When the Constitutionality of the Revised Corruption Eradication Commission (Kpk) Law Is Questioned
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Weekly Update Human Rights in Indonesia –28-04-2014 Impunity
Weekly Update Human Rights in Indonesia –28-04-2014 Prabowo also gave his view on the 1998 Reformasi, namely that it came too Impunity quickly, as well as the foreign pressure. The developments in Indonesia, according to Prabowo, brought the state in real danger. Fact was that East Timor was on the loose, while Aceh was a state within the state with a very different Prabowo ready to explain 1998 law system from the Republic as a whole. “And we accepted all that,” said Kompas, 23-04-2014 Prabowo. The presidential candidate from the Partai Gerindra, Prabowo Subianto, is ready According to Agum the Pepabri continues to be neutral. That is in compliance to explain a few stories and qualifications that stick to him in relation to the with the principle of neutrality of the army and the police, he said. incidents that took place around the fall of President Suharto in 1998. Prabowo said this during a meeting with the board members of the Association of Elections 2014 retired (Pepabri). Prabowo briefly spoke privately with the Chairman of the Pepabri, former generals Agum Gumelar, Wismoyo Arismunandar, Suryo New Parliament is not better Prabowo, and Yunus Yosfiah. Kompas, 26-04-2014 In the meeting with dozens of Pepabri members he declared: “It all started in At first sight the Parliament (Dewan Perwakilan Rakyat, DPR) for the period 2014- 1998, or rather I was drawn to step down from 1993 onwards.” In those years the 2019 is not better than the current DPR. That is because quite a number of Indonesian economy grew with astonishing speed, had 8 percent growth, which candidates have been elected by money-politics or just because of their has only been matched by China. -
The Rise and Fall of Historic Chief Justices: Constitutional Politics and Judicial Leadership in Indonesia
Washington International Law Journal Volume 25 Number 3 Asian Courts and the Constitutional Politics of the Twenty-First Century 6-1-2016 The Rise and Fall of Historic Chief Justices: Constitutional Politics and Judicial Leadership in Indonesia Stefanus Hendrianto Follow this and additional works at: https://digitalcommons.law.uw.edu/wilj Part of the Comparative and Foreign Law Commons, Constitutional Law Commons, and the Judges Commons Recommended Citation Stefanus Hendrianto, The Rise and Fall of Historic Chief Justices: Constitutional Politics and Judicial Leadership in Indonesia, 25 Wash. L. Rev. 489 (2016). Available at: https://digitalcommons.law.uw.edu/wilj/vol25/iss3/5 This Article is brought to you for free and open access by the Law Reviews and Journals at UW Law Digital Commons. It has been accepted for inclusion in Washington International Law Journal by an authorized editor of UW Law Digital Commons. For more information, please contact [email protected]. Compilation © 2016 Washington International Law Journal Association THE RISE AND FALL OF HISTORIC CHIEF JUSTICES: CONSTITUTIONAL POLITICS AND JUDICIAL LEADERSHIP IN INDONESIA By Stefanus Hendrianto † Abstract : In the decade following its inception, the Indonesian Constitutional Court has marked a new chapter in Indonesian legal history, one in which a judicial institution can challenge the executive and legislative branches. This article argues that judicial leadership is the main contributing factor explaining the emergence of judicial power in Indonesia. This article posits that the newly established Indonesian Constitutional Court needed a strong and skilled Chief Justice to build the institution because it had insufficient support from political actors. As the Court lacked a well- established tradition of judicial review, it needed a visionary leader who could maximize the structural advantage of the Court. -
B-992-1-2018.Pdf
NOMOR 992/IV/I/2018 Januari 2018 1 BULETINBULETIN PARLEMENTARIA PARLEMENTARIA terhadap persiapan venue, wisma atlet, DPR Pantau Venue Asian Games acara pendukung, dan lain sebagainya. Terutama dalam aspek kebijakan maupun anggaran yang direncanakan. 2018 “Untuk sukses prestasi, kami mengawasi sinergitas para pemangku Asian Games 2018 dilaksanakan pada 18 Agustus 2018 mendatang, di dua kepentingan Asian Games 2018 baik provinsi, yaitu Provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Selatan, serta melibatkan dari pemerintah, KONI, KOI, PB Provinsi Banten dan Jawa Barat. Untuk mengetahui seluruh persiapan yang Cabor, untuk dapat mencapai target yang telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait, Komisi X DPR RI menyambangi direncanakan, yaitu masuk peringkat 7 Komplek Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Rabu (24/1), yang besar dari 45 negara peserta. Dengan menjadi salah satu venue tempat berlangsungnya Asian Games 2018. target perolehan 10 sampai 13 medali emas,” jelasnya. Sementara terkait sukses pemberdayaan ekonomi, lanjut politisi asal dapil Jawa Tengah itu, pihaknya juga memantau kesiapan masyarakat, khususnya kesiapan masyarakat pelaku usaha di dua kota penyelenggara Asian Games 2018 dalam memperoleh keuntungan dari penyelenggaraan Asian Games 2018 itu. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra menekankan, venue- venue cabang olahraga yang ditargetkan dapat menyumbang medali emas bagi Indonesia, harus memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik. Oleh karenanya, venue tersebut harus menjadi prioritas utama yang dikerjakan. Foto: Oji/hr Foto: “Semangatnya, kita ingin venue- Tim Komisi X DPR RI meninjau sarana dan prasarana persiapan Asian Games 2018 di Senayan, Jakarta venue cabang olahraga yang ditargetkan dapat menyumbang medali harus memiliki sarana dan prasarana yang Kami bermaksud untuk melakukan menyampaikan, Asian Games 2018 lebih baik. -
Majalah Majelis Edisi Juli 2021
01-04 CVR JUL.pmd 1 1/1/2003, 12:46 AM 01-04 CVR JUL.pmd 2 1/1/2003, 12:46 AM 01-04 CVR JUL.pmd 3 1/1/2003, 12:46 AM 01-04 CVR JUL.pmd 4 1/1/2003, 12:46 AM Daftar Isi EDISI NO.07/TH.XV/JULI 2021 39 SELINGAN 74 Profil Sejarah Perjalanan Ibadah Haji Aliyah Mustika Ilham ...................................................... 08 BERITA UTAMA Pengantar Redaksi 04 Amandemen Terbatas UUD NRI Tahun 1945 Perspektif .......................................................................... 06 ................................................................................ Untuk mewujudkan PPHN memang tidak mudah karena harus ada Kolom 26 komunikasi politik yang intensif. MPR masa jabatan 2014 – 2019 ..................................................... belum berhasil mencapai konsensus untuk melakukan amandemen Aspirasi Masyarakat 47 UUD NRI Tahun 1945 terkait PPHN. Kini, MPR periode 2019 – 2024 ............................................................ kembali berupaya membangun konsensus tersebut. Gema Pancasila 36 Varia MPR ....................................................................... 66 Wawancara ..................................................... 68 Figur .................................................................................... 70 Ragam ................................................................................ 72 Dari Rumah Kebangsaan ............................................. 78 Rehal ................................................................................ 82 16 Nasional UMKM di Masa Pandemi: Pelu -
44/Puu-Xiv/2016
SALINAN KETETAPAN NOMOR 44/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Mahkamah Konstitusi telah menerima permohonan bertanggal 8 April 2016 dari Dr. H. Marigun Rasyid, S.Sos., M.Si., dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 003/SK-JR.MK/KH.ARR/2016-IV, bertanggal 05 April 2016, memberi kuasa kepada Abdul Rahman, S.H., M.H. dan Suriadi Tahir, S.H., serta telah dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi dengan Nomor 44/PUU-XIV/2016, bertanggal 24 Mei 2016 perihal Pengujian Pendapat Ahli Hukum tentang Unsur- Unsur pada Pasal 149 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa terhadap Perkara dengan registrasi Nomor 44/PUU- XIV/2016 tersebut, Mahkamah Konstitusi telah menerbitkan: 1. Ketetapan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/TAP.MK/2016 tentang Pembentukan Panel Hakim Untuk Memeriksa Permohonan Nomor 44/PUU-XIV/2016, bertanggal 24 Mei 2016; 2. Ketetapan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/TAP.MK/2016 tentang Penetapan Hari Sidang Pertama, bertanggal 2 Juni 2016; c. bahwa Mahkamah Konstitusi telah menyelenggarakan sidang pemeriksaan pendahuluan pada tanggal 7 Juni 2016. Dalam persidangan tersebut, Pemohon menyampaikan bahwa pokok permasalahan konstitusionalitas yang diuji adalah mengenai pendapat saksi ahli Dr. Anwar Borahima, S.H., M.H. terhadap Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta -
Utut Adianto Dilantik Jadi Wakil Ketua DPR RI
NOMOR 1000/IV/III/2018 MARET 2018 1 BULETIN PARLEMENTARIA Utut Adianto Dilantik Jadi Wakil Ketua DPR RI Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) Utut Adianto dilantik menjadi Wakil Ketua DPR RI. “Demi Allah saya bersumpah, Penetapan Wakil Ketua DPR RI ini sesuai dengan disetujuinya bahwa saya akan memenuhi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3). Selain itu, juga kewajiban saya sebagai Wakil berdasar dengan telah diterimanya surat dari Dewan Pimpinan Pusat Ketua Dewan Perwakilan PDI Perjuangan, untuk menetapkan Utut Adianto sebagai Wakil Ketua Rakyat dengan sebaik- DPR RI periode sisa masa jabatan 2014-2019. baiknya dan seadil-adilnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan ebelum memangku jabatannya, Dalam sumpah Wakil Ketua DPR dengan berpedoman pada Utut diwajibkan mengucapkan itu memiliki kewajiban dan bekerja sumpah janji, pengucapan dengan sungguh-sungguh demi Pancasila dan Undang- sumpah menurut agama Islam tegaknya kehidupan demokrasi serta Undang Dasar Negara Syang dipandu oleh Ketua Mahkamah mengutamakan kepentingan bangsa dan Republik Indonesia Agung RI Hatta Ali. Sumpah yang negara dari pada kepentingan pribadi, diucapkan mengandung tanggung jawab seseorang dan golongan. Tahun 1945” terhadap bangsa dan negara Republik “Bahwa saya akan memperjuangkan Indonesia. aspirasi rakyat yang saya wakili untuk “Demi Allah saya bersumpah, bahwa mewujudkan tujuan nasional,” ucap Utut terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang saya akan memenuhi kewajiban -
Power Shifting and the Challenges of Presidential System in Indonesia (1945-2019)
OISAA Journal of Indonesia Emas OISAA J. Indones. Emas, 4, 2021, 77-87 POWER SHIFTING AND THE CHALLENGES OF PRESIDENTIAL SYSTEM IN INDONESIA (1945-2019) Muhammad Naufal, Kamal Muntaha Ahmad, Dara Purnama Padjadjaran University [email protected] [email protected] [email protected] ABSTRACT The dynamics of government system in Indonesia has a long way road since Indonesia secure their independence in 1945. Acco rding to Indonesia constitution, Indonesia adhere the presidential system. Yet, in practice the government system in Indonesia seems more like a Parliamentary system. During the period of 1945-1959, the presidential system in Indonesia doesn’t have any places to operate, entered the guided democracy era, the presidential system obtain its first place. Seeing that, the president success to obtain their power and became a dictator, after Sukarno was remove from the office, Indonesia entered the “new order” regime. This regime just like guided democracy era, the President became center of the power because president was choosed by the parliament and most the fellow comes from the party government. After reformasi in 1998, the presidential system has their own challenges. Considering, the multyparty system felt is not compatible with the presidential system. Hence, as long as Indonesia established, the presidential system in Indonesia has their own dynamic and challenges. Every regime has their own dynamic and challenges. This article aims to provide a study to strengthen the presidential system and using a qualitative approach based on a comprehensive literature review. Keywords: Presidential system, Democracy, Indonesia Government. Received 4 February 2021 Accepted 23 July 2021 INTRODUCTION Indonesia was build upon a great notion and a great dialectics of our founding fathers thoughts. -
PUTUSAN Nomor 98/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN
PUTUSAN Nomor 98/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara pengujian Undang-Undang tanpa nomor Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang diajukan oleh: [1.2] Nama : Prof. Dr. O.C. Kaligis, S.H., M.H. Selaku Ketua Mahkamah Partai Nasdem Alamat : Jalan Majapahit Nomor 18-20, Kompleks Majapahit Permai Blok B 122-123, Jakarta Pusat Dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Nomor 339/SK.IX/2014 bertanggal 29 September 2014 memberi kuasa kepada Dr. Purwaning M. Yanuar, S.H., M.CL., CN., Dr. Rico Pandeirot, S.H., LL.M., R. Andika Yoedistira, S.H., M.H., Rocky L. Kawilarang, S.H., Gajah Bharata Ramedhan, S.H., LL.M., Desyana, S.H., M.H., Nadya Helida, S.H., M.H., Mety Rahmawati, S.H., Sarah Chairunnisa, S.H., Yurinda Tri Achyuni, S.H., LL.M., Stephanie Tasja Dammee, S.H., Jeffy Katio, S.H., dan Nadia Saphira Ganie, S.H., LL.M., Advokat/Pengacara, berkantor di Kantor Advokat, O.C. KALIGIS & ASSOCIATES, beralamat di Jalan Majapahit Nomor 18-20, Kompleks Majapahit Permai Blok B. 122-123, Jakarta Pusat, bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai -------------------------------------------------------- Pemohon; [1.3] Membaca permohonan Pemohon; Mendengar keterangan Pemohon; Salinan putusan ini tidak untuk dan tidak dapat dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. -
Analisis Framing Pemberitaan Setya Novanto Dalam Kasus Korupsi E-Ktp Pada Majalah Tempo
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SETYA NOVANTO DALAM KASUS KORUPSI E-KTP PADA MAJALAH TEMPO SKRIPSI TASYA NADHIFAH SIREGAR 140904032 Jurnalistik PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SETYA NOVANTO DALAM KASUS KORUPSI E-KTP PADA MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S-1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara TASYA NADHIFAH SIREGAR 140904032 Jurnalistik PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Tasya Nadhifah Siregar NIM : 140904032 Judul Skripsi : Analisis Framing Pemberitaan Setya Novanto Dalam Kasus Korupsi E-KTP Pada Majalah Tempo Medan, 24 Agustus 2018 Dosen Pembimbing Ketua Departemen Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D NIP. 1958 1205 198903 1002 NIP. 1965 0524 198903 2001 Dekan FISIP USU Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si NIP. 1974 0930 200501 1002 i Universitas Sumatera Utara HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) -
Ketua MPR : Ruh Kedaulatan Rakyat Di MPR Tidak Boleh Hilang
Ketua MPR : Ruh Kedaulatan Rakyat di MPR Tidak Boleh Hilang Realitarakyat.com – Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan walaupun kedudukan dan wewenang MPR sudah banyak berubah, namun ruh yang disematkan oleh para pendiri bangsa tidak boleh hilang, yaitu ruh kedaulatan rakyat. MPR harus senantiasa menjembatani berbagai aspirasi masyarakat dan daerah, mengedepankan etika politik kebangsaan, dengan selalu berusaha menciptakan suasana harmonis antarkekuatan sosial politik dan antarkelompok kepentingan. “Dalam setiap aktifitasnya, MPR harus selalu mengingatkan kepada seluruh komponen bangsa bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memerlukan sikap dan tindakan saling menghormati, mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai warga bangsa,” kata Bambang Soesatyo, dalam pidato pada peringatan Hari Konstitusi dan Hari Ulang Tahun Ke-76 MPR RI, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (18/8/20210. Peringatan Hari Konstitusi dan HUT Ke-76 MPR RI ini dihadiri Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin secara virtual. Tampak hadir di Gedung Nusantara IV, para Wakil Ketua MPR, yaitu Ahmad Muzani, Jazilul Fawaid, Syarifuddin Hasan, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad. Wakil Ketua MPR lainnya, yaitu Lestari Moerdijat, Zulkifli Hasan, dan Hidayat Nur Wahid mengikuti acara secara virtual. Hadir juga secara fisik Menko Polhukam Mahfud MD , Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, Ketua MK Anwar Usman, Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel, Aziz Sjamsuddin, dan Sufmi Dasco. Juga dihadiri pimpinan fraksi di MPR RI, pimpinan Badan sosialisasi, Badan Pengkajian, dan Badan Penganggaran, serta Komisi Kajian Ketatanegaraan. Bambang Soesatyo menjelaskan melalui perubahan UUD pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002, MPR sebagai satu-satunya lembaga negara yang berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar, justru mendegradasi kedudukan dan kewenangannya sendiri. -
Are Foreign Investors Attracted to Politically Connected Firms?
International Journal of Business and Society, Vol. 19 No.1, 2018, 87-102 ARE FOREIGN INVESTORS ATTRACTED TO POLITICALLY CONNECTED FIRMS? Amertya A. Putantri Institut Teknologi Bandung Yunieta Anny Nainggolan. Institut Teknologi Bandung Yessy Peranginangin Monash University ABSTRACT This research investigates whether 2014 Indonesia Presidential election, as an opportunity to examine political connection, could give any benefit/loss in terms of foreign investment – given the candidates were equally powerful. Based on the objective mentioned, this research analyzes the relationship between politically connected firms in Indonesia and their foreign share ownerships in one-year period (December 30, 2014 to December 31, 2014). This time bound is selected to represent the time before and after Jokowi-Prabowo 2014 presidential election. Politically connected firms in this research are divided into politically connected winning firms (Jokowi’s party) and politically connected losing firms (Prabowo’s party). In addition, this research also measures the effects of ownership structure, performance, size, and market value of the firms to foreign share ownership. Our findings show that politically winning firms have attracted foreign share ownership. However, it depends on the perspective of the investor (individual or institutional) and with whom the firm is connected. In 2014 Presidential election, where Jokowi was elected as the president, a firm where its board/shareholder is a parliament member of winning party impacts most on attracting foreign investment. Keywords: Foreign investment; Indonesian Political Connection; Jokowi Effect; Presidential election; Share ownership. 1. INTRODUCTION Indonesia has been known for its richness in natural resources, mineral, oil, and fertile land to support agricultural products. Its richness and its location between India and China have made Indonesia so attractive to foreign traders, rulers, and investors. -
Risalah Sidang Tahunan Mpr Ri Dan Sidang Bersama Dpr Ri Dan Dpd Ri
TERBUKA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH RISALAH SIDANG TAHUNAN MPR RI DAN SIDANG BERSAMA DPR RI DAN DPD RI Jumat, 14 Agustus 2020 ii Nomor : 53/RISALAH/VIII/2020 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ------------------ RISALAH RISALAH SIDANG TAHUNAN MPR RI DAN SIDANG BERSAMA DPR RI DAN DPD RI I. Keterangan: Hari : Jumat Tanggal : 14 Agustus 2020 Waktu : 09:10 WIB – 10:40 WIB Tempat : Gedung Nusantara, Jakarta Pimpinan Sidang : 1. H. Bambang Soesatyo, S.E., M.B.A. (Ketua MPR RI) 2. Dr. (HC) Puan Maharani (Ketua DPR RI) 3. Ir. AA La Nyalla Mahmud Mattalitti (Ketua DPD RI) Sekretaris Rapat : 1. Dr. Maruf Cahyono, S.H., M.H. (Sekjen MPR RI) 2. Ir. Indra Iskandar, M.Si (Sekjen DPR RI) 3. Dr. Drs. Reydonnyzar Moenek, M.Devt.M. (Sekjen DPD RI) Acara : 1. Sidang Tahunan MPR RI Dalam Rangka Sidang Tahunan Tahun 2020 2. Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Agenda : Mendengar Pidato Presiden Republik Indonesia Hadir : Secara Fisik : 173 Anggota Secara Virtual : 349 Anggota Tidak Hadir : 189 Anggota 1 II. Jalannya Rapat: 1. Pembawa Acara Hadirin dimohon berdiri Presiden Republik Indonesia, Wakil Presiden Republik Indonesia Didampingi Ketua MPR, Ketua DPR, Dan Ketua DPD Memasuki Ruang Sidang Paripurna. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesaia Raya Mengheningkan Cipta Dipimpin Oleh Ketua MPR. 2. Pimpinan Sidang : H. Bambang Soesatyo, S.E., M.B.A. (Ketua MPR RI) Saudara-saudara sekalian, marilah sejenak kita menundukan kepala seraya berdoa kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga pahlawan bangsa yang telah mendahului kita mendapat tempat yang layak di sisi-Nya dan semoga kita semua diberikan kekukatan untuk melanjutkan perjuangannya.