Analisis Framing Pemberitaan Setya Novanto Dalam Kasus Korupsi E-Ktp Pada Majalah Tempo

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Framing Pemberitaan Setya Novanto Dalam Kasus Korupsi E-Ktp Pada Majalah Tempo ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SETYA NOVANTO DALAM KASUS KORUPSI E-KTP PADA MAJALAH TEMPO SKRIPSI TASYA NADHIFAH SIREGAR 140904032 Jurnalistik PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SETYA NOVANTO DALAM KASUS KORUPSI E-KTP PADA MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S-1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara TASYA NADHIFAH SIREGAR 140904032 Jurnalistik PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Tasya Nadhifah Siregar NIM : 140904032 Judul Skripsi : Analisis Framing Pemberitaan Setya Novanto Dalam Kasus Korupsi E-KTP Pada Majalah Tempo Medan, 24 Agustus 2018 Dosen Pembimbing Ketua Departemen Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D NIP. 1958 1205 198903 1002 NIP. 1965 0524 198903 2001 Dekan FISIP USU Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si NIP. 1974 0930 200501 1002 i Universitas Sumatera Utara HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Nama : Tasya Nadhifah Siregar NIM : 140904032 Tanda Tangan : Tanggal : ii Universitas Sumatera Utara LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini disetujui untuk diseminar hasilkan oleh : Nama : Tasya Nadhifah Siregar NIM : 140904032 Departemen : Ilmu Komunikasi (Jurnalistik) Judul Skripsi : Analisis Framing Pemberitaan Setya Novanto Dalam Kasus Korupsi E-KTP Pada Majalah Tempo Telah berhasil diseminar hasilkan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Majelis Penguji Ketua Penguji : (....................................) Penguji : (....................................) Penguji Utama : (....................................) Ditetapkan di :……………………………………… Tanggal :……………………………………… iii Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, karena berkat izin dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun penelitian skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Saya menyadari tanpa bimbingan dari berbagai pihak dari awal masa perkuliahan hingga sampai pada penyusunan skripsi, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Saya ingin mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada kedua orang tua yang sangat saya sayangi, Papa (Dedy Irwandy Siregar) dan Mama (Tetty Matondang) yang selama ini selalu berusaha, mendukung serta mendoakan yang terbaik untuk saya hingga sampai sekarang ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada kedua adik tersayang, Adek (Annisa Dilla Siregar) dan Yayang (Rizka Putri Siregar), yang telah banyak memberikan dukungan moril sehingga saya terus termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Merekalah yang menjadi sumber alasan kekuatan saya dalam mengerjakan sayaan ini. Saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Dra. Dewi Kuniawati, M.Si., Ph.D, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 3. Kakak Emilia Ramadhani, S.Sos., M.A, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 4. Bapak Drs. Mukti Sitompul, Msi, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing saya dari awal hingga akhir bangku perkuliahan. 5. Bapak Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam mengajarkan saya untuk membuat skripsi yang baik, selalu menyediakan waktu untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih pak atas bimbingannya selama ini. iv Universitas Sumatera Utara 6. Bapak/ibu dosen dan staf pengajar Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah berperan besar dalam terlaksananya perkuliahan selama ini. 7. Sahabat terbaik saya pada awal hingga akhir perkuliahan, yaitu Ekalita, Nurul Fajriati, Rizka Armelia S dan Talitha Nur Zhafirah yang merupakan tempat berbagi cerita dan pengalaman suka maupun duka, yang selalu memberikan semangat serta motivasi dari awal perkuliahan hingga saya menyelesaikan skripsi. 8. Partner terbaik saya, Achmed Kahfi Lubis yang selalu menjadi partner bertukar pikiran dalam hal apapun, selalu memberi semangat serta dukungan kepada saya. 9. Adik-adik dan rekan-rekan saya dari Divisi Minat dan Bakat Imajinasi 2017, Muhammad Fadhil, Alfi Syahri Lubis, Imanuel Bukit, Natalia Christie dan Anggi Risnawin yang telah memberikan banyak masukan untuk kebaikan saya serta berbagai pengalaman yang luar biasa. 10. Teman-teman Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2014 dan 2015 khususnya Mutia, Rere, Gita, Fildza, Alya, Razzaaq, Jovie, Putra, Hafiz, Sastra, TM, Jerry, Bg Ian, Bg Cardo, Ari, Icha, Engel, Dyah, Rizka Sitanggang, Rifqi. Pihak-pihak tersebut hanyalah satu dari jutaan bintang yang senantiasa menyinari saya. Semoga skripsi ini dapat menjadi kontribusi yang signifikan bagi dunia keilmuan, khususnya Ilmu Komunikasi. Medan, Agustus 2018 Saya, Tasya Naadhifah Siregar v Universitas Sumatera Utara LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tasya Nadhifah Siregar NIM : 140904032 Departemen : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive Royalty – Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SETYA NOVANTO DALAM KASUS KORUPSI E-KTP PADA MAJALAH TEMPO Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti/pencipta dan sebagai pemiliki hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan yang sebenarnya. Dibuat di : Medan Pada tanggal : Agustus 2018 Yang Menyatakan (Tasya Nadhifah Siregar) vi Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Analisis Framing Pemberitaaan Setya Novanto Dalam Kasus Korupsi E-KTP Pada Majalah Tempo”. Ada beberapa tujuan dilakukannya penelitian ini. Pertama, untuk mengetahui bagaimana Majalah Tempo membingkai berita tentang Setya Novanto dalam kasus korupsi E-KTP. Kedua, untuk mengetahui konstruksi Majalah Tempo atas pemberitaan Setya Novanto dalam kasus korupsi E-KTP. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Penelitian ini akan memusatkan pada penelitian kualitatif dan menggunakan analisis framing sebagai pisau analisis. Model analisis framing yang digunakan pada penelitian ini adalah framing model Zhongdang Pan dan M.Kosicki. Adapun teori yang dipakai untuk menyelesaikan penelitian ini adalah teori konstruksi sosial dan media massa. Sesuai dengan fokus masalah yaitu “bagaimanakah pembingkaian (framing) pemberitaan Setya Novanto dalam kasus korupsi E-KTP di Majalah Tempo?” terungkap bahwa : 1) Majalah Tempo membingkai berita Setya Novanto dalam Kasus Korupsi E-KTP dengan membentuk konstruksi bahwa Setya Novanto adalah pihak yang mencoba untuk lari dan ingin lepas dari status tersangka kasus korupsi E-KTP 2) Isi artikel Majalah Tempo merupakan bentuk konstruksi sosial. Media tersebut mengkonstruksi pesan-pesan yang disampaikan kepada khalayak dengan tulisan yang berfokus pada upaya Setya Novanto untuk melepaskan diri dari status tersangka kasus korupsi E-KTP. Kata kunci: konstruksi realitas, framing, Setya Novanto, E-KTP vii Universitas Sumatera Utara ABSTRACT The title of this study is “Framing Analysis of Setya Novanto’s news in E-KTP Corruption case in Tempo Magazine". There are several aims for this study. First, to find out how Tempo Magazine framed the news about Setya Novanto in E-KTP corruption case. Second, to find out the construction of Tempo Magazine at reporting Setya Novanto in E-KTP corruption case. This study uses a constructivist paradigm. This research will focus on qualitative research and use framing analysis as a knife of analysis. The framing analysis model used in this study is the framing model of Zhongdang Pan and M.Kosicki. The theories used to complete this research are social construction theory and mass media. According to the focus of the problem, "how does framing of Setya Novanto's news in E-KTP corruption case in Tempo Magazine?" Revealed that: 1) Tempo Magazine framed Setya Novanto's news in the E-KTP Corruption Case by forming a construction that Setya Novanto was a party who tried to run away and wanted to escape from the E-KTP corruption case suspect status 2) The contents of the Tempo Magazine article were a
Recommended publications
  • "Case of Mega Corruption E-Ktp (Electronic Id Card) " in Tempo
    Journal of Education, Teaching and Learning Volume 3 Number 1 March 2018. Page 1-8 p-ISSN: 2477-5924 e-ISSN: 2477-8478 - Journal of Education, Teaching, and Learning is licensed under A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License. CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS TOWARDS AUTHORITY IDEOLOGY "CASE OF MEGA CORRUPTION E-KTP (ELECTRONIC ID CARD) " IN TEMPO MAGAZINE Martono1), Sri Mulyani2) 1) Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia E-mail: [email protected] 2) Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia E-mail:[email protected] Abstract. The ideology that is reflected in the discourse of Tempo Magazine in 2017 'the case of Mega Corruption e-KTP is seen from the text structure which includes the macrostructure. The global meanings studied are interrelated. The data obtained by journalists are used to discuss the topic of e-KTP case. "Fireball Corruption KTP". Superstructure discourse discussed based on the introduction, the contents, the cover, but not found conclusions. The preliminary section described has always supported the title of the discourse. The content section is the focus of journalist's study on e-KTP corruption issues. The closing section used by journalists always gives a settlement of the news presented. The microstructure of the discourse uses effective, straightforward and diction sentences. Ideology is seen from social cognition. There is a linkage of texts that journalists describe with the community. All perceptions and actions, and ultimately the production and interpretation of this discourse are based on the mental representation of every event that takes place. Events are presented based on a lot of evidence and believed to be true.
    [Show full text]
  • Indonesia 2018 Human Rights Report
    INDONESIA 2018 HUMAN RIGHTS REPORT EXECUTIVE SUMMARY Indonesia is a multiparty democracy. In 2014 voters elected Joko Widodo as president. Domestic and international observers judged the 2014 legislative and presidential elections free and fair. Domestic and international observers judged local elections in June for regional executives to be free and fair. Civilian authorities generally maintained control over security forces. Human rights issues included reports of arbitrary or unlawful killings by government security forces; torture by police; arbitrary detention by the government; harsh and life-threatening conditions in prisons and detention centers; political prisoners; censorship, including laws addressing treason, blasphemy, defamation, and decency, site blocking, and criminal libel; corruption and attempts by government elements to undermine efforts to prosecute corrupt officials; criminalization of same-sex sexual activities at the local level and violence against lesbian, gay, bisexual, transgender, and intersex (LGBTI) persons; and forced or compulsory labor. While the government took steps to investigate and prosecute some officials who committed human rights abuses, impunity for serious human rights violations remained a concern. In certain cases, the courts meted out disparate and more severe punishment against civilians than government officials found guilty of the same crimes. Section 1. Respect for the Integrity of the Person, Including Freedom from: a. Arbitrary Deprivation of Life and Other Unlawful or Politically Motivated Killings There were allegations the government or its agents committed arbitrary or unlawful killings. These included reports by human rights groups and media that military and police personnel used excessive force that resulted in deaths during arrests, investigations, crowd control, and other operations.
    [Show full text]
  • Misuse of Legitimate Business Transactions Between Countries As the Latest Corruption Method
    MISUSE OF LEGITIMATE BUSINESS TRANSACTIONS BETWEEN COUNTRIES AS THE LATEST CORRUPTION METHOD Arin Karniasari* I. INTRODUCTION Corruption eradication has always been and will always be a commitment for the Indonesian government. The Indonesian National Police, the Indonesian Prosecution Service and the Corruption Eradication Commission, as the state institutions which are authorized to investigate corruption, are working together to eliminate corruption acts in Indonesia. As an illustration of their efforts, the following chart shows the number of corruption cases handled by the Indonesian National Police, the Indonesian Prosecution Service and the Corruption Eradication Commission over the last four years:1 Number of Corruption Cases 1000 800 911 876 833 600 628 400 371 200 273 80 196 87 202 96 123 0 2014 2015 2016 2017 INP IPS CEC Those corruption cases occurred in various administrative sectors which relate to goods and services procurement conspiracy, licensing conspiracy, bribery, extortion and budget manipulation2 perpetrated by various professions such as members of parliament, ministers, governors, mayors/regents, high-level officials, judges, prosecutors, policemen, advocates, businessman and corporations,3 which are categorized as “legal subjects” by the Law on Corruption Eradication. However, despite the abundant cases handled by Indonesian law enforcement apparatus, it does not mean that the efforts to investigate and prosecute those cases were easy. The criminals have and will always try to develop their methods in committing corrupt acts, as mentioned by an adage which says that criminals are always one step ahead of law enforcement. The development of civilizations and Industrial Revolution 4.0, which was supported by the advancement of information technology, has created more complex, sophisticated, faster, globalized and undetected methods of crime.
    [Show full text]
  • Critical Discourse Analysis on Kompas Daily Newspaper Report on Profiteering Through the Names of President Jokowi and Vice President Jusuf Kalla
    RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 4, No. 1 April 2018, Page 26-37 Available Online at https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret P-ISSN: 2406-9019 E-ISSN: 2443-0668 CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS ON KOMPAS DAILY NEWSPAPER REPORT ON PROFITEERING THROUGH THE NAMES OF PRESIDENT JOKOWI AND VICE PRESIDENT JUSUF KALLA Marianus Fergilus Lede Todo, I Wayan Budiarta University of Warmadewa [email protected] Received: 03-05-2017 Revised: 16-10-2017 Accepted: 03-02-2018 Abstract The objectives of this study were to (1) describe the structure of Kompas daily news texts about the profiteering of the names of Indonesian President Joko Widodo and Vice President Jusuf Kalla, (2) to explain the mental consciousness of journalists forming daily Kompas texts about profiteering the names of Indonesian President Joko Widodo and Vice President Jusuf Kalla, and (3) to explain the social context influencing the formation of Kompas daily texts about the profiteering of President Joko Widodo and Vice President Jusuf Kalla. The method used in this research was qualitative research method. The data used in this research was news texts from Kompas daily newspaper, which reported about the case of profiteering of the name of Indonesian President and Vice President. Data collection method employed was literature study. The data in was analyzed with the orientation of analytic descriptive method. The results of data analysis showed that at the level of macro structure, superstructure, and micro structure, the global meaning of discourse developed in the news is about the settlement of cases of profiteering of the President and Vice President.
    [Show full text]
  • Jokowi Sworn in to Tackle a Divided Indonesian Government
    20 October 2014 https://theconversation.com/jokowi-sworn-in-to-tackle-a-divided-indonesian-government-33026 Jokowi sworn in to tackle a divided Indonesian government Joko Widodo (right) will replace Susilo Bambang Yudhoyono as Indonesian president. He faces strong opposition in the parliament. EPA/Made Nagi Indonesia’s president-elect Joko Widodo, popularly known as Jokowi, will be sworn into office today in a divisive political environment. Jokowi, who won 53.15% of the votes in the presidential election, will have to work with a parliament controlled by the opposing coalition. Defeated candidate Prabowo Subianto’s Red-and-White coalition holds 292 seats. Parties supporting Jokowi hold 207 seats. On Friday, Jokowi met with Prabowo after months of political tension. Prabowo stated that his party should now support the new president. He also said that he would remain critical if the government went against the people’s aspiration. The meeting does not ensure Prabowo’s coalition will go along with the Jokowi government. Although Prabowo did not say it openly, being critical could still also mean being obstructive to Jokowi’s reform plans. Divided government Indonesia’s current political landscape, in which different political parties or different coalitions of parties control different branches of government, is generally referred to as “divided government”. 1 A divided government is nothing new. It happens in developing as well as in developed countries. It happened in Ecuador after the military regime in 1979 as well as in Mexico between 1997 and 2000. Germany and the United States also have divided governments. At times, a divided government can result in better checks and balances.
    [Show full text]
  • When the Constitutionality of the Revised Corruption Eradication Commission (Kpk) Law Is Questioned
    Number 160 • June 2020 i 5th and 6th Floor, Constitutional Court Building Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta Pusat Lantai 5 dan 6 Gedung Mahkamah Konstitusi Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta Pusat ii Number 160 • June 2020 Number 160 • June 2020 DIRECTING BOARD: Editorial Greetings Anwar Usman • Aswanto • Arief Hidayat Enny Nurbaningsih • Wahiduddin Adams he Constitutional Magazine released in June 2020 provides a variety of Suhartoyo • Manahan MP Sitompul interesting information through distinctive rubrics. The news that is in our Saldi Isra • Daniel Yusmic Pancastaki Foekh Tspotlight is the development of the review of Law Number 19 of 2019 DIRECTOR: concerning the Corruption Eradication Commission (KPK Law) for Cases Number M. Guntur Hamzah 62, 70, 71, 73, 59, 77, 79 / PUU-XVII / 2019. Although it has not been decided yet, EDITOR IN CHIEF: the review of this law contains various interesting and important aspects for the Heru Setiawan public. Therefore, the editorial team determined this news as the Main Report. Petitioners for reviewing the KPK Law come from various professions. DEPUTY EDITOR-IN-CHIEF: There are advocates who are of the opinion that the process of ratifying the KPK Fajar Laksono Suroso Law amendments is not in accordance with the applicable laws and regulations. MANAGING EDITOR: Because at the plenary session the number of People's Representative Council Mutia Fria Darsini members who attended was 80, at least less than half of the total number of EDITORIAL SECRETARY: People's Representative Council members. Changes to the KPK Law were carried Tiara Agustina out in secret and discussed in People's Representative Council meetings in a EDITOR: relatively short period of time.
    [Show full text]
  • Weekly Update Human Rights in Indonesia –28-04-2014 Impunity
    Weekly Update Human Rights in Indonesia –28-04-2014 Prabowo also gave his view on the 1998 Reformasi, namely that it came too Impunity quickly, as well as the foreign pressure. The developments in Indonesia, according to Prabowo, brought the state in real danger. Fact was that East Timor was on the loose, while Aceh was a state within the state with a very different Prabowo ready to explain 1998 law system from the Republic as a whole. “And we accepted all that,” said Kompas, 23-04-2014 Prabowo. The presidential candidate from the Partai Gerindra, Prabowo Subianto, is ready According to Agum the Pepabri continues to be neutral. That is in compliance to explain a few stories and qualifications that stick to him in relation to the with the principle of neutrality of the army and the police, he said. incidents that took place around the fall of President Suharto in 1998. Prabowo said this during a meeting with the board members of the Association of Elections 2014 retired (Pepabri). Prabowo briefly spoke privately with the Chairman of the Pepabri, former generals Agum Gumelar, Wismoyo Arismunandar, Suryo New Parliament is not better Prabowo, and Yunus Yosfiah. Kompas, 26-04-2014 In the meeting with dozens of Pepabri members he declared: “It all started in At first sight the Parliament (Dewan Perwakilan Rakyat, DPR) for the period 2014- 1998, or rather I was drawn to step down from 1993 onwards.” In those years the 2019 is not better than the current DPR. That is because quite a number of Indonesian economy grew with astonishing speed, had 8 percent growth, which candidates have been elected by money-politics or just because of their has only been matched by China.
    [Show full text]
  • FUNGSI HUKUM PROSEDURAL DALAM PENGISIAN JABATAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (Suatu Studi Terhadap Penggantian Setya Novanto Dan Pemberhentian Fahri Hamzah)
    Vol. 2(3) Desember 2018, pp. 404-418 ISSN : 2580-9059 (online) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2549-1741 (cetak) FUNGSI HUKUM PROSEDURAL DALAM PENGISIAN JABATAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (Suatu Studi terhadap Penggantian Setya Novanto dan Pemberhentian Fahri Hamzah) THE FUNCTION OF PROCEDURAL LAW IN FULFILLMENT THE HEAD OF HOUSE OF REPRESENTATIVE (A Study Case on The Replacement of Setya Novanto and Dismissal Of Fahri Hamzah) Fhadilah Eka Pratiwi Komisi Yudisial Jl. Kramat Raya No.57, Jakarta Pusat e-mail: [email protected] Eddy Purnama Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Jalan Putroe Phang No.1. Darussalam, Provinsi Aceh, 23111 e-mail: [email protected] Husni Jalil Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Jalan Putroe Phang No.1. Darussalam, Provinsi Aceh, 23111 e-mail: [email protected] Diterima: 18/09/2017; Revisi: 20/12/2017; Disetujui: 15/08/2018 Abstrak - Hukum prosedural pengisian jabatan pimpinan DPR tertuang dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 dan Peraturan DPR No. 1 Tahun 2014. Sesuai dengan asas legalitas, penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara hukum menghendaki kepastian hukum dan persamaan perlakuan. Pengisian jabatan pimpinan DPR terhadap Setya Novanto dan Fahri Hamzah tidak mengikuti prosedural yang sama. Usulan penggantian Setya Novanto oleh Golkar dilaksanakan oleh pimpinan DPR, akan tetapi usulan pemberhentian Fahri Hamzah oleh PKS tidak dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggantian dan pemberhentian Setya Novanto dan Fahri Hamzah dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan terbukti bahwa pemberhentian dan penggantian jabatan pimpinan DPR terhadap Setya Novanto dan Fahri Hamzah tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    [Show full text]
  • B-992-1-2018.Pdf
    NOMOR 992/IV/I/2018 Januari 2018 1 BULETINBULETIN PARLEMENTARIA PARLEMENTARIA terhadap persiapan venue, wisma atlet, DPR Pantau Venue Asian Games acara pendukung, dan lain sebagainya. Terutama dalam aspek kebijakan maupun anggaran yang direncanakan. 2018 “Untuk sukses prestasi, kami mengawasi sinergitas para pemangku Asian Games 2018 dilaksanakan pada 18 Agustus 2018 mendatang, di dua kepentingan Asian Games 2018 baik provinsi, yaitu Provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Selatan, serta melibatkan dari pemerintah, KONI, KOI, PB Provinsi Banten dan Jawa Barat. Untuk mengetahui seluruh persiapan yang Cabor, untuk dapat mencapai target yang telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait, Komisi X DPR RI menyambangi direncanakan, yaitu masuk peringkat 7 Komplek Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Rabu (24/1), yang besar dari 45 negara peserta. Dengan menjadi salah satu venue tempat berlangsungnya Asian Games 2018. target perolehan 10 sampai 13 medali emas,” jelasnya. Sementara terkait sukses pemberdayaan ekonomi, lanjut politisi asal dapil Jawa Tengah itu, pihaknya juga memantau kesiapan masyarakat, khususnya kesiapan masyarakat pelaku usaha di dua kota penyelenggara Asian Games 2018 dalam memperoleh keuntungan dari penyelenggaraan Asian Games 2018 itu. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra menekankan, venue- venue cabang olahraga yang ditargetkan dapat menyumbang medali emas bagi Indonesia, harus memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik. Oleh karenanya, venue tersebut harus menjadi prioritas utama yang dikerjakan. Foto: Oji/hr Foto: “Semangatnya, kita ingin venue- Tim Komisi X DPR RI meninjau sarana dan prasarana persiapan Asian Games 2018 di Senayan, Jakarta venue cabang olahraga yang ditargetkan dapat menyumbang medali harus memiliki sarana dan prasarana yang Kami bermaksud untuk melakukan menyampaikan, Asian Games 2018 lebih baik.
    [Show full text]
  • Majalah Majelis Edisi Juli 2021
    01-04 CVR JUL.pmd 1 1/1/2003, 12:46 AM 01-04 CVR JUL.pmd 2 1/1/2003, 12:46 AM 01-04 CVR JUL.pmd 3 1/1/2003, 12:46 AM 01-04 CVR JUL.pmd 4 1/1/2003, 12:46 AM Daftar Isi EDISI NO.07/TH.XV/JULI 2021 39 SELINGAN 74 Profil Sejarah Perjalanan Ibadah Haji Aliyah Mustika Ilham ...................................................... 08 BERITA UTAMA Pengantar Redaksi 04 Amandemen Terbatas UUD NRI Tahun 1945 Perspektif .......................................................................... 06 ................................................................................ Untuk mewujudkan PPHN memang tidak mudah karena harus ada Kolom 26 komunikasi politik yang intensif. MPR masa jabatan 2014 – 2019 ..................................................... belum berhasil mencapai konsensus untuk melakukan amandemen Aspirasi Masyarakat 47 UUD NRI Tahun 1945 terkait PPHN. Kini, MPR periode 2019 – 2024 ............................................................ kembali berupaya membangun konsensus tersebut. Gema Pancasila 36 Varia MPR ....................................................................... 66 Wawancara ..................................................... 68 Figur .................................................................................... 70 Ragam ................................................................................ 72 Dari Rumah Kebangsaan ............................................. 78 Rehal ................................................................................ 82 16 Nasional UMKM di Masa Pandemi: Pelu
    [Show full text]
  • Utut Adianto Dilantik Jadi Wakil Ketua DPR RI
    NOMOR 1000/IV/III/2018 MARET 2018 1 BULETIN PARLEMENTARIA Utut Adianto Dilantik Jadi Wakil Ketua DPR RI Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) Utut Adianto dilantik menjadi Wakil Ketua DPR RI. “Demi Allah saya bersumpah, Penetapan Wakil Ketua DPR RI ini sesuai dengan disetujuinya bahwa saya akan memenuhi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3). Selain itu, juga kewajiban saya sebagai Wakil berdasar dengan telah diterimanya surat dari Dewan Pimpinan Pusat Ketua Dewan Perwakilan PDI Perjuangan, untuk menetapkan Utut Adianto sebagai Wakil Ketua Rakyat dengan sebaik- DPR RI periode sisa masa jabatan 2014-2019. baiknya dan seadil-adilnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan ebelum memangku jabatannya, Dalam sumpah Wakil Ketua DPR dengan berpedoman pada Utut diwajibkan mengucapkan itu memiliki kewajiban dan bekerja sumpah janji, pengucapan dengan sungguh-sungguh demi Pancasila dan Undang- sumpah menurut agama Islam tegaknya kehidupan demokrasi serta Undang Dasar Negara Syang dipandu oleh Ketua Mahkamah mengutamakan kepentingan bangsa dan Republik Indonesia Agung RI Hatta Ali. Sumpah yang negara dari pada kepentingan pribadi, diucapkan mengandung tanggung jawab seseorang dan golongan. Tahun 1945” terhadap bangsa dan negara Republik “Bahwa saya akan memperjuangkan Indonesia. aspirasi rakyat yang saya wakili untuk “Demi Allah saya bersumpah, bahwa mewujudkan tujuan nasional,” ucap Utut terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang saya akan memenuhi kewajiban
    [Show full text]
  • Analisis Manajemen Redaksional Pada Surat Kabar Daerah Untuk Menarik Minat Pembaca Di Batam Pos Dan Tribun Batam
    ANALISIS MANAJEMEN REDAKSIONAL PADA SURAT KABAR DAERAH UNTUK MENARIK MINAT PEMBACA DI BATAM POS DAN TRIBUN BATAM NASKAH PUBLIKASI Disarikan dari Skripsi yang Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Oleh Gentara Putra 13321044 Raden Narayana Mahendra Prastya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2018 ANALISIS MANAJEMEN REDAKSIONAL PADA SURAT KABAR DAERAH UNTUK MENARIK MINAT PEMBACA DI BATAM POS DAN TRIBUN BATAM Gentara Putra Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FPSB UII, Menyelesaikan Studi Pada Tahun 2018 Raden Narayana Mahendra Prastya Staf pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi FPSB UII Abstract The purpose of this study are 1) Analyze redactional management in attracting the reader's interest in Batam Pos and Tribun Batam; 2) Analyzing the inhibiting factors in the management process in attracting the reader's interest in Batam Post and Tribun Batam. The research paradigm is constructivism. The type of research is qualitative. Technique of collecting data in this research is observation, interview and documentation. Data analysis technique in this research is descriptive. The results showed 1) Management Redaksional In Attracting Reader Interest In Batam Pos and Tribun Batam implemented with stages of planning, organizing, implementation and supervision. The advantages possessed by Batam Pos is to have news writing standard that is 12 “rukun iman” news and Batam Pos become part of Jawa Pos Group. The advantage of redactional management from Batam Tribun is Tribun Batam has news criteria presented that the news must meet the 4 benefits are: Intellectual benefit, Emotional benefit, Spritual benefit and Vertikan benefit; 2) Batam Pos and Tribun Batam both have weakness (Weakness) so that it can be an obstacle in implementing editorial management to attract readers interest is on Batam Pos sometimes there is reporter who after carrying out the task of turn off the communication tool.
    [Show full text]