Jurnal Widya Citra Volume 2, Nomor 1, April 2021 

Majalah Bobo Sebagai Arena Konstruksi Sosial Dalam Pengembangan Literasi Sosial Pada Anak-Anak

I Wayan Mudana Universitas Pendidikan Ganesha Email: [email protected]

Artikel info Abstrak. Majalah Bobo merupakan salah satu majalah anak- Keywords: anak yang perkembangannya sangat eksis dan menarik bagi Bobo, Arena, Kontruksi, Literasi Sosial anak-anak. Hal itu telah mendorong berbagai kajian dari berbagai disiplin ilmu. Kajian ini bertujuan untuk mendeskrepsikan secara kritis keberadaan majalah Bobo sebagai arena konstruksi sosial dalam pengembangan literasi sosial pada anak-anak. Dalam mengkaji hal tersebut digunakan pendekatan kualitatif. Melalui hal itu terungkap bahwa majalah bobo secara konsisten pada moto ”Bobo teman bermaindan belajar. Moto tersebut selalu ditampilkan pada sampul majalah bobo yang terbitan bulan Juni tahun 2017. Moto Bobo teman bermain dan belajar mecerminkan kesadaran dan keberpihakkan dari majalah bobo terhadap dunia anak-anak. Hal itu menjadikan majalah bobo sebagai arena bermain dan belajar. Bemain dan belajar merupakan bentuk proses konstruksi sosial. Sehingga dengan demikian majalah bobo dapat dinyakatan sebagai arena konstruksi sosial. Berbagai arena konstruksi sosial dalam pengembangan literasi sosial dapat disimak dalam menu bobo, seperti dalam Menu RUPA-RUPA, menu DARI TEMAN, Menu CERITA PILIHAN, Menu CERGAM, dan dari Menu ARTIKEL PILIHAN.

Abstract. Bobo magazine is a children's magazine that its development is very existing and exciting for children. That fact has encouraged various studies from various disciplines. This study aims to critically describe Bobo magazine's existence as an arena for social construction in developing children's social literacy. In examining this, a qualitative approach was used. It revealed that Bobo magazine is consistent with the motto “Bobo is a friend to play and study. This motto is always featured on the cover of Bobo magazine, which was published in June 2017. Bobo magazine's motto as a playmate and learning partner reflects Bobo magazine's awareness and partiality towards the children's world. This makes Bobo magazine an arena for play and learning. Playing and learning is a form of the social construction process. So that bobo magazine can be regarded as an arena for social construction. Various arenas of social construction in social literacy development can be seen in the bobo menu, such as in the RUPA-RUPA Menu, FROM FRIENDS Menu, SELECTED STORIES Menu, DIFFERENT Menu, and from the CHOICE ARTICLE Menu. Coresponden author: Email: [email protected]

Jurnal Widya Citra | 24  25 | Jurnal Widya Citra 

Pendahuluan berkembangan adalah terjadinya Media telah menjadi sarana utama komodifikasi dan hegemoni dunia bagi kebanyakan dari kita untuk kehidupan masyarakat. Hal seperti itu mengalami dan belajar tentang berbagai tentu juga bisa terjadi dalam dunia aspek dunia disekitar kita. Dalam satu kehidupan anak-anak. Karena media dekade terakhir kita terbiasa hidup dalam anak-anak sangat mungkin dijadikan budaya media, atau masyarakat media. sebagai ruang bagi konstruksi berbagai Budaya media jelas mencakup dua kepentingan dan idiologi dari kelompok pengertian budaya baik sebagai ekspresi masyarakat tertentu. Dalam konteks inilah kreatif, estetis, dan intelektual, maupun pendampingan dari orang yang lebih sebagai keseluruhan cara hidup. Dalam dewasa dalam hal ini utamanya orang tua konteks ini produk media dapat sangat penting artinya, sehingga anak dipandang sebagai ekspresi kreatif tidak terjerumus dalam jeratan maupun budaya media yang menjadi kepentingan dan ideologi yang tidak bagian dari bagaimana kita menjalani selaras dengan apa yang diidealkan oleh hidup atau mengabiskan waktu luang kita masyarakat. sehari-hari (Ibrahim, dan Bachruddin Ali Media anak-anak khususnya media Akhmad, 2014).Ungkapan tersebut sejalan massa elektronik dan cetak-dalam dengan fungsi media diantaranya fungsi perkembangannya tidak hanya menjadi informasi, hiburan, persuasi, transmisi bahan bacaan dan tontonan, tetapi juga budaya, pengawasan, interpretasi, agen- menjadi salah satu sumber rujukan dalam setting, pembentuk, cermin, guru, ritual proses perkembangan kognitif dan (Atmadja, 2018; Ibrahim & Bachruddin internalisasi dalam diri anak. Karena Ali Akhmad, 2014). Sehubungan dengan Media dalam hal ini majalah merupakan hal itu dinyatakan media sebagai bagian salah satu media publikasi yang bisa integral dari masyarakat. Bahkan media dipergunakan sebagai sumber telah berkembangan menjadi industri pengetahuan dan pembentuk literasi bagi budaya dan telah masuk dalam sistem anak-anak. Hal itu sejalan dengan sosiokultural masyarakat. Peraturan Menteri Pendidikan dan Masuknya media ke dalam sistem Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 sosiokultural memunculkan suatu gejala Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi sosial budaya yang tidak saja Pekerti memperkuat upaya pembentukan berdialektika, tetapi juga kompleks dan budaya literasi tersebut. Salah satu hal holistik. Karena melalui medialah yang diatur dalam Permendikbud itu diproduk dan disebarkan secara luas adalah kegiatan 15 menit membaca buku antitesis dan sintesis budaya secara nonpelajaran sebelum waktu belajar dialektika dan berkelanjutan dalam ruang dimulai. Pembiasaan membaca buku ini dan waktu. Masuknya media dalam dianggap dapat menumbuhkan minat baca sistem sosiokultural masyarakat di satu serta meningkatkan keterampilan sisi memberikan kemudahan bagi manusia membaca agar pengetahuan dapat untuk memenuhi berbagai kebutuhan dikuasai secara lebih baik( Madia akan aneka informasi. Namun, di sisi Komunikasi dan Inspirasi, Jendela yang lain telah mengakibatkan terjadinya Pendidikan dan Kebudayaan, VI/ perubahan sosial yang tidak selamanya Oktober – 2016). sejalan dengan cita-cita ideal dalam Membaca majalah akan masyarakat. Dengan kata lain fungsi memberikan tambahan wawasan dan media bagi masyarakat tidak selamanya perspektif tentang suatu informasi. fungsional tetapi juga bisa disfungsional Majalah juga bisa menjadi sumber hiburan bagi masyarakat (Atmadja, 2018). Salah yang menarik karena mengandung cerita satu fenomena yang belakangan ini dengan gaya bahasa yang menarik, 26 | Jurnal Widya Citra  ilustrasi yang indah, kuis dengan mengkaji tentang Kajian Semiotika bermacam hadiah, rubric pertemanan, Desain Sampul Majalah Bobo Periode informasi tentang lagu, film atau artis Februari- April 2013 (E Journal kesayangan, bermacam-macam hobi unik, Universitas Pendidikan Ganesha, 2014). dan sebagainya. Dalam konteks itulah Hayati, dkk mengkaji tentang Kajian maka majalah juga dapat menjadi media Psikologi Terhadap Sastra Anak Pada dalam pengembangan moral dan Majalah Bobo Edisi 2010 (2010). Eri karakteranak. Dengan kata lain media Retnowati, mengkaji tentang Kajian anak, lebih-lebih media mainstream dapat Bentuk dan Makna Reduplikasi Dalam mengkonstruksikan dunia anak. Karena dongeng Majalah Bobo Edisi Bulan media adalah pembentuk kesadaran sosial Agustus 2014 (2015). yang lebih lanjut menentukan persepsi Kajian-kajian tersebut telah terhadap dunia dan masyarakat tempat menginspirasiuntuk melakukan kajian hidupnya. Majalah anak-anak yang tentang Majalah Bobo sebagai Arena beredar di Indonesia cukup banyak, Konstruksi Sosial Pengembangan Literasi diantaranya Bobo, Kuncung, Fantasi, Sosial Pada Anak-Anak. Dilakukan kajian Koki Kata, Anas, Kawanku,Mobi, Donal tentang hal ini disamping diinspirasi oleh Bebek, XY Anak, Nanda dan sebagainya. kajian-kajian yang telah ada, tetapi juga Majalah Bobo merupakan media karena kajian tentang Majalah Bobo massa yang sangat populer di kalangan sebagai arena Konstruksi Sosial dalam anak-anak Indonesia. Sebagai salah satu rangka pengembangan literasi sosial majalah anak-anak yang mempunyai belum ada yang mengkaji dan kajian eksistensi yang stabil dari waktu ke waktu semacam ini penting dilakukan. Sehingga selama puluhan tahun, karena majalah majalah Bobo terus dapat meningkatkan Bobo merupakan salah satu majalah yang kebermaknaannya bagi anak-anak berkualitas dari isi (Antara, Agus generasi penerus bangsa. Kajian terhadap Sudarmawan, dan Luh Suartini, e-Jurnal majalah bobo pada dasarnya merupakan Undiksha, Vol XI, 2014). Fenomena ini proses pencarian pesan dan makna di satu sangat menarik bukan saja karena sisi, di sisi lain media juga merupakan Majalah Bobo sangat digemari oleh anak- subjek yang mengkonstruksi realitas. anak tetapi juga karena majalah dapat Berkaitan dengan hal itulah media menjadi sebagai arena, kreatifitas, dipandang sebagaai agen konstruksi sosial rekreasi, dialog, museum, transper yang mendefinisikan realitas. Dalam budaya, dan konstruksi sosial bagi anak- konteks demikian, media massa anak. Sehubungan dengan hal itu mengemuka dengan peran mediasinya keberadaannya sebagai majalah anak-anak sebagai sarana sosialisasi dan telah menginspirasi beberapa kalangan penyampaian pesan. Lewat pesan-pesan untuk mengkajinya. Hal ini dapat dilihat yang disampaikan, realitas sosial dari adanya beberapa kajian yang direkonstruksi sedemikian rupa oleh memfokuskan kajiannya pada Majalah media massa. Sehubungan dengan hal itu Bobo, seperti yang dilakukan Fatwa media massa berperan sebagai agen of Amalia dalam kajiannya yang berjudul change, baik sebagai institusi pencerahan Kajian Moral Cerita Pendek Pada masyarakat, media informasi, maupun Majalah Bobo Sebagai Upaya Pemilihan sebagai hiburan ( Bugin, 2007). Bahan Ajar Apresiasi Sastra di Kelas Kajian ini dilakukan menggunakan Tinggi Sekolah Dasar ( 2013). PP Meyrina pendekatan kualitatif terutama studi mengkaji dengan judul ”Kajian dokumen. Dalam kajian ini pada Majalah Perubahan Semiotika Maskot Majalah Bobo Edisi Juni 2017 dengan fokus Anak-Anak ’Bobo’ Pada Tahu 1973, 2007, permasalahan utama mengenai dan 2009” (2015). I G Antara, dkk keberadaan majalah bobo sebagai arena

 27 | Jurnal Widya Citra  konstruksi sosial dalam mengembangkan merupakan hal yang sangat penting dalam literasi sosial pada anak-anak. Dalam proses pengembangan kepribadian anak. pengakajiannya dilakukan dengan Namun proses kontruksi sosial atas menggunakan gagasan-gagasan yang realitas berlangsung lamban, bersifat terkandung dalam teori konstrutisi sosial. spasial, dan berlangsung secara hierakis- Konsep konstruksi sosial diperkenalkan vertikal, sehiga dipandang kurang oleh sosiolog interpretatif, Peter L.Berger bermakna, lebih-lebih dalam masyarakat dan Thomas Luckman. Teori ini moderrn dan postmodern. Sehubungan berangkat dari metode analisis dengan hal itulah konstruksi sosial Berger fenomenologi, yakni metode deskriptif dan Luckman, lebih lanjut dikembangkan yang berdasarkan pada emperik (Riyanto, ke dalam teori konstruksi sosial media 2009). Mereka banyak menulis karya dan massa. Variabel media massa menjadi menghasilkan tesis mengenai konstruksi sangat substansi dalam proses sosial atas realitas. Realitas sosial eksternalisasi, subjektivasi dan terbentuk secara sosial dan realitas sosial internalisasi. Eksternalisasi sebagai bagian baru memiliki makna ketika realitas sosial dari penyesuaian diri dengan dunia tersebut dikonstruksi dan dimaknai secara sosiokultural masyarakat, obyektivasi subjektif oleh orang lain sehingga sebagai interaksi sosial dalam dunia memantapkan realitas tersebut secara intersubyektif yang dilembagakan, dan objektif. bahwa realitas kehidupan sehari- internalisasi merupakan upaya individu hari memiliki dimensi subjektif dan mengidentifikasikan diri dengan lembaga- objektif. Tesis utamanya adalah manusia lembaga sosial tempat individu menjadi dan masyarakat adalah produk yang anggotanya (Bugin, 2008). Dengan dialektis, dinamis, dan plural secara terus demikian, sifat dan kelebihan media menerus. Proses dialektis tersebut massa memperbaiki kelemahan dari mempunyai tiga momen yaitu: konstruksi sosial atas realitas (Bugin, ekternalisasi, obyektivasi, dan 2007). Konstruksi sosial media dalam internalisasi. (Berger dan Luckman, 1990). konteks ini tampaknya sangat Dengan demikian Konstruktivisme berkesesuaian dengan model refleksi merupakan kerja kognitif individu untuk realitas, yaitu model merefleksikan suatu menafsirkan dunia realitas yang ada kehidupan yang pernah terjadi di dalam dalam setiap relasi sosial antara individu masyarakat (Bugin, 2007). Melalui proses dengan lingkungannya. Melalui hal itu, semacam itulah gagasan-gagasan atau individu membangun pengetahuan atas pesan-pesan yang disampaikan dalam realitas yang dilihatnya berdasarkan berbagai tema dalam majalah bobo struktur pengetahuan yang telah ada dikonstruksikan dalam pengembangan sebelumnya. Hal ini, oleh Berger dan kapasitas diri anak, termasuk dalam Luckman disebut dengan kontruksi pengembangan literasi sosial. sosial. (1990). Dalam perspektif Bourdieu (Ritzer dan Goodman, 2005), konstruksi Latar Belakang Majalah Bobo sosial sangat penting artinya dalam Majalah bobo merupakan majalah dinamika kehidupan individu dan anak-anak versi Indonesia dari majalah masyarakat karena, melalui proses serupa di Belanda yang isinya di konstruksi sosial, aktor merasakan, sesuaikan dengan kultur di Indonesia. memikirkan, dan membangun struktur Majalah bobo pertama kali terbit pada serta kemudian bertindak berdasarkan tanggal 14 April 1974 dan menjadi struktur yang dibangunnnya. Dalam majalah anak-anak pertama di Indonesia konteks itulah konstruksi sosial dalam yang tampil dengan dengan gambar pengembangan kecerdasan sosial anak berwarna. Pada awal terbitnya sampul luar Majalah Bobo dengan tegas 28 | Jurnal Widya Citra  memposisikan keberadaan majalah ini Pada Edisi Juni 2017 terdapat lima sebagai majalah untuk anak-anak di terbitan, masing-masing mengembangkan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. tema sebagai berikut: a. Arti lima warna, Pada Awalnya, majalah ini adalah b. Tujuh rambu-rambu berteman di media halaman dari artikel anak-anak yang sosial, c. Enam tempat wisata foto terbaik terdapat pada harian Kompas. Atas ide di Indonesia, d. Kuis seberapa sayangkah dan prakarsa dari PK Ojong bersama kamu dengan keluarga, dan e. Tujuh tips Jakob Oetomo, maka halaman dari artikel merawat hewan peliharaan saat liburan. anak-anak di kembangkan menjadi sebuah Dalam setiap terbitan ruang majalah bobo majalah anak-anak. Bekerja sama dengan sajiannya dikelompokkan ke dalam cara membeli hak paten sebuah majalah beberapa tema pokok seperti: 1. Rupa- dengan nama yang sama ”Bobo”. rupa, 2. Cerita pilihan, 3.Cergam, 4. Slogan Majalah Bobo adalah” Artikel pilihan, 5. Dari teman, dan Pin Teman Bermain dan Belajar. Up. Di samping itu di halaman 2 dan atau (WWW.anakmasa90an.com/2015/12). halaman 3 selalu berisi tentang flora dan Halaman sampul majalah bobo fauna. selalu tampil menarik baik dilihat dari tata warna, sebagaimana diuangkapkan Majalah Bobo sebagai Arena Belajar (Antara, 2013). Dari hasil analisis data Berpijak dari hal itu dapat visual diperoleh bahwa komposisi layout dikatakan bahwa majalah bobo berusaha dari ilustrasi, teks/ huruf, dan warna pada meujudkan keberadaan majalah bobo sampul muka majalah Bobo memang sebagai teman bermain dan belajar. Hal sudah menerapkan prinsip kesatuan itu ditampilkan dengan jelas dalam (unity), keseimbangan (balance), irama sampul majalah Bobo ”Bobo Teman (ritme), kontras, dan proporsi. Daya tarik Bermain dan Belajar”. Diposisikannya visualnya mengandung kesan unik lain Majalah Bobo sebagai teman bermain dan daripada yang lain karena ditunjang oleh belajar, hal itu tidak saja menunjukkan penggunaan karakter keluarga Bobo keterwakilan kepentingan dari anak-anak kelinci sebagai ikonnya, penggunaan yang menjadi subjek dan objek majalah warna warni pastel yang ceria, bobo tetapi juga mengungkapkan penggunaan jenis huruf Sans Serif yang kesadaran terhadap dunia anak-anak tepat dan tata letak objek yang dinamis. adalah bermain dan belajar. Aktivitas Tampilan visual majalah bobo sangat bermain dan belajar pada setiap anak menggambarkan dunia anak-anak. merupakan ruang proses konstruksi sosial Ilustrasi keluarga bobo Kelinci dengan dalam pengembangan kepribadiannya peran dan kostum yang berbeda-beda, main. Diposisikannya moto ”Bobo teman dengan gestur dan ekspresi Bermain dan Belajar” pada bagian sampul mencerminkan keceriaan anak-anak, yang depan mengandung pesan mengingatkan sehat, cerdas dan kreatif (Witari, Ketut setiap orang utamanya anak-anak untuk Nala dan Hari Wardana, 2017) . dapat menyeimbangkan aktivitas bermain Penggunaan maskot kelinci dengan peran dan belajar, mengingat orang tua agar dan kostum yang berbeda-beda tidak saja selalu memberi ruang bagi anak-anak menunjukkan keberadaan majalah bobo untuk bermain dan belajar, serta yang dinamis, terbuka dan selalu sesuai menyadarkan kita semua bahwa bermain dengan semangat jaman sehingga tetap dan belajar pada dasarnya merupakan menarik bagi pembacanya, tetapi juga dimensi eksistensial dari setiap manusia. merupakan suatu strategi adaptif dalam Kedua aktivitas tersebut menjaga dan mengembangkan merupakan dua aktivitas utama yang kekuasaannya atas pasar yang ada. dilakoni oleh setiap anak dalam menumbuh kembangkan dirinya secara

 29 | Jurnal Widya Citra  holistik. Dengan kata lain bermain dan dikemas dalam menu Apa Kabar dalam belajar pada dasarnya arena konstruksi Majalah Bobo. sosial utama bagi setiap anak. Dalam bermain dan belajar terkandung pesan Teks Dialog dan konstruksi Sosial akan kesadaran kehadiran yang lain dan Dialog yang diungkapkan dalam pentingnya kehadiran yang lain dalam halaman tersebut mencerminkan sikap kehidupannya. Pesan semacam itu dalam terbuka dari pengelola majalah bobo konteks konstruksi sosial memiliki terhadap pelanggannya. Keterbukaan kebermanaan yang sangat mendalam, majalah bobo ditujukan dengan penuh karena tanpa kesadaran semacam itu keadilan terhadap pelanggannya dari konstruksi sosial tidak akan pernah terjadi. berbagai kalangan. Fenomena tersebut Kesadaran semacam itu akan memberikan dapat disimak dari tanggapan yang konstribusi terhadap proses pembentukan diberikan kepada semua pihak yang kesadaran sosial, kecerdasan sosial/literasi menyampaikan surat kepada pengelola sosial dalam pengembangan identitas bobo dengan tidak mempertimbangkan kedirian dan identitas kesosialan, yang latar belakang yang bersifat lebih lanjut membentuk kesadaran primodialisme. Hal ini dapat disimak dari kemerekaan dan kekitaan pada setiap tanggapan pengelola terhadap surat yang anak. disampaikan oleh Ketut Sudarmi dari Bali Melalaui aktivitas bermain dan yang beragama Hindu. Surat yang belajar anak-anak mengembangkan disampaikan Da’i Muhtar Arifin yang kesadarannya akan pentingnya adanya beragama Islam dan Augustine yang aturan-aturan sosial yang disepakati, beragama Kriten serta berasal berbagai karena keadiran yang mungkinkan daerah dan suku bangsa yang ada di timbulnya perbedaan-perbedaan, Indonesia. persamaan, pesaingan, pertentangan dan Ruang semacam ini tentu saja paling permufakatan. Dengan demikian dapat tidak akan menyadarkan generasi muda dikatakan bahwa melalui permainan anak- tentang adanya kehadiran orang lain di anak dapat mengkonstruksi nilai-nilai sekitar kita. Kesadaran akan kehadiran kehidupan yang esensial dan mendasar, orang lain yang memiliki latar belakang seperti nilai kebersamaan, gotong royong, sosiokulktural yang berbeda tentu akan toleransi, kasih sayang, dan lain menjadi modal bagi pengembangan sebagainya. kecerdasan sosial dalam berkehidupan Kesadaran terhadap kehadiran yang multikultur dan penguatan yang lain dalam bermain dan belajar anak bertoleransi. Karena kemultikulturan dan merupakan modal yang sangat penting toleransi tidak mungkin berkembang dalam pengembangan kesadaran tanpa adanya kesadaran terhadap bertoleransi dan kekitaan dalam kehadiran yang lain disekitarnya. Hal ini masyarakat yang multiikultur. Toleransi dapat disimak dari menu Cerita Pilihan, mampun membangun kesadaran bersama seperti dalam dongeng ”Penempel Seribu untuk saling menjaga diri guna Koin” ...”Aku akan meminta bantuan mewujudkan kebersamaan, persaudaraan, teman-temanku untuk mengumpulkan dan perdamaian. Dalam konteks semua koin-koin ini”. Demikian juga sosiokultural toleransi pada hakekatnya dalam Cerpen ”Pompa Sepeda” Farid, adalah hidup berdampingan secara damai mana guntingku? Tanya Kak Iyu dari dan saling menghargai di antara depan kamar. ”Perasaan sudah keragaman (Yamin, dan Vivi Aulia, dikembalikan, deh”, kata Farid ragu. 2011). Konstruksi sosial tentang hal ini ”Belum. Buktinya tidak ada di laci dapat disimak pada halaman dialog yang Kakak”, sanggah Kak Iyu. 30 | Jurnal Widya Citra 

Keberadaan dari majalah bobo dan Kurniawan menjawab sebagai sebagai teman bermain dan belajar berikut” Hai, Keisha dan Duta Salam menyiratkan bahwa majalah bobo kenal juga. Tegur sapa yang lain berupa memiliki misi konstruksi sosial, yang saran dan harapan yang disampikan oleh menguatkan tidak hanya kecedasan Sheila Hasibuan sebagai berikut ”Hai, Bo, kognetif, tetapi juga kecerdasan Aku pakai FB bundaku. Bo, bagaimana lingkungan dan kecerdasan sosial. jika Majalah Bobo itu dibonusin kaos Keberadaannya seperti itu sejalan dengan bergambar Keluarga Bobo? O, iya Bo, pandangan pengkaji media tentang arti Cimut itu umurnya berapa, ya? Tompel penting sosiokultural media dalam itu suka makan apa, ya? Salam semanis kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini gula untuk kamu, Nirmala, Paman Kikuk, media diposisikan sebagai pembentuk/ Bona, dan kakak-kakak redaksi ya Bo, pengkonstruksi keperibadian. Media Ddaaaah!!!. Saran dan harapan seperti itu memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dijawab oleh tim redaksi dengan lucu, proses pembentukan kepribadian dan peenuh akrab dan manis juga. Hal ini masa depan masyarakat (Ibrahim dan dapat disismak dari ungkapannya sebagai Bachruddin Ali Akhmad, 2014: 3). berikut” Hai, Sheila. Hi hi hi...maaf, Kepribadian yang dibentuk oleh untuk saat ini Bobo belum bisa majalah bobo adalah kepribadian yang membonuskan kaos bergambar Keluarga holistik yaitu kepribadian yang memiliki Bobo. Umur Cimut 2 tahun. Tompel kecerdasan intelektual, kecerdasan paling suka makan daging atau rsa sosial/literaasi sosial, dan kecerdasan daging. Salam selucu Tompel dariku, lingkungan. Pengembangan kecerdasan Nirmala, Paman Kikuk, Bona, dan kakak- sosial/literasi sosial dalam majalah bobo kakak redaksi. Dadaaah! dapat disimak dalam berbagai menu yang Ungkapan yang disampaikan disajikan dalam majalah bobo, seperti tersebut menyiratkan akan kesadaran Rupa-rupa, Ceritera Pilihan, Cergam, terhadap kehadiran yang lain/ liyan dalam Artikel Pilihan, dan Dari Teman. kehidupannya baik sebagai saudara kakak Menu Rupa-Rupa, salah satu adik, maupun sebagai pengelola majalah sajiannya yang dapat berkontribusi Bobo. Kesadaran terhadap kehadiran yang sebagai arena konstruksi sosial dalam lain keberadaannya terkait dengan pengembangan literasi sosial adalah kehidupan sosial tertentu seperti keluarga halaman ”Apa Kabar, Bo? > Dalam dan masyarakat. Di samping itu dialog halaman ini pengelola majalah bobo tersebut mengungkapkan bahwa dalam memberikan ruang bagi terjadinya tegur interaksi sosial kita harus tetap sapa, saran, usulan dan harapan dari memperhatikan tata krama, kejujuran, pembaca terhadap pengelola majalah dan sopan santun, hal itu dapat bobo, yang dapat disampaikan melalui ditunjukkan dari adanya permaklumanan WhatsApp, Line, Facebook, twitter, yang diungkapkan oleh Sheila yang Instagram, dan You Tube. Pada menyatakan bahwa dia menggunakan FB umumnya anak-anak menggunaakan bundanya. Facebook. Ungkapan kejujuran semacam ini Semua tegur sapa, usulan dan sangat penting dalam pergaualan di harapan daari pembaca dijawab dengan masyarakat. Karena pada dasarnya lucu, baik, dan sopan. Hal ini misalnya kejujuran merupakan nilai yang sangat dapat disimak dari kiriman facebook dari penting dalam kehidupan sosial di Keisha sebagai berikut ” Hai, Bobo salam masyarakat. Sehubungan dengan hal kenal. Namaku, Keisha dan Duta. Aku itulah maka dalam pengembangan kakak beradik. Aku Suka Majalah Bobo” pendidikan karakter bagi anak-anak Pengelola Majalah Bobo, Yeni Sumantri kejujuran merupakan nilai karakter yang

 31 | Jurnal Widya Citra  sangat penting. Bahkan dapat dikatakan kelembagaan jasa layanan pariwisata. Hal kejujuran merupakan roh dari itu dapat disimak dari ungkapan ....”Ke pengembangan karakter diri seseorang. rumah Bibi Tutup Pintu, yuk! usul Bobo. Karena tanpa kejujuran semua nilai Kebetulan, Bibi Tutup Pintu punya biro karakter yang lain tidak ada bermakna wisata. Lembaga layanan pariwisata dalam kehidupan baik dalam merupakan kelembagaan yang penting keberadaannya sebagai mahkluk individu dalam memenuhi kebutuhan rekreasi pada maupun dalam keadaannya sebagai setiap orang. Di era globalisasi ini mahkluk sosial. Lembaga Layanan Jasa Pariwisata Dalam menu Cergam disajikan merupakan kelembagaan yang sangat tentang Cergam Bobo:”Tempat Berlibur”, penting dikenal oleh anak. Belakangan ini Cergam ”Paman Kikuk: Petualang, Donal kelembagaan ini memainkan peranan Bebek, Negeri Dongeng, dan Bona: penting baik dalam tataran lokal, nasional Sarang Burung. Dalam cergam bobo maupun global. diungkapkan tentang aktivitas berlibur Perkembangan kelembagaan ini dari keluarga bobo. Dalam bagian atas sangat pesat sejalan dengan semakin dari halaman tersebut diperkenalkan tingginya kebutuhan rekreasi/ berwisata. seluruh anggota keluarga bobo yang Berwisata merupakan aktivitas yang terdiri dari Bobo, Bapak, Emak, Paman sangat dekat dengan dunia anak-anak, Gembul, Tompel, dan Cimut. Paparan baik dalam kaitannya dengan aktivitas tentang keluarga bobo seperti itu sangat bermain maupun dalam aktivitas belajar. berkesesuaian dengan keberadaan dari Kelembagaan lain yang juga anak yang dalam pengembangan literasi diperkenalkan dalam cerga bobo adalah sosialnya perlu mengenenal kelembagaan kelembagaan agama dan pasar. keluarga, karena kelembagaan keluargalah Kelembagaan agama dapat disimak dari yang pertama dikenal oleh anak. judul halaman ini yang berjudul ”Bermaafan di Hari Lebaran” dan dari Interalisasi Pelembagaan Sosial dialog yang disampaikan seperti, ..Mau Pengenalan kelembagaan keluarga biki , ya; ..di malam takbiran, dengan berbagai istilah panggilan dengan datang ke panti asuhan dan ...maaf lahir menggunakan istilah kekerabatan pada batin/saling maaf memaafkan. masing- masing anggota keluarga, akan Keberadaan kelembagaan pasar sangat mengkonstruksi anak tentang struktur jelas terlihat dalam Cergam Memaafkan keanggotaan, struktur kekerabatan, Di Hari Lebaran, hal ini dapat disimak kedekatan hubungan sosial, status dan dari dialog berikut ” Fico, Kefa, dan perannya dalam kehidupan keluarga yang Chaki pergi ke pasar. Mereka ingin bersangkutan. Pengenalan hal ini tidak membeli daun janur . Penjual saja berkontribusi dalam pengenalan anak janurnya cukup banyak. ”Beli di tempat terhadap kelembagaan Bu Nur saja, yuk. Dia tetanggaku, ajak keluarga/kekerabatan, dan jaringan Fico”. kekerabatan, tetapi juga akan Pasar dalam kehidupan masyarakat berkontribusi dalam pengembangan dewasa ini mengenal berbagai pasar, modal sosial dalam masyatrakat. Modal seperti pasar tradisional dan pasar sosial merupakan hal yang sangat penting modern. Dalam dialog tersebut anak dalam penguatan sosiokultural, dikonstruksi tentang kehidupan di pasar pemenuhan kebutuhan, dan mengatasi tradisional yang masing dijiwai oleh masalah-masalah sosial yang dihadapinya. semangat kekeluargaan dan ikatan-ikatan Dalam cergam bobo, disamping primodialisme. Hal itu dapat disimak dari diperkenalkan kelembagaan keluarga dan ungkapan yang menyatakan ...”Beli di kekerabatan juga diperkenalkan tempat Bu Nur saja, Dia tetanggaku”. 32 | Jurnal Widya Citra 

Budaya dalam pasar tradisional memiliki literasi sosial yang semakin sebagaimana dinyatakan oleh Geertz holistik. Melalui kesadarnya sebagai diwarnai dengan harga luncur, sehingga makhluk sosial setiap manusia berupaya diperlukan adanya aktivitas tawar- mengembangkan terwujudnya menawar (1977). keharmonisan sosial, kedamaian dan Dalam perkembangannya pasar kebahagiaan dalam masyarakat. tradisional tidak saja sebagai pusat Konstruksi sosial dalam pengembangan aktivitas jual beli, tetapi juga sebagai pusat literasi sosial anak dapat disimak dalam pertukaran informasi tentang kegiatan berbagai menu yang disajikan dalam sosiokultural, penguatan jaringan sosial. setiap halaman dari majalah Bobo Cooletta, 1987). terutama dalam menu rupa-rupa, cergam Di samping pasar tradisional dalam dan Cerita Pilihan. dialog tersebut juga anak dikonstruksi dengan kelembagaan pasar modern. Hal Kesimpulan itu dapat disimak dari dialog yang Berpijak dari paparan di atas dapat menyatakan ....”Chaki tak lupa membawa dikemukkan bahwa Majalah Bobo Karee Chiken dan dua bucket ayam merupakan salah satu majalah anak-anak goreng tepung istimewa”...Dr tersengan yang perkembangannya sangat eksis dan demikian majalah bobo dalam menarik bagi anak-anak serta menjadi paparannya telah menyunjukkan adanya arena proses konstruksi sosial guna dinamika pasar dalam masyarakat di era pengembangan literasi sosial. kekinian. Fenomena ini sangat menarik Pengembanga literasi sosial terkonstruksi karena dalam kedua fenomena pasar melalui aktivitas bermain dan belajar. tersebut sama-sama bertahan sampai saat Aktivitas bermain dan belajar merupakan ini. Bahkan belakangan ini pemerintah aktivitas yang sangat strategis dalam berusaha melakukan perbaikan dalam peengembangan literasi sosial pada anak, manajemen pengelolaan, tata fisik dan karena kedua aktivitas tersebut merupakan lingkungan dari pasar tradisional. aktivitas utama dari seorang anak. Hal itu Sehingga pasar tradisional tidak sangat disadari oleh pengelola Majalah ditinggalkan oleh masyarakat karena Bobo, hal itu dapat disimak dari moto kondisi kekumuhannya. Upaya ”Bobo teman bermain dan belajar. Moto pemerintah semacam itu, dapat tersebut selalu ditampilkan pada sampul mengindarkan terpinggirkannya pasar majalah bobo yang terbitan bulan Juni tradisional oleh pasar modern. tahun 2017. Moto Bobo teman bermain Berpijak dari paparan di atas maka dan belajar mecerminkan kesadaran dan sangat jelas bahwa Majalah Bobo keberpihakkan dari majalah bobo memeliki konstribusi yang sangat terhadap dunia anak-anak. Hal itu bermakna dalam pengembangan menjadikan majalah bobo sebagai arena kesadarannya terhadap eksistensinya bermain dan belajar. Bemain dan belajar sebagai makhluk individu dan sosial, yang merupakan bentuk proses konstruksi selalu menyadari tentang kedirian dan sosial. Berbagai arena konstruksi sosial kehadiran yang lain. Dalam dalam pengembangan literasi sosial dapat keberadaannya sebagai makhluk individu disimak dalam menu bobo, seperti dalam setiap orang menyadari akan otonomi dan Menu RUPA-RUPA, Menu DARI keunikan-keunikan yang dimilikinya. TEMAN, Menu CERITA PILIHAN, Dalam keberadaannya sebagai makhluk Menu CERGAM, dan dari Menu sosial, manusia mempunyai dorongan ARTIKEL PILIHAN. untuk bergaul dengan yang lain dalam berbagai arena sosial untuk bermain dan belajar guna menjadikan dirinya menjadi

 33 | Jurnal Widya Citra 

Daftar Pustaka Stoke on Trent: Trentham Amalia, Fatwa. 2013. Kajian Moral Cerita Books. Pendek Pada Majalah Bobo Ibrahim , Idi Subandy & Bachruddin Ali Sebagai Upaya Pemilihan Akhmad. 2014. Komunikasi Bahan Ajar Apresiasi Sastra di dan Komudifikasi. Mengkaji Kelas Tinggi Sekolah Dasar Media dan Budaya dalam (2013). (Thesis) Universitas Dinamika Globalisasi. Yayasan Pendidikan Indonesia: Pustaka Obor Indonesia: . Jakarta. Antara, I Gede, dan Agus Sudarmawan, MadiaKomunikasidanInspirasi, dan Luh Suartini. 2014. Kajian JendelaPendidikandanKebuday Semiotika Desain Sampul aan, VI/ Oktober – 2016). Majalah Bobo Periode Februari Majalah Bobo edisiJuni 2017. – April. 2013. e-Jurnal Undiksha, Vol X, 2014: Meyrina, PP. 2015. ”Kajian Perubahan Singaraja. Semiotika Maskot Majalah Atmadja, Nengah Bawa. 2018. Sosiologi Anak-Anak ’Bobo’ Pada Tahu Media Perspektif Teori Kritis. 1973, 2007, dan 2009” (2015). PT Raja Grafindo Persada: Dalam Jurnal Dekave. Depok. Vol.8.No.1 Tahun 2015. ISI: Berger, Peter L, Thomas Luckman. 1990. Yogyakarta. Tafsir Sosial atas Kenyataan Mudana, I Wayan. 2018. Peranan Risalah Tentang Sosiologi Perpustakaan Dalam Pengetahuan. Jakarta: LP3ES. Pengembangan Literasi Bugin, H.M. Burhan. 2007. Sosiologi Pengelola Perpustakaan Komunikasi, Teori, Paradigma, Sekolah di Kabupaten dan Diskursus Teknologi Buleleng. Jurnal Ilmiah Komunikasi di Masyarakat. Perpustakaan dan Informasi. P- Prenada Media Group: Jakarta ISSN: 2442-4366, E-ISSN: Bugin, H.M. Burhan. 2008. Konstruksi 2443-0293. Vol. 5,No.2, Sosial Media Massa. Prenada Desember 2018, D3 Media Group: Jakarta. Perpustakaan- Undiksha: Collesta, Naj.J. dan Umar Kayan. 1987. Singaraja. Kebudayaan dan Pembangunan Retnowati, Eri.. 2015. Kajian Bentuk dan Sebuah Pendekatan terhadap Makna Reduplikasi dalam Antropologi Terapan di Dongeng Majalah Bobo Edisi Indonesia. Yayasan Obor Bulan Agustus 2014. (Skepsi). Indonesia: Jakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Geertz, C. 1977. Penjaja dan Raja. Pendidikan UMS: Surakarta. Yayasan Obor Indonesia: Ritzer, George, Goodman Douglas. 2005. Jakarta Teori Sosiologi Modern. Hayati, dkk. 2010. Kajian Psikologi Jakarta: Prenada Media. Terhadap Sastra Anak Pada Riyanto,Geger. 2009. Peter L Berger Majalah Bobo Edisi 2010 PerspektifMetateoriPemikiran. Penelitian Dipa Universitas Jakarta: LP3ES Negeri Padang: Padang Setiawati, Estidan Khikmah Novitasari. Hamilton, M. and Hillier, Y. (2006) 2019. Penguatan Literasi Sosial Changing Faces of Adult Anak Usia Dini Di Satuan Literacy, Language and Paud Sejenis (Sps) Wortel Di Numeracy. A Critical History. Bantul karang, Ringinharjo, 34 | Jurnal Widya Citra 

Bantul. Jurnal Berdaya mandiri, Vol.1 No. 1 Tahun 2019. ISSN 2685-8398 Subandy, Dede Lilis Ch. 2007. Sosialisasi Anak dalam Majalah Bobo. Dalam Jurnal Mediator, Vol.8.No.1 Tahun 2007. eJurnal Unisba. Witari, Ni Nyoman Sri dan Ketut Nala Hari Wardana. 2016. Anaalisis Visual Sampul Majalah“ Bobo” Edisi Bulan April 2016. Majalah Prasi. Vol.2 No.1 Januari-Juni 2017. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja. (WWW.anakmasa90an.com/2015/12). 2015. Sejarah Majalah Bobo. Yamin. Moh. Dan Vivi Aulia. 2011. Meretas Pendidikan Toleransi Pluralisme dan Multikulturalisme Keniscayaan Peradaban. Malang: Madani Media.