Partai Golkar, Sehingga Tidak Ada Yang Namanya Pertarungan Di Dalamnya, Karena Keputusan Diambil Dengan Musyawarah
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
H. Bambang Soesatyo, S.E., M.B.A. (Ketua DPR RI Periode 2014-2019/Ketua MPR RI Periode 2019-2024) Dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama Pemerintah Republik Indonesia BAMBANG SOESATYO : SOLUSI JALAN TENGAH, MENGATASI KRISIS, GAGASAN MENJAWAB TANTANGAN SOLUSI JALAN TENGAH MENGATASI KRISIS GAGASAN MENJAWAB TANTANGAN SEKRETARIAT JENDERAL MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 3 BAMBANG SOESATYO : SOLUSI JALAN TENGAH, MENGATASI KRISIS, GAGASAN MENJAWAB TANTANGAN Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Judul: Bambang Soesatyo, Solusi Jalan Tengah, Mengatasi Krisis, Gagasan Menjawab Tantangan Penulis: Bambang Soesatyo, September 2020 25x26 Cm ISBN: 978-602-741-0732 1. Politik Desain Cover Agus WIRO Cetakan Pertama September 2020 Penerbit: BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Jl. Gatot Subroto No 6 Gedung Nusantara III lantai 5 Jakarta 10270 Telp. (021) 57895049, (021) 57895063 Fax. (021) 57895047, (021) 57895178 Email: [email protected] Dilarang memperbanyak dan/atau mengutip sebagian isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. All Right Reserved Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 4 BAMBANG SOESATYO : SOLUSI JALAN TENGAH, MENGATASI KRISIS, GAGASAN MENJAWAB TANTANGAN prakata ERAIH jabatan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Re- publik Indonesia tidak melalui pertarungan politik yang sengit M membuat pihak-pihak lain terlalu sensitif. Saya terpilih secara musyawarah mufakat sebagai Ketua MPR periode 2019- 2024, setelah seluruh fraksi dan kelompok DPD RI aklamasi menyetujuinya dalam Rapat Paripurna MPR pada Kamis malam, 3 Oktober 2019. Dalam proses pemilihan Ketua MPR 2019-2024, itu fraksi-fraksi dan kelompok DPD sepakat se- cara musyawarah mufakat bahwa kursi ‘diberikan’ kepada Partai Golkar, sehingga tidak ada yang namanya pertarungan di dalamnya, karena keputusan diambil dengan musyawarah. Saya tidak pernah berpikir untuk menjadi Ketua MPR, ka- rena yang selalu menjadi prinsip adalah menjalankan takdir secara wajar dan normal. Namun, nasib seorang memang tidak ada yang tahu. Buktinya setelah gagal empat kali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, saya bisa melenggang ke Se- nayan pada Pemilu 2009, yang diikuti dua periode berikutnya. Tugas menjadi Ketua MPR juga tidak mudah, sehingga saya selalu berpandangan, menikmati amanah tersebut de- ngan mengerjakan apa yang menjadi tugas secara natural, tanpa perlu merasa tertekan ataupun terbebani. Namun, tentu saja saya akan berusaha melakukan yang terbaik atas apa yang menjadi tugas konstitusional sebagai Ketua MPR. Di antaranya menjaga konstitusi dan melantik presiden serta wakil presiden dalam Sidang Paripurna MPR, berdasarkan hasil pemilihan umum. Juga bertugas memutuskan usul DPR RI berdasarkan pu- tusan Mahkamah Konstitusi, untuk memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya, setelah presiden dan atau wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di dalam Sidang Paripurna MPR, melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksa- nakan kewajibannya dalam masa jabatannya. 5 BAMBANG SOESATYO : SOLUSI JALAN TENGAH, MENGATASI KRISIS, GAGASAN MENJAWAB TANTANGAN Saya selalu berharap tidak ada impeachment alias pemakzulan, karena ujungnya hanya menyengsarakan rakyat, jika pemerintahan diturunkan di tengah jalan. Tugas lain tidak boleh dilupakan sebagai Ketua MPR adalah, menyosialisasikan dan membumikan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia kepada generasi muda. Dalam hubungan kelembagaan, khususnya sistem Trias Politika, saya melihat adanya hubungan kemitraan antara legislatif dan ekseku- tif, sehingga bukan hanya sekadar pengawasan dan koordinasi saja. Se- mangat tersebut yang ingin saya ciptakan selama memimpin MPR lima tahun ke depan, karena hubungan kemitraan merupakan konsep yang pas dalam konteks Trias Politika yang sudah berjalan di Indonesia. Tiga ranah pembagian kekuasaan (eksekutif, legislatif, dan yudika- tif) ini sudah baik, dan hubungan antara legislatif-eksekutif yang paling baik adalah kemitraan harmonis. Saya menyadari, tugas konstitusional yang besar tersebut harus disikapi dengan bijak, sehingga saya mem- biasakan diri membagi waktu bahwa urusan pekerjaan hanya ada di kantor, dan urusan pribadi ada di rumah. Karena itu, ketika berada di rumah, tidak boleh ada beban pekerjaan yang dibawa. Dan, ketika be- rada di kantor, urusan pribadi dan rumah tangga harus disingkirkan. Setelah menjadi Ketua MPR, pasca mengakhiri masa jabatan selaku Ketua DPR RI, saya langsung dihadapkan pada wacana amandemen UUD 1945 yang berkembang di masyarakat, dan kalangan partai poli- tik. Apakah dilakukan secara terbatas atau menyeluruh. Amandemen konstitusi itu merupakan rekomendasi MPR periode 2014-2019. Salah satunya adalah, perlu ada Garis-garis Besar Haluan Negara dan aman- demen UUD 1945 sehingga pimpinan MPR periode 2019-2024 harus melaksanakan rekomendasi itu. Ada sejumlah rekomendasi MPR periode 2014-2019 kepada pim- pinan MPR 2019-2024, yaitu (1) pokok-pokok haluan negara; (2)pena- taan kewenangan MPR; (3)penataan kewenangan DPD; (4)penataan sistem presidensial; (5)penataan kekuasaan kehakiman; (6)penataan sistem hukum dan peraturan perundang-undangan berdasarkan Pan- casila sebagai sumber segala sumber hukum negara; (7)pelaksanaan pe- masyarakatan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, serta ketetapan MPR. Ada perbedaan pendapat di masyarakat terkait amandemen tersebut, ada yang setuju, ada yang menilai tidak sejalan dengan semangat para pendiri bangsa Indonesia, dan ada yang mengatakan perlu dihadirkan 6 BAMBANG SOESATYO : SOLUSI JALAN TENGAH, MENGATASI KRISIS, GAGASAN MENJAWAB TANTANGAN GBHN agar pembangunan ekonomi Indonesia lebih terarah. Terkait be- ragam pendapat tersebut, pimpinan MPR akan terus menyerap aspirasi masyarakat luas dan berprinsip, bahwa ber bagai pandangan tersebut tidak boleh dipadamkan. Saya tidak mau terlalu jauh menyimpulkan bera gam aspirasi masyarakat itu, karena saat ini baru membuka waca- na, dan untuk mengubah UUD 1945 ada aturannya, yang diatur dalam Pasal 37 UUD 1945 dan itu tidak mudah untuk dipenuhi. Dalam Pasal 37 ayat 1 UUD 1945 disebutkan, bahwa usul perubahan UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh se- kurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR. Saat ini jumlah anggota MPR adalah 711 orang, sehingga 1/3 dari 711 orang adalah 237 orang yang harus mengusulkan amandemen UUD. Dalam Pasal 37 ayat 2 UUD 1945 disebutkan setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjuk dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya. Setelah pengusul memenuhi kuorum, maka dibawa ke Sidang MPR untuk disetujui. Selanjutnya pada Pasal 37 ayat 3 UUD 1945 disebutkan untuk mengubah pasal-pasal UUD, Sidang MPR dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR atau sebanyak 474 orang. Setelah semua materi dibahas dan disetujui Sidang MPR, proses ter- akhir adalah pengesahan amendemen UUD 1945 di Sidang MPR. Persetu- juan itu minimal dihadiri 50 persen plus 1 dari jumlah anggota MPR yaitu 357 anggota, syarat tersebut diatur tegas dalam Pasal 37 ayat 4 UUD 1945. Jelas bahwa proses mewujudkan amandemen UUD 1945 itu masih panjang, karena hingga saat ini belum ada anggota MPR yang mengusul- kannya, sehingga masyarakat tidak perlu curiga macam-macam terkait wacana tersebut. Saya menyadari wacana amandemen itu menimbulkan polemik, misalnya dianggap ‘modus’ untuk mengendalikan kekuasaan presiden melalui MPR. Pendapat sejenis itu boleh saja dan sah-sah saja, namun pada kenyataannya hingga saat ini saja belum ada yang men- gusulkan amandemen, karena baru sebatas wacana, kecuali kalau sudah ada pengusul maka akan dibicarakan arah konkret ke depan. Pimpinan MPR ingin memastikan dahulu, bahwa MPR menyerap aspirasi dan isu yang berkembang di masyarakat terkait amandemen tersebut secara mendalam dan komprehensif, karena MPR tidak mau meng ambil keputusan yang tergesa-gesa ataupun gegabah terkait kon- stitusi negara. Hal itu disebabkan semua keputusan MPR pasti akan berdampak luar biasa pada bangsa dan negara, karena yang dibicarakan adalah konstitusi yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. 1 [1]. Wawancara Eksklusif Bambang Soesatyo dengan Kantor Berita Antara, Minggu 3 November 2019 7 BAMBANG SOESATYO : SOLUSI JALAN TENGAH, MENGATASI KRISIS, GAGASAN MENJAWAB TANTANGAN pendahuluan OLITISI Partai Golkar H Bambang Soesatyo, SE, MBA terpilih secara musyawarah dan mufakat sebagai Ketua MPR RI periode 2019-2024. PKeterpilihan Bamsoet merupakan keputusan sepuluh fraksi yang ada di DPR RI, meski sebelumnya Fraksi Partai Gerindra bersikeras mengajukan kader terbaiknya, yakni Ahmad Muzani. Belakangan, Partai Gerindra dan Muzani mundur, serta memberikan dukungan terhadap mantan Ketua DPR RI tersebut. Pemilihan dan pelantikan Ketua MPR berlangsung hingga pukul 22.30 WIB, pada hari Kamis 3 Oktober 2019, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Sebelumnya telah terpilih para Wakil Ketua MPR. Antara lain Ahmad Basarah (Fraksi PDI Perjuangan), Ahmad Muzani (Fraksi Partai Gerindra), Lestari Moerdijat (Fraksi Partai NasDem), Jazilul Fawaid (Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa), Syarief Hasan (Fraksi Partai Demokrat), Zulkifi Hasan (Fraksi Partai Amanat Nasional), Hidayat Nur Wahid (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), Arsul Sani (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan), dan Fadel Muhammad (Kelompok DPD di MPR). 2 Bamsoet memiliki jejak karier panjang, sebelum akhirnya melenggang ke Senayan, dari menjadi