iran sebuah negara yang mandiri dan bersifat islami.

v

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Peta wilayah Iran

Lampiran 2 : Gambar Roket Safir

Lampiran 3 : Gambar Komplek Fasilitas Nuklir Iran di Busher

Lampiran 4 : Gambar Peta Lokasi-lokasi Reaktor Nuklir Iran

Lampiran 5 : Jalur Pipa Gas Alam Iran, Pakistan dan India

Lampiran 6 : Foto Khaled Meshal sedang bersama Ahmadinejad

Lampiran 7 : Foto Syekh Hassan Nasrullah bersama Ahmadinejad

Lampiran 8 : Neraca Perdagangan RI-Iran

Lampiran 9 : Foto Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ahmadinejad

Lampiran 10 : Foto Ahmadinejad Bersama Susilo Bambang Yudhoyono

Lampiran 11 : Foto Ahmadinejad bersama Hu Jintao

Lampiran 12 : Foto Ahmadinejad Bersama Hugo Chavez

Lampiran 13 : Foto Bersama Negara-negara Kaspia dalam Caspia Summit

Lampiran 14 : Salinan Isi Perjanjian NPT

Lampiran 15 : Foto Ujicoba Rudal Shahab-III

Lampiran 16 : Gambar Peta Misil-misil yang dimiliki Iran

vi

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah SWT semata yang telah memberikan rahmat dan inayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada muara ilham, lautan ilmu, yang tidak pernah larut yakni keharibaan baginda nabi Muhammad saw, serta keluarga, para sahabat-sahabatnya dan seluruh pengikutnya. Amin.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak semata-mata berhasil dengan tenaga dan upaya sendiri, namun banyak pihak yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini baik yang bersifat moril maupun materil, karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih atas kerjasama dan dorongannya. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada :

1. Dr. H. Abdul Wahid Hasyim M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah memberikan

persetujuan atas judul skripsi ini.

2. Drs. H. M. Ma’ruf Misbah MA, dan Shalikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Yang telah banyak membantu dalam memproses

berjalannya pembuatan skripsi ini.

3. Dr. H. Abd. Chair, MA selaku Dosen Pembimbing yang banyak sekali

membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang memberikan

sumbangsih ilmu dan pengalamannya.

vii

5. Kedua orangtuaku tercinta, Bpk. Syaiful Bachri dan khususnya untuk ibuku

tersayang Dwi Tarini dan keluarga di rumah yang telah memberikan perhatian

dan curahan kasih sayangnya yang luar biasa, serta doa yang tulus sehingga

penulis selalu dapat termotivasi dan dapat menyelesaikan penelitian ini.

6. Seluruh kawan-kawan di Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, M. Shobahur

Rizky (Uje) yang telah “memperkenalkan” saya dengan sosok Ahmadinejad.

Kepada Achmad Rizky Nugraha (Coki) dan Johan yang telah membantu saya

sebagai guide dalam mencari sumber skripsi dan kepada anak SPI khususnya

angkatan 2006, konsentrasi SPI kawasan Timur Tengah, Mamora Black,

Macheda, Kapuy, Irhamni ‘Aki2’, bang MD, Romi, dan lain-lainnya serta

kawan-kawan kawasan Asia Tenggara yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, terima kasih atas segala bantuan, semangat, kritik, dan saran yang

semuanya terangkum dalam sebuah kenangan indah.

Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis menyerahkan segalanya, semoga amal kebaikan yang telah mereka berikan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin ya Robbal ‘alamin.

Ciputat, 21 September 2011

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...... i

Lembar Pengesahan ...... ii

Lembar Pernyataan ...... iv

Abstrak ...... v

Daftar Lampiran ...... vi

Kata Pengantar ...... vii

Daftar Isi ...... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... 1

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ...... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 8

D. Kajian Pustaka ...... 9

E. Metode Penelitian ...... 11

F. Sistematika Penulisan ...... 14

BAB II NEGARA IRAN SELAYANG PANDANG DAN PROFIL

MAHMOUD AHMADINEJAD

A. Profile Negara Republik Islam Iran ...... 15

1. Sistem Pemerintahan Iran ...... 18

a. Pemimpin Agung ...... 20

b. Eksekutif ...... 20

c. Majelis Wali ...... 21

d. Majelis Kebijaksanaan ...... 21

ix x

e. Parlemen ...... 22

f. Kehakiman ...... 22

g. Majelis Ahli / Dewan Ahli ...... 22

h. Dewan Kota ...... 22

2. Revolusi Islam 1979 dan Perang Iran-Irak ...... 23

3. Iran Pada Masa Pasca Revolusi dan Pasca Perang Iran-Irak .. 26

B. Biografi Mahmoud Ahmadinejad ...... 29

1. Masa Kecil dan Pendidikan Mahmoud Ahmadinejad ...... 29

2. Karir Politik Mahmoud Ahmadinejad ...... 34

C. Iran masa Pemerintahan Ahmadinejad ...... 43

BAB III KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN MAHMOUD

AHMADINEJAD

A. Kebijakan program Nuklir Iran ...... 51

1. Sejarah Program Nuklir di Iran ...... 52

2. Program Nuklir Iran Di era Ahmadinejad ...... 55

3. Pandangan Mahmoud Ahmadinejad Terhadap Program Nuklir

...... 58

B. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim ...... 69

1. Hubungan Iran Dengan Palestina ...... 73

2. Hubungan Iran Dengan Libanon (Hizbullah) ...... 82

3. Hubungan Iran Dengan Indonesia ...... 85

C. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-negara Non-

Muslim ...... 90

1. Hubungan Iran Dengan China ...... 92

xi

2. Hubungan Iran Dengan Venezuela ...... 95

3. Hubungan Iran Dengan Rusia ...... 97

BAB IV DAMPAK KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN

MAHMOUD AHMADINEJAD

A. Dampak Kebijakan Program Nuklir Iran ...... 100

B. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim

...... 117

C. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-Negara

Non- muslim ...... 120

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ...... 125

B. SARAN ...... 129

DAFTAR PUSTAKA ...... 131

LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern saat ini, sebagian besar negara Islam sedang berada dalam dominasi negara Barat, berbagai peristiwa yang bisa dibilang sangat memilukan bagi dunia Islam, sebut saja konflik Arab-Israel—yang sampai saat ini belum juga menemukan titik terang, perang Afghanistan, perang Irak, dll. Setelah invasi AS dan sekutunya ke Afghanistan dan runtuhnya Irak dibawah rezim Saddam Hussein pada tahun 2003, sebagian besar masyarakat Muslim menganggap bahwa Islam sudah ditaklukan oleh kekuatan imperial negara Barat dan bahwa negara Muslim sudah tidak memiliki lagi kekuatan untuk melawan. Bahkan sebagian besar masyarakat Muslim saat itu sedang dalam keadaan goyah dan putus asa karena hampir tidak ada lagi negara Muslim yang berdiri di garis depan menentang kekuatan imperialisme negara-negara Barat, kalaupun ada negara itu kurang memberikan efek yang kuat terhadap dunia Muslim.

Akibat dari hal tersebut, dunia Islam saat ini sedang berada dalam cengkraman dominasi Barat, hampir semua sumber daya yang dimiliki negara- negara Islam dikuasai, ini menimbulkan eksploitasi secara berlebihan yang dilakukan oleh AS dan sekutunya (baca; Barat) dan juga ketidakadilan yang dialami oleh dunia Islam, ironisnya hanya beberapa saja pemimpin dunia Islam yang berani bersuara menentang, Muamar Khadafi presiden Libya, Mahatir

Mohammad mantan PM Malaysia, Saddam Husein mantan presiden Irak adalah

1 2

beberapa contoh pemimpin tersebut. Namun ditengah serbuan dominasi Barat merekapun sedikit demi sedikit kehilangan tajinya, dan lebih parah lagi ada yang digulingkan secara ilegal seperti Saddam, saat ini Khadafi juga sedang mengalami nasib yang sama dengan Saddam.

Namun ditengah keterpurukan mental dan krisis kepercayaan diri yang melanda dunia Islam, hadirlah sebuah sosok, yang ia dengan bangga menyebut dirinya sebagai ‘pelayan rakyat’, yang mampu menaikan kembali kondisi mental dan daya juang umat Islam, sebuah sosok dengan menjadikan Islam sebagai model kepemimpinannya dialah Mahmoud Ahmadinejad. Mahmoud

Ahmadinejad adalah seorang presiden di sebuah negara teokratik dengan Islam sebagai agama mayoritas dan Syiah sebagai mazhab resminya, negara yang dijuluki negeri para Mullah1, negeri itu adalah Iran.

Dalam pandangannya, Ahmadinejad menganggap umat Islam harus mengakhiri dominasi dan hegemoni Barat. Ia beranggapan bahwa sudah saatnya

Islam untuk bangkit dari keterpurukan dan mengejar berbagai ketertinggalannya, tentunya dalam berbagai bidang, dan Ahmadinejad ingin menjadikan Iran sebagai kepala gerbong lokomotif kebangkitan Islam. Ini tentunya bukanlah hal yang mudah namun Ahmadinejad mencoba membuktikannya melalui berbagai kebijakan, pandangan serta statemennya ketika ia menjabat sebagai presiden Iran.

Ahmadinejad mengawali masa kepresidenannya sesuai dengan apa yang diinginkannya: dengan perpaduan populisme dan nasionalisme religius. Setelah

1. Mullah adalah sebutan untuk para ulama di Iran. 3

terpilih sebagai presiden Iran yang keenam, pada statement publik pertamanya, di acara Radio Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan ingin menciptakan Iran sebagai model pemerintahan yang maju, modern dan islami.

Model pemerintahan seperti ini menurutnya tidak bisa tidak harus berpijak pada management kerja yang kuat, professional, bebas korupsi, dan favoritisme politik.

Sejak itulah setumpuk masalah negara Iran yang harus dia selesaikan.2

Dalam pidato pengukuhannya sebagai presiden Iran di Husayniyyah Imam

Khomeini, Ahmadinejad kembali menekankan empat prioritas pemerintahannya: memenuhi rasa keadilan, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan rakyat kecil, melayani semua lapisan massa, dan meraih kemajuan material dan moral bagi negara dan bangsa. Berpijak pada budaya Islam yang murni dan memerhatikan semua kebutuhan rakyat bawah, pemerintahan baru akan menempatkan pelaksanaan keadilan di semua bidang, kesetaraan dalam memperoleh kesempatan, pemberantasan kemiskinan, dan pelenyapan diskriminasi administratif dan korupsi sebagai agenda utamanya3.

Sebagai bukti komitmennya terhadap keadilan sosial dan kesiapannya menggebrak elit berkuasa Iran, Ahmadinejad menyatakan bahwa dia akan menerapkan sejumlah kebijakan yang telah diambilnya sewaktu menjabat sebagai walikota Teheran untuk meredam dampak pengangguran massal dan

2. CNN, Sabtu, Juni 25, 2005 dlm; Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia (Jakarta: Mizan, 2006), h. 154. 3. Ibid. h. 156. 4

melambungnya harga barang dan jasa. Salah satunya adalah penetapan PPN baru kepada kelompok kaya4.

Kebijakan ekonomi, bagian pertama legislasi Ahmadinejad yang muncul dari pemerintahannya yang baru terbentuk adalah dana 12 triliun rial (sekitar 1,3 milliar dollar) yang disebut dana belas kasih Reza. Dengan membuka sumbatan hasil minyak yang sangat besar, pemerintahan Ahmadinejad mengklaim bahwa dana ini digunakan untuk membantu anak muda mendapatkan pekerjaan dan membantu menyelenggarakan pernikahan mereka dan juga membantu dalam membeli rumah mereka. Berkenaan dengan maraknya bank swasta di Iran,

Ahmadinejad secara blak-blakan mengecam kebijakan swastanisasi bank yang dicanangkan bapak pembangunan Iran, Hasyemi Rafsanjani, dan dikukuhkan oleh pahlawan reformasi 1997 Muhammad Khatami. Menurutnya, sekarang ini bank- bank swasta itu sama sekali tidak punya peran positif atau konstruktif dalam perekonomian, sebaliknya malah memberikan peran destruktif. Pengauditan sejumlah kelembaga tinggi dan tertinggi negara, termasuk kantor pimpinan tertinggi Iran yang selama ini dianggap tabu untuk dibicarakan apalagi diaudit5.

Untuk meningkatkan ekonomi negaranya Ahmadinejad berupaya memajukan sektor industri serta bidang sains dan teknologi. Dia menganggap penggabungan kedua bidang ini akan memacu pertumbuhan negara Iran baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek serta akan menjadikan Iran sebagai negara maju dan ini tentunya akan berdampak pada naiknya posisi politik Iran di kancah internasional. Salah satu kebijakan ini adalah program nuklir damai.

4. Ibid. h. 159. 5. Ibid. h. 163-164. 5

Program nuklir, pada 11 januari 2006, Ahmadinejad mengumumkan bahwa Iran akan segera mengembangkan teknologi nuklir damai. Dia juga menekankan bahwa pembuatan bom atom nuklir bukanlah kebijakan pemerintahannya, dia juga menambahkan sebuah bangsa yang mempunyai budaya, logika, dan peradaban tidak butuh senjata nuklir. Negara-negara yang mencari senjata nuklir adalah yang ingin memecahkan semua masalah dengan menggunakan kekuatan dan memiliki keterbelakangan pemikiran6.

Pada perkembangannya, program nuklir Iran mengalami kemajuan yang amat pesat, terbukti dengan kemampuan reaktor Iran mampu pengayaan uranium sehingga mereka mampu menyempurnakan fuel cycle nuklir secara laboratoris sampai mampu menghasilkan listrik dan juga hasil pengayaan ini bisa digunakan untuk berbagai macam riset baik itu dibidang kedokteran dan juga pertanian, disamping itu juga hal ini memperkuat posisi Iran dikawasan sebagai sebuah negara yang maju. Namun untuk satu atau berbagai alasan kemajuan ini sepertinya tidak disukai oleh banyak pihak, seperti, Amerika, Inggris, Prancis,

Jerman, Israel, dan beberapa negara lainnya. Namun tidak sedikit juga negara yang mendukung kebijakan nuklir Iran ini, seperti, Rusia, Cina, Venezuela, Kuba,

Korea Utara, 114 negara non-blok, dan beberapa negara lainnya7.

Untuk menghadapi tekanan-tekanan yang dilakukan negara-negara Barat,

Iran menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa negara maju seperti Rusia dan Cina. Iran juga menjalin persahabatan yang cukup erat dengan negara-negara

6. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat! Republik Islam Iran Mematahkan Arogansi Amerika & Israel— cet I—(Jakarta; Zahrah, 2008), h. 42. 7. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren Sang Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis—cet II—(Jakarta; Pustaka Iman, February, 2008), h. 143. 6

dunia ketiga seperti, Venezuela, Indonesia, Brazil, Nikaragua, Korea Utara dengan meningkatkan intensitas perdagangan diantara negara-negara sekutu. Iran juga berkomitmen memperbaiki dan meningkatkan hubungan dengan negara- negara kawasan Timur Tengah seprti Arab Saudi, Kuwait, Libanon, Suriah,

Palestina, dll8. Hal ini dimaksudkan agar Iran mendapat dukungan tandingan dari negara-negara yang berkerjasama dengan Iran dalam mendukung program- program negaranya

Ahmadinejad juga adalah seorang revolusioner dalam pengertian ini menyangkut saat dia menyatakan bahwa rezim penjajah Yerusslem ini (Zionis) akan lenyap dari halaman sejarah. Menurut Ahmadinejad, satu-satunya solusi adalah kembali ke peta dunia sebelum tahun 1948, sebelum negara baru dengan penduduk baru yang bernama Israel itu muncul. Seandainya imigrasi kaum

Yahudi ke tanah Palestina ini karena alasan Holocaust9 yang terjadi di Eropa, maka sebaiknya bangsa Eropa bertanggung jawab dan berbelas kasih memberikan sebagian tanah mereka untuk kaum Yahudi di Jerman, Austria, atau belahan negara lain di benua Eropa10.

Pada Desember 2005, Ahmadinejad menyerang undang-undang yang diberlakukan oleh negara-negara Eropa yang melarang siapapun menolak kejadian

Holocaust. Katanya kendatipun dia tidak tahu apakah Holocaust itu dan sampai sejauh mana rincian kejadiannya, atau apakah ia benar-benar terjadi atau tidak.

8. Ibid. h. 85-116. 9. Holocaust adalah sebuah peristiwa pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi Jerman yang dipimpin oleh Hitler ketika Perang Dunia II terjadi 1939-1945. 10. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine: Perjuangan Nalar dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina— cet I—(Jakarta; Pustaka Iman, Juni, 2008), h. 23-24. 7

Negara-negara Eropa haruslah mengganti kesalahan mereka kepada kaum Yahudi dengan memberikan tanah mereka untuk mendirikan negara Yahudi di Eropa

(Jerman, Austria, atau Negara-negara lain), Amerika Serikat, Kanada, atau Alaska ketimbang bangsa Palestina yang tidak berdosa harus menanggung kejahatan ini11.

Melalui berbagai macam kebijakan dan statmennya inilah, ia membangkitkan kembali semangat juang umat Islam, dan menaikan posisi dunia Islam umumnya dan Iran khususnya.

Dari latar belakang tersebut penulis berupaya untuk memberikan informasi bahwa, kebijakan pemerintah Iran di masa Mahmoud Ahmadinejad adalah suatu upaya untuk menaikan posisi Iran khususnya dan Islam umumnya dalam percaturan politik global.

Oleh karenanya penulis memutuskan untuk memilih peristiwa ini sebagai objek kajian dengan judul, “KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM

IRAN PADA MASA PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMADINEJAD

PERIODE PERTAMA 2005-2009”

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar dan meluas perlu diadakannya pembatasan masalah. Maka selanjutnya penulis membatasi masalah pada skripsi ini hanya fokus pada kebijakan politik yang dilakukan Ahmadinejad

11. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia, h. 172. 8

selama menjabat sebagai presiden Iran periode 2005-2009 dan juga dampak dari kebijakan yang diambilnya tersebut.

Adapun perumusan masalah penelitian ini dapat dibaca dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut;

1. Kebijakan politik apa yang diambil pemerintah Iran saat Ahmadinejad

menjabat sebagai presiden?

2. Mengapa Ahmadinejad mengambil kebijakan tersebut?

3. Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan diatas akan penulis jawab dalam uraian-uraian dan analisis yang didasarkan pada sumber-sumber yang penulis gunakan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian skripsi ini bertujuan Pertama, mengetahui kebijakan politik apa saja yang diambil Ahmadinejad, Kedua, mengetahui alasan mengapa dia mengambil kebijakan tersebut, Ketiga, dampak apa saja yang ditimbulkan dari kebijakan yang diambilnya.

Adapun Dalam penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut;

1. Memberikan wawasan yang luas tentang negara Iran pada masa

Ahmadinejad 9

2. Memberikan manfaat bagi penulis dan para pencinta studi penelitian

sejarah dalam rangka pengembangan sejarah Islam umumnya dan

khususnya di Iran.

3. Menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan

4. Sebagai bahan perbandingan bagi penulis selanjutnya.

D. Kajian Pustaka

Buku yang saya jadikan sumber primer dan juga digunakan untuk menguatkan dan menginspirasi dalam penulisan skripsi yang berjudul

“KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA

PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMADINEJAD PERIODE PERTAMA

2005-2009” adalah Ahmadinejad Menggugat! Republik Islam Iran Mematahkan

Arogansi Amerika & Israel di terjemahkan dari; Haviyar-e Iran dar New York &

Goftar dar Ravesh Iranian. Buku ini ditulis oleh DR. Mahmoud Ahmadinejad.

Buku ini berisikan pandangan-pandangannya terhadap situasi Iran dan global pada saat ini, baik itu pandangan Ahmadinejad menyangkut program nuklirnya, masalah Palestina, masalah perang Irak dan Afghanistan dll. Buku ini juga memuat dan memaparkan beberapa hasil wawancara dia dengan beberapa wartawan media baik itu cetak maupun elektronik. Juga memuat pidato

Ahmadinejad dalam beberapa forum. Serta beberapa surat warga Amerika Serikat untuknya. Namun begitu, buku ini ditulis dalam sudut pandang dirinya sendiri atau bisa dikatakan ‘istana sentris‘ sehingga keobjektifannya perlu pembuktian lebih lanjut. Maka dari itu selain buku tersebut penulis juga memiliki empat buah buku sebagai sumber primer lainnya, sebagai bahan perbandingan, yang 10

digunakan dalam penulisan yaitu buku, Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of

Tehren Sang Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis diterjemahkan dari:

Ahmadinejad Rajulun fii Qalbi’ aashifah. Buku ini ditulis oleh Adel El-Gogary.

Buku ini memuat beberapa kebijakan yang dilakukan Ahmadinejad sebagai presiden Iran dan juga buku ini memuat beberapa perkembangan negara Iran saat dia menjadi presiden, baik itu politik maupun ekonomi, serta kondisi perpolitikan global pada saat Ahmadinejad menjabat sebagai presiden Iran. Kemudian buku yang menjadi sumber adalah Ahmadinejad Kisah Rahasia Sang Pemimpin

Radikal Iran—diterjemahkan dari Ahmadinejad, The Secret History of Iran’s radikal Leader. Buku ini ditulis oleh seorang wartawan di Iran yaitu Kasra Naji.

Dalam buku ini Kasra Naji menjelaskan seluk-beluk kehidupan Ahmadinejad, selain itu buku ini memuat juga berbagai kebijakan yang diambil Ahmadinejad serta juga memuat berbagai kritikan dan dampak negatif dari kebijakan

Ahmadinejad, bahkan buku ini bisa dikatakan sebagai ‘penyeimbang’ artinya buku ini mengandung hal-hal yang berlawanan dengan buku-buku sebelumnya.

Buku lainnya lagi berjudul, Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath

Dunia. Buku ini ditulis oleh Muhsin Labib, dkk. Buku ini berisikan autobiografi

Ahmadinejad, dalam buku ini diuraikan perjalanan kehidupan seorang Mahmoud

Ahmadinejad. Supermasi Iran; Poros Setan atau Superpower Baru?. Buku yang ditulis oleh Ali M. Ansari ini berisikan analisisnya yang mendalam mengenai hubungan Barat khususnya Amerika dengan Iran, buku ini menyuguhkan konteks historis sepak terjang negara-negara Barat di Iran. Selain buku yang dijadikan sebagai sumber primer, penulis juga menggunakan media cetak dan elektronik berupa koran, situ-situs internet, ataupun video-video yang memuat berita atau 11

informasi yang besangkutan dengan judul skripsi ini sebagai sumber primer.

Sedangkan sumber sekunder dalam penulisan tugas ini adalah Mirza Maulana Ar-

Rusydi Mahmoud Amadinejad ; Singa Persia VS Amerika Serikat, Indriana

Kartini Indonesia and Iran’s Nuclear Issue, Smith Alhadar Iran Tanah

Peradaban; Iran the Cradle of Civilization, Dina Y. Sulaeman Ahmadinejad On

Palestine: Perjuangan Nalar dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina,

Muhammad Alcaff Perang Nuklir? Angkatan Bersenjata Terbesar di Dunia

Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel, Sayyid Maulana Khan

The Lion From Aradan, Samuel P. Huntington The Clash of Civilization and The

Remaking of World Order terj. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan

Politik Dunia, Riza Sihbudi Menyandra Timur Tengah; kebijakan AS dan Israel atas negara-negara Muslim.

E. Metode Penelitian

Laporan Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dan metode yang digunakan adalah metode historis. Metode historis merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau12. Poin-poin penting yang akan ditulis dipaparkan sesuai dengan bentuk, kejadian, suasana dan masanya. Adapun analisa pada faktor-faktor politik menjadi faktor pendukung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai penulisan sejarah oleh karena itu, upaya merekonstruksi masa lampau dari obyek yang diteliti itu di tempuh melalui metode sejarah dan menggunakan penelitian deskriptif analisis, yaitu

12. Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. terj: Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press.1983), h. 32. 12

mencoba memaparkan kebijakan politik Iran di era Ahmadinejad periode pertama.

Oleh sebab itu, dalam penelitian sejarah mencangkup seperti :

1. Heuruistik atau teknik mencari, mengumpulkan data atau sumber

(Dokumen),13. Maka dalam hal ini, penulis mengumpulan data-data

sebagai bahan penulisan dan melakukan penelitian kepustakaan (Library

Research) dengan merujuk kepada sumber-sumber yang berhubungan

dengan tema dalam skripsi ini, bisa seperti buku-buku, majalah, koran,

Buletin, video, dan sebagainya. Dalam hal ini, penulis mengunjungi

beberapa tempat seperti Kedubes Iran dan Iran Corner yang bertempat di

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah lantai dua, lalu penulis juga

mengunjungi Kompas untuk memperoleh sumber primer media cetak.

Sedangkan Perpustakaan yang penulis kunjungi, seperti Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora, dan mengunjungi beberapa toko buku yang ada di wilayah

Jakarta dan sekitarnya seperti perpustakaan Freedome Institut dan

Perpustakaan daerah Jakarta, penulis juga mengunjungi LIPI untuk

memperkaya perbendaharaan sumber penulis, selain itu penulis juga

menggunakan buku-buku dan berbagai media cetak koleksi pribadi yang

berhubungan dengan tema sebagai sumber, baik itu sumber primer ataupun

sekunder.

2. Tahap selanjutnya yaitu Verifikasi atau Kritik Sumber, di mana semua

sumber-sumber telah terkumpul baik berupa buku-buku, majalah, Koran,

13. Dudung Abdurahman. Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta; Ar Ruzz Media. 1999), h. 64. 13

video, dll. Maka penulis melakukan kritik dan uji terhadapnya untuk

mengindentivikasi keabsahannya tentang keaslian sumber (Otentiksitas)

yang dilakukan melalui kritik eksteren, dan keabsahan tentang kesahihan

sumber (Kredibilitas) yang di telusuri melalui kritik interen.

3. Interpretasi atau penafsiran sejarah yang juga disebut dengan analisis

sejarah, yaitu mencoba menguraikan sebab dan akibat kejadian tersebut.

Karena itu, data-data yang sudah terkumpul dilakukan metode kritik

sumber, biasannya masih berbeda-beda dalam isinya. Oleh sebab itu,

dalam teknik interpretasi ini, diharapkan peneliti mampu menemukan

berbagai faktor—faktor penyebab dan akibat terjadinya peristiwa tersebut,

dalam hal ini adalah kebijakan politik Iran diera Ahmadinejad periode

pertama.

4. Fase terakhir dalam metode sejarah adalah historiografi merupakan cara

penulisan, pemaparan atau laporan hasil penelitian sejarah yang telah di

lakukan14. Tahap ini adalah rangkaian dari keseluruhan dari teknik metode

pembahasan.

Adapun sumber pedoman yang digunakan dalam penulisan hasil penelitian ini adalah buku pedoman penulisan karya ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh CeQDA, dengan harapan bahwa penulisan ini tidak hanya baik dari segi isi, tetapi juga baik dari segi metode penulisan.15

14. Ibid. h. 76. 15. Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Jakarta; CeQDA, April 2007). 14

F. Sistematika Penulisan

Untuk menyajikan laporan dan penulisan penelitian, sekaligus memberikan gambaran yang jelas dan sistematis tentang materi yang terkandung dalam skripsi ini. Penulis menyusun sistematika penulisan ini kedalam 5 bab beserta bibliografi dengan urutan sebagai berikut.

BAB I ; berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II ; merupakan bab inti pertama yang membahas tentang Iran dan Mahmoud

Ahmadinejad. Jadi dalam bab ini akan dijelaskan tentang profile negara Iran dan biografi Ahmadinejad serta kondisi Iran pada masa Ahmadinejad.

BAB III ; merupakan bab inti kedua yang akan membahas kebijakan politik yang diambil Ahmadinejad.

BAB IV ; merupakan bab inti ketiga yang akan membahas dampak-dampak dari kebijakan politik Mahmoud Ahmadinejad.

BAB V ; mengandung dua sub-bab, yaitu kesimpulan yang merupakan pandangan penulis tentang hasil penelitian yang telah ditempuh. Kesimpulan merupakan hasil akhir yang dapat penulis berikan sebagai puncak dari kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Sub-bab yang kedua; saran-saran yang merupakan anjuran penulis kepada para akademisi yang memiliki perhatian terhadap penelitian sejarah dan peradaban Islam, terutama yang berkenaan dengan Iran. BAB II

NEGARA IRAN SELAYANG PANDANG DAN PROFIL MAHMOUD

AHMADINEJAD

A. Profile Negara Republik Islam Iran

(اﯾﺮان :Jumhuri_ye_Eslami_ye Iran; Iran (atau Persia) (bahasa Persia adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di dalam negeri negara ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun

1935 Iran masih dipanggil Persia di dunia Barat. Nama Iran adalah sebuah kognat perkataan "Arya" yang berarti "Negeri Bangsa Arya". Luas tanah total adalah

1.648.195 km persegi (633.491 mil persegi), 1.636.100 km persegi ( 628.878 mil persegi) daratan dan 12.095 km persegi (4.612 mil persegi) perairan.16

Iran merupakan negara yang secara geografis memiliki beberapa keistimewaan karena letaknya yang sangat strategis. Iran berbatasan dengan

Azerbaijan (500 km) dan Armenia (35 km) di barat laut dan Laut Kaspia di utara,

Turkmenistan (1000 km) di timur laut, Pakistan (909 km) dan Afganistan (936 km) di timur, Turki (500 km) dan Irak (1.458 km) di barat, dan perairan Teluk

Persia dan Teluk Oman di selatan. Iran dengan ibukotanya Teheran, memiliki sebuah bentuk pemerintahan yang berbentuk Republik Islam dengan pemimpin

16. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization (Jakarta; Kedutaan Besar Republik Islam Iran, 2009), h. 2.

15 16

tertingginya adalah Ayatullah dan presidennya Mahmoud

Ahmadinejad17.

Iran mempunyai 30 Provinsi: Ardabil, Azerbayjan-e Gharbi, Azerbayjan-e

Sharqi, Bushehr, Chahar Mahall va Bakhtiari, Esfahan, Fars, Gilan, Golestan,

Hamadan, Hormozgan, Ilam, Kerman, Kermanshahan, Khorasan Utara, Khorasan,

Khorasan Selatan, Khuzestan, Kohkiluyeh va Buyer Ahmadi, Kordestan,

Lorestan, Markazi, Mazandaran, Qom, Qarvin, Semnan, Sistan va Baluchestan,

Tehran, Yazd, Zanjan. Provinsi-provinsi tersebut dikepalai oleh Gurbenur Jendral.

Provinsi tersebut selanjutnya terbagi menjadi kabupaten, distrik dan pedesaan.18

Iran adalah sebuah negara yang memiliki banyak suku dan agama. Iran merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di Timur Tengah, yakni pada tahun 2007 jumlah penduduknya 70 juta jiwa. Terdiri dari beberapa Etnis;

Persia 51%, Azeri 24%, Gilaki dan Mazandarani 8%, Kurdi 7%, Arab 3%, Lur,

Turki, dan Balochi 2%, lain-lain 1%. Bahasa nasional yang digunakan adalah

Persia namun ada beberapa dialek berbeda yang biasa digunakan seperti Turki,

Kurdi, Luri, Balochi, dll. Mayoritas penduduk Iran adalah beragama Islam, di mana 89% Syiah dan 10% Sunni, 1% lagi adalah Zoroastrianisme, Yahudi dan

Kristen.19

Tingkat pertumbuhan penduduk di Iran menurun dibandingkan semenjak setengah abad yang lalu, yaitu sekitar 2.7% menjadi 1.4% dan diperkirakan akan

17. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS Amerika Serikat—Cet I—(Jogjakarta; GARASI, 2007), h. 18-20 dan Lih, lampiran no. 1. 18. Ibid. h. 27. 19. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 2-3. 17

menurun lagi di masa depan. Tingkat penduduk berpendidikan di Iran juga meningkat sejak 50 tahun yang lalu dari 30% menjadi 85% dan 97% berusia dibawah 40 tahun dengan jumlah Universitas dan Perguruan Tinggi (UPT) mencapai 1600 dan lebih dari 4 juta mahasiswa didalamnya, namun uniknya sekitar 60% dari jumlah mahasiswa tersebut adalah perempuan.20

Iran mempunyai sejarah yang panjang dalam ilmu pengetahuan, kesenian, musik, puisi, filsafat dan ideologi. Iran telah lama mempengaruhi kebudayaan- kebudayaan lain di Timur Tengah dan Asia Tengah bahkan Barat. Bahkan sebelum Islam datangpun bangsa Persia sudah mengenal ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dengan adanya kota Jundishapur sebagai pusat bagi kegiatan ilmu pengetahuan. Banyak hasil karya bangsa Persia yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab kemudian diterjemahkan lagi ke bahasa latin. Kebanyakan hasil tulisan dari bahasa Persia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab semasa ke khalifahan Islam21.

Pada zaman awal Islam di Persia atau Iran, orang-orang Iran (Persia) sudah nampak kejeniusannya contohnya seperti Salman Al-Farisi salah satu sahabat nabi yang cerdas. Walaupun di era Bani Umayyah kejeniusan bangsa Iran sempat ternafikan, untuk sekedar diketahui bahwa waktu itu bangsa Persia termasuk golongan kelas kedua, namun di era berikutnya yaitu di era Abbasyiah yang pada saat itu adalah zaman keemasan Islam. Hal ini dibenarkan dengan kebanyakan karya ilmiah bangsa Persia ditulis dalam bahasa Arab, Ini

20. Ibid. h. 26-28. 21. Ali Akbar Velayati. Ensiklopedia Islam & Iran; Dinamika Budaya dan Peradaban Islam yang Hidup (Jakarta; Mizan Publika, September 2010), h. 71. 18

dikarenakan waktu itu banyak ilmuan Persia yang menetap di Baghdad. Iran juga banyak menyumbang ilmu pengetahuan kepada peradaban dunia khususnya peradaban Islam dengan ditandai banyaknya kontribusi para filosof Iran seperti,

Al-Farabi, Al-Khawarizm, Al-Razi, Al-Biruni, dll. Selain ilmu pengetahuan sastrawan sekaligus para sufi Iran yang terkenal ialah Hafizh al-Shirazi, Rumi,

Ferdawsi, Saadi, dll. Mereka merupakan ahli sufi dan banyak menyumbang dalam puisi-puisi sufi22.

Hal ini mengindikasikan kepada kita bahwa sejak zaman dahulu kala bahkan sebelum Islam hadir, bangsa Iran telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi yang hal tersebut terus berlanjut sampai masa-masa seterusnya. Jadi, tidak heran jika bangsa Iran sangat mencintai ilmu pengetahuan karena hal tersebut sudah berurat dan berakar dalam kebudayaan bangsa Iran sendiri maka tidak heran jika saat ini Iran berusaha mengembangkan teknologi salah satunya adalah teknologi nuklir damai Iran.

1. Sistem Pemerintahan Iran

Imam Khomeini berkata, “Pemerintahan Islam adalah pemerintahan yang berdasarkan hukum-hukum Ilahi (Tuhan) atas manusia (makhluk)”.23 Jadi, dalam pandangan Imam Khomeini, pemerintahan Islam haruslah berdasarkan hukum

Tuhan yang sudah tertuang dalam Al-Quran dan As-Sunnah Nabi. Inilah yang membuat Republik Islam Iran memiliki sistem pemerintahan yang berbeda dengan

22. Ibid. h. 109-119 dan 339-343. 23. Imam Khumaini. Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan; Konsep Wilayah Faqih Sebagai Epistemologi Pemerintahan Islam (Jakarta; Shadra Press, 2010), h. 67-68. 19

negara-negara lain di dunia. Sistem politik di Iran berasaskan konstitusi yang dinamakan "Qanun-e Asasi" (Undang Undang Dasar). Dalam UUD tersebut dinyatakan bahwa Republik Islam Iran sebagai negara Syi’ah modern karena konstitusinya mengacu kepada konsep wilayah al-faqih Imam Khomeini. Pada bagian Mukaddimah UUD tersebut tertulis bahwa “rencana pemerintahan Islam yang berdasarkan wilayah al-faqih yang disarankan oleh Imam Khomeini” dan dinyatakan bahwa: “berdasarkan prinsip-prinsip wilayah al-amr dan kepemimpinan yang terus- menerus (Imamah), UUD harus mempersiapkan lahan bagi terwujudnya kepemimpinan bagi seorang faqih yang memenuhi persyaratan dan diakui sebagai pemimpin oleh rakyat”. Dari rumusan ini, dapat disimpulkan bahwa peran ulama yang memegang tampuk kekuasaan dididentifikasikan sebagai wilayah al-amr dan jabatan tertingginya sebagai “kepemimpinan”.24

Kepemimpinan tertinggi dalam negara ini dipegang oleh seorang Wali

Faqih atau ulama dengan kriteria yang sangat banyak: memiliki keilmuan yang dibutuhkan untuk memberi fatwa dalam urusan agama, memiliki integritas dan kesucian akhlak yang dibutuhkan untuk memimpin umat Islam, dan memiliki visi politik dan sosial, kebijaksanaan, keberanian, kemampuan adiministrasi, dan kemampuan pemimpin yang memadai. Namun pelaksana pemerintahan tetaplah dijalankan oleh presiden selaku pemimpin eksekutif negara.

Republik Islam Iran menerapkan empat pemilihan umum di negeri ini.

Keempat pemilihan umum tersebut adalah pemilu Dewan Ahli Kepemimpinan

24. Didin Saefuddin. Biografi Intelektual 17 Tokoh Pemikiran Modern dan Postmodern Islam (Jakarta; Grasindo, 2003), h. 124-126. 20

(Majles-e Khebregan-e Rahbari), Parlemen (Majles-e Shura-e Islami), Presiden dan Dewan Kota. Dewan Ahli Kepemimpinan berfungsi untuk memilih Pemimpin

Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, yang juga diistilahkan dengan Wali

Faqih. Selain itu, para anggota Dewan Ahli Kepemimpinan yang dipilih rakyat, juga mengawasi kinerja Wali Faqih yang kini dijabat oleh Ayatollah Al-Udzma

Sayid Ali Khamenei. Sementara Dewan Kota berfungsi memilih Walikota dan mengawasi kinerjanya.

a. Pemimpin Agung

Pemimpin Agung Iran bertanggung jawab terhadap "kebijakan-kebijakan umum Republik Islam Iran". Ia juga merupakan ketua pasukan bersenjata dan badan intelijen Iran dan mempunyai kuasa mutlak untuk menyatakan perang.

Ketua kehakiman, stasiun radio dan rangkaian televisi, ketua polisi dan tentara dan enam dari dua belas anggota Majelis Wali Iran juga dilantik oleh Pemimpin

Agung. Majelis Ahli bertanggung jawab memilih dan juga memecat Pemimpin

Agung atas justifikasi kelayakan dan popularitas individu itu. Majelis ini juga bertanggung jawab memantau tugas Pemimpin Agung

b. Eksekutif

Orang kedua terpenting dalam Republik Islam Iran adalah presiden. Setiap presiden dipilih melalui pemilihan umum dan akan memerintah Iran selama empat tahun. Setiap calon presiden mesti mendapat persetujuan dari Majelis Wali Iran sebelum pemilu dilaksanakan agar mereka 'serasi' dengan gagasan negara Islam.

Tanggung jawab presiden adalah memastikan konstitusi negara diikuti dan juga 21

mempraktikkan kekuasaan eksekutif. Tetapi presiden tidak berkuasa atas perkara- perkara yang di bawah kekuasaan Pemimpin Agung.

Presiden melantik dan mengepalai Kabinet Iran, dan berkuasa membuat keputusan mengenai administrasi negara. Terdapat delapan wakil presiden dan dua puluh satu menteri yang ikut serta membantu presiden dalam administrasi, dan mereka semua mesti mendapat persetujuan badan perundangan. Tidak seperti negara-negara lain, cabang eksekutif tidak memiliki kekuasaan dalam pasukan bersenjata, tetapi presiden Iran berkuasa melantik Menteri Pertahanan dan

Intelijen dan harus mendapat persetujuan Pemimpin Agung dan badan perundangan.

c. Majelis Wali

Majelis Wali Iran mempunyai dua belas ahli undang-undang, dan enam dari mereka dilantik oleh Pemimpin Agung. Ketua Kehakiman akan mencadangkan enam aanggota selebihnya dan mereka akan dilantik secara resmi oleh parlemen Iran atau Majelis. Majelis ini akan menafsirkan konstitusi dan mempunyai hak veto untuk keputusan dan keanggotaan parlemen Iran. Jikalau terdapat undang-undang yang tidak sesuai dengan hukum syariah, maka akan dirujuk kembali oleh parlemen.

d. Majelis Kebijaksanaan

Majelis Kebijaksanaan berkuasa untuk menyelesaikan konflik antara parlemen dengan Majelis Wali Iran. Badan ini juga turut menjadi penasihat

Pemimpin Agung. 22

e. Parlemen

Parlemen atau Majles-e Shura-ye Eslami (Majelis Perundingan Islam) mempunyai 290 anggota yang dilantik dan akan bertugas selama empat tahun.

Semua calon Majles dan ahli undang-undang dari parlemen haruslah mendapat persetujuan Majelis Wali.

f. Kehakiman

Pemimpin Agung akan melantik ketua kehakiman Iran, dan ia pula akan melantik Mahkamah Agung dan juga ketua penuntut umum. Terdapat beberapa jenis mahkamah di Iran termasuk mahkamah umum yang bertanggung jawab atas kasus-kasus umum dan kejahatan. Terdapat juga "Mahkamah Revolusi" yang mengadili beberapa kasus tertentu termasuk isu mengenai keselamatan negara.

g. Majelis Ahli / Dewan Ahli

Majelis Ahli yang bermusyawarah selama seminggu setiap tahun mempunyai 86 anggota yang ahli dalam ilmu-ilmu agama. Mereka dipilih secara umum dan akan bertugas selama delapan tahun. Majelis ini akan menentukan kelayakan calon-calon presiden dan anggota parlemen. Majelis ini juga akan memilih untuk jabatan Pemimpin Agung dan juga berkuasa untuk memecatnya.

h. Dewan Kota

Majelis setempat akan dipilih secara umum untuk bertugas selama empat tahun di semua kota dan desa. Kekuasaan majelis ini luas, dari melantik pimpinan 23

kota hingga menjaga kepercayaan rakyat. 25 Dari sistem ini kita dapat melihat bahwa, Iran berusaha mensinergikan antara kepemimpinan dalam Islam dan sistem negara modern. Dan tampaknya Iran berhasil dalam melakukannya. Hal ini sekaligus mematahkan berbagai pandangan sinis terhadap kesesuaian antara ajaran Islam dan demokrasi.

2. Revolusi Islam 1979 dan Perang Iran-Irak

Setelah 25 tahun lebih dipimpin oleh Syah Reza Pahlevi, dengan banyak kebobrokan dan korupsi, rakyat Iran mulai menentangnya, dipimpin oleh

Ayatollah Imam Khomeini. Pada awal 1970 Imam Khomeini dalam Velayat-e

Faqih Islami mendeklarasikan bahwa pemerintahan monarki Shah tidak selaras dengan Islam. Ia juga menyebut bahwa pemerintahan itu “lembaga kafir” yang

“zalim” yang diadopsi dari kerajaan Roma dan Sassanid26. Khomeini juga terus mengkritik, karena Shah mendukung AS dan Israel melawan dunia Arab; menginjak-injak kebebasan berpolitik, khususnya hukum konstitusi; membuat negara semakin bergantung kepada Barat; dan menggunakan budaya imperialis untuk merusak Islam dan Iran27. Akan tetapi, sekeras apapun kritikan itu, banyak rakyat Iran yang menganggapnya sebagai utopia belaka. Namun setelah sekian lama dizalimi rakyat Iran melawan. Di tempat pembuangannya, Neauphle-le

Chateau di Prancis, Khomeini terus mengobarkan semangat revolusi.

25. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata Terbesar di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel (Jakarta; Zahra, 2008), h. 15-18 dan Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren Sang Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis. h. 329-337. 26. Ervand Abrahamian. Khomeinism: Essay on The Islamic Republik (London; I.B Tauris & Co Ltd Publishers, 1993), h. 24. 27. Ibid. h. 30. 24

Pada bulan September setengah juta penduduk Iran turun ke jalan-jalan untuk menentang pemerintahan Syah. Ini demonstrasi terbesar dalam sejarah Iran dan Syah meresponsnya dengan mengerahkan segala kekuatan militernya. Pada bulan Desember, demonstrasi mencapai puncaknya protes menentang Shah semakin meningkat dan akhirnya terjadilah Revolusi Iran. Shah Iran terpaksa melarikan diri ke negara lain, setelah kembalinya Khomeini dari pembuangan pada 1 Februari 1979 walaupun bandara sempat ditutup oleh Bakhtiar (Perdana

Menteri terakhir Iran diera Shah) dan tiga hari kemudian Imam Khomeini menunjuk sebagai perdana menteri28. Setelah itu, Khomeini mengadakan pungutan suara untuk membentuk sebuah Republik Islam.

Keputusan undian menunjukkan lebih dari 98% rakyat Iran setuju dengan pembentukan itu. Sistem pemerintahan baru yang dibentuk berasaskan undang- undang Islam.29

Tetapi, hubungan Iran dengan Amerika menjadi keruh setelah revolusi ini, terutama saat mahasiswa-mahasiswa Iran menawan kedutaan Amerika pada 4

November 1979, atas alasan kedutaan itu menjadi pusat intelijen Amerika.

Khomeini tidak mengambil tindakan apapun mengenai tindakan ini sebaliknya memuji mahasiswa-mahasiswa itu. Krisis ini juga menandai Revolusi Islam pertama dalam zaman modern. Sebagai balasan, Iran menginginkan Shah

Mohammad Reza Pahlavi dikembalikan ke Iran, tetapi ini tidak mereka setujui.

28. Nikki R. Keddie. Roots of Revolution; An Interpretive History of Modern Iran (New Haven and London; Yale University Press, 1981), h. 257. 29. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 15-21. 25

Setelah 444 hari di dalam tawanan, akhirnya Krisis ini diakhiri melalui perjanjian

Algiers, tapi Iran menuduh AS sampai saat ini belum mematuhi janjinya30.

Pada saat yang sama Saddam Hussein, presiden Irak saat itu, berusaha memanfaatkan situasi dengan mengambil kesempatan di atas kesempitan, setelah

Revolusi Islam Iran dan juga kekurangan popularitas Iran di negara-negara Barat, untuk melancarkan perang atas Iran. Tujuan utama peperangan ini ialah menaklukkan beberapa wilayah yang dituntut Irak, terutamanya wilayah

Khuzestan yang kaya dengan sumber minyak. Saddam pula ketika itu mendapat dukungan dari Amerika Serikat, Uni Soviet dan beberapa negara Arab lainnya.

Tentara Iran pula yang suatu masa dahulu merupakan sebuah tentara yang kuat, telah dibubarkan saat itu. Walau bagaimanapun, berkat kegigihan dan perjuangan yang tak kenal lelah akhirnya rakyat Iran berhasil mencegah bahaya tentara Irak, dan seterusnya menaklukkan kembali wilayah Iran yang ditaklukkan Irak.

Namun yang menarik adalah bahwa telah terjadi skandal antara para petinggi AS dan Iran, yang dalam skandal ini memuat perjanjian pertukaran sandera dan senjata, dan tetap menyandra sisanya selama pemilu berlangsung untuk merendahkan Carter dan memenangkan Reagen ketika itu, akhirnya sandera dibebaskan pada 20 Januari 1981, hari dimana pelantikan Reagan berlangsung.31

Dalam peperangan ini puluhan ribu nyawa, baik penduduk awam maupun laskar

Iran, menjadi korban. Jumlah korban diperkirakan antara 500.000 hingga

30. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS Amerika Serikat. h. 63. 31. Amy Goodman & David Goodman. Perang Demi Uang (Bandung; Mizan, 2005), h. 20. 26

1.000.00032. Pada tanggal 20 Juli 1988, dengan ‘terpaksa’, Imam Khomeini akhirnya setuju untuk mengakhiri perang dengan syarat-syarat yang disebutkan dalam Resolusi 598 Dewan Keamanan PBB, dalam sebuah pernyataan panjang, yang beliau sebut pengambilan keputusan itu seperti meminum racun.33

3. Iran Pada Masa Pasca Revolusi dan Pasca Perang Iran-Irak

Mentalisme diserang dan keteguhan hati yang ditimbulkan hujan bom Irak membawa dampak sosial penting berupa persatuan nasional Iran. Perang total ini, perang total pertama yang dialami Iran dimasa modern dan juga sebagai negara

Islam, menimbulkan efek yang berbeda daripada yang dibayangkan Saddam dan kemudian membentuk politik pada dasawarsa berikutnya.

Setelah wafatnya Imam Khomeini pada 1989, Republik Islam Iran dinakhodai oleh mantan ketua parlemen dan presiden yang baru, Ali Akbar

Hashemi Rafsanjani. Naiknya Rafsanjani menandai pergeseran perimbangan kekuasaan politik di dalam negeri, yang sebagian mencerminkan kenyataan bahwa

Khomeini tidak dapat tergantikan meski juga mengindikasikan keteguhan politik

Rafsanjani, Republik Islam Iran yang masih muda itu. Pada 1989, Rafsanjani mengorkestrai sejumlah perubahan konstitusi yang ditujukan untuk merapikan inkonsistensi dan merampingkan proses pemerintahan seperti menghapus posisi

Perdana Mentri34.

32. Ali M. Ansari. Supermasi Iran; Poros Setan Atau Super Power Baru? (Jakarta; Zahrah, 2008), h. 139. 33. Abdar Rahman Koya, ed., Apa Kata Tokoh Sunni Tentang Imam Khomeini (Jakarta; Pustaka IIman, 2009), h. 87. 34. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 144. 27

Ditangan Rafsanjani Iran kemudian memasuki era baru. Pragmatisme berada dipuncak. Rafsanjani mengawali era stabilitas yang gagal diperjuangkan

Bazargan dan Bani Sadr. Hal ini diikuti dengan langkah menghidupkan kembali proyek besar yang memerlukan keahlian orang asing. Salah satu pembangunan yang dilakukannya adalah pembangunan kembali Pembangkit Listrik Tenaga

Nuklir. Pada 1990, Rusia dan Cina bersedia untuk mendukung program nuklir

Iran, ditahun yang sama pihak Rusia mulai mengirimkan bantuan teknisi untuk pendirian reaktor nuklir, dan pada 1991 Cina mulai mengirim 1.800 gram

Uranium35.

Namun sangat disayangkan pihak Rusia setengah-setengah dalam pembangunan nuklir di Bushehr, hal ini membuat Rafsanjani tidak puas dan ia sempat ingin membuat kesepakatan dengan Clinton agar AS bersedia membangun pembangkit listrik tenaga gas alam. Namun itu hanyalah sekedar wacana dan tidak pernah terealisasikan36. Walaupun bagitu, pembangunan reaktor nuklir di Iran terus berlanjut sampai diera presiden berikutnya.

Rafsanjani juga mengandalkan sejumlah penasihat ekonomi lulusan universitas ternama Barat. Di tangan ekonom neoliberalis, ekonomi Iran berganti halauan dari walfare-state37 menjadi ekonomi pro-pasar. Perlahan para penasihat

Rafsanjani memperkenalkan gagasan swastanisasi. Mereka meyakini pembukaan pasar bakal mendorong pertumbuhan ekonomi dan pada gilirannya mengentaskan kemiskinan. Di bidang politik, Rafsanjani mengawali era penuh keterbukaan. Ini

35. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 129. 36. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 226. 37. Negara Kesejahteraan. 28

modal bagi kelancaran pembangunan. Dia menampilkan Iran sebagai negara yang bersahabat, bukan pengekspor Revolusi. Orang-orang di Iran perlahan-lahan melihat sosok Gorbachev dibalik jubah Rafsanjani. Namun Rafsanjani membayar semua kebijakannya itu dengan biaya yang sangat besar; kekecewaan rakyat kebanyakan38.

Sayyed Mohammad Khatami adalah seorang ulama tingkat menengah dengan karier ortodoks. Dia juga seorang doktor bidang ilmu perpustakaan yang pernah tinggal lama di Jerman. Namun, sebagai pendukung revolusi pada 1979, dia memiliki pandangan yang idealis sekaligus kosmopolitan39. Dalam pemilu

Iran pada 1998, dia tampil sebagai pemenang. Dia menang mutlak atas saingannya

Nateq Nuri. Khatami maju dengan ide-ide reformasi.

Semasa menjabat sebagai presiden dia melanjutkan politik yang dilakukan

Rafsanjani. Dia bahkan menelorkan adanya dialog antar peradaban. Di dalam negeri, dia aktif mengkampanyekan kebebasan pers, kebebasan kaum wanita, liberalisme dan sebagainya40. Tapi dibidang pembangunan, Khatami tak banyak membawa perubahan. Menteri-menterinya ekonominya adalah orang-orang dulu yang bekerja untuk Rafsanjan. Iranpun tetap tak bisa menarik investor asing.

Menjelang pemilihan umum kedua, Khatami dan kubu Kiri mengaku gagal dalam menciptakan reformasi yang mereka janjikan karena selalu dihambat oleh parlemen dan dewan garda yang dikuasai oleh kubu mullah Kanan. Pada

38. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 40. 39. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 179. 40. Ibid. h. 185. 29

pemilihan umum parlemen rakyat memilih kubu Kiri demi menanti bukti nyata dari janji reformasi Khatami. Ternyata dukungan dari mullah Kiri diparlemen tidak mampu mengatasi setumpuk persoalan negara, terutama penganguran dan kemiskinan, lagi-lagi, Khatami menganggap keterbatasan dan sempitnya ruang kekuasaan eksekutif sebagai faktor utama kegagalannya41.

Hal ini diperburuk lagi dengan adanya salah paham antara Iran dengan dunia internasional, mengenai reaktor nuklir di Arak dan Natanz setelah NCRI

(National Council of Resistance of Iran) atau Badan Nasional Perlawanan Iran42 melaporkan. Oktober 2003 Khatami sepakat untuk menghentikan dan meratifikasi protokol tambahan mengenai program nuklir Iran43, suatu hal yang nantinya akan menjadi targer sasaran kritikan bagi Ahmadinejad, Ketegangan kancah politik ini, dalam dan luar negeri, terus belangsung sampai akhir pemerintahan Khatami pada awal 2005.

B. Biografi Mahmoud Ahmadinejad

1. Masa kecil dan Pendidikan Mahmoud Ahmadinejad

Tepat pada tanggal 28 Oktober 1956, lahirlah seorang anak laki-laki ke empat dari pasangan Ahmad Sabaghian dan Syedeh Khanum. Mereka memberi nama anak itu dengan Mahmoud Sabaghian. Sabaghian berarti “tukang celup”—

41. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 45-46 42. NCRI (National Council of Resistance of Iran) atau Badan Nasional Perlawanan Iran dulunya dikenal sebagai MKO atau Mojahideen-e Khalq Organization adalah sebuah organisasi terlarang di Iran hal ini dikarenakan dukungannya terhadad Saddam Husein sewaktu perang Iran- Irak meletus, selain itu MKO juga dicap teroris oleh sebagian negara-negara Eropa dan AS. Lih Ali M. Ansari. Supermasi Iran; Poros Setan Atau Super Power Baru?. h. 224-225. 43. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 224-228. 30

orang yang bekerja mencelupkan benang sebelum ditenun menjadi karpet. Namun beberapa tahun kemudian sang ayah mengubah nama putranya menjadi

Ahmadinejad—artinya “ras Ahmadi” atau “orang Ahmadi”. Ahmadi sebuah kata yang berasal dari Ahmad, nama yang cukup populer dikalangan Muslim yang berasal dari kata hamd—“menyembah Allah”44. Setelah itu, Mahmoud Sabaghian yangmana ia dilahirkan di Garmsar, namanya berubah menjadi Mahmoud

Ahmadinejad atau dieja dengan nama Mahmud Ahmadinezhad.45

Walaupun sebagian besar hidupnya dihabiskan di Teheran, namun

Ahmadinejad sebenarnya bukan berasal dari sana. Ia berasal dari kota Aradan, sebuah kota yang berjarak 120 km dari tenggara Teheran atau sekitar dua jam perjalanan mobil. Ia dan keluarganya tinggal di Aradan sampai setahun setelah kelahiran Ahmadinejad. Di Teheran keluarga Ahmadinejad hidup dengan sederhana, ia tinggal di sebuah rumah rumah kontrakan berlantai dua, seorang jurnalis yang sempat melihat rumah itu pasca Ahmadinejad menang pemilu 2005 menggambarkan bahwa kondisi rumah itu telah lapuk dan tak terawat, perkarangannya penuh ilalang, dan sumurnya pun telah mengering. Ayahnya menafkahi keluarganya dengan membuka sebuah toko namun sampai akhirnya sang ayah memutuskan untuk pindah ke Teheran.46 “Meskipun ayah saya tidak

44. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia Sang Pemimpin Radikal (Jakarta; PT. Gramedia, 2009), h. 3-5. 45. Stephen Kinzer. Iran: The Essensial Guide to a Country on The Brink (New Jersey; John Wiley & Sons, Inc. 2006), h. 21. 46. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 53-54. 31

pernah terpikat oleh daya tarik kemakmuran kehidupan kota, tekanan hidup memaksanya pindah ke Teheran hanya setahun setelah kelahiran saya”47

Setelah pindah dari kota kelahirannya Aradan keluarga Ahmadinejad menetap di Narmak sebuah kota di sebelah pinggiran timur Teheran. Dahulu ketika pindah Narmak adalah sebuah kota gersang yang belum terkena sentuhan pembangunan. Sewaktu pindah, keluarga Ahmadinejad tinggal bersama dengan kakak perempuan ayahnya disebuah rumah yang disewa bersama. Keluarga

Ahmadinejad tinggal dilantai dua sedangkan kakak perempuan ayahnya dilantai satu.

Ahmadinejad memulai pendidikannya di sekolah dekat bengkel sang ayah,

Saadi, setelah itu ia pindah ke sekolah Daneshmand48. Setelah menyelesaikan sekolahnya, ia melanjutkan ke universitas. Ahmadinejad bisa dikatakan sebagai orang yang cukup pintar, ia lulus di peringkat 132 dari 200.000 ribu siswa yang bersaing memperebutkan 10.000 tempat di universitas, walaupun dengan nilai itu ia bisa masuk Universitas Teheran, namun ia memilih masuk ke Universitas Elm- o-Sanat yang artinya Universitas Sains dan Teknologi49. Ini membuktikan kepada kita bahwa Ahmadinejad merupakan mahasiswa yang pintar, sehingga tidak mengherankan ketika ia menjabat sebagai pemerintahan, Ia memiliki pemikiran- pemikiran yang cerdas.

47. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia. h. 5. 48. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 74. 49. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 12. 32

Ia lulus pada tahun 1976 dibidang teknik sipil, kemudian ia melanjutkan studinya di universitas yang sama, dengan memasuki program Master of Science di bidang yang sama pula pada tahun 1984 dan pada tahun 1987 menerima gelar

Ph.D dalam rekayasa dan perencanaan transportasi dan lalulintas.50 Selain sebagai mahasiswa akademis, Ahmadinejad juga seorang aktivis. Seperti yang kita ketahui diera Ahmadinejad kuliah, Iran sedang dalam keadaan kacau dimana Revolusi

Islam sedang berlangsung. Ia dan teman-temannya selaku pendukung Imam

Khomeini, berusaha mencetak dan menyebarkan selembaran pidato-pidato

Khomeini yang berasal dari pengasingan. Sampai akhirnya Revolusi Islam meletus.

Setelah kemenangan Khomeini dalam Revolusi Islam, sebuah pemerintahan baru siap terbentuk. Berbagai elemen memberikan gagasannya terhadap bentuk pemerintahan model terbaru Iran. Ahmadinejad juga tercatat sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (Anjoman e Eslami ye Danesyjuyan) dimana organisasi ini sebagai pendukung gagasan negara ala Khomeini bahkan

Ahmadinejad beberapa kali berkunjung dan ikut rapat sebagai wakil dari kampusnya51.

Ahmadinejad lambat-laun muncul sebagai seorang aktivis mahasiswa pendukung Imam Khomeini dikampusnya. Pada umumnya, kampus ia menetap beraliran Kanan—dalam arti mendukung ide-ide Khomeini sepenuhnya— sementara dikampus lain lebih ke Kiri. Para mahasiswa pendukung Khomeini

50. Robert E. Quirk, dkk. Poros Setan, Kisah Empat Presiden Revolusioner: Fidel Castro, Mahmoud Ahmadinejad, Evo Morales, Hugo Chaves (Yogjakarta; Prismasophie, 2007), h. 84. 51. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 106. 33

dikampus Ahmadinejad juga mulai menerbitkan sebuah surat kabar bernama Jigh- o-Daad yang artinya “Menjerit dan Berteriak”, dengan citra sebagai anti gerakan kiri. “Sejak pagi hari ketika memasuki kampus, ratusan selembaran dan browsur menghujani kita. Kelompok-kelompok kecil berkumpul di sana-sini mendebatkan politik. Rapat-rapat dan ceramah diadakan dimana-mana,” 52 kata Ahmadinejad, melukiskan suasana kampus ketika ia menjadi mahasiswa.

Selain itu Ahmadinejad juga terlibat dalam pembentukan Daftar-e

Tahkim-e, adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang terlibat dibalik penyerbuan ke kedubes Amerika Serikat di Teheran53. Maka tak heran jika sewaktu ia menjabat sebagai presiden, ia dituduh sebagai salah satu penyandera kedutaan AS di Teheran, karena ada sebuah foto yang mirip dengan wajahnya.

Ketika drama penyandraan masih berlangsung, ada sesuatu yang penting terjadi dalam hidup Ahmadinejad, ia jatuh cinta dengan teman wanita sekampusnya. Wanita itu adalah Farahani, seorang wanita bercadar yang berprofesi sebagai guru dan kemudian dosen di Universitas Kharazmi.

Ahmadinejad dan Farahani menikah pada 1980, mereka mendapatkan tiga orang anak, dua laki-laki dan satu wanita.54

Pada bulan September 1980, belum tuntas revolusi di Iran, Irak negara tepat disebelah barat Iran, yang ketika itu dipimpin oleh Saddam Husein,

Menyerang Iran. Serangan Irak ini bukan tanpa alasan, serangan ini ditujukan

52. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 17. 53. Ikhwanul Kiram Mashuri, dkk. Kesederhanaan & Keberanian Ahmadinejad (Jakarta: PT. Visi Gagas Komunika, 2007), h. 9 54. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 31-32. 34

untuk membendung Revolusi Islam agar tidak melebar sampai ke Irak karena akan membahayakan posisi Saddam, selain itu serangan ini juga ditujukan untuk menguasai daerah Khuzestan, sebuah daerah kaya akan kandungan minyak.

Namun hal yang paling disayangkan dari peristiwa itu adalah komunitas internasional tidak menunjukan reaksi apa-apa, bahkan negara adidaya Amerika pun mendukung perang tersebut.55

2. Karir Politik Mahmoud Ahmadinejad

Secara teknis, aktifitas politik seorang Ahmadinejad itu terjadi ketika revolusi Islam, dimana ia terlibat didalamnya sebagai seorang mahasiswa dan ia juga turut andil dan terlibat dalam beberapa organisasi yang mendukung mentornya, Imam Khomeini. Namun karir politiknya yang pertama ialah ketika awal-awal peperangan Iran-Irak.

Ketika itu Ahmadinejad baru menjabat sebagai kepala distrik Maku, sebuah distrik dari provinsi di Azebaizan Barat. Setelah dua tahun di Maku, ia dipindah tugaskan ke distrik yang lebih besar yaitu Khoy setelah dua tahun menjabat, Ahmadinejad dipindahkan lagi ke Sanandaj. Semasa menjabat ia juga menggunakan waktunya untuk menyelesaikan studinya sampai pada tahun 1984.

Baru setelah itu ia terjun ke medan perang, bergabung ke Pasukan Khusus

Pengawal Revolusi Islam (Sepah-e Pasadaran-e Enqalab-e Eslami)56 di

55. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 118-119. 56. Sepah-e Pasadaran-e Enqalab-e Eslami atau yang biasa dikenal Pasukan Garda Revolusi adalah sebuah pasukan khusus yang didirikan sesaat setelah terjadinya Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979. Jumlahnya saat ini menjapai 250.000 personil, tugas dari pasukan ini pada awalnya mengawal Revolusi namun pada perkembangannya tugasnya adalah menjaga dan melawan setiap ancaman dari musuh. Pasukan ini ada dibawah naungan langsung pemimpin 35

Kermanshah. Operasi militer yang paling berhasil dilakukan oleh korps

Ahmadinejad adalah operasi bawah tanah peledakan kilang minyak Kirkuk.

Operasi Kirkuk dilaksanakan pada Jumat, 18 September 1987. Ahmadinejad bekerja sebagai korps Zeni. Pengalaman ini menjadi sangat berharga dan berguna kelak ketika ia mencalonkan diri sebagai presiden Iran.57

Usai perang yang berkepanjangan dengan Irak, selama delapan tahun, dengan korban diperkirakan mencapai 500.000 sampai 1.000.000 jiwa. Perang pun berakhir dengan gencatan senjata. Ahmadinejad sendiri setelah perang lebih banyak aktif di kampus. Dia termasuk salah satu pendiri dan anggota aktif Ikatan

Teknisi Terowongan, anggota Ikatan Insinyur Iran, dan anggota Ikatan Insinyur

Jalan dan Lalulintas Asia-Oceania.58 Seiring dengan keterlibatannya diberbagai organisasi, karir politik Ahmadinejad pun meningkat. Musthafa Muin, Menteri

Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi dalam kabinet Rafsanjani memilih

Ahmadinejad sebagai penasihat pribadinya. Ini adalah titik awal dimana

Ahmadinejad mulai aktif dalam percaturan politik dalam negeri.59

Pada tahun 1993, menteri dalam negeri saat itu, Ali Mohammad Besharati, memilih Ahmadinejad sebagai gurbernur bagi provinsi Ardabil, sebuah provinsi yang baru saja terbentuk. Ardabil adalah provinsi yang didominasi oleh masyarakat Syi’ah yang berbahasa Azeri dengan jumlah penduduk kurang dari

tertinggi Iran. Lih, Muhammad Alcaff. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata Terbesar di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel. Bab III. 57. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 33-38. 58. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 115. 59. D. Danny H. Simanjuntak. Ahmadinejad Menentang Amerika; Dari Nuklir Iran, Zionisme, Hingga Penyangkalan Holocaust (Yogyakarta: Narasi, 2007), h. 26. 36

satu juta jiwa60. Perang dengan Irak telah berakhir, Ahmadinejad sadar bahwa pembangunan adalah hal utama yang akan ia lakukan untuk memperbaiki kondisi provinsi tersebut.

Di era kepemimpinannya, provinsi Ardabil termasuk sebagai yang paling agresif dalam melakukan rekonstruksi. misalnya, pada periode 1994-1995, menurut data statistik Badan Perencanaan dan Anggaran, provinsi Ardabil dikenal sebagai yang teratas dalam aktifitas pembangunan, buktinya 7500 unit rumah yang hancur akibat gempa dibangun kembali dengan waktu yang cukup singkat sekitar tujuh bulan. Selain itu ia juga berhasil dalam merestrukturisasi dan reformasi sistem ketenagakerjaan di provinsi itu. Ia bahkan sampai terpilih sebanyak tiga kali sebagai gurbenur teladan. Ahmadinejad menjabat sebagai gurbenur di Ardabil sampai tahun 1996 bulan Oktober61.

Pasca menjabat sebagai gurbenur di Ardabil, Ahmadinejad kembali lagi ke kampus, namun sekarang ia bekerja sebagai dosen bukan mahasiswa. Ia juga seorang anggota Dewan Akademis Fakultas tekhnik Pembangunan. di tempatnya bekerja ia mengajar sesuai dibidang keahliannya yaitu transportasi, tepatnya ia mengajar mata kuliah lalu-lintas, ia mengajar untuk program S1, S2 maupun S3, pengalamannya sebagai pengajar terbukti berguna ketika ia nantinya menjabat sebagai walikota dan presiden, dimana ia harus berbicara banyak dari hati kehati dengan rakyat biasa62. Walaupun ia mengajar sebagai dosen bukan berarti ia

60. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 40. 61. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 116. 62. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 44. 37

vakum dari dunia perpolitikan Iran, terbukti pada tahun 2003 ia terpilih sebagai walikota Teheran.

Walaupun ia sudah beberapa kali menjabat sebagai kepala pemerintahan suatu daerah, namun Ahmadinejad tetaplah bukan seorang figur politik yang begitu dikenal oleh masyarakat Iran pada umumnya. Hanya segelintir saja yang mungkin mengenal dia. Hal ini kemudian berubah secara drastis ketika pada 3

Mei 2003,63 ia dipilih sebagai walikota Teheran setelah kemenangan Aliansi

Pembangunan Islam Iran (Ettelaf-e Abadgaran-e Iran-e Islami) di Teheran.

Seiring dengan pengangkatannya sebagai walikota Teheran, nama

Ahmadinejad pun kian dikenal oleh publik, terlebih ketika ia mampu mengatasi atau minimal mengurangi persoalan-persoalan rakyat Teheran melalui kebijakannya yang populis. Salah satu masalah yang penyelesaiannya dapat dirasakan oleh rakyat Teheran adalah bidang keahliannya: transportasi.

Seperti halnya ibukota negara lain, Teheran menjadi sebuah kota dengan penduduk terpadat di Iran. Kota dengan sejuta paradoks yang menyertainya.

Teheran tidak ubahnya dengan kota metropolitan yang lainnya seperti Jakarta,

New York, Tokyo, London, dll yang mengidap penyakit klasik khas ala kota metropolitan; kemacetan. Untuk menekan kemacetan di Teheran, Ahmadinejad melepas semua lampu lalu lintas di perempatan-perempatan besar dan

63. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia, h. 38. 38

mengubahnya menjadi jalur putar balik yang efektif, hal ini secara dramatis menekan angka kemacetan dan arus lalu lintas di Teheran64.

Tidak cukup di bidang transportasi saja, kepopulisan Ahmadinejad juga turut dirasakan oleh warga Teheran, ia tidak segan turun kejalan dan menyapu jalanan dan membersihkan selokan. Ia bahkan menolak tinggal di rumah dinasnya sebagai walikota dan kendaraan dinasnya, namun ia memilih tetap tinggal di rumahnya yang sekarang dengan mobil Peugeot 1977.65 Tidak hanya itu saja, sebagai seorang mojtahed66 (orang religius yang terpelajar) ia begitu menjunjung tinggi nilai-nilai islam, maka tak heran bila ia memberikan hibah kepada masjid- masjid di Teheran, memberikan hadiah kepada pelantun dan pembaca Al-Qur’an, ia juga membuka dapur umum setiap bulan Ramadhan menjelang, dan juga ia memerintahkan agar para syuhada perang dikubur di lapangan-lapangan di

Teheran.67

Di masanya pemerintah kota Teheran juga menaikan pinjaman lunak kepada pasangan muda yang hendak menikah sebanyak dua kali lipat dari 6 juta rial menjadi 12 juta rial. Ia juga mengadakan pembagian sup gratis kepada warga miskin setiap seminggu sekali. Namun kebijakannya yang paling unik adalah ketika ia melarang penjamuan pisang kepada tamu, dikarenakan pisang adalah

64. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 121. 65. Ikhwanul Kiram Mashuri, dkk. Kesederhanaan & Keberanian Ahmadinejad. h. 10. 66. Dalam sistem hierarki pendidikan di Syi’ah ada empat tingkatan seseorang dalam keagamaan, pertama; Talebehs, siswa atau pencari-pencari ilmu, setelah belajar bertahun-tuhun sang siswa diharapkan mampu ketingkat berikutnya, kedua; Mojtahed atau Mujtahid, adalah seseorang yang sudah terpelajar atau “Ahli hukum” yang memiliki hak menginterprestasikan hukum Islam, ketiga Hojjat Al-Islam, “penegak agama Islam”, yang terakhir dan yang berada dipuncak, Ayatollah, atau “cahaya Allah”. Lih. Terence Ward. The Hidden Face of Iran (Jakarta; Rajut Publishing, Maret 2007), h. 490. 67. Kasra Naji. Ahmadinejad;, h. 56-58. 39

buah yang cukup mahal di Teheran. Yang mengejutkan lagi ia juga pernah berselisih dengan presiden Khatami, dikarenakan Khatami terlambat hadir dalam satu buah acara karena terjebak macet, namun ia mengomentari keterlambatan itu,

“untunglah, jika kita punya presiden yang baru kali ini merasakan problematika seharian rakyat”, katanya, inilah yang menyebabkan ia tidak diperkenankan hadir oleh Khattami disidang kabinet. Hanya dua tahun menjabat sebagai walikota

Teheran, ia kemudian dinominasikan sebagai calon walikota terbaik sedunia

World Mayor 2005, dari 550 peserta nominasi, hanya 9 peserta yang berasal dari

Asia.68 Namun perhatiannya bukanlah tertuju kepada pemilihan walikota terbaik dunia, melainkan pada pemilu yang akan diselenggarakan sebentar lagi di Iran.

Pada awalnya banyak yang tidak menyangka bahwa Ahmadinejad akan maju mencalonkan diri sebagai calon presiden Iran, hal ini dikarenakan ia belum memiliki basis massa yang kuat, terlebih lagi masyarakat kebanyakan di Iran belum banyak mengenalnya dengan baik. Terlebih ia baru menjabat sebagai walikota Teheran selama 2 tahun. Namun hal ini berubah ketika sekelompok orang yang menamai dirinya sebagai Komunitas Insinyur Islam (Jomie’eye

Eslamiye Mohandesin) memintanya mencalonkan diri sebagai presiden Iran yang ke 6, selain itu dukungan juga mengalir dari Aliansi Pembangunan Islam Iran

(Ettelaf-e Abadgaran-e Iran-e Islami). Pada 2 Februari 2005 melalui Departemen

Dalam Negeri ia mendaftarkan diri sebagai calon presiden.69 Sampai pada penutupan pendaftaran ada sekitar 6 calon presiden Iran. Mereka adalah Hasyemi

68. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 119-122. 69. Ibid. h. 150. 40

Akbar Rafsanjani, Mohammad Baqer Qalibaf, Mehdi Karroubi, Ali Larijani,

Muhsin Mehralizadeh, dan Mahmoud Ahmadinejad.

Di saat kontestan lain menghamburkan biaya besar untuk kampanye, seperti membuat poster, baliho, dan juga melalui iklan di media baik cetak maupun elektronik, Ahmadinejad hanya membuat sebuah film semi dokumenter dengan biaya yang murah dan seadanya, tentu saja hasilnya juga sepadan dengan biaya yang dikeluarkan, film itu menampilkan sosoknya yang bersahaja yang sedang berbicara dengan beberapa pemuda. Film dengan gambar yang buram, dan kualitas buruk itu justru memperlihatkan sosok sederhana dirinya.

Pada 17 Juni 2005 pemilihan putaran pertama dimulai, dengan total parisipasi rakyat Iran sebesar 29.317.042 atau sekitar sebesar 62.66 persen.

Keesokan harinya, 18 Juni 2005, terjadi hal yang diluar perkiraan banyak orang, bagaimana tidak Ahmadinejad berada diposisi kedua dengan perolehan lebih dari

19 persen suara, ia hanya kalah dari Rafsanjani yang memperoleh 21 persen suara, ini pertama kalinya sejak revolusi Iran, pemilihan umum sampai terjadi pada dua putaran. 70

Hanya seminggu jeda waktu yang ada sampai pemilahan umum putaran kedua dilaksanakan, namun tentu kontestan yang diunggulkan adalah Rafsanjani, mengingat ia adalah seorang saudagar kaya dan juga mantan presiden Iran yang menjabat dari 1989-1997, ia memiliki basis pemilih yang mendukungnya yang berasal dari kaum pengusaha dan elit kalangan perkotaan. Rafsanjani pun cukup

70. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia, h. 25. 41

cerdik untuk meraih dukungan kalangan reformis ia bersedia melanjutkan reformasi yang diadakan oleh presiden sebelumnya, selain itu ia juga berkampanye tentang perdagangan bebas dan juga perbaikan hubungan dengan

Amerika Serikat.71 Selain itu selama kampanye, Rafsanjani kebanyakan dia habiskan di Teheran dan terlebih lagi tulisan kampanyenya banyak yang menggunakan bahasa Inggris dari pada bahasa negaranya sendiri, Persia.72

Sementara itu Ahmadinejad, lebih membidik masyarakat miskin dan kelas menengah kebawah, yang menjadi basis dukungannya, ia juga, bahkan bisa dibilang satu-satunya calon presiden Iran, yang menyatakan menentang hubungan

Amerika Serikat dengan Iran, dengan motto kampanyenya, “itu mungkin dan bisa kita lakukan!” (Misyavad va Mitavonim).73

Dalam mottonya ini ia ingin menyampaikan dan menghilangkan keragu- raguan bangsa Iran. Ia ingin menyampaikan sebuah pesan bahwa bangsa Iran bisa dan mampu mencapai apapun yang ingin mereka capai asal dengan bersungguh- sungguh, dan juga ingin menghapus keragu-raguan bangsa Iran, bahwa bangsa

Iran tidak perlu ragu akan kemampuannya sendiri sehingga Iran tidak perlu bergantung dengan siapapun dan Iran haruslah menjadi negara yang mandiri yang mampu memenuhi setiap kebutuhan rakyatnya dari hasil sumber dayanya dan kerja kerasnya sendiri.

71. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 69. 72. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 253. 73. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 133. 42

Dukunganpun mengalir deras kepadanya, dukungan paling deras berasal dari barisan pengawal revolusi dan relawan Basij74, selain itu ia juga mendapat dukungan dari mentornya di Qom, Ayatullah Mohammad Taqi Mesbah-Yazdi, beliau adalah mentor sekaligus pimpinan Institut Pendidikan dan Penelitian Imam

Khomeini, namun yang paling penting dan utama adalah dukungan Pemimpin

Agung Iran Ayatullah Ali Khamenei.75 Hal inilah yang nantinya yang berpengaruh dalam menentukan hasil pemilihan umum di Iran.

Pada tanggal 24 Juni 2005, satu hari pasca pemilihan umum kedua, para pendukung Ahmadinejad bersuka cita, hasil pemilihan menunjukan kemenangan telak Ahmadinejad dengan perolehan 61% lebih pemilih berbanding dengan

Rafsanjani yang hanya 35%.76 Sungguh merupakan suatu hal yang luar biasa mengingat bahwa lawannya adalah Rafsanjani, seorang Ahmadinejad, yang pada awalnya bukan siapa-siapa dan tidak diperhitungkan, mampu mengalahkan seorang ulama yang mana berstatus sebagai murid langsung Imam Khomeini dan juga saudagar kaya sekelas Rafsanjani. Mungkin inilah buah dari usaha yang gigih dan kuasa ilahi.

74. Basij adalah sebuah organisasi paramiliter rakyat yang dibentuk langsung oleh Imam Khomeini dengan anggota ratusan ribu ditambah sekitar 11 juta para simpatisan baik pria ataupun wanita yang siap dimobilisasi kapanpun, pada awalnya dibentuk untuk memobilisasi rakyat jika negara terancam bahaya namun dimasa damai relawan Basij juga bertugas untuk pembangunan negeri dan pelayanan sosial. Lih, Muhammad Alcaff. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata Terbesar di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel. Bab IV. 75. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 71. 76. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia, h. 25. 43

C. Iran Masa Pemerintahan Ahmadinejad

Sudah menjadi pengetahuan publik bahwa semenjak terpilih sebagai presiden Iran yang keenam, Ahmadinejad merupakan figur yang menyita perhatian dunia khususnya dunia Islam, entah itu karena ia sosok yang bersahaja dengan rakyat miskin atau karena ia satu-satunya presiden di sebuah negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang berani menentang Barat, atau karena tindak-tanduknya yang di luar kebiasaan presiden pada umumnya, apapun itu

Ahmadinejad merupakan sosok yang nantinya akan membawa angin perubahan bagi Iran khususnya dan bagi Islam umumnya.

Secara keseluruhan inti dari agenda dan kebijakan dalam pemerintahannya adalah, apa yang ia sebut sebagai Revolusi Islam tahun 1384 (2005) atau yang biasa dikenal sebagai “Revolusi Ketiga”77. Seperti saat janji kampanyenya, yang ketika itu Ahmadinejad mengusung slogan “itu mungkin dan bisa kita lakukan!”, ia ingin mewujudkan Iran sebagai negara yang Islami, modern, serta mandiri, tidak hanya itu ia juga ingin merubah tatanan global yang ada, karena menurutnya tatanan global saat ini tidaklah memenuhi nilai-nilai keadilan.

Tentunya Revolusi Ketiga yang digagas oleh Ahmadinejad berbeda dengan Revolusi Islam pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Imam Khomeini dikarenakan revolusi yang diusung Ahmadinejad ini masih dalam koridor

Revolusi Islam 1979, selain itu Revolusi Ketiga ini juga yang salah satu tujuannya adalah mengembalikan Iran seperti apa yang sudah digariskan pada Revolusi

77. Musa Kazhim & Alfian Hamzah. Iran Skenario Penghabisan (Jakarta; Ufuk Press, 2007), h. 160. 44

Islam 1979. Seperti yang kita ketahui pada perkembangannya pemerintah Iran semakin jauh dari cita-cita Revolusi Islam 1979, dan Ahmadinejad ingin mengembalikan hal tersebut. Selain itu agenda dari Revolusi Ketiga ini adalah mewujudkan keadilan serta membawa pesan Revolusi Islam keseluruh dunia

Islam khususnya dan global umumnya. Dalam Revolusinya ini pula tentunya

Ahmadinejad ingin melawan arus standar ganda baik itu dalam tataran nasional maupun Internasional. “Revolusi Islam tahun 1384 (2005) ini, semoga Allah menghendaki, akan memotong akar-akar ketidakadilan di dunia. Gelombang

Revolusi Islam ini segera akan mencapai seluruh dunia.”78

Dalam Revolusi ketiga ini Ahmadinejad percaya bahwa satu-satunya jalan untuk menuju menjadi masyarakat yang madani, tidak lain dan tidak bukan selain kembali keajaran dan kejalan Islam, Ia bahkan tidak segan-segan mengkritik para pejabat negaranya yang meragukan Islam sebagai solusi terbaik.

“Kini kita memiliki pejabat yang menyangsikan Islam dalam mengatur masyarakat, pejabat yang hanya menerima gagasan liberal, pejabat yang percaya bahwa kemajuan hanya mungkin dalam kerangka kerja individualistis, material, dan sekular, pejabat yang kurang percaya diri dengan kebudayaan Islam mereka sendiri, terlebih ketika berhadapan dengan serangan budaya Barat. Pejabat- pejabat ini lemah dihadapan musuh, namun memandang rendah bangsa mereka sendiri”79

Dalam hal ini, Ahmadinejad memang benar adanya, seperti yang diketahui bahwa diera dua presiden sebelumnya, Rafsanjani dan Khatami, keadilan sosial dikorbankan demi perkembangan ekonomi, ini mengantarkan Iran ke birokrasi korup, penumpukan kekayaan segelintir orang, sementara sebagian besar rakyat

78. Musa Kazhim & Alfian Hamzah. Iran Skenario Penghabisan. h. 160. 79. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 237. 45

Iran mengalami kemiskinan. Dan lebih parahnya lagi, hal ini membawa Iran jauh dari nilai-nilai spiritualitas Islami dan cita-cita Revolusi Islam 1979.

Sebagai bukti akan kesungguhannya dalam menjalankan apa yang ia sudah konsepkan, Ahmadinejad melaksanakan konsepnya tersebut didalam berbagai kebijakaannya. Dalam kebijakan ekonominya Ahmadinejad segera meluncurkan stimulus berbentuk tabungan yang ia namai “Tabungan Cinta Reza”, tabungan yang dihasilkan dari meroketnya harga minyak dipasar internasional, dalam tabungan itu pemerintah Iran menyimpan dana sekitar 1,3 milliar dolar AS atau 12 trilliun rial Iran, dana ini diperuntukan bagi mereka yang ingin membuka usaha, membeli rumah dan menikah. Selain itu Ahmadinejad juga memberikan sumbangan kepada rakyatnya yang miskin berupa saham-saham BUMN secara gratis, yang setiap tahunnya rakyat miskin itu akan menerima berupa deviden80 dari saham perusahaan tersebut.81

Betul memang bahwasanya penghasilan utama Iran berasal dari ekspor migas (minyak dan gas bumi). Karena bagaimanapun juga, Iran merupakan negara kedua di dunia, Iran hanya kalah dari Arab Saudi, dengan cadangan minyak bumi terbesar sekitar 133 milliar barrel atau sekitar 10% cadangan minyak dunia, dan ditambah lagi Iran juga merupakan negara dengan cadangan gas alam kedua di dunia.82 Namun dieranya tidak hanya migas saja yang mengalami kemajuan, pertanian Iran juga mengalami kemajuan pesat, produksi pertaniannya mencapai

80. Deviden adalah Pembagian laba kepada para pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. 81. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David ditengah angkara Goliath Dunia. h. 159-164. 82. Musa Kazhim & Alfian Hamzah. Iran Skenario Penghabisan. h. 161 dan Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 11. 46

84 juta ton, Iran memiliki lebih dari 100 jenis hasil pertanian, yang mana perkembangan industri pertanian di Iran mencapai 192% dari sisi keanekaragaman produk dan hasil pertanian, Iran juga menduduki peringkat 4 dunia dalam hal ini.

Namun yang lebih membanggakan lagi, Iran kini menjadi negara pengekspor gandum, suatu pencapaian yang tidak dirasakan Iran ketika sebelum Revolusi, dengan total produksi gandum mencapai 14,5 juta ton. Selain itu produksi buah- buahan di Iran juga mencapai 14 juta ton, total ekspor produk pertanian Iran mencapai USD 3,2 milyar.83

Keberhasilan ini tentunya ditunjang dengan kebijakan yang dijalankannya, dimasanya pembangunan bendungan di Iran mencapai 548 bendungan, dan Iran merupakan negara ke-4 yang mengembangkan teknologi pembangunan bendungan.84 Selain itu juga Ahmadinejad melakukan terobosan yang pertama kali ada dalam pertanian Iran, yaitu pembelian gandum secara kontan oleh pemerintah, sebelumnya hasil pertanian para petani baru dibayar pemerintah beberapa bulan kemudian, hal ini tentu memberatkan petani, karena ongkos produksi berikutnya mereka harus menanggungnya sendiri, selain gandum ada 4 komoditas pertanian lainya yang juga dibeli secara kontan oleh pemerintah Iran, bila ditotalkan sekitar 95% hasil pertanian yang dibeli pemerintah Iran secara kontan, paling lambat tiga hari setelah penyetoran hasil pertanian.85

Bidang industri juga mengalami pertumbuhan, pemerintah Iran tentunya tahu betul bahwa pertumbuhan ekonomi akan dicapai dengan ditunjang dari sektor

83. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 26-27. 84. Ibid. h. 27. 85. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 139. 47

industri, dan tentunya dengan berbasis kemandirian dan kemampuan bangsa sendiri. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya beberapa produk industri di Iran, seperti baja, semen, persenjataan, mobil, dll. Perlu diketahui juga bahwa Iran merupakan produsen mobil ke-18 dunia, dengan memproduksi 73 model mobil, diantaranya Samand (kuda terbang). Iran telah mengekspor mobil-mobilnya ke lebih dari 39 negara di dunia dan juga Iran memiliki 1.200 pabrik produksi dan suku cadang dan telah menyerap 600 ribu orang. Selain itu hasil petrokimia juga meningkat, pada 2007 total produksi petrokimia 24 juta ton dengan nilai mencapai

USD 9 milyar dan dari hasil itu Iran mengekspor petrokimianya dengan nilai USD

4.2 milyar.86

Selain itu, dalam bidang iptek Iran juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam inovasi seperti berhasil mengembangkan teknologi nano. Tidak berhenti sampai disitu, ilmuan

Iran juga mengembangkan steam cell atau sel punca, yangmana dengan hal sel punca ini berhasil mengobati berbagai macam penyakit seperti kebutaan dan juga mampu mengkloning seekor kambing. Keberhasilan ilmuan Iran lainnya adalah dalam bidang kedokteran, yaitu dengan pembuatan obat IMOD. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan fungsi ketahanan tubuh melawan virus HIV/AIDS, lebih jauh lagi ilmuan Iran juga mengembangkan obat Angi Pars yang mampu menyembuhkan diabetes sehingga mencegah pengamputasian, dalam bidang bedah Iran berhasil melakukan terobosan baru dengan metode operasi seperti

86. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 2 dan 26. 48

operasi otak, jantung dan mata.87 Selain itu Iran juga mampu mengembangkan satelit buatannya sendiri, satelit itu bernama Omid. Satelit yang mengorbit dengan dorongan roket Safir-2 itu, rencananya akan mengorbit selama satu hingga tiga bulan itu, diharapkan mampu nenbawa pulang yang dibutuhkan para ahli untuk mengirim “satelit operasional” ke luar angkasa. Iran berencana akan mengirim astronot ke luar angkasa pada tahun 2021.88

Dalam kebijakannya menyangkut gender, Ahmadinejad berusaha ingin mengakomodir kepentingan wanita dengan memasukan wanita dalam pemerintahannya, sayang dalam pemerintahannya yang pertama ia hanya memasukan satu orang wanita dalam pemerintahannya walaupun hanya sebagai wakil presiden di bidang lingkungan hidup. Barulah pada masa pemerintahannya yang kedua, ia berusaha lebih banyak menempatkan porsi wanita dalam pemerintahannya, meskipun nantinya hanya satu saja yang benar-benar masuk dalam jajaran kabinetnya.89

Selain itu, ia sempat membuat terobosan baru terkait masalah hak wanita dengan memperbolehkan wanita hadir ke stadion dengan catatan wanita dipisahkan dengan pria selain itu tempat wanita dipisahkan juga agar para wanita tersebut terhindar dari teriakan jorok para pria saat menjatuhkan mental para pemain lawan. Namun sayangnya terobosan ini tidak bisa dilaksanakan, dikarenakan banyak para ulama di Iran merasa keberatan dengan kebijakan

87. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 28. 88. Lih, “Satelit Buatan Iran Mengorbit, Teknologi Luar Angkasa Demi Tujuan Damai,” Kompas, Rabu, 4 Februari 2009, h. 9. Dan Lih, lampiran no. 2 89. Lih, http://www.detiknews.com/read/2009/09/03/165738/1196116/10/parlemen-iran- setujui-18-menteri-ahmadinejad diakses dan didownload pada 20 November 2011 49

tersebut, alasannya karena Syariat Islam melarang wanita melihat tubuh laki-laki bahkan meskipun mereka tidak menikmati atau terangsang olehnya.90

Walaupun semasa pemerintahan Ahmadinejad Iran telah mencapai berbagai kemajuan, Iran juga memiliki berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Dalam masa pemerintahannya, ekonomi Iran walaupun secara industrial telah berkembang dengan pesat, namun ada juga akibat dari berbagai kebijakannya yang memiliki dampak negatif.

Dampak terparah dalam kebijakannya adalah laju inflasi yang begitu tinggi. Seperti kebijakannya untuk menurunkan suku bunga, baik bank pemerintah maupun swasta, karena menurutnya tugas utama bank ialah membantu rakyat miskin dan dengan suku bunga rendah maka rakyat miskin tidak dapat menikmati fasilitas bank, maka ia memerintahkan untuk menurunkan suku bunga bank menjadi 12%. Ini sedikit lebih rendah dari laju inflasi yang mencapai 15% bahkan

19%, dan jauh dari suku bunga yang sesungguhnya yang seharusnya 23%. Hal ini berdampak banyak bank-bank yang berada diambang kebangkrutan, karena mustahil bank-bank ini bisa beroperasi dengan menguntungkan dengan suku bunga di bawah laju inflasi.

Selain itu, dampak dari kebijakan Tabungan Cinta Reza juga memiliki akibat negatif, karena pengucuran dana langsung ke sistem ekonomi akan berdampak pada membengkaknya laju inflasi, hal ini mengakibatkan naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Dan hal ini diperburuk lagi dengan kondisi Iran

90. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 280 dan Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia, h. 50-52 50

yang tengah berada dalam embargo, namun Ahmadinejad menampik bahwa telah menyengsarakan rakyat akibat kebijakan ekonominya, menurutnya rakyat berkewajiban memperoleh hak mereka, walaupun itu bertentangan dengan ilmu ekonomi.91 “Ekonom segera mengatakan bahwa keputusan kami menaikan pengharapan rakyat ini tidak sesuai dengan ilmu ekonomi. Jika ilmu ekonomi anda gagal mempertemukan tuntutan yang merupakan hak rakyat, kami tak menyukai ilmu ekonomi anda” katanya.92

“Ilmu ekonomi” disini yang dimaksud adalah ekonomi liberal ala Barat, sehingga Ahmadinejad benar adanya, seperti yang kita ketahui bahwa diera preseiden sebelumnya, Rafsanjani dan Khatami, Iran sudah menggunakan sistem perekonomi ala “ilmu ekonomi” tersebut, namun hal itu tidak membawa dampak positif untuk rakyat, buktinya “ilmu ekonomi” tersebut toh juga tidak mampu membawa Iran lepas dari jurang kemiskinan dan ketergantungan, justru sebaliknya malah membawa Iran kelembah korupsi, dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin dan juga menjadikan Iran tidak mandiri.

Hal inilah yang membuat Ahmadinejad tidak menyukai dan bahkan menolak dengan tegas “ilmu ekonomi” tersebut.

91. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 259-260. 92. Ibid. 261. BAB III

KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMAIDNEJAD

A. Kebijakan Program Nuklir Iran

Dewasa ini perekonomian global sedang mengalami pasang-surut, di beberapa wilayah mengalami kemandekan dan di beberapa wilayah mengalami peningkatan yang cukup signifikan khususnya beberapa negara-negara Asia, untuk memacu laju perekonomian inilah mau tidak mau negara-negara ini membutuhkan energi yang sangat besar demi tercapainya target pembangunan.

Namun ironisnya akibat kebutuhan yang besar akan energi inilah yang membuat terjadinya krisis ketersediaan stok energi khususnya energi yang bersumber dari energi fosil; minyak bumi dan batu bara.

Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah mengoptimalkan penggunaan energi alternatif. Maka energi nuklir merupakan salah satu pemecahan dari krisis energi ini. Saat ini sekitar 16% dari seluruh energi yang dihasilkan dunia adalah nuklir, bahkan menurut prediksi, pada 2030, Asia akan menjadi rumah bagi setidaknya separuh dari rektor-reaktor nuklir dunia. Dan dari

442 reaktor nuklir yang beroperasi di dunia, hampir seperempatnya, atau 109, berada di Asia. 28 lagi sedang dibangun diseluruh penjuru dunia, 15 diantaranya di Asia93 Iran adalah salah satunya.

93. Michael Backman. Asia Future Shock. (Jakarta; Ufuk Press , 2008), h. 83-86.

51 52

1. Sejarah Program nuklir di Iran

Walaupun Iran tergolong sebagai negara baru dengan kemampuan yang berbasis teknologi nuklir, namun nyatanya program nuklir di Iran sudah dicanangkan jauh beberapa dasawarsa sebelumnya bahkan di era pra-revolusi

1979. Hal ini menunjukan bahwa Iran telah memiliki komitmen dan kesiapan sebagai negara pengembang dan pengguna teknologi nuklir.

Program nuklir di Iran sesungguhnya dimulai pada tahun 1960, yang mana pada tahun itu, terjadi perjanjian Iran dan Amerika yang didalam perjanjian itu

Iran diperbolehkan memiliki program nuklir. Pada tahun 1967, Teheran Nuclear

Research Center (TNRC) mulai mengoperasikan sebuah reaktor nuklir di Iran dengan kapasitas 5 megawatt untuk keperluan penelitian. Setahun berikutnya, pada 1968 Iran bergabung dalam Nuclear Proliferation Treaty (NPT)94 yang mana memperbolehkan anggotanya untuk mengembangkan program nuklir dan bahkan berhak memperoleh bantuan tekhnologi nuklir dari negara-negara lainnya sesama anggota.95

Pada tahun 1970-an Shah Iran mulai mencanangkan pembangunan reaktor nuklir. Ia berencana untuk mendirikan 23 reaktor nuklir yang dengannya bisa menghasilkan sekitar 23.000 megawatt. Shah berharap programnya ini bisa selesai pada tahun 2000, yang mana menelan biaya pembangunan secara keseluruhan

94. NPT adalah sebuah perjanjian menyangkut pelarangan penyebaran senjata pemusnah massal dan penggunaan energi nuklir yang bertujuan damai. Perjanjian ini ditanda tangani pada Juli 1968. Lih, http://www.iaea.org/Publications/Documents/Treaties/npt.html. Situs diakses dan didownload pada 15 Juni 2011. 95. Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue (Jakarta; LIPI Press, 2005), h. 9. 53

sebesar 24 milliar dollar. Namun program nuklir ini tidak hanya bertujuan untuk memasok kebutuhan listrik Iran saja tetapi juga akan diekspor ke negara-negara lain diteluk Persia, sekaligus mempersatukan bangsa-bangsa dikawasan tersebut.96

Pada tahun 1974, perusahaan pertama Barat yang membangun instalasi nuklir Iran adalah perusahaan Jerman, Siemens. Pada awal konstruksinya perusahaan tersebut membangun dua instalasi nuklir di bagian selatan Iran,

Bushehr,97 dengan kapasitas 1300 Mwatt. Ini sangatlah menarik, mengingat pada masa itu tidak ada reaktor nuklir di dunia sebesar yang ada di Bushehr, bahkan

Amerika dan Eropa saja hanya memiliki reaktor yang memproduksi sekitar 900

Mwatt. Pembangunan ini hampir selesai, sekitar 90% dan 60% peralatannya pun telah diinstall, namun peristiwa besar terjadi, Revolusi Iran meletus yang mana memaksa pihak kontraktor memutuskan secara sepihak kontrak dengan Iran. Hal ini diperburuk lagi ketika Iran berperang dengan Irak, yang mana komplek nuklir

Bushehr menjadi sasaran invasi Irak dibawah Saddam Husein.98

Setelah sempat terhenti, walaupun Iran telah menyetorkan dana US$ 6

Milliar kepada kontraktor Siemens, proyek nuklir di Iran kembali dilanjutkan pada

1990 setelah pihak Rusia dan China bersedia mendukung program nuklir Iran, sebelumnya ditemukan cadangan uranium yang besarnya diperkirakan mencapai

5000 ton pada tahun 198599, pada tahun 1990 juga Rusia mengirimkan bantuan

96. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 130. 97. Lih, lampiran no. 3. 98. Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue. h. 10. 99. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 226. 54

teknisnya dan pada 1991 giliran China yang mengirimkan 1.800 gram uranium untuk proses bahan bakar.100

Kerja sama ini dilanjutkan dengan pertemuan pada 1995, yang mana pada tahun tersebut pihak Rusia akan melakukan penyempurnaan pembangunan reaktor di Bushehr yang sudah memiliki kapasitas 1000 Mwatt ditingkatkan menjadi 6000

Mwatt saat selesainya proyek ini dibangun pada 2020. Pada kesepakatan kali ini ditandatangani pada Januari 1995 dengan nilai kontrak mencapai 800 juta dolar dan pada Agustus ditambah 300 juta dolar.101 Walaupun nantinya Rafsanjani sadar bahwa Rusia setengah-setengah dalam mengembangankannya, dan bahkan ia

(Rafsanjani) berharap, kalau tidak mau dikatakan mengandai-andai, bahwa suatu kali nanti Clinton mau mengambil alih menggantikan Rusia. Namun fakta yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa orang pertama yang membangkitkan kembali program nuklir Iran adalah Rafsanjani, yang nantinya ia akan menjadi lawan politik Ahmadinejad dipemilu 2005.

Pada 2002 dunia dikejutkan oleh laporan pihak MKO yang menyatakan bahwa Iran memiliki reaktor nuklir “canggih” di Arak dan Natanz. Hal ini dipertegas lagi dengan terlacaknya reaktor nuklir di Arak pada Desember 2002 oleh pencitraan satelit AS. Pada Februari 2003, Khatami secara terbuka mengkonfirmasi kebenaran tersebut. Setelah negosiasi panjang, antara Iran dan

Barat, akhirnya disepakati bahwa pada Oktober 2003 Iran menghentikan

100. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 129. 101. Ibid. h. 129 dan Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue. h. 11. Hal ini juga sempat dimuat dimedia cetak, lih, “Fasilitas Nuklir Iran,” Media Indonesia, Selasa, 6 Oktober 2009, h. 6. 55

sementara program nuklirnya dengan dalih agar Iran harus terlebih dahulu membangun kepercayaan dan komitmen komunitas global untuk tidak digunakan sebagai senjata pemusnah massal.102 Tentunya ini terdengar aneh bahwa pihak

Barat meminta Iran berkomitmen untuk tidak mengembangkan senjata pemusnah massal, karena seperti yang kita ketahui bahwa Iran adalah anggota NPT. Kasus nuklir ini terus bergulir sampai akhir masa pemerintahan Khatami.

2. Program Nuklir Iran di era Ahmadinejad

Ketika selama pemilihan presiden 2005, salah satu kampanye

Ahmadinejad adalah lebih bersikap tegas terhadap Barat demi membela harga diri bangsa dan program nuklirnya. Ia juga mengkritik tim perunding Iran dan menyebutnya sebagai pengecut. “Orang-orang yang dikirim untuk berunding ini pengecut. Mereka bahkan sudah mundur 500 kilometer sebelum sempat duduk dimeja perundingan”, katanya.103

Hal ini terus berlanjut sampai Ahmadinejad menjadi presiden, bahkan ketika sidang umum PBB yang digelar pada September 2005, ia menegaskan bahwa program nuklir negaranya bertujuan sipil, lebih lanjut ia juga mengecam para diplomat Eropa yang hanya tunduk terhadap AS. “Jangan berani-berani mengancam kami dengan segala rupa sanksi atau kalian akan menyesalinya.

Kalian jangan hanya mau mengikuti kemauan Amerika”, katanya kepada para

102. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 224-228. 103. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 139. 56

diplomat Eropa yang terdiri dari menlu Inggris (Jack Straw), Prancis (Philippe

Douster Blazy) dan Jerman (Joschka Fischer).104

Di tahun berikutnya tepatnya pada 9 April 2006, Iran dengan bangga mengumumkan pencapaiannya dalam mengembangkan tekhnologi nuklir. Para ilmuan Iran berhasil mengayakan uranium ke tingkat skala industri dengan mengoprasikan sekitar 164 alat pemutar (centrifuge), walaupun masih relative rendah dalam pengayaannya sekitar 3,6 persen. Dan bertepatan pada tanggal itu juga, setahun berikutnya Ahmadinejad mengumumkannya sebagai Hari Nasional

Energi Nuklir.105 “Dengan penuh hormat, saya nyatakan bahwa terhitung hari ini

( 9 April) negara tercinta kita telah bergabung bersama negara klub nuklir dan mampu membuat bahan bakar nuklir dalam skala industri”.106 Di tahun 2006 juga dibangun stasiun pengayaan terbaru di kota Qom dan selesai diperkirakan dalam waktu 18 bulan.107

Dalam prosesnya untuk menjadi bahan bakar, uranium minimal diproses dan diperkaya hingga 3-5% sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir, namun itu masih terbilang rendah. Tahap berikutnya pengayaan sampai tahap 20%, ini sudah ke tahap sedang. Pada tahap ini selain bisa menjadi bahan bakar reaktor nuklir bisa juga digunakan untuk membuat bom namun masih membutuhkan bahan

104. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 184. 105. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 112. 106. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 153. 107. Lih, “Fasilitas Nuklir Iran,” Media Indonesia, Selasa, 6 Oktober 2009, h. 6. 57

peledak lainnya. Tahap berikutnya 90%, dalam tahapan ini dapat dengan mudah digunakan sebagai bom nuklir dan juga pembangkit listrik.108

Kemajuan-kemajuan ini terus berlangsung ditahun-tahun berikutnya.

Seperti fasilitas pengayaan uranium di Natanz, disana menyimpan 4600 alat pemutar untuk pengayaan uranium dan mampu menyuling uranium 2-3 kali lebih cepat dari mesin biasa, dan ditargetkan akan mngoperasikan sekitar 50.000 alat pemutar dengan menghasilkan 500 kg uranium pertahun. Iran juga memiliki reaktor-reaktor nuklir lainnya seperti di Arak, sebuah reaktor yang mampu menghasilkan 40 megawatt dan juga di Esfahan sebuah fasulitas yang menyediakan bahan bakar untuk reaktor di Arak. Di fasilitas Isfahan ini terdapat sekitar 3000 ilmuan yang dipekerjakan.109

Jadi jika diurutkan dari April 2007, tahun pencanangan Iran sebagai anggota klub nuklir, hingga sampai Agustus 2009, Iran mengoprasikan sekitar

3.936 alat pemutar dan sekitar 4.756 alat pemutar yang sudah terinstal namun belum diaktifkan. Jadi, totalnya mencapai 8.692 alat pemutar yang siap digunakan untuk mengayakan uranium bahkan dalam perkembangan selanjutnya,

Iran berencana akan membangun 10 fasilitas nuklir baru dan mengayakan uranium sampai pada 20%.110 Kemajuan-kemajuan ini merupakan wujud nyata

108. Lih, “AS Tawarkan Alternatif Untuk Iran, Kemurnian Uranium,” Media Indonesia, Kamis, 11 Februari 2010, h. 10. 109. Lih, “Iran Ancam Keluar Dari NPT, Ekspansi Program Nuklir Iran,” Republika, Rabu, 2 Desember 2009, h. 9 dan “Fasilitas Nuklir Iran,” Media Indonesia, Selasa, 6 Oktober 2009, h. 6. Dan Lih, lampiran no. 4. 110. Lih, “Iran Ancam Keluar Dari NPT, Ekspansi Program Nuklir Iran,” Republika, Rabu, 2 Desember 2009, h. 9. Lih, “Iran Perkaya Uranium Hingga 20%,” Republika, Senin, 8 Februari 2010, h. 10 dan “Iran Bangun 10 Fasilitas Lagi, Teheran Kembangkan Sistem Pertahanan Udara Sekuat Milik Rusia,” Kompas, Selasa, 9 Februari 2010, h. 8. 58

bahwa Iran serius dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi nuklir dan

Ahmadinejad siap untuk membuktikan komitmennya serta akan terus membela negaranya untuk meraih hak-haknya memanfaatkan teknologi ini.

3. Pandangan Mahmoud Ahmadinejad Terhadap Program Nuklir

Berangkat dari sebuah pertanyaan “Jika nuklir ini dinilai jelek dan kami tidak boleh menguasai dan memilikinya, mengapa kalian sebagai adikuasa memilikinya? Sebaliknya jika teknonuklir ini baik bagi kalian, mengapa kami tidak boleh juga memakainya?”111, Ahmadinejad lalu mengembangkannya menjadi sebuah dasar pemikiran dan dari pemikiran revolusioner sederhana inilah lalu berkembang menjadi sebuah mainstream kebijakannya. Dalam kampanyenya ketika pemilihan presiden Iran, Ahmadinejad menggunakan isu ini sebagai salah satu isu sentral yang menjadi andalannya yaitu kebijakan program nuklir.

Walaupun nuklir sudah tidak asing bagi Iran, namun di era Ahmadinejad hal tersebut menjadi booming. Hal ini dikarenakan ketika ia menjabat sebagai presiden, ia tak kenal kompromi menyangkut program nuklir Iran. Ia bahkan berusaha menerabas setiap halangan yang berusaha menghentikan program nuklir negaranya tersebut.

Mungkin untuk sebagian dari kita teknologi nuklir merupakan hal yang tidak penting, biasa-biasa saja atau bahkan asing. Namun disadari atau tidak, teknologi nuklir merupakan suatu pencapaian tinggi oleh manusia dalam bidang keilmuan. Hal inilah yang disadari oleh bangsa Iran. Oleh sebab itu, Iran berusaha

111. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 199. 59

menggapai teknologi nuklir mengingat nilai prestise keilmuan yang terkandung dalam teknologi nuklir. Hal ini merupakan hal yang wajar mengingat Iran merupakan negara penghasil pemikir-pemikir ulung yang tidak sedikit, contohnya sudah penulis paparkan di bab sebelumnya. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa ternyata bangsa Iran merupakan bangsa yang suka berfikir. Maka tidaklah mengherankan jika Iran begitu ngotot berusaha mengembangkan teknologi nuklir, karena seperti yang kita tahu bahwa teknologi nuklir merupakan barometer dari suatu pencapaian kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebuah negara.

Tidak diragukan lagi bahwa ilmu merupakan salah satu alat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan hidupnya, dan dengan ilmu juga manusia bisa menjadikan dirinya sebagai pribadi-pribadi yang baik. Dan karena itulah Tuhan memberikan manusia ilmu.

“Tuhan, menganugrahkan ilmu kepada orang-orang suci, para nabi dan kaum saleh. Karena ilmu merupakan cahaya dan petunjuk serta sarana untuk kepentingan manusia… ilmu adalah jendela menuju Tuhan dan buahnya adalah amal”. Ahmadinejad juga mengatakan, “sebenarnya syiar Revolusi Islam kami adalah syiar perdamaian. Anda tahu bahwa syiar imam Khomeini sebagai pemimpin revolusi adalah: “kami bercita-cita suatu hari semua senjata akan berubah menjadi pena”112 kata Ahmadinejad.

Dari sinilah kita bisa menginterpretasikan bahwa baik secara tersirat maupun tersurat, ilmu merupakan salah satu pijakan dasar bagi tindakan

Ahmadinejad dalam mengembangkan teknologi nuklir. Hal ini juga berkaitan erat bahwa teknologi nuklir merupakan tehnologi yang jika dikembangkan secara serius mampu menghasilkan keuntungan yang berlipat dan mampu menjadikan

Iran sebagai negara yang mandiri sekaligus maju. Selain itu juga ia berkeyakinan

112. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h. 29-30 dan 105. 60

bahwa ilmu mampu membawa kemaslahatan bagi manusia, dan ini yang ia berusaha buktikan melalui program nuklirnya. Di lain kesempatan ia juga berkata,

“Manusia mesti menyingkap kekuatan-kekuatan serta potensi-potensi alam ini dan digunakan untuk berkhidmad kepada-Nya, Tuhan menjadikan alam ini untuk tunduk kepada manusia. Artinya, Tuhan memberikan manusia potensi untuk bisa menguasai alam dengan memberikan kepada manusia berpikir, analisa, dan kreatifitas… dan dalam berbagai bidang ilmu manusia terus berkembang dalam rangka penguasaan terhadap alam dan menyingkap segala hakikatnya”.113 Ini menegaskan bahwa ia berusaha menjadikan ilmu sebagai basis kemajuan bangsanya.

Ahmadinjead ingin menjadikan nuklir sebagai motor penggerak kemajuan bangsanya. Dengan cara memanfaatkan nuklir dari berbagai bidang termasuk secara politis.

“Bagaimanapun proyek pengembangan energi nuklir di Iran tidak lain adalah masa dengan kehidupan bangsa Iran. Iran ingin memanfaatkan teknologi ini untuk menjadi bangsa yang besar dan beradab ditengah percaturan politik internasional dunia”.114 Dari sini kita bisa melihat visi dan misi Ahmadinejad terkait program nuklirnya.

Saat ini dunia sedang mengalami gejolak hebat, dan untuk memulihkannya dibutuhkan energi untuk melakukan berbagai pengembangan dan pembangunan.

Hari ini dunia telah menggunakan 85 juta barrel minyak per hari dan sekitar 30% nya berasal dari OPEC115, dan menariknya lagi bahwa hampir semua negara- negara OPEC, kecuali Venezuela, adalah negara dengan mayoritas penduduk

113. Ibid. h. 81. 114. Kuliah Umum Presiden Republik Islam Iran, Dr. Mahmoud Ahmadinejad. Balai Sidang UI. 11 Mei 2006, dalam Desti Nur Sakinah. Kepentingan Iran mengembangkan kembali program nuklirnya. Tesis pasca sarjana UI 2006. 115. OPEC adalah Organization of Petroleum Exporting Countries. Organisasi ini adalah organisasi kumpulan negara-negara pengekspor minyak mentah. 61

Muslim.116 Hal ini mengindikasikan cepat atau lambat energi fosil khususnya minyak akan habis dan jika itu terjadi negara-negara Muslim, yang notabenenya adalah penghasil dan pengguna energi minyak, akan mengalami keruntuhan karena kehabisan sumber energi dan ini perlu membutuhkan solusi yang tepat. Hal inilah yang disadari oleh Iran, namun sayangnya ini kurang disadari, kalau tidak mau dikatakan tidak dipedulikan oleh negara-negara lain khususnya negara

Muslim.

Iran kini telah dalam rangka menuju pemanfaatan energi nuklir secara maksimal. Mengingat kebutuhan akan energi cukup besar contohnya saat ini Iran telah memiliki 50.000 desa dengan penduduk sekitar 69 juta jiwa (saat ini mencapai 70 juta) yang mana lebih dari 95%nya telah mendapat akses listrik.117

Selain itu juga pertumbuhan akan keperluan listrik di Iran terus meningkat sekitar

7% - 8% pertahun, sementara itu produksi listrik di Iran pada 2003 hanya sebesar

31.000 megawatt dan pada 2005 meningkat menjadi 36.000 megawatt, ironisnya hampir semua kebutuhan energi listrik hanya bersumber dari minyak dan gas serta hidroelektrik ( hanya 7%)118. Mengingat betapa rentannya energi yang berasal dari fosil, selain tidak ramah lingkungan, sumber energi fosil juga tidak stabil, mengingat harga yang terus melonjak dan konsumsi BBM juga terus meningkat.

Hal ini menandai bahwa kebutuhan akan sumber energi baru adalah satu keniscayaan jika kedepannya Iran ingin mengahadapi perkembangan global. “Iran

116. Alan M. Herbst and George W. Hopley. Nuclear Energy Now; Why The Time Has Come For The World’s Most Misunderstood energy Source (New Jersey; John Wiley & Sons, Inc, 2007), h. 63-65. 117. Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue. h. 12. 118. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 315. 62

tengah dalam perjalanan mencapai produksi 200.000 megawatt listrik dan peningkatan pemanfaatan teknologi ini (nuklir) dibidang ilmu kedokteran dan perindustrian”,119 katanya.

Iran kini dalam proses meraih kemajuan dan dengan kemajuan tersebut bisa menjadikan Iran sebagai negara yang maju, mandiri dan modern, serta mampu menjadi inspirasi bagi negara-negara lain khususnya negara Muslim.

Ahmadinejad meyakini dengan menguasai teknologi nuklir yang maju dan modern, akan meningkatkan rasa percaya diri di kalangan rakyat Iran,

“Perasaan bahwa sekalipun banyak tekanan dan ancaman, bangsa Iran masih juga berhasil menggapai puncak yang tertinggi berpijak dengan pengetahuan dan sumber-sumber dayanya sendiri akan memberikan momentum untuk lompatan-lompatan yang lebih besar disemua bidang lain.” Ia menambahkan, “tak ada kata akhir untuk kerja dan kita selalu berpeluang meningkatkan laju kemajuan dan mengurangi efek-efek sampingnya dengan melalui berbagai inovasi, inisiatif, dan invensi”.120

Dari sini kita bisa melihat bahwa, dengan Iran mampu menguasai teknologi nuklir, Iran akan dengan cepat mampu memenuhi kebutuhan negaranya hampir di semua lini secara mandiri. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan baik secara politis maupun secara ekonomis. Secara ekonomis energi nuklir membawa keuntungan, mengingat kebutuhan energi di Iran yang cukup besar dan semakin mahalnya harga minyak dunia dan dimasa yang akan datang tentu sumber energi tersebut akan menipis, dan nuklir bisa menjadi alternatif bagi solusi masalah energi di Iran dan dengan hal tersebut pemerintah Iran secara jangka panjang akan mampu memenuhi kebutuhan energi negaranya dan Iran bisa

119. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 114. 120. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 189. 63

menjadi pemasok listrik dikawasan atau dengan kata lain kedepannya Iran dapat menjadi eksportir energi, ini tentunya akan sangat menguntungkan Iran kedepannya. Selain itu juga dengan pemanfaatan teknologi secara maksimal, teknologi nuklir memungkinkan dimanfaatkan di berbagai bidang lainnya seperti di zaman ini pencarian air didalam tanah dan penyulingan air asin menjadi air tawar juga dapat dilakukan dengan teknologi nuklir.

Di samping secara ekonomis, dalam bidang politispun hal ini sangat menguntungkan karena dengan keuntungan yang diperoleh Iran dalam bidang ekonomi tadi, ditambah pula posisi geografis Iran yang sangat strategis, akan menjadikan Iran sebagai negara yang maju, ini secara otomatis akan memposisikan Iran sebagai negara ‘inti’ dalam percaturan politik regional dan global serta menaikan posisi tawar dunia Islam umumnya dan Iran khususnya dalam kancah perpolitikan internasional. Energi nuklir merupakan teknologi yang cukup canggih. Hal ini akan membawa Iran berubah dari negara berkembang menjadi negara maju, dan ini tentunya akan menaikan harga diri bangsa Iran secara politis. Dalam salah satu ayat Al-Quran surah Al-Anfaal ayat 60 menyebutkan;

وَأَﻋِﺪﱡوا ﻟَﮭُﻢ ﻣﱠﺎاﺳْﺘَﻄَﻌْﺘُﻢ ﻣﱢﻦ ﻗُﻮﱠةٍ وَﻣِﻦ رﱢﺑَﺎطِ اﻟْﺨَﯿْﻞِ ﺗُﺮْھِﺒُﻮنَ ﺑِﮫِ ﻋَﺪُوﱠ

اﷲِ وَﻋَﺪُوﱠﻛُﻢْ وَءَاﺧَﺮِﯾﻦَ ﻣِﻦ دُوﻧِﮭِﻢْ ﻻَﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻧَﮭُﻢُ اﷲُ ﯾَﻌْﻠَﻤُﮭُﻢْ وَﻣَﺎﺗُﻨْﻔِﻘُﻮا ﻣِﻦ

ﺷَﻰْءٍ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﯿﻞِ اﷲِ ﯾُﻮَفﱠ إِﻟَﯿْﻜُﻢْ وَأَﻧﺘُﻢْ ﻻَﺗُﻈْﻠَﻤُﻮنَ {60}

Artinya ; “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang 64

dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”.121

Pesan dan peringatan dari Tuhan ini menunjukan kepada kita, bahwa kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapi skenario terburuk dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Hal tersebut disadari betul oleh pemerintah Iran di bawah kepemimpinan Ahmadinejad. Oleh karena itu pemerintah Iran berusaha sekuat mungkin memiliki modal persiapan, pengembangan teknologi nuklir salah satunya, dalam menghadapi tantangan- tantangan kedepan yang lebih besar lagi yang dihadapi Iran khususnya dan Islam umumnya.

“Saat energi fosil telah habis terkuras di dunia, mereka akan mulai menjual energi nuklir pada semua bangsa lain dengan harga yang sangat tidak terjangkau dan dengan begitu mereka bisa terus mempertahankan dominasinya di dunia” ia lalu menambahkan, “kalangan adidaya sebenarnya tidak menolak senjata nuklir, lantaran mereka sudah memilikinya, tapi mereka menolak kemajuan dan perkembangan saintifik bangsa-bangsa lain”, kata Ahmadinejad.122

Hal ini diamini oleh Henri Kissinger yang pernah menjabat sebagai menlu

AS;

“Iran adalah produsen minyak terbesar. Ia memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Dalam kondisi pertumbuhan yang teratur, ia juga siap menjadi salah satu kekuatan (negara) industri”. Ia melanjutkan, “melalui kepemilikan teknologi nuklir, Teheran ingin menjadikan dirinya sebagai perisai pelindung yang menghalangi intervensi pihak lain dalam urusan-urusannya”.123

121. Q.S Al-Anfaal; 60 122. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 190. 123. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 228. 65

Ini menunjukan bahwa Barat pun menyadari akan kemajuan yang dicapai

Iran jika berhasil menguasai teknologi nuklir yang akan menempatkan Iran sebagai negara industri. Hal inilah yang sesungguhnya menjadi kekhawatiran

Barat bukan isu senjata pemusnah massal yang digembor-gemborkan oleh Barat selama ini, dan yang lebih ditakutkannya lagi kalau hal ini menjadi inspirasi negara-negara lain.

Bukan rahasia lagi bahwasanya Barat, yang dimotori AS, menuduh Iran mengembangkan senjata pemusnah massal walaupun sampai saat ini tidak ditemukan hal tersebut. Hal ini begitu naif tentunya, mengingat mereka (Barat) memiliki senjata tersebut dan yang lebih ironisnya lagi Amerika yang notabenenya adalah motor negara Barat ialah negara pertama, kalau tidak mau dikatakan satu-satunya, yang pernah secara langsung menggunakan senjata pemusnah massal terhadap kedaulatan negara lain atau lebih tepatnya ke Jepang, saat AS mengebom Hirosima dan Nagasaki pada PD II. Di tambah lagi Israel yang bukanlah anggota NPT (Non-Proliferation Treaty) tetapi memiliki sekitar

100 sampai 200 hulu ledak nuklir. Hal ini diperoleh dari keterangan dan data dari

Mordechai Vanunu, yang seorang mantan teknisi pada fasilitas nuklir Israel,

Dimona.124 Selain Israel beberapa negara lain seperti India dan Pakistan memiliki senjata nuklir juga namun mereka bukanlah negara penandatangan perjanjian

NPT.

Walaupun terjadi diskriminasi Iran tetap berkomitmen untuk tidak mengembangkan senjata pemusnah massal. Berkali-kali Ahmadinejad

124. Lih, “Rusia Minta Israel Gabung Dengan NPT,” Republika, Sabtu, 3 Maret 2007, h. 8. 66

menegaskan bahwa negaranya tidak membutuhkan senjata semacam itu. Bahkan

Ahmadinejad menegaskan bahwa orang-orang yang ingin memiliki bom atom adalah mereka-mereka yang terbelakang pemikirannya. “Yang menginginkan senjata nuklir adalah politikus yang terbelakang pemikirannya”125. Lebih jauh ia mengatakan;

“Mereka yang membuat bom atom serta memiliki bom atom terbelakang dalam sisi politik dalam kamus kita. Saya katakan, sangat tidak adil, mereka tidak memiliki uang untuk diberikan tapi menciptakan bom atom. Apa gunanya? Uni Soviet memiliki ribuan galea atom, tapi galea atom tidak bisa melindunginya dari keruntuhan. Sekarang mereka yang berjarak ribuan kilometer berada di Irak, semuanya memiliki atom, bisakah atom menyelamatkan Irak? Tidak akan mampu! Apa gunanya! Uang rakyat dipakai menciptakan bom generasi keempat dan kelima dan mengarsenalkannya. Bawalah uang tersebut, berikanlah kepada 40 juta fakir miskin di negara ini (Amerika). Bila mereka mengejar suara dalam PEMILU, 40 juta paling tidak, sama dengan 40 juta suara untuk mereka, itukan menguntungkan kalian juga”. Ia juga menambahkan, “bangsa Iran ketika setiap orang rakyatnya memiliki satu gunung api cinta, kerja, perhatian dan keberanian, mereka butuh apa dengan bom atom?.126

Baik secara langsung ataupun tidak, Ahmadinejad memberikan penjelasan bahwa bangsa Iran yang dikenal sebagai bangsa pemikir tidak akan menggunakan senjata pemusnah massal dalam agenda kebijakannya, toh lagi pula senjata nuklir tidak mampu menyelamatkan sebuah negara dari jurang kehancuran. Walaupun

Iran sedang berusaha untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan global ke depannya, bukan berarti Iran akan mengembangkan senjata nuklir,

Ahmadinejad bahkan lebih memilih dukungan pemuda dunia Islam dari pada senjata nuklir. “Bagi kami, dukungan kalian dan para pemuda di dunia Islam

125. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h. 42. 126. Ibid. h. 73-74. 67

lebih ampuh daripada senjata nuklir” katanya ketika memberikan ceramah di

UI.127

Untuk membuktikan komitmen Iran terkait penggunaan senjata nuklir, pemimpin spiritual Iran sekaligus orang kesatu di Iran, Ayatollah Sayyid Ali

Khamenei memfatwakan haram hukumnya atas penggunaan senjata nuklir. “Kami menetapkan bahwa penggunaan senjata nuklir itu haram” katanya128. Ini jelas sebagai pertanda bahwa pemerintah Iran dibawah Ahmadinejad tidak mungkin memproduksi apalagi menggunakan senjata nuklir karena sudah difatwakan oleh

Ayatollah Ali Khamenei selaku pimpinan tertinggi di Republik Islam Iran.

Namun begitu, teknologi nuklir tetap penting adanya, karena selain merupakan barometer capaian kemajuan teknologi, bagi bangsa Iran teknologi nuklir merupakan sebuah simbol kemandirian dan terlepasnya Iran dari ketergantungan terhadap Barat, bahkan lebih jauh lagi pemerintahan Iran di era

Ahmadinejad menganggap energi nuklir merupakan harga mati karena ini kehormatan bangsa Iran juga dipertaruhkan disini.

Pemerintah Iran bahkan menilai bahwa program nuklir Iran harus segera direalisasikan dan penundaan program nuklir Iran itu akan sama saja dengan mundur ke belakang. Pemerintah Iran bahkan membandingkan hal tersebut

127. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 195. 128. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah rahasia , h. 134-135 dan Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 122-123. Fatwa ini baru diblow-up oleh media massa di Indonesia pada April 2010 ketika Konferensi Internasional Pelucutan dan Nonproliferasi di Teheran tengah berlangsung. Lih, “Khamenei: Senjata Nuklir Haram,” Republika, Senin, 19 April 2010, h. 11. 68

dengan perjanjian Turkmanchai129 yang memalukan serta menghina harga diri bangsa Iran dan jika Iran menunda programnya akibat tekanan Barat ini sama saja mengulangi kesalahan di masa lampau yang membuat Iran kehilangan martabatnya sebagai negara besar.130 Lebih jauh lagi pemerintah Iran bahkan menerbitkan pecahan uang kertas senilai 50.000 riyal atau setara dengan 5,4 dollar

AS dicetak dalam warna oranye, hijau, dan biru, dengan simbol nuklir, yaitu elektron yang mengelilingi inti atom diatas gambar peta Iran. Di dekat simbol itu tertulis sebuah kutipan singkat dari Nabi Muhammad SAW berbunyi; “Orang dari tanah Persia akan meraih pengetahuan meskipun sejauh Pleiades”.131 Pleiades adalah kelompok bintang.132 Hal ini dilakukan semata-mata sebagai bukti kesungguhan tekad pemerintahan Ahmadinejad terkait dalam meraih teknologi nuklir dan juga menunjukan betapa pentingnya program nuklir tersebut dimata bangsa Iran. Ahmadinejad juga menyatakan bahwa yang ditakutkan Barat bukanlah program nuklir Irannya.

“… Karena mereka (Barat) melihat kemajuan dan kemakmuran negara- negara Islam akan menghabiskan dan akan menyelesaikan ambisi politik mereka.

129. Perjanjian Turkmanchai adalah perjanjian antara Iran (Dinasti Qajar) dengan Rusia pada tahun 1828, perjanjian ini sebetulnya akibat kalahnya Iran dalam perang Iran-Rusia, secara garis besar perjanjian ini sangat menghina Iran selaku pihak yang kalah perang, dimana Iran kehilangan sebagian besar teritorinya khususnya diwilayah Kaukasus dan juga pihak Iran harus mengganti rugi sebesar 20 juta rubel. Hal inilah yang menandai kemunduran dinasi Qajar. Lih, Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 22-23. 130. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 140. 131. Penulis juga menemukan hadis yang hampir sama dengan itu di dalam pengantar buku karangan Murthada Muthahhari yang ditulis oleh Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat. Hadis itu berbunyi, “Seandainya iman itu terletak di bintang Tsurayya, orang-orang dari kalangan penduduk Parsi akan dapat menggapainya”. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari Qais bin Sa’ad bin Ubadah. Lih, Murthada Muthahhari. Membumikan Kitab Suci Manusia dan Agama. Bandung; Mizan, 2007. h. 44. 132. Lih, “Israel Inginkan Solusi Damai, Iran Luncurkan Mata Uang Dengan Simbol Nuklir,” Kompas, Rabu, 14 Maret 2007, h. 10 69

Karena kalau negara-negara Islam mendapatkan kemajuan dan kemakmuran, mereka tidak bisa lagi menghina negara-negara Islam”.133 Dalam pandangan revolusionernya Ahmadinejad mempercayai bahwa sesungguhnya yang ditakuti

Barat bukanlah kemampuan Iran akan nuklirnya, namun karena ketakutan akan hilangnya hegemoni Barat atas dunia Islam, karena jika Iran berhasil mengembangkan nuklir damai dan ditiru oleh negara-negara lainnya maka dominasi Barat atas dunia ketiga khususnya negara Muslim akan hilang dan negara-negara tersebut dapat melepaskan diri dari pengaruh Barat.

B. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim

Bersahabat dengan mereka yang bersikap baik terhadap kita dan melawan mereka yang berbuat jahat kepada mereka, itulah semboyan dasar dari pendekatan hubungan Iran dengan dunia internasional. Dan dari model pendekatan inilah yang

Iran gunakan dalam meningkatkan hubungan yang berasaskan keadilan dan persaudaraan dengan dunia Muslim.

“Kita akan terus meningkatkan hubungan dengan negara-negara Islam dan negara-negara tetangga”. “sesungguhnya peningkatan hubungan dengan Negara-negara Teluk menjadi prioritas kebijakan politik luar negeri kita”. “Teluk (Persia) adalaah Teluk kedamaian dan keadilan”. “saya akan selalu mengulurkan tangan saya kepada semua orang, dan saya akan tetap berusaha menjalin hubungan baik dengan pihak manapun kecuali Israel”.134

Ahmadinejad memberikan sinyal bahwa ia siap menerima hubungan dengan siapapun kecuali Israel tentunya yang merupakan the real enemy-nya Iran.

133. Hal ini Ahmadinejad sampaikan ketika kunjungannya ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Mei 2006, penulis mendapatkan rekaman videonya melalui Iran Corner yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gedung Fakultas Ushuluddin lantai 2. 134. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 58. 70

Berbagai hubungan persaudaraan ini dibuktikan dunia Muslim dengan dukungannya terhadap Iran melawan tekanan-tekanan yang dilakukan Barat khususnya AS terkait program nuklir damainya. Bahkan pada 22 Juni 2006

OKI135 mendeklarasikan dukungannya terhadap Iran.

“kami menyatakan pendirian kami bahwa satu-satunya cara untuk dapat menemukan solusi dari isu itu (maksudnya adalah isu nuklir Iran) adalah dengan menggelar perundingan tanpa prakondisi apapun” lalu ditambahkan, “kami kembali menegaskan hak mendasar dan tak dapat dirampas dari seluruh negara anggota, (yakni) untuk melakukan riset, memproduksi, dan menggunakan energi atom untuk maksud-maksud damai” bahkan lebih jauh deklarasi ini menuntut Israel agar segera masuk NPT, “ kami menuntut pencapaian Israel terhadap NPT (Non-Proliferation Treaty) tanpa adanya penundaan” bunyi deklarasi tersebut.136

Ini merupakan suatu kemajuan yang tejadi menyangkut hubungan antar masyarakat Islam khususnya dengan Iran. Karena hal tersebut mengindikasikan suatu babak baru hubungan dunia Islam, mengingat selama beberapa dasawarsa terakhir hubungan Iran dengan beberapa negara Muslim ‘terganggu’ dan bahkan sempat terjadi perang, salah satu contohn nyatanya perang Iran-Irak. Ayatollah

Ali Khamenei juga menyerukan akan persatuan dunia Islam, yang menurut hematnya ini merupakan suatu masalah urgen dan mendasar yang dialami umat

Islam serta menjadi landasan bagi upaya umat Islam dalam memerangi musuh- musuhnya.

“Saat ini masalah persatuan dunia Islam telah menjadi masalah yang sangat urgen bagi kita. Mempersatukan dunia Islam menjadi kewajiban, amal Ibadan dan gerakan politik. Kita sebagai para pemimpin memiliki kewajiban untuk menerapkan Islam dan Al-Quran dalam dunia riil. Hendaknya kita terus meneriakan semboyan “perangi musuh-musuh Islam dengan jiwa dan darah.”

135. OKI adalah Organisasi Konferensi Islam. Organisasi ini merupakan perkumpulan negara-negara Islam yang anggotanya terdiri dari 57 negara. OKI didirikan pada 1972 di Jeddah. 136. Lih, “OKI: Perundingan Nuklir Iran Harus Tanpa Syarat,” Republika, Kamis, 22 Juni 2006, h. 10. 71

Mendakwahkan kesatuan Islam menjadi salah satu kewajiban kita yang perlu dilaksanakan dengan segera”.137

Untuk membuktikan akan upayanya dalam menjalin persahabatan dan persaudaraan dengan dunia Muslim, Ahmadinejad memulainya dengan membina hubungan dengan negara-negara dunia Muslim. Ia melakukan berbagai kunjungan yang bisa dibilang ‘radikal’, ‘istimewa’ dan ‘bersejarah’. Seperti kunjungannya ke

Irak, ini merupakan kunjungan kenegaraan resmi pertama seorang presiden

Republik Islam Iran pasca Revolusi Islam tahun 1979.138 Ini terbilang radikal mengingat hubungan Iran dengan Irak yang rusak akibat invasi Saddam Husein yang menyebabkan perang berkepanjangan antara Iran dan Irak selama delapan tahun, 1980-1988.

Tidak hanya itu, Ahmadinejad juga berkunjung ke Arab Saudi, ini juga terbilang sangat ‘radikal’, mengingat Arab Saudi adalah negara yang sering dikritik Imam Khomeini karena berbagai kebijakannya terhadap kaum Syi’ah.

Terlepas dari itu semua, dalam pertemuan yang dilakukan di Jeddah ini, kedua negara justru sepakat untuk mencegah konflik antara Muslim Sunni dan Muslim

Syi’ah, dan keduanya juga sepakat bahwa negara-negara Muslim harus sadar akan adanya konspirasi musuh untuk memecah belah Muslim,

“Baik Iran maupun Arab Saudi menyadari adanya konspirasi para musuh, dan sambil mengecam konspirasi-konspirasi itu, kami mengajak seluruh muslim untuk menyadari rencana-rencana para musuh itu dan menyikapinya dengan bijaksana”. Lebih jauh Ahmadinejad mengatakan bahwa pertemuan itu juga membahas isu-isu penting dunia muslim, “Mengenai isu Palestina dan Irak, kami

137. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 120. 138. Lih, “Ahmadinejad Tiba Di Baghdad, Kunjungan Bersejarah dan Pertama Kali Seorang Presiden Iran,” Kompas, Senin, 3 Maret 2008. 72

berdiskusi hingga rinci. Dalam banyak hal, kami mempunyai kesamaan pandangan. Kedua negara menentang kontrol para musuh atas negara Islam”.139

Selain hubungan ‘radikal’ tersebut, Iran juga menjalin hubungan dengan berbagai pemerintahan dan organisasi berpengaruh di dunia Muslim lainnya,

Malaysia misalnya, Iran dan Malaysia mencapai kesepakatan melalui SKS Group selaku perusahaan energi Malaysia dengan NIOC (National Iranian Oil Company) sebuah perusahaan minyak nasional Iran. Kesepakatan ini senilai US$ 16 miliar

(sekitar Rp145,6 triliun). Jadi dalam kesepakatan ini, selama 25 tahun perusahaan

Malaysia akan mengembangkan lading gas lepas pantai Ferdos dan Golstan, yang berada di tenggara Iran, selain itu juga akan membangun pabrik gas alam cair

(LNG atau Liquid Natural Gas).140

Tidak hanya itu, pemerintah Iran juga menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti Pakistan. Kerjasama ini menyangkut pembangunan pipanisasi gas alam sepanjang 2.600 kilometer, yang nantinya proyek ini akan menelan biaya tak kurang dari US$ 7 miliar, walaupun proyek ini juga melibatkan India, dikarenakan jalur ini dibangun dari Iran sampai ke India. Berbagai pakar menilai proyek ini akan menguntungkan secara ekonomis dan politis, mengingat begitu besarnya permintaan energi kedua negara.141

Lalu Pemerintah Iran juga menjalin kerjasama dengan Kuwait, kedua negara bersepakat berkerjasama dalam bidang keamanan, terorisme, dan

139. Lih, “Iran-Saudi Setuju Cegah Konflik Sunni Syiah, Negara-negara Islam Harus Sadar Ada Konspirasi Untuk Memecah Belah,” Kompas, Senin, 5 Maret 2007, h. 9. 140. Lih, “Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007, h. A17. Dan “AS Ancam Tangguhkan FTA Dengan Malaysia,” Republika, Jumat, 2 Februari 2007, h. 15. 141. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 70-71. Lih, lampiran no. 5. 73

memerangi kejahatan obat bius. Namun hal yang paling penting adalah bahwa

Iran bersedia menyediakan saluran air bersih ke Kuwait yang dialiri dari sungai

Karon melalui saluran air yang dipasang di dalam laut antar kedua negara sepanjang 300 km. Nantinya air yang akan dialiri sekitar 200 miliar gallon per hari.142 Uni Emirat Arab juga merupakan salah satu mitra Iran, mengingat sekitar

400 ribu pekerja asal Iran diperkerjakan di UEA.143 Sesungguhnya begitu banyak hubungan yang terkait antara dunia Islam dan pemerintahan Iran diera

Ahmadinejad. Namun mengingat begitu luasnya pembahasan tersebut saya

(penulis) akan membatasi pembahasan mengenai hal tersebut dengan tiga hubungan yang dilakukan Iran dengan dunia muslim.

1. Hubungan Iran dengan Palestina

Secara resmi hubungan antara Iran dan Palestina sudah berlangsung dari awal Revolusi Islam itu sendiri. Setelah berhasil menumbangkan rezim Syah

Pahlevi, segera saja Iran mengosongkan kedutaan Israel, seperti yang kita ketahui hubungan antara Iran di era Syah Pahlevi dengan Israel begitu mesra, dan menggantinya dengan kedutaan Palestina144. Hal ini menyimbolkan bahwa betapa

Palestina merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian besar Iran. Jadi pada dasarnya Ahmadinejad hanya melanjutkan apa-apa yang sudah dilakukan pendahulunya khususnya Imam Khomeini.

142. Ibid. h. 97. 143. Lih, “Sebut Iran Sponsor Teroris Dunia, Bush Dikecam Negara Arab,” Media Indonesia, Selasa 15 Januari 2008, h. 10 144. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 159. Lih juga, Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 102. 74

Maka tidaklah mengherankan jika Ahmadinejad memprioritaskan masalah

Palestina ini. Sangat disayangkan tapinya, hal ini membuat Ahmadinejad menjadi sasaran fitnah media-media Barat yang salah mentransletkan kata-katanya.

Dengan seenaknya Barat menulis headline news di media dunia dengan tulisan.

“Israel must wiped off the map” yang artinya “Israel harus dihapuskan dari peta dunia”.145 Sontak dunia kaget melihat seorang presiden disebuah satu-satunya negara teokrasi Islam akan melakukan suatu aksi “pembersihan” ditengah gonjang-ganjing isu nuklirnya. Namun ini bukanlah arti sesungguhnya yang

Ahmadinejad katakan.

Yang sebenarnya terjadi ialah ketika itu Ahmadinejad sedang mengahadiri konferensi yang diadakan pada tanggal 26 Oktober 2005 bertemakan Jahan be dun-e Sahyunis (Dunia Tanpa Zionisme) yang dihadiri 3000 pelajar dan mahasiswa Iran. Dalam pidatonya ini Ahmadinejad mengutip dari kata-kata Imam

Khomeini, ia mengatakan; Een rejimeh eshghalgareh Quds bayad az safeyeh rouzegar mahv shavad”. Terjemahan harfiahnya ialah “Rezim penjajah

Yerussalem ini harus menghilang dari halaman sejarah”. Frasa kunci ucapan ini ialah “az safeyeh rouzegar” dan “mahv shavad”. “shavad” artinya “harus menjadi”. “Mahv” bisa berarti “tidak kelihatan lagi”, “terhapus”, “atau “lenyap mendadak”. Kata “Mahv” merupakan suatu kata yang tidak berarti mengandung kekerasan, ketika bulan sedang tertutup awan bulan itu sedang mengalami

“mahv”, seseorang yang lenyap dalam kerumunan orang atau asap tebal pun bisa dibilang “mahv”. Intinya adalah kata “mahv” tidak menyiratkan suatu aksi oleh

145. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 16. 75

orang ketiga yang menyebabkan keadaan “mahv”. Oleh sebab itu salah jika mengartikan “mahv shavad” menjadi “harus dihapuskan”, yang menyiratkan suatu aksi yang dilakukan oleh orang ketiga. Singkatnya, “mahv shavad” adalah frasa deskriptif yang berarti menghilang atau lenyap. Sedangkan bila Ahmadinejad berniat merujuk ke aksi pemusnahan, Ahmadinejad harus menggunakan frasa

“bayad mahv kard” yang artinya “harus dibuat menghilang atau harus dilenyapkan”. Sementara frasa, “az safeyeh rouzegar” telah diterjemahkan bebas sebagai “dari peta”. “rouzegar” berarti sejarah atau masa dan zaman. Agar lebih pas, “safeyeh rouzegar” dapat diterjemahkan menjadi “halaman sejarah”.146

Dari sini kita bisa menilai bahwa, telah terjadi kesalahan dalam penafsiran kata-kata yang dilontarkan oleh Ahmadinejad, yangmana penafsiran ini memfitnah Ahmadinejad dan menjuluki dirinya sebagai orang anti-yahudi, anti- semit, dan sebagainya. Ini membuktikan kepada kita bahwa, para media-media sedang berusaha melakukan pembunuhan karakter dan menjatuhkan citra

Ahmadinejad dihadapan masyarakat global yang seakan-akan Ahmadinejad ingin melenyapkan orang Yahudi. Penafsiran ini juga dibantah oleh Prof. Juan Cole dari

Michigan University. Dia menulis, “jika Ahmadinejad adalah maniak pembantai etnis yang ingin membunuh orang-orang yahudi, lalu mengapa ada 20.000

Yahudi di Iran dengan satu keanggotaan di parlemen? Bila dia memang

146. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 158-159. 76

bermaksud membantai Yahudi, tidak bisakah ia memulainya dari dalam negeri?”.147

Untuk sekedar dipahami bahwa UU Iran menyebutkan setiap 150.000 warga berhak memiliki wakil di parlemen namun walaupun Yahudi tidak memenuhi syarat karena kurang dalam hal jumlah, seperti yang dijelaskan jumlah

Yahudi di Iran hanya sekitar 20.000, mereka tetap diberi wakil di parlemen.148 Ini membuktikan betapa egaliternya pemerintahan Iran terhadap rakyatnya dan sekaligus membuktikan ketidakmasukakalan tuduhan-tuduhan yang dilancarkan

Barat terhadap Ahmadinejad.

Dan lagi, para penganut Yahudi di Iran menilai, kebijakan (statement)

Ahmadinejad ini tidaklah mengancam atau bahkan membahayakan Yahudi di Iran khususnya. “ini adalah kampanye yang salah tentang Iran dan komunitas Yahudi di Iran”, kata Ciamak Morsathegh yang di Iran ia sebagai salah satu pemimpin komunitas Yahudi. Minoritas Yahudi di Iran dilindungi undang-undang.

Sinagoga-sinagoga, sekolah-sekolah, dan toko-toko milik Yahudi beroperasi normal, lebih jauh Morsathegh mengatakan, “Kami bebas menjalankan ibadah.

Sikap anti-Semit adalah fenomena Barat, tetapi kami keturunan Yahudi tidak pernah terancam”.149

147. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 24. 148. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h. 33-34. 149. Lih, “Yahudi Iran, Kebijakan Presiden Ahmadinejad Tidak Membahayakan,” Kompas, Kamis, 27 Desember 2007. 77

Walaupun begitu, Ahmadinejad tetap berfikir kritis, ia tetap menggunakan retorikanya yang revolusioner dalam masalah Palestina, dimana ia mempertanyakan keabsahan dari berdirinya suatu negara bernama Israel yang dilakukan secara illegal dengan dalih bahwa ‘mereka-mereka’ ini adalah korban

PD II sehingga mereka berhak mendirikan negara diatas negara lain dan ini justru didukung oleh berbagai kekuatan-kekuatan besar dunia.

“Jika tragedi ini (holocaust) terjadi di Eropa, mengapa bangsa Palestina yang harus menebusnya? Apa dosa bangsa Palestina? mereka tidak memiliki peran dalam PD II, lalu mengapa dengan dalih peristiwa itu, lebih dari 5 juta orang Palestina diusir dan mereka hidup dalam pengungsian selama 60 tahun”.150 Ahmadinejad juga mengatakan, “negara-negara Eropa harus mengganti kesalahan mereka kepada kaum Yahudi dengan memberi tanah mereka untuk mendirikan negara (Yahudi) di Eropa (Jerman, Austria atar negara- negara lain), Amerika Serikat, Kanada, atau Alaska ketimbang bangsa Palestina yang tidak berdosa harus membayar kejahatan ini”.151

Dalam hal ini Ahmadinejad berusaha melihat kembali ke akar permasalahannya. Ia menilai bahwa, sesungguhnya permasalahan ini adalah terletak pada ketidakadilan orang Barat, lebih jauh ia berargumen bahwa sesungguhnya merekalah (Barat) yang seharusnya bertanggung jawab penuh bukannya menimpakan masalah ini kepada suatu bangsa lain yang tidak memiliki keterkaitan apapun. Ia menilai seharusnya Barat dengan lapang dada mau memberikan sebagian wilayahnya sebagai bentuk perwujudan tanggung jawab atas apa yang telah dilakukan terhadap orang Yahudi ketika PD II.

Lebih jauh Ahmadinejad berpendapat, Israel dan Barat jangan menjadikan isu holocaust sebagai alat legalisir keberadaan Israel, bahkan ia menilai holocaust

150. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 40. 151. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 172. 78

yang sesungguhnya sedang tejadi di Palestina selama 60 tahun. “Jika dalam tragedi holocaust terdapat keragu-raguan, maka dalam holocaust di Palestina tidak ada keraguan sama sekali, holocaust ini telah dan sedang terjadi di

Palestina selama 60 tahun”152.

Berangkat dari hal tersebut maka Ahmadinejad memutuskan untuk melakukan berbagai riset independen ilmiah terkait peristiwa holocaust, dan ia pun akhirnya melaksanakan hal tersebut pada 11-12 Desember 2006 dengan fasilitator Institut Politik dan Studi Internasional Kementrian Luar Negeri Iran.

Hal ini dihadiri sebanyak 67 sejarawan dan akademisi dari 30 negara dan juga para Rabbi-rabbi Yahudi. Ahmadinejadpun merasa bingung dan aneh karena ada sebagian akademisi yang dipenjara akibat mempertanyakan kebenaran holocaust, untuk sekedar diketahui banyak ilmuan yang mempertanyakan tentang holocaust yang dihukum seperti Roger Garaudy, Frederick Toben, Georges Theil, dll, bahkan ia menilai mereka-mereka ini menganggap holocaust sudah ditinggikan kedudukannya oleh mereka bahkan sampai melebihi kedudukan Tuhan. Ini sangatlah aneh mengingat kejadian holocaust belumlah terjadi sampai 100 tahun, bahkan sebagian tempat dan saksi sejarah yang masih hidup pun banyak. Namun kenapa setiap ada peneliti yang hasil penelitiannya meragukan, menentang atau bahkan merevisi kejadian holocaust dipenjara, didenda, dan diancam.

“Riset yang dilakukan dalam bidang fisika lebih dari apa yang telah dilakukan terhadap holocaust, tapi penelitian dalam ilmu fisika masih terus dilanjutkan, apa salahnya jika hal sama dilakukan atas peristiwa holocaust”153. Ia

152. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 159. 153. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h. 38. 79

juga berkata, “saya berpendapat, hari ini telah tercipta atmosfer dimana holocaust telah menjadi berhala bagi sebagian kekuatan-kekuatan itu. Karena, saya lihat, di negara-negara yang dikuasai kekuatan-kekuatan tersebut, manusia boleh mempertanyakan Tuhan dan nabi-nabi, namun mempertanyakan holocaust merupakan kesalahan yang tidak terampuni”.154

Tidak perlu membutuhkan waktu lama, akibat berbagai pemikiran, statement dan kebijakan nya ini Ahmadinejad menuai berbagai macam kecaman, bahkan sampai ada yang menuduhnya adalah anti-semit. Namun Ahmadinejad menegaskan bahwa ia bukanlah anti Yahudi, karena apa yang ia lakukan terkait

Palestina bukan karena umat Yahudinya tetapi kekuatan-kekuatan (zionis) yang memanfaatkan Yahudi untuk kepentingan dirinya.

“Menurut saya, hari ini seluruh dunia telah memahami bahwa Zionis dan Yahudi adalah 100% berbeda. Yahudi adalah para pengikut nabi utusan Tuhan, para pendukung penyembah Tuhan, persahabatan dan keadilan, tapi Zionis adalah sebuah organisasi politik. Setiap kesempatan selalu ia manfaatkan untuk mencapai kepentingan kelompok-kelompoknya, penderitaan yang dialami oleh masyarakat Yahudi pada PD II adalah dalih yang disalahgunakan. Kaum Zionis bukanlah Yahudi, Kristen ataupun Muslim. Mereka adalah budak uang, kekuatan, dan harta”.155 Dalam kesempatan lain ia mengatakan, “Saya tidak anti-Yahudi sama sekali.... Tapi kalian harus tahu, bahwa mereka (Israel) berbohong. mereka tidak Yahudi, tetapi sekelompok penjahat yang korup, yang menyalahgunakan nama Yahudi”.156

Ia menyatakan bahwa mereka (Israel) bukanlah umat Yahudi, karena sesungguhnya mereka hanyalah sekumpulan orang yang ingin memanfaatkan penderitaan kaum Yahudi demi kepentingan dirinya. Bahkan ada Rabbi yang menyatakan sama hal yang sama dengan Ahmadinejad, bahwa sesungguhnya pengikut Yahudi tidaklah setuju dengan pendirian negara Israel karena hal ini

154. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 45. 155. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h.152. 156. Hal ini Ahmadinejad sampaikan etika ia berpidato di Esfahan pada 25 Mei 2007, lih; http://www.youtube.com/watch?v=PrWguVsEih0 video berita ini diakses dan didownload pada tanggal 11 Mei 2010. 80

bertentangan dengan Taurat. “Bangsa Yahudi sangat berlawanan dengan

Zionisme dan “negara Israel”. Sangat jelas bahwa bangsa Yahudi yang patuh kepada Taurat selalu menentang pembentukan negara Israel”.157 Dari sini terlihat jelas bahwa tidak semua orang Yahudi menghendaki berdirinya negara Israel.

Oleh karena masalah ini, Ahmadinejad menawarkan sebuah solusi yang dikenal juga sebagai One State Solution. Artinya solusi ini mendorong semua warga Palestina ‘asli’ untuk melakukan sebuah referendum guna menentukan pemerintahannya sendiri. Tidak boleh ada intervensi asing dalam hal ini biarkan rakyat Palestina menentukan pilihannya.

“Hak memerintah adalah dari rakyat Palestina dan merekalah yang harus memilih jenis dan pejabat pemerintahan mereka sendiri. Dengann kata lain, harus diberi kesempatan supaya semua orang Palestina asli, baik itu Muslim, Kristen, Yahudi, yang tinggal didalam Palestina serta pengungsi Palestina yang tinggal dinegara-negara lain secara bebas mengungkapkan kehendak mereka dalam penentuan jenis pemerintahan dan siapa pejabatnya. Dengan kata lain, satu-satunya jalan yang bijaksana dan logis dalam parameter yang diakui oleh dunia internasional adalah referendum dengan diikuti oleh semua penduduk Palestina”.158

Dilain kesempatan ia juga mengatakan, “Kami telah mengusulkan bahwa biarkan semua rakyat Palestina dari berbagai agama, Islam, Kristen, dan Yahudi menentukan nasipnya sendiri. Semua rakyat Palestina yang tinggal di wilayah- wilayah pendudukan Israel atau yang ada di wilayah Palestina sendiri dan yang ada di luar atau tinggal di camp-camp pengungsi untuk menentukan nasip mereka sendiri. Kami ingin mengusulkan, rakyat Palestina secara menyeluruh, berpartisipasi dalam sebuah pemilihan umum dan melalui pemilihan umum itu menentukan nasip mereka sendiri”.159

157. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine; Perjuangan Nalar Dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina. h. 36. 158. Ibid. h. 162. 159. Hal ini Ahmadinejad sampaikan ketika kunjungannya ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Mei 2006, penulis mendapatkan rekaman videonya melalui Iran Corner yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gedung Fakultas Ushuluddin lantai 2. 81

Hal ini memperlihatkan bahwa Ahmadinejad sedang dalam perjuangan membela hak-hak rakyat Palestina yang dirampas oleh kekuatan-kekuatan Barat.

Hubungan tersebut ditandai dengan berbagai pertemuan, bahkan tidak tanggung- tanggung pemerintah Iran melalui Menlunya, , akan memberikan bantuan kepada Palestina senilai US$ 50 juta.160 Seperti yang kita ketahui bahwa saat itu Palestina sedang dikucilkan pihak-pihak yang mengatas namakan dunia internasional, jadi rakyat Palestina membutuhkan bantuan kemanusiaan termasuk bantuan dana. Tidak hanya dana, dukungan politis pun diberikan, contohnya ketika agresi Israel pada akhir 2008 dan awal 2009, presiden

Iran Ahmadinejad, presiden Suriah Bashar al-Assad dan pimpinan bidang politik

Hamas Khaled Meshal menyerukan kepada dunia muslim untuk memustuskan hubungan diplomatik.161

Tidak mau kalah dengan pemerintah Iran, Khaled Meshal selaku ketua urusan politik Hamas juga berjanji akan melindungi hak-hak bangsa Iran. “Seperti

Iran yang membela hak-hak bangsa Palestina, kami juga akan membela hak-hak bangsa Iran” kata Meshal.162 Jelas ini merupakan suatu keuntungan tersendiri bagi Iran dalam mempersiapkan kemungkinan terburuk menghadapi Barat, karena

Hamas bisa jadi sekutu yang dapat diandalkan.

Lebih daripada itu, hubungan antara Iran dan Palestina khususnya dengan

Hamas bisa menjadi sebuah bukti dari manifestasi terdalam dari sebuah

160. Tiar Anwar Bachtiar. Hamas Kenapa Dibenci Israel? (Jakarta; Hikmah, 2008), h. 176 161. Bawono Kumoro. Hamas; Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme (Bandung; Mizan, 2009), h. 143. 162. Lih, “AS: Iran Ancaman Nyata, Hamas Dukung Iran Dan Pernyataan Ahmadinejad,” Kompas; Jumat 16 Desember 2005, h. 11 Dan Lih, lampiran no. 6. 82

persaudaraan muslim sehingga keduanya bertekad untuk membela dan melindungi satu sama lain. Hubungan keduanya juga mengisyaratkan dan mengajarkan, apapun itu mazhabnya baik Syiah ataupun Sunni, selama dia seorang muslim ia adalah saudara kita dan kita wajib membela hak-haknya terlepas apakah itu aliran mazhabnya.

2. Hubungan Iran dengan Libanon (Hizbullah)

Jauh sebelum Iran menjadi sebuah negara teokrasi Islam, hubungan antara para ulama kedua negara sangat intens, khususnya mereka yang dari kalangan

Syi’ah, karena mereka sama-sama belajar di Najaf, Irak. Disana para tokoh agama tersebut saling bertukar pikiran mengenai berbagai persoalan, termasuk pemerintahan Islam, sistem ekonomi, ideologi, dll. Dari sinilah mulai hubungan kedua negara mulai terbentuk.

Di Libanon sendiri, pengaruh Iran dan Suriah amat sangat terasa, bahkan bisa dibilang Libanon amat mengandalkan bantuan kedua negara ini (Iran dan

Suriah) dalam mempertahankan integritas wilayahnya, dan kelompok yang amat berjasa dalam hal ini adalah Hizbullah163, sebuah organisasi massa terbesar di

Libanon yang beraliran Syiah. Hal ini terbukti dengan bebeapa kali Hizbullah mampu “mengalahkan” bahkan mengusir Israel dari wilayah Libanon.

163. Hizbullah dalam bahasa Arab berarti “Partai Tuhan” merujuk kepada sebuah ayat Al- Quran, maka sesungguhnya partai Allah lah yang akan menang (Al-Maidah; 56). Hizbullah ialah gerakan sosial keagamaan dan politik yang muncul dikalangan kaum Syi’ah untuk merespons revolusi Islam Iran dan Agresi Israel. Organisasi ini didirikan pada 1982. Lih, John L. Esposito. Ensikopedia Dunia Islam Modern (Bandung; Mizan, 2001), h. 177. 83

Dalam gilirannya, di Libanon, Hizbullah menjadi sebuah pasukan yang fungsinya berperan menggantikan LAF (pasukan nasional Libanon) dalam mempertahankan tanah air Libanon. Hal ini mampu dilakukan Hizbullah karena berkat bantuan Iran baik ekonomi, pelatihan, senjata, dll. Contohnya saja ketika agresi militer Israel pada 2006, saat itu Hizbullah mampu “mengalahkan” Israel berkat sokongan senjata dari Iran dan Suriah. Tidak kurang dari 12.000 roket yang disuplai Iran dan Suriah, 10.000 diantaranya adalah buatan Iran dengan kaliber

107 mm dan 122 mm, selain itu juga ada roket lainnya seperti Zelzal dan Fijr yang mampu menjangkau sejauh 250 kilometer lalu ada lagi Fagot, Konkurs, Kornet,

Maltutka, Katyusha, dll.164 Hubungan ini menandaskan bahwa, Iran telah memiliki sekutu kuat yang siap saling membantu di kawasan. Disamping itu juga

Imam Khomeini telah berpesan agar sesama muslim harus saling membantu apakah orang itu warga Iran atau bukan,

“Bila kita didatangi oleh sekelompok kaum muslim dan mereka meminta tolong kepada kita, maka wajib bagi kita menolong mereka jika kita memang mampu. Kita harus membela hak kaum muslimin. Yang dimaksud kaum muslimin bukan hanya orang-orang Iran, tetapi seluruh muslimin dimanapun mereka berada. Bukankah dalam hadis Nabi Saw, disebutkan bahwa, ‘barang siapa mendengar teriakan minta tolong kaum muslimin lalu ia tidak memenuhi panggilan itu, maka ia bukan termasuk golongan muslim’”.165

Walaupun begitu bukan berarti Hizbullah adalah boneka Iran yang selalu menuruti kemauan Teheran. Hizbullah adalah organisasi massa yang independen dan tidak terikat kelompok apapun, bahkan Fadullah mengakui bahwa hubunganya kepada kaum mullah di Iran pernah “dingin” karena ia menolak

164. Ari Yulianto. Lebanon Pra- dan Pasca-Perang 34 Hari; Israel Vs Hizbullah (Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 123-134. 165. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 88. 84

“permintaan” Teheran agar Hizbullah mendirikan sebuah negara Islam di

Lebanon. Jalan terbaik bagi gerakan Islam, katanya, jika meraih kekuasaan melalui cara-cara demokratis bukan revolusi, sekali pun ia menolak untuk mengecam permerintahan Islam yang terbentuk tanpa melalui proses demokrasi.

Fadullah berdalih, memaksakan pembentukan negara Islam di Libanon pada msa sekarang merupakan suatu yang kontraproduktif. Bagi Fadullah, pembentukan suatu pemerintahan Islam sudah jadi cita-cita bagi Hizbullah. Tapi katanya, itu hendak dilakukan dengan “peaceful and scientific ways.” Ia menegaskan bahwa pandangannya tentang Islam tidak akan pernah berubah baik sebelum maupun setelah pecahnya Revolusi Iran. Dalam kasus Salman Rushdie, misalnya, ia tidak sependapat jika pengarang Ayat-ayat setan itu harus dihukum mati. Oleh sebab itu, terkesan sangat menyederhanakan masalah jika ada yang beranggapan bahwa semua gerak-gerik Hizbullah selalu didasarkan atas “perintah” Teheran.166

Namun kesamaan dari keduanya yang merupakan inti dari hubungan antara Iran dan Lebanon yang diwakili Hizbullah ada tiga hal. Pertama, baik Iran maupun Hizbullah percaya pada yurisdiksi Wali Fakih. Kedua, keselarasan politik juga eksis berkaitan dengan masalah penolakan mutlak Iran atas hegemoni negara adikuasa, upaya penyelamatan kemerdekaan, dan dukungan untuk seluruh gerakan pembebasan—khususnya gerakan-gerakan yang bertujuan melawan pendudukan

Israel. Ketiga, pilihan Iran terhadap sistem pemerintahan republik sesuai dengan prinsip Islam yang diyakini Hizbullah. Jadi walaupun antara Hizbullah dan Iran memiliki perbedaan, namun selama garis ideologi mereka sama hal itu tidak akan

166. Riza Sihbudi. Menyandra Timur Tengah. (Jakarta; Mizan, 2007). h. 43-44. 85

berpengaruh terhadap hubungan Iran dan Hizbullah justru saat ini kedua belah pihak semakin mengakrabkan diri mengingat ancaman terhadap keduanya semakin gencar, hal ini ditandai dengan kunjungan pemimpin Hizbullah, Syekh

Hassan Nasrullah, ke Teheran.167

3. Hubungan Iran dengan Indonesia

Sesungguhnya sudah terjalin sejak lama, namun hubungan diplomatik keduanya baru dimulai di tahun 1951. Hubungan diplomatik antara Iran dan

Indonesia dapat dibagi menjadi dua periode; yang masing-masing berusia 30 tahun. Pada 30 tahun pertama, Shah Iran mengunjungi Indonesia, yang kemudian dibalas oleh beberapa pejabat Indonesia. 30 tahun keduanya adalah setelah 1979, dimana saat itu Revolusi Islam Iran lahir.168

Hubungan kedua negara menjadi kian erat di era Ahmadinejad, walaupun

Iran berada di tengah gelombang intimidasi diplomatik yang dilakukan Barat. Ini terbukti pemimpin kedua belah negara, Ahmadinejad dan Susilo Bambang

Yudhoyono, saling berkunjung. Dan dengan kunjungan tersebut beberapa nota kesepahaman ditanda tangani. Bahkan nilai total perdagangan kedua negarapun meningkat yang mencapai puncaknya ketika 2008 dimana total nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 975 juta lebih.169

167. Naim Qassem. Blueprint Hizbullah; Rahasia Manajemen Ormas Islam Tersukses di Dunia (Jakarta; Ufuk Press, 2008), h. 344-345. Lih, lampiran no. 7 168. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 207. 169. http://www.deplu.go.id/tehran/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=1&l=id, diakses pada 24 Januari 2011. Dan lih, lampiran no. 8. 86

Pada kunjungan pertamanya ke Indonesia pada 2006, Ahmadinejad mendapat sambutan hangat dari presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.170 Dari kalangan masyarakat Indonesia juga mendapat sambutan positif, ini tidak lain karena posisinya yang sedang berada digarda depan melawan arogansi Barat, sehingga banyak rakyat Indonesia yang ketika itu mengelu-elukannya. Bahkan sampai ada yang mengatakan, “kapan kita memiliki pemimpin seperti ini” dan tidak sedikit juga yang menyatakan dukungannya terkait program nuklir Iran.

Ahmadinejad juga menyatakan bahwa hubungan kedua negara memiliki prospek yang cerah.

“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, rajin, dan tabah. Beberapa waktu lalu bangsa ini menderita krisis ekonomi akibat spekulasi kelompok pemegang uang, sehingga sebagian besar rakyat jatuh miskin karenanya. Bangsa Indonesia memiliki potensi besar. Hubungan yang erat antara bangsa Indonesia dan Iran akan menguntungkan kedua belah pihak, dan dunia Islam umumnya. Persatuan kedua negara muslim ini akan menghalau upaya- upaya destruktif yang hendak dilancarkan musuh-musuh Islam”.171

Dalam pertemuan ini, pemerintah Indonesia menyatakan dukungannya terkait program nuklir damai Iran dan menekankan solusi damai dan adil dalam menyelesaikan persoalan ini. “Kami berharap semua pihak dapat memanfaatkan waktu untuk benar-benar mencari dan menemukan solusi damai, secara diplomatik, dan adil. Kami harap komunikasi Iran dengan Badan Tenaga Atom

Internasional (IAEA) bisa diteruskan” kata Yudhoyono. Wapres Jusuf Kalla juga

170. Lih, lampiran no. 9. 171. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 200-201. 87

menyatakan dukungannya terkait masalah tersebut, “Tidak boleh ada negara yang menolak program yang bertujuan damai ini”.172

Selain pembicaraan terkait program nuklir Iran, dibidang ekonomi juga dicapai kesepakatan-kesepakatan yang cukup signifikan. Rencananya pemerintah

Iran akan membangun kilang minyak di Indonesia senilai US$ 3 miliar. Iran akan memasok minyak mentah ke Indonesia sebesar 300.000 barrel perhari. Iran juga menawarkan kepada pertamina untuk melakukan operasi minyak dan gas di

Iran.173 Proyek investasi bersama pembangunan pupuk di Iran, yang nantinya diharapkan pabrik pupuk ini akan memproduksi ammonia sebanyak 990 ribu ton dan urea 1,150 juta ton.174

Di samping bidang-bidang tersebut, kedua negara juga menjalin hubungan, di bidang hokum. Sebagai hasil pertemuan antara Ketua Yudikatif Iran, Ayatollah

Seyed Mahmoud Hashimi Shahrudi dan Ketua Mahkamah Agung RI Bagir

Manan pada 8 Maret 2007. Kedua negara sepakat saling mempelajari sistem hukum serta organisasi hukum yang diimplementasikan di masing-masing negara bahkan tidak menutup kemungkinan kedua negara saling mengadopsi.175

172. Lih, “Indonesia-Iran, Presiden: Bentuk Forum Untuk Kaji Nuklir Iran,” Kompas, Kamis, 11 Mei 2006, h. 1. 173. Ibid. Kompas, Kamis, 11 Mei 2006, h. 1. 174. Lih, “Pabrik Pupuk Iran-RI Direalisasikan Akhir 2007,” Republika, Sabtu, 17 Februari 2007, h. 19. 175. Lih, Suara Karya, 09 Maret 2007 dlm, Khodijatul Qodriyah. Hubungan Diplomatik Iran-Indonesia: (Studi Kebijakan Pengembangan Nuklir Iran dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan Diplomatik Iran-Indonesia 2005 – 2007). Tesis pasca sarjana UI 2008. 88

Sebagai balasan atas kunjungan tersebut, pada bulan Maret 2008, presiden

Yudhoyono berkunjung ke Teheran.176 Kunjungan kali ini terbilang “istimewa” karena dilakukan seminggu pasca penjatuhan sanksi ketiga atas Iran, kala itu

Indonesia selaku anggota tidak tetap DK PBB menjadi satu-satunya negara yang abstain, Walaupun begitu, DK PBB tetap menjatuhkan sanksi pada Iran dengan nomor resolusi 1803.

“Kami tak yakin apakah tambahan sanksi itu akan mampu mendorong kemajuan dalam memecahkan persoalan nuklir Iran. malah sebaliknya, sanksi- sanksi tambahan tersebut berpotensi memberi dampak negative, padahal sejumlah kemajuan tengah dicapai”, ia menambahkan, “apakah tambahan sanksi merupakan langkah paling tepat untuk menumbuhkan kepecayaan dan mendorong kerja sama diantara paa pihak yang terkait? kurangnya kepercayaan menurut kami, merupakan dari permasalahan”, kata Duta Besar RI untuk PBB, Marty Natalegawa (sekarang Menlu RI).177

Dalam kunjungannya ke Iran, kedua pemimpin telah menandatanganin 5 nota kesepahaman, di bidang pertanian, pendidikan, perdagangan, energi dan pengembangan kooperasi. Yang lebih penting dalam kesempatan ini, kedua negara membicarakan proyek besar yang sudah dibicarakan sebelumnya, pembangunan kilang Bantenyang berkapasitas 300 ribu barrel perhari dengan nilai investasi US$ 6 miliar, pabrik pupuk senilai 470 juta euro juga tak luput dari pembicaraan, bahkan Iran menjanjikan memasok gas dengan harga 1 $ per

MMBtu, manajemen PLN juga ikut melobi Iran agar bersedia memasok minyak dan gas, dikarenakan harga energi ketika itu sedang melambung.178

176. Lih, lampiran no. 10. 177. Lih, “Sikap DK PBB Mengecewakan, Sanksi Tak Akan Pengaruhi Hubungan Dagang China Dan Iran,” Kompas, Rabu 05 Maret 2008. 178. Lih, “Yudhoyono Memburu Energi Iran,” Tempo; Rabu 12 Maret 2008. 89

Namun Ahmadinejad mengklaim bahwa perjanjian itu hanyalah sebagian dari yang dibicarakan dengan presiden Yudhoyono. “Masih banyak bidang untuk kerjasama, jauh lebih banyak daripada yang sudah dituangkan dalam nota kesepahaman”, kata Ahmadinejad. Dan barang tentu kedua negara juga membicarakan isu nuklir terkait penjatuhan sanksi baru bagi Iran. “Indonesia mengambil posisi berbeda dengan negara lain terkait isu nuklir Iran karena

Indonesia tidak ingin isu nuklir itu dipolitisasi” kata presiden Yudhoyono. Dalam kesempatan yang sama Ahmadinejad juga berterima kasih atas sikap Indonesia,

“Sungguh memperlihatkan sikap yang sangat adil, yang mengacu pada hukum”.179

Dalam bidang Kebudayaannya kedua negara akan mengadakan pertukaran dosen dan mahasiswa serta mengadakan berbagai kegiatan kebudayaan, seperti mengadakan pekan kebudayaan Indonesia di Iran dan pameran kaligrafi Iran di

Jakarta.180 Dalam hubungan ini, sangat jelas bahwa motif politik-ekonomi sangat memainkan peranan, walaupun pada dasarnya, secara teknis ada empat faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara, pertama; tingkah laku pengambil keputusan, kedua; politik domestik, ketiga; faktor-faktor ekonomi militer, dan keempat; lingkungan internasional.181

Dari hubungan kedua negara tersebut, dapat dilihat bahwa kedua negara sama-sama diuntungkan dalam banyak hal, Iran mendapat dukungan Indonesia di

179. Lih, “Iran-Indonesia, Lima Nota Kesepahaman Ditandatangani,” Kompas, Rabu 12 Maret 2008, h. 1. 180. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization. h. 208. 181. Riza Sihbudi. Indonesia-Timur Tengah; Masalah dan Prospek (Jakarta; Gema Insani Press, 1997), h. 60. 90

forum internasional dan Indonesia mendapat pasokan energi yang saat itu sedang mengalami kenaikan harga. Selain itu sesungguhnya dukungan Indonesia terhadap

Iran juga memiliki dasar ideologis yang jelas yakni, dalam UUD 45 disebutkan,

“…ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.182 Jadi, walaupun sangat kental motif politik-ekonomi terkait hubungan kedua negara, namun Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat juga memiliki kewajiban membela Iran selaku bangsa yang sedang berusaha menuntut haknya dan mencari keadilan, karena ini adalah perintah konstitusi

Indonesia itu sendiri. Dan lagi bukankah Indonesia pernah mengalami posisi yang sama dengan Iran ketika di era presiden Soekarno dahulu, terjadi kesewenangan- wenangan negara adidaya terhadap Indonesia yang menyebabkan keluarnya

Indonesia dari PBB pada 1955.

C. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-negara Non-

Muslim

Untuk menandingi, atau mungkin melawan dominasi Barat adalah suatu hal yang tak dapat dielakan jika Islam harus melakukan konsolidasi kekuatan baik itu ditingkat intern maupun ekstern, sehingga mau tidak mau, disukai atau tidak,

Islam harus melakukan pendekatan-pendekatan pragmatis dengan berbagai peradaban lain yang bahkan sebagian peradaban itu adalah ‘musuh’ lama Islam.

Contohnya seperti yang Iran lakukan terhadap hubungan-hubungannya dengan peradaban (baca; negara) lain. Huntington dalam karya fenomenalnya yang berjudul Benturan Antar Peradaban berkata,

182. Ibid. h. 38. 91

“Dalam dunia “baru”, hubungan-hubungan antara negara dengan peradaban menjadi semakin sulit dan tidak jarang menunjukan kecendrungan yang antagonistik. Dan hubungan interperadaban lebih mengarah pada konflik daripada bentuk-bentuk hubungan lainnya. Pada tingkat makro, terdapat pembedaan yang sangat nyata antara “Barat dan non-Barat”. Hal ini ditandai adanya konflik yang semakin meningkat antara umat Islam dan masyarakat- masyarakat Asia, di satu pihak, dan dengan Barat, dipihak lain”.183 Ini memberikan kita indikasi bahwa Iran yang dalam hal ini adalah

‘kontingen’ dari Islam, akan melakukan apapun yang perlu dilakukan untuk menghadapi Barat termasuk menjalin hubungan dengan peradaban lain. Terlepas dari berbagai ‘kebaikan’ yang telah Barat lakukan terhadap Iran di masa lalu, berbagai standar ganda yang diterapkan Barat terhadap Iran dan berbagai

‘kesalahan’ di masa lalu menjadikan Iran lebih berhati-hati dan berfikir dua kali dalam menjalin hubungan dengan Barat dan lebih memilih hubungan ‘mesra’ dengan peradaban lain.

Hal ini mengantarkan Iran menjalin sebuah hubungan yang tergolong unik, mengingat rekan ‘akrab’ negara non-muslimnya, kebanyakan berasal dari golongan sosialis-komunis, sebut saja, Kuba, Brazil, Korea Utara, Rusia, China,

Nikaragua, Venezuela dan Bolivia. Namun apapun itu negaranya, selama hubungan itu bersifat simbiosis-mutualisme sah-sah saja kiranya. Huntington mengatakan, “Teori realis mengenai hubungan-hubungan internasional memprediksikan bahwa negara-negara inti dari peradaban-peradaban non-Barat akan saling berkoalisi untuk mengimbangi dominasi kekuatan Barat”.184

183. Samuel P. Huntington. The Clash of Civilization and The Remaking of World Order, diterj; Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia. Penerjemah, M. Sadat Ismail (Jakarta; Qalam, 2009), h. 325. 184. Ibid. h. 329. 92

1. Hubungan Iran dengan China

Iran dan China menjalin kerjasama juga dibidang perdagangan, China dikabarkan akan membeli 250 juta ton gas alam dan minyak dari Iran dalam jangka waktu 25 tahun serta pembangunan ladang eksplorasi, yang nilai perdagangannya mencapai US$ 100 miliar.185 Hubungan ini pun terus meningkat bahkan presiden China berjanji akan meningkatkan hubungan tersebut.“Sewaktu anda menjadi walikota, anda mendukung pebisnis China di Teheran. Kini anda presiden, saya harap kita akan memiliki banyak kesempatan untuk meningkatkan hubungan”, kata Hu Jintao ketika bertemu Ahmadinejad di acara SCO

(Organisasi Kerja Sama Shanghai).186

Kontrak perdagangan ini mengabarkan kepada kita bahwa hubungan

China dan Iran akan terus berlangsung kedepannya. Namun sesungguhnya hubungan China dan Iran ini bisa dibilang sudah lama terjalin.

Jika mau dikatakan, negara yang tidak pernah ‘merugikan’ Iran dalam sepanjang hubungannya dengan negara-negara di dunia adalah China. Semenjak berdirinya Republik Islam Iran, sampai sekarang bisa dikatakan China berandil besar bagi eksistensi Iran. Walaupun sesungguhnya hubungan kedua negara ini lebih dari sekedar bersifat ekonomis, namun ada keterikatan secara politis yang mendasari hubungan antar keduanya, walaupun begitu susah untuk diprediksi apakah nilai politis yang berbuntut pada hubungan ekonomis atau sebaliknya.

185. Lih, “Sengketa Nuklir, Iran Dan China Teken Kontrak Minyak,” Kompas, Sabtu, 18 Februari 2006, h. 9. 186. Lih, “China Merangkul Iran, Washington Khawatir SCO Menjadi Anti-AS,” Kompas, Sabtu, 17 Juni 2006, h. 10. Dan lih, lampiran no. 11. 93

Yang pasti selama keduanya saling membutuhkan selama itu pula hubungan keduanya terjalin.

Namun, setelah saya membandingkan beberapa tulisan para ahli khususnya tulisannya Huntington, saya menyimpulkan bahwa dengan adanya perasaan memiliki musuh bersama antara China dan Iran, kedua negara sepakat menjebatani perbedaan-perbedaan diantara keduanya;

“Peradaban Islam (Iran) dan Tionghoa (China) memiliki perbedaan fundamental baik dari segi agama, kebudayaan, struktur sosial, tradisi, asumsi- asumsi politik, maupun pandangan hidup. Meskipun demikian, secara umum, keduanya memiliki keterkaitan yang inheren dibanding dengan peradaban Barat. Dalam dunia politik, adanya musuh bersama menjadi sebab munculnya kesamaan kepentingan. Masyarakat-masyarakat Islam (Iran) dan Tionghoa (China) yang sama-sama menganggap Barat sebagai musuh mereka, mempunyai alasan untuk saling bekerja sama dalam menghadapi tantangan Barat”.187 Jika dilihat dari sejarahnya, hubungan Iran-China sudah sejak ada dari masa awal Revolusi Islam 1979. Tercatat Iran sebagai pemenang importer senjata dari China dalam kurun 1980-1991. Selama perang Iran-Irak yang terjadi pada dekade 1980an, China menyuplai 22% senjata ke Iran, dan pada tahun 1989 China menjadi penyuplai senjata terbesar di dunia. Setelah menandatangani

“Kesepakatan Bersama, Iran-China”, kedua negara tersebut pada Januari 1990 menandatangani kerjasama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi militer selama jangka waktu 10 tahun. Pada September 1992, presiden Rafsanjani didampingi para ahli-ahli militer Iran, mengadakan kunjungan ke China dalam bidang teknologi nuklir. Pada 1993 China sepakat membangun dua reaktor nuklir

300 MW di Iran dan sesuai kesepakatan tersebut China menyediakan ‘hal-hal’ yang dibutuhkan Iran dalam mengembangkan teknologi nuklir. Namun pada tahun

187. Samuel P. Huntington. The Clash of Civilization, h. 329-330. 94

1995 atas tekanan dari Amerika, China menangguhkan rencana pembangunan dua reaktor tersebut. Melalui Korut, China juga mentransfer teknologi senjata ke

Iran188.

Di masa abad 21 inipun kedua negara tetap dan terus meningkatkan intensitas kerjasama, mengingat China merupakan negara yang membutuhkan energi dalam jumlah besar sebagai imbas dari proyek pembangunan negaranya, ini dibuktikan pada tahun 2000 permintaan minyak dalam negeri China terus meningkat, hingga minyak yang harus diimpor mencapai 60 juta ton (senilai US$

14,9 miliar), maka tak heran perdagangan Iran-China pada 2001 mencapai US$

2,3 miliar.189 Hal ini terus berlanjut sampai pemerintahan Iran diera Ahmadinejad.

Pada tahun 2007, China melalui perusahaan pengebor terbesarnya, CNOOC, telah merampungkan kesepakatan senilai US$ 16 miliar. Hal ini terjadi mengingat

Beijing adalah pembeli terbesar kedua hasil minyak dan gas Iran.190

Yang lebih penting dari itu lagi adalah bahwa China menjadi benteng Iran dalam membela dan memberi perlindukngan diplomatik terkait program nuklir damai negeri Mullah tersebut. China bahkan menentang langkah-langkah yang diambil Barat agar mengaduka Iran ke Dewan Keamanan PBB. China mendukung sepenuhnya program nuklir damai Iran dalam pengawasan IAEA, bahkan China mengancam tidak segan-segan akan menggunakan hak vetonya jika ada keputusan yang merugikan dan memberatkan Iran191. Ini memperlihatkan betapa hubungan

188. Ibid. h. 336-338. 189. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 148-149. 190. Lih, “Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007, h. A17 191. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 151. 95

antara China dan Iran bersifat resiprokal dan keduanya berusaha memanfaatkan dengan baik hubungan tersebut demi kepentingan negaranya masing-masing.

2. Hubungan Iran dengan Venezuela

Tidak berbeda jauh dengan hubungan Iran dengan China, hubungan Iran dengan Venezuela juga berbasis sentiment anti-Amerika. rekan “se-ideologi” mungkin inilah yang bisa menggambarkan kondisi presiden kedua negara, mengingat Hugo Chavez adalah salah satu pemimpin yang vokal terhadap dominasi AS di Amerika Latin. Selain kesamaan “ideologi” presidennya, kedua negara juga sama-sama negara pengekspor minyak. Untuk diketahui saja

Venezuela adalah pengekspor kelima minyak di dunia dan juga merupakan satu- satunya negara non-muslim anggota OPEC.

Hubungan kedua negara ini ditandai dengan beberapa kali kunjungan kedua pemimpinnya, dan dari kunjungan ini menghasilkan beberapa perjanjian, diberbagai bidang. Contohnya, kedua negara bersepakat bahwa menyediakan dana gabungan senilai US$ 2 miliar untuk mendanai investasi di Venezuela dan Iran, namun keduanya juga bersepakat bahwa dana itu juga bisa digunakan untuk negara-negara ketiga lain yang bersahabat, “Itu akan memungkinkan kami menyokong penanaman modal… terutama di negara-negara yang pemerintahnya membuat upaya untuk membebaskan diri mereka dari penindasan imperialis

(AS)”, lebih jauh Chavez mengatakan, “Dana ini saudaraku”, kata Chavez kepada Ahmadinejad, “Akan menjadi sebuah mekanisme pembebasan”. Lebih uniknya lagi, kedua pemimpin tersebut saling bertukar ‘cinderamata’ berupa buku pendiri masing-masing negara, Chavez menghadiahi Ahmadinejad buku mengenai 96

Simon Bolivar, pendiri Venezuela, dalam bahasa Parsi, sedangkan Ahmadinejad memberikan buku mengenai bapak Revolusi Islam Iran, Ayatollah Khomeini. 192

Di lain kesempatan, ketika Chavez mengunjungi Teheran, berbagai kesepakatan terjadi. Antara lain pembangunan rumah 7000 unit, pembangunan sebuah pabrik petrokimia, dan sebuah pusat pelatihan di Venezuela. Juru bicara

Kementrian Luar Negeri Iran, Mohammad Ali Hossein menyebutkan, ada 20 perjanjian kerja sama yang akan ditandatangani ketika Chavez berkunjung.

Hossein menilai bahwa Amerika Latin (Venezuela) sangat kondusif sehingga memungkinkan untuk menjalin kerja sama.

“Amerika Latin menawarkan peluang-peluang yang baik untuk kerja sama. Pandangan-pandangan politik dan posisi yang sama juga membantu kami untuk mempunyai kerja sama yang lebih baik”. Duta besar Venezuela untuk Iran juga mengatakan, “Iran dan Venezuela melalui pertukaran kunjungan bisa membuktikan bahwa hubungan mereka ada dalam kondisi terbaik.”193 Jika dilihat secara keseluruhan, kerja sama yang dilakukan kedua negara sangatlah signifikan. Lebih dari 30 kontrak kerjasama senilai US$ 700 juta, pembangunan 10.000 perumahan, stasiun geologi, minyak dan gas, petrokimia, penghapusan pajak ganda, dll. Iran juga telah berkomitmen untuk mentransfer teknologinya ke Venezuela, pembuatan pabrik traktor dengan sistem join investmen antara kedua negara. Iran membiayai 51% proyek-proyek ini dengan nilai investasi mencapai US$ 230 juta. Diproyeksikan pabrik ini memproduksi

5.000 traktor setiap tahunnya dan keuntungan yang didapat Iran pertahunnya mencapai US$ 50 juta sampai US$ 120 pertahun. Lebih dari itu Ahmadinejad

192. Lih, “Ahmadinejad Bertemu Chavez, Bersepakat Untuk Danai Proyek Menentang Dominasi AS,” Kompas, Senin, 15 Januari 2007, h. 11. Dan lih, lampiran no. 12. 193. Lih, “Chavez Kunjungi Ahmadinejad, Sejumlah Perjanjian Siap Ditandatangani,” Kompas, Senin, 2 Juli 2007, h. 10. 97

berkomitmen akan melakukan investasi senilai US$ 9 miliar di Venezuela. Ini merupakan investasi terbesar Iran di luar negeri.194 Selain itu, kedua negara bersepakat membuka jalur penerbangan langsung Teheran-Caracas, sebagai simbol hubungan kedua negara.195

Kerjasama antar kedua negara ini sangatlah strategis karena menguntungkan bagi kedua negara dari segi manapun. Dari sudut pandang

Teheran, kerjasama ini memberikan sekutu nyata dalam menghadapi psy-war dan tekanan-tekanan yang dilancarkan Barat dan sekutu-sekutunya karena Venezuela juga anti-Barat. Namun lagi-lagi kita bisa melihat bahwa hubungan kedua negara membuktikan perbedaan “peradaban” tidak menjadi hambatan bagi kedua negara untuk menciptakan sebuah aliansi dalam menangkal musuh bersama.

Kepentinganlah, apakah itu politik atau ekonomi, yang memainkan peranan penting disini.

3. Hubungan Iran dengan Rusia

Jauh sebelum Republik Islam itu lahir atau bahkan jauh di era kolonial dulu, hubungan Iran dengan Rusia (Uni Soviet) bisa dibilang sudah terjalin, walaupun hubungan tersebut bisa bersifat permusuhan. Pasca lahirnya Revolusi

Islam Iran, walaupun Rusia tidak mendukung hal tersebut, hubungan dengan

Rusia menjadi suatu kebutuhan dan akan sangat menguntungkan bagi Iran, mengingat Rusia adalah antitesis dari Amerika Serikat dan pula statusnya saat itu masih merupakan negara super power. Salah satu buktinya adalah dengan

194. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 145-147. 195. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 250. 98

kesediaan Rusia mengisi kekosongan negara-negara Barat dalam proyek pengembangan nuklir Iran.

Secara teknis hubungan antar keduanya amatlah istimewa, karena keduanya sama-sama memanfaatkan hubungan itu dengan baik. Dalam hal energi khususnya minyak, Rusia dapat mengandalkan Iran sebagai supliernya.

Sebaliknya Iran juga memanfaatkan hubungan dengan Rusia sebagai mitra dan‘perisai’ di tingkat internasional. Sebagai mitra Iran, Rusia merupakan negara mitra ‘utama’ dalam pengembangan program nuklir damai Iran, contohnya proyek nuklir Bushers yang merupakan adalah proyek kerjasama antara Rusia dan Iran.

Rusia salah satu suplier teknologi di bidang nuklir, terbukti Rusia mengirimkan bahan bakar nuklir ke Iran. Bahan bakar tersebut beberapa kali di kirim ke Iran, antara lain 17 dan 28 Desember 2007 dan 19 Januari 2008.196

Sebagai ‘perisai’ hal ini dibuktikan dengan sikap Rusia yang beberapa kali tidak menyetujui berbagai sanksi yang dilimpahkan kepada Iran, yang akibatnya sanksi itu harus dibatalkan atau paling tidak ditunda.197 Karena kuatnya pengaruh

Rusia tersebut, untuk menjatuhkan sanksi negara Barat bahkan harus melobi

Rusia terlebih dahulu untuk menyetujui sanksi tersebut.198 Vladimir Putin bahkan menyatakan keberatannya akan sanksi-sanki yang diajukan Barat, “Mengapa membuat situasi menjadi lebih buruk, membawanya ke sebuah jalan buntu, mengancam sanksi-sanksi atau bahkan aksi militer. Anda bisa berlari-lari seperti

196. Lih, “Rusia Serahkan Bahan Bakar Nuklir Ketiga,” Kompas, Sabtu 19 Januari 2008. 197. Lih, “Rusia Minta Pemungutan Suara DK PBB Ditunda,” Kompas, Sabtu 23 Desember 2006, h. 10. 198. Lih, “Kekuatan Dunia Terbelah Soal Nuklir Iran, Menlu Prancis dan Delegasi Israel Ke Moskwa Untuk Bujuk Rusia,” Kompas, Kamis 19 Januari 2006, h. 11 99

orang gila yang memegang pisau-pisau tajam, tetapi itu bukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah”.199

Sebelumnya di pertemuan Kaspia Summit200 Putin juga menegaskan bahwa ia menolak negara-negara Kaspia menjadi negara ketiga untuk melancarkan aksi militer ke negara Kaspia lainnya, “Kita tidak akan memungkinkan negara lain untuk menggunakan wilayah kami untuk memulai serangan mereka di salah satu negara Kaspia”.201 Ini merupakan salah satu bukti komitmen Rusia sebagai ‘perisai’ Iran atas agresifitas Barat.

Dalam perdagangan pun kedua negara juga menunjukan keakraban dan nilai perdagangan keduanya ditaksir mencapai US$ 20 miliar. Hal ini meliputi berbagai jenis komoditi, senjata terbaru juga menjadi salah satu komoditas perdagangan antara Rusia dan Iran.202 Contohnya adalah dalam bidang pertahanan dengan menjual rudal S-300 dari Rusia ke Iran.203

Dari hubungan keduanya sekali lagi kita melihat bahwa faktor kemitraan suatu negara apakah itu politis atau ekonomis menjadi salah satu hal yang menjembatani perbedaan diantara keduanya bahkan hal tersebut juga dapat menghilangkan luka peperangan di masa lalu. Namun yang penting hubungan ini semakin memperkokoh pemerintahan Iran di era Ahmadinejad.

199. Lih, “Lavrov Mendadak Ke Teheran, Barat Perkeras Tekanan, China Tolak Sanksi Baru DK PBB,” Kompas, Rabu 31 Oktober 2007. 200. Kaspia Summit adalah pertemuan negara-negara seputar laut Kaspia. Lih, lampiran no. 13. 201. http://www.youtube.com/watch?v=N3zyS3tGi8Y video berita ini diakses dan didownload pada tanggal 21 bulan November 2009. 202. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 155. 203. Lih, “Iran Tidak Pernah Takut,” Media Indonesia, Sabtu, 19 Januari 2008, h. 10 BAB IV

DAMPAK KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN MAHMOUD

AHMADINEJAD

A. Dampak Kebijakan Program Nuklir Iran

Disadari atau tidak, kebijakan program nuklir Iran sangat mempengaruhi geopolitik-ekonomi dunia global, khususnya dunia Islam. Ini terlihat dari meningkatnya ketegangan dunia terkait eskalasi nuklir Iran, yangmana ketegangan tersebut justru malah menambah buruknya situasi. Terkait dengan isu ini, berbagai cara telah dilancarkan Barat dalam menangani kasus nuklir Iran, entah itu melalui

‘sogokan’ berupa pemberian insentif, sanksi, atau bahkan ancaman serangan militer langsung ke Iran.

Langkah awal Barat dalam menghentikan program nuklir Iran adalah dengan memberikan penawaran berbagai insentif kepada Iran. Pemberian insentif itu berjudul, “Kerangka Kerja Perjanjian Jangka Panjang”. Isi dari insentif ini adalah usulan kerjasama energi dengan Iran dalam jangka panjang, disertai komitmen kerjasama perdagangan dan investasi untuk membantu Iran dalam memasuki WTO204 asalkan Iran mau menghentikan program nuklir damainya.205

Hal ini ditolak dengan tegas oleh pemerintah Iran, bahkan mereka membandingkan hal tersebut bagaikan menukar emas dengan permen, “Saya

204. WTO adalah World Trade Organization. Sebuah lembaga perdagangan dunia. 205. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 141.

100 101

menolak barter emas dengan permen” kata Ahmadinejad.206 Ahmadinejad juga menegaskan bahwa, insentif apapun tidak akan diterima Iran jika syaratnya Iran harus menghentika program nuklirnya, “Tawaran apapun yang mensyaratkan kami menghentika aktivitas nuklir damai adalah tidak valid. Saya terheran-heran sekelompok orang melakukan pertemuan tanpa kami ada disana, dan membuat keputusan untuk kami”, katanya.207 Setelah merasa bahwa pemberian insentif dirasa tidak mungkin menghentikan program nuklir Iran, Barat akhirnya memberikan sanksi.

Walaupun sudah ‘akrab’ dengan sanksi-sanksi,208 namun tetap saja dampak nyata dari program nuklir ini adalah diberlakukannya sanksi embargo atas

Iran. Tidak tanggung-tanggung tiga kali Barat, dengan menggunakan DK PBB, menjatuhkan sanksi kepada Iran selama pemerintahan Ahmadinejad periode pertama, sanksi pertama, resolusi 1737 yang ditetapkan pada 23 Desember 2006, sanksi yang kedua, resolusi 1747 yang disahkan pada 24 Maret 2007 dan sanksi yang ketiga, resolusi 1803 yang jatuh pada 3 Maret 2008.209

Setiap sanksi memiliki isi yang berbeda, sanksi 1737 memiliki tiga poin penting yang isinya antara lain; Pertama, larangan perdagangan dengan Iran untuk

206. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 283, dalam buku lain hal tersebut juga diungkapkan dengan istilah berbeda, “tindakan menukar mutiara berkilau dengan sebutir permen” lih, Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 142. 207. Lih, “UE Siapkan Paket Baru, Iran Tolak Tawaran Yang Mensyaratkan Penghentian Aktivitas Nuklir,” Kompas, Selasa, 16 Mei 2006, h. 9. 208. Perlu diketahui bahwa semenjak awal Revolusi Islam Iran pada 1979, Barat telah melakukan berbagai macam sanksi-sanksi terhadap Iran dengan membekukan aset-aset Iran. Pada 1996 dipelopori oleh D’Amato seorang senator AS dari partai Replublik, AS menerapkan sanksi lagi atas Iran bernama ILSA atau Iran-Libya Sanction Act, yang mana sanksi ini menjatuhkan kepada kedua negara, Iran dan Libya, dan juga kepada setiap perusahaan yang menginvestasikan dananya lebih dari US$ 20 juta di kedua negara tersebut, lih. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 168-172 dan 275. 209. Lih, “Sanksi Jilid Ketiga Untuk Iran,” Tempo, Selasa, 4 Maret 2008. 102

semua barang, bahan, peralatan, dan teknologi yang dapat menyumbang program pengayaan uranium Teheran. Kedua, pembatasan sukarela terhadap lawatan keluar negeri bagi 12 pejabat terkait dengan program dan misil Iran. Ketiga, pembekuan sukarela atas aset di luar negeri milik 12 pejabat itu dan 10 lembaga yang langsung berhubungan dengan atau memberi dukungan bagi program nuklir dan misil Iran. Sanksi 1747 memiliki poin-poin yang lebih rinci lagi, diantaranya larangan bagi semua ekspor senjata Iran, pembatasan sukarela perdagangan senjata, seperti pesawat tempur, helikopter penyerang, kapal perang, tank tempur, dan kendaraan bersenjata ke Iran, lalu pembekuan aset secara sukarela terhadap aset-aset di luar negeri milik 13 lembaga termasuk bank Sepah milik pemerintah, dan 15 pejabat serta 13 lembaga yang terkait dengan program nuklir Iran termasuk pasukan Garda Revolusi Iran, selain itu bantuan keuangan juga dibatasi terhadap pemerintah Iran. Sanksi 1803, adalah penambahan dan perincian beberapa poin dari sanksi-sanksi sebelumnya, contohnya selain Bank Melli, Bank Saderat juga masuk dalam daftar yang dibekukan asetnya, inspeksi pengiriman dari dan ke Iran jika dicurigai memuat barang terlarang.210

Berbagai macam embargo yang dilakukan Barat ini adalah sebagai bentuk psy-war yang Barat lancarkan terhadap Iran. Barat, entah apakah itu karena kenaifannya mereka atau karena ketakutannya atau karena kombinasi keduanya, dengan seenaknya menilai bahwa program nuklir Iran berbahaya karena diduga memproduksi senjata nuklir sehingga layak dijatuhi hukuman, padahal semua

210. Ibid. “Sanksi Jilid Ketiga Untuk Iran,” Tempo, Selasa, 4 Maret 2008. 103

negara-negara yang ikut menjatuhkan sanksi memiliki senjata nuklir atau paling tidak menggunakan teknologi nuklir juga.

Akibat dari berbagai sanksi ini, Beberapa bank di Eropa, setidaknya ada empat bank yaitu bank UBS, bank Credit Suisse Bank, ABN Amro dan HSBC, atas desakan AS, melakukan pembatasan transaksi dengan Iran karena takut dikenai hukuman oleh AS. Bank USB bahkan pernah didenda US$ 100 juta karena mengalirkan dollar ke Iran.211 Selain itu tidak kurang dari 24 perusahaan asing juga terkena sanksi dari AS, salah satunya perusahaan eksportir senjata

Rusia bernama Rosoboronexport, selain itu beberapa perusahaan lain dari berbagai negara seperti China, Malaysia, Sudan, Pakistan, Suriah, dan Meksiko juga terkena sanksi.212 Tidak hanya Barat, negara seperti Jepang juga ikut menjatuhkan sanksi terkait nuklir Iran, “Kami menempuh langkah ini karena masalah nuklir Iran telah berpengaruh pada gerakan non-proliferasi dan masalah nuklir Korea Utara”, kata Menlu Jepang, Taro Aso. Tak kurang dari 10 perusahaan dan 12 individu yang terkait nuklir Iran dibekukan asetnya oleh

Jepang.213

Tidak hanya sanksi saja, Barat juga menerjunkan agen-agennya untuk melemahkan Iran. Dua orang warga negara AS yang memiliki paspor ganda AS dan Iran, Haleh Esfandiari dan Kian Tajbakhsh. Namun yang uniknya, salah seorang dari mereka adalah orang yang bekerja di Open Society Institute yang

211. Lih,”Bank Eropa Batasi Transaksi Di Iran, Diancam AS Dengan Denda Dan Kehilangan Bisnis,” Kompas, Selasa, 23 Mei 2006, h. 11. 212. Lih, “24 Perusahaan Asing Kena Sanksi AS,” Media Indonesia, Minggu, 7 Januari 2007, h. 10. 213. Lih, “Jepang Bekukan Aset Terkait Nuklir Iran,” Republika, Sabtu, 17 Februari 2007, h. 9. 104

pemiliknya adalah seorang spekulan mata uang sekaligus billyuner keturunan

Yahudi yaitu George Soros.214 Jelas terlihat disini bahwa Barat berusaha dengan menggunakan berbagai cara dan upaya dalam menangani kasus Iran ini, walaupun ditempuh dengan cara-cara kotor sekalipun.

Berbagai sanksi dan tekanan ini membuat Ahmadinejad terheran-heran.

Bagaimana tidak, Iran yang baru hanya disinyalir akan dapat menyalahgunakan teknologi nuklir untuk keperluan senjata diberikan sanksi yang sedemikian hebatnya sementara negara yang jelas-jelas sudah menggunakannya sebanyak dua kali justru dibiarkan saja. Dari sini saja kita sudah melihan standar ganda yang diterapkan Barat, belum lagi mengenai nuklir Israel yang memiliki hulu ledak mencapai 200 hulu ledak nuklir dan Israel juga bukan merupakan anggota NPT, namun tidak diberikan sanksi apapun.

“Mengapa kita tak lebih khawatir terhadap negara (baca; AS) yang sudah dua kali menjatuhkan bom atom ke bangsa Jepang di PD II. Kalau ada tekanan pada Iran untuk tidak memanfaatkan teknologi nuklir karena adanya kemungkinan Iran mengembangkan senjata nuklir, tentu tekanan yang lebih besar harus diarahkan pada negara yang sudah menggunakan senjata itu sebelumnya” kata Ahmadinejad.215

Tentu tidaklah masuk akal jika dikatakan bahwa tidak ada dampak langsung akibat embargo yang dilancarkan Barat ini. Tentu pasti embargo ini memiliki konsekuensi nyata. Seperti yang sudah disebutkan bahwa salah satu isi sanksi-sanksi itu adalah penyitaan aset-aset Iran termasuk bank. Hal ini tentunya berdampak pada perekonomian Iran, belum lagi Iran juga dilarang mengimpor dan pihak asing dilarang berinvestasi di Iran, dan juga sejumlah bank sulit untuk

214. Lih, “George Soros Ingin Tumbangkan Iran,” Kompas, Rabu, 30 Mei 2007. 215. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 200. 105

melakukan transaksi dari atau ke Iran. Hal ini membuat ekonomi Iran semakin terpukul, terbukti dengan tingginya inflasi di Iran yang bahkan mencapai 19%.216

Namun Ahmadinejad beranggapan masalah nuklir Iran ini tidak menjadi sebuah krisis, ia berpendapat nuklir ini juga merupakan hak sah bangsa Iran.“Saya menolak anggapan bahwa masalah nuklir ini telah menciptakan krisis untuk negeri ini, krisis apa? Teknologi nuklir itu hak kita dan tak seorangpun yang bisa mencabutnya dari kita. Kita telah melangkah sampai sejauh ini, maka atas seizin

Allah, kita tinggal perlu melangkah lagi”.217

Sesungguhnya pernyataan Ahmadinejad benar adanya. Bukti konkret Iran memiliki hak legal dalam mengembangkan teknologi nuklir adalah bahwa Iran merupakan salah satu anggota sekaligus negara penandatangan NPT, yang dalam

NPT, setiap negara anggotanya diberikan hak kebebasan untuk mengembangkan penelitian, memproduksi dan menggunakan nuklir untuk tujuan damai. Hal tersebut dituangkan secara gamblang didalam NPT, tepatnya di artikel IV pasal satu. Didalamnya disebutkan; “Nothing in this treaty shall be interpreted as affecting the inalienable right of all the parties to the treaty to develop research, production and use of nuclear energy for peaceful purposes without diserimination with Articles I and Articles II of this treaty”.218

216. Lih, “Kinerja Ahmadinejad Buruk, Inflasi Mencapai 19,1 Persen Pada November 2007,” Kompas, Senin, 24 Desember 2007, h. 11. dan Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 148. 217. Ibid. h. 139-140. 218. Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue, h. 14 dan lih, http://www.iaea.org/Publications/Documents/Treaties/npt.html. Situs ini diakses dan didownload pada 15 Juni 2011. Lih juga, lampiran no. 14. 106

Secara tertulis disini bahwa setiap anggota NPT memiliki hak mutlak untuk mengembangkan program nuklir damai, dan bahwa Barat telah menjatuhkan sanksi kepada Iran, padahal Iran sudah berjalan di koridor yang benar, merupakan suatu bentuk kolonialisme modern.

Anehnya dan yang lebih tidak masuk akalnya lagi adalah tidak hanya

IAEA yang memberi laporan bahwa program Iran bertujuan damai dan tidak ditemukan aktivitas pembuatan senjata nuklir dan tim ahli internasional juga tidak menemukan bukti bahwa Iran mengembangkan senjata nuklir.219 Tidak hanya itu bahkan intelijen AS, NIE (National Intelligence Estimate) memberi laporan yang berjudul Iran: Nuclear Intention and Capabilities juga menyatakan, semenjak

2002 hingga kini Iran tidak melakukan pembuatan dan pengembangan senjata nuklir.220 Namun yang ironisnya hal ini sempat membuat berang Israel dan meminta Elbaradei mundur dari jabatannya.221 Ini merupakan sebuah gambaran sekaligus bukti nyata bahwa Barat, khususnya AS dan Israel, memiliki agenda politik terselubung dalam program nuklir Iran.

Tidak berhenti sampai sebatas sanksi-sanksi saja. Barat, khususnya

Amerika dan Israel, bahkan sudah menyiapkan opsi militer terhadap fasilitas- fasilitas nuklir Iran, yang dengan kata lain mereka siap meladeni Iran dalam perang terbuka. AS bahkan telah meningkatkan segala aktifitas militernya di

219. Lih, “Bom Nuklir Iran Tak Terbukti, Partikel Uranium Hasil Pengayaan Tingkat Tinggi Berasal Dari Pakistan,” Kompas, Rabu, 24 Agustus 2005. 220. Lih, “Data Inteligen AS Soal Iran Tak Akurat, Bukti-bukti Tak Ditemukan,” Kompas, Senin, 26 Februari 2007, h. 8. Lih, juga “Tak Akurat Data Inteligen AS Soal Iran,” Kompas, Selasa, 27 Februari 2007, h. 6. dan Edy Prasetyono, “DK PBB Dan Nuklir Iran,” Kompas, Selasa, 11 Maret 2008, h. 6. 221. Lih, “Potensi Perang Iran-AS Surut,” Kompas, Jumat, 28 Desember 2007. 107

Teluk, termasuk pengerahan rudal-rudal patriot dan kapal-kapal induk.222 Tidak hanya AS saja, Israel juga akan mempersiapkan serangan ke Iran, bahkan Israel siap melakukannya “sendirian” jika tidak ada negara lain yang mau, hal ini ditegaskan oleh Menteri Urusan Strategis Israel, Avigdor Lieberman, “Israel akan menghadapi Iran sendirian karena Israel tak mungkin berpangku tangan menunggu Iran mengembangkan senjata non-konvesional”. Jika serangan ini jadi, akan ada 400 tempat yang akan jadi target sasaran.223

Israel bahkan telah melakukan beberapa persiapan, seperti menguji coba rudal Jericho II yang mampu menjangkau sejauh 1.500 km dan bahkan Israel juga sedang mengembangkan Jericho III yang ditenggarai mampu berjarak 4.500 km.224 Israel juga telah melakukan latihan perang dengan melibatkan 100 pesawat

F-15 dan F-16 hingga ke wilayah Yunani, yang memiliki jarak yang sama dengan ke Iran. dalam latihan ini, angkatan perang Israel berlatih mengisi bahan bakar di udara.225 Sebuah sumber bahkan menyatakan bahwa Israel sudah siap melakukan serangan ke Iran,

“Israel ingin memastikan jika lampu hijau diberi, militer bisa melakukan serangan dalam hitungan hari atau bahkan jam. Mereka sedang melakukan persiapan disemua lini. Pesan yang hendak disampaikan kepada Iran adalah ancaman yang kami maksudkan bukan sekedar omong kosong”, kata sumber tersebut.226

222. Lih, “AS Dan Iran Mengarah Perang, Upaya Alihkan Kegagalan Di Irak,” Kompas, Jumat, 2 Februari 2007, h. 9. 223. Lih, “Israel Mungkin Serang Iran, Bush Bantah Kemungkinan Serangan Militer,” Kompas, Rabu, 14 Februari 2007, h. 9. 224. Lih, “Iran Tidak Pernah Takut,” Media Indonesia, Sabtu, 19 Januari 2008, h. 10 225. Lih, “Persiapan Serangan Ke Iran Dari Pangkalan AU Irak,” Kompas, Selasa, 15 Juli 2008. 226. Lih, “Israel Persiapkan Serangan, Duta Besar Iran Minta PBB Keluarkan Kecaman,” Kompas, Minggu, 19 April 2009, h. 15. 108

Namun hal ini dibantah AS, Menhan AS, Robert Gates membantah bahwa negaranya akan menyerang dan berkeinginan berperang dengan Iran, “Kami tidak mencari alasan agar dapat berperang dengan Iran. Kami tidak berencana berperang dengan Iran”.227 Sebagian kalangan bahkan berpendapat bahwa isu ini, serangan atas Iran, adalah sebuah upaya mencari “kambing hitam” untuk berbagai persoalan yang ditimbulkan AS di Timur Tengah, Afghanistan dan Irak.228

Yang menariknya dari persoalan ini ialah bahwa hal ini juga sampai menjadi hot issue dalam bursa pencalonan presiden AS. Tidak sedikit bahkan yang melontarkan gagasannya terkait isu ini untuk mencari simpati, khususnya dari kalangan Zionis, seperti Hillary Clinton yang berencana akan melenyapkan

Iran dalam sebuah wawancaranya, “Saya ingin orang-orang Iran tahu bahwa jika saya jadi presiden, kami akan menyerang Iran” ia juga mengatakan, “Dalam 10 tahun ke depan, selama mereka mungkin dengan bodohnya menyerang Israel, kami akan dapat melenyapkan mereka secara total”. Hal ini berbeda dengan

Barrack Obama yang lebih menjanjikan langkah damai dalam persoalan ini dengan menjanjikan “perundingan langsung” kepada para petinggi Teheran.229

Hal inilah yang nantinya menjadi salah satu pertimbangan rakyat AS dalam memilih presidennya.230

Bukannya takut akan ancaman serta sanksi-sanksi yang dilontarkan Barat, pemerintah Iran bahkan menyatakan kesiapannya menghadapi segala resiko

227. Lih, “AS Bantah Akan Serang Iran,” Sindo, Sabtu, 17 Februari 2007, h. 10. 228. Lih, “AS Dan Iran Mengarah Perang, Upaya Alihkan Kegagalan Di Irak,” Kompas, Jumat, 2 Februari 2007, h. 9. 229. Lih, “Hillary: Kami Akan Lenyapkan Iran,” Tempo, Rabu, 23 April 2008, h. A18. 230. Lih, “AS Siap Bicara Dengan Iran,” Kompas; Minggu, 8 Februari 2009. dan “Obama Rayu Iran, Teheran Inginkan Langkah Konkrit,” Kompas, Sabtu, 21 Maret 2009, h. 10. 109

apapun. Iran bahkan sudah melakukan beberapa uji coba untuk mempertahankan diri dari serangkaian serangan musuh. Iran menggelar latihan perang dan Iran bahkan membuat membuat berbagai rudal diantaranya adalah bernama Ashura yang mampu menjangkau 2.000 km yangmana mampu menjangkau Israel dan semua pangkalan militer AS di Timur Tengah, Iran juga membuat versi terbaru dari Shihab-III yang pada mulanya hanya memiliki kemampuan berjarak 1.300 km setelah diperbaharui mampu mencapai 2.000 km, selain itu Iran juga menguji rudal Zelzal yang memiliki jangkauan 400 km dan rudal Fateh yang berdaya 170 km, Iran juga rencananya akan meluncurkan kapal selam buatan sendiri. Namun

Iran mengklaim latihan dan uji coba ini hanya untuk pertahanan saja, “Tujuan latihan perang ini hanya untuk menunjukkan, kami siap mempertahankan integritas bangsa Iran. Rudal kami siap mengarah kemana saja setiap saat dalam waktu yang cepat dan tepat”. Kata Komandan Angkatan Udara Garda Revolusi

Hossein Salami. 231

Ahmadinejad bahkan memperingatkan dengan tegas bahwa serangan sekecil apapun akan dibalas Iran. “Rezim Zionis itu tidak mungkin mempunyai keberanian untuk melancarkan serangan dalam bentuk apapun ke Iran. Mereka sadar serangan sekecil apapun akan dibalas Iran dengan sangat kuat”,232 dilain kesempatan ia juga mengatakan “Sebelum musuh-musuh kami mulai menembakkan senjata, pasukan Iran akan memotong tangan mereka”.233 Ia

231. Lih, “Iran Membuat Ashura, Rudal Balistik Baru Berjarak Tempuh 2.000 Kilometer,” Kompas, Rabu, 28 November 2007 dan “Iran Tembakkan 9 Rudal, AS Menilai Iran Menjadi Ancaman Yang Semakin Nyata,” Kompas, Kamis, 10 Juli 2008. Serta Lih, lampiran no. 15 dan 16. 232. Lih, “Iran Tidak Pernah Takut,” Media Indonesia, Sabtu, 19 Januari 2008, h. 10. 233. Lih, “Iran Ancam Para Penyerang, Ahmadinejad Bersedia Berbicara Langsung Dengan Presiden Bush,” Kompas, Selasa, 15 Juli 2008. 110

mengisyaratkan bahwa Iran akan dengan cepat membalas serangan apapun ke berbagai target vital musuh, Iran bahkan akan mengancam akan memblokir Selat

Hormuz, jika negaranya diserang, “Musuh-musuh kami tahu persis kami akan sangat mudah memblokir selat yang sempit itu. Tidak akan ada satu kapal pun yang bisa selamat dari tembakan senjata-senjata kami”, kata Komandan Garda

Revolusioner Jenderal Mohammad Ali Jafari. 234

Hal ini bahkan sempat memicu ketegangan antara AS dan Iran yang berakibat pada sebuah insiden di Selat Hormuz. Dalam versi AS lima kapal boat

Garda Revolusi Iran mengganggu tiga kapal patrol AS dan hendak meledakan kapal AS dan juga kapal Iran tersebut membuang kotak putih namun tidak jelas apa isi kotak itu.235 Namun Iran membantah hal tersebut, pemerintah Iran bahkan mengeluarkan video yang membantah tuduhan tersebut. Dalam video tersebut komandan dari lima kapal boat sudah berusaha melakukan kontak. “Kapal perang sekutu nomor 773 (nomor lambung) disini patroli Iran”. “Ini kapal perang sekutu. Saya beroperasi diperairan internasional,” dijawab dari kapal perang AS.

Namun dalam isi rekaman ini tidak terdapat ancaman yang digembar-gemborkan

AS.236 Namun hal ini meningkatkan tensi permusuhan kedua, hubungan keduanya menjadi kian sensitif mengingat sebelumnya kedua negara sempat terlibat psy-war terkait masalah program nuklir damai Iran.

234. Lih, “Iran Ancam Blokir Selat Hormuz, Peringatan Barat Diabaikan,” Kompas, Rabu, 6 Agustus 2008. 235. Lih, “Iran Ganggu Tiga Kapal AL AS,” Kompas, Selasa, 8 Januari 2008. 236. Lih, “AS-Iran, Insiden Selat Hormuz Terus Panas,” Kompas; Jumat, 11 Januari 2008, h. 9. 111

Keteganganpun terus terjadi bahkan menyeret negara lain, dalam hal ini

Rusia, ikut mengalami ketegangan. Hal ini disebabkan karena AS berniat ingin membangun rudal pertahanan di Polandia dan Rep. Ceko mengingat kemampuan rudal Iran yang ditenggarai dapat menjangkau Eropa Tengah, namun pihak Rusia merasa terganggu akan hal tersebut karena dinilai menjadi ancaman terhadap

Rusia. Untuk membuktikan keberatannya, Rusia bahkan menguji coba rudal nuklir antarbenua, rudal itu bernama Sineva atau R-29RM-va/SS-N23.237 Sampai ketika Dmitri Medvedev menjadi presiden pun hal ini bergulir, Rusia tetap saja menolak kehadiran militer AS, melihat hal ini AS kecewa dengan sikap Rusia,

“Sikap Rusia mengecewakan meski sebenarnya sudah diduga akan seperti itu,” ujar Menlu AS Condolezza Rice.238

Selain menimbulkan berbagai ketegangan diantara negara-negara di dunia, secara tidak langsung isu nuklir Iran juga memicu kenaikan harga minyak dunia, meskipun tidak sepenuhnya harga minyak naik karena isu nuklir tersebut, namun dikarenakan sensitifitas harga minyak saat itu maka isu sekecil apapun akan berakibat naiknya harga minyak. Hal ini ditandai dengan beberapa kalinya harga minyak dunia akibat tak langsung dari eskalasi yang ditimbulkan oleh isu nuklir

Iran, walaupun Iran juga mendapatkan keuntungan dari naiknya harga minyak dunia.

237. Lih, “Rusia Tes Rudal Dari Kapal Selam, Bisa Hancurkan Tameng Rudal AS,” Kompas, Selasa, 18 Desember 2007. 238. Lih, “Medvedev Ancam Akan Membalas Serangan AS,” Kompas; Kamis, 10 Juli 2008. 112

Segera saja setelah pertikaian antara Barat dan Iran, harga minyak mulai bereaksi, ini mungkin dikarenakan sensitifnya minyak selaku komoditas utama dunia. Harga minyak langsung melonjak naik 1,04 dollar menjadi 73,37 dollar per barrel sehari setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa Iran akan memangkas aliran minyak jika AS mengambil langkah yang salah terhadap Iran terkait program nuklir. ia juga menekankan bahwa Iran tidak akan tunduk pada “ancaman dan suapan”.239 Lalu pada

November 2007, harga minyak menjadi cenderung naik ke angka 94,10 dollar per barrel setelah Ahmadinejad mengancam akan menghentikan ekspor minyak jika

AS mengganggu program nuklir Iran.240 Bahkan, Hugo Chavez meramalkan harga minyak akan naik sampai 200 dollar AS jika mereka (AS dan sekutunya) menyerang Iran atau Venezuela, “Jika AS cukup gila untuk menyerang Iran atau melakukan agresi terhadap Venezuela, harga minyak tak hanya 100 dollar, tetapi

200 dollar”, katanya.241

Apa yang dikatakan Chavez lalu, ternyata hal ini cukup masuk akal dan benar, jangankan perang, bahkan ketika insiden Selat Hormuz terjadi, hal tersebut juga memicu kenaikan harga minyak dunia, sebesar 49 sen dollar menjadi 98,40 dollar per barrel.242 Lalu ketika berbagai ujicoba rudal yang dilakukan Iran dan

Israel akibat masing-masing merasa perlu untuk menunjukan taringnya, harga minyak terkena imbasnya juga, minyak mengalami kenaikan sebesar 2,08 dollar

239. Lih, “Krisis Nuklir, Harga Minyak Dunia Melonjak Akibat Ancaman Khamenei,” Kompas, Selasa, 6 Juni 2006, h. 10. 240. Lih, “Harga Minyak Bersiap Naik, Hasil KTT OPEC Memunculkan Ketidakpastian Baru,” Kompas, Selasa, 20 November 2007, h. 19. 241. Lih, “Chavez Rangkul Iran,” Kompas, Senin, 19 November 2007. 242. Lih, “Iran Ganggu Tiga Kapal AL AS,” Kompas, Selasa, 8 Januari 2008. 113

menjadi 138,12 dollar AS per barrel, walaupun sempat turun 7% dari titik tertinggi yakni 145 dollar AS per barrel.243

Dilihat dari berbagai kejadian-kejadian tersebut, hal ini sungguh telah memberikan gambaran bahwa isu program nuklir ini sangat memiliki dampak yang tidak hanya dirasakan oleh Iran tetapi juga negara-negara lain bahkan dunia global juga ikut merasakannya. Namun sesungguhnya alangkah tidak adil dan bijaksananya jika langsung menjustifikasi bahwa program nuklir Iran adalah tidak bermanfaat dan penyebab kekacauan global. Dalam berbagai kejadian tadi, dapat dilihat bahwa Barat memiliki kepentingan terselubung terkait isu nuklir Iran, ini terkait pengalih perhatian Barat khususnya AS dalam masalah yang dihadapi di

Timur Tengah khususnya Irak dan Afghanistan.

Bagaimana tidak, Iran yang tidak melakukan pelanggaran justru di embargo, lagi pula andaikan Iran ingin mengembangkan senjata nuklir mengapa

Iran tidak keluar dari IAEA dan NPT yangmana akan membuatnya lebih leluasa mengembangkan nuklir tanpa pengawasan. Tapi Iran justru mempertahankan keanggotaannya di kedua lembaga tersebut sebagai bukti komitmennya akan program nuklir damai. Bahkan untuk memperteguh komitmennya, orang nomor satu di Iran, Ayatollah Ali Khamenei selaku menjabat sebagai Pemimpin

Tertinggi Iran, memfatwakan haram hukumnya terkait senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya.

243. Lih, “Harga Minyak Naik Lebih Dari 2 Dollar AS,” Kompas, Kamis, 10 Juli 2008. 114

Namun ironisnya bagi Barat, walaupun sanksi-sanksi itu sempat memukul perekonomian Iran, akibat lonjakan harga minyak, yang justru akibat ketegangan ini pula, Iran mampu bertahan bahkan menjadi negara yang mandiri. Bahkan sebuah organisasi non-pemerintah AS, GAO (Government Accountability Office), melaporkan bahwa sanksi-sanksi terkait ekonomi sangat sulit menilai dampaknya bagi Iran. Hasil audit lembaga itu menyebutkan bahwa semenjak 2003 kontrak

Iran di bidang dengan perusahaan-perusahaan asing mencapai US$ 20 miliar.

Berdasarkan penelitian lembaga tersebut, sanksi-sanksi AS terhadap bank Iran bisa diatasi oleh Iran dengan mengalihkan hubungan perbankan Iran ke perbankan negara lain. Juga ada kalanya proyek-proyek asing di Iran dibiayai dengan mata uang nondollar AS. Lebih lanjut laporan ini menyebutkan, meningkatnya permintaan dan besarnya cadangan minyak Iran, membuat Iran mendapatkan lebih dari US$ 50 miliar pada 2006 saja, untuk dicatat harga minyak ketika itu baru berkisar pada 70-75 dollar per barel. Dari 1987 sampai 2006, ekspor Iran juga tumbuh dari US$ 8,5 miliar menjadi US$ 70 miliar.244

Selain itu, sanksi-sanksi yang dilancarkan Iran justru membuatnya semakin mandiri. Keterbatasan yang dialami Iran karena embargo membuat Iran berusaha mengembangkan berbagai macam inovasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Iptek Iran mengalamai pertumbuhan pesat, lihatlah berbagai rudal-rudal Iran bahkan rudal tersebut mampu menjadi gerbang Iran untuk melakukan penelitian dengan objek luar angkasa, tidak hanya teknologi rudal, dibidang kesehatan dan pertanianpun Iran juga malah membuat Iran menemukan

244. Lih, “Sanksi Ekonomi Tak Efektif, Kontrak Bisnis Berlanjut,” Kompas, Kamis, 17 Januari 2008, h. 9. 115

berbagai hal baru. Ini sungguh sangat ironis bagi Barat, alih-alih mereka ingin menghambat kemajuan Iran, justru mereka sendiri yang membuka pintu selebar- lebarnya bagi Iran untuk berkreasi dengan inovasinya sendiri yang justru membuatnya semakin kuat dan mandiri.

Yang terpenting lagi adalah bahwa perjuangan Iran dalam mengembangkan teknologi nuklir adalah memperjuangkan haknya dan juga secara tidak langsung hak-hak bangsa lain, “Kita tidak hanya mempertahankan hak-hak negara kita, tetapi juga hak banyak negara lain” katanya, “dengan mempertahankan posisi kita, kita mempertahankan kemerdekaan”.245

Ahmadinejad hanya ingin mengambil apa yang sudah menjadi haknya, ia juga bukannya tidak mengetahui bahwa sanksi-sanksi akan dijatuhkan oleh Barat kepada Iran karena hal tersebut, ia tahu namun justru ia ingin memperlihatkan hal ini kepada negara lain sebagai model perlawanan terhadap ketidakadilan dan pada gilirannya menjadikan hal tersebut inspirasi bagi negara tersebut, walaupun hal ini membuat hubungan Iran vis~a~vis langsung dengan Barat. Ini memberikan sinyal kepada kita bahwa Iran tidak akan mundur sedikitpun dan bahkan harga perang sekalipun lebih murah daripada harga menyerah.

Bahkan jika perang adalah suatu keniscahyaan yang harus dilakukan dalam membela hak-hak negaranya, Ahmadinejad siap berperang bahkan sampai titik darah penghabisan sekalipun, “…perang kita sesungguhnya belum lagi dimulai. Bahkan jika seandainya amunisi kita telah habis, kita akan tetap

245. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 150. 116

membela tanah air dan revolusi kita dengan kuku-kuku dan gigi-gigi kita”.246 Ia seolah ingin mengisyaratkan bahwa negaranya tidak akan mudah ditaklukan oleh sekedar sanksi bahkan invasi militer. Lagipula hal ini pernah ditegaskan oleh

Imam Khomeini ketika masa awal Revolusi Islam Iran, “Kami tidak takut sanksi- sanksi, kami juga tidak takut invasi militer, apa yang kami takutkan adalah serangan budaya Barat yang tidak bermoral”.247 Disini terlihat jelas

Ahmadinejad terinspirasi oleh mentornya Imam Khomeini dan ia ingin menjadikan model pemerintahannya seperti ala Imam Khomeini.

Walapun bersikap keras, bukan berarti Ahmadinejad adalah seorang yang tertutup dan tidak mau menerima dialog dalam mencari jalan keluar permasalahannya. Ia bahkan teran-terangan mengajak Presiden AS, yang saat itu menjabat adalah Bush Jr, dialog langsung didepan publik dan disaksikan oleh seluruh wartawan, “Seperti yang selalu saya bilang, saya siap dan bersedia berbicara langsung dengan Bush. Saya tidak butuh mediator”.248 Tawaran ini anehnya justru ditolak AS dengan alasan Iran harus menghentikan dulu pengayaan nuklirnya, suatu hal yang tentunya sudah diketahui dengan pasti jawabannya oleh

AS. Ini menjadi bukti bahwa AS memang tidak berniat menyelesaikan isu program nuklir Iran secara damai.

246. Danny H. Simanjuntak. Ahmadinejad Menentang Amerika; Dari Nuklir Iran, Zionisme, Hingga Penyangkalan Holocaust. h. 12. 247. Lih, http://www.youtube.com/watch?v=FfrJ2rBobGs didownload dan diakses pada 11 Februari 2010. 248. Lih, “Iran Ancam Para Penyerang, Ahmadinejad Bersedia Berbicara Langsung Dengan Presiden Bush,” Kompas, Selasa, 15 Juli 2008. 117

B. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim

Tak dapat disangkal bahwa walaupun hubungan Iran dengan Barat mencapai pada titik kulminasinya, tetapi hubungannya dengan dunia Islam meningkat. Diberbagai kesempatan keakraban itu, antara Iran dengan dunia muslim, dipertunjukan di muka publik dunia. Hal ini tentu bisa dijadikan sebagai indikator awal kesungguhan umat Islam untuk bersatu menjadi sebuah entitas peradaban.

Namun keakraban ini justru mengundang segelintir pihak untuk menjadikan hal ini sebagai landasan dalam menjustifikasi Iran sebagai sponsorsip kekerasan dan terorisme, lalu dengan kemunafikannya mereka kemudian melabeli

Iran sebagai “poros setan” (axist evil), faktanya ini bukanlah hal baru dan asing bagi Iran, pada akhir Januari 2002, dalam pidato kenegaraannya Bush melontarkan gagasan pertamanya ini dengan menyebut Iran, Irak, dan Korut sebagai poros setan (axist evil).249

Pelabelan Iran ini tentunya digunakan sebagai upaya propaganda Barat khususnya AS dalam menjatuhkan reputasi Iran. Memang mereka memberi pelabelan tersebut karena dukungan Iran terkait kepada sejumlah front perlawanan, Hamas dan Hizbullah, namun bukankah ini adalah suatu hal kewajaran mengingat bantuan tersebut merupakan bukti kebersaudaraan mereka

249. T. Christian Miller. Blood Money; Membuang Jutaan Dollar, Menewaskan Ribuan Jiwa, & Perusahaan Rakus di Irak (Jakarta; Ufuk Press, 2007), h. xvii dan lihat juga Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 212 dan 276. 118

sebagai sesama umat Islam. Lagi pula, mereka juga melakukan hal yang sama terhadap anak emas mereka Israel.

Sayangnya bagi Barat, pelabelan ini, sebagai akibat hubungan persaudaraan Iran dengan dunia muslim, tidak lantas membuat dunia muslim menjauhi Iran dan mengisolasi Iran, alih-alih mereka berusaha menggalang dukungan dunia muslim, mereka justru dikecam akibat hal tersebut. Ketika pada awal 2008, Bush melakukan serangkaian kunjungan ke Timur Tengah dan pada pidatonya ia menyebut Iran sebagai sponsor teroris dunia. Bukannya mendapat dukungan hal ini justru menuai kecaman, “Rakyat Iran telah memilih pemerintah mereka sendiri, apakah kita setuju (dengan pilihan mereka itu) atau tidak.

Mereka tidak membutuhkan apa yang Bush katakana,” kata Direktur Jendral

Pusat Kajian Strategis dan Riset Uni Emirat Arab (UEA) Jamal al-Suwaidi. Tidak hanya itu Menlu Iran, Manoucher Mottaki mengatakan bahwa Bush sedang mencoba merusak hubungan Iran dengan negara-negara tetangga, “Bush sedang mencoba merusak hubungan Iran dengan negara-negara dikawasan ini”.250

Tidak cukup hanya melakukan propaganda di Timur Tengah, Barat melalui AS juga berusaha merusak hubungan Iran dengan dunia muslim lainnya,

Malaysia contohnya. Hal tersebut akibat dari kesepakatan antara Malaysia dengan

Iran dalam bidang energi ditandatangani, sontak saja kesepakatan itu menuai kecaman. Senator partai republik yang mewakili rezim yang berkuasa di AS, Tom

Lantos, mengecan dan menyebut kesepakatan itu sebagai hal yang menjijikan,

250. Lih, “Sebut Iran Sponsor Teroris Dunia, Bush Dikecam Negara Arab,” Media Indonesia, Selasa, 15 Januari 2008, h. 10. 119

bahkan ia akan meminta pemerintah AS akan menunda kesepakatannya dengan

Malaysia terkait perjanjian FTA (perjanjian perdagangan bebas),

“Saya mengirim surat kepada perwakilan perunding dagang, Susan Schwab, meminta semua negosiasi antara AS dan Malaysia soal perdagangan bebas ditangguhkan sampai Malaysia menarik kesepakatan tersebut (maksudnya kesepakatan dengan Iran)”.251

Bukannya tunduk kepada kemauan AS, pemerintah Malaysia justru siap membatalkan perundingan perjanjian perdagangan bebas dengan AS. “Saya siap menyarankan kepada pemerintah untuk menghentikan perundingan dengan AS sesegera mungkin karena mereka tidak menghormati kesepakatan awal perdagangan bebas”, tegas Menteri Perdagangan Malaysia Rafidah Aziz.

Menurut kesepakatan awal memang kedua negara sepakat untuk tidak menyentuh masalah-masalah yang terkait agenda politik masing-masing negara. Lebih jauh, menurut Aziz Malaysia akan terus berhubungan dengan seluruh negara di dunia kecuali Israel dan tidak akan tunduk dengan negara manapun termasuk AS.252

Malaysia tentunya sadar akan potensi yang dimiliki Iran, jika tidak bagaimana mungkin Malaysia rela menandatangani kontrak kerjasama dengan Iran senilai

US$ 16 miliar, sehingga mereka lebih memilih Iran dari pada AS.

Selain itu akibat terjalinnya hubungan yang hangat dengan dunia muslim, dukungan dan simpati terhadap Iran mengalir deras. Tidak hanya negara Timur

Tengah dan Malaysia saja bahkan OKI pun yang notabenenya adalah sebuah organisasi perkumpulan negara-negara muslim terbesar yang beranggotakan tidak

251. Lih, “Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007, h. A17. dan “AS Ancam Tangguhkan FTA Dengan Malaysia,” Republika, Jumat, 2 Februari 2007, h. 15. 252. Lih, “Malaysia Tak Tunduk Kepada AS Soal Iran,” Kompas, Sabtu, 3 Februari 2007, h. 10. 120

kurang dari 57 negara, ikut mendukung dan bersimpati terhadap Iran, khususnya menyangkut program nuklir negeri mullah tersebut. Ini ditandai dengan munculnya sebuah deklarasi yang menyatakan dukungan OKI atas penelitian, memproduksi dan menggunakan energi nuklir damai. Bahkan Indonesia selaku negara muslim terbesar, abstain dalam voting atas penjatuhan sanksi kepada

Teheran, walaupun RI juga memiliki agenda tersendiri namun ini sudah cukup membuktikan dukungannya terhadap Iran.

Dan yang terpenting lagi konsekuensi dari hubungannya dengan dunia muslim malah justru akan semakin memperkokoh pengaruh Iran. Hal ini bisa dilihat dari hubungan antara Iran dengan Hamas dan Hizbullah. Dalam kasus perang 34 hari misalnya pengaruh Iran sangat terasa, mengingat supplyer utama senjata dan dana Hizbullah berasal dari Iran, maka tak heran kemenangan

Hizbullah juga menjadi kemenangan Iran. Dan lagi kedepannya andaikan jika terjadi sesuatu hal yang buruk menimpa Iran, perang dengan AS atau Israel atau dengan keduanya misalnya, kedua organisasi itu bisa menjadi sekutu bagi Iran dalam menghadapi kemungkinan buruk tersebut.

C. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-negara

Non-Muslim

Dalam berbagai hubungan diplomasinya dengan negara non-muslim, Iran dalam hal ini jelas sangat diuntungkan. Walaupun para negara-negara tersebut

(dalam hal ini Rusia, China, dan Venezuela) memiliki agenda tersendiri bagi Iran, namun hal ini tidak melunturkan keuntungan-keuntungan yang didapat oleh Iran. 121

Bagi Iran, jelas tujuan utama diplomasi ini adalah untuk menangkal “setan besar”

(sebutan untuk AS oleh Imam Khomeini) dan antek-anteknya.

Adanya perasaan musuh bersama yang diselingi oleh motif politik- ekonomi, hubungan antara Iran dengan negara non-muslim baik itu Venezuela,

Rusia dan China menjadi sangat istimewa. Hal ini ditandai dengan kontrak- kontrak kerjasama dibidang ekonomi yang ironisnya kontrak tersebut melangkahi aturan embargo yang diterapkan Barat. Bisa dilihat bagaimana embargo-embargo yang dilancarkan sekutu menjadi tidak berarti karena hal ini. Tentunya ini akan semakin membuat Barat kuwalahan dalam mengahadapi Iran.

Kerja sama ekonomi misalnya, secara langsung maupun tidak langsung hal ini memberikan efek nyata bagi Iran. Kerjasama dengan Venezuela misalnya, dari berbagai kontrak yang ditandatangani, yang total nilainya mencapai US$ 9 miliar,

Iran ditaksir mendapatkan untung pertahunnya mencapai antara US$ 50-120 juta pertahun.253 Walaupun begitu, khusus antara hubungan Iran dengan Venezuela, hubungan ini juga mengandung efek yang merugikan. Dalam kerjasama ini kedua belah pihak sepakat bahwa akan membuka rute penerbangan Teheran-Carakas, namun sayangnya sangat sedikit orang yang akan melakukan kunjungan ke kedua negara, sehingga tidak heran jika setiap minggunya penerbangan ini merugi US$

500 ribu.254 Namun tentunya rute ini sangatlah penting dari sudut pandang politis, karena secara jelas rute ini akan membawakan pesan kepada global bahwa kedua negara telah menjadi bersekutu.

253. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 145. 254. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 250. 122

Jika dengan Venezuela saja Iran mendapatkan keuntungan, walaupun ada kerugian yang sedemikian rupa, apalagi hubungannya dengan Rusia dan China, jelas hubungan tersebut sangat mengandung nilai ekonomis tinggi. Ini terbukti dari nilai kontrak keduanya yang mencapai puluhan bahkan ratusan miliar dollar.

Sebut saja dengan Rusia yang nilainya ditaksir tidak kurang dari US$ 20 miliar.255

Dengan China lebih besar lagi jumlahnya, dalam satu buah kontrak saja ada yang mencapai US$ 16 miliar256, bahkan ada yang angkanya menyentuh sampai US$

100 miliar257, belum lagi jika dihitung dari tahun-tahun sebelumnya seperti ketika awal Revolusi Islam di Iran, yangmana perdagangan China-Iran khususnya dibidang senjata sangat pesat. Ini jelas membawa pengaruh yang luas bagi kedua belah pihak. Disatu sisi Iran tertolong, berkat perdagangan, dari sanksi Barat.

Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi saja, hubungan Iran dengan negara non-muslim (Rusia, Venezuela, dan China) sangat membawa pengaruh positif bagi Iran. Dalam hal politik hal ini jelas lebih menguntungkan lagi.

Bagaimana tidak, negara-negara tersebut, khususnya China dan Rusia, menjadi semacam tameng bagi Iran dalam menghalau segala makar-makar yang dibuat oleh Barat dalam menjatuhkan Iran.

Seperti yang diketahui secara umum bahwa Rusia dan China adalah dua dari lima negara pemegang hak veto di PBB. Hal ini tentunya akan membuat mereka menjadi batu sandungan bagi Barat dalam untuk menghukum Iran.

255. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 155. 256. Lih, “Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007, h. A17. 257. Lih, “Iran dan China Teken Kontrak Minyak,” Kompas, Sabtu, 18 Februari 2006, h. 9. dan “China Merangkul Iran, Washington Khawatir SCO Menjadi Anti-AS,” Kompas, Sabtu, 17 Juni 2006, h. 10. 123

Berkali-kali Rusia dan China menggagalkan upaya Barat tersebut. Bahkan untuk membawa permasalahan nuklir Iran ke DK PBB saja, Prancis dan Israel harus ke

Moskwa untuk melobi Rusia agar menyetujuinya.258 Rusia bahkan menegaskan dukungannya bagi Iran dalam mengembangkan teknologi nuklir.259 Bahkan ketika draf resolusi sudah jadi, Rusia juga tidak segan-segan meminta untuk menunda hal tersebut untuk melunakkan sanksi bagi Iran.260 Rusia bahkan pernah mengkritik kebijakan Barat yang selalu menggunakan sanksi-sanksi untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran.261

Tidak kalah oleh aksi yang dilakukan oleh Rusia, China juga beberapa kali menolak sanksi-sanksi bagi Iran yang dilancarkan Barat. China bahkan menekankan bahwa seharusnya masalah ini harus diselesaikan dengan cara-cara damai berupa dialog dan negosiasi, “China menyarankan masalah ini diselesaikan melalui negosiasi dan dialog dalam suatu upaya yang damai, dan posisi ini tetap belum berubah”, kata Jubir Kemenlu China, Qin Gang.262 Hal ini yang membuat Barat terganjal dalam menjatuhkan sanksi bagi Iran.

Dalam usahanya terkait penjatuhan sanksi bagi Iran, selain melobi Rusia,

Barat juga melobi China. Tidak tanggung-tanggung dalam melakukan ini, Menlu

Israel, Tzipi Livni bahkan harus ke Beijing agar China mau mendukung sanksi

258. Lih, “Kekuatan Dunia Terbelah Soal Nuklir Iran, Menlu Prancis dan Delegasi Israel Ke Moskwa Untuk Bujuk Rusia,” Kompas, Kamis, 19 Januari 2006, h. 11. 259. Lih, “Rusia Bela Nuklir Iran, Kelompok Shanghai Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Keamanan,” Kompas, Jumat, 16 Juni 2006, h. 10. 260. Lih, “Rusia Minta Pemungutan Suara DK PBB Ditunda,” Kompas, Sabtu 23 Desember 2006, h. 10. 261. Lih, “Lavrov Mendadak Ke Teheran, Barat Perkeras Tekanan, China Tolak Sanksi Baru DK PBB,” Kompas, Rabu 31 Oktober 2007. 262. Lih, “China Tetap Tolak Sanksi Bagi Iran,” Kompas, Jumat, 8 September 2006, h. 9. 124

tersebut.263 Bahkan kalaupun sanksi tetap dijatuhkan, itu tidak akan mempengaruhi hubungan dagang Iran-China, “Perdagangan Iran dengan China akan tetap berjalan normal dan merupakan bentuk kerjasama diantara negara- negara berdaulat”, kata Qin Gang setelah dijatuhkannya sanksi ketiga untuk

Iran.264

Dari sini terlihat jelas bahwa, hubungan antara Iran dengan negara non- muslim, yang dalam hal ini adalah Rusia, China, dan Venezuela, memiliki efek yang positif tidak hanya untuk Iran semata namun untuk negara-negara tersebut juga. Hal tersebut ditandai diperolehnya berbagai keuntungan yang didapat Iran dari hubungan ini, baik itu yang bersifat ekonomis dan khususnya yang bersifat politis.

Dan disadari atau tidak, hal ini justru semakin memperkokoh kedudukan

Iran dalam percaturan perpolitikan global sekaligus menjadi bukti kemenangan diplomasi Iran. Karena Iran secara nyata mampu mematahkan berbagai tekanan- tekanan yang dilancarkan Barat melalui cara diplomasinya tersebut. Jika hal ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti, sanksi-sanksi yang selalu dijatuhkan Barat hanya akan menjadi secarik kertas kosong yang tidak berguna dan tidak ada nilainya sama sekali.

263. Lih, , “Lavrov Mendadak Ke Teheran, Barat Perkeras Tekanan, China Tolak Sanksi Baru DK PBB,” Kompas, Rabu 31 Oktober 2007. 264. Lih, “Sikap DK PBB Mengecewakan, Sanksi Tak Akan Pengaruhi Hubungan Dagang China Dan Iran,” Kompas, Rabu, 5 Maret 2008. BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesungguhnya Islam dan bangsa Iran adalah sebuah bagian entitas peradaban dunia yang kaya akan kebudayaannya. Hal ini terbukti dengan masa kejayaan yang dicapai oleh Islam, khusunya berbagai dinasti dari bangsa Iran.

Namun di era sekarang ini, Islam kian lemah dan terpuruk bahkan akibat kelemahan dan keterpurukannya ini Islam secara nyata dijajah oleh bangsa lain.

Hal ini ditandai dengan berbagai sumber dayanya yang disedot secara terus menerus oleh Barat dan secara politis hal ini ditandai dengan berbagai standar ganda yang diterapkan Barat terhadap dunia Islam, namun ironisnya hanya sedikit saja dari pemimpin dunia Islam yang sadar akan hal ini.

Namun Ahmadinejad menyadari bahwa Islam bisa bangkit. Ia kemudian berkeinginan memajukan Iran sebagai negara mandiri, kuat, dan modern yang pada gilirannya hal ini akan mengembalikan reputasi Islam sebagai suatu peradaban yang besar. Untuk mewujudkan hal ini Ahmadinejad menggulirkan program kerjanya dengan nama “Revolusi Ketiga” yang inti dari hal tersebut adalah memotong ketidakadilan dan kezaliman di dunia ini yang sedang melanda

Islam. Berbagai kebijakan dijalankan untuk memenuhi program kerjanya tersebut, yang menjadi topik kajian dalam skripsi ini, diantaranya adalah Pertama; kebijakan program nuklir damai Iran, Kedua; kebijakan mempererat hubungan

125 126

dengan dunia Muslim, dan Ketiga; kebijakan mempererat hubungan dengan negara-negara non-Muslim.

Di dalam kebijakannya yang pertama, Ahmadinejad merasa bahwa ia harus menggali potensi yang dimiliki oleh rakyat Iran. Ia sadar akan keunggulan bangsa Iran di bidang sains dan teknologi, yang hal tersebut juga pernah diakui oleh Nabi Muhammad dan juga pernah terbukti diera klasik Islam, Ahmadinejad kemudian menggulirkan program nuklir damai, yang program ini bertujuan untuk memodernisasi Iran yang dengan hal tersebut akan membuat Iran disegani dan kemudian akan menaikan posisi tawar Islam sebagai peradaban yang besar. Jadi, secara eksplisit Ahmadinejad berusaha menggunakan iptek sebagai salah satu upaya dalam memerangi ketidakadilan dan kezaliman serta motor penggerak kemajuan Islam.

Teknologi memang merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh di era modern saat ini. Ia menjadi tolak ukur maju-mundurnya suatu negara, dan juga merupakan suatu bukti sampai sejauh mana kemajuan sebuah negara. Ia bahkan bisa mengangkat derajat sebuah negara. Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa bangsa yang menguasai teknologi akan menguasai dunia. Hal ini tentunya tidak berlebihan, mengingat berbagai negara pernah menggapai kejayaannya melalui kemajuan ipteknya, bahkan Islam pernah merasakan hal ini di era klasik dahulu khususnya di era Bani Abbasiah.

Maka tidak heran jika Ahmadinejad menjadikan program nuklir damai sebagai salah satu alat untuk kebijakannya, karena jelas hal ini akan membawa

Iran menjadi negara maju yang nanti ke depannya akan membuat Iran berdiri 127

sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa lain sehingga Iran khususnya dan Islam umumnya, tidak diperlakukan secara semena-mena lagi oleh bangsa-bangsa lain.

Dalam kebijakannya yang kedua, Ahmadinejad juga berupaya menggalang persatuan dengan dunia Muslim. Ahmadinejad sadar bahwa salah satu cara untuk membangkitkan kembali kejayaan umat Islam adalah dengan persatuan umat

Islam itu sendiri. Berbagai langkah radikal ia tempuh guna mendorong terciptanya persatuan umat Islam. Ia menggunakan cara diplomatik dalam hal ini dengan mengunjungi berbagai negara yang bahkan negara tersebut pernah memusuhi Iran,

Sungguh butuh tidak hanya sekedar keberanian dalam hal ini.

Serta di kebijakannya yang ketiga, Tidak hanya dengan dunia muslim saja,

Iran juga berusaha menggalang dukungan juga dari negara-negara non-muslim lainnya, sebut saja China, Rusia dan Venezuela. Dalam program diplomasinya ini,

Iran terbilang cukup sukses, bagaimana tidak, berbagai keuntungan, baik secara politis maupun ekonomis, didapat Iran walaupun Iran juga menderita kerugian.

Keuntungan terbesar Iran adalah mampu menangkal segala rupa tekanan yang dilakukan Barat.

Dari penelitian ini juga diketahui berbagai dampak yang terjadi akibat digulirkannya berbagai kebijakan tersebut. Yang pertama adalah dampak dari berbagaikebijakan nuklir damai. Seperti yang sudah diduga, para rezim-rezim zalim (Barat) takut akan runtuh hegemoninya, sehingga mereka Barat, yang dimotori oleh AS dan Israel, melakukan berbagai macam cara untuk menghentikan hal tersebut. Pada awalnya berupa sogokan berupa iming-iming 128

insentif yang akan diberikan jika Iran menghentikan program nuklir damainya, namun jelas Iran menolak. Tidak mempan dengan sogokan, Barat lalu mencobanya dengan sanksi-sanksi, baik itu ekonomi maupun politik, tidak berhenti sampai disitu saja bahkan Barat juga menggunakan cara-cara licik seperti menerjunkan mata-mata dan spionase, bahkan karena begitu frustasinya Barat terhadap Iran yang tidak juga mempan dengan berbagai hal tersebut, Barat mulai mengancam akan menggunakan militer sebagai jalan pintas untuk menghentikan

Iran, namun sayangnya hal ini justru tambah merugikan mereka sendiri.

Betapapun mereka berusaha menghentikan Iran dengan segala ‘sogokan’, betapapun mereka berusaha menghadang program nuklir Iran dengan sanksi- sanksi, betapapun mereka berusaha mengganjal program nuklir Iran dengan segala macam rupa kegiatan spionase, dan betapapun mereka berusaha menghentikan program nuklir Iran dengan mengumbar-umbar ancaman perang, Iran tetaplah

Iran, suatu bangsa (negara) yang percaya bahwa perjuangan manusia tidak hanya sebatas ibadah ritual belaka namun juga dengan perjuangan revolusioner dengan membela hak-hak kaum tertindas yang dizalimi yangmana hal ini merupakan inti dari raison d’etre revolusi ketiganya Ahmadinejad.

Dampak dari kebijakannya yang kedua terkait mempererat hubungan dunia Muslim adalah hal ini membawa dampak positif, berbagai dukungan mengalir deras ke Iran, yang ini akan membuat pengaruh Iran semakin diakui dan kedudukan Iran sebagai negara pengaruh di kawasan Timteng semakin jelas. Dan ini membawa Iran menjadi pemain penting dalam perpolitikan regional dan global. 129

Dalam kebijakannya yang ketika menyangkut hubungan Iran dengan dunia non-Muslim hal ini memiliki dampak yang sangat luas dan baik. Hal ini dibuktikan dengan berbagai dukungan yang mengalir deras ke Iran bahkan negara-negara seperti China, Venezuela dan Rusia tidak segan-segan membela

Iran diberbagai kesempatan saat musuh-musuh Iran berusaha melakukan makar terhadap Iran. ditambah lagi berbagai keuntungan ekonomis juga diperoleh dari berbagai hubungan ini yang pada gilirannya akan memperkuat posisi Iran sebagai negara berpengaruh.

B. Saran-saran

Pertama; Dari uraian tersebut kita bisa melihat bagaimana perjuangan revolusioner seorang presiden di negara Islam dalam memperjuangkan hak-hak bangsanya demi kemajuan bangsa dan agamanya, hal ini memberikan kita pelajaran berharga kepada kita sebagai kaum muslim revolusioner, yang kalau dalam bahasa Ali Syari’atinya adalah ‘kaum intelektual yang tercerahkan’, bahwa kita sedang mengemban tugas berat karena kita harus dan sedang berjuang merevolusi dunia ini sampai dimana keadilan sudah menjadi landasan pokok dalam bermasyarakat. Hal ini tentu tidaklah mudah, namun sedikitnya kita bisa menjadikan Ahmadinejad sebagai model perjuangan kita.

Kedua; Kita sebagai umat Islam harus percaya bahwa, Islam telah memberikan solusi bagi masalah kitakan yang tentunya sudah dibuktikan oleh para pendahulu kita. Jangan justru kita malah meninggalkan model perjuangan

Islam dan melakukan westoksiasi (taqlid buta terhadap Barat) atau bahkan dengan naifnya membungkus ideologi Barat dengan kemasan Islam dengan dalih 130

kemodernan, namun sayangnya hal itu justru akan melunturkan nilai perjuangan kita sebagai kaum intelektual yang tercerahkan.

Ketiga; Hal ini ditunjukan kepada para pemimpin, pemuka agama, tokoh masyarakat, dan orang-orang berpengaruh lainnya, yang terkadang justru menyuruh kita untuk menyerah terhadap Barat. Ini tentunya sangat disayangkan mengingat mereka adalah sosok-sosok atau figur yang memiliki pengaruh yang cukup luas di masyarakat. Dengan melihat sosok Ahmadinejad ini diharapkan mereka-mereka yang menyuruh kita supaya menyerah tadi bisa terinspirasi dan pada gilirannya justru akan memotivasi kita untuk terus berjuang melawan kezaliman Barat.

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku-Buku

Abdurahman, Dudung. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta; Ar

Ruzz Media, 1999.

Abrahamian, Ervand. Khomeinism: Essay on The Islamic Republik.

London: I.B Tauris & Co Ltd Publishers, 1993.

Ahmadinejad, Mahmoud. Ahmadinejad Menggugat! Republik Islam Iran

Mematahkan Arogansi Amerika & Israel— cet I—Jakarta; Zahrah, 2008.

Alcaff, Muhammad. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata

Terbesar di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel.

Jakarta: Zahra, 2008.

Alhadar, Smith. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization.

Jakarta: Kedutaan Besar Republik Islam Iran, 2009.

Anderson, Kenneth. US Military Operations 1945-1985. New York;

Crown Publishers Inc, 1984.

Ansari, Ali M. Supermasi Iran; Poros Setan Atau Super Power Baru?.

Jakarta; Zahrah, 2008.

Ar-Rusydi, Mirza Maulana. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS

Amerika Serikat—Cet I—Jogjakarta: GARASI, 2007.

Bachtiar, Tiar Anwar. Hamas Kenapa Dibenci Israel?. Jakarta; Hikmah,

2008.

Backman, Michael. Asia Future Shock. Jakarta; Ufuk Press , 2008.

131 132

El-Gogary, Adel. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren Sang

Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis—cet II—Jakarta; Pustaka Iman,

February, 2008.

Esposito, John L. Ensikopedia Dunia Islam Modern. Bandung; Mizan,

2001.

Esposito, John L. Unholy War; Teror atas nama Islam. Yogyakarta; Ikon

Teralitera, 2003.

Gerges, Fawaz A. Amerika dan Islam Politik; Benturan Peradaban Atau

Benturan Kepentingan?. Jakarta; AlvaBet, 2002.

Goodman, Amy & Goodman, David. Perang Demi Uang. Bandung;

Mizan, 2005.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. terj: Nugroho Notosusanto. Jakarta:

UI Press. 1983

Herbst, Alan M. and Hopley, George W. Nuclear Energy Now; Why The

Time Has Come For The World’s Most Misunderstood energy Source. New

Jersey; John Wiley & Sons, Inc, 2007.

Huntington, Samuel P. The Clash of Civilization and The Remaking of

World Order, diterj; Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia.

Jakarta; Qalam, 2009.

Kartini, Indriana. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue. Jakarta; LIPI Press,

2005.

Kazhim, Musa & Hamzah, Alfian. Iran Skenario Penghabisan. Jakarta;

Ufuk Press, 2007.

133

Keddie, Nikki R. Roots of Revolution; An Interpretative History of

Modern Iran. New Haven and London; Yale University Press, 1981.

Khumaini, Imam. Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan; Konsep

Wilayah Faqih Sebagai Epistemologi Pemerintahan Islam. Jakarta; Shadra Press,

2010.

Kinzer, Stephen. Iran: The Essensial Guide to a Country on The Brink.

New Jersey; John Wiley & Sons, Inc. 2006.

Koya, Abdur Rahman. Apa Kata Tokoh Sunni Tentang Imam Khomeini.

Jakarta; Pustaka IIman, 2009.

Kumoro, Bawono. Hamas; Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme.

Bandung; Mizan, 2009.

Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogyakarta; PT. Tiara Wacana Yogya,

2003

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta; Bentang, 1995.

Labib, Muhsin, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath

Dunia. Jakarta: Mizan, 2006.

Lewis, Bernard. Apa Yang Salah?; Sebab-sebab Mundurnya Khilafah Dan

Kemunduran Umat Islam. Jakarta; PT. Ina Publikatama, 2004.

Lewis, Bernard. Krisis Islam; Antara Jihad Dan Teror Yang Keji. Jakarta;

PT. Ina Publikatama, 2004.

Mashuri, Ikhwanul Kiram, dkk. Kesederhanaan & Keberanian

Ahmadinejad. Jakarta: PT. Visi Gagas Komunika, 2007.

134

Miller, T. Christian. Blood Money; Membuang Jutaan Dollar,

Menewaskan Ribuan Jiwa, & Perusahaan Rakus di Irak. Jakarta; Ufuk Press,

2007.

Muhammad, Ardison. Iran; Sejarah Persia & Lompatan masa depan

Negeri Kaum Mullah. Surabaya; Penerbit Liris, 2010.

Muthahhari, Murthada. Masyarakat dan Sejarah; Kritik Islam Atas

Marxisme dan Teori Lainnya. Bandung; Mizan, 1992.

Muthahhari, Murtadha. Sirah Sang Nabi; Cara Lain Melihat Sejarah Nabi.

Jakarta; Al-Huda, 2006.

Naji, Kasra. Ahmadinejad; Kisah Rahasia Sang Pemimpin Radikal.

Jakarta; PT. Gramedia, 2009.

Perkins, John. Pengakuan Bandit Ekonomi; Kelanjutan Kisah

Petualangannya di Indonesia & Negara Dunia Ketiga. Jakarta; Ufuk Press, 2007.

Qassem, Naim. Blueprint Hizbullah; Rahasia Manajemen Ormas Islam

Tersukses di Dunia. Jakarta; Ufuk Press, 2008.

Quirk, Robert E. dkk. Poros Setan, Kisah Empat Presiden Revolusioner:

Fidel Castro, Mahmoud Ahmadinejad, Evo Morales, Hugo Chaves. Yogjakarta;

Prismasophie, 2007.

Qurani, Ali. Rahasia Ketangguhan Hizbullah; Prinsip, Dasar, dan

Strategi Perjuangan. Jakarta; Ramala Books, 2006.

Rahmena, Ali. Ali Syari’ati; Biografi Politik Intelektual Revolusioner.

Jakarta; Erlangga, 2002.

Saefuddin, Didin. Biografi Intelektual 17 Tokoh Pemikiran Modern dan

Postmodern Islam. Jakarta; Grasindo, 2003.

135

Sihbudi, Riza. Indonesia-Timur Tengah; Masalah dan Prospek. Jakarta;

Gema Insani Press, 1997.

Sihbudi, Riza. Menyandra Timur Tengah. Jakarta; Mizan, 2007.

Simanjuntak, D. Danny H. Ahmadinejad Menentang Amerika; Dari Nuklir

Iran, Zionisme, Hingga Penyangkalan Holocaust. Yogyakarta: Narasi, 2007.

Sulaeman, Dina Y. Ahmadinejad On Palestine: Perjuangan Nalar dan

Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina— cet I—Jakarta; Pustaka Iman, Juni,

2008.

Sulaeman, Dina Y. Pelangi di Persia. Jakarta; Pustaka Iman, 2007.

Syariati, Ali. Al-Ummah Wa Al-Imamah. Jakarta; YAPI, 1990.

Syariati, Ali. Rasulullah Saw, Sejak Hijrah Hingga Wafat. Bandung;

Pustaka Hidayah, 2006.

Tim Hikmah. Obama; Tentang Israel, Islam dan Amerika. Jakarta; Mizan

2008

Tim Penyusun CeQDA. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta; CeQDA, April 2007.

Velayati, Ali Akbar. Ensiklopedia Islam & Iran; Dinamika Budaya dan

Peradaban Islam yang Hidup. Jakarta: Mizan Publika, September 2010.

Ward, Terence. The Hidden Face of Iran. Jakarta; Rajut Publishing, Maret

2007.

Weiner, Tim. Membongkar Kegagalan CIA; Spionasi Amatiran Sebuah

Negara Adidaya. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Yulianto, Ari. Lebanon Pra- dan Pasca-Perang 34 Hari; Israel Vs

Hizbullah. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010.

136

B. Sumber Arsip

Rekaman video pidato Ahmadinejad di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Mei 2006. Penulis mendapatkannya melalui Iran Corner yang berada di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, gedung Fakultas Ushuluddin lantai 2.

C. Sumber Koran dan Artikel

“Bom Nuklir Iran Tak Terbukti, Partikel Uranium Hasil Pengayaan

Tingkat Tinggi Berasal Dari Pakistan,” Kompas, Rabu, 24 Agustus 2005.

“AS: Iran Ancaman Nyata, Hamas Dukung Iran Dan Pernyataan

Ahmadinejad,” Kompas, Jumat 16 Desember 2005.

“Kekuatan Dunia Terbelah Soal Nuklir Iran, Menlu Prancis dan Delegasi

Israel Ke Moskwa Untuk Bujuk Rusia,” Kompas, Kamis 19 Januari 2006.

“Sengketa Nuklir, Iran Dan China Teken Kontrak Minyak,” Kompas,

Sabtu, 18 Februari 2006.

“Indonesia-Iran, Presiden: Bentuk Forum Untuk Kaji Nuklir Iran,”

Kompas, Kamis, 11 Mei 2006.

“UE Siapkan Paket Baru, Iran Tolak Tawaran Yang Mensyaratkan

Penghentian Aktivitas Nuklir,” Kompas, Selasa, 16 Mei 2006.

“Bank Eropa Batasi Transaksi Di Iran, Diancam AS Dengan Denda Dan

Kehilangan Bisnis,” Kompas, Selasa, 23 Mei 2006.

137

“Krisis Nuklir, Harga Minyak Dunia Melonjak Akibat Ancaman

Khamenei,” Kompas, Selasa, 6 Juni 2006.

“Rusia Bela Nuklir Iran, Kelompok Shanghai Sepakat Tingkatkan Kerja

Sama Keamanan,” Kompas, Jumat, 16 Juni 2006.

“China Merangkul Iran, Washington Khawatir SCO Menjadi Anti-AS,”

Kompas, Sabtu, 17 Juni 2006.

“China Tetap Tolak Sanksi Bagi Iran,” Kompas, Jumat, 8 September 2006.

“Rusia Minta Pemungutan Suara DK PBB Ditunda,” Kompas, Sabtu 23

Desember 2006.

“Ahmadinejad Bertemu Chavez, Bersepakat Untuk Danai Proyek

Menentang Dominasi AS,” Kompas, Senin, 15 Januari 2007.

“AS Dan Iran Mengarah Perang, Upaya Alihkan Kegagalan Di Irak,”

Kompas, Jumat, 2 Februari 2007.

“Malaysia Tak Tunduk Kepada AS Soal Iran,” Kompas, Sabtu, 3 Februari

2007.

“Israel Mungkin Serang Iran, Bush Bantah Kemungkinan Serangan

Militer,” Kompas, Rabu, 14 Februari 2007.

“Data Inteligen AS Soal Iran Tak Akurat, Bukti-bukti Tak Ditemukan,”

Kompas, Senin, 26 Februari 2007.

138

“Tak Akurat Data Inteligen AS Soal Iran,” Kompas, Selasa, 27 Februari

2007.

“Iran-Saudi Setuju Cegah Konflik Sunni Syiah, Negara-negara Islam

Harus Sadar Ada Konspirasi Untuk Memecah Belah,” Kompas, Senin, 5 Maret

2007.

“Israel Inginkan Solusi Damai, Iran Luncurkan Mata Uang Dengan Simbol

Nuklir,” Kompas, Rabu, 14 Maret 2007.

“George Soros Ingin Tumbangkan Iran,” Kompas, Rabu, 30 Mei 2007.

“Chavez Kunjungi Ahmadinejad, Sejumlah Perjanjian Siap

Ditandatangani,” Kompas, Senin, 2 Juli 2007.

“Lavrov Mendadak Ke Teheran, Barat Perkeras Tekanan, China Tolak

Sanksi Baru DK PBB,” Kompas, Rabu 31 Oktober 2007.

“Chavez Rangkul Iran,” Kompas, Senin, 19 November 2007.

“Harga Minyak Bersiap Naik, Hasil KTT OPEC Memunculkan

Ketidakpastian Baru,” Kompas, Selasa, 20 November 2007.

“Iran Membuat Ashura, Rudal Balistik Baru Berjarak Tempuh 2.000

Kilometer,” Kompas, Rabu, 28 November 2007.

“Rusia Tes Rudal Dari Kapal Selam, Bisa Hancurkan Tameng Rudal AS,”

Kompas, Selasa, 18 Desember 2007.

139

“Kinerja Ahmadinejad Buruk, Inflasi Mencapai 19,1 Persen Pada

November 2007,” Kompas, Senin, 24 Desember 2007.

“Yahudi Iran, Kebijakan Presiden Ahmadinejad Tidak Membahayakan,”

Kompas, Kamis, 27 Desember 2007.

“Potensi Perang Iran-AS Surut,” Kompas, Jumat, 28 Desember 2007

“Iran Ganggu Tiga Kapal AL AS,” Kompas, Selasa, 8 Januari 2008

“AS-Iran, Insiden Selat Hormuz Terus Panas,” Kompas, Jumat, 11 Januari

2008.

“Sanksi Ekonomi Tak Efektif, Kontrak Bisnis Berlanjut,” Kompas, Kamis,

17 Januari 2008.

“Rusia Serahkan Bahan Bakar Nuklir Ketiga,” Kompas, Sabtu 19 Januari

2008.

“Ahmadinejad Tiba Di Baghdad, Kunjungan Bersejarah dan Pertama Kali

Seorang Presiden Iran,” Kompas, Senin, 3 Maret 2008.

“Sikap DK PBB Mengecewakan, Sanksi Tak Akan Pengaruhi Hubungan

Dagang China Dan Iran,” Kompas, Rabu 05 Maret 2008.

Edy Prasetyono, “DK PBB Dan Nuklir Iran,” Kompas, Selasa, 11 Maret

2008.

“Iran-Indonesia, Lima Nota Kesepahaman Ditandatangani,” Kompas,

Rabu 12 Maret 2008.

140

“Iran Tembakkan 9 Rudal, AS Menilai Iran Menjadi Ancaman Yang

Semakin Nyata,” Kompas, Kamis, 10 Juli 2008.

“Harga Minyak Naik Lebih Dari 2 Dollar AS,” Kompas, Kamis, 10 Juli

2008.

“Medvedev Ancam Akan Membalas Serangan AS,” Kompas, Kamis, 10

Juli 2008.

“Iran Ancam Para Penyerang, Ahmadinejad Bersedia Berbicara Langsung

Dengan Presiden Bush,” Kompas, Selasa, 15 Juli 2008.

“Persiapan Serangan Ke Iran Dari Pangkalan AU Irak,” Kompas, Selasa,

15 Juli 2008.

“Iran Ancam Blokir Selat Hormuz, Peringatan Barat Diabaikan,” Kompas,

Rabu, 6 Agustus 2008.

“Satelit Buatan Iran Mengorbit, Teknologi Luar Angkasa Demi Tujuan

Damai,” Kompas, Rabu, 4 Februari 2009.

“AS Siap Bicara Dengan Iran,” Kompas; Minggu, 8 Februari 2009.

“Obama Rayu Iran, Teheran Inginkan Langkah Konkrit,” Kompas, Sabtu,

21 Maret 2009.

“Israel Persiapkan Serangan, Duta Besar Iran Minta PBB Keluarkan

Kecaman,” Kompas, Minggu, 19 April 2009.

141

“Iran Bangun 10 Fasilitas Lagi, Teheran Kembangkan Sistem Pertahanan

Udara Sekuat Milik Rusia,” Kompas, Selasa, 9 Februari 2010.

“24 Perusahaan Asing Kena Sanksi AS,” Media Indonesia, Minggu, 7

Januari 2007.

“Sebut Iran Sponsor Teroris Dunia, Bush Dikecam Negara Arab,” Media

Indonesia, Selasa 15 Januari 2008.

“Iran Tidak Pernah Takut,” Media Indonesia, Sabtu, 19 Januari 2008.

“Fasilitas Nuklir Iran,” Media Indonesia, Selasa, 6 Oktober 2009.

“AS Tawarkan Alternatif Untuk Iran, Kemurnian Uranium,” Media

Indonesia, Kamis, 11 Februari 2010.

“OKI: Perundingan Nuklir Iran Harus Tanpa Syarat,” Republika, Kamis,

22 Juni 2006.

“AS Ancam Tangguhkan FTA Dengan Malaysia,” Republika, Jumat, 2

Februari 2007.

“Pabrik Pupuk Iran-RI Direalisasikan Akhir 2007,” Republika, Sabtu, 17

Februari 2007.

“Jepang Bekukan Aset Terkait Nuklir Iran,” Republika, Sabtu, 17 Februari

2007

“Rusia Minta Israel Gabung Dengan NPT,” Republika, Sabtu, 3 Maret

2007.

142

“Iran Ancam Keluar Dari NPT, Ekspansi Program Nuklir Iran,”

Republika, Rabu, 2 Desember 2009.

“Iran Perkaya Uranium Hingga 20%,” Republika, Senin, 8 Februari 2010.

“Khamenei: Senjata Nuklir Haram,” Republika, Senin, 19 April 2010.

“Getah Kesepakatan Gas Iran,” Tempo, Jumat, 2 Februari 2007.

“Sanksi Jilid Ketiga Untuk Iran,” Tempo, Selasa, 4 Maret 2008.

“Yudhoyono Memburu Energi Iran,” Tempo; Rabu 12 Maret 2008.

“Hillary: Kami Akan Lenyapkan Iran,” Tempo, Rabu, 23 April 2008.

“AS Bantah Akan Serang Iran,” Sindo, Sabtu, 17 Februari 2007.

D. Sumber Internet http://www.iaea.org/Publications/Documents/Treaties/npt.html. Situs ini diakses dan didownload pada 15 Juni 2011. http://www.deplu.go.id/tehran/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=1&l=id, diakses dan didownload pada 24 Januari 2011. http://www.youtube.com/watch?v=PrWguVsEih0 video berita ini diakses dan didownload pada tanggal 11 Mei 2010. http://www.youtube.com/watch?v=N3zyS3tGi8Y video berita ini diakses dan didownload pada tanggal 21 bulan November 2009.

143

http://www.youtube.com/watch?v=FfrJ2rBobGs didownload dan diakses pada 11

Februari 2010. http://www.detiknews.com/read/2009/09/03/165738/1196116/10/parlemen-iran-setujui-

18-menteri-ahmadinejad diakses dan didownload pada 20 November 2011

Lampiran 1

Peta wilayah Iran

Sumber: http://titikmuti.files.wordpress.com/2008/11/copy-of-peta-timteng-14.jpg Lampiran 2

Roket Safir ialah Roket yang digunakan untuk mengorbitkan satelit buatan Iran

Sumber: http://www.armscontrolwonk.com/images/1063.jpg Lampiran 3

Komplek nuklir Iran di Busher

Sumber: http://faith2god.files.wordpress.com/2010/08/busher.jpg?w=450&h=306 Lampiran 4

Peta gambar beberapa lokasi fasilitas reaktor nuklir Iran Sumber: http://www.gamefront.com/wp-content/uploads/2007/07/iran-nuclear-facilities.jpg Lampiran 5

Proyek Jalur Pipa gas alam yang menghubungkan tiga negara yaitu Iran, Pakistan, dan India

Sumber: http://img204.imageshack.us/img204/5624/afgan.gif Lampiran 6

Pertemuan antara Ahmadinejad dan Khaled Meshal perwakilan dari HAMAS

Sumber: http://cdn.wn.com/pd/01/bb/6b7d31694db27d729e0be60157a4_grande.jpg Lampiran 7

Pertemuan antara Ahmadinejad dan Syekh Hassan Nasrullah selaku Sekjen Hizbullah

Sumber: http://www.terrorism- info.org.il/malam_multimedia/English/eng_n/html/img/nasrallah&ahmedinijad.jpg Lampiran 8

Neraca Perdagangan Iran dan Indonesia

Sumber: http://www.deplu.go.id/tehran/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=1&l=id Lampiran 9

Pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden RI dengan Ahmadinejad saat Ahmadinejad mengunjungi Jakarta

Sumber: http://www.presidensby.info/imageGalleryD.php/773.jpg Lampiran 10

Kunjungan Balasan Presiden RI ke Iran

Sumber: http://www.qumindo.com/files/sby-man1.jpg Lampiran 11

Pertemuan Ahmadinejad dengan presiden China Hu Jintao

Sumber: http://tehranwuhan.files.wordpress.com/2009/06/hu-jintao-mahmoud- ahmadinejad.jpg?w=450&h=330 Lampiran 12

Pertemuan Ahmadinejad dengan Hugo Chavez presiden Venezuela yang berakhir dengan pertukaran buku

Sumber: http://runrun.es/wp-content/uploads/2010/10/Chavez_Ahmadinejad.jpg Lampiran 13

Pertemuan Caspia Summit adalah pertemuan antar negara-negara diseputar laut Kaspia Sumber: http://www.payvand.com/news/07/oct/Caspian-Summit-Leaders-Tehran3.jpg INF INFCIRC/140 22 April 1970

International Atomic Energy Agency GENERAL Distr.

INFORMATION CIRCULAR ENGLISH

TREATY ON THE NON-PROLIFERATION OF NUCLEAR WEAPONS

Notification of the entry into force

1. By letters addressed to the Director General on 5, 6 and 20 March 1970 respectively, the Governments of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, the United States of America and the Union of Soviet Socialist Republics, which are designated as the Depositary Governments in Article IX. 2 of the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons, informed the Agency that the Treaty had entered into force on 5 March 1970.

2. The text of the Treaty, taken from a certified true copy provided by one of the Depositary Governments, is reproduced below for the convenience of all Members.

______

TREATY

ON THE NON-PROLIFERATION OF NUCLEAR WEAPONS

The States concluding this Treaty, hereinafter referred to as the “Parties to the Treaty”,

Considering the devastation that would be visited upon all mankind by a nuclear war and the consequent need to make every effort to avert the danger of such a war and to take measures to safeguard the security of peoples,

Believing that the proliferation of nuclear weapons would seriously enhance the danger of nuclear war,

In conformity with resolutions of the United Nations General Assembly calling for the conclusion of an agreement on the prevention of wider dis semination of nuclear weapons,

Undertaking to co-operate in facilitating the application of International Atomic Energy Agency safeguards on peaceful nuclear activities,

Expressing their support for research, development and other efforts to further the application, within the framework of the International Atomic Energy Agency safeguards system, of the principle of safeguarding effectively the flow of source and special fissionable materials by use of instruments and other techniques at certain strategic points,

Affirming the principle that the benefits of peaceful applications of nuclear technology, including any technological by-products which may be derived by nuclear-weapon States from the development of nuclear explosive devices, should be available for peaceful purposes to all Parties to the Treaty, whether nuclear-weapon or non-nuclear-weapon States,

Convinced that, in furtherance of this principle, all Parties to the Treaty are entitled to participate in the fullest possible exchange of scientific information for, and to contribute alone or in co-operation with other States to, the further development of the applications of atomic energy for peaceful purposes,

Declaring their intention to achieve at the earliest possible date the cessation of the nuclear arms race and to undertake effective measures in the direction of nuclear disarmament,

Urging the co-operation of all States in the attainment of this objective,

INFCIRC/140

Recalling the determination expressed by the Parties to the 1963 Treaty banning nuclear weapon tests in the atmosphere, in outer space and under water in its Preamble to seek to achieve the discontinuance of all test explosions of nuclear weapons for all time and to continue negotiations to this end,

Desiring to further the easing of international tension and the strengthening of trust between States in order to facilitate the cessation of the manufacture of nuclear weapons, the liquidation of all their existing stockpiles, and the elimination from national arsenals of nuclear weapons and the means of their delivery pursuant to a Treaty on general and complete disarmament under strict and effective international control,

Recalling that, in accordance with the Charter of the United Nations, States must refrain in their international relations from the threat or use of force against the territorial integrity or political independence of any State, or in any other manner inconsistent with the Purposes of the United Nations, and that the establishment and maintenance of international peace and security are to be promoted with the least diversion for armaments of the world's human and economic resources,

Have agreed as follows:

ARTICLE I

Each nuclear-weapon State Party to the Treaty undertakes not to transfer to any recipient whatsoever nuclear weapons or other nuclear explosive devices or control over such weapons or explosive devices directly, or indirectly; and not in any way to assist, encourage, or induce any non-nuclear-weapon State to manufacture or otherwise acquire nuclear weapons or other nuclear explosive devices, or control over such weapons or explosive devices.

ARTICLE II

Each non-nuclear-weapon State Party to the Treaty undertakes not to receive the transfer from any transferor whatsoever of nuclear weapons or other nuclear explosive devices or of control over such weapons or explosive devices directly, or indirectly; not to manufacture or otherwise acquire nuclear weapons or other nuclear explosive devices; and not to seek or receive any assistance in the manufacture of nuclear weapons or other nuclear explosive devices.

ARTICLE III

1. Each Non-nuclear-weapon State Party to the Treaty undertakes to accept safeguards, as set forth in an agreement to be negotiated and concluded with the International Atomic Energy Agency in accordance with the Statute of the International Atomic Energy Agency and the Agency's safeguards system, for the exclusive purpose of verification of the fulfilment of its obligations assumed under this Treaty with a view to preventing diversion of nuclear energy from peaceful uses to nuclear weapons or other nuclear explosive devices. Procedures for the safeguards required by this Article shall be followed with respect to source or special fissionable material whether it is being produced, processed or used in any principal nuclear facility or is outside any such facility. The safeguards required by this Article shall be applied on all source or special fissionable material in all peaceful nuclear activities within the territory of such State, under its jurisdiction, or carried out under its control anywhere.

2

INFCIRC/140

2. Each State Party to the Treaty undertakes not to provide: (a) source or special fissionable material, or (b) equipment or material especially designed or prepared for the processing, use or production of special fissionable material, to any non-nuclear-weapon State for peaceful purposes, unless the source or special fissionable material shall be subject to the safeguards required by this Article.

3. The safeguards required by this Article shall be implemented in a manner designed to comply with Article IV of this Treaty, and to avoid hampering the economic or technological development of the Parties or international co-operation in the field of peaceful nuclear activities, including the international exchange of nuclear material and equipment for the processing, use or production of nuclear material for peaceful purposes in accordance with the provisions of this Article and the principle of safeguarding set forth in the Preamble of the Treaty.

4. Non-nuclear-weapon States Party to the Treaty shall conclude agreements with the International Atomic Energy Agency to meet the requirements of this Article either individually or together with other States in accordance with the Statute of the International Atomic Energy Agency. Negotiation of such agreements shall commence within 180 days from the original entry into force of this Treaty. For States depositing their instruments of ratification or accession after the 180-day period, negotiation of such agreements shall commence not later than the date of such deposit. Such agreements shall enter into force not later than eighteen months after the date of initiation of negotiations.

ARTICLE IV

1. Nothing in this Treaty shall be interpreted as affecting the inalienable right of all the Parties to the Treaty to develop research, production and use of nuclear energy for peaceful purposes without discrimination and in conformity with Articles I and II of this Treaty.

2. All the Parties to the Treaty undertake to facilitate, and have the right to participate in. the fullest possible exchange of equipment, materials and scientific and technological information for the peaceful uses of nuclear energy. Parties to the Treaty in a position to do so shall also co- operate in contributing alone or together with other States or international organizations to the further development of the applications of nuclear energy for peaceful purposes, especially in the territories of non-nuclear-weapon States Party to the Treaty, with due consideration for the needs of the developing areas of the world.

ARTICLE V

Each Party to the Treaty undertakes to take appropriate measures to ensure that, in accordance with this Treaty, under appropriate international observation and through appropriate international procedures, potential benefits from any peaceful applications of nuclear explosions will be made available to non-nuclear-weapon States Party to the Treaty on a non-discriminatory basis and that the charge to such Parties for the explosive devices used will be as low as possible and exclude any charge for research and development. Non-nuclear- weapon States Party to the Treaty shall be able to obtain such benefits, pursuant to a special international agreement or agreements, through an appropriate international body with adequate representation of non-nuclear-weapon States. Negotiations on this subject shall commence as soon as possible after the Treaty enters into force. Non-nuclear-weapon States Party to the Treaty so desiring may also obtain such benefits pursuant to bilateral agreements.

3

INFCIRC/140

ARTICLE VI

Each of the Parties to the Treaty undertakes to pursue negotiations in good faith on effective measures relating to cessation of the nuclear arms race at an early date and to nuclear disarmament, and on a treaty on general and complete disarmament under strict and effective international control.

ARTICLE VII

Nothing in this Treaty affects the right of any group of States to conclude regional treaties in order to assure the total absence of nuclear weapons in their respective territories.

ARTICLE VIII

1. Any Party to the Treaty may propose amendments to this Treaty. The text of any proposed amendment shall be submitted to the Depositary Governments which shall circulate it to all Parties to the Treaty. Thereupon, if requested to do so by one-third or more of the Parties to the Treaty, the Depositary Governments shall convene a conference, to which they shall invite all the Parties to the Treaty, to consider such an amendment.

2. Any amendment to this Treaty must be approved by a majority of the votes of all the Parties to the Treaty, including the votes of all nuclear-weapon States Party to the Treaty and all other Parties which, on the date the amendment is circulated, are members of the Board of Governors of the International Atomic Energy Agency. The amendment shall enter into force for each Party that deposits its instrument of ratification of the amendment upon the deposit of such instruments of ratification by a majority of all the Parties, including the instruments of ratification of all nuclear-weapon States Party to the Treaty and all other Parties which, on the date the amendment is circulated, are members of the Board of Governors of the International Atomic Energy Agency. Thereafter, it shall enter into force for any other Party upon the deposit of its instrument of ratification of the amendment.

3. Five years after the entry into force of this Treaty, a conference of Parties to the Treaty shall be held in Geneva, Switzerland, in order to review the operation of this Treaty with a view to assuring that the purposes of the Preamble and the provisions of the Treaty are being realised. At intervals of five years thereafter. a majority of the Parties to the Treaty may obtain, by submitting a proposal to this effect to the Depositary Governments, the convening of further conferences with the same objective of reviewing the operation of the Treaty.

ARTICLE IX

1. This Treaty shall be open to all States for signature. Any State which does not sign the Treaty before its entry into force in accordance with paragraph 3 of this Article may accede to it at any time.

2. This Treaty shall be subject to ratification by signatory States. Instruments of ratification and instruments of accession shall be deposited with the Governments of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, the Union of Soviet Socialist Republics and the United States of America, which are hereby designated the Depositary Governments.

3. This Treaty shall enter into force after its ratification by the States, the Governments of which are designated Depositaries of the Treaty, and forty other States signatory to this Treaty and the deposit of their instruments of ratification. For the purposes of this Treaty, a nuclear- weapon State is one which has manufactured and exploded a nuclear weapon or other nuclear explosive device prior to 1 January, 1967.

4

INFCIRC/140

4. For States whose instruments of ratification or accession are deposited subsequent to the entry into force of this Treaty, it shall enter into force on the date of the deposit of their instruments of ratification or accession.

5. The Depositary Governments shall promptly inform all signatory and acceding States of the date of each signature, the date of deposit of each instrument of ratification or of accession, the date of the entry into force of this Treaty, and the date of receipt of any requests for convening a conference or other notices.

6. This Treaty shall be registered by the Depositary Governments pursuant to Article 102 of the Charter of the United Nations.

ARTICLE X

1. Each Party shall in exercising its national sovereignty have the right to withdraw from the Treaty if it decides that extraordinary events, related to the subject matter of this Treaty, have jeopardized the supreme interests of its country. It shall give notice of such withdrawal to all other Parties to the Treaty and to the United Nations Security Council three months in advance. Such notice shall include a statement of the extraordinary events it regards as having jeopardized its supreme interests.

2. Twenty-five years after the entry into force of the Treaty, a conference shall be convened to decide whether the Treaty shall continue in force indefinitely, or shall be extended for an additional fixed period or periods. This decision shall be taken by a majority of the Parties to the Treaty.

ARTICLE XI

This Treaty, the English, Russian, French, Spanish and Chinese texts of which are equally authentic, shall be deposited in the archives of the Depositary Governments. Duly certified copies of this Treaty shall be transmitted by the Depositary Governments to the Governments of the signatory and acceding States.

IN WITNESS WHEREOF the undersigned, duly authorised, have signed this Treaty.

DONE in triplicate, at the cities of London, Moscow and Washington, the first day of July, one thousand nine hundred and sixty-eight.

5

Lampiran 15

Uji coba rudal Shihab-III sebuah jarak jauh Iran yang mampu menjangkau Israel

Sumber: http://ressay.files.wordpress.com/2008/07/shahab3-test-fire1.jpg Lampiran 16

Berbagai Jenis Rudal-rudal yang dimiliki Iran

Sumber: http://2.bp.blogspot.com/_saDfZgsSeRw/THKs5CKBpZI/AAAAAAAAAE4/U5iwO6ruDa0/s16 00/iranarsenal_280909.jpg