Buku Fiqh Kontemporer, Toha Andiko.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
FIQH KONTEMPORER FIQH KONTEMPORER DR. H. TOHA ANDIKO, M.Ag. FIQH KONTEMPORER DR. H. TOHA ANDIKO, M.Ag. Copyright © 2013 DR. H. TOHA ANDIKO, M.Ag. Penyunting : Yuki Syamsudin Desain Sampul : Penata Isi : Ardhya Pratama Korektor : Ilustrasi Sampul : PT Penerbit IPB Press Kampus IPB Taman Kencana Bogor Cetakan Pertama: November 2013 Dicetak oleh Percetakan IPB Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit ISBN: 978-979-493-599-6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya yang tak terhingga. Dengan sifat-Nya al-Hakȋm (Maha Bijaksana), maka Allah Swt tidak membebani hamba-hamba-Nya dengan perintah dan larangan serta masalah didunia ini di luar kemampuan manusia untuk melaksanakan dan menghadapinya. Shalawat beriring salam senantiasa ditujukan kepada junjungan Rasulullah Muhammad saw. Mudah- mudahan dengan izin Allah, syafâ`at beliau dapat menjadi penolong bagi siapa saja yang mau selalu bershalawat kepadanya, mengamalkan sunnah- sunnahnya, dan meneladani budi pekertinya yang terpuji. Dalam kenyataan sehari-hari, seringkali didapati perselisihan pendapat dalam masyarakat pada masalah hukum Islam. Ini diduga kuat disebabkan oleh belum dibedakannya hukum Islam dalam pengertian syarȋ`ah dan fiqh. Padahal, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dan unik. Jika syari`ah bersifat tetap, kebenarannya pasti, dan berlaku menyeluruh; maka fiqh sifatnya bisa berubah, kebenarannya merupakan dugaan kuat (zhann) mujtahid, dan berlaku kebanyakan bahkan terkadang jangkauannya lokal. Oleh sebab itu, wajar jika watak fiqh itu adalah berbeda pendapat. Dalam kajian fiqh, ada tiga prinsip yang harus dipedomani dan mendasari seluruh kajiannya yaitu: harus meniadakan kesulitan (`adam al-haraj), menyedikitkan beban (qillat al-takȋlȋf), dan pentahapan dalam penerapannya (al-tadarruj fȋ al-tasyrȋ`). Sedang fungsi fiqh adalah sebagai peraturan yang digunakan untuk sarana ibadah. Ini sesuai dengan tujuan hakiki dari penciptaan manusia di muka bumi yaitu untuk beribadah (al-Dzȋriyat: 56). Oleh sebab itu, seluruh aktivitas manusia dengan vi | DAFTAR Isi segala kreatifitas dan inovasinya haruslah dilakukan dalam kerangka ibadah. Karena kepatuhan terhadap hukum Islam termasuk ibadah yang merupakan tolok ukur keimanan seseorang (al-Nisȋ’: 65). Adapun tujuan utama yang ingin dicapai oleh setiap mujtahid dalam kajian fiqh adalah untuk merealisasikan mashlahat (manfaat, kebaikan, dan hal-hal positif ) dan menolak mudhȋrat (bahaya, kerusakan, dan hal-hal negatif). Substansi akhirnya adalah menciptakan kepastian hukum, keteraturan dan pembentukan al-akhlȋq al-karȋmah yang berujung pada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Karena fiqh berbicara tentang hukum perbuatan mukallaf (Islam, baligh, berakal, dan mampu), maka tidak dapat dipungkiri kajian tentang fiqh terus berkembang seiring dinamika zaman dan perubahan kondisi masyarakat. Apalagi pada dasarnya, tidak ada satu pun aktifitas manusia yang lepas dari hukum yang lima (wajib, sunnah, mubah, makruh, haram). Untuk merespons kebutuhan hukum masyarakat menghadapi berbagai problematika hidup yang terus berubah mulai masalah ibȋdah, muȋmalah, munȋkahȋt, jinȋyah, siyȋsah, iqtishȋdiyah, dan lainnya, maka para ulama fiqh sejak zaman dahulu hingga kini selalu menggalakkan ijtihad untuk menghasilkan fiqh yang aplikatif dan membumi serta mampu menjawab masalah-masalah hukum baru yang terus bermunculan, terutama di era kontemporer. Dengan demikian, diharapkan hukum Islam (fiqh) dapat memainkan perannya secara signifikan tidak hanya sekedar menjawab permasalahan yang muncul, tapi juga sebagai sarana perubahan sosial menuju kehidupan yang lebih baik dan bermartabat. Buku ini hadir dengan mengupas beberapa masalah fiqh kontemporer yang dekat dan akrab dengan kehidupan sehari-hari. Dari masalah hukum jibab, zakat dengan uang haram, menyikapi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan dan awal Syawal, hukum bunga bank, hukum minum bir, poligami, perkawinan dengan ahli kitab, perkosaan suami terhadap istri, eutanasia bagi penderita AIDS, dan kosep pemerintahan/negara Islam. Oleh sebab itu, buku ini penting dibaca oleh siapa saja, baik dari kalangan terpelajar seperti mahasiswa, dosen, dan praktisi hukum, maupun mayarakat luas yang membutuhkan kepastian hukum dalam segala aktifitasnya. Buku ini dimaksudkan sebagai salah satu sumbangsih untuk KATA PENGANTAR | vii menggalakkan kajian fiqh dan pengembangannya. Dan paling penting, buku ini diharapkan bisa menjawab berbagai keraguan masalah hukum Islam di masayarakat. Bengkulu, Nopember 2013 Penulis DAFTAR Isi KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................ BAB I KONSEP HUKUM ISLAM DAN SEBAB-SEBAB PERBEDAAN PENDAPAT DALAM FIQH ........................... A. Hukum, Dalil Hukum, dan Sumber Hukum ........................ B. Hukum Islam: Syari`ah dan Fiqh .......................................... C. Fungsi dan Karakteristik Hukum Islam ................................. D. Sebab-sebab Perbedaan Pendapat dalam Fiqh ........................ BAB II PERANAN IJTIHAD DALAM PEMBARUAN HUKUM ISLAM .................................................................. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Ijtihad ................................. 1. Pengertian Ijtihad ............................................................ 2. Ruang Lingkup Ijtihad .................................................... B. Macam-macam Ijtihad dan Syarat-syarat Mujtahid ............... 1. Macam-macam Ijtihad ..................................................... 2. Syarat-syarat Mujtahid ..................................................... C. Pengertian dan Tujuan Pembaruan ........................................ D. Macam-macam Bentuk Pembaruan ...................................... E. Peluang dan Tantangan Ijtihad dalam Pembaruan Hukum Islam Peluang .......................................................... x | DAFTAR Isi BAB III FIQH KONTEMPORER DALAM MASALAH IBADAH................................................................................... A. Masalah Ibadah .................................................................... 1. Hukum Memakai Jilbab dan Wanita yang Bebas dari Jilbab ....................................................................... 2. Zakat dengan Uang Haram ............................................. 3. Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal ................. 4. Penggantian al-Hadyu dengan al-Qîmah dalam Ibadah Haji ..................................................................... BAB IV FIQH KONTEMPORER DALAM MASALAH MUAMALAH ........................................................................... 1. Hukum Bunga Bank ............................................................ 2. Hukum Minum Bir ............................................................. BAB V FIQH KONTEMPORER DALAM MASALAH MUNAKAHAT ........................................................................ 1. Poligami ............................................................................... 2. Perkawinan dengan Wanita Ahli Kitâb ................................. 3. Perkosaan Suami terhadap Istri (Marital Rape) ..................... BAB VI FIQH KONTEMPORER DALAM MASALAH JINAYAH DAN SIYASAH ....................................................... 1. Eutanasia Bagi Penderita AIDS ............................................ 2. Pemerintahan/Negara Islam ................................................ DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... Bab 1 KONSEP HUKUM ISLAM DAN SEBAB-SEBAB PERBEDAAN PENDAPAT DALAM FIQH A. Hukum, Dalil Hukum, dan Sumber Hukum Sebelum membahas tentang sumber dan dalil hukum, terlebih dahulu akan dilihat makna hukum itu sendiri sebagai pijakan awal untuk menyamakan persepsi dalam kajian berikutnya. Secara mudah, hukum dapat dipahami sebagai seperangkat aturan yang ditetapkan secara langsung dan tegas oleh Allah Swt Swt atau ditetapkan pokok-pokoknya untuk mengatur hubungan antara manusia dan Tuhannya, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam semesta.1 Al-Ghazali sebagaimana dikutip Abu Zahrah melihat bahwa mengetahui hukum (syara`) ini merupakan buah intisari (tsamrat) dari ilmu fiqh dan ushûl al-fiqh. Sasaran kedua disiplin ilmu ini sama-sama untuk mengetahui hukum syara` yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf, tetapi perspektifnya agak berbeda. Ushûl al-Fiqh meninjau hukum syara` dari segi metodologi dan sumber-sumbernya, sedangkan ilmu fiqh meninjau dari segi penggalian hukumnya.2 Dengan mengutip definisi hukum yang populer, hukum menurut Ibrahim Hosen adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu al-hukm. Menurut bahasa, hukum artinya menetapkan atau ketetapan, memutuskan atau 1 Ibrahim Hosen, “Fungsi dan Karakteristik Hukum Islam dalam Kehidupan Umat Islam”, dalam Amrullah, SF. ed., Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 87 2 Muhammad Abû Zahrah, Ushûl al-Fiqh, (Beirut: Dâr al-Fikr al-`Arabi, t. th.), h. 26 2 | FiQh Kontemporer keputusan.3 Dalam bahasa lain, hukum diartikan dengan “menetapkan sesuatu kepada sesuatu yang lain atau meniadakannya dari yang lain.” Secara istilah menurut ulama ushûl, hukum adalah “khitâbullâh/firman Allah Swt yang berhubungan dengan tingkah laku dan perbuatan orang- orang dewasa (mukallaf), baik berupa tuntutan (al-iqtidhâ’), pilihan (al- takhyîr), maupun bersifat al-wadh`i.”4 Dari definisi hukum