<<

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Mie instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958 yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instan pertama di dunia yaitu Chicken (ramen adalah sejenis mie Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mie dalam gelas bermerek Cup . Kemasan mie adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mie tersebut. Dalam hal pemasaran mie instan di dunia, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki tempat teratas dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan dengan 12,4 milyar bungkus dan Jepang dengan 5,4 milyar bungkus.

Tabel 1.1 Pemasaran Mie Instan tahun 2005 Tahun Negara Jumlah Tiongkok 44,3 Milyar 2005 Indonesia 12,4 Milyar Jepang 5,4 Milyar Sumber: (www.centralartikel.com, 2014)

Mie instan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh PT Sanmaru Foods Manufakturing Indonesia Ltd yang berdiri pada tahun 1968. Dua tahun kemudian, 9 September 1970 di luncurkan, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik Sudono Salim ini dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-

1 negara Eropa, hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional.

Gambar 1.1 Logo Indomie Sumber: (www.indomie.com, 2014)

Produk Indomie yang pertama kali di perkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera masyarakat Indonesia, kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Rasa Kuah Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, produk Indomie semakin di gemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng (www.indomie.com, diakses pada tanggal 18 Maret 2014). Kini varian rasa Indomie sudah semakin bervariasi, antara lain:

Tabel 1.2 Varian Rasa Indomie No Varian Rasa Indomie 1 Indomie Goreng Spesial, Indomie Goreng Spesial Plus, Indomie Goreng Cabe Ijo, Indomie Goreng Pedas, Indomie Goreng , Indomie Indomie Goreng Goreng Rasa Ayam, dan Indomie Goreng , Indomie Goreng Sate

(Bersambung)

2

(Sambungan)

Indomie Rasa Ayam Bawang, Indomie Rasa Ayam Spesial, Indomie Rasa Baso Sapi, Indomie Rasa Kaldu Ayam, Indomie Rasa Kaldu Udang,

Indomie Rasa Kari Ayam, Indomie Kari Ayam 2 Indomie Kuah (Bawang goring lebih banyak), Indomie Rasa Sop Ayam, Indomie Rasa Mie, Indomie Rasa Soto Spesial

Indomie Goreng Cakalang, Indomie Goreng Rasa Rendang Pedas Medan, Indomie Rasa , Indomie Rasa , Indomie

Rasa Kari Ayam Medan, Indomie Rasa Mi 3 Indomie Selera Cakalang, Indomie Rasa Mi Celor, Indomie Rasa Nusantara Mi Kocok , Indomie Rasa Sop Buntut, Indomie Rasa Soto Banjar, Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kulit, Indomie Rasa Soto Betawi, Indomie Rasa Soto Medan.

4 Indomie Jumbo Indomie Goreng JUMBO dan Indomie Goreng Rasa Ayam Panggan JUMBO Indomie Kriting Goreng Spesial, Indomie Kriting Goreng Rasa Ayam Cabe Rawit, Indomie Kriting Goreng Rasa Kornet, Indomie Kriting Rasa Ayam 5 Indomie Kriting Panggang, Indomie Kriting Rasa Spesial.

Indomie Taste of Asia Kuah Rasa Tom Yum ala 6 Indomie Taste of Thailand, Indomie Taste of Asia Mi Goreng Rasa ala Korea, Indomie Taste of Asia Mi Kuah Asia Rasa Laksa ala Singapura

Sumber: (www.indomie.com, 2014)

Jika dilihat ke beberapa tahun ke belakang Indomie merupakan market leader yang sangat kuat dan dominan. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Indomie sebagai produk mie instan yang pertama kali hadir di Indonesia serta

3 strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan adalah terutama melalui iklan di media elektronik dan cetak, mensponsori berbagai acara, serta instalasi iklan billboard secara luas. Pada tahun 2008 Indomie melakukan terobosan baru dalam promosinya dengan mengadakan event Indomie Jingle Dare, sebuah ajang kompetisi bagi pelajar tingkatan SMA untuk membuat jingle bagi iklan Indomie. Indomie sangat di kenal dengan slogan-slogannya, itu membuat masyarakat lebih mudah mengenal dan mengingat produk Indomie. Slogan sebuah produk mencerminkan apa, bagaimana dan untuk siapa produk tersebut diproduksi atau dibuat. Sebuah slogan menciptakan positioning konsumen mengenai value atau nilai dari sebuah produk. Indomie banyak memiliki slogan- slogan yang sangat dikenal di masyarakat yang merupakan salah satu bentuk promosi yang dilakukan Indomie selalu diingat masyarakat. Slogan-slogan Indomie antara lain

Tabel 1.3 Slogan Indomie Slogan Indomie “Indomie, Seleraku” "Indomie, Makanan Indonesia Penuh Gizi" “Waktunya Indomie" “Indomie, Dari Waktu Ke Waktu Hanya Satu Yang di Tunggu” “Indomie, Warnai Hari Harimu” “Indomie, Satu Selera Untuk Semua” “Indomie, Seleraku Dalam Pesona Baru” “Larut Malam, Enaknya Indomie” “Lembur Temannya Indomie” “Pas Hujan, Pasnya Indomie” “Ini Ceritaku Apa Ceritamu?" “Indomie, Beda Generasi Satu Selera” “Indomie Berbeda Beda Satu Selera’ “Indomie, Taste of Asia”

(Bersambung)

4

(Sambungan)

“Ini Baru Rendang" (Indomie Goreng Rendang) “Seleraku Rendang" (Indomie Goreng Rendang) “Sensasi Cabe Ijo" (Indomie Goreng Cabe Ijo) “Asli Cabe Ijo" (Indomie Goreng Cabe Ijo) “Dahsyat Iga Penyetnya" (Indomie Goreng Iga Penyet) “Dahsyat Rasanya" (Indomie Goreng Iga Penyet) Sumber: (http://www.stumbleupon.com, 2014)

Indomie selalu melakukan variasi dalam setiap produk nya, itu di lakukan demi mengikuti tren yang ada serta mempertahankan posisi sebagai salah satu produsen mie instan terbesar di Indonesia saat ini dan posisinya sebagai merk yang popular di Indonesia. Indomie juga telah bertahun-tahun menjadi no. 1 dalam Top Brand Index kategori Mie Instan dalam Kemasan Bag, juga sebagai Indonesia Best Packing Award 2009 – Indomie Soto Betawi, Diamond Award untuk Indonesia Customer Satisfaction Award 2009, dan masih banyak lagi (www.indomie.com/About/Award, diakses tanggal 20 Maret 2014) Dalam hal harga, harga Indomie cukup murah dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie, berikut daftar harga Indomie tahun 2014:

Tabel 1.4 Daftar Harga Indomie 2014 Daftar Harga Indomie Indomie Taste Of Asia Rasa Bulgogi – Korea : RP 140.000 (@Rp3500) Indomie Taste Of Asia Rasa Laksa – Singapore : Rp 140.000 (@Rp3500)

(Bersambung)

5

(Sambungan)

Indomie Taste Of Asia Rasa Tom Yum – Thailand : Rp 140.000 (@Rp3500) Indomie Mie Instant Rasa : Rp 67.900 (@Rp1500) Indomie Mie Instant Regular Kaldu Ayam : Rp 67.000 (@Rp1400)

Indomie Mie Keriting Ayam Panggang : Rp 129.900 (@Rp3500)

Indomie Mie Keriting Goreng Ayam Cabe Rawit : Rp 141.900 (@Rp3500) Indomie Mie Instant Rasa Ayam Special : Rp 69.900 (@Rp1500)

Indomie Mie Instant Rasa Empal Gentong : Rp 77.900 (@Rp1700) Indomie Mie Instant Rasa Mi Cakalang : Rp 81.900 (@Rp1700) Indomie Mie Instant Rasa Bandung Rp 77.900 (@Rp1700) Indomie Mie Instant Rasa Soto Betawi : Rp 77.900 (@Rp1700) Indomie Goreng Pedas : Rp 73.900 (@Rp1800) Indomie Goreng Rasa Iga Penyet : Rp 73.900 (@Rp1800) Indomie Goreng Special : Rp 73.900 (@Rp1800)

Indomie Jumbo Goreng Special : Rp 65.000 (@Rp1600) Indomie Mie Instant Rasa Ayam Bawang: Rp 66.900 (@Rp1500) Sumber: ( http://www.lintasharga.me/, 2014)

Dalam mendistribusikan produknya, grup distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi mi instan yang terluas di Indonesia, yang mana menembus sampai hampir ke setiap sudut kepulauan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin. Sedangkan untuk memenuhi permintaan di berbagai belahan dunia, Indofood tidak sekadar mendatangkan Indomie dari Indonesia.

6

Namun, perusahaan yang dirintis oleh taipan Soedono Salim ini juga membangun pabrik di sejumlah negara lain. Misalnya di Malaysia, Indofood mempunyai perusahaan Indofood (M) Food Industries Sdn Bhd yang khusus memproduksi mi instan di Malaysia. Untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika, Indofood menjalin kontrak perjanjian dengan berbagai perusahaan di sana untuk memproduksi Indomie.

Misalnya saja dengan Pinehill Arabia Food Limited (Pinehill) di Arab Arabia, De United Food Industries Limited (Duhill) di Nigeria, Salim Wazaran Brinjikji Company (Sawab) di Syria, dan Salim Wazaran Abu Elata Co (Sawata) di Mesir (http://www.the-marketeers.com/, diakses tanggal 17 Oktober 2014)

1.2 Latar Belakang Penelitian Tingginya produksi mie dalam negeri seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang menjadikan mie sebagai kebutuhan pokok sehari hari. Dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa, potensi industri ini sangat besar dan menjanjikan apalagi tren konsumsi masyarakat Indonesia saat ini yang sudah mulai bergeser ke jenis makanan instan. Posisi mie instan sebagai barang konsumsi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia akan terus berlanjut hingga 2014. Tingginya konsumsi mie instan menjadikan Indomie brand barang konsumsi harian paling banyak dibeli oleh konsumen Indonesia sepanjang tahun 2013 (www.indonesiafinancetoday.com, diakses pada tanggal 21 Maret 2014). Di Indonesia mie instan adalah produk yang cukup banyak diminati konsumen karena dapat di jadikan pendamping makanan pokok. Mie instan dapat di konsumsi hampir oleh semua tingkatan usia, berikut adalah data konsumen Indomie berdasarkan usia.

7

Market Share Indomie Berdasarkan Usia 35 30 25 20

15 Jumlah 10 5 0 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 37 38 Usia Gambar 1.2 Market Share Indomie Berdasarkan Usia

Sumber: (Pengolahan data kuisioner online yang peneliti lakukan tanggal 22 – 26 Maret 2014)

Dari kuisioner online pada penelitian pendahuluan yang penulis lakukan terhadap 100 responden yang berasal hampir dari seluruh Indonesia seperti Lampung, Jakarta, Yogyakarta, Mataram, Makassar, Bandung, , Banjarmasin, Kediri, Depok, Bali, Medan, Padang dan masih banyak lagi pada tanggal 22 Maret hingga 26 Maret 2014, pengkonsumsi mie instan merek Indomie paling banyak berada di usia 20 hingga 22 tahun, ini menunjukkan bahwa market share Indomie sebagian besar berada di usia antara 20-22 tahun, itu berarti sebagian besar remaja atau mahasiswa di Indonesia yang paling banyak mengkonsumsi mie instan. Salah satu nya adalah Universitas Telkom yang merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada dibawah badan penyelenggara Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) memiliki banyak mahasiswa yang berasal dari hampir seluruh Indonesia.

8

1600 1400 1200 1000 800 600 400 200

0

S1 Akuntansi S1

S1 Teknik Fisika S1

S1 Teknik Elektro S1

S1 Desain S1 Produk

S1 Teknik Industri S1

S1 Desain S1 Interior

S1 Ilmu Komputasi S1

S1 Ilmu S1 Komunikasi

S1 Sistem Informasi S1

S1 Seni Rupa Murni Seni Rupa S1

S1 Sistem S1 Komputer

D3 Teknik D3 Komputer

S1 Manajemen Bisnis… Manajemen S1

S1 Administrasi Bisnis S1

S1 Teknik Informatika S1

D3 Teknik D3 Informatika

Pasca Sarjana Elektro -… Elektro PascaSarjana

S1 Teknik Telekomunikasi S1

S1 Kriya Tekstil dan Mode Kriya S1 Tekstil

Pasca Sarjana Informatika PascaSarjana

D3 Teknik D3 Telekomunikasi

Pasca Sarjana Manajemen PascaSarjana

D3 Manajemen Pemasaran Manajemen D3

D3 Manajemen Informatika Manajemen D3

D3 Komputerisasi Akuntansi Komputerisasi D3 S1 Desain Visual S1 Komunikasi

BANDUNG BUKAN BANDUNG

Gambar 1.3 Data Jumlah Mahasiswa Universitas Telkom Sumber: (Data SISFO Universitas Telkom, 2014)

Berdasarkan gambar 1.3 di atas seluruh mahasiswa Universitas Telkom berjumlah 18.252 mahasiswa. Dengan jumlah mahasiswa yang berasal dari Bandung sebanyak 1.602 orang, sedangkan jumlah mahasiswa yang berasal dari luar Bandung berjumlah 8.509 orang, dan jumlah data null atau hasil query yang tidak mengeluarkan data sebanyak 8.141 orang sehingga jumlah keseluruhan mahasiswa Universitas Telkom adalah sebanyak 18.252 orang. Jumlah mahasiswa di Universitas Telkom yang berasal dari luar Bandung lebih banyak, ini menandakan bahwa mahasiswa yang tinggal di kost lebih banyak dibandingkan yang tinggal dirumah sendiri. Mahasiswa yang tinggal di kost identik dengan mengkonsumsi makanan siap saji terutama mie instan. Karena mie instan dapat menjadi pengganti alternatif makanan pokok. Selain cara pembuatannya yang praktis (instan), mie instan juga harganya terjangkau, oleh karena itu mie instan memiliki pangsa pasar atau market share yang cukup luas di Indonesia. Berikut adalah pangsa pasar atau market share Indomie dari tahun 2002 hingga 2014:

9

Tabel 1.5 Pangsa Pasar Indomie

No Tahun Pangsa Pasar 1 2002 90% 2 2003 75,3% 3 2004 72,5% 4 2005 66,3% 5 2006 64,3% 6 2007 65,3% 7 2008 70% 8 2009 69% 9 2010 64,4% 10 2011 66,3% 11 2012 60% 12 2013 48,5% 13 2014 43% Sumber:(hasil pengolahan data dari http://www.marketresearch.com, http://finance.dir.group.yahoo.com, dan http://ekonomi.inilah.com/, 2014)

Jika dilihat pada tabel diatas, di tahun 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pangsa pasar mie instan akan tetapi Indomie terus mengalami penurunan sampai tahun 2007, dan pada tahun 2008 mengalami kenaikan hanya sebesar 4,7% dan kemudian dari tahun 2009 sampai 2014 terus mengalami penurunan hingga hanya sebesar 43%. Memang, hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. masih menguasai pasar. Namun, meski dominasinya begitu kuat, pangsa pasarnya sudah kian tergerus ini dikarenakan jumlah pemain dalam produksi mie instan semakin meningkat dan beragam. Sebagaimana dikemukakan dalam artikel yang berjudul Market Intelligence Report on Instant Industry in Sharp Competition tahun 2012 menyebutkan “The sharp market competition in the market of instant noodles, has resulted in cut in the market share of the Indofood Group through PT. Indofood Sukses Makmur with the market control by the brand

10 of Indomie slashing to 75,3% from 90% in 2003 and it has been steadily in declines following the introduction of the new competitors. There are currently more than 633 type of domestic and 466 imported noodles sold in Indonesian market” yang artinya “Persaingan pasar yang tajam di pasar mie instan telah mengakibatkan terpotongnya pangsa pasar Indofood Group, melalui PT . Indofood Sukses Makmur penguasaan pasar dikuasai oleh merek Indomie, penurunan pangsa pasar menjadi 75,3 % dari 90 % pada tahun 2003 dan terus terjadi penurunan setelah munculnya para pesaing baru . Saat ini ada lebih dari 633 jenis mie instan dalam negeri dan 466 mie instan impor yang dijual di pasar Indonesia (http://www.datacon.co.id/, diakses tanggal 17 Oktober 2014). Hal ini semakin memperkuat bahwa dikarekan kemunculan kompetitor baru menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap market share Indomie. Karena persaingan pasar mie instan di Indonesia yang semakin meningkat, menyebabkan Indomie mengalami penurunan persentase pangsa pasar. Saat ini beberapa perusahaan yang memproduksi mie instan masing-masing punya cara sendiri untuk mendekatkan produknya ke masyarakat, mulai dari mengklaim unggul dalam rasa, memberikan hadiah sampai bermain dalam rasa.

Penurunan market share Indomie tersebut menggambarkan turunnya kinerja merek atau brand value. Dari hasil pengukuran kinerja merek, dapat diketahui sejauh mana posisi dan kinerja merek itu di tengah pasar dan di tengah industri sejenis. Dengan demikian, pemilik merek dapat menyusun langkah dan strategi penting terhadap merek-mereknya tersebut (www.majalahSWA.com, diakses tanggal 17 Oktober 2014).

11

Tabel 1.6

Kinerja Merek Kategori Mie Instan Tahun 2010-2012 Brand Value (%) No Merek 2010 2011 2012 1 Indomie 85,6 81,3 78,9 2 Mie Sedaap 47,1 50,9 38.0 3 Supermi 41,5 41,0 28,0 4 Sarimi 40,8 40,9 27,8 Sumber: (Majalah SWA Edisi XXVIII 20 September- 3 Oktober 2012, 2014)

Pada tabel diatas dapat dilihat brand value Indomie terus mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 85,6%, pada tahun 2009 turun menjadi 81,3% hingga pada tahun 2013 menjadi 78,9%. Penurunan Indomie dapat dilihat juga dari perolehan Top Brand Index yang diadakan oleh Top Brand Award sebagai berikut:

Tabel 1.7 Top Brand Index Mie Instan Tahun 2012-2013

No Merek Top Brand Index (TBI) 2012 2013 2014 1 Indomie 77,5% 80,6% 75,9% 2 Mie Sedaap 15,7% 13,5% 14,4% 3 Supermi 2,0% 2,1% 2,8% 4 Sarimi 0,7% 1,2% 2,2% Sumber: (http://www.topbrand-award.com/, 2014)

Pada tabel Top Brand Index diatas, Indomie memang tetap menjadi nomer pertama di Top Brand Award, tetapi perolehan persentase nya tidak terus meningkat. Pada tahun 2012 memperoleh persentase sebesar 77,5%, pada tahun 2013 meningkat sebesar 80,6%, dan tahun 2014 mengalami penurunan cukup

12 banyak hingga 75,9%. Dibandingkan dengan merek mie instan lainnya seperti Mie Sedaap, Supermi dan Sarimi yang sedikit demi sedikit terus meningkat membuat persentase Indomie menurun. Pihak Indofood yang merupakan perusahaan dari produk Indomie di tuntut untuk lebih kreatif dalam menarik perhatian pelanggan, oleh karena itu Indofood perlu mengembangkan kembali pelaksanaan strategi program pemasaran yang tepat, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satunya adalah melalui program bauran pemasaran sehingga perusahaan mampu berinovasi dalam menciptakan produk atau jasa agar pelanggan loyal terhadap perusahaan dan tidak berpindah ke produk lain. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62) bauran pemasaran adalah cara taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan di pasar sasaran dan juga sebagai kunci untuk memperoleh profit.

Respon yang diinginkan perusahaan adalah pelanggan yang loyal, karena pelanggan yang loyal memiliki peran penting dalam perusahaan. Mempertahankan pelanggan berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahanan kelangsungan hidup perusahaan (Hurriyati, 2008:128). Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa mareting mix yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap variabel terikat yaitu loyalitas konsumen pengguna sabun Lifebuoy (Lumintang, 2013).

Berdasarkan paparan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh yang ditimbulkan bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen Indomie dengan judul.: “PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN INDOMIE (STUDI KASUS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG PERIODE MARET – SEPTEMBER 2014)”

13

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bauran pemasaran (Product, Price, Promotion dan Place) mempengaruhi konsumen dalam memutuskan mengkonsumsi mie instan merek Indomie pada mahasiswa Universitas Telkom? 2. Seberapa besar pengaruh bauran pemasaran (Product, Price, Promotion dan Place) Indomie terhadap loyalitas konsumen pada mahasiswa Universitas Telkom? 3. Seberapa besar product (produk) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen? 4. Seberapa besar price (harga) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen? 5. Seberapa besar promotion (promosi) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen? 6. Seberapa besar place (saluran distribusi) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sesuai dengan perumusan masalah di atas yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana bauran pemasaran (Product, Price, Promotion, dan Place) mempengaruhi konsumen dalam memutuskan mengkonsumsi Indomie pada mahasiswa Universitas Telkom. 2. Untuk Mengetahui seberapa pengaruh bauran pemasaran (Product, Price, Promotion dan Place) Indomie terhadap loyalitas konsumen pada mahasiswa Universitas Telkom. 3. Untuk mengetahui seberapa besar product (produk) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

14

4. Untuk mengetahui seberapa besar price (harga) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen 5. Untuk mengetahui seberapa besar promotion (promosi) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen 6. Untuk mengetahui seberapa besar place (saluran distribusi) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan berguna baik pihak-pihak yang terkait, yaitu:

1. Kegunaan Akademis

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu di bidang pemasaran mengenai pengaruh marketing mix terhadap loyalitas konsumen

2. Secara Praktis

Secara Praktis diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam strategi pemasaran guna meningkatkan penjualan dan pangsa pasar di masa yang akan datang.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika dibuat untuk memberi gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan untuk penjelasan hasil penelitian.

15

BAB I Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistem penulisan tugas akhir.

BAB II Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian Pada bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III Metode Penelitian Pada bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas reliabilitas, teknik analisis data, dan pengujian hipotesis.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini menguraikan tentang karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

16