<<

Peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam Menangani Kelompok Boko di

SKRIPSI

Restania Pardede 160906031

Dosen Pembimbing: Prof. Subhilhar, MA., Ph.D.

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020

i Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

RESTANIA PARDEDE (160906031)

PERAN SATUAN TUGAS GABUNGAN MULTINASIONAL DALAM MENANGANI KELOMPOK DI NIGERIA

ABSTRAK Skripsi ini menganalisis tentang peran sebuah organisasi yang berlandaskan kerjasama internasional di kawasan Afrika Barat. Organisasi ini bernama Satuan Tugas Gabungan Multinasional yang diresmikan mandatnya pada 25 Mei 2015 untuk menangani aksi anarkis yang dilakukan oleh Kelompok Boko Haram. Tujuan yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah mengetahui bagaimana peran Satuan Tugas Gabungan dalam Menangani Kelompok Boko Haram, dalam hal ini adalah Nigeria. Hal ini sejalan dengan beberapa teori yang digunakan dalam skripsi ini yaitu Kerjasama Internasional, Multinasional, Organisasi Internasional, Mediasi dan Represif yang saling berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan penelitian ini. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menjalankan mandatnya menggunkan strategi dialog, pembangunan perdamaian, radikalisasi kaum muda dan peningkatan jumlah pasukan, namun dalam 5 tahun terakhir (2015-2020) organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional belum berhasil menghentikan aksi anarkis dari kelompok Boko Haram di negara – negara Kawasan Afrika Barat, Khususnya Nigeria. Kata Kunci : Satuan Tugas Gabungan Multinasional, Kelompok Boko Haram, Nigeria.

ii Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITY SUMATERA UTARA FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

RESTANIA PARDEDE (160906031)

THE ROLE OF THE MULTINATIONAL IN HANDLING THE BOKO HARAM GROUP IN NIGERIA

ABSTRACT

This thesis analyzes the role of an organization based on international cooperation in the West African region. This organization is called the Multinational Joint Task Force which was inaugurated on 25 May 2015 to deal with anarchist actions carried out by the Boko Haram Group. The objective to be achieved in this thesis is to find out the role of the Multinational Joint Task Force in dealing with the Boko Haram Group, in this case Nigeria. This is in line with several theories used in this thesis, namely International Cooperation, Multinational Cooperation, International Organizations, Mediation and Repression which are interrelated with one another to achieve the objectives of this research. By using a descriptive analysis research method. The Multinational Joint Task Force in carrying out its mandate uses a strategy of dialogue, peace-building, youth and an increase in troop numbers, but in the last 5 years (2015-2020) the Multinational Joint Task Force organization has not succeeded in stopping the anarchist actions of the Boko Haram group in these countries. West Africa Region, Especially Nigeria. Keywords: Multinational Joint Task Force, Boko Haram Group, Nigeria.

iii Universitas Sumatera Utara

iv Universitas Sumatera Utara

v Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya yang selalu memberi kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul : Peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam Menangani Kelompok Boko Haram di Nigeria. Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, bantuan, bimbingan serta saran selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Kedua orangtua Penulis, Ayah Sohor Pardede dan Ibu Rohana Saragih yang sudah memberi kepercayaan, dukungan dan kasih sayang yang tak terhingga dalam mengemban pendidikan di Universitas Sumatera Utara. 2. Kakak Revi Elvia Pardede S.Pd, Adik Irwan Pajila Pardede dan juga tentunya Nenek Syarifah Siagian yang selalu menjadi penyemangat dalam menyelesaikan studi di perantauan. 3. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Dekan FISIP USU Universitas Sumatera Utara dan juga Dosen Pembimbing Penulis selama PKL. 4. Bapak Dr. Warjio, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP USU. 5. Prof. Subhilhar Ma., Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang sudah begitu baik untuk memberikan saran, kritik, dan arahan-arahan, untuk pengerjaan skripsi agar hasilnya memuaskan. Terima kasih banyak Prof. 6. Bapak Drs. Zakaria, M.SP selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan dan nasihat dalam menentukan kartu rencana studi dan dukungan agar segera menyelesaikan skripsi.

vi Universitas Sumatera Utara

7. Ibu Dra. Tengku Irmayani, M.Si dan Bapak Dr. Tonny Situmorang, M.Si selaku Dosen Penguji Skripsi Penulis yang telah banyak memberikan masukan dan saran yang lebih baik lagi dalam membuat karya ilmiah dan nasihat untuk terus menggapai cita – cita. 8. Seluruh Dosen yang ada di Departemen Ilmu Politik. Terima kasih untuk semua ilmu pengetahuan dan wawasan yang telah diberikan kepada Penulis selama kuliah. 9. Staf/Pegawai Departemen Ilmu Politik, Kak Ema dan Pak Burhan yang terkesan cuek tetapi sebenarnya sangat baik. Terima kasih sudah memberikan hati, pikiran, dan waktunya untuk mengurus segala berkas penulis dari awal hingga akhir perkuliahan dengan baik. 10. Sahabatku yang sangat wajib namanya tercantum di dalam Skripsi ini: Anggi Noviani Surbakti, Jessica Rimta dan Siti Ahadiyah Ramadhani. Terima kasih sudah menjadi inner circleku, yang selalu ada membantu dalam banyak hal. Semoga kita semua sukses kedepannya ya. 11. Sahabat Perantauanku : Devy Oktaviani Sitorus dan Yusmawati. Terima kasih untuk kebersamaanya, disaat aku lagi susah ataupun senang kalian hampir selalu menemani hari – hariku. Semoga kita sukses selalu ya, kalian yang terbaik! 12. Sahabat SMAku : Fenny Fitria, Ayu Salamah, Anggi Novitasari Hasibuan dan Winda Sari. Terima kasih untuk tetap menjaga komunikasi dan saling support. 13. Untuk Penghuni Sweet Kos : Susila, Vita, Yusma, Aina, Rini A, Rini S dan Ayu. Terima kasih atas kebersamaannya yang tidak akan pernah terlupakan. 14. Bapak Budiyanto Tambunan S.E, M.Si selaku Kabid IV Kesbangpol Provsu, terima kasih banyak Pak atas kesempatan yang diberikan kepada saya, untuk magang di Kantor Kesbangpol dan berbaik hati memberikan saya pengalaman kerja yang luar biasa menyenangkan, karena bisa pergi ke rapat koordinasi di luar kota dan menikmati banyak fasilitas. Jasa Bapak akan selalu saya ingat selamanya.

vii Universitas Sumatera Utara

15. Abangda Try Sutrisno Samosir S.STP, Abangda Amri Sitanggang, S.E dan Kakak Elysabeth R. Situmorang, S.Sos. Terima kasih sudah menjadi teman dan panutan Penulis, serta telah memerikan banyak wawasan yang bermanfaat, nasihat dan semangat kepada Penulis disaat proses magang dan setelahnnya. 16. Seluruh staf Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumatera Utara yang telah banyak mewarnai hari – hari Penulis. 17. Untuk Seniorku yang Luar biasa baik : Kakak Tina Herawati Sitorus, S.IP, Abangda Fajar Anugrah Tumanggor S.IP dan Abangda M. Zubeir Sipahutar S.IP. Terima kasih atas segala bantuannya di kehidupan kampus, jasa kalian akan selalu Penulis ingat. 18. Teman - teman FAKSI yang Penulis banggakan : Budi, Koko, Hendrawan, Marisi, Yuli, Anggi, Jessie, Siti, Yulan, Sri, Kiki, Firdaus dan Noverdios. Terima kasih atas banyak momen – moment baik itu pahit dan manis yang kita lalui bersama di dalam pengabdian masyarakat. 19. Tetanggaku di rumah : Dhila Sitorus, Elva Manurung dan Ayu Manurung. Terima kasih sudah menghibur dan mewarnai hari – hari penulis dengan obrolan drakor yang tidak ada habisnya. 20. Seluruh teman – teman Ilmu Politik 2016 yang namanya tidak dapat Penulis sebutkan secara keseluruhan. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini di kehidupan kampus. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Akhir kata penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2020

Restania Pardede

viii Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman Pernyataan...... i Abstrak...... ii Abstrack...... iii Halaman Persetujuan...... iv Halaman Pengesahan...... v Kata Pengantar...... vi Daftar Isi...... ix Daftar Gambar ...... xi

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah ...... 1

1.2. Perumusan Masalah ...... 12 1.3. Batasan Masalah ...... 12 1.4. Tujuan Penelitian ...... 12 1.5. Manfaat Penelitian ...... 13 1.6. Kerangka Teori ...... 13 1.6.1. Kerjasama Internasional ...... 13 1.6.2. Multinasional...... 15 1.6.2. Organisasi Internasional (IGO) ...... 15 1.6.3 Mediasi ...... 16 1.6.4 Represif...... 18 1.7. Metodologi Penelitian ...... 20 1.7.1. Metode Penelitian ...... 20 1.7.2. Jenis Penelitian...... 20 1.7.3. Teknik Pengumpulan Data ...... 20 1.7.4. Teknik Analisis Data ...... 21

1.8. Sistematika Penulisan ...... 21

BAB II Proses Awal Terbentuknya Satuan Tugas Gabungan Multinasional 2.1. Sejarah Satuan Tugas Gabungan Multinasional ...... 23 2.2. Profil Satuan Tugas Gabungan Multinasional ...... 28

ix Universitas Sumatera Utara

2.2.1. Kelembagaan Satuan Tugas Gabungan Multinasional ...... 31 2.2.2. Mitra Satuan Tugas Gabungan Multinasional ... 36

2.3. Mandat Satuan Tugas Gabungan Multinasional ...... 36 2.4. Otorisasi Pengembangan Satuan Tugas Gabungan Multinasional...... 39

BAB III Peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam Menjaga Keamanan Internasional dari Bahaya Kelompok Boko Haram

3.1. Strategi dan Kegiatan Satuan Tugas Gabungan Multinasional ...... 43 3.1.1. Melakukan Dialog ...... 44 3.1.2. Pembangunan Perdamaiandan Pendidikan Toleransi ...... 47 3.1.3. Radikalisasi Kaum Pemuda ...... 48 3.1.4. Meningkatkan jumlah pasukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional ...... 51

3.2. Keberhasilan Satuan Tugas Gabungan Multinasional .... 55 3.3. Tantangan Satuan Tugas Gabungan Multinasional ...... 65

BAB IV Penutup 4.1. Kesimpulan ...... 70 4.2. Saran ...... 71 Daftar Pustaka ...... 72

x Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ...... 24 Gambar 2 ...... 26 Gambar 3 ...... 29 Gambar 4 ...... 29 Gambar 5 ...... 30 Gambar 6 ...... 30 Gambar 7 ...... 31 Gambar 8 ...... 37 Gambar 9 ...... 38 Gambar 10 ...... 38 Gambar 11 ...... 39 Gambar 12 ...... 59

xi Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Keamanan menjadi bagian terpenting bagi kelangsungan hidup warga negara. Isu mengenai keamanan akan selalu menjadi pembahasan menarik yang terus diperbincangkan dan dikaji oleh banyak orang. Keamanan erat kaitannya dengan kekuatan militer yang merupakan salah satu penunjang keamanan nasional suatu negara.1 Angkatan bersenjata dalam setiap negara mempunyai pengaruh politik yang luas. Mereka merupakan lambang kedaulatan negara dan penahan utama bagi kemungkinan serangan terhadap negara, baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam, disamping prestise, tanggung - jawab dan sumber - sumber material yang diperlukan guna melaksanakan tugas tersebut.2 Tidak hanya peningkatan alutsista yang mumpuni, pasukan militer di banyak negara juga diperkuat untuk siap siaga dalam menjaga keamanan dan perdamaian. Dalam keamanan global, tidak hanya ancaman dari luar negara dan berbentuk militer saja yang dianggap dapat mengancam kedaulatan suatu negara. Berbagai ancaman seperti krisis ekonomi, bencana alam, penyakit, kurangnya air bersih, perdagangan manusia, penjualan barang-barang palsu, hingga tindakan terorisme juga menjadi ancaman bagi negara. Ancaman-ancaman non tradisional tidak hanya berasal dari luar negara, tetapi juga dapat berasal dari dalam negara itu sendiri, bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa ancaman tersebut datang dari kelompok dan gerakan transnasional. Dalam Paul D.William (2013), Barry Buzan mengungkapkan lima sektor yang menjadi poin utama dalam keamanan, antara lain militer, politik, ekonomi, sosial dan lingkungan.3 Isu-isu non tradisional ini mudah sekali ditemukan di kawasan Afrika. Mulai dari masalah ekonomi, kesehatan, personal, politis, pangan, lingkungan hingga masalah kelompok masyarakat dapat kita temukan di

1 Laode Muhamad Fathun. 2016. Pengaruh Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok Terhadap Keamanan Stabilitas Regional Asia Timur. Jurnal Magister Ilmu Politik : Universitas Hasanuddin, vol. 2 no 2. hal 1 2 Eric A. Nordlinger. 1994. Militer Dalam Politik Kudeta dan Pemerintahan. Jakarta : Pt Reineka Cipta, hal 6. 3 Paul D. William. 2013. Security Studies: An Introduction. New York : Routledge, hal 4.

1 Universitas Sumatera Utara benua yang terkenal dengan padang savananya ini. Negara-negara di Afrika memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan lain. Faktanya, negara-negara di Afrika termasuk dalam negara termiskin dan diklasifikasikan sebagai negara dunia ketiga. Walaupun dapat dikatakan sebagai benua pertama yang melahirkan peradaban, yaitu Kerajaan Mesir Kuno, tetapi Afrika merupakan daratan yang masih belum berkembang dengan baik hingga saat ini, meskipun telah merdeka lebih dari setengah abad yang lalu. Afrika sering digambarkan sebagai negara yang memiliki pemerintahan yang buruk dan korup. Kolonialisme yang terjadi di Afrika membuat masyarakatnya tidak dapat berkembang dan berdiri sendiri. Akibatnya, muncullah masalah-masalah krusial, yang salah satunya adalah masalah ekonomi yang hingga kini belum dapat diselesaikan oleh negara-negara di Afrika. Masalah ekonomi ini berhubungan erat dengan masalah-masalah lain yang ada di Afrika, seperti masalah pendidikan, pangan, hingga kesehatan. Permasalahan yang ada di Afrika ini terlihat seperti tidak ada ujungnya meskipun telah sering kali diberikan bantuan oleh dunia internasional, tetapi permasalahan tersebut tidaklah kunjung selesai hingga sekarang.4 Dalam menjaga keamanan nasional, isu yang sering hadir adalah terkait ancaman kelompok radikalisme dan terorisme. Radikalisme adalah suatu paham yang diciptakan dan diyakini oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan, sementara terorisme adalah aksi – aksi anarkis dari paham radikalisme tersebut. Tindakan terorisme merupakan suatu tindakan yang terencana, terorganisasi dan berlaku dimana saja dan kepada siapa saja. Tindakan teror bisa dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai kehendak yang melakukan, yakni teror yang berakibat fisik dan non fisik (psikis). Tindakan teror fisik biasanya berakibat pada fisik (badan) seseorang bahkan sampai pada kematian, seperti pemukulan/pengeroyokan, pembunuhan, peledakan bom dan

4 Daniel Don Nanjira. 2010. African Foreign Policy and Diplomacy from Antiquity to the 21st Century. California : Praeger, hal 7 2 Universitas Sumatera Utara lainnya. Non fisik (psikis) bisa dilakukan dengan penyebaran isu, ancaman, penyenderaan, menakut-nakuti dan sebagainya. Akibat dari tindakan teror, kondisi korban teror mengakibatkan orang atau kelompok menjadi merasa tidak aman dan dalam kondisi rasa takut (traumatis). Selain berakibat pada orang atau kelompok, bahkan dapat berdampak/berakibat luas pada kehidupan ekonomi, politik dan kedaulatan suatu negara. Tindakan terorisme sulit terdeteksi dan berdampak sangat besar, maka dari itu harus mendapat solusi pencegahan dan penanggulangan yang serius baik oleh pemerintah maupun masyarakat.5 Semua masyarakat dipisahkan berdasarkan kelas. Masyarakat non barat juga dibedakan berdasarkan kelas, warisan suku bangsa, agama, daerah, bahasa dan etnik yang menjadi ciri pembeda masing – masing kelompok. Pada kebanyakan masyarakat tersebut, perbedaan kelas seringkali melahirkan konflik yang sangat keras, yang berakar dari isu – isu identitas sosial yang berbeda, nilai budaya yang serba ragam, hak – hak politik dan ganjaran material lainnya. Disamping konflik itu sendiri, setiap kelas dan kelompok juga mempunyai kepercayaan dan agama masing – masing, perasaan stereotype yang tidak logis, rasa kecemburuan sosial, prasangka timbal – balik yang sangat mendalam, yang akhirnya menimbulkan konflik yang sangat tajam. Hasil dari keadaan inilah yang buntutnya seringkali terwujud dalam bentuk perpecahan nasional dan perang saudara. Situasi dan kondisi sosial seperti itulah yang terjadi di negara – negara kawasan Afrika Barat, khususnya Nigeria. Nigeria merupakan negara yang telah mengalami beberapa kali perubahan dalam sistem negaranya. Awalnya beberapa etnis besar di Nigeria mendirikan kerajaan untuk membatasi kekuasaannya. Pada abad 15-an rakyat Hausa mendirikan kerajaan miliknya di daerah Bornu, lalu rakyat Yoruba mendirikan kerajaan yang sangat berpengaruh di masanya yaitu dan Oyo. Kemudian pada tahun 1804-1808 berdiri sebuah kerajaan kekhalifahan Nigeria yaitu kerajaan Khalifah Sokoto.6 Selanjutnya pada tahun 1821 Inggris datang untuk pertama kalinya ke Nigeria ke wilayah kerajaan Bornu. Ekspedisi ini dilakukan untuk

5 Abdul Mujib & Jusuf Mudzakkir. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, hal 6 - 7 6 Library of Congress – Federal Research Division. 2008. Country Profile Nigeria. Diakses dalam https://www.loc.gov/rr/frd/cs/profiles/Nigeria-new.pdf Pada 26 Februari 2020 Pukul 14.02 Wib

3 Universitas Sumatera Utara memperluas wilayah perdagangan kelapa sawit dan menyebarkan kekuatannya di wilayah Afrika termasuk Nigeria. Keberhasilan Inggris dalam mengintervensi segala urusan di Yoruba dan Delta semakin terlihat pasca Inggris berhasil menggabungkan beberapa perusahaan Afrika dengan Royal Niger Company (RNC) dan RNC mampu menguasai seluruh wilayah Nigeria. Sehingga pada Berlin-West Africa Conference tahun 1884 Nigeria disahkan menjadi wilayah kekuasaan Inggris. Pada awal masa pemerintahannya Inggris memutuskan untuk membagi Nigeria menjadi dua wilayah utara dan selatan. Selain itu mereka memutuskan Sir Frederick Lugard menjabat sebagai komisaris tinggi dari Protektorat Utara Nigeria pada tahun 1900. Pada tahun 1914 Lugard berhasil menggabungkan Nigeria Utara dan Nigeria Selatan menjadi wilayah proktetorat Inggris dan menunjuk Hugh Clifford sebagai penggantinya untuk memerintah Nigeria. Semasa pemerintahannya Hugh Clifford mulai mengajarkan nilai-nilai Barat dan menerapkan Pax Brittanica di Nigeria. Hugh memperkenalkan tentang teknologi modern, konsep sosial politik Barat dan misi Kristenisasi. Akan tetapi kebijakan tersebut ditolak di Nigeria Utara karena Inggris dibatasi oleh kekuatan emirat yang tidak mau menerima ajaran - ajarannya. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Inggris selama pemerintahannya menimbulkan kesenjangan-kesenjangan dalam pembangunan yang mengakibatkan adanya berbagai macam perpecahan regional. Inggris tidak mempertimbangkan bahwa masing-masing etnis maupun agama yang ada di Nigeria ingin melestarikan budaya aslinya masing-masing dan mendapatkan distribusi pembangunan yang seimbang. Pada tahun 1939 terjadi perpecahan antar etnis yang mengakibatkan perpecahan wilayah Nigeria pada tahun 1951 yang pada awalnya Nigeria terbagi atas Nigeria Utara dan Selatan, menjadi tiga bagian yang di dominasi oleh beberapa etnis yaitu Hausa-Fulani di Nigeria Utara, Yoruba di Barat Daya dan Igbo di Tenggara. Selain itu pada tahun 1929 terjadi protes besar-besaran terhadap kebijakan pemerintahan Inggris yang dilakukan oleh gerakan populis Islam yang dipimpin oleh di utara pada tahun 1929 dan 1940-an.

4 Universitas Sumatera Utara

Nigeria resmi menjadi negara persemakmuran Inggris pada tanggal 1 Oktober 1960 dengan mewariskan sistem negara yang diwariskan oleh Inggris. Republik Nigeria pertama kali dipimpin oleh Presiden Nnamdi Azikiwe dan Abu Bakar Tafawa balewa, Perdana menteri yang terpilih pada pemilihan parlemen pertama pada bulan Desember 1964. Selama perkembangannya Nigeria mengalami beberapa kali perubahan dalam konstitusi terlebih pasca masa pemerintahan militer kolonial Inggris di Nigeria. Perubahan-perubahan ini dilakukan karena banyaknya kepentingan yang disesuaikan oleh setiap rezim. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan pendistribusian hasil pembangunan, termasuk dalam pendistribusian hasil politik, sehingga pemerintah dituntut untuk memfasilitasi secara seimbang dalam kursi pemerintahan. Sehingga banyak sekali kelompok (etnis maupun agama) masyarakat yang terjebak dalam perselisihan kelompok-kelompok sipil.7 Nigeria merupakan salah satu negara pasca kolonial yang memiliki banyak kelompok etnolinguistik dan suku bangsa, tradisi keagamaan, serta sejarah lokal.8 Adanya keragaman tradisi dan budaya rakyat Nigeria, ditemukan upaya perbaikan mengatur negaranya melalui penguasa tradisional dalam sistem yang kemudian dikenal sebagai adat istiadat. Melonjaknya pertumbuhan penduduk di Nigeria tidak diimbangi dengan pelayanan kesehatan yang memadai dan tekanan sosial dan budaya juga membatasi mereka untuk mengakses program keluarga berencana. Pembangunan sumber daya manusia untuk anak perempuan dan perempuan lebih buruk di Utara, di mana tingkat kemiskinan hampir dua kali lebih tinggi dari bagian Selatan. Nigeria juga dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun hampir dua pertiga penduduknya hidup miskin dengan penghasilan yang tidak cukup untuk bertahan hidup. Sejak Presiden memerintah pada tahun 2010, terdapat sekitar 341 triliun rupiah uang negara yang dikorupsi yang mana hal ini

7Khairunnisa. 2017. Gambaran tentang profil Nigeria. Diakses dalam http://webcache. googleusercontent.com/search?q=cache:pQjjpXfcDl0J:eprints.umm.ac.id/36176/3/jiptummpp - gdl khairunnis-48923-3-babii.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d. Pada 26 Februari 2020 Pukul 14.08 Wib 8 James J. F. Forest, 2012, Confronting the of Boko Haram in Nigeria : The Muslim World in the 21st Century: Space, Power, and Human Development dalam JSOU : Report, hal. 9

5 Universitas Sumatera Utara disebabkan para politikus di Nigeria tidak mau memertanggungjawabkan pendapatan negara kepada masyarakat dan kondisi tersebut mengakibatkan seringnya terjadi kegagalan pemerintah di hampir sepanjang sejarah Nigeria.9 Kegagalan yang terjadi di Nigeria terlihat di berbagai wilayahnya terutama di wilayah Utara, kemunduran semakin terlihat dialami oleh wilayah itu didukung dengan kurangnya pembangunan dan ketiadaan cadangan minyak di wilayah utara. Tantangan terhadap stabilitas di Nigeria dapat dilihat di sepanjang perjalanan politik, dimensi sosial, dan ekonomi.10 Keanekaragaman yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Nigeria tersebut memang seringkali menimbulkan konflik terutama ketika dihadapkan pada pengelolaan sumberdaya alam minyak. Terlebih lagi, kondisi institusi pemerintahan Nigeria lemah dan penuh dengan praktek korupsi. Oleh karena itulah mulai timbul gejolak perlawanan di dalam kelompok-kelompok masyarakat Nigeria yang berusaha menuntut kesetaraan dan tanggung jawab pemerintahnya dalam mengelola dan mengolah sumberdaya minyak yang negara mereka miliki untuk dimanfaatkan bagi peningkatan kualitas hidup. Lemahnya keamanan di wilayah perbatasan, terutama di bagian utara memfasilitasi gejolak sosial yang terjadi di Nigeria. Kondisi tersebut memungkinkan terjadi penetrasi dari masyarakat sesama anggota suku di Nigeria yang tinggal di negara tetangga, terutama Afrika bagian barat dan tengah, seperti Kamerun, , dan Niger ke dalam wilayah Nigeria. Penduduk Suku Kanuri khususnya yang paling dominan dalam melakukan ekspansi ke Nigeria dengan motif membantu sesama anggota suku mereka ini terlebih ketika perbatasan negara tersebut melemah akibat perhatian minimal pemerintahnya terhadap pengelolaan keamanan perbatasan. Adanya agresivitas orang-orang Suku Kanuri terhadap permasalahan yang ada di Nigeria karena adanya sejarah dimasa lalu. Suku Kanuri dahulu pernah menjadi salah satu dinasti terbesar dalam sejarah rezim yang menguasai Nigeria yang mengambil jalan tradisional dan

9 James Verini. 2013. Perang Berebut Nigeria. National Geographichal. hal 103-104. 10 Levina Chairunnisa.2016. Peran Uni Afrika Dalam Menangani Kelompok Militan Boko Haram Di Nigeria Universitas Bina Widya : Jom Fisip, hal 5

6 Universitas Sumatera Utara keagamaan sebagai dasar ideologinya.11 Adanya kelemahan di perbatasan Nigeria menjadi salah satu indikator yang kemudian memungkinkan terjalinnya hubungan kesukuan atau famili dari Suku Kanuri yang tinggal di Nigeria dengan Suku Kanuri di negara-negara tetangga Nigeria yang terjadilah perdagangan senjata dan transaksi penyelundupan barang lain.12 Transaksi ilegal itu berperan penting dalam memfasilitasi pembentukan sebuah gerakan transnasional beranggotakan mayoritas Suku Kanuri yang diberi nama Boko Haram. Nama resmi kelompok teroris ini adalah Jamaatu Ahlis Sunna Liddawati wal yang berarti orang yang menjalankan anjuran dan jihad Nabi.13 Boko Haram dalam bahasa Hausa berarti "Pendidikan Barat Haram" merupakan organisasi militan dan dikecam sebagai teroris yang mengatasnamakan Islam dan bermarkas di Nigeria timur laut, Kamerun utara dan Niger. Organisasi ini didirikan pada tahun 2002 oleh Mohammed Yusuf dengan tujuan untuk mendirikan negara Islam murni berdasarkan hukum syariah dan menghentikan hal-hal yang dianggap sebagai westernisasi atau pengaruh barat.14 Tujuan politiknya adalah mendirikan sebuah negara islam dan sekolah yang merupakan sarana untuk melakukan proses kaderisasi para jihadis yang dipersiapkan untuk melawan negara. Kelompok Boko Haram berawal sebagai sebuah kelompok dakwah yang menggunakan jalan kekerasan. Kelompok Boko Haram lantang menyuarakan akan kegagalan pemerintah dalam membangun kehidupan masyarakat di daerah tersebut, korupnya pemerintahan Nigeria, serta tingginya angka pengangguran. Setelah beberapa rentang waktu, Boko Haram mengalami berbagai perubahan hingga akhirnya menjadi sebuah kelompok teroris.15 Boko Haram digambarkan

11 Hamza Suleiman, Gary Frist, dan Lekan Abayomi. 2012. Decoding Boko Haram: The Regional Ambitions And Permutations, Diakses dalam : http://newsrescue.com/decoding-bokoharam - regional - ambitions - permutations/#axzz2nSg1XZUQ pada tanggal 3 Oktober 2019 Pukul 10.05 Wib 12 Marielle Debos.2009. Porous Borders and Fluid Loyalties: Patterns of Conflict in Darfur, Chad, and the CAR, Diakses dalam : csis.org. pada 3 Oktober 2019 Pukul 10. 30 Wib 13 Levina Chairunnisa, Op.Cit.,2 14 Andrew, Walker. 2012. What is Boko. US : Institute of Peace. 15 F.C.Onuoha .2014. Boko Haram and the Evolving Salafi Jihadist Threat in Nigeria in Marc-Antoine Pérouse de Montclos (ed.) Boko Haram: , Politics, Security and the State in Nigeria. Leiden: African Studies Centre, hal 3.

7 Universitas Sumatera Utara sebagai kelompok teroris yang melakukan penyerangan dengan basis agama di Nigeria, terutama di bagian utara. Kelompok ini bermula sebagai gerakan sosial yang aktif menyuarakan tentang ketidakpedulian pemerintah terhadap Nigeria bagian utara melalui jalan dakwah. Ketimpangan pembangunan terjadi dimana industri dan pembangunan lebih terpusat di wilayah selatan yang didominasi non-Muslim, sedangkan warga Muslim yang lebih banyak berada di utara hanya mengandalkan sektor pertanian dengan tingkat perekonomian pas-pasan. Oleh karena itu mulai timbul gejolak perlawanan di dalam kelompok-kelompok masyarakat Nigeria yang berusaha menuntut kesetaraan dan tanggung jawab pemerintahnya dalam mengelola dan mengolah sumber daya minyak untuk dimanfaatkan bagi peningkatan kualitas hidup. Gejolak sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat Nigeria didukung oleh lemahnya keamanan di wilayah perbatasan negara ini, sehingga memungkinkan terjadinya penetrasi dari sesama masyarakat suku Kanuri yang tinggal di negara tetangga, seperti Kamerun, Chad dan Niger ke dalam wilayah Nigeria. Suku Kanuri melakukan ekspansi ke Nigeria dengan motif membantu sesama anggota suku mereka dan melalui pertalian hubungan kesukuan tersebut, terjadilah perdagangan senjata dan transaksi penyelundupan barang lain yang berperan penting dalam memfasilitasi pembentukan sebuah gerakan transnasional beranggotakan mayoritas Suku Kanuri yang diberi nama Boko Haram.16 Sejak masih dipimpin oleh Muhammad Yusuf (2002 – 2009), Boko Haram menganut ideologi Salafi, namun pada awal pembentukan Boko Haram, Yusuf telah mewacanakan dirinya untuk menjadi pemimpin jihad, dan menjadikan dirinya sebagai ideologi – salafis pertama di Nigeria Utara.17 Penyebaran ideologi tidak dapat dipisahkan dari peran – peran pemimpin kelompok. Kedua pemimpin Boko Haram Muhammad Yusuf dan Abu Bakar Shekau tentu saja memiliki pandangan dan cara masing – masing untuk menyebarkan ideologi, juga merekrut anggota Boko Haram. Kedua pemimpin menerapkan prinsip tradisional dan

16 James J. F. Forest Op. Cit., 1 17Jacob Zenn.2013. Nigerian Al Qaedaism. Diakses dalam http://www.hudson.org/content/researchattachments/attachment/1392/Zenn.pdf. Pada tanggal 5 Oktober 2019 Pukul 14.21 Wib

8 Universitas Sumatera Utara religius yang mana dapat memelihara jaringan dan komunikasi yang kuat dengan orang – orang yang tidak mampu dijangkau oleh negara, misalnya AQIM (Al- Qaeda in the islamic Maghreb) yang beroperasi di , Niger, dan Algeria juga jaringan teroris lainnya. Selain itu para pemimpin tersebut dapat membawa opini publik, dan mendirikan kepercayaan, juga memobilisasi massa untuk membantu mereka dalam merealisasikan kepentingan pemimpin tersebut.18 Peran Ideologi Salafi yang dianut oleh Boko Haram begitu penting, mengingat bahwa orang – orang yang bergabung menjadi anggota Boko Haram telah didoktrin sedemikian rupa hingga akhirnya ikut dalam aktivis yang dilakukan oleh Boko Haram. Situasi ekonomi dan politik di Nigeria yang bergejolak membuat kemiskinan dan pengangguran yang tak terelakan lagi. Kebanyakan anggota Boko Haram merupakan Pemuda – Pemuda usia produktif, pengangguran dan bekas Almajiri atau bisa dikatakan sebagai anak jalanan.19 Sistem Almajiri didirikan sebagai sistem yang terorganisir dan komprehensif dalam masalah pendidikan mengenai nilai – nilai islam, teologi islam dan juga prinsif – prinsifnya. Sebanyak 80% anak jalanan berada di Nigeria Utara, dan mereka belajar di bawah bimbingan guru – guru islam yang terkenal, namun anak – anak tersebut belajar dalam kondisi yang memprihatinkan. Maka kesempatan Boko Haram untuk merekrut mereka semakin besar melalui doktrin – doktrin. Almajiri dan Boko Haram tidak dapat dipisahkan, Boko Haram pun tidak akan bisa eksis tanpa adanya Almajiri, dan sistem Almajiri tersebut telah membuat perekrutan - perekrutan anggota Boko Haram semakin intensif dan semakin mudah untuk dilakukan. Sekitar 30% Pemuda di wilayah Nigeria Utara merupakan Almajiri. Murid – murid tersebut diajarkan untuk meminta belas kasihan kepada orang – orang seperti meminta makanan atau uang, dan mereka melakukan hal tersebut sebelum kelas berlangsung.

18 Buchanan Clarke, Stephen & Peter Knopee. 2012. The : From Short Term Gain To Long Term Solutions. Academy Department of International Security Studies : The Institute for Justice and Reconciliation, Volume 3, hal.11 19 Freedom C. Onuoha. 2013. Understanding Boko Harams Attacks on Telecommunication Infrastructure. Diakses dalam https://www.academia.edu/4820914/Understanding_Boko_Harams- Attacks_on_Telecommunication_Infratructure. Dalam Pada tanggal 12 Oktober 2019 Pukul 15. 04 Wib

9 Universitas Sumatera Utara

Pelajaran yang diajarakan dikelas bukanlah pelajaran biasa, melainkan ajaran - ajaran islam yang radikal. Sekolah - sekolah tersebut memberikan keringan biaya yang cukup besar, sehingga anak - anak dari keluarga miskin terutama Nigeria Utara tertarik untuk bersekolah di lokasi tersebut.20 Ideologi Salafi - Jihadi yang dianut oleh kelompok Boko Haram menggunakan kekerasan untuk mengubah pandangan dan cara hidup pengikutnya. Kekerasan yang dilakukan oleh Boko Haram ini dapat dilihat saat kelompok tersebut dipimpin oleh Abu Bakar Shekau. Pembunuhan, penculikkan, pengeboman, dan aksi teror lainnya dilakukan untuk menargetkan Pemerintah, kaum non - muslim sebagai kafir dan menolak untuk hidup bersama kaum non - muslim dan orang - orang yang bertolak belakang dengan ideologi Boko Haram.21 Kawasan persebaran Boko Haram tidak hanya di Nigeria, namun di Negara - negara tetangga Nigeria. Hal ini dipengaruhi oleh adanya Porous Border di perbatasan Nigeria dan negara - negara lainnya. Di Mali, ideologi Salafi muncul sejak liberalisasi politik tahun 2002, Kelompok teroris besar seperti AQIM (al – Qaeda in the Islamic Maghreb) Yang merupakan salah satu kelompok radikal yang menduduki Mali dan menjalin kerja sama dengan Boko Haram dalam pelatihan, penjualan senjata, dan barang ilegal lainnya.22 Boko Haram juga mulai masuk dan menyebarkan ideologinya di Logono dan Chari Kamerun pada tahun 2011, dan merekrut orang – orang Kamerun untuk bergabung dengan Boko Haram. Untuk Niger, perkembangan ideologi radikal ini juga dipicu oleh adanya liberalisasi politik Niger yang tidak memberikan akses hukum pada penganut Salafi di wilayah Niger. Gejolak politik dan ekonomi yang terjadi di Niger, seperti kemiskinan, pengangguran yang terus meningkat dan meledaknya jumlah penduduk akhirnya menjadi faktor munculnya kekerasan jihad di kalangan penganut Salafi.23 Bagi Chad, sejak tahun 1990-an ideologi ini tidak sedikit dianut oleh masyarakat di

20 Theo Brinkle and Soumia Ait – Hida. 2012. Historicizing Salifi and Jihadi Network in Muslim West Africa : Boko Haram in Contex. Netherlands Defense Academy : Departemen of International Security Studies. hal 3 21 Freedom C. Onuoha. Op. Cit 22 Elishcer dan Sebastian. 2015. The Management of Salfi Activity in Africa : African State Strategies and their Consecquences in the . University of Florida hal 3. 23 Ibid, hal.2

10 Universitas Sumatera Utara

Chad, terutama pada masyarakat yang mengklaim dirinya tidak dianggap oleh Pemerintah dan menolak adanya korupsi dan predasi di kalangan pemerintah atau elite politik. Karena kebencian terhadap pemerintah ini maka banyak pemuda - pemuda Chad bergabung dengan Boko Haram Karena persamaan Ideologi dan kebencian terhadap pemerintah.24 Kemajuan teknologi dan globalisasi telah mengubah strategi Boko Haram menjadi lebih modern. Boko Haram dibawah kepemimpinan Abu Bakar Shekau telah mengubah strateginya untuk mengaktifkan sel - sel teroris dengan memanfaatkan internet. Dapat dilihat pada strategi Boko Haram saat ini, Boko Haram mulai menggunakan Youtube sebagai perantara untuk memberikan propaganda, doktrin, juga menyebarkan ketakutan bagi siapapun yang melihatnya. Internet digunakan Boko Haram sebagai alat untuk propaganda, konten yang diunggah memperlihatkan kesuksesan Boko Haram dalam melakukan aksi terorismenya seperti pengeboman, pembunuhan warga sipil dan petugas keamanan, pembakaran dan penghancuran gedung juga properti.25 Konten - konten tersebut akhirnya berkontribusi dalam meningkatkan perekrutan anggota dan dukungan untuk Boko Haram. Video yang diunggah tahun 2012 oleh Boko Haram ditunjukkan kepada orang - orang yang ingin menjadi seorang pejuang Jihad, dan Shekau menggunakannya untuk ajang memperlihatkan penampilan publiknya untuk memperkuat posisi juga legitimasinya. Selain Youtube, penggunaan chat room, situs web, jaringan sosial dan lainnya juga memudahkan Boko Haram dalam mempengaruhi dan mendoktrin para pemuda untuk mempercayai ideologi Boko Haram tersebut.26 Menanggapi momok yang mengancam tidak hanya integritas teritorial Nigeria tetapi juga stabilitas regional dan keamanan jutaan orang, Negara-negara yang peduli (Kamerun, Niger, Chad, Benin) mengambil langkah tanggapan militer mereka. Inisiatif Nasional ini kemudian memicu upaya bersama yang mengarah

24Emily Mellgard. 2015. Why Boko Haram Attacking Chad ? Diakses dalam http://www.religionandgeopolitic.org/chad/why - Boko-Haram-attacking-Chad. Pada 13 Oktober 2019 Pukul 20.12 Wib 25 Uzoma Nosiri D. & N Emmanuel O. Ibekwe. 2017. Globalization : A Challenge to Counter Terrorism in Nigeria. Ndunode : Calabar Journal Of The Humanities,Volume 12, No.1 hal 6 26 Christer Karlsson. 2016. The Perpetuation of Jihad Boko Haram, Charismatic Constructions of Jihadist Ideology and the rise of . Lund University : Departemen of Political Science hal 16

11 Universitas Sumatera Utara pada pendirian Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Organisasi ini adalah bentuk dari kerja sama Internasional yang didirikan pada tahun 2015 berupa pasukan gabungan yang ditujukan untuk membasmi keberadaan Kelompok Boko Haram.27 Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk membahas dan meneliti tentang peran dari Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam upaya mengatasi tindakan anarkis yang dilakukan oleh Boko Haram. Selanjutnya peneliti juga akan mengaitkan kondisi keberadaan Boko Haram setelah dibentuknya Satuan Tugas Gabungan Multinasional tersebut. Maka dari itu Peneliti mengambil tema “Peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam Menangani Kelompok Boko Haram di Nigeria”.

1.2 Perumusan Masalah Adapun masalah yang hendak di teliti di skripsi ini ialah: Bagaimana peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menangani aksi anarkis dari kelompok Boko Haram di Nigeria ?

1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses awal terbentuknya Satuan Tugas Gabungan Multinasional sebagai pasukan gabungan internasional untuk menghentikan aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram di Nigeria. 2. Bagaimana Peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menjaga keamanan internasional, dalam hal ini Nigeria dari ancaman bahaya kelompok Boko Haram.

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini ialah:

27 William Assanvo, Jeannine Ella A A and Wendyam Aristide Sawadogo. 2016. Assessing the Multinational Joint Task Force against Boko Haram. West Africa : Report Issue, hal 1 12 Universitas Sumatera Utara

1. Menjelaskan proses awal terbentuknya Satuan Tugas Gabungan Multinasional sebagai pasukan gabungan internasional untuk menghentikan aksi anarkis dari kelompok Boko Haram di Nigeria. 2. Menjelaskan peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menjaga keamanan internasional, dalam hal ini Nigeria dari ancaman bahaya kelompok Boko Haram.

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses awal terbentuknya Satuan Tugas Gabungan Multinasional sebagai pasukan gabungan internasional dalam menghentikan aksi anarkis dari kelompok Boko Haram di Nigeria 2. Untuk mengetahui bagaimana peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menjaga keamanan internasional, dalam hal ini Nigeria dari ancaman bahaya kelompok Boko Haram.

1.6 Kerangka Teori 1.6.1. Kerjasama Internasional Kerjasama Internasional adalah kerjasama yang dilakukan untuk mendukung perjuangan melawan segala bentuk pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan. Dalam Ardiprawiro (2013) Menurut Holsti Kerjasama internasional juga dapat mengatasi segala bentuk agresi atau ancaman kedaulatan Nasional, persatuan Nasional atau integrasi toritorial, dan penolakan terhadap hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri dan hak setiap orang untuk melaksanakan kedaulatan sepenuhnya atas kekayaan dan sumber daya Nasional. Definisi kerjasama internasional adalah kolaborasi yang dilakukan setiap Negara dalam melihat masalah Nasional (negaranya) yang dinggap perlu adanya penangan baik, lantaran jika tidak dilakukan akan mengancam kesatuan dan persatuan. Jadi kerjasama Internasional adalah kerjasama yang dilakukan oleh setiap negara untuk membangun hubungan antar negara yang bertujuan untuk saling membantu dalam segala aspek kehidupan. Terdapat beberapa bentuk kerjasama internasional sebagai berikut :

13 Universitas Sumatera Utara

1. Kerjasama Bilateral Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara. Kerjasama bilateral juga diartikan kerjasama yang dilakukan antara satu negara dengan negara tertentu. Dengan kata lain, kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dibangun oleh dua negara saja. Kerjasama bilateral tidak hanya dibangun dalam bidang ekonomi saja, tetapi kerjasama ini dibangun dalam bidang politik juga. Selain melakukan kerjasama bilateral, hubungan antar negara juga harus diikuti dengan melakukan perjanjian internasional. Adanya suatu perjanjian internasional yang berfungsi sebagai pengatur kerjasama antar negara yang terlibat. 2. Kerjasama Multilateral Kerjasama Multilateral adalah kerjasama antara dua negara atau lebih yang tidak dibatasi oleh wilayah atau kawasan tertentu dan bersifat internasional. Kerjasama Multilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari dua negara. Dalam kerjasama multilateral terdapat perjanjian multilateral, yang dimaksud dengan perjanjian multilateral adalah perjanjian yang dibuat atau diadakan oleh lebih dari dua negara. Biasanya perjanjian multilateral ini mengatur tentang hal - hal yang menyangkut kepentingan umum. Artinya tidak saja mengatur kepentingan negara - negara yang mengadakannya, melainkan juga menyangkut kepentingan negara lain yang tidak turut (bukan peserta) dalam perjanjian multilateral tersebut. 3. Kerjasama Regional Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya kepentingan bersama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan.28 Dalam hal ini Satuan Pasukan Gabungan Multinasional termasuk kedalam kerjasma regional. Hal tersebut dikarenakan negara anggotanya merupakan negara kawasan Afrika.

28 Ardiprawiro. 2013. Ekonomi Internasional. Depok : Universitas Guna Dharma. Hal 101

14 Universitas Sumatera Utara

1.6.2. Multinasional Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata multinasional adalah terjadi atas beberapa negara atau bangsa : perusahaan itu adalah perusahaan yang bergerak dalam berbagai negara.29 Dalam penelitian ini multinasional yang dimaksud adalah terkait hubungan beberapa negara yang menghendaki terciptanya situasi keamanan yang lebih baik, terlebih dengan kemunculan aksi anarkis dari kelompok Boko Haram. Hubungan Multinasional terjadi dikarenakan suatu negara tidak cukup mampu untuk menyelesaikan permasalahan nasionalnya sendiri. Hubungan Multinasional kerap kali menjadi strategi penting untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, agar nantinya dapat saling menguntungkan diantara pihak – pihak terkait. Maka dari itu, Nigeria merasa perlu untuk melakukan hubungan multinasional dalam bentuk kerjasama antar negara yang juga terkena dampak dari aksi anarkis Boko Haram yang kemudian membentuk Satuan Tugas Gabungan Multinasional.

1.6.3. Organisasi Internasional (IGO) Pada dasarnya konsep dari International Governmental Organization (IGO) ialah sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah. IGO melakukan tugas- tugas yang Pemerintah tidak dapat lakukan untuk menyelesaikan isu – isu yang terjadi pada masyarakat. IGO berperan sebagai agen dari Negara anggota mereka yang memfokuskan pada atribut Struktural dan proses pengambilan atas program yang mereka jalankan. Pada dasarnya IGO ialah organisasi yang dibentuk oleh Negara dan memberikan tanggung – jawab dan wewenang untuk melakukan aksi. Selain itu IGO juga harus dapat mengatasi sebuah krisis dan tantangan, memberikan pilihan-pilihan kebijakan kepada Negara yang bersangkutan untuk membantu menyelesaikan isu yang sedang terjadi. IGO memiliki sumber seperti makanan, uang, tenaga ahli dan persenjataan. Sumber – sumber tersebut membuat

29Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dalam https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/multinasional Pada 26 Februari 2020 Pukul 21.46 Wib 15 Universitas Sumatera Utara

IGO dapat turun langsung dan melakukan aksi utuk membantu Negara menghadapi suatu isu. 30 Menurut Teuku May Rudy dalam bukunya : “Administrasi dan Organisasi Internasional” menegaskan bahwa peran Organisasi Internasional adalah sebagai berikut : 1. Wadah atau forum untuk menggalang kerjasama serta untuk mengurangi intensitas konflik antar sesama anggota. 2. Sebagai sarana perundingan untuk menghasilkan keputusan bersama yang saling menguntungkan. 3. Lembaga yang mandiri untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan (antara lain kegiatan sosial kemanusiaan, bantuan untuk pelestarian lingkungan hidup, pemugaran monumen bersejarah, peace keeping, operation dan lain - lain ).31

1.6.4 Mediasi Mediasi merupakan upaya menyelesaikan konflik secara damai, yaitu bersifat tidak memaksa (non coerceive) dan tidak memakai kekerasan (non violence). Mediasi bersifat sukarela, mereka harus diterima oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik, hal ini menurut Harris and Reilly biasa dikenal dengan kenetralan dan imparsialitas pihak ketiga. Netral di sini bukan hanya sekedar tidak memihak akan tetapi juga bersih dari kepentingan - kepentingan pribadi. mediasi adalah suatu cara intervensi dalam konflik dimana mediator (fasilitator) dalam konflik ini juga harus mendapat kepercayaan dari pihak yang berkonflik. Untuk mencapai tujuannya, mediasi harus membuat penerimaan menjadi mungkin bagi para penasihat dalam konflik. Namun mediator seringkali menemui penolakan awal dari pihak-pihak yang berkonflik; maka usaha diplomasi awal haruslah mempersuasi pihak-pihak dengan nilai dari pelayanan mereka sebelum proses mediasi dimulai.

30 Ibid 31 Teuku May Rudy. 2009. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: Angkasa, hal. 3

16 Universitas Sumatera Utara

Mediator menggunakan tiga model untuk mengatur kepentingan semua pihak yang berada dalam konflik, yakni : komunikasi, formulasi dan manipulasi. Ketika mediasi terjadi tanpa adanya keinginan satu atau bahkan kedua belah pihak untuk menang dari lainnya, mediator dapat menempatkan dirinya sebagai komunikator untuk menjembatani kepentingan masing-masing pihak. Namun ketika terjadi perselisihan antar pihak yang mengikuti mediasi, mediator diharapkan mengambil pilihan kedua sebagai formulator untuk menghindari konflik yang mungkin terjadi. Sementara pilihan ketiga hanya akan diambil ketika pihak-pihak tersebut saling berselisih dalam taraf yang ekstrim.32 Menurut Bercovitch, terdapat beberapa macam aktivitas yang dilakukan mediator dalam menengahi konflik tersebut antara lain : 1. Preparasi Tahap prenegosiasi ini penting. Mediator bebas untuk mengeksplorasi agenda-agenda yang menjadi pilihan dan mengembangkan pengertian dan kebiasaan berdialog diantara yang berkonflik melalui hubungan personal diantara mediator dengan masing-masing pihak yang berkonflik. Ketika kepercayaan diantara kedua belah pihak sudah mulai berkembang dan mengindikasi adanya kebaikan maka mediator membawa ke dalam struktur formal mereka, yaitu menuju kepada negosiasi sepenuhnya dalam proses perdamaian resmi. 2. Inisiatif Pada tahap inisiatif ini, aktivitas mediasi adalah mempersiapan inisiatif proposal perdamaian, memprakarsai, membantu untuk menjalankan perundingan diantara pihak yang bertikai. Inisiatif-inisiatif perdamaian dilakukan sebagai upaya ntuk menuju proses negosiasi. 3. Negosiasi Aktivitas mediasi dalam tahap ini adalah membuat diterimanya negosiasi bagi pihak yang bertikai, meliputi memberikan legitimasi dan pilihan dalam penyelesaian. Kelompok yang bertikai dalam negosiasi meminta mediator untuk

32Judo, Poerwowidagdo. 2003. “ Mengantisipasi Konflik dalam Masyarakat”. Diakses dalam http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F3387/Mengantisipasi%20Konflik%20 dalam%20Masyarakat.htm. Pada 22 Februari 2020 Pukul 21.05 Wib.

17 Universitas Sumatera Utara

menyelenggarakan negosiasi tersebut karena usulan dapat dengan mudah diterima oleh kelompok yang bertikai jika diajukan oleh mediator. 4. Implementasi Mediator melakukan monitoring/pengawasan terhadap beberapa kesepakatan perjanjian termasuk menerapkan sangsi-sangsi bagi kelompok - kelompok yang melanggar perjanjian demi terjaminnya kesepakatan perjanjian tersebut. Tugas mediator adalah memfasilitasi adanya dialog antara pihak yang berkonflik, sehingga semuanya dapat saling memahami posisi maupun kepentingan dan kebutuhan masing-masing, dan dapat memperhatikan kepentingan bersama.33 Dalam hal ini Satuan Tugas Gabungan Multinasional menggunakan cara mediasi untuk menghentikan konflik dan aksi anarkis dari kelompok Boko Haram.

1.6.5 Represif Tindakan represif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tindakan yang bersifat represif (Menekan, mengekang, menahan, atau menindas) bersifat menyembuhkan. 34 Upaya represif adalah suatu upaya penanggulangan kejahatan secara konsepsional yang ditempuh setelah terjadinya kejahatan. Penanggulangan dengan upaya represif dimaksudkan untuk menindak para pelaku kejahatan sesuai dengan perbuatannya serta memperbaikinya kembali agar mereka sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya merupakan perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan masyarakat, sehingga tidak akan mengulanginya dan orang lain juga tidak akan melakukannya mengingat sanksi yang akan ditanggungnya sangat berat. Tindakan represif bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Tindakan represif ini bertujuan

33 James A. Wall, Jr., John B. Stark and Rhetta L. Standifer Mediation. 2001 “A Current Review and Theory Development”.University of Missouri – Columbia. Hal 376 34 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dalam https://kbbi.web.id/represif. Pada 25 Februari 2020 Pukul 21.23 Wib

18 Universitas Sumatera Utara untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaranpelanggaran terhadap norma-norma sosial.35 Upaya penanggulangan kejahatan pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk pengamanan masyarakat (Social Defence) agar masyarakat dapat terhindar dari kejahatan atau setidaknya mengendalikan kejahatan yang terjadi agar berada dalam batas – batas toleransi masyarakat. Terhadap masalah kemanusiaan dan kemasyarakatan ini telah banyak usaha – usaha yang dilakukan untuk menanggulanginya. Salah satu usaha penanggulangan kejahatan yang dilakukan adalah dengan sanksinya berupa pidana. Penanggulangan kejahatan dengan menggunkan hukum pidana merupakan cara yang paling tua, setua peradaban manusia itu sendiri. Berikut beberapa Langkah represif yang dilakukan dalam rangka penanggulangan terhadap tindak pidana terorisme : 1. Pembentukan Badan Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme, serta pembentukan Satuan Khusus sebagai langkah pemberantasan tindak pidana terorisme. 2. Penyerbuan terhadap tempat persembunyian pelaku tindak terorisme. 3. Penjatuhan sanksi yang tegas terhadap pelaku tindak pidana terorisme yang telah terbukti bersalah berdasarkan bukti – bukti yang ada.36 Dalam F.C. Ounoha (2010) Ikezue, E. C., & Ezeah, P. C dalam penelitiannya menemukan bahwa pemberontakan kelompok Boko Haram dapat diberantas melalui penggunaan aksi militer. Maka dari itu Nigeria merasa perlu untuk meningkatkan kemanan nasionalnya dengan membentuk pasukan gabungan untuk menghentikan aksi anarkis dari Boko Haram. 37 Dengan adanya Satuan Tugas Gabungan Multinasional, reprensif merupakan bagian dari cara menangani kelompok Boko Haram tersebut.

35Abdul, Syani. 1987. Sosiologi Kriminologi. Bandung : Remaja hlm. 139. 36 Muladi dan Barda Nawawi Arief.1998. Teori – Teori dan Kebijakan Pidana.Bandung : Alumni hal : 149 37 F.C.Onuoha 2010. The Islamist Challenge: Nigeria‘s Boko Haram Crisis Explained‖. African Security Review. Routledge Hal 54 – 67.

19 Universitas Sumatera Utara

1.7 Metodologi Penelitian

1.7.1 Metode Penelitian Dari pemaparan kerangka di atas penelitian ini akan menggunakan metode penelitian analisis kualitatif. Berdasarkan tujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masalah, gejala, fakta, peristiwa, dan realita secara luas dan mendalam, maka peneliti akan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 38

1.7.2 Jenis Penelitian Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu fenomena individual, situasi atau kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian. Tujuan dasar penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini.39

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data Peneliti akan menggunakan teknik studi pustaka, yaitu dengan menggunakan sumber data sekunder yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini, yang menjadi data sekunder adalah berupa literatur buku, jurnal lokal maupun internasional, serta bahan-bahan lain yang mendukung dan berkaitan dengan judul penelitian termasuk media massa seperti internet, koran, majalah serta media massa baik yang sudah di cetak maupun yang masih berbasis online.40 Namun, apabila pada saat penulisan ini dilaksanakan dan penulis membutuhkan sumber referensi lain selain yang disebutkan di atas sebagai bahan penelitian maka pada saat proses penulisan ini dilaksanakan akan ditambahkan sehingga sumber data dapat berubah sewaktu-waktu.

38 Lexy Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda Karya. hal. 4. 39 Ibid. hal. 5. 40 Ibid. hal. 7.

20 Universitas Sumatera Utara

1.7.4 Teknik Analisis Data Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data yang akan peneliti gunakan adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu dengan menekankan analisis pada sebuah proses pengambilan kesimpulan secara indukif dan deduktif serta analisis pada fenomena yang sedang diamati dengan metode ilmiah.41 Dalam penelitian kualitatif, data yang terlampir perlu dianalisis dan dimaknai dengan cermat untuk kepentingan interpretasi data sekaligus dalam upaya menarik kesimpulan. Analisis data dilakukan secara terus-menerus semenjak data awal dikumpulkan sampai penelitian berakhir. Penafsiran data dan menarik kesimpulan dilakukan dengan mengacu kepada rujukan konsep dan teoritis kepustakaan dengan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.42

1.8 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini penulis menjabarkan tulisannya kedalam empat bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II PROSES AWAL TERBENTUKNYA SATUAN TUGAS GABUNGAN MULTINASIONAL Dalam bab ini Penulis akan menjelaskan tentang Profil Organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional serta Proses awalnya terbentuknya Satuan Tugas

41 Hadari Nawawi. 1987. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gajah Mada University Press, hal. 30. 42 Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitiatif: Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. PT. Kencana. hal 126.

21 Universitas Sumatera Utara

Gabungan Multinasional sebagai pasukan gabungan internasional untuk menghentikan aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram di Nigeria.

BAB III PERAN SATUAN TUGAS GABUNGAN MULTINASIONAL DALAM MENJAGA KEAMANAN INTERNASONAL DARI ANCAMAN BAHAYA KELOMPOK BOKO HARAM Dalam bab ini Penulis akan menjelaskan tentang peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menjaga keamanan internasional, terkhusus Nigeria dari ancaman bahaya kelompok Boko Haram.

BAB IV PENUTUP Bab terakhir ini akan menyimpulkan serta pemberian saran-saran yang diperlukan terhadap pembahasan yang telah dibahas.

22 Universitas Sumatera Utara

BAB II PROSES AWAL TERBENTUKNYA SATUAN TUGAS GABUNGAN MULTINASIONAL

2.1 Sejarah Satuan Tugas Gabungan Multinasional Nigeria menjadi pelopor pertama dalam pembentukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Sejak awal, Nigeria telah mengalami berbagai bentuk permasalahan keamanan. Contoh utama adalah perang saudara yang terjadi pada tahun 1960-an, destabilisasi tahun 1980-an dan konflik etno-religius yang berkelanjutan di Negara Bagian Plateau sejak tahun 1999. Maka dari itu Nigeria dapat dikatakan lebih tanggap dari Negara- Negara Afrika Barat lainnya dalam hal keamanan. Pemicunya bisa dikarenakan kondisi keamanan Nasionalnya yang memerlukan perhatian lebih khusus. Maka dari itu Nigeria optimis dengan mendirikan organisasi khusus bernama Satuan Tugas Gabungan ( joint task force). Pada awalnya Satuan Tugas Gabungan didirikan dan dibentuk oleh Presiden Nigeria, Sani Abacha pada tahun 1994 untuk memerangi bandit dan pelaku kejahatan di Nigeria. Namun pada awal pembentukaannya tidak berlandaskan pada kerjasama multinasional. Satuan Tugas Gabungan dibentuk untuk menjaga keamanan masyarakat di Nigeria. Dengan adanya Satuan Tugas Gabungan diharapkan masyarakat setempat dapat bebas beraktivitas tanpa takut akan adanya aksi kejahatan.43 Satuan Tugas Gabungan pada tahun 1994 merupakan instrumen untuk kontrol lintas batas kegiatan kriminal di wilayah Danau Chad. Danau Chad adalah Danau yang terbesar keenam di dunia dengan cekungan hidrografi yang Luasnya 2.381.631 kilometer persegi dan cekungan aktif 966.955 Kilometer persegi. Danau ini menyediakan air bersih dan sumber daya pertanian seperti perikanan dan padang rumput untuk populasi besar di

43 Willibroad Dze-Ngwa.2018.The Multinational Joint Task Force against Boko Haram: Rethinking Military Intervention.International Journal of Liberal Arts and Social Science, Vol. 6 No. 7

23 Universitas Sumatera Utara

Nigeria, Chad, Kamerun, Niger, Republik Afrika Tengah, Libya, Sudan dan bahkan Aljazair. 44 Danau Chad secara geografis diapit oleh 4 Negara yaitu Niger, Nigeria Chad dan Kamerun. Keempat negara ini memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi dan 2 diantaranya bahkan mencapai 1/2 dari total populasi. Menurut United Nation Development Programme pada tahun 2008, Nigeria memiliki 37% tingkat kemiskinan, Kamerun dengan 31,5% tingkat kemiskinan sedangkan Niger 55,1% tingkat kemiskinan dan Chad mencapai 56,2% tingkat kemiskinan. Hal ini tentu sangat memprihatinkan terutama dengan tingkat kemiskinan yang sudah begitu tinggi didukung dengan fakta bahwa masyarakatnya bergantung pada sumber daya alam yang ada dalam Danau Chad. Perubahan yang terjadi pada Danau Chad adalah berkuranghnya jumlah air yang ada di danau. Baik jumlah ikan dan sumber air sebagai sumber irigasi untuk pertanian.

Berikut adalah peta lokasi Danau Chad : Gambar 1. Peta Danau Chad

Sumber : ISPI Perubahan yang terjadi pada Danau Chad adalah berkurangnya jumlah air yang ada di danau. Sebelumnya wilayah berair dapat mencapai 300 ribu hektar,

44 Gbenga Adetokunbo Owojaiye.2003.” Regional Military Integration In West Africa: A Case Study Of The Multi – National Joint Task Force In The Fight Against Boko Haram” Diakses dalam https://apps.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/1020339.pdf. Pada 3 April 2020 Pukul 13.54 Wib 24 Universitas Sumatera Utara namun menjadi 80 ribu hektar yang tersisa. Ini diestimasikan terjadinya pengurangan sekitar 74%. Tentu dengan perubahan yang signifikan tersebut akan berimbas langsung terhadap populasi makhluk hidup didalamnya. Tidak dipungkiri apabila adanya spesies-spesies tertentu yang menghilang. Air yang berkurang membuat semua pihak baik masyarakat Chad, Niger, Nigeria dan Kamerun kesusahan terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai petani dan nelayan. Belum selesai permasalahan akan Danau Chad, Negara – Negara di Afrika Barat dihadapkan pada permasalahan keamanan berupa ancaman dari Kelompok Boko Haram.45 Pada tanggal 17 mei 2014 diadakan sebuah konferensi di Paris (Paris Summit) yang dikhususkan dan didedikasikan untuk membahas mengenai keamanan di Nigeria. Paris Sumit adalah sebuah forum pertemuan Internasional dibawah Perserikatan Bangsa – Bangsa untuk membahas mengenai keamanan. Konferensi tersebut dihadiri oleh kepala Negara Perancis, perwakilan Uni Eropa, Amerika serikat, Inggris dan Para petinggi negara tetangga Nigeria yakni Chad, Kamerun, Niger dan Benin. Hasil dari konferensi tersebut diantaranya adalah memutuskan untuk meningkatkan kerjasama regional dalam melawan Kelompok Boko Haram, dengan cara patroli terkoordinasi dan pengawasan perbatasan serta bertukar informasi yang relevan. Kolaborasi lintas batas telah lama dipandang sebagai kunci untuk mengakhiri pemberontakan Kelompok Boko Haram baik di Nigeria maupun di Negara- negara tetangga Nigeria. Pada awal kemunculan Boko Haram, pemerintah Nigeria masih bersikeras untuk menangani konflik tersebut sendiri. Melihat hasil penanganan konflik yang belum juga menuai hasil yang maksimal, maka pada tahun 2014 Nigeria menyepakati untuk melakukan kerjasama dengan

Negara- Negara sekitar.46 Pada tahun 2015 terdapat lonjakan peningkatan regionalisasi ancaman yang ditimbulkan oleh Kelompok Boko Haram, hal tersebut mengharuskan upaya

45 Assay Lovelianty Farmin. 2016. “Danau Chad Sebagai Pemicu dalam Meradangnya Kelompok Radikal Boko Haram di Kawasan Afrika Barat”. Diakses dalam https://www.academia.edu/26978300/. Pada 13 Mei 2020 Pukul 14.22 Wib 46 Ayu Afrid Magfirah. 2017. “Krisis Keamanan dan Konflik Berkepanjangan di Nigeria”. Skripsi Ilmu Hubungan Internasional : Universitas Jember 25 Universitas Sumatera Utara baru pada respons regional yang mengarah pada pengaktifan kembali Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Dengan demikian, negara-negara anggota Komisi Danau (Benin kemudian ditambahkan) sepakat untuk menyusun kembali kekuatan untuk memerangi pemberontakan Boko Haram dan memastikan perdamaian dan keamanan di Wilayah Danau Chad pada tahun 2015. Satuan Tugas Gabungan Multinasional merupakan Pasukan militer dari Niger, Kamerun, Chad, Benin dan Nigeria. Satuan Tugas Gabungan Multinasional diaktifkan kembali oleh negara- negara anggota Komisi Danau Chad Basin untuk melawan Boko Haram (dan kelompok-kelompok teroris lainnya) mengingat dimensi regional pemberontakan. Kegiatan pasukan gabungan secara eksplisit difokuskan pada perang melawan kelompok-kelompok bersenjata di wilayah tersebut. Namun, penciptaannya berawal dari tahun 90-an, jauh sebelum penetrasi Boko Haram dari tatanan sosial Nigeria timur laut dan pelebaran lingkup tindakan selanjutnya di Cekungan Danau Chad. Memang, Satuan Tugas Gabungan Internasional pada awalnya didirikan pada tahun 1998 oleh inisiatif politik dari Komisi Danau Chad Basin(LCBC) dengan tujuan menangani kegiatan-kegiatan kriminal lintas-perbatasan, tetapi ruang lingkup pasukan ternyata terbatas terutama karena dari kurangnya kemauan politik. Gambar 2. Timeline agenda kriminal Boko Haram tahun 2014 No Waktu Kejadian Tempat Kejadian Jenis Kejahatan Korban 1. 15 Februari 2014 Izghe, Borno Serangan Senjata Lebih dari 100 Orang Meninggal 2 14 April 2014 , Borno Penculikan 276 Siswi 3 14 April 2014 Nyanya, Peledakan bus 75 Orang Meninggal 4 1 Mei 2014 Nyanya, Abuja Pengeboman 19 Orang Meninggal 5 5 Mei 2014 , Borno Serangan 300 Orang

26 Universitas Sumatera Utara

Pembunuhan Meninggal 6 20 Mei 2014 Jos, Nigeria Pengeboban 118 Orang Tengah Meninggall 7 1 Juni 2014 Pengeboman 40 Orang Meninggal 8 3 Juni 2014 Borno Serangan Senjata 500 Orang Meninggal 9 17 Juni 2014 , Niggeri Pengeboman 21 Orang Utara Meninggal 10 24 Juni 2014 Borno Pembunuhan & 30 Orang Penculikkan dibunuh dan 60 Orang diculik 11 25 Juni 2014 Abuja Pengeboman 21 Orang Meninggal 12 29 Juni 2014 Abuja Serangan Senjata 12 Orang Meninggal 13 17-20 Juli 2014 Serangan Senjata 66 Orang Meninggal Sumber : Skripsi Ayu Farida Fithria Maghfiroh, Krisis Keamanan dan Konflik Sosial Berkepanjanga di Nigeria Tabel diatas merupakan rangkaian aksi kejahatan yang dilakukan oleh Kelompok Boko Haram di tahun 2014, hal tersebut tentunya menjadi ancaman keamanan bagi negara – negara di kawasan Afrika Barat. Menanggapi momok yang mengancam tidak hanya integritas teritorial Nigeria tetapi juga stabilitas regional dan keamanan jutaan orang, negara-negara yang peduli (Kamerun, Niger, dan Chad) mengambil langkah tanggapan militer mereka. Inisiatif nasional ini kemudian memicu upaya bersama yang mengarah pada pendirian Satuan Tugas Gabungan Multinasional untuk menangani aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram. Uni Afrika juga menyetujui keputusan untuk membentuk Satuan Tugas Gabungan Multinasional (Multinational Joint Task Force) dalam menghadapi

27 Universitas Sumatera Utara

Boko Haram. Pasukan khusus ini terdiri dari lima negara Afrika Barat, yakni Nigeria, Kamerun, Niger, Chad dan Benin. Pasukan ini didukung oleh Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika. Satuan Tugas Gabungan Multinasional ini didukung oleh Uni Afrika dan berkantor pusat di ibu kota Chad, N’Djamena. Dalam pertemuan Uni Afrika di Addis Ababa pada 25 Mei 2015, dihadiri oleh Komisaris Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika, Smail Chergui, Sekretaris Eksekutif Komisi Danau Chad Basin Sanusi Imran Abdullahi, dan delegasi Menteri Chad bidang Pertahanan Nasional dan Urusan Veteran, Benaindo Tatola untuk meresmikan operasional Satuan Tugas Gabungan Multinasional.47 Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika secara resmi mengesahkan pasukan pada 29 Januari 2015. Meskipun pasukan terdiri dari komponen militer, polisi dan sipil, sebagian besar operasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional berfokus pada komponen militer.48 Sesuai laporan dari Ketua Komisi Uni Afrika, misi operasional Satuan Tugas Gabungan Multinasional bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, mengembalikan otoritas negara dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan di daerah bencana. Tugas spesifik Satuan Tugas Gabungan Multinasional termasuk melakukan operasi militer, melakukan patroli perbatasan, menemukan korban penculikan, menghentikan aliran senjata, reintegrasi pemberontak ke dalam masyarakat dan menangkap pemberontak yang bertanggung jawab atas kejahatan ke pengadilan.

2.2. Profil Satuan Tugas Gabungan Multinasional

- Nama : Satuan Tugas Gabungan Multinasional (Multinational Joint Task Force)

47 Levina Chairunnisa, Op.Cit.,7 48 Olawale (Wale) Ismail, Alagaw Ababu Kifle. 2018. “ New Collective Security Arrangements in the Sahel: a comparative study of the MNJTF and G-5 Sahel”. 2018 Africa : Centre of Competence Sub-Saharan 28 Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. Lambang Organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional

Sumber : Wikipedia

- Negara Anggota : Nigeria, Niger, Chad, Benin, Kamerun.

- Situs Web : https://www.mnjtf.org/ - Markas Besar : Ndjamena, Chad - Pemimpin saat ini : Jendral Besar Gambar 4. Jendral Besar Tukur Yusuf Buratai

Sumber : Wikipedia

- Markas Operasional : Kantor Komandan Pasukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga disebut sebagai markas operasional yang terdiri dari sebagai berikut: Kantor Komandan Pasukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional, Kantor Wakil Komandan Satuan Tugas Gabungan Multinasional, Kantor COS, Kantor Penasihat Sipil, Kantor Penasihat Polisi, Sel Unit Intelijen Gabungan Regional, Kantor Kepala Administrasi, Kantor Kepala Informasi Militer, Kantor Kepala Operasi, Kantor Kepala Bagian Logistik, Kantor Kepala Rencana, Kantor Kepala

29 Universitas Sumatera Utara

Komunikasi, Kantor Kepala CIMIC, Kantor Petugas Medis Angkatan, Kantor Kepala Informasi Publik Militer, Kantor MST, Kantor Penasihat Hukum. - Komandan Pasukan : Mayor Jenderal C.O Ude Gambar 5. Mayor Jenderal C.O Ude

Sumber : Wikipedia

Komandan Pasukan Satuan Tugas Gabungan Mutinasional saat ini adalah Mayor Jenderal C.O. Ude. Dia mengemban tugas pada bulan Agustus tahun 2018 dan dia adalah Komandan Pasukan ke-5 Satuan Tugas Gabungan Multinasional.

- Wakil Komandan Pasukan : Brigadir Jenderal Seydou Badje Gambar 6. Brigadir Jenderal Seydou Badje

Sumber : Wikipedia

Wakil Komandan Pasukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional saat ini adalah Brigadir Jenderal Seydou Badje. Dia mengemban tugas pada Februari 2018. Hingga penunjukkannya sebagai DFC, Brigadir Jenderal Badje adalah Kepala Staf Satuan Tugas Gabungan Multinasional.

30 Universitas Sumatera Utara

2.2.1. Kelembagaan Satuan Tugas Gabungan Multinasional Satuan Tugas Gabungan Multinasional beroperasi di bawah otoritas langsung Komisi Danau Chad Basin (The Basin Commission) yang merupakan organisasi antar pemerintah yang mengawasi air dan penggunaan sumber daya alam lainnya di wilayah Danau Chad. Berikut adalah Struktur kelembagaan Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Gambar 7. Struktur kelembagaan Satuan Tugas Gabungan Multinasional

STURKTUR KELEMBAGAAN SATUAN TUGAS GABUNGAN MULTINASIONAL

Dukungan Komisi Danau Chad Sel Logistik Organisasi Basin dan Benin Strategis Internasional

Mekanisme Perwakilan Politik (Sekretaris Koordinasi Bersama Eksekutif Komisi Danau Chad Basin dan Benin)

Sel Unit Intelijen Satuan Tugas Gabungan Gabungan Regional Multinasional

Polisi Militer Warga Sipil Tim Pendukung Misi Sumber : https://www.mnjtf.org/ Ada delapan Negara anggota yang tergabung dalam Komisi Danau Chad Basin yaitu, Kamerun, Chad, Niger, Nigeria, Aljazair, Republik Afrika Tengah,

31 Universitas Sumatera Utara

Libya, dan Sudan.49 Arsitektur kelembagaan Satuan Tugas Gabungan Multinasional terstruktur di sekitar organisasi Komisi Danau Chad Basin yang kemudian bertanggung jawab atas pengawasan politik, sedangkan Uni Afrika sebagai teknis dan strategis mitra dalam kolaborasi erat dengan Sekretariat Eksekutif Komisi Danau Chad Basin yang berkontribusi untuk operasi yang efektif dan pejabat kantor pusat bertanggung jawab untuk mengarahkan operasi dan memimpin berbagai kontingen nasional. Otoritas politik Komisi Danau Chad Basin dijamin setiap hari oleh Sekretaris Eksekutif Komisi Danau Chad Basin Sanusi Imran Abdullahi. Dia ditunjuk sebagai kepala Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Setelah diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Para Kepala Negara dan Pemerintah Komisi Danau Chad Basin dan Benin, yang diadakan di Abuja, Nigeria pada 11 Juni 2015. Sanusi Imran Abdullahi bekerja dalam kolaborasi erat dengan komandan pasukan, yang secara teratur memperbaruinya tentang tindakan yang dilakukan. Meskipun mandatnya juga mencakup menjaga perdamaian dan memastikan keamanan lintas batas di Danau Chad Basin, Komisi Danau Chad Basin memiliki pengalaman terbatas di bidang ini. Oleh Karena itu, maka dianggap perlu untuk memberikan Satuan Tugas Gabungan Multinasional dukungan di bidang-bidang tertentu seperti administrasi dan manajemen keuangan, teknologi informasi (TI) dan komunikasi sumber daya, logistik, layanan kesehatan, dan infrastruktur. Maka Uni Afrika menjadi mitra penting untuk memberikan dukungan ini. Mengingat meningkatnya mobilisasi internasional dalam perang melawan Boko Haram, faktor yang mengarahkan keterlibatan Uni Afrika adalah institusi kesediaan untuk menggunakan hak prerogatifnya pada masalah perdamaian dan keamanan pada Benua Afrika. Dengan demikian, selama pertemuan tindak lanjut kedua menteri setelah KTT Paris Mei 2014 diselenggarakan di Washington DC pada 5 Agustus 2014, Uni Afrika mengumumkan niatnya untuk berkontribusi dalam perang melawan Boko Haram dengan menempatkan pasukan regional. Uni

49Multinational Joint Task Force. 2020. Diakses dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Lake_Chad_Basin_Commission Pada 14 April 2020 Pukul 10.31 Wib

32 Universitas Sumatera Utara

Afrika akhirnya muncul sebagai mitra utama dalam pendirian Satuan Tugas Gabungan Multinasional untuk menangani aksi dari Kelompok Boko Haram. Bantuannya telah menyebabkan tingkat frustrasi tertentu pada pihak mereka yang mungkin menginginkan peran yang lebih penting untuk Sekretariat Eksekutif Komisi Danau Chad Basin dan penguatan kapasitasnya. Pada akhirnya, pengalaman Uni Afrika dalam penempatan dan manajemen (politik, Administratif dan finansial) dari operasi perdamaian yang dapat memberi keseimbangan untuk mendukung keberadaan Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Pada 17 Januari 2015, Presiden Komisi Masyarakat Ekonomi Negara- Negara Afrika Barat mengirim surat kepada Ketua Otoritas Kepala Negara dan Pemerintah Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat untuk memasukkan item tentang ancaman yang diajukan oleh Boko Haram dalam agenda KTT Uni Afrika mendatang. Sebagai tanggapan, Komisaris untuk Perdamaian dan Keamanan memberitahunya bahwa konsultasi yang tepat akan dilakukan untuk memastikan bahwa masalah Boko Haram mendapat semua perhatian yang layak selama pembahasan mengenai laporan Dewan Perdamaian dan Keamanan tentang Perdamaian dan Keamanan di Afrika. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menyatakan situasi ini. Dalam pernyataan PBB yang diadopsi pada 19 Januari 2015, Dewan Keamanan mengutuk, dalam hal terkait peningkatan serangan yang dilakukan oleh Boko Haram, serta peningkatan serangan di wilayah Cekungan Danau Chad dan di Kamerun utara. Dewan Keamanan menyatakan simpati dan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga para korban dan kepada orang-orang dan Pemerintah Nigeria, serta kepada orang-orang dan Pemerintah dari negara-negara yang terkena dampak lainnya. Dewan Keamanan menuntut agar Boko Haram segera dan tegas menghentikan semua permusuhan dan semua pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran hukum humaniter internasional. Dewan Keamanan juga menuntut segera pembebasan tanpa syarat dari semua orang yang diculik yang tetap dalam penahanan, termasuk 276 anak sekolah yang diculik di Chibok, Negara Borno, pada bulan April 2014. Dewan Keamanan mengakui bahwa

33 Universitas Sumatera Utara beberapa tindakan ini mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan menekankan bahwa mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab. Pada pertemuan Menteri Niamey di Negara Anggota Komisi Danau Chad Basin pada 20 Januari 2015, para peserta mencatat bahwa, sejak kemunculannya, kelompok Boko Haram telah membedakan dirinya melalui serangan kekerasan terhadap warga sipil, eksekusi singkat, penjarahan dan penghancuran, penculikan dan serangan lanjutan terhadap pasukan pertahanan dan keamanan negara-negara di kawasan itu. Para peserta sangat mengutuk serangan terhadap Baga, yang memuncak dalam pembantaian skala besar yang dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Mereka mencatat dengan prihatin peningkatan yang signifikan dari kapasitas operasional Boko Haram. Seperti dicatat oleh pertemuan menteri Niamey, serangan dan pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh Boko Haram telah mengakibatkan perpindahan internal besar-besaran. Hal ini juga menyebabkan arus populasi yang signifikan dari Negara Borno, Yobe dan Adamawa ke Nigeria, Chad dan Kamerun. Situasi ini mengakibatkan ketegangan secara signifikan di negara-negara tuan rumah, meningkatkan kekhawatiran bahwa ini dapat menimbulkan ketegangan antara pengungsi dan masyarakat tuan rumah. Menurut Badan Manajemen Darurat Nasional (NEMA) Pemerintah Nigeria sampai awal tahun 2015 , sekitar 868.235 orang terkena dampak serangan teroris yang sedang berlangsung di Timur Laut. NEMA telah mengelola 20 kamp untuk para pengungsi internal. Situasi keamanan yang genting mencegah pengiriman bantuan kepada banyak orang yang membutuhkan. Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan bahwa jumlah pengungsi dan pengungsi telah melebihi satu juta. Dalam pertemuan Menteri di Niamey yang disebutkan di atas, Dewan Keamanan menyatakan keprihatinan pada skala krisis kemanusiaan yang berkembang yang disebabkan oleh kegiatan Boko Haram. Dalam hal ini, Dewan Keamanan memuji dukungan yang diberikan kepada para pengungsi oleh Pemerintah negara-negara tuan rumah, dan meminta komunitas internasional untuk memberikan dukungan di bidang-bidang yang membutuhkan perhatian penting. Atas keprihatinan tersebut maka berlanjutlah pada pembentukan Satuan

34 Universitas Sumatera Utara

Tugas Gabungan Multinasional untuk menghentikan aksi kejahatan dari Kelompok Boko Haram dan secara resmi organisasi tersebut disahkan pada 29 Januari 2015. Pada pertemuan tingkat menteri ke-5 mereka, negara-negara di kawasan Afrika Barat menyetujui serangkaian langkah-langkah keamanan praktis, terutama pendirian Markas Besar Satuan Tugas Gabungan Multinasional di Ndjamena. Pembentukan jaringan komunikasi yang aman untuk pasukan keamanan yang beroperasi di sekitar Danau Chad Cekungan, sesegera mungkin terkoordinasi yang akan didirikan di Ndjamena. Lebih jauh, pertemuan tersebut adalah untuk menyerahkan laporan tentang upaya regional dan internasional untuk memerangi Boko Haram, agar Dewan dapat mengizinkan penyebaran Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Pertemuan tersebut juga meminta Komisi Uni Afrika untuk menyelenggarakan kerja sama dengan para pemangku kepentingan yang relevan. Pertemuan para ahli pada awal Februari 2015 adalah untuk menyelesaikan konsep operasi untuk Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Pada saat penyelesaikan laporan tersebut, Komisi mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengadakan pertemuan tersebut di Yaoundé, Kamerun, dari 5 hingga 7 Februari 2015. Langkah-langkah lain yang disepakati termasuk mengadakan konferensi donor untuk memobilisasi sumber daya untuk Satuan Tugas Gabungan Multinasional, permohonan kepada mitra internasional untuk mendukung penerapan strategi Komisi Danau Chad Basin terhadap Boko Haram, peningkatan bantuan kemanusiaan untuk populasi yang terkena dampak, dan permintaan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mempercepat proses yang sedang berlangsung terkait dengan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Boko Haram. Maka dari itu prospek Satuan Tugas Gabungan Multinasional secara finansial tergantung pada Uni Afrika. Uni Afrika bertanggung jawab atas uji coba strategis Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Sel dukungan strategis berpusat di Addis Ababa, yang menyediakan pengawasan Satuan Tugas Gabungan Multinasional, dan mengoordinasikan serta mengelola bantuan donor.

35 Universitas Sumatera Utara

Semua keuangan kontribusi untuk Satuan Tugas Gabungan Multinasional harus disalurkan melalui Uni Afrika. Tim teknis (Tim Dukungan Misi) di N 'Djamena memberikan dukungan harian kepada Satuan Tugas Gabungan Multinasional, khususnya dalam hal logistik: memasok transportasi, dan teknologi informasi (TI) serta peralatan komunikasi. Berkenaan dengan komponen militer, operasional markas Satuan Tugas Gabungan Multinasional berbasis di N 'Djamena (Chad) dan terdiri dari personil dari berbagai negara yang berkontribusi atas penyediaan pasukan. Mereka melaksanakan perintah dan mengendalikan pasukan dan mengoordinasikan aksi militer dari pasukan yang berkontribusi untuk negara.

2.2.2 MITRA SATUAN TUGAS GABUNGAN MULTINASIONAL Untuk Menghilangkan perlakuan anarkis dari Kelompok Boko Haram di sekitaran Danau Chad Basin tentunya memerlukan keterlibatan militer yang halus dan disengaja yang didukung oleh berbagai kegiatan non-kinetik. Banyak dari kegiatan ini telah menyerukan kolaborasi aktif dengan mitra strategis. Satuan Tugas Gabungan Multinasional bekerja sama dalam kolaborasi erat dengan para mitranya. Mitra strategis dan teknis ini membentuk Centre for Coordination and Liaison (CCL) yaitu Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat. Selain CCL, Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga memiliki mitra organisasi internasional seperti Organisasi PBB, Uni Eropa dan Uni Afrika.50

2.3. Mandat Satuan Tugas Gabungan Multinasional Satuan Tugas Gabungan Multinasional diberi mandat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terlindungi di area yang terkena dampak kegiatan Boko Haram dan kelompok teroris lainnya. Memfasilitasi implementasi program stabilisasi secara keseluruhan di daerah yang terkena dampak, termasuk pemulihan penuh otoritas negara dan pengembalian pengungsi serta bagi pengungsi yang menetap mandatnya adalah untuk memfasilitasi dalam batas

50 Freedom C. Onuoha. “Assessing the Multinational Joint Task Force against Boko Haram”. Op. Cit 7- 11

36 Universitas Sumatera Utara kemampuannya, operasi kemanusiaan dan pengiriman bantuan kepada populasi yang terkena dampak. Mandatnya lainnya adalah melakukan operasi militer untuk mencegah perluasan kegiatan kelompok seperti melakukan patroli, mencegah semua transfer senjata atau logistik ke grup, aktif mencari dan membebaskan semua korban penculikan, termasuk gadis-gadis yang diculik dari Chibok pada April 2014 dan membawa tindakan psikologis bagi korban kekerasan dari kelompok Boko Haram. Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga telah ditugaskan untuk melakukan tindakan spesifik di bidang intelijen, hak asasi manusia, informasi dan media. Menyadari kompleksitas misinya, tiga komponen militer, polisi dan sipil harus didirikan. Mengenai area operasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional, masing-masing kontingen negara dikerahkan di negaranya sendiri. Terdapat empat sektor operasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional: a. Sektor 1 dengan komando berbasis di (Kamerun) Sektor 1 berkorespondensi dengan Brigade Kamerun dari Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan termasuk Wilayah Militer Gabungan ke-4. Ini dibagi menjadi beberapa sub sektor dengan Kantor Pusat di Mora. Sektor ini dipimpin oleh Brigadir Jenderal Bouba Dobekreo. Gambar 8. Sektor 1 Satuan Tugas Gabungan Multinasional

Sumber : https://www.mnjtf.org/ b. Sektor 2 berbasis di kota Baga-Sola (Chad) Sektor 2 berkorespondensi dengan Brigade Chad dari Satuan Tugas Gabungan Multinasional yang setara dengan Resimen Militer ke-4 Chad. Ini

37 Universitas Sumatera Utara dibagi menjadi dua Sub-sektor dengan kantor pusat di Bagasola. Hal ini diperintahkan oleh Brigadir Jenderal Yaya Siro.

Gambar 9. Sektor 2 Satuan Tugas Gabungan Multinasional

Sumber : https://www.mnjtf.org/ c. Sektor 3 berbasis di Baga (Nigeria) Sektor 3 meliputi brigade 7 Nigeria yang berbasis di Baga. Ini dibagi menjadi 4 bagian utama yang sesuai dengan 4 batalion dan meliputi bagian Timur Laut Ekstrim Nigeria. Hal ini diperintahkan oleh Brigadir Jenderal GM MUTKUT. Gambar 10. Sektor 3 Satuan Tugas Gabungan Multinasional

Sumber : https://www.mnjtf.org/

d. Sektor 4 berbasis di kota (selatan-timur Niger). Sektor 4 berkorespondensi dengan Resimen Militer ke-5 Niger dan mencakup bagian Extreme South East Niger di sepanjang Koumadougou-Yobe.

38 Universitas Sumatera Utara

Markas besarnya ada di DIFFA. Hal ini diperintahkan oleh Brigadir Jenderal NOUKAWA. 51 Gambar 11. Sektor 4 Satuan Tugas Gabungan Multinasional

Sumber : https://www.mnjtf.org/

2.4. Otorisasi Pengembangan Satuan Tugas Gabungan Multinasional Pertemuan Tingkat Tinggi Para Menteri di Niamey pada 20 Januari 2015 meminta Dewan untuk mengesahkan penyebaran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan mengamanatkan Pasukan. Keputusan Dewan itu merupakan langkah pertama yang diperlukan dalam mengamankan adopsi oleh Dewan Keamanan PBB atas resolusi dan mengesahkan Negara-Negara Anggota Komisi Danau Chad Basin untuk mengerahkan Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan pembentukan mekanisme dukungan yang tepat, termasuk Dana Perwalian. Dewan akan mengingat bahwa ini adalah proses yang diikuti sehubungan dengan operasi dukungan perdamaian Uni Afrika sebelumnya dan saat ini, yang dilakukan dengan persetujuan dan bantuan PBB, yaitu Misi Dukungan yang dipimpin Afrika di Mali (AFISMA), Misi Dukungan yang dipimpin Afrika di Republik Afrika Tengah (MISCA) dan Misi Uni Afrika di (AMISOM), di mana PBB, selain mendirikan Dana Perwalian, juga memberikan otorisasi penyediaan paket dukungan yang didanai melalui kontribusi yang dinilai.

51Multinational Joint Task Force.2020. Sectors.Diakses dalam https://www.mnjtf- fmm.org/sectors/ Pada 22 Juni 2020 Pukul 14.30 Wib

39 Universitas Sumatera Utara

Selain itu, perlu untuk mengembangkan konsep operasi yang akan menguraikan tujuan strategis Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan mengatasi semua aspek yang relevan dari operasi yang direncanakan, termasuk perintah dan kontrol, konsep dukungan, aturan keterlibatan, dan pedoman tentang perlindungan warga sipil yang mengutamakan Kebijakan Uji Tuntas Hak Asasi Manusia PBB (HRDDP), yang merupakan elemen penting untuk mendapatkan dukungan PBB untuk operasi non-PBB. Komisi telah memulai langkah-langkah yang diperlukan untuk mengadakan pertemuan di Yaoundé, dari 5 hingga 7 Februari 2015, dari pertemuan para pakar teknis yang akan mengembangkan konsep operasi dan dokumen terkait lainnya. Sementara proses ini sedang berlangsung, direkomendasikan bahwa, untuk mendukung upaya yang dipimpin oleh Negara Anggota Komisi Danau Chad Basin, Dewan mengesahkan penyebaran Satuan Tugas Gabungan Multinasional, untuk periode awal dua belas bulan yang dapat diperpanjang atas permintaan Negara Anggota Komisi Danau Chad Basin Sejalan dengan tujuan keseluruhan yang ditetapkan oleh negara-negara kawasan selama berbagai pertemuan mereka, sebagaimana keputusan di atas, diusulkan bahwa Satuan Tugas Gabungan Multinasional diamanatkan, dalam Area Operasi (AoR) sebagaimana akan ditentukan dalam konsep operasi, untuk : 1. Menciptakan lingkungan yang aman dan terlindungi di wilayah yang terkena dampak kegiatan Boko Haram dan kelompok teroris lainnya, untuk mengurangi kekerasan terhadap warga sipil dan pelanggaran lainnya secara signifikan, termasuk kekerasan berbasis seksual dan gender, sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional , termasuk hukum humaniter internasional dan HRDDP PBB; 2. Memfasilitasi pelaksanaan program stabilisasi secara keseluruhan oleh Negara-negara Anggota Komisi Danau Chad Basin di daerah-daerah yang terkena dampak, termasuk pemulihan penuh otoritas negara dan pengembalian pengungsi; dan 3. Memfasilitasi, dalam batas kemampuannya, operasi kemanusiaan dan pengiriman bantuan kepada populasi yang terkena dampak.

40 Universitas Sumatera Utara

Dalam kerangka mandat yang diuraikan di atas dan dalam AoR-nya, kontingen Satuan Tugas Gabungan Multinasional yang ditempatkan di wilayah nasional mereka, dapat melakukan sejumlah tugas. Ini akan mencakup yang berikut ini : 1. Melakukan operasi militer untuk mencegah ekspansi Boko Haram dan kegiatan kelompok teroris lainnya dan menghilangkan kehadiran mereka; 2. Memfasilitasi koordinasi operasional antara negara-negara yang terkena dampak dalam perang melawan Boko Haram dan kelompok-kelompok teroris lainnya, termasuk atas dasar intelijen yang dikumpulkan oleh Negara Anggota Komisi Danau Chad Basin atau difasilitasi oleh mitra eksternal; 3. Mendorong dan memfasilitasi pelaksanaan patroli bersama, simultan terkoordinasi dan jenis operasi lainnya di perbatasan negara-negara yang terkena dampak; 4. Mencegah semua bentuk pemindahan senjata dan amunisi dan jenis dukungan lainnya kepada Boko Haram dan kelompok-kelompok teroris lainnya; 5. Memastikan, dalam kemampuannya, perlindungan warga sipil di bawah ancaman langsung, IDP dan kamp-kamp pengungsi, pekerja kemanusiaan dan personel sipil lainnya; 6. Aktif mencari, dan membebaskan semua korban penculikan, termasuk gadis- gadis muda yang diculik di Chibok pada bulan April 2014; 7. Melakukan operasi psikologis yang efektif untuk mendorong pembelotan dari Boko Haram dan kelompok teroris lainnya; 8. Mendukung, jika mungkin sesuai, tahap implementasi awal dari strategi untuk pelucutan, demobilisasi dan reintegrasi pejuang yang tidak terlibat dalam komunitas mereka; 9. Berkontribusi pada peningkatan dan pelembagaan koordinasi sipil-militer, termasuk ketentuan, atas permintaan, pengawalan ke konvoi kemanusiaan; 10. Mendukung upaya regional untuk menangkap dan mengadili semua yang bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan; dan 11. Memastikan perlindungan personil, fasilitas, dan peralatan Satuan Tugas Gabungan Multinasional.

41 Universitas Sumatera Utara

12. Menciptakan perdamaian berkelanjutan. Perdamaian berkelanjutan hanya diharapkan terjadi melalui Pendidikan Perdamaian yang merupakan perjuangan permanen untuk meminimalkan, mengubah dan menyelesaikan konflik, untuk menjamin koeksistensi, keamanan, dan kerukunan yang efektif di antara berbagai kepentingan, masyarakat dan budaya mereka melalui formal dan informal. Upaya pembangunan perdamaian harus dilakukan oleh Satuan Tugas Gabungan Multinasional untuk mengembalikan ekstrimisme Boko Haram. Ekstremisme khusus dan keras dapat dilakukan oleh Satuan Tugas Gabungan Multinasional dengan bergerak mempromosikan praktik-praktik baik hidup berdampingan secara damai, khususnya di antara populasi Kristen dan Muslim. Setelah kesepakatam tugas diatas disetujui, negara-negara di kawasan tersebut masing-masing harus menyetujui satu batalion untuk menjadi bagian dari Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan menjalankan perannya untuk menghentikan aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram52 .

52 Peceau.2015.”Boko Haram terrorist group and on other related international efforts”Diakses dalam http://www.peaceau.org/en/article/report-of-the-chairperson-of-the-commission-on-the-implementation- of-communique-psc-ahg-comm-2-cdlxxxiv-on-the-boko-haram-terrorist-group-and-on - other- related - international-efforts. Pada 22 Mei 2020 Pukul 15.02 Wib

42 Universitas Sumatera Utara

BAB III PERAN SATUAN TUGAS GABUNGAN MULTINASIONAL DALAM MENJAGA KEAMANAN INTERNASIONAL DARI ANCAMAN BAHAYA KELOMPOK BOKO HARAM

3.1 Strategi dan Kegiatan Satuan Tugas Gabungan Multinasional Untuk memahami misi dan operasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional, pertama-tama perlu memberikan gambaran singkat tentang kawasan dan berbagai tantangan yang dihadapi masing-masing negara. Niger, Chad, dan Kamerun semuanya berbagi perbatasan dengan Negara Borno, Nigeria, tempat kelahiran Boko Haram. Masing-masing negara memiliki sejarah pemerintahan yang lemah di daerah terpencil, daerah perbatasan, dan jangkauan pemerintah yang terbatas. Awalnya, Boko Haram adalah kelompok lokal dengan tujuan domestik yang terbatas. Namun, saat ini hal tersebut menjadi ancaman regional, menargetkan pasukan keamanan, pejabat administrasi lokal, dan warga sipil. Pada tahap pertama yang menjadi prioritas Satuan Tugas Gabungan Multinasional adalah operasi militer yang ditargetkan untuk menetralisir anggota Boko Haram, menghancurkan infrastruktur pendukung mereka, termasuk kamp pelatihan dan pabrik yang digunakan untuk memproduksi alat peledak improvisasi, dan membebaskan sandera. Fase keduanya adalah melibatkan implementasi program stabilisasi yang mencakup pemulihan otoritas negara, dan bantuan bagi para pengungsi internal dan pengungsi untuk kembali ke daerah asal mereka. Negara-negara Eropa juga turut membantu financial Satuan Tugas Gabungan Multinasional terutama Perancis, Inggris dan Jerman, hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan terorisme dan migrasi, meskipun Prancis juga memiliki kepentingan ekonomi yang signifikan terkait dengan perlindungan investasi dan pasokan sumber daya alam seperti uranium, bijih besi, dan emas di Kawasan Afrika Barat. Perancis telah mendukung Satuan Tugas Gabungan Multinasional sebagai bagian dari kepentingan strategis keseluruhannya di Sahel yang mencakup akses istimewa ke sumber daya kawasan, pencegahan kawasan

43 Universitas Sumatera Utara agar tidak menjadi tempat berlindung yang aman bagi teroris seperti kelomok Boko Haram. Inggris, dan Jerman, juga terutama dimotivasi oleh keinginan untuk mengatasi migrasi melalui Mediterania, sementara terorisme juga akan menjadi faktor pendorong lain hubungan kerjasama tersebut . Uni Afrika dan Perserikatan Bangsa – Bangsa di sisi lain tertarik pada pengaturan sebagai bagian dari mandat mereka untuk memastikan perdamaian dan keamanan di Afrika secara global. Didorong oleh kepentingan-kepentingan tersebut berbagai pelaku eksternal telah memberikan dukungan finansial dan politik seperti mengakui legitimasi pengaturan untuk keberadaan Satuan Tugas Gabungan Multinasional.53 Berikut adalah strategi organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menghentikan aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram :

3.1.1 Melakukan Dialog Satuan Tugas Gabungan Multinasional serta negara-negara yang terkena dampak dari Kelompok Boko Haram melakukan Dialog yang tepat untuk menentukan apa yang benar-benar diinginkan oleh Kelompok Boko Haram. Hal tersebut termasuk dalam tahap mediasi dalam penanganan konflik dari aksi kekerasan yang dilakukan oleh Kelompok Boko Haram. Lebih banyak dialog diharapkan mampu merespon dan mengurangi kekuatan pemberontakan Kelompok Boko Haram khususnya ekstremisme kekerasan yang pada umumnya adalah buatan manusia. Krisis kemanusiaan ini diharapkan dapat diselesaikan melalui dialog yang tulus. Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan negara-negara yang terkena dampak awalnya bergantung pada kekuatan yang berlebihan untuk menanggapi Boko Haram. Paling sering hal yang dilakukan adalah membunuh Boko Haramists, hal tersebut diproyeksikan dan ditampilkan di berbagai media, baik sebagai tanda kemenangan atau untuk mencegah calon ekstremis. Namun hal tersebut sama saja dengan penghinaan dan aksi balas dendam kembali. Hal

53 Olawale (Wale) Ismail and Alagaw Ababu Kifle, Loc. Cit

44 Universitas Sumatera Utara tersebut hanya akan mendorong keinginan untuk balas dendam, karenanya diperlukan kontraproduktif untuk perdamaian berkelanjutan. Alih-alih menggunakan kekuatan yang berlebihan, Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan negara-negara yang terkena dampak harus mengambil "keberanian politik” untuk secara tulus berdiskusi dengan kelompok Boko Haram. Contoh keberhasilan mediasi yang dilakukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional adalah : 1. Pada bulan April tahun 2016, Kelompok Boko Haram membebaskan 21 orang dari 221 anak perempuan dari usia 16-18 tahun yang mereka culik. Gadis-gadis tersebut sebelumnya telah diculik dari kamarnya di sebuah asrama di Chibok, Nigeria pada April tahun 2014. Pemerintah Nigeria mengklaim bahwa pembebasan gadis-gadis ini terjadi setelah negosiasi yang dilakukan dengan anggota Senior Boko Haram secara tertutup.54 2. Pada bulan Mei 2017, Kelompok Boko Haram membebaskan 82 Siswi dari sekitar 221 Siswi yang mereka culik di Kota Chibok. Sebelumnya Pemerintah dengan bantuan Satuan Tugas Gabungan Multinasional telah berhasil membebaskan 21 Siswi di tahun 2016 melalui negosiasi. Presiden Nigeria menyatakan negosiasi dan dialog dengan Boko Haram dilakukan selama berbulan – bulan dan membuahkan hasil. Dalam kesepakatan negosiasi tersebut Kelompok Boko Haram meminta Pemerintah untuk membebaskan komandan – komandan meraka yang ditahan oleh Pemerintah Nigeria. Seperti tahun lalu, negosiasi tersebut harus dilakukan secara tertutup.55 3. Pada bulan Maret tahun 2018, Kelompok Boko Haram membebaskan 101 siswi Nigeria yang diculik oleh kelompok Boko Haram di kota , Nigeria Utara pada 19 Februari tahun 2018. Kementrian Penerangan dan kebudayaan Nigeria Alhaji Lai Mohammed menyatakan gadis – gadis itu dibebaskan dengan syarat tidak ada operasi militer yang dilakukan oleh Pemerintah di kawasan tersebut. Pemerintah melalui Satuan Tugas Gabungan Multinasional

54 Salem Solomon.2017. Diakses dalam https://www.voanews.com/africa/negotiations-boko-haram-raise- hope-questions pada 11 Agustus 2020 Pukul 20.22 Wib 55 Aminu Abubakar.2017.Diakses dalam https://theirworld.org/news/scores-of-chibok-schoolgirls-freed-by- boko-haram pada 12 Agustus 2020 Pukul 10.50 Wib

45 Universitas Sumatera Utara

berhasil mengembalikan siswi Nigeria yang diculik melalui pendekatan non- kekerasan.56 Beberapa contoh mediasi diatas merupakan keberhasilan besar yang dihasilkan melalui dialog untuk mencari solusi tanpa adanya tindak kekerasan. Dialog harus mengarah pada amnesti umum bagi semua pendukung Boko Haram yang diradikalisasi, dilucuti dan direhabilitasi. Sebagai imbalannya, Kelompok Boko Haram harus menerima, mengakui, dan melindungi agama keragaman karena agenda hukum syariah mereka tidak layak di berbagai komunitas agama dan sekuler. Dalam hubungan yang sama, para pemimpin agama setempat juga harus mengadopsi pendekatan yang masuk akal dan berbasis masyarakat untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menghilangkan ekstrimisme dan fundamentalisme agama di komunitas mereka. Sementara itu Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan militer berbasis negara, harus berkolaborasi dengan masyarakat setempat dan para pemimpin agama dalam menghentikan ekstremis yang tidak menyesal atas perbuatannya. Satuan Tugas Gabungan Multinasional terlibat dalam menyediakan layanan sosial seperti pengajaran (pendidikan ulang), layanan kesehatan, teknik sipil, dan metode modern pemeliharaan ternak. Hal tersebut diharapkan Organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional akan mengubah komunitas yang bersimpati pada Kelompok Boko Haram untuk segera sadar dan tidak terjerumus kedalam aktivitas yang sesat. Hal itu dapat dimengerti bahwa militer bukan hanya ahli dalam menggunakan senjata, tetapi juga dalam pengembangan masyarakat. Banyak dari mereka adalah insinyur, dokter, pendidik, dan lainnya. Oranisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional harus menggunakan kekerasan hanya ketika benar-benar diperlukan dan pada dasarnya untuk pertahanan diri.

56 , Umar Farouk Musa.2019. Diakses dalam https://www.voanews.com/africa/boko- haram- returns-most-abducted-dapchi-girls pada 11 Agustus 2020 Pukul 21.14 Wib

46 Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Pembangunan Perdamaian dan Pendidikan Toleransi Boko Haramis, yang merupakan ideologi di balik Boko Haram harus diperiksa melalui pengetahuan dan pendidikan ulang. Menjadi pendidik yang berpengalaman dan pengembang komunitas Satuan Tugas Gabungan Multinasional harus terlibat dalam transformasi interaksi konflik dan destruktif menjadi hubungan yang lebih kooperatif dan konstruktif. Hal tersebut dikarenakan perdamaian dijadikan untuk memperbaiki, kekuatan perdamaian didalam dan disekitar harus dapat mengatasi kekuatan agresi. Hal Ini dianggap lebih lebih benar karena perdamaian harus dibangun secara permanen melalui pendidikan. Menurut Boulaga, perdamaian tidak pernah dicapai sebelumnya atau selamanya. Damai adalah ketertiban, dicapai oleh manusia, bagi manusia, melalui sarana manusiawi. Perdamaian berkelanjutan hanya dimungkinkan melalui Pendidikan Perdamaian yang merupakan perjuangan permanen untuk meminimalkan, mengubah dan menyelesaikan konflik, untuk menjamin koeksistensi, kerukunan, dan kerukunan yang efektif di antara berbagai kepentingan, masyarakat dan budaya mereka melalui formal dan informal. Upaya pembangunan perdamaian oleh Satuan Tugas Gabungan Multinasional harus mengembalikan ekstrimisme yang dilakukan oleh Kelompok Boko Haram. Ekstremisme khusus dan keras pada umumnya harus dihentikan dengan mempromosikan praktik-praktik baik hidup berdampingan secara damai, khususnya di antara populasi Kristen dan Muslim. Salah satu penyebab Haramisme dan ekstremisme kekerasan Kelompok Boko Haram adalah Buta Aksara. Di Nigeria Utara misalnya, perbedaan antara sekolah yang menyediakan pendidikan Barat (Makarantan Boko) dan sekolah Alquran (Makarantan addini atau Makarantan allo), dan preferensi untuk yang terakhir, telah menyebabkan mereka yang menghadiri “Makarantan Boko” diperlakukan dengan kebencian. Ini sama halnya dengan komunitas Muslim di Kamerun dan di beberapa komunitas negara yang terkena dampak. Apapun masalahnya, Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan pemerintah serta negara- negara yang terkena dampak harus mendorong dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk pendidikan berkualitas yang harus menciptakan lapangan

47 Universitas Sumatera Utara kerja yang relevan. Ini harus berjalan jauh untuk membangun kepercayaan antara militer dan penduduk sipil di daerah yang terkena dampak.

3.1.3 Radikalisasi kaum muda Pertambahan kekuatan Satuan Tugas Gabungan Multinasional harus dibiarkan terbuka. Oleh karena itu, maka diharuskan negara-negara di kawasan tersebut untuk memberikan wewenang dalam meningkatkan kekuatan Satuan Tugas Gabungan Multinasional hingga 7.500 pasukan. Dalam pertemuan para Menteri di Niamey 20 Januari 2015 Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga membahas rincian yang diperlukan oleh Satuan Tugas Gabungan Multinasional agar dapat beroperasi secara efektif di bawah kepemimpinan dan kendali Negara- negara Anggota Komisi Danau Chad Basin. Hal tersebut akan mencakup perincian tentang pengaturan komando dan kontrol, serta mekanisme koordinasi dengan lembaga-lembaga nasional terkait, serta dengan Uni Afrika dan pemangku kepentingan lainnya, yang perannya terutama akan memfasilitasi mobilisasi dukungan keuangan, logistik, dan politik yang diperlukan. Sebagaimana diarahkan oleh pertemuan menteri Niamey, CONOPS harus fleksibel, sehingga dapat memfasilitasi ketentuan, dalam kerangka Satuan Tugas Gabungan Multinasional, dukungan tepat waktu untuk pengaturan bilateral dan trilateral seperti yang terjadi antara Chad dan Kamerun.57 Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan pemerintah negara-negara yang terkena dampak harus meradikalisasi kaum muda untuk dibimbing, dan dipantau sehingga mereka dapat maju dan terus melanjutkan kehidupan. Meskipun tidak ada pemerintah yang dapat mempekerjakan semua kaum mudanya, Pemerintah harus mempromosikan keamanan manusia yang efektif dan merancang program pembangunan berkelanjutan yang didasarkan untuk melindungi orang sambil mempromosikan perdamaian dan memastikan keberlanjutannya. Agar hal ini terjadi, harus ada "Upaya Bersama" dan orang-

57 Peaceau. 2015. “ Peace And Security Council 484th Meeting At The Level Of Heads Of State And Governme Psc/Ahg/2.(Cdlxxxiv). Diakses dalam http://www.peaceau.org/uploads/psc- 484.com.boko.haram.29.1.2015.pdf. Pada 2 Juni 2020 Pukul 11. 21 Wib

48 Universitas Sumatera Utara orang harus setuju untuk menyetujui tidak peduli unsur-unsur ketidaksepakatan , dengan fokus pada mencapai tujuan bersama. Pemuda juga harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi setiap keputusan. Patut diingat bahwa ekstremisme Boko Haram berkembang dari kelompok radikal "Maitatsine" Muhammed Marwa yang dimulai di Nigeria pada 1980-an. Kelompok ini mendapat pengaruh sampai lahirnya Boko Haram pada tahun 1995 dengan prinsip, doktrin, target dan strategi yang sama. Untuk memeriksa kegiatan Boko Haram, dengan sangat percaya bahwa Dewan Sub-Regional Afrika Barat dan Tengah, dan dari negara-negara yang terkena dampak, harus dipilih dengan cermat diantara warga sipil dan militer, ulama Muslim dan Kristen; negarawan dan pemimpin masa lalu Afrika untuk mengoordinasikan komisi semacam itu. Uni Afrika (AU) juga harus membentuk Komisi Pan Afrika untuk Pendidikan Agama dan Moral (PACRME) untuk memantau dan mengatur literatur dan doktrin agama baik dari pengkhotbah Kristen dan Muslim di seluruh benua. PACRME harus merupakan sinergi Komisi Nasional dan Regional untuk Pendidikan Agama dan Moral (NCRME) dari semua negara anggota AU dan badan regional. - Keamanan dan Pembagian Intelijen yang efektif Tekad dan keberhasilan Satuan Tugas Gabungan Multinasional patut dihargai. Ini adalah pertanda jelas keberhasilan kolaborasi internasional melawan segala jenis kekerasan ekstremisme. Ancaman dari Boko Haram harus menyulut kolaborasi internasional yang lebih besar untuk langkah-langkah keamanan preventive untuk memeriksa penyebaran lebih lanjut. Harus ada pembagian intelijen yang memadai, di antara semua negara yang terkena dampak Boko Haram, dan masyarakat internasional pada umumnya. Karena intelijen menjamin stabilitas di setiap pemerintahan, berbagai pemangku kepentingan harus terlibat dalam mengumpulkan dan berbagi informasi keamanan yang relevan. Kecerdasan adalah poros yang menjadi dasar operasi keamanan. Kecerdasan adalah pengetahuan, kekuasaan dan keamanan. Negara – negara Afrika dan negara- negara yang terkena dampak seperti Inggris, Prancis, Jerman dan Israel, harus menggunakan teknologi canggih. Teknologi untuk pelatihan yang lebih baik

49 Universitas Sumatera Utara dalam pengumpulan intelijen dan berbagi di antara personel keamanan negara- negara anggota Satuan Tugas Gabungan Multinasional. - Mengontrol batas keropos Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga dihadapkan dengan masalah batas-batas keropos di negara-negara yang terkena dampak. Harus ada kontrol perbatasan yang efektif untuk mengurangi proliferasi senjata kecil dan senjata ringan. Batas antara Nigeria dan Niger; Nigeria dan Benin, Nigeria dan Kamerun; Nigeria-Kamerun-Chad sangat keropos. Situasi ini diperparah oleh konflik di Libya, Chad, Niger, Sudan, Republik Afrika Tengah, Somalia, yang memfasilitasi penyelundupan senjata ke tangan siap Boko Haramists. Dengan Musim Semi Arab yang memerintah ketidakstabilan di Afrika Utara dan kolaborasi Boko Haram dengan kelompok teroris lain, senjata diperoleh untuk kepentingan fundamentalisme agama. Tanggung jawab Negara-negara yang terkena dampak, Perserikatan Bangsa – Bangsa, Uni Afrika dan komunitas Internasional untuk segera menindaklanjutinya. Satuan Tugas Gabungan Multinasional harus menghormati konvensi internasional tentang embargo senjata, sanksi yang ditargetkan, peraturan ekspor dan impor dan pelucutan senjata yang belum terlalu berhasil. Namun, kerja sama internasional yang memadai harus menentukan sumber senjata tersebut untuk memotong pasokan mereka serta pendanaan. Orang Afrika tidak menghasilkan senjata berat. Kondisi menggunkan kekuatan berlebihan dan kebrutalan untuk meradikalisasi kaum muda dinilai penuh dengan tantangan, terutama ketika serangan militer dibutakan antara teroris yang nyata dan warga sipil. Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan pemerintah negara-negara yang terkena dampak harus meradikalisasi kaum muda dengan menciptakan pekerjaan untuk warga negara yang berpendidikan, kuat, bersemangat, patriotik, dan produktif yang perlu dipupuk, dibimbing, dan dipantau sehingga mereka dapat maju sepanjang jalur keuntungan, kesuksesan, dan keberlanjutan. Meskipun tidak ada pemerintah yang dapat mempekerjakan semua kaum mudanya, pemerintah harus mempromosikan keamanan manusia yang efektif dan merancang program pembangunan berkelanjutan yang didasarkan terutama untuk

50 Universitas Sumatera Utara melindungi orang sambil mempromosikan perdamaian dan memastikan keberlanjutan. Agar hal ini terjadi, maka orang-orang harus setuju untuk menyetujui kesepakatan dengan fokus pada mencapai tujuan bersama. Pemuda harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka karena setiap keputusan yang diambil adalah atas nama pemuda, tanpa pemuda, bertentangan dengan pemuda. Pemuda di pihak organisasi ini dan pemerintah negara – negara yang terkena dampak harus membangun kematangan politik, toleransi, permainan yang adil dan secara aktif mengambil bagian dalam politik kompetitif. Mereka harus memilih dan siap memilih ke posisi tanggung jawab dalam semua partai politik. Maka dari itu didukung oleh pendidikan dan pelatihan yang diperlukan, kaum muda harus ditunjuk ke posisi pemerintah yang terhormat juga. Sewajarnya hal tersebut harus ada disposisi legislatif pada proporsi perwakilan pemuda di semua kantor politik. Dan seharusnya juga ada inisiatif bebas pajak untuk pemula baru yang benar-benar ingin memulai bisnis kecil. Lingkungan yang memampukan seperti itu harus menghentikan deradikalisasi kaum muda.

3.1.4. Meningkatan Jumlah Pasukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional Pada bulan Agustus 2015, komponen lengkap dari kontingen nasional diumumkan setelah pertemuan para kepala staf negara-negara Komisi Danau Chad Basin dan Benin meningkatkan jumlah Satuan Tugas Gabungan Multinasional menjadi hampir 11.150 personil dengan rincian : - 6. 750 dari Nigeria; - 3.000 dari Chad; - 2 650 dari Kamerun,; - 1 000 dari Niger dan; - 750 dari Benin. Pada 1 April 2016 dalam pertemuan Komite Kepala Staf Angkatan Darat Komisi Danau Chad Basin diambil Keputusan untuk meminta izin Dewan Menteri untuk meningkatkan jumlah pasukan di Sektor 1 yang terletak di Kamerun dari 950 menjadi 2.250. Kontribusi Chad diperkirakan 3.000 tentara. Menurut laporan

51 Universitas Sumatera Utara berita Benin, yang awalnya mengumumkan kontribusi 800 orang harus menguranginya menjadi sekitar 200 prajurit karena alasan keuangan. Benin yang misi utama pasukannya adalah mengamankan markas besar Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam mengawal konvoi dan pejabat kemanusiaan akhirnya mengerahkan 150 tentara pada Mei 2016. Kekuatan pasukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 10.000 militer personil. Secara resmi, semua kontingen nasional dikerahkan ke berbagai sektor operasional. Pada 3 Juni 2016 terjadi aksi serangan Boko Haram di kota dari Bosso dan Satuan Tugas Gabungan Multinasional dianggap kurang cepat dalam menghentikan aksi tersebut. Meskipun bagian dari Niger ini berada dalam lingkup operasional Satuan Tugas Gabungan Multinasional yang memiliki basis di kota Diffa dan negara itu berjanji untuk menyediakan hampir 1.000 tentara, serangan tersebut ternnyata sangat keras. Ini juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas aparat keamanan Niger. Serangan itu terjadi dalam konteks situasi keamanan yang memburuk di selatan Niger. Sejak awal 2016 bagian negara ini telah mendapat lebih dari 40 serangan. Sebenarnya, sektor ini pada awalnya dimaksudkan untuk menjadi subsektor Sektor 3, yang berbasis di Baga, Nigeria, tetapi telah mengalami keterlambatan menjadi operasional. Keputusan terbaru untuk mengubahnya menjadi sektor penuh, ditambah dengan operasi yang dilakukan oleh Pasukan Niger. Operasionalisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional Sektor 3 terletak di kota Baga, Nigeria menggambarkan pendekatan Nigeria dalam perang melawan Boko Haram. Upaya-upayanya yang pada dasarnya bersifat nasional, didukung oleh kerja sama regional, khususnya dalam kerangka Satuan Tugas Gabungan Multinasional. 3.000 personel militer yang merupakan kontribusi Nigeria untuk Satuan Tugas Gabungan Multinasional tampaknya tidak beroperasi di bawah wewenang pasukan, tetapi di bawah nasional. Namun, pada beberapa kesempatan pasukan Nigeria telah bekerja sama dengan orang-orang dari negara tetangga, termasuk unit-unit yang menjalankan mandat Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Karena Chad tidak memiliki perbatasan darat dengan Nigeria, ini

52 Universitas Sumatera Utara mungkin memberi kesan bahwa Sektor 2, yang berbasis di Baga-Sola, tidak terpengaruh. Ini jauh dari yang terjadi. Meskipun serangan terhadap Chad wilayah yang dikaitkan dengan elemen Boko Haram miliki penurunanan selama enam bulan pertama pada tahunn 2016. Memburuknya situasi keamanan perbatasan antara Nigeria dan Niger telah membuat Otoritas Chad semakin sadar akan kenyataan ini. Akibatnya negara itu mengirim pasukan ke Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan mengoperasionalkan pangkalan Baga - Sola. Akhirnya, Sektor 1, yang terletak di wilayah Kamerun, terlihat beroperasonal. Buktinya adalah banyaknya operasi yang dilakukan oleh militer di sektor ini. Dari 2.450 tentara yang dijanjikan oleh Kamerun, 950 pasukan awal tampaknya telah disediakan dalam kerangka Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Secara khusus, Perancis yang juga turut berkontribusi melalui berbagi informasi, pelatihan militer, bantuan logistik, dan persediaan. Kontingen Operasi Barkhane - 5.100 tentara dikerahkan di seluruh sabuk Sahel, dari Mauritania ke Chad - membantu Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam melakukan operasi lintas-perbatasan antiteroris, memperkuat koordinasi kemampuan militer internasional di wilayah tersebut. Selain dukungan teknis, Prancis juga memainkan peran penting dari sudut pandang politik, memfasilitasi hubungan antara Nigeria dan negara-negara francophone yang terlibat dalam perjuangan bersama melawan kelompok-kelompok jihad bersenjata. Amerika Serikat juga menjadi negara yang berperan penting setelah beroperasinya Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Dukungan Amerika Serikat untuk pasukan multinasional telah beroperasi melalui penyebaran drone dari pangkalan udara Niger dan Kameru. Sedangkan dalam bidang ekonomi: Amerika Serikat adalah kontributor keuangan penting untuk upaya kontrateroris Satuan Tugaas Gabungan Multinasional, bahkan dari tahun 2015 – 2017 Amerika Serikat telah memberikan jumlah total 363 juta dolar.58

58Camillo Calosa. 2020. Multinational joint Task Force : Security Cooperation in the Lake Basin.Diakes dalam https://www.ispionline.it/en/pubblicazione/multinational-joint-task-force- security-cooperation-lake-chad-basin-25448. Pada 4 Juni 2020 Pukul 21.11 Wib

53 Universitas Sumatera Utara

Di awal 2016 militer Nigeria memperkenalkan strategi yang disebut taktik bergerak asimetris. Tentara Nigeria membentuk Batalyon sepeda motor tempur yang terdiri dari seorang penunggang dan senapan pengendara lainnya. Hal tersebut adalah adaptasi dan peningkatan kebijakan “Pengejaran tanpa henti” yang dibuat oleh Tugas Khusus, Pelatihan, Peralatan dan Perlindungan Internasional. Pasukan dari batalion baru dikerahkan di hampir semua daerah konflik yang terutama di Timur Laut. Dengan menggunakan divisi sepeda motor, pasukan Nigeria dapat merespons lebih cepat dari ancaman, tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan memotong anggota Kelompok Boko Haram yang mundur. Strategi ini telah bekerja jauh lebih efektif daripada respons kinetik dan memungkinkan Nigeria menjadi lebih fleksibel, dinamis, dan fleksibel dalam tanggapannya melawan Kelompok Boko Haram.59 Satuan Tugas Gabungan Internasional sebagai bagian dari mekanisme untuk memerangi ancaman terorisme Boko Haram di Nigeria merupakan contoh nyata dari respons komunal yang didorong oleh warga terhadap keamanan tantangan dan indikasi bagaimana terorisme dapat diatasi dan dicegah. Kelompok Satuan Tugas Gabungan Internasional mengeksploitasi pengetahuan mereka tentang masyarakat untuk mengidentifikasi tersangka anggota Boko Haram atau individu mencurigakan lainnya. Anggota Satuan Tugas Gabungan Internasional telah berhasil menghentikan banyak serangan melalui identifikasi cepat wajah- wajah aneh di komunitas mereka dan juga telah membantu agen keamanan untuk menangkap anggota Boko Haram. Keberhasilan mereka, bagaimanapun, memicu serangan balasan dari kelompok itu, yang menyebabkan banyak nyawa. Pemerintah negara bagian timur laut juga menawarkan dukungan keuangan dan logistik dalam bentuk kendaraan dan bahan-bahan lainnya kepada Satuan Tugas Gabungan Internasional sebagai penghargaan atas perannya dalam memeriksa kegiatan para pemberontak. Pemerintah juga menawarkan pekerjaan kepada sekitar 5.000 lebih ke Satuan Tugas Gabungan Internasional setelah melatih mereka untuk tugas kontraterorisme.

59 Adewunmi James Falode. 2016. ”Countering the Boko Haram Group in Nigeria: The Relevance of Hybrid Doctrine”. Diakses dalam file:///C:/Users/ACER/Downloads/SSRN-id2893262.pdf. Pada 7 Juni 2020 Pukul 14.03 Wib

54 Universitas Sumatera Utara

Keamanan masyarakat muncul sebagai alat konseptual dan kebijakan untuk mengatasi gagasan, antara lain, bahwa pembangunan tidak dapat terjadi tanpa keamanan. Negara-negara mengakui bahwa sumber-sumber ketidakamanan bukan hanya kemiskinan dan ketidaksetaraan tetapi juga sistem keamanan tidak mampu melindungi warganya. Di beberapa masyarakat, justru militer atau polisi yang menjadi penyebab utama ketidakamanan. Tanpa mencapai tingkat keamanan dasar, pekerjaan rekonstruksi menjadi sulit dan dengan demikian, fondasi dasar demokrasi tidak mungkin mapan. Kegiatan-kegiatan keamanan masyarakat sering berfokus pada pembangunan negara dan lembaga-lembaganya, seringkali melewatkan fakta bahwa mendukung lembaga-lembaga semacam itu tidak selalu mengarah pada strategi dan hasil keamanan yang berpusat pada orang. Selain itu, strategi berfokus pada militer dan polisi bertentangan dengan prinsip-prinsip efisiensi dan keberlanjutan ekonomi, karena membangun lembaga-lembaga ini dari nol adalah upaya yang sangat intensif sumber daya, terutama untuk memerangi terorisme.

3.2. Keberhasilan Satuan Tugas Gabungan Multinasional

- Pada Tahun 2015 Untuk mendukung pelaksanaan Satuan Tugas Gabungan Multinasional, pada bulan Juni 2015 Presiden Nigeria Muhammadu Buhari memberikan dana tunai sebesar $ 21.000.000. Pada 30 Juli 2015 Presiden Muhammadu Buhari menunjuk seorang jenderal militer untuk memimpin pasukan koalisi kontraterorisme Afrika Barat dan Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Jenderal yang ditunjuk tersebut adalah Mayjen. Iliya Abbah. Sebelumnya ia menjabat sebagai komandan yang menangani masalah penculik dan pencuri di wilayah Nigeria selatan. Penunjukan ini dinilai sebagai langkah cepat dalam upaya perlawanan internasional terhadap aksi anarkis dari kelompok Boko Haram. Pada awal November tahun 2015 telah dilaksanakan serangan oleh Satuan Tugas Gabungan Multinasional di Sektor 2 dengan markas besar di Baga Sola di Chad Barat dan membuat sekitar 250 pejuang Kelompok Boko Haram menyerah.

55 Universitas Sumatera Utara

Pada 24 Desember tahun 2015, Presiden Nigeria Buhari mengklaim bahwa Nigeria secara teknis memenangkan perang melawan Boko Haram. 60

- Pada tahun 2016 Di tahun 2016, Satuan Tugas Gabungan Multinasional turun ke lapangan, dan mencatat kemenangan beruntun melawan Kelompok Boko Haram. Dimulai dari bulan Februari hingga Mei 2016, Satuan Tugas Gabungan Multinasional di Kamerun menetralkan banyak pejuang Kelompok Boko Haram. Pasukan mengamankan pembebasan sandera, merampas senjata dan amunisi, dan menghancurkan beberapa kamp pelatihan kelompok. Satuan Tugas Gabungan Multinasional mendapat dukungan dari pasukan lokal penduduk setempat yang waspada dan berusaha untuk mempertahankan dan melindungi tanah air mereka dari serangan eksternal. Lagu-lagu kemenangan dengan cepat bergema di seluruh negara anggota Boko Haram yang terkena dampak. Dalam usahanya menangani aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram, Satuan Tugas Gabungan Multinasional telah menghasilkan keberhasilan. Beberapa operasi militer paling sukses terjadi di perbatasan antara Kamerun dan Nigeria. Dari tanggal 11 hingga 14 Februari 2016, serangan gabungan sebagai bagian dari Operasi Panah Lima memaksa sejumlah militan Boko Haram menyerah di kota Nigeria, Ngoshe. Pada waktu yang hampir bersamaan, Operasi Deep Punch II yaitu Operasi pembersihan di Hutan Sambisa Nigeria yang mencakup 497 tentara Kamerun yang diposisikan di Pulka, Nigeria. Operasi tersebut benar-benar mengganggu jaringan Boko Haram di daerah tersebut dan memotong pasokan utamanya yaitu rute di bagian selatan Negara Borno. Selanjutnya, dari tanggal 10 hingga 16 Mei 2016, di Hutan Madawya di Nigeria, serangan Satuan Tugas Gabungan Multinasional Sektor 1 dikombinasikan dengan pasukan Kamerun dalam Operasi Emergnece 4 untuk mengamankan pembebasan ratusan sandera sipil. Secara keseluruhan, dalam lima

60GlobalSecurity.2016. Multinational Joint Task Force (MNJTF). Diakses dalam https://www.globalsecurity.org/military/world/int/mnjtf.htm Pada 15 Februari 2020 pukul 10. 20 Wib

56 Universitas Sumatera Utara bulan pertama tahun 2016, Satuan Tugas Gabungan Multinasional membebaskan mpir 4.690 sandera sipil, menurut angka dari Institute for Security Studies (ISS . Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga memiliki beberapa kemunduran yang signifikan. Yang pertama terjadi antara 3 dan 7 Januari tahun 2015, dalam apa yang kemudian dikenal sebagai "Pembantaian Baga" yang mencakup kematian 2.000 warga sipil di tangan Kelompok Boko Haram. Pembantaian itu disebabkan sejumlah sebab, termasuk perencanaan yang buruk dan kurangnya koordinasi antara negara-negara kawasan. Selain hilangnya banyak nyawa warga sipil. Pos komando Satuan Tugas Gabungan Multinasional waktu itu yang terletak di kota Baga, Nigeria di tepi Danau Chad, benar-benar musnah oleh Boko Haram. Peristiwa ini membuat Satuan Tugas Gabungan Multinasional berantakan. Menanggapi Pembantaian Bosso, Satuan Tugas Gabungan Multinasional memprakarsai Operasi Gama Aiki pada Juni tahun 2016, yang merupakan kampanye multilateral komprehensif pertamanya. Dari Juni hingga November 2016, Operasi Gama Aiki yang sebuah ekspresi dalam bahasa Hausa, yang secara harfiah berarti Operasi menyelesaikan atau menyelesaikan pekerjaan. Operasi ini dilakukan sekitar wilayah Danau Chad dan di negara bagian Borno. Kegiatan mereka terdiri dari aksi militer simultan dan kooperatif oleh keempat sektor kekuatan: Baga di Nigeria, Baga-Sola di Chad, Diffa di Niger dan Mora di Kamerun. Operasi itu sangat sukses dan menjadi pendorong semangat bagi Pasukan Gabungan yang menjamin pembebasan sandera; pembebasan daerah- daerah tertentu yang sebelumnya ditempati oleh Boko Haram dan menyebabkan banyak pembelotan dari dalam jajaran ekstremis Boko Haram. Wilayah operasi prioritas Gama Aiki adalah garis tanah selebar 10 km sepanjang 65 km di sepanjang perbatasan antara Niger dan Nigeria, di sekitar dan Malam-Fatori. Dulu pertama kali Kamerun, Chad, Niger, dan Nigeria bekerja bersama dalam operasi bersama di bawah satu komando dan kontrol. Misinya adalah menghancurkan benteng terakhir Boko Haram di daerah Damasak. Operasi Gama Aiki berlangsung hingga Agustus 2016, dengan upaya utama yang difokuskan untuk mengganggu kepemimpinan dan organisasi logistik Boko Haram dan mencegah penyelundupan bahan bakar dan senjata kecil.

57 Universitas Sumatera Utara

Pada akhirnya, Operasi GAMA AIKI berhasil menghancurkan aset pemberontak di daerah Metele dan Garere dan Kelompok Boko Haram benar- benar terkejut, memaksanya untuk menilai kembali strateginya. Pasukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional di tempat tertentu memungkinkan untuk membebaskan perbatasan dari Boko Haram, khususnya Damasak. Namun, musim hujan akhirnya menghambat kemajuan lebih lanjut. Operasi GAMA AIKI 2, diluncurkan pada Januari 2017, juga dikenal sebagai Operasi RUWAN KADA, berlanjut dengan keberhasilan Operasi GAMA AIKI. Isinya berupa serangan udara dan manuver amfibi untuk membersihkan benteng Boko Haram di sekitaran Danau Chad. Satuan Tugas Gabungan Multinasional melakukan kampanye pemboman selama enam minggu, dan hal tersebut mengganggu jaringan logistik Kelompok Boko Haram, menetralisir sejumlah militan Kelompok Boko Haram, dan membebaskan ratusan sandera. Organisasi Satuan Tugas Gabungan Mutinasional mengandalkan dukungan dari beberapa mitra internasional untuk melakukan operasi militer terhadap Boko Haram dan kelompok-kelompok bersenjata jihad lainnya yang bertindak di daerah tersebut. Dimulai dari bulan Juli 2016 sampai Desember 2019, Uni Eropa telah mengirimkan 50 juta euro melalui Fasilitas Perdamaian Afrika (APF) untuk mendukung Satuan Tugas Gabungan Multinasional, yang meliputi khususnya personil pasukan, biaya operasional dan logistik. Prancis, Inggris dan Amerika Serikat, berkumpul bersama dalam sebuah badan koordinasi yang berkantor pusat di N'Djamena - Pusat Koordinasi dan Penghubung dan memberikan Satuan Tugas Gabungan Multinasional dukungan teknis, keuangan, dan strategis.61

- Pada Tahun 2017 Pada Tahun 2017 Satuan Tugas Gabungan Multinasional tidak menyatakan keberhasilan operasi mereka karena serangan dari Kelompok Boko Haram yang juga mengalami penurunan. Walau begitu penambahan pasukan juga

61 Kerins, Patrick M.; Mouaha-Bell, Stans Victor. 2018. “Boko Haram's Rise And The Multinational Response”. California : Napal Postgraduate School 58 Universitas Sumatera Utara tetap dilakukan, kali ini terdapat penambahan pasukan dari Negara Chad. Chad memberikan sekitar 2.000 pasukan tempur ke Pasukan Tugas Gabungan Multinasional di Wilayah Danau Chad, yang juga mencakup Benin, Kamerun, Niger, dan Nigeria dan menurunkan beberapa pasukan pada pertengahan tahun 2017 untuk fokus pada masalah lain seperti ketidakamanan. Di sepanjang perbatasan utara Chad dengan Libya, Chad terus menjadi tuan rumah Operasi Barkhane yaitu dengan meluncurkan berbagai operasi untuk mendegradasi kelompok-kelompok teroris di wilayah tersebut. Gambar 12. Data Statistik aksi Kelompok Boko Haram di Nigeria 2014-2017

Sumber : www.terrorismtracker.com Dari tabel di atas menampilkan tingkat kematian yang diakibatkan oleh aksi anarkis Kelompok Boko Haram di Nigeria menggalami penurunan di tahun 2016 dan 2017.62 - Pada Tahun 2018 Pada 21 Februari 2018 Satuan Tugas Gabungan Multinasional meluncurkan Operasi Yancin Tafki dan lebih dari 500 tentara Chad telah memasuki Nigeria untuk memerangi pemerontak Kelompok Boko Haram. Kemudian pada 16 April 2018 lebih dari 50 anggota Kelompok Boko Haram tewas dalam serangan yang diluncurkan oleh Satuan Tugas Gabungan

62Terrorismtracker.2019.Boko Haram and the War of Terror. Diakses dalam https://www.terrorismtracker.com Pada 11 Juni 2020 Pukul 14.40 Wib

59 Universitas Sumatera Utara

Multinasional di timur laut Nigeria, Pasukan Chad pada saat itu juga telah menemukan kendaraan yang dilengkapi dengan senjata berat dan beberapa senjata kecil milik Kelompok Boko Haram. Pada akhir April 2018, Satuan Tugas Gabungan Multinasional mengumumkan Operasi Last Hold, yang akan berlangsung dari Mei hingga Agustu tahun 2018. Fokusnya adalah pada membersihkan sisi Nigeria dari Danau Chad dan memfasilitasi kembalinya para pengungsi dan kegiatan ekonomi normal. Hal tersebut menunjukkan fokus baru oleh militer Nigeria di daerah- daerah Kelompok Boko Haram mendominasi, tetapi juga bisa dilihat dalam konteks imperatif politik untuk mengembalikan pengungsi menjelang pemilihan umum 2019 di Nigeria. Kondisi tersebut telah membuat anggota kelompok Boko Haram berkurang secara signifikan.63 - Pada Tahun 2019 Satuan Tugas Gabungan Multinasional telah berhasil menggagalkan beberapa serangan oleh pemberontak. Pada 31 Maret tahun 2019, Satuan Tugas Gabungan Multinasional bersama dengan pasukan Nasional beroperasi di poros Mallam Factori Bosso. Operasi tersebut berhasil menemukan dan menetralkan tiga bom pinggir jalan yang ditanam oleh Kelompok Boko Haram. Terdapat beberapa peristiwa penting termasuk serangan di Niamey dan di kota Diffa Tenggara pada bulan Mei 2019. Kemudian Pada hari Jumat 21 Juli 2019, tercatat sepuluh anggota Kelompok Boko Haram tewas ketika pasukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional berhasil menggagalkan serangan terhadap pangkalan militer di Baga, sebuah kota di negara bagian Borno, Nigeria timur laut dekat pinggiran Danau Chad. Beberapa anggota Kelompok Boko Haram berhasil melarikan diri dengan luka tembak ketika jejak noda darah diamati di daerah tersebut ketika Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan pasukan nasional memberikan tembakan mematikan kepada para pemberontak. Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam aksi tersebut berhasil memulihkan truk-truk gun

63Internationalcrisisgroup.2020.What Role the multinational joint task force in fiighting Boko Haram. Diakses dalam https://www.crisisgroup.org/africa/west-africa/291-what-role-multinational-joint-task-force- fighting-boko-haram. Pada 2 Juli 2020 Pukul 15.03 Wib

60 Universitas Sumatera Utara dan berbagai macam amunisi yang ditinggalkan oleh pemberontak yang melarikan diri. Dalam pertemuan Dewan Perdamaian dan Keamanan (PSC) Uni Afrika (AU), pada pertemuannya yang ke-898 yang diadakan pada 28 November 2019, tentang pembaharuan mandat Satuan Tugas Gabungan Multinasional terhadap Kelompok Boko Haram dalam melawan kelompok teroris Boko Haram, terdapat 14 poin pernyataan sebagai berikut : 1. Memuji upaya dan kemajuan signifikan yang dibuat oleh Satuan Tugas Gabungan Multinasional dan negara-negara Anggota Komisi Danau Chad Basin dan Benin dalam perang melawan kelompok teroris Boko Haram, yang telah secara signifikan menurunkan kemampuan operasional kelompok dan terus berhasil mengeluarkannya dari benteng-bentengnya; menyambut baik pengerahan Komandan Pasukan yang baru, Mayor Jenderal Ibrahim Manu Yusuf; 2. Menekankan bahwa, terlepas dari keberhasilan Satuan Tugas Gabungan Multinasional yang cukup besar, Boko Haram masih mempertahankan kapasitas untuk terus mengancam perdamaian dan keamanan bagi negara- negara di kawasan ini, dan ini membutuhkan upaya bersama untuk sepenuhnya menghilangkan kelompok teroris; dalam hal ini, juga menekankan keharusan untuk meningkatkan sinergi, koordinasi, dan kolaborasi antara negara-negara Anggota Komisi Danau Chas Basin dan Benin dengan Uni Afrika, ECOWAS dan ECCAS untuk mengkonsolidasikan keuntungan yang sejauh ini dicapai dalam perang melawan kelompok teroris Boko Haram; 3. Mengecam dalam hal terkuat serangan lanjutan dan kekejaman mengerikan yang dilakukan oleh Boko Haram terhadap warga sipil tak berdosa, terutama perempuan dan anak-anak, serta penculikan dan pembunuhan pekerja bantuan kemanusiaan, yang telah mengakibatkan perpindahan luas dan memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut ; dalam hal ini, seruan untuk meningkatkan upaya oleh Negara Anggota Komisi Danau Chad Basin dan Benin ke arah deradikalisasi, rehabilitasi dan reintegrasi kombatan

61 Universitas Sumatera Utara

Boko Haram yang ditangkap dan menyerah, serta bagi Negara Anggota yang bersangkutan untuk melindungi warga sipil di wilayah mereka dan memberi pemukimkan kembali populasi yang dipindahkan secara bermartabat; 4. Menyatakan keprihatinan mendalam atas penggunaan berkelanjutan oleh Boko Haram dari Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk operasi pengintaian di dalam Wilayah Operasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional; untuk efek ini, meminta Komisi, berkoordinasi dengan Negara Anggota Komisi Danau Chad Basin dan Benin, untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan yang relevan untuk segera mengeksplorasi kemungkinan tanggapan efektif terhadap ancaman ini termasuk dengan mengidentifikasi dan memblokir sumber untuk memperoleh teknologi dan peralatan ini serta segala bentuk dukungan politik, militer, dan finansial lainnya kepada kelompok teroris Boko Haram; 5. Memberikan penghormatan kepada prajurit gagah yang telah membayar harga tertinggi dan sekali lagi menyatakan belasungkawa tulus kepada keluarga mereka dan negara asal masing-masing; dan mendorong Satuan Tugas Gabungan Multinasional untuk melanjutkan operasi tempur dan tetap teguh sampai kelompok teroris Boko Haram sepenuhnya diberantas; 6. Menyambut baik hasil pertemuan Menteri Satuan Tugas Gabungan Multinasional, Pasukan Negara Berkontribusi '(TCC), yang diadakan pada 15 November 2019 di N'Djamena, Chad, yang mendukung pelaksanaan kontrak layanan yang ditandatangani dari Pengintaian dan Pengintaian Intelijen (ISR), Kontrol Komando, Sistem Informasi dan Komunikasi (C3IS) dan Mobilitas Udara; juga menyambut keputusan pertemuan Menteri tersebut untuk meninjau Konsep Operasi (CONOPS) dan untuk melanjutkan dan mengintensifkan operasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional terhadap kelompok teroris Boko Haram; 7. Memuji Uni Afrika dan mitranya atas dukungan substansial dan finansial mereka yang berkelanjutan kepada Satuan Tugas Gabungan Multinasional, mendesak Komisi Danau Chad Basin dan TCC Satuan Tugas Gabungan

62 Universitas Sumatera Utara

Multinasional untuk bekerja sama dengan Uni Afrika untuk memfasilitasi implementasi kontrak layanan yang ditandatangani dari ISR, C3IS, dan kemampuan Mobilitas Udara; selain itu, menekankan perlunya Uni Afrika untuk melanjutkan upayanya untuk memobilisasi sumber daya untuk pelaksanaan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Implementasi Dukungan (SIA) yang ditandatangani antara Uni Afrika, Komisi Danau Chad Basin dan TCC Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam mendukung operasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional, serta Strategi Regional untuk Stabilisasi, Pemulihan dan Ketahanan; 8. Meminta Komisi untuk melakukan upaya untuk memobilisasi lebih banyak dukungan tambahan bagi Satuan Tugas Gabungan Multinasional untuk mengisi kesenjangan kemampuan regional khususnya, peralatan Counter- Improvised Explosive Devices (CIED), Peralatan Amfibi, peralatan counter drone dan Operasi Informasi, sumber daya yang diperlukan untuk Dampak Cepat dan Perdamaian, memperkuat proyek serta dukungan kemanusiaan untuk populasi yang terkena dampak; dan dalam hal ini menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa semua dukungan yang diberikan kepada Satuan Tugas Gabungan Multinasional disalurkan melalui mekanisme regional, dengan tujuan untuk memastikan kepemilikan kolektif oleh negara-negara di kawasan; 9. Memuji upaya yang telah dilakukan oleh Negara Anggota Komisi Danau Chad Basin dan kemajuan signifikan yang dicapai dalam penerapan Strategi Regional untuk Stabilisasi, Pemulihan, dan Ketahanan di area yang terkena dampak ancaman Boko Haram; dalam hal ini, menekankan pentingnya operasionalisasi penuh strategi untuk mengatasi tantangan politik, sosial dan perkembangan yang mempengaruhi wilayah ini, termasuk kerawanan pangan yang diperburuk oleh sumber daya air yang menyusut dari Danau Chad, dan menyambut inisiatif transfer antar aliran air yang bertujuan memulihkan tingkat ekologis Danau Chad dengan maksud untuk mendukung kegiatan sosial-ekonomi di wilayah tersebut;

63 Universitas Sumatera Utara

10. Menekankan keharusan mengadopsi strategi kontra-terorisme yang komprehensif untuk mengatasi ancaman Boko Haram, termasuk langkah- langkah yang bertujuan memperkuat kohesi sosial, mendekonstruksi narasi ekstremis dan memerangi perilaku yang memicu kebencian dan kekerasan; juga menekankan perlunya memperkuat operasi lintas batas serta untuk merancang strategi dengan tujuan untuk memenangkan hati dan pikiran yang akan pergi jauh dalam melawan kerusakan yang disebabkan oleh kelompok teroris Boko Haram, serta memastikan pemulihan dan kembali ke normalitas orang-orang dan komunitas yang terkena dampak; 11. Seruan untuk melipatgandakan upaya nasional, regional dan internasional untuk menargetkan akar penyebab terorisme dengan pandangan untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat melalui peningkatan akses ke pendidikan, peningkatan kesempatan kerja, serta mengerahkan upaya menuju perlindungan hak asasi manusia, termasuk yang tentang perempuan dan anak-anak, untuk mengatasi keterasingan dan marginalisasi yang menciptakan kondisi kondusif bagi ekstrimisme keras untuk berkembang, dan juga menyerukan pemberian bantuan kemanusiaan kepada populasi yang terkena dampak; panggilan lebih lanjut pada negara-negara anggota, Komisi ECOWAS dan Sekretariat ECCAS untuk bekerja menuju implementasi keputusan KTT ECOWAS-ECCAS bersama sesuai dengan Deklarasi Lomé; 12. Memutuskan untuk memperbarui mandat untuk periode dua belas (12) bulan lagi, efektif sejak 31 Januari 2020; 13. Meminta Komisi, berkoordinasi dengan Sekretariat Komisi Danau Chad Basin dan Benin, untuk secara teratur memperbarui Dewan mengenai situasi di Cekungan Danau Chad, sejalan dengan ketentuan terkait yang terdapat dalam Pertemuan PSC / AHG / COMM.2 (CDLXXXIV) tanggal 29 Januari 2015; 14. Memutuskan untuk tetap aktif menangani masalah ini.64

64 Reliefweb.2019. “Communiqué Adopted by the Peace and Security Council (PSC) of the African Union (AU), at its 898th meeting held on 28 November 2019, on the renewal of the mandate of the Multinational

64 Universitas Sumatera Utara

Inti dari 14 poin hasil pertemuan diatas adalah kesepaktan dan harapan untuk tetap mendukung keberlangsungan organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menghentikan aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram. Dalam hal tersebut dibutuhkan kerjasama yang lebih solid lagi antar sesama anggota organisasi dan juga organisasi pendukung lainnya. Penambahan pasukan dan bantuan logistik lainnya juga menjadi point penting yang diharapkan segera dipenuhi untuk keberlangsungan tugas dari Satuan Tugas Gabungan Multinasional yang lebih baik lagi.

3.3. Tantangan Satuan Tugas Gabungan Multinasional Dibalik keberhasilan Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menangani Kelompok Boko Haram, organisasi ini juga menghadapi beberapa tantangan diantaranya adalah : 1. Sikap Nigeria yang Menolak Kerjasama Tantangan utamanya adalah keengganan awal Nigeria untuk mengizinkan intervensi asing ke wilayahnya karena Nigeria menganggap pertempuran melawan Kelompok Boko Haram adalah sebagai urusan internal dan benar-benar masalah Nigeria. Faktanya, otoritas Nigeria menganggap kehadiran organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional menjadi sebagai ancaman terhadap kedaulatan, kebanggaan nasional, dan citra politik. Namun, karena semakin meningkatnya daerah persebaran ancaman Kelompok Boko Haram dan juga terdapat tekanan internasional untuk mengatasi ancaman yang semakin meningkat yang ditimbulkan oleh Kelompok Boko Haram, maka hal tersebut memaksa pemerintah Nigeria untuk menerima pasukan gabungan, tetapi dengan kontingen yang ditugaskan dalam wilayah Nasional mereka dan operasi yang bertujuan mencegah perluasan Kelompok Boko Haram sebagai kelompok teroris dan menghilangkan kehadiran mereka. Hal ini juga menjelaskan mengapa Satuan Tugas Gabungan Nasional dibagi menjadi empat sektor Nasional dengan masing – masing sektor di negara anggota masing – masing.

Joint Task Force (MNJTF) against the Boko Haram terrorist group”. Diakses dalam https://reliefweb.int/report/nigeria/communiqu-adopted-peace-and-security-council-psc-african-union-au- its-898th-meeting. Pada 15 Juni 2020 Pukul 15.29 Wib

65 Universitas Sumatera Utara

2. Timbulnya Sikap Ketidakpercayaan dan Saling Curiga Tantangan lain adalah suasana yang mencurigakan dan tegang yang menandai hubungan antara empat negara utama yang berkontribusi. Sebelum adanya pembentukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional, Chad secara sepihak mengirim pasukan ke Nigeria tanpa persetujuan yang ada, hal tersebut telah membuat kecurigaan diantara anggota organiasi. Ada juga beberapa ketegangan antara Nigeria dan Niger, Niger menyebut pasukan Nigeria sebagai "Pengecut," sementara Nigeria menyebut pasukan dari Niger sebagai "Penjarah Berantai." Hal tersebut tentunya bukan merupakan hubungan yang sehat antara pasukan yang seharusnya bekerja sama melawan Kelompok Boko Haram. Kurangnya kerjasama awal ini menyebabkan banyak tindakan militer yang gigih dan tidak terkoordinasi oleh pasukan dari berbagai negara. Setiap kali ada kemenangan melawan Kelompok Boko Haram oleh Satuan Tugas Gabungan Multinasional masing- masing negara mengklaim kemenangan dan membuat propaganda kompetensi dan pelatihan yang lebih baik. Kecurigaan timbal balik ini mungkin menjelaskan mengapa pemerintah Nigeria tidak mengizinkan pasukan asing masuk ke wilayah mereka. Situasi ketidakharmonisan antar sesama anggota organisasi menyebabkan ketidakberhasilan Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam menyelesaikan misinya, hal tersebut dapat terlihat antara tanggal 3 hingga 6 Juni tahun 2016 di kota Bosso, Niger. Boko Haram menewaskan 32 Tentara, 30 Tentara dari Niger dan 2 dari Nigeria, yang sebagian besar sedang dalam proses membangun jembatan di Sungai Komadugu antara Niger dan Nigeria. Upaya Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga gagal menghentikan penyebaran Kelompok Boko Haram di Danau Chad dan kepulauannya. Ketidakberhasilan lainnya juga terjadi Pada tanggal 25 Juli tahun 2017, Kelompok Boko Haram menyergap sebuah tim eksplorasi minyak di Magumeri, Negara Borno, diikuti oleh serangan terhadap sejumlah pos terdepan militer dan konvoi bersenjata. Tidak cukup sampai disitu, karena kurangnya kerjasama antar sesama anggota organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional terjadi kasus penculikan.

66 Universitas Sumatera Utara

Penculikan gadis-gadis di Februari 2018 di Dapchi adalah contoh lain dari kekuatan operasional Kelompok Boko Haram yang berkelanjutan. Pada bulan April 2018, Satuan Tugas Gabungan Multinasional meluncurkan Operasi AMNI FAKAT, yang bertujuan untuk terus menyerang kemampuan Kelompok Boko Haram. Misi Satuan Tugas Gabungan Multinasional yang gagal tentunya diakibatkan oleh kondisi krisis kepercayaan antar sesama anggota organisasi. Maka dari itu, dibutuhkan pengembangan kepercayaan di antara negara-negara yang terkena dampak Kelompok Boko Haram dan komunitas internasional untuk meredakan ketegangan dan mendorong kolaborasi untuk saling menguntungkan. Masalah lain yang juga dihadapi oleh Satuan Tugas Gabungan Multinasional, yang berkaitan dengan ketidakpercayaan dan saling curiga adalah usaha individual militer negara dari Satuan Tugas Gabungan Multinasional yang menyebabkan upaya yang tidak merata terhadap penanganan Kelompok Boko Haram. Dalam contoh ini adalah seperti kejadian yang dialami oleh Niger. Karena kurangnya usaha yang terpadu sementara Nigeria dan negara-negara lain telah meningkatkan serangan militer mereka, Niger belum dapat mengumpulkan kekuatan militer yang diperlukan untuk melawan Kelompok Boko Haram. Meskipun Satuan Tugas Gabungan Multinasional seharusnya menanggapi serangan Boko Haram di Bosso, Niger akan tetapi Presiden Niger terpaksa meminta bantuan militer dari Chad. Satuan Tugas Gabungan Multinasional sebagai aliansi militer yang berwenang menangani Boko Haram di daerah tersebut malah tidak pernah mengirim dukungan militer. Kegagalan mengkoordinasikan upaya regional Satuan Tugas Gabungan Multinasional ini menjadikan usaha militer Satuan Tugas Gabungan Multinasional sekadar memindahkan ancaman Kelompok Boko Haram, bukan memberantas Kelompok Boko Haram secara keseluruhan. 3. Tantangan Finansial Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga menghadapi tantangan keuangan yang sangat memengaruhi operasi dan efektivitasnya. Kontribusi dari Nigeria, Kamerun, Chad dan Niger sebagian besar tidak cukup untuk secara permanen menjadi ponadasi kegiatan Boko Haram. Hal tersebut juga menjamin

67 Universitas Sumatera Utara kontribusi dari negara-negara sahabat, yang masih belum bisa memenuhi perkiraan anggaran US $ 700 juta. Tantangan keuangan ini semakin diperparah dengan meningkatnya kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara yang terkena dampak. Bahkan Chad dan Nigeria yang merupakan kontributor militer terbesar bagi Satuan Tugas Gabungan Multinasioanal, saat ini masih menghadapi kesulitan ekonomi dengan krisis ekonomi global. Kamerun sendiri menghadapi tantangan serupa termasuk masalah besar pengungsi yang disebabkan oleh masalah yang sama. Karena itu, pendanaan Satuan Tugas Gabungan Multinasional sangat lambat dikarenakan negara-negara anggota tidak mampu menjalankan dan memenuhi janji mereka terhadap pengembangan organisasi. Hal Ini telah memaksa militer dari masing-masing negara anggota untuk mengambil beban keuangan, dengan demikian, maka terciptalah tekanan keuangan pada anggaran yang sudah ketat. 4. Tantangan Hak Asasi Manusia Tantangan hak asasi manusia juga telah diidentifikasi sebagai salah satu terobosan cepat terhadap permasalahan di organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Pasukan dituduh tidak menghormati hak-hak dasar tahanan dan warga sipil serta penggunaan kekuatan yang berlebihan tanpa membedakan antara korban dan warga sipil. Ini telah menuai kritik dari banyak organisasi internasional dan gerakan Hak Asasi Manusia. Terdapat pula kasus para tentara Kamerun yang dituduh membunuh dua wanita dan bayi mereka, hanya karena dituduh sebagai Kelompok Boko Haram yang sudah masuk ke dalam pikiran mereka. dan banyak aktivis Hak Asasi Manusia lokal Kamerun telah membuktikan fakta bahwa video mengerikan di media sosial sebenarnya dilakukan di Kamerun. Pemerintah Kamerun dalam reaksi atas video mengeriakan tersebut memerintahkan penangkapan prajurit yang dituduh melakukan pembunuhan. Meskipun demikian, ada juga informasi latar belakang yang tidak memadai berdasarkan realitas lokal setempat. Tidak diragukan lagi, Satuan Tugas Gabungan Multinasional telah berhasil mengurangi ukuran dan kekuatan gerakan teroris, tetapi belum sepenuhnya menghilangkan pengaruh mereka di negara-negara yang terkena dampak.

68 Universitas Sumatera Utara

Hal ini bisa dikatakan karena pemerintah yang terkena dampak seperti Kamerun, Nigeria, Chad, dan Niger memiliki resolusi konflik yang tidak cukup baik dalam mengidentifikasi dan menganalisis penyebab dan pemahaman lokal (pengetahuan, sikap dan praktik) dalam hal-hal yang berkaitan dengan konflik yang ada. Sering terjadi, Pemerintah yang terkena dampak telah sangat bergantung pada kekuatan militer untuk menyelesaikan ekstremisme Kelompok Boko Haram tanpa mempertimbangkan alternatif manajemen konflik lain berdasarkan realitas lokal. Mereka sering menerima solusi yang telah terlambat untuk konflik ketika banyak kerusakan yang telah terjadi. Tentu saja, pengetahuan yang tidak memadai tentang konflik hanya mengarah pada pendekatan manajemen konflik yang asing bagi realitas lokal. Ada mekanisme peringatan dini yang tidak memadai untuk mendeteksi dan mencegah potensi konflik.65

65 Willibroad Dze-Ngwa, Loc.Cit

69 Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Satuan Tugas Gabungan Multinasional sebagai organisasi kerjasama internasional yang mempunyai mandat untuk menghentikan aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram dalam 5 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2015 – 2020 telah melakukan starategi – strategi dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dari Kelompok Boko Haram di negara – negara Kawasan Afrika Barat, khususnya Nigeria. Strategi untuk menghentikan aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram tersebut adalah : Melakukan dialog, pembangunan perdamaian dan pendidikan toleransi, radikalisasi kaum muda dan peningkatan jumlah pasukan Satuan Tugas Gabungan Multinasional. Dalam strategi yang sudah dijalankan oleh Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam 5 tahun terakhir terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh organisasi ini yaitu : Sikap Nigeria yang menolak kerjasama, timbulnya sikap ketidakpercayaan dan saling curiga, tantangan finansial, dan tantangan hak asasi manusia. Keberadaan Organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional dalam 5 tahun terakhir untuk menghentikan aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram di negara – negara Kawasan Afrika Barat, khususnya Nigeria belum berhasil. Satuan Tugas Gabungan Multinasional belum berhasil menciptakan lingkungan yang aman dan terlindungi dan belum berhasil melakukan stabilisasi secara keseluruhan di Daerah yang terkena dampak aksi anarkis dari Kelompok Boko Haram. Organisasi Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga tidak berhasil mencapai kesepakatan perdamaian dengan Kelompok Boko Haram, hal tersebut dapat terlihat dengan terjadinya tindakan represif yang terus berkelanjutan. Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga memperpanjang mandatnya hingga 12 bulan di tahun 2020 ini dikarenakan keberadaan Kelompok Boko Haram masih tersebar di Nigeria dan negara – negara Kawasan Afrika Barat lainnya.

70 Universitas Sumatera Utara

4.2 Saran Satuan Tugas Gabungan Multinasional sebagai organisasi internasional yang diupayakan untuk menghentikan aksi kejahatan dari Kelompok Boko Haram harus lebih menguatkan kerjasama antar sesama anggota organisasi. Hal tersebut dikarenakan kerjasama tim adalah pondasi terpenting dalam mencapai suatu keberhasilan. Masing – masing anggota organisasi harus fokus pada tujuan didirikannya organisasi tersebut, yaitu untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang aman dari terorisme dan pemberontak lainnya. Selain kerjasama, Satuan Tugas Gabungan Multinasional juga harus banyak melakukan mediasi untuk mencapai perdamaian tanpa melakukan tindakan represif. Hal tersebut diharapkan agar Kelompok Boko Haram dan Pemerintah dapat membuat kesepakaan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan tanpa adanya aksi kekerasan. Dengan begitu, peran Satuan Tugas Gabungan Multinasional dapat berjalan dengan lebih baik lagi.

71 Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ardiprawiro. 2013. Ekonomi Internasional. Depok : Universitas Guna Dharma.

Bungin, Burhan . 2007. Penelitian Kualitiatif: Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : PT. Kencana

Barda Nawawi Arief, Muladi 1998.Teori – Teori dan Kebijakan Pidana. Bandung : Alumni

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mujib Abdul dan Jusuf Mudzakkir. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Nawawi, Hadari. 1987. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Nordlinger, Eric A. 1994. Militer Dalam Politik Kudeta dan Pemerintahan. Jakarta : Pt Reineka Cipta

Rudy, Teuku May.2009. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: Angkasa

Syani, Abdul.1987. Sosiologi Kriminologi. Bandung : Remaja

William, Paul D. 2013. Security Studies: An Introduction. New York : Routledge

Jurnal

A James, Wall Jr, John B. Stark and Rhetta L. Standifer Mediation. 2001. A Current Review and Theory Developmen.University of Missouri – Columbia

Alagaw Ababu Kifle, Olawale (Wale) Ismail, 2018. New Collective Security Arrangements in the Sahel: a comparative study of the MNJTF and G-5 Sahel. 2018 Africa : Centre of Competence Sub-Saharan

72 Universitas Sumatera Utara

Assanvo William, Jeannine Ella A A dan Wendyam Aristide Sawadogo. 2016. Assessing the Multinational Joint Task Force against Boko Haram. West Africa : Report Issue

Brinkle,Theo and Soumia Ait – Hida. 2012. Historicizing Salifi and Jihadi Network in Muslim West Africa : Boko Haram in Contex. Netherlands Defense Academy : Departemen of International Security Studies

Chairunnisa,Levina.2016. Peran Uni Afrika Dalam Menangani Kelompok Militan Boko Haram Di Nigeria Universitas Bina Widya : Jom Fisip

Clarke Buchanan , Stephen dan Peter Knopee. 2012. The Boko Haram Insurgency : From Short Term Gain To Long Term Solutions. Academy Department of International Security Studies : The Institute for Justice and Reconciliation, Volume 3

Dzengwa, Willibroad.2018. The Multinational Joint Task Force against Boko Haram: Rethinking Military Interventions.International Journal of Liberal Arts and Social Science, Vol. 6 No. 7

Don, Daniel Nanjira.2010. African Foreign Policy and Diplomacy from Antiquity to the 21st Century. California. Praeger Fathun, Laode Muhamad. 2016.Pengaruh Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok Terhadap Keamanan Stabilitas Regional Asia Timur. jurnal Magister Ilmu Politik : Universitas Hasanuddin, Volume. 2 No 2

JF, James Forest. 2012, Confronting the Terrorism of Boko Haram in Nigeria : The Muslim World in the 21st Century: Space, Power, and Human Development dalam JSOU : Report

Karlsson, Christer.2016. The Perpetuation of Jihad Boko Haram, Charismatic Constructions of Jihadist Ideology and the rise of Abubakar Shekau. Lund University : Departemen of Political Science

Magfirah, Ayu Afrida 2017. “Krisis Keamanan dan Konflik Berkepanjangan di Nigeria”. Skripsi Ilmu Hubungan Internasional : Universitas Jember

Nosiri, Uzoma D dan N Emmanuel O. Ibekwe. 2017. Globalization : A Challenge to Counter Terrorism in Nigeria. Ndunode : Calabar Journal Of The Humanities,Volume 12, No.1

Onuoha, F.C. 2014. Boko Haram and the Evolving Salafi Jihadist Threat in Nigeria in Marc-Antoine Pérouse de Montclos (ed.) Boko Haram: Islamism, Politics, Security and the State in Nigeria . Leiden:African Studies Centre

73 Universitas Sumatera Utara

Onuoha, F.C. 2010. The Islamist Challenge: Nigeria‘s Boko Haram Crisis Explained. African Security Review. Routledge

Sebastian dan Elishcer. 2015. The Management of Salfi Activity in Africa : African State Strategies and their Consecquences in the Sahel. University of Florida

Verini, James. 2013. Perang Berebut Nigeria. National Geographichal

Walker, Andrew . 2012. What is Boko. US : Institute of Peace.

Internet

Abubakar,Aminu.2017.Diakses dalam https://theirworld.org/news/scores-of- chibok-schoolgirls-freed-by-boko-haram pada 12 Agustus 2020

Calosa,Camillo.2020.Multinational joint Task Force : Security Cooperation in the Lake Basin. Diakes dalam https://www.ispionline.it/en/pubblicazione/multinational-joint-task-force- security-cooperation-lake-chad-basin-25448. Pada 4 Juni 2020

Debos, Marielle.2009. Porous Borders and Fluid Loyalties: Patterns of Conflict in Darfur, Chad, and the CAR. Diakses dalam : csis.org. Pada tanggal 3 Oktober 2019

Falode,Adewunmi James. 2016.Countering the Boko Haram Group in Nigeria: The Relevance of Hybrid Doctrine. Diakses dalam file:///C:/Users/ACER/Downloads/SSRN-id2893262.pdf. Pada 7 Juni 2020

Farmin,Assay Lovelianty.2016. Danau Chad Sebagai Pemicu dalam Meradangnya Kelompok Radikal Boko Haram di Kawasan Afrika Barat. Diakses dalam https://www.academia.edu/26978300/. Pada 13 Mei 2020

GlobalSecurity.2016. Multinational Joint Task Force (MNJTF). Diakses dalam https://www.globalsecurity.org/military/world/int/mnjtf.htm Pada 15 Februari 2020

74 Universitas Sumatera Utara

Humanity,Vision. 2018. Global Terorism Index Measuring the Impact of terrorism diakses dalam http://visionofhumanity.org/app/uploads/2018/12/Global-Terrorism- Index-2018-1.pdf. Pada tanggal 1 Oktober 2019

Internationalcrisisgroup.2020.What Role the multinational joint task force in fiighting Boko Haram. Diakses dalam https://www.crisisgroup.org/africa/west-africa/291-what-role- multinational-joint-task-force-fighting-boko-haram. Pada 2 Juli 2020

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dalam https://kbbi.web.id/represif. Pada tanggal 25 Februari 2020

Khairunnisa. 2017.Gambaran tentang profil Nigeria. Diakses dalam http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:pQjjpXfcDl0J:e prints.umm.ac.id/36176/3/jiptummpp - gdl khairunnis-48923-3- babii.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d. Pada tanggal 26 Februari 2020

Library of Congress – Federal Research Division. 2008. Country Profile Nigeria. Diakses dalam https://www.loc.gov/rr/frd/cs/profiles/Nigeria-new.pdf Pada tanggal 26 Februari 2020 Mellgard,Emily. 2015. “Why Boko Haram Attacking Chad ? Diakses dalam http://www.religionandgeopolitic.org/chad/why - Boko-Haram-attacking- Chad”. Pada tanggal 13 Oktober 2019

Multinational Joint Task Force. 2020. Diakses dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Lake_Chad_Basin_Commission Pada 14 April 2020

Multinational Joint Task Force.2020. Sectors. Diakses dalam https://www.mnjtf- fmm.org/sectors/ Pada 22 Juni 2020

Onuoha, Freedom C. 2013.Understanding Boko Harams Attacks on Telecommunication Infrastructure. Diakses dalam https://www.academia.edu/4820914/Understanding_Boko_Haram_s_Atta cks_on_Telecommunication_Infratructure. Pada tanggal 12 Oktober 2019

Owojaiye, Gbenga Adetokunbo.2003.Regional Military Integration In West Africa: A Case Study Of The Multi – National Joint Task Force In The Fight Against Boko Haram. Diakses dalam https://apps.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/1020339.pdf. Pada 3 April 2020

75 Universitas Sumatera Utara

Solomon, Salem. 2017. Diakses dalam https://www.voanews.com/africa/negotiations-boko-haram-raise-hope- questions pada 11 Agustus 2020

Stans Victor, Kerins dan Patrick M.Mouaha-Bell. 2018. Boko Haram's Rise And The Multinational Response. California : Napal Postgraduate School

Terrorismtracker.2019.Boko Haram and the War of Terror. Diakses dalam https://www.terrorismtracker.com Pada 11 Juni 2020

Peceau.2015.Boko Haram terrorist group and on other related international efforts. Diakses dalam http://www.peaceau.org/en/article/report-of-the- chairperson-of-the-commission-on-the-implementation-of-communique- psc-ahg-comm-2-cdlxxxiv-on-the-boko-haram-terrorist-group-and-on- other-related-international-efforts. Pada 22 Mei 2020

Peaceau. 2015. Peace And Security Council 484th Meeting At The Level Of Heads Of State And Governme Psc/Ahg/2.(Cdlxxxiv). Diakses dalam http://www.peaceau.org/uploads/psc-484.com.boko.haram.29.1.2015.pdf. Pada 2 Juni 2020

P. Karns Margaret, Karen A. Mingst dan Kendall W. Stilles. International Organization : The Politics and Processes of Global Governance. Diakses dalam https://www.rienner.com/uploads/55b14c992dIb2.pdf. Pada tanggal 17 Oktober 2019

Poerwowidagdo, Judo.2003. Mengantisipasi Konflik dalam Masyarakat. Diakses dalam http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F3387/Me ngantisipasi%20Konflik%20 dalam%20Masyarakat.htm. Pada tanggal 22 Februari 2020

Reliefweb.2019. Communiqué Adopted by the Peace and Security Council (PSC) of the African Union (AU), at its 898th meeting held on 28 November 2019, on the renewal of the mandate of the Multinational Joint Task Force (MNJTF) against the Boko Haram terrorist group. Diakses dalam https://reliefweb.int/report/nigeria/communiqu-adopted-peace-and- security-council-psc-african-union-au-its-898th-meeting. Pada 15 Juni 2020

Suleiman Hamza, Gary Frist dan Lekan Abayomi. 2012. Decoding Boko Haram: The Regional Ambitionsand Permutations, Diakses dalam : http://newsrescue.com/decoding-bokoharam- regional-ambitions- permutations/#axzz2nSg1XZUQ. Pada tanggal 3 Oktober 2019

76 Universitas Sumatera Utara

Umar Farouk Musa, Chika Oduah. 2019. Diakses dalam https://www.voanews.com/africa/boko- haram-returns-most-abducted- dapchi-girls pada 11 Agustus 2020

Zenn,Jacob.2013.Nigerian Al – Qaedaism. Diakses dalam http:// www.hudson.org/content/researchattachments/attachment/1392/ Zenn.pdf. Pada tanggal 5 Oktober 2019

77 Universitas Sumatera Utara