<<

HUMOR THERAPY Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Every body can make humor Humor makes you feel relaxed and freshed

Dilengkapi dengan 255 Humor dan Instrumen Pengukuran Rasa Humor

Bambang Suryadi, Ph.D. Humor Therapy

HUMOR THERAPY Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

© Bambang Suryadi, Ph.D.

Penulis : Bambang Suryadi, Ph.D. Editor : Lina M. Komarudin Layout Isi & Cover : Syah Rizal

ISBN: 978-602-5931-24-6 Cetakan I: 2019

Penerbit RMBOOKS PT. Semesta Rakyat Merdeka Anggota IKAPI Graha Pena Jakarta, Lt.1 Jln. Kebayoran Lama No.12 Jakarta Selatan 12210 Telp. 021-53651495 (Hunting), Fax. 021-53671716

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbua- tan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-mas- ing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, menge- darkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimak- sud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak Oleh: PT. Semesta Rakyat Merdeka

Hak cipta dilindungi undang-undang All Rights Reserved

ii Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

TESTIMONI

Humor itu sehat. Supaya sehat kita perlu humor. Humor dalam buku ini bisa meningkatkan tar-af kesehatan kita. Prof. Dr. dr. Farid Anfasa Moeloek, SpOG(K) Anggota BSNP Periode 2009-2013, Guru Besar Universitas

Agama tidak melarang humor. Rasulullah sendiri merupakan figur yang humoris. Buku ini memberikan gambaran posisi humor dalam ajaran agama. Prof. Dr. Suyatno, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung

Humor itu bahasa universal. Ada di dalam semua bidang ilmu pengetahuan, termasuk matematika. Dengan humor, belajar matematika menjadi lebih mudah. Buku ini telah membuktikannya. Prof. Dr. Edy Tri Baskoro Anggota BSNP Periode I dan II, Dekan FMIPA ITB

Pada hakekatnya humorlah “obat segala penyakit”. Humor meningkatkan daya tahan tubuh dengan merelaks semua otot- otot dan menurunkan tekanan darah. Buku ini, berisikan berbagai humor keseharian yang lucu, ringan dan sarat akan makna. Mau sehat, bacalah buku ini. Prof. Zainal A. Hasibuan, Ph.D. Anggota BSNP Periode 2014-2019 dan Ketua Umum APTIKOM

iii Humor Therapy

Dalam hidup ada kalanya kita mesti serius, tapi juga ada kalanya kita mesti santai melalui humor-humor yang menyegarkan. Buku ini hadir untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan rasa stres di tengah kesibukan kita. Pdt. Weinata Sairin Anggota BSNP Periode 2005-2009 & 2009-2013

Dalam birokrasi, humor itu penting untuk mencairkan suasana dan menghilangkan ketegangan. Humor dalam buku ini dapat memperlancar urusan birokrasi. Bahrul Hayat, Ph.D. Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kabinet Indonesia Bersatu) Pakar Psikometri, Ketua Umum Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI)

Humor dapat ditinjau dari berbagai aspek: psikologi, agama, kesehatan, dan filsafat. Buku ini memberikan gambaran humor dari berbagai perspektif secara komprehensif. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2019-2023)

Dalam parenting, humor itu ibarat bahan bakar dalam kendaraan. Kegagalan menciptakan suasana yang humoris, dapat menyebabkan kegagalan dalam mendidik anak. Buku ini hadir untuk menghilangkan kegagalan tersebut. Ida S Widiayanti Penulis Buku Parenting

iv Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

PRAKATA

Di tengah-tengah kesibukan menunaikan tugas harian, kita perlu melakukan penyegaran atau refreshing. Salah satu cara sederhana untuk menyegarkan pikiran kita adalah melalui humor. Setiap individu pada dasarnya memiliki rasa humor tersendiri dan dapat menciptakan humor. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali peristiwa dan kejadian yang dapat dijadikan bahan humor. Dalam hal ini, kita bisa menjadi pelaku humor itu sendiri atau sekedar membaca buku-buku humor. Intinya, humor mesti ada di tengah- tengah kesibukan kita dalam bekerja. Dahlan Iskan, Menteri BUMN di era SBY, sering menggunakan humor dalam menangkis kritik atau rumor yang dilontarkan publik. Sejenak mari kita cermati kisah Dahlan Iskan menangkis kritik dan rumor dengan humor, sebagaimana ditulis oleh Detik. com di bawah ini; “Harus meningkatkan selera humor,” kata Dahlan Iskan. Humor, menurut Dahlan Iskan, merupakan indikator seseorang dalam menerima kritik terhadap dirinya sendiri. “Kalau tidak punya selera humor, saya ragu dia punya kemampuan untuk menerima kritik terhadap dirinya,” kata Dahlan. Dahlan pun memberi contoh ketika seseorang menanyakan tentang rumor poligami, Dahlan disebut-sebut memiliki empat istri. “Saya jawab benar istri saya empat, Nafsiah, Nafsiah, Nafsiah, dan Nafsiah. Eh, tapi benar-benar diartikan kalau saya punya istri empat,” katanya. Contoh lain adalah ketika dia ditanya tentang korupsi Rp 36 triliun yang melibatkan dirinya. Lagi-lagi, Dahlan menanggapi rumor tersebut dengan santai. “Saya ambil gaji saja enggak, pakai rumah dinas saja enggak, korupsi Rp 36 triliun dari mana,” selorohnya. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa humor dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan mental seseorang. Salah satunya adalah kajian yang dilakukan oleh pakar

v Humor Therapy kesehatan dari Rumah Sakit Heart Institute New York-Presbytrian, Holly Andersen. Salah satu tips untuk meningkatkan kesehatan jantung dan kondisi kesehatan secara keseluruhan, menurut Holly Andersen, adalah dengan tertawa. Tertawa merupakan obat yang terbaik yang tidak memiliki efek samping. Menurut Holly Andersen, tertawa selama 15 menit memberikan efek baik bagi jantung setara dengan senam aerobic selama 30 menit. Tertawa juga terkait dengan kesehatan pembuluh darah, peningkatan hormon otak yang dapat memperbaiki suasana hati atau mood, serta mengurangi rasa sakit dan kecemasan. Dalam konteks pendidikan, humor juga bisa dijadikan sebagai ice breaker yang efektif dalam proses belajar mengajar. Humor juga merupakan salah satu indikator kompetensi personal seorang guru atau dosen, sebagaimana tergambar dalam instrumen evaluasi kompetensi guru atau dosen, dimana salah satu butir yang dinilai adalah rasa humor. Dalam perspektif agama, Islam mengajarkan kepada pengikutnya untuk bersikap santai, rileks, murah senyum, dan tidak berlebihan dalam tindakan, ucapakan, dan perilaku di seluruh aspek kehidupan. Artinya dalam kehidupan sehari-hari tidaklah harus diisi dengan keseriusan. Perlu ada senyum, tawa, canda, dan humor, namun tidak boleh berlebihan. Islam mengajarkan kita untuk selalu tersenyum, karena sesungguhnya senyum yang kita berikan kepada orang lain adalah sedekah. Dengan senyuman itu, dunia yang gelap menjadi terang. Karena itu kita tidak perlu bermuka masam dan tetaplah tersenyum walaupun Anda dihina atau disakiti. Rasulullah saw sendiri termasuk orang yang suka humor, tetapi segala tindakannya selalu terkontrol oleh kesadaran. Humor yang dilakukan Rasulullah saw adalah humor dalam arti cara untuk menghilangkan ketegangan dan menimbulkan keakraban, bukan humor dalam arti mengejek atau mengolok-olok orang lain. Artinya, materi humor menjadi penting untuk diperhatikan. Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan gabungan antara aspek teoritis dan empiris tentang humor. Penulis mendapat inspirasi untuk menulis buku ini saat belajar di Gontor, tempat penulis nyantri dan menuntut ilmu. Banyak kisah-kisah lucu

vi Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris dalam kehidupan pesantren yang penulis alami, namun kisah- kisah tersebut tidak tertulis, tetapi selalu menjadi bahan obrolan di kalangan guru atau santri. Setelah bergabung dengan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2005, penulis juga mengalami banyak kisah lucu. Kisah-kisah lucu itu selalu dijadikan bahan lelucon oleh guru atau dosen dalam berbagai pertemuan. Saat mengajar di kelas atau pada saat presentasi makalah dalam sebuah seminar, diskusi, konferensi, atau lokakarya. Dengan diselingi humor pada saat presentasi, ternyata dapat meningkatkan perhatian dan antusiasme audiens. Bahkan seorang ustaz pun dengan menyelipkan humor dalam ceramahnya dapat menambah semangat para jamaah. Mereka tidak mau beranjak dari tempat pengajian karena penceramah selalu memberikan materi dengan menarik. Bahan humor yang penulis tulis ini selain bersumber dari pengalaman penulis sebagai pendidik, juga berasal dari kontribusi berbagai pihak. Ada yang dikirim via email, SMS, BBM, Facebook, atau internet. Karena itu penulis kesulitan untuk menuliskan sumber autentiknya. Siapa sebenarnya yang menulis humor tersebut. Sebab dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang ini, informasi dapat berkembang dan beredar dengan cepat. Oleh karena itu, jika ada humor yang penulis tuliskan di buku ini, tetapi tidak penulis tulis sumbernya, itu karena penulis kesulitan menentukan sumbernya. Apalagi jika humor tersebut dikirim lewat BBM (Blackberry Messenger) atau SMS (Short Message Service) yang kadang sulit diidentifikasi sumber atau penulis aslinya. Sebab melalui BBM atau SMS, sebuah pesan dapat dikirim meluas secara bebas. Jika di antara pembaca ada yang humornya tertulis dalam buku ini namun penulis tidak menyebutkan sumbernya, penulis akan memberikan apresiasi jika yang bersangkutan berkenan menghubungi penulis. Hal ini menjadi penting supaya tidak terjadi praktik plagiasi. Selain itu, dalam menuliskan humor, dalam hal tertentu, penulis sengaja menuliskan nama pelaku alias tidak disamarkan.

vii Humor Therapy

Bahkan ada humor yang penulis tuliskan tanggal kejadiannya. Hal ini penulis maksudkan supaya humor tersebut tampil dalam bentuk yang orisinil dan autentik. Sebab orisinalitas merupakan unsur penting dalam sebuah karya tulis. Jadi hal ini bukan berarti penulis bermaksud untuk membeberkan aib seseorang tapi justru meningkatkan rasa keakraban dan kedekatan antara penulis dan sumber humor. Sebagai penutup, penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bersedia berbagi cerita atau kisah lucu kepada penulis. Semoga kontribusi mereka dicatat sebagai amal kebaikan di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Ciputat, Mei 2019

Bambang Suryadi

viii Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

DEDIKASI

Buku ini penulis dedikasikan kepada kedua orang tua penulis, S. Dwidjohartono dan Ngadiyem atas kerja keras dan jasa mereka dalam mendidik penulis.

Kedua mertua penulis, Samsuri (alm) dan Kintamani atas dukungan dan pengorbanan mereka dalam mengasuh anak- anak penulis selama proses penulisan buku ini.

Kakak dan adik penulis: Eko Suryono, Joko Suryatno, Agus Suryanto, Endang Suryani, dan Danang Wijoyo.

Istri tercinta Qurrotul Aini yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi setiap hari.

Anak-anakku, Aisyah Zakiyah (Icha), Ahmad Taqiuddin Ulwan (Uding), Rafidah Amali (Ara), dan Rafi Ahmad Najati (Rafie). Mereka senantiasa tertawa saat penulis menyampaikan bahan humor yang ada di buku ini.

ix UCAPAN TERIMAKASIH

Penulisan buku ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan kontribusi dari semua pihak dalam bentuk apapun. Mulai dari memberikan bahan humor sampai kepada motivasi untuk menyelesaikan penulisan buku ini. Sehubungan dengan hal tersebut penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada mereka. Di antaranya adalah para Anggota BSNP periode pertama (2005-2009) dan periode kedua (2009-2013): Bambang Soehendro, Djemari Mardapi, Edy Tri Baskoro, Zaki Baridwan, Furqon (Almarhum), Djaali, Weinata Sairin, Mungin Eddy Wibowo, M. Yunan Yusuf, Suharsono, AT. Soegito, M Aman Wirakartakusumah, Farid Anfasa Moeloek, R. Eko Indrajit,Teuku Ramli Zakaria, Jamaris Jamna, Johannes Gunawan, dan Gunawan Indrayanto. Secara khusus, penulis menyampaikan terimakasih kepada anggota BSNP periode 2014-2019: Zainal A. Hasibuan, T.Ramli Zakaria, Zaki Su’ud, Djoko Luknanto, Nanang Arif Guntoro, Ipung Yuwono (Almarhum), Kiki Yuliati, Erica Budiarti Lakoni, Titi Savitri Prihatiningsih, dan Khomsiyah. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Totok Suprayitno dan Dadang Sudiyarto, sebagai Kepala dan Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Humor yang mereka lontarkan di tengah-tengah rapat pleno BSNP dapat menyegarkan dan mencairkan suasana.

x Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Para tim ahli standar sarana dan prasarana, diantaranya adalah Johny Wahyuadi M. Soedarsono, Paramita Atmodiwirjo, Moerdiyanto (Almarhum), Danny Meirawan, Anita Yuliati, Ari Moeariami Barmawi, Eko Purwono, Denny Zulkaidi, Kiki Yuliati, Sri Budiarti, Ganden Supriyanto, Daniel Nuhamara, Kun Setyaning Astuti, Mulyana, dan Syafrizal. Para sarpraser—sebutan untuk tim standar sarana dan prasarana— tahu betul kapan mereka mesti menyelipkan humor ketika menyusun standar sarana dan prasarana. Pejabat Pembuat Komitmen dan tim sekretariat BSNP, mulai dari periode pertama sampai sekarang: Neneng Tresnaningsih, Hafidz Muksin, Ifan Firmansyah, Oky Adrian, Sugi Wahono, Rosmalina, Hans Mangundap, Joko Muhyono, Soesilo Hadi, Djadja Halimi, Novani Budiarti, Eko Haryanto, Ning Karningsih, Nurul Najmah, Reman, Ibar Warsita, Renny Wulansari, dan Djuandi. Staf profesional BSNP, Arief Rifai Dwiyanto dan Yuli Rachmawati. Mereka selalu memberi semangat kepada penulis dengan melontarkan pertanyaan, “Kapan Pak bukunya terbit? Kami menantikannya dengan sabar dan senang hati”. Teman sejawat penulis di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, di antaranya Jahja Umar yang tegas dan keras dalam memegang prinsip, tetapi tetap tampil humoris dalam memberikan materi kuliah maupun ceramah. Begitu juga kepada Fadhilah Suralaga yang secara tiba-tiba bisa memunculkan komentar yang membangkitkan tawa. Tidak terlupa pula, Zahrotun Nihayah yang begitu ekspresif dan semangat dalam bercerita dan berbagi humor. Tidak ketinggalan adalah ucapan terima kasih kepada para mahasiswa bimbingan skripsi/tesis yang telah berbagi pengalaman lucu mereka di sela-sela bimbingan. Di antaranya adalah Aminrais yang menulis skripsi tentang sense of humor. Begitu juga Eha Soreha yang senantiasa berbagi cerita lucu dari pengalaman-pengalamannya mengajar di Madrasah Pembangunan, di sela-sela perkuliahan atau bimbingan tesis. Masih banyak lagi nama-nama yang tidak penulis ingat namun kontribusi mereka tetap tidak penulis lupakan. Penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga amal baik mereka dicatat sebagai investasi di dunia dan akhirat dan hanya Allah semata yang akan mengganjarnya. Amin.

xi Humor Therapy

TERSENYUM DAN TERTAWA ALA NABI Prof. Dr. Suyatno, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung

“Senyumanmu kepada Saudaramu itu Sedekah” (HR Tirmizi dan Abu Dzar)

Menghibur orang lain, dan atau membuat diri sendiri serta orang lain merasa gembira, adalah sebuah tindakan terpuji yang layak untuk kita upayakan. Bagaimana cara membuat orang lain gembira tanpa harus memberikan uang atau suatu materi kepadanya? Di antaranya, adalah dengan menyampaikan humor- humor cerdas yang mendidik dan bukan yang jorok atau porno. Meski pun kita bukan pekerja seni atau komedian profesional, namun bukan sesuatu yang salah jika dalam keseharian ada beberapa humor yang kita lontarkan untuk mencairkan kebekuan dan kekakuan suasana. Suasana yang beku, kaku, dan seakan mati, sangat berpotensi melenyapkan kegembiraan dan keriangan di sekitar kita. Manakala kegembiraan serta keriangan ini jarang kita rasakan, maka kesedihan akan lebih lama bersarang di hati. Jika kita bersedih terlalu lama, maka itu sama dengan membuka jalan bagi bibit-bibit penyakit untuk tumbuh dan berkembang di dalam tubuh kita.

xii Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Tentu, kita tidak menginginkan sakit. Namun sebaliknya, kita ingin selalu sehat, baik secara fisik maupun psikis, berkecukupan, dan hidup dengan damai serta tentram.

“Senyuman itu adalah sedekah,” (At-Tabasumu sadaqah) demikian sebuah adagium yang sering kita dengar dari para ulama’ yang menerangkan bahwa bersedekah itu tidak semata dengan uang yang kita miliki. Tafsir dari ungkapan itu adalah bahwa, bila kita tidak mempunyai uang banyak, maka sedekah yang bisa diberikan adalah dengan memberikan senyum kepada kenalan, tetangga, sahabat, rekan bisnis, dan lain-lain. Bila bertemu dengan mereka tidak perlu pasang wajah cemberut, apalagi garang yang menakutkan.

Tentu saja senyum yang tulus. Bukan yang dibuat-buat. Sebagai tanda takzim kepada orang lain. Sesungging senyum yang tulus adalah sedekah yang tak ternilai harganya. Karena senyum adalah ekspresi dari keriangan di hati, kenyamanan psikologis, dan ketiadaan beban yang mengganjal, baik di hati maupun pikiran. Senyum juga sebagai tanda bahwa kita tidak pernah berprasangka buruk kepada orang yang kita beri senyum itu.

Dalam banyak kesempatan, kita sering melihat dan menyaksikan wajah-wajah yang serius, garang, dan bahkan dihinggapi rasa cemas, apakah di jalan-jalan, pasar, mal, dan toko-toko modern. Mereka kadang penuh keringat, karena memang sedang bekerja keras untuk mengejar uang dan keuntungan. Kenapa tidak ada kegembiraan pada saat itu? Karena kali itu memang sedang dalam keadaan serius, sehingga otot-otot di wajah dan leher begitu tampak tegang. Tingkat ketegangan yang tinggi itu sebenarnya tidak perlu diekspresikan, karena bisa membahayakan kesehatan psikologis. Situasi psikologis yang tidak nyaman, berlangsung dalam waktu lama, bukan mustahil akan menggerogoti sistem kekebalan tubuh, yang pada akhirnya orang akan mudah terserang penyakit fisik.

Sebagai makhluk Tuhan yang diberi banyak rahmat serta karunia, seyogianya kita senantiasa memperbanyak bersyukur atas apa yang telah Dia limpahkan kepada kita, di mana kita tak akan mampu untuk menghitungnya satu per satu. Cara ini tak lain adalah untuk

xiii Humor Therapy melanggengkan kegembiraan, dan kenyamanan hati serta jiwa. Kegembiraan dan kenyamanan di hati serta jiwa sangat diperlukan, yang tak lain kita bisa, dalam bahasa yang umum, awet muda, serta panjang usia. Tentu kita semua menginginkan hidup yang lebih lama, dalam keadaan sehat wal afiat, dan bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitar dan kehidupan secara umum.

Humor-humor dan sketsa-sketsa dalam buku ini, tentu hanya sebagian dari alat agar kita bisa terpancing untuk tersenyum atau tertawa. Karena secara umum, orang akan tersenyum atau tertawa jika ia melihat atau mendengar kabar yang baik dan menyenangkan hatinya. Perilaku tersenyum, biasanya diakibatkan oleh sesuatu yang menyenangkan dan menggelikan. Seumpama saya mendengar kabar lewat SMS dari saudara di kampung bahwa, sawah dan ladang orang tua di kampung menyimpan puluhan emas batangan setelah digali dengan kedalaman tiga meter, tentu saya gembira. Seketika berita ini akan membuat saya tersenyum, sampai di kedalaman hati. Adapun orang akan tertawa, biasanya jika melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang ganjil, atau bertentangan dengan logika secara mendadak setelah serangkaian ungkapan atau sesuatu yang dirasakan masuk akal, atau tidak bertentangan dengan logika.

Memang kita membutuhkan humor-humor dan sketsa-sketsa segar, menghibur, dan edukatif, untuk melepas penat dan mencairkan kebekuan serta menghilangkan rasa bosan dalam rutinitas sehari- hari. Agar kita bisa tersenyum dan tertawa. Bisa tersenyum dan tertawa ini sangat urgen untuk diusahakan setiap hari. Betapapun, inilah cara yang paling mudah dan murah untuk menyehatkan badan, memperpanjang usia, dan menetralisir berbagai penyakit di dalam tubuh. Betapa banyak orang yang berusaha mendapatkan kesehatan dengan melakukan berbagai cara serta rela membayar dengan harga tinggi, berapa pun nilainya.

Bagaimana cara tertawa yang etis dan tidak mengganggu orang lain? Konon, menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Abu Musa, Nabi Muhammad SAW bila tertawa tidak terlalu keras, tidak dengan suara yang terbahak-bahak. Tertawanya hanya tersenyum.

xiv Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Bila Nabi SAW tertawa beliau meletakkan tangan di mulut beliau dan bila terjadi sesuatu yang menggembirakan, beliau mengucap syukur kepada Allah. Bila berbicara, beliau senantiasa tersenyum,” HR Abu Daud dan Abu Musa.

Hadis lain menjelaskan berikut ini, “Apabila Rasulullah SAW tertawa, beliau meletakkan tangannya di atas mulutnya,” HR Bughawi dari Walid Murrah.

Demikian itulah cara tertawa yang etis, dan sangat kecil kemungkinan berdampak negatif bagi orang lain. Dalam riwayat lain juga disebutkan, bahwa manakala Nabi SAW tertawa, konon sampai terlihat gigi gerahamnya. Ini merujuk kepada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud. “Sesungguhnya Rasulullah SAW bertanya kepada Aisyah, ‘Apa ini?’ Jawab Aisyah, ‘Ini anak-anak perempuanku (boneka perempuan).’ Kemudian Rasulullah bertanya lagi, ‘Apa yang di tengahnya itu?’ Jawab Aisyah, ‘Kuda.’ Rasulullah Saw. bertanya lagi, ‘Apa yang di atasnya itu?’ Jawab Aisyah, ‘Itu dua sayapnya.’ Tanya beliau, ‘Apa ada kuda yang bersayap?’ Jawab Aisyah, ‘Belumkah engkau mendengar bahwa Sulaiman bin Dawud a.s. mempunyai kuda yang mempunyai beberapa sayap?’ Rasulullah SAW tertawa sampai kelihatan gigi-gigi gerahamnya. (HR Abu Dawud).

Jadi, mengekspresikan kesenangan dan kegembiraan, tidak perlu dengan derai tawa yang membahana. []

xv Humor Therapy

BERIKAN RASA HUMOR DALAM KEHIDUPAN Prof. Dr. dr. Farid Anfasa Moeloek, SpOG(K) Menteri Kesehatan Kabinet Pembangunan VII Anggota BSNP Periode 2009-2013

Berbicara tentang humor, mengingatkan saya kepada kisah Douglas MacArthur, Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat, yang dilahirkan di Little Rock, Arkansas pada tanggal 26 Januari 1880 dan meninggal pada tanggal 5 April 1964. MacArthur pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat AS pada tahun 1930- an dan kemudian berperan penting dalam Perang Dunia II. Pada November 1945, ia ditugaskan untuk memimpin invasi ke Jepang, dan kemudian menerima penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 2 September 1945. MacArthur pernah memimpin tentara PBB di Korea dari 1950– 1951 melawan invasi Korea Utara. MacArthur dicabut dari jabatan pemimpin oleh presiden Harry S. Truman pada April 1951 karena menentang kebijakan Truman dalam Perang Korea di depan umum. MacArthur bertempur dalam tiga perang besar, Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Korea. Dalam kaitannya dengan Indonesia, MacArthur pernah sampai ke Jayapura (sekarang Papua) pada saat Perang Dunia II. Perjalanan MacArthur ke Papua diabadikan menjadi sebuah monumen yang menjadi salah satu obyek wisata di Papua, yakni monumen Jend Mac Arthur. Monumen

xvi Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris tersebut terletak di atas bukit, di atas Danau Sentani, yang dikenal dengan daerah Ifar Gunung, dan sekarang lebih populer disebut bukit Makatur. Di bukit Makatur, selain tugu peringatan Mac Arthur, juga ada museum yang menceritakan riwayat perjalanan Jend Mac Arthur saat Perang Dunia ke II. Bagian yang menarik dari sisi kehidupan MacArthur adalah rasa humor atau sense of humor yang melekat pada dirinya, meskipun ia sebagai seorang jenderal. Alkisah, suatu saat, alumni West Texas Military Academy ini, menulis pesan kepada anaknya. Diantara pesan tersebut adalah nasehat untuk menjaga profesionalisme, integritas, disiplin, kerja keras, dan komitmen dalam kerja. Di akhir pesan tersebut, MacArthur menulis: “Berikan rasa humor dalam kehidupanmu”. Wisdom dari kisah singkat kehidupan MacArthur tersebut adalah pentingnya humor dalam kehidupan, sebab humor itu sehat dan dapat meningkatkan taraf kesehatan kita. Dengan kata lain, supaya sehat kita perlu humor. Humor memiliki manfaat baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik, humor dapat menjadikan kita awet muda. Orang yang humoris cenderung awet muda karena ia bisa menghilangkan beban-beban kehidupannya melalui humor. Humor dapat membuat badan sehat dan enerjik sebab terbebas dari gangguan-gangguan pikiran. Secara psikis, humor dapat meningkatkan kondisi kesehatan mental seseorang. Dengan banyak membaca humor dan tontonan- tontonan yang humoris kita akan bisa sejenak melupakan beban pikiran, dan segala macam keruwetan hidup lainnya. Kegagalan menciptakan suasana yang humoris, dapat menyebabkan kegagalan dalam kehidupan. Saya menyambut baik buku yang ditulis oleh Bambang Suryadi yang dengan rajin dan tekun menuliskan kembali humor-humor yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama di BSNP. Humor-humor dalam buku ini sangat menyegarkan dan membuat hidup kita lebih sehat dan bermakna. Oleh sebab itu, meminjam pesan MacArthur, berikan rasa humor dalam kehidupan.

xvii Humor Therapy

humor bambang Dahlan Iskan Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu II

Lucunya adalah: kok dosen “serius” menulis buku tentang humor. Lucunya lagi, nama dosen itu resmi sekali: Bambang Suryadi.Lebih lucu lagi: ia bukan dosen di universitas kelirumonologi seperti Jaya Suprana. Tapi ia dosen beneran di universitas Islam. Negeri pula. UIN Jakarta. Nama Abdurrahman Wahid juga resmi. Tapi masih ada Abdurrahmannya. Dan ada Wahidnya. Dan lagi nama itu sudah lama tidak dipakai. Sudah diganti nama pendek: Gus Dur. Gelarnya Semar pula. Seperti tokoh wayang pujaannya. Cobalah cari nama Bambang yang lucu. Tidak ada. Bambang Susilo Yudhoyono? Ia jendral. Presiden. Jaga image-nya luar biasa. Bajunya selalu rapi. Sisiran rambutnya licin—termasuk saat ke sawah untuk meresmikan panen raya. Memang Bambang yang Susilo ini pandai juga berhumor. Tapi kalau di forum terbatas. Misalnya saat satu meja dengan para menterinya di waktu makan. Saya sering mendengar humor nya yang cerdas. Humor kelas presiden. Tapi itu tidak bisa ditulis di sini. Menyangkut tamu-tamunya. Atau menyangkut presiden negara lain.

xviii Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Satu-satunya nama Bambang yang lucu hanyalah orang Surabaya. Itu pun nama belakangnya diganti. Tidak boleh terlalu resmi seperti Suryadi. Itulah Bambang Srimulat. Nama lucunya: Bambang Gentolet. Maka kalau Bambang Suryadi nan PhD ngotot menulis buku humor ini baiknya buanglah PhD Anda. Hibahkan ke saya. Biar saya ketularan kelihatan intelektual. Tentu nama saya juga terlalu resmi: Dahlan Iskan. Pernah lebih resmi dari itu. Waktu kecil: Mochamad Dahlan. Lalu saya buang nama depan. Saya cari-cari nama belakang: Iskan. Agak berkurang resminya. Setidaknya sedikit puitis. Apalagi sering ada yang menafsirkan iskan itu ceret air. Teko. Anehnya saya memberi nama anak perempuan saya juga resmi: Isna Fitriana. Maksud saya juga agar sedikit puitis. Seperti juga nama anak pertama saya: Azrul Ananda. Tapi saya kuwalahan ketika dia mulai besar. Dan bertanya apa artinya. Maka saya jawab sekenanya: Isna berarti dua. “Anda kan anak kedua” kata saya. Dia pun manggut-manggut. “Kalau Fitriana?“ tanyanya. “Karena Anda lahir beberapa bulan setelah Idul Fitri,” jawab saya. Dia pun merengut. Lalu tertawa lebar. Saya benar-benar tidak tahu jawaban sebenarnya. Selain puitik tadi. Belakangan saya menemukan di instagramnya. Nama itu ia ganti. Lebih puitis lagi: Isna Iskan. Saya juga sering mengganti nama orang. Wartawan-wartawan saya. Yang umumnya berasal dari desa di Jawa. Yang hanya punya satu kata. Nama baru itu melekat sampai sekarang. Tertulis di paspor. Yang memang tidak menerima nama satu kata. Nama Kardono misalnya, saya ganti dengan Don Kardono. Wartawan olahraga. Kelak menjadi direktur utama sebuah koran di Semarang. Sekarang menjadi staf khusus menteri pariwisata. Suparno menjadi Suparno Wonokromo. Wartawan politik. Belakangan jadi CEO grup koran di Sumatera. Dan banyak lagi. Maka saya pun lagi berpikir: nama Bambang Suryadi baiknya diganti apa. Yang jelas bukan Bambang Killer. Menjadi kian menakutkan.

xix Humor Therapy

Tidak cocok dengan tema buku ini. Memang tidak mudah mencari nama lucu Bambang Suryadi. Riwayat pendidikannya begitu resmi: Pondok Modern Gontor Ponorogo, Pondok Pabelan Magelang, Pondok UIN Jakarta, Pondok International Islamic University Negara Syariah Malaysia. Meski belum berhasil mencarikan nama lucu untuk Bambang Suryadi saya tetap bangga padanya: punya ide menulis buku humor. Dengan tujuan mulia pula. Humor sebagai jalan keluar kebuntuan kejiwaan. Tanyalah yang sering ikut rapat yang saya pimpin. Terutama di perusahaan yang dulu saya CEO-nya. Saya selalu memimpin rapat dengan cair. Banyak humor keluar. Humor perusahaan. Humor SDM. Terutama humor mengenai masing-masing peserta rapat. Yang lucunya bukan main. Ketawa bisa berderai-derai. Yang untuk orang di luar ruang rapat itu mungkin tidak lucu sama sekali.Rapat ya menjadi lebih cair. Jalan keluar lebih banyak ditemukan. Gus Dur amat terkenal dalam hal seperti itu. Dan hanya Gus Dur yang berani memasuki dunia tauhid untuk bahan humor. Yang hasilnya benar-benar bisa mengendorkan ketegangan sosial. Ambillah contoh ketika Gus Dur mendapat komplain dari orang Kristen. Soal suara azan yang keras. Dari musala di dekat rumah mereka. “Kalian ini mestinya tidak perlu komplain. Kalian ini mestinya bahagia. Bisa memanggil Tuhan kalian dengan panggilan Bapak. Hubungan kalian begitu dekat. Antara anak dan bapak. Tidak perlu keras-keras untuk memanggil Tuhan kalian.” Tidak semua orang serius tidak suka humor. Lihatlah konglomerat Eka Tjipta Widjaja. Yang awal tahun tadi meninggal dunia. Sebenarnya agak lucu. Orang terkaya Indonesia bisa meninggal dunia. Saya melayat saat peringatan 100 harinya. Tamu penting dari Taiwan memberikan pidato. Lucu sekali. Ia memang disenangi Pak Eka karena lucunya itu. Di Amerika sangat biasa. Di acara kematian atau pemakaman pidato sambutannya lucu-lucu. Saya pernah melayat di St Louis,

xx Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris negara bagian Kentucky, Amerika. Saat petinju Mohamad Ali meninggal dunia. Lima orang memberi sambutan. Semua lucu- lucu. Ribuan orang yang takziah tertawa-tawa. Bertepuk tangan. Saya kutip kan lelucon di acara 100 hari pak Eka di Jakarta itu. Untuk memberi gambaran betapa cerdas humor seorang pengusaha besar. Saya pernah tulis untuk disway.id. Media baru saya. “Semua bilang Pak Eka itu orang yang tegas dan selalu serius,” ujar Huang, tamu dari Taiwan itu, dalam bahasa Mandarin. “Tapi Pak Eka itu sangat suka humor,” tambahnya. Kedatangan Huang selalu ditunggu Eka. Untuk didengar cerita-cerita humornya. “Malam ini saya akan ceritakan dua saja. Yang paling disukai pak Eka,” ujar Huang. Yang kini tinggal di Los Angeles, Amerika. Yang pertama kisah kasir. Yang ditodong pistol di dahinya. Dirampok. “Saya mau saja memberikan uang ini. Tapi akan ada masalah besar,” ujar si kasir. “Masalah apa?,” tanya si perampok. “Kalau uang ini saya berikan bos saya pasti tidak percaya kalau saya bilang dirampok. Saya tetap akan dibilang korupsi. Saya akan dipecat,” jawabnya. “Maumu bagaimana?,” tanya perampok. “Tembaklah topi saya ini dua kali. Biar topi saya berlubang.” Dor. Dor. “Tembak juga baju saya ini dua kali.” Dor. Dor. “Tembak juga celana saya ini dua kali.” Dor. Dor. Si kasir tahu benar hitungan. Pistol itu isinya hanya enam peluru. Maka ditinjulah perampok itu. Eka senang humor seperti itu. Ada kecerdikan di dalamnya. Seperti merefleksikan kecerdikan dirinya. Humor kedua tentang lomba mengukir kayu. Yang diadakan raja. Taruhannya hadiah besar. Bagi yang ukirannya paling mirip gambar ikan. Raja memutuskan pengukir pertama yang menang. Pengukir

xxi Humor Therapy kedua protes. Ukirannyalah yang lebih baik. Raja tetap pada putusannya. Hasil ukiran pertama memang lebih sempurna. “Dalam lomba ini juri yang paling tepat adalah kucing,” kata pengukir kedua. “Kucinglah yang paling tahu mana yang lebih mirip ikan,” tambahnya. Raja manggut-manggut. Mengakui alasan pengukir kedua. Lalu dipanggil lah kucing. Akan dilihat. Mana yang lebih menimbulkan selera untuk dimakan. Sang kucing ternyata mendatangi ukiran ikan kedua. Menjilat-jilatnya lama. Maka pengukir kedua lah yang kemudian dinyatakan menang. Dapat hadiah besar. Kemudian hari si pengukir kedua membuka rahasia kemenangannya. “Alat ukir yang saya pakai itu saya olesi ,” katanya.

xxii Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

DAFTAR ISI

TESTIMONI | iii PRAKATA | v DEDIKASI | ix UCAPAN TERIMAKASIH | x TERSENYUM DAN TERTAWA ALA NABI | xii BERIKAN RASA HUMOR DALAM KEHIDUPAN | xvi HUMOR BAMBANG | xviii

BAB I HUMOR | 1 Pengertian Humor | 2 Jenis-Jenis Humor | 4 Proses Terjadinya Humor | 11 Manfaat Humor | 11 Perkembangan Humor di Indonesia | 16 a. Buku-Buku Humor | 16 b. Humor di Media Elektronik (Radio dan TV) | 20 c. Klub Tawa Ceria Sehat (KTCS) | 28

BAB II HUMOR DALAM PESPEKTIF AGAMA, PSIKOLOGI, DAN KESEHATAN | 29 Humor dalam perspektif Agama | 30 Humor dalam Perspektif Psikologi | 37 a. Teori-Teori Humor | 40 b. Sense of Humor (Rasa Humor) | 42 c. Dimensi-Dimensi Humor | 43

xxiii Humor Therapy

d. Humor Style (Gaya Humor) | 45 e. Pengukuran Humor | 46 f. Kajian Empiris tentang Humor | 48 Humor dalam Perpektif Kesehatan | 52

BAB III TERAPI HUMOR | 55 Pengertian Terapi Humor | 56 Sebuah Gagasan | 59 Manfaat Terapi Humor | 61 Dagelan yang bukan Terapi | 62 Aplikasi Terapi Humor | 65 a. Aplikasi terapi humor secara individu dan kelompok | 66 b. Menyingkirkan Emosi Negatif | 67 c. Tersenyum Saat Menghadapi Masalah | 72 10 Tips Meningkatkan Rasa Humor | 76

BAB IV HUMOR DALAM KONTEKS PENDIDIKAN | 79 1. Pegiat Warga Cinta Membaca: Buku Pak Fasli Jalal “Hilang” | 80 2. Universitas Herbal | 81 3. Pil KB Pria | 83 4. Photo Postwedding | 84 5. Bu Khom: Diminta Baca Ayat Suci Alquran | 85 6. Sudah Terlambat, Salah Ruang Lagi | 86 7. Memotret, Hobi Baru Ketua Bsnp | 87 8. Perbedaan Antara Khom dan Kom | 88 9. Nanang: Nasmik, Nasgor, Nasdem | 90

xxiv Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

10. Pak Ucok Biasa Membuka, Tidak Biasa Menutup | 90 11. Berkunjung ke Amerika, Buang Angin Khas Indonesia | 91 12. Bambang Ori Vs Bambang Kw | 92 13. Bu Sri atau Bu Ida? | 94 14. Anggota Bsnp Dapat Buku Kuning | 94 15. Bukan Alat Vital Tapi Instrumen | 95 16. Sisi Lain dari Rakor Bsnp Lintas Periode | 96 17. Bakrie Award dan Holland Bakery | 96 18. Lansia atau Sialan | 97 19. Modis | 97 20. Mengacu Supaya Tidak Mengacau | 98 21. Standar ISO | 98 22. Nama Populer | 99 23. Kidal | 99 24. Moeloek Muluk-Muluk | 101 25. Kakak Adik | 101 26. Kucing | 102 27. Selamat Ngeceng | 105 28. SK Penanganan Banjir | 105 29. Lumia, Samsung, dan Luniamaya | 105 30. Kepribadian Narsis | 106 31. Singkatan Plesetan | 107 32. Ban Angkot Meletus | 108 33. Dosen dan OB Baru | 110 34. Belum Ibu-Ibu | 110 35. Band 8 Variabel | 111 36. Musik Itu Lisrel | 111 37. Tidak Mau Dipanggil Sby | 112

xxv Humor Therapy

38. Tidak | 112 39. BCA dan BNI | 113 40. Kunci Sukses | 113 41. Pakaian Cewek | 114 42. Syarat Telepon Gratis | 114 43. Perbedaan ABG dan Kuntilanak | 115 44. SMS | 115 45. Majikan Tak Mau Kalah | 115 46. Kata-Kata ‘Bijak’ Hari Ini | 117 47. Manajemen Stres | 117 48. Pengalaman Mengedit Buku | 118 49. Ngojek di UI dan Unas | 119 50. Stop! Buang Sampah di Sini | 121 51. Rektor Salah Sebut Nama Menteri | 121 52. Menteri Tidak Boleh Ikut Uas | 122 53. Nilai Semester | 122 54. Ujian TOAFL | 123 55. SMS Nagih Utang | 123 56. WTS di Ciputat | 124 57. Dosen Tidur Bersama Mahasiswinya | 124 58. Ph.D. | 125 59. Cara Mudah Mengenal Mahasiswa | 125 60. Makassar | 126 61. Mplus di Amerika dan Mplus di Ciputat | 126 62. MBA | 127 63. “Maaf, Pak Ada Yang Bahasa Indonesia Tidak?” | 127 64. Tidak Belajar Geografi | 128 65. Vs Copy Paste | 128 66. BBM | 128

xxvi Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

67. Brain Storming | 129 68. Sepi Bukan Kesepian | 130 69. Toilet Jongkok | 130 70. Arti M16 | 130 71. Copas | 131 72. | 132 73. Email Dibajak, Repotkan Semua Pihak | 132 74. Nama Wisudawan Terpanjang | 133 75. SMS-an Minta Ditraktir | 133 76. Rakit Vs Kapal Pesiar | 135 77. Bunuh Diri | 136 78. Mpi: Mahasiswa Pendownload Internet | 136 79. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun | 137 80. Yang Menarik dari Laki-Laki bagi Wanita | 138 81. BSD | 138 82. “Maaf, Pak, Usul Saya Cabut!” | 138 83. Nama Saya Pelangi | 139 84. “Mamah, Itu Laundry!” | 140 85. Copy Right & Right To Copy | 140 86. Mahasiswa Kapal Selam | 141 87. Kerbau atau Sapi | 141 88. Tanda Lelaki Sejati | 141 89. Contoh Gambar | 142 90. Hukuman Untuk Sebuah Kesalahan | 142 91. Pelajaran Sejarah | 143 92. Jatuh Cinta Vs Jatuh dari Sepeda | 143 93. Sayang Murid Vs Sayang Istri | 143 94. Al-Azhar Itu Muhammadiyah Ya? | 145 95. Sejarah Diponegoro | 145

xxvii Humor Therapy

96. Bukan Melahirkan Tapi Stek | 145 97. Pelajaran dari Padepokan Cina | 146 98. Naruh Anak Seperti Naruh Barang | 147 99. Angin Puting Beliung | 147 100. Saya Suka Sama Ustaz | 148 101. Suara Penyanyi | 150 102. Saya Masih Loading, Bu | 150 103. CBSA: Cah Bodo Soyo Akeh | 151 104. Sabar Vs Marah | 151 105. Yang Menarik | 151 106. My Pen Is … | 152 107. Birtdahy Gift | 152 108. Guru Luar Biasa | 152 109. Guru Sumber Inspirasi | 153 110. Serangga Tomcat | 153 111. Belum Praktik Buat Anak | 154 112. Wisata Sekolah | 154 113. Detik-Detik Menjelang Pengumuman UN SMP | 155 114. Slip Of Tongue | 156 115. Tim Pemantau Standar | 156 116. Copy Paste | 157 117. Doktor Djuandi | 157 118. Modus Membuat Laporan | 158 119. Lift Untuk Guru Besar | 158 120. Parkir Khusus Dosen | 159 121. Tanpa Biaya Bisa ‘Biayaan’ | 159 122. PIH = Pak Ibnu Hamad | 159 123. Rumus Matematika 2014 | 160 124. Suka Dugem | 160

xxviii Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

125. Kambing Tidak Mengandung Kolestrol | 161 126. Ya Benk, Sama-Sama Ya Benk | 161 127. Khotbah Idulfitri Vs Khotbah Jumat | 162 128. Tiket Pesawat Murah | 163 129. Abun Sapi | 163 130. Bidah | 164 131. Oh Pondokku | 164 132. Bahasa Pasaran | 165 133. Mahkamah Lughah | 165 134. Kabel Ektensi 4 Lubang: Makna Sebuah Persahabatan | 166 135. Wisdom Persahabatan | 168 136. Kredit Jaminan Bpkb | 169 137. Monitoring UN Sambil Puasa Senin-Kamis | 169 138. Peserta Rapat Vip Bukan Teroris | 171 139. Tidak Boleh Masuk | 173 140. Mutu = Bermuka Tua | 173 141. Pdca = Please Don’t Change Anything | 174 142. Bahasa Inggris Ciputat | 174 143. Bahasa Inggris Bekasi | 175 144. Pesantren Baik Untuk Orang Lain | 176 145. RBA | 178 146. Makan Daging Sapi | 179 147. Jatuh Hati | 179 148. Man Jadda Wa Jada | 180 149. Motivasi Tertinggi | 180 150. Jajan Tiga Ribu | 181 151. Nabi Makan Kurma | 181 152. Segel Sobek | 182 153. Perasan Susu | 182

xxix Humor Therapy

154. Cinta Anak Sd | 183 155. KFC | 183 156. Tukang Ikan | 185 157. Jam 12 Malam | 185 158. Pengemis Cerdas | 186 159. Mungkin di Sini Mungkin di Sana | 186 160. Sekolah Rumah | 186 161. UN dan Kecemasan | 187 162. Jujur Ajur | 187 163. Dari Lab Pindah Ke Lap | 188 164. Buka Celana Saya | 188 165. Geothe-Institut | 188 166. White Rice | 189 167. Kulit Hitam dan Kulit Putih | 191 168. Kerja Sambil Makan Atau Makan Sambil Kerja | 191 169. Larangan Merokok | 192 170. Pulang Malam | 192 171. Sulit Bangun | 192 172. Masalah Kedelai dan IPB | 194 173. Murid Ingin Masuk Surga | 194

BAB V HUMOR DALAM KONTEKS KESEHATAN, POLITIK, SOSIAL, DAN KELUARGA | 197 1. Dokter dan Pasien: Kali Ini Dokter Harus Bayar Saya | 198 2. Kanker Serviks | 198 3. Operasi Telinga Gratis | 199 4. Tanda-Tanda Stroke | 199 5. Pil KB Vs Pilkada | 200

xxx Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

6. JK | 202 7. Nama Calon Ketua KPK | 202 8. Kecewa Terhadap KPK | 202 9. Kendaraan Pegawai BUMN | 203 10. Partai Nasgor | 204 11. Nanas yang Kecut dan Nyegrak | 204 12. Anas = Anta Wa Ana Sawa’un Fil Korupsi | 205 13. Angelina Sondakh Berbohong di Pengadilan | 205 14. Bupati Baru Baca Teks | 206 15. Katakan Tidak Pada(Hal) Korupsi | 206 16. Tahu Cara Bertaubat | 206 17. Anas Siap Digantung di Monas | 207 18. Anggota Dewan Tidak Paham Bahasa Indonesia | 207 19. Tidak Ingin Jadi Anggota DPR | 208 20. Foke dan Rakyat Kecil | 208 21. Politikus Vs Pendidik | 209 22. Sekolah Korupsi | 209 23. Ini Medan Bung | 210 24. Kuntilanak | 210 25. Status FB Binatang | 210 26. Gombal of The Year 2019 | 211 27. Arti Hidup | 214 28. Derita dan Ironi Orang Miskin di Indonesia | 216 29. Cowok Idaman | 216 30. Point Square dan Pamulang Square | 217 31. “Maaf, Mas, Saya Kira ....” | 218 32. Kaki Saya Semuten | 218 33. Bisa Jadi | 219 34. Pabrik Tektil dan Pabrik Es | 219

xxxi Humor Therapy

35. Tujuh Kali Nikah Tetap Perawan | 221 36. Mari Kita Lepas Baju | 221 37. Darul Ju’i | 222 38. Coklat Kacang Mede | 222 39. Belajar Bahasa Jawa | 223 40. Pujangga dan Waria | 224 41. Sby Besok ke Rumah Sakit Jiwa | 224 42. Ketemu Tombo Kangen | 225 43. Jakarta Macet Sekali | 225 44. Taksi Express | 226 45. Menyumbangkan Lagu | 226 46. Tragedi Pesawat Shukoi | 227 47. PLN Gila | 227 48. Tujuh Tipe Pedagang | 228 49. Kebelet Pipis | 229 50. Tausiah Poligami | 229 51. Yang Menarik dari Syiah | 229 52. Bingung Menunggu Sidang Isbat | 230 53. Agama Kok Bau | 230 54. Our Women Are Queens | 231 55. Siapa Menyusul Almarhum? | 231 56. ISID=Ikatan Suami Istri Darussalam | 231 57. Wisdom Dosen Filsafat Agama | 232 58. Kegagalan Penjualan Coca Cola di Arab | 232 59. Anak Ke-7 | 234 60. Es Teh Panas | 235 61. Doktor Jalan-Jalan | 235 62. Tape Sami Mawon | 237 63. Menteri Tidak Pakai Kaos Kaki | 237

xxxii Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

64. Rayuan of The Year 2019 | 238 65. Ibu Vs Istri | 238 66. Kuli di Hati Umi | 238 67. Keturunan Astronot | 239 68. Melihat Pelangi Setengah | 239 69. Pinjem Flash Disk | 239 70. Honor Pertama Kali | 240 71. Mengetes Madu Asli | 240 72. Indikator Sukses | 240 73. Pembeli yang Usil | 242 74. “Jamaah yang Berbahagia” | 242 75. Main Petasan Malam Tahun Baru | 244 76. Pesan Saddam Husein | 245 77. Status Banten Pasca Ratu Atut Dipenjara | 245 78. Menyikapi Fenomena Banjir 2014 | 246 79. Enam Jenis Cinta | 246 80. Rasa Ayam | 247 81. Bahasa Mandarin: Mudah dan Cepat | 247 82. Wisata Kuliner Ala Partai Politik | 248

DAFTAR PUSTAKA | 250 Lampiran: Alat Ukur Gaya Humor (Humor Style) | 255 TENTANG PENULIS | 259 KONTRIBUTOR | 263

xxxiii

BAB I HUMOR

Humor is the elixir of life, while love is the laxative David Tong, the author of Laughter, the Best Medicine Malaysian

1 Humor Therapy

Pengertian Humor Dari segi etimologi, humor berasal dari kata Latin (humorem) yang berarti cair atau cairan. Hipokrates dokter berkebangsaan Yunani (abad keempat SM), yang dianggap sebagai bapak kedokteran, percaya bahwa kesehatan yang baik tergantung pada keseimbangan yang tepat dari empat cairan atau “humor” tubuh, yaitu darah, dahak/lendir, cairan empedu hitam, dan cairan empedu kuning. Keempat cairan tersebut untuk beberapa abad dianggap menentukan temperamen seseorang (Martin, 2007).

Humor sebagai kata benda artinya kejenakaan dan kelucuan. Humor juga berarti gambaran keadaan yang menyenangkan. Humor sebagai kata kerja artinya menyenangkan hati dan menghibur (Echols dan Shadily, 1993). Menurut Wojowasito dan Wasito (1980) dalam Kamus Lengkap Inggris-Indonesia dan Indonesia- Inggris, humor artinya suasana hati. Dalam bahasa Arab humor disebut fakahah yang memiliki akar kata fakiha-yafkahu-fakahatan, yang artinya berjenaka dan berkelakar (kata kerja), lucu dan lawak (kata benda). Akar kata fakaha juga memiliki arti ‘bersenda gurau” (Yunus, 2007). Dalam istilah Jawa kita mengenal ‘guyon parikeno’.

Dengan demikian dapat disimpulkan, dari segi bahasa humor memiliki arti yang beragam, yaitu jenaka, lucu, suasana hati, kelakar, lawak, senda gurau, sesuatu yang menyenangkan dan menghibur.

Dari kajian literatur yang penulis lakukan, terdapat beberapa definisi humor. Max Eastman (dalam Martin, 2007) mengartikan humor sebagai: a playful, lighthearted activity, yaitu sebuah aktivitas ringan yang menyenangkan. Chaplin (2005) mendefinisikan humor sebagai sikap yang menyenangkan, ramah-tamah, baik hati, dan sopan santun. Pengertian ini menekankan bahwa humor mesti

2 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris dilakukan untuk menyenangkan orang, tetapi tetap dalam koridor sikap yang ramah dan penuh sopan santun. Jika humor keluar dari tatanan nilai ini, maka humor telah kehilangan nilai. The Oxford English Dictionary sebagaimana dikutip oleh Simpson & Weiner (2000) mendifinisikan humor sebagai “the quality of action, speech, or writing which excites amusement; oddity, jocularity, facetiousness, comicality, fun”. Artinya kualitas tindakan, ucapan, atau tulisan yang menggairahkan hiburan, keanehan, kejenakaan, kelucuan, dan kesenangan. Humor juga berarti “the faculty of perceiving what is ludicrous or amusing, or of expressing it in speech, writing, or other composition; jocose imagination or treatment of a subject”. Artinya kemampuan atau kecakapan memahami sesuatu yang menggelikan atau lucu, atau kemampuan mengungkapkan hal tersebut dalam pidato, tulisan, atau komposisi lain, imajinasi jenaka atau pengobatan subjek.

Menurut Sheinowiazt dalam Sunarto (2012) humor adalah kualitas yang bersifat lucu dari seseorang yang menggelikan dan menghibur. Artinya esensi humor itu adalah sesuatu yang membuat orang lain tertawa dan terhibur. James Dananjaya dalam Sunarto (2012) mendefinisikan humor sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengarnya merasa tergelitik perasaan lucunya, sehingga terdorong untuk tertawa. Dikatakan menggelitik karena humor bisa muncul dari hal-hal yang berupa kejutan, keanehan, kejanggalan, keusilan, kenakalan, ketidakmasukakalan, dan sebagainya.

Dari beberapa pengertian humor tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa humor adalah lelucon atau jenaka yang dapat menimbulkan rasa senang dan terhibur bagi pendengarnya dengan materi yang berasal dari peristiwa atau kejadian dalam kehidupan kita sehari-hari.

3 Humor Therapy

Jenis-Jenis Humor Jenis-jenis humor dapat dibedakan dari bagaimana humor itu dibentuk atau diciptakan. Menurut Morison (2008) ada 9 (sembilan) jenis humor sebagai berikut.

1. Exaggeration (berlebihan), yaitu humor yang menggunakan kata-kata yang berlebihan, termasuk karakteristik fisik, data, perasaan, pengalaman, dan sebagainya.

2. Incongruity (keganjilan). Humor yang menghubungkan dua hal yang berlawanan berlaku umum, kurangnya hubungan rasional antara satu dengan lainnya dari suatu benda, orang, ide atau ke lingkungan.

3. Surprise (kejutan). Humor yang memanfaatkan kejadian atau fakta yang tak terduga seperti pikiran, perasaan, atau peristiwa.

4. Slapstick (dagelan). Bentuk humor yang tergantung pada efek dari sesuatu yang riuh dan lucu dalam bentuk aktivitas fisik yang sering disertai dengan humor verbal.

5. Absurd (konyol). Humor yang tidak memiliki alasan yang kuat, sehingga dianggap bodoh atau konyol, tidak cocok dengan akal sehat, termasuk omong kosong, yang tidak masuk akal karena tidak menggunakan logika dan bahasa logis, yang timbul dari keganjilan realitas, fantasi, dan imajinasi.

6. Human predicaments (keadaan sulit/bahaya dari manusia). Humor yang menggambarkan situasi dengan karakter yang jelek atau baik, termasuk humor superioritas dan degradasi, yang didasarkan pada pembesaran diri atau pelepasan permusuhan melalui kegagalan atau kemalangan orang lain.

4 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

7. Ridicule (ejekan). Humor yang menggoda dan mengejek orang lain atau diri sendiri, misalnya ejekan terhadap seseorang, adat istiadat dan lembaganya.

8. Defiance (pembangkangan). Humor yang dilakukan dengan menunjukkan sikap permusuhan atau agresi melalui pemberontakan, termasuk pelanggaran konvensi, perbuatan yang secara norma sosial tidak dapat diterima oleh orang dewasa, ungkapan ide terlarang, dan pelanggaran otoritas orang dewasa.

9. Verbal humor (humor verbal). Humor dengan cara memanipulasi bahasa melalui permainan kata, lelucon, nama-panggilan, dan sejenisnya, dalam bentuk positif atau negatif.

Katagorisasi humor juga diberikan oleh Monrro dalam Suganda sebagaimana dikutip Sunarto (2012), yang menyebutkan ada 10 (sepuluh) jenis humor.

1. Pelanggaran terhadap sesuatu yang biasa, seperti tamu mempersilahkan duduk tuan rumah. Atau kalau biasanya membuka pelajaran dengan kata-kata formal, “Selamat pagi anak-anak?” coba sekali waktu diubah dengan kata-katan tidak resmi. Misalnya dengan “Selamat pagi murik-murik”, sebagaimana logat Malaysia yang diucapkan gurunya Upin- Ipin.

2. Pelanggaran terlarang atas sesuatu atau peristiwa yang biasa. Dalam proses pembelajaran bisa terjadi misalnya ketika siswa harus menjawab sebuah soal yang secara logika hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 1 menit. Maka untuk humor guru bisa mengatakan, “Kira-kira 1 jam cukup untuk menjawab soal ini?”

5 Humor Therapy

3. Ketidaksenonohan, seperti anak kecil yang memarahi orang tua. Dalam proses pembelajaran mungkin ini tidak layak untuk dilakukan. Namun kalau itu terjadi dalam sebuah ilustrasi cerita yang diberikan guru yang menggambarkan perilaku anak yang kurang baik atau tidak sopan boleh saja dilakukan.

4. Kemustahilan, seperti narasi tentang enam ekor gajah yang menaiki sebuah mobil VW. Guru bisa juga memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa yang kontroversial. Misalnya, “Anak-anak apa yang akan terjadi jika orang gila di luar itu tiba-tiba masuk ke dalam kelas dan mengajar kita semua?”

5. Permainan kata, seperti RCTI yang diplesetkan menjadi Rame-rame Ceritanya, Terpotong Iklan. Atau J.A.K.A.R.T.A yang diartikan Jambret Ada, Koruptor Ada, Rampok Tentu Ada.

6. Bualan, seperti narasi tentang seorang anak kecil yang berani mengarungi samudera; atau cerita anak kecil yang mampu melempar sapi gemuk hingga jauh dan menyangkut di pohon.

7. Kemalangan, seperti narasi tentang tokoh yang dengan cara pembagian apa saja ia tidak pernah mendapat bagian.

8. Pengetahuan, pemikiran, dan keahlian, seperti pelawak yang berbicara dengan logat bahasa penontonnya. Dalam pembelajaran sering kali jika guru mau sekali-kali menggunakan bahasa gaul yang sering digunakan anak-anak akan menjadi bahan humor tersendiri. Misalnya, sekarang guru memanggil siswa didik dengan, “Ayo Coe, silahkan kamu maju Coe!”

6 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

9. Penghinaan terselubung, seperti cemoohan tidak langsung terhadap tokoh yang berambut keriting. Dalam konteks humor misalnya guru bisa saja mengatakan: “Ayo kamu boleh menjawab sesegera mungkin, tanpa harus menunggu kamu selesai meluruskan rambut”, ungkap guru kepada muridnya yang berambut kribo.

10. Pemasukan sesuatu ke dalam situasi lain, seperti tuturan penumpang pesawat terbang yang takut terserempet bus kota. Atau juga misalnya mencontohkan perilaku penumpang pesawat terbang seperti penumpang angkot. Seperti melambaikan tangan sambil mengatakan “Kiri-kiri, aku turun di depan!”

Lebih sederhana, Martin (2007) menyebutkan ada tiga jenis humor sebagai berikut.

1. Jokes/lelucon atau dagelan, yaitu humor yang telah dipersiapkan lebih awal dan dihafalkan kemudian disampaikan kepada orang lain. Sebagai contoh adalah stand up comedy yang disiarkan oleh stasiun televisi swasta.

2. Spontaneous conversational humor, yaitu humor yang terjadi secara spontan dalam percakapan atau dialog, yang meliputi tiga bentuk yaitu anecdotes/anekdot, wordplay/permainan kata, dan irony/ejekan.

3. Accidental or unintentional humor, yaitu humor yang terjadi secara kebetulan atau tidak disengaja. Bentuk humor ini dibagi menjadi dua, yaitu dalam bentuk fisik, misalnya gerak tubuh dan cara seseorang memperagakan sesuatu dengan cara yang lucu, dan bentuk bahasa, misalnya cara menyebutkan atau mengucapkan kata-kata yang salah tetapi justru menjadi lucu.

7 Humor Therapy

Humor sering diungkapkan dalam bentuk lawakan. Lawakan dari segi komponen kebahasaan yang digunakan memiliki jenis dan klasifikasi tersendiri. Dalam hal ini Rahardi (2011) menyebutkan ada 6 (enam) klasifikasi lawakan, yaitu lawakan plesetan, lawakan malapropis, lawakan silap lidah, lawakan jargon, lawakan estetis, dan lawakan konatif. Masing-masing jenis klasifikasi, dengan merujuk ke Rahardi (2011), akan diuraikan secara singkat sebagai berikut.

1. Lawakan plesetan, yaitu lawakan dengan cara kata-katanya diplesetkan. Jenis ini kadang disebut puns atau plays on words. Contohnya adalah UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung yang diplesetkan menjadi Universitas Padahal IKIP. Nama warung di Solo: Niki Sotokumura. Ada juga dalam bentuk tebak-tebakan (Jawa: bedhekan). Contohnya: Ayam apa yang pernah jadi raja? Ayam Wuruk, raja Majapahit. Ayam apa yang pemaaf? Ayam sorry.

2. Lawakan malapropis, bentuk lawakan yang dibuat dengan cara menyelipkan kata-kata atau ungkapan-ungkapan tertentu di tengah-tengah susunan atau formula bahasa yang sudah mapan keberadaannya. Contoh: “Alon-alon waton on time”, yang merupakan plesetan dari filosofi Jawa “Alon- alon waton kelakon”. KUHP yang dalam bidang hukum merupakan singkatan dari ‘Kitab Undang-undang Hukum Pidana’ diplesetkan menjadi ‘Kasih Uang Habis Perkara’.

3. Lawakan silap lidah, bentuk lawakan yang disusun dengan mempermainkan urutan kata-kata. Dalam bahasa Inggris disebut dengan tongue twister (silap lidah). Contoh: ‘lor ril dul ril’ (utara rel dan selatan rel), ‘tuku gandul lan susu’ (membeli buah kates/pepaya dan susu). Kalimat tersebut jika diucapkan dengan cepat bisa menjadi bahan lawakan.

8 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

4. Lawakan jargon, bentuk lawakan yang dilakukan melalui pemanfaatan jargon-jargon bahasa, misalnya bahasa gaul. Contoh: Sebenarnya aku pingin pergi MALMING (malam minggu) ini, tapi kok lagi MAGER (malas gerak). ‘Jambore enam anjas ye’ yang maksudnya ‘jam enam aja ya’. Contoh lainnya adalah penggunaan bahasa ‘walikan’ yang amat populer di daerah Malang Jawa Timur. Contoh: ‘Kera Ngalam’ maksudnya ‘A r e k M a l a n g ’.

5. Lawakan estetis, lawakan yang disusun dengan memakai bentuk-bentuk bahasa khusus yang memiliki persamaan bunyi, atau mungkin memiliki persamaan akhir tertentu yang memang indah didengar lantaran bunyinya yang memang ritmis. Contoh: Slogan warung ‘rasa bintang lima, harga kaki lima’. Everyday is Sunday in . Atau motto produk tertentu, seperti SUNSILK, Rasakan Kilau Rambut Sehat; PHILIPS, Terus Terang Terang Terus.

6. Lawakan konatif, lawakan yang memiliki fungsi memerintah atau menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu atau untuk berbuat sesuatu. Contoh: Bentuk jenaka pada kaus Dagadu ‘Malioboro, Beringharjo, Pathok, Ngasem Warung Manuk, Monggo-Monggo Follow Me Aja! Atau contoh lain: ‘welcome to Yogyakarta, tourist yes, terrorist no!

Perlu dicatat, dalam kehidupan sehari-hari jenis humor tidak hanya terbatas pada jenis-jenis humor sebagaimana disebutkan di atas. Apapun jenisnya dan bagaimanapun humor itu terjadi, selama ia bisa menimbulkan tawa dan membuat orang lain merasa senang dan terhibur, maka ia dapat disebut humor. Kadang kita menjumpai berbagai perilaku, tindakan, perkataan, dan ujaran, yang tanpa disengaja oleh pelakunya, ternyata mempunyai nilai humor yang sangat tinggi. Bisa jadi tindakan itu sangat jenaka, dan lucu, karena

9 Humor Therapy tanpa disadari keluar dari kewajaran, atau menerjang logika umum.

Pertanyaan yang muncul adalah, apa ciri-ciri humor yang bagus? Humor yang bagus, menurut Sunarto (2012) memiliki tiga ciri utama, yaitu:

1. Humor yang tidak hanya sekadar mengajak untuk tertawa terbahak-bahak, namun lebih dari itu, misalnya humor selalu dikaitkan dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung.

2. Humor yang mampu membuat orang terpancing untuk tertawa atas materi dan tidak selesai sampai di situ saja, tetapi memberikan kesan yang lebih dalam bagi orang lain.

3. Humor yang baik memiliki pemaknaan mendalam menyangkut filosofi hidup dan keberagamaan.

Selain itu, ada yang lebih penting lagi untuk mengatakan humor itu bagus atau tidak, yaitu humor yang tidak merendahkan, menghina, atau melecehkan seseorang; humor yang tidak melanggar hal-hal yang berbau SARA alias Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. Humor yang tidak membikin orang lain jadi tersingung serta murung. Humor yang tidak bikin orang lain jadi marah serta resah (Gamal Komandoko, 2009).

Perlu diingat, dalam menciptakan sebuah humor jangan sampai terjadi maksud hati bercanda dengan humor, tetapi malah berakibat yang tidak baik, misalnya keretakan persahabatan atau hubungan silaturahim antar sesama. Oleh karena itu, materi humor tidak boleh bebas dari etika, norma, dan nilai-nilai kemanusiaan yang mesti dijunjung dan diterapkan dalam kehidupan individu dan sosial. Bukan humor jika ia sudah keluar dari etika kemanusiaan.

10 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Proses Terjadinya Humor Dalam buku Psikologi Humor, Martin (2007) menyebutkan bahwa proses terjadinya humor disebabkan oleh empat faktor, yaitu yaitu: (1) konteks sosial, (2) proses kognitif-perseptual, (3) respons emosional, dan (4) ekspresi vokal-tingkah laku tawa. Masing-masing proses tersebut akan diuraikan secara singkat sebagai berikut.

1. Social context/konteks sosial. Humor pada dasarnya merupakan fenomena sosial. Kita lebih sering tertawa dan bercanda ketika bersama orang lain daripada ketika kita sendirian (Martin dan Kuiper, 1999; Provine dan Fischer, 1989). Orang kadang- kadang tertawa ketika mereka sendirian, seperti saat menonton acara komedi di televisi, membaca lucu buku, atau mengingat pengalaman pribadi lucu. Dalam konteks sosial ini, esensi proses humor adalah sebuah cara untuk berinteraksi dengan orang lain.

2. Cognitive-perceptual process/proses kognitif-perseptual. Selain dalam konteks sosial, humor juga terjadi karena proses kognitif-perseptual. Untuk menghasilkan sebuah humor, seseorang perlu melakukan proses kognitif mulai dari ingatan (memory), ide, kata-kata, sampai kepada bentuk verbal dari humor yang akan disampaikan. Proses kognitif ini bisa dilakukan melalui proses persepsi yang meliputi penglihatan atau pendengaran.

3. Emotinal response/respon emosional. Respon kita terhadap humor bukan sekedar proses intelektual atau kognitif, tetapi juga melibatkan proses emosi. Kajian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa stimulus atau rangsangan dari sebuah humor berpengaruh terhadap meningkatnya suasana hati yang lebih baik (Szabo, 2003).

11 Humor Therapy

4. Vocal-behavioral expression of laughter/ ekspresi vokal- tingkah laku tawa. Humor dapat diekspresikan melalui vokal/ suara atau tingkahlaku menghasilkan kesenangan dalam bentuk tawa atau senyum. Esensi tawa adalah cara seseorang mengungkapkan atau mengkomunikasikan sebuah fakta kepada orang lain yang menyebabkannya tertawa atau tersenyum. Sebagai contoh, perilaku Mr. Been itu adalah bentuk humor yang diekspresikan melalui tingkah laku.

Untuk menghasilkan sebuah humor yang berkualitas, dalam arti humor yang membuat orang lain merasa senang dan terhibur, seseorang perlu memahami ke empat proses tersebut di atas dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjadi orang yang memiliki rasa humor yang tinggi, tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi melalui proses dan tahapan tertentu, yang notabene proses tersebut bisa ditingkatkan melalui pembiasaan.

Manfaat Humor Corey (2008) menyebutkan bahwa humor memiliki manfaat emosional baik positif maupun negatif yang bisa membawa sebuah perubahan. Dalam konteks ini, Ellis (1997) mengatakan bahwa ketika orang merasa terganggu secara emosional, mereka biasanya kehilangan rasa humornya dan akan membawakan diri mereka terlalu serius. Artinya, rasa humor bisa memberikan kestabilan emosional sehingga ia bisa membawakan dirinya dengan lebih rileks, santai, dan percaya diri.

Rahardi (2011) dalam bukunya Humor Ada Teorinya, menyebutkan manfaat humor sebagai berikut.

1. Humor atau jenaka dapat mengendurkan dan menurunkan intensitas sebuah maksud yang sangat keras dan mungkin

12 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

kasar sekalipun, sehingga pada akhirnya terwujud keharmonisan.

2. Humor dapat menjadi media atau cara menyampaikan kritik dan saran secara efektif. Kritk dan saran tidak selayaknya disampaikan dengan terlampau kasar dan terlalu kaku. Demikian juga kritik tidak mesti disampaikan dengan cara terlalu transparan, dengan terlalu gamblang, dengan terlalu kentara kasarnya, atau dengan cara kejam.

3. Humor dapat menetralkan suasana atau situasi.

4. Humor dapat menyelesaikan masalah-masalah kehidupan, bahkan masalah yang sulit dan pelik sekalipun, dengan tanpa melewati sejumlah kekerasan, tanpa harus melewati proses cerca-mencerca, yang kadang justru menegangkan dan menyakitkan.

Menurut penulis, humor memiliki banyak manfaat baik secara fisik maupun psikis.

1. Secara fisik, humor dapat menjadikan kita awet muda. Orang yang humoris cenderung awet muda karena ia bisa menghilangkan beban-beban kehidupannya melalui humor. Dengan banyak membaca humor dan tontonan-tontonan yang humoris kita akan bisa sejenak melupakan beban pikiran, dan segala macam keruwetan hidup lainnya.

2. Humor dapat membuat badan sehat dan enerjik sebab terbebas dari gangguan-gangguan pikiran.

3. Humor dapat meningkatkan kondisi kesehatan mental seseorang. Dalam konteks ini, Daradjat (2001) mengatakan bahwa orang yang sehat mental adalah orang yang terhindar dari gejala-gejala neurosis, psikosis, mampu menyesuaikan

13 Humor Therapy

diri, mengembangkan diri, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara mandiri.

4. Humor dapat menghilangkan ketegangan dan mencairkan suasana. Kondisi yang tegang akan mudah mencair karena ada humor.

5. Humor dapat mempererat persahabatan. Makna persahabatan semakin meningkat ketika seseorang dapat menampilkan humor dalam pergaulannya.

6. Humor juga dapat mendatangkan uang. Beberapa tokoh komedi bisa menjadi populer dan kaya dari humor yang mereka tunjukkan. Ingat Mr. Been.

7. Humor dapat memecahkan kebekuan, menciptakan keakraban, mengatasi kejenuhan, serta mengeratkan persaudaraan.

Secara singkat humor itu sangat bermanfaat karena dapat menjaga kestabilan emosional sehingga ia bisa membawakan dirinya dengan lebih rileks, santai, dan percaya diri. Humor juga dapat mempererat persahabatan dan persaudaraan serta mencairkan suasana. Manfaat yang terpenting, humor tidak memiliki efek samping yang membahayakan kesehatan fisik dan psikis.

Menurut Morrison (2008), dalam konteks proses belajar mengajar, rasa humor dapat meningkatkan aspek-aspek psikologis peserta didik, yaitu: 1. Menangkap dan mempertahankan perhatian siswa. 2. Memperluas pemahaman siswa. 3. Meningkatkan kesempatan untuk menjaga ingatan. 4. Membangun hubungan dengan siswa dan kolega. 5. Membuat suasana pengasuhan untuk belajar.

14 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

6. Mendukung manajemen kelas. 7. Membantu orang mengatasi masalah yang dihadapi. 8. Meningkatkan rasa gembira dalam proses belajar mengajar.

Kedelapan kegunaan rasa humor dalam proses belajar mengajar tersebut diilustrasikan oleh Morrison (2008) dalam gambar sebagai berikut.

Captures and Retains Student Attention Builds Expands Relationship with Comprehension Students and Colleagues

Increases Supports Opportunity Sense of Classroom for Retention Humor Management

Helps Learners Enhances the Cope; Joy-Flow Reduces Stress Creates Expreriences a Nurturing Environment for Learning

Gambar 1. Kegunaan Rasa Humor dalam Proses Belajar Mengajar

Sumber: Morrison, M.K. (2008). Using humor to maximize learning: the links between positive emotions and education. Mary Land: The Rowman & Littlefield Publishing Group Inc. page. 44.

Proses belajar mengajar yang monoton, kaku, serius akan

15 Humor Therapy menimbulkan kebosanan dalam diri peserta didik. Humor bisa menjadi solusi untuk mengatasi kondisi tersebut. Mari kita cermati ungkapan Loomans dan Kolberg sebagaimana dikutip oleh Sunarto (2012) berikut ini. Mungkinkah sebagian masalah disiplin dewasa ini bersumber dari pendekatan terhadap proses belajar yang serius dan ketat? Seringnya, badut kelas atau siswa pengganggu dianggap guru sebagai masalah disiplin terbesar di kelas. Padahal, si pemberontak dan si badut mempunyai kesamaan yang jelas: Mereka menolak menyerah kepada kebosanan belajar tanpa spontanitas dan tawa. Kebanyakan ulah mereka muncul akibat hasrat bawaan untuk adanya humor dan stimulasi di kelas. Jika kelas merupakan lingkungan yang hidup, kreatif, dan penuh tawa, murid dari segala usia memiliki saluran keluar alamiah di mana keingintahuan mereka berkembang (Loomans dan Kolberg, 1993:153)

Perkembangan Humor di Indonesia Pada bagian ini penulis mencoba memetakan perkembangan humor/lawak di Indonesia. Dalam konteks ini, penulis memetakan ke dalam tiga katagori, yaitu buku-buku, humor di media elektronik (radio dan TV), dan Klub Tawa Ceria Sehat (KTCS). a. Buku-Buku Humor

Di Indonesia, banyak buku humor yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dan terjual dalam jumlah yang sangat banyak. Dari penelusuran penulis, mulai tahun 2002-2013, sedikitnya ada 13 (tiga belas) buku tentang humor sebagai berikut.

1. 365 Hari Hua Ha Ha Ha, karya Tim Hua Ha Ha (2002). Diterbitkan oleh Mitra Utama Jakarta. Buku ini berisi

16 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

kumpulan humor: rohaniwan, negara-negara tirai besi, suami istri, dokter, psikiater, seks, cinta-kasih, guru & murid, antar tetangga, orang-orang kantoran, jual-beli, dongeng-dongeng modern, penegak hukum, profesor, politisi, pemabuk, dan antar bangsa.

2. Politik dan Seks Hua Ha Ha Ha, karya Tim Hua Ha Ha (2002). Diterbitkan oleh Mitra Utama Jakarta. Buku ini berisi kumpulan humor: kekuasaan, seks, militer, bisnis, neraka, percintaan dan ratusan hua ha ha ha eksklusif lainnya.

3. Humor Populer, karya Alimin (2005). Diterbitkan oleh Restu Agung Jakarta. Cerita yang ada dalam buku ini merupakan fiksi belaka. Buku ini mengajak pembaca tertawa sejenak dengan terpingkal-pingkal untuk menghilangkan kepenatan, ketegangan, dan kecapaian setelah seharian bekerja.

4. Humor Gaul, karya Kandy Irawan (2005). Diterbitkan oleh Restu Agung Jakarta. Sama halnya dengan buku Humor Populer, cerita dalam buku ini merupakan fiksi belaka. Namun tetap menggelitik dan membuat pembaca tertawa.

5. Nabi Aja Bercanda! Humor Rasulullah dan Orang- Orang Saleh, karya Dwi Bagus M.B., (2006). Diterbitkan oleh Mizania Bandung. Buku ini berisi humor segar Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya, ditambah kisah lucu orang-orang saleh zaman dulu yang sarat hikmah. Buku ini menceritakan sisi lain kehidupan Rasulullah yang jarang terungkap. Bisa menjadi bahan dakwah yang menarik.

17 Humor Therapy

6. Humor Ngereez 24 jam Nonstop, ditulis oleh Echo_tea (2007) dan diterbitkan oleh Hi-Fest Publising Jakarta. Buku ini memuat tentang humor fiktif yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, utamanya masalah seksual.

7. Humor Go Kill Acak Adut. Penulis buku ini adalah N_dy (2008) dan penerbitnya adalah Hi-Fest Publising Jakarta. Humor yang ditulis dalam buku ini juga bersifat fiktif yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

8. 100 Kisah Jenaka untuk Anak Muslim, karya Gamal Kamandoko (2009). Diterbitkan oleh Dar Mizan Bandung. Buku ini berisi cerita-cerita yang lucu dan menarik. Dua tokoh kocak, Arsyad dan Yusman, akan mengajak adik- adik menikmati cerita-cerita lucu dan seru dalam buku ini. Cerita-cerita lucu ini pun mengandung hikmah yang sangat bermanfaat.

9. 50 Kisah Lucu Ibu Menyusui, karya Kate Davis “The Funny Mommy”, diterjemahkan oleh Prima Roza Yulia (2010). Diterbitkan oleh PT Bhuana Ilmu Populer Jakarta. Buku ini berisi 50 kisah lucu ibu menyusui— yang mungkin ketika terjadi hal itu dianggap sebagai malapetaka. Pengalaman-pengalaman mereka akan menginspirasi pembaca, terutama seorang ibu baru atau sudah berpengalaman. Ceritanya dikemas ringan, dan pasti akan membuat pembaca terhibur. Diantaranya kisah ibu yang ditilang polisi karena kedapatan memompa ASI sambil menyetir.

10. Nguping Jakarta, karya Kuping Kiri & Kuping Kanan (2011). Diterbitkan oleh B First Yogyakarta. Buku ini menggambarkan di balik segala keruwetan, Ibu

18 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Kota kita tak kalah penuh kelucuan. Nguping Jakarta menunjukkannya melakui kompilasi dialog absurd kiriman langsung para penduduk Jakarta yang selalu siaga membuka kuping lebar-lebar. Berisi berbagai dialog terbaik dari situs ngupingjakarta.blogspot.com dan ratusan lainnya yang belum pernah dipublikasikan, buku ini menampilkan potret Jakarta masa kini.

11. Radio Galau FM, disusun oleh @Radio Galau FM (2011). Diterbitkan oleh Gradien Mediatama Yogyakarta. Buku ini berisi tentang percakapan-percakapan atau ungkapan- ungkapan singkat tapi lucu melalui twitter.

12. Tebak-Tebakan Supor Konyol, ditulis Kevin Deandra (2011) dan diterbitkan oleh Better Book Jakarta. Buku ini memuat tentang humor yang ditulis dalam bentuk tebak- tebakan dari kejadian sehari-hari. Ada tujuh bab, yaitu Tebakan Garing, Tebakan G3li, Tebakan Gil@, Tebakan Gokil, Tebakan Spesial, Tebakan S3ru, dan Tebakan Kocak. Contoh: Kapan PSSI berdiri? Setelah PSSI capek duduk. Bola apa yang bikin kita bingung? Bolak-balik melulu. Bola apa yang cantik? Bola Amaria dan Bola Saphira.

13. 99 Canda Penyegar Jiwa, karya Abu Tamnais (2012). Diterbitkan oleh Khitah Publising Yogyakarta. Buku ini berisi 99 kisah jenaka yang membuat pembaca tertawa jungkir balik. Kisah lucu di berbagai tempat yang terjadi dalam buku ini memaksa pembaca untuk membuka mata bahwa ternyata kejadian lucu bisa terjadi di mana saja: di rumah, di atas kendaraan umum, di kantor, di kampus, bahkan di pesantren. Buku ini memberikan sensasi tertawa yang dapat menyegarkan jiwa.

19 Humor Therapy

Judul buku yang penulis sebutkan di atas merupakan sampel dan contoh dari sekian buku yang beredar di Indonesia. Sebenarnya masih banyak lagi buku-buku humor lainnya.

Sebagai perbandingan, di Malaysia ada buku humor yang menjadi ‘Best seller’, yaitu karya David Tong (2010) dengan judul “Laughter, The Best Medicine Malaysia”. Buku yang ditulis dalam bahasa Inggris ini merupakan kompilasi kisah-kisah lucu dan humor yang terjadi di Malaysia dalam berbagai aspek kehidupan: sosial, politik, budaya, agama, ekonomi, dan sebagainya.

Perlu dicatat, buku-buku yang penulis sebutkan di atas, hanya memuat kumpulan atau kompilasi humor dan kisah-kisah lucu baik yang riil maupun fiktif. Tidak ada ulasan dari aspek teoritis dan konseptual. Inilah yang menjadi alasan dan sumber inspirasi bagi penulis untuk menyatukan antara aspek teoritis, konseptual, dan kompilasi humor dalam sebuah buku yang saat ini berada di tangan pembaca.

Banyaknya buku tentang humor seperti yang tersebut di atas, menunjukkan bahwa humor merupakan bagian dari kehidupan kita. Humor tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, dan sebaliknya kehidupan kita tidak bisa dipisahkan dari humor. Bagi pembaca yang tertarik untuk mendapatkan sensasi humor dalam buku-buku tersebut dapat membeli di toko buku. Maaf, penulis bukan hanya bermaksud mempromosikan buku-buku tersebut, tetapi lebih dari itu, penulis bermaksud untuk mempromosikan hidup sehat melalu canda, tawa, dan humor, sehingga menjadi pribadi yang humoris, rileks, dan sehat secara fisik dan psikis untuk menggapai kebahagiaan hidup. b. Humor di Media Elektronik (Radio dan TV)

Di Indonesia, banyak televisi yang menayangkan program

20 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris hiburan dalam bentuk humor, komedi, lawak, sinetron, dan sejenisnya. Melalui acara ini, pihak produsen ingin mengajak pemirsa untuk tertawa, rileks, dan menghilangkan pikiran- pikiran yang mengganggu dengan humor yang disajikan oleh komedian. Mari kita amati program humor yang ada di televisi Indonesia sebagai berikut.

1. Warkop DKI. Istilah ini merupakan singkatan dari Warung Kopi DKI. DKI sendiri juga merupakan akronim dari Dono-Kasino-Indro yang merupakan plesetan dari Daerah Khusus Ibu Kota. Personil yang terlibat dalam group lawak ini adalah Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono, Kasino (Kasino Hadiwibowo), dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Tiga orang pertama merupakan alumni Unversitas Indonesia, sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila. Dari keempat personil tersebut, kini tinggal satu orang, yaitu Indro. Nanu meninggal pada tahun 1983 karena sakit liver, Kasino meninggal pada tahun 1997, dan Dono tutup usia pada tahun 2001. Grup lawak ini mengawali karirnya melalui obrolan di Radio Prambors, setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir. Sebelum mengisi acara lawak di Radio Prambors, mereka telah biasa melawak di kampus Universitas Indonesia. Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors, akhirnya meminta mereka untuk melawak di radio ini. Sukses di Radio Prambors, grup Warkop DKI meniti karir di layar lebar atau dunia film. Film komedi ini diminati banyak penonton di gedung-gedung bioskop di Indonesia,

21 Humor Therapy

terutama pada era 1980 dan 1990-an, grup lawak DKI ini juga memulai serial komedi di televisi. Grup lawak ini bisa dikatagorikan sebagai gaya humor afiliatif. Jika kita amati dari empat personil tersebut, Dono adalah orang yang terkesan paling intelek. Maklum, Dono juga pernah menjadi asisten dosen di Jurusan Sosiologi FISIP UI. Satu catatan ringan, meskipun sukses dalam meramu materi lawak, sebenarnya grup lawak ini juga sempat mengalami konflik internal terkait materi. Ada anggota yang tetap idealis supaya materi tetap mengedepankan unsur atau aspek intelek, tetapi ada pihak yang ingin menyisipi materi dengan penampilan cewek-cewek seksi seperti yang bisa Anda saksikan di film komedi mereka. 2. Grup Lawak Sri Mulat. Nama Ari Mulat ini diambil dari nama salah satu pendiri kelompok lawak ini. Selain Ari Mulat juga ada figur lain, yaitu Timbul, Tessy, Jojon, Gogon, Basuki, dan Nunung. Grup lawak ini merupakan pertunjukan panggung. Pada Era 1990-an Ari Mulat sangat populer. Namun sekarang sudah tidak populer, dan figur-figurnya sudah pindah ke grup lawak lain, seperti Nunung yang bergabung dengan Opera Van (OVJ). Pada dasarnya ide yang diangkat dalam Ari Mulat ini tidak jauh dari Warkop. 3. Grup Patrio. Figur dalam grup lawak ini adalah Parto, Eko, dan Akri. Sejak 2009, ketika Eko menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Amanat Nasional (PAN), group ini tidak eksis lagi. Parto bergabung ke OVJ, sementara Akri menjadi pemain sinetron.

22 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

4. Ekstravaganza. Figur dalam kelompok variety show yang ditayangkan di Trans TV ini diantaranya adalah Indra Birowo, Tike Priatnakusumah, Ronal Surapradja, Aming, Sogi Indra Dhuaja, Ence Bagus, TJ, Omesh, Icut, Maya Septha, dan Gilang. Beberapa figur sebenarnya bukan pelawak atau komedian, melainkan pemain sinetron. Namun mereka diarahkan untuk melucu. Materinya mengangkat berbagai cerita seru dalam bentuk sketsa komedi. Satu hal yang menarik adalah bahwa materi tersebut diangkat dari kisah dan peristiwa sehari-hari, film, dan legenda masa lalu. Dalam seminggu ada dua kali tayang, yaitu setiap Jumat malam dan Sabtu, pukul 19.00. Acara ini pertama kali ditayangkan pada tanggal 30 Mei 2004 (Sabtu). Cukup lama bertahan dan eksis, sekitar lima tahun, sampai acara ini berakhir pada hari Sabtu, 28 November 2009 dan tayang kembali pada tanggal 1 Januari 2011. 5. Bajaj Bajuri. Bajaj Bajuri merupakan sinetron komedi yang mengangkat isu-isu kehidupan sehari-hari. Karena itu orang menyebutnya sebagai Sitkom alias Situasi Komedi. Ditayangkan oleh stasiun Trans TV, ANTV, dan SCTV, dengan durasi 20 menit dan 40 menit. Tayang pertama pada tahun 2002 sampai dengan 22 Mei 2005. Figur yang bermain dalam sinetron ini diantaranya adalah Mat Solar (Bajuri), Rieke Diah Pitaloka (Oneng), Nani Widjaja (Emak), Fanny Fadillah (Ucup), Saleh Ali (Said), Tuti Hestuti (Mpok Hindun), Leslie Sulistiowati (Mpok Minah), Wiwin Burhani (Mpok Leha), Nana (Mila), Winni Zuraida (Karmilla), Sinta Dewi (Nurmala), dan H. Darmin (Pak RT). Sinetron ini mendapat respon yang positif dari

23 Humor Therapy

pemirsa. Bahasa yang digunakan sederhana dan lokasi shootingnya juga sederhana. Menurut informasi, sinetron ini telah menghasilkan 1065 episode. 6. Republik BBM (Benar Benar Mabuk). Acara tayangan di salah satu TV swasta ini sangat menghibur dan sarat dengan kritik sosial yang dapat dijadikan bahan koreksi untuk para pejabat pemerintahan. Penanggung jawab acara tersebut adalah Effendi Gazali yang berperan sebagai Penasihat Presiden. Tokoh yang menjadi ikon dalam acara ini adalah Taufik Savalas (alm) yang berperan sebagai Presiden dan Kelik Pelipur Lara yang berperan sebagai Wakil Presiden. Kelik memiliki nama asli Raden Kelik Sumaryoto berasal dari Yogyakarta. Kelik sendiri memiliki grup lawak yang disebut dengan LBH (Lembaga Bantuan Humor). Acara serupa adalah Republik Mimpi yang kemudian mengalami metamorfosa menjasi Democrazy. 7. Opera Van Java (OVJ). Setelah dunia lawak dan komedi Indonesia mengalami kevakuman, TV Trans7, menayangkan program humor dalam bentuk OVJ pada era 2000-an. Figur yang terlibat dalam grup ini diantaranya adalah Parto, Sule, Aziz Gagap, Andrew Taulani, Nunung, dan Desta. Nuansa dan corak lawak ala Ari Mulat juga terasa di OVJ dengan bergabungnya Nunung ke grup ini. Tema humor yang diangkat OVJ adalah tema lama, yaitu tema wayang, tetapi disampaikan dengan gaya humor kontemporer (masa kini), sehingga banyak diminati para pemirsa. Dari segi gaya humor, group OVJ ini memadukan atau menggabungkan gaya agresif, self defeating, self enhancing, dan afiliatif. Namun gaya humor

24 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

agresif masih dominan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi Aziz yang sering menjadi korban perlawakan, dengan pelaku Sule dan Andrew. Pada saat Sule menjadikan Aziz sebagai ‘korban’, biasanya Andrew mengikutinya sehingga lengkaplah penderitaan Aziz. Namun kondisi inilah yang malah menggugah tawa para pemirsa. 7. Stand Up Comedy. Humor ala stand up comedy ini muncul pada awal 2011, ditayangkan di Metro TV. Ini merupakan jenis komedi baru dan berbeda dengan group lawak atau komedi sebelumnya. Sebab untuk mencerna materi humornya, pemirsa memerlukan konsentrasi khusus dan pengetahuan tentang materi yang disampaikan. Misalnya, ketika seorang peserta menyampaikan humor tentang keagamaan (pengajian) atau politik, hanya orang tertentu yang bisa mengikuti. Akibatnya, di satu sisi ada orang yang tertawa terbahak-bahak, tetapi pada saat yang sama ada yang bertanya, “Apaan sih maksudnya, kok orang pada ketawa” karena tidak nyambung dengan materi humor yang disampaikan. Singkat kata, stand up comedy ini cenderung lebih ‘intelek’ dalam memilih materi humor. Untuk segmen kelas menengah ke atas, perlu nalar untuk memahaminya. 8. Sketsa. Sketsa merupakan acara humor atau lawak yang baru di program televisi Indonesia. Humor ini disebut dengan twist humor, yaitu humor yang cerita akhirnya itu tidak terbayangkan sebelumnya bahwasanya cerita itu merupakan sebuah humor. Misalnya, ada pemulung mendapat hadiah TV 21 Inc. Mestinya dia senang karena di rumahnya yang selama ini tidak ada TV, sekarang ada TV. Tetapi apa yang terjadi setelah mendapat hadiah? Ternyata

25 Humor Therapy

sang pemulung itu tidak memanfaatkan TV tersebut, tapi ia malah menggunakan kardus pembungkus TV untuk dijadikan dinding rumahnya. Bagi seorang pemulung, kardus TV lebih bermanfaat bagi dirinya daripada TV itu sendiri. Di sinilah, para pemirsa bisa tertawa pada akhir cerita dalam program Sketsa itu. Materinya diangkat dari hal-hal yang tidak biasa terjadi, tapi ditayangkan dengan cara yang lucu. Dengan pengertian lain “kehidupan nyata diplesetkan sehingga lucu”. 9. Sentilan Sentilun. Jenis humor ini memiliki ciri tersendiri, yaitu kritis namun tetap humoris. Ini sesuai dengan namanya, yaitu sentilan yang artinya kritik. Figur dalam Sentilan Sentilun ini adalah Pak Sentilan (Slamet Rahardjo) dan Mas Sentilun (Butet Kertaradjasa). Dalam acara tersebut, Slamet Rahardjo berperan sebagai tuan yang lebih banyak tahu tentang berbagai hal, mulai dari masalah sosial, ekonomi, budaya, politik, agama, sampai pendidikan. Sedangkan Butet Kertaradjasa berperan sebagai pembantu yang sedikit ceriwis dan kritis serta memiliki sense of curiosity atau rasa ingin tahu yang tinggi. Dialog antara kedua figur tersebut kental dengan logat Jawa, namun tetap renyah dan bersahaja. Selain dua figur tersebut, kadang-kadang ada bintang tamu lainnya, seperti Markonah Janda Sebelah yang sumringah, diperankan oleh Happy Salma. Berikut ini adalah isu yang pernah ditayangkan oleh televisi: Perbudakan modern, Cermat memilih Caleg, Intel Gadungan, Menghargai Perempuan Indonesia, Belajar Ilmu Punk, KUHP Pasal Santet, Lakon Sengkuni, Jongos Juga Boleh Sakit, Rapimnas. Dari judul-judul ini jelas sekali

26 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

bahwa Sentilan Sentilun sangat peka terhadap isu-isu politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi di Indonesia. 11. Bukan Empat Mata. Dalam acara talk show ini yang menjadi ikon adalah Tukul. Disampaikan dengan cara yang lucu, tidak serius, dengan menghadirkan bintang tamu dari para artis dan public figure lainnya. Pada awalnya, nama program ini adalah Empat Mata. Setelah sempat dilarang tayang, akhirnya berganti nama dengan Bukan Empat Mata. Dalam konteks Indonesia, dari beberapa grup lawak sebagaimana dijelaskan di atas, dari cara menyampaikan humor, sebagian besar masih cenderung pada gaya agresif, yaitu humor yang menjadikan penderitaan orang lain sebagai bahan komoditi humor. Jenis humor seperti ini, pada kenyataannya, cenderung diminati banyak pemirsa. Secara faktual program TV yang menayangkan humor seperti itu cenderung mendapat rating tinggi, seperti OVJ, Pesbukers, dan acara Ramadan (menunggu sahur atau buka puasa). Sebagai catatan, tontonan humor yang kurang sehat juga masih sering muncul di televisi Indonesia. Humor kurang sehat yang penulis maksud di sini adalah humor yang memiliki efek samping yang tidak baik bagi perkembangan anak, karena ada tindakan memukul, mengejek, menghina, mendorong, dan benturan secara fisik. Adegan seperti ini jelas sangat tidak mendidik bagi anak-anak bangsa. Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, belakangan ini, dalam adegan tertentu, selalu ada catatan, misalnya: ini hanya akting, jangan meniru adegan ini atau bahan yang digunakan dalam adegan ini tidak berbahaya karena terbuat dari bahan lunak dan tidak berbahaya. Mengingat dampak humor yang kurang mendidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, maka pihak pengusaha televisi harus mempertimbangkan dampak acara yang ditayangkan terhadap aspek moral generasi muda kita, sebelum memutuskan

27 Humor Therapy sebuah program layak tayang atau tidak. Artinya, mereka perlu mengedepankan aspek moral daripada aspek keuntungan materi. Masa depan generasi muda kita lebih berharga daripada nilai rupiah yang dihasilkan dari acara humor yang tidak mendidik tersebut.

Tontonan humor yang kurang sehat masih sering muncul di televisi Indonesia. Humor kurang sehat adalah humor yang memiliki efek samping yang tidak baik bagi perkembangan anak, karena ada tindakan memukul, mengejek, menghina, mendorong, dan benturan secara fisik.

Pihak pengusaha televisi harus mempertimbangkan dampak acara yang ditayangkan terhadap aspek moral generasi muda kita, sebelum memutuskan sebuah program layak tayang atau tidak. Mereka perlu mengedepankan aspek moral daripada aspek keuntungan materi. Masa depan generasi muda kita lebih berharga daripada nilai rupiah yang dihasilkan dari acara humor yang tidak mendidik tersebut.

c. Klub Tawa Ceria Sehat (KTCS) Selain buku-buku humor dan program humor di televisi seperti yang telah diuraikan di atas, di Indonesia ada Klub Tawa Ceria Sehat (KTCS) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Circle of Laughter. KTCS melakukan kegiatan pertama kali pada tanggal 2 Februari 2011. Setiap dua minggu sekali, klub ini melakukan kegiatan di Monas. Yang menarik, jika klub-klub lain untuk menjadi anggota perlu membayar, keanggotaan di KTCS ini gratis. KTCS memiliki motto 5S, yaitu Sehat Sukses Senang Sadar Selalu. Kegiatan tertawa bersama KTCS dikemas dalam topik tertentu, misalnya Tertawa Silaturahmi, Tertawa Tepuk Tangan, Tertawa dan Berdansa Hore. Intinya klub ini mengajak kita untuk tertawa, karena tertawa itu sehat. Bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang KTCS atau ingin bergabung menjadi anggota dapat mengakses situs resmi KTCS berikut ini: http://circleoflaughter.com.

28 BAB II HUMOR DALAM PESPEKTIF AGAMA, PSIKOLOGI, DAN KESEHATAN

“Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR Muslim)

29 Humor Therapy

Humor dalam Perspektif Agama Islam mengajarkan kepada pengikutnya untuk bersikap santai, rileks, murah senyum, dan tidak berlebihan dalam tindakan, ucapan, dan perilaku di seluruh aspek kehidupan. Artinya dalam kehidupan sehari-hari tidaklah harus diisi dengan keseriusan. Perlu ada senyum, tawa, canda, dan humor, namun tidak boleh berlebihan. Islam mengajarkan kita untuk selalu tersenyum, karena sesungguhnya senyum yang kita berikan kepada orang lain adalah sedekah. Dengan senyuman itu, dunia yang gelap menjadi terang. Karena itu kita tidak perlu bermuka masam dan tetaplah tersenyum walaupun Anda dihina atau disakiti.

Terkait dengan tertawa, Islam mengajarkan untuk sedikit tertawa dan banyak menangis. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam al-Quran: “Maka biarkanlah mereka tertawa sedikit dan menangis yang banyak, sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat”. (Q.S. At-Taubah: 9: 82)

Menurut Al-Quran dan Tafsirnya (Kementerian Agama, 2011), ayat tersebut menerangkan bahwa orang-orang munafik itu sepantasnya lebih banyak menangis daripada tertawa memikirkan nasib dan mereka di dunia dan di akhirat karena mereka akan menerima azab yang pedih, sesuai dengan perbuatan mereka di dunia. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan kerugian karena perbuatan mereka sendiri, yaitu menghina dan mengejek orang- orang mukmin, membuat propaganda busuk untuk menghalang- halangi orang Islam dan mematahkan semangat perjuangan. Sedang di akhirat nanti mereka membawa dosa yang banyak dan tidak dapat ampunan dari Allah SWT. Hal ini sesuai pula dengan sabda Rasulullah saw yang ditujukan kepada orang-orang mukmin. Telah besabda Rasulullah SAW:

30 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Jika kamu ketahui apa-apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis, meluaskan kemunafikan dan lenyapnya amanat, dicabutnya rahmat, orang yang jujur dituduh dan orang yang curang dipercayai. Hura-hura mencekam kamu, fitnahpun mencekam keadaan menjadi gelap seperti malam yang gelap gulita”. (H.R. al-Hakim dari Abu Hurairah)

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa larangan untuk banyak tertawa dan perintah untuk banyak menangis tersebut dalam konteks orang-orang munafik yang selalu menjelek-jelekkan umat Islam. Orang-orang munafik seharusnya lebih banyak menangis daripada tertawa, karena kesalahan-kesalahan mereka sudah terlalu banyak yang menyebabkan mereka malu dan terhina.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tertawa dan humor tidak dilarang dalam ajaran agama Islam, asalkan tidak berlebihan. Rasulullah SAW sendiri termasuk orang yang suka humor, tetapi segala tindakannya selalu terkontrol oleh kesadaran. Humor yang dilakukan Rasulullah SAW adalah humor dalam arti cara untuk menghilangkan ketegangan dan menimbulkan keakraban, bukan humor dalam arti mengejek atau mengolok-olok orang lain. Artinya, materi humor menjadi penting untuk diperhatikan.

Dwi Bagus (2006) dalam bukunya Nabi Aja Bercanda! menggambarkan Rasulullah SAW sebagai pribadi yang akrab, lucu, dan selalu ingin menyenangkan hati setiap orang. Para istri dan sahabatnya pun tidak sungkan-sungkan bercanda dengan pribadi agung ini. Nabi Muhamamd saw yang super sibuk ternyata sering meluangkan waktu untuk bercanda dengan istri dan sahabat-sahabatnya. Hari-hari yang dilalui Rasulullah SAW dan keluarganya, juga para sahabat, bukanlah melulu dipenuhi keseriusan belaka. Ada saatnya mereka meluangkan waktu untuk bercanda. Beliau bukan pribadi yang terlalu serius seperti yang sering dibayangkan orang. Orangnya rileks dan suka menggoda.

31 Humor Therapy

Mari kita simak kesaksian salah satu sahabat beliau, Abdullah al- Harits, tentang pribadi Rasulullah SAW yang suka bercanda. “Aku tidak pernah menyaksikan ada orang yang begitu murah senyum melebihi Rasulullah SAW. Beliau punya sense of humor yang tinggi dan suka bercanda. Beliau biasa melepaskan beban dan kejenuhan hidup dengan bercanda bersama keluarga. Bahkan, beliau pernah berkata, ‘Sesungguhnya saya senang bercanda, tapi saya hanya mengatakan hal-hal yang benar’. Begitulah”.

Lebih lanjut Dwi Bagus (2006) menyebutkan dalam bukunya tersebut bahwa orang yang religius adalah orang yang sikapnya santai, suka bercanda, enjoy dalam menjalani kehidupan, tapi segala tindakannya selalu terkontrol oleh kesadaran. Meminjam istilahnya Gamal Kamandoko (2009), Canda Rasulullah adalah bercanda beneran. Canda yang mengandung kebenaran. Bukan canda yang digunakan untuk menghina, apalagi melecehkan orang lain.

Berikut ini adalah contoh-contoh humor ala Rasulullah SAW dengan istri dan sahabat-sahabatnya.

a. Tersenyum dan tertawa bila bersama istri, sebagaimana dikutip oleh Mustabaie (2010). Dalam sebuah hadis diriwayatkan sebagai berikut. “Dari Umarah, ia berkata: ‘Saya bertanya kepada Aisyah r.a., Bagaimana keadaan Rasulullah saw bila berduaan dengan istri-istrinya?’ Jawabnya: ‘Dia adalah seorang lelaki seperti lelaki-lelaki lainnya, tetapi bedanya baginda seorang lelaki yang paling terhormat, paling lemah-lembut, serta senang tertawa dan tersenyum” (H. R. Khara’iti dan Ibnu Asakir)

Dari hadis tersebut sangat jelas bahwa Rasulullah mudah sekali tersenyum dan tertawa, namun tetap berlaku sopan ketika sedang berduaan bersama istrinya. Hal seperti ini perlu dijadikan teladan bagi para suami untuk menciptakan

32 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

suasana yang penuh kesenangan, kecerahan, dan kegembiraan ketika bersama istri. Sebaliknya, jangan sampai ketika suami dan istri berduaan, malah menciptakan suasana yang menegangkan atau mencemaskan. Satu hal lagi yang perlu diingat adalah, meskipun dalam suasana canda dan tawa, tetap harus sopan, tidak melukai perasaan orang lain atau berbau hal-hal yang tidak menyenangkan. b. Khadijah istri Rasulullah SAW, ketika melihat Rasulullah sedang dalam keadaan sedih, ia selalu menghibur dan menenangkan hati Rasulullah saw dengan kata-kata yang menggembirakan. Demikian ucapan Khadijah kepada Rasulullah SAW, saat dalam kesedihan karena menerima waktu pertama kali: “Wahai Rasulullah, tenanglah dan tetaplah bergembira hati. Demi Allah, sesungguhnya orang itu adalah malaikat dan sama sekali bukan syaitan”. Ucapan Khadijah ini dimaksudkan untuk menghibur hati Rasulullah supaya tidak sedih dan supaya gembira selalu dalam kesehariannya. c. Menyuruh para istri bergurau, sebagaimana dikutip oleh Mustabaie (2010). Dalam sebuah Hadis dinyatakan: “Dari Aisyah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW berada di tempatku bersama Saudah, lalu aku membuat bubur. Aku bawa (bubur itu) kepada baginda, kemudian aku berkata kepada Saudah: Makanlah! Akan tetapi ia menjawab: Saya tidak menyukainya. Aku pun berkata: Demi Allah, kamu makan atau aku sapukan ke wajahmu? Ia berkata: Saya tidak selera memakannya. (Kata Aisyah): Lalu aku ambil sedikit, kemudian aku sapukan ke wajahnya, sedangkan Rasulullah saw ketika itu duduk di tengah-tengah di antara aku dan dia, kemudian Baginda merintangi dengan lututnya supaya dia dapat membalasku, lalu ia mengambil bubur dari piring tersebut, kemudian dia

33 Humor Therapy

membalas menyapukannya kepadaku dan Rasulullah SAW tertawa”. (H. R. Ibnu Najjar)

Dari Hadis di atas, dapat dipahami bahwa ketika Aisyah menyapu wajah Saudah dengan bubur, sebenarnya Rasulullah SAW menyuruh Saudah membalas perbuatan Aisyah. Hal ini tidak dimaksudkan untuk membalas dendam, tetapi untuk menciptakan suasana akrab dan senda gurau diantara istri- istrinya.

Implikasi dari hadis di atas adalah, para suami istri hendaknya selalu berusaha untuk saling menghibur antara satu dengan lainnya, saling memberi dukungan, dan saling menguatkan hati masing-masing. Salah satu caranya adalah dengan memberikan senda gurau dan menimbulkan tawa antar sesama pasangannya.

d. Tidak dapat masuk surga seorang tua, sebagaimana dikisahkan Gamal Kamandoko (2009). Suatu hari, seorang perempuan tua mendatangi Rasulullah SAW. “Ya Rasulullah, doakan aku agar bisa masuk surga”, kata perempuan itu. Perempuan tua itu terperanjat saat Rasulullah SAW bersabda, “Tidak dapat masuk surga seorang tua”. Tak lama, perempuan tua itu menangis. Dia merasa tak ada harapan memasuki surga seperti yang disabdakan Rasulullah saw. Berarti, dia hanya akan menjadi penghuni neraka! Masya Allah! Terbayang, betapa perihnya siksaan yang akan diterimanya di neraka. Perempuan tua itu pun berlalu dari hadapan Rasulullah dengan hati sedih.

Sejenak kemudian, perempuan tua itu dipanggil oleh salah seorang sahabat untuk kembali menghadap Rasulullah saw. “Wahai, Ibu yang baik hati,” kata Rasulullah, “sesungguhnya,

34 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

nanti pada hari masuk surga itu tidak ada yang tua lagi. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Allah menjadikan kaum perempuan tumbuh baru dan Allah ciptakan sebagai gadis remaja.’”

Tak tergambarkan kegembiraan perempuan tua itu. Dia sudah salah menduga ucapan Rasulullah SAW. Berarti, dia masih mempunyai kesempatan untuk memasuki surga. Dan, kegembiraan perempuan tua itu kian menjadi-jadi saat memahami kalau dia bisa menjadi gadis remaja lagi jika Allah memperkenankannya memasuki surgaNya. Begitulah canda Rasulullah. e. Kisah Nu’aiman, sebagaimana dikisahkan oleh Gamal Kamandoko (2009). Nu’aiman Anshari adalah seorang sahabat yang terkenal gemar bercanda. Nu’aiman setiap memasuki kota Madinah, pastilah dia membeli sesuatu. Nah, pada suatu hari, Nu’aiman membawa hadiah berupa makanan untuk Rasulullah.

“Ya Rasulullah, aku beli makanan ini untuk dihadiahkan kepadamu,” kata Nu’aiman.

Rasulullah menerima hadiah pemberian Nu’aiman. Tak lama, Nu’aiman didatangi pemilik makanan yang telah dihadiahkan kepada Rasulullah saw tadi. Si pemilik makanan meminta Nu’aiman membayar harga makanan tersebut. Bukannya membayar, Nu’aiman malah membawa si pemilik makanan menghadap Rasulullah.

“Ya Rasulullah, kata Nu’aiman, “hendaklah engkau membayar harga makanan tadi”.

“Bukankah engkau telah menghadiahkan makanan itu untukku?” tanya Rasulullah.

35 Humor Therapy

“Memang benar, ya Rasulullah,” sahut Nu’aiman. “Tapi sebenarnya, aku tidak punya uang untuk membelinya. Meskipun tidak punya uang, sungguh aku sangat ingin menghadiahkan makanan itu untukmu”.

Rasulullah tertawa mendengar ucapan Nu’aiman. Sama sekali beliau tidak marah “dikerjain” Nu’aiman seperti itu. Lalu, beliau meminta salah seorang sahabat untuk membayar makanan “hadiah” dari Nu’aiman itu.

f. Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits, pernah menyatakan tentang Rasulullah SAW, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW.” (HR Tirmidzi)

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Islam tidak melarang untuk bercanda, tertawa, dan melucu. Penulis sependapat dengan ungkapan Gamal Komandoko (2009) bahwa tidak semua hal bisa dijadikan untuk bahan bercanda yang baik. Kalau asal bercanda, bisa jadi bukan tertawa atau sesuatu yang menggembirakan, namun malah bisa berupa petaka. Bercanda yang baik itu bercanda yang tidak melanggar norma atau aturan. Baca kembali kriteria humor yang baik sebagaimana dijelaskan di Bab I.

Dalam praktik sehari-hari, para mubaligh atau da’i sering menggunakan humor sebagai cara untuk menarik perhatian jamaah atau untuk membuat suasana pengajian dan ceramah lebih bersemangat dan bergairah. Salah satu mubaligh yang sering menggunakan humor dalam materi ceramahnya adalah K.H. Zainuddin MZ (almarhum). Sebagai ilustrasi, mari kita cermati petikan dari ceramah da’i sejuta umat tersebut.

Saat ini Indonesia sedang dilanda tiga jenis penyakit, yaitu penyakit KUDIS, KURAP, dan KUTIL. Sumber tiga penyakit ini hanya satu,

36 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris yaitu KUMAN. Penyakit KUDIS adalah Kurang Disiplin. Penyakit KURAP adalah Kurang Rapi. Penyakit KUTIL adalah Kurang Teliti. Semuanya bersumber dari satu, yaitu KUMAN alias Kurang Iman.

Lebih lanjut, Zainuddin MZ dalam ceramahnya tersebut memberikan contoh penyakit kurang disiplin. Ada seorang pengendara sepeda motor ketika lampu lalu lintas berwarna merah, ia nyelonong saja, tidak berhenti. Tiba-tiba ia diberhentikan oleh polisi.

“Ada SIM?” tanya polisi.

“Ada” jawab pengendara motor.

“Ada STNK?”, tanya polisi kembali yang langsung dijawab “Ada” oleh pengendara motor.

“Anda tahu lampu lalu lintas sedang berwarna merah, tetapi kenapa Anda menyelonong saja?” tanya polisi lagi.

“Maaf, saya tidak lihat kalau ada Pak Polisi di seberang jalan”, jawab pengendara sepeda motor.

Cerita di atas merupakan contoh konkret bahwa kesadaran dan disiplin lalu lintas masyarakat Indonesia masih rendah. Pengendara motor akan mentaati rambu-rambu lalu lintas jika ada polisi. Jika tidak ada polisi, peraturan dilanggar. Aneh tapi nyata. Ya inilah potret kedisiplinan rakyat kita yang mesti ditingkatkan.

Humor dalam Perspektif Psikologi Apakah setiap individu dilahirkan dengan memiliki rasa humor? Pertanyaan ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana sebenarnya potensi bawaan yang terkait dengan rasa humor. Menurut Morrison (2008) humor merupakan bagian yang

37 Humor Therapy fundamental dan tidak terpisahkan dari perkembangan emosi dan kognitif seseorang. Setiap anak lahir dengan disposisi yang unik, yaitu dilahirkan dengan temperamen tertentu dan lingkungan berdampak signifikan terhadap perkembangan temperamen anak tersebut.

Lebih lanjut Morrison (2008) mengatakan bahwa ada beberapa kondisi temperamen yang dapat mempengaruhi gaya humor dan pertumbuhan humor sebagaimana disebutkan di bawah ini.

1. Intensity/intensitas, yaitu energi reaktif respon, apakah senang, sedih, atau marah. Respons emosional sangat bervariasi di kalangan anak-anak. Misalnya, beberapa anak akan tersenyum kecil dalam sebuah permainan sementara yang lain tertawa keras.

2. Adaptability/adaptasi, yaitu gambaran betapa mudahnya seorang anak menyesuaikan dengan perubahan dan transisi. Rasa humor berkaitan erat dengan fleksibilitas untuk perubahan. Kemampuan untuk tertawa dalam situasi baru sangat jelas meskipun pada anak yang sangat muda. Beberapa anak merasa nyaman sementara yang lain mungkin bersembunyi di balik orang tua ketika dalam situasi baru.

3. Mood/suasana hati adalah kualitas dasar disposisi. Suasana hati kadang positif, seperti anak yang nampak senang atau ceria tetapi kadang negatif, seperti anak yang rewel. Beberapa peneliti berpikir bahwa suasana hati merupakan karakteristik paralel atau yang melapisi temperamen dasar kita.

4. Approach/withdrawal (pendekatan/penarikan), yaitu tanggapan atau respon awal anak terhadap hal-hal yang baru: tempat, orang, situasi, atau hal-hal lainnya. Dalam situasi yang baru

38 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

tersebut dibutuhkan keberanian untuk mengambil resiko dengan merasakan humor atau kejadian yang lucu. Pemain badut misalnya, ia merupakan orang yang cukup nyaman dengan tempat-tempat baru dan situasi baru. Mereka mendekati situasi dengan antusiasme, semangat, dan tak terkendali mengambil risiko.

Morrison (2008) juga berpandangan bahwa perjalanan waktu yang kita alami berpengaruh terhadap perkembangan emosi atau perasaan kita. Perasaan yang flaktuatif, misalnya, membuat emosi kita menjadi terbatas untuk menjangkau struktur temperamen bawaan kita. Mengingat temperamen sangat berpengaruh terhadap peningkatan sense of humor kita, maka memahami temperamen kita sendiri dapat memberikan kontribusi untuk memaksimalkan rasa humor kita.

Dari segi psikologi kepribadian, ada perbedaan antara orang dengan jenis kepribadian ekstrover dan introver terkait dengan jenis atau bentuk humor yang mereka sukai. Menurut Pervin, Cervone, dan John (2010) dalam bukunya Psikologi Kepribadian, orang dengan kepribadian ekstrover menikmati humor seksual dan agresif yang eksplisit, sedangkan orang dengan kepribadian introvert lebih memilih bentuk humor intelektual seperti permainan kata dan canda yang tersamar.

Dalam konteks psikologi pendidikan, humor juga bisa dijadikan sebagai ice breaker yang efektif dalam proses belajar mengajar. Humor juga dijadikan salah satu indikator kompetensi personal seorang guru atau dosen, sebagaimana tergambar dalam instrumen evaluasi kompetensi guru atau dosen, dimana salah satu butir yang dinilai adalah rasa humor.

Pada bagian berikut ini, penulis ingin menjelaskan beberapa

39 Humor Therapy sub topik yang terkait dengan humor dalam perspektif psikologi, yaitu teori-teori humor, sense of humor atau rasa humor, dimensi- dimensi humor, humor style atau gaya humor, pengukuran humor, dan kajian empiris tentang humor. Masing-masing subtopik ini akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut.

a. Teori-Teori Humor

Dari kajian literatur yang penulis lakukan tentang humor, salah satu buku yang mengulas banyak masalah humor adalah buku Psychology of Humor karangan Martin (2007). Dalam buku ini Martin (2007) menjelaskan lima teori yang terkait dengan humor.

Pertama, psychoanalytic theory (teori psikoanalisis) dengan tokoh Sigmund Freud yang berpandangan bahwa tujuan humor adalah untuk melepaskan energi syaraf yang berlebihan. Freud berkeyakinan bahwa energi dalam syaraf yang berlebihan harus dibuang atau dihilangkan. Caranya adalah melalui humor atau tawa. Artinya humor merupakan jenis mekanisme pertahanan diri yang bisa membuat individu keluar dari situasi yang menekan atau situasi sulit yang tidak menyenangkan.

Kedua, superiority/disparagement theory (teori superioritas). Teori ini menekankan bahwa humor itu muncul dari aspirasi seseorang yang disebabkan adanya perasaan lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain. Artinya, ketika individu melihat kekurangan atau kelemahan orang lain, kondisi tersebut cenderung dijadikan obyek atau bahan humor dengan cara melontarkan cemoohan atau ejekan kepada yang bersangkutan.

Ketiga, arousal theory (teori pembangkitan). Menurut

40 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris teori ini, humor merupakan representasi dari hubungan yang kompleks antara pikiran dan fisik serta antara kognisi dan emosi yang memiliki basis biologis pada otak dan sistem syaraf. Menurut teori ini orang yang bisa membangkitkan atau menimbulkan humor akan menemukan cara untuk melepaskan energi yang tersimpan lama dalam diri seseorang. Dengan humor, seseorang bisa melepaskan perasaan-perasaan yang menekan atau pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.

Keempat, incongruity theory (teori ketidakpantasan). Teori ini berpandangan bahwa humor muncul atau timbul dari adanya ketidakpantasan, keganjilan, serta kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara tataran ideal dan tataran faktual. Dengan adanya humor, individu dapat menghindarkan diri dari gangguan emosi yang dialami.

Kelima, reversal theory (teori pembalikan). Teori ini pada prinsipnya merupakan kombinasi dari berbagai elemen yang ada pada empat teori terdahulu. Teori ini menekankan bahwa humor merupakan bentuk sandiwara dimana ketidakpantasan itu bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan dalam interaksi dengan orang lain. Teori ini juga menekankan cara yang berbeda-beda yang kita alami dalam kehidupan ini.

Dari lima teori humor yang dijelaskan di atas, jelas bahwa humor dapat dijadikan terapi untuk melepaskan energi berlebih dan perasaan tertekan yang diakibatkan oleh kondisi yang tidak menyenangkan. Sebagai terapi, humor membantu individu untuk meningkatkan taraf psychological well-being baik dalam kehidupan individual maupun sosial.

41 Humor Therapy

b. Sense of Humor (Rasa Humor) “If you haven’t got a sense of humor, you haven’t any sense at all.”

---Mary McDonald ---

Setelah mengetahui arti humor dan teori humor sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu, maka kita perlu memahami arti sense of humor atau rasa humor. Humor berbeda dengan sense of humor. Humor, sebagaimana telah didefinisikan di bagian awal dari buku ini adalah kualitas yang dimiliki seseorang untuk menjadikan orang lain tertawa atau terhibur. Jika kita menambahkan kata ‘sense’ sehingga menjadi sense of humor yang menurut Morrison (2005), telah terjadi metamorfosis. Lebih lanjut Morrison (2005) mengartikan sense of humor sebagai berikut: A sense of humor is the capacity of a human being to respond to life challenges with optimistic enjoyment. Maksudnya, rasa humor adalah kemampuan seseorang untuk merespon terhadap tantangan- tantangan kehidupan dengan kesenangan yang optimis.

Menurut Martin (2007) sense of humor adalah cara seseorang memandang dan berinteraksi dengan dunia luar melalui sensor atau filter dalam bentuk hiburan, tawa, dan keceriaan.

Sense of humor sebagai sebuah variabel psikologi, memiliki dimensi atau konstruk yang bermacam-macam. Dalam hal ini, Thorson dan Powell (1993), menyebutkan bahwa sense of humor terdiri atas empat dimensi yang berbeda, namun saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Keempat dimensi tersebut adalah humor production, uses of humor coping, social uses of humor, dan attitudes toward humor.

Thorson dan Powell (1993) menjelaskan bahwa humor

42 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

production merupakan kemampuan kreatif untuk menjadi individu yang humoris, menciptakan humor atau lelucon, mengenali hal-hal yang lucu dari situasi atau kejadian di sekelilingnya, serta menghubungkan situasi tersebut untuk menghibur dan menyenangkan orang lain. Uses of humor coping adalah penggunaan humor untuk menyelesaikan masalah atau keluar dari situasi yang sulit. Social uses of humor adalah penggunaan humor untuk berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain. Attitudes toward humor adalah sikap seseorang terhadap humor dan orang-orang yang humoris.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sense of humor (rasa humor) adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk menghasilkan sebuah humor, lelucon, atau jenaka; untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi; untuk berinteraksi dengan orang lain; dan untuk menyikapi orang lain yang humoris. Dengan pengertian seperti ini, maka ada perbedaan rasa humor antara individu yang satu dengan individu lain. Karena itu meskipun pada dasarnya setiap individu memiliki rasa humor, tidak semua individu bisa disebut humoris. c. Dimensi-Dimensi Humor

Dalam buku Psikologi Humor, Martin (2007) menyebutkan bahwa ada empat dimensi humor, yaitu (1) konteks sosial, (2) proses kognitif-perseptual, (3) respons emosional, dan (4) ekspresi vokal-tingkah laku tawa. Masing-masing dimensi akan diuraikan secara singkat sebagai berikut.

1. Social context/konteks sosial. Humor pada dasarnya merupakan fenomena sosial. Kita lebih sering tertawa dan bercanda ketika bersama orang lain daripada ketika kita

43 Humor Therapy

sendirian (Martin dan Kuiper, 1999; Provine dan Fischer, 1989). Orang kadang-kadang tertawa ketika mereka sendirian, seperti saat menonton acara komedi di televisi, mambaca buku lucu, atau mengingat pengalaman pribadi yang lucu. Dalam konteks sosial ini, esensi humor adalah sebuah cara untuk berinteraksi dengan orang lain.

2. Cognitive-perceptual process/proses kognitif-perseptual. Selain dalam konteks sosial, humor juga terjadi karena proses kognitif-perseptual. Untuk menghasilkan sebuah humor, seseorang perlu melakukan proses kognitif mulai dari ingatan (memory), ide, kata-kata, sampai kepada bentuk verbal dari humor yang akan disampaikan. Proses kognitif ini bisa dilakukan melalui proses persepsi yang meliputi penglihatan atau pendengaran.

3. Emotional response/respon emosional. Respon kita terhadap humor bukan sekedar proses intelektual atau kognitif, tetapi juga melibatkan proses emosi. Kajian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa stimulus atau rangsangan dari sebuah humor berpengaruh terhadap peningkatan suasana hati yang lebih baik (Szabo, 2003).

4. Vocal-behavioral expression of laughter/ekspresi vokal tingkah lalu tawa. Humor dapat diekspresikan melalui vokal/ suara atau tingkah laku yang menghasilkan kesenangan dalam bentuk tawa atau senyum. Esensi tawa adalah cara seseorang mengungkapkan atau mengkomunikasikan sebuah fakta kepada orang lain yang menyebabkannya tertawa atau tersenyum. Sebagai contoh, perilaku Mr. Been itu adalah bentuk humor yang diekspresikan melalui tingkah laku.

44 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris d. Humor Style (Gaya Humor)

Menurut Martin (2007) ada empat gaya humor, yaitu agrressive style, self defeating style, self enhancing style, dan affiliative style. Dari empat gaya humor ini, Martin (2007) lebih lanjut mengklasifikasikan menjadi dua, yaitu maladaptive (agressive dan self defeating styles) dan adaptive (self enhancing dan affiliative style). Masing-masing gaya akan dijelaskan secara ringkas sebagai berikut.

1. Aggressive humor style (gaya humor agresif), yaitu gaya humor yang cenderung menyerang orang lain untuk dijadikan obyek ketawa atau canda. Contohnya adalah acara humor di stasiun televisi yang diperankan oleh Komeng dalam acara Wara-Wiri atau Iseng Banget. Dalam membuat humor, Komeng cenderung membuat orang lain untuk dijadikan obyek yang ditertawakan. Kadang-kadang orang yang dijadikan obyek tawa tidak menerima, tapi justru hal ini yang membuat pemirsa tertawa. Katagori ini masuk ke dalam katagori maladaptive humor karena obyek humor menjadi pihak yang menderita, misalnya dipukul pakai busa/gabus.

2. Defeating humor style. Gaya humor yang cenderung untuk menjadikan dirinya sendiri sebayai obyek humor. Caranya bisa dengan menceritakan kejadian-kejadian memalukan yang dialami atau aib/kekurangan diri (secara fisik), untuk membuat orang lain tertawa. Contoh karakter Olga dalam acara menjelang saur pada bulan Ramadhan. Dalam humor ini, Olga yang menceritakan pengalaman pribadi dia, misalnya suka mangkal di Taman Lawang. Figur Olga yang dulu cenderung menggunakan gaya humor self defeating, justru sekarang cenderung menggunakan gaya humor

45 Humor Therapy

aggressive sebagimana ditayangkan dalam acara Pesbukers di sebuah stasiun televisi swasta. Dalam humor ini, Olga cenderung menjadi agresif terhadap lawan mainnya yaitu Sapri.

3. Self enhancing humor style. Kecenderungan seseorang menggunakan potensi rasa humor yang dimiliki untuk membuat orang lain ketawa, membuat suasana mencair, dan membuat hubungan dengan orang lain lebih dekat. Gaya humor ini juga disebut sebagai coping humor (humor untuk mengatasi masalah). Contoh, acara Stand up Comedy di salah satu stasiun televisi swasta. Dalam acara ini figur atau pemain menunjukkan kemampuan mereka untuk membuat orang lain tertawa dengan materi dari kehidupan yang dialami sehari-hari.

4. Affiliative humor style. Gaya humor yang cenderung untuk mengatakan hal-hal lucu, menceritakan pengalaman lucu, dan terlibat dalam olok- olokan cerdas yang spontan, dalam rangka untuk menghibur orang lain, untuk memfasilitasi hubungan, dan untuk mengurangi ketegangan dalam berinteraksi dengan orang lain. Contoh lawak Warkop DKI dengan figur Dono (alm), Kasino (alm), dan Indro di Radio FM Prambors. Materi humor yang mereka angkat adalah masalah politik, pendidikan, sosial, budaya, dan agama.

e. Pengukuran Humor

Dari hasil penelusuran literatur, penulis menemukan beberapa alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk mengukur humor (Aminrais, 2013 dan Setianikusumah, 2013). Di antara alat ukur tersebut adalah sebagai berikut.

46 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

1. Sense of Humor Questionnaire (SHQ). Alat ukur ini dikembangkan oeh Svabak pada tahun 1974 dengan tujuan untuk mengukur selera atau rasa humor individu. Alat ukur ini mengukur tiga dimensi rasa humor berdasarkan teori Martin (2007), yaitu meta-message sensitivity, humorous role dan emotional permissiveness.

2. Humor Style Questionnaire (HSQ). Alat ukur ini dikembangkan oleh Martin, Puhlik-Doris, Larsen, Gray, dan Weir (2003). Terdapat empat jenis humor style, yaitu: affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, dan self-defeating humor. Intrumen tersebut akan mengukur jenis humor style dominan yang digunakan oleh seseorang di dalam kehidupan sehari-harinya. HSQ terdiri atas 32 item, item-item tersebut antara lain: 8 item mengukur affiliative humor, 8 item mengukur self-enhancing humor, 8 item mengukur aggressive humor dan 8 item lagi mengukur self-defeating humor (Martin, 2007).

3. Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS). Alat ukut ini dikembangkan oleh Thorson & Powell (1993). Alat ukur ini terdiri atas 24 butir pernyataan dan mengukur empat dimensi humor, yaitu (1) Produksi humor (kreasi dan tampilan humor), (2) Penggunaan humor sebagai mekanisme coping, (3) Penggunaan humor untuk tujuan sosial, (4) Sikap-sikap terhadap humor dan orang-orang yang humoris.

4. The Coping Humor Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu dalam menghadapi situasi penuh tekanan (stressful life events), serta Situational Humor Response Questionnaire (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt (1986) yang

47 Humor Therapy

mengukur reaksi subyek terhadap peristiwa-peristiwa lucu.

Alat ukur di atas dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan oleh masing-masing peneliti. Karena itu penting bagi peneliti untuk mengetahui vAriasi alat ukur yang ada dan tujuan yang hendak dicapai.

f. Kajian Empiris tentang Humor

Secara empiris, ada beberapa kajian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh rasa humor terhadap kecemasan, stres kerja, dan psychological well-being (kesejahteraan psikologis). Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Qulub (2012), Setianikusumah (2013), dan Aminrais (2013). Ketiga nama tersebut adalah Alumni Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penelitiannya Qulub (2012), mengkaji pengaruh dimensi-dimensi dukungan sosial dan sense of humor terhadap kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa MTs Negeri 31 Jakarta. Sampel penelitian ini dipilih dengan cara nonprobability sampling technique dan melibatkan 193 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala kecemasan yang memiliki 40 item, skala dukungan sosial yang memiliki 45 item, dan skala sense of humor yang memiliki 24 item, dikembangkan oleh Thorson dan Powell dan telah diadaptasi oleh Lathifa (2006).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada ada pengaruh yang signifikan dimensi-dimensi dukungan sosial dan sense of humor terhadap kecemasan menghadapi ujian nasional pada Siswa Kelas IX MTs. Negeri 31 Jakarta.

48 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Penelitian yang dilakukan Setianikusumah (2013) bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari sense of humor dan beban kerja terhadap stres kerja karyawan PLN. Stres kerja berkembang dari keadaan yang tidak menyenangkan di lingkungan kerja karyawan yang mulai ditandai dengan role overload, role insufficiency, role ambiguity, role boundary, responsibility dan physical environment. Sampel penelitian ini adalah 180 orang yang dipilih dengan teknik non probability sampling. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen Occupational Roles Questionnaire (ORQ) untuk mengukur stres kerja, Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) untuk mengukur sense of humor dan Nasa Task Load Index Scale (NASA TLX) untuk menggukur beban kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Produk humor secara signifikan mempengaruhi stres kerja dengan sumbangan sebesar 2.4%; (2) Humor sebagai mekanisme coping secara signifikan mempengaruhi stres kerja dengan kontribusi atau sumbangan sebesar 5.8%; dan (3) Beban kerja secara signifikan mempengaruhi stres kerja dengan sumbangan sebesar 15.2%.

Aminrais (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Self-Esteem dan Humor Style Terhadap Psychological Well-Being Pada Pelajar SMAN 72 Jakarta”. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN 72 Jakarta sebanyak 272 orang yang dipilih dengan menggunakan probability sampling technique. Analisis data yang digunakan adalah multiple regression pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan self-esteem, humor style dan jenis kelamin terhadap psychological well-being pada pelajar SMAN 72 Jakarta. Proporsi vArians dari psychological well-being yang dijelaskan oleh semua independent variabel adalah sebesar

49 Humor Therapy

19,2%, sedangkan 80,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa dimensi values pada variabel self-esteem dan tiga tipe humor style, yaitu affiliative humor, aggressive humor dan self-enhancing humor memiliki pengaruh yang signifikan terhadapat psychological well-being. Sementara itu, dimensi successes, aspirations dan defences pada variabel self-esteem, tipe humor style self-enhancing dan jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Dari penelitian di atas dapat dipahami bahwa sense of humor dan humor style memiliki pengaruh terhadap psychological well-being, beban kerja, dan stres kerja. Namun sense of humor tidak berpengaruh terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional. Artinya, dalam dunia kerja humor diperlukan untuk membuat suasana kerja tidak terlalu tegang serta untuk meningkatkan keakraban, kebersamaan, dan kekeluargaan di kalangan karyawan.

Dalam konteks global, ada sejumlah penelitian yang mengkaji hubungan humor dengan variabel-variabel psikologi. William Hampes Profesor Psikologi di Departemen Sosial, Perilaku dan Studi Pendidikan di Black Hawk College, Amerika Serikat telah menerbitkan sejumlah makalah dibidang humor dan kepribadian, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Relation between intimacy and humor, Hampes (1992), dimuat di dalam Psychological reports.

2. Relation between humor and generativity, Hampes (1993), dimuat di dalam Psychological reports.

3. The relationship between humor and trust, Hampes (1999), dimuat di dalam Humor-International Journal of Humor Research.

50 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

4. Relation between humor and empathic concern, Hampes (2001), dimuat di dalam Psychological reports.

5. Humor and shyness: The relation between humor styles and shyness, Hampes (2006).

6. Correlations between humor styles and loneliness, Hampes (2005), dimuat di dalam Psychological Reports.

7. Relation between intimacy and the Multidimensional Sense of Humor Scale, Hampes (1994), dimuat di dalam Psychological Reports.

8. The relation between humor styles and empathy, Hampes (2010), dimuat di dalam Europe’s Journal of Psychology.

Dalam buku ini penulis tidak akan mengulas kembali hasil penelitian tersebut. Namun demikian, satu hal yang harus penulis garis bawahi adalah penelitin yang dilakukan oleh Martin (2001) yang menunjukkan bahwa humor berdampak kepada kesehatan fisik dan humor merupakan obat terbaik bagi seseorang.

Bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang hasil penelitian tersebut, dapat mengakses jurnal sebagaimana disebut di atas. Namun dari sejumlah penelitian tersebut dapat kita pahami bahwa humor secara empiris telah terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan berbagai variabel psikologi. Intinya, manusia memerlukan humor untuk meningkatkan kualitas kepribadian dan makna kehidupannya.

Selain Hampes, kajian lain menunjukkan ada hubungan antara humor dengan kompetensi sosial (Levine & Zigler, 1976; Masten, 1986; Pellegrini, Masten, Garmezy & Ferrarese, 1987). Lebih menarik lagi adalah kajian hubungan humor pernikahan kepuasan pernikahan (Ziv, 1988; Rust & Goldstein, 1989; Ziv & Gadish 1989; Lauer, Lauer, & Kerr, 1990).

51 Humor Therapy

Mengingat pentingnya rasa humor dalam kehidupan sehari-hari dan secara empiris telah terbukti, maka para ahli menerbitkan jurnal yang disebut dengan International Journal of Humor Research. Bagi pembaca yang ingin mendalami dapat mengakses langsung ke jurnal tersebut. Di dalamnya banyak artikel hasil penelitian yang terkait dengan humor. Bagi peneliti yang berminat untuk mengkaji tentang humor dapat menelusuri artikel-artikel dalam jurnal tersebut.

Humor dalam Perpektif Kesehatan A good sense of humor is an escape valve for the pressures of life (Richard G. Scott)

Dalam era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan informasi seperti sekarang ini, humor memiliki pengaruh terhadap kesehatan fisik dan psikis manusia. Untuk menguatkan pernyataan ini, mari kita cermati ungkapan Scott Friedman (2011), anggota National Speakers Association:

With change, uncertainty, and globalization sweeping through the world today, stress is at record highs. Studies show that up to 70% of all doctor visits are for stress-related causes. Healthy people know when their stress levels get too high and have a strategy to control it. So how do they release tension before it impacts their health? Many people cite humor at the most effective method they’ve found to counter stress”. (Friedman, 2011). Maksudnya: Dengan perubahan, ketidakpastian, dan globalisasi yang menguasai dunia saat ini, penyakit stres menduduki rekor tertinggi. Studi menunjukkan bahwa hingga 70% dari semua pasien yang berkunjung dokter adalah untuk berobat penyakit yang disebabkan oleh stres. Orang yang sehat mengetahui kapan tingkat stres mereka terlalu tinggi dan memiliki strategi untuk mengontrolnya. Jadi, bagaimana mereka melepaskan ketegangan

52 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris sebelum berdampak terhadap kesehatan mereka? Banyak orang menyatakan bahwa humor sebagai metode yang paling efektif untuk melawan stres.

Dalam artikelnya Humor and Health, McGhee (2012) menyebutkan beberapa manfaat humor sebagai berikut.

1. Relaksasi otot. Humor dapat melemaskan otot-otot kita dan menjadikannya rileks, sehingga terbebas dari ketegangan.

2. Pengurangan hormon stres. Humor dapat mengurangi sedikitnya empat hormon neuroendokrin yang terkait dengan respon stres. Keempat jenis hormon tersebut adalah epinefrin (epinephrine), kortisol (cortisol), dopac, dan hormon pertumbuhan (growth hormone).

3. Peningkatan sistem kekebalan tubuh. Studi klinis telah menunjukkan bahwa humor memperkuat sistem kekebalan tubuh.

4. Mengurangi rasa nyeri. Humor memungkinkan seseorang untuk ‘lupa’ tentang nyeri yang dialaminya.

5. Latihan jantung. Humor dapat memberikan pengkondisian jantung menjadi baik terutama bagi mereka yang tidak mampu melakukan latihan fisik.

6. Menurunkan tekanan darah. Humor dapat mengurangi tensi atau tekanan darah.

7. Respirasi. Humor dapat mengosongkan paru-paru dari udara yang lebih dari yang dibutuhkan sehingga dapat menghasilkan efek pembersihan -mirip dengan pernapasan dalam. Terutama bermanfaat bagi pasien yang menderita emfisema dan penyakit pernapasan lainnya. Selain itu, humor juga menjadikan penampilan fisik seseorang

53 Humor Therapy senantiasa cantik dan seksi. (Maaf, dalam hal ini, seksi tidak hanya diukur dari bentuk tubuh dan outer beauty saja, tetapi juga diukur dari kepribadian dan inner beauty). Pada awal Mei 2013, majalah FHM di London merilis 100 wanita terseksi di dunia. Wanita terseksi pertama adalah Milena Markovna Kunis, atau yang dikenal sebagai Mila Kunis. Aktris Hollywood yang juga kekasih Ashton Kutcher ini menempati peringkat pertama dan ia mengalahkan penyanyi Rihanna dan aktris Helen Flanagan. Ada dua alasan utama yang membuat aktris berusia 29 tahun asal Ukraina itu terpilih sebagai wanita terseksi, yaitu karir akting yang cemerlang plus kepribadian yang menyenangkan. “Selain penampilannya yang memang cantik dan seksi, Kunis juga punya kepribadian menawan dengan selera humor tinggi dan tidak takut menertawakan diri sendiri”, demikian tulis Media Indonesia edisi Minggu (4/5/2013). Dari kisah di atas, dapat dipahami bahwa humor bisa menjaga kondisi kesehatan fisik, menambah penampilan seseorang lebih menarik, dan memberikan kebahagiaan dalam hidup. Mengingat pentingnya humor dalam kesehatan fisik dan psikis, di dunia Barat banyak sekali program-program TV yang menjadikan humor sebagai esensi utamanya. Diantaranya adalah program “Home Funniest Vidio” yang menayangkan kisah-kisah lucu dan humoris yang menimbulkan pemirsa ketawa. Program ini juga sudah ditayangkan di TV swasta di Indonesia.

54 BAB III TERAPI HUMOR

May you be ecstatically blessed with joy, happiness and laughter all the days of you life. May you prosper and be in good health just as it is well with your soul. David Tong, the author of Laughter, the Best Medicine Malaysian

55 Humor Therapy

Pengertian Terapi Humor Terapi humor dalam bahasa Inggris disebut dengan humor therapy atau laughter therapy (terapi ketawa). Dalam buku ini kedua istilah tersebut digunakan secara bergantian, namun penulis lebih cenderung menggunakan istilah terapi humor. Apa itu terapi humor? Terapi humor adalah terapi yang menggunakan kekuatan senyuman dan tawa untuk membantu penyembuhan suatu penyakit. Kedengarannya memang aneh dan nyeleneh. Karena di kota mana pun di negeri kita ini belum ada seseorang yang membuka praktik terapi humor. Yang ada adalah komunitas terapi humor, yaitu sekelompok orang yang memiliki kegiatan melakukan humor sebagai terapi. Bisa jadi kita pernah mendengar terapi dengan batu giok, terapi dengan lintah, terapi dengan gigitan ikan, terapi dengan air putih dan asmaul-husna, terapi dengan ion elektrolit, terapi totok darah, dan masih banyak lagi. Kita belum pernah mendengar dan melihat suatu klinik yang memberikan terapi pada seseorang yang sakit dengan humor. Mengapa? Karena terapi humor ini bisa diterapkan tanpa harus dalam bentuk formal seperti klinik tersebut. Terapi humor bisa dilakukan oleh setiap individu di mana saja dan kapan saja. Sangat praktis bukan!

Terapi humor bertujuan membantu kita untuk meringankan, atau sekurangnya mengeliminir derita suatu penyakit, yang pada akhirnya akan mempercepat proses penyembuhan. Karena, dengan membaca atau mendengarkan banyak humor yang lucu akan memancing kita untuk tertawa dan tersenyum. Atau memaksa kita untuk tersenyum sejenak. Derai tawa dan sesungging senyum ini bisa jadi akhir-akhir ini menjadi sesuatu yang mahal. Atau jarang kita miliki, karena, mungkin kita terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan dan bisnis yang mengharuskan bekerja dan berpikir keras.

56 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Wacana dan gagasan yang penulis ketengahkan di sini memang agak aneh, meski sebenarnya juga bukan hal baru. Dibilang aneh, karena sejak dahulu belum pernah ada penderita suatu penyakit yang diobati dengan membaca kumpulan naskah lelucon atau disuruh melihat film-film kartun yang sangat lucu sekali pun.

Naskah-naskah humor, lelucon, atau dagelan model Arimulat dan sketsa-sketsa yang pernah ditayangkan di televisi yang memang hanya dimaksudkan untuk memancing tawa dan senyum pemirsa dalam waktu singkat juga tidak bisa menjadi obat seseorang yang sakit thypus, misalnya. Tetapi, humor dan sketsa nan jenaka itu amat penting bagi kehidupan kita. Agar dalam kehidupan ini tidak hanya berisi ketegangan dan kepanikan. Sekurangnya ketegangan hidup dapat disingkirkan sejenak dengan menyaksikan tayangan- tayangan yang humoristik itu. Senada dengan pandangan ini, sejak zaman dulu, beberapa filsuf dan psikiater kenamaan seperti Sigmund Freud (1856-1939), Herbert Spencer (27 April 1820-8 Desember 1903), William Glasser (lahir 11 Mei 1925), David Anthony Levy (lahir 1954) juga telah mengetengahkan pandangan mereka bahwa, humor itu dapat menyingkirkan ketegangan psikis dan menjaga kesehatan mental. Bahkan dengan sering tersenyum karena sesuatu yang kita anggap lucu, atau ganjil, atau bertolak belakang dengan logika umum, kesehatan mental bisa terjaga dengan baik.

Terapi humor yang penulis ketengahkan di sini adalah sebuah terapi psikologis bagi seseorang yang secara psikis dan fisik kurang sehat. Singkat kata, penulis ingin mengajak Anda semua tersenyum dan tertawa lebih banyak agar mendapatkan kesehatan jasmani dan ruhani, dengan cara-cara yang sederhana, mudah dan yang penting, tidak perlu mengeluarkan uang dalam jumlah banyak. Jika Anda kebetulan sudah termasuk sosok yang humoris, dan berpenampilan sedikit nyleneh, maka, tak pelak lagi, itu sudah merupakan nilai

57 Humor Therapy plus. Karena Anda akan mudah untuk membangkitkan tawa secara spontan rekan-rekan dan kolega yang ditemui setiap hari, meski tidak mengurangi esensi diri Anda yang sebenarnya juga termasuk orang serius. Membangkitkan tawa dan memaksa teman-teman tersenyum, berarti Anda telah memberikan hiburan gratis bagi mereka, yang bisa menyegarkan psikis mereka.

Anda kini bisa melihat, di Jakarta ini, banyak dijumpai wajah- wajah tegang, pucat, kering dari senyum dan tawa. Penulis beranggapan juga begitu di kota besar lain, seperti Surabaya, Medan, Bandung dan lain-lain. Semua orang seperti dikejar waktu untuk bekerja dan menyelesaikan tugas. Wajah-wajah yang selalu tegang dalam mengejar target serta sering dihinggapi was-was inilah yang berpotensi untuk sakit secara psikologis, yang secara pelan-pelan akan merusak sel-sel dan jaringan-jaringan dalam tubuh. Sebuah teori yang dikemukakan oleh fisiolog Perancis, Waynbaum pada abad ke-20, sekurangnya memperkuat pandangan itu. Menurut Waynbaum, manakala otot-otot wajah bergerak, apakah disebabkan pemiliknya tertawa ataukah marah dengan berapi-api, semuanya berkait dengan neurotransmiter dalam otak. Neurotransmiter inilah yang mengirimkan pesan-pesan kimiawi ke seluruh jaringan tubuh. Senyum dan tawa akan mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh secara positif. Sementara amarah, cemas, takut, dan perasaan getir lainnya akan mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh secara negatif.

Pengaruh positif tersebut secara nyata akan membuat kesehatan jasmani dan ruhani kita akan semakin akurat dan terjaga. Namun sebaliknya, dengan banyaknya, dan seringnya kita menerima pengaruh negatif, dikarenakan sering marah, cemberut, dan cemas, pada akhirnya akan mempercepat proses merambat dan kesempurnaannya suatu penyekit. Yang terakhir ini jelas bukan harapan kita.

58 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Sebuah Gagasan Di beberapa rumah sakit pemerintah atau swasta, menurut hemat penulis memang diperlukan petugas khusus yang memiliki sense of humor tinggi, ramah, bersahabat, tidak galak, dan yang utama, bisa memberikan hiburan bagi para pasien. Demikian juga bagi pekerja sosial di pusat rehabilitasi, atau konselor di sekolah, perlu memberikan humor bagi para klien. Para pasien/klien perlu mendapatkan motivasi dari kedalaman diri mereka bahwa mereka dapat sembuh seratus persen; sehat seperti sedia kala. Pasien yang berbaring sakit dan tak berdaya secara fisik, harus disenangkan secara lahir batin. Para dokter bisa jadi terperangah dan tidak menyetujui pandangan ini, terutama jika pasien mereka belum melewati 60 persen kesembuhan. Itu wajar, karena pasien yang kesembuhannya masih di bawah 50 persen sangat membutuhkan ketenangan. Tetapi percayalah bahwa, hiburan segar, dan syukur bisa memancing pasien untuk tertawa geli sangat diperlukan para pasien yang mungkin merasa bahwa harapannya untuk sembuh hanya 20 persen.

Beberapa rumah sakit sekarang sebaiknya memiliki rak khusus yang bisa berjalan dengan empat roda, menyediakan bahan humor lucu untuk orang-orang dari segala usia, apakah itu komik, atau sketsa-sketsa pendek yang lucu, dikemas dalam CD atau flash disk atau dalam memori-memori lain, yang seketika bisa dinikmati pasien sambil tiduran, duduk, atau berbaring. Perawat yang baik adalah perawat yang ketika mendatangi pasien berwajah manis dan mampu menenangkan, mendinginkan jiwa pasien. Sehingga pasien kala itu merasa damai, tentram, bahagia, dan bangkit kembali semangatnya untuk hidup. Pasien harus bisa tersenyum dengan dua bibirnya, atau sekali pun hanya dalam hati, dan matanya masih menerawang jauh tentang hari-harinya yang akan datang, akan bisa dilalui dengan selamat ataukah tamat riwayatnya.

59 Humor Therapy

Sedangkan perawat yang buruk adalah yang suka mbesengut, dan kerap berbicara dengan pasien atau para penunggu dengan ketus, sama sekali tidak memiliki selera humor. Orang model ini tentu kedatangannya bagaikan bola api, yang membuat gerah para pasien dan penunggunya. Maka, penulis menyarankan bagi perawat jenis ini untuk mengubah citra dirinya, sehingga menjadi sosok yang humoris, cerdas, dan kedatangannya bagaikan bola es yang menyejukkan. Beberapa rumah sakit harus bisa memberikan training sehingga semua perawat dan petugas yang bekerja di sana humoris, mampu menghibur pasiennya, namun tetap profesional.

Aspek yang tidak kalah penting, para perawat, pekerja sosial, konselor dan mungkin juga para penunggu orang sakit, pada saat tertentu mesti bisa menjadi motivator bagi pasien/klien. Mereka harus bisa mengatakan kepada pasien/klien bahwa kesembuhan itu sebenarnya bisa diperoleh dari diri pasien sendiri, sepanjang dalam dirinya ada keyakinan dan harapan bahwa Tuhan masih akan memberinya anugerah yang paling indah. Dokter, obat, perawat, dan terapis hanyalah perantara. Dalam hal ini, ada sebuah wisdom yang menyebutkan: With money you can buy medicine, but hot health. Artinya, dengan uang Anda bisa membeli obat, tetapi Anda tidak bisa membeli kesehatan.

Para ilmuwan telah meneliti hubungan antara pikiran dan tubuh, terutama sehubungan dengan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan suatu penyakit. Bidang ini yang biasa disebut psikoneuroimunologi. Derai tawa yang memancarkan keriangan mampu mengubah kimia otak dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Humor memungkinkan seseorang untuk bisa mengendalikan situasi dan kondisi. Humor juga memungkinkan orang untuk melepaskan ketakutan, marah, dan stres, semua yang dapat membahayakan tubuh dari waktu ke waktu. Pendek kata, humor meningkatkan kualitas hidup.

60 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Manfaat Terapi Humor Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh American Physiological Society (2009) menunjukkan bahwa efek tertawa pada sistem kekebalan tubuh. Sampai saat ini studi dan penelitian mereka yang dipublikasikan menunjukkan bahwa, tertawa ternyata mampu menurunkan tekanan darah, mengurangi hormon stres, serta meningkatkan fleksibelitas otot. Selain itu, tertawa juga menambah fungsi kekebalan tubuh dengan meningkatnya perlawanan terhadap infeksi T-sel, melawan penyakit protein yang disebut gamma- interferon dan sel-B, yang menghasilkan penyakit-menghancurkan antibodi. Tertawa juga memicu pelepasan endorfin, obat penghilang rasa sakit alami tubuh.

Siapa pun dapat menggunakan terapi humor, baik preventif atau sebagai bagian dari pengobatan untuk penyakit apa pun. Orang biasanya menggunakan untuk pengobatan jangka panjang untuk penyakit kronis, terutama mereka yang diperburuk oleh stres (seperti penyakit jantung dan asma). Penyakit kronis memiliki efek negatif pada suasana hati dan sikap, yang membuat penyakit lebih buruk. Tetapi, dengan humor segar dan lelucon-lelucon yang positif membantu mengurangi efek negatif dari perasaan tidak sehat, lepas kendali, takut, kecemasan, dan perasaan tak berdaya. Seiring dengan arus globalisasi yang terus menggerus keaslian budaya kita, beberapa perasaan terakhir memang kerap menghantui hati orang yang tidak teguh pendirian, atau siapa yang sekadar mengikuti arus tanpa memegangi filosofi hidupnya.

Terapi humor juga bermanfaat sebagai tindakan pencegahan bagi pengasuh orang yang mengidap penyakit kronis. Pengasuh sendiri beresiko tinggi menjadi sakit, karena bisa jadi yang dihadapi adalah sosok yang sakit dan bertahun-tahun tidak mengalami kemajuan secara signifikan. Namun terapi humor dapat membantu

61 Humor Therapy melepaskan stres mereka. Pengasuh dan orang yang diasuh dapat berlatih terapi humor bersama-sama. Selanjutnya, mereka akan memiliki kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya.

Dagelan yang Bukan Terapi Di kota-kota metropolis, seperti Jakarta, Surabaya, dan kota- kota besar lainnya, tak dapat dipungkiri bahwa, tingkat stres yang diderita warganya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kota- kota kecil di daerah, atau di kawasanan pedusunan. Itu tak lain karena mayoritas warganya yang bekerja di bawah tekanan untuk menyelesaikan suatu target. Sehingga, apa pun akan dilakukan asal target terpenuhi. Akibat selanjutnya adalah banyak orang yang terkena stres. Kepala pusing tujuh keliling, badan meriang, bahkan banyak pekerja di beberapa perusahaan dan kantor pemerintah yang sering mengalami kepala pusing dan sakit serta nyeri sebelah. Bila tak mampu menerima keadaan itu, bukan mustahil mereka akan bunuh diri, jika iman tidak kuat.

Berita tentang orang bunuh diri karena depresi sudah sering kita dengar. Tak hanya itu, para pekerja politik, apakah itu para pimpinan partai politik yang memegang jabatan politis tingkat tinggi, dan para politisi tingkat provinsi, juga akan lebih sering dihinggapi apa yang namanya tekanan batin dan stres. Para wakil rakyat di Senayan yang sering kita lihat berdebat dengan mimik serius, dengan ekspresi seolah- olah sedang menjadi pahlawan, suara tinggi, lantang, dan kadang nyaris terjadi kekerasan, juga sangat berpotensi memunculkan stres. Apa lagi jika seperti kita dengar dari media, adanya wakil rakyat yang pecicilan minta upeti ke pimpinan badan usaha milik negara, agar pembahasan proyek-proyek yang disodorkan ke lembaga legistalif itu bisa lolos dengan mulus tanpa banyak perdebatan, atau dengan sedikit

62 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris debat tak masalah –dengan akting yang prima seolah-olah serius– asalkan ujung-ujungnya lolos. Dengan redaksi sederhana dapat dikatakan, proyek-proyek yang dibiayai oleh uang negara, belum dimulai, bahkan baru direncanakan, dananya sudah dikorup dulu. Inilah keadaan yang tidak sehat, dan sangat berpotensi menghasilkan situasi kenegaraan yang buruk, dan pada akhirnya, jika perilaku itu sering dan terus berulang-ulang, maka akan menciptakan lingkaran setan. Sebuah keadaan yang mampu menumbuhkembangkan emosi negatif jamaah. Karena ada individu-individu yang menggunakan senjata aji mumpung. Apa lagi jika itu terjadi secara berjamaah, atau setengah kolektif dan terstruktur dengan melibatkan perantara- perantara yang kelihatannya sopan. Maka, keadaan seperti itu, penulis menamainya dengan kejahatan kolektif dan pada suatu saat nanti akan melahirkan dosa kolektif. Karena sudah pasti bahwa, kejahatan itu melahirkan dosa. Dan siapa yang berdosa, dalam jumlah banyak, akan merasa resah, gelisah, was-was, dan pada saat-saat tertentu, ketika emosi negatif sudah mengkristal, dihinggapi depresi dan ketakutan. Keadaan yang terakhir ini bukan saja berpotensi menyerang psikis individu yang bersangkutan, tetapi, pada saatnya nanti, juga memunculkan penyakit fisik. Orang yang depresi dan mengalami tekanan luar biasa karena korupsi, itu tandanya masih memperhatikan suara hati nuraninya. Namun bagi sosok yang sudah tak memperhatikan suara hati kecil, koruptor kelas kakap, yang korupsi ratusan miliar rupiah tentu masih merasa tenang-tenang saja. Karena hatinya sudah mati; semua makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya hasil korupsi; dan saking banyaknya itu sudah mendarah daging.

Depresi yang luar biasa itu terjadi karena perilaku pembenaran seorang individu yang sebenarnya berperilaku tidak benar, atau menyimpang, tetapi tetap dinyatakan dan diutarakan sebagai perilaku

63 Humor Therapy yang benar dan sesuai dengan tugas dan kewenangannya (karena sudah telanjur menjadi pejabat publik yang setiap hari disorot kamera jurnalis dan sering menjadi head-line news), meski pun harus berdusta, dan menyatakan orang lain yang salah, untuk menciptakan drama politik yang tidak elegan. Semuanya telah dikerubungi oleh emosi negatif, dan pikiran negatif. Dagelan-dagelan yang dilakukan oleh para politisi itu, yang oleh sebagian pengamat dikatakan sebagai dagelan paling lucu dan kelucuannya melebihi dagelan komedian sejati, tentu tidak bisa dijadikan terapi bagi rakyat, atau pasien apa pun dan sedang mondok di rumah sakit mana pun. Karena dagelan mereka justru menyakitkan hati rakyat. Dengan kata lain, dagelan dan lelucon mereka tidak mampu menimbulkan tawa spontan rakyat, melainkan kegeraman yang dalam.

Sebenarnya penulis ingin mengusulkan agar setiap terjadi pembahasan suatu masalah, agar tidak terjadi perdebatan sengit yang keras dan frontal, sehingga pemandangannya seperti orang kampung yang sedang padu (bertengkar secara lisan) di pasar kecamatan, sampai anak-anak kecil usia SD kadang bisa melihatnya. Itu sangat memalukan. Alangkah baiknya jika setiap kalimat dan ungkapan yang dikatakan itu diutarakan dengan nada datar, dan tenang, lalu diakhiri dengan tersenyum. Karena, sesungging senyuman itu adalah sedekah. Dengan banyak tersenyum pada situasi dan kondisi yang tepat, berarti banyak bersedekah, dan akan terhindari dari depresi dan stres. Pasang senyum di sini bukan berarti penulis ingin mengurangi materi dan esensi pembicaraan yang sebenarnya merupakan masalah serius.

Dengan tersenyum, kita akan mendapat pahala yang lebih daripada yang tidak suka tersenyum namun lebih sering pencerengan. Memang, kadang pernah kita melihat dan mendengar ada wakil rakyat yang suka berpantun pada awal atau akhir pembicaraannya,

64 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris sehingga sedikit memancing derai tawa para pendengar yang ikut sidang atau para pemirsa di depan layar kaca. Tetapi itu dulu. Dan sangat sedikit.

Sesungging senyum yang ringan, sebenarnya itu sangat menyehatkan. Menyehatkan fisik dan suasana. Teori dan hipotesis Waynbaum di atas telah menerangkan hal itu. Dalam pelayanan publik, kita sering mendengar motto 3S: Senyum, Salam, Sapa.

Aplikasi Terapi Humor Menurut William Glasser dalam Corey (2008) manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu survival (makanan, tempat tinggal, pakaian), connecting, belonging, dan love (interaksi dan kasih sayang), power (kekuasaan), freedom (kebebasan), dan fun (hiburan). Humor merupakan bagian dari fun (hiburan).

Humor merupakan terapi yang sangat sederhana dan efektif karena dengan tertawa kita dapat melepaskan emosi-emosi negatif, seperti kegalauan, marah, kecemasan, kegelisahan dan kebosanan. Terapi humor juga sangat menyenangkan dan menggembirakan. Klien yang bersedia untuk memanfaatkan tawa dalam terapi umumnya akan lebih cepat menyelesaikan masalahnya.

Tertawa merupakan obat terbaik. Laughter is the best medicine. Obat yang tidak dijual di apotek atau farmasi, tetapi obat itu ada dalam diri kita sendiri. Jadi sebenarnya, diri kita adalah konselor atau terapis yang terbaik untuk setiap permasalahan yang kita hadapi. Bukan dokter, bukan pula psikolog yang lain, sebab dokter atau psikolog itu hanya mediator yang kadang tidak mengetahui dengan sebenarnya apa masalah kita. Sayangnya kita kadang tidak mengetahui bagaimana cara mendapatkan obat atau memanfaatkannya. Kita kurang tertawa.

65 Humor Therapy

Sebenarnya diri kita adalah konselor atau terapis yang terbaik untuk setiap permasalahan yang kita hadapi. Bukan dokter, bukan pula psikolog yang lain, sebab dokter atau psikolog itu hanya mediator yang kadang tidak mengetahui dengan sebenarnya apa masalah kita.

Pada saat Anda stres karena beban kerja dan deadline pekerjaan, Anda bisa memutar vidio lucu dari koleksi Anda, atau membuka Youtube dan mencari hal-hal yang lucu. Dengan cara seperti ini, rasa tertekan, gelisah, dan jenuh bisa hilang, atau minimal berkurang. Atau mengunjungi blog, seperti http://blogtawa.com. Secara singkat, senyum, humor, dan tawa merupakan karunia Allah yang diberikan kepada manusia untuk mengatasi masalah dan untuk bertahan hidup.

Berikut ini penulis akan menjelaskan aplikasi terapi humor dalam tiga bentuk, yaitu aplikasi humor secara individu dan kelompok, menyingkirkan emosi negatif, dan tersenyum saat menghadapi masalah. a. Aplikasi Terapi Humor Secara Individu dan Kelompok

Terapi humor dapat diterapkan secara individu atau kelompok. Secara individu, terapi humor bisa dilakukan dengan cara membaca buku-buku humor atau menulis tentang humor dari peristiwa dan kejadian sehari-hari. Penulis yakin masing-masing dari kita mengalami hal-hal yang lucu, atau mendengarnya dari orang lain. Saat itu, tulislah kejadian atau kisah-kisah lucu seperti itu. Bisa ditulis di telepon genggam, note book, atau alat elektronik sejenisnya, kemudian diupload di blog pribadi atau jejaring sosial, dan bisa juga dijadikan koleksi humor pribadi. Dengan demikian, jadilah diri kita pribadi yang humoris. Arti humoris disini Anda

66 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris mampu memproduksi humor yang setiap saat bisa dijadikan obat kegalauan, kecemasan, dan kesedihan.

Secara kelompok, terapi humor dapat diterapkan dalam acara formal atau nonformal yang melibatkan banyak orang. Seorang guru/dosen, sebelum memulai pelajaran atau perkuliahan, bisa menyampaikan humor untuk mencairkan suasana. Jika tidak di awal pelajaran atau perkuliahan, guru/dosen tersebut bisa menyampaikannya di tengah-tengah kegiatan pembelajaran, supaya murid-murid atau mahasiswa tidak ngantuk. Bisa juga dilakukan di akhir pembelajaran, untuk mengakhirinya dengan happy ending and smiling faces.

Humor, juga bisa dijadikan bahan obrolan sesama anggota keluarga atau teman pada saat santai, makan bersama, kunjungan keluarga dan sebagainya. Bagi Anda yang sedang memimpin rapat bersama anggota, staf, atau karyawan, Anda juga bisa menyelipkan humor di tengah-tengah pembahasan agenda rapat, sehingga suasana tidak terlalu serius, apalagi menakutkan. Kita sering mendengar istilah, serius tapi santai yang biasa disingkat dengan SERSAN. Bagi Anda yang berprofesi sebagai da’i atau penceramah, humor bisa dijadikan bahan untuk menarik perhatian para pendengar. Dan masih banyak lagi, kegiatan atau aktivitas yang bisa dilengkapi dengan humor.

b. Menyingkirkan Emosi Negatif

Dalam sebuah kehidupan rumah tangga, terjadi kesalahpahaman antara suami dan istri sudah menjadi hal yang biasa dan wajar. Bahkan, kadang kesalahpahaman itu memunculkan pertengkaran. Ini juga sering terjadi. Lebih dari itu, diantara suami istri itu pun yang akhirnya bercerai, juga tidak sedikit. Pertengkaran dalam

67 Humor Therapy rumah tangga, jika tidak diakhiri dengan win-win solution, juga akan memunculkan depresi yang bisa berakibat buruk. Kadang ada seorang suami yang menyimpan amarah, misalnya, disebabkan istrinya mengatakan hal-hal yang tidak layak diucapkan. Tetapi karena suami tadi masih mencintai istrinya, ia pun menerima penghinaan itu, meski pun di dalam hati ada tekanan dan merasa tidak nyaman. Hatinya tidak bahagia. Gundah. Bahkan dari detik ke detik diliputi keresahan. Di sisi lain, ia masih ingin menjaga agar rumah tangganya utuh. Perasaan tidak nyaman dan amarah yang tersimpan dalam hati suami, pada suatu saat nanti, memang bisa menjadi bumerang, misalnya, dia ngamuk membabi buta, sampai melakukan kekerasan pada istrinya. Jika suami yang seperti itu, kebetulan Anda, apa yang mesti dilakukan? • Mencari pelampiasan di luar rumah, dan pada suatu saat merencanakan balas dendam. • Sabar dan berdoa agar Tuhan memberi pencerahan hati istri Anda. • Introspeksi diri, dan selalu berusaha agar istri bisa nyaman, tertawa bahagia.

Dari tiga pilihan itu, jika ditanyakan kepada seorang psikolog, terapis, konselor atau seorang ustaz di pondok pesantren, 99 % akan menghindari pilihan pertama. Memang mencari pelampiasan di luar rumah pada hal-hal yang tidak baik, distruktif, bisa berbahaya. Bahkan cenderung meningkatkan depresi. Apa lagi jika masih terdetik keinginan untuk balas dendam. Jika Anda terjebak dalam keadaan seperti itu, penulis menyarankan untuk melakukan langkah ke dua dan ke tiga. Sabar, berdoa kepada Tuhan agar memberikan jalan terbaik. Dalam keadaan seperti apa pun, seyogianya kita tidak melupakan Tuhan. Dengan hati kecil pun kita bisa menyebut nama-Nya. Dengan menyembut nama- Nya dalam hati saja, Tuhan akan mendengar apa yang kita harapkan.

68 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Kemudian mengoreksi diri sendiri. Keinginan balas dendam yang menggebu, dalam berbagai perkara, pada intinya sama dengan memelihara tekanan batin dan emosi negatif. Jika ini Anda lakukan, maka depresi itu akan bersarang pada Anda lebih lama lagi. Ini sangat berbahaya bagi kesehatan psikis. Maka untuk mengeliminir tingkat stres yang tinggi itu, penulis mempunyai beberapa pemikiran dan solusi sebagai berikut.

Belajarlah untuk membuka diri dalam kehidupan sehari-hari, dengan melakukan hal-hal positif yang lebih banyak di masyarakat. Pandangan bahwa, ‘selain sebagai makhluk individu, manusia itu juga makhluk sosial’ ini perlu dicamkan, diresapi, dan diamalkan. Hilangkah jauh-jauh sifat individualistik, dan lebih suka menolong sesama, orang lain yang lebih dhaif. Ada benarnya, dan ada manfaatnya bila seorang ustaz di desa mengatakan, misalnya, salat berjamaah itu lebih baik dari pada salat sendirian. Karena dalam pekerjaan itu, ada upaya untuk memupuk rasa kebersamaan. Perkumpulan bulanan di tingkat RT, atau arisan ibu-ibu, dan bentuk-bentuk perkumpulan dan perhimpunan atau organisasi apa pun lainnya itu, jika diikuti dengan niat baik, bisa mengeliminasi rasa kesendirian, dan tanpa disadari akan memupuskan tekanan batin; serta menyingkirkan emosi negatif. Apa lagi jika di sana kita bisa tersenyum, tertawa lepas, dan melupakan masalah pribadi dan keluarga yang masih membebani pikiran. Dalam perkumpulan RT itu, misalnya, kita harus bisa tersenyum, lalu tertawa dengan lepas. Dan yang penting, wajar. Meski pun dua mata kita masih memancarkan kekesalan dan suatu penderitaan. Menurut sebuah teori, saat tertawa dengan lepas dan penuh kegembiraan, ibaratnya kita sedang mandi oksigen, sehingga seketika semua jaringan saraf, dan sel-sel dalam tubuh teraliri oksigen dengan cukup bahkan berlimpah. Dan itu otomatis menjadikan tubuh kita lebih segar dan

69 Humor Therapy nyaman. Namun sebaliknya, jika kita tidak bisa tertawa lepas, maka sel-sel darah serta jaringan dalam tubuh akan merasa, haus, lapar oksigen dan kering. Keadaan ini sangat berpotensi menimbulkan depresi, tekanan batin, kecemasan yang dalam, dan kemuraman.

Jarang tersenyum, dan suka cemberut, akan menjadikan wajah penuh keriput. Itu tandanya tidak sehat. Lebih sering tersenyum, menghilangkan semua keriput di wajah, sehingga kelihatan lebih muda dari usia sebenarnya. Dan Anda harus lebih sering tersenyum daripada suka marah dan mempunyai ekspresi buruk lainnya. Agar tampak lebih muda, dan energik.

Di sisi lain, memelihara emosi negatif, itu tidak ada manfaatnya sama sekali. Bahkan itu, akan membuat kita semakin hari bertambah sedih, karena merasakan bahwa hidup di dunia ini terasa sempit dan tidak ada ruang gerak yang leluasa. Juga pikiran-pikiran negatif yang tak berdasar apa pun hendaknya dihilangkan, agar tak mengganggu kesadaran dalam benak paling dalam. Su’udhan atau buruk sangka pada orang lain, juga membuat pikiran kita kusut, yang pada akhirnya mengganggu sirkulasi sel-sel darah dan jaringan-jaringan dalam tubuh.

Coba Anda simak pengalaman penulis berikut ini.

Pada suatu malam, penulis menghadiri sebuah pertemuan di pusat kota, untuk sebuah diskusi publik. Disebabkan aktivitas yang begitu padat sejak pagi, rasanya memang penulis letih, lemah dan seperti kekurangan tenaga. Meskipun sebenarnya sudah mencoba makan dan minum yang banyak, rasa letih dan lelah itu tampaknya terbaca oleh seorang kawan. Ketika acara belum dimulai, kawan tersebut bertanya apakah saya sakit. Saya memang tidak sakit, tetapi rasanya letih sekali. Kawan yang sebenarnya belum terlalu lama penulis kenal itu, baik hati. Dia meminta saya untuk mendekat, dan

70 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris duduk membelakanginya. Katanya saya mau diterapi. Dari kepala bagian belakang, dia mengangkat telapak tangan, bak seorang ahli sihir. Lalu dia menurunkan telapak tangan dan menaikkannya, seakan ingin mendeteksi ada apa di dalam tubuh saya bagian kepala dan dada.

“Mas terlalu banyak bekerja sampai kekurangan tenaga. Aliran darah ke otak tidak cukup oksigen,” katanya sesaat kemudian.

Ini tentu hopotesis yang jitu, batin saya.

“Jadi saya kurang darah?”

“Bisa begitu. Coba saya terapi lagi, biar otak dialiri darah yang mengandung banyak oksigen.”

Saya hanya diam. Dan ingin merasakan terapinya.

Bagaikan ahli sihir, tanpa menyentuh tubuh saya sedikit pun, masih dengan telapak tangan kanannya, dia mencoba menambah aliran darah ke daerah kepala. Beberapa saat dia menggerakkan telapak tangan ke atas dan ke bawah. Lalu agak lama berhenti di belakang tengkuk. Saya merasakan ada sesuatu yang lain. Tiba-tiba saya merasakan sensasi aneh. Seakan ada kipas angin di belakang kepala saya. Hangat. Sempriwing. Saya pun membatin kalau kawan yang satu ini memang terapis yang ahli. Mungkin dengan tenaga dalam, atau ilmu lain. Ilmu yang sudah lama dia pelajari.

“Di rambut seperti ada kipas angin?” tanyanya.

“Ya .”

Dan singkat kata, malam itu saya merasa lebih sehat dan segar lagi. Malam itu dia menyarankan saya untuk selalu minum dua gelas air putih sehari. “Gelas yang besar. Pagi dan sore.”

Saya hanya mengiyakan. ”Memang saya pernah mengkonsumsi

71 Humor Therapy air beroksigen yang dikemas dalam botol kecil itu.” Lalu saya sebutkan mereknya, dan harganya.

“Itu bagus. Kalau bukan itu ya air putih biasa yang matang.”

Ketika acara malam itu berakhir kawan terapis itu memberi kartu nama. Ternyata profesinya yang tertulis dalam kartu nama itu, bukan terapis, melainkan salah seorang staf yang bekerja di perusahaan pertambangan. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena punya kawan yang baik, dan juga berdoa semoga pada suatu saat bisa memberikan kebaikan kepadanya. Sarannya persis saran dari dokter yang pernah saya dengar. Dalam keseharian, kita harus banyak minum air putih.

Dari cerita di atas, bisa diperoleh kesimpulan bahwa, bila otak kita tidak mendapat aliran darah yang cukup oksigen, maka akibatnya adalah lemas, letih, lesu, dan sinar mata kita tampak suram, dan redup. Tidak bercahaya. Dalam keadaan seperti itu, bila masih dipaksakan untuk bekerja, bisa bertambah pusing tujuh keliling, dan hasilnya pun bisa tidak memuaskan.

Keadaan di dalam tubuh kita, sebenarnya bisa dibaca lewat pancaran dua bola mata. Keadaan letih, lelah, lesu dan tak bertenaga itu, sama dengan keadaan orang yang memendam emosi negatif yang tidak segera dipecahkan dengan derai tawa atau senyuman.

Penulis memang tidak menanyakan kepada kawan itu apakah dia menerapi saya dengan tenaga dalam, atau apa. Yang jelas bukan terapi humor atau tawa. Tetapi yang jelas, terapinya sangat bermanfaat, khususnya bagi penulis. c. Tersenyum Saat Menghadapi Masalah

Pada bagian ini, penulis ingin mengajak para pembaca untuk lebih

72 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris sering tersenyum, tertawa, dan merasa riang, meski pun misalnya, kita hanya mempunyai waktu yang tidak lama untuk menyelesaikan suatu masalah. Memang rasanya sangat sulit untuk rajin tersenyum dan tertawa tanpa alasan yang menggembirakan. Bahkan, boleh jadi, setiap hari kita mempunyai dan menghadapi masalah yang secara nyata tidak membuat kita gembira. Lalu, mana mungkin pada saat- saat seperti itu kita bisa tersenyum apa lagi tertawa? Untuk bisa tersenyum dan tertawa sebenarnya bukan mesti kita sedang atau akan menerima sejumlah uang banyak. Ketika kita ingat cerita- cerita lucu atau adegan-adegan komedian atau aktor dalam sebuah film pun kita bisa tertawa dan tersenyum. Kita bisa menertawakan diri sendiri yang kemarin merasa bodoh dan tidak berpengalaman. Ketika ingat orang tua kita di desa pun sebenarnya bisa memancing senyum. Seorang pengarang cerita, bisa jadi dalam kesendiriannya, diantara komputer, buku-buku dan HP di kamarnya, bisa tersenyum manakala ingat kejadian lucu yang kemarin dialaminya. Apa dia tidak gila jika tertawa sendirian? Jawabnya,”Tidak.” Karena sejatinya dia tidak dalam kondisi mental yang amburadul; masih mempunyai kesehatan fisik dan psikis yang prima.

Kita harus bisa menyisihkan tekanan-tekanan psikologis yang menjadikan hati tak nyaman. Tekanan-tekanan psikologis yang dirasakan berulang-ulang, dan dalam waktu lama, pada suatu waktu akan memperburuk kesehatan fisik; menimbulkan suatu penyakit, apalagi jika tidak ada sentuhan-sentuhan psikologis yang menggembirakan. Begitu pula ketegangan-ketegangan pikiran yang disebabkan suatu masalah, lambat laun akan menyumbang hormon-hormon negatif dalam tubuh, sehingga bisa mengganggu saraf-saraf dalam otak, dan alat-alat pencernaan, bahkan merambat sampai daerah tenggorokan, lidah, gusi dan bibir. Ketika penulis sedang dihimpit masalah, dan itu harus diselesaikan dalam hitungan

73 Humor Therapy waktu yang pendek, ketika itu jelas rasanya tegang sekali. Pikiran yang tegang itu, beberapa hari kemudian, ternyata membuahkan rasa sakit, yaitu adanya bengkak-bengkak dan nyeri di bibir dalam. Penulis kena sariawan. Ini salah satu contoh yang paling mudah, dekat, kongkrit dan nyata. Kelelahan berpikir, saking banyaknya beban pikiran yang bertubi-tubi dirasakan, juga sangat potensial untuk menimbulkan kelelahan psikis. Apa lagi jika tidak diimbangi dengan ketahanan fisik.

Tersenyum, tertawa, dan bergembira setiap hari. Ini yang beberapa hari terakhir penulis coba untuk melakukannya, dan mengajak beberapa orang lain untuk tetap senang. Tentu saja tersenyum dan tertawa dengan cara yang wajar dan tak dipaksakan. Yang tidak kalah penting, adalah bagaimana kita bisa tetap menjaga diri, sehingga mampu tertawa dan tersenyum secara wajar. Artinya, jika memang di sekitar kita terjadi sesuatu yang ganjil dan menerjang logika umum, kita lebih baik tersenyum dan tertawa. Sebab, menurut seorang dokter dari Inggris, Steven Greer (dalam Crichton, 2000), saat kita tersenyum, maka itu akan mendorong terjadinya relaksasi; dan manakala tertawa, kita akan merasakan adanya goncangan-goncangan dalam tubuh, dan seluruh sistem tubuh menjadi bergerak. Goncangan dan gerakan itulah yang akan menghilangkan ketegangan.

Bagaimana dengan orang yang terpaksa tersenyum atau dipaksa untuk tertawa? Jika kita terpaksa tertawa dan pada kali lain dipaksa untuk tersenyum karena suatu hal, itu masih lebih baik daripada berwajah murung dan cemberut. Itu akan menjadikan tubuh kita lebih baik dan sehat. Ketika kita menghadapi masalah yang sangat berat dan seakan tidak ada jalan keluar, misalnya saat kita harus melakukan pembayaran tunai dalam jumlah yang banyak, sementara uang kontan yang kita pegang tidak mencukupi,

74 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris bukan mustahil kita akan merasakan pening dan pusing tujuh keliling. Kawan penulis yang sering merasa pening dan pusing tujuh keliling dalam keadaan terjepit seperti itu berperilaku yang sangat memprihatinkan. Dia yang pensiunan TNI-AD itu biasanya memegangi kepalanya yang nyut-nyutan, lalu bangkit dan berjalan- jalan di ruang tamu, masuk kamar, dan keluar lagi. Beberapa hari kemudian, kawan penulis yang sudah purna tugas itu ternyata sudah kena vertigo, karena terlalu sering merasakan ketegangan, dan menghadapi banyak masalah. Penulis mengetahui hal itu dari kawan lain yang bercerita tentang dia. Sungguh kasihan dia. Dia konon sering dilarang istrinya untuk keluar sendirian dengan membawa mobil. Tetapi ketika sedang berada di Jakarta, di sebuah jalan yang ramai, dalam perjalanan hendak ke stasiun, diserempet mobil dan terjatuh. Kepalanya sempat berbenturan dengan jalan beraspal, keras, sampai dia tsak sadarkan diri. Ujung ceritanya, dia dilarikan ke rumah sakit, dan berbulan-bulan sakit, dirawat secara intensif di rumah sakit, sebelum akhirnya tidak sembuh-sembuh, lalu berobat ke luar negeri, dan baru sembuh, meski pun mungkin hanya 99%. Sekarang dia sudah baik-baik, namun ketahanan pikirannya sudah tidak optimal lagi. Di sini penulis hanya ingin mengajak para Pembaca, agar bisa menghadapi masalah apa pun dengan tenang, bahkan dengan tersenyum, namun berpikir secara cerdas, dan rasional, sehingga menemukan jalan keluar yang terbaik.

Untuk itu, pada bab empat dan lima nanti, penulis ingin mengajak para Pembaca untuk sejenak menikmati humor-humor dan sketsa- sketsa segar yang sudah beberapa tahun terakhir ini penulis himpun, dengan tujuan, memang semata hanya untuk memancing kita lebih banyak tersenyum dan tertawa. Sebagai seorang yang mempunyai latar belakang pesantren, terus terang penulis memang bukan seorang yang berprofesi sebagai komedian, yang dari menit ke menit harus

75 Humor Therapy memproduksi humor dan perilaku jenaka lainnya. Namun, beberapa bulan terakhir ini, penulis sangat menyadari bahwa betapa urgennya bagi kita yang belum menginjak usia setengah abad, untuk menjaga kesehatan psikis dengan lebih banyak tersenyum dan tertawa, untuk menyingkirkan ketegangan dan beban pikiran.

Saking pentingnya derai tawa ini, seorang peneliti dan pakar neurologi dari Perancis, Henri Rubenstein menyatakan dalam penelitiannya bahwa setiap kali kita tertawa satu menit, maka itu akan memberi dampak relaksasi selama empat puluh lima menit. Gerakan serta goncangan dalam tubuh saat kita tertawa, itu sesungguhnya merupakan gerakan yang tidak kalah bermanfaat dari olahraga apa pun. Jika penelitian Henri itu benar dan akurat, tentu dapat disimpulkan bahwa membaca buku-buku humor merupakan perbuatan dan tindakan untuk menjaga kesehatan dengan biaya yang sangat murah, dan mudah, di mana pun dan kapan pun kita bisa melakukannya.

Itulah beberapa alasan mengapa kita mesti lebih banyak tertawa dan tersenyum, sepanjang masih dalam batas-batas kewajaran dan kenormalan. Para komedian yang sudah malang melintang di dunia mereka, dan menjadikannya sebagai profesi untuk mendapatkan penghasilan, tentu, tanpa disadari mereka mempunyai jasa yang sangat penting bagi masyarakat pemirsa. Karena mereka mampu dan bisa memancing puluhan juta warga masyarakat untuk tersenyum dan tertawa.

Singkat kata, tersenyum dan tertawa itu sangat penting bagi kehidupan kita. []

10 Tips Meningkatkan Rasa Humor Untuk meningkatkan rasa humor, Anda bisa melakukan tips berikut ini.

76 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

1. Isi waktu luang anda dengan membaca buku humor. Saat menunggu pesawat di bandara, saat menunggu teman/ kolega untuk sebuah janji, atau saat menjelang tidur malam. Pengalaman penulis ketika di Jepang, ada tiga hal yang biasa dilakukan orang Jepang ketika menunggu kereta atau saat duduk di dalam kereta. Pertama mendengarkan musik, kedua, membaca buku yang ringan bacaannya (komik, humor), dan ketiga, tidur. Jarang sekali mereka ngobrol satu dengan lainnya. Dari tiga jenis, itu, ternyata yang paling banyak adalah membaca. 2. Tulis dan catat humor yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari dalam buku harian/diary Anda. Caranya, simak dan perhatikan ketika orang lain sedang tertawa. Apa obyek yang mereka bicarakan atau tertawakan. Nah, setelah itu ungkapkan humor tersebut dengan bahasa Anda sendiri. Dengan demikian Anda akan memiliki koleksi humor tersendiri. Baca kembali humor-humor tersebut pada saat waktu luang. Anda akan bisa tertawa dan tertawa itu sehat. Artinya, anda akan tetap sehat. 3. Selingi dengan humor pada saat Anda sedang presentasi dan/atau ceramah dalam suasana formal atau nonformal. Hal ini penting untuk membuat audiens tidak ngantuk dan tetap semangat. 4. Lihat video atau komedi di televisi atau putar VCD yang memuat humor atau cerita-cerita lucu lainnya, seperti Stand Up Comedy, Mr. Bean, atau sejenisnya. Hal ini akan membuat Anda segar dan fresh karena Anda bisa tertawa. 5. Abadikan peristiwa atau kejadian lucu di sekitar Anda dengan gadget yang Anda miliki: handphone, kamera digital, perekam vidio dll. Rekaman video ini suatu saat bisa Anda jadikan kompilasi dan Anda putar kembali. Sangat memungkinkan jika ada kontes atau pertandingan membuat rekaman video lucu, seperti program Home Funniest Vidio, Anda bisa berpartisipasi. 6. Beli buku-buku humor. Di Indoensia sudah banyak sekali buku-buku humor. Ada yang dalam bentuk kartun, narasi,

77 Humor Therapy

dan cerita. Anda bisa pergi ke toko buku terdekat. Diantara judul-judul buku, seperti yang penulis ungkapkan di Bab I dari buku ini. 7. Ikuti klub atau kelompok humor seperti Klub Tawa Ceria Sehat (KTCS) yang diadakan setiap dua minggu sekali di Monas. Mengikuti klub ini tidak ditarik biaya alias gratis. 8. Berikan senyuman kepada orang lain. Memberi senyuman dengan ikhlas merupakan sedekah kerana menimbulkan kegembiraan bagi orang lain dan memperkuat tali persaudaraan. Untuk bisa memberikan senyuman kepada orang lain, Anda tidak perlu modal satu rupiah pun, tetapi Anda akan mendapat pahala yang besar. 9. Hadapi permasalahan dengan tenang dan hati lapang, meskipun Anda dalam keadaan tertekan sekalipun. Tidak perlu panik dan gegabah. Ketenangan Anda adalah solusi terhadap permasalahan yang Anda hadapi. 10. Berbagi perasaan dengan orang lain (sharing). Jika Anda sedih dan galau, kemudian Anda berbagi kesedihan dan kegalauan tersebut kepada orang lain, maka perasaan sedih dan galau itu akan berkurang. Sebaliknya, jika perasaan itu Anda rasakan sendiri, maka ia akan bertambah. Demikian juga, ketika Anda merasakan kegembiraan dan kesenangan, kemudian Anda berbagi kepada orang lain, maka perasaan gembira dan senang itu akan bertambah. Sebaliknya, jika kegembiraan dan kesenangan itu Anda rasakan sendiri, maka ia akan cepat hilang. Please share your feelings with others.

Pada bab selanjutnya dari buku ini, ada koleksi humor yang lumayan banyak, semoga bisa memberikan terapi bagi Anda yang kebetulan membutuhkan penyegaran atau refreshing. Sebuah cara yang mudah, murah meriah untuk menuju sehat lahir batin. []

78 BAB IV HUMOR DALAM KONTEKS PENDIDIKAN

One minute of laughter can give the body up to 45 minutes of therapeutic relaxation Henri Rubenstein, French Neurologist

79 Humor Therapy

1. PEGIAT WARGA CINTA MEMBACA: Buku Pak Fasli Jalal “Hilang”

Selama dalam perjalanan dinas untuk melakukan benchmarking tentang standar nasional pendidikan khususnya tentang kurikulum dan sistem penilaian di Australia, Pak Fasli Jalal sebagai Ketua Rombongan selalu berbagi pengalaman inspiratif. Pada hari Selasa (15/9/2015) dalam perjalanan ke Melbourne University, Pak Fasli cerita tentang gerakan membaca yang dilakukan seorang pemuda di Kabupaten Malang. “Di Malang, ada seorang pemuda yang prihatin dengan kondisi minat baca anak-anak yang rendah dan fasilitas yang serba terbatas”, ungkap Pak Fasli mengawali cerita. Pemuda tersebut, tambah Pak Fasli, bukan seorang sarjana, tetapi memiliki kepedulian terhadap lingkungan dengan cara membuat perpustakaan bagi warga sekitar. Ruang tamu di rumahnya, ia sulap menjadi perpustakaan. Untuk mendapatkan buku, ia melakukan survei di toko buku Gramedia. Setiap ada pembeli yang keluar dari Gramedia dan membawa banyak buku, pemuda tersebut akan menanyakan nama dan alamat rumahnya. Ketika ada waktu luang, ia akan datang ke rumah tersebut dan menanyakan sekiranya ada buku yang bisa dihibahkan. Dari sekian orang yang didatangi, ada beberapa orang tertentu yang berkenan menghibahkan buku. Cara lain untuk mendapatkan buku yang ia lakukan adalah menjadi volunter pameran buku. Setiap ada pameran buku (book fair), pemuda tersebut akan datang dan menawarkan waktu dan tenaganya kepada penerbit untuk menjaga stand, tanpa harus dibayar penuh. Nah pada akhir pameran, biasanya, buku dijual murah bahkan ada yang dihibahkan. Maka pemuda tersebut akan membelinya dengan uang yang ia terima sebagai penjaga stand. Bahkan tidak sedikit penerbit yang menghibahkan buku dari pameran tersebut. Uniknya, di perpustakaan itu, katalognya tidak mengikuti ketentuan umum di sebuah perpustakaan. Klasifikasi yang dibuat pemuda itu aneh dan lain daripada lainnya. Contohnya ada klasifikasi “Buku wajib dibaca”. Ada juga “Buku Serius”. Selain itu,

80 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris orang yang mau pinjam buku tidak perlu daftar jadi anggota. Buku yang dipinjam tidak perlu dicatat dan tidak ada batas berapa lama masa pinjam buku. Pemuda tersebut tidak pernah berpikir buku itu kembali atau tidak. Ia tidak khawatir sama sekali. Ia benar-benar berfikir out of the box. Beda dari kebanyakan orang. Suatu ketika, Pak Fasli bertemu dengan pemuda penggerak Warga Cinta Membaca (WCM) tersebut dan memberikan pertanyaan. “Gimana kalau buku tersebut hilang karena tidak dicatat?”, tanya Pak Fasli Jalal. “Buku itu tidak akan hilang”, jawabnya singkat. “Kok bisa, kan tidak ada catatan nama peminjam dan tidak ada batas waktu kapan peminjam harus mengembalikan?” Pemuda tersebut diam sejenak. Kemudian kembali bertanya kepada Pak Fasli Jalal. “Bapak, berapa banyak punya buku?” “Ya, ada lah”. “Nah, saya yakin buku bapak banyak. Bapak tahu gak, buku Bapak yang dibeli dengan harga mahal tetapi tidak ada yang minjam dan tidak dibaca, buku itu sebenarnya hilang”. “Hemm.... benar juga ya”, ungkap Pak Fasli yang langsung disambut dengan tawa peserta rombongan.

***

2. UNIVERSITAS HERBAL

Menjelang perayaan tahun baru Imlek, Bu Ari anggota tim Sarprasers (istilah khas untuk tim ahli BSNP untuk standar sararan dan prasarana) dari Bandung mengalihkan isu pembicaraan dari cuaca buruk dan banjir ke obat herbal. “Bu Sri, tahu gak Malaysia mau buka Herbal University? Wah kumaha Indonesia nih?”, tanya Bu Ari dengan nada provokatif. “Bu Ari, di Indonesia sudah ada Institut Pertanian Bogor (IPB) gitu koq”, jawab bu Sri yang notabene dosen IPB. Bu Kun dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kurang

81 Humor Therapy setuju dengan pendirian Herbal University di Indonesia. “Kalau kita mendirikan Herbal University gantian kita dituduh menjiplak”, ucap bu Kun memberikan argumen sambil tertawa ringan. “Kalau begitu ya namanya Universitas Tumbuh-Tumbuhan saja”, usul Pak Ganden supaya tidak dituduh menjiplak. Kalau namanya Universitas Tumbuh-Tumbuhan, tambah Bu Sri, di IPB sudah diajarkan segala macam tumbuhan. “Kalau Pak Ganden mau jadi Rektor Universitas Tumbuh-tumbuhan, didukung deh. Beres”, ucap bu Sri dengan nada menyindir. Pak Eko seorang arsitek dari ITB yang juga anggota Sarprasers mencoba menawarkan solusi. “Herbal itu cukup jadi program studi saja. Di ITB bahkan hanya jadi obyek kajian satu kelompok keahlian di bawah Sekolah/ Fakultas Farmasi”, ucap Pak Eko yang punya hobi fotografi tersebut. Di ITB, tambah Pak Eko, ada kelas internasional yang isinya selalu full mahasiswa Malaysia. “Dulu ITB juga penuh dengan mahasiswa Malaysia Pak Eko. Tetapi ternyata sekarang publikasi Malaysia 16.000-an dan Indonesia hanya 4.000-an. Mudah-mudahan paten herbal kita tidak akan pernah lebih rendah dari Malaysia kelak ya, karena pusat kajiannya sudah banyak”, kata Bu Ari sambil mengamini harapannya. Pengalaman empiris di UNY, sebagaimana disampaikan Bu Kun bisa dijadikan argumen. “Mantan Warek Satu UNY, Ibu Nurfina Aznam adalah pakar kunyit putih dan -jamuan. Sekarang sakit sudah satu bulan tidak bisa jalan”, ucapnya sambil menambahkan menurut dokter itu karena virus. “Tetapi,” tambah Bu Kun, “Menurut pendapat umum, itu karena kebanyakan minum herbal. Setiap kali beliau minum teh, kapan pun dan dimana pun, selalu dicampur jamu buatannya. Ternyata ahli jamu kalau sakit beresiko ya. Karena dianggap penyakitnya disebabkan obat buatannya sendiri.” Mendengar cerita pengalaman empiris tersebut, Pak Ganden yang semula mengusulkan nama Universitas Tumbuh-Tumbuhan akhirnya ketawa ngakak. Sementara Bu Sri malah tidak mau berkomentar.

82 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Wah… Saya gak komentar apapun aja deh...”, ungkapnya sambil menanyakan kabar Pak Eko. Membaca komentar yang begitu banyak, Bu Ari yang pertama kali menggulirkan isu herbal merasa perlu mengakhiri obrolan. “Waduh komentarnya sudah banyak nih. Wah sensitif juga ya pertanyaan saya. Maksud saya apakah ada bagian dari universitas kita yang secara terintegrasi mengkaji tentang tanaman, fabrikasi dan pengobatannya. Kalau sudah ada berarti Indonesia sudah punya (Herbal University). Jadi tidak perlu khawatir disaingi Malaysia, supaya tidak keluar hak paten yang seharusnya punya Indonesia, tapi diakui Malaysia”.

***

3. PIL KB PRIA

Para Sarprasers setuju tidak perlu ada universitas herbal sebab di Indonesia sudah banyak pusat kajian herbal. Mereka juga sepakat produk herbal merupakan salah satu produk unggulan dari hasil penelitian di Indonesia. Menurut Bu Anita, UNAIR punya Tropical Diseases Center (TDC) yang baru saja dikukuhkan sebagai pusat unggulan riset nasional bidang kesehatan dan obat-obatan. Di dalamnya berisi peneliti multi disiplin ilmu termasuk ahli herbal. Tidak mau kalah dengan UNAIR, Bu Sri dari IPB memberi informasi lain. “Di IPB juga ada Pusat Studi Biofarmaka yang mengkaji herbal mulai dari proses tanam sampai makan/minumnya”, ungkapnya. Pak Ganden salah satu peneliti di UNAIR menambahkan bahwa salah satu produk unggulan TDC adalah obat KB Pria. “Hebatnya obat ini sifatnya temporary (sementara) dan efek sampingnya meningkatkan libido”, ulas ahli Kimia tersebut seraya menambahkan para pria lebih menyukai efek sampingnya. “Pak Ganden, apa sudah mengonsumsi pil KB Pria? Cerita-cerita dong ke Pak Denny dan Pak Eko!”, ucap Bu Anita menanyakan bukti empiris dampak pil KB Pria.

83 Humor Therapy

“Bu Anita langsung menanyakan hasil klinis nih”, tanya Bu Ari. “Hasil uji klinis sudah dilakukan, yang saya dengar hasilnya OK”, jawab bu Anita. Mengetahui namanya disebut Bu Anita, Pak Denny dari ITB langsung bangkit. Ibarat singa tidur yang diusik orang. “Kelihatannya Bu Anita sudah merasakan efek samping pil KB Pria”, ungkapnya sambil tertawa. “Pak Denny, bukannya efek depan?”, tanya bu Kiki. “Tanya Bu Anita tuh…efek samping atau efek depan”, balas Pak Denny. “Yang benar memang efek depan…”, jawab Pak Ganden yang sudah mengonsumsi pil KB Pria berkali-kali dan diiyakan oleh Bu Anita. “Itu Pak Denny, sudah dijawab Pak Ganden yang sudah merasakan efeknya”, jelas Bu Anita. Melihat Pak Denny penasaran, Bu Sri mulai memprovokasi. “Pak Denny ingin memastikan biar langsung berefek ya, Pak Ganden? Saya bagian mencatat saja barangkali bisa dipublikasikan”, kata Bu Sri. “Sip… Sip… Bu Sri. Nanti saya sebagai co-author saja”, ucap Bu Anita mengakhiri pembicaraan pil KB Pria.

***

4. PHOTO POSTWEDDING

Pada hari kedua lebaran, Kamis, 7/7/16, Prof. Edy Tri Baskoro, salah satu anggota Grup WA Sarpras BSNP, kirim foto-foto di Kelok 9 dan Lembah Harau Padang, Sumatera Barat. Semuanya ada 12 foto. Pemandangan alam pegunungan dengan jembatan layang serta lahan pertanian yang hijau, sangat indah dan menarik. Benar-benar menggambarkan kedamaian hari idul fitri 1437 H. Oleh karena itu, Kang Danny dari Bandung langsung berkomentar.

84 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Indah sekali, baik latar depan dan belakangnya”, ucapnya sembari memberi gambar jempol. Pak Eko Purwono yang memiliki hobi traveling dan fotografi turut memberikan gambar jempol. Bagian yang menjadi joke lebaran adalah, ketika Prof. Edy kirim foto di Lembah Harau. Dalam foto itu, Prof. Edy berpose bersama istri. Dalam posisi duduk di atas rumput, dengan latar belakang air dari sungai buatan dan langit yang biru cerah, Prof. Edy memegang tangan sang istri. Foto inilah yang dikomentari Pak Eko Purwono. “Foto Postwedding”, tulisnya singkat. “Hahahaha....Pak Eko, ada aja”, balas Prof. Edy. Maklum, selama ini kita sering melihat foto pre wedding, tapi kali ini ada foto post wedding.

***

5. BU KHOM: DIMINTA BACA AYAT SUCI ALQURAN

Rapat pleno BSNP pada hari Selasa (28/6/2016) merupakan rapat pleno terakhir di penghujung bulan Ramadhan. Meskipun agenda rapat cukup padat, suasananya nampak gayeng, ditandai dengan gelak tawa dari para anggota. Tidak lama setelah rapat pleno dimulai, ada satu anggota yang datang. “Yang baru datang mesti menyanyi satu lagu”, komentar Pak Ucok Ketua BSNP sambil mengarahkan pandangannya kepada Bu Khom panggilan akrab Ibu Khomsiyah. “Mending ngaji saja daripada nyanyi”, jawab Bu Khom sembari meletakkan laptopnya di atas meja. Rapat diteruskan oleh Sekretaris dengan membaca rumusan refleksi hasil penilaian buku. “Bapak dan Ibu anggota BSNP, agenda refleksi hasil penilaian buku sudah selesai kita bahas. Agenda selanjutnya adalah pembahasan nama kegiatan BSNP tahun 2017 untuk Kemenristekdikti. Namun, sebelum kita bahas agenda ini, mumpung kita masih di bulan

85 Humor Therapy

Ramadan, mari kita dengarkan bacaan ayat Suci Al-Qur’an dari Ibu Khom”, ucap Sekretaris BSNP. Gerrr… Semua anggota tertawa. Bu Khom langsung mengucapkan, Bismillahirrahmanirrahim”. Namun tidak dilanjutkan lagi. Pleno terus berjalan. Agenda yang dibahas adalah standar yang sudah direkomendasi ke Kemenristekdikti, namun belum ditetapkan menjadi Peraturan Menteri, salah satunya adalah Standar Akom. “Jika Kemenristekdikti bicara tentang pendidikan vokasi, BSNP telah merekomendasikan draf standar AKOM (Akademi Komunitas)”, ucap Pak Ucok. Pak Ucok berhenti sejenak… terus menambahkan, “AKOM ini hasil karya Bu Khom”. Gerrrr… Anggota BSNP tertawa untuk kedua kalinya.

***

6. SUDAH TERLAMBAT, SALAH RUANG LAGI

Kegiatan Pengembangan Standar Kompetensi Guru SMK sudah sampai pada tahap penyusunan draf standar. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 30 April dan 1 Mei 2016. Sesuai dengan mekanisme kerja di sekretariat BSNP, tempat ruang kerja tim selalu digilir. Jika pada pertemuan sebelumnya di ruang sidang BSNP di lantai dua, peda pertemuan kali ini, tim ahli bekerja di ruang sidang lantai tiga. Pada hari pertama kegiatan, Sabtu, 30/4/2016, ada satu anggota tim yang terlambat hadir. Yang bersangkutan hadir pada waktu menjelang sore hari. Ya, kira-kita satu setengah jam sebelum kegiatan berakhir. “Mohon maaf, tadi ada kegiatan wisuda di kampus”, ucap yang bersangkutan kepada salah satu anggota SBNP seraya menambahkan untuk kegiatan pertama tidak bisa hadir. “Ya, Bapak. Terimakasih”, ucap anggota BSNP singkat. Pada hari kedua, yang bersangkutan juga terlambat hadir. Kegiatan mulai pukul 08.00, tetapi yang bersangkutan baru hadir pukul 08.48.

86 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Di tengah-tengah kerja, Pak Ucok Ketua BSNP yang juga terlibat dalam kegiatan pengembangan standar tata kelola dan layanan data di ruang sidang BSNP lantai dua, menyempatkan diri menyapa tim ahli di lantai tiga. “Selamat Pagi Bapak. Terimakasih sudah bersedia meluangkan waktu untuk BSNP”, ucapnya sambil berjabat tangan dengan yang bersangkutan. “Pagi juga. Tapi kemarin, sempat salah ruang”, jawabnya. Saya yang duduk di dekatnya, pingin tertawa. Tapi saya tahan di dalam hati. Akhirnya saya tuangkan dalam tulisan dengan judul “Sudah terlambat, salah ruang lagi”. Hehehehe... Mohon maaf. Jika ada yang kurang berkenan.

***

7. MEMOTRET, HOBI BARU KETUA BSNP

Banyak pengalaman dari kegiatan pemantauan Ujian Nasional jenjang SMA sederajat yang berlangsung dari tanggal 4-6 April 2016. Selain mengetahui secara langsung pelaksanaan ujian di tingkat satuan pendidikan, anggota BSNP juga dapat mengembangkan hobi memotret. Pada hari ketiga pelaksaan ujian misalnya, ada dua anggota BSNP yang berhasil memotret panitia dan peserta UN. Di Purwakarta, Pak Zaki Su’ud berhasil memotret pengawas ujian di MAN 1 Purwakarta. Pak Ucok yang mendampingi Pak Menteri sidak UNPK di Depok, juga berhasil mengabdikan dua peserta UNPK. “Salah seorang peserta UNPK di Depok sedang siap-siap menuju ruang ujian”, tulisnya mengomentari foto yang diposting via WA. Di foto kedua, nampak Ketua BSNP berpose bersama peserta UNPK dengan komentar, “Rileks sejenak bersama peserta UNPK (seorang perempuan cantik-Red)”. Wah...Hobi memotret telah muncul. Bisa-bisa mengalahkan Pak Djokluk yang sudah lama memiliki hobi memotret. Begitu foto diposting, reaksi pertama muncul dari Bu Ning.

87 Humor Therapy

“Waduh, Pak Ucok bisa saja memilih yang bening-bening. Berkat batu akik nih”, tulisnya. Dua menit kemudian, Ifan Firmansyah PPK BSNP yang mendampingi Ketua BSNP melakukan pemantauan UN dan sejak sudah dua hari ini tidak kirim informasi di grup, langsung bangkit dan menulis, “Pak Ucok, saya ajak foto dong”. Tapi langsung ditampik Bu Ning, “Mas Ifan, bayi di rumah NANGIS tuh”.

***

8. PERBEDAAN ANTARA KHOM DAN KOM

“Mas, aku tanggal 9 April nanti ada RUPS. Aku izin telat datang ya untuk kegiatan pengembangan standar SMK. Saya sudah sampaikan juga ke Pak Nanang”, ucap Bu Khomsiah kepada penulis di tempat parkir mobil, Sabtu, 2/4/2016. “Sik, Sik, opo sih artine RUPS? Kok aku rak ngerti”, tanya penulis dengan bahasa Jawa pingin tahu. “Rapat Umum Pemegang Saham. Aku sebagai KOM di BPR Syariah ini”, jawab bu Khom. “Lho, emang Bu Khomsiyah selalu dipanggil Khom kan selama ini?”, tanyaku lagi. “Ora kuwi Mas, maksudku. Komisaris”, jawabnya sambil mesam- mesem ngguyu. “Ooo Komisaris. Wah, luar biasa ini. Nanti saya sampaikan ke teman-teman anggota BSNP tentang apa perbedaan antara Khom dan Kom”, ucapku. Ketika rapat pleno BSNP, penulis menyampaikan pesan dari Bu Khomsiyah tersebut. “Bapak dan Ibu anggota BSNP. Breaking news. Sebagaimana kita ketahui, nama panggilan akrab Bu Khomsiyah adalah Khom. Ternyata ada perbedaan antara Khom (dengan huruf H) dan Kom (tanpa huruf H)”, ucap penulis. “Maksudnya apa?”, tanya Ipung Yuwono anggota BSNP yang turut hadir dalam rapat pleno. “Hanya beda satu huruf H, tapi makna dan konteksnya beda. Jika

88 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

89 Humor Therapy kita sebut Bu Khom Kom, artiya Bu Khom Komisaris”, jelas penulis. Gerrr… Peserta rapat pleno tertawa semua.

***

9. NANANG: NASMIK, NASGOR, NASDEM

Pak Nanang anggota BSNP yang notabene koordinator kegiatan pemantauan implementasi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam akreditasi sekolah/madrasah, PAUD dan PNF, dikenal dengan kepiawaiannya membuat singkatan. Hal ini terbukti ketika Pak Nanang memaparkan pokok-pokok pemikiran pemantauan SNP tersebut kepada tim ahli, Sabtu, 2 Maret 2016 di BSNP. “Output kita selama dua hari ini adalah menghasilkan Desain Metodologi Pemantauan”, ucapnya mengawali presentasi. Desain ini, tambahnya, mirip dengan NASMIK atau Naskah Akademik. Tetapi bukan NASGOR alias , apalagi NASDEM atau Panas Dalem. Hahahahaha. Anggota tim ketawa. Namun, tiba-tiba ada anggota tim ahli yang berkomentar, “NASGOR itu adalah kompromi antara Abu Rizal Bakri dan Surya Paloh untuk menciptakan partai yang selalu diminati rakyat Indonesia, yaitu penggabungan (merger) antara Partai NASDEM dan GOLKAR”.

***

10. PAK UCOK BIASA MEMBUKA, TIDAK BIASA MENUTUP

“Semula Pak Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan bermaksud menutup kegiatan ini dan beliau sudah berada di tempat ini”, ucap Bu Dian Wahyuni mengawali sambutannya dalam kegiatan review draf standar kompetensi guru, Jumat (1/4/16) di Jakarta. Sesuai pesan Pak Dirjen, tambahnya, Pak Ucok Ketua BSNP yang menutup kegiatan ini. “Silahkan Pak Ucok”, ucap Bu Dian seraya memberikan mikrofon

90 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris kepada Pak Ucok. Gayung bersambut. Pak Ucok pun berdiri menyampaikan pesan penutupan. “Ini malah di luar kebiasaan saya. Saya biasa membuka, gak biasa penutup. Tetapi malam ini saya diminta menutup”, ucapnya yang langsung disambut dengan tawa dari para hadirin.

***

11. BERKUNJUNG KE AMERIKA, BUANG ANGIN KHAS INDONESIA

Obrolan ringan alias “ngalor ngidul” semakin seru dan gayeng jika dilengkapi dengan joke. Sebab dengan joke tersebut, orang bisa ketawa. Ketawa itu sehat. Ini manfaat dari joke. Ketua BSNP, Zainal A. Hasibuan yang akrab dipanggil Pak Ucok, memiliki kisah tersendiri saat belajar di Amerika, sebagaimana dikisahkan di sela-sela penyusunan standar pengembangan kurikulum di BSNP (27/3/16). “Saat itu ada kunjungan dosen-dosen dari Universitas Terbuka dan saya menjadi tour guide”, ucapnya mengawali cerita. Jumlah mereka, tambahnya, belasan orang dan sebagian besar ibu-ibu. Mereka punya agenda yang sangat padat, baik agenda resmi maupun agenda tambahan. Mereka ingin mengunjungi banyak tempat, termasuk tempat hiburan pertunjukan seni. Untuk menghemat biaya makan, lauk utama adalah telor. “Hampir tiap hari, lauknya telor dimasak ”, ucap Pak Ucok penuh ekspresif. Nah, ketika sudah sampai di tempat pertunjukan seni, pengunjung membludak. Penuh dan ramai sekali. Sehingga mereka harus antri yang cukup panjang, termasuk warga Amerika sendiri. Di tengah-tengah antri, ada peserta yang buang angin dan baunya luar biasa. Angin khas Indonesia, bau telor balado. Sementarta itu pengunjung warga Amerika tidak tahan bahu dan selama antri tangannya kipas-kipas.

91 Humor Therapy

“What hell is this”, kira-kira demikian gumam mereka, tanpa berprasangka buruk kepada siapapun. Yang mengherankan, ibu-ibu dari UT, tetap santai saja tanpa ada “guilty feeling”. Nah, ketika dalam perjalanan pulang, Pak Ucok menceritakan apa yang terjadi, maka seketika itu penumpang di mobil ketawa terpingkal-pingkal.

***

12. BAMBANG ORI VS BAMBANG KW

Pelaksanaan kegiatan penyusunan naskah akademik untuk standar pengembangan kurikulum pada hari Sabtu dan Ahad (26- 27/3/2016) berjalan dengan lancar. Seluruh anggota tim hadir dan masing-masing berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif. Lebih dari itu, selama kegiatan berlangsung, muncul jokes segar yang membuat anggota tim lebih gayeng dan akrab. Salah satu anggota tim ahli adalah Prof. Bambang Soehendro Ketua BSNP periode pertama. Pada sesi perkenalan anggota BSNP dan tim ahli, sebagai pemandu acara, penulis menyampaikan informasi ada pengalaman tersendiri dengan Prof. Bambang Soehendro. Ceritanya, pada tahun 2006, saat penulis masih membantu BSNP sebagai staf profesional di Gedung A lantai 3 Kemendikbud, ada staf keuangan yang memanggil nama Bambang. “Pak Bambang”, panggilnya. Secara spontan, Prof. Bambang Soehendro dan penulis langsung menoleh ke arah suara yang memanggil tersebut. Setelah itu, penulis dipanggil Prof. Bambang dan ditanya, “Nama Anda siapa?”. “Nama saya Bambang Suryadi”, jawabku singkat. “Mulai sekarang, Anda dipanggil Suryadi ya”, pesannya yang langsung saya amini. Nah, di tengah-tengah tim ahli bekerja, setelah ada penjelasan dari Ketua BSNP tentang arah dan tujuan kegiatan penyusunan Standar Pengembangan Kurikulum, Prof. Bambang Soehendro angkat bicara. “Di sini ada dua nama, yaitu Bambang Soehendro dan Bambang

92 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

93 Humor Therapy

Suryadi. Untuk membedakan sangat mudah, yang tua ori, yang muda itu KW. Jadi memanggilnya, Bambang Ori dan Bambang KW”, ucapnya yang langsung disambut dengan ketawa oleh seluruh anggota tim.

***

13. BU SRI ATAU BU IDA?

Salah satu anggota tim ahli untuk Standar Pengembangan Kurikulum adalah Sri Hidayati Kepala Bidang Kurikulum Puskurbuk, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saat diskusi pada hari kedua kegaitan, Ahad (27/3/2016), bu Sri minta waktu untuk bicara kepada Prof. Ali dalam kapasitasnya sebagai ketua tim yang sedang memimpin rapat. “Silahkan Bu Ida. Ee... Maaf, panggilannya bu Ida atau bu Sri”, tanya Pak Ali untuk memastikan tidak salah panggil. “Nama saya Sri Hidayati. Bisa dipanggil Sri atau Ida, Pak”, jawabnya. Tiba-tiba Prof. Bambang Soehendro berkomentar. “Kalau hari Sabtu dipanggil Sri, tapi kalau hari Minggu dipanggil I d a”. Gerrr... Hadirin tertawa semua. Suasana semakin seru ketika Prof Aris Munandar mantan Rektor Universitas Negeri Makassar berkomentar, “Asal tidak dipanggil Pak Sri atau Pak Ida saja”. Hahahahaha. Suasana tambah seru.

***

14. ANGGOTA BSNP DAPAT BUKU KUNING

Meskipun agenda pleno perdana BSNP tgl 18-19 Jan 2016 padat, suasana tetap ceria dan penuh semangat. Maklum, hari itu merupakan waktu lepas sambut untuk Pak Hafidz Muksin yang mendapat amanat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BSNP.

94 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Sebagai tanda kasih, BSNP memberikan kenang-kenangan kepala Pak Hafidz. “Pada kesempatan ini, saya juga akan memberikan sesuatu kepada anggota BSNP”, ucap Hafidz Muksin. Anggota BSNP diam sejenak. Mikir apa gerangan yang akan diberikan Pak Hafidz. “Saya memberikan buku kuning. Isinya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang BSNP, Permendikbud tentang pengangkatan anggota BSNP, dan keputusan BSNP tentang tata kelola. Ini buku pegangan wajib bagi anggota. Sengaja saya pilih warna kuning supaya tidak ada anggota yang kena kartu kuning”, ucap Hafidz. Gerrr... anggota jadi tertawa.

***

15. BUKAN ALAT VITAL TAPI INSTRUMEN

Salah satu kegiatan BSNP tahun 2015 adalah pengembangan Standar Data Sistem Pendidikan Nasional. Hari ini, Ahad (14/6/15) dilakukan review internal terhadap draf standar tersebut. Diskusi dan tukar pikiran sangat dinamis dan ‘gayeng’. Sebab dalam review ini ada beberapa reviewer dari direktorat terkait dan expert alias pakar teknologi informasi dan komunikasi. “Permasalahan yang kita hadapi saat ini tidak hanya beragamnya data dan pemanfaataanya yang kurang optimal, tapi data vital pun, kita belum punya semua”, ucap salah satu reviewer. “Benar, kita belum punya data vital, tapi alatnya kita punya”, komentar peserta lainnya. Gerrr... suasana langsung penuh tawa. Sebagai koordinator kegiatan Pak Djoko Luknanto langsung menenangkan suasana. “Tapi istilah yang digunakan dalam data adalah instrumen, bukan alat. Jadi, istilahnya instrumen vital, bukan alat vital”, ucapnya.

95 Humor Therapy

Hahahahaha... suasana semakin gayeng tapi tetap produktif. Maklum tim ini bekerja dan memikirkan urusan negara pada hari libur (Ahad/Minggu). Hebattt.

***

16. SISI LAIN DARI RAKOR BSNP LINTAS PERIODE

Hari pertama rapat koordinasi anggota BSNP periode I (2005- 2009), periode II (2009-2013), dan periode III (2014-2018), Senin kemarin di kantor BSNP Cipete, selain menghasilkan rumusan pokok- pokok pemikiran tentang pendidikan nasional, juga menambah keakraban, kekeluargaan, dan kebersamaan sesama anggota. Rakor ini layak disebut rakor lintas periode, sebab turut hadir dalam rakor ini para ketua dan sekretaris BSNP periode pertama,yaitu Bambang Soehendro, M. Yunan Yusuf, dan Suharsono. Selain itu juga hadir para anggota BSNP periode II dan III. Meskipun agenda rapat sangat penting dan “berat” yaitu Rencara Strategis BSNP 2015-2019, suasana rapat berjalan dengan santai. Istilah yang lebih tepat adalah “sersan” alias serius tapi santai. Sejak rapat dimulai pada pukul 10.00 dan berakhir pukul 16.00, selalu ada jokes dan guyonan yang membuat suasana semakin gayeng. Dalam catatan penulis, figur yang sangat humoris dan kaya dengan joke segar dan spontanitas adalah Prof. Bambang Soehendro mantan Ketua BSNP Periode I. Berikut ini beberapa jokes yang sempat penulis rekam.

***

17. BAKRIE AWARD DAN HOLLAND BAKERY

“Selamat datang Pak Gunawan”, ucap Ketua BSNP Zainal A. Hasibuan menyambut kehadiran anggota BSNP dari Surabaya tersebut saat memasuki ruang rapat sesaat setelah rapat dimulai Edy Tri Baskoro yang duduk di baris depan langsung menimpali, “Selamat kepada Pak Gunawan yang sudah mendapatkan Bakrie Award”.

96 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Itu Bakrie Award atau Holand Bakrie”, ucap Bambang Soehendro yang duduk di samping Edy Tri Baskoro. Gerrr… seluruh peserta langsung ketawa.

***

18. LANSIA ATAU SIALAN

“Pertemuan ini merupakan pertemuan yang luar biasa, karena kita bisa mendengar pengalaman dari para sesepuh BSNP”. Demikian Titi Savitri anggota BSNP periode III mengawali pembicaraannya. Saat mendengar kata “sesepuh” ada anggota yang komentar, “belum sepuh kok”. Bu Titi dan para peserta rapat langsung diam sejenak karena merasa ada kata-kata yang kurang pas. Tetapi, tiba-tiba Pak Bambang Soehendro memecahkan keheningan tersebut dengan memberikan pertanyaan (jokes). “Usia lanjut itu singkatannya lansia atau sialan?”, ucapnya seraya menambahkan itu terserah saja tinggal mau pakai singkatan yang mana. Gerrr… suasana jadi hidup kembali.

***

19. MODIS

Salah satu anggota BSNP yang menjadi perhatian menjelang acara makan siang adalah Prof. Edy Tri Baskoro. Sebab gaya rambut Pak Edy saat itu agak berbeda dari biasanya. “Pak Edy hari ini nampak lain ya gaya rambutnya”, komentar Pak Jamaris Jamna. “Lho Pak Edy itu orangnya dari dulu sampai sekarang selalu Modis”, ucap Pak Bambang Soehendro.

97 Humor Therapy

Semua anggota BSNP terdiam dan saling mengarahkan pandangan ke Pak Edy yang saat itu memakai baju batik warna hijau lengan pendek. Namun, tiba-tiba Pak Bambang Soehendro memberi penjelasan, “Modis itu Modal Diskon”. Langsung saja semua tertawa. Hahaha...

***

20. MENGACU SUPAYA TIDAK MENGACAU

Standar yang dikembangkan BSNP jika sudah ditetapkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bersifat mengingat. “Mengikat itu artinya seluruh satuan pendidikan di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua, harus mengacu kepada standar tersebut”, ucap Edy Tri Baskoro dengan nada serius. Mendengar ucapan tersebut, Bambang Soehendro yang duduk persis di samping kiri Edy Tri Baskoro langsung menimpali. “Maksudnya seluruh sekolah harus mengacu supaya jangan mengacau?”. Gerrr…suasana jadi gempar lagi.

***

21. STANDAR ISO

Suharsono mantan Sekretaris BSNP periode I mengusulkan kemungkinan perlunya penerapan standar ISO dalam pelayanan BSNP kepada masyarakat. Dengan adanya sertifikat ISO, menurut Suharsono, BSNP akan lebih dikenal lagi oleh masyarakat nasional dan internasional. “Pada masa mendatang, BSNP perlu menjajaki kemungkinan diterapkannya standar ISO di dalam manajemen internal BSNP

98 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris meskipun lembaga ini sudah memiliki tata kelola organisasi tersendiri”, ungkap Suharsono. Lagi-lagi Bambang Soehendro yang duduk di sebelah kanan Suharsono langsung berkomentar. “ISO ora ISO kudu ISO”, ucap mantan Dubes RI untuk UNESCO tersebut. Gerrr…

***

22. NAMA POPULER

Menjelang potong , Hafidz Muksin mengatakan bahwa tumpeng ini adalah simbol rasa kesyukuran kepada Allah yang telah memberikan berbagai nikmat, rezeki, dan petunjuk kepada kita semua sehingga program BSNP dapat berjalan dengan baik. Dengan alasan ini, acara potong tumpeng diawali dengan doa bersama. “Mohon Pak Bambang Suryadi berkenan memimpin doa”, ucap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BSNP tersebut. Usai pembacaan doa, Pak Suharsono langsung bekomentar, “Bambang itu memang populer, memang. Pada periode pertama BSNP ada Bambang Soehendro. Menteri Pendidikan Nasional saat itu juga Bambang Soedibyo dan sekarang ada Bambang Suryadi”. “Maksudnya nama populer itu nama pasaran?”, ucap Pak Aman yang langsung disambut dengan tawa oleh seluruh anggota.

***

23. KIDAL

“Selanjutnya, mohon Ketua BSNP Pak Zainal A. Hasibuan untuk mengawali pemotongan tumpeng dan diserahkan kepada Pak Bambang Soehendro Ketua BSNP Periode I”, ucap Pak Hafidz sambil memberi isyarat dengan jari jempol.

99 Humor Therapy

100 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Saya ini selalu grogi dan gak PD (percaya diri) dalam acara seperti ini kalau diminta baca doa atau motong tumpeng”, ucap Pak Ucok panggilan akrab Zainal A. Hasibuan. Semua anggota BSNP langsung terdiam dan mengarahkan pandangan mereka kepada Pak Ucok yang sudah melangkah mendekati posisi tumpeng. “Saya nggak PD karena saya kidal”, ucap Pak Zainal memecahkan keheningan seraya meminta Bu Kiki salah satu anggota untuk memotongkan tumpeng. Tentu saja seluruh hadirin tertawa lagi.

***

24. MOELOEK Muluk-Muluk

Salah satu anggota BSNP periode II adalah Farid Anfasa Moeloek yang biasa dipanggil Pak Moeloek. Selama acara berlangsung, suami dari Nila Djuwita Moeloek Menteri Kesehatan dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK tersebut sangat aktif dan kontributif. “Karena nama saya Moeloek, otak saya mungkin muluk-muluk”, ungkap mantan Menteri Kesehatan pada Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah kepemimpinan B.J. Habibie, mengakhiri pembicaraannya. Tentu saja seluruh hadirin langsung tertawa.

***

25. KAKAK ADIK

Selain nama Bambang, di antara anggota BSNP periode II juga ada nama yang mirip, yaitu Pak Djemari Mardapi dari UNY dan Pak Jamaris Jamna dari UNP. Bagi Pak Ucok, panggilan akrab Zainal A. Hasibuan yang memimpin rapat, masih agak sulit membedakan dua nama ini.

101 Humor Therapy

“Silahkan Pak Jamaris untuk menyampaikan pandangannya terlebih dahulu dan kemudian Pak Djemari”, ucap Pak Ucok. Karena salah sebut, salah satu anggota langsung mengingatkan, “ Pak Djemari, bukan Pak Jamaris”. “O, maaf. Bagi saya Pak Djemari dan Pak Jamaris ini seperti kakak adik”, ucapk Pak Ucok. “Dia (Djemari) lebih senior dari saya. Jadi silahkan lebih dulu bicara”, ucap Pak Jamaris yang disambut dengan tawa para peserta rapat.

***

26. KOPI KUCING

Pada hari kedua kerja awal Ferbuari 2014, Bu Sri salah satu anggota grup WhatsApp Sarpraser BSNP kirim pesan sebagai berikut. ”Maaf...BUAT YANG SUKA NGOPI”, demikian Bu Sri dari IPB mengawali postingnya pada hari Selasa malam (4/2/14) yang diikuti dengan cerita dalam bahasa Jawa sebagai berikut.

Slamet mertamu nang omahe Faisol disuguhi kōpi. Jarene kōpine énak tenan, soalé Faisol ngelem kōpi sing disuguhno. Slamet akhire nyruput kōpine sampek entek, soale penasaran karo rasané.

Slamet, karo merem2 ngrasakno : Iki kōpi opo thō Sol? Kōk rasané rodo kecut?

Faisol : Iku kōpi istimewa, mèh podo karo kōpi luwak sing larang iku.

Slamet : Woo ngono thō, kōpi opo jenengé?

Faisol : Kōpi kucing, aku gawé déwé iki.

Slamet : Opo’o kok jenenge kōpi kucing?? Faisol : Soale diolah lewat kucing. Kōpi luwak kan kōpine dipangan luwak ndisik sakdurunge diolah, kōpi kucing iki yo dipangan kucing

102 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris ndisik sakdurungé diolah dadi kōpi bubuk. Aku terinspirasi karo kōpi luwak, cuman bèn gampang aku gawe kucing ae.

Slamet : Lah opo kucing doyan kōpi to Sol??

Faisol : Sakjane yow ora, kōpine tak gerus rodo kasar ndisik, trus tak campur iwak asin, mari ngono tak pakakno kucing. Slamet wetengé wis mulai rodo mules : Terus piye prosese Sol..??!

Faisol : Kopine khan metu bareng tèk kucing, gerusan kōpiné disAring, dikumbah, terus dipépé sampek gAring, trs digiling manèh sampek alus dadi kopi bubuk. Lha iki yo kebetulan awakmu sing pertama nyubak kōpi kucing iki, ωōng yo durung onok sing tak suguhi kōpi kucing iki, aku déwé arep nyoba kok yo gak kolu.. Yo’opo Met, rasané..?

Slamet: Djanncuukkkkk...seetaaaannn kowe sol..JuuuaaanggkrriKk.. Iki duduk Kopi Kucing jenenge Sol, tapi nek iki yo Taek Kucing jenenge....:

Mengingat cerita tersebut ditulis dalam bahasa Jawa, seorang anggota sarpraser dari Surabaya, Pak Ganden langsung komentar,” Huahuahua... Pasti Pak Denny nggak ngerti”. Pak Ganden menulis demikian karena dia tahu bahwa Pak Denny adalah anggota Sarpraser yang notabene dosen ITB dan domisili di Bandung. Menurut Pak Ganden, Pak Denny mesti Sunda banget alias ora Jowoni. Tidak disangka-sangka, tiba-tiba Pak Denny langsung merespon. “Aku yo ngerti, rong taun neng yojo....” “Piye, gelem ora kopi taek kucing. ...?” ucap Pak Denny lagi. Merasa anggapannya salah terhadap pak Denny, Pak Ganden menyaut, “Huahahaha Pak Denny memang hebat. Ngomong Jowo logat Bandung” Dari Ciputat, Bambang, nimbrung. “Aku pesen kopine sak cangkir yo”. Sementara Pak Ganden di Surabaya ketawa ngakak. Kok ada juga orang yang pesen kopi kucing.

103 Humor Therapy

Merasa pesanannya gak direspon, Bambang komentar lagi, “Lho sak jane sing dodolan kopi sopo tah iki? ”. Usai ketawa ngakak, Pak Ganden nimbrung lagi, “Bu Sri”. Sayangnya Bu Sri gak merespon cukup lama setelah mengirim cerita tersebut. Maka Bambang protes, “Lha dipeseni kok meneng wae. Sak jane serius opo ora tah dodolane? ”. Bu Anita, dokter gigi dari UNAIR, setelah baca posting-an tersebut akhirnya nimbrung juga. “Lo bu Sri saiki dodolan kopi ta?”, ucapnya. Merasa sudah diserang dengan berbagai pertanyaan, Bu Sri akhirnya muncul juga dengan berbagai alasan. “Ssssstttt tenang lagi difermentasi pak Ganden...disaring cara terbaru... Sabar nggeh pak Bambang nunggu dipublikasi dulu..”. Untuk meyakinkan Pak Bambang supaya tidak merasa lama menunggu, Bu Sri memberi argumen lain. “Juga nunggu perhitungan harga secangkirnya berapa...pak Edy Guru Besar Matematika ITB belum bisa menghitung...”. Sayangnya setelah 24 jam pesanan disampaikan, Pak Edy yang mendapat tugas dari Bu Sri untuk menghitung harga secangkir kopi gak muncul-muncul. Tidak tahu mengapa. Apakah masih mencari rumus matematika yang cocok untuk diterapkan pada kopi kucing atau memang lagi sibuk. Sementara, bu Kiki dari UNSRI Palembang, hari Rabu pagi (5/2/14) menyimpulkan obrolan di warung kopi kucing para Sarprasers. “Ada-ada saja..... Lucu banget dan komentar Sarpraser lebih lucu. Makasih Bu Sri...”. Ternyata kesimpulan Bu Kiki bukan akhir dari obrolan Sarprases tersebut. Dari Sendai Jepang, Prof. Edy yang sedang melakukan penelitian menyapa para Sarprasers. “Selamat pagi semuuuaaa…Selamat makan pagi dan terus beraktivitas…Salam dari Sendai nan cerah pagi ini” ucap Pak Edy sambil mengirimkan foto menu sarapan pagi. Thanks to all Sarprases for being good friends and having good sense of humor. ***

104 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

27. SELAMAT NGECENG

Pak Ganden pada saat para sarprasers ngobrol via WhatsApp sedang berada di Tretes. Ada acara liburan keluarga. “Pak Eko, saya jadi ketagihan fotografi nih”, ungkap Pak Ganden mengawali pembicaraan. “Selamat ngeceng, Pak Ganden. Nikmati segala pemandangan. Kalau mau hunting ajak-ajak saya”, jawab Pak Eko. Bu Ari yang jeli dengan penggunaan bahasa langsung nimbrung. “Wah…untung Pak Eko gak salah tulis ya Pak Ganden”, ungkapnya. Note: Tanyakan ke Bu Ari, salah tulis apa yang dimaksud itu.

***

28. SK PENANGANAN BANJIR

Sejenak sebelum rapat pleno BSNP (11/2/2014), Edy Tri Baskoro, Ketua BSNP saat memimpin rapat memulai pembicaraan sbb: Untuk menangani banjir di Jakarta, seharusnya Pak Jokowi mengeluarkan SK. “SK apa pak?”, Tanya seorang anggota rapat “SK Berhenti Banjir”, jawabnya. “Tidak cukup dengan SK Gubernur, tetapi harus dengan Perpres”, sahut anggota BSNP yang lain. Semua hadirin jadi tertawa semua. Hahahaha

***

29. LUMIA, SAMSUNG, DAN LUNIAMAYA

Dalam grup Whatsapp BSNP 2014, suatu saat, salah satu anggota mengirim berita tentang Presiden Amerika. Judulnya adalah “Obama temporarily barred from Air Force One due to - breath” diikuti dengan alamat situs berita tersebut. Posting tersebut mendapatkan banyak respon dari anggota.

105 Humor Therapy

Berikut ini percakapannya. Anggota 1: “Bagaimana caranya memasukkan alamat website ke WA? ” Anggota 2: “Saya hanya copy and paste saya, Pak.” Anggota 1: “Yang saya tanya, bagaimana dapat copy and paste. Saya coba di Lumia tidak ada fitur itu. Mungkin Lumia saya tidak lengkap.” Anggota 2: “Bapak sudah waktunya hijrah ke Android.” Anggota 3: “Kalau dengan Samsung jadi lebih mudah. Nampaknya Bapak perlu ganti Samsung.” Anggota 4: “Dengan Blackberry 10 juga mudah.” Anggota 1: “Nanti kalau Lumia saya sudah rusak saya ganti Samsung. Sekalian tunggu model baru. Lumia kalah pintar rupanya.” Anggota 3: “Ada Lumia yang baru. Namanya LUNIAMAYA. Ini yang lebih hot.” Anggota 1: “Wah…. Kalau itu mahal sekali. Tambah sulit lagi.” Semuanya langsung menulis. Hahaha… Real joke in the morning.

***

30. KEPRIBADIAN NARSIS

Dua mahasiswa yang memiliki kepribadian biasa dan berkepribadian narsis sedang bertanya jawab. Mahasiswa 1 : “Bis apa yang cute?” Mahasiswa 2 : “Bisa gue.” Mahasiswa 1 : “Orang apa yang keren?” Mahasiswa 2 : “Orang cuma gue.” Mahasiswa 1 : “Anak apa yang manis?” Mahasiswa 2 : “Anak-anak bilang sih gue.” Mahasiswa 1 : “Mobil apa yang OK?” Mahasiswa 2 : “Mobilang gue juga boleh.” Mahasiswa 1 : “Lagu apa yang paling seksi?”

106 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Mahasiswa 2 : “Lague banget.” Mahasiswa 1 : “Bus apa yang cakep?” Mahasiswa 2 : “Busyet deh gue lagi.” Mahasiswa 1 : “Udang apa yang paling imut?” Mahasiswa 2 : “Udang apa jangan gue lagi ah.” Mahasiswa 1 : “Kalong apa yang paling jelek?” Mahasiswa 2 : “Kalongga lo sapa lagi?”

***

31. SINGKATAN PLESETAN

Pada waktu senggang, di kalangan mahasiswa atau dosen sering membuat plesetan tentang nama perguruan tinggi mereka. Plesetan itu kadang sekadar untuk mengekspresikan kejengkelan, dan pada kali lain sekadar iseng. Mahasiswa 1 : “Apa singkatan STIE?” Mahasiswa 2 : “Sekolah Tidak Ijazah Entuk.” Mahasiswa 1 : “Kalau singkatan UPI apa?” Mahasiswa 2 : “Universitas Padahal IKIP.” Mahasiswa 1 : “Apa singkatan UIN?” Mahasiswa 2 : “Universitas Indonesia Negeri.” Mahasiswa 1 : “Kalau singkatan ITS apa?” Mahasiswa 2 : “Institut Tengah Sawah.” Mahasiswa 1 : “Apa singkatan UMJ?” Mahasiswa 2 : “Universitas Milik Jamaah.” Mahasiswa 1 : “Apa singkatan UNY?” Mahasiswa 2 : “Universitas Ning Yogyokarto.” Mahasiswa 1 : “Apa singkatan STIBA?” Mahasiswa 2 : “Sekolah Tidak Berbau Asing.”

***

107 Humor Therapy

32. BAN ANGKOT MELETUS

Ada empat orang mahasiswa yang kebetulan telat ikut ujian akhir semester (UAS) karena bangun kesiangan. Mereka lantas menyusun strategi untuk kompak memberi alasan yang sama agar dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan. Mahasiswa A : “Pak, maaf kami telat ikut ujian semester.” Mahasiswa B : “Iya Pak. Kami berempat naik angkot yang sama dan ban angkotnya meletus.” Mahasiswa C : “Iya, Pak, kami kasihan sama sopir. Jadinya kami bantu dia pasang ban baru.” Mahasiswa D : “Oleh karena itu kami mohon kebaikan hati bapak supaya kami boleh mengikuti ujian susulan.” Sang dosen berpikir sejenak dan akhirnya memperbolehkan mereka ikut ujian susulan. Keesokan hari ujian susulan dilaksanakan, tapi keempat mahasiswa diminta mengerjakan ujian di empat ruangan yang berbeda. “Ah, mungkin biar tidak menyontek,” pikir para mahasiswa. Ternyata ujiannya hanya ada dua soal. Dengan ketentuan mereka baru diperbolehkan melihat dan mengerjakan soal kedua setelah selesai mengerjakan soal pertama. Soal pertama sangat mudah dengan bobot nilai 10. Ke empat mahasiswa mengerjakan dengan senyum senyum. Giliran membaca soal kedua dengan bobot nilai 90. Keringat dingin pun mulai bercucuran. Di soal kedua tertulis: “Kemarin, ban angkot sebelah mana yang meletus?” Ujar mahasiswa A, B, C, dan D dalam hati,”Wah, cilakak nih.” (Sumber: Ardiansyah - Rina Ariyani, http://wakakak.net/Cerita- Lucu-Sekolah)

***

108 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

109 Humor Therapy 33. DOSEN DAN OB BARU

Sebelum menjelaskan mata kuliah baru, sang dosen memberi pertanyaan kepada mahasiswa. “Siapa Bapak Vocational Counselling di Amerika?” tanya dosen sambil menunjuk mahasiswa yang berdiri di belakang. “Maaf Pak, saya tidak tahu,” jawabnya singkat. “Apa kamu belum baca mata kuliah yang lalu? Kalau begitu, kapan dibentuk Vocational baru di Amerika?” tanya dosen lagi. “Maaf Pak, saya tidak tahu,” jawabnya lagi. “Tidak tahu juga. Saya kan sudah beritahu supaya membaca mata kuliah yang lalu sebelum masuk ruang kuliah. Jangan datang ke ruang kuliah dengan empty mind (otak kosong). Tidak ada artinya masuk kuliah tanpa membaca terlebih dahulu,” ujar dosen dengan nada tinggi. “Maaf pak, saya bukan mahasiswa, saya OB (Office Boy) baru di fakultas ini. Saya ke ruangan ini untuk mengganti baterei jam dinding yang habis. Gerrr... Langsung saja seisi kelas tertawa. []

***

34. BELUM IBU-IBU

Pada hari raya Idul Fitri 1432 H, seorang mahasiswi mengucapkan selamat kepada dosennya. “Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin ya, Pak. Semoga pada hari yang fitri ini Allah memberikan kesehatan, kebagiaan, dan ampunan,” tulis mahasiswi sambil menuliskan di bagian akhir SMS-nya ‘Dari Atne dan Keluarga’. “Terimakasih. Semoga doa dan harapan ibu tersebut juga terwujud bagi ibu dan keluarga,” jawab dosen seketika itu juga. Dengan cepat si mahasiswi membalas SMS untuk memprotes dosennya. “Bapak maaf, saya belum ibu-ibu. Saya Aningeti mahasiswa Psikologi UIN, bimbingan seminar proposal dengan Bapak. Itu nama panggilan saya Pak,” jelasnya. 110 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“O… ya. Untuk informasi semua SMS yang masuk saya jawab dengan template itu untuk perempuan,” ucap dosen sambil meminta maaf karena membuatnya tidak nyaman. []

***

35. BAND 8 Variabel

Jahja Umar Dekan Fakultas Psikologi UIN Jakarta membuat terobosan baru. Dia membuat kebijakan untuk skripsi mahasiswa S1 harus memiliki 8 variabel dan analisisnya minimal menggunakan statistik multiple regression. Sikap pro dan kontra pun muncul, terutama dari kalangan mahasiswa angkatan 2005. Namun setelah Dekan melakukan dialog dan memberi penjelasan di ruang teater, para mahasiswa dapat memahami dan menerima kebijakan tersebut. Nah, ketika penutupan acara Musyawarah Nasional Mahasiswa Psikologi se-Indonesia, di ruang teater Fakultas Psikologi UIN Jakarta, setelah sambutan Dekan, ada hiburan. Yaitu penampilan band mahasiswa. “Terima kasih Pak Dekan yang telah menyampaikan sambutannya. Dan sekarang mari kita saksikan penampilan band 8 variabel dari fakultas psikologi,” ucap MC bercuap-cuap. Langsung saja para sivitas akademika yang hadir tertawa. Termasuk Pak Jahja Umar sebagai Dekan. []

***

36. MUSIK ITU LISREL

Sabtu, 17 September 2011 ada acara musical gathering di ruang teater Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh BEM dan Psychomusical Society Fakultas Psikologi. Ada yang menarik dalam tayangan video “Satu Kata Tentang Musik”. Musik itu inspirasi. Musik itu seni tanpa batas. Musik itu menyenangkan.

111 Humor Therapy

Musik itu cinta. Musik itu spirit. Musik itu suara hati. “Musik itu LISREL!” ungkap seorang mahasiswa yang mengambil matakuliah psikometri. Gerrr... Seisi ruangan langsung tertawa. []

***

37. TIDAK MAU DIPANGGIL SBY

“Rektor UIN tidak mau dipanggil SBY,” ucap seorang dosen di ruang kelas ketika mengomentari rencana reshuffle kabinet pada bulan Oktober 2011. Pada hal, jika dipanggil SBY, berkemungkinan untuk diangkat menjadi menteri. “Kenapa Pak? Bukannya orang-orang lagi nunggu dipanggil SBY?” tanya seorang mahasiswa. “Lho nama Rektor UIN kan Komaruddin Hidayat bukan SBY, ya tidak mau dong kalau dipanggil SBY,” jawab dosen singkat. Seisi kelas langsung tertawa sambil mengiyakan jawaban pak dosen. []

***

38. TIDAK MANDI

Hari Senin, dalam mata kuliah mikro konseling, ada tiga mahasiswa yang tidak masuk. Pada hari Senin berikutnya, dosen menanyakan alasan mereka kenapa tidak masuk. “Kenapa minggu lalu tidak masuk kuliah?” “Wah, kehabisan air Pak, saya tidak bisa mandi.” “Kamu yang ke dua, kenapa?” “Nungguin bapak saya mandi lama banget, Pak.” “O, ya. Kamu yang ke tiga?” “Sama, Pak. Tidak ada air.”

112 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Dan seisi kelas pun jadi gerr gerran.[]

***

39. BCA dan BNI

Seorang bendahara sebuah organisasi mahasiswa mensosialisasikan kegiatan pengumpulan dana untuk santuan anak yatim kepada koleganya. “Kita sudah punya nomor rekening di BCA dan BNI,” ungkap bendahara tersebut. Teman saya, Mardalis, seorang dosen perbankan syariah Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) langsung memberikan komentar: “Selain membuka rekening di Bank Capek Antri (BCA) dan Bank Nominalnya Ilang dikit -dikit (BNI), saya sarankan buka juga rekening di BamBank Syariah Mandiri (BSM).” “Kita perlu pindah dari bank konvensional ke bank syariah karena layanannya juga OK kok,” kata dia. Bank Capek Antri? Bank Nominalnya Ilang dikit-dikit? Apa iya ya? Ah, ada-ada saja kamu Mardalis. []

***

40. KUNCI SUKSES

Memasuki awal tahun baru 2019, seorang motivator ulung memberikan semangat kepada mahasiswa. “Kesuksesan bermula dari usaha. Usaha bermula dari cita-cita. Cita-cita bermula dari mimpi. Mimpi bermula dari tidur. Jadi mari kita tidur agar sukses!” ungkap motivator yang langsung disambut dengan tawa oleh mahasiswa. Sesaat kemudian, satu per satu mahasiswa tidur. Merasa tidak diperhatikan, sang motivator berucap lagi. “Tidur yang saya maksud adalah tidur malam hari, bukan tidur di ruang kuliah.”

113 Humor Therapy

Langsung saja mahasiswa terbangun lagi. Hahahahaha aya aya wae []

***

41. PAKAIAN CEWEK

Dua mahasiswa yang selama ini aktif dalam demonstrasi, sedang ngobrol di kantin kampus sambil sesekali menyeruput teh manis. “Buat apa cewek berpakaian cantik dan berdandan?” tanya mahasiswa yang satu. “Ya untuk apa lagi kalau bukan untuk menarik cowok,” jawab teman mahasiswa itu. “Supaya cepet dapat pacar.” “Salah.” “Lho? Kok?” “Iya, karena cowok lebih suka cewek yang tidak pakai pakaian alias polos.” “Telanjang?” “Iya-lah.” “Hahaha .... Liar sekali pikiran kamu.” []

***

42. SYARAT TELEPON GRATIS

“Sekarang dengan kartu Simpati bisa telepon gratis ke semua operator,” ujar mahasiswa kepada teman-temannya sebelum perkuliahan dimulai. “Bagaimana caranya?” tanya seorang mahasiswa yang penasaran. “Caranya, ketik *888*9*NO TUJUAN# terus di belakangnya lampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan,” jelas mahasiswa tadi. Dan seisi kelas pun tak mampu menahan tawa.[] ***

114 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

43. PERBEDAAN ABG DAN KUNTILANAK

Di ruang kuliah yang tenang, karena dosen belum datang, tiba- tiba Andi memecah kesunyian, dengan bertanya kepada temannya sebelah, Dion. “Apa persamaan antara Anak Baru Gede (ABG) dan kuntilanak?” Suaranya sedikit nyaring sehingga didengar oleh semua mahasiswa di dalam kelas. “Keduanya sama-sama berjenis kelamin perempuan,” jawab Dion. “Betul. Apa perbedaan antara keduanya?” “ABG tinggal di rumah orang tua, kuntilanak tinggal di kuburan atau di pohon-pohon yang keramat.” “Salah. Walau sama-sama berjenis kelamin perempuan, namun kuntilanak berpakaian LEBIH SOPAN dari pada ABG zaman sekarang,” jelas Andi dengan intonasi suara sedikit tinggi. Dan para mahasiswa di kelas itu pun tak kuasa menahan senyum. []

***

44. SMS

Seorang dosen sedang mengajar di program pascasarjana Fakultas Psikologi. Dia pegang handphone terus di tengah-tengah mengajar karena sedang SMS-an. Sementara seorang mahasiswa juga pegang handphone dan bilang, “Yahhhh …. Bapak kan dekat begini kok pakai SMS-an segala sich. Ngomong aja langsung…!” Langsung sang dosen dan teman-teman sekelas juga ketawa.[]

***

45. MAJIKAN TAK MAU KALAH

“Kenapa timnas kita selalu kalah dengan timnas Malaysia?” tanya dosen kepada para mahasiswanya, sebelum memberikan kuliah. Kemarin malam, timnas Indonesia memang kalah dengan timnas Malaysia dalam Sea Games ke-16 tahun 2011 di Jakarta.

115 Humor Therapy

116 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Karena majikan tidak pernah mau kalah sama pembantunya, Pak. Warga kita kan banyak yang jadi TKW di sana,” jawab seorang mahasiswa. Dan seisi kelas pun jadi ger geran.... []

***

46. KATA-KATA ‘BIJAK’ HARI INI

1. “Jangan menuntut ilmu, karena pada dasarnya ilmu itu tidak bersalah...” 2. “Jangan membalas budi, karena belum tentu Budi yang melakukannya ...” 3. “Jangan menyumbangkan lagu, karena lagu yang sumbang tidak enak didengar ...” 4. “Jangan mengurusi teman karena belum tentu temanmu ingin kurus ...” 5. “Jangan mengarungi lautan, karena karung lebih cocok untuk beras ...” 6. “Jangan meresapi kata-kata bijak ini, karena meres handuk aja susah, apalagi meres sapi ...”

***

47. MANAJEMEN STRES

Seorang dosen sedang memberikan kuliah tentang Manajemen Stres. Dia mengangkat segelas air dan bertanya kepada mahasiswanya, “Seberapa beratkah Anda kira segelas air ini?” Mahasiswa menjawab mulai dari 20 gr sampai 500 gr. Dosen itu berujar lagi: “Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama Anda memegangnya. Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari

117 Humor Therapy mungkin Anda harus memanggilkan ambulan untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat. Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya.” “Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi,” terang dia. “Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi..... sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apa pun beban yang ada di pundak Anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi. Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya yaa... Selamat beraktivitas ...” “Pak Dosen, kalau beban di pikiran bagaimana ninggalinnya ya?” []

***

48. PENGALAMAN MENGEDIT BUKU

Sambil menunggu waktu ujian tertutup disertasi T. Abdul Madjid di Universitas Ibn Khaldun Bogor, penulis sempat berbincang-bincang dengan penguji lain, yaitu Abuddin Nata, Didin Hafidhuddin, Adian Husaini, dan E. Mujahidin. “Di disertasi ini masih ada beberapa kesalahan tulis ejaan dan bahasa,” ungkap Didin Hafidhuddin mengawali pembicaraan. “Untuk itu perlu ada yang membaca ulang sebelum digandakan,” ujar Abuddin Nata seraya menambahkan tentang urgensi proof reader atau editor. “Ketika saya mengedit draf buku karangan seseorang, saya menemukan tulisan sebagai berikut ‘... Belanda kehilangan kontol atas Indonesia’,” ungkap Abuddin yang langsung disambut tawa oleh para penguji. “Bisa Anda bayangkan, hanya kekurangan satu huruf r saja maknanya bisa berbeda kan?” ujar Abuddin, lalu katanya,”Yang benar adalah ‘Belanda kehilangan kontrol atas Indonesia.” [] ***

118 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

49. NGOJEK DI UI DAN UNAS

Seorang mahasiswi UI berdialog dengan seorang cowok dan temannya di dalam angkot. Ada beberapa cowok lain di dalam angkot itu. Hari itu hari minggu, tapi si cewek tadi kelihatannya ada kegiatan ekstra di kampusnya, UI. Cewek : “Mas universitasnya apa?” Cowok : “Ada dua Mbak?” Cewek : “Wah... universitas apa tuh?” Cowok : “UI dan Unas Mbak.” Cewek : “Gimana ngatur waktunya ya? Saya satu di UI saja kewalahan ngatur waktu.” Cowok : “Pagi di UI dan malamnya di Unas Mbak.” Cewek : (Sambil turun angkot dia berkata ke cowok), “Sukses deh Mas, moga berhasil.” Cowok : “Amin ... makasih Mbak.” Setelah cewek itu turun, teman cowok yang duduk di sampingnya tertawa terpingkal-pingkal Cowok lain yang numpang di angkot itu juga penasaran, maka dia bertanya pada cowok pertama tadi: Penumpang lain : “Fakultas apa aja yang Mas ambil?” Cowok : “Wah saya tidak mengambil fakultas Mas.” Penumpang lain : “Kok bisa? Kuliah di UI dan Unas kok tidak mengambil fakultas, memang ada kuliah seperti itu?” Cowok : “Lha, saya kan tidak bilang kuliah. Saya hanya jawab pertanyaan gadis itu tadi.” Penumpang lain : “Kenapa Mas bilang di dua universitas sama gadis tadi?” Cowok : “Memang saya di dua universitas itu. Mas, ngojek. Kalau pagi ngojek di UI dan kalau sore ngojek di UNAS. Dasar cewek tadi aja yang bodoh, masak nanya universitas apa.” Penumpang lain : “Hmm ... ??” [] ***

119 Humor Therapy

120 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

50. STOP! Buang Sampah di sini

Tulisan itu tertulis di pekarangan kosong milik warga dekat kampus. Seorang mahasiswa, sambil berangkat ke kampus, dengan enaknya membuang sampah di pekarangan tersebut. Tiba-tiba ia ditegur oleh warga masyarakat. “Dik, kan dilarang buang sampah di sini,” tegur warga tersebut. “Maaf bapak, coba amati tulisannya itu. STOP! Buang sampah di sini,” jawab mahasiswa sambil menjelaskan kalau ditulis seperti itu artinya boleh buang sampah di sini. Tapi kalau ditulis STOP Buang Sampah di sini! Artinya tidak boleh buang sampah di sini. “Susah deh bicara dengan mahasiswa,” komentar warga sambil menghapus tanda seru pada tulisan itu. []

***

51. REKTOR SALAH SEBUT NAMA MENTERI

Dalam acara Rapat Kerja Pimpinan UIN Jakarta di Syahida Inn (10-11 Februari 2012) salah satu agenda adalah pemaparan kinerja oleh para Pembantu Rektor. Jamhari Makruf Pembantu Rektor Bidang Kerjasama dan Kelembagaan yang biasa disebut Purek IV, mengawali laporan dengan berkelakar. “Purek IV ini banyak PR tetapi kurang Rp (rupiah-editor). Jika Purek II (Bidang Administrasi Umum) sumber mata air, maka Purek IV sumber air mata.” Langsung saja hadirin tertawa … Sementara sebelum itu, Rektor UIN Komaruddin Hidayat, ketika menyampaikan sambutan, salah menyebutkan nama Menteri PAN. “Terimakasih kepada Bapak Azwar Anas-- padahal nama Menteri PAN adalah Azwar Abubakar,” ucap Komaruddin sambil minta maaf setelah ingat salah menyebutkan nama. []

***

121 Humor Therapy

52. MENTERI TIDAK BOLEH IKUT UAS

Seorang menteri anggota Kabinet Bersatu jilid dua, di tengah- tengah kesibukannya menjalankan tugas sebagai Menteri, juga meneruskan studi program doktor di UNJ. Direktur Program Pascasarjana menyebutkan bahwa pada semester ganjil tahun 2011 yang lalu, Bapak Menteri tersebut tidak bisa mengikuti ujian karena kehadirannya kurang dari 75%. “Wah, tentu karena sibuk menyelesaikan tugasnya di kementrian ya”, gumam mahasiswa. “Mengapa tidak diperbolehkan saja Pak?” tanya seorang mahasiswa kepada Direktur Pascasarjana “Peraturan akademik tidak pandang bulu, meskipun beliau seorang Menteri. Ini kultur akademik, bukan kultur politik”, jawab sang Direktur yang langsung mendapat acungan jempol dari para mahasiswa. []

***

53. NILAI SEMESTER

“Maaf Pak saya akan mengurus nilai mata kuliah penelitian kualitatif,” ucap Iman Munandar, mahasiswa semester VIII non regular. “Kapan kuliah kualitatif?” “Semester enam yang lalu. Karena saya belum ngisi KRS maka nilai tidak muncul di AIS (Academic Information System) .” “Kenapa baru diurus sekarang?” “Karena selama ini saya sibuk dengan kegiatan lain. Sambil memberikan formulir nilai susulan dari bagian akademik.” “Kapan Pak saya bisa mendapatkan nilai?” “Supaya fair, kamu kuliah dua semester yang lalu dan sekarang baru mengurus nilai, maka ya dua semester lagi dari sekarang.” []

***

122 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

54. UJIAN TOAFL

Salah satu kebijakan akademik di Fakultas Psikologi UIN Jakarta adalah bahwa sebelum mahasiswa mengikuti ujian skripsi mesti harus lulus ujian bahasa Arab (TOAFL) dengan skor minimal 400. Jika sudah mengikuti TOAFL dua kali tidak lulus, biasanya ada ujian bahasa Arab yang dikelola oleh fakultas. Namun kemampuan bahasa Arab mahasiswa sangat menyedihkan. Disuruh membuat kalimat sempurna dengan menggunakan kata “jalisan” saja tidak bisa. Mereka beralasan,”Saya dari SMA, Pak.” Lho apa hubungannya dari SMA dan Bahasa Arab? Sudah empat tahun kuliah di UIN juga. Sementara di daftar nilai, mereka mendapat nilai B untuk bahasa Arab I dan II. Lho? Aneh sekalee ... ! []

***

55. SMS NAGIH UTANG

Sekitar jam 21.30 WIB, seorang dosen sambil melihat acara Kick Andy di Metro TV kirim SMS ke seorang mantan mahasiswinya yang telah bekerja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Salam dan malam. Apa kabar? Lagi sibuk ya? Tadi saya ada kegiatan di daerah Senayan tapi tidak sempat menghubungi Anda,” demikian bunyi SMS itu. Merasa tidak nyaman dihubungi pada malam hari, SMS itu baru dijawab keesokan harinya. “Kabar saya baik. Tapi maaf, Bapak tidak perlu menghubungi saya lagi hal pribadi apa pun kecuali terkait dengan pekerjaan. Terimakasih,” jawab mantan mahasiswinya dengan nada sinis. Merasa ditanggapi dengan cuek, dosen tersebut kirim SMS lagi. “Terimakasih atas penjelasannya. Sebenarnya SMS saya tadi malam itu hanya sekedar pengantar. Saya mau menagih utang Anda tiga juta rupiah satu tahun yang lalu. Saya akan ada kegiatan dan memerlukan tambahan biaya,” jawab dosen dengan perasaan tidak mau kalah oleh mantan mahasiswinya.

123 Humor Therapy

“Baik Pak Dosen. Apa ada nomor rekening BNI 46?” tanya mahasiswi yang mulai terpojok dan merasa malu. “Ya ada ini nomornya....,” jawab dosen “Insya Allah saya transfer saat gajian tanggal 1 Maret 2012.” Kok lama bangetttt, gumam dosen tanpa menjawab sms itu lgi karena ia memintanya pada minggu kedua Februari. []

***

56. WTS DI CIPUTAT

Seorang dosen sedang dialog dengan mahasiswinya melalui SMS, menggunakan bahasa gaul. Dosen: “Lagi di mana?” Mahasiswi: “Di Ciputat?” Dosen: “Ngapain?” Mahasiswi: “I WTS hand phone.” Dosen : (Bingung dan heran kok ada mahasiswinya yang jadi Wts handphone [bisa dibooking lewat handphone]. Maka dia menulis SMS lagi, seraya bertanya: “Astaghifurullah, kenapa Anda bisa terjerumus kepada profesi yang terhina itu?” Mahasiswi: “Maaf Pak, Wts itu singkatan “want to sale”. Saya mau jual handphone untuk bayar kuliah semester pendek.” Dosen: “Ooo I see. So sorry.”

***

57. DOSEN TIDUR BERSAMA MAHASISWINYA

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, mulai membuka progam magister sains psikologi pada tahun 2010. Angkatan pertama menerima 25 mahasiswa. Salah satunya adalah istri seorang dosen Fakultas Syariah dengan tugas tambahan sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba muncul isu lewat SMS di kalangan mahasiswa: “Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syariah tidur

124 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris bersama mahasiswi.” SMS ini dijadikan alat bagi mahasiswa untuk memperpanjang masalah. Apa dan bagaimana Pembantu Dekan menangkis serangan itu? “Ya memang kenapa? Karena istri saya sedang kuliah lagi di program magister sains psikologi. Maka dia mahasiswi,” demikian penjelasan dosen tersebut kepada mahasiswa-mahasiswanya yang usil. Ha ha ha ... lah ... ono ono wae ki. []

***

58. Ph.D.

Kamis-Jumat, 23-24 Februari 2012, Fakultas Psikologi mengadakan pelatihan keterampilan menulis. Salah satu nara sumbernya adalah Corina D. S. Riantoputra dari Fakultas Psikologi UI. Saat memperkenalkan diri, nara sumber tersebut mengatakan: “Saya memiliki dua Ph.D.,” ungkapnya yang langsung disambut takjub oleh peserta. “Tapi,” tambah dia, “Ingat Ph.D. yang kedua itu artinya Pernah Hamil di Sydney.” Gerrr. Semua peserta ketawa. Tiba-tiba ada seorang dosen peserta pelatihan berkomentar, “Tapi di Jakarta Ph.D. artinya Pizza Hut Delivery .....!” Suasana jadi lebih jadi ger-geran. []

***

59. CARA MUDAH MENGENAL MAHASISWA

Saat rapat dosen untuk pembagian jadwal mengajar semester genap, seorang dosen mengeluh sulit untuk menghafal mahasiswanya. Tiba-tiba ada dosen lain nyeletuk.

125 Humor Therapy

“Bagi saya mengenal mahasiswa mudah dengan menggunakan empat kriterianya,” ungkapnya. “Apa itu?” tanya dosen lainnya “Yaitu mereka memiliki kriteria CAGANAKET,” jelas dia. “Tambah tidak jelas,” komentar dosen yang bertanya tadi. “Maksud saya yang cantik, ganteng, nakal, dan ketua kelas,” jawabnya sambil tertawa. []

***

60. MAKASSAR

Dosen mata kuliah sosiologi, bertanya kepada mahasiswa. Dosen : “Apa yang Anda ketahui tentang Makassar?” Mahasiswa : “Ibu Kota Sulawesi Selatan.... !” Dosen : “Benar. Ada yang lain lagi?” Mahasiswa : “Makan Siang Ikan Bakar, Pak ....!” Dosen dan mahasiswa: Gerrr []

***

61. MPLUS DI AMERIKA DAN MPLUS DI CIPUTAT

Sebelum memulai pelatihan software Mplus, Jahja Umar Dekan Fakultas Psikologi memberikan pengantar singkat. Diantara kata- katanya, “Software Mplus dikembangkan oleh Muthen dan Linda (istrinya) pada tahun 1998 di Los Angeles. Tetapi di Ciputat, Mplus, bukan nama software melainkan nama toko sepeda yang berlokasi di dekat kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta.” Saya berpikir, tambah Jahja Umar, ingin mengirimkan foto toko tersebut kepada Muthen dan menanyakan, “Kok punya toko di Ciputat tidak bilang-bilang”. Gerrr… Peserta pelatihan langsung tertawa []

***

126 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

62. MBA

Saat memberikan pengarahan penulisan tesis, Jahja Umar menyebutkan bahwa gelar akademik itu sangat penting di Indonesia. “Gelar ada yang disesuaikan dengan di negara asing, MBA, misalnya. Tapi ada orang yang memplesetkan menjadi Makin Botak Aja (MBA),” katanya. “Tapi bisa juga kok, Pak ... Married by Accident. Ini yang banyak terjadi!” ujar salah seorang peserta dengan suara nyaring. []

***

63. “MAAF, PAK ADA YANG BAHASA INDONESIA TIDAK?”

Bagi sebagian mahasiswa, bahasa Inggris dan Arab menjadi kendala tersendiri dalam mengikuti perkuliahan di Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Pada semester genap 2012, saya mendapat materi mengajar mata kuliah Psikologi Konseling untuk Semester VI. Di awal pertemuan, seperti biasanya, saya membagikan satuan acara perkuliahan (SAP), handout dan daftar buku referensi kepada mahasiswa. Ada dua handout yang saya berikan. Pertama dalam bahasa Inggris dan kedua dalam bahasa Arab. “Ini ada dua handout. Mohon di-photo copy dan dibagikan kepada seluruh anggota kelas,” ucap saya sambil memberikan handout tersebut kepada ketua kelas. Setelah melihat handout tersebut dalam bahasa Inggris dan Arab, ketua kelas bertanya, “Maaf, Pak ada yang bahasa Indonesia tidak?” “Mengapa menanyakan yang bahasa Indonesia?” tanya saya. “Supaya lebih mudah memahami, Pak,” jawab mahasiswa polos. []

***

127 Humor Therapy

64. TIDAK BELAJAR GEOGRAFI

“Maaf, apa Bapak ada di fakultas? Saya mau menyerahkan skripsi untuk sidang pada hari Senin depan,” tanya seorang mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta kepada dosen melalui telepon genggamnya. “Maaf, saya lagi di Bandara Soekarno Hatta, akan ke Pangkal Pinang,” jawab dosen. “Pangkal Pinang itu Palembang ya Pak?” tanya mahasiswa lagi dengan PD-nya (percaya diri). “Pangkal Pinang itu ibu kota Bangka Belitung. Di fakultas psikologi tidak ada mata kuliah geografi ya...,” ujar dosen. “Hahahahaha ya Pak… mohon maaf,” jawab mahasiswa sambil tersipu malu. []

***

65. KOPI LUWAK VS COPY PASTE

Dosen : Apa nama kopi termahal di Indonesia? Mahasiswa : Kopi luwak. Dosen : Betul. Nah, apa kopi yang paling murah dan cenderung murahan? Mahasiswa : Kopi tubruk. Dosen : Bukan. Kopi yang paling murah dan cederung murahan adalah copy paste. (Seisi kelas jadi tertawa semua.) []

***

66. BBM

Seusai rapat paripurna tentang kenaikan harga BBM, seorang dosen memberikan penjelasan kepada mahasiswa, sambil menunggu mahasiswa datang ke kelas.

128 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“BBM memiliki arti yang berbeda bagi rakyat biasa, pendemo, dan ABG (Anak Baru Gede),” ungkap dosen mengawali pembicaraannya. “Bagi rakyat biasa, BBM itu artinya Bahan Bakar Minyak. Maka jika BBM naik, rakyat menjadi susah dan gelisah karena harga sembako juga naik. Bagi pendemo, BBM artinya Bambang- Boediono Mundur. Maka terjadi demo anarkis di mana-mana sebab target mereka melengserkan Bambang-Boediono. Nah, bagi ABG, BBM artinya Black Berry Messanger. Ini yang membuat mereka jadi berperilaku seperti anak autis. Sibuk sendiri dengan BB-nya tanpa peduli kepada orang di sekitarnya.” “Nah, bagi Anda mahasiswa, apa arti BBM?” tanya dosen kepada mahasiswa. “BBM itu artinya Bapak Bambang Mengomel-ngomel karena Belum Banyak Mahasiswa Masuk Kelas,” jawab mahasiswa. “Oh kalau itu singkatannya BBMMK,” komentar dosen sambil tertawa. Hahahahaha... []

***

67. BRAIN STORMING

“Hari ini kita akan membahas client-centered therapy. Tapi sebelum itu kita akan melakukan brainstorming terlebih dahulu. Tahu apa itu brainstorming?” ujar seorang dosen di depan para mahasiswanya. “Adu argumen,” sahut seorang mahasiswa. “Bukan.” “Badai otak,” mahasiswa lain menyahut. “Hahahahaha bukan. Itu terjemahan langsung. Brainstorming itu artinya curah pendapat.” “Oooo, I see,” kata mahasiswa tadi diikuti derai tawa kawan- kawannya. []

***

129 Humor Therapy

68. SEPI BUKAN KESEPIAN

Seorang mahasiswi sedang menerima telepon dari teman prianya. “Di sini sepiiiii sekali, Yang.... Orang tua lagi keluar dan adik- adik sedang pergi ke rumah tante.” “Aku ke sana ya. Tuk menemani dirimu supaya tidak kesepian.” “Hahahaha…. aku bilang di rumah sepiiii….. tapi aku ga’ kesepian kok.” “Ahhhhh ....,” sahut lelaki itu lemas dan sedih karena tawarannya ditolak. HP-nya pun langsung dimatikan. []

***

69. TOILET JONGKOK

Seorang professor di universitas terkemuka di Australia mendapat tugas mempersiapkan pembukaan jurusan baru untuk orang-orang Asia. Maka ia melakukan survei ke beberapa negara di Asia, termasuk ke Indonesia. Salah satu yang disurvei adalah kondisi toilet. “Saat membuat toilet, harus ada toilet jongkok, selain toilet duduk,” papar professor tersebut saat presentasi di fakultas. “Kenapa? Mohon dijelaskan?” tanya anggota senat fakultas. “Kalau tidak ada toilet jongkok, orang Indonesia tidak ada yang masuk kuliah ke sini. Hasil survei saya, di Indonesia sebagian besar bentuk toilet itu jongkok,” jawabnya. “Ini pendekatan kultural yang harus kita ambil.” “Oooooo I see,” sahut anggota senat mengangguk-anggukkan kepala. []

***

70. ARTI M16

Seorang dosen ilmu politik memberi pertanyaan kepada mahasiswa sebelum memulai mata kuliah baru. “Apa arti M16 di Inggris?” tanya dosen itu. “Ada yang tahu?”

130 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Agen rahasia,” sahut seorang mahasiswa. “Betul. Kalau di Amerika?” “Di sana M16 adalah senapan tempur.” “Betul. Kalau di Indonesia?” “Kalau di Indonesia, M16 itu artinya mikrolet jurusan Kampung Melayu-Pasar Minggu, Pak!” jawab seorang mahasiswa dengan mantap. Seisi kelas pun jadi tertawa. []

***

71. COPAS

Dengan adanya teknologi komputer yang semakin canggih, tradisi copy paste, membudaya di kalangan mahasiswa. Berikut ini kisah seorang dosen dan mahasiswa bimbingannya yang sedang menyusun skripsi. “Pak, saya sudah melakukan revisi sesuai arahan Bapak pada minggu yang lalu,” ungkap mahasiswa sambil menyerahkan draf revisi skripsinya. “Di mana tempat penelitian Anda?,” tanya dosen setelah membaca beberapa halaman. “ Di dua SMA Negeri di wilayah Ciputat, Pak,” jawab mahasiswa singkat dan mantap. “Coba Anda baca ini,” kata dosen pembimbing sambil menunjukkan tulisan yang harus dibaca. “Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darunnajah” baca mahasiswa tersebut. “Jadi penelitian Anda ini di SMA atau di Pondok Pesantren?” tanya dosen kembali. “Di SMA Pak,” jawab mahasiswa. “Mengapa tertulis di Pondok Pesantren?” kejar dosen lagi. “Maaf Pak, salah tulis.” “Ini bukan salah tulis, tapi ini copy paste. Mana mungkin SMA salah tulis jadi Pondok Pesantren. Ya, kalau melakukan copy paste

131 Humor Therapy itu yang cerdas lah. Dicek lagi sebelum diserahkan,” ungkap dosen menasehati mahasiswanya. Dengan penuh rasa malu, mahasiswa mohon maaf kepada dosennya. []

***

72. SATE BANDENG

Rombongan turis dari manca negara sedang dalam perjalanan ke Pantai Anyer Banten. Sebelum sampai Anyer, turis dan pemandu wisata singgah di sebuah restoran di kota Cilegon. Pemandu: “Ini namanya sate bandeng tanpa duri. Makanan khas Cilegon. Silahkan dicoba!” Turis : “Wauu …. Very delicious. I like it very much. But I don’t like the bone inside it. (Wauu…. Enak sekali. Saya sangat suka, tetapi saya tidak suka tulang di dalamnya). Hahahaha aya …. aya …. wae . []

***

73. EMAIL DIBAJAK, REPOTKAN SEMUA PIHAK

Seorang dosen Fakultas Psikologi lagi kena musibah. Yahoo email miliknya dibajak oleh orang dan disalahgunakan untuk meminta uang kepada banyak pihak. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka ia memberi penjelasan kepada mahasiswanya sebelum memulai kuliah. “Supaya adik-adik mahasiswa tidak salah sangka, mulai kemarin email saya dibajak orang dan membuat repot semua pihak. Jika Anda terima email dari saya yang subyeknya ‘Help’ itu adalah penipuan. Maka abaikan dan hapus saja,” kata dosen kepada mahasiswa. “Kok bisa ya Pak? Apa yang bisa saya bantu untuk Bapak?” respon seorang mahasiswa dengan penuh empati. “Saya sendiri tidak tahu bagaimana pastinya. Tapi hanya orang yang keren saja yang emailnya dibajak. Supaya modus penipuannya

132 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris meyakinkan orang,” jawab dosen. “Ya… bapak mulai narsis nich. Saya serius Pak,” jawab mahasiswa. “Lho saya tidak hanya narsis, tetapi juga menangis, sebab tidak bisa terima informasi dari mailinglist. Maka perlu bantuan psikologis,” jawab dosen dengan penuh puitis. “Sabar Pak dosen …….,” jawab mahasiswa serentak. []

***

74. NAMA WISUDAWAN TERPANJANG

Saat pelepasan wisudawan Fakultas Psikologi UIN Jakarta, setelah mengumumkan mahasiswa yang memiliki IPK tertinggi, MC juga mengumumkan mahasiswa yang memiliki nama terpanjang. “Dari 48 wisudawan angkatan ke-86 Fakultas Psikologi UIN Jakarta, inilah empat nama terpanjang dari segi jumlah hurufnya,” ungkap MC mengawali pengumumannya.. “Pertama adalah ANINGETI PRIHANDINI ETNANINGTIYAS (30 huruf). Kedua adalah RENNY ANGGARAINI NUR PRASASTI (26 huruf). Ketiga adalah TEDDY DJULIARKI KURNIAWAN (23 huruf) Keempat adalah EKA FEBRIKA HERDIYANTI (20 huruf).” Usai diumumkan, seorang dari mereka bertanya, “Hadiahnya apa nich?” Gerrrrrr. Langsung saja seisi ruangan tertawa. []

***

75. SMS-AN MINTA DITRAKTIR

Seorang mahasiswa iseng-iseng kirim SMS ke dosennya. “Salam dan malam. Apa kabar, Pak? Belum makan malam nich. Bapak mau traktir?” tulis mahasiswa itu. Dosen pun menjawab SMS itu: “Alhamdulillah, baik. Baru

133 Humor Therapy

134 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris sampai rumah usai ngajar di fakultas. Dengan senang hati saya traktir. Silahkan pergi ke restoran atau café sendiri. Pilih menu sendiri. Makan sendiri. Struk bayarannya kasihkan ke saya.” “Maksudnya? Waaah sama saja bohooong. Ah Bapak mah …,” balas mahasiswa. Dosen balik membalas SMS itu: “Lho apa saya ada tampang sebagai pembohong?” “Tidak-lah. Just kidding. Maksudnya, saya kok disuruh makan sendiri. Hehe…” “Ya, ada berapa orang di rumah? Apa makanan kesukaan orang tua? Beli dan makan bersama keluarga. Struk bayarannya kasih ke saya.” “Wah… Makasih Pak. Bapak baik sekali deh.” Dosen terus nulis SMS untuk yang ke sekian kalinya,”Kalau ada orang bilang saya baik itu biasa. Tapi kalau ada mahasiswa bilang ke dosennya bohoooong … itu kurang ajar namanya.” “Maaf Pak. Ternyata setelah kenal Bapak, bapak baik banget. Benar-benar berwibawa dan humoris. Maaf Pak, kalau dulu saya beranggapan Bapak galak. Saya banyak belajar dari Bapak bagaimana bersikap pada tempatnya,” tulis mahasiswa itu lagi. []

***

76. RAKIT VS KAPAL PESIAR

Suatu hari Jahja Umar Dekan Fakultas Psikologi UIN Jakarta memberikan pengarahan tentang belajar kepada mahasiswa semester VII di ruang teater fakultas. “Belajar itu perjuangan. Perjuangan itu memerlukan pengorbanan. Yang dikorbankan adalah hal-hal yang menyenangkan, diantaranya nonton TV. Ibarat kata pepatah, berakit-rakit ke hulu, berenang- renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,” ungkapnya dengan penuh semangat. Tiba-tiba seorang mahasiswa angkat tangan dan bertanya,“Pak, mengapa kita harus naik rakit untuk sampai ke hulu, kalau sekarang sudah ada kapal pesiar? Kan lebih enak. Naik rakit itu cara

135 Humor Therapy konvensional, karena sekarang sudah ada cara modern dalam belajar.” Seluruh mahasiswa langsung tertawa. Setelah tenang, Pak Jahja kembali menjelaskan. “Karena jika naik kapal pesiar banyak proses yang tidak dialami dalam perjalanan. Jika tidak mengalami proses yang sulit, kita tidak bisa merasakan sulitnya perjalanan. Berakit ke hulu itu penting, walaupun di sebelahnya ada kapal pesiar.” Mahasiswa tertawa kembali. []

***

77. BUNUH DIRI

Seorang dosen psikologi kepribadian sedang menjelaskan perbedaan kepribadian antara orang Jepang dan orang Indonesia. Setelah menerangkan banyak hal, dosen akhirnya bertanya: “Apa perbedaan antara orang Jepang dan Indonesia saat bunuh diri?” “Kalau orang Jepang bunuh diri disebut hara-kiri. Kalau orang Indonesia bunuh diri disebut tewas, sahut seorang mahasiswa. “Boleh, tapi bukan itu yang saya maksud.” “Apa Pak?” Dosen itu menjawab,”Orang Jepang bunuh diri karena menjaga martabat diri. Tetapi kalau orang Indonesia bunuh diri karena frustasi dan putus asa.” []

***

78. MPI: MAHASISWA PENDOWNLOAD INTERNET

Di kalangan mahasiswa Pascasarjana IAIN Cirebon, jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dipelesetkan menjadi Mahasiswa Pendownload Internet. “Bagaimana asal-usul munculnya istilah ini?” tanya saya kepada mahasiswa. “Biasa Pak, mahasiswa saat menulis paper mayoritas referensinya

136 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris dari internet yang tidak jelas penulisnya,” jawab seorang mahasiswa. “Mengapa Anda melakukan itu?” tanya saya lagi. “Ya, biasa Pak, kejar tayang karena banyak tugas dan terbatasnya waktu,” tambah mahasiswa. “Itu namanya defence mechanism atau mekanisme pertahanan diri,” ujar saya yang langsung disambut tawa para mahasiswa. []

***

79. INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJIUN

“Maaf Pak saya terlambat datang ke kelas karena tadi bapak saya jatuh di kamar mandi dan saya harus menolongnya,” ujar seorang mahasiwa Psikologi Konseling kepada dosennya. “Inna lillahi wa inna ilahi rajiun. Bagaimana keadaan Bapak kamu?” tanya dosen. “Maaf pak, bapak saya masih hidup. Kenapa Bapak bilang inna lillahi wa inna ilahi rajiun?” jawab mahasiswa dengan penuh kesedihan. “O maaf, sebutan itu bukan hanya untuk orang yang meninggal saja, tetapi untuk setiap musibah yang menimpa kita. Saya tidak bermaksud mengatakan bapak Anda sudah meninggal,” jelas dosen sambil menambahkan bahwa pemahaman ummat Islam tentang penggunaan istilah inna lillahi wa inna ilaihi rajiun masih terbatas pada kematian saja. “Oooo… begitu ya Pak. Saya baru mengerti sekarang. Terimakasih ya, Pak,” jawab mahasiswa. []

***

80. YANG MENARIK DARI LAKI-LAKI BAGI WANITA

Seorang dosen sedang menjelaskan teori Sigmund Freud tentang perkembangan psikoseksual. Untuk menggugah perhatian mahasiswanya, sang dosen melontarkan pertanyaan kepada mahasiswa. “Apa yang menarik dari laki-laki bagi perempuan?” tanya sang

137 Humor Therapy dosen sambil berdiri di depan kelas. “Berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Itu sangat tergantung persepsi masing-masing,” jawab mahasiswa yang duduk di pojok kanan belakang. “Boleh. Anda memakai teori persepsi. Tapi, apa kira-kira mayoritas bagi wanita yang menarik dari laki-laki?” tanya dosen lagi sambil meminta mahasiswa yang duduk di bagian belakang untuk menjawabnya. “Kalau mayoritas sich pasti bilang yang menarik dari bagian tubuh pria ya ….. tangan lah. Kalau kaki kan untuk jalan atau nendang, mata untuk melihat dan mulut untuk mencium. Tapi kalau cewek matrek sich yang pasti menarik yaaaa isi kantong cowok,” jawab mahasiswi. Gerrrrrrrrrr, seisi kelas langsung ketawa. []

***

81. BSD

Ketika masuk kelas pertama kali, biasanya ada perkenalan. Dosen menanyakan nama, asal daerah, dan asal sekolah. Dosen : “Anda dari mana?” Mahasiswa: “Saya dari Jombang BSD.” Dosen : “Maksud Anda, dari Jombang Bumi Serpong Damai (BSD)?” Mahasiswa: “Bukan Pak. Maksudnya, Jombang itu di Bintaro Sana Dikit.” Gerrr... Seisi kelas langsung tertawa.

***

82. “MAAF, PAK, USUL SAYA CABUT!”

Ketika perkuliahan pertama kali hendak dimulai. “Saya termasuk yang sulit mengingat nama mahasiswa,” kata dosen saat membaca daftar hadir sambil bertanya apa ada cara yang

138 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris mudah untuk mengingat nama. “Yang dipanggil diminta berdiri Pak,” usul seorang mahasiswa yang duduk di bangku paling depan. “Bagus. Bisa kita coba,” komentar dosen itu. Maka saat memanggil nama mahasiswa yang memberikan usul tadi, dosen meminta mahasiswa itu untuk berdiri. Tetapi saat mahasiswa mau duduk, dosen melarangnya. “Jangan, nanti dulu.” “Kenapa tidak boleh duduk Pak?” tanya mahasiswa. “A n d a kan yang usul supaya yang disebut namanya berdiri. Kalau duduk lagi, ya saya bisa lupa lagi,” jawab dosen. Karena tidak tahan berdiri lama, sang mahasiswa bilang, “Maaf, Pak, Usul saya cabut!” Hahahaha. Derai tawa pun memecah keheningan kelas itu. []

***

83. NAMA SAYA PELANGI

Bu Guru : “Anak-anak, sebelum mulai pelajaran Ibu pengen kenalan sama kalian dulu satu persatu ya?” Murid-murid : “Iya bu guru.” Bu Guru : “Coba kamu, nama kamu siapa, dan hobimu apa?” Murid Cowo 1 : “Nama saya Aji, hobi saya liat pelangi Bu ...” Bu Guru : “Bagus, hobi yang menarik, coba kamu yang duduk di sebelah Aji?!” Murid Cowo 2 : “Nama saya Emon, hobi saya liat pelangi Bu ...” Bu Guru : “Looohh ... sama ... kalian emang bersahabat yah? Selanjutnya!” Murid Cowo 3 : “Nama saya Jojo, hobi saya liat pelangi Bu ...” Bu Guru : “Wah... sama-sama laki-laki, hobinya jadi sama ya?Coba deh, lanjutin ke murid perempuan. Ya ... kamu yang cantik ... siapa nama dan apa hobimu?”

139 Humor Therapy

Murid Cewe 1 : “Nama saya Pelangi, hobi saya pake rok mini Bu” Bu Guru : “Alamak jangan ...” []

***

84. “MAMAH, ITU LAUNDRY!”

Istri : “Papah! Mamah barusan liat harga pakaian murah-murah banget Pah! Coba deh jas/blazer = Rp. 8.000,- kebaya = Rp. 8.000,- kimono = Rp. 7.000,- safari stelan = Rp. 14.000,- ! Masih banyak yang lainnya juga Pah! Asli murah abiiiiisssz!” Suami : “Di mana itu Mah?” Istri : “Toko baru di ujung gang itu loh Pah!” Suami : (???) “Mamah!! Itu bukan toko baju …. ! Itu laundry!” []

***

85. COPY RIGHT & RIGHT TO COPY

Pusat Kajian Agama dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah bekerjasama degan penerbit Rene Book mengadakan bedah buku karya Irshad Manji dengan judul Allah, Liberty, and Love: Suatu Keberanian Mendamaikan Iman dan Kebebasan pada hari Jumat (4/5/2012). Bertindak sebagai moderator adalah Suparto. Pembahas buku adalah Zuwairi Misrawi dan Irfan Abu Bakar. “Selamat datang. Ini buku Irshad Manji yang baru dengan judul Allah Liberty and Love. Saya menikmati membaca buku ini meskipun dalam bentuk foto kopi (bukan asli),” ungkap moderator. “Di Indonesia memang ada undang-undang tentang hak cipta (copy right) dan setiap kekayaan intelektual seperti buku ini dilindungi oleh undang-undang. Jadi buku ini memiliki copy right, tetapi saya juga memiliki right to copy,” lanjutnya. Secara spontan Irshad Mandji menirukan ungkapan moderator, “Copy right and right to copy,” yang langsung disambut tawa oleh para hadirin. [] ***

140 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

86. MAHASISWA KAPAL SELAM

Sebelum memulai perkuliahan, seorang dosen membaca daftar hadir mahasiswa. Dosen : “Ahmad.” Mahasiswa : “Hadir.” Dosen : “Fuad” (bukan nama sebenarnya). Mahasiswa : “Hadir.” Dosen : “Nah ini, mahasiswa kapal selam. Kadang timbul, kadang tenggelam. Kadang hadir, kadang tidak hadir.” Seisi Kelas : “Gerrr...” []

***

87. KERBAU ATAU SAPI

“Papa lihat tuh sapinya besar sekali,” kata anak kelas 4 SD kepada ayahnya saat terjebak macet di Pantura sambil menunjuk seekor kerbau di sawah, pada saat mereka hendak mudik lebaran. “Itu bukan sapi Nak, tapi kerbau,” sahut ayah keheranan karena anaknya belum bisa membedakan antara sapi dan kerbau. “Si Dika, anak kita, belajar hewan kan lewat gambar doang Pa, makanya belum bisa membedakan antara kebau dan sapi,” jelas mamanya yang duduk di sampingnya. “Bagaimana pun juga, ini adalah kegagalan guru kita mengajarkan jenis binatang kepada anak-anak sekolah,” ujar papanya dengan nada tinggi sambil meneruskan nyetir kendaraan. []

***

88. TANDA LELAKI SEJATI

“Bu Guru, boleh gak saya bertanya?” tanya seorang siswa Madrasah Pembangunan (MP) kepada guru Biologi. “Ya, boleh silakan bertanya,” jawab Bu Guru singkat.

141 Humor Therapy

“Tapi pertanyaannya saya ucapkan di depan, dekat Bu Guru ya,” ucap siswa laki-laki tersebut. “Lho kenapa memang?” tanya Bu Guru sambil mempersilakan muridnya mendekatinya. “Bu kenapa punya saya selalu tegang setiap bangun tidur di pagi hari?” Dengan entengnya Bu Guru menjawab, “Itu tandanya kamu laki- laki sejati. Jadi harus bersyukur. Kalau tidak seperti itu kamu tidak n or m a l .” “Terimakasih Bu Guru,” ucap siswa tadi sambil menuju tempat duduknya. []

***

89. CONTOH GAMBAR

Guru Biologi di MP sedang menjelaskan topik reproduksi. Untuk menjelaskan topik tersebut, dia meminta anak-anak menggambar alat reproduksi. “Bu Guru, boleh gak saya ke kamar mandi sebentar?” tanya seorang murid laki-laki sambil angkat tangan. “Lho mengapa di suruh menggambar kok malah ke kamar mandi? Ga’ usah melihat untuk menyamakan gambar ya,” ucap Bu Guru. Spontan saja anak-anak tertawa. []

***

90. HUKUMAN UNTUK SEBUAH KESALAHAN

Waktu pelajaran akan berlangsung, Ruslan mengacungkan tangannya ingin bertanya. Guru : “Ya, apa yang ingin kau tanyakan, Ruslan?” Ruslan : “Begini Pak, apakah orang bisa dihukum untuk sesuatu yang belum diperbuatnya?” Guru : “Oh, tentu saja tidak, Ruslan. Orang hanya boleh dihukum untuk perbuatan salah yang telah diperbuatnya.”

142 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Ruslan : “Syukurlah kalau begitu, Pak. Saya belum membuat PR.” Guru : “?????” []

***

91. PELAJARAN SEJARAH

Seorang guru sejarah sedang memberikan pelajaran tentang pahlawan. “Dari kisah perjuangan tadi, saya yakin, ada di antara kalian yang tidak setuju dengan perang,” kata Pak Guru. “Nah, siapa yang ingin memberikan alasan, kenapa perang harus ditentang?” Seorang murid di belakang mengacungkan jari. “Saya benci perang,” ujar murid tersebut seraya menambahkan,“Sebab perang menciptakan sejarah, dan saya sangat tidak suka pelajaran sejarah.” [] Sumber: Ardiansyah - Rina Ariyani, http://wakakak.net/Cerita-Lucu-Sekolah

***

92. JATUH CINTA VS JATUH DARI SEPEDA

“Apa bedanya jatuh cinta dan jatuh dari sepeda?” tanya Amir kepada teman-teman sekelas suatu pagi sebelum Bu Guru datang ke kelas. “Jatuh cinta berjuta rasanya... kalau jatuh dari sepeda cuma satu rasanya, saaaakiiit !” jawab teman Amir. []

***

93. SAYANG MURID VS SAYANG ISTRI

Guru 1 : “Apa beda sayang murid dengan sayang istri?” Guru 2 : “Kalau sayang murid, celananya dinaikin. Kalau sayang istri, celananya diturunin.” ***

143 Humor Therapy

144 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

94. AL-AZHAR ITU MUHAMMADIYAH YA?

Anak teman saya ini namanya Fira, duduk di kelas tiga SMP Al-Azhar Serang. Sejak TK sampai SMP, memang Fira belajar di sekolah tersebut. Suatu hari ia berbincang dengan mamanya, seorang dosen di IAIN Banten. “Mah … sejak dari TK sampai SMP, Fira tidak pernah diajarin doa qunut lho Mah di sekolahan, berarti Al-Azhar itu Muhammadiyah ya Mah?” “Aaa ... duh,” desis Mama Fira bingung. “Mungkin ya, mungkin tidak.” []

***

95. SEJARAH DIPONEGORO

Seorang guru sejarah di sebuah pondok pesantren mengajarkan tentang perang Diponegoro. Seperti biasa, sebelum memasuki mata pelajaran baru, sang guru memberikan pertanyaan kepada murid- murid. Guru : “Kapan terjadinya perang Diponegoro?” Murid : “Bakda magrib Pak Guru.” Guru : “Apa maksudmu. Perang Diponegoro kok bakda magrib?” Murid : “Maksud saya, tahun 1825-1830, itu kan sama dengan bakda magrib, Pak Guru” Gerrrrrrrr ... ! []

*** 96. BUKAN MELAHIRKAN TAPI STEK

Guru Biologi : “Bagaimana cara manusia berkembang biak?” Murid : “Dengan cara melahirkan.” Guru : “Benar.”

145 Humor Therapy

Tiba-tiba seorang murid angkat tangan dan bilang,”Salah, Pak! Salah!” Guru : “Mengapa salah? Apa alasanmu?” Murid : “Manusia itu berkembang biak bukan dengan melahirkan tapi dengan cara stek. Karena yang ditanam ‘batang’ bukan ‘bijinya’.” Seisi kelas tertawa terpingkal-pingkal.[]

***

97. PELAJARAN DARI PADEPOKAN CINA

Di suatu padepokan di Tiongkok pernah hidup seorang guru yang sangat dihormati karena tegas dan jujur. Suatu hari, dua murid menghadap guru. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik. Keduanya berdebat tentang hitungan 3x7. Murid pandai mengatakan hasilnya 21. Murid bodoh bersikukuh mengatakan hasilnya 27. Murid bodoh menantang murid pandai untuk meminta guru berbagai jurinya untuk mengetahui siapa yang benar di antara mereka. “Jika saya yang benar 3x7=27 maka engkau harus mau dicambuk 10 kali oleh guru, tetapi jika kamu yang benar (3x7=21) maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri, ha ha ha ... !” ujar murid bodoh. Demikian si bodoh menantang, sangat yakin pendapatnya benar. “Katakan Guru mana yang benar?” tanya murid bodoh. Ternyata Guru memvonis cambuk 10x bagi murid yang pandai (orang yg menjawab 21). Si murid pandai protes. “Bagaimana mungkin ini bisa, Guru?” Sang Guru menjawab,”Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi untuk ketidakarifanmu yang mau berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu kalau 3x7 adalah 21!” Guru melanjutkan,”Lebih baik melihatmu dicambuk dan menjadi Arif daripada guru harus melihat satu nyawa melayang sia sia!”

146 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Pesan moral yang dapat kita ambil adalah jika kita sibuk mmperdebatkan sesuatu yang tak berguna, berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai perdebatan. Sebab dengan sadar kita membuang waktu dan energi untuk hal yang tidak perlu. Bukankah kita sering mengalaminya? Bisa terjadi dengan pasangan hidup, tetangga atau kolega. Berdebat atau bertengkar untuk hal yang tidak ada gunanya, hanya akan menguras energi percuma. Ada saatnya kita diam untuk menghindari perdebatan atau pertengkaran yang sia-sia. Diam bukan berarti kalah, bukan? Memang bukan hal yang mudah, tapi janganlah sesekali berdebat dengan orang bodoh yang tidak menguasai permasalahan. “Merupakan suatu kearifan bagi orang yang bisa mengontrol diri dan menghindari amarah atas suatu kebodohan.” []

***

98. NARUH ANAK SEPERTI NARUH BARANG

“Kalau ada guru yang maksa orang tua untuk ambil rapor anaknya tuh ya aku. Wah, memang nyebelin banget. Kadang-kadang orang tua tuh tidak mau peduli sama anaknya. Jadi, aku kan kasihan sama anaknya. Kadang orang tua itu seenake dewe, naruh anak tuh kayak naruh barang aja. Pokoknya dia maunya beres, hmmmmm …. Padahal kan keluarga sangat berperan. Tapi ya itu … yang kayak gini kan nyebelin banget.” Demikian pengakuan seorang guru di sebuah sekolah swasta di Ciputat. []

***

99. ANGIN PUTING BELIUNG

Guru : “Cuaca ekstrim akan terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia sampai bulan Februari 2012. Hari ini saja (Minggu, 29/1/2012), di Jawa Timur 8 orang meninggal, pohon-pohon tumbang dan perumahan rusak karena kena angin puting beliung.”

147 Humor Therapy

Murid : “Bu Guru, kenapa sih harus disebut angin putting beliung? Kok kurang sopan. Boleh tidak diganti dengan nama lain.” Guru : “Hahahaha … bukan cuma susu yang boleh pakai ‘puting’. Suka-suka yang memberi nama d o n g .” Murid : “Kalau begitu, jika ada yang memberi nama dengan putting pentil beliung boleh dong Bu Guru?” Guru : “Ya boleh saja …. Kan tadi Bu Guru bilang suka-suka yang memberi nama. Coba saja kamu umumkan namanya, tapi kenapa kok harus pakai ‘pentil’ segala? Nanti dikira pentil ban sepeda lagi. Lagian enakkan pakai kata putting kok, kan lebih pas… ha ha ha ...” []

***

100. SAYA SUKA SAMA USTAZ

Ketika pertama kali saya menjadi guru pengabdian di Pondok Pesantren Modern Darul Ulum Bogor, saya ditugaskan oleh pesantren untuk mengajar Tafsir. Menurut cerita pengajar Tafsir sebelum saya, bahwa ada seorang murid perempuan yang sulit menghafal. Setiap kali diberi tugas menghafal, ia selalu tidak hafal. Namun ketika saya memberikan tugas kepada murid tersebut, ternyata ia mudah hafal. Akhirnya saya bertanya kepada murid tersebut. Guru : “Saya dengar, kamu dulu ketika diberi tugas untuk menghafal selalu tidak hafal. Tetapi sekarang kamu selalu hafal. Apa yang membuatnya kamu menjadi hafal?” Murid : “Karena saya mau menghafal.” Guru : “Kenapa dulu tidak mau menghafal?” Murid : “Karena saya tidak mau aja.” Guru : “Kenapa sekarang kamu mau menghafal?” Murid : (Terdiam sejenak) “Tapi jangan bilang siapa-siapa ya ustaz, karena saya suka sama ustaz.” Guru : ??? ***

148 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

149 Humor Therapy

101. SUARA PENYANYI

Pada waktu senggang, Bu Guru bertanya kepada murid- muridnya. “Anak-anak, kalau penyanyi sedang bernyanyi suaranya….?” (Bu Guru menduga jawabannya adalah ‘suaranya merdu’). Tetapi jawaban murid-murid ternyata lain. Mereka menjawab,“Suaranya, … berisiiiik, Bu Guru .…!”

***

102. SAYA MASIH LOADING, BU

Bu Guru masuk kelas, dan kebetulan hari itu dia ingin mengetahui seberapa besar minat para siswa untuk belajar. Katanya sebelum memulai pelajaran. “Siapa yang mau belajar sungguh-sungguh silakan di dalam kelas, dan siapa yang tidak mau sungguh-sungguh belajar silakan di luar kelas. Ayo… siapa yang mau sungguh-sungguh belajar, acungkan tangan!” Semua mengacungkan telunjuk tangannya ke atas, kecuali si Alif yang mengangkat tangannya dengan mengepal. Ini tentu saja membuat Bu Guru kebingungan, kurang mengerti. “Apa maksudmu mengepalkan tangan, Alif?” tanya Bu Guru. “Apa kamu menentang Ibu?” Sambil nyengir-nyengir, Alif berkata,”Ini, Bu, maksud saya masih loading, Bu Guru. Coba Ibu lihat….! (Sambil menggerakkan kepalan tangannya, telunjuknya bergerak perlahan-lahan dan akhirnya ia mengacungkan telunjuknya). Nah, sekarang saya sudah mengacungkan telunjuk kan Bu!” Seisi kelas pun akhirnya tertawa semua. []

***

150 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

103. CBSA: Cah Bodo Soyo Akeh

Kebijakan pemerintah pada tahun 1980-an untuk menerapkan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuai pro dan kontra. Mereka yang kontra dengan rasa sinis memplesetkan singkatan CBSA menjadi Cah Bodo Soyo Akeh (Bahasa Jawa, artinya anak bodoh semakin banyak). Ada juga yang mengartikan CBSA menjadi Catat Buku Sampai Abis. []

***

104. SABAR VS MARAH

Menghadapi murid-murid di sekolah memerlukan teknik dan pendekatan tersendiri. Salah satunya adalah bersikap sabar. Berikut ini dialog antara murid dan guru tentang kesabaran di kelas. Murid : “Kok bisa sih Bu Guru sabaaaar banget?” Guru : “Ya percuma marah-marah. Kalian pasti akan bilang kenapa sih ibu marah-marah?” Murid : “Betul, Bu Guru.” Guru : “Ingat... marah itu tidak enak. Perasaan kita jadi tidak enak terus.” Murid : “Tapi kalau Bu Guru marah tambah cantik lho, Bu.” Seiisi kelas jadi tertawa semua.

***

105. YANG MENARIK

Guru Biologi dan murid-murid di kelas 9A MTs Pembangunan UIN Jakarta sedang berdialog. Guru : “Apa yang menarik dari materi pelajaran minggu lalu?” Murid-murid : “Reproduksi, Bu... !” Guru : “Baik. Kalau bagi kamu?” (Tanya guru sambil menunjuk murid yang duduk di pojok belakang).

151 Humor Therapy

Murid-murid : “Yang menarik ya tangan Bu. Masa kaki. Kaki kan untuk menendang.” Guru : “Gubrakkk ...” Gerrr... seisi kelas jadi tertawa. []

***

106. My Pen is …

Peristiwa ini terjadi saat guru bahasa Inggris mengajarkan kata benda tentang alat tulis kepada murid-muridnya. Guru : “What is this?” Murid : “That is a pen.” Guru : “Do you have a pen?” Murid : “Yes I have a pen.” Guru : “Where is your pen?” Murid : “My pen(is) here.” Guru dan murid pun jadi cekikian semua. Spasi ternyata sangat penting! []

***

107. BIRTDAHY GIFT

A secretary got an expensive PEN as birthday gift from her boss. She sent her boss a ‘Thank You’ via SMS. The wife read the text and angrily shows her husband the message: “Your penis wonderful, I enjoyed using it last night. Thanks.”

***

108. GURU LUAR BIASA

Saat izin keluar dari sekolah tempat kerja untuk makan siang, tanpa direncanakan semula, seorang guru Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ketemu tiga teman lamanya di sebuah restoran.

152 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Aku kalau ada waktu kosong biasa keluar. Kadang ke bank, kadang ke toko buku, dan kadang ke restoran untuk makan seperti ini,” ungkap guru Biologi tersebut mengawali obrolan sambil makan siang. “Ya itu namanya guru luar biasa,” kementar temannya. “Bukan guru luar biasa kali, tapi guru biasa di luar,” ucap kawannya menimpali. “Bukan...Itu lebih tepat disebut guru liar,” tambah kawan lainnya. Hahahahahahah. Langsung saja semua tertawa seraya menikmati menu makan siang. []

***

109. GURU SUMBER INSPIRASI

Menjelang hari guru, murid-murid mulai menyiapkan acara khusus di sekolah. “Ini momentum yang tepat untuk mengapresiasi jasa dan perjuangan guru kita,” kata ketua kelas. “Ya setuju. Karena bagiku, guru adalah sumber inspirasi dan sumber ilmu pengetahuan,” tambah murid yang lain. Tiba-tiba bu guru menyeletuk,“Bagus...asal jangan jadikan sumber air mata ya...atau sumber cinta.” Seisi kelas jadi tersenyum semua. []

***

110. SERANGGA TOMCAT

“Serangga Tomcat merajalela di daerah Jember Jawa Timur. Tahukah anak-anak, apa serangga Tomcat itu?” tanya Pak Guru beberapa saat sebelum bel istirahat berdentang. “Tomcat itu singkatan dari tomato cat. Jadi, artinya serangga kucing tomat,” sahut seorang murid yang paling cerdas di kelas itu dengan suara lantang disambut gelak tawa semua siswa. []

***

153 Humor Therapy

111. BELUM PRAKTIK BUAT ANAK

Kondisi anak-anak remaja usia sekolah saat ini mulai mengkhawatirkan. Mereka sudah terbiasa bicara hal-hal yang vulgar dengan gurunya. Berikut ini pengalaman seorang guru biologi di sebuah madrasah swasta. Murid : “Bu, apa yang kita pelajari sekarang?” Bu Guru : “Ya, kita akan bahas pelajaran di kelas 8, terutama bagian yang sulit dipahami, untuk persiapan Ujian Nasional.” Murid : “Bu guru, mengapa kita tidak bahas reproduksi saja?” Bu Guru : “Kenapa harus kita bahas materi itu. Itu kan materi mudah dan kalian sudah paham semua. Siapa yang masih belum tahu bagian dari organ reproduksi?” Murid : “Ya, tapi kita kan belum praktek buat anak, jadi kita belum tahu.” Bu Guru : “Ya … kalau praktik nanti saja kalau kalian sudah menikah.” Murid : “Tidak boleh sekarang ya, Bu…?” Bu Guru : “Ya gak boleh lah …” []

***

112. WISATA SEKOLAH

Dari tanggal 27 sampai dengan 30 April 2012, usai Ujian Nasional, para siswa dan guru MTs Pembangunan akan mengadakan wisata ke Jogjakarta. Ketika sedang merencanakan wisata itu, Bu Guru mengatakan: “Mohon maaf ya, anak-anak. Kali ini Bu Guru tidak bisa ikut wisata ke Jogja.” “Memang kenapa, Bu?” tanya beberapa siswa hampir bersamaan. Mereka merasa kurang enjoy jika tidak ditemani wali kelas. “Bu Guru sebagai wali kelas harus ikut kami. Bareng-bareng di bus. Kasihan kami. Kami perlu kasih sayang dan perhatian Bu

154 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Guru,” pinta Anto yang dikenal pemberani di kelas itu. “Kalau kasih sayang, Ibu sudah memberikannya kepada kalian selama tiga tahun, sejak kalian di kelas tujuh. Kali ini Ibu kelihatannya ada acara lain. Ibu selalu sayang sama kalian dan berdoa yang terbaik untuk kalian. Nah, kalian bisa mengerti kan?” “Ya, benar apa yang Bu Guru katakan. Kami setuju. Tapi, jangan sampai kebaikan tiga tahun itu terhapus dengan tiga hari karena ibu tidak bersama kami. Karena perjalanan kami rasanya pasti hambar tanpa Ibu Guru.” “Ooow …,” sejenak Bu Guru mengerutkan kening dan berpikir. “Ya, baiklah, nanti Ibu lihat situasi dan kondisi dulu ya …” []

***

113. DETIK-DETIK MENJELANG PENGUMUMAN UN SMP

Menjelang pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) SMP/MTs, murid-murid Madrasah Pembangunan banyak yang penasaran, terutama mereka yang senang bermain daripada belajar. Sebagian dari mereka menanyakan ke guru wali kelas via SMS dan BBM. “Bu Guru, bagaimana kira-kira kelulusan kelas kita? Apa semua lulus atau ada yang tidak lulus?” tulis seorang murid dalam BBM. “Ya ditunggu saja, kan besok diumumkan. Kalau nanti malam ada yang ditelpon wali kelas, berarti ya tidak lulus,” jawab Bu Guru yang membuat murid-murid semakin deg-degan. Tidak mau menyerah begitu saja, murid masih tetap merayu gurunya untuk memberi bocoran pengumuman. “Bu… sedikit aja bocorannya. Lulus semua atau ada yang gagal?” tanya murid itu. “Ya coba saja nanti malam tanya kepada teman-teman yang lain, ada yang dapat telpon dari wali kelas atau tidak,” pesan Bu Guru. “Tapi kalau Hp lagi dalam keadaan off bagaimana? Kan tidak bisa terima telpon?” tanya murid lagi. “Ya tidak boleh off.”

155 Humor Therapy

“Jadi semalaman kita tidak boleh tidur Bu?” “Hahahaha … Siapa yang melarang tidur? Ya berdoa saja ya semoga lulus.” []

***

114. SLIP OF TONGUE

Saat memberikan pengarahan kepada anggota tim ahli standar sarana dan prasarana, Edy Tri Baskoro, koordinator kegiatan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berkata,“Pemantauan ini harus dilakukan oleh ITB.” Langsung para tim ahli berkomentar, “Oleh ITB atau BSNP Prof?” “O ya, maksud saya BSNP. Saya merasa seperti di ruang rapat senat ITB,” ucap Edy sambil meminta maaf karena slip of tongue tadi. Semua yang hadir pun jadi tak kuasa menahan tawa. “Teringat rapat senat,” kata Denny anggota tim ahli dari ITB. “Nah, teringat kampus ITB itu artinya masik aktif ngajar,” komentar Prof. Johny dari Universitas Indonesia yang menjadi salah satu anggota tim ahli. []

***

115. TIM PEMANTAU STANDAR

Tim pemantauan standar nasional pendidikan BSNP biasanya menginap di Hotel Boutique Blok M. Usai kegiatan, sebagian tim bersama anggota BSNP berjalan-jalan ke Mal di Blok M Square. Ketika melihat-lihat pakain, penjaga Mal bertanya. “Bapak anggota BSNP ya?” “Ya,” jawab seorang anggota BSNP sambil menenteng belanjaannya. “Kalau Bapak anggota tim pemantau ya?” “Lho kok tahu?” tanya tim pemantau keheranan.

156 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Ya, dari tadi kami amati Bapak melihat-lihat terus, tapi tidak beli.” Ha ha ha ... []

***

116. COPY PASTE

Kebiasaan melakukan copy paste ternyata tidak hanya terjadi di kalangan mahasiswa, tetapi juga dosen. Kisah ini dialami oleh seorang Guru Besar asesor sertifikasi dosen di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Sebagai seorang asesor, tugasnya adalah menilai evaluasi diri yang ditulis oleh dosen yang notebene seorang laki-laki. “Saya seorang ibu rumah tangga yang sudah mendidik anak selama 10 tahun dengan penuh disiplin dan kasih sayang. Pengalaman ini juga saya terapkan dalam mendidik mahasiswa saya,” demikian tulisan dosen tersebut pada bagian dari evaluasi dirinya. Dengan mudahnya sang Professor memberikan catatan “Copy Paste” dalam lembar penilaiannya. Bagaimana tidak, dosen yang bersangkutan adalah laki-laki tapi isi tulisannya seorang ibu. []

***

117. DOKTOR DJUANDI

Salah satu staf sekretariat BSNP tinggal di kantor. Namanya Djuandi, berasal dari Bandung. “Mana Doktor Djuandi?” tanya Prof. Johny dari UI seusai kegiatan standar sarana dan prasarana. “Punten, saya belum Doktor Pak, panggil saja Djuandi,” jawabnya. “Doktor itu artinya Mondok di Kantor,” jelas Prof. Johny. Tentu saja teman-teman di sekretariat langsung tertawa. []

***

157 Humor Therapy

118. MODUS MEMBUAT LAPORAN

Ini modus satuan pendidikan dalam membuat laporan tentang kondisi sekolahnya. Jika untuk kepentingan akreditasi, laporannya ‘dibaikin’. Jika untuk mengajukan bantuan dana, laporannya ‘dijelekin’. Jika diminta membuat laporan tetapi tidak terkait dengan kepentingan sekolah, maka instrumen laporan dicuekin (tidak diisi). []

***

119. LIFT UNTUK GURU BESAR

Di gedung rektorat Universitas Indonesia ada tiga lift. Satu lift khusus untuk pimpinan dan guru besar dan dua lift untuk umum. Prof. Johny, Direktur Poltek Jakarta yang juga guru besar di Fakultas Teknik UI, suatu saat akan menggunakan lift khusus guru besar. Tetapi oleh satpam ditegur. “Maaf Pak, tidak boleh pakai lift ini karena khusus untuk guru besar,” kata satpam. Akhirnya Prof. Johny pindah ke lift satunya lagi. Tentu harus antri. Tiba-tiba datang guru besar lain, kawan dekat Prof. Johny. Langsung dia menyapanya. “Eee kenapa tidak pakai lift ini. Ayo naik bareng,” ajak guru besar tersebut. “Oleh petugas keamaan, saya tidak boleh naik litf itu,” jawabnya sambil menenteng tas punggungnya. Petugas keamanan yang berdiri di dekat lift langsung minta maaf kepada Prof. Johny. “Maaf pak, saya karyawan baru,” ucap petugas keamanan tersebut. []

***

158 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

120. PARKIR KHUSUS DOSEN

Di Universitas Indonesia dibedakan antara lokasi parkir dosen dan mahasiswa. Seorang dosen Jurusan Arsitektur karena selalu pakai pakaian gaya kausal sempat ditanya satpam. “Maaf, bapak akan ke mana?” tanya satpam. “Ya akan ngajar,” jawab dosen dengan nada agak tinggi. Namun satpam masih kurang percaya apakah yang bersangkutan dosen atau bukan. Maka satpam menuju mobil dan mengamati stiker yang ditempel di kaca mobil. Karena berpakain kausal satpam tidak percaya dia sebagai dosen. []

***

121. TANPA BIAYA BISA ‘BIAYAAN’

Prof. Zaki Baridwan, koordinator standar biaya di BSNP menyampaikan pentingnya biaya dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi standar. “Biaya ini penting karena kalau tidak ada biaya, surveyor jadi ‘biayaan’ selama di daerah,” kata Prof. Zaki kepada tim ahli. Langsung saja anggota tim menyambut dengan tertawa. []

***

122. PIH = Pak Ibnu Hamad

Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional SMA/MA tanggal 16- 19 April 2012, seorang anggota BSNP melakukan rapat koordinasi. Dihadiri oleh seluruh anggota BSNP, Direktur SMP, SMA, dan SMK, Biro Hukum, Kepala Puspendik, dan Kepala Balitbang. “Salah satu Posko Ujian Nasional di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah PIH,” kata Kepala Balitbang mengawali pembicaraannya. “Apa itu PIH?” tanya seorang anggota rapat.

159 Humor Therapy

“Pusat Informasi dan Humas,” jawab anggota BSNP. “Bukan, PIH itu artinya Pak Ibnu Hamad,” ungkap Kepala Balitbang yang langsung disambut dengan tawa oleh seluruh peserta rapat. Kepala PIH saat itu memang Ibnu Hamad dari Universitas Indonesia. []

***

123. RUMUS MATEMATIKA 2014

Seorang Professor Matematika dari perguruan tinggi terkemuka, memperkenalkan rumus matematika baru tahun 2014. Formulanya adalah sebagai berikut: Su – aH = §i (1x – ta2x) Co sa Dibacanya adalah: Suminah diperkosa satu kali minta dua kali! Catatan: Ini sekadar humor. Bukan untuk diterapkan. []

***

124. SUKA DUGEM

Titi dan Kamal, pasangan kekasih yang saling mencintai dan lama tak bertemu itu berceloteh panjang lebar setelah mereka berjumpa di rumah orang tua Titi pada suatu hari Minggu siang yang ceria. Kamal kelihatan lebih ganteng dan PD. “Mas Kamal, ke mana saja kamu sih kok nggak calling aku?” “Aku lagi kerja di Bandung, sayang. Maaf ya, aku baru nyari fulus yang banyak.” “Sudah dapat fulus yang banyak … ?” “Sudah, sayang. Tenang ….” “Di mana sekarang? Mas tabung di bank ya?” “Ya, tentu-lah. Di mana lagi menyimpan uang yang paling aman kalo tidak di bank.” Titi tampak senyum-senyum, girang. Bahagia. Karena kekasihnya sudah punya uang yang banyak. Berarti kalau mau jalan ke mana

160 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris saja nggak perlu khawatir. “Terus selama ini Mas juga kecantol cewek Bandung ya?” “O, nggak sayang. Aku kan setia sama kamu.” “Selain bekerja, Mas ke mana aja?” “Ya kadang, jalan-jalan gitu, untuk mencari angin segar. Kalau ada waktu ya dugem-lah.” “Haaa …? Dugem?!” tanya Titi kaget sekali. “Mas suka dugem?” “Iya. Memang kenapa?” “Mas suka yang gila-gilaan itu?” “Eh, alahmak …jangan berpikiran yang aneh-aneh dulu, sayang. Maksud Mas dugem itu dunia gemar mengaji!” “Ya, syukurlah kalau Mas masih seperti Mas yang kukenal dulu,” ujar Titi dalam hati, menatap kekasihnya penuh cinta. []

***

125. KAMBING TIDAK MENGANDUNG KOLESTROL

Pada hari Idul Adha 1434, seusai memotong hewan kurban, saya menerima pesan singkat (SMS) dari seorang teman di IPB. Isinya sebagai berikut. “Hasil penelitian metaanalisis terbaru, ternyata kambing tidak mengadung kolesterol. Dari penelitian dengan 1000 ekor kambing yang mengandung, ternyata kesemua kambing tersebut mengandung cempe (anak kambing)”. Hahahaha… []

***

126. YA BENK, SAMA-SAMA YA BENK

Menjelang magrib hari terakhir puasa saya kirim pesan singkat (SMS) ke teman, kerabat, dan kolega. Salah satunya ke kolega (staf) di Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Ucapan idul fitri saya tulis dengan bahasa standar. “Kami sekeluarga mengucapkan selamat idul fitri. Minal aidin wal faizin.

161 Humor Therapy

Semoga Allah menerima puasa dan ibadah kita. Mohon maaf lahir dan batin”. Dari Bambang dan keluarga Tidak lama kemudian staf yang menerima SMS langsung menjawab. Tapi jawabannya di luar dugaan saya karena dengan bahasa gaul, “Iya Benk sama-sama ya benk... Maaf lahir batin juga...” Membaca jawaban tersebut saya hanya ketawa sambil bergumam. “Wah mesti salah kirim ini. Saudara atau anak saya aja tidak pernah manggil Benk, tapi abi”. Keesokan harinya, menjelang salat idul fitri, saya menerima SMS dari staf yang sama. “Astaghfirullah Bapak mohon maaf saya baru ngeh (Sunda: mengerti) kalau ternyata kemarin salah kirim balasan sms. Maaf Bapak. Minal aidin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin ya Bapak. Selamat hari raya idul fitri 1434 H”. Dengan singkat saya jawab, “O ya tidak apa-apa. Selamat idul fitri. Mohon maaf lahir dan batin”. Kejadian di atas saya ceritakan kepada istri anak-anak sambil santai usai salat idul fitri. Pasti aja semua ketawa terbahak-bahak.Ya selalu ada cerita lucu di balik indahnya silaturahim.

***

127. Khotbah IDULFITRI Vs Khotbah JUMAT

Setelah sungkeman dan sarapan pagi, seorang ustaz bertanya kepada jamaahnya. Ustaz : “Apa bedanya antara khotbah Jumat dan khotbah idulfitri?” Jamaah 1 : “Khotbah idulfitri dilakukan setelah shalat. Khotbah Jumat dilakulan sebelum shalat.” Ustaz : “Benar. Sambil menunjuk jamaah lain untuk menjawab.” Jamaah 2 : “Saat khotbah idulfitri banyak yang merokok, sedangkan saat khotbah Jumat tidak ada yang merokok.” Gerrrr... ketawa semua. ***

162 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

128. TIKET PESAWAT MURAH

Saat liburan sekolah yang bertepatan dengan liburan akhir tahun 2013, dalam akun twitter ada promosi tiket murah. “Jalan-jalan yuk dengan Merpati, cuma Rp 51 ribu lho”. Demikian bunyi promosi tersebut dalam rangka ulang tahun Merpati. Seorang pemilik akun langsung berkomentar, “dijamin pulang ke rumah gak?” “Ke rumah sakit”, jawab pemilik akun yang lain. “Masih mending pulang ke rumah sakit, pulangnya ke rumah abadi alias di liang kubur” “Hihhhhh ngeri deh”

***

129. ABUN SAPI

Dalam sebuah acara halal bi halal alumni Gontor, seorang alumni berdiri dan angkat bicara. Alumni 1 : “Breaking news. Ada perkembangan baru di Gontor Abun sapi sekarang dijual di kiftir (kafetaria). Santri bisa makan dengan nikmat sebagai pelengkap salatoh/ dan tewel.” Alumni 2 : “Alhamdulillah. Bisa meningkatkan gizi santri.” Alumni 1 : “Ya, jenisnya juga bervariasi. Ada Abun Lifeboy, abun cuci, dan abun sapi.” Alumni 2 : “Kalau itu mah, di midhaah (tempat wudhu) dan hammam (kamar mandi) juga banyak. Dari dulu sudah ada.”z Alumni 1 dan 2 serta seluruh undangan: hahahahahaha. Ayak ayak wae.

***

163 Humor Therapy

130. BIDAH

“Di Gontor, untuk mata pelajaran fikih ternyata diajarkan bidah”, ungkap seorang alumni yang sudah menjadi pengusaha perkebunan di Sumatera lewat BBM grup. “Ah, jangan ngarang ente. Bisa kwalat nanti nyebarin berita bohong”, ucap alumni lainnya. “Haqiqatan (Beneran). Santri-santri diajari fikih dengan menggunakan kitab Bid’ayatul Mujtahid”. Hahahahaha

***

131. OH PONDOKKU

Setiap santri dan alumni Gontor pasti ingat lagu “Oh Pondokku”. Lagu ini selalu dinyanyikan dalam berbagai event dan kegiatan pondok. Saat khutbatul arsy (Pekan Perkenalan), kunjungan tamu dari luar pondok, perpisahan alumni, pertemuan alumni dan banyak lagi, lagu tersebut selalu dinyanyikan. Bahkan tidak jarang para santri dan alumni menangis saat menyanyikan lagu tersebut. Namun bagi sebagian santri lagu itu juga diplesetkan. Salah satunya adalah plesetan yang dibuat anggota BBM Group “Bulis Komsol”. Lirik yang benar adalah “Oh Pondokku tempat naung kita”, tetapi diplesetkan sebagai berikut. Alumni 1 : “Oh pondokku tempat naum kita....” (naum=tidur) Alumni 2 : “Oh pondokku tempat ane kenal syijar” (Syijar=rokok) Alumni 3 : “Oh pondokku tempat ane ghosob sandal” (ghosob sandal=ambil sandal orang lain tanpa izin) Alumni 4 : “Oh pondokku tempat ane madhrub ma’a qismul amni.” (ane madhrub ma’a qismul amni=saya dipukul bagian keamanan).

***

164 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

132. BAHASA PASARAN

Berikut ini beberapa contoh bahasa pasaran yang hanya dipakai dan dipahami dikalangan alumni Gontor saja. Bahasa ini jarang kita temukan di Gontor karena jika ada yang menggunakannya, maka ia akan dilaporkan oleh jasus (mata-mata) dan dipanggil ke mahkamah lughah (hakim bahasa). Tuhmil ente, ana firjaun ba’din (Meremehkan kamu, saya sikat nanti). Anta min aina ya akhi? Ana min ansharul adhim. (Kamu dari mana asalnya? Saya dari Tulung Agung). Ana la maza maza akhi (saya tidak apa-apa saudaraku). Huwa faqod la kaef kaef, enta alladzi masyghul (Dia saja tidak apa- apa. Malah kamu yang sibuk). Ada lagi santri yang membuat ungkapan dengan menggunakan nama-nama ustaz, seperti berikut ini. wa idzaa husnul ma’aafi rif’at (Nama Ustaz Rifat Husnul Maafi) wa idzaa zubaidi sujiyat (Nama Ustaz Sujiyat Zubaidi) wa idzaa muhtarom umar ahmad (Nama Ustaz Muhtarom Umar)

***

133. MAHKAMAH LUGHAH

Berikut ini kisah santri yang melanggar bahasa di Pondok Gontor. Ceritanya nama santri tersebut ditulis di papan tulis yang ditempel di dinding Asrama Gedung Baru Kibar (GBK). Muharik lughah (pengurus bahasa) yang bertugas saat itu adalah Iskandar Efendi dari Bangka. Begitu sang santri melihat namanya ditulis di papan pelanggaran, dia langsung menghapus namanya. “Saya hapus karena saya merasa tidak bersalah. Saya juga tidak menghadiri penggilan mahkamah bahasa”, ungkap sang santri. Esok harinya santri tersebut dipanggil langsung oleh hakim lughah GBK. “Limaza la tahdur bil amsi?” Artinya, kenapa kemarin tidak hadir

165 Humor Therapy ke mahkamah bahasa?”, tanya Iskandar Efendi pengurus bahasa. “Ana la a’rif kak mad’u mahkamah lughah. Artinya, saya tidak tahu kalau dipanggil ke mahkamah bahasa”, jawab sang santri sambil menambahkan pengurus bahasa langsung memukul punggungnya dengan sajadah. “La yumkin anta la ta’rif mad’u mahkamah lughah, lianni anzhuruka tumsih binafsi ismaka fi saburah”, ungkap pengurus bahasa yang maksudnya adalah. “Tidak mungkin kamu tidak mengetahui dipanggil ke mahkamah bahasa. Sebab saya melihat sendiri kamu menghapus namamu di papan tulis”. Sang santri terpaksa menjawab, “na’am kak, azhunnu antum la tanzhuruni. Summa maza khothoi, lianni insan muthi” kak, atakallam arobiatan kulla yaum”. Artinya “Ya kak. Saya kira Kakak tidak melihat saya. Kemudian apa kesalahan saya? Sebab saya anak yang taat dan patuh” Iskandar sedikit kesal sambil memperlihatkan kertas jasus. Sang santri langsung sigap dan membantah “alaisa hazihil kalimah arobiyyatan?” Artinya, “Bukankah ini kalimat bahasa Arab?”. “Maza al-murod wa ghorduka? Ana firjaun anta” ungkap pengurus bahasa yang artinya “Apa maksudmu? Saya sikat kamu”. Sang santri tersenyum dan tau bakal dipukul oleh pengurus bahasa. Sambil cengengesan sang santri bilang, “ana sikat anta”. Pengurus bahasa itu akhirnya ketawa lupa mukul sang santri. Yessss merdeka...

***

134. KABEL EKTENSI 4 LUBANG: MAKNA SEBUAH PERSAHABATAN

Pada tanggal 21-23 Agustus 2013 BSNP melaksanakan validasi standar nasional pendidikan di Hotel Quality Yogyakarta. Dalam kegiatan ini ada lima standar (pengelolaan, biaya, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, dan pendidikan nonformal) serta penilaian karya sastra. Usai salat magrib, pada hari pertama, saya bersama Ibu Ari dan

166 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Ibu Kun menikmati santap malam di Bale Raos Keraton Jogjakarta. Di tempat ini menu makanannya adalah tradisional. Ada bebek ungkep, komplit, dan lainnya. Meskipun tradisional rasanya sangat nikmat. Tidak kalah dengan menu makan malam di hotel tempat kami menginap. Di tengah-tengah makan, saya menerima SMS dari Prof. Eko Indrajit anggota BSNP yang juga ikut acara validasi. “Kamar 529. Kalau lewat beliin kabel extensi yang bisa 4 colokan”. Saya baca pesan tersebut sambil menikmati nasi gurih. “Ada pesan dari Pak Eko untuk nyari kabel” ungkapku ke Bu Ari dan Bu Kun. “Hanya saya ragu apakah SMS ini ditujukan ke saya atau salah kirim ya”, ujarku sambil menambahkan dari bahasanya sepertinya sudah ada pembicaraan sebelumnya. Ini diawali dengan “kamar 529”. “Di kamar memang colokan listriknya terbatas” komentar bu Ari sambil menambahkan Pak Eko membawa banyak jenis peralatan. “Dalam perjalanan pulang, nanti kita cari”, ucap Bu Kun memberi solusi. Saya jadi merasa tenang dengan solusi tersebut dan terus meneruskan makan malam. Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba telepon saya berdering. Saya lihat dari BSNP (Bu Ning). “Pak Bambang dimana? Kita dan para peserta lainnya sudah menunggu di ruang rapat”. “Saya masih di jalan, menuju hotel”, jawabku singkat. Malam itu memang ada rapat koordinasi, mulai jam 20.00. Sementara saya sebagai ketua tim masih di jalan padahal jarum jam sudah menunjukkan angka 20.30. Saya merasa guilty feeling. “Nanti kalau ada Alfamart atau Indomaret kita berhenti ya, untuk cari kabel pesanan Prof. Eko”, pesanku ke Bu Kun yang membawa kami keliling Jogja dengan mobil Yaris warna merah. “Ada kabel ekstensi mas?” tanyaku ke pegawai Alfamart. “Tidak ada pak”. Saya langsung kembali ke mobil yang sedang menunggu di pinggir jalan. “Sekarang saya antar Bu Ari dan Pak Bambang ke hotel dan nanti

167 Humor Therapy saya carikan kabelnya”, ungkap Bu Kun memberi solusi. Tiba di hotel saya langsung menuju ruang rapat di lantai dua. Kira- kira lima belas menit kemudian, bu Kun datang membawakan kabel. Tidak lama klemudian, ada sms dari Prof. Eko. “Wah sudah ditanyakan lagi nih kabelnya”, gumamku sambil mengetik di laptop. Tapi di luar dugaan saya, ternyata isi sms-nya adalah “Maaf tadi salah kirim”. “Saya sudah dapat kabel Prof dan sekarang akan saya antar ke kamar”, balasku lewat SMS. “Maksud saya tadi kirim sms ke Bambang teman saya. Bukan ke Pak Bambang”, jelas Prof. Eko saat saya memberikan kabel kepada beliau di kamar 529. “Tidak apa-apa Prof. Eko. Selamat bekerja kembali”, ucapku sambil minta permisi meninggalkan kamar. Setelah sampai kamar, Pak Eko kirim pesan lagi. “Terimakasih Pak Bambang. Maaf merepotkan”. “Inggih sami-sami Prof Eko. Tidak apa-apa”, jawabku.

***

135. Wisdom persahabatan

Sebelum tidur saya masih memikirkan peristiwa ini. Akhirnya saya sampai pada kesimpulan sebagai berikut. • Inilah makna sebuah persahabatan dan networking yang dijalin melalui kegiatan BSNP. Sejak awal saya tidak terbayang akan makan malam di Bale Raos Kraton Yogyakarta. Ternyata Bu Kun, teman anggota tim standar sarana tiba-tiba menawari makan malam bersama. • SMS (baca keperluan) yang salah kirim, ternyata juga memberi solusi, bukan menimbulkan masalah. • A friend in need a friend indeed. Make friends as many as possible but never make any single enemy. • Kebaikan yang kita lakulkan kepada kawan, sekecil apapun, pasti akan dibalas oleh Tuhan dengan kebaikan. Karena itu kita tidak boleh berhenti melakukan kebaikan kepada siapapun.

168 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Demikian wisdom tentang persahabatan. Terimakasih Prof. Eko, Bu Kun, Bu Ari for being good friends.

***

136. KREDIT JAMINAN BPKB

Selasa siang (19/2/3013) saya dihubungi pihak telemarketing sebuah bank swasta di Jakarta. “Selamat siang Bapak. Kami dari bank ingin menawarkan kredit dengan jaminan BPKB mobil untuk kredit sampai dengan lima puluh juta rupiah. Proses sehari selesai dan pihak bank bersedia untuk menemui Bapak di tempat kerja Bapak”. Karena tidak ingin mendengarkan penjelasan yang lebih lama lagi, maka saya langsung menjawab dengan singkat, “Maaf, saya naik sepeda motor” (kebetulan hari ini saya tidak naik mobil). Secara spontan pihak telemarketing langsung menjawab “Terima kasih Bapak”. Ternyata efektif juga cara itu untuk menolak tawaran kredit bank.

***

137. MONITORING UN SAMBIL PUASA SENIN-KAMIS

Rabu, 20 Februari 2013, usai salat magrib saya terima telpon dari Prof. Edy Tri Baskoro yang sedang berada di Papua untuk sosialisasi Ujian Nasional. “Pak Bambang, tolong dicek, jadwal ujian nasional pendidikan kesetaraan tahap kedua, untuk Program Paket A, B, dan C dilaksanakan pada tanggal yang sama pada bulan Juli. Biasanya untuk Program Paket A dan B dilaksanakan satu minggu setelah UN Program Paket C”, ungkap Prof. Edy seraya minta penjelasan dengan segera. Untuk memastikan informasi tersebut, maka saya langsung buka laptop dan mengecek POS Ujian Nasional. Dalam POS UN memang untuk ujian program paket A, B, dan C tahap kedua

169 Humor Therapy

170 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris dimulai pada tanggal yang sama, yaitu 1 Juli 2013. Wah.. mengapa begini, pikirku. Karena itu saya langsung menelepon Pak Candra untuk meminta penjelasan tentang jadwal yang sama tersebut. “Prof. Edy, saya sudah konfirmasi dengan Pak Candra, memang untuk UNPK Tahap II, Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket A dilaksanakan pada tanggal yang sama. Alasannya karena tidak ada ujian formal dan untuk efisiensi anggaran pemantauan. Karena itu pengumuman hasil ujian juga dilaksanakan pada tanggal yang sama, yaitu tanggal 27 Juli 2013”, tulis saya melalui SMS ke Prof. Edy. “Wah tidak bisa jalan-jalan ke daerah dua kali”, jawab Prof. Edy via SMS yang diakhiri dengan tulisan hik hik hik…. “Benar Prof. Edy. Untuk UNPK tahap pertama, pagi sampai siang kita harus memantau UN formal dan siang sampai sore memantau UNPK”. “Wah iya eh. Enggak bisa makan ikan bakar lagi. Alamat harus makan nasi kotak di sekolah”. “Ya. Itupun kalau ada kelebihan nasi kotak di sekolah. Jika tidak ada, ya bisa puasa”, jawabku. “Ha ha ha …..Monitoring UN sambil puasa Senin-Kamis (baca Senin sampai Kamis, bukan Senin dan Kamis)”, jawab Prof Edy.

***

138. PESERTA RAPAT VIP BUKAN TERORIS

Jumat siang (3/5/2013) saat saya sedang menyiapkan makalah seminar di ruang kerja, Fakultas Psikologi UIN Jakarta, tiba-tiba telepon genggamku berbunyi. Tanda ada pesan singkat atau SMS masuk. “Pak Bambang, bisakah hari Minggu (5/5/2013) menemani Ketua dan anggota BSNP untuk rapat dengan Komite Pendidikan di kediaman Wapres?”. Demikian bunyi pesan singkat yang dikirim oleh Nurul Najmah staf Sekretariat BSNP. “Insya Allah bisa. Mohon informasi, pukul berapa dan dimana alamat rumah Wakil Presiden?”, jawabku melalui pesan singkat.

171 Humor Therapy

Tidak lama kemudian, SMS masuk lagi. Isinya cukup panjang, yaitu: “Selamat siang Pak, dimohon kehadirannya pada Rapat Intern (Komite Pendidikan), yang akan dipimpin oleh Wapres RI pada hari Minggu, 5 Mei 2013, pukul 20.00 WIB di Kediaman Resmi Wapres RI, Jalan Diponegoro No. 2 Jakarta Pusat. Peserta rapat: Menko Kesra, Mendagri, Menkeu, Mendikbud, Menteri Agama, Menteri PPN/Ka Bappenas, Menpora, Ka UKP4, Wamendikbud Bidang Pendidikan, Ka BPKP, Sekjen Kemendikbud, Kepala Badan Standarisasi (Estándar-red) Nasional Pendidikan, Dirjen Pendidikan Dasar, Dirjen Pendidikan Menengah, Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kemendikbud. Dimohon konfirmasi kehadiran. Terimakasih. Hp Persidangan Wapres. Euis.” Langsung saya jawab. “Ya, insya Allah bisa. Saya lagi berharap semoga motor tidak dilarang masuk ke sana”. “Nanti kusewakan Hercules”, jawab Nurul Najmah. Sebagai catatan, pesawat Hercules ini merupakan pesawat milik TNI yang dipakai mengirimkan bahan UN ke 11 provinsi yang bermasalah dalam penyelengaraan UN tahun ini. “Wah, malah gak boleh mendarat di sana Hercules. Gak apa-apa, saya sudah punya solusi, yaitu di bagian depan motor akan saya tempeli tulisan PESERTA RAPAT BUKAN TERORIS.”. Alternatif solusi tersebut langsung saya kirimkan ke Nurul Najmah di Sekretariat BSNP. Dia setuju dan memberi masukan, “harusnya ditulis PESERTA RAPAT VIP, Jangan diganggu”. Bagus juga ide ini, gumamku. Dengan demikian, tulisan di bagian depan motor Honda Kharisma saya adalah sebagai berikut: PESERTA RAPAT VIP BUKAN TERORIS. JANGAN DIGANGGU”. Tidak lama kemudian, ada saran dari Reny, staf Sekretariat BSNP. “Jangan bawa kantong kresek hitam ya pak.. nanti disangka bom”. “Ya… terima kasih. Semoga lancar dan sukses”, jawabku sambil meneruskan menulis makalah. Hahahahahaha

***

172 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

139. TIDAK BOLEH MASUK Ketika saya sedang menulis di komputer, tiba-tiba ada seorang mahasiswi Pascasarjana membuka pintu ruangan. “Boleh masuk pak?”, tanya mahasiswi tersebut. Dengan spontanitas dan bermaksud canda, saya jawab, “Tidak boleh”. Ternyata mahasiswi tersebut menanggapinya dengan serius dan dia langsung menutup pintu kembali. Sementara saya tetap meneruskan menulis makalah di komputer. Tidak lama kemudian, dia datang lagi, tapi kali ini mengucapkan, “Assalamu’alaikum”. “Waalaikum salam”, jawabku sambil menambahkan, “Nah lebih baik mengucapkan salam daripada bertanya boleh masuk”. “O ya, maaf Pak”, jawab mahasiswi sambil mohon izin untuk duduk sebelum bimbingan tesis dimulai.

*** 140. MUTU = berMUka TUa

Tema Kolokium Psikologi ke-23 yang diselenggarakan di Bandung (16-18 April 2013) adalah Peningkatan Mutu Tata Kelola Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia. Salah satu nara sumbernya adalah Dr. Dwiwahyu Sasongko, Sekretaris Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT). Di tengah-tengah menjelaskan mutu tata kelola, Pak Sasongko yang notabene Dosen ITB tersebut melontarkan beberapa jokes. “Sebelum ke acara ini, saya mengajar terlebih dahulu. Sudah saya pertimbangkan tidak akan terlambat. Tetapi Pak Seger Handoyo, Ketua Panitia menelpon saya terus, karena khawatir kalau saya terlambat hadir. Maka saya tegaskan, Pak Seger, saya ini DOSEN, artinya berDOSA kalau ABSEN”, ucap Pak Sasongko ketika mengawali presentasinya. Meskipun banyak kesibukan, tambah Pak Sasongko, saya tetap memperhatikan MUTU dalam mengajar. Mutu yang saya maksud adalah berMUka TUa. Gerrr... peserta kolokium langsung ketawa. *** 173 Humor Therapy

141. PDCA = Please Don’t Change Anything

Dalam acara kolokium Psikologi ke-23 di Bandung (16-18 April 2013), salah satu nara sumbernya adalah Dr. Dwiwahyu Sasongko, Sekretaris Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT). Menurut nara sumber, dalam managemen mutu ada prinsip PDCA, yaitu Plan, Do, Check, Action. “Jika prinsip ini dijalankan dengan betul, mutu pendidikan di sebuah satuan pendidikan akan meningkat”, ungkap Pak Sasongko dengan penuh semangat. Tetapi, sayangnya, tambahnya, ada pihak yang memiliki pemahaman salah terhadap prinsip tersebut. Mereka mengartikan PDCA menjadi Please Don’t Change Anything. Gerrr untuk kedua kalinya peserta tertawa.

*** 142. BAHASA INGGRIS CIPUTAT

Saat presentasi di kelas, seorang mahasiswa sedang menjelaskan perkembangan psikososial menurut teori Eric Ericson. Slide presentasi ditulis dengan bahasa Indonesia, tetapi pemakalah dalam presentasi menyelinginya dengan bahasa Inggris. “Perkembangan berikutnya adalah fase Terus dan Misterus (tulisannya: Trust vs Mistrust)”, ungkap pemakalah. Langsung saja teman-teman sekalas berteriak membenarkan ungkapan pemakalah. “Trust versus Mistrust”, ungkap mereka serentak. Sebagai dosen saya langsung ketawa dan berkomentar singkat. “Mohon dimaklumi, ini Inggris Ciputat”, ungkapku. Gerrr seisi kelas langsung ketawa. Pada presentasi berikutnya, judul makalah adalah Reality Therapi (terapi realitas). Tokoh dari terapi realitas adalah William Glesser. “William Glesser lahir pada tahun 1925 di Ohio (pemakalah menyebutnya Ohio)”, ungkap pemakalah mengawali presentasinya. Mendengar ungkapan yang salah, mahasiswa di kelas langsung

174 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris membenarkan, “Ohaio”. “Ya, maaf, maksud saya Ohaio”, ungkap pemakalah. Saya langsung berkomentar,” sekali lagi, mohon dimaklumni, ini Inggris Ciputat”. Gerrr…Seisi kelas langsung tertawa. Pada saat rapat senat fakultas psikologi (2/12/2013), salah satu anggota senat berhalangan hadir karena ada acara di luar fakultas. Dosen yang bersangkutan menulis surat ke Dekan sebagai Ketua Senat. “Saya sedang mengikuti fit and property test untuk calon anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia”, tulis sang dosen dalam suratnya. Dekan ketika itulangsung komentar, “Maksudnya fit and proper test, tapi ditulis fit and property test”. Ya, itu bahasa Inggris Ciputat lagi, gumamku.

***

143. BAHASA INGGRIS BEKASI

Pada hari Sabtu, 18 Mei 2013 saya mendapat jadwal mengajar di Program Magister di sebuah perguruan tinggi swasta di Bekasi. Kali ini merupakan pertemuan yang ketiga dan ada tugas presentasi dari mahasiswa. Pemakalah menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi inteligensi (kecerdasan), diantaranya adalah faktor bawaan dan lingkungan. Dalam slide presentasi pemakalah menulis kata kunci NATURE dan NURTURE. Nah saat menjelaskan, dengan penuh percaya diri, pemakalah membacanya NATUR dan NURTUR. Karena tidak tahu kalau itu salah, maka mahasiswa yang lain diam saja. Tidak memberikan komentar apa-apa. Tetapi tiba-tiba dosen memberikan komentar. “Membacanya bukan natur dan nurtur, tetapi yang benar adalah nature (dibaca neice) dan nurture (nercer)”, ucap dosen sambil menambahkan mohon dimaklumni karena ungkapan tadi adalah

175 Humor Therapy ungkapan Bahasa Inggris Bekasi. Gerrrrr seisi kelas langsung ketawa. Berikutnya, pada saat menjawab pertanyaan dari mahasiswa, pemakalah menjelaskan tentang klasifikasi temperamen anak. “Mungkin dia termasuk anak easy cil (child), atau difficult cil (child). Untuk kedua kalinya saya mengoreksi bacaan mahasiswa tadi. “Yang benar adalah cail (child) bukan cil”, ungkap dosen seraya menekankan, “tidak apa-apa, kalau yang pertama tadi bahasa Inggris Bekasi Barat, yang ini Bahasa Inggris Bekasi Timur” Hahaha. Seisi kelas langsung ketawa lagi.

***

144. PESANTREN BAIK UNTUK ORANG LAIN

Kisah ini terjadi saat saya menguji disertasi Iis Abdul Haris di Universitas Ibn Khaldun Bogor (15/5/2013). Judul disertasi adalah Model Pengelolaan Pendidikan Integratif Dalam Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional: Studi Kasus di Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor dan Pesantren Al-Karimiyah Sawangan Baru Depok Jawa Barat. Ujian dipimpin oleh Rektor UIKA, H. E. Bahruddin, sedangkan tim penguji adalah Prof. Didin Hafidhuddin Direktur Program Pascasarjana, Prof. Sofyan Sauri Guru Besar UPI, dan Adian Husaini, Ph.D. Sebagai promotor adalah Prof. Didin Saefuddin dan saya sebagai co-promotor. Pada menit-menit pertama, nampak promovendus agak cemas dan Prof. Sofyan Sauri mengetahui kondisi emosional promovendus tersebut. “Saya harap Saudara Promovendus tidak usah cemas dan deg-degan. Santai dan rileks saja dalam menjawab pertanyaan”, ungkap guru besar dari UPI tersebut. Dengan adanya motivasi tersebut, semangat dan rasa percaya diri promovendus mulai tumbuh. Bahkan promovendus sangat semangat sekali ketika menjawab pertanyaan saya

176 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

177 Humor Therapy tentang keistimewaan pendidikan pesantren. Semua hadirin juga terpengarangah dengan kehebatan pendidikan pesantren sebagaimana dijelaskan oleh promovendus. “Pendidikan pesantren bukan lagi pendidikan kelas dua yang terpinggirkan, kumuh, kolot, dan antikemajuan. Pendidikan pesantren merupakan wadah kaderisasi generai masa depan yang tangguh, handal, kompeten, dan berakhlak mulia. Karena itu pesantren merupakan pilihan yang tepat untuk pendidikan anak-anak kita”, ungkap promovendus yang notabene seorang pejabat di Kementerian Agama RI. Menanggapi penjelasan tersebut, dengan santai dan tenang saya langsung bertanya, “Apakah anak-anak Saudara ada yang belajar di pesantren?” “Tidak ada yang mau masuk pesantren”, jawabnya singkat. Gerrr... hadirin langsung tertawa. Sementara, Prof. Didin Hafidhuddin langsung menanggapi, “Jadi kalau begitu pendidikan pesantren itu baik untuk orang lain, tetapi tidak baik untuk anak-anak Saudara Promovendus?” Gerrr... untuk kedua kalinya hadirin tertawa.

***

145. RBA

Saat pulang dari kampus, istri saya langsung cerita kalau SK pengangkatan dirinya sebagai Sekretaris Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi sudah turun. “SK Rektor sudah turun, Abi. Ada di atas meja”, uncapnya singkat. Saya langsung menuju ke meja kerja dan saya temukan SK Rektor di sana. “Abi tolong ajari saya membuat RBA (rencana bisnis anggaran)”, ucapnya sebelum tidur. “Ya besok lah”, jawabku. Begitu bangun pagi, sebelum salat subuh, istri saya bilang lagi, “Abi ajari membuat RBA, ya”.

178 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Ya. Tahu nggak, RBA itu apa? RBA itu ‘Rencana Bangun Awal’ karena pagi-pagi kita harus sudah berangkat ke kampus”, jawabku sambil berdalih Ini mau tidur mikir RBA. Bangun tidur mikir RBA lagi. Wahhhhh begitu pentingnya RBA. Hahahaha...

***

146. MAKAN DAGING SAPI

Tamu kita malam ini adalah seseorang yang sekolah SD di Jakarta kemudian kuliah di Amerika dan pernah memegang posisi strategis di sebuah perusahaan ternama di sana. Namun ia terpanggil untuk pulang ke Indonesia. Sekarang ia menjadi anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Inilah, Gita Wirjawan Menteri Perdagangan RI. Demikian Rossy memperkenalkan bintang tamu dalam acara talk show “Rossy Goes To Campus” di UIN Jakarta, Sabtu malam (18/5/2013). Setelah Rossy mempersilahkan Gita Wirjawan untuk duduk, ia bertanya lagi. “Makan apa sih kok badannya bisa tinggi, besar, dan paling ganteng lagi di Kabinet Indonesia Bersatu. Siapa tahu di sini ada mahasiswa yang kurang gizi sehingga pola makannya bisa ditiru”, tanya Rossy yang langsung diikuti tawa dari hadirin. Gita diam sejenak. Sambil memegang mikrofon, dia menjawab, “Daging sapi”. Gerrr... hadirin kembali tertawa. Maklum saat ini isu ‘daging sapi’ lagi menjadi sorotan utama di KPK.

***

147. JATUH HATI

Salah satu pertanyaan yang dilontarkan Rossy ke Gita Wirjawan adalah tentang cita-citanya saat masih kecil. “Sebenarnya apa sih cita-cita Pak Gita waktu kecil?” tanya Rossy kepada Gita Wirjawan.

179 Humor Therapy

“Ingin jadi musisi, tapi ibu saya tidak setuju karena profesi musisi itu kurang menguntungkan saat itu”, jawab Gita. “Bagaimana perasaan Pak Gita saat ibu melarang untuk menjadi musisi?” “Sangat jatuh hati”. Saat itu Rossy langsung berdiri dari tempat duduk sambil menghadap kepada hadirin dan berkata dengan suara lantang, “Nilai Bahasa Indonesia-nya empat”. Pak Gita langsung menimpali lagi, “sangat sedih, maksud saya. Maaf saya kali ini agak nervous karena ada di samping Rossy.” Gerrrrrr hadirin tertawa lagi.

***

148. MAN JADDA WA JADA

Pada penghujung acara, Rossy meminta masing-masing narasumber untuk memberikan kata penutup, termasuk kepada Ahok. “Untuk bisa sukses, kita harus kerja keras tetapi tetap pada koridor perundang-undangan”, kata Wakil Gubernur DKI tersebut. “Selain kerja keras apa lagi?”, tanya Rossy “Sesuai dengan nasihat ustaz saya, kita harus Man Jadda Wa Jada”, ucap mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Gerrr... seluruh hadirin langsung ketawa.

***

149. MOTIVASI TERTINGGI

Ketika mengadakan road show ke kampus-kampus, Iwan Setyawan pernah diminta untuk memotivasi mahasiswa. “Saya juga memiliki pengalaman yang serupa dengan Mas Iwan. Saya termasuk orang yang lahir dari keluarga kekurangan. Tolong berikan motivasi kepada saya supaya sukses dalam belajar dan meniti karir”.

180 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Dengan entengnya, Iwan menjawab, “Kesulitan yang Anda hadapi itu merupakan motivasi yang luar biasa. Maka saya tidak perlu lagi memotivasi Anda”.

***

150. JAJAN TIGA RIBU

Ini kisah anak teman saya yang bekerja di Telkomsel. Anaknya saat ini sedang duduk di kelas I Sekolah Dasar. “Ayah, saya minta uang saku tiga ribu”. Kata anak sebelum berangkat ke sekolah. “Ya ini”, kata ayahnya sambil menyodorkan uang lima ribu rupiah. “Ga mau ayah, saya minta tiga ribu?” Ayahnya jadi heran, kenapa anaknya tidak mau diberi uang lima ribu. Akhirnya sang ayah baru paham, setelah anaknya bercerita kalau harga jajanan di sekolah tiga ribu.

***

151. NABI MAKAN KURMA

Dalam sebuah majelis, Rasulullah dan para sahabat sedang makan kurma. Seperti yang kita ketahui, kurma itu ada bijinya. Nah, saat itu, Rasulullah tidak menaruh biji kurma di depannya, tetapi ditaruhnya di depan sahabat yang duduk di sebelahnya. Akibatnya, biji kurma di depan Sahabat tersebut menjadi lebih banyak jumlahnya dibanding biji kurma dari sahabat yang lain. “Wahai Sahabatku, Engkau banyak sekali makan kurma, sampai bijinya bertumpuk-tumpuk?”, tanya Rasulullah. Sahabat tersebut sebenarnya tahu apa yang dilakukan Rasulullah tadi. Karena itu, dengan rileks ia menjawab, “Ya Rasulullah, tahukah Baginda mengapa banyak biji kurma di depan saya? Ini terjadi karena saya makan kurma tidak dengan bijinya.

181 Humor Therapy

Berbeda dengan Rasulullah yang makan kurma dengan biji- bijinya, sehingga tidak ada sebijipun tersisa, apalagi menumpuk seperti ini”, jawab sahabat yang langsung disambut dengan tertawa oleh Rasulullah dan Sahabat yang lain.

***

152. SEGEL SOBEK

Kita sudah biasa mendengar atau membaca peringatan dari perusahaan seperti ini, “Sebelum dibuka pastikan ‘safety seal’ masih utuh”. Atau peringatan yang senada, “Jangan diterima, jika segel rusak”. Namun, peringatan yang satu ini agak lain. Peringatan ini penulis baca di sebuah stiker yang ditempel di sepeda motor. Saat itu penulis sedang terjebak kemacetan di jalan RS. Fatmawati menuju kantor BSNP. Tulisan yang penulis maksud adalah sebagai berikut: WARNING Jangan di-nikah-in Jika segel robek. Penulis hanya tersenyum saat membaca tulisan itu. Pikir-pikir bisa menghilangkan stress akibat macet di jalan raya. Hahahaha.

***

153. PERASAN SUSU

Seorang editor buku pelajaran untuk kKurikulum 2013 memiliki pengalaman lucu ketika mengedit draf buku. Berikut ini diantara temuannya. “Saya bingung ketika membaca ‘perasaan susu”, kata editor mengawali ceritanya. Setelah berpikir sejenak, sang editor menemukan jawabannya, yaitu perasan susu atau perahan susu. Ketika mengedit draf buku yang lain, sang editor menemukan tulisan ‘perawan barang elektronika’. Sang editor bingung

182 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris memikirkan apa maksudnya. Setelah dipikir kembali, ternyata maksudnya adalah perawatan barang elektronika. Yang lebih parah lagi, ketika mengedit buku sejarah Indonesia. Sang editor menemukan tulisan, ‘kontol Raja terhadap rakyat sangat penting’. Padahal yang benar adalah kontrol Raja terhadap rakyat sangat penting.

***

154. CINTA ANAK SD

Berikut ini dialog via pesan singkat atau SMS antara dua anak kelas VI SD. Tanpa sengaja, sang ayah menemukan pesan singkat ini saat mengecek isi SMS di handphone milik anaknya. Cewek : “Aku mau tanya, tolong dijawab ya?” Cowok: “Ya.” Cewek : “Jujur ya, selain saya apa ada orang lain di sampingmu?” Cowok: “Jujur. Tidak ada.” Ya, anak SD zaman sekarang sudah berpacaran. Berbeda dengan zaman kita (orang tua) dahulu. Karena itu pola asuh dan bimbingan dari orang tua sangat penting bagi anak-anak.

***

155. KFC

Tuyem : “Halloo...Kaepsi­?” KFC : “Iya, ada yang bisa di bantu?” Tuyem : “Ayame ana apa ora?” KFC : “Oh ada” Tuyem : “Jajal gawa mrene, diadu karo ayame inyong!” KFC : “X_X”

Telepon Kedua Tuyem : “Hallooo...kaeps­i?” KFC : “Iya.” Tuyem : “Delivery order?”

183 Humor Therapy

KFC : “Iya.” Tuyem : “24 jam?” KFC : “Iya.” Tuyem : “Oooh hebat ya, kowe ora tau turu!” KFC : “X_X”

Telepon Ketiga Tuyem : “Hallooo...kaeps­i?” KFC : “Iya...” Tuyem : “Ayam ana?” KFC : “Ada.” Tuyem : “Sega?” KFC : “Ada.” Tuyem : “Es krim?” KFC : “Ada.” Tuyem : “Burger?” KFC : “Ada! Banyak! Komplit!!” (bakule nesu) Tuyem : “Esih ana kabeh? Ora payu apa!!” =)) KFC : “X_X”

Telepon Keempat Tuyem : “Hallooo Kaepsi?” KFC : “Kowe maning! Arep ngledek maning apa!” Tuyem : “Woi inyong arep pesen! ya wis, inyong ora sida pesen lah!” KFC : “Oh iya! Mau pesen apa?” Tuyem : “Soto Sokaraja baen seporsi !!!” KFC : “Hiiiiih !!!”

Telepon Kelima Tuyem : “Hallooo Kaepsi­ ??” KFC : “Mesti kowe maning, arep ngapa kowe?” Tuyem : “Arep pesen ayam!” KFC : “Oh iya! Apa lagi?” Tuyem : “Ayam karo sega! tapi mbungkuse dipisah baen yak? Mengko nek di dadekna siji, segane entong dithotholi ayame” KFC : “Wooooi wong edan! Tak tempiling sisan kowe!...” =D =)) ***

184 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

156. TUKANG IKAN

Tukang ikan : “Bu, ikan kembung seger nih!” Pembeli : “Kecil-kecil gini, ini sih bukan kembung, tapi kempes!” (Tukang ikan nyengir) Tukang Ikan : “Atau ini bu, ikan belanak?” Pembeli : “Lho, ikan bukannya bertelur, bang?!” (Tukang ikan mulai jengkel) Pembeli : “Ee, sebetulnya saya mau cari ikan baronang, b an g .” Tukang ikan : “Semua ikan dari dulu juga baronang, bu. Belum ada yang jalan kaki atau naik ojeg...! Hehehehe”

***

157. JAM 12 MALAM

Ada sepasang anak remaja, laki-laki dan perempuan, naik mobil berdua di tepi pantai. Kemudian datang polisi untuk melihat apa yang terjadi karena ada yang patut diduga mencurigakan. Polisi menyenter ke dalam mobil. Cewek di dalam mobil lagi merajut, sedangkan laki-lakinya bermain komputer. Polisi bingung dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan?” “Saya menunggu dua jam lagi”, jawab sang lelaki sambil bermain dengan laptopnya. “Mengapa harus menunggu jam 12 malam?”, tanya polisi dengan tegas tapi sopan. “Maaf, pacar saya dua jam lagi 18 tahun”. Di negara tersebut, ada undang-undang yang menyebutkan jika laki-laki melakukan hubungan suami istri dengan pasangannya yang belum berusia 18 tahun, maka ia akan didakwa melakukan pemerkosaan. Tetapi setelah 18 tahun, tindakan tersebut dikatagorikan suka sama suka. Nah, lesson learned dari kisah ini adalah begitu taatnya pasangan tersebut terhadap undang-undang. Untuk “soal itu” saja, dia taat menunggu dua jam lagi. Bagaimana dengan remaja di negara kita?

***

185 Humor Therapy

158. PENGEMIS CERDAS

James adalah seorang pria tunawisma yang menjadi pengemis di Austin, Texas. Ia suka mengubah-ubah caranya dalam mengemis. Ia pernah melakukan “percobaan” dengan meletakkan sembilan mangkuk uang yang diberi label berdasarkan agama dan keyakinan. Untuk menarik pejalan kaki, ia juga memegang tulisan, “Agama mana yang paling peduli terhadap tunawisma?” Terlihat mangkuk yang paling banyak mengumpulkan uang adalah mangkuk atheis, disusul oleh agnostik, kemudian Budha. Yang hampir kosong adalah mangkuk Yahudi dan Hindu. James berkata, “Para penganut atheis tampaknya sangat kompetitif. Bagi mereka, ini semua tentang kompetisi”.

***

159. MUNGKIN DI SINI MUNGKIN DI SANA

Kamis, 19 April 2012, anggota BSNP mengadakan rapat pleno yang salah satu agendanya adalah membahas hasil monitoring pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK tanggal 16-19 April 2012. Menjelang rapat dimulai, Prof. Edy Tri Baskoro menanyakan posisi Prof. Mungin Eddy Wibowo. “Prof. Mungin ada di mana?” tanya Prof. Edy mengawali pembicaraan. “Beliau berhalangan hadir,” jawab Prof. Aman Ketua BSNP. “Mungkin di sini, mungkin di sana,” jawab Prof. Eddy yang langsung disambut dengan derai tawa anggota BSNP lainnya. []

***

160. SEKOLAH RUMAH

Pada hari Selasa, 3 April 2012, Kak Seto Mulyadi Ketua Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (ASAH PENA) bersama puluhan murid-murid sekolah rumah datang ke BSNP untuk melakukan dialog.

186 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Kak Seto : “Bagaimana rasanya sekolah di sekolah rumah?” Murid : “Senang …. !” Kak Seto : “Senang karena bisa bangun siang ya …?” Gerrr... (hadirin tertawa) Kak Seto : “Mengapa tertarik masuk sekolah rumah?” Murid : “Karena bisa cepat naik kelas ...!” Kak Seto : “Kenapa? Karena di sekolah rumah tidak ada bullying ya...” []

***

161. UN DAN KECEMASAN

Di tengah-tengah rapat koordinasi persiapan pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2012, seorang pejabat eselon satu di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, “Kecemasan yang moderat itu dapat meningkatkan prestasi belajar.” “Jika tidak cemas, itu bloon namanya,” tambahnya yang langsung disambut dengan tawa oleh para hadirin. “Mau melahirkan saja cemas. Mau ujian SIM juga cemas. Bahkan antri tiket pada saat peak season juga cemas,” kilahnya. []

***

162. JUJUR AJUR

Ini pengalaman lain dari seorang Pejabat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ketika mengikuti ikrar pelaksanaan UN jujur dan berprestasi di Bali. Setelah ikrar, ada seorang peserta bertanya. “Bagaimana Pak, kalau jujur ternyata ajur?” “Ikrar yang ada kan jujur dan berprestasi,” kilahnya. []

***

187 Humor Therapy

163. DARI LAB PINDAH KE LAP

Salah satu anggota BSNP ada yang Guru Besar di bidang farmasi, berasal dari UNAIR Surabaya Jawa Timur. Dengan kesibukannya di BSNP, maka waktu yang selama ini lebih banyak digunakan di laboratorium, beralih ke lapangan. Diantaranya adalah untuk memantau pelaksanaan Ujian Nasional. “Memantau ke mana Prof. untuk UN SMA?” tanya saya kepada Prof. Gunawan Indrayanto. “Ke Lampung, maka selesai acara kegiatan standar ini saya tidak pulang ke Surabaya tetapi langsung ke Lampung,” jawabnya sambil menyebutkan jam penerbangannya. “Jadi Pak Gunawan sudah beralih dari lab (laboratorium) ke lap (lapangan),” komentar Prof. Edy Tribaskoro yang langsung diiyakan oleh anggota BSNP lainnya. []

***

164. BUKA CELANA SAYA

Orang di Nias sulit mengucapkan huruf ‘n’. Untuk kata ‘makan’ misalnya, mereka mengucapkannya tanpa hurup ‘n’, jadi ‘maka’. Suatu sore ada seorang remaja membawa adiknya jalan-jalan ke halaman sekolah. Kemudian sang adik pipis di celananya. Si remaja membuka celana adiknya dan menjemurnya di pagar sekolah. Hal itu kurang berkenan di pihak kepala sekolah. Kepala sekolah pun bertanya kepada remaja, “Ini celana siapa?” Karena saking takutnya remaja menjawab, “Ini buka … celana saya, Pak” Hahaha...! [] ***

165. GEOTHE-INSTITUT

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti di Bandung pertengahan Desember 2011

188 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan ketidaktahuan beliau tentang kebudayaan. “Di Indonesia banyak perguruan tinggi kebudayaan asing seperti Geothe-Institut yang memperkenalkan budaya Jerman” Wakil Menteri tampaknya belum bisa membedakan antara nama perguruan tinggi dan pusat kebudayaan. Padahal Geothe-Institut adalah nama Pusat Kebudayaan bukan nama Perguruan Tinggi. Ataukah Geothe-Institut sudah berubah menjadi perguruan tinggi sejak adanya jabatan Wakil Menteri Bidang Kebudayaan. Managetehe... [] (Disadur dari Surat Pembaca an. Arie F Batubara, Kompas, 16 Februari 2012) *** 166. WHITE RICE

Kisah ini dialami istri saya saat mengikuti International Coference on Management and Artificial Intelligence di Bangkok pada awal April 2012. Istri saya berangkat bersama dua orang dosen dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta. Di Thailand, salah satu kendala adalah mencari makanan halal. Karena khawatir makan makanan yang tidak halal, saat mau sarapan pagi, mereka sepakat makan nasi putih. Sementara untuk lauknya membawa abon sapi dari Jakarta. “What do you want for your breakfast Sir?” tanya petugas restoran First Hotel Bangkok. “Ehm …. Do you have white rice?” tanya salah satu dari dosen FST yang memang bahasa Inggrisnya pas-pasan banget. “What?” tanya petugas restoran karena tidak paham apa yang dimaksud tamunya. Karena merasa tidak dipahami, sang dosen malah jadi bingung. Sambil bertanya kepada kawannya, apa bahasa Inggrisnya nasi putih. Temannya tadi membisiki, “Steam rice.” “I want steam rice,” ucap dosen kepada petugas restoran. “O Yes, we have it. Plese go over there Sir,” jawab petugas hotel sambil menunjukkan tempat nasi putih. []

*** 189 Humor Therapy

190 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

167. KULIT HITAM DAN KULIT PUTIH

Seorang dosen Universitas Sriwijaya Palembang mendapat kesempatan mengikuti konferensi di Amsterdam Belanda. Peserta konferensi datang dari berbagai negara, termasuk negara dari benua Afrika. Yang dari Afrika ini baru pertama kali mengikuti koferensi seperti ini. “Ada yang tidak bisa saya lupakan,” ungkap dosen tersebut mengawali ceritanya. “Pada saat petugas hotel membersihkan kamar, orang Afrika tersebut terheran-heran.” “Mengapa Anda terheran-heran sampai mengambil foto segala?” tanya dosen. “Saya heran, kok ada orang kulit putih membersihkan kamar yang ditempati orang kulit hitam seperti saya,” jawab orang dari Afrika yang baru pertama kali ke luar negeri. []

***

168. KERJA SAMBIL MAKAN ATAU MAKAN SAMBIL KERJA

Sebagai koordinator kegiatan pengembangan standar sarana dan prasarana sekolah, Edy Tri Baskoro Anggota BSNP, dalam beberapa kesempatan ke luar negeri, memperlihatkan foto-foto anggota tim ahli saat bekerja. Selain ada laptop dan buku referensi, di atas meja juga ada makanan. “Orang Indonesia biasa bekerja sambil makan ya,” tanya orang Bule tersebut. “Ya supaya ada energi,” jawab Edy Tri Baskoro. Tiba-tiba temannya, yang juga dari Indonesia menimpali, “Makan sambil bekerja atau bekerja sambil makan?” Ha ha ha … []

***

191 Humor Therapy

169. LARANGAN MEROKOK

Larangan merokok biasanya seperti ini: KAMPUS BEBAS ASAP ROKOK. DILARANG MEROKOK. NO SMOKING, dan lain sebagainya. Tetapi larangan merokok di ruang kuliah sebuah fakultas ini cukup humoris dan efektif. “MAAF KAMI TIDAK MELARANG ANDA MEROKOK DI RUANGAN INI, TAPI KAMI MOHON ASAPNYA DITELAN.” []

***

170. PULANG MALAM

Setelah Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah menutup kegiatan penulisan soal UN SD di Pangkal Pinang, guru- guru mulai bersiap-siap untuk pulang. Saat itu saya melakukan pemantauan atas nama BSNP. “Pulang malam ini ibu?” tanya saya kepada seorang peserta pelatihan. “Ya Pak, Karena kalau pulang besok pagi dimarahi suami,” jawab ibu tersebut disambut derai tawa rekan-rekannya. []

***

171. SULIT BANGUN

Berikut ini obrolan mahasiswa program pascasarjana yang sudah tergolong tua. “Malam begini kok masih mengerjakan tugas kuliah,” komentar seorang mahasiswa S3 kepada kawannya. “Ya, besok deadline. Aku harus menyelesaikan malam ini,” jawabnya. “Tugas lagi. Tugas lagi. Tugas lagi. Memang gak ada aktivitas lain apa di malam Jumat begini?” komentar mahasiswa kepada temannya

192 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

193 Humor Therapy yang lebih senior. “Jangan cerita masalah itu ah. Jangan membangunkan singa yang sedang tidur,” ucap sang senior. “Hahahaz... memang masih bisa bangun ya? Kan sudah kelamaan tidur?” ledek yuniornya. “Jadi aku harus ngapain? Membangunkan yang lagi tidur? Atau menidurkan yang gak bangun-bangun?” jawabnya berargumen. []

***

172. MASALAH KEDELAI DAN IPB

Saat kebutuhan suplai kedelai bermasalah pada tahun 2013 yang akhirnya Pemerintah memutuskan impor kedelai, IPB menjadi sorotan masyarakat. “Indonesia kan punya IPB. Punya banyak fakultas pertanian/ teknologi pertanian di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS), tapi mengatasi masalah kedelai saja tidak bisa”, ungkap seorang dosen dalam diskusi mingguan di sebuah PTN. Langsung peserta diskusi memberikan respon. “IPB itu tergantung tempat kerja. Kalau di bank, menjadi Institut Perbankan Bogor. Kalau di media massa, menjadi Institut Publistik Bogor. Kalau tidak kerja (nganggur) menjadi Institut Pengangguran Bogor”, komentar seorang dosen peserta diskusi. “Masalahnya bukan tempat kerja. Di IPB itu ada semua jurusan dan bidang keahlian, kecuali bidang pertanian”, sanggah peserta diskusi lainnya. Gerrrr... suasana diskusi jadi ramai.

***

173. MURID INGIN MASUK SURGA

“Anak-anak, siapa yang mau masuk surga?”, tanya pak guru agama di sebuah madrasah swasta di daerah Tangerang Selatan.

194 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Saya pak”, jawab murid-murid dengan serentak kecuali Ahmad yang diam saja karena asyik bermain dengan handphone-nya. “Yang mau masuk surga berdiri!”, kata pak guru. Semua murid berdiri kecuali Ahmad yang masih sibuk dengan HP-nya. “Ahmad, kamu tidak mau masuk surga?”, tanya pak guru. “Mau donk pak”, jawabnya. “Lho, kalau mau kok gak ikut berdiri?”, tanya pak guru. “Lha memang mau berangkat sekarang pak guru?” Pak guru…..???

195

BAB V HUMOR DALAM KONTKES KESEHATAN, POLITIK, SOSIAL, DAN KELUARGA

“The most wasted day is that in which we have not laughed” Sebastian Rock Chamfort

197 Humor Therapy

1. DOKTER DAN PASIEN: Kali Ini Dokter Harus Bayar Saya

Prof. Moeloek anggota BSNP Periode Dua memiliki banyak joke terkait dengan praktik kedokteran. Dalam perbincangan santai dengan Ketua Tim Prof. Ali dan Ketua BSNP, di sela-sela penyusunan standar pengembangan kurikulum, Prof. Moeloek memberikan joke segar. Menurut kode etik kedokteran, ucapnya mengawali cerita, seorang dokter mesti menggunakan ujung jarinya untuk mendeteksi pasian kanker payudara. Namun dokter yang satu ini, tambahnya, melakukan hal yang berbeda. “Apa itu Prof”, tanya Pak Ali yang dari awal sudah serius menyimak cerita. “Nah, dokter ini, setelah memeriksa dengan ujung jari, dia akhirnya meremas-remas dengan tangannya”, jawab Prof. Moeloek. Karena pasiennya itu tahu kode etik kedokteran, maka ia berkata, “Dok, semula saya sudah siap membayar jasa dokter, tapi kalau cara dokter memeriksa begini, sekarang dokter yang harus bayar saya”. Nah, seketika itu sang dokter terdiam dan langsung berhenti memeriksa. Hahahaha....aya aya wae

***

2. KANKER SERVIKS

Kanker serviks merupakan penyakit yang berbahaya bagi wanita. Tetapi para wanita enggan dan malas untuk melakukan pemeriksaan sejak dini. Mengapa demikian? “Ya karena harus HBCD,” ungkap dokter kepada peserta penyuluhan kesehatan. “Apa maksudnya Dok?” tanya seorang perserta penyuluhan. “Harus Buka Celana Dalam. Memang proses pemeriksaan kanker serviks, pasien harus ngangkang, kemudian diambil sempel

198 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris lendir dari vaginanya dan selanjutnya diperiksa di laboratorium,” jelas dokter. “Oooooooo begitu ……,” kata ibu-ibu.

***

3. OPERASI TELINGA GRATIS

Suatu sore datang seorang lelaki ke dokter ahli THT, karena telinganya tak sengaja kemasukan biji kacang hijau sewaktu dia membeli sesuatu di pasar. “Ada keluhan apa?” tanya dokter. “Telinga saya kemasukan biji kacang hijau, Dok,” jelas lelaki itu. “Mari tiduran. Saya periksa telinga Anda,” kata dokter lagi. Dokter pun lalu memeriksa telinganya. Rupanya biji kacang itu cukup susah diambil malah mungkin dioperasi. “Wah ini mungkin harus dioperasi kecil,” jelas dokter. “Biaya operasi kecilnya kira-kira berapa Dok?” tanya pasien. “Yaa, sekitar Rp 2 juta,” kata dokter. “Mahal amat, Dok. Apa nggak ada yang lebih murah atau gratis kalau dapat ?” tanya pasien. “Sebenarnya ada yang gratis, cuma modal sabar aja,” jawab si dokter. “Baik dok, saya akan sabar. Bagaimana caranya?” sang pasien penasaran. “Anda sirami telinga Anda dua kali sehari. Dan nanti jika sudah jadi toge, Anda tinggal menarik keluar,” jelas dokter. [] sumber: http://www.inspirasidaily.com/humor-tauge

***

4. TANDA-TANDA STROKE

Menjelang hari raya, seorang rekan saya yang tidak mudik menulis SMS ke kawannya di kampung halaman. Karena masih

199 Humor Therapy pakai HP jadoel, maka tidak bisa panjang-panjang pesan yang ditulisnya. Awalnya ia menulis “Ketika Mulut tak mampu berucap, ketika tangan tak mampu berjabat erat dan ketika kaki tak mampu melangkah. Di hari yang fitri ini....” Maksud hati, ia akan meneruskan tulisannya, “Maafkan segala kekhilafan dan kesalahan saya”. Tapi tiba-tiba telpon berdering. Maka ia menerima telpon tersebut sebelum meneruskan SMS yang belum lengkap tadi. Sementara teman yang di kampung merasa cemas dengan kondisi kawannya. Maka ia langsung membalas SMS, “Segeralah menuju ke RS terdekat, kawan! Itu mungkin tanda-tanda Stroke Ringan. Semoga lekas sembuh”. Usai menerima telpon, orang tersebut mengecek SMS yang masuk. Dengan nada tinggi ia membalas, “Sejak kapan enta mulai berubah begini. Mendoakan hal-hal yang tidak baik untuk saya?”. Teman yang di kampung semakin bingung.

***

5. PIL KB VS PILKADA

Saat masuk ke ruang sekretariat BSNP, sebelum mengikuti rapat pleno, tiba-tiba Mas Reyman memberi pertanyaan kepada saya. “Pak Apa bedanya Pil KB dan PILKADA”, tanya staf sekretariat BSNP yang baru dikarunia seorang anak pada bulan April 2013 yang lalu. “Pil KB untuk mengatur keturunan, kalau PILKADA untuk memilih Gubernur/Bupati/Wali Kota”, jawabku. “Bukan… itu Pak. Pil KB kalau lupa JADI, PILKADA kalau jadi LUPA”, jawabnya yang langsung disambut dengan tawa oleh staf sekretariat yang lain.

***

200 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

201 Humor Therapy

6. JK

Bagi masyarakat Indonesia, nama JK sudah sangat popular. JK adalah singkatan dari Jusuf Kalla, mantan wakil presiden RI yang sekarang menjadi ketua PMI. Ternyata bangsa Arab juga akrab atau familiar dengan ungkapan JK. Mereka selalu menyebut dan mengucapkan JK (Je-Ka) untuk mengucapkan terimakasih, yaitu Jaza Kumullah. Tapi orang bule kalo lagi bercanda juga suka bilang JK, “Just Kidding”. Memang banyak banget JK di dunia ini mulai dari negarawan sampai artis, seperti John Kennedy, Jimmy Karter, Jaja Kiharja, Jano Karno, Jay Kubiakto, Jenifer Kopez, Julia Keres, Jom Kruise, Jim Karey dan masih ada JK-JK lainnya. []

***

7. NAMA CALON KETUA KPK

Sekarang SBY, Presiden RI, kesulitan menentukan Calon Ketua KPK, karena nama calon-calonnya unik bila disingkat. Satriyo Panji Budi Utomo (SPBU), Kartiko Darma Rahmat Triaji (KDRT), Narto Komar Baharudin (Narkoba), Budi Burhanudin Ahmad Yamin (), Citro Lukman Bahar (Ci Luk Ba). Hamzah Hamdani Hasibuan (Ha Ha Ha) []

***

8. KECEWA TERHADAP KPK

Naim, Ainun, Andi dan Haris, yang semuanya adalah mahasiswa Fisipol sedang bincang-bincang di bawah pohon dekat gedung fakultas mereka. Mereka selama ini aktif di kegiatan majalah

202 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris kampus, dan kadang ikut demo, bahkan menjadi pengendalinya. “Nun, bagaimana sih menurut kamu kinerja KPK itu? Sudah bagus belum?” tanya Naim kepada Ainun, yang sering membuat ilustrasi untuk majalah kampusnya. “Saya kira sudah bagus, buktinya tuh banyak kasus korupsi yang terangkat dengan tuntas.” “Kalau menurut aku sih, ya agak mendingan-lah, tapi apa benar koruptor yang besar-besar sudah ditangani? Tuh kasus Century aja gak pernah selesai.” “Terus apa yang tepat langkah kita untuk mendorong KPK agar lebih oke?” tanya Haris, yang selama ini dikenal sebagai pengatur strategi dalam demo. “Bagaimana kalau kita demo aja?” “Oke-lah.” Lantas mereka pun membuat beberapa poster dan tulisan, yang rencananya akan digelar di depan gedung KPK dalam waktu yang tidak lama lagi. KPK, tingkatkan kinerjamu, karena kamu bukan KESATUAN PELINDUNG KORUPTOR, KOMISI PEMBANTU KORUPSI, dan KAWAN PARA KORUPTOR. []

***

9. KENDARAAN PEGAWAI BUMN

Bagi pegawai BUMN menggunakan kendaraan dinas untuk keperluaan keluarga sudah hal yang umum. Namun ada tiga pegawai BUMN yang dilarang keras membawa pulang kendaraan dinas operasionalnya untuk keperluan mudik. Mereka adalah: Pilot Garuda, Merpati, dan Pelita Manisis KAI, dan Nahkoda PELNI

***

203 Humor Therapy

10. PARTAI NASGOR

Di ruang kuliah fakultas Ilmu Sosial dan Politik, seorang dosen muda sedang bertanya kepada para mahasiswanya, setelah mereka mengupas partai-partai yang akan bertarung pada 9 April 2014 nanti. ”Kamu Didin, Partai apa yang kamu suka dalam pemilu nanti?” Didin dikenal slengekan dan separuh urakan. “Ah, masa bodoh..., Pak, apa Nasdem, Golkar ..., atau apa-lah, eh kalau ada aku mau pilih yang Nasgor aja!” “Partai apa?” “Nasgor, Pak” “Apa itu?” “Nasi Goreng, Pak. Gabungan Partai Nasdem dan Golkar ...! Pak dosen tersenyum, dan menggelengkan kepala. “Memang benar, ada sebagian warga masyarakat yang anti partai atau emoh partai,” katanya dalam hati. []

***

11. NANAS YANG KECUT DAN NYEGRAK

Santi dan Sinta sedang ngobrol di bawah pohon, tak jauh dari kantin di kampus mereka. Beberapa saat kemudian, mereka main tebak-tabakan. “San, buah apa yang rasanya sepet manis-manis?” tanya Santi. “Tentu itu salak,” sahut Sinta. “Betul. Lalu nanas apa yang rasanya sepet, kecut, dan nyegrak?” “Lho memangnya nanas itu ada berapa macam?” “Banyak. Tau nggak?” “Nanas apa ya. Nanas hampir busuk!” “Bukan!” “Nanas apa?” “Itu, Nanas Kurbaningrum.” [] ***

204 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

12. Anas = Anta wa ana Sawa’un fil korupsi

Setelah mengikuti persidangan, Nazaruddin memberikan keterangan kepada pers dengan mengatakan, “Semua data dan fakta tentang keterlibatan Anas Urbaningrum sudah saya sampaikan kepada KPK. Tinggal menunggu tindakan KPK berikutnya.” Terpisah, Anas menepis penjelasan Nazaruddin dengan mengatakan, “Apa Nazaruddin masih layak untuk dijadikan saksi. Apa keterangannya masih perlu didengar? Itu Fiktif. Itu bohong,” ujar Anas dengan tenang. Nazaruddin membalas, teman-teman pers tahu tidak, apa arti Anas? Anas itu dari bahasa Arab yang artinya Anta wa ana Sawa’ (Kamu dan saya sama). Artinya, kamu (Anas) dan saya sama-sama terlibat dalam korupsi. []

***

13. ANGELINA SONDAKH BERBOHONG DI PENGADILAN

Jaksa : “Anda sedang kuliah S3?” Engie : “Ya.” Jaksa : “Di Jurusan apa?” Engie : “Komunikasi.” Jaksa : “Dimana?” Engie : “Di UI.” Jaksa : “Anda belajar Filsafat Ilmu?” Engie : “Ya.” Jaksa : “Dalam mata kuliah Filsafat Ilmu diajari teori mencari kebenaran?” Engie : “Ya.” Jaksa : “Tapi yang Anda sebutkan dalam persidangan ini semua kebohongan belaka. Tidak menggambarkan apa yang Anda pelajari.” Engie : “????????” [] ***

205 Humor Therapy

14. BUPATI BARU BACA TEKS

Sebagai Bupati baru, jika akan pidato, staf ahlinya selalu menyiapkan teks pidato. Dalam teks pidato oleh stafnya ditulis: Yang terhormat Bapak2, Ibu2, dan Saudara2. Namun Bupati yang baru dilantik tersebut membacanya seperti apa yang tertulis. “Yang terhormat Bapak Dua, Ibu Dua, dan Saudara Dua” Langsung saja para hadirin tertawa Bupati keheranan dan bertanya kepada ajudannya, “Mengapa hadirin tertawa?” “Maaf, semestinya Bapak membacanya tidak seperti itu tetapi, ‘Bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara’.” “Ohhh inggihhhh. Matur nuwun.” []

***

15. KATAKAN TIDAK PADA(HAL) KORUPSI

Jargon Partai Demokrat dalam memerangi korupsi adalah ‘Katakan Tidak Pada Korupsi’. Kita perlu memberikan apresiasi yang tinggi jika itu bukan sekadar kata-kata. Namun di kalangan dosen-dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta, jargon tersebut diubah menjadi, ‘Katakan Tidak Pada(hal) Korupsi’. []

***

16. TAHU CARA BERTAUBAT

Menurut temuan KPK tahun 2011, Kementerian Agama RI menduduki peringkat tertinggi dalam tindak korupsi. Menanggapi hal seperti ini, seorang dosen bertanya kepada mahasiswa. Dosen : “Mengapa Kementerian Agama termasuk kementerian yang terkorup?” Mahasiswa: “Karena mereka lebih tahu bagaimana cara bertaubat.”

206 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Langsung saja seisi kelas tertawa. []

***

17. ANAS SIAP DIGANTUNG DI MONAS

“Saya tidak serupiah pun korupsi dari proyek Hambalang. Saya siap digantung di Monas jika melakukan itu.” Demikian ungkap Anas Urbaningrum sebagaimana dimuat di Kompas (Sabtu, 10 Maret 2012). Sementara komentar masyarakat di Jogja, kalau Anas digantung di Monas, maka bukan lagi Monumen Nasional, tetapi monumen Anas Urbaningrum. []

***

18. ANGGOTA DEWAN TIDAK PAHAM BAHASA INDONESIA

Jumat, 30 Maret 2012, anggota MPR mengikuti sidang paripurna tentang rencana kenaikan BBM. Namun malam itu, anggota dewan tidak mematuhi peringatan yang diberikan ketua sidang Marzuki Ali. Sehingga Marzuki Ali berulang-ulang memberikan peringatan. “Silahkan duduk. Tolong dengarkan dulu. Saya ketua sidang. Tolong kembali ke tempat duduk. Kalau tidak kembali ke tempat duduk, silakan keluar. Dengarkan, masih ada yang bicara.” “Abi … apa anggota dewan itu tidak paham bahasa Indonesia ya?” tanya anak saya yang duduk di kelas satu SD Laboratorium Universitas Negeri Malang saat melihat televisi pagi harinya. “Mereka mengerti bahasa Indonesia, Nak,” jawab saya singkat. “Tapi mengapa mereka tidak menaati peringatan ketua sidang. Teman-temanku di kelas satu SD kalau Bu Guru memberi peringatan untuk diam langsung diam,” tambah anak saya. “Ya adik kan kelas satu SD. Para anggota dewan itu masih di Taman Kanak-Kanak,” jawab saya mengutip ungkapan Gus Dur (almarhum). “Siswa TK kok besar-besar Abi?” tanya anak saya lagi dengan lugunya.

207 Humor Therapy

“Ya … besar fisiknya, tapi kecil cara berpikirnya,” jawab saya sudah tak ingin meladeninya. “Oooo begitu ya anggota dewan itu,” ucap anak saya sambil mematikan televisi. Anak, ya anak kecil yang masih lugu pikirannya. []

***

19. TIDAK INGIN JADI ANGGOTA DPR

Ibu Yasinta, dosen muda yang cantik di Fisipol itu berkata di depan para mahasiswanya. “Sebagai mahasiswa Fisipol jika kalian akan mengikuti pemilukada atau pileg, kelak, haruslah punya visi dan misi yang bagus. Paling tidak, dengan visi dan misi itu mayoritas warga masyarakat akan tertarik kepada kalian. Nah, siapa di antara kalian yang kelak ingin maju dalam pemilukada atau Pileg?” “Saya tak ingin ikut, Bu!” jawab Dodi seketika. “Kenapa, Dod?” Ibu Yasinta bukan tidak tahu siapa Dodi. Dia aktivis demo. “Karena saya tidak ingin jadi anggota DPR, Bu! Karena DPR itu Dagelan Paling Ribut, Bu!” “Saya juga tak mau jadi anggota DPR, Bu. Karena DPR itu Dagelan Pembohongan Rakyat semata!” Arya ikut nimbrung. “Oooo kalian ...,” suara Ibu Yasinta melemah. []

***

20. FOKE DAN RAKYAT KECIL

Fawzi Bowo : “Pilih yang Anda percaya tapi juga yang kenal Jakarta. Jangan pilih yang tidak kenal Jakarta.” (Ini slogan pada pemilukada DKI 2012 ). Rakyat kecil : “Sok kenal Jakarta tapi gak becus membenahi Jakarta. Hahahahaha.” [] ***

208 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

21. POLITIKUS VS PENDIDIK

Puji yang sohib deket Edi sedang ngobrol ketika mereka pulang dari kampus dengan jalan kaki, menuju ke kos. “Apa bedanya politikus dan pendidik?” tanya Puji. “Kalau politikus kerjanya dengan partai, sedangkan pendidik kerjanya dengan lembaga. Kalau politikus dipilih rakyat, sedangkan pendidik dipilih pemerintah. Kalau politikus pura-pura memperjuangkan aspirasi rakyat, sedangkan pendidik mencerdaskan rakyat. Kalau politikus menguras uang rakyat, sedangkan pendidik ikut terkuras tenaganya,” terang Edi panjang lebar. “Kalau rakyat curhatnya lewat demo, kalau murid curhat ke guru lewat konseling.” “Apa bedanya mahasiswa laki-laki dan perempuan saat curhat ke dosen perempuan?” “Kalau mahasiswa laki-laki curhat bermaksud PEDEKATE.” “Kalau mahasiswi?” “Perempuan curhat karena ada masalah. Untuk meringankan masalah.” “Kalau laki-laki?” “Dia pura-pura bermasalah, sehingga melakukan aksi SKSD.” “Apaan tuh?” “Sok Kenal Sok Deket.” “Sok Kenal Sok Deket …?” “Ya. Seperti kamu …” []

***

22. SEKOLAH KORUPSI

“Tahukan Anda, di Indonesia sekarang ini ada sekolah korupsi?” ujar dosen di depan kelas kepada para mahasiswanya, saat mereka sudah selesai membahas mata kuliah. “Ah… yang benar aja Pak, di mana?” respon seorang mahasiswa. “Birokrasi pemerintah saat ini telah berubah menjadi sekolah korupsi.”

209 Humor Therapy

210 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

“Bagaimana prosesnya?” “Prosesnya berlangsung sistemis dan menghasilkan generasi baru koruptor,” jawab dosen sambil mengutip pendapat Indonesian Corruption Watch (ICW) sebagaimana dimuat Kompas, Sabtu (7/4/2012).

***

23. INI MEDAN BUNG

Biasanya, kalau kita telpon dengan orang lain yang belum akrab, kita bilang, “Hallo, nama saya Anu, dari lembaga Anu dan ingin bicara dengan Pak Anu, lalu … bla bla bla, gitu kan?” Tapi orang Medan yang satu ini begitu telpon langsung bilang, “Kau tahu siapa aku?” dengan logat khasnya. Saya yang mendengarkan sahutan seperti itu, jadi bingung. Tetapi, dalam hati saya bilang,”’Menegetehe’ siapa loe?”

***

24. KUNTILANAK

Kuntilanak sebenarnya berasal dari bahasa Arab, yaitu Kunti (kamu perempuan, dari kana yakunu) dan alana, artinya sekarang. Dibaca secara washal atau bersambung sehingga menjadi Kuntilana. Karena itu kuntilana selalu divisualisasikan dengan makhluk perempuan. Kalau ada yang berbentuk laki-laki, maka namanya KUNTALANAK. (Iding Rasyidin, FB)

***

25. STATUS FB BINATANG

Kalau binatang punya Facebook kira-kira statusnya kaya gini kali yaaa. Anjing pudel : Nunggu dijemput chayangku mo ke salon neeh.

211 Humor Therapy

Kecoa : “Baru aja selamet dari injekan maut.” Sapi : “Huh sebel susuku di raba-raba lagi oleh majikanku, dikiranya gw jablay apa, d a m n .” Kucing : “Anak gw yg ke-7 barusan nanya siapa bapaknya, gw bingung mau jawab apa, gw sendiri lupa bapaknya siapa.” Nyamuk : “Gw positif HIV AIDS, gara-gara salah isep, hiks.” Ayam : “Teman-teman kalau besok gw ga update berarti gw digoreng, luv u all.” Cumi-Cumi : “Abis isi ulang tinta neeh.” Babi : “Gw difitnah nyebarin flu, sialan.” Kambing : “Jangan keluar rumah friends bentar lagi idul adha.” Kutu : “Salah masuk rambut nih kok bau pesing.”

***

26. GOMBAL OF THE YEAR 2019

Kamu itu temen macem apa sih? - Emang kenapa? Teganya mencuri hatiku jadi aku ingat kamu selalu. (asseeek) :D

Nganggur gak? Temenin aku jalan yuk.. - Ke mana bang? Temenin menjalani sisa hidupku. (Haãjarrrrr blehh) :D

Eh, kamu tahu gak? - Tahu apa? Panas setahun dihapus hujan sehari, - Jomblo setahun dihapus kamu sehari. (priiikitiuwww):D Senyum kamu kayak baking soda

212 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Kok bisa? Bikin senyumku ikutan mengembang. (tarrreeeek mang) :D

Kamu tau gak? Orang-orang selalu berkata ada musim panas ada musim dingin. - Kan emank iya. Ya sech, tapi.... Sejak kenal kamu, yang aku tau cuma 1 musim... Musim rindu. (galauuu...)

Dan kamu tau gak? Sejak kenal kamu, bawaanya pengen belajar terus deh. - Masyak ceeeeih. Belajar jadi yang terbaik buat kamu.

Temenin aku ke rumah sakit yuk? - Ngapain? Hati aku ilang nih. - Kok bisa? Diambil kamu. (iihiirr...)

Mencintaimu itu kaya mancing ikan. - Maksudnya? Sekali dapet, gk akan aku lepas lagi. (yipi ye yipi yow) :D

Kamu suka makan kerupuk yah? - Kok tau? Tawa kamu renyah banget, suka deh. Tau motto yamaha? - Tau bang ‘yamaha semakin di depan’ Biarin deh yamaha semakin di depan, aku maunya di samping kamu aja (jiah..)

213 Humor Therapy

Cuma ada 3 manis alami di dunia ini, gula, madu dan KAMU - Hadoohh

Jari kamu bagus ya? - Masya sech? Apalagi kalo ada jari aku di sela-selanya. (Hahahha, ampunnnn) :D

Kita ke toko bunga yuk! - Mau beli apa? Beli bibit cinta buat ditanam di hatimu (wkwkwk) :D

Motto Trans TV ap a? - Trans TV milik kita bersama Kalo aku milik kamu selamanya. (yipi ye yipi yow) :D

Ntar tolong izinin aku, yah. - Izinin apa? Izinin aku mencintai kamu sekali ini saja (Prikitiuw...) :D

Tau gak, mencintaimu kayak pipis di kolam renang. - Hah, kok bisa? Iya, gak keliatan, tapi hangatnya terasa.

***

27. ARTI HIDUP

Seorang professor berdiri di depan kelas untuk mengajar mata kuliah filsafat. Saat kelas dimulai, dia mengambil toples kosong dan mengisi dengan bola-bola golf. Kemudian bertanya kepada mahasiswanya, “Apakah toples sudah penuh?”. “Ya … penuh …,” jawab mahasiswa serentak.

214 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Kemudian dia menuangkan batu koral ke dalam toples, mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf. Kemudian dia bertanya kepada mahasiswanya, “Apakah toples sudah penuh?” “Ya ... penuh ….” jawab mahasiswa serentak. Selanjutnya sang Profesor menabur pasir ke dalam toples. Tentu saja pasir menutupi semuanya. Profesor sekali lagi bertanya kepada mahasiswa, “Apakah toples sudah penuh?” “Ya ... penuh,” jawab mahasiswa serentak. Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dalam toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para mahasiswa tertawa. “Sekarang ... saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu. “ “Bola-bola golf adalah hal yang penting; Tuhan, keluarga, anak- anak, kesehatan dan sebagainya. Jika yang lain hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh.” “Batu-batu koral adalah hal-hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil,” lanjut dia. “Pasir adalah hal-hal yang sepele.” “Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples, maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu.” “Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian. Jadi Beri perhatian untuk hal-hal yang penting untuk kebahagiaanmu.” “Bermainlah dengan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk check up kesehatan. Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam. Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf. Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasirnya.” Salah satu mahasiswanya mengangkat tangan dan bertanya, “Prof, kopi mewakili apa?” Profesor tersenyum, “Saya senang kamu bertanya. Itu untuk

215 Humor Therapy menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah sangat penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat.” []

***

28. DERITA DAN IRONI ORANG MISKIN DI INDONESIA

Sumini seorang gadis yang sangat miskin. Seumur hidup belum pernah memakai BeHa (BH) Tapi karena dia cukup cantik, banyak pemuda yang suka. Akhirnya Sumini dinikahi seorang pemuda kampung. Ibunya menjahitkan BH untuk Sumini. Karena tak punya cukup uang, BH Sumini dibuat dari kain bekas kantong terigu. Pada malam pertama, saat hendak bermesraan, tiba-tiba suaminya jatuh pingsan. Kaget melihat BH istrinya bertuliskan “BERAT BERSIH 50 KG !” Tapi itu baru BH yang bagian kanan. Sementara yang bagian sebelah kiri si Ibu jahit pake bekas spanduk “Sumbangan untuk rakyat miskin 1 TON !” Dan kisah penderitaan orang miskin yang tidak bisa menikmati malam pertama berlanjut. Karena … Sumini juga pingsan melihat celana dalam suaminya yang terbuat dari bekas spanduk jamu Nyonya Mener … bertuliskan ‘BERDIRI SEJAK 1918”. []

***

29. COWOK IDAMAN

Cewek : “Mas kerja di mana?” Cowok : “Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali ...” Cewek : (Wow ... kKonglomerat pasti!) “Mas tinggal di mana?”

216 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Cowok : “Pondok Indah” Cewek : (Wow keren... Rumah Orang-Orang “The Haves”) “Pasti gede rumahnya yah...?” Cowok : “Nggak ah ... Biasa aja koq ... cuma 5000 m2.” Cewek : (Busett!) Pasti mobilnya banyak yah...? Cowok : “Sedikit koq...Cuma ada Ferrari. Jaguar. Mercedes. BMW...” Cewek : (Wah cowok idaman gue nih!!) Mas udah punya istri...? Cowok : “Hmm...Sampai saat ini belum tuh ... hehe” Cewek : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya) “Mas merokok??” Cowok : “Tidak...rokok itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh...” Cewek : (Wah sehat nihh!) “Mas suka minum-minuman keras?” Cowok : “Tidak donk” Cewek : (Gilee...Cool abissss!!) “Mas suka main judi?” Cowok : “Nggak...ngapain juga judi? Ngabisin duit aja.” Cewek : (Ooh ... so sweet) Mas suka dugem gitu gak? Cowok : “Tidak, tidak ...” Cewek : (Iihh...sholeh banget nih cowok!) “Mas udah naik haji?” Cowok : “Yah...baru 3x dan umroh sekitar 6x” Cewek : (Subhanallah ... cocok jadi imam gue) “Hobinya apa sih mas?” Cowok : “Bohongin orang ...!” Cewek : “Dasaarrrr ...!”

***

30. POINT SQUARE DAN PAMULANG SQUARE

“Sore ini saya ada janji dengan seorang teman di Pamulang Square,” ungkap Usman Syihab mengawali cerita kepada saya. “Setelah saya tunggu lama, sekitar 45 menit, kok dia tidak datang ya.” Maka Usman telpon kawannya. “Di mana?” tanya Usman melalui telepon genggamnya. “Saya sudah nunggu Ustaz dari tadi di sini. Ustaz di mana?” teman itu kembali bertanya. “Saya di lantai satu Pamulang Square, dekat pintu masuk,” jawab Usman. “Subhanallah, saya di Point Square Lebak Bulus,” jawab kawan itu.

217 Humor Therapy

“Lha kok tidak bilang dari tadi?” “Maaf, Ustaz karena sama-sama squarenya kali ya ?” []

***

31. “MAAF, MAS, SAYA KIRA ....”

Pengalaman menggelikan ini saya alami belum lama ini. Yaitu ketika saya sedang di tempat pencucian mobil. Sambil menunggu mobil dicuci, saya duduk di kursi dekat tempat kasir. Di tempat pencucian mobil ini, dijual minuman panas seperti teh atau kopi dan roti. “Mas yang jaga ya. Saya pesan kopi susu,” tanya seorang pelanggan yang baru datang untuk mencucikan kendaraannya. “Apa Pak?” tanya saya singkat karena kurang kedengaran sebab saat itu saya membaca koran. “Kopi susu satu gelas,” jawabnya singkat. “Ya, tunggu ibu sebentar karena dia lagi menyemir ban,” jawab saya sambil meneruskan membaca. Tiba-tiba, tukang cuci memanggil saya untuk menurunkan mobil dari tempat cuci dengan suara keras. “Avanza hijau turun,” ucap tukang cuci. Langsung saja saya berdiri dan menuju mobil untuk menurunkannya. Usai parkir di tempat pengeringan, saya kembali lagi ke tempat duduk semula. “Maaf Mas, saya kira Mas sebagai kasir, ternyata sama-sama pelanggan ya,” ucap bapak itu sambil menunggu kopi yang masih disiapkan. “Tidak apa-apa, Pak. Kebetulan tempat duduknya lagi penuh tadi jadi saya duduk di dekat kasir,” ucap saya menjelaskan. []

***

32. KAKI SAYA SEMUTEN

Ini cerita dua teman saya, pegawai Bea Cukai Kementerian Keuangan yang sedang tugas ke daerah. Setelah selesai menjalankan

218 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris tugasnya, ia bergegas keliling kota dengan naik becak. Harga disepakati Rp. 20.000,- untuk dua orang penumpang dengan satu becak. Kebetulan satunya berbadan besar dan satunya berbadan kecil. “Berhenti di masjid ya, Pak, kita mau salat Ashar dulu dan kebetulan kaki saya semuten,” ungkap teman tersebut kepada tukang becak. “Bapak yang duduk saja semuten, apalagi saya yang mengayuh becak,” ujar tukang becak. Mendengar keluhan tersebut, yang semula transaksinya dua puluh ribu rupiah, akhirnya ditambahi, menjadi tiga puluh ribu rupiah. []

***

33. BISA JADI LEMPER

Wisnu dan Dian sedang ngobrol di beranda. “Wisnu, kenapa celana dalam laki-laki terbuat dari kain?” “Karena kalau dari daun, bisa jadi lemper,” sahut Dian sekenanya. []

***

34. PABRIK TEKTIL DAN PABRIK ES

Seorang wanita yang menjadi pejabat tinggi negara diundang untuk meresmikan pabrik tekstil di Semarang. Namun ketika membaca teks sambutan kata ‘tekstil’ huruf s-nya tidak jelas. “Dengan ini saya resmikan pabrik tektil,” ucap ibu tersebut. Mendengar itu, ajudannya langsung mengingatkan, “Kurang ‘S’ Bu.” Ibu pejabat langsung mengulangi sambutannya,“Dengan ini saya resmikan pabrik tektil dan pabrik es.” Hadirin menjadi heran karena tidak ada pabrik es yang diresmikan. []

***

219 Humor Therapy

220 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

35. TUJUH KALI NIKAH TETAP PERAWAN

Bisa jadi ini aneh bin mustahil, tapi ternyata bisa terjadi di Indonesia. Seorang gadis berusia 20 tahun, sudah tujuh kali menikah tetapi tetap perawan. Pertama, menikah dengan laki-laki yang ternyata importan. Kedua, menikah dengan laki-laki yang ternyata homoseksual. Ketiga, menikah dengan laki-laki seorang dosen yang hanya tahu teori tidak tahu praktik. Keempat, menikah dengan seorang politikus, yang hanya mengubar janji doang, tanpa memberikan bukti. Kelima, menikah dengan ahli ISO-9000 yang hanya bisa melakukan asesment. Keenam, menikah dengan anggota KPU. Dia tidak mau nyoblos, tapi maunya hanya menyontreng. Ketujuh menikah dengan anggota BSNP karena tugas utamanya membuat standar. Maka meskipun sudah menikah tujuh kali, dia tetap perawan. []

***

36. MARI KITA LEPAS BAJU

Tiba saatnya wakil dari alumni Gontor Putri Mantingan yang bicara. Sambil memegang microphone, dia berkata, “Melalui konvoi silatnas ini, kita bersatu dan rasa persaudaraan kita semakin bertambah. Karena kita semua melepaskan baju.” Tentu saja rombongan konvoi heran. “Kok melepas baju. Porno amat sih,” demikian kira-kira yang ada di pikiran mereka. Tapi, lanjut alumni Mantingan tersebut,”Baju yang kita lepas adalah baju tahun tamat Gontor, baju profesi, baju jabatan, baju asal daerah, dan baju lainnya lagi. Semuanya berganti memakai satu baju, yaitu baju ALUMNI GONTOR.” “Ooo I see,” ungkap alumni yang duduk di bagian belakang. []

***

221 Humor Therapy

37. DARUL JU’I

Dalam perjalanan menuju Cirebon untuk menghadiri silatnas, rombongan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor Cabang Jakarta, singgah di Pondok Pesantren Al-Islah Bobos Cirebon. “Kita singgah di pondok ini untuk makan malam,” ungkap Najib anggota panitia konvoi memberi pengumuman. “Alhamdulillah… akhirnya jadi juga makan malam,” ucap salah satu anggota rombongan yang kelaparan sebab setelah menempuh perjalanan tujuh jam dari Jakarta, rombongan belum makan malam. “Ini makan malam atau sahur?” komentar Amsal Bakhtiar sambil turun dari kendaraan. “Apa pun namanya, yang penting kenyang ustaz,” jawab seorang alumni 1994. Usai makan, rombongan naik kembali ke dalam bus untuk meneruskan perjalanan ke Cirebon. “Alhamdulillah, kita sudah makan di Pondok Darul Ju’i (Rumah Lapar) dan sekarang kita meneruskan perjalanan ke tempat Silatnas,” papar Akbar setelah mengecek kelengkapan rombongan. []

***

38. COKLAT KACANG MEDE

Seorang mahasiswi baru sedang mencari kos-kosan di sekitar kampus UIN Jakarta. Setelah lama keliling dan tanya sana sini, akhirnya ia menemukan rumah seorang nenek yang menerima kos wanita. “Assalamu’alaikum,” ucap mahasiswi sambil mengetuk pintu rumah. “Waalaikum salam,” jawab seorang nenek dari dalam rumah sambil mempersilahkan tamunya untuk masuk. “Saya mahasiswi Fakultas Psikologi semester satu. Asal saya dari Padang Sumatera Barat. Jika masih ada kamar kosong, saya akan kos di sini,” ungkap mahasiswi menjelaskan tujuannya.

222 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Saking gembira dan syukurnya karena ada yang kos lagi setelah lama kosong, nenek itu mempersilahkan mahasiswi tersebut untuk menikmati kacang mede yang ada di atas meja. Jumlahnya tidak banyak, tetapi karena ditempatkan di toples kecil yang indah, cukup menggugah selera. “Wah enak Nek, kacang medenya,” komentar mahasiswi. “Alhamdulillah, kalau enak. Dihabiskan juga tidak masalah sebab nenek juga tidak bisa makan. Gigi nenek sudang ompong,” jawab nenek. Mendengar jawaban nenek seperti itu, mahasiswi terus makan kacang mede sampai habis. “Maaf Nek, kacang medenya habis,” ucap mahasiswi. “Alhamdulillah kalau habis. Nenek bersyukur. Tidak mubadzir (sia-sia). Kacang mede itu nenek kumpulkan satu persatu dari coklat yang nenek makan. Gigi nenek sudah tidak kuat lagi makan kacang,” jelas nenek. “Haaa …,” ucap mahasiswi lemas karena tidak kuat menahan perasaannya. []

***

39. BELAJAR BAHASA JAWA

Seorang dosen bahasa Jawa berdialog dengan mahasiswanya. “Apa arti kata ‘payu’?” tanya dosen. Jawab mahasiswa,”Laku.” “Apa arti kata ‘dara’?” tanya dosen lagi. “Gadis,” jawab mahasiswa. “Jadi, apa arti ‘payu dara’?” tanya dosen lagi. “Benda yang membuat gadis jadi laku ...!” []

***

223 Humor Therapy

40. PUJANGGA DAN WARIA

Seorang Pujangga yang dikenal karena syair-syair puisinya pulang dari merantau. Di sebuah jembatan sungai yang deras, dia melihat seorang cewek sedang terisak menangis di pinggir jembatan. Sang pujangga mulai melancarkan jurus syair mautnya,”Duhai wanita idaman, sedang apakah gerangan dinda berdiri di sana?” “Jangan cegah saya! Saya Mau bunuh diri,” jawab sang cewek. “Baiklah, kanda tidak akan mencegah, namun sudilah berikan kecupan dinda yang terakhir sebagai kenangan,” jawab Pujangga dengan rayuannya. Tanpa ragu sang cewek menghampiri Pujangga, dan memberikan kecupan yang sangat mesra dan bergairah di bibirnya. Pujanggapun membalas melumat bibir dan lidah si gadis yang mulai membangkitkan birahi. Setelah sekian lama mereka berciuman sang pujanggapun bertanya kembali. “Dinda, sungguh lembut nan nikmatnya kecupanmu. Satu hal yang kanda mau tanya, kenapa Dinda mau bunuh diri?” Sambil terisak-isak dalam tangis si cewek menjawab: “Hidup saya sudah tidak berarti Bang. Kedua orang tua saya melarang saya berdandan seperti wanita.” “Hahh ...,” sang Pujangga kaget, menyesali perbuatannya. []

***

41. SBY BESOK KE RUMAH SAKIT JIWA

Ketika Presiden SBY mengunjungi Rumah Sakit Jiwa Grogol, dengan bangga dan penuh senyuman Presiden SBY menyalami para pasien di Rumah Sakit Jiwa tersebut. “Kenalkan, saya SBY,” kata Presiden sambil menjabat erat dan senyum ramah. Salah seorang pasien menjawab,” Biasa aja kaleeeeee ... Gue juga waktu pertama masuk sini ngakunya Barrack Obama.” []

***

224 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

42. KETEMU TOMBO KANGEN

Seorang pria sedang berbincang-bincang dengan teman putrinya. Cowok : Saya kok kepikiran kamu ya. Pingin ketemu lagi. Cewek : “Lho bukannya kemarin lusa sudah ketemu?” Cowok : “Ya, karena ketemu itu jadi kangen. Kalau gak ketemu gak kangen.” Cewek : “Ya udah kalau begitu ga’ usah ketemu-ketemu lagi.” Cowok : “Bukan begitu maksudku. Ketemu itu tombo kangen. Tombo kangen itu ketemu.” Cewek : “Ketemu bikin kangen atau ga’ ketemu jadi kangen.” Cowok : “Ga’ ketemu bikin kangen. Ketemu bikin kangen banget … karena pingin ketemu teruss.” Cewek : “Ha ha ha … dasarrr …!” []

***

43. JAKARTA MACET SEKALI

Seorang dosen sedang bernyanyi sendirian sambil menunggu mahasiswa pada jam pertama. Dosen : “Jakarta macet sekali. Macetnya setiap hari. Jakarta penuh polusi. Polusi dimana-mana. Oh Jakarta, sampai kapan nasibmu begini terus. Oh Fauzi Bowo apa yang bisa kau lakukan. Menangani kemacetan.” “Mengapa Pak, pagi-pagi begini sudah menyanyi sendiri?” seorang mahasiswa bertanya. “Lagi belajar menggubah lagu. Meskipun tidak laku. Karena dianggap kurang bermutu. Tetapi ini suara hati kecilku. Meskipun tidak digugu. Oleh penguasa sejak orde baru. Sampai penguasa dari Partai Biru. Karena mereka tuna rungu,” jawab dosen dengan nada puitis. “Oooo … Itu. Saya tahu …,” sahut mahasiswa. Usai mendengarkan dosennya menyanyikan ‘Jakarta Macet Sekali’, seorang mahasiswa berkomentar, “Krenn.” “Apa maksudnya?” tanya dosen ingin tahu.

225 Humor Therapy

“Maunya bapak apa?” “Krenn dalam bahasa Jawa artinya geli. Dalam bahasa gaul artinya hebat. Dalam konteks politik artinya Karena Rendah Ekonomi Negara Nelongso (sengsara).” []

***

44. TAKSI EXPRESS

Saat antri nunggu taksi di terminal dua Bandara Soekarno Hatta, saya milih taksi Express. Selain layanannya relatif baik, harganya juga masih menggunakan tarif bawah. Saya mendapat giliran ke sembilan. Setelah menunggu tiga puluh menit, orang pertama baru dapat. Wah, berarti giliran saya masih lama lagi. Ketika akan naik taksi, penumpang tersebut berkomentar kepada petugas yang mengatur taksi,“Mas, mulai besok ganti aja namanya. Jangan pakai nama ‘Express’ lagi. Ganti dengan ‘Slowpress’ atau apa kek …” []

***

45. MENYUMBANGKAN LAGU

Usai menyiapkan instrument pemantauan standar nasional pendidikan, tim ahli memanfaatkan waktu luang untuk bernyanyi bersama (karoke). “Siapa yang akan menyumbang lagu?” tanya ketua tim ahli kepada anggota tim. Tiba-tiba seorang anggota, dengan percaya diri, maju, untuk nyanyi. Namun suasana jadi ribut karena suaranya sumbang. “Sudah…! Sudah, tidak usah diteruskan. Suaranya sumbang,” komentar seorang anggota tim. “Lho kan saya memang menyumbangkan lagu (membuat suara sumbang),” jawab anggota tim sambil meneruskan nyanyi. []

***

226 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

46. TRAGEDI PESAWAT SHUKOI

Pesawat Shukoi yang jatuh di Gunung Salak Bogor pada hari Rabu (9/5/12) menjadi pembicaraan di media cetak dan elektronik. Seorang dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Ibu Kota pun tidak ketinggalan untuk membahasnya dengan mahasiswa sebelum memulai perkuliahan. “Anda tahu tragedi pesawat Shukoi menimbulkan permasalahan hukum bagi negara Indonesia. Rusia akan menuntut ke pemerintah Indonesia karena kelalaian tidak memberi informasi kepada pilot,” ujar dosen itu. “Lho kan investigasi belum selesai Pak, kok sudah ada tuntutan. Memang kelalaian apa?” “Pemerintah Indonesia lalai memberitahu pilot bahwa di Bogor ada salak sebesar gunung. Jika kondisi ini diinformasikan sejak awal, kemungkinan besar tidak akan terjadi kecelakaan maut tersebut.” “Ha ha ha ...,” para mahasiswa tak kuasa menahan tawa mereka. []

***

47. PLN GILA

“Kang, Iteung telat sebulan, kita bakal punya bayi,” kata si Iteung kepada si Kabayan. “Tapi jangan bilang-bilang ke orang lain ya. Takut tidak jadi, nanti memalukan keluarga kita,” tambah si Iteung. Besoknya tukang tagih dari PLN datang ke rumah Si Iteung dengan mengetuk pintu. Begitu pintu dibuka, tukang tagih langsung bilang,”Maaf ibu, ibu telat sebulan.” “Dari mana Bapak tahu ?” tanya Si Iteung. “Kan ini ada catatannya di PLN.” “Haaah, masa sampai dicatat PLN?” Besoknya si Kabayan pergi ke kantor PLN. Sambil marah-marah, ia bertanya,”Bagaimana mungkin PLN sampai bisa tahu kalau istri saya telat sebulan?” “Sabar pak. Kalau Bapak mau catatannya dihapus, Bapak tinggal

227 Humor Therapy bayar kepada kami.” “Kalau saya tidak mau bayar?” sahut Kabayan. “Punya Bapak, akan kami putusin,” jawab petugas PLN. “Gila ...., punya saya mau diputusin? Kalau istri saya di rumah mau, terus pakai apa?” Petugas PLN menjawab: “Ya, terpaksa pakai lilin .... !” “Dasar PLN gila ... ! PLN gila ...!” Kabayan terus menggerutu. []

***

48. TUJUH TIPE PEDAGANG

Untuk mencairkan suasana kelas, sebelum memulai perkuliahan tentang “traditional trade” seorang dosen fakultas ekonomi bercerita kepada mahasiswanya. Katanya, ada tujuh jenis pedagang tradisional yang luar biasa. Pedagang TAK BISA DITAWAR, yaitu tukang roti, promosinya roti tawar tapi ga’ bisa ditawar. Pedagang yang PALING NEKAT, yakni tukang gas, udah tau jalanan menurun masih aja bilang “gas-gas”, bukan “rem-rem”. Pedagang yang KURANG KERJAAN, itu tukang nasi goreng, nasi udah mateng masih aja digoreng. Pedagang yang TAK KENAL KATA MENYESAL, yakni tukang bubur, nasi udah jadi bubur masih dijual juga. Pedagang yang PALING ANEH, yaitu pedagang ikan, ikan mati dibilang segar. Pedagang PALING BODOH, yaitu tukang cetak foto, ditanyain 3X4 berapa, dia jawab 1000. Pedagang PALING SETIA, tukang biar pun dagangannya habis dia masih tetap sisain 2 biji untuk istrinya. []

***

228 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

49. KEBELET PIPIS

Di tempat wudhu mushalla di dalam ruang tunggu Keberangkatan Bandara Polonia Medan, jelas-jelas ada tulisan KHUSUS TEMPAT WUDHU. DILARANG BUANG AIR KECIL DI SINI. Eee... seorang lelaki datang dan langsung aja mak currr …! Saya yang sedang wudhu di sebelahnya jadi kaget seraya bergumam “Maklum kebelet pipis, pesan yang ada tidak terbaca.” []

***

50. TAUSIAH POLIGAMI

Ustazah : Saya tidak pernah menolak hukum poligami. Jamaah : “Wah, hebat Ustazah!” Ustazah : “Saya tidak pernah melarang para suami nikah lagi.” Jamaah : “Wah, benar-benar top Ustazah.” Ustazah : “Yang penting ..... (Diam sejenak).” Jamaah : “Yang penting...adil ya Ustazah?” Ustazah : “Bukan ... ! Yang penting ... bukan suami saya!” Jamaah : “Ha ha ha ...”

***

51. YANG MENARIK DARI SYIAH

Ketika diskusi tentang Syiah di Indonesia yang diselenggarakan oleh PPIM, Rabu, 25 Januari 2012, salah satu pemakalah bilang: “Yang menarik dari Syiah itu adalah MUT’AH,” ungkap Zulkifli. Namun dalam penjelasannya, ketika tanya jawab, Arif Subhan, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi menagih kata tersebut. “Katanya yang paling menarik MUT’AH tapi dalam presentasi tadi tidak dijelaskan sama sekali. Mohon ulasannya,” kata Arif yang disambut ketawa oleh para hadirin. []

***

229 Humor Therapy

52. BINGUNG MENUNGGU SIDANG ISBAT

Penetapan tanggal 1 Syawal 1433 (2011) oleh Kementerian Agama cukup memakan waktu lama. Ketika pemerintah menetapkan satu Syawal jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011, Muhammadiyah tetap pada pendiriannya bahwa satu Syawwal jatuh pada tanggal 30 Agustus 2011. Sementara tanggal 1 (Kamis) dan 2 (Jumat) September adalah cuti bersama. Jadi kira-kira masuk kerja pada hari Senin tanggal 5 September 2011. Kita sedang menunggu sidang isbat kedua yang diadakan hari Minggu. Ketika itulah muncul sedikit kebingungan, apalah mulai kerja nanti pada hari Senin atau Selasa. Mudah-mudahan pada hari Senin besok belum terlihat hilal-nya, sehingga masuk kerja pada hari Selasa, agar libur lebih panjang. []

***

53. AGAMA KOK BAU

Pengalaman ini terjadi pada semester II program magister di UIKA Bogor, pada saat presentasi makalah di kelas. “Sekolah yang kita kelola dan kita kembangkan itu harus benar- benar ‘berbau agama’ supaya pedidikan lebih baik dan diminati oleh masyarakat,” ungkap mahasiswa dalam presentasinya. Dosen langsung bertanya, “Agama kok bau?” Teman-teman mahasiswa yang lain tertawa terbahak-bahak. “Maksudnya sekolah yang bernuansa agama Islam, Bapak.” Dosen hanya diam. Dalam hatinya, memang hanya berniat mengetes mahasiswa tadi. []

***

230 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

54. OUR WOMEN ARE QUEENS

A British man came to Sheikh and asked, “Why is not permissible in Islam for women to shake hands with a man?” The Sheikh said, “Can you shake hands with Queen Elizabeth?” British man replied, “Of course not, there are only certain people who can shake hands with Queen Elizabeth”. Sheikh replied with a smile on his face, “Our Women are Queens and Queens do not shake hands with strange men”. :)

***

55. SIAPA MENYUSUL ALMARHUM?

Pada malam ketiga dari hari kematian tetangga di komplek perumahan, penulis diminta memberikan tausiyah. “Menurut informasi dari Ketua RT 02/12 di lingkungan komplek Alam Cirendeu, selama tiga bulan terakhir ini, sudah ada enam warga yang meninggal,” ucap saya mengawali ceramah malam itu. “Dengan demikian, secara matematis, ada dua orang meninggal setiap bulan atau satu orang meninggal dalam dua minggu. Nah, siapa kira-kira dua minggu ke depan yang akan menyusul almarhum?” Pertanyaan saya itu disambut derai tawa semua yang hadir. []

***

56. ISID=Ikatan Suami Istri Darussalam

Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, rombongan IKPM Jakarta memanfaatkan waktu di bus untuk karaoke dan menyampaikan kesan-kesan Silatnas. Acara ini sengaja dibuat untuk menghilangkan keheningan dan mengurangi rasa macet di jalan. “Jika di Gontor ISID artinya Institut Studi Islam Darussalam, di sini ISID artinya beda,” ungkap Akbar Zainuddin mengawali ceritanya. “ISID itu, artinya Ikatan Suami Istri Darussalam. Saya

231 Humor Therapy ketuanya, karena istri saya alumni Mantingan angkatan pertama. Tetapi sampai sekarang belum ada a’dha atau anggotanya .... !” Langsung aja semua rombongan tertawa. []

***

57. WISDOM DOSEN FILSAFAT AGAMA

Berikut ini lima wejangan dosen filsafat agama kepada mahasiswanya. Cewek berpakaian seksi itu selalu membuat dilematis. Kalau kita melihatnya dibilang kurang ajar, tapi jika kita diam saja nanti disangka homo. Kebencian itu seperti jangkrik. Bunyinya terdengar nyaring tapi kita tak tahu asalnya. Ketika kita mendekat, mereka pun senyap. Mengapa kita cemburu melihat mantan pacar jalan dengan orang lain? Bukankah orang tua kita berkata: berikan mainan bekasmu kepada mereka yang kurang beruntung. Wanita itu sulit dipahami. Dipanggil honey (madu) hatinya senang. Tapi jika dimadu marah dan tidak mau. Orang sial adalah orang yang setiap ketemu masalah tetek bengek, hanya mendapatkan bengeknya saja, tanpa pernah menikmati teteknya. []

***

58. KEGAGALAN PENJUALAN COCA COLA DI ARAB

Seorang manager sales Coca-Cola baru kembali pulang ke negerinya setelah kegagalan besarnya di Arab. Maka ia pun harus menghadap bosnya untuk menjelaskan alasan kegagalannya. “Kau punya prestasi hebat di negara-negara lain, mengapa justru bisa gagal di Arab, yang negerinya panas dan justru banyak orang butuh kesegaran minum produk kita?” tanya Bos. “Saya juga berpikirnya dulu begitu bos, negeri itu pasti prospeknya sangat bagus karena di sana panas. Saya begitu yakin pasti akan sukses besar di sana,” jawab sales.

232 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

233 Humor Therapy

“Lalu apa yang sebenarnya terjadi?” “Begini bos. Saya membuat sebuah iklan poster, yang saya pasang di seluruh penjuru negeri itu. Isi poster itu ada tiga gambar, yang pertama orang yang kehausan berbaring dipadang pasir. Gambar kedua orang tersebut minum Coca-Cola, dan gambar ketiga, orang itu menjadi segar dan dapat berlari di padang pasir,” demikian sales menerangkan. “Wah, ini ide yang luar bisa, iklan yang bagus! Lalu kenapa gagal?” “Ini Bos yang tidak saya duga, mereka embaca tulisan dari kanan, bukan dari kiri seperti kita. Tidak ada yang bilang sama saya, kalau mereka baca dari kanan ke kiri.” []

***

59. ANAK KE-7

Zaman sekarang identik dengan dua atau tiga anak. Sehingga kalau ada yang punya anak lebih dari itu menimbulkan tanda tanya. Pada hari Selasa, 31 Januari 2012, kami terima kabar dari mailinglist, bahwa istri seorang Ustaz Adian Husaini melahirkan anak ke-7. Kabar langsung dari Ustaz itu atas kelahiran anaknya yang ke-7 begini: “Alhamdulillah tlh lahir anak kami ke7, lk2, 2,7 kg, 54 cm. Ibu n bayi sehat, jam 9 pg ini, lwt operasi. Trmksh atas doa Bpk/ibu semua. Jazakumullahu khair ...” Respon kawan-kawan bermacam-macam. Secara umum begini, “Selamat Dr. Adhian, semoga ibu & anak sehat2, & semoga anaknya menjadi anak sholih nan sehat & cerdas, aamiin.” Atau ungkapan seperti ini,”Bersama keluarga, semoga tetap sehat, selamat, sakinah, mawadah, rahmah, penuh berkah, & kelak masuk jannah, aamiin ya Mujiibas-saailiin.” Dari M. Muhtar Arifin Sholeh Unissula Semarang Information School, Univ of Sheffield UK. Tapi ada juga yang usil seperti ini: “Tujuh anak? Dari berapa istri ya?” tanya Sofia Anawinta. “Alhamdulillaah dari 1 istri, saya sendiri anak sulung dari 9 bersaudara dan dari satu ibu,” jawab Siva Facha. [] ***

234 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

60. ES TEH PANAS

Kejadian ini terjadi di restoran Alim Pangkal Pinang. Malam itu, kami berempat makan malam. Dua orang dari Puspendik (Pak Imam dan Pak Labuan Marpaung), seorang dari Dinas Pendidikan Provinsi Bangka, dan penulis sendiri. “Pesan minuman apa, Pak?” tanya seorang karyawan restoran. “Saya pesan minuman jeruk panas,” kata Pak Imam dari Puspendik. “Saya juga jeruk panas,” tambah saya. “Kalau Bapak mau pesan apa?” tanya karyawan kepada teman penulis. “Saya pesan es teh panas,” jawab Pak Laburan Marpaun. Kami semua langsung tertawa. Kok ada es teh panas. []

***

61. DOKTOR JALAN-JALAN

Seorang dosen, sebelum memulai perkuliahan berkata di depan para mahasiswa, “Di Lombok Nusa Tenggara Barat, setiap hari banyak DR (baca doktor) berkeliaran di jalan raya. Dua puluh empat jam sehari dan tujuh hari seminggu. Mulai dari jalan raya di tengah kota sampai ke jalan di kampong-kampung. Namun nama mereka ditulis dengan angka, tidak dengan huruf. Contohnya adalah DR 5789 WE atau DR 1991 QR.” “Lho memang berapa masyarakat yang sudah doktor di sana?” “Ya … masih lebih banyak di Jakarta.” “Terus apa yang dilakukan doktor-doktor itu?” “Hahahahaha … DR disini adalah huruf di plat nomor kendaraan wilayah Lombok. Bukan Doktor beneran.” “Ah …. Bapak … bisa aja!” []

***

235 Humor Therapy

236 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

62. TAPE SAMI MAWON

Ini kisah orang Jawa jualan tape di Palembang. Satu dibungkus daun dan satu terbuka. “Apa ini?” tanya pembeli yang asli Palembang. “Tape,” jawab penjual yang dari Jawa tersebut. “Kalau yang ini, apa?” tanya pembeli lagi. “Sami mawon,” jawab penjual. “Ok saya beli ini (tape) dan ini (sami mawon),” jawab pembeli sambil menunjuk tape yang terbungkus daun dan tape yang terbuka. Sampai di rumah, pembeli itu langsung membuka hasil belanjanya. “Lho kok sama,” ungkapnya sambil marah-marah. Suaminya mencoba menenangkan dengan memberi penjelasan bahwa sami mawon itu bahasa Jawa yang artinya ‘sama saja’. []

***

63. MENTERI TIDAK PAKAI KAOS KAKI

Widjajono Partowidagdo Wakil Menteri ESDM yang meninggal saat mendaki gunung Tambora, Sabtu (21/4/2012) dalam usia 61 tahun, pada saat hidupnya memiliki kisah lucu. Setelah menjadi Mawen sejak 19 Oktober 2011, Pak Widjajono masih sering tidak pakai kaos kaki. Kebiasaan seperti inilah yang membuat Bambang Wuryanto anggota Komisi VI DPR tergelitik untuk mengingatkannya. “Pak, sekarang kan sudah menjadi Wamen tapi kok masih tidak pakai kaos kaki?” tanyanya sambil bergurau. Dengan enthengnya Pak Widjajono menjawab,“Yang dibutuhkan dari Wamen adalah pikirannya.” []

(Sumber, Kompas, 22 April 2012)

***

237 Humor Therapy

64. RAYUAN OF THE YEAR 2019

Abi : “Mi, jangan terlalu lama duduk di kursi itu, pindah sini dekat abi aja.” Umi : “Loh kenapa bi?” Abi : “Takut dikerubung semut, soalnya umi manis.” (ajiib) Abi : “Mi, orang tua umi dulu pengrajin bantal ya?” Umi : “Hah ... ! Bukan, kan abi tahu pensiunan PNS, kenapa Bi?” Abi : “Kok kalo deket umi rasanya nyaman ....” (Hajarrrrr blehh)

***

65. IBU VS ISTRI

Abi : “Umi itu seperti sendok.” Umi : “Kenapa?” Abi : “Karena umi terus mengaduk-aduk perasaan abi. yiihaaa” Umi : “Abi, kalo ibu kamu & aku tenggelam barengan, siapa yang kamu tolong?” Abi : “Ya ibuku lah, emang kamu yang lahirin aku?” Umi : “Ih kamu ....” Abi : “Iya, tapi habis selamatin ibuku, aku akan tenggelam bersama kamu.” []

***

66. KULI DI HATI UMI

Abi : “Hmm, maaf ya, belakangan ini tangan abi agak kasar.” Umi : “Ahh, gak papa kok, emangnya kenapa?” Abi : “Soalnya tiap hari abi jadi kuli.” Umi : “Yang bener bi, di mana?” Abi : “Di hati kamu sayang, abi sedang buatin istana cinta buat kita berdua.” []

***

238 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

67. KETURUNAN ASTRONOT

Abi : “Sayang, ayah kamu astronot ya?” Umi : “Nggak kok.” Abi : “Kalo gitu pasti kakek kamu.” Umi : “Nggak jugaa ....” Abi : “Terus yang astronot siapa?” Umi : “Nggak ada.” Abi : “Tapi koq ada berjuta-juta bintang di mata kamu ...?”

***

68. MELIHAT PELANGI SETENGAH

Abi : “Umii sayyaang ... kamu capek yaaa ...” Umi : “Haah, kok abi tahu ...” Abi : “Soalnya umi berlari-lari terus di pikiran Abi ...” Abi : “Kenapa kita cuma bisa ngeliat pelangi setengah doang?” Umi : “Gak tau, emang kenapa Bi?” Abi : “Soalnya setengahnya ada di mata Umi.” []

***

69. PINJEM FLASH DISK

Abi : “Boleh pinjem flashdisk-nya Mi?” Umi : “Boleh, mau buat apa Bi?” Abi : “Buat transfer hatiku ke hatimu ...” Umi : “Lho Bi .... mau ke mana?” Abi : “Cari umi lagi ...” Umi : “Kok?” Abi : “Lha satu aja bahagianya begini, apalagi dua ...?”

***

239 Humor Therapy

70. HONOR PERTAMA KALI

Andy F Noya : “Di mana Ikhmal Tobing tampil pertama kali di depan umum?” Ikhmal : “Di Cilandak Town Square (Citos)” Andy F Noya : “Bagaimana pertama kali tampil.” Ikhmal : “Senang banget.” Tiba-tiba ayahnya, Jelly Tobing komentar, “Itu pertama kali menerima duit.” Andy F Noya : “Ini duit melulu yang dipikirin.” Jelly Tobing : “Dia pertama kali setor ke saya. Tapi saya setor ke istri saya.” [] (Kick Andy, Ahad, 1 April 2012)

***

71. MENGETES MADU ASLI

Ini cara-cara mengetes keaslian madu. Pertama, masukkan madu ke dalam gelas, lalu masukkan ke dalam freezer. Kalau beku, berarti madu palsu. Cara kedua, tuangkan madu ke cangkir. Lalu letakkan di atas meja. Kalau dikerubuti semut berarti madu palsu. Cara ketiga, ajak madu Anda ke rumah. Lalu tunjukkan kepada istri. Jika istri marah besar, melempar piring, memecah gelas atau kaca serta minta cerai, berarti MADU ASLI. []

***

72. INDIKATOR SUKSES

“Pah, siapa lelaki yang dianggap sukses dalam hidup ini?” tanya Mamah. “Lelaki yang bisa mendidik istri dan anak-anaknya. Kalau menurut Mamah siapa?” jawab Papah balik bertanya. “Orang yang dapat menghasilkan uang lebih banyak dari uang yang dibelanjakan istrinya.” “Hah …?” [] *** 240 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

241 Humor Therapy

73. PEMBELI YANG USIL

“Mbak, beli kopi yang ada bonusnya?” “Yang ada bonusnya?” “Ya .” “Kopi yang mana, Mas?” “Yang apa saja-lah, mbak pokoknya yang ada bonusnya, misalnya kalau beli dua, bonusnya satu.” “Kalau yang itu, ini, Mas, ada,” jawab penjual, si Mbak yang masih muda itu. Penjual itu segera menggunting tiga bungkus kopi dan disodorkan kepada pembeli yang juga sudah mengeluarkan uang dari dompetnya. Setelah membayar dan menerima tiga bungkus kopi, pembeli itu segera keluar dari toko, lalu berjalan menuju ke sepeda motornya yang diparkir di halaman. Tetapi, tak lama, belum sempat menstater motor, pembeli itu datang lagi, dan melihat beberapa botol bensin yang juga dijual oleh toko itu, di bagian depan. Katanya,”Mbak, kalau membeli bensin dua botol ada bonusnya satu nggak?” “Ada satu ….,” sahut si mbak. “Kalau begitu saya beli bensin dua botol, Mbak, dapat bonus satu kan?” “Ya, tetapi yang satu ini bukan bensin, Mas.” “Apa, Mbak?” “Kampleng …” []

***

74. “JAMAAH YANG BERBAHAGIA”

Usai salat Jumat, dua mahasiswa kos itu, Yudi dan Lilik, duduk santai di serambi depan, sambil membaca koran. Ketika itu suasana sudah agak lengang.

242 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

243 Humor Therapy

“Lik, kamu ingat nggak, tadi khatib selalu bilang,’Jamaah yang berbahagia’ berkali-kali …? “O ya?” “Memang kenapa, Yud?” “Tadi kuhitung kalau tidak salah, khatib bilang ‘Jamaah yang berbahagia’ sampai sekitar 33 kali.” “Ooo …? Masa sih?” “Iya, aku menghitung kok dalam hati.” “Buat apaan, toh kamu juga nggak dapat apa pun?” “Gini Lik, mestinya khatib tadi tidak bilang begitu terus, kan di antara jamaah tidak semuanya berbahagia, tentu sebagian mereka ada yang sedih karena punya utang banyak, hatinya galau, kurang berbahagia, dan mungkin juga ada yang selalu gelisah, was-was serta khawatir …” “Terus …?” “Mestinya khatib tidak memukul rata seperti itu dengan perkataan ‘Jamaah yang berbahagia’, harusnya, ‘Jamaah yang berbahagia, yang agak sedih, yang galau, jamaah yang putus harapan, dan lain-lain …. Realitanya kan begitu. Ya kan?” “Betul juga sih. Tapi … hmm, masa khotbah jadi seperti itu, kan kurang etis …” []

***

75. PANITIA MALAM TAHUN BARU DI RUTAN KPK

Menjelang pergantian tahun 2013 ke 2014, penulis menerima pesan singkat dari teman. Isinya adalah: Telah disusun Panitia Perayaan Tahun Baru 2014 di Rumah Tahanan KPK sebagai berikut: Ketua Panitia: Andi Mallarangeng Wakil Ketua: Ratu Atut Chasiah Sekretaris: Angelina Sondakh Bendahara: Nazaruddin Kasir: Miranda Gultom

244 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Dana Usaha (menyangkut pajak): Gayus Tambunan Seksi Rohani (menyangkut doa): Lutfi Hasan Ishak Sesi Acara: Ahmad Fathanah Seksi Transportasi (menyangkut bensin): Rudi Rubiandini Seksi Keamanan: Djoko Susilo Seksi Perlengkapan: Tubagus Chaeri Wardana Penasehat: Akil Mochtar Catatan: Mohon maaf, penulis tidak bermaksud mencemarkan nama baik. Kepada pembaca, jangan ikuti jejak mereka. Namun, tetap saja ketawa untuk lebih sehat.

***

76. PESAN SADDAM HUSEIN

Saat perang teluk, sebelum Amerika menyerang Irak, Saddam Husein perintahkan tentaranya untuk pasang bom waktu di setiap pesawat penumpang negara-negara lain, terutama dari negara-negara barat yang masuk di seluruh bandara Irak. Maksudnya adalah supaya ketika pesawat-pesawat tersebut kembali ke negaranya akan meledak. Seluruh tentara melaksanakan perintah Saddam Husein. Tiba- tiba, pada saat sedang melaksanakan tugas tersebut, Saddam Husein menelpon tentaranya. “Tolong pesawat dari Indonesia jangan dipasang bom!”, ucap Saddam. “Siap Bos. Karena Indonesia sahabat kita ya?”, jawab sang tentara. Saddam hanya bilang, “Bukan itu masalahnya. Pesawat Indonesia sering delay. Nanti malah meledak di sini”.

***

77. STATUS BANTEN PASCA RATU ATUT DIPENJARA

Setelah KPK memasukkan Ratu Atut ke penjara pada hari Jumat kramat, kawan saya, Iding Rasyidin dosen FISIP UIN Jakarta

245 Humor Therapy menulis di status Facebook-nya sebagai berikut. Kata Jawara: Di Banten tidak ada legislatif yang ada legislatut. Berarti eksekutif juga eksekutut dan yudikatif jadi yudikatut. Ini namanya trias polititut.

***

78. MENYIKAPI FENOMENA BANJIR 2014

Menanggapi fenomena banjir pada tahun 2014, teman dekat saya yang berprofesi sebagai wartawan majalah nasional, mengirim pesan moral lewat blackberry sebagai berikut. “Jangan marah jika hujan turun terus menerus sehingga mengakibatkan banjir”, tulisnya mengawali pesan singkat tersebut. “Mau tau penyebabnya?” “Masih ingatkah, apa yang Anda lakukan pada tanggal 01-01- 2014, pukul 00-01?” Manusia menyerang langit dengan berjuta-juta bahkan miliaran petasan. Jadi terimalah dengan ikhlas dan lapang dada serangan balik dari langit. Mestinya, kita bersyukur karena cuma air yang turun. Coba Anda bayangkan kalau yang turun dari langit petasan!

***

79. ENAM JENIS CINTA

Di tengah-tengah membaca pesan singkat lewat BBM tentang fenomena banjir, tiba-tiba teman saya kirim pesan tentang cinta. Ada enam jenis cinta, yaitu: Cinta Monyet Cinta Gila Cinta Sedang Cinta Baca Cinta Broadcast

246 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Cinta Gue Sekarang, coba Anda baca ulang tanpa memakai kata CINTA. Selamat mencoba!

***

80. INDOMIE RASA AYAM

Menjelang makan siang, pada pertengahan bulan Januari 2014, Ari Budiarti, rekan saya di tim standar sarana dan prasana BSNP, mengingatkan saya melalui WhatsApp sebagai berikut. Hallo….sudah pada maksi (makan siang) kan? Ini boleh dibaca deh: Jono Blonjo Nang Warung Jono : “Ono Indomie Mak?” Mak’e : “Ono.” Jono : “Roso Kare Pitik piroan?” Mak’e : “Rong Ewu” (Rp. 2000) Jono : “Roso Pitik Bawang piro?” Mak’e : “Podo ae rong ewu” (Sama saja, dua ribu) Jono : “Sing rego limang atus (500) ono gak Ma?” Mak’e : “Ono” Jono : “Roso opo Mak?” Mak’e : “Roso TELEK PITIK” (rasa kotoran ayam).

***

81. BAHASA MANDARIN: MUDAH DAN CEPAT

Sebelum perayaan tahun baru Imlek 2014, sahabat saya Andre El-Andalasie, menulis di status Facebook-nya sebagai berikut. Kursus kilat bahasa Mandarin jelang “Imlek”. Belajar mandarin fun n pasti bisa dalam 5menit ... Tidak izin : Lu lan chang. Tidak setia : Lu she rong. Badan Gede : Lu king kong.

247 Humor Therapy

Tidak sopan : Lu sin chan. Tidak tau diri : Lu xia lan. Yang norak : Wong kam fung. Yang jago : Wong fei hung. Yang suka bbm : Wong san thai. Yang suka ngerjain : Wong ie sheng. Bahasa China Pria dewasa? Wes Ma Teng Bahasa China Presiden Indonesia? Shu Xie Lo Bahasa China gak kena tonjok? Loe Foet Nie Yee Bahasa China Redup? Lee Ma Watt Bahasa China meminta bantuan? Toe Lung Dong Bahasa China orang kaya? Wong Tsu Gie Bahasa China alat musik tradisional? Koh Lin Tang Bahasa China Pemda? Toe Kang Gu Shur Bahasa China belokan? Tie Kung An Bahasa China orang yang berlomba? Tan Ding An Bahasa China makanan ringan? Che Mie Lan Bahasa China playboy? Wei dok an Yang ngirim WA: Wong khe Ren.

***

82. WISATA KULINER ALA PARTAI POLITIK

Telah dibuka restoran Padang baru dengan 10 menu exotic, Kuliner Jelang Pemilu 2014: 1. Nasdem ( Nasi Masiak)

248 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

2. PKB (Pangek Bilih) 3. PKS (Pargede Kantang Sambalado) 4. PDIP (Patin Digoreng Patai) 5. Golkar (Goreng Lele KAriang) 6. Gerindra ( Ebi Rinuak Ikan baDaRuAk) 7. Demokrat (Dendeng Masiak Orak Arik Ampas Tahu) 8. PAN (PArio Asam Naneh) 9. PPP (Palai Panggang Patin) 10. Hanura (Hati ayam Nasi ) Tambo ciek. Dibungkuih sajo. Nan indak suko, ado menu GOLPUT : Gulai Lado Nasi Putiah. Ambo mandee....ranca’ bana.

***

249 Humor Therapy

DAFTAR PUSTAKA

Abu Tamnais. (2012). 99 Canda Penyegar Jiwa. Yogyakarta: Khitah Publising. Alimin. (2005). Humor Populer. Jakarta: Restu Agung. American Physiological Society. (2009). Laughter Remains Good Medicine. Science Daily. Retrieved May 17, 2019 from www. sciencedaily.com/releases/2009/04/090417084115.htm Aminrais, S., J. (2013). Pengaruh Self-Esteem dan Humor Style Terhadap Psychological Well-Being Pada Pelajar SMAN 72 Jakarta. Skripsi (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Chaplin, J.P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persama. Close, T. (2009). Can Laughter help you lose weight? http:// thehealthyminute.com/general- health/can-laughter-help- you-lose-weight. (Diunduh, 11 Mei 2013). Corey, Gerald. (2008). Theory and Practice Counseling & Psychotherapy. 7nd Edition. Amerika: The Corey Library of text and media. Crichton, P. (2000). In conversation with H. Steven Greer. Psychiatric Bulletin 2000, 24:189-192. Daradjat, Zakiah. (2001). Islam dan Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Deandra, K. (2011). Tebak-tebakan Super Konyol. Jakarta: Better Book. Dwi Bagus, M.B. (2006). Nabi Aja Bercanda! Humor Rasulullah dan Orang-Orang Saleh. Bandung: Mizania. Echo_tea. (2007). Humor Ngereez 24 jam nonstop. Jakarta: Hi-Fest Publishing. Echols, J.M. & Shadily, H. (1993). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

250 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Ellis, A. (1977). Fun as psychotherapy. Rational Living, 12(1), 2-6. Friedman, S. (2011). 101 Clever Ideas to lighten up the workload using humor for change. Kuala Lumpur: Advantage Quest Publication. Gamal Komandoko. (2009). 100 Kisah Jenaka untuk Anak Muslim. Bandung: DAR! Mizan. Hampes, W. P. (1992). Relation between intimacy and humor. Psychological reports, 71(1), 127-130. Hampes, W. P. (1993). Relation between humor and generativity. Psychological reports, 73(1), 131-136. Hampes, W. P. (1994). Relation between intimacy and the Multidimensional Sense of Humor Scale. Psychological Reports, 74(3_suppl), 1360-1362. Hampes, W. P. (1999). The relationship between humor and trust. Humor-International Journal of Humor Research, 12(3), 253- 260. Hampes, W. P. (2001). Relation between humor and empathic concern. Psychological reports, 88(1), 241-244. Hampes, W. P. (2005). Correlations between humor styles and loneliness. Psychological Reports, 96(3), 747-750. Hampes, W.P. (2006). Humor and shyness: The relation between humor styles and shyness. Humor: International Journal of Humor Research, 19,179-187. Hampes, William P. (2010). “The relation between humor styles and empathy.” Europe’s Journal of Psychology 6, (3), 34-45. Kandy, I. (2005). Humor Gaul. Jakarta: Restu Agung. Kementerian Agama RI. (2010). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Kementerian Agama. Kevin, D. (2011). Tebak-Tebakan Supor Konyol. Jakarta: Better Book. Levine, J., & Zigler, E. (1976). Humor responses of high and low premorbid competence alcoholic and nonalcoholic patients. Addictive Behaviors, 1(2), 139-149.

251 Humor Therapy

Loomans, D. & Kolberg, K. (1993). The laughing classroom: everyone’s guide to teaching with humor and play. H. J. Kramer, Tiburon, CA. Masten, A. S. & Lefcourt. (1986). Humor and competence in school-aged children. Child development, 461-473. Martin, R.A. (2004). Sense of humor and physical health: Theoretical issues, recent findings, and future directions, Walter de Gruyter, Humor 17–1/2 (2004), 1–19. Martin, R.A. (2007). The Psychology of Humor: An Integrative Approach, Elsevier Academic Press, Burlington USA. Martin, R.A. (2007). Sense of Humor, University of Western Ontario London. Martin, R. A., Puhlik-Doris, P., Larsen, G., Gray, J., & Weir, K. (2003). Humor Styles Questionnaire, American Psychological Association, PsycTESTS. doi: 10.1037/t07239-000. McGhee,P.(2012). Humor and Health. http://www.holistic-online. com/humor_therapy/humor_therapy.htm. Diakses pada 10 Februari2013. Morrison, M.K. (2008). Using humor to maximize learning: the links between positive emotions and education. Mary Land: The Rowman & Littlefield Publishing Group Inc. Mustabaie, Z. (2010). Contohi kemesraan Rasulullah SAW terhadap para istrinya. Kuala Lumpur: Pustaka Al-Shafa. N_dy. (2008). Humor Gokill Acak Adut. Jakarta: Hi-Fest Publishing. Pellegrini, D. S., Masten, A. S., Garmezy, N., & Ferrarese, M. J. (1987). Correlates of social and academic competence in middle childhood. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 28(5), 699-714. Pervin, L, A., Cervone, D., & Joh, O. P. (2010). Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitiaan. (edisi kesembilan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Prima, R.Y. (2010). 50 Kisah lucu ibu menyusui. Terjemahan dari karya Kate Davis “The Funny Mommy”. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

252 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Provine, R.R., & Fischer, K.R. (1989). Laughing, smiling, and talking: Relation to sleeping and social context in human. Ethology, 83(4),295-305. Qulub, S. M. (2013). Pengaruh Dukungan Sosial Dan Sense Of HumorTerhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Kelas IX MTs Negeri 31 Jakarta. Skripsi (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rahardi, K. (2011). Humor Ada Teorinya. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Rubenstein, H. (2009). One minute of laughter can give the body up to 45 minutes of therapeutic relaxation. http:// www. zoominfo.com/p/Henri-Rubenstein/1193614548. (Diunduh, 11 Mei 2013). Rust, J., & Goldstein, J. (1989). Humor in marital adjustment. Humor-International Journal of Humor Research, 2(3), 217- 224. Setianikusumah, R. Wanda. (2013). Pengaruh Sense of Humor Dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PLN. Skripsi (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Scott, Friedman. (2011). Focus. Journal of Hepatology. 59j403–404. DOI of original articles: http://dx.doi. org/10.1016/j.jhep.2013.04.027,http://dx.doi.org/10.1016/j. jhep.2013.04.025. Sunarto. (2012). Icebreaker dalam Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Cakrawala Media. Szabo, A. (2003). The acute effects of humor and exercise on mood and anxiety. Journal of Leisure research, 35(2), 152-162. Tim Radio Galau FM (2011). Radio Galau FM. Yogyakarta: Gradien Mediatama. Thorson, J.A. & Powell, F.C. (1993). Development and validation of multidimensional sense of humor scale. Journal of clinical psychology, Vol 49, 1, 13-23.

253 Humor Therapy

Tong, D. (2010). Laughter, The Best Medicine Malaysia. Kuala Lumpur: The Right Connection. Wojowasito, S. & Wasito, T.W. (1980). Kamus Lengkap Inggris- Indonesia, Indonesia-Inggris. Bandung: Hasta. Yunus, Mahmud. (2007). Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah. Ziv, A. (1988). Humor’s role in married life. Humor-International Journal of Humor Research, 1(3), 223-230. Ziv, A. (1988). National styles of humor (Vol. 18). Greenwood Pub Group. Ziv, A., & Gadish, O. (1989). Humor and marital satisfaction. The journal of social psychology, 129(6), 759-768.

254 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Lampiran: Alat Ukur Gaya Humor (Humor Style)

Instrumen untuk mengukur humor style ini merupakan bentuk modifikasi dari alat ukur yang diciptakan oleh Martin (2003) yaitu, Humor Styles Questionnaire (HSQ). Instrumen ini mengukur dimensi humor style, yaitu affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor dan self-defeating humor. Item kuesioner terdiri atas 32 item dengan: 8 item mengukur affiliative humor, 8 item mengukur self- enhancing humor, 8 item mengukur aggressive humor dan 8 item lagi mengukur self-defeating humor.

Keterangan: ST : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju

No. Pernyataan STS TS S SS 1. Saya biasanya tidak tertawa dan ban- yak bercanda dengan orang lain. 2. Jika saya merasa tertekan, saya biasanya bisa menghibur diri dengan humor. 3. Jika seseorang membuat sebuah ke- salahan, saya akan sering menggoda mereka tentang hal itu. 4. Saya membiarkan orang lain me- nertawai dan mengejek diri saya secara berlebihan atau lebih dari yang seharusnya. 5. Saya tidak perlu bersusah payah un- tuk membuat orang lain tertawa, saya sudah tampak seperti orang humoris secara alami. 6. Bahkan ketika saya sedang sendiri, saya sering tertawa atau terhibur dengan keabsurdan hidup.

255 Humor Therapy

7. Orang-orang tidak pernah tersingung atau merasa sakit hati karena selera humor saya. 8. Saya akan sering menghina diri sendiri jika itu membuat keluarga dan teman-teman saya tertawa. 9. Saya jarang membuat orang lain tertawa dengan cara menceritakan cerita lucu tentang diri saya sendiri. 10. Jika saya merasa marah atau sedih, bi- asanya saya mencoba untuk memikir- kan suatu situasi yang lucu untuk membuat saya merasa lebih baik. 11. Ketika menceritakan lelucon atau mengatakan hal- hal yang lucu, saya biasanya tidak terlalu khawatir ten- tang bagaimana orang lain menang- gapi itu. 12. Saya sering mencoba untuk membuat orang lain menyukai atau menerima saya dengan cara mengatakan ses- uatu yang lucu tentang kelemahan, kesalahan atau kegagalan diri saya. 13. Saya sering tertawa dan bercanda dengan teman-teman. 14. Penampilan humoris dalam keseha- rian saya, menjaga saya dari kemara- han yang berlebihan atau kesedihan tentang suatu hal. 15. Saya tidak suka ketika orang lain menggunakan zhumor sebagai cara untuk mengkritik atau menjatuhkan seseorang. 16. Saya tidak sering mengatakan hal-hal lucu untuk menjatuhkan diri sendiri. 17. Saya biasanya tidak suka mencerita- kan lelucon atau menghibur orang.

256 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

18. Jika saya sedang sendiri dan merasa sedih, saya berusaha untuk memikir- kan sesuatu yang lucu untuk meng- hibur diri. 19. Terkadang saya memikirkan sesuatu yang sangat lucu, hingga diri saya tidak bisa menahan untuk menga- takannya bahkan disituasi yang tidak tepat.

20. Saya sering berlebihan dalam men- jatuhkan diri sendiri ketika membuat lelucon atau mencoba untuk menjadi lucu. 21. Saya menikmati membuat orang lain tertawa.

22. Jika saya merasa sedih atau marah, saya bi- asanya kehilangan rasa atau selera humor saya. 23. Saya tidak pernah ikut menert- awakan orang lain bahkan jika semua teman saya melakukannya. 24. Ketika saya bersama teman atau keluarga, saya sering terlihat menjadi orang yang dijadikan lelucon. 25. Saya tidak sering bercanda dengan teman-teman. 26. Dengan memikirkan beberapa kejadian lucu dari sebuah situasi sering menja- di cara yang efektif untuk mengatasi masalah. 27. Jika saya tidak menyukai seseorang, saya sering menggunakan humor atau ejekan untuk menjatuhkannya.

257 Humor Therapy

28. Jika saya mengalami masalah atau merasa tidak bahagia, saya sering menutupinya dengan bercada. Sehingga teman terdekat saya tidak mengetahui apa yang sebenarnya saya rasakan. 29. Saya biasanya tidak bisa memikirkan hal yang lucu untuk dikatakan ketika saya bersama dengan orang lain. 30. Saya tidak perlu bersama orang lain untuk merasa terhibur. Saya biasanya bisa menemukan hal-hal untuk ditertawakan bahkan ketika sedang sendiri. 31. Bahkan jika ada sesuatu yang benar-benar lucu, saya tidak akan tertawa atau membuat lelucon ten- tang hal tersebut bila seseorang akan tersinggung. 32. Membiarkan orang lain menertawai diri saya adalah cara saya menjaga teman-teman saya dan keluarga dalam semangat yang baik.

Catatan: Hak cipta instrumen ini ada pada pengembang dan penulis. Sebagai bentuk sharing keilmuan, penggunaan instrumen ini untuk keperluan penelitian atau kajian ilmiah lainnya dalam proses pendidikan, tidak dipersyaratkan mendapatkan izin tertulis dari pengembang atau penulis. Namun, diharapkan kepada siapapun yang akan menggunakannya untuk memberitahu pengembang atau penulis sehingga bisa dibuat catatan untuk referensi. Korespondensi bisa dilakukan melalui email: [email protected].

258 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

TENTANG PENULIS

Bambang Suryadi lahir di Sragen, 29 Mei 1970 dari keluarga guru, nomor empat dari enam bersaudara. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Blangu I. Kemudian meneruskan ke Pondok Pesantren Pabelan Magelang selama satu tahun, dari 1982- 1983. Di sinilah penulis pertama kali belajar tentang kehidupan pesantren. Pada tahun berikutnya, penulis meneruskan belajar ke Pondok Modern Gontor Ponorogo. Tamat tahun 1988, penulis mengabdi dan mengajar di almamaternya. Pada waktu yang sama penulis kuliah di Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah Institut Pendidikan Darussalam (IPD), tamat tahun 1994. Selama di Gontor, penulis aktif di Dewan Mahasiswa, dan diperbantukan di bagian Kurikulum Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) dan sekretaris Pimpinan Pondok. Meninggalkan Gontor pada pertengahan 1995, penulis mendapat beasiswa untuk meneruskan studi ke International Islamic University Malaysia (IIUM), jurusan Guidance and Counseling di Departemen Pendidikan. Tamat tahun 1997 dengan tesis ”Students’ views toward counselor’s role in Pondok Modern Gontor Ponorogo”. Ketika belajar di IIUM, penulis aktif di International Institute for Islamic Thought Malaysia (IIITM), pengurus ICMI Kuala Lumpur, Sekretaris Umum Master of Education Student Association (MEDSA), Persatuan Pelajar Islam Kuala Lumpur, dan anggota International Association for Muslim Psychologist (IAMP) yang dibentuk tahun 1997 di Malaysia. Setelah tamat dari IIUM, penulis melanjutkan program doktor di University of Malaya (UM) Kuala Lumpur, jurusan Educational Psychology and Counseling, Fakultas Pendidikan. Tamat tahun 2003 dengan disertasi “Role of Public Secondary School Counselors in the Province of East Java”. Selama kuliah di UM, penulis membantu Sri Utama International School sebagai konselor sekolah. Menikah pada tahun 1998 dengan Qurrotul Aini dari Malang

259 Humor Therapy yang juga berprofesi sebagai dosen di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta. Dikarunia empat anak, yaitu Aisyah Zakiyah (19), Ahmad Taqiyuddin Ulwan (18), Rafidah Amali (14), dan Rafi Ahmad Najati (9). Tahun 2005 penulis bergabung dengan Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sempat menduduki beberapa jabatan di UIN Jakarta. Diantaranya Pemimpin Redaksi Jurnal Tazkiya Fakultas Psikologi, Dewan Redaksi Jurnal Mimbar dan Budaya UIN Jakarta, Kepala Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM), dan Pembantu/Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Psikologi. Selain itu, penulis juga pernah menjadi Konsultan National Monitoring and Evaluation Specialist di LAPIS (Learning Assistance Program for Islamic Schools) AusAid (2008-2009). Lewat LAPIS, penulis mendapat kesempatan mengikuti kunjungan pendidikan ke Perth Australia Barat. Sejak 2006 sampai 2013 penulis manjadi Staf Profesional Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Redaksi Pelaksana Buletin BSNP, dan ketua tim ahli (ad hoc) standar sarana dan prasarana. Melalui BSNP inilah penulis belajar banyak hal dan menjalin jaringan kerja (networks) dengan para ahli dan pakar dari berbagai disiplin keilmuan dan perguruan tinggi negeri dan swasta. Pada tahun 2009, penulis terpilih menjadi utusan “Invitation Program for Young Muslim Intellectuals in Shouteast Asia: Learning from Japan’s Modernization” bersama enam peserta lainnya dari Indonesia, Malaysia, dan Pilipina, yang diselenggarakan oleh Japan Foundation. Dalam hal asosiasi profesi, penulis mendapat amanat sebagai Sekretaris Umum Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) periode 2013-2016 dan 2016-2019 dan Ketua Divisi Publikasi Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) periode 2010-2013. Penulis juga menjadi anggota International Assocation for Muslim Psychologist (IAMP) sejak 1997 sampai sekarang. Dalam bekerja, penulis memiliki empat prinsip kerja, yaitu kerja tepat waktu, kerja tuntas, kerja berkualitas, dan kerja ikhlas.

260 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

Di tengah-tengah kesibukannya menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai dosen, penulis tetap berkarya. Diantara karya tulisnya adalah: 1. Perilaku Manusia dalam Pandangan Islam dan Ilmu Psikologi Modern (terjemahan). Yogyakarta: Mitsaq Pustaka. 2009. 2. The role of public secondary school counselors in East Jawa Indonesia: Students’, Teachers’, and Counselors’ Perceptions. Germany: VDM Verlag Dr. Muller. 2010. 3. Counselor Role in Darussalam Islamic Boarding School Gontor Indonesia (Personal role, academic role, and vocational role of counselors). Germany: VDM Verlag Dr. Muller. 2010. 4. Adjustment and Loneliness Amongst International Student (A study ad Syarif Hidayatullah State Islamic Univrsity Jakarta). Germany: VDM Verlag Dr. Muller. 2010. 5. Family Counseling. Menggapai Rumah Tangga Bahagia. Kata Pengantar: Komaruddin Hidayat. Yogyakarta: Mitsaq Pustaka. 2012. 6. Haji Dalam Perspektif Psikologi, Budaya, Sosial, dan Religi. Jakarta: Penerbit Halaman Moeka. 2013. 7. Berbagai artikel ilmiah yang diterbitkan dalam prosiding konferensi ilmiah yang diselenggarakan oleh asosiasi profesi (HEPI, ABKIN,APSI). Diantara penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: 1. An Integrated Curriculum at an Islamic University: Perceptions of Students and Lecturers. (2018), trbit di Jurnal Internasional, terindek Scopus, Eurasian Journal of Educational Research (EJER), Ana Publishing LTd Turki. 2. Integrated Moral Values in Standard Based Assessment: Opportunities and Challenges of Computer-Based Test in Indonesia National Examination (2017). Terbit di Jurnal Internasional, terindek Scopus, The Turkish Online Journal of Educational Technology (TOJET).

261 Humor Therapy

3. Self-Efficacy, Adversity Quotient, and Students’ Achievement in Mathematics (2017). Terbit di Journal of International Education Studies, Canada. 4. Pengaruh Gaya Pengasuhan Orang Tua, Konsep Diri, dan Regulasi Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa (2017). Terbit di Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), terakreditasi nacional (SINTA 2). Sejak tahun 2014, penulis menjadi anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk masa bakti 2014-2019 dan menjadi anggota merangkap Ketua BSNP pada tahun 2017-2019. Melalui lembaga independen skala nasional ini lah penulis belajar banyak hal yang menjadi modal penting dalam pengembangan karir ke depan.

262 Perpaduan antara Teori dan Pengalaman Empiris

KONTRIBUTOR

Penulis menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang kepada para kontributor yang telah memberikan ide, gagasan, atau tulisan yang dimuat dalam buku ini.

Selanjutnya, bagi pembaca yang memiliki pengalaman lucu dan berkenan memberikan kontribusi untuk menamah entry humor dalam buku ini, penulis sangat apresiatif terhadap usaha tersebut. Caranya sangat sederhana dengan mengirimkan via email ke penulis: [email protected] atau bangs1970@gmail. com.

Tulisan mesti memenuhi kriteria murni atau asli dari pengalaman sendiri dan tidak menjiplak dari tulisan yang sudah dipublikasikan.

263