Kakatua Langka Di Kediaman Siti Nurbaya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KAKATUA LANGKA DI KEDIAMAN SITI NURBAYA PENGUASAAN satwa liar yang dilindungi masih saja terus terjadi. Berbelitnya prosedur kepemilikan secara resmi membuat banyak orang memilih jalan pintas memelihara satwa liar secara ilegal. Tak hanya oleh masyarakat biasa, banyak satwa yang dilindungi justru dimiliki tanpa izin oleh para pejabat tinggi di republik ini. Penelusuran Tempo menemukan satwa-satwa langka itu di vila Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon, dan Ketua Komisi Hukum DPR Bambang Soesatyo. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya juga kedapatan mengurung burung langka yang tak jelas identitasnya. Investigasi yang digelar sejak September lalu ini merupakan kerja sama antara Tempo, Tempo Institute, dan Free Press Unlimited. KENDRA PARAMITHA KENDRA 26 NOVEMBER 2017 | | 45 ICAU burung terdengar ber- sahutan dari balik vila berga- ya Eropa milik Bambang Soe- satyo. Pagar tumbuhan men- julang hingga tiga meter. Ger- Kbangnya tertutup rapat. Pada pertengahan Oktober itu, kandang-kandang bundar di- susun berjejer di balik pagar. Ada burung rangkong, kakatua jambul kuning, kasua- ri, dan elang bondol. Ada juga kandang rusa tutul berdampingan dengan burung- burung itu. Vila pribadi Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat ini berada di Desa Ci- lember, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Tepat di sebelahnya, ada Villa Farras milik Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan. Kedua vila ini sama-sama memeli- hara burung. Zulkifli memeliharanya di da- lam satu kandang baja setinggi enam me- ter dan panjang lima meter. Villa Farras di- sewakan untuk umum. Pengunjung bebas melihat dua merak hijau, dua rangkong, dua kakatua jambul kuning, dan dua kaka- tua raja yang tampak kuyu. ”Vila Pak Zulkifli dan Pak Bambang me- mang bersebelahan,” ujar Rahmat Hida- yat, Sekretaris Desa Cilember, kepada Tem- po. Rahmat menjelaskan, vila Zulkifli dan Bambang memiliki surat lengkap. Kedua- nya pun rutin membayar pajak bumi dan bangunan. Namun ia mengangkat bahu Burung-burung dilindungi milik soal kesahihan satwa-satwa itu. Zulkifli Hasan di Villa Farras, Puncak, Hampir semua burung di vila Zulkifli dan Bogor. Bambang berkategori dilindungi. Nama spesies mereka tercantum dalam lampir- Izin penangkaran atas nama Supardi, an Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun penjaga Villa Farras (kiri). 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuh- an dan Satwa yang berisi daftar hewan di- tahun. Kerugian ini dihitung dari akumu- lindungi. Hanya pemilik izin penangkaran lasi transaksi satwa dilindungi di pasar ge- dan lembaga konservasi yang boleh meme- lap. ”Kerugian akibat ekosistem yang rusak lihara mereka. Jika tak berizin, satwa-sat- lantaran hilangnya satwa nilainya jauh le- wa dilindungi itu haram dimiliki. bih besar,” kata Irma Pradityo, aktivis sat- Saat ini, Kementerian Lingkungan Hi- wa yang sudah bertahun-tahun menelusu- dup dan Kehutanan bersama kepolisian te- ri para pemilik satwa ilegal itu. ngah getol mengumpulkan lagi satwa ilegal Di level internasional, nilai kerugian itu yang berserakan di masyarakat. Kemente- mencapai US$ 1 miliar per tahun. ”Polisi di rian Lingkungan Hidup mencatat kejahat- luar negeri sudah menetapkan kejahatan an eksploitasi satwa-satwa dilindungi itu satwa di peringkat ketiga setelah terorisme merugikan negara hingga Rp 9 triliun per dan narkotik,” kata Kepala Subdirektorat TIM INVESTIGASI PENANGGUNG JAWAB: Setri Yasra KEPALA PROYEK: Mustafa Silalahi PENYUNTING: Setri Yasra, Mustafa Silalahi, Stefanus Teguh Edi Pramono PENULIS: Mustafa Silalahi, Erwan Hermawan, Stefanus Teguh Edi Pramono PENYUMBANG BAHAN: Mustafa Silalahi, Erwan Hermawan, Stefanus Teguh Edi Pramono (DKI Jakarta–Bogor–Bandung) DESAIN: Eko Punto Pambudi, Kendra Paramita, Tri W. Widodo BAHASA: Iyan Bastian, Heru Yulistiyan, Uu Suhardi PERISET FOTO: Ratih Purnamaningsih TEMPO/SUBEKTI TEMPO/PRAMONO, 46 | | 26 NOVEMBER 2017 SATWA DILINDUNGI MILIK PEJABAT Tindak Pidana Tertentu Markas Besar Ke- polisian RI Komisaris Besar Adi Karya To- bing kepada Tempo, akhir Oktober lalu. Di sisi lain, penegakan hukum di Indone- sia masih tebang pilih. Awal Oktober lalu, 15 petugas gabungan Kementerian Ling- kungan Hidup pernah ke vila Zulkifli dan Bambang untuk menyita satwa-satwa ter- sebut. Namun para petugas balik kanan se- telah mengetahui pemilik kedua vila ter- nyata petinggi di Senayan. Zulkifli pun per- nah menjadi bos mereka saat ia menjabat Menteri Kehutanan periode 2009-2014. ”Rombongan langsung pulang setelah ke- pala tim menerima panggilan telepon dari ajudan seorang pejabat,” kata seorang pe- tugas yang ikut dalam operasi itu. Sebelum pulang, para petugas me motret satwa-satwa di vila Bambang Soesatyo. Dari foto-foto yang diperoleh Tempo, ter- nyata Bambang juga memelihara elang laut, jalak Bali, dan cenderawasih, yang di Burung rangkong di vila Bambang luar negeri disebut paradise bird karena ke- Soesatyo, daerah Puncak. indahannya. Direktur Konservasi Keane- karagaman Hayati (KKH) Bambang Daho- no Adji dan Kepala Balai Konservasi Sum- pesan pendek. ber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Ba- Izin lingkungan yang disebut Bambang rat Sustyo Iriyono sempat saling pandang lazim digunakan sebagai modus memeli- saat Tempo menanyakan izinnya. ”Kami ti- hara satwa dilindungi. Izin semacam itu dak menemukan izin Pak Bambang Soesat- biasanya dikeluarkan pejabat setingkat ke- Izin itu diberikan kepada penangkaran yo,” kata Bambang Dahono dengan suara tua rukun tetangga/rukun warga hingga reptil, mamalia, dan burung yang tidak di- datar, akhir Oktober lalu. lurah. Padahal pemerintah hanya menge- lindungi. Izin kedua dari Kementerian Ke- Bambang Soesatyo seharusnya mengan- luarkan dua model izin untuk pemelihara- hutanan lewat Direktorat Jenderal Perlin- tongi izin spesial karena memelihara cen- an satwa dilindungi, yakni izin penangkar- dungan Hutan dan Konservasi Alam yang derawasih. Sustyo memastikan Bambang an dan izin lembaga konservasi. Peraturan dikeluarkan pada 10 Februari 2014. Ini izin tak memiliki izin itu. Sesuai dengan Per- Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 mencan- untuk menangkarkan biawak, ular sanca, aturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tumkan kedua model izin satwa dilindungi tarsius, kura-kura moncong babi, dan bu- Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan hanya dikeluarkan menteri. BKSDA hanya rung merak. Satwa Liar, ada 11 satwa yang izinnya hanya mengeluarkan izin untuk satwa yang tidak Tempo tak menemukan satu pun spe- bisa dikeluarkan oleh presiden karena ke- dilindungi. sies yang tercantum dalam izin itu. Sebalik- langkaannya. Di antaranya harimau Suma- Berdasarkan dokumen yang diper- nya, burung-burung yang berkategori di- tera, orang utan, dan cenderawasih. Popu- oleh Tempo, ada 151 penangkaran berizin lindungi yang ada di kandang vila Zul kifli lasi cenderawasih pada 2000 diperkirakan di Jawa Barat. Nama Bambang Soesatyo justru tak tercantum di dua izin tersebut. hanya tinggal 12 ribu spesies. ”Proses izin 11 tak tercantum di dalamnya. Nama Zulki- Kedua izin dikeluarkan saat Ketua Umum satwa itu sangat ketat, sulit mengurusnya,” fli pun tak ada. Zulkifli mengaku mengan- Partai Amanat Nasional itu masih menjabat ucap Sustyo. tongi izin atas nama Supardi. Saat dicek, Menteri Kehutanan. Ia lengser pada 1 Okto- Lewat pesan pendek, Bambang berkali- nama itu memang tercantum dalam daftar ber 2014. kali mengatakan satwa-satwa miliknya su- pemegang izin penangkaran. Supardi ter- Zulkifli tercatat pernah menerima tujuh dah berizin. ”Saya punya izin lingkungan catat memiliki alamat yang sama dengan burung yang dilindungi dari Pusat Penye- hingga Direktur Jenderal Konservasi Sum- vila milik Zulkifli. Ternyata Supardi adalah lamatan Satwa Tegal Alur, Jakarta, yang ber Daya Alam dan Ekosistem Kementeri- penjaga vila milik Zulkifli yang biasa disapa dikelola BKSDA DKI Jakarta pada 15 April an Lingkungan Hidup,” kata politikus Par- Joko. Ia wafat tahun lalu. 2014. Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa tai Golkar itu. Zulkifli menegaskan hal yang Ada dua izin penangkaran atas nama Su- Liar Dalam Negeri (SATS-DN) menyebut- sama. ”Satwa di vila saya itu punya negara pardi. Izin pertama dikeluarkan BKSDA kan di antaranya adalah delapan cendera- TEMPO/FAKHRI HERMANSYAH, DOK TEMPO/STR/EKOTEMPO/FAKHRI HERMANSYAH, DOK TOYUDHO SISWONO dan ada izinnya,” ujar Zulkifli, juga lewat Provinsi Jawa Barat pada 20 Januari 2014. wasih. Bambang Dahono mengatakan he- 26 NOVEMBER 2017 | | 47.