Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

1

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

JURNAL ANALIS KEBIJAKAN Volume 2 No. 1 Januari - Juni 2018

Penanggung Jawab Dr. Muhammad Taufiq, DEA (Deputi Kajian Kebijakan, LAN)

Pemimpin Redaksi Erna Irawati, S.Sos., M.Pol.Adm.

Redaktur Meita Ahadiyati Kartikaningsih, Phd.

Mitra Bebestari 1. Dr. Adi Suryanto, M.Si. 2. Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si. 3. Dr. Sunarto, M.Si. 4. Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si. 5. Prof. Dr. R. Siti Zuhro, MA. 6. Dr. Robert Na Endi Jaweng

Desain dan Tata Letak Aldhino Niki Mancer, S.IP. Pardamean Panjaitan, S.Kom., M.Ikom.

Alamat Redaksi Pusat Pembinaan Analis Kebijakan Deputi Bidang Kajian Kebijakan, Lembaga Administrasi Negara Gedung B Lantai 4 Jl. Veteran, No. 10, Jakarta, 10110 Telp: (021) 3868201-5 ext. 136 Website: pusaka.lan.go.id Email: [email protected] dan [email protected]

i Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

JURNAL ANALIS KEBIJAKAN Volume 2, Nomor 1, Januari - Juni 2018 ISSN (cetak) :2580-4383

DAFTAR ISI Keredaksian...... i Daftar Isi ...... ii Sambutan...... iii Sekapur Sirih ...... iv Salam Redaksi ...... v PENGAWASAN E-COMMERCE SEBAGAI PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA Deky Paryadi ...... 1 URGENSI REFORMASI BIROKRASI DAN REFORMASI REGULASI DALAM MEMBANGUN TATA KELOLA EKONOMI DI INDONESIA Paramita Nur Kurniati, Alita Roesida ...... 16 STRATEGI KEBIJAKAN PERCEPATAN PERIZINAN BERUSAHA MENUJU TARGET EoDB 2020 M. Rezky Aditya Ardiyan, Sabilla Ramadhiani Firdaus ...... 31 MENGUKUR INISIATIF PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDORONG KEMUDAHAN BERUSAHA MELALUI LOCAL GOVERNMENT CAPACITY FOR BUSINESS (LGCB) INDEX Agit Kristiana, Muhammad Syafiq, Aldhino Niki Mancer...... 42 RE-THINKING KEBIJAKAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Erna Irawati, Putri Hening ...... 53 DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI LOKAL: POTRET TRANSFORMASI EKONOMI TIGA DESA DI JAWA Rusman Nurjaman, Robby Firman Syah ...... 71 POLICY BRIEF CORNER ...... 91 REFORMASI REGULASI DAN BIROKRASI PERIZINAN USAHA DALAM MENDORONG PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAERAH Tities Eka Agustine, Mohamad Yudha Prawira ...... 92 PERCEPATAN PENAWARAN PARTICIPATING INTEREST 10% KEPADA BUMD UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH Barkun Kharisma Suko ...... 97 EDITORIAL OF CONCERN ...... 103

ii

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

SAMBUTAN

Indonesia saat ini menempati posisi sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia dan banyak ekonom memperkirakan bahwa Indonesia mampu naik kelas menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030 (McKinsey Global Institute, 2012). Peluang ini yang kemudian menjadi perhatian serius Presiden Joko Widodo untuk terus memperbaiki tata kelola ekonomi Indonesia yang tertuang secara tersurat dalam Nawa Cita. Birokrasi menjadi mesin utama (enabling factor) penggerak perekonomian dari tingkat lokal hingga internasional. Namun salah satu permasalahan utama yang terjadi dalam membangun perekonomian adalah lemahnya peran pemerintah melalui instrumen kebijakannya untuk membangun tata kelola ekonomi yang baik. Permasalahan kebijakan pengembangan ekonomi seringkali masih dikooptasi oleh konflik kepentingan sesaat kelompok elite tertentu yang bermotif politis, dan motif-motif sektoral lainnya. Berbagai konflik kepentingan yang terjadi seringkali memicu tidak kondusifnya iklim usaha di Indonesia dan hal ini sangat bertentangan dengan cita-cita membangun daya saing nasional yang tengah menjadi prioritas kerja Presiden Joko Widodo. Tema yang diangkat dalam Jurnal Analis Kebijakan Vol. 2 Nomor 1 Tahun 2018 saya pandang penting untuk diangkat saat ini. Hasil-hasil analisis mendalam yang diulas oleh para penulis dapat menjadi referensi dan sharing pembelajaran antar stakeholder kebijakan untuk mendorong perbaikan kualitas kebijakan ekonomi pemerintah. Saya mengucapkan terima kasih kepada para para penulis, mitra bebestari, pengelola Jurnal Analis Kebijakan, serta pihak lain yang telah bekerja keras untuk dapat menyelesaikan penerbitan jurnal ini. Akhir kata, saya ucapkan selamat atas terbitnya Jurnal Analis Kebijakan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018. Semoga jurnal ini dapat bermanfaat bagi perbaikan kebijakan publik di Indonesia.

Deputi Bidang Kajian Kebijakan

Muhammad Taufiq

iii Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

SEKAPUR SIRIH

John Stuart Mill dalam karya besarnya di tahun 1848, “Principles of Political Economy”, melihat betapa struktur kekuasaan sangat mempengaruhi pencapaian ekonomi sebuah bangsa. Kekuatan pasar sebagai manifestasi kekuatan ekonomi dapat dipandang sebagai sebuah institusi kekuasaan yang amat menentukan kesejahteraan banyak orang, maka peran pemerintah dinilai sangat penting untuk mengatur pasar ini melalui kebijakan- kebijakan yang dikeluarkannya yang diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi segenap warga bangsa serta mampu mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan terjadi baik pada level lokal maupun global. Berbicara soal tata kelola ekonomi maka amatlah menarik jika dicermati kembali rumusan Nawa Cita dari Bapak Presiden Joko Widodo. Pada butir-butirnya yang ke-3, 5, 6, dan 7, secara berturut-turut, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; meningkatan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Dari keempat visi dan misi Presiden ini bisa dikatakan bahwa isu tata kelola ekonomi menjadi bagian yang amat dominan dan dianggap sebagai motor dari kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Untuk mewujudkan tata kelola ekonomi yang sehat dan memiliki dampak yang luas sesuai visi dan misi Nawa Cita, maka Pemerintah Indonesia dalam hal ini juga para ASN diharapkan mampu meningkatkan kualitas kebijakan yang diambil Pemerintah mengingat kompleksnya masalah kebijakan publik di Indonesia. Reformasi birokrasi dan reformasi regulasi yang mampu mendukung kemudahan berusaha (ease of doing business) dan menciptakan iklim kemudahan berusaha yang kondusif serta kebijakan yang mampu memberikan perlindungan bagi konsumen di tengah meningkatnya penggunaan e-commerce , merupakan isu-isu yang perlu mendapatkan perhatian serius. Di dalam menjawab persoalan-persoalan di atas, Lembaga Administrasi Negara melalui Jurnal Analis Kebijakan memiliki semangat untuk mendorong peran aktif Analis Kebijakan dan para peneliti kebijakan lainnya di Indonesia, sesuai dengan bidang kepakarannya masing-masing, untuk memberikan kontribusi pengetahuan serta menghasilkan kebijakan-kebijakan baru yang inovatif dan mencerahkan yang mampu berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Jurnal Analis Kebijakan diharapkan mampu menjadi rujukan informasi kebijakan yang handal bagi para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan yang relevan. Kepala LAN

Adi Suryanto

iv

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

SALAM REDAKSI

Dear Oasisenz, Kemampuan pemerintah dalam mengelola urusan administrasinya pasti memberikan dampak yang signifikan terhadap iklim ekonomi yang ada di wilayahnya. Tata Kelola ekonomi di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan pasca reformasi 20 tahun silam. Hal ini dibuktikan dengan tidak hanya tata kelola swasta saja yang sudah semakin transparan, tapi tata kelola ekonomi pemerintah juga sudah mampu bersaing dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kini sudah banyak institusi yang mempublikasikan neraca keuangannya sebagai bentuk akuntabilitas dalam pengelolaan urusan institusinya. Di tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, transaksi perdagangan e-commerce berkembang dengan pesat dan tidak lagi melihat batas-batas wilayah negara. E- commerce merupakan model perjanjian jual beli dengan karakteristik yang berbeda dengan transaksi jual beli konvensional dan lingkupnya pun tidak hanya lokal namun juga bersifat global. Permasalahan muncul ketika terjadi kekosongan regulasi kaitannya dengan pengawasan transaksi e-commerce. Hal ini muncul karena adanya perbedaan karakteristik dimana e-commerce memiliki sifat yang lebih spesifik dibanding dengan perdagangan konvensional. Oleh karena itu, Deky Paryadi dari Kementerian Perdagangan mencoba membahas mengenai perlindungan konsumen dan e-commerce. Pembahasan difokuskan pada bagian pengawasan e-commerce di Indonesia untuk menjamin terselenggaranya hak-hak konsumen dalam transaksi e-commerce. Salah satu tujuan pembangunan tata kelola ekonomi di Indonesia adalah untuk meningkatkan kepercayaan pihak eksternal, termasuk investor dan lembaga pemeringkat, terhadap potensi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun mikro. Tata kelola ekonomi merupakan instrumen untuk membentuk iklim investasi yang kondusif dan membangun daya saing industri nasional. Paramita Nur Kurniati dan Alita Roesida mencoba menjelaskan bahwa reformasi birokrasi dan reformasi regulasi dipandang menjadi faktor kunci dalam membangun tata kelola ekonomi nasional. Untuk itu, debirokratisasi, deregulasi dan reregulasi harus terus diupayakan. Di samping itu, pelaksanaan gerakan revolusi mental dan peningkatan kualitas Aparatur Sipil Negara harus dikedepankan dan dilakukan bersamaan dengan restrukturisasi kelembagan birokrasi. Upaya-upaya tersebut tentu membutuhkan dukungan dari segenap masyarakat berupa sikap optimisme dan kepercayaan terhadap pemerintah. Hal ini merupakan modal penting bagi pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selanjutnya, M. Rezky Aditya Ardiyan dan Sabilla Ramadhiani Firdaus mencoba mengulik strategi kebijakan percepatan perizinan berusaha di Indonesia. Hal ini menjadi agenda yang penting dikarenakan peningkatan capaian Ease of Doing Business (EoDB) tahun 2018 menjadi suatu pijakan yang makin mantap untuk menyongsong tata kelola perekenomian nasional yang semakin baik, dan tentu diharapkan dapat mendorong kemudahan berusaha di Indonesia. Kebijakan yang hadir, sangat memiliki andil untuk menggiring roda perekonomian bangsa. Kebijakan yang ramah untuk investor, namun tetap disiplin dalam menegakkan kebijakan perizinan diharapkan dapat terjalin, di tingkat pusat maupun daerah. Pasca diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat dan mempermudah pelayanan untuk berusaha dengan penggunaan teknologi informasi

v Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 melalui Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission). Salah satu agenda kebijakan tersebut adalah dengan melakukan reformasi peraturan perizinan berusaha, yang mana dalam reformasi peraturan tersebut pemerintah pusat maupun daerah harus memahami konsep reformasi peraturan perizinan, bagaimana prinsip dasar kebijakan percepatan pelaksanaan berusaha dan konsep evaluasi peraturan terkait pelaksanaan proses perizinan berusaha agar sistem pelaksaksanaan berusaha yang terintegrasi dapat tercipta di Indonesia. Perbaikan tata kelola pada ranah pemerintah daerah ditunjukkan oleh Agit Kristiana, Muhammad Syafiq, dan Aldhino Niki Mancer melalui instrumen Indeks Kapasitas Pemerintah Daerah untuk mendukung investasi (Local Government Capacity for Business/LGCB Index). Indeks LGCB dikembangkan untuk mengukur dan mendeskripsikan inisiatif kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong kemudahan berusaha di daerah. Penilaian Indeks dilakukan dengan menggunakan variabel pada penilaian Infrastruktur, Keamanan, Ketenagakerjaan, SDM Pemerintah Daerah, Kebijakan, Pelayanan, Tren Investasi, serta Daya Beli Masyarakat di daerahnya. Dari beberapa pemerintah daerah yang dijadikan sebagai lokus, dapat diambil beberapa pembelajaran terkait penataan regulasi, penguatan kapasitas pemerintah daerah, dan pentingnya pengembangan berbasis TIK untuk pelayanan publik terpadu. Salah satu peluang yang harus dimanfaatkan oleh Pemerintah Indonesia saat ini adalah tumbuhnya sektor ekonomi digital ditambah dengan bonus demografi Indonesia yang berpotensi menjadi lahan subur tumbuhnya e-commerce di era Revolusi Industri 4.0. Di tengah berbagai peluang yang ada Erna Irawati dan Putri Hening menelaah tantangan- tantangan yang muncul dalam implementasi roadmap Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Beberapa tantangan yang ada antara lain permasalahan infrastruktur digital seperti ketidakmerataan jaringan internet; disharmonisasi kebijakan yang tidak mendukung implementasi peta jalan tersebut; serta kesiapan SDM yang belum memumpuni dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Pemerintah Pusat dan Daerah harus berkolaborasi untuk mewujudkan strategi yang telah direncanakan dalam Peta Jalan yang telah disusun sehingga dapat mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan visi peta jalan tersebut. Dalam konteks desentralisasi yang sudah merambah hinggga ke level desa, Rusman Nurjaman dan Robby Firman Syah mengangkat mengenai desa sebagai poros pembangunan nasional berdasarkan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan agenda Nawa Cita. Perubahan ini berimplikasi pada posisi desa dalam pembangunan tidak lagi menjadi objek melainkan subjek pembangunan itu sendiri. Perspektif baru ini juga menggeser model pembangunan desa dari government driven development atau community driven development (CDD) menjadi village driven development (VDD). Dalam sektor ekonomi, model pembangunan yang digerakkan oleh desa ini menempatkan desa sebagai aktor penggerak ekonomi lokal. Artikel ini menampikan narasi atas pengalaman desa dalam membangun ekonomi berdasarkan sejumlah studi kasus gerakan ekonomi berbasis desa di tiga desa. Studi ini memberikan sejumlah pembelajaran penting, yakni terkait dengan peran sejumlah faktor, antar lain kepemimpinan, tradisi berdesa, dan kemampuan membangun jejaring dan melakukan kolaborasi, dalam mendorong penguatan institusi dan efektivitas gerakan ekonomi berbasis desa sehingga bertranformasi menjadi desa unicorn. Selain menyajikan artikel, Jurnal Analis Kebijakan juga mempublikasikan risalah kebijakan atau policy brief yang akan mengulas isu-isu kebijakan dalam struktur yang lebih ringkas, dan berorientasi pada pemberian rekomendasi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti

vi

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

dalam waktu cepat oleh para pembuat kebijakan. Dalam policy brief pertama, mencoba membahas penciptaan iklim investasi untuk membangun tata kelola ekonomi yang lebih baik. Penciptaan iklim investasi yang kondusif menjadi salah satu prioritas pemerintah di era Jokowi-JK. Lebih jauh lagi, kegiatan prioritas yang tertulis dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 telah menjadikan pelaksanaan harmonisasi dan simplifikasi peraturan perizinan; serta pengembangan layanan perizinan terpadu menjadi kegiatan prioritas. Kaitannya dengan hal di atas, Tities Eka Agustine dan Mohamad Yudha Prawira mencoba membahas mengenai regulasi dan layanan perizinan (birokrasi). Tumpang tindihnya regulasi pada tingkatan nasional menyebabkan regulasi daerah terus menjamur. Ketentuan regulasi daerah yang belum disesuaikan dengan regulasi nasional hingga kebermasalahan substansi yang menghambat iklim usaha masih menyisakan pekerjaan rumah. Di sisi lain, pelimpahan kewenangan PTSP yang belum sempurna turut menambah daftar masalah dalam peningkatan iklim investasi. Keterbatasan personil, penggunaan teknologi yang rendah dan juga tidak tersedia panduan pelayanan perizinan membuat birokrasi perizinan belum bekerja secara maksimal. Akibatnya, jumlah prosedur perizinan semakin panjang, waktu dan biaya pun juga bertambah. Mengalir dari kondisi tersebut, maka dibutuhkan pendekatan yang menyeluruh dimana seluruh komponen pemerintahan saling bersinergi. The whole government approach, menjadi salah satu rekomendasi untuk menyederhanakan regulasi dan birokrasi perizinan. Komitmen menyeluruh, konsistensi dalam evaluasi regulasi dengan menggunakan alat pemantauan yang sama, penguatan dan pembinaan baik untuk instansi vertikal serta horizontal perlu diinisiasi. Pada tataran birokrasi, penguatan kapasitas personil, dukungan teknologi informasi serta panduan pelayanan perizinan akan menjadi tahapan lanjutan yang komprehensif dalam memperbaiki iklim investasi di daerah. Policy brief kedua ditulis oleh Barkun Kharisma Suko yang mencoba membahas terkait Participating Interest 10 % (PI 10%) merupakan besaran sebesar maksimal 10% yang wajib ditawarkan oleh Kontraktor kepada BUMD. PI 10% dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta daerah dalam pengelolaan industri migas di daerahnya. Proses penawaran PI 10% masih belum berjalan dengan baik disebabkan sejumlah kendala seperti minimnya pemahaman pemerintah daerah terkait PI 10%, perselisihan di daerah terkait pembagian porsi saham, penunjukan BUMD yang belum memenuhi syarat dan permasalahan pada proses verifikasi BUMD. Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang muncul tersebut, dalam policy brief ini mencoba menjabarkan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut guna mempercepat proses penawaran PI 10%. Lembaga Administrasi Negara menyampaikan terima kasih kepada para penulis yang telah berpartisipasi aktif menyebarluaskan gagasan konstruktifnya untuk peningkatan kualitas kebijakan publik di Indonesia melalui media Jurnal Analis Kebijakan. Kami nantikan partisipasi aktif dari para penulis baik analis kebijakan maupun pemerhati kebijakan lainnya untuk menuliskan hasil analisis kebijakannya dalam penerbitan Jurnal Analis Kebijakan edisi berikutnya. Salam Analis Kebijakan.

Jakarta, Juni 2018 Tim Redaksi

vii Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

ARTIKEL JURNAL

viii

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

PENGAWASAN E COMMERCE SEBAGAI PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA SUPERVISION OF E-COMMERCE AS CONSUMER PROTECTION IN INDONESIA

Deky Paryadi Pusat Pengkajian Kerjasama Perdagangan Internasional, Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan, Kementerian Perdagangan

Abstrak Transaksi perdagangan e-commerce berkembang dengan pesat dan tidak lagi melihat batas- batas wilayah negara. Dengan karakteristik yang berbeda dengan perdagangan konvensional dan belum adanya regulasi yang secara khusus menangani e-commerce menjadikan kekosongan hukum dalam hal pengawasan transaksi e-commerce. Penelitian ini menggunakan data-data sekunder dalam melihat permasalahan pengawasan, yaitu berupa artikel, buku, hasil penelitian, jurnal, makalah dan tulisan ilmiah lainnya di bidang hukum yang membahas mengenai perlindungan konsumen dan e-commerce. Pengawasan akan mudah dilakukan apabila status pelaku usaha e-commerce terdaftar sesuai regulasi yang berlaku. Pengawasan tidak serta merta tanggung jawab Pemerintah, namun masyarakat sebagai konsumen harus ikut andil dalam pengawasan. Kata Kunci : e-commerce, pengawasan, perlindungan konsumen

Abstract E-commerce trade transactions are growing rapidly and no longer see the boundaries of the country. Different characteristics from conventional trading and absence of regulations concerning e-commerce create legal vacuum in terms of monitoring e-commerce transactions. This study utilized secondary data in looking at supervisory issues, including articles, books, research results, journals, papers and other scientific papers in the field of law that discusses consumer protection and e-commerce. Supervision will be less problematic if the status of e-commerce business actor is registered according to applicable regulation. Supervision should not entirely be Government responsibility, but the community as consumers must take part in the supervision. Keywords : e-commerce, supervision, consumer protection

A. Pendahuluan menggunakan internet sebagai sarana Pesatnya perkembangan e-commerce bertransaksi. Asia masih menjadi pasar beberapa tahun belakangan ini membuat e- yang menjanjikan bagi pertumbuhan e- commerce menjadi prospek bisnis yang commerce, terutama Cina dan negara besar dalam dunia perdagangan. Dengan ASEAN. Diprediksi pertum-buhan e- commerce di ASEAN dari tahun 2013 jumlah penduduk yang hampir lebih dari 258 juta jiwa (IMF, 2017), pasar e- hingga 2017 mencapai 25%, hasil ini commerce Indonesia pada tahun 2013 masih jauh berada diatas pertumbuhan mencapai US$ 1,3 miliar. Indonesia pasar di Amerika Serikat yang hanya 11 % merupakan pasar potensial bagi bisnis e- dan negara Uni Eropa yang hanya 10% commerce, tercatat pengguna internet di (Kearney, 2015). Indonesia mencapai 39 juta di mana Volume e-commerce diprediksi akan sekitar 5 juta atau 12 % diantaranya menyaingi volume perdagangan konven-

1 Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 sional, hal ini tidak mengherankan jika kita mulai diperkenalkan. Perkembangan inter- lihat keuntungan dari e-commerce tersebut, net ini mendorong transaksi-transaksi seperti jangkauan pasar yang luas dan perdagangan internasional semakin cepat. dapat menekan biaya operasional atau Dengan internet, batas-batas wilayah promosi (overhead) sebab perusahaan negara dalam melakukan transaksi dagang tidak harus membuka gerai (showroom) di menjadi tidak lagi signifikan. Praktik berbagai tempat dan memasang iklan perdagangan melalui internet digambarkan promosi di berbagai media untuk memper- juga sebagai “final frontiers of commerce” kenalkan produknya, cukup hanya dengan pada abad ke-21 ini (Kamlesh K. & membuat homepage atau website saja yang Debjani Nag). berisi informasi perusahaan beserta Banyaknya kemudahan dalam meng- produk-produknya. Industri e-commerce di akses internet membuat konsumen e- Indonesia diharapkan mampu terus ber- commerce meningkat, beberapa alasannya kembang. Tak cuma sekadar mendukung antara lain, adalah praktis, kemudahan perekonomian negeri ini, tapi juga menjadi sistem pembayaran, efisiensi waktu dan tulang punggung Indonesia di era digital banyaknya harga promo yang menarik dari ekonomi (http://biz.kompas.com). pelaku usaha online. Namun di balik Dalam kaitannya melakukan e- segala kemudahan dan keuntungan yang commerce, terdapat 2 (dua) cara melaku- ditawarkan, timbul pula kekhawatiran akan kan transaksi e-commerce yaitu melalui tanggung jawab perusahaan online kepada media internet dan melalui aplikasi konsumen e-commerce mengingat begitu Electronic Data Interchange (EDI) yang banyaknya perusahaan online. Melihat hal digunakan untuk mentransfer dokumen tersebut, maka akan sangat penting melihat secara elektronik seperti order pembelian, konsumen sebagai subjek yang sangat erat invoice, dokumen pengapalan dan kores- kaitannya dengan bisnis online tersebut. pondensi bisnis lainnya. EDI adalah cara Dengan segala kemudahan yang mengganti transaksi melalui kertas ke diperoleh dari perkembangan e-commerce dalam bentuk elektronik (Kamlesh K. & menjadikan adanya potensi pelanggaran Debjani Nag, 1999). Perkembangan yang akan dialami konsumen dalam internet dalam intensitas tinggi, pening- melakukan transaksi e-commerce. Anca- katan kapasitas, kemudahan mengakses man yang dimaksud adalah terdapatnya dan semakin murahnya biaya penggunaan pelanggaran-pelanggaran yang berpotensi internet menyebabkan perubahan revolu- merugikan konsumen dalam setiap sioner dalam penggunaannya di berbagai transaksi. Dalam kenyataannya, banyak bidang, seperti komunikasi, hiburan, kendala yang dihadapi terkait masalah pariwisata dan bidang lainnya. Namun dari perlindungan konsumen dalam transaksi e- sekian banyak tersebut, bidang perdagang- commerce, seperti ketidakjelasan hukum an yang mengalami perkembangan paling antar pelaku e-commerce, termasuk signifikan dalam penggunaan media mengenai hubungan-hubungan hukum dari internet di masyarakat. para pihak yang melakukan transaksi e- Perkembangan aturan-aturan perda- commerce. gangan juga tidak terlepas dari pengaruh Hukum harus dapat menegaskan perkembangan teknologi. Pengaruh tekno- secara pasti hubungan-hubungan hukum logi tersebut semakin nyata dengan dari para pihak yang melakukan transaksi lahirnya e-commerce. Perkembangan yang e-commerce. Tingginya pelanggaran dan cukup signifikan terjadi dengan melihat penipuan transaksi e-commerce serta dari kuantitas transaksi melalui sarana e- rendahnya kualitas pasca layanan, meru- commerce ini. E-commerce mulai berkem- pakan hambatan utama dalam membangun bang secara signifikan ketika internet kepercayaan kepada masyarakat digital di

2

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Indonesia. Salah satu contohnya adalah Pengaturan dalam UU ITE pada banyaknya kasus jual beli data yang dasarnya memberikan panduan pengaturan banyak dilakukan sehingga kasus phising mengenai e-commerce di Indonesia. Hal di perbankan. ini dapat dilihat dari ruang lingkup UU Menurut Indeks Kepercayaan Digital ITE. Berdasarkan penjelasan dari Pasal 2, (Digital Trust Index) dalam laporan Fraud pengaturan ini didasarkan karena peman- Management Insights 2017 yang diterbit- faatan teknologi informasi untuk informasi kan Experien dan International Data dan transaksi elektronik bersifat lintas Corporation (IDC), Indonesia hanya mem- teritorial atau universal. Selanjutnya peroleh skor 1,8 dalam hal tingkat ‘merugikan kepentingan Indonesia’ juga kepercayaan publik. Konsumen di memiliki ruang lingkup yang cukup luas Indonesia memiliki toleransi yang lebih yaitu meliputi namun tidak terbatas pada tinggi terhadap pelanggaran transaksi e- merugikan kepentingan ekonomi nasional, commerce dibandingkan negara Asia perlindungan data strategis, harkat dan Pasifik yang lain. Berbeda dengan negara- martabat bangsa, pertahanan dan keaman- negara maju yang cenderung lebih intoler- an negara, kedaulatan negara, warga negara serta badan hukum Indonesia. an terhadap pelanggaran e-commerce. Dalam Pasal 10 disebutkan bahwa pelaku Belum adanya perangkat hukum usaha yang terlibat dalam transaksi yang secara spesifik mengatur kegiatan e- elektronik dapat disertifikasi oleh lembaga commerce di Indonesia, menjadikan kegia- sertifikasi keandalan. Dengan penggunaan tan e-commerce selama ini berjalan secara kata ‘dapat’ menunjukkan bahwa sertifi- auto-pilot. Padahal pranata hukum meru- kasi ini tidak bersifat wajib sehingga pakan salah satu instrumen utama dalam dalam implementasinya dimungkinkan sebuah usaha. Perlindungan hak-hak tidak seragam antara satu pelaku usaha konsumen e-commerce di Indonesia masih dengan pelaku usaha lainnya. rentan. Belum diaturnya transaksi e- commerce secara spesifik dalam regulasi UU Perlindungan konsumen merupa- kan pedoman pelaku usaha dan konsumen di Indonesia, menjadikan payung hukum transaksi e-commerce terdapat di beberapa dapat menjalankan usahanya secara fair dan tidak merugikan konsumen. Perlin- bentuk regulasi, diantaranya dungan konsumen dalam era digital e- a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 mengenai Informasi dan commerce ini menjadi hal yang penting Transaksi Elektronik (“UU ITE”); dan dibutuhkan, ketika penjual dan pem- b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 beli hanya bermodalkan asas kepercayaan mengenai perdagangan (“UU dalam melakukan transaksi perdagangan Perdagangan”); elektronik. Jangan sampai perdagangan c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 elektronik dijadikan alat bagi pihak yang tentang Perlindungan Konsumen (UU tidak bertanggung jawab dalam memasar- Perlindungan Konsumen); kan produknya (http://news.liputan6.com). d. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun Perdagangan melalui e-commerce 2012 mengenai Penyelenggaraan Sis- juga menjadi perhatian khusus dalam UU tem dan Transaksi Elektronik (PP 82 No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Tahun 2012); dan Adanya Bab VIII tentang Perdagangan e. Rancangan Peraturan Pemerintah Melalui Sistem Elektronik Pasal 65 dan 66 tentang e-commerce sebagai imple- UU Perdagangan, maka semuanya akan mentasi atas UU Perdagangan yang diatur dengan jelas mulai dari identitas dan belum disahkan hingga saat ini (RPP e- legalitas pelaku usaha, persyaratan teknis commerce). barang dan kualifikasi jasa yang ditawar-

3 Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 kan, harga dan cara pembayaran, sampai Indonesia yang memang dirasa belum siap. dengan cara penyerahan barang. E-commerce merupakan model perjanjian UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang jual beli dengan karakteristik yang berbeda perlindungan konsumen memang telah dengan transaksi jual beli konvensional mengatur hak dan kewajiban bagi dan lingkupnya pun tidak hanya lokal produsen dan konsumen, namun tidak namun juga bersifat global. Sifatnya yang secara spesifik dapat diterapkan dalam e- sangat spesifik menjadikan e-commerce commerce. Belum adanya regulasi khusus memerlu-kan regulasi serta treatment yang mengatur masalah perjanjian virtual, khusus, terutama terkait dengan pengawas- maka secara otomatis perjanjian-perjanjian an transaksi e-commerce. Belum adanya di internet tersebut akan diatur oleh hukum regu-lasi yang secara khusus menangani e- perjanjian yang berlaku secara konvensio- commerce menjadikan kekosongan hukum nal. dalam hal pengawasan transaksi e- commerce. Dalam PP 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Berdasarkan latar belakang tersebut Elektronik khususnya Pasal 10, dalam hal terdapat permasalahan yang hendak diang- penyelenggaraan sistem elektronik, diatur kat dalam studi ini, antara lain adalah bahwa tenaga ahli untuk sektor strategis bagai-mana peran dan fungsi pemerintah harus merupakan WNI. Dalam hal tenaga dalam pengawasan e-commerce di Indonesia untuk menjamin terselenggara- ahli belum tersedia, dimungkinkan untuk memperkerjakan WNA. Dalam penje- nya hak-hak konsumen dalam transaksi e- lasannya disebutkan bahwa yang dimaksud commerce. dengan “Sistem Elektronik yang bersifat B. Studi Literatur strategis” adalah Sistem Elektronik yang dapat berdampak serius terhadap kepen- a. Pengawasan Perdagangan tingan umum, pelayanan publik, kelan- Definisi pengawasan, menurut caran penyelenggaraan negara, atau per- Peraturan Menteri Perdagangan No.20/M- tahanan dan keamanan negara. Contoh: DAG/ PER/5/2009 tentang Ketentuan dan Sistem Elektronik pada sektor kesehatan, Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau perbankan, keuangan, transportasi, perda- Jasa adalah serangkaian kegiatan yang gangan, telekomunikasi, atau energi. diawali pengamatan kasat mata, penguji- an, penelitian dan survei terhadap barang Rancangan Pemerintah terkait e- atau jasa, pemenuhan ketentuan standar, commerce yang saat ini tengah disusun pencantuman label, klausula baku, cara seolah menambah keyakinan pelaku usaha menjual, pengiklanan, serta pelayanan bahwa pemerintah tidak serius untuk purna jual barang dan jasa beredar di mendorong industri berbasis elektronik. pasar adalah barang atau jasa yang Sementara untuk ketentuan lebih lanjut ditawarkan, dipromosikan, diiklankan, akan diatur dalam Peraturan Pemerintah diperdagangkan, dipergunakan, atau yang hingga saat ini masih didorong dimanfaatkan konsumen di wilayah penyelesaiannya. Indonesia baik produksi dalam negeri Dari latar belakang yang telah maupun luar negeri. dipaparkan sebelumnya, terdapat hal yang Adapun ruang lingkup dari penga- belum diperhatikan yaitu masalah wasan yang dilakukan meliputi barang pengawasan. Sudah menjadi rahasia umum dan/atau jasa yang beredar di pasar, masalah pengawasan merupakan kendala barang yang dilarang beredar di pasar, yang amat sulit dikarenakan kondisi barang yang diatur tata niaganya, perda- geografis dan kondisi infrastruktur serta gangan barang-barang dalam pengawas- sumber daya manusia aparat pemerintah di an, serta distribusi. Pengawasan peme-

4

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

nuhan ketentuan standar dilakukan barang dan/atau jasa yang ditawarkan terhadap barang dan/atau jasa yang mempunyai kondisi yang baik namun beredar di pasar, yang telah diberlakukan pada kenyataannya tidak (Nasution, Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib, 2001). SNI yang diterapkan oleh pelaku usaha, Dalam transaksi e-commerce, aspek atau persyaratan teknis lain yang tanggung jawab juga berlaku untuk diberlakukan wajib oleh instansi teknis pelaku usaha, dalam hal ini merchant, yang berwenang. Untuk mencegah apabila konsumen menemui barang timbulnya pelanggaran terhadap konsu- dan/atau jasa yang dibelinya tidak sesuai men maka dibentuk Badan Penyelesaian perjanjian. Aspek tanggung jawab pelaku Sengketa Konsumen (BPSK), yang usaha dalam UU Perlindungan Konsumen tugasnya tidak hanya menyelesaikan diatur dalam Pasal 19 sampai dengan sengketa, namun juga melakukan penga- Pasal 28. Aspek ini berlaku pada saat wasan terhadap pencantuman klausula pelaku usaha melakukan perbuatan yang baku. menyebabkan kerugian bagi konsumen. b. Transaksi E-Commerce Dalam UU Kerugian ini dapat berupa kerusakan, Perlindungan Konsumen pencemaran barang dan/atau jasa yang Dalam konteks hukum perlindungan diperdagangkan oleh pelaku usaha. Aspek konsumen yang berlaku di Indonesia, tanggung jawab ini tidak hanya berlaku yaitu UU No 8 Tahun 1999 tentang bagi pelaku usaha dalam memproduksi Perlindungan Konsumen, hak dan kewa- barang dan/atau jasa, namun juga bagi jiban konsumen dan pelaku usaha telah pelaku usaha periklanan serta importir diatur dengan jelas dan tegas. Untuk hak barang atau penyedia pelaku jasa asing. dan kewajiban konsumen diatur dalam Aspek hukum perlindungan konsu- Pasal 4 dan 5 UU Perlindungan Konsu- men di atas akan berlaku apabila diantara men, sedangkan untuk hak dan kewajiban pelaku usaha dan konsumen berada dalam pelaku usaha diatur dalam Pasal 6 dan 7 satu wilayah yurisdiksi yang sama yaitu UU Perlindungan Konsumen. Dalam yurisdiksi Indonesia. Masalah akan pasal-pasal tersebut diatur bagaimana timbul apabila antara pelaku usaha dan proporsi atau kedudukan konsumen dan konsumen memiliki yurisdiksi yang pelaku usaha dalam suatu mekanisme berbeda. Untuk pelaku usaha yang berada transaksi bisnis atau perdagangan. dil uar wilayah Indonesia, sebenarnya Dalam konteks transaksi e- tergantung kepada perjanjian antara para commerce, aspek hukum perlindungan pihak yang telah disepakati sebelumnya. konsumen yang berkaitan langsung Biasanya dalam kontrak akan dimuat dengan konsumen adalah yang mengenai klausula choice a law (pilihan hukum), aspek perbuatan yang dilarang bagi namun dari beberapa yang ada di pelaku usaha dan tanggung jawab pelaku lapangan, seperti halnya amazon.com, usaha. Aspek perbuatan yang dilarang dalam klausula condition of use yang bagi pelaku usaha dalam UU Perlin- diterbitkannya, amazon.com menegaskan dungan Konsumen diatur dalam Pasal 8 bahwa untuk setiap transaksi yang sampai dengan Pasal 17. Aspek ini dapat dijalankannya berlaku The Law of State of diberlakukan apabila dapat dibuktikan Washington sebagai pilihan hukumnya bahwa barang dan/jasa yang diper- (Nasution, 2001). UU Perlin-dungan dagangkan melalui e-commerce melang- Konsumen belum secara jauh mengatur gar ketentuan ini. Selanjutnya terkait tentang hal tersebut, dan apabila suatu dengan hal ini pula tentang dilarangnya ketika terjadi suatu sengketa maka iklan yang menyesatkan konsumen instrumen hukum yang tepat digunakan maupun yang mengelabui, seolah-olah adalah menggunakan hukum perdata

5 Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 internasional, seperti perjanjian dan Secara sistematis lingkup pengaturan yurisprudensi. mengenai perdagangan yang diatur Prinsip utama transaksi secara online didalam UU perdagangan ini meliputi, di Indonesia masih lebih mengedepankan perdagangan dalam negeri, perdagangan aspek kepercayaan atau “trust” terhadap luar negeri, perdagangan perbatasan, penjual maupun pembeli. Prinsip standarisasi, perdagangan melalui sistem keamanan infrastruktur transaksi secara elektronik, perlindungan dan pengamanan online seperti jaminan atas kebenaran perdagangan, pemberdayaan koperasi dan identitas penjual/pembeli, jaminan usaha mikro kecil menengah, pengem- keamanan jalur pembayaran (payment bangan ekspor, kerjasama perdagangan gateway), jaminan keamanan dan internasional, sistem informasi perda- keandalan website e-commerce belum gangan, tugas dan wewenang pemerintah menjadi perhatian utama bagi penjual di bidang perdagangan, komite perda- maupun pembeli, terlebih pada transaksi gangan nasional, pengawasan dan berskala kecil sampai medium dengan penyidikan. nilai nominal transaksi yang tidak terlalu Terkait dengan e-commerce, dalam besar (misalnya transaksi jual beli melalui UU Perdagangan juga telah mengatur jejaring sosial, komunitas online, toko mengenai perdagangan melalui sistem online, maupun blog). elektronik atau e-commerce, yang diatur dalam Pasal 65 dan 66. Pemberlakuan Adanya payung hukum yang jelas terkait perlindungan konsumen dan aturan e-commerce yang tercantum di kesadaran masyarakat terhadap product dalam UU Perdagangan ini berlaku untuk awarnesss diharapkan dapat mengurangi skala internasional. Maksudnya adalah atau meminimalisir resiko terjadinya seluruh transaksi elektronik yang dilaku- praktek perdagangan yang curang yang kan pelaku usaha dalam negeri dan luar dapat melindungi konsumen, terutama negeri, yang menjadikan Indonesia konsumen e-commerce. sebagai pasar wajib mematuhi aturan e- commerce yang ada di dalam UU Perda- c. E-Commerce Dalam UU gangan dan peraturan pelaksanaannya Perdagangan (Nasution, 2001). Dalam UU Perdagang- Undang-Undang perdagangan ini an ini, Pemerintah mengatur bagaimana merupakan manifestasi dari keinginan un- transaksi elektronik dan bisnis online tuk memajukan sektor perdagangan yang dapat dipertanggungjawabkan oleh pelaku dituangkan dalam kebijakan perdagangan bisnis dan dapat memberikan perlindung- dengan mengedepankan kepentingan an terhadap konsumen. Tujuan dari nasional. Hal ini sangat jelas dalam Pasal pengaturan e-commerce dalam UU 2 huruf (a) UU Perdagangan tersebut Perdagangan adalah untuk memberikan yang menyatakan bahwa: “Kebijakan perlindungan kepada konsumen dan juga perdagangan disusun berdasarkan asas bagi para pelaku usaha. kepentingan nasional”. Kepentingan nasional tersebut antara lain meliputi: Dalam pasal 65 UU Perdagangan ini mendorong pertumbuhan ekonomi, men- mewajibkan pelaku usaha e-commerce dorong daya saing perdagangan, melin- untuk menyediakan data dan/atau infor- dungi produksi dalam negeri, memperluas secara lengkap dan benar sehingga pasar tenaga kerja, perlindungan konsu- akan memudahkan untuk menelusuri men, menjamin kelancaran/ketersediaan legalitasnya. Hal ini sangat baik dalam barang dan jasa, penguatan UMKM dan segi perlindungan konsumen namun, implementasi dari ketentuan ini akan sulit lain sebagainya (Nasution, 2001). terwujud jika aturan pelaksananya tidak segera diterbitkan oleh pemerintah,

6

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

karena e-commerce itu sendiri sangat hal perlindungan konsumen. Isu yang pen- kompleks dan terjadi di lintas negara. ting dari perdagangan e-commerce dalam Undang-undang Perdagangan berusaha UU Perdagangan ini adalah bagaimana UU untuk merumuskan sebuah kebijakan ini dapat melindungi pelaku usaha mikro untuk mengatur perdagangan, baik itu yang baru berkembang tanpa mengesam- perdagangan dalam negeri maupun luar pingkan perlindungan konsumen. Adanya negeri melalui sebuah kebijakan dan amanat dari Pasal 65 UU Perdagangan pengendalian, dan salah satunya adalah terkait pelaku usaha e-commerce yang terkait dengan perlindungan konsumen. diharuskan menyediakan data dan Kementerian Perdagangan bersama informasi akan memberikan dampak baik stakeholder terkait sedang menyusun bagi perlindungan konsumen. Dalam Pasal peraturan pelaksana berupa Rancangan 65 ayat (4) UU Perdagangan disebutkan: Peraturan Pemerintah yang relevan terkait (4) Data dan/atau informasi dengan perdagangan e-commerce sebagai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) implementasi dari amanat Pasal 66 UU paling sedikit memuat: Perdagangan. Hal ini merupakan awal a. identitas dan legalitas Pelaku Usaha sebagai produsen atau yang baik karena akhirnya Indonesia memiliki dasar hukum untuk melakukan Pelaku Usaha Distribusi; pengelolaan perdagangan transaksi elek- b. persyaratan teknis Barang yang tronik. Pengaturan e-commerce ini tentu- ditawarkan; nya dapat memberikan kejelasan bagi c. persyaratan teknis atau kualifi-kasi pelaku usaha e-commerce dan konsumen Jasa yang ditawarkan; masyarakat yang sering melakukan d. harga dan cara pembayaran kegiatan bisnis berbasis internet. Sebagai- Barang dan/atau Jasa; dan mana dijelaskan sebelumnya pangsa pasar e. cara penyerahan Barang. e-commerce Indonesia merupakan Pasal 65 UU Perdagangan ini hampir tertinggi di ASEAN dan diperkirakan selaras dengan ketentuan Pasal 25 akan tumbuh sekitar US$ 25-30 miliar Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2012 (Kearney, 2015). Tentang Penyelenggara Sistem Transaksi Aspek perlindungan konsumen Elektronik (PP PSTE). Harmonisasi kebi- dalam UU perdagangan dapat dilihat dari jakan ini penting untuk dapat menjamin adanya aturan terkait standarisasi dan adanya kepastian hukum dalam menjalan- label. Hal ini akan sangat mendukung kan bisnis e-commerce baik bagi pelaku praktek perlindungan bagi konsumen. usaha maupun bagi konsumen. Sehingga Adanya aturan standarisasi sebuah produk pelaku bisnis e-commerce dapat menja- menjadikan suatu produk yang akan lankan bisnisnya tanpa mengabaikan dijual ke konsumen memiliki kualitas perlindungan sebagai konsumen. yang sudah terstandar dan diakui oleh Penguatan perlindungan konsumen peme-rintah, sehingga akan mengurangi dalam perdagangan e-commerce adalah resiko dari segi keamanan dan kesela- aspek yang sangat penting. Selain aturan matan konsumen. Terkait dengan label, dan regulasi, diperlukan juga penguatan hal ini juga salah satu aspek perlindungan dalam bentuk mekanisme kelembagaan konsumen dalam UU Perdagangan, yang meningkatkan signifikansi dan karena dalam ketentuannya semua kepercayaan (kredibilitas) dari barang/jasa yang masuk ke Indonesia lembaga‐lembaga terkait yang memiliki harus menggunakan label bahasa kewenangan untuk melindungi kedua Indonesia. belah pihak (pelaku usaha dan konsumen) Dalam UU Perdagangan tersebut dari praktik penipuan dan penyalahguna- telah memuat beberapa poin penting dalam an media internet.

7 Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Bentuk penguatan mekanisme C. Metode Penelitian kelembagaan dapat dilakukan dengan Metode penelitian yang digunakan memperkuat fungsi lembaga keandalan dalam penelitian ini adalah penelitian sebagai pihak ketiga yang dapat dipercaya hukum Juridis Normative, penelitian ini dalam menerbitkan Sertifikat Digital dan berbasis pada analisis terhadap norma membuat iklim perdagangan Elektronis hukum, yaitu hukum dalam arti law as it is menjadi lebih aman dan terpercaya oleh written in the books and statutes (dalam masyarakat pengguna. Untuk dapat literatur dan peraturan perundang- berjalan secara efektif, UU Perdagangan undangan) (Dworkin, 1973). Metode ini yang ada saat ini membutuhkan suatu dipilih karena obyek kajian penelitian Peraturan Pemerintah terkait e-commerce adalah mengenai fakta-fakta empiris agar dapat menjalankan aturan-aturan e- (reality) dari interaksi antara hukum dan commerce tersebut. masyarakat. Sertifikasi bagi pelaku usaha pada Penelitian ini menggunakan data Perdagangan e-commerce telah diatur sekunder yang diperoleh melalui studi secara komprehensif dalam hukum positif kepustakaan. Penggunaan data sekunder lain, yaitu melalui UU ITE dan PP PSTE. atau kepustakaan dimaksudkan untuk: Sementara terkait dengan pembayaran 1) memberikan informasi kepada online, RPP e-commerce sebaiknya meni- pembaca mengenai hasil penelitian lain tikberatkan eksistensi sertifikasi bagi yang berhubungan dengan penelitian pelaku usaha (merchant) e-commerce ter- yang sedang dilakukan, kait penyelenggaraan pembayaran secara 2) menghubungkan suatu penelitian yang online. Tujuan sertifikasi penyelenggara dilakukan secara berkesinambungan pembayaran e-commerce adalah untuk untuk mengisi kekurangan dan meningkatkan keamanan dan kenyaman- memperluas penelitian lainnya, dan an bertransaksi melalui sistem pembayar- 3) memberikan kerangka dan acuan untuk an online. Sertifikasi penyelenggara ini membandingkan suatu penelitian dilakukan oleh penyedia jasa keuangan dengan temuan-temuan lainnya. (PJK), serta diatur dan diawasi oleh otoritas jasa keuangan terkait (BI) sebagai Adapun data sekunder dalam peneli- suatu bagian tak terpisahkan dari lalu tian ini menggunakan bahan hukum lintas sistem pembayaran nasional. primer, bahan hukum sekunder, bahan Pemerintah melalui juga perlu mem- hukum tersier dan bahan non hukum. bangun kepercayaan antara pelaku usaha Bahan hukum primer berupa peraturan dan konsumen dalam perdagangan e- perundang-undangan terkait perlindungan commerce melalui penerapan praktik konsumen dan perdagangan elektronik. bisnis yang adil dan tidak merugikan Bahan hukum sekunder berupa artikel, semua pihak. Penerapan praktik bisnis buku, hasil penelitian, jurnal, makalah dan yang adil memerlukan penguatan sistem tulisan ilmiah lainnya di bidang hukum hukum yang mangatur perlindungan yang membahas mengenai perlindungan kedua belah pihak (pelaku usaha dan konsu-men dan e-commerce. Bahan konsumen), kebijakan praktis, dan hukum tersier berupa kamus dan kebijakan proteksi yang dapat diandalkan, ensiklopedia hukum serta dari media yang bertujuan untuk meningkatkan elektronik berupa internet. Bahan non kepercayaan konsumen dan menjaga hukum adalah segala dokumen, gambar, derajat keseimbangan hak dan kewajiban data statistik, berita surat kabar dan antara konsumen dan pelaku usaha dalam berbagai artikel umum. transaksi perdagangan e-commerce. Data yang terkumpul dalam peneli- tian ini akan dianalisis secara deskriptif

8

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

dengan pendekatan kualitatif (qualitative baik terhadap transaksi e-commerce. approach), yaitu dengan memberikan Fungsi pengawasan yang diamanatkan pemaparan dan menjelaskan secara me- oleh UU perdagangan hanya sebatas pada nyeluruh dan mendalam (holistic/vers- perdagangan secara umum bukan pada telen), berdasarkan kata-kata yang disusun perdagangan e-commerce yang memiliki dalam sebuah latar ilmiah, untuk me- karakteristik yang berbeda dengan perda- ngungkap apa yang tampak maupun yang gangan konvensional. terdapat dibalik peristiwa nyata dengan Adanya celah dalam fungsi penga- maksud mencari pemahaman dan jawaban wasan ini dapat menjadi celah bagi pelang- dari pokok permasalahan penelitian. garan-pelanggaran dalam transaksi e- D. Analisis dan Pembahasan commerce, seperti masalah standarisasi. Mudahnya bertransaksi di internet dengan a. Pengawasan Transaksi E-Commerce iming-iming harga yang murah, terkadang Maraknya perdagangan online atau banyak konsumen hanya melihat pada yang kita sebut e-commerce belakang ini harga yang murah, bukan pada kualitas menjadikan masyarakat sangat dimudah- barang yang dijual. Hal ini yang menjadi- kan dalam melakukan transaksi dalam kan celah bagi pelaku usaha/importir nakal memenuhi berbagai kebutuhannya. Pene- untuk menyiasati masuknya barang-barang rapan e-commerce telah menjadi sesuatu yang seharusnya tidak memenuhi standari- yang lumrah dilakukan oleh para pelaku sasi yang ditetapkan oleh pemerintah usaha untuk menyesuaikan diri dengan melalui Standar Nasional Indonesia (SNI), kebutuhan pasar. Perkembangan e- namun lewat transaksi e-commerce commerce secara global memberikan barang-barang produk non SNI ini dapat peluang bagi perusahaan kecil, menengah bebas masuk di masyarakat. untuk bersaing lebih baik dengan peru- sahaan besar karena akses pasar yang Dari ketentuan perundangan-undang- menjadi setara. Peluang ini hanya bisa an regulasi yang telah ada, terlihat dimanfaatkan pelaku usaha yang kompeten Pemerintah sangat concern terhadap per- dalam pemanfaatan e-commerce. lindungan konsumen di Indonesia. Namun seperti kita ketahui, maraknya perda- Pelaksanaan transaksi e-commerce gangan online dewasa ini menjadikan harus diimbangi dengan adanya pengawas- semakin terbukanya pangsa pasar di an yang tegas dalam setiap implementasi- Indonesia, mudahnya offering dan nya. Dalam UU Perdagangan sendiri acceptance terhadap sebuah produk barang fungsi pengawasan terhadap perdagangan yang dijual lewat e-commerce menjadikan e-commerce belum sepenunya diatur oknum-oknum yang tidak bertanggung dengan jelas. Dalam Bab XVI Pasal 98 jawab menggunakan sarana e-commerce UU Perdagangan mengenai pengawasan ini dalam memperdagangkan produknya disebutkan: yang seharusnya tidak memenuhi syarat (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk diperdagangkan di Indonesia. Tidak mempunyai wewenang melakukan hanya itu e-commerce pun dijadikan sara- pengawasan terhadap kegiatan na bagi sindikat pengedar narkoba dalam Perdagangan. menjaja-kan narkoba kepada konsumen (2) Dalam melaksanakan pengawasan dengan bentuk lain, seperti makanan lewat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) e-commerce. Hal ini tentunya sangat Pemerintah menetapkan kebijakan mengkhawatirkan, terutama dari sisi pengawasan di bidang Perdagangan. konsumen, karena ketiadaan jaminan atas Nilai transaksi e-commerce yang barang atau produk yang dibeli dari segi cenderung naik (Kemendag, 2016) belum kesehatan maupun keselamatan, sebagai diimbangi oleh fungsi pengawasan yang prinsip dalam perlindungan konsumen.

9 Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Pengawasan terhadap pelaku transak- dengan perdagangan konvensional pada si e-commerce akan mudah dilakukan umumnya yang tidak membutuhkan apabila setiap pelaku usaha e-commerce kehadiran fisik bagi pelaku usaha memiliki status yang jelas. Dalam UU (http://bisnis.liputan6.com). Dikarenakan ITE, setiap pelaku usaha online harus karakteristik e-commerce berbeda dengan disertifikasi oleh lembaga yang berkom- perdagangan konvensional, Pemerintah peten. Legalitas dan identitas pelaku melalui Penyidik Pegawai Negeri Sipil industri e-commerce menjadi sangat (PPNS) harus dapat meningkatkan penting dalam fungsi pengawasan. Adanya kemampuan teknis dalam hal teknologi status yang jelas dan terdaftar ini, selain informasi dan bila perlu menggandeng mempermudah Pemerintah sebagai penga- perusahaan dibidang teknologi informasi was juga akan memberikan nilai tambah guna meningkatkan kemampuan penyidik- kepercayaan masyarakat konsumen terha- nya di lingkup teknologi informasi. dap pelaku usaha e-commerce. Banyaknya fenomena pelanggaran Selain belum adanya mekanisme yang dilakukan dalam transaksi e- regulasi yang jelas terhadap status pelaku commerce menjadikan konsumen belum usaha e-commerce, mereka juga keberatan sepenuhnya percayanya terhadap layanan dengan pengenaan pajak yang akan dibe- e-commerce di Indonesia. Hal ini juga bankan oleh pemerintah. Karena mereka tercermin dari data yang di tunjukkan oleh menganggap perdagangan online berbeda penelitian A.T. Kearney.

Gambar 1. Kendala E-Commerce di Negara ASEAN

Sumber: AT. Kearney Analysis Dalam Penelitian Kearney disebut- Singapura yang memiliki tingkat keper- kan bahwa konsumen membutuhkan cayaan konsumennya dalam menggunakan sebuah transaksi e-commerce yang aman, credit card terbilang cukup tinggi diban- dan dari enam negara ASEAN yang ada, dingkan yang lain, yaitu 41% yang 60% konsumen di Indonesia masih belum menyatakan tidak aman menggunakan sepenuhnya percaya terhadap penggunaan kartu kredit pada saat melakukan transaksi credit card dalam transaksi e-commerce. e-commerce. Dari enam negara ASEAN, hanya

10

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Dari data dan penelitian tersebut dan keseimbangan, tidak boleh merugikan disebutkan sebab-sebab konsumen merasa kepentingan pelaku usaha (Ahmadi Miru tidak aman dalam melakukan transaksi e- dan Sutarman Yodo, 2010), namun seba- commerce, yaitu adanya kesenjangan liknya melalui perlindungan konsumen peraturan, tidak ada yurisdiksi lintas batas tersebut diharapkan dapat mendorong dan adanya kejahatan dunia maya (cyber iklim berusaha yang sehat dan lahirnya crime) yang sulit dihindari. Melihat hal ini perusahaan yang tangguh dalam meng- concern pertama yang harus dilakukan hadapi persaingan melalui penyediaan pemerintah adalah memberikan aturan barang dan/atau jasa yang berkualitas. hukum dan regulasi yang jelas dan tegas Upaya pembinaan perlindungan konsumen terkait transaksi e-commerce dengan yang diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan stakeholder dan pelaku usaha sebagai amanat UU adalah sebagai upaya e-commerce. untuk menjamin diperolehnya hak konsu- Adanya UU Perdagangan ini men- men dan pelaku usaha serta dilaksana- jadikan transaksi e-commerce memiliki kannya kewajiban masing-masing sesuai payung hukum yang jelas dalam pelaksa- asas keadilan. naannya. Namun UU Perdagangan masih Terkait dengan pengawasan juga di memerlukan Peraturan Pemerintah terkait atur dalam Pasal 30 UU PK, dalam Pasal e-commerce yang akan mengatur secara 30 tersebut fungsi pengawasan lebih teknis transaksi e-commerce yang ada. banyak menitikberatkan pada peran Sebagai informasi saat ini Rancangan masyarakat dan Lembaga Perlindungan Peraturan Pemerintah E-commerce sedang Konsumen Swadaya Masyarakat, diban- dirumuskan oleh Pemerintah, dalam hal ini dingkan dengan peran pemerintah yang Kementerian Perdagangan dengan me- pelaksa-naannya dilakukan oleh menteri libatkan kementerian terkait lainnya serta dan/atau menteri teknis terkait. Dalam stakeholder dan pelaku usaha, agar dapat Pasal 30 ayat (4) tersebut juga disebutkan menghasilkan, rumusan yang baik bagi bahwa apabila pengawasan oleh masya- perkembangan e-commerce di Indonesia. rakat dan Lembaga Perlindungan Konsu- b. Fungsi Pengawasan dan kontrol men Swadaya Masyarakat ternyata men- dapatkan hal-hal yang menyimpang dari Pemerintah dalam UU Perlindungan peraturan perundang-undangan yang ber- Konsumen (UU PK) Dalam menjalankan fungsi pem- laku dan membahayakan konsumen, binaan dan pengawasan serta menjamin menteri dan/atau menteri teknis mengam- terlaksananya perlindungan konsumen atas bil tindakan sesuai dengan peraturan barang-barang yang diperjualbelikan, perundang-undangan yang berlaku Pemerintah menyusun UU Perlindungan (Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2010). Konsumen. Dalam pasal 29 UU PK Hal ini berarti untuk mengetahui ada atau tersebut, faktor utama yang menjadi tidaknya suatu barang dan/atau jasa yang kelemahan konsumen adalah tingkat tidak memenuhi ketentuan peraturan yang pemahaman dan kesadaran akan haknya berlaku yang beredar di pasaran, maka yang masih rendah dan hal ini berkorelasi pemerintah sepenuhnya menyerahkan dan dengan faktor pendidikan konsumen yang menanti adanya laporan masyarakat dan/ atau Lembaga Perlindungan Konsumen rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam Pasal 29 UU PK disebutkan adanya Swadaya Masyarakat untuk kemudian tanggung jawab pemerintah atas pembina- diambil tindakan. an penyelenggaraan perlindungan konsu- Masih minimnya kesadaran masya- men untuk memberdayakan konsumen rakat sebagai konsumen terhadap hak-hak dalam memperoleh haknya. Pemberdayaan mereka masih rendah, hal ini dapat terlihat konsumen tersebut, sesuai asas keadilan dari Indeks Kepercayaan konsumen (IKK)

11 Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Indonesia tahun 2016 sebesar 30,86%, luasnya wilayah Indonesia. Demikian pula jauh dari IKK negara Eropa yang men- pembinaan pelaku usaha dan pengawasan capai 51,31% (http://mediaindonesia.com). terhadap barang dan/atau jasa yang beredar Konsumen belum sadar untuk melakukan di pasar tidak semata-mata ditujukan untuk tindakan preventif atau pencegahan, dan melindungi kepentingan konsumen namun baru akan bertindak melaporkan kepada sekaligus bermanfaat bagi pelaku usaha pihak yang berwenang, jika sesuatu dalam rangka meningkatkan daya saing masalah telah terjadi, misalnya keracunan barang dan/atau jasa di pasar global. Di suatu produk makananan yang tidak layak samping itu diharapkan pula tumbuhnya konsumsi menimpa dirinya atau keluar- hubungan usaha yang sehat antara pelaku ganya. Satu-satunya pihak yang diharap- usaha dan konsumen, yang pada gilirannya kan dapat melaksanakan tugas pengawasan dapat menciptakan iklim usaha yang sesuai harapan pasal 30 ini adalah kondusif. Lembaga Perlindungan Konsumen Adanya keterlibatan pemerintah Swadaya Masyarakat (LPKSM), hanya dalam pengaturan ekonomi rakyat, seperti saja untuk melaksanakan fungsi penga- hubungan antara pelaku usaha dengan wasan yang menuntut adanya penelitian, konsumen, berdasarkan asas keseimbang- pengujian dan atau melaksanakan survey an kepentingan, asas pengawasan publik terhadap sebuah produk dan atau jasa yang dan asas campur tangan negara terhadap diduga melanggar ketentuan, membutuh- kegiatan ekonomi, yang ketiganya ber- kan biaya yang tidak sedikit jumlahnya sumber pada aspek hukum publik. Adanya dan hal itu akan menimbulkan ketidak- asas keseimbangan yang dalam hal ini konsistenan hasil dalam melakukan tindak- hakikat keseimbangan yang dimaksud an pengawasan. adalah juga keadilan bagi kepentingan Ketidakjelasan peran pemerintah maing-masing pihak, yaitu konsumen, yang seolah hanya menyerahkan fungsi pelaku usaha dan pemerintah. Kepentingan pengawasan kepada masyarakat dan pemerintah dalam hubungan ini tidak Lembaga Perlindungan Konsumen Swa- dapat dilihat dalam hubungan transaksi daya Masyarakat ini kemudian dijawab dagang secara langsung menyertai pelaku dengan lahirnya Peraturan Pemerintah usaha dan konsumen. Kepentingan Nomor 58 tahun 2001 Tentang Pembinaan pemerintah dalam rangka mewakili Dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlin- kepentingan publik yang kehadirannya dungan Konsumen. Dalam Peraturan tidak secara langsung diantara para pihak, Pemerintah ini, pemerintah telah ikut aktif namun melalui berbagai pembatasan melakukan fungsi pengawasan sebagai- dalam bentuk kebijakan yang dituangkan mana masyarakat dan LPKSM, walaupun dalam berbagai peraturan perundang- dengan objek pengawasan yang sedikit undangan. berbeda. Sistem perekonomian yang semakin Lebih jelasnya bentuk pengawasan kompleks, berdampak pada perubahan tersebut diatur dalam Pasal 8 dan 9 PP No konstruksi hukum dalam hubungan antara 58 Tahun 2001. Menyangkut bentuk produsen dan konsumen. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh ma- UU Perlindungan Konsumen, kecen- syarakat, dalam penjelasan umum per- derungan caveat emptor dapat mulai aturan pemerintah tersebut menentukan diarahkan menuju caveat venditor bahwa pengawasan perlindungan konsu- (Shidarta, 2006:62). Caveat emptor adalah men saat ini dilakukan secara bersama suatu kondisi dimana konsumen harus oleh pemerintah, masyarakat dan LPKSM, berhati-hati karena posisi pelaku usaha mengingat banyak ragam dan jenis barang kuat, diarahkan menuju caveat venditor dan/atau jasa yang beredar di pasar serta yaitu suatu kondisi dimana pelaku usaha

12

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

harus berhati-hati karena konsumen sudah melalui konsumen sebagai first taker, memahami mengenai perlindungan dalam bertransaksi. Pola ini diambil konsumen. karena melihat masih terbatasnya SDM pengawas dalam instansi pemerintah E. Kesimpulan dibandingkan perkembangan teknologi Perkembangan transaksi e-commerce informasi yang sedemikian masif saat ini. yang pesat harus diimbangi dengan adanya Selain fungsi pengawasan yang menjadi pengawasan yang tegas dalam setiap tanggungjawab Pemerintah, Masyarakat implementasinya. Pengawasan dalam juga harus terus diberikan sosialisasi akan setiap transaksi e-commerce memang tidak pentingnya hak-hak mereka sebagai semudah ketimbang melakukan penga- konsumen. wasan terhadap transaksi perdagangan Daftar Pustaka konvensional. Pengawasan akan mudah dilakukan apabila status pelaku usaha e- Buku commerce terdaftar sesuai regulasi yang berlaku. Pengawasan tidak serta merta Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia tanggung jawab Pemerintah, namun (APJII), 2015, Profil Pengguna Internet masyarakat sebagi konsumen harus ikut Indonesia 2014. Jakarta: Puskakom UI. andil dalam pengawasan, karena dalam hal Asyhadie, Zaeni, 2012, Hukum Bisnis: ini konsumen harus menjadi konsumen Prinsip dan Pelaksanaannya di cerdas yang harus mengerti produk apa Indonesia. Yogyakarta: PT. yang mereka konsumsi, karena karak- Rajagrafindo, 2012. teristik perdagangan e-commerce yang Badrulzaman, Mariam Darus, 1986, berbeda dengan perdagangan konven- Perlindungan Terhadap Konsumen sional. Adanya pengawasan ini juga akan Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku memberikan rasa kepercayaan konsumen (Standar), dalam BPHN, Simposium terhadap produk dan jasa e-commerce Aspek-Aspek Hukum Perlindungan yang diperjualbelikan. Konsumen. : Binacipta. Bajaj, Kamlesh K. & Debjani Nag, 1999, Hukum perlindungan konsumen E-commerce: The Cutting Age of yang berlaku di Indonesia telah mengatur hak dan kewajiban konsumen serta pelaku Business. New Delhi: Tata Mcgraw- usaha dengan jelas dan tegas. Dalam pasal- Hill Publishing Company Limited. pasal tersebut diatur bagaimana proporsi Direktorat Kerjasama ASEAN, Kemendag, atau kedudukan konsumen dan pelaku 2015, Indonesia E-commerce Menuju Asean Free Trade Area (AFTA). usaha dalam suatu mekanisme transaksi bisnis atau perdagangan. Telah jelasnya Hartano, Sri Redjeki, 2000, Aspek-aspek proporsi antara pelaku usaha dan Hukum Perlindungan Konsumen Pada konsumen akan memudahkan pemerintah Era Perdagangan Bebas, Dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap Hukum Perlindungan Konsumen. perdagangan yang ada. Bandung: Mandar Maju. Kearney, A.T., 2015, Lifting The Barriers F. Rekomendasi of E-commerce in ASEAN. CIMB ASEAN Research Institute. Fungsi pengawasan Pemerintah ter- Kian, Catherine Tay Swee. Et al., 2001, E- hadap perdagangan elektronik harus tetap commerce Law (What You Need to dilakukan dengan melibatkan masyarakat Know). Singapore: Times Books sebagai konsumen aktif. Dengan mulai International. beralihnya pola perdagangan konvensional Kyauk, S.T., & Chaipoopirutana, S., 2014, ke pola perdagangan digital, fungsi Factors Influencing Repurchase pengawasan diharapkan dapat berkembang Intention: A Case Study of Xyz.Com

13 Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Online Shopping Website in Myanmar. Indonesia Tahun 1999 Nomor 42. International Conference on Trends in Jakarta. Economics, Humanities and Undang - Undang No.11 Tahun 2008. Management (ICTEHM'14) Aug 13-14, Informasi dan Transaksi Elektronik. 2014 Pattaya (Thailand). 21 April 2008. Lembaran Negara Laudon, K. C, & Laudon, J., 2014, Republik Indonesia Tahun 2008 Management Informaton System. Nomor 58. Jakarta. England: Pearson Education Inc. Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2001. Marzuki, Peter Mahmud, 2011, Penelitian Pembinaan dan Pengawasan Hukum. Jakarta: Prenada Media Group. Penyelenggaraan Perlindungan Miru, Ahmadi dan Sutarman Yodo, 2010, Konsumen. 21 Juli 2001. Lembaran Hukum Perlindungan Konsumen. Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nomor 103. Sekretaris Negara Nasution, Az., 2001, Revolusi Teknologi Republik Indonesia. Jakarta. Dalam Transaksi Bisnis Melalui Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012. Internet, Jakarta: Jurnal Penyelenggaraan Sistem Transaksi KeadilanVolume I. Elektronik. 15 Oktober 2012. Lembaran Nasution, Az., 1995, Konsumen dan Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Hukum. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Nomor 189. Jakarta. Newsletter Komisi Hukum Nasional, Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-62/ 2014, Desain Hukum (Kiblat UU PJ/2013. Mengenai Penegasan Perdagangan Baru). Jakarta, Vol 14. Ketentuan Perpajakan AtasTransaksi Sanusi, Arsyad, 2001, E-commerce: E-Commerce. 27 Desember 2013. Hukum dan Solusinya. Bandung: PT Direktur Jenderal Pajak. Jakarta. Mizan Grafika Sarana. Peraturan Menteri Perdagangan No 73/M- Sanusi, Arsyad, 2011, Hukum E- Dag/Per/9/2015. Kewajiban Commerce. Jakarta: Sasrawarna Pencantuman Label Dalam Bahasa Printing. Indonesia Pada Barang. 28 September Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan 2015. Jakarta Konsumen Indonesia. Jakarta: Grasindo. Internet Yodo, Sutarman, 2014, Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT http://www.jpnn.com/read/2015/04/27/300 A. Miru – Raja Grafindo Persada. 672/Perkembangan-Bisnis-e- commerce-di-Indonesia-Melesat. Peraturan Perundang-Undangan Diunduh 13 Agustus 2015. http://www.neraca.co.id/article/50848/tra Undang - Undang No.5 Tahun 1999. nsaksi-e-commerce-dilindungi-uu- Larangan Praktek Monopoli dan perlindungan-konsumen. Diunduh 13 Persaingan Usaha Tidak Sehat. Agustus 2015. 5 Maret 1999. Lembaran Negara http://news.liputan6.com/read/2221236/bis Republik Indonesia Tahun 1999 nis-penjualan-online--ganja- Nomor 33. Jakarta dibongkar. Diunduh 15 Agustus 2015. Undang - Undang No.7 Tahun 2014. http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20 Perdagangan. 11 Maret 2014. 151102145625-92-88914/kemendag- Lembaran Negara Republik Indonesia wajibkan-barang-jualan-e-commerce- Tahun 2014 Nomor 45. Jakarta bersertifikat-sni/. Diakses November Undang - Undang No.8 Tahun 1999 2017. Perlindungan Konsumen. 20 April https://blog.veritrans.co.id/yuk-mengenal- 1999. Lembaran Negara Republik payment-gateway-dan-keuntungan-bila-

14

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

menggunakannya/#.VkvzbdIrJ1s. Diakses Oktober 2017. http://bisnis.liputan6.com/read/3126906/p engusaha-keberatan-pajak-e- commerce-ini-tanggapan-ditjen-pajak. Diakses Desember 2017. http://mediaindonesia.com/news/read/976 07/kesadaran-akan-hak-konsumen- masih-rendah/2017-03-22. Diakses Desember 2017 Indrajit, Richardus Eko. Mekanisme Electronic Commerce di Dalam Dunia Bisnis. http://dosen.narotama.ac.id/wp- content/uploads/2012/01/mekanisme- electronic-commerce-di-dalam-dunia- bisnis.pdf. Diakses Oktober 2017 Kompas, Tahun 2020, Volume Bisnis E- commerce di Indonesia Mencapai USD 130 Miliar, . Diakses tanggal Agustus 2017.

15 Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

URGENSI REFORMASI BIROKRASI DAN REFORMASI REGULASI DALAM MEMBANGUN TATA KELOLA EKONOMI DI INDONESIA THE URGENCY OF ADMINISTRATIVE AND REGULATORY REFORM TO BUILD ECONOMIC GOVERNANCE IN INDONESIA

Paramita Nur Kurniati Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia Alita Roesida Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran

Abstrak Salah satu tujuan pembangunan tata kelola ekonomi di Indonesia adalah untuk meningkatkan kepercayaan pihak eksternal, termasuk investor dan lembaga pemeringkat, terhadap potensi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun mikro. Tata kelola ekonomi merupakan instrumen untuk membentuk iklim investasi yang kondusif dan membangun daya saing industri nasional. Reformasi birokrasi dan reformasi regulasi dipandang menjadi faktor kunci dalam membangun tata kelola ekonomi nasional. Untuk itu, debirokratisasi, deregulasi dan reregulasi harus terus diupayakan. Di samping itu, pelaksanaan gerakan revolusi mental dan peningkatan kualitas Aparatur Sipil Negara harus dikedepankan dan dilakukan bersamaan dengan restrukturisasi kelembagan birokrasi. Upaya-upaya tersebut tentu membutuhkan dukungan dari segenap masyarakat berupa sikap optimisme dan kepercayaan terhadap pemerintah. Hal ini modal penting bagi pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kata kunci: tata kelola ekonomi, daya saing, kemudahan berusaha, reformasi birokrasi, reformasi regulasi, debirokratisasi, deregulasi, reregulasi

Abstract One of economic governance development goals in Indonesia is increasing the confidence level of external parties, including investors and international rating agencies, of the potential of Indonesia's macroeconomic and microeconomic. Economic governance is an instrument to create conducive investment climate and to build national industry competitiveness. Administrative and regulatory reform are the key factors in building national economic governance. Therefore, debureaucratization, deregulation and re- regulation must be continuously pursued. In addition, the implementation of the mental revolution and the improvement of the quality of the Civil Servant must be considered as top priority and carried out simultaneously with bureaucratic institutions restructuring. Public trust is needed to support government’s efforts in creating sustainable economic growth and improve social welfare. Keywords : economic governance, competitiveness, ease of doing business, administrative reform, regulatory reform, debureaucratization, deregulation and re-regulation

A. Pendahuluan telah dijadikan sebagai salah satu prioritas Agenda kebijakan untuk mewujud- nasional sesuai dengan Nawa Cita Peme- kan tata kelola pemerintahan yang baik rintahan Jokowi–JK yang kedua yaitu “membuat Pemerintah untuk selalu hadir

16

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

dengan membangun tata kelola peme- untuk menganalisis tren tata kelola rintahan yang bersih, efektif, demokratis, pemerintahan di negara tertentu. Lebih dan terpercaya”. Hal ini menunjukkan jauh lagi, untuk dapat membandingkan bahwa Pemerintah memiliki komitmen kinerja pemerintahan suatu negara dengan yang tinggi dalam hal membangun tata negara lainnya. kelola pemerintahan yang baik (good Keenam indikator tersebut antara governance), di mana salah satu tujuannya lain: (1) voice and accountability – mengu- adalah untuk meningkatkan kepercayaan kur persepsi partisipasi warga negara pihak eksternal, termasuk investor dan dalam memilih pemerintah mereka, serta lembaga pemeringkat internasional, terha- kebebasan berekspresi, kebebasan berseri- dap potensi perekonomian Indonesia baik kat, dan kebebasan menyuarakan aspirasi; secara makro maupun mikro. (2) political stability and absence of Sejarah pemunculan konsep good violence - mengukur persepsi tentang governance, dimulai hasil laporan yang kemungkinan ketidakstabilan politik dan/ dikeluarkan oleh World Bank atau Bank atau kekerasan bermotif politik, termasuk Dunia pada tahun 1989 yang berjudul terorisme; (3) government effectiveness - “From Crisis to Sustainable Growth – sub mengukur persepsi kualitas layanan publik, Saharan Africa: A Long Term Perspective kualitas layanan sipil dan tingkat indepen- Study”. Laporan tersebut merupakan studi densinya dari tekanan politik, kualitas tentang economic growth wilayah Sub formulasi kebijakan dan implementasi, dan Sahara Afrika. Di dalam laporan tersebut kredibilitas komitmen pemerintah terhadap diketahui economic growth Afrika tetap kebijakan tersebut; (4) regulatory quality - lesu meskipun telah diberikan bantuan mengukur persepsi kemampuan pemerin- dengan jumlah besar. Menurut World Bank tah dalam merumuskan dan menerapkan kegagalan ini disebabkan adanya kebijakan dan peraturan yang baik, yang governance deficit. memungkinkan dan mendorong pengem- Konsep tata kelola pemerintahan bangan sektor swasta; (5) rule of law - mengukur persepsi tentang sejauh mana yang baik atau good governance mulai banyak dikenal sejak World Bank masyarakat mematuhi aturan yang ada, dan kepercayaan masyarakat dalam kualitas mengeluarkan sebuah laporan yang penegakan hukum, property rights, berjudul “Governance dan Development” pada tahun 1992. Good governance institusi kepolisian, dan pengadilan; dan dilayangkan sebagai tindakan korektif dari (6) control of corruption - mengukur adanya governance deficit yang terjadi di persepsi tentang kekuasaan publik dalam Afrika, sebagaimana telah dikemukakan di mengontrol tingkat korupsi baik besar atas. Definisi good governance menurut maupun kecil. World Bank adalah “the manner in which Menurut Khan (2015) dalam Jamil power is exercised in the management of a et. al, World Bank lebih memahami country’s economic and social resources governance sebagai suatu sarana untuk for development” atau tata kelola pemerin- meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tahan yang baik merupakan suatu cara di bukan hanya sebagai suatu tujuan akhir. mana negara menggunakan kekuasaannya Sejalan dengan Bank Dunia, organisasi- untuk mengelola sumber daya ekonomi organisasi internasional seperti PBB, dan sosial dalam rangka pembangunan. OECD, dan IMF juga mengampanyekan Kemudian tahun 1996, World Bank tata kelola pemerintahan yang baik sebagai menerbitkan 6 (enam) indikator tata kelola salah satu dari agenda kebijakan. Tata kelola pemerintahan yang baik dipandang pemerintahan (Worldwide Governance Indikator (WGI)) untuk semua negara sebagai unsur penting dari pertumbuhan anggotanya. Informasi ini dapat digunakan dan kemajuan ekonomi. Secara spesifik di

17

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 bidang ekonomi, tata kelola merupakan regulasi yang sebenarnya tidak diperlukan. instrumen untuk membentuk iklim inves- Proses reformasi regulasi di setiap K/L tasi yang kondusif dan membangun daya akan dilakukan dengan pendampingan saing industri nasional yang pada akhirnya serta monitoring dan evaluasi dari dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi Bappenas dan Kantor Staf Presiden (KSP). yang signifikan. Berbagai kebijakan dan program Reformasi birokrasi dan reformasi reformasi tersebut merupakan wujud nyata regulasi merupakan salah satu bagian pemenuhan harapan dan kepercayaan membangun tata kelola ekonomi yang masyarakat pada pemerintah untuk meng- sangat mendesak untuk dilakukan di hadirkan kesejahteraan sosial. Adanya Indonesia. Subagio (2009) mengungkap- investor asing yang masuk ke Indonesia kan bahwa kondisi birokrasi pada masa tentu akan mendatangkan multiplier effect Orde Baru memiliki rapor yang buruk. yang besar. Investor asing dapat mendanai Dampak dari semua itu adalah masyarakat pembangunan infrastruktur yang sekarang harus membayar biaya yang mahal. Keti- sedang marak dilakukan oleh Pemerintah dakpastian waktu, ketidakpastian biaya dan Indonesia. Pembangunan infrastruktur ten- ketidakpastian siapa yang bertanggung tunya akan meningkatkan pertumbuhan jawab adalah beberapa fakta empiris ekonomi daerah-daerah yang dibangun. rusaknya layanan birokrasi. Lebih dari itu, Investor asing yang menanamkan layanan birokrasi justru menjadi salah satu modal dengan cara membangun perusaha- penyebab utama maraknya Korupsi, an atau pabrik di Indonesia diharapkan Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Pembahas- bisa menyerap tenaga kerja lokal dengan an reformasi birokrasi tidak hanya maksimal. Dengan mempekerjakan sumber mencakup aspek organisasi, namun juga daya manusia lokal, perusahaan asing yang mencakup reformasi administrasi. Samonte beroperasi di Indonesia bisa mengedukasi dalam Effendi (2000) menyatakan bahwa pekerja mengenai kualitas produk, tekno- reformasi administrasi adalah inovasi logi produksi, dan etos kerja yang baik. secara terencana untuk meningkatkan Jadi, investasi bukan hanya dilakukan kemampuan sistem administrasi sebagai untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga social agent yang lebih efektif, instrumen membangun investasi intelektual bagi yang lebih baik untuk menyelenggarakan tenaga kerja. Penanaman modal asing demokrasi politik, keadilan sosial, dan secara otomatis akan meningkatkan jumlah pertumbuhan ekonomi, yang merupakan ekspor terutama pada sektor produk. Pada unsur terpenting dalam proses nation sektor pariwisata, pembangunan tujuan building dan pembangunan. wisata yang pesat akan menarik minat Reformasi birokrasi dan reformasi wisatawan asing untuk datang sehingga administrasi merupakan hal mendasar yang akan meningkatkan pendapatan devisa perlu untuk dilakukan mengingat peran negara. birokrasi yang sangat strategis, yaitu Berdasarkan uraian di atas, strategi sebagai pembuat kebijakan. Reformasi pembangunan governansi khususnya di regulasi, dilansir dari laman bidang ekonomi diharapkan dapat menarik www.presidenri.go.id, merupakan program investor asing masuk ke Indonesia dan prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah meningkatnya daya saing nasional yang 2017 dan akan dilakukan oleh seluruh pada akhirnya diharapkan dapat Kementerian dan Lembaga secara mandiri. meningkatkan pertumbuhan ekonomi Hal ini penting untuk dilakukan karena Indonesia, yang kemudian diukur dengan percepatan pembangunan selama ini kerap GDP Annual Growth Rate dan GDP Per terkendala oleh bermacam regulasi yang Capita. tidak efisien dan efektif, bahkan banyak

18

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

B. Metode Penelitian birokrasi yang bersih dan efektif meru- pakan syarat wajib (necessary condition) Teknik analisis yang digunakan bagi keberhasilan pembangunan. Birokrasi dalam penelitian ini adalah analisis yang efektif akan sangat menentukan deskriptif kualitatif dengan menganalisis terutama dalam tahap-tahap awal jalannya (1) pentingnya reformasi birokrasi dan pembangunan. Negara bisa menjalankan refor-masi regulasi, (2) langkah-langkah peran hanya jika ada birokrasi yang efektif. yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam melakukan reformasi Semangat pemerintahan Jokowi– birokrasi dan reformasi regulasi, (3) JK dalam membangun tata kelola yang rekomendasi langkah-langkah yang harus baik diiringi dengan semakin meningkat- terus didorong untuk membangun tata nya indeks reformasi birokrasi. Dikutip kelola ekonomi nasional. dari situs Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Metode yang digunakan dalam (KemenPAN RB), kenaikan nilai indeks pencarian data dan informasi yaitu pene- reformasi birokrasi dialami di tingkat litian pustaka dan menelaah data sekunder. Kementerian/Lembaga hingga level Data sekunder adalah data yang diperoleh kabupaten dan kota, dengan rincian secara tidak langsung, berupa keterangan sebagai berikut: yang ada hubungannya dengan penelitian. Menurut Uma Sekaran (2009), data sekun- Tabel 1. Indeks Reformasi Birokrasi der bisa diperoleh melalui akses internet, Indonesia tahun 2015- 2016 data online, situs web, penelusuran Tingkat Indeks RB Indeks RB dokumen atau publikasi informasi. 2016 2015 Kementerian/ C. Pembahasan Lembaga 69,58 66,13 Reformasi birokrasi dan reformasi Provinsi 56,69 41,62 regulasi merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten 55,94 42,61 yang terus digaungkan di dalam tiap atau Kota kesempatan. Reformasi birokrasi dan reformasi regulasi merupakan langkah Sumber: www.menpan.go.id strategi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demo- Reformasi birokrasi juga dilakukan krasi dan terpercaya. Dengan adanya di bidang ekonomi. Dalam beberapa reformasi birokrasi dan reformasi regulasi kesempatan, Presiden Joko Widodo diharapkan investor akan mendapatkan ijin menyampaikan arahan terkait peningkatan usaha yang mudah serta biaya perijinan kecepatan dalam pelayanan investasi. yang murah, menghilangkan hambatan- Salah satu bentuk peningkatan kecepatan hambatan dalam melakukan investasi tersebut misalnya dengan pelaksanaan (misal seperti pungli), meningkatkan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP). kepastian usaha dan menjamin adanya Program ini diharapkan mampu memberi- penegakan hukum. kan pelayanan yang cepat dan betul-betul terpadu dan terintegrasi. Standar pelayanan Reformasi Birokrasi investasi pun harus dibuat terpadu antara Agenda dan strategi pembangunan pusat dan daerah. Jangan sampai pusat governansi di Indonesia harus terus dido- cepat namun daerah masih lama, ataupun rong dengan semangat Reformasi sebaliknya. Birokrasi. Prof. Dr. Boediono, B.Sc., M.Ec Badan Koordinasi Penanaman dalam orasi ilmiah di Fakultas Ilmu Modal (BKPM) Republik Indonesia meru- Administrasi Universitas Indonesia bulan pakan penghubung utama antara dunia April 2018 menyampaikan bahwa

19

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 usaha dan pemerintah. BKPM memiliki laporan 3 tahun Pemerintahan Joko tiga tugas utama yaitu memberikan kemu- Widodo – Jusuf Kalla, #kerja3ersama, dahan memperoleh lisensi, membantu dan disampaikan bahwa PTSP pusat semakin memfasilitasi proyek investasi, serta diperkuat untuk melayani investasi. meningkatkan hasil investasi. Di dalam Gambar 1. Online Single Submission System

Sumber : BKPM Upaya untuk memperkuat PTSP cepatan importasi jalur hijau atau perce- pusat antara lain: (1) sebanyak 124 izin patan proses kepabeanan impor barang dari Kementerian/Lembaga sudah didele- modal. Terobosan lainnya adalah: (1) gasikan kepada BKPM; (2) aplikasi izin layanan izin investasi khusus untuk sektor prinsip dan izin usaha dapat dilakukan ESDM, (2) digital signature untuk izin secara online; (3) pelayanan investasi prinsip, dan (3) data sharing - bekerja prioritas dilakukan oleh satu Direktorat sama dengan Kementerian Perhubungan, khusus; (4) layanan investors relation unit Kemen-terian Lingkungan Hidup dan di nomor 0807 100 2576 (BKPM) yang Kehutanan, Ditjen Pajak, dan Ditjen Bea dapat memberikan informasi terkait Cukai - untuk mempercepat perizinan antar dengan investasi dan penanaman modal. K/L. Proses perizinan sangat didorong Di samping itu, BKPM juga untuk menjadi lebih modern dan lebih mengeluarkan inovasi kebijakan berupa: cepat dengan sistem data yang terpadu dan (1) layanan izin investasi 3 jam di PTSP terintegrasi. Sistem yang digagas pusat; (2) Kemudahan Investasi Langsung Pemerintah Indonesia ini bernama Online Konstruksi (KLIK), dan (3) fasilitas per- Single Submission System. Dengan adanya

20

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

sistem ini diharapkan dapat membawa Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia perubahan besar untuk membuat seluruh mencatat bahwa 70% perputaran uang di perizinan dari pusat hingga ke daerah dan Indonesia ada di Jakarta. Mesin penggerak betul-betul terintegrasi menjadi satu ekonomi nasional mulai dari perusahaan kesatuan. Sistem ini tentunya akan mem- nasional, perusahaan asing, pusat per- perpendek rentang birokrasi dalam bankan, penggerak sektor jasa dan per- perizinan usaha. Kemudian BKPM juga dagangan, hingga penggiat usaha kecil dan semakin membuka investasi dan insentif menengah ada di Jakarta. antara lain dengan: (1) mengeluarkan atau Sejalan dengan hal tersebut, Bank merevisi 141 bidang usaha dari Daftar Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DKI Negatif Investasi; (2) 8 industri pionir Jakarta, dalam www.metronews.com, men- (sebelumnya 5) bisa mendapatkan tax catat tingkat pertumbuhan ekonomi DKI holiday hingga 20 tahun; dan (3) 145 Jakarta pada triwulan III tahun 2017 bidang usaha (sebelumnya 129) bisa tumbuh mencapai 6,29% (yoy) dan berada mendapatkan tax allowance. di atas perkiraan Bank Indonesia. Capaian Untuk mendukung peningkatan ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional investasi, pada Oktober 2017, Pemerintah sebesar 5,06%. Sebagai kota dengan DKI Jakarta di bawah Dinas Penanaman tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan juga sebagai kota megapolitan, Jakarta (DPMPTSP) berkolaborasi dengan juga kerap kali diidentikkan dengan kota Kementerian Pendayagunaan Aparatur yang memiliki banyak mal. Konsep mal ini Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi merupakan hal yang baru untuk di Jakarta (Kemen-PAN RB) bersama unit-unit terutama dalam hal pelayanan publik. pelayanan publik lainnya di Jakarta mulai Mengapa tempat pelayanan publik yang mengoperasionalkan Mal Pelayanan Publik terintegrasi ini disebut dengan mal? Ketika (MPP). Penyelenggaraan MPP sejalan orang mendengar kata mal maka hal yang dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan muncul dalam pikiran adalah bahwa di Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam satu gedung masyarakat dapat Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 melakukan berbagai kegiatan, misalnya tentang Penyelenggaraan Mal Pelayanan belanja, makan, menonton film, menukar Publik. uang di money changer, dan sebagainya. Mal juga identik dengan tempat yang Mal Pelayanan Publik Jakarta sebagai nyaman dan memiliki lokasi strategis. Bentuk Perwujudan Reformasi Birokrasi Dengan MPP, masyarakat tak perlu Penyelenggaraan MPP di Jakarta repot mondar-mandir ke tiap kantor merupakan upaya nyata untuk merespon layanan untuk urusan perizinan, adminis- tuntutan kebutuhan masyarakat Jakarta trasi kependudukan atau pembayaran yang kompleks dan dinamis. Jakarta tagihan layanan publik. Cukup ke mal sebagai ibu kota negara merupakan cer- pelayanan ini, lalu semua urusan selesai minan wajah Indonesia sekaligus meru- karena MPP mengadopsi konsep mal di pakan pusat pemerintahan dan juga pusat mana di dalamnya tersedia berbagai layan- ekonomi dan bisnis. Pembangunan infra- an yang dapat diakses oleh masyarakat. struktur yang pesat serta lokasi geografis Beberapa instansi yang ada di Jakarta yang ditunjang dengan adanya dalam MPP adalah: (1) Direktorat Jenderal pelabuhan laut sebagai jalur perdagangan Pajak; (2) Direktorat Bea dan Cukai; (3) internasional membuat kendali pergerakan perekonomian terbesar di Indonesia berada Direktorat Jenderal Imigrasi; (4) Direktorat di kota ini. Dikutip dari www.detik.com Jenderal Administrasi Hukum Umum; (5) pada tanggal 27 Februari 2013, data Kamar Badan Koordinasi Penanaman Modal; (6) Kanwil BPN Provinsi DKI Jakarta; (7)

21

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Kepolisian Negara Republik Indonesia nai perizinan yang identik dengan Daerah Metro Jaya; (8) Badan Pajak dan kerumitan. Dengan konsep pelayanan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta; (9) terpadu satu pintu, kemudahan dalam Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berbisnis di Jakarta jadi meningkat, salah Provinsi DKI Jakarta; (10) Jasa Raharja; satunya contohnya melalui program fast (11) BPJS Kesehatan; (12) BPJS track service. Hanya dibutuhkan waktu 3 Ketenagakerjaan Kanwil DKI Jakarta; (13) hari saja untuk mengurus perizinan jika PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya; pemohon adalah direktur sendiri tanpa dan (14) Bank DKI. melalui perantara pihak ketiga. Program Sampai saat ini, MPP sudah memi- ini secara nyata memberi kontribusi dalam liki 328 jenis layanan dan perizinan, 269 pening-katan ease of doing business layanan berasal dari Pemda DKI dan 59 (EoDB) di Indonesia, khususnya di lainnya berasal dari 7 kementerian maupun Jakarta. Masyarakat pun memberikan lembaga. Fasilitas pelayanan ini berlokasi tanggapan positif dengan adanya MPP ini. di Jalan HR Rasuna Said Kav. C-22, Pemprov DKI banyak mendapatkan Jakarta Selatan. Lokasi MPP yang berada penghargaan dengan adanya MPP ini. di Kuningan merupakan lokasi yang Contohnya mendapat Predikat Kepatuhan strategis agar mudah dijangkau oleh Tinggi (Zona Hijau) terhadap standar masyarakat. Daerah Kuningan merupakan Pelayanan Publik dari Ombudsman daerah segitiga emas atau golden triangle Republik Indonesia, sebagai Role Model Jakarta yang mencakup Kuningan, Penyelenggara Pelayanan Publik kategori Sudirman dan Thamrin. Pamor dan “Sangat Baik” versi Kementerian reputasi kawasan segitiga emas sebagai Pendayagunaan Aparatur Negara dan pusat-pusat komersial dan bisnis terpadu- Reformasi Birokrasi, serta menjadi nya masih merupakan hal yang belum pemerintah provinsi yang memiliki Inovasi tergoyahkan. MPP menyediakan layanan Pelayanan Publik A (Sangat Baik) menurut dengan jadwal sebagai berikut: Senin Lembaga Administrasi Negara (LAN). sampai Jumat jam operasional dimulai Penyelenggaraan MPP juga merupakan pada pukul 07.30 hingga pukul 16.00 WIB. bagian dari upaya untuk menghapus pungutan liar (pungli) yang selama ini Nilai SETIA (Solusi, Empati, kerap kali menjadi hambatan dalam Tegas, Inovasi, dan Andal) merupakan komitmen awal dalam pembentukan MPP. investasi dan dampak yang lebih luas dapat Dengan nilai ini, MPP diharapkan dapat melemahkan daya saing nasional. memberikan pelayanan prima kepada Sejalan dengan hal ini, Pemerintah masyakarat dan mampu menjadi solusi juga membentuk Satgas Anti Pungli yang perizinan bagi mereka yang ingin dikenal dengan nama Saber Pungli, melakukan usaha di Jakarta. DPMPTSP singkatan dari Sapu Bersih Pungutan Liar. memiliki 3 prioritas dalam memberikan Maksud dan tujuan dari pembentukan pelayanan kepada masyarakat yaitu zero Satgas ini adalah untuk membentuk layan- delay, zero complaint and 100% service an pengaduan dalam rangka percepatan excellent. Penyelenggaraan layanan publik penyelesaian Perizinan Berusaha, agar MPP yang berkualitas merupakan salah menjadikan pemerintah yang bersih, jujur, satu wujud nyata good governance di dan adil dari kegiatan pungutan liar guna sektor pemerintahan. Pengelolaan pelayan- meningkatkan kemajuan bangsa dan an publik terpadu dan terintegrasi dianggap negara di bidang hukum. perlu untuk memelihara kualitas pelayanan Keberadaan MPP juga menjadi publik yang berkelanjutan. benchmark bagi Pemerintah Daerah lain di Pelayanan prima MPP diharapkan Indonesia. Melalui Surat Keputusan dapat melunturkan stigma negatif menge- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

22

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

dan Reformasi Birokrasi Nomor 11/2018 Palembang (Sumatera Selatan); (3) tentang Lokasi Penyelenggaraan Mal Pekanbaru (Riau); (4) Denpasar (Bali; (5) Pelayanan Publik Tahun 2018, Pemerintah Badung (Bali); (6) Makassar (Sulawesi telah menetapkan 11 Pemda di tanah air Selatan); (7) Samarinda (Kalimantan untuk mengoperasikan MPP di tahun ini. Timur); (8) Mojokerto ; (9) Sidoarjo (Jawa Ke-11 daerah tersebut adalah sebagai Timur); (10) Tangerang (Banten) dan (11) berikut: (1) Padang (Sumatera Barat); (2) Banyumas (Jawa Tengah).

Gambar 2. Capaian Reformasi Regulasi

Sumber: Laporan 3 Tahun Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla Bagian Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Produktivitas, hal 17

23

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Reformasi Regulasi atau Penyederhaan Energi (EBTKE) (6 menjadi 2 regulasi), Aturan Investasi dan SKK Migas (27 menjadi 18 regulasi). Selain reformasi birokrasi, Kementerian Keuangan juga telah Presiden juga memberikan arahan untuk melakukan upaya untuk mendorong melakukan penyederhanaan regulasi perbaikan iklim berusaha di Indonesia pelayanan investasi atau perbaikan melalui pemberian insentif berupa tax perizinan. Hal ini sejalan dengan tahap amnesty, perbaikan sistem perpajakan, di kedua dari Kebijakan Percepatan antaranya pengembangan pembayaran dan Pelaksanaan Berusaha yang dituangkan pelaporan pajak yang berbasis online serta dalam pasal 2 Perpres No. 91 tahun 2017. penyederhanaan sistem pengecekan barang Kebijakan Percepatan Pelaksanaan impor di pelabuhan. Berusaha merupakan bagian dari Paket Dilansir di liputan6.com, data Kebijakan Ekonomi Pemerintah yang telah Center for Indonesia Taxation Analysis dilakukan sejak tahun 2015. Dalam kurun (CITA) menunjukkan bahwa Program waktu lebih kurang 3 tahun Pemerintah Pengampunan Pajak (tax amnesty) Indonesia telah menggulirkan paket merupakan yang tersukses di bandingkan Kebijakan Ekonomi sebagai upaya negara lain di dunia yang pernah meningkatkan daya saing industri nasional, menerapkan kebijakan serupa. Data CITA ekspor dan investasi. Capaian Paket menunjukkan, hingga 28 September 2016, Kebijakan Ekonomi selama 3 tahun nilai deklarasi harta dari program tax terakhir digambarkan sebagaimana dalam amnesty menembus Rp 2.514 triliun, Gambar 2 di atas. dengan perolehan uang tebusan Rp 81,1 Sejalan dengan pencapaian triliun. tersebut, beberapa Kementerian baik Penyederhaan sistem pengecekan sebagai utama (leading) maupun pendu- barang impor berdasarkan Harmonized kung (supporting) telah melakukan System (HS) Code Buku Tarif Kepabeanan penyederhanaan regulasi yang dapat Indonesia (BTKI) merupakan bagian dari mendorong tingkat investasi. Beberapa paket peraturan Kementerian Perdagangan kementerian tersebut antara lain: dan Kementerian Perindustrian bekerja Kementerian Energi dan Sumber Daya sama dengan Bea Cukai. Kebijakan ini Mineral (ESDM), Kementerian Keuangan, berlaku mulai dilakukan pada 1 Februari Kementerian Perdagangan, Kementerian 2018. Aturan tersebut memungkinkan Perindustrian, Kementerian Pariwisata dan proses administrasi sebagian barang bisa Kementerian Dalam Negeri. dilakukan di luar pos perbatasan (post Sampai dengan Februari 2018, border). Hal itu agar proses verifikasi Kementerian Energi dan Sumber Daya barang impor yang masuk ke Indonesia Mineral (ESDM) telah mencabut 54 bisa berlangsung cepat. Dengan adanya regulasi atau peraturan untuk mendorong kebijakan ini diharapkan dapat mendukung investasi. Dengan pencabutan peraturan industri dalam negeri yang bergantung dari yang sudah tidak relevan dan menghambat impor bahan baku penolong. investasi diharapkan dapat semakin Dalam paparan pada Regional meningkatkan fleksibilitas investasi. Dari Investment Forum (RIF) 2018, Menteri 54 regulasi disimplifikasi menjadi hanya Pariwisata menyampaikan bahwa untuk 29 regulasi yang terdiri dari regulasi di menarik turis mancanegara dan investor, subsektor migas (dari 10 menjadi 7 Indonesia melakukan usaha deregulasi regulasi), ketenagalistrikan (2 menjadi 1 kebijakan yang difokuskan kepada 2 (dua) regulasi), minerba (6 menjadi 1 regulasi), hal yaitu : ease of entering Indonesia dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi ease of doing business (Foreign Direct

24

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Investment). Dalam hal ease of entering Dengan pencapaian ini, posisi Indonesia, Pemerintah mencanangkan Indonesia masih lebih tinggi di antara program bebas visa (visa free), sebagian negara berkembang lainnya, di mempermudah ijin kedatangan Yacht antaranya Afrika Selatan (82), India (100), dengan Waiving Clearance Approval for Filipina (113), dan Brazil (125). Dan Indonesia Territory (CAIT) Policy, dan posisi Indonesia berhasil melewati Abolition of Cruise Cabotage Principle. Tiongkok yang berada pada peringkat ke- Sementara itu, sebagai hasil deregulasi 78. Laporan World Bank ini merangkum dalam hal ease of doing business berbagai indikator pencapaian sektor Indonesia, lebih dari 90% bisnis pariwisata publik (pemerintah) dalam memperbaiki telah terbuka untuk Foreign Direct regulasi iklim usaha dan investasi di Investment (FDI). negaranya masing-masing. Sementara Kementerian Dalam World Bank mengakui bahwa Negeri sebagai Kementerian Pendukung Indonesia setidaknya telah melakukan (supporting) telah mencabut beberapa perbaikan pada tujuh indikator, yaitu (1) Permendagri terkait perizinan yang simplifikasi pendaftaran usaha baru, (2) memerlukan jalur birokrasi sangat perbaikan akses atas listrik, (3) efisiensi panjang, misalnya Keputusan Menteri biaya pengurusan izin properti usaha, (4) Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2002 transparansi data kredit, (5) penguatan tentang Pajak Penerangan Jalan, perlindungan terhadap investor minoritas, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor (6) perbaikan akses kredit usaha melalui 28 Tahun 2002 tentang Tata Cara pendirian credit Bureau dan (7) perkem- Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan bangan perizinan berbasis elektronik untuk Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, perdagangan internasional. Laporan terse- dan Peraturan Menteri Dalam Negeri but juga menganggap Indonesia sebagai Nomor 64 Tahun 2012 tentang Pedoman “Top 10 Reformer” atau di antara 10 Pelaksanaan Pemberian Insentif dan negara terbaik di dunia yang paling Pemberian Kemudahan Penanaman Modal melakukan reformasi kemudahan berusaha di Daerah. Dengan pencabutan aturan selama 15 tahun terakhir. Misalnya untuk tersebut investor dapat lebih mudah dalam pendaftaran usaha baru, kini proses berinvestasi. pendaftaran di Jakarta hanya membutuh- Reformasi Birokrasi dan Reformasi kan waktu 22 hari dibandingkan 181 hari Regulasi merupakan Faktor Kunci dalam pada tahun 2004. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Perbaikan ekonomi Indonesia juga Meningkatkan Daya Saing Nasional semakin diakui dunia internasional. Pada Dari upaya reformasi birokrasi dan tahun 2017, Indonesia mendapatkan pre- reformasi regulasi di atas, Indonesia dikat negara layak investasi yang ditun- semakin memperkuat kinerja ekonominya jukkan dengan Tabel 2. Penyematan predi- yang ditunjukkan dengan perbaikan daya kat negara layak investasi tentu bukanlah saing Indonesia dan persepsi investor. hal yang mudah diraih. Pemerintah harus Data yang disampaikan Perwakilan Bank mampu mengelola perekonomian secara Dunia di Indonesia, Rodrigo A. Chaves di makro dan juga harus memiliki strategi Jakarta, November 2017 lalu menunjukkan yang matang dalam meningkatkan pada 2017, peringkat kemudahan investasi ketahanan ekonomi terhadap gejolak Indonesia atau ease of doing business eksternal atau external shock. (EODB) meningkat cukup pesat, naik dari Sejalan dengan hal tersebut, sebuah 109 (2015), 91 (2016) menjadi peringkat daftar yang diterbitkan oleh US News ke 72 (2017). bertajuk 2018 Best Countries menyatakan bahwa Indonesia merupakan peringkat 2

25

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 negara terbaik untuk investasi di dunia. tasi yang diproyeksikan akan menjadi Hal ini berdasarkan survei terhadap 21.000 motor pertumbuhan ekonomi. orang di seluruh dunia. Dalam penyusunan Namun demikian, Pemerintah juga peringkat tersebut, US News menilai dari 8 harus memperhatikan faktor-faktor lain (delapan) kriteria yaitu (1) inovasi; (2) dalam membangun tata kelola ekonomi kewirausahaan; (3) stabilitas ekonomi; (4) nasional antara lain: (1) penyediaan lingkungan pajak yang baik; (5) tenaga infrastruktur yang memadai, (2) penyedia- kerja terampil; (6) keahlian teknologi; (7) an tenaga kerja yang mumpuni, dan (3) dinamis; dan (8) tingkat korupsi. kondisi keamanan dan situasi politik yang Pencapaian-pencapaian ini merupa- kondusif. Apabila faktor-faktor ini dapat kan pengakuan dunia terhadap perbaikan dikelola dengan baik maka pemerintah yang sedang dilakukan oleh Pemerintah dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Reformasi birokrasi dan refor- yang berkelanjutan dan meningkatkan masi regulasi diharapkan menjadi faktor kesejahteraan rakyat. kunci dalam meningkatkan potensi inves-

Tabel 2. Indonesia sebagai negara layak investasi

No. Lembaga Peringkat Peringkat Peringkat Keterangan Pemeringkat (2015) (2016) (2017)

1. Moody's Baa3 Baa3 Baa3 dengan Moody’s memberikan apresiasi Investor dengan dengan outlook positif atas upaya Indonesia untuk Services outlook outlook melakukan reformasi guna stabil stabil menggenjot investasi dan iklim usaha, stabilitas makroekonomi serta disiplin fiskal Indonesia.

2. Standard & BB+ BB+ BBB- dengan Di tahun 2017, S&P Poor’s (S&P) dengan dengan outlook stabil memandang Indonesia telah outlook outlook menunjukkan perumusan positif positif kebijakan yang efektif untuk mendukung keuangan pemerintah yang berkesinambungan dan pertumbuhan ekonomi yang berimbang sehingga menaikkan peringkat menjadi BBB- dengan outlook stabil (afirmasi status layak investasi atau investment grade).

3. Fitch Ratings BBB- BBB- BBB dengan Sebelumnya lembaga ini dengan dengan outlook stabil memberikan peringkat BBB-. outlook outlook Kenaikan peringkat ini secara stabil positif otomatis mengkonfirmasi status layak investasi atau investment grade bagi Indonesia.

Sumber: https://tradingeconomics.com/indonesia/rating, diakses pada tanggal 6 Juni 2018

26

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Penyediaan Infrastruktur yang Memadai sia. Suleman (2012) memberikan beberapa Indonesia merupakan negara contoh penelitian yang membuktikan dengan luas wilayah yang cukup besar hubungan antara pembangunan infrastruk- yaitu 5.193.250 km2 yang terbentang dari tur dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia Sabang sampai Merauke. Di awal kemer- diantaranya studi yang dilakukan Mawardi dekaannya, Indonesia melaksanakan sis- (2004) menunjukkan bahwa infrastruktur tem pembangunan secara terpusat. Namun memiliki dampak pada pertumbuhan eko- dengan karakteristik negara kepulauan dan nomi Indonesia. Selain itu ada juga keanekaragaman budaya di setiap wilayah penelitian yang dilakukan oleh Mustajab membuat pembangunan Indonesia menjadi (2009) yang menunjukkan peningkatan 1% tidak merata. Salah satu upaya untuk investasi pada infrastruktur berkontribusi mengatasi ketidakmerataan pembangunan pada peningkatan PDB Indonesia sebesar ini adalah dengan sistem pembangunan 0,3%. wilayah. Dalam Muljaridjadi (2011), Komitmen pemerintah dalam mem- pembangunan yang membagi-bagi wilayah bangun infrastruktur dilakukan melalui nasional ke dalam region tertentu menjadi- program percepatan infrastruktur dan kan pembangunan lebih terfokus. Sesuai investasi di Indonesia, di mana program ini dengan penjelasan Undang-Undang terfokus pada perbaikan dan pembangunan Pemerintahan Daerah, fokus utama infrastruktur pertanian, pelabuhan dan pelaksanaan pembangunan ada di provinsi. sarana transportasi, dan infrastruktur eko- Kondisi ini diperlukan untuk menjamin nomi lainnya yang akan mendorong bahwa pelaksanaan kegiatan pembangunan peningkatan kegiatan investasi. Kemen- benar-benar dapat dinikmati oleh masya- terian Keuangan melaporkan dalam rakat, sehingga perencanaan dan pelaksa- rentang waktu 2015-2017, belanja pembangunan harus dilakukan di infrastruktur terus mengalami peningkatan daerah. Akan tetapi harus diingat bahwa dengan alokasi dana pembangunan pembangunan yang dilaksanakan di daerah infrastruktur mencapai Rp. 990 triliun atau harus sesuai dengan arah pembangunan meningkat 123,4% dari periode 2011- nasional yang dituju. 2014. Bahkan anggaran pembangunan infrastruktur tahun 2018 melonjak sangat Perencanaan pembangunan Indone- tinggi mencapai Rp 410,7 triliun. Namun sia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem pemerintah mengakui untuk mengejar Perencanaan Pembangunan Nasional ketinggalan infrastruktur Indonesia dari mengatur sistem perencanaan pembangun- negara-negara ASEAN lain seperti an pada tingkatan nasional dan tingkatan Singapura, dan Thailand, Rp. wilayah. Perencanaan pembangunan ini 990 triliun bukanlah uang yang cukup. dilakukan secara bertahap berdasarkan Oleh sebab itu, investasi yang berkelanjut- tahapan waktu, dari perencanaan jangka an di pembangunan infrastruktur menjadi panjang (20 tahun), perencanaan pemba- faktor penting untuk memeratakan pem- ngunan jangka menengah (5 tahun) hingga bangunan wilayah Indonesia yang pada jangka pendek (1 tahun). Tujuannya akhirnya dapat menarik minat investor. adalah agar pelaksanaan pembangunan Pembangunan infrastruktur juga lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberikan multiplier effect pada menghasilkan outcome yang jelas. perekonomian nasional. Pembangunan Untuk meratakan pembangunan infrastruktur dapat meningkatkan mobilitas wilayah, pemerintah pusat berkomitmen dan produktivitas yang akan meningkatkan investasi terutama di berbagai pelosok membangun infrastruktur karena dengan adanya pembangunan infrastruktur terbukti Indonesia. mendorong pertumbuhan ekonomi Indone-

27

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Penyediaan Tenaga Kerja yang Mumpuni syaratan penting untuk investasi untuk Indonesia merupakan negara meningkatkan kepercayaan investor agar dengan populasi terbesar ke-4 di dunia dan tidak lagi wait and see dalam menanamkan diperkirakan akan mencapai fase bonus uangnya di Indonesia. Lembaga dan demografi diproyeksi akan terjadi di Kementerian bidang Politik, Hukum dan Indonesia pada tahun 2020-2035. Arti dari Keamanan RI terus meningkatkan kinerja bonus demografi sendiri yaitu kondisi dalam menjaga kondisi keamanan nasional ketika jumlah populasi usia produktif lebih terutama dalam situasi politik belakang ini. besar dari usia nonproduktif. Bonus Peran serta masyarakat juga sangat dibu- demografi merupakan kesempatan yang tuhkan demi tercapainya tujuan tersebut. harus dikelola dengan baik. D. Kesimpulan dan Rekomendasi Dengan melimpahnya tenaga kerja Pemerintah terus berupaya untuk mem- produktif, Indonesia memiliki peluang bangun tata kelola kelola ekonomi nasio- emas untuk mendorong kemajuan roda nal. Upaya reformasi birokrasi dan refor- perekonomiannya. Untuk itu, pemerintah masi regulasi dalam bidang ekonomi harus menciptakan kebijakan ketenaga- selama beberapa tahun terakhir secara kerjaan yang bersifat aktif (active labor nyata telah memberikan hasil bagi perbaik- market policy) yang secara sistematis an ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mempercepat penciptaan lapangan peker- Pemerintah Indonesia harus terus men- jaan, mempercepat proses matching dorong proses debirokratisasi, deregulasi pencari kerja dan pemberi kerja serta dan reregulasi, terutama di bidang ekono- mengurangi ketidaksesuaian keterampilan mi. Debirokratisasi artinya penghapusan (skill mismatch). Hal yang ingin dicapai atau pengurangan hambatan yang terdapat adalah terpacunya pertumbuhan ekonomi, dalam sistem birokratisasi. Sinergi antara terangkatnya sektor riil, dan pada akhirnya K/L pusat dan pemerintah daerah serta akan meningkatkan daya saing global. unit-unit terkait investasi lainnya harus Momentum bonus demografi harus menjadi prioritas utama untuk membentuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan cara iklim investasi yang kondusif serta menyiapkan tenaga kerja yang mampu membangun daya saing nasional. bersaing dengan negara lainnya. Strategi Syarat keberhasilan reformasi birokrasi yang dapat dilakukan diantaranya diversi- antara lain (1) adanya komitmen atau fikasi program pelatihan dari tataran pra- dukungan politik yang kuat pada level sekolah sampai dengan perguruan tinggi tertinggi dan (2) adanya rencana strategis termasuk vokasional dan profesional, yang terfokus dan dilaksanakan secara prioritas pengembangan pendidikan sesuai konsisten. Sedangkan, deregulasi dan kebutuhan pasar tenaga kerja, matching reregulasi artinya kegiatan atau proses jenis pendidikan dan jenis pekerjaan, serta menghapuskan pembatasan dan peraturan investasi pendidikan dalam meningkatkan atau memformulasikan aturan baru yang kualitas tenaga kerja. Dengan pengelolaan sifatnya untuk menyederhanakan peratur- yang baik maka akan tersedia tenaga kerja an-peraturan yang ada dan sifatnya yang mempunyai pengetahuan, keahlian, tumpang tindih. Menurut Prof. Boediono, keterampilan dan inovatif sebagai kunci komitmen politik dan institusi hukum penggerak perekonomian. harus tertata dengan baik untuk menopang Kondisi Keamanan dan Situasi Politik berjalannya birokrasi yang efektif dan yang Kondusif efisien dalam menghasilkan kerangka Pemerintah harus mengendalikan regulasi yang berkualitas. kondisi keamanan dan situasi politik agar Gerakan revolusi mental yang selalu kondusif. Faktor ini menjadi per- digaungkan oleh Presiden Jokowi harus

28

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

menjadi dasar untuk membenahi birokrasi International Fund for Agricultural Indonesia, yang diwujudkan dengan Development -6-7th Ed, 1999,Good merubah nilai, etika, pola pikir serta Governance : An Overview. Rome. budaya birokrasi saat ini. Sistem birokrasi Khan, Akbar Ali in Jamil et. Al, 2015, The harus berorientasi pada pelayanan masya- Relevance of the Concept of Good rakat, kemudian tidak lagi birokrasi yang Governance: Revisiting Goals, berorientasi kepada keluaran (output) Agendas, and Strategies – Ch. 7 semata ke birokrasi yang berorientasi Governance in South, Southeast, and kepada hasil (outcome) dan manfaat East Asia: Trends, Issues and (benefit). Challenges, New York: Springer Di sisi lain, Aparatur Sipil Negara Muljarijadi, Bagdja, 2011, Pembangunan harus menjunjung tinggi integritas dan Ekonomi Wilayah Pendekatan Analisis profesionalitas dalam melakukan tugasnya. Tabel Input-Output I, Bandung: Unpad Hal tersebut tentu harus ditunjang dengan Press peningkatan kompetensi sumber daya Nicholson, Walter dan Christopher aparatur birokrasi dalam penyelenggaraan Snyder, 2012, Microeconomics Theory: Basic Principles and Extensions 11th pemerintahan. Hal lainnya yang perlu dilakukan adalah restrukturisasi dan revi- Edition, South-Western Cengage talisasi kelembagaan birokrasi. Struktur Learning birokrasi harus ditata agar tepat ukuran Pemerintah RI, 2017, “Laporan 3 Tahun dan tepat fungsi (right sizing). Struktur Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf birokrasi sebagai penggerak penyeleng- Kalla”, Jakarta. garaan pemerintahan harus menunjukkan Schwab, Klaus, 2017, The Global performa yang tangguh, efektif dan efisien. Competitiveness Report 2017-2018, World Economic Forum. Upaya-upaya tersebut diharapkan Sekaran, Uma, 2009,Metodologi dapat meningkatkan tingkat kepercayaan Penelitian untuk Bisnis Buku I ed 4, pihak eksternal, termasuk investor dan Jakarta : Salemba Empat lembaga pemeringkat, terhadap potensi Suleman, Areef dan Zafar Iqbal, 2012, perekonomian Indonesia baik secara Infrastructure Development: makro maupun mikro. Perbaikan yang Challenges and the Way Forward, sedang dilakukan oleh pemerintah Publication of the Asia Development Indonesia dalam segala lini harus didu- Bank and Anthem Press. kung oleh segenap masyarakat, terutama U.S. News and World Report LP, 2018, dengan sikap optimisme dan kepercayaan Best Countries 2018 Global Rankings, terhadap pemerintah. Hal ini modal International News and Data Insights. penting bagi pemerintah untuk mencip- Yahya, Arief, 2018, Indonesia Priority takan pertumbuhan ekonomi yang holistik Sector : Tourism, Paparan disampaikan dan berkelanjutan guna meningkatkan pada Regional Investment Forum 2018, kesejahteraan rakyat. Yogyakarta.

Daftar Pustaka Peraturan Perundang-Undangan Buku Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 Effendi, S, 2000, Reformasi Administrasi, tentang Percepatan Pelaksanaan Ceramah Pada Re-entry Workshop Berusaha. 22 September 2017. Berita Strategic Management of Local Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Authorities tanggal 21 Juli 2000, Nomor 210, Jakarta. diselenggarakan oleh Badan Diklat Peraturan Menteri Pendayagunaan Depdagri, Jakarta. Aparatur Negara Republik Indonesia No. 23 tahun 2017 tentang

29

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Penyelenggaraan Mal Pelayanan efektif-kunci-keberhasilan- Publik. 3 Oktober 2017. Berita Negara pembangunan/ pada Juni 2018 Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor Situs Resmi Kementerian Keuangan, 1387, Jakarta. “APBN 2017” diakses dari Undang-Undang Republik Indonesia No. https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017 25 tahun 2004 tentang Sistem pada Juni 2018 Perencanaan Pembangunan Nasional. Situs Resmi Kementerian Keuangan, 5 Oktober 2004. Lembaran Negara “APBN 2018” diakses dari Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor https://www.kemenkeu.go.id/apbn2018 104, Jakarta. pada Juni 2018 Detik.com, “Jakarta Kuasai 70% Website Perputaran Uang, Sayangnya Kesenjangan Tinggi”, 27 Februari Situs Resmi Presiden RI, “Mempercepat 2013, diunduh dari Program Reformasi Regulasi”, 14 Juni https://finance.detik.com/berita- 2016, diunduh dari, ekonomi-bisnis/d-2181083/jakarta- http://presidenri.go.id/berita- kuasai-70-perputaran-uang-sayangnya- aktual/mempercepat-program- kesenjangan-tinggi pada Juni 2018 reformasi-regulasi.html pada Juni 2018 Liputan6.com, “Ini Bukti Program Tax Situs Resmi Kementerian Pendayagunaan Amnesty RI Tersukses di Dunia”, 29 Aparatur Negara dan Reformasi September 2016, diunduh dari Birokrasi, “Tiga Tahun Pemerintahan https://m.liputan6.com/bisnis/read/2613 Jokowi - JK , Indeks Reformasi 791/ini-bukti-program-tax-amnesty-ri- Birokrasi Meningkat“, 20 Oktober tersukses-di-dunia pada Juni 2018 2017, diunduh dari, Metronews.com, “Ekonomi DKI Jakarta https://www.menpan.go.id/site/berita- Tumbuh 6,29% di Kuartal III-2017”, 7 terkini/tiga-tahun-pemerintahan- November 2017, diunduh dari jokowi-jk-indeks-reformasi-birokrasi- http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro meningkat-2 pada Juni 2018 /5b255vdN-ekonomi-dki-jakarta- Situs Resmi Fakultas Ilmu Administrasi tumbuh-6-29-di-kuartal-iii-2017 pada Universitas Indonesia, “Prof. Juni 2018 Boediono: Birokrasi yang Bersih da Trading Economics.com, “Indonesia – Efektif Kunci Keberhasilan Credit Rating”, 6 Juni 2018, diunduh Pembangunan”, 13 April 2018, dari diunduh dari http://fia.ui.ac.id/prof- https://tradingeconomics.com/indonesia boediono-birokrasi-yang-bersih-dan- /rating pada Juni 2018

30

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

STRATEGI KEBIJAKAN PERCEPATAN PERIZINAN BERUSAHA MENUJU TARGET EODB 2020 EASE OF DOING BUSINESS POLICY STRATEGY TOWARDS THE 2020 EODB TARGET

Muhammad Rezky Aditya Ardiyan Lembaga Administrasi Negara

Sabilla Ramadhiani Firdaus Lembaga Administrasi Negara

Abstrak Peningkatan capaian Ease of Doing Business (EODB) tahun 2018 menjadi suatu pijakan yang makin mantap, untuk menyongsong tata kelola perekenomian nasional yang semakin baik, dan tentu diharapkan dapat mendorong kemudahan berusaha di Indonesia. Kebijakan yang hadir, sangat memiliki andil untuk menggiring roda perekonomian bangsa. Kebijakan yang ramah untuk investor, namun tetap disiplin dalam menegakkan kebijakan perizinan diharapkan dapat terjalin, di tingkat pusat maupun daerah. Pasca diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat dan mempermudah pelayanan untuk berusaha dengan penggunaan teknologi informasi melalui Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission). Salah satu agenda kebijakan tersebut, adalah dengan melakukan reformasi peraturan perizinan berusaha. Dalam reformasi peraturan tersebut, setiap pemerintah pusat maupun daerah harus memahami konsep reformasi peraturan perizinan, bagaimana prinsip dasar kebijakan percepatan pelaksanaan berusaha dan konsep evaluasi peraturan terkait pelaksanaan proses perizinan berusaha, agar sistem pelaksanaan berusaha yang terintegrasi dapat tercipta di Indonesia. Kata kunci: kebijakan publik, reformasi peraturan perizinan berusaha, percepatan pelaksanaan berusaha, kemudahan berusaha

Abstract Ease of Doing Business (EODB) achievement in 2018 brought hope as well as challenge towards the top 40 rank by 2020 as targeted by President Joko Widodo. Government policy is critical in improving licensing services. Government of Indonesia has made efforts to establish policy that is conducive for doing business, at the same time enforcing licensing policies through out central and regional levels. Following the enactment of Presidential Regulation No. 91 of 2017 concerning Acceleration of Doing Businesses, the government issued a policy to accelerate and facilitate doing business utilizing information technology through Electronic Single Submission System (Online Single Submission). One of the agenda is reforming licencing regulation. This reform aimed for integration of doing business in Indonesia. Central and local governments are required to follow the reform, to adhere the principles of the reform. In addition, evaluation of business licencing related regulation is conducted to obtain appropriate input in decision making to ease doing business in Indonesia. Keywords: doing-business license policy, bureaucracy inefficiency, acceleration of doing- business license, RBM Model, EODB 2020 Target

31

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

A. Pendahuluan berusaha dengan masih adanya kondisi pelayanan yang masih belum optimal. Sebagai salah satu pertimbangan investor dalam berinvestasi di dunia usaha, Capaian peringkat Ease of Doing kemudahan perizinan menjadi suatu Business (EoDB) tahun 2018, dalam tagline yang sedang gencar diupayakan laporan terbaru yang dikeluarkan oleh oleh pemerintah. Kemudahan perizinan di Bank Dunia tentang Kemudahan Berusaha, Indonesia ramai diusung melalui media peringkat kemudahan berusaha di sosial, yang dinilai efektif di era millennial Indonesia naik 19 peringkat ke posisi 72 ini. Tidak hanya gencar dalam hal dari 190 negara yang disurvei. Capaian ini pemberitaan, pemerintah juga mengupa- melanjutkan tren percepatan peningkatan yakan kemudahan berusaha ini dengan peringkat dalam dua tahun terakhir. menuangkannya dalam suatu rumusan Seperti diketahui, pada EoDB 2017 posisi kebijakan. Melalui Peraturan Presiden Indonesia naik 15 peringkat, dari 106 ke Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan peringkat 9 dan Indonesia masuk dalam 10 Pelaksanaan Berusaha (untuk selanjutnya negara Top Reformers. Dengan demikian, disebut Perpres Percepatan Pelaksanaan dalam 2 tahun terakhir posisi Indonesia Berusaha), pemerintah menjabarkan me- telah naik 34 peringkat. Sebelum EoDB ngenai konsep kebijakan percepatan pelak- 2017 posisi Indonesia berkisar antara sanaan berusaha. Kebijakan ini lahir dari peringkat 116 – 129. Akan tetapi penguat- dinamika perkembangan berusaha, baik an ekonomi global dan di Indonesia belum dari sektor mikro, kecil dan menengah, tercermin dalam data penanaman modal serta dilihat dari evaluasi pelaksanaan asing ke Indonesia.

Gambar 1: Peringkat EODB Negara-negara di Kawasan ASEAN

Sumber: Bank Dunia, diolah

32

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 2: Rasio FDI Inflows terhadap PDB

Sumber: IMF WEO database dan IIF database Pertanyaannya adalah, mengapa biaya yang tinggi, seperti tercermin dalam penanaman modal asing ke Indonesia Executive Opinion Survey tahun 2017 oleh masih rendah? Salah satunya adalah World Economic Forum: karena faktor birokrasi yang kompleks dan Gambar 3: Faktor yang paling bermasalah dalam melakukan usaha

Sumber: World Economic Forum, Executive Opinion Survey 2017

Faktor birokrasi pemerintah yang belum seluruhnya menggunakan teknologi kompleks dan inefisien memang menjadi informasi (online), waktu penyelesaian dan perhatian besar. Sebagai contoh, perizinan biaya perizinan yang tidak jelas, serta di Indonesia masih bersifat parsial dan paradigma dalam birokrasi yang masih tidak terintegrasi, sekuensial (berurutan), berbelit. Di samping itu, seperti dilansir

33

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 dalam Bhasin (2010) korupsi adalah mana prinsip dasar kebijakan percepatan masalah serius dan perlu langkah-langkah pelaksanaan berusaha yang sudah ada diambil pada level tertinggi untuk disandingkan dengan dan konsep-konsep memberantas hal tersebut. Praktik suap evaluasi perizinan berusaha. muncul karena banyak peraturan yang ditempatkan untuk meningkatkan pen- B. Kebijakan Percepatan Perizinan dapatan. Gaji rendah pejabat pemerintah Berusaha di Indonesia adalah salah satu penyebab korupsi. Birokrasi berjalan lambat dan tidak efisien, Menurut Ridwan dan Sudrajat dan praktik suap membuat semuanya (2009) Perizinan adalah wujud pelayanan bergerak. Hal-hal tersebutlah yang publik yang sangat menonjol dalam tata menjadikan pelayanan birokrasi menjadi pemerintahan. Dalam relasi antara kompleks dan berbiaya tinggi dalam setiap pemerintah dan warga masyarakat sering- proses perizinan berusaha di Indonesia. kali perizinan menjadi sebuah indikator untuk menilai apakah sebuah tata Faktor penghambat sebagaimana pemerintahan sudah mencapai kondisi disebutkan di atas, menjadi salah satu “good governance” atau belum. pijakan pemerintah untuk melakukan pem- benahan diri, melakukan evaluasi di berba- Terdapat disharmoni regulasi gai sektor dalam rangka peningkatan dalam pengaturan perizinan sebelumnya. peringkat kemudahan berusaha yang ditar- Misalnya pada contoh kasus Kementerian getkan Indonesia dapat mencapai pering- Dalam Negeri yang telah mengeluarkan kat 40 pada EoDB 2020. Hal ini telah Permendagri No. 20/2008 tentang menjadi fokus capaian kinerja pemerin- Pedoman Organisasi dan Tata Kerja tahan Presiden Joko Widodo, yang juga Pelayanan Terpadu di Daerah yang mana sejalan dengan visi Indonesia 2025 yaitu selanjutnya disusul dengan terbitnya mencapai target 12 besar kekuatan ekono- Perpres No. 27/2009 tentang PTSP di mi dunia pada tahun 2025 (Zuhal, 2013). Bidang Penanaman Modal. Urgensi dilakukannya penataan regulasi di Sehingga, untuk mencapai target Indonesia dilansir dari DAPP-BAPPENAS 40 pada EoDB 2020, masih banyak hal (2012) adalah: 1) Terlalu banyaknya yang perlu dibenahi, salah satunya adalah regulasi (Hyper-regulation); 2) Saling pembenahan birokrasi terkait standar bertentangan (Conflicting); 3) Tumpang pelayanan pada kementerian/lembaga, tindih (Overlapping); 4) Multitafsir (Multi provinsi, dan kabupaten/kota yang salah Interpretation); 5) Tidak taat asas satu upayanya dilakukan melalui evaluasi (Inconsistency); 6) Tidak efektif; 7) perizinan berusaha dan penerapan Sistem Menciptakan beban yang tidak perlu Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara (Unnecesarry Burden); 8) Menciptakan Elektronik (Online Single Submission). Ekonomi Biaya Tinggi (High-Cost Berdasarkan hal tersebut, Pemerin- Economy). tah telah menetapkan kebijakan percepatan Dalam beberapa kali kesempatan, pelaksanaan berusaha sebagaimana diatur Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dalam Perpres Percepatan Pelaksanaan Bapak Yasonna Laoly mengingatkan agar Berusaha,yang mana terdapat kewajiban setiap kementerian/lembaga/pemerintah bagi menteri/kepala, gubernur, dan bupati/ daerah harus melaksanakan reformasi walikota untuk melaksanakan percepatan regulasi (Yasonna Laoly, personal pelaksanaan berusaha sebagaimana diatur communication, November 15, 2017). dalam Perpres tersebut. Untuk itu, Dengan kondisi dan tuntutan penataan pemerintah perlu pemahaman secara baik regulasi diatas, juga diberlakukan dalam dan menyeluruh mengenai konsep konteks pelaksanaan berusaha di percepatan kemudahan berusaha, bagai- Indonesia.

34

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Pada pasal 2 Perpres Percepatan perdagangan bebas dan pelabuhan Pelaksanaan Berusaha, dalam rangka bebas, kawasan industri, dan percepatan pelaksanaan berusaha, dilaku- kawasan strategis pariwisata kan 2 (dua) tahapan, yaitu: nasional. a. Tahap kesatu, yaitu: b. Tahap kedua, yaitu: 1. pengawalan dan penyelesaian 1. pelaksanaan reformasi peraturan hambatan melalui pembentukan perizinan berusaha; dan satuan tugas; 2. penerapan sistem perizinan 2. pelaksanaan perizinan berusaha berusaha terintegrasi secara elek- dalam bentuk pemenuhan persya- tronik (Online Single Submission). ratan (checklist) yang dilakukan di Percepatan pelaksanaan tidak kawasan ekonomi khusus, kawasan hanya dilakukan sebagai suatu tahapan perdagangan bebas dan pelabuhan atau proses estafet saja, namun dapat bebas, kawasan industri, dan kawa- dilaksanakan secara bersamaan. Melihat san strategis pariwisata nasional; tingginya peluang peningkatan investasi dan dan semangat perbaikan reformasi

3. pelaksanaan perizinan berusaha kebijakan dalam proses perizinan usaha, dengan menggunakan data sharing maka pemerintah mulai melaksanakan dan penyampaian yang tidak ber- Tahap II dalam rangka penyiapan ulang yang dilakukan di luar kawa- pelaksanaannya (preparasi), dengan jadwal san ekonomi khusus, kawasan pelaksanaan sebagai berikut.

Gambar 4: Langkah persiapan Tahap II Pelaksanaan Reformasi Perizinan Berusaha

Sumber: Lampiran Permenko Perekonomian tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017

Pelaksanaan reformasi peraturan an reformasi peraturan perizinan dilakukan perizinan berusaha dilakukan oleh tiap melalui: satuan tugas di masing-masing sektor (K/L a. menyusun daftar peraturan yang akan Leading, K/L Supporting, K/L Gabungan, diganti berdasarkan hasil evaluasi; Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Pelaksana-

35

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 b. menyusun rancangan peraturan Koordinasi antar lembaga ini pengganti peraturan sebelumnya; dan memunculkan sinergi, untuk mencapai c. menyusun dan menyampaikan usulan titik harmonisasi peraturan perundang- perubahan peraturan yang menghambat. undangan. Sebab, persoalan perizinan Sebagai suatu bentuk reformasi berusaha tidak hanya dimiliki, diinisiasi peraturan, mekanisme pelaksanaan seba- dan dilaksanakan oleh tingkat pemerintah gaimana disebut di atas, tentu dapat dinilai pusat atau tingkat daerah saja, tetapi baik, karena melalui proses atau tahapan bersifat nasional, artinya bahwa persiapan, yang tepat dalam melakukan suatu refor- pelaksanaan hingga evaluasi dilaksanakan masi peraturan, yang dimulai dari proses lintas sektoral. Pada proses harmonisasi evaluasi peraturan, dan dilanjutkan dengan tersebut, baik kementerian/lembaga/ proses identifikasi, penyusunan rancangan pemerintah daerah inisiator, Kementerian peraturan pengganti dan penyusunan, serta Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kemen- penyampaian peraturan perundang- terian Dalam Negeri serta kementeri- undangan yang dirasa menghambat pelak- an/lembaga terkait, wajib memahami dan sanaan perizinan berusaha. Khusus dalam siap dengan isi materi muatan peraturan tersebut. Pemahaman dan penggunaan asas penyusunan peraturan menteri/kepala lembaga untuk mengganti peraturan pelak- materi muatan yang tepat dalam sanaan perizinan berusaha sebelumnya, pembentukan undang-undang meru-pakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi hal penting untuk mencegah terjadinya Manusia memberikan asistensi teknik hiper regulasi, maupun overlapping penyusunan rancangan peraturan menteri/ maupun inkonsistensi peraturan (Astuti, kepala lembaga. November 20, 2017). Sedangkan dalam hal penyusunan Sehingga, merujuk pada Anggono peraturan daerah/peraturan kepala daerah (2014) pencegahan hal tersebut amat untuk mengganti peraturan pelaksanaan penting dilakukan dalam proses harmoni- perizinan berusaha sebelumnya, mengacu sasi untuk menghindari kerugian secara substansi, anggaran, dan bahkan bagi ketentuan sebagai berikut: a. Kementerian Hukum dan Hak Asasi kepastian dan kemanfaatan hukum itu sendiri. Kepastian dan kemanfaatan hukum Manusia bersama dengan Kemen- yang diidamkan justru menjadi eksekutor terian Dalam Negeri memberikan asistensi teknik penyusunan rancangan yang salah karena penerapan asas materi peraturan daerah atau rancangan yang tepat diabaikan sehingga menghasil- peraturan kepala daerah; dan kan produk hukum yang tidak berkualitas. b. Kementerian/lembaga yang kewena- C. Evaluasi Pelaksanaan Proses ngannya didelegasikan ke pemerintah daerah, memberikan asistensi terhadap Perizinan Berusaha materi yang dimuat dalam rancangan Konsep evaluasi sederhana yang peraturan daerah atau rancangan sering menjadi acuan adalah konsep RBM peraturan kepala daerah. (Results-based Management), yang mana Dapat dilihat dalam materi Perpres konsep RBM dilihat sebagai konsep Percepatan Pelaksanaan Berusaha ini, dengan pendekatan siklus hidup (life cycle mengamanatkan adanya koordinasi antar approach), dimulai dari perencanaan, lembaga pemerintahan, demi tercapainya pelaksanaan hingga proses monitoring dan tujuan yang diharapkan oleh pemerintah evaluasi sebagaimana terlihat pada grafik yakni kemudahan perizinan berusaha, di bawah ini. dengan sistem perizinan yang terintegrasi.

36

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Menurut Anderson dalam Winarno (2008), secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak pelaksanaan kebijakan tersebut. Menurut Lester dan Stewart dalam Winarno (2008) evaluasi kebijakan dapat dibedakan ke dalam dua tugas yang ber- beda, tugas pertama adalah untuk menen- tukan konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan dengan Sumber: UNDP, Handbook of Planning, cara menggambarkan dampaknya. Sedang- M&E for Development Result (2009) kan tugas kedua adalah untuk menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu Dalam konsep evaluasi RBM, kebijakan berdasarkan standar atau kriteria perencanaan dapat didefinisikan sebagai yang telah ditetapkan sebelumnya. proses menetapkan tujuan, mengembang- Evaluasi kebijakan merupakan persoalan kan strategi, menguraikan pengaturan fakta yang berupa pengukuran serta pelaksanaan dan mengalokasikan sumber penilaian baik terhadap tahap daya untuk mencapai tujuan tersebut. implementasi kebijakannya maupun Monitoring dapat didefinisikan sebagai terhadap hasil (outcome) atau dampak proses berkelanjutan di mana para (impact) dari bekerjanya suatu kebijakan pemangku kepentingan mendapatkan atau program tertentu, sehingga umpan balik secara berkala tentang menentukan langkah yang dapat diambil kemajuan yang sedang dibuat untuk dimasa yang akan datang. mencapai tujuan dan sasaran dimaksud. Evaluasi adalah penilaian yang obyektif Lebih lanjut, evaluasi kebijakan dan independen baik dari kegiatan yang secara sederhana menurut William Dunn diselesaikan atau yang sedang berlangsung dalam Agustino (2008), berkenaan dengan untuk menentukan sejauh mana organisasi produksi informasi mengenai nilai-nilai mencapai tujuan yang dinyatakan dan atau manfaat-manfaat kebijakan hasil berkontribusi terhadap pengambilan kebijakan. Menurut Muhlizi (2017), keputusan (UNDP, 2009). analisis dan evaluasi dilakukan tidak hanya untuk memperbaiki materi hukum yang Framework tersebut mengutama- ada (existing), tetapi juga untuk perbaikan kan pendekatan yang bersifat holistik dan terhadap sistem hukum yang mencakup mengintegrasikan aktivitas-aktivitas fung- materi hukum, kelembagaan dan penegak- sional untuk memberikan kepuasan kepada an hukum, pelayanan hukum serta stakeholders selaku pengguna layanan dan kesadaran hukum masyarakat. Hasil menghasilkan kebijakan yang tepat analisis evaluasi adalah rekomendasi menyesuaikan perubahan lingkungan yang terhadap status peraturan perundang- dinamis (Bartels dan Pass, 2000). undangan yang ada, apakah perlu Evaluasi biasanya ditujukan untuk perubahan (revisi), penggantian (dicabut), menilai sejauh mana efektifitas kebijakan atau dipertahankan. publik guna dipertanggungjawabkan kepa- Menteri/kepala lembaga, gubernur, da konstituennya. Sejauh mana tujuan dan bupati/walikota melakukan evaluasi dicapai serta untuk melihat sejauh mana atas seluruh dasar hukum pelaksanaan

37

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 proses Perizinan Berusaha yang 2017). Permenko Perekonomian tentang merupakan kewenangannya, termasuk bagi Pedoman Pelaksanaan Peraturan Presiden usaha mikro, kecil, dan menengah. Pelak- Nomor 91 Tahun 2017 lahir sebagai sanaan evaluasi tersebut mencakup pula landasan hukum untuk pembentukan dan rekomendasi penyempurnaan atas peratur- pelaksanaan satuan tugas pada kemen- an perundang-undangan yang menjadi terian/lembaga, provinsi, dan kabupaten/ referensi atau dasar hukum penerbitan kota, pelaksanaan reformasi peratuan Perizinan Berusaha yang dilaksanakan perizinan berusaha, dan penerapan sistem oleh Satuan Tugas Nasional, Satuan Tugas perizinan berusaha secara terintegrasi Kementerian/Lembaga, Satuan Tugas Pro- (online single submission) percepatan vinsi, dan/atau Satuan Tugas Kabupaten/ pelaksanaan berusaha dan untuk Kota. melaksanakan ketentuan Pasal 39 Perpres Berdasarkan evaluasi tersebut, Percepatan Pelaksanaan Berusaha. menteri/kepala lembaga, gubernur, dan Berdasarkan konsep RBM dengan bupati/ walikota mengganti peraturan yang pendekatan life-cycle approach, untuk merupakan dasar hukum pelaksanaan mempercepat kemudahan perizinan Perizinan Berusaha sebelumnya, dengan berusaha di Indonesia maka proses dimulai memuat ketentuan: dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring a. Standar Pelayanan Perizinan dan evaluasi. Hal penting yang harus Berusaha, yang mengatur mengenai, dicermati dalam tahap perencanaan adalah Pelaku Usaha yang dapat mengajukan mengenai kesiapan. Kesiapan hadir disaat permohonan, persyaratan, penyampai- pembuat kebijakan maupun stakeholder an permohonan dan pendaftaran, yang terkait, yakin dan siap untuk prosedur penyelesaian, dan jangka mengimplementasikan hasil analisis dan waktu penyelesaian; evaluasi, yang sudah disusun dari poin- b. Biaya penerbitan Perizinan Berusaha poin rekomendasi. Pada prinsipnya, dalam hal dikenakan penerimaan kesiapan dalam hal ini mencangkup antara negara bukan pajak atau pajak daerah lain: dan retribusi daerah; 1. Sistem Online Single Submission c. Perizinan Berusaha wajib diberikan (OSS) yang Bersinergi dan setelah semua persyaratan telah Terintegrasi lengkap dan benar; Sebelum OSS muncul, seluruh d. Layanan pengaduan perizinan perizinan usaha harus melewati berusaha; dan berbagai macam perizinan lintas e. Penerapan teknologi informasi online kementerian dan lembaga. Sedangkan dalam pelaksanaan perizinan berusaha dengan sistem OSS, perizinan dan keputusan berbentuk elektronis. berusaha akan berubah melalui satu Lebih lanjut, pedoman mengenai kantor dan secara online. Sistem percepatan pelaksanaan berusaha diatur tersebut akan terintegrasi dan dalam Peraturan Menteri Koordinator melengkapi sistem Pelayanan Terpadu Bidang Perekonomian Republik Indonesia Satu Pintu (PTSP). Selaku Ketua Satuan Tugas Nasional Perizinan berusaha pada sistem OSS Percepatan Pelaksanaan Berusaha Nomor mengharuskan pelaku usaha atau 8 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksa- investor mengajukan permohonan naan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun perizinan berusaha hanya ke 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan PTSP. Seluruh data perizinan Berusaha (selanjutnya disebut Permenko berusaha yang ditujukan kepada Perekonomian tentang Pedoman Pelaksa- kementerian/lembaga/pemerintah ber- naan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun ada dalam 1 (satu) sistem OSS,

38

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

sehingga investor tidak perlu 4. Pengawasan, dengan ketentuan: melakukan registrasi ulang saat a. Kementerian/lembaga dan peme- mengurus perizinan lain. Bahkan rintah daerah yang memberikan investor tak harus datang ke kemen- perizinan kepada pemegang izin terian teknis untuk menyerahkan berusaha wajib melakukan penga- dokumen. Cukup dengan mendaftar wasan pelaksanaan perizinan sesuai melalui online dengan menggunakan ketentuan peraturan perundang- gadget, investor akan mendapat undangan. kemudahan perizinan berusaha, b. Pelaksanaan pengawasan perizinan sebagai solusi atas permasalahan yang dapat dilakukan pada tahapan selama ini dikeluhkan investor selama pengajuan perizinan berusaha atau ini. pada pelaksanaan perizinan ber- 2. Sumber Daya Manusia usaha (pembangunan konstruksi Dalam hal ini, Tim Pelaksana perce- dan komersial) atau pada seluruh patan pelaksanaan berusaha bersama tahapan.

dengan Kementerian Komunikasi dan c. Tujuan pengawasan adalah untuk menjamin pemegang perizinan ber- Informatika, Kementerian Pendayagu- naan Aparatur Negara dan Reformasi usaha melaksanakan perizinannya Birokrasi, Kementerian Dalam sesuai dengan standar yang telah Negeri, dan Lembaga Administrasi ditetapkan oleh Kementerian/lem- Negara serta pihak lain untuk baga dan pemerintah daerah.

menyiapkan dan melaksanakan d. Dalam rangka pengawasan per- pelatihan bagi sumber daya manusia izinan berusaha dilakukan pemerik- yang akan menggunakan OSS. saan sesuai standar yang ditetapkan. 3. Dukungan dan Kerjasama Seluruh e. Kementerian/lembaga dan peme- Stakeholders rintah daerah harus menetapkan Sebuah sistem yang baik, harus standar perizinan dan pemenuhan didukung oleh seluruh stakeholders. persyaratan perizinan termasuk Menurut Friedman (1975), salah satu standar pemeriksaannya sesuai faktor yang cukup dominan yang ketentuan peraturan perundang- mempengaruhi proses penegakan undangan dan mengacu pada suatu regulasi yaitu faktor kultural praktek yang sehat dan efisien dan (lawculture) yang dalam hal ini dalam hal tertentu dapat mengacu dimaknai sebagai sikap manusia, nilai pada standar internasional. pemikiran, serta harapannya. Dengan f. Satuan Tugas (Satgas) Nasional, kata lain, faktor kultur sangat berpe- Satgas Kementerian/Lembaga, ngaruh pula terhadap kelancaran Satgas Provinsi, dan Satgas Kabu- pelaksanaan kebijakan, dalam hal ini paten/Kota melakukan evaluasi yaitu kebijakan percepatan pelaksa- atas prosedur pengawasan dan naan berusaha. Pemerintah bersama pemeriksaan yang telah ada dan dengan seluruh stakeholders harus mengusulkan perubahan atas bersatu membangun kerjasama yang prosedur pengawasan dan peme- baik, demi tercapainya sistem tata riksaan yang lebih mudah, efektif, kelola perekonomian nasional, dan efisien, serta penggunaan khususnya untuk mendorong kemu- teknologi informasi. Pengembang- dahan berusaha di Indonesia. an pengawasan diarahkan ke bentuk post audit dengan standar

yang telah ditetapkan.

39

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

g. Pelaksanaan pengawasan dan aktor legislatif, eksekutif dan juga pemeriksaan perizinan berusaha yudikatif. Dalam hal ini, pemerintah oleh kementerian/lembaga dan sebagai lembaga yang mengeluarkan kebi- pemerintah daerah dapat dilaku- jakan penataan perekonomian nasional, kan sendiri dalam hal sumber daya yang dalam hal ini adalah untuk menata manusia yang berkualifikasi telah perizinan berusaha, juga pemerintah terpenuhi. sebagai lembaga yang menjalankan h. Dalam hal sumberdaya manusia kegiatan pelaksanaan perizinan berusaha, belum terpenuhi dan/atau tidak serta pemerintah juga memiliki andil untuk efisien dalam penyediaannya, maka mengontrol dan menindak dengan tegas dapat dilakukan kerjasama dengan segala hal yang tidak sesuai dengan auditor dan/atau profesi tertentu kebijakan yang ditetapkan. yang terkait dengan pengawasan Reformasi peraturan perizinan dan pemeriksaan perizinan. berusaha muncul sebagai upaya penataan

i. Dalam rangka kerjasama dengan kembali sistem perizinan berusaha yang auditor dan/atau profesi tertentu diterbitkan oleh kementerian/lembaga dan tersebut, kementerian/lembaga atau pemerintah daerah untuk memulai, melak- pemerintah daerah harus menetap- sanakan, dan mengembangkan kegiatan kan terlebih dahulu standar yang usaha agar menjadi pendukung kegiatan menjadi dasar pengawasan atau berusaha tersebut, dan bukan sebaliknya pemeriksaan. menjadi hambatan perkembangan kegiatan

j. Satgas Nasional mendorong untuk usaha. pengembangan sumber daya manusia pada kementerian/ Pasca diberlakukannya Perpres lembaga dan pemerintah daerah Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pelak- serta auditor dan/atau profesi sanaan reformasi peraturan perizinan tertentu melalui vocational training berusaha diwajibkan untuk dilaksanakan, yang bekerja sama dengan asosiasi oleh setiap pemerintah pusat dan daerah profesi. yang memiliki keterkaitan dengan perizinan berusaha. Pelaksanaan reformasi Kebijakan percepatan perizinan peraturan perizinan berusaha dilakukan berusaha melalui OSS yang sudah oleh tiap satuan tugas di masing-masing direncanakan dengan matang dan akan sektor (K/L Leading, K/L Supporting, K/L diimplementasi-kan dalam waktu dekat Gabungan, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, harus diiringi dengan komitmen kuat pada dengan melakukan evaluasi peraturan yang monitoring dan evaluasi yang juga sudah ada. masuk dalam paket kebijakan yang telah ditetapkan. Strategi ini menurut Mooney Dalam melaksanakan reformasi dan Evans (2007) merupakan art of perizinan berusaha tersebut, harus diiringi government sebagai langkah pemerintah dengan pendekatan RBM yang dimulai untuk mencapai target dan menjawab dari kesiapan untuk melaksanakan peren- permasalah-an sekaligus tantangan canaan, pelaksanaan program dan perizinan berusaha. komitmen kuat dalam monitoring serta evaluasi terkait pelaksanaan perizinan D. Penutup berusaha di Indonesia secara holistik dan terintegrasi. Reformasi Peraturan Perizinan Berusaha, pasca diundangkannya Perpres Strategi ini diharapkan dapat Percepatan Pelaksanaan Berusaha, mem- mereduksi potensi disharmoni diantara bawa angin segar bagi investor, masya- tubuh pemerintah didalam menetapkan rakat dan juga dari sisi pemerintah sebagai regulasi dan mengimplementasikan

40

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

praktek kemudahan perizinan berusaha, Peraturan Perundang-Undangan sehingga tidak akan dijumpai lagi Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017. kedepannya pengurusan dokumen Percepatan Pelaksanaan Berusaha. pemerintahan yang berbelit dan berbiaya 26 September 2017. Lembaran Negara tinggi. Republik Indonesia Tahun 2017 Daftar Pustaka Nomor 210. Jakarta. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Buku Perekonomian Republik Indonesia Selaku Ketua Satuan Tugas Nasional Agustino, Leo. (2008). Dasar-dasar Percepatan Pelaksanaan Berusaha Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Nomor 8 Tahun 2017. Pedoman Bartels, Frank L. & L. Pass, Christopher. Pelaksanaan Peraturan Presiden (2000). International Business: A Nomor 91 Tahun 2017 tentang Competitivensess Approach. Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Singapore: Prentice Hall. 25 Oktober 2017. Berita Negara Bhasin, Balbir B. (2010). Doing Business Republik Indonesia Tahun 2017 in the Asean Countries. New York: Nomor 1504. Jakarta. Business Expert Press, LLC. Dwi Anggono, Bayu. (2014). Perkembangan Pembentukan Undang- Website Undang Di Indonesia. Jakarta: Astuti, Tri Sulistianing. (2017, November Konpress (Konstitusi Press). 20). Hiper Regulasi Di Era Reformasi. Lawrence M. Friedman, (1975). The Legal Retrieved from System: Social Science Perspective, http://www.itrc.or.id/?p=69 New York: Russel Sage Foundation. Dilema Birokrasi Satu Pintu. (2015, Mooney, Annabelle & Evans, Betsy. January 8). Retrieved June 23, 2018, (2007). Globalization: The Key from Concepts. New York: Routledge. https://nasional.kompas.com/read/2015 Muhlizi, Arfan Faiz Muhlizi. (2017). /01/08/19033681/Dilema.Birokrasi.Sat Penataan Regulasi Dalam Mendukung u.Pintu. Pembangunan Ekonomi Nasional. World Bank Doing Business 2018 Report. Jurnal Rechtsvinding, 6 (3), 349-367. (2018, March 10). Retrieved March 10, Winarno, Budi, (2008). Kebijakan Publik: 2018, from Teori dan Proses. Jakarta: PT Buku http://www.doingbusiness.org/~/media Kita. /WBG/DoingBusiness/Documents/Ann Zuhal (2013). Gelombang Ekonomi ual-Reports/English/DB2018-Full- Inovasi: Kesiapan Indonesia Report.pdf Berselancar Di Era Ekonomi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

41

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

MENGUKUR INISIATIF PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDORONG KEMUDAHAN BERUSAHA MELALUI LOCAL GOVERNMENT CAPACITY FOR BUSINESS (LGCB) INDEX

MEASURING LOCAL GOVERNMENT INITIATIVE FOR ENFORCING EASE OF DOING BUSINESS THROUGH LOCAL GOVERNMENT CAPACITY FOR BUSINESS (LGCB) INDEX

Agit Kristiana Lembaga Administrasi Negara Muhammad Syafiq Lembaga Administrasi Negara Aldhino Niki Mancer Lembaga Administrasi Negara

Abstrak Indeks Kapasitas Pemerintah Daerah untuk Mendukung Investasi (Local Government Capacity for Business atau Indeks LGCB) dikembangkan untuk mengukur dan mendeskripsikan inisiatif kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong kemudahan berusaha di daerah. Penilaian Indeks LGCB dilakukan dengan menggunakan variabel pada penilaian infrastruktur, keamanan, ketenagakerjaan, SDM Pemerintah Daerah, kebijakan, pelayanan, tren investasi, serta daya beli masyarakat di daerahnya. Terdapat 12 Pemerintah Daerah yang terpilih secara purposive untuk menjadi lokus assessment, dan difokuskan pada 4 Pemerintah Daerah yang menunjukkan inisiatif terbaik dalam membangun investasi di daerah. Keempat pemerintah daerah yang terpilih yaitu Kota Pontianak, Kota Surabaya, Kabupaten Siak, dan Kabupaten Demak. Keempat daerah tersebut memberikan beberapa pembelajaran terkait keberhasilan dalam mendorong kemudahan berusaha di daerahnya. Pembelajaran pertama yang dapat diambil adalah pentingnya penataan regulasi pelayanan perijinan di daerah dengan sinergi bersama Pemerintah Pusat. Pembelajaran kedua terkait penguatan kapasitas Pemerintah Daerah dalam melakukan reformasi regulasi di daerah, Pemerintah Daerah dalam waktu yang sama juga perlu mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi. Pembelajaran ketiga menekankan pentingnya pengembangan sistem berbasis TIK untuk membangun sistem pelayanan publik terpadu oleh Pemerintah Daerah. Kata kunci: inisiatif, kemudahan berusaha, kapasitas pemerintah daerah

Abstract LGCB Index was developed to measure and describe Local Government Initiative to ease Doing Business in the regions. This index comprises of variables namely infrastructure, security, labor, government human resources, incentive policy, service, investment trend, and buying power in region. There were 12 Local Governments purposively selected for assessment. Analysis is focused on four Local Governments performed best initiatives to ease doing business in the regions. Pontianak City, Surabaya City, Siak Regency, and Demak

42

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Regency presented lessons on success story to ease doing business within their regions. First, urgency of regulatory reform for simplify investment’s licences. Second, local government capacity building for establishing reform in region. Thirtd, urgency for implementing e- governance to bulit integrated investment service mechanism based on information and technology. Keywords: intiative, ease of doing business, local govermnent, capacity

A. Latar belakang sisi lain, masih banyak pula pemerintah Tahun 2018 Indonesia kembali daerah yang tertatih-tatih untuk mengem- mencapai progres terbaik terkait peringkat bangkan ekonomi di daerahnya. kemudahan berusaha. Dalam laporan Birokrasi menjadi salah satu mesin terbaru yang dirilis oleh Bank Dunia, utama (enabling factor) penggerak pereko- peringkat Indonesia dalam Ease of Doing nomian daerah. Namun salah satu perma- Business (EoDB) mengalami kenaikan 19 salahan utama yang terjadi dalam mem- peringkat, naik dari posisi 91 pada tahun bangun perekonomian daerah adalah 2017 ke posisi 72 untuk tahun 2018 (The terkait dengan peran pemerintah daerah World Bank, 2018). Laporan tersebut juga melalui instrumen kebijakannya untuk menempatkan Indonesia sebagai “top 10 membangun tata kelola ekonomi yang baik reformer”, sepuluh negara terbaik di dunia di daerahnya sehingga kondusivitas iklim yang paling progresif melakukan reformasi usaha terpengaruh. Implementasi kemudahan berusaha selama 15 tahun kebijakan merupakan tantangan bagi terakhir. pemerintah, bahkan beberapa studi Pencapaian ini merupakan penga- literatur dan kajian yang ada menyebutkan kuan dunia terhadap perbaikan yang bahwa proses implementasi kebijakan sedang dilakukan oleh pemerintah menjadi permasalahan utama yang dihadapi pemerintah. Hal tersebut salah Indonesia. Dalam menggenjot perbaikan kekuatan Ekonomi Indonesia, Presiden satunya diungkapkan oleh Grindle (1980) Joko Widodo menuangkan perbaikan daya yang melakukan studi kasus implementasi saing Indonesia kedalam Nawa Cita. kebijakan di beberapa dunia ketiga, salah Berbicara mengenai daya saing nasional satunya adalah Indonesia. Indonesia, daerah memerankan peran Kondusivitas iklim investasi di penting dalam meningkatkan daya saing daerah sangatlah mempengaruhi ketertari- nasional. Hal tersebut tidak terlepas dari kan pengusaha untuk menginvestasikan kenyataan bahwa keberhasilan daya saing usahanya di suatu daerah. Tentunya untuk suatu negara dikontribusikan oleh daya dapat menarik pengusaha harus ada saing masing-masing daerahnya. Adanya jaminan dan daya dukung untuk menjaga era desentralisasi di Indonesia, mendorong kelangsungan usaha. Jaminan dan daya daerah untuk semakin berkompetisi dukung tersebut dapat dilihat dari tingkat meningkatkan kemampuan daya saingnya. infrastruktur, keamanan, sumber daya Dengan mudah kita jumpai berbagai manusia, kebijakan pemerintah daerah dan daerah dapat menunjukan kesuksesannya tingkat pelayanan serta output yang dalam membangun perekonomian daerah- dihasilkan terkait pelayanan perizinan nya sehingga mampu meningkatkan usaha. kesejah-teraan masyarakatnya. Namun di

43

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Walaupun banyak penilaian Gambar 1 : Dimensi LGCB Indeks sebagai indikator dalam melihat kemam- puan daya saing suatu daerah tetapi saat ini • Dimensi Inisiatif Daerah belum tersedia penilaian secara khusus 50% dilakukan untuk menilai kapasitas • Dimensi Potensi Daerah pemerintah daerah untuk mendukung iklim 20% usaha yang dapat merepresentasikan ting- kat kemampuan daerah dalam mengelola • Dimensi Hasil 30% perekonomian di daerahnya. Artikel ini secara khusus akan membahas tentang pengukuran kapasitas dan inisiatif Sumber: Tim LGCB Awards, 2017 pemerintah daerah dalam mendorong kemudahan berusaha melalui Local Dalam melakukan pengukuran Government Capacity For Business kapasitas pemerintah daerah melalui (LGCB) Index. Indeks LGCB, diperlukan berbagai data, baik data sekunder maupun data primer. B. Metodologi Kebutuhan data primer ini dipenuhi Pengukuran Indeks LGCB didasar- dengan penyebaran kuesioner kepada kan pada beberapa dimensi dan indikator- pemerintah kabupaten/kota. Penyebaran indikator kunci. Dimensi dan indikator kuesioner dilakukan secara online dengan yang ada dalam Indeks LGCB merupakan memanfaatkan aplikasi survey online alat yang digunakan untuk melakukan dengan metode self assessment. Hasil dari penilaian terhadap kapasitas pemerintah self assessment yang diperoleh dari daerah dalam mendukung terciptanya pengumpulan survey online kemudian iklim usaha yang positif. Oleh karena itu, diverifikasi secara langsung oleh tim dan penilaian harus dilakukan secara kompere- dilakukan penilaian terhadap capaian skor hensif, sehingga pengukuran kapasitas di masing-masing dimensi. pemerintah daerah menjadi suatu kesatuan Pengukuran kapasitas pemerintah yang utuh. daerah dalam mendukung iklim usaha Agar penilaian terhadap kapasitas yang kondusif melalui Indeks LGCB pemerintah daerah dalam mendukung dilakukan di seluruh Kabupaten dan Kota terciptanya iklim usaha yang positif di Indonesia. Namun sebagai upaya tersebut dapat dinilai secara komprehensif, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan 1 maka dimensi dan indikator penilaian penilaian, dipilih 12 daerah terbaik yang disusun dalam sebuah index sesuai dengan dilakukan dengan perbandingan dari tujuan pengukuran. Dilakukan pembobot- beberapa kajian serupa yang telah an pada setiap dimensi yang pada dilakukan sebelumnya. prinsipnya didasari pada kekuatan setiap dimensi dalam menggambarkan kapasitas 1 Berdasarkan hasil perbandingan dengan kajian pemerintah daerah. Bobot setiap dimensi dan peneliti terdahulu, dipilih 12 daerah sebagai yang ada pada indeks ini didasarkan pada lokus penilaian LGCB index, yang meliputi: Kabupaten Siak, Kabupaten Demak, Kabupaten expert judgement terhadap sejauh mana Gresik, Kabupaten Deli Serdang, Kota Surabaya, dimensi tersebut menjadi faktor yang Kota Bandung, Kota Pontianak, Kota Jambi, Kota penting dalam kegiatan usaha di daerah. Magelang, Kota Gorontalo, Kota Bekasi, dan Kota Makasar

44

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

C. Hasil dan Analisa ten Siak merupakan daerah dengan skor Mengukur kapasitas pemerintah dimensi inisiatif tertinggi, sebesar 0,92. daerah dengan LGCB Index Sedangkan skor terkecil ada pada Kota Gorontalo sebesar 0,48. Untuk mengukur Pencapaian peringkat EoDB skor total dimensi inisiatif dilakukan Indonesia pada tahun 2018 ini merupakan dengan melihat kondisi kebijakan, hasil atas upaya perbaikan pada tujuh pelayanan perizinan, dan SDM peme- indikator, yaitu: (1) Simplifikasi pendaftar- rintah di Kabupaten/Kota tersebut. an usaha baru; (2) perbaikan akses atas listrik; (3) efisiensi biaya pengurusan izin 2. Dimensi Potensi Dimensi Potensi pada LGCB properti usaha; (4) transparansi data kredit; indeks digunakan untuk mengukur potensi (5) penguatan perlindungan terhadap yang dimiliki daerah yang dapat investor minoritas; (6) perbaikan akses dimanfaatkan dalam mendukung kredit usaha melalui pendirian kredit terciptanya iklim investasi yang kondusif bureau; dan (7) perkembangan perizinan di daerah. Dalam pelaksanaan pengukuran berbasis elektronik untuk perdagangan indeks LGCB, gambaran kualitatif dari internasional (The World Bank, 2018). dimensi potensi di masing-masing daerah Hasil pengukuran Indeks LGCB tahun berperan penting sebagai pendukung 2017 pada dasarnya mencatat poin-poin dalam mengidentifikasi inisiatif-inisiatif perbaikan yang telah dilakukan oleh yang telah dilakukan masing-masing pemerintah daerah. Di mana perbaikan ini kabupaten/kota. Berikut adalah gambaran sendiri diukur melalui dimensi dan secara umum potensi 12 kabupaten/kota indikator-indikator kunci berikut. yang diukur. 1. Dimensi Inisiatif

Berikut adalah gambaran umum dari a. Infrastruktur Salah satu faktor krusial dalam pengem- skor total inisiatif 12 Kabupaten/Kota bangan ekonomi daerah adalah keterse- peserta LGCB Awards 2017 dalam men- diaan infrastruktur yang memadai. dukung iklim investasi di wilayahnya. Meskipun saat ini Pemerintah telah Gambar 1: Skor Total Dimensi Inisiatif meletakkan pembangunan insfrastruktur sebagai salah satu prioritas, namun Kabupaten Magelang 0.57 kondisi di berbagai daerah menunjuk- Kabupaten Demak 0.77 kan bahwa permasalahan tentang Kabupaten Deli… 0.74 kondisi ideal infrastruktur masih jauh Kabupaten Siak 0.92 dari harapan. Secara umum tidak ada Kabupaten Gresik 0.73 satu daerah peserta LGCB Awards 2017 Kota Gorontalo 0.48 yang memiliki seluruh jenis infrastruk- Kota Bekasi 0.82 tur dengan kualitas baik. Meskipun Kota Makassar 0.78 secara pemenuhan insfrastruktur dasar, Kota Jambi 0.81 seluruh kabupaten/kota telah Kota Bandung 0.82 Kota Surabaya 0.86 memenuhi. Kota Pontianak 0.85 b. Keamanan Sumber: Data primer LGCB Awards 2017 Kondisi keamanan sebuah daerah merupakan pilar penting bagi tumbuh- Berdasarkan perolehan gambaran nya sektor usaha di daerah. Faktor lapangan menunjukkan bahwa Kabupa- keamanan dalam konteks ini selain

45

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

menyangkut tingkat kriminalitas juga makro data investasi dari pemerintah terkait dengan tingkat kejadian konflik daerah yang diukur dengan Indeks sosial di masyarakat. Data dan kondisi LGCB menunjukkan angka yang keamanan di sebagian besar kabupaten/ berada di atas rata-rata nasional dan kota peserta LGCB Awards 2017 mengalami tren yang meningkat, menunjukkan kondisi keamanan yang namun masih ada juga pemerintah baik. Kondisi keamanan yang baik ini daerah yang angka realisasi merupakan dampak dari rendahnya investasinya masih berada di bawah tingkat pencurian dan konflik sosial. rata-rata nasional namun menun- Untuk tingkat keamanan daerah yang jukkan tren yang meningkat. ada di luar Jawa cenderung di atas rata- b. Daya Beli Masyarakat dan rata nasional. Sedangkan konflik sosial Pendapatan per Kapita juga sangat minim terjadi di daerah- Daya beli adalah kemampuan daerah tersebut. masyarakat sebagai konsumen untuk c. Ketenagakerjaan membeli barang atau jasa yang Tenaga kerja merupakan faktor dibutuhkan. Data di lapangan produksi yang penting bagi pelaku menunjukkan angka pendapatan per usaha, terutama bagi industri padat kapita di beberapa daerah yang karya. Kemudahan memperoleh tenaga berada di atas rata-rata nasional dan kerja produktif yang memiliki keahlian mengalami tren yang meningkat, dan tingkat upah yang rasional akan namun masih ada juga pemerintah mempengaruhi daya saing perusahaan daerah yang angka pendapatan per dalam memasarkan produknya. Hasil kapita masih berada di bawah rata- temuan di lapangan menunjukkan rata nasional meskipun menunjukkan bahwa hampir seluruh pemerintah tren yang meningkat. daerah telah berupaya untuk berperan c. Pemerataan konstruktif dalam menciptakan Pertumbuhan ekonomi pada satu sisi hubungan yang harmonis dengan pelaku menjadi target yang harus ditingkat- usaha. Salah satu upaya yang dilakukan kan oleh pemerintah. Namun adalah menjadi mediator dalam perma- sayangnya, pertumbuhan ekonomi salahan yang melibatkan pelaku usaha tidak selalu berkorelasi positif dan tenaga kerja. Selain itu, pemerintah dengan nilai keadilan terutama daerah juga telah memanfaatkan kewe- dalam hal pemerataan pendapatan. nangannya untuk menetapkan kebijakan Indeks LGCB tahun 2017 mencatatat pengupahan dalam bentuk UMR yang bahwa rasio gini di beberapa daerah adil bagi tenaga kerja maupun pelaku telah di bawah rasio gini nasional usaha. dan trennya cenderung menurun. Namun masih ada sebagian kecil 3. Dimensi Hasil daerah yang rasio gininya masih di a. Perkembangan Investasi Sejak diterapkannya kebijakan oto- bawah rasio gini nasional namun nomi daerah tahun 2001, pemerintah mengalami tren yang meningkat. daerah mempunyai wewenang untuk mengatur pemerintahannya terutama dalam menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah. Secara

46

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Kapasitas Pemerintah Daerah dalam kapasitas dalam menarik para investor, Menarik Investasi seperti: 1. Kurang memberikan kepastian Pusaran liberalisasi ekonomi yang berusaha, 2. Kurang Optimalnya salah satunya adalah keikutsertaan Indone- Penggunaan IT, 3. Unit PTSP belum sia dalam masyarakat ekonomi ASEAN memiliki kewenangan sepenuhnya dalam menimbulkan beberapa konsekuensi. Oleh pelayanan perizinan memulai usaha, 4. karenanya, kematangan proses otonomi Kondisi infrastruktur yang belum men- daerah saat ini mendorong setiap instansi dukung, 5. Program pengembangan pemerintah harus berlomba-lomba dalam kompetensi yang belum optimal, dan 6. menarik investasi di daerahnya. Banyak Kurangnya kualitas tenaga kerja inovasi-inovasi yang telah dilakukan oleh 1. Kurang Memberikan Kepastian pemerintah daerah guna dapat menarik Berusaha para investor untuk dapat masuk ke Kepastian berusaha menjadi alasan daerah. penting bagi pengusaha untuk berinvestasi. Hal tersebut oleh daerah dapat diejawan- Salah satu langkahnya adalah tahkan dalam Rencana Tata Ruang dan dengan memberikan kemudahan dan Wilayah (RTRW). Berdasarkan hasil kepastian pelayanan perijinan usaha. peng-galian data lapangan, ditemukan Namun demikian, data lapangan fakta bahwa beberapa fakta bahwa masih menunjukkan bahwa terdapat beberapa ada beberapa instansi pemerintah belum permasalahan yang dihadapi terkait memiliki RTRW.

Tabel 1: Kondisi RTRW dan Zonasi Usaha di Pemerintah Daerah No Instansi Daerah RTRW/Zonasi Usaha 1 Kota Pontianak 1. Sudah ditetapkan zona untuk kawasan investasi/usaha, seperti Kawasan Sentra Agribisnis dan Kawasan Usaha Ternak Terpadu (KUNAK). 2. Usaha untuk mempermudah penyediaan lahan: menyediakan bangunan pemerintah untuk pasar 2 Kota Surabaya Kota Surabaya juga telah memiliki zona peruntukan yang dikhususkan untuk kawasan investasi, peta zonasi ini dapat diakses melalui SSW 3 Kota Gresik Sudah jelas RTRW, Telah memiliki zona peruntukan yang dikhususkan untuk kawasan investasi: JIIPE, KIM, KIG, Wilmar 4 Kota Bekasi Sudah memiliki RTRW 5 Kota Bandung Sedang dalam proses pembuatan zonasi usaha 6 Kota Makassar Masih dalam tahap pembahasan 7 Kota Gorontalo Masih dalam tahap pembahasan 8 Kota Jambi Masih dalam pembahasan 9 Kabupaten Demak Sudah ada RTRW namun sedang dalam proses revisi karena terdapat penambahan zona insdustri 10 Kabupaten Magelang Belum ada RTRW 11 Kabupaten Siak Sudah ada RTRW dan zonasi 12 Kabupaten Deli Serdang Sudah ada RTRW dan zonasi Sumber: Data Lapangan Tim LGCB Awards

47

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Tidak adanya kejelasan RTRW dan Indonesia berada pada posisi 106 dalam zonasi usaha di pemerintah daerah cukup EoDB 2016, 91 dalam EoDB 2017, serta menggangu kinerja dalam menarik inves- 72 dalam EoDB 2018 (World Bank, 2015, tasi. Kondisi tersebut salah satunya diung- 2016, dan 2017). Hal tersebut tidak lain kapkan oleh Kepala Unit PTSP Kabupaten salah satunya karena langkah pemerintah Magelang yang mengungkapkan bahwa dalam optimalisasi pembentukan unit kerja banyak perjanjian investasi dengan PTSP di daerah. investor gagal karena masih belum Namun, capaian tersebut agaknya jelasnya RTRW di Kabupaten Magelang. masih agak jauh dari target Presiden 2. Unit Kerja PTSP belum Memiliki Jokowi yang menargetkan Indonesia pada Kewenangan Sepenuhnya dalam posisi 40 dalam EoDB 2017. Hasil Pelayanan Perizinan Usaha diagnosa menunjukkan bahwa ternyata Pembentukan unit kerja PTSP unit kerja PTSP belum memiliki merupakan langkah kongkrit pemerintah kewenangan sepenuhnya dalam pelayanan dalam memberikan kemudahan berusaha. perizinan usaha. Banyak perizinan usaha Hal itu sangatlah relevan jika melihat yang masih berada pada dinas teknis. proses birokratisasi pelayanan perizinan Sehingga, proses yang harus dilalui oleh usaha yang sudah semakin berlebihan dan pengusaha dalam mengurus perizinan akan cenderung berbelit-belit. Capaian EoDB semakin lama utamanya pada proses di Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun luar PTSP. terakhir perlu untuk diapresiasi bersama. Tabel 2 : Status Pemberian Kewenangan Pelayanan Perizinan Kepada Unit PTSP No Nama Kota Pemberian Kewenangan Perizinan 1 Kota Pontianak Jumlah perizinana yang diterbitkan selama satu tahun: 18.721 izin dengan 20 jenis izin dan 5 non perizinan yang benar-benar telah ditangani sepenuhnya secara satu pintu. 2 Kota Surabaya Jumlah perizinan yang dilayani selama satu tahun: 72 jenis dengan 4 jenis yang benar-benar telah ditangani sepenuhnya secara satu pintu. 3 Kota Gresik Jumlah perizinan yang diterbitkan selama satu tahun: 8691 izin dengan 86 jenis izin yang benar-benar telah ditangani sepenuhnya secara satu pintu. 4 Kota Bekasi Belum sepenuhnya perizinan di PTSP 5 Kota Bandung Jumlah perizinan yang dilayani ada 54 jenis perizinan, tetapi baru sekitar 85% perizinan yang ditangani sepenuhnya secara satu pintu. Masih ada sekitar 58 perizinan yang dilayani terpisah di Dinas Kesehatan. Rencananya tahun depan akan ada integrasi seluruh perizinan. 6 Kota Makassar Belum sepenuhnya perizinan di PTSP 7 Kota Gorontalo Belum sepenuhnya perizinan di PTSP 8 Kota Jambi Belum sepenuhnya perizinan di PTSP 10 Kabupaten Demak Belum sepenuhnya perizinan di PTSP 11 Kabupaten Magelang Belum sepenuhnya perizinan di PTSP 12 Kabupaten Siak Belum sepenuhnya perizinan di PTSP 13 Kabupaten Deli Serdang Belum sepenuhnya perizinan di PTSP Sumber: Data Lapangan Tim LGCB Awards, 2017

48

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

3. Belum Optimalnya Penggunaan IT investor dalam mengurus perizinan. Penggunaan IT dalam pelayanan publik Beberapa contoh daerah inovatif yang menjadi hal yang sangat mutlak untuk telah mengoptimalkan IT dalam dilakukan termasuk dalam proses perizinan usaha diantaranya: Kota pelayanan perizinan usaha. Beberapa Pontianak, Kota Surabaya, Kota Gresik, daerah telah mengoptimalkan penggu- Kota Bekasi, Kota Bandung, dan naan IT dalam proses Perizinan. Hal Kabupaten Siak. tersebut sangat memudahkan para calon Tabel 3 Contoh Inovasi Penggunaan IT dalam Pelayanan Perizinan No Nama Kota Pemberian Kewenangan Perizinan 1 Kota Pontianak 1. Sudah memanfaatkan sistem online dalam pelayanan perizinan, juga sudah dikembangkan perizinan berbasis android (untuk pendaftaran dan tracking). 2. Inovasi perizinan yang dilakukan juga sudah banyak, meliputi inovasi pendaftaran secara online, inovasi tracking izin, inovasi early warning with SMS, MANJUR, SIUP dan TDP online, IMB dan jasa arsitek gratis, one day service, antar jemput izin. 2 Kota Surabaya Sudah memanfaatkan sistem online dalam pelayanan perizinan yang terintegrasi dalam Surabaya Single Window. 3 Kota Gresik 1. Sudah memanfaatkan sistem online dalam pelayanan perizinan, juga sudah dikembangkan perizinan berbasis android. 2. Inovasi perizinana yang dilakukan juga sudah banyak, meliputi one day service serta penerbitan izin integrase TDP, SIUP, PIRT, dan TDI langsung di tempat permohonan izin. 5 Kota Bandung Sudah memanfaatkan sistem online dalam pelayanan perizinan (GAMPIL), juga sudah dikembangkan perizinan berbasis android (Hayu Bandung). Sumber: Data Lapangan Tim LGCB Awards, 2017

Optimalisasi penggunaan IT di atas nistrasi Negara (2016) yang melakukan terbukti berhasil dalam menarik calon studi kasus di beberapa daerah diantaranya investor karena memberikan kemudahan Kota Yogyakarta, Kabupaten Karimun, dan kepastian pelayanan perizinan usaha. Kota Bandung, Kota Tangerang Selatan, Namun, banyak daerah yang ternyata serta Kota Serang. Akses masyarakat pada belum mengoptimalkan penggunaan IT internet yang belum memadai pada sebagi- dalam proses perizinan. Hal tersebut ber- an daerah juga menjadikan pemanfaatan IT dasarkan hasil penuturan dari beberapa yang sudah dibangun belum optimal. informan Tim LGCB Awards ketika melakukan visitasi ke Pemerintah Daerah. 4. Kondisi Infrastruktur yang Belum Diantara daerah yang dianggap belum Mendukung optimal dalam penggunaan IT diantaranya Beberapa pemerintah daerah telah melakukan perbaikan-perbaikan infras- Kabupaten Magelang, Kota Jambi, Kabupaten Demak, serta Kota Gorontalo. truktur guna menarik investor. Salah Temuan tersebut sejalan dengan hasil satunya yang dilakukan oleh Kabupaten kajian yang dilakukan oleh Pusat Kajian Demak yang melakukan program Reformasi Administrasi, Lembaga Admi- betonisasi. Namun, secara umum infrastruktur di Indonesia masih menjadi

49

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 masalah bagi Pemerintah Daerah. Indeks kualitas tenaga kerja di Indonesia masih Infrastruktur Indonesia masih tergolong menjadi masalah. Hingga tahun 2014, rendah rendah. Dari 12 (dua belas) pilar ketenagakerjaan Indonesia masih di domi- yang digunakan dalam pengukuran global nasi oleh tenaga kerja berpendidikan competitiveness index (CGI), tantangan rendah sebesar 64,82 persen sedangkan terberat Indonesia yaitu pada pilar penduduk bekerja berpendidikan tinggi infrastruktur yaitu pada posisi ke 60 (Diploma ke atas) sebesar 9,79 persen (WEF, 2016). (BPS, 2015).

5. Pengembangan Kompetensi ASN D. Kesimpulan dan Rekomendasi yang Belum Optimal Penilaian LGCB Indeks tahun 2017 telah Aparatur Sipil Negara (ASN) mencatat praktek-praktek terbaik inisiatif merupakan asset yang mampu menggerak- perbaikan iklim investasi di beberapa kan kinerja birokrasi untuk menarik kabupaten dan kota di Indonesia. Berbagai investasi di Pemerintah Daerah. Oleh upaya, inisiatif, maupun inovasi telah karena peran strategis tersebut, sudah dilakukan, namun masih banyak hal yang seyogyanya pengembangan kompetensi harus secara berkelanjutan terus bagi ASN menjadi hal yang harus diperbaiki. Hasil penilaian LGCB indeks diperhatikan oleh Pemerintah Daerah. menawarkan beberapa alternatif kebijakan Berdasarkan hasil wawancara yang yang dapat menjadi pembelajaran bagi dilakukan oleh Tim LGCB Awards di 12 pemerintah daerah, termasuk pemerintah instansi lokus, telah dilakukan beberapa pusat, dalam mendorong investasi. pelatihan bagi ASN diantaranya: pelatihan Beberapa highlight rekomendasi yang penyusunan SOP, pelatihan manajemen ditawarkan untuk peningkatakan kapasitas pelayanan dll. Namun, apa yang dilakukan pemerintah daerah dalam membangun oleh pemerintah daerah saat ini dirasa iklim berusaha yang kondusif di daerah belum optimal apabila merujuk pada UU dapat difokuskan pada beberapa area di No. 5 Tahun 2014 Tentang ASN dan PP bawah ini, antara lain: No 11 Tahun 2017 tentang manajemen PNS yaitu: 1. Pengembangan kompetensi 1. Penataan regulasi dan kewenangan ASN belum didasarkan pada kesenjangan perijinan usaha di daerah kompetensi dan kinerja, serta Pembelajaran untuk rekomendasi pengembangan karier, 2. Pengembangan pertama yang dapat diambil adalah kompetensi belum didukung dengan pentingnya penataan regulasi perencanaan tahunan yang matang, 3. pelayanan perijinan di daerah dengan Lebih berfokus pada pelatihan klasikal, sinergi bersama Pemerintah Pusat serta 4. Belum berdasarkan pada seperti di antaranya Kemenko Bidang pemenuhan hak minimal 24 Jam Pelajaran Perekono-mian, Kementerian Dalam (JP) per tahun. Negeri, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Badan Pembinaan Hukum

6. Kurangnya Kualitas Tenaga Kerja Nasional. Penataan regulasi diarahkan Mayoritas pemerintah daerah telah untuk melakukan simplifikasi prosedur memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) bagi perijinan usaha yang sebenarnya tidak masyarakat. Keberadaan BLK bagi masya- terlalu diperlukan dan dapat memakan rakat sangat penting untuk menyiapkan waktu yang cukup lama. Salah satunya SDM handal dan merespon pergerakan antara lain terkait implementasi investasi di Pemerintah Daerah. Namun,

50

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

kebijakan Pemerintah Pusat melalui peningkatan kapasitas SDM dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. perumusan kebijakan. 19 Tahun 2017 tentang Pencabutan Ijin Gangguan (HO) yang belum sepenuh- 3. Pengembangan sistem berbasis TIK nya ditindaklanjuti oleh pemerintah Rekomendasi ketiga menekankan pen- daerah. Stigma publik terhadap kultur tingnya pengembangan sistem berbasis lama birokrasi “kalau bisa dipersulit, TIK untuk membangun sistem mengapa dipermudah?” harus dikikis pelayanan publik terpadu oleh habis melalui inisiatif reformasi Pemerintah Daerah. Semakin tingginya regulasi secara sistematis. kebutuhan pelayanan kepada masyarakat dan keterlibatan banyak 2. Penguatan Reformasi Birokrasi pihak dalam sebuah proses perijinan Inisiatif reformasi regulasi adalah satu usaha, kini tidak lagi dapat ditangani sisi dari dimensi kebijakan yang harus secara cepat dan transparan dengan dibenahi oleh Pemerintah Daerah. metode pelayanan tradisional. Penyam- Rekomendasi kedua dari pembelajaran paian pelayanan publik menggunakan LGCB Awards adalah memperkuat sistem informasi dan aplikasi menjadi kapasitas Pemerintah Daerah dalam sebuah kebutuhan yang harus dibangun melakukan reformasi regulasi di oleh pemerintah. Namun, tantangan daerah bersamaan dengan pelaksanaan memperbaiki meka-nisme pelayanan reformasi birokrasi. Reformasi publik tidak hanya berhenti sampai birokrasi yang diinginkan adalah untuk terbangunnya sistem informasi tetapi mengefisienkan struktur birokrasi dan juga harus diarahkan pada terbangun- memperkaya fungsi birokrasi dalam nya integrasi kewenangan untuk membangun kebijakan publik yang penyelesaian proses-proses pelayanan lebih baik. Faktor kepemimpinan investasi dalam satu pintu layanan. menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Daerah-daerah penerima LGCB Daerah-daerah yang progresif dalam Awards telah membangun sistem pengalaman penilaian LGCB sangat pelayanan secara online dengan keung- ditentukan oleh kepemimpinan kepala gulan fitur masing-masing misalnya daerah yang visioner. Keempat daerah self-assessment perijinan, tracking penerima LGCB Awards dengan jelas system proses perijinan, bahkan lebih menunjukkan figur kepala daerah yang jauh hingga penggunaan tanda tangan berkapasitas membangun berbagai digital dan pencetakan sertifikat per- inovasi untuk melaksanakan reformasi ijinan secara mandiri. Kesemua inovasi regulasi dan reformasi birokrasi untuk ini merupakan inspirasi yang dapat kemajuan daerahnya. Strategi yang menjadi referensi untuk membangun dilakukan oleh Kepala Daerah pene- inisiatif dan mendorong peningkatan rima LGCB Awards juga didukung kapasitas pemerintah daerah lainnya dengan pengembangan inovasi dalam menciptakan iklim berusaha kebijakan peningkatan kapasitas SDM yang kondusif di daerah. Pemda dan SDM tenaga kerja di

daerahnya. Peningkatan SDM perlu dilakukan tidak saja pada tataran pemberi layanan, namun juga

51

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Daftar Pustaka Peraturan Perundang-Undangan Buku Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014. Djankov, S., La Porta, R., Lopez-de- Aparatur Sipil Negara. 15 Januari Silanes, F., Shleifer, A. 2000. The 2014. Lembaran Negara Republik Regulation of Entry. National Bureau of Indonesia Tahun 2014 Nomor 6. Economic Research Jakarta. Global Economy. 2015. South China Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun Morning Post (May 7). 2017. Manajemen Pegawai Negeri Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Sipil. 30 Maret 2017. Lembaran Policy Implementation in The Third Negara Republik Indonesia Tahun World. New Jersey: Princeton 2017 Nomor 63. Jakarta University Press Klapper, L., & Love, I. 2010. The Impact Website of Business Environment Reforms on New Firm Registration. World Bank About Us: Doing Business. (2014). Policy Research Working Paper Series Retrieved March 8, 2014, from Doing Number 5493. Business Web site: The World Bank. 2017. About doing http://www.doingbusiness.org business: measuring for impact..

52

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

RE-THINKING KEBIJAKAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0

RE-THINKING INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0 POLICY

Erna Irawati Lembaga Administrasi Negara

Putri Hening Lembaga Administrasi Negara

Abstrak

Revolusi Industri 4.0 menjadi fenomena yang tidak terelakan. Berbagai strategi melalui serangkaian kebijakan dipersiapkan oleh Pemerintah Indonesia agar Indonesia dapat memanfaatkan Revolusi Industri keempat ini menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Pemerintah Indonesia menyusun Peta Jalan Making Indonesia 4.0 sebagai roadmap dengan visi menjadikan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia. Di era revolusi industri 4.0 ini, Indonesia juga memanfaatkan potensi ekonomi berbasis digital yang perkembangannya cukup pesat di Indonesia dengan mengeluarkan Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik atau Roadmap e-commerce Tahun 2017-2019 melalui Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2017. Indonesia harus memahami kondisi dan kemampuan Indonesia saat ini untuk mewujudkan tujuan dari roadmap tersebut. Indonesia memiliki berbagai peluang dan tantangan. Dari sisi kesiapan infrastruktur digital nasional, Indonesia memiliki permasalahan disparitas infrastruktur digital antara Indonesia bagian Barat dan bagian Timur menyebabkan perdagangan berbasis digital terpusat di Jawa-Bali. Sedangkan dari sisi SDM, Indonesia akan masuk ke dalam fase Bonus Demografi. Dengan adanya kualitas SDM yang mumpuni, maka bonus demografi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Pemerintah juga harus membangun tatanan regulasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus mampu mengubah berbagai tantangan yang muncul di era revolusi industri 4.0 ini menjadi sebuah peluang guna mewujudkan visi 10 ekonomi besar dunia. Kata kunci: Revolusi Industri 4.0, e-commerce, infrastruktur digital

Abstract

Industrial Revolution 4.0 becomes an inevitable phenomenon. Series of policy have been arranged by Indonesian Government to take advantage of this fourth industrial revolution as a golden opportunity to increase public welfare in Indonesia. Indonesian government have formulated Making Indonesia 4.0 Roadmap, making Indonesia as 10 world’s great economies as its vision. In this Industrial Revolution 4.0 era, Indonesia is harnessing the potential of digital economy, which have rapid growth in Indonesia, among others by implementing Electronic Based National Commerce System Road Map (2017 to 2019) through enacment of Presidential Decree (Perpres) Number 74 in 2017. Indonesia must discern its current condition and ability to achieve the roadmap’s goals in the face of opportunities and challenges. One challenge is in the readiness of national digital infrastructure. Disparity of digital infrastructure in Western and Eastern Indonesia causing e-commerce to concentrate in Jawa-Bali. In addition, as Indonesia will reach into its Demographic Bonus phase, human resource is another concern. The availability of qualified human resources will be the key to utilize demographic bonus in encountering Industrial

53

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Revolution 4.0. Besides, the government must develop regulation frameworks to drive economic growth. The government must be able to transform various challenges of industrial revolution 4.0 into opportunities to achieve the vision of becoming one of the 10 world’s great economies. Keywords: Industrial Revolution 4.0, e-commerce, digital infrstructure

A. Latar Belakang

Dunia dihadapkan pada berbagai revolusi industri ke empat ini. Pada realitas perubahan yang tak terelakan. Revolusi Industri 4.0, terjadi peningkatan Perkembangan teknologi yang bergerak digitalisasi manufaktur yang didorong oleh cepat secara eksponensial mendorong empat faktor: 1) peningkatan volume data, adanya perubahan pada fase industri yaitu kekuatan komputasi, dan konektivitas; 2) perubahan dari Revolusi Industri 1.0 munculnya analisis, kemampuan, dan menjadi Revolusi Industri 4.0 yang mem- kecerdasan bisnis; 3) terjadinya bentuk bawa dampak pada kondisi ekonomi, interaksi baru antara manusia dengan industri, pemerintahan, dan politik. mesin; dan 4) perbaikan instruksi transfer Fase industri pertama diawali pada digital ke dunia fisik (Lee, et al, 2013). tahun 1784 saat ditemukannya mesin uap. Perubahan fase industri yang tak Penemuan mesin uap tersebut merupakan terelakan ini menuntut seluruh negara di tanda lahirnya revolusi industri 1.0 (1IR), belahan dunia manapun, termasuk sejak saat itu dunia industri mulai beralih Indonesia, untuk segera melakukan respon dari penggunaan tenaga manusia dan terhadap perubahan tersebut secara hewan menjadi teknologi mekanik. Hal adaptive. Dalam rangka hal tersebut, tersebut terus berlangsung hingga pada Indonesia memiliki “Peta Jalan Making awal abad 20 lahir Revolusi Industri 2.0 Indonesia 4.0” sebagai langkah-langkah (2IR) yang ditandai dengan adanya strategis untuk memanfaatkan peluang di produksi massal menggunakan tenaga era revolusi industri keempat ini yang listrik. Pada tahun 1970, Revolusi Industri tentunya dalam realisasinya tidak terlepas 3.0 (3IR) hadir dengan ditandai dengan dari berbagai tantangan. Dengan visi yang penggunaan alat elektronik dan IT sebagai digaungkan oleh Peta Jalan Making mesin/ robot yang menggantikan tugas- Indonesia 4.0 yang ingin menjadikan tugas operator dalam proses manufaktur. Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia, Kemudian, dengan terus berkembangnya lantas, bagaimana kondisi dan kemampuan teknologi dan inovasi digital, pada tahun Indonesia saat ini untuk mewujudkan visi 2012 lahirlah Revolusi Industri 4.0 (4IR) tersebut? yang ditandai dengan adanya proses B. Revolusi Industri 4.0: Mendorong produksi Cyber-Physical. Proses produksi Pertumbuhan Ekonomi dari Cyber-Physical merupakan proses manu- Sektor Industri faktur yang mengandalkan jaringan wireless internet sehingga dapat dikendali- Pemerintah memiliki tanggung kan dari jarak jauh. Adanya kecerdasan jawab untuk memenuhi kesejahteraan buatan (artificial intelligence), super rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam komputer, rekayasa genetika, teknologi Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat nano, mobil otomatis, dan inovasi menjadi yang menyebutkan salah satu dari tujuan elemen-elemen yang mewarnai dunia pokok negara Indonesia ialah mewujudkan

54

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

kesejahteraan umum. Tiga hal fundamental pemerataan pendapatan masyarakat, serta yang menandai terwujudnya kesejahteraan mendongkrak tumbuhnya lapangan kerja umum yang berkeadilan ialah; (1) semakin baru yang memiliki daya serap yang tinggi berkurangnya jumlah penduduk miskin, terhadap pertumbuhan tenaga kerja (2) semakin berkurang jumlah penduduk (Setkab, 2018). Pemerintah terus berupaya usia produktif yang masih menganggur, untuk meningkatkan pertumbuhan ekono- (3) semakin mengecilnya kesenjangan mi sebagai salah satu cara untuk men- ekonomi antar sesama penduduk suatu ciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Pada negara. Ketiga hal tersebut dapat dicipta- tahun 2017, pertumbuhan ekonomi kan dengan adanya pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dalam kurun waktu 2 yang berkualitas. Pertumbuhan ekonomi tahun terakhir yaitu berada di angka 5,07% yang berkualitas tercermin dari aktivitas (Gambar 1). perekonomian yang mampu memberikan

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018 Di era revolusi industri 4.0 ini, 2018). Sektor Industri, terlebih industri peningkatan sektor industri berbasis tekno- manufaktur, sangat berperan penting logi dan informasi dapat menjadi kunci dalam mengakselerasi pertumbuhan eko- bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. nomi nasional. Pada laporan Daily Pemanfaatan teknologi dan informasi Economic and Market Review Bank diyakini dapat meningkatkan produktivitas Mandiri disebutkan bahwa pada tahun sektor industri yang nantinya berimplikasi 2017, Indonesia menempati peringkat pada peningkatan kontribusi dari sektor keempat dunia dari 15 negara yang industri kepada pertumbuhan ekonomi. industri manufakturnya memberikan kon- Pada tahun 2017, angka pertumbuhan tribusi signifikan terhadap Produk ekonomi berada di angka 5.07% dan Domestik Bruto (PDB) setelah Korea berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Selatan (29 persen), Tiongkok (27 persen), (2017) bahwa angka tersebut ditopang oleh dan Jerman (23 persen). Kontribusi sektor sektor industri, khususnya di sektor industri terhadap PDB Indonesia mencapai industri pengolahan/manufaktur yang tum- 20,16% (Gambar 2). buh sekitar 0,91% (ekbis.sindonews.com,

55

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 2. Kontribusi dan Pertumbuhan Sekotral PDB Indonesia (2017)

Sumber: Kemenko Perekonomian, 2017 Pemerintah Indonesia memiliki prioritas nasional yang terdiri dari: (1) tanggung jawab untuk terus mendorong perbaikan alur aliran barang dan material; pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan (2) desain ulang zona industri; (3) memanfaatkan peluang revolusi industri mengakomodasi standar-standar keberlan- 4.0. Dikeluarkannya Peta Jalan Making jutan (sustainability); (3) memberdayakan Indonesia 4.0 (Gambar 3) dirasa menjadi UMKM; (4) membangun infrastruktur langkah awal yang baik untuk mendorong digital nasional; (6) Menarik minat pertumbuhan ekonomi di era revolusi investasi asing; (7) peningkatan kualitas keempat ini. Roadmap Making Indonesia SDM; (8) pembangunan ekosistem 4.0. ini diluncurkan untuk menjadi inovasi; (9) insentif untuk investasi landasan pertumbuhan ekonomi indonesia teknologi; dan (10) harmonisasi aturan dan menuju 10 besar ekonomi dunia dengan 10 kebijakan (Gambar 4).

56

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 3. Kebijakan Penerapan Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

Sumber: Kementerian Perindustrian, 2018

Gambar 4. Sepuluh Prioritas Nasional dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

Sumber: Kementerian Perindustrian, 2018

57

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Secara teknis, Peta Jalan Making 41 ke 36, dan peringkat Indonesia dinilai Indonesia 4.0 ini dapat menjadi penuntun lebih kompetitif secara ekonomi diban- arah bagi kebijakan-kebijakan selanjutnya dingkan dengan negara-negara lain yang yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah telah dikenal sebagai negara maju seperti Indonesia guna mewujudkan visi Brazil (peringkat 80), Rusia (peringkat Indonesia menuju 10 besar ekonomi dunia. 38), Italia (peringkat 43) ataupun Turki Jika kesepuluh prioritas nasional tersebut (peringkat 53), Sedangkan di lingkup dapat dijalankan, tentunya era revolusi ASEAN, Indonesia berada di peringkat 4 industri 4.0 menjadi peluang emas bagi setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand Indonesia untuk mengakselerasi pertum- (Gambar 6). buhan ekonomi melalui revitalisasi sektor Gambar 6. ASEAN Global Competitiveness industri. Index Gambar 5. Global Competitiveness Index

Tahun 2017/2018 Sumber: Annual Report World Economic Sumber: Annual Report World Economic Forum 2017/2018 Forum 2017/2018 Guna mewujudkan visi Indonesia Jika dibandingkan dengan menuju 10 besar ekonomi dunia, Singapura, Malaysia, dan Thailand, Pemerintah harus mengetahui dan mema- Indonesia masih berada di bawah ketiga hami bagaimana kondisi dan kemampuan negara tersebut, padahal Indonesia memi- Indonesia saat ini. Jika dilihat dari sisi liki potensi yang tinggi namun terkendala kemampuan Indonesia dalam bersaing dengan masalah kesiapan teknologi dan secara global, maka berdasarkan pada efisiensi pasar tenaga kerja. Jika kedua hal Annual Report World Economic Forum ini dapat diatasi, dipastikan daya saing 2017/2018, Indonesia menempati pering- Indonesia di ranah global akan meningkat kat Global Competitiveness Index (GCI) dan akan berdampak pada peningkatan ke-36 dari 137 negara yang terdaftar dalam pertumbuhan ekonomi. daftar WEF (Gambar 5). Dalam annual report tersebut dijelaskan pula bahwa Indonesia berhasil naik lima peringkat dari

58

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

C. Kesiapan Infrastruktur Digital Peta Jalan SPNBE 2018-2019. Peta Jalan Nasional Menuju Indonesia 4.0 ini menyentuh semua aspek yang dibutuh- kan untuk Revolusi Industri 4.0. Hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 Meski saat ini sumbangan usaha adalah kondisi dan kesiapan infrastruktur perdagangan berbasis online (e-commerce) digital nasional. Di era revolusi industri ke PDB terhitung sangat kecil yaitu hanya 4.0 ini, penerapan teknologi dalam 0.75% atau sekitar 1,34% dari total membangun infrastruktur digital menjadi konsumsi rumah tangga (techinasia.com, faktor kunci daya saing dalam akselerasi 2018) tetapi e-commerce memiliki potensi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah pun untuk terus berkembang di era revolusi menyadari pentingnya penerapan teknologi industri 4.0 ini. Data Sensus Ekonomi dalam dunia perdagangan untuk terus 2016 dari Badan Pusat Statistik (BPS) meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menyebutkan, industri e-Commerce untuk itu Pemerintah Indonesia menge- Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir luarkan Peraturan Presiden Nomor 74 tumbuh sekitar 17% dengan total jumlah Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem usaha e-Commerce mencapai 26,2 juta unit Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (www.liputan6.com, 2017) Riset global atau Roadmap e-Commerce Tahun 2017- dari Bloomberg juga menyatakan, pada 2019. Perpres peta jalan SPNBE 2017- 2020 lebih dari separuh penduduk 2019 tersebut diterbitkan sebagai panduan Indonesia akan terlibat di aktivitas e- perdagangan elektronik di tanah air. commerce. Pertumbuhan usaha e-com- merce menjadi gambaran bahwa masya- Pemerintah meyakini bahwa eko- rakat Indonesia mulai familiar dengan nomi berbasis elektronik mempunyai perdagangan berbasis digital. McKinsey potensi ekonomi yang tinggi bagi dalam laporan bertajuk ‘Unlocking Indonesia dan merupakan salah satu tulang Indonesia’s Digital Opportu-nity’ menye- punggung perekonomian nasional. Peta butkan, peralihan ke ranah digital akan Jalan SPNBE 2017-2019 atau Roadmap e- meningkatkan pertumbuhan ekonomi Commerce ini berfungsi sebagai acuan hingga US$ 150 miliar dolar pada 2025. bagi pemerintah pusat dan pemerintah Keputusan pemerintah untuk mendorong daerah untuk menetapkan kebijakan perdagangan berbasis elektronik melalui sektoral dan rencana tindak dalam rangka Peta Jalan SPNBE adalah keputusan yang percepatan pelaksanaan sistem perda- tepat mengingat e-commerce terus tumbuh gangan nasional berbasis elektronik (e- secara signifikan di Indonesia dan commerce) pada bidang tugas masing- memiliki potensi untuk meningkatkan masing yang termuat dalam dokumen pertumbuhan ekonomi. perencanaan pembangunan, serta sebagai acuan bagi pemangku kepentingan Untuk mendorong tumbuhnya (stakeholders) dalam menjalankan Sistem usaha perdagangan berbasis online (e- Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik commerce), Pemerintah harus memastikan (e-Commerce). Peta Jalan ini mencakup tersedianya fasilitas TIK yang memadai, program pendanaan, perpajakan, perlin- khususnya infrastruktur akses internet di dungan konsumen, pendidikan dan sumber seluruh Indonesia yang menjadi senjata daya manusia, infrastruktur komunikasi, utama dalam menaklukan era revolusi logistik, keamanan siber (cyber security) industri 4.0 ini. Jika dilihat dari sisi dan pembentukan manajemen pelaksana pertumbuhan internet di Indonesia, angka

59

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 pertumbuhan pengguna internet di pengguna internet berada di angka 143,26 Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. juta jiwa (Gambar 7). Pada tahun 2017, angka pertumbuhan

Gambar 7. Pertumbuhan Pengguna Internet 1998-2017

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2017 Indonesia menduduki peringkat ke satu tahun, angka ini merupakan yang enam pengguna internet terbanyak di dunia terbesar di dunia, bahkan jauh melebihi (Kominfo, 2017). Jika dilihat dari sisi pertumbuhan rata-rata global yang hanya pertumbuhan, berdasarkan data dari We 10%. Pertumbuhan internet di Indonesia Are Social dan Hootsuite (2017), pertum- per tahun menjadi angka pertumbuhan buhan pengguna internet di Indonesia terbesar yang diikuti oleh FIlipina dan tumbuh mencapai 51% dalam kurun waktu meksiko (Gambar 8).

Gambar 8. Pertumbuhan Pengguna Internet Berdasarkan Negara

Sumber: We Are Social dan Hootsuite, 2017

60

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Selain pertumbuhan pengguna terbesar yaitu 72.19% di Kalimantan internet yang besar secara nasional, (Gambar 9). Komposisi pengguna internet Indonesia juga memiliki persebaran di berbagai wilayah di Indonesia penetrasi internet yang cukup merata. berbanding lurus dengan jumlah penduduk Penetrasi pengguna internet berkisar antara wilayah tersebut, yaitu terpusat di 41.98% di Maluku-Papua hingga penetrasi Indonesia bagian barat.

Gambar 9. Pengguna Internet Berdasar Wilayah Tahun 2017

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 2017 Walaupun penetrasi penggunaan e-commerce di ASEAN dan Indonesia internet di Indonesia merata, pemanfaatan memiliki potensi e-commerce yang besar internet dalam ekonomi digital masih namun masih memiliki kendala penetrasi timpang dan masih berpusat di Jawa-Bali. e-commerce di luar Jawa-Bali. Peman- Menurut Riset DBS yang bertajuk “E- faatan internet untuk e-commerce yang Commerce in Asia: Bracing for Digital tidak merata ini terkait dengan ketidak- Disruption” yang menyebutkan buruknya merataan kualitas internet di Indonesia. infrastruktur logistik, khususnya di luar Menurut data Kementerian Komunikasi Jawa-Bali, membuat e-commerce sulit dan Informatika tahun 2016, kecepatan memperluas pasar dan menjangkau rata-rata internet di berbagai wilayah wilayah terpencil di Indonesia, karena itu, Indonesia sangat timpang, dengan penjualan online selama ini bahkan lebih kecepatan rata-rata internet sebesar 0.4 banyak terpusat di seputar Jakarta. Dalam Mbps di Maluku-Papua berbanding riset tersebut, DBS juga mengungkapkan dengan 7 Mbps di Jakarta (Gambar 10). bahwa Indonesia merupakan pasar terbesar

61

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 10. Kecepatan Rata-rata Internet di berbagai Daerah

Sumber: Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2016

Kondisi kualitas internet yang tidak adanya Peraturan Bupati Kepulauan merata menjadi kendala bagi upaya Anambas yang mengatur tentang pendirian pemerintah dalam mendorong pertumbuh- Base Transceiver Station (BTS) pada an e-commerce di Indonesia. Disparitas ketinggian diatas 52 meter diwajibkan internet di wilayah Indonesia menjadi PR menggunakan Analisis Dampak Lingkung- besar bagi Pemerintah Indonesia. Proyek an sehingga hal ini memperlambat Palapa Ring 2020 menjadi salah satu pembangunan BTS untuk proyek PRB di langkah yang diambil oleh Pemerintah Kepulauan Anambas, padahal proyek PRB Indonesia untuk menjangkau daerah ter- ini menjadi sangat penting mengingat pencil sehingga dapat mengurangi dispari- kondisi telekomunikasi di Kepulauan tas yang ada. Palapa Ring merupakan Anambas yang masih jauh tertinggal dari proyek infrastruktur telekomunikasi wilayah-wilayah lainnya. Pemerintah berupa pembangunan serat optik di seluruh Daerah harus mulai memberikan perhatian Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. untuk segera mereview kembali terhadap Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil aturan-aturan yang justru memperlambat serat optik yang akan menjangkau 440 program pemerintah pusat untuk proyek kota/kabupaten di seluruh Indonesia Palapa Ring ini. Proyek pembangunan (Kominfo, 2018). percepatan jaringan telekomunikasi yang Hingga saat ini, proyek Palapa mencakup wilayah-wilayah terpencil ini Ring masih dalam tahap pengerjaan. Ada harus didukung oleh kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. beberapa hambatan yang dialami dalam Jika proyek Palapa Ring ini telah selesai, proyek ini, salah satunya hambatan yang maka lahirlah jaringan internet dan datang dari peraturan pemerintah daerah itu sendiri. Misalnya saja ketika komunikasi yang berkapasitas besar, pembangunan Palapa Ring Barat (PRB) di berkualitas tinggi, aman, dan murah sejumlah desa di tiga pulau Kepulauan sehingga dapat mendukung pertumbuhan Anambas mengalami kendala akibat e-commerce dan juga mendukung

62

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

akselerasi pertumbuhan ekonomi di yaitu dalam kurun 2020 hingga 2035 Indonesia. Palapa Ring 2020 dapat dengan masa puncak pada tahun 2030. menjadi senjata Indonesia dalam Pada saat fase bonus demografi, jumlah menaklukan era revolusi industri 4.0. kelompok usia produktif (umur 15-64 D. Kualitas Sumberdaya Manusia tahun) jauh melebihi kelompok usia tidak produktif (anak-anak usia 14 tahun ke Era revolusi industri 4.0 tidak bawah dan orang tua berusia 65 ke atas). hanya menuntut adanya infrastruktur Jadi, selama terjadi bonus demografi digital nasional yang memadai secara tersebut komposisi penduduk Indonesia merata, tetapi era ini juga menuntut akan didominasi oleh kelompok usia kesiapan SDM dalam menghadapi era produktif yang bakal menjadi mesin revolusi industri 4.0. Dalam beberapa pendorong pertumbuhan ekonomi tahun kedepan, SDM Indonesia akan (Gambar 11). masuk kedalam fase bonus demografi

Gambar 11. Piramida Penduduk Indonesia 2010-2035

Sumber: Bappenas, 2013

63

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Dari Gambar 11 terlihat bahwa SMK yang notabennya seharusnya mudah bonus demografi berada pada puncaknya mendapatkan pekerjaan dengan basis ilmu di tahun 2030. Menurut Kepala Badan terapan pun banyak yang berujung menjadi Kependudukan dan Keluarga Berencana pengangguran. Sebanyak 8,92% dari Nasional (BKKBN), Surya Chandra jumlah seluruh pengangguran terbuka Surapat, bahwa bonus demografi ini bisa ialah lulusan SMK. menjadi pedang bermata dua, bisa menjadi Gambar 12. Jumlah Penangguran Berdasarkan anugerah jika melahirkan tenaga kerja Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan berkualitas. Jika tidak, akan menjadi bencana kependudukan yang akan menimbulkan pengangguran, kriminalitas dan kemiskinan (news.detik.com, 2018). Di dalam roadmap Making Indonesia 4.0, salah satu program prioritasnya adalah peningkatan kualitas SDM. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa talent menjadi kunci atau faktor penting untuk kesuksesan implementasi industri 4.0 Sumber: BPS (2017) (www.merdeka.com, 2018) SDM harus memiliki kecakapan khusus dan juga dapat Selain pada masalah ketersediaan menguasai teknologi agar dapat bersaing lapangan pekerjaan, banyaknya pengang- di Era Revolusi keempat ini. Infrastruktur guran terdidik di Indonesia disebabkan jaringan telekomunikasi yang memadai oleh kurikulum yang tak sesuai dengan akan kurang optimal pemanfataannya jika kebutuhan pasar. Terlebih di era revolusi masyarakat tidak bisa memanfaatkannya industri 4.0 ini, kebutuhan pasar menuntut untuk bersaing secara global. Jika melihat SDM untuk menguasai teknologi. kondisi daya saing SDM di Indonesia saat Sehingga sangat diperlukan reorientasi ini, berdasarkan data dari World Economic kurikulum yang berbasis digital. Salah satu Forum (2017), daya saing indonesia di re-orientasi kurikulum yang diperlukan tahun 2017 berada di peringkat ke 36 dari ialah adanya transformasi dari literasi lama total 137 negara. Di ASEAN, SDM kepada literasi baru yang berbasis digital. Literasi baru yang dianggap sesuai dengan dengan daya saing tertinggi ialah Singapore yang berada di peringkat 3, era revolusi industri 4.0 ialah literasi Malaysia di peringkat 23, Thailand digital yang tawarkan oleh Auon (2017) peringkat ke 32, dan diikuti oleh Indonesia dalam bukunya yang berjudul “Robot- di peringkat 36. Proof: Higher Education in the Age of Artificial Intelligence”, yaitu; (1) literasi Selanjutnya, BPS (2017) juga data, yaitu kemampuan untuk membaca, merilis data bahwa dari total 618 ribu analisis, dan menggunakan informasi (Big sarjana yang dimiliki oleh Indonesia, 8,8% Data) di dunia digital, (2) literasi diantaranya menganggur. Sehingga, total teknologi, yaitu memahami cara kerja pengangguran terbuka di Indonesia sekitar mesin aplikasi teknologi (coding, artificial 7 juta orang dari total kurang lebih 128 intelligence, & engineering principles), juta angkatan kerja. Tak hanya lulusan dan (3) literasi manusia, yang didalamnya sarjana yang banyak menganggur, lulusan

64

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

terdiri dari humanities, komunikasi, dan match antara SMK dengan industri di desain. berbagai daerah di Indonesia. Saat ini, Pemerintah Indonesia melalui Kemenperin telah menjalin kerja sama Kementerian Riset, Teknologi, dan dengan Swiss untuk pengembangan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Politeknik dan menjalankan program silver expert dalam rangka melibatkan tenaga mencoba mengadopsi ketiga literasi terse- . but yang kemudian dituangkan dalam ahli dari sektor industri sebagai instruktur kurikulum Hybrid/Blended Learning Memiliki skill khusus dan mampu sebagai solusi pembelajaran di era revolusi menguasai teknologi adalah kunci keber- industri 4.0. Kurikulum tersebut meru- hasilan SDM dalam bersaing secara global pakan strategi pendidikan bagi kaum di era revolusi Industri 4.0 ini. Kecakapan SDM yang mampu bersaing di dunia milenial untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Kurikulum tersebut diimple- industri, tidak hanya dapat mengurangi mentasikan melalui Sistem Pembelajaran angka pengangguran, tetapi juga dapat Daring Indonesia (SPADA Indonesia). mendorong peningkatan sektor industri Sampai saat ini Sistem tersebut telah untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi di diimplementasikan di 51 perguruan tinggi Indonesia. dengan total 6.927 mahasiswa. Penerapan E. Strategi Menghadapi Era kurikulum seperti ini merupakan langkah Revolusi Industri 4.0 Melalui Peta yang tepat untuk meningkatkan daya saing Jalan SPNBE 2017-2019 SDM di era revolusi industri 4.0. Namun, Dalam mendorong pertumbuhan sejauh ini penerapan kurikulum berbasis ekonomi berbasis digital di Indonesia, digital masih dalam lingkup Perguruan Indonesia dihadapkan pada berbagai Tinggi. Dalam lingkup pendidikan tantangan. Permasalahan infrastruktur sekolah, Kemendikbud masih dalam tahap digital dan kesiapan SDM menjadi isu rencana untuk merancang ulang kurikulum yang harus segera dituntaskan oleh baru agar para siswa siap menghadapi era Pemerintah. Peta Jalan SPNBE 2017-2019 revolusi industri 4.0. Kurikulum yang atau road-map e-commerce disusun oleh direncanakan oleh Kemendikbud berfokus Pemerintah sebagai salah satu senjata pada 5 kemampuan yang harus dikuasai untuk mengatasi berbagai tantangan yang oleh siswa yaitu kemampuan berpikir hadir dalam mendorong sektor ekonomi kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan digital, termasuk tantangan di bidang berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, infrastruktur digital dan kesiapan SDM. dan percaya diri. Meski 5 kemampuan Melihat dari sisi konten, program yang siswa dalam kurikulum yang direncanakan hadir dalam Peta Jalan tersebut sudah oleh Kemendikbud tersebut tidak disebut- cukup akomodatif. Melalui Peta Jalan kan secara spesifik mengenai kemampuan tersebut, Pemerintah telah menyusun literasi digital, sudah seyogyanya Kemen- serangkaian kegiatan untuk membangun dikbud juga harus menjadikan literasi infrastruktur TIK dan SDM yang siap digital sebagai basis perancangan ulang dengan dunia e-commerce. Namun, dalam kurikulum yang direncanakan. pengimplementasiannya berbagai kendala Selanjutnya, Pemerintah Indonesia hadir dan tentunya Pemerintah harus melalui Kementerian Perindustrian juga responsif dalam mengatasi kendala- telah meluncurkan program pendidikan kendala yang ada. vokasi yang mengusung konsep link and

65

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Dari sisi infrastruktur digital, Peta pusat. Padahal, pembangunan proyek Jalan SPNBE 2017-2019 memiliki Palapa Ring di wilayah tersebut sangat Program “Infrastruktur Komunikasi” yang dibutuhkan dapat terealisasi dengan cepat disusun untuk mengatasi permasalahan mengingat kondisi telekomunikasi di disparitas jaringan internet di wilayah Kepulauan Anambas yang masih jauh Indonesia. Dalam program tersebut, tertinggal. Peraturan Bupati tersebut pemerintah berupaya meningkatkan infra- menjadi salah satu contoh bahwa struktur komunikasi nasional sebagai seharusnya peraturan daerah tidak boleh tulang punggung pertumbuhan industri menghambat program pemerintah pusat sistem perdagangan berbasis elektronik (e- yang tujuannya untuk kepentingan commerce). Infrastruktur komunikasi ini masyarakat. Peraturan Daerah harus mencakup kecepatan internet, jaringan, sejalan dalam mendukung pelaksanaan dan keamanan. Salah satu output yang Peta Jalan SPNBE 2017-2019 ini. diren-canakan dalam program peningkatan Apabila terdapat berbagai infra-struktur komunikasi Peta Jalan Peraturan di daerah yang justru SPNBE 2017-2019 ini berupa adanya menghambat program pemerintah pusat infrastruktur pita lebar (broadband) dalam untuk mendukung Indonesia dalam rangka peningkatan kecepatan internet menghadapi Revolusi Industri 4.0, seluruh wilayah Indonesia. Dari sisi tentunya langkah deregulasi perlu konten program, program ini dapat dilakukan. Hal ini sesuai dengan ketentuan menjadi solusi dari permasalahan Pasal 250 UU Nomor 23 Tahun 2014 ketidakmerataan kecepatan internet di tentang Pemerintah Daerah (UU Pemda), Indonesia yang mengakibatkan adanya bahwa Perda dan Peraturan Kepala Daerah disparitas penetrasi e-commerce di dilarang bertentangan dengan ketentuan Indonesia. Program pembangunan infra- peraturan perundang-undangan yang lebih struktur pita lebar (broadband) diyakini tinggi, kepentingan umum, dan/atau dapat mengatasi permasalahan lambatnya kesusilaan. Apabila bertentangan pada jaringan internet di berbagai wilayah. ketiga hal tersebut, maka sesuai dengan Pembangunan serat optik di seluruh Pasal 251 UU No. 23 Tahun 2014, maka Indonesia sepanjang 36.000 kilometer Perda tersebut dapat dibatalkan. melalui Proyek Palapa Ring 2020 mejadi Serangkaian Perda yang dinilai mengham- langkah awal yang tepat untuk mengatasi bat Peta Jalan SPNBE 2017-2019 perlu disparitas internet di wilayah Indonesia. dikaji kembali. Jika suatu Perda terbukti Seperti pada pembahasan sebelumnya menghambat jalannya kebijakan Peta Jalan pada sub bab “kesiapan infrastruktur SPNBE 2017-2019, maka peraturan digital” bahwa implementasi proyek tersebut sebaiknya ditinjau kembali atau Palapa Ring 2020 ini tidak terlepas dari dihapuskan. berbagai kendala, salah satunya dari disharmonisasi kebijakan antara Perda dan Dalam implementasi Peta Jalan Kebijakan Pusat. Sebagai contoh, SPNBE 2017-2019, harmonisasi kegiatan keberadaan Peraturan Bupati di Kepulauan dengan Pemerintah Daerah menjadi sangat Anambas yang mengharuskan adanya penting. Dalam desain implementasi, Analisis Dampak Lingkungan dalam Pemerintah harus mempertimbangkan pendirian BTS pada ketinggian diatas 52 berbagai permasalahan teknis, termasuk Meter menjadi peraturan daerah yang keberadaaan Peraturan Daerah, sehingga menghambat program kebijakan dari mempermudah pelaksanaan program/

66

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

kebijakan dari pemerintah pusat. Adanya lebih besar daripada perusahaan taksi harmonisasi antara kebijakan pusat dengan terbesar Indonesia, Blue Bird Group, Peraturan daerah, tidak hanya akan dengan 22.000 armada (viva.co.id, 2018). mempermudah pelaksanaan program/ Sampai di September 2018, dua perusa- kebijakan dari pemerintah pusat, tetapi haan tersebut secara regulasi belum juga mendorong efisiensi dari sisi sumber dianggap sebagai perusahaan transportasi. daya dan keuangan, sehingga harmonisasi Hal tersebut mengakibatkan Gojek dan aturan dan kebijakan menjadi sangat Grab terlepas dari hak dan kewajiban penting. sebagai perusahaan transportasi. Belum Dalam proses penyusunan kebijak- melekatnya status “perusahaan an, Revolusi Industri 4.0 tidak hanya transportasi” pada perusahaan gojek dan grab menyebabkan kedua perusahaan menuntut kemampuan pemerintah untuk dapat memperbaharui dan mengharmoni- tersebut tidak perlu mematuhi aturan sasi aturan serta kebijakan yang beriringan ketenagakerjaan, aturan perpajakan, dan dengan perkembangan teknologi, tetapi aturan keselamatan dalam penyediaan juga menuntut kemampuan pemerintah transportasi. Kondisi tersebut membawa untuk menyusun kebijakan yang bersifat keuntungan bagi perusahaan namun merugikan pemerintah sendiri, perusahaan outward looking dan juga future setting. transportasi konvensional, dan karyawan, Pemerintah harus mampu mengantisipasi hal-hal baru yang dibawa oleh era revolusi khususnya para driver. Sedangkan, jika industri 4.0 ini dengan serangkaian dibandingkan dengan negara-negara di kebijakan yang tepat. Salah satu kebaruan Eropa, hal tersebut telah diantisipasi yang dibawa oleh era “serba internet” ini melalui putusan European Court of Justice di tahun 2017 yang memutuskan bahwa adalah terbukanya lapangan pekerjaan 2 baru yaitu transportasi online. Fenomena uber merupakan perusahaan transportasi, dan harus menjalankan regulasi seperti trans-portasi online tengah merebut pangsa pasar transportasi konvensional. Teknologi operator taksi lain (www.reuters.com, informasi yang dimanfaatkan oleh 2017). Hal tersebut mendandakan bahwa transportasi online memudahkan seorang adanya transformasi bisnis dari basis pengemudi untuk melakukan navigasi ke konvensional ke basis digital, sebagai salah satu ciri dari Revolusi Industri 4.0, tujuan secara otomatis dan memper- temukan antara demand dan supply trans- harus diikuti dengan tatanan regulasi yang portasi online dari jarak jauh. Kehadiran bersifat outward looking dan future setting. Pemerintah harus tanggap dan transportasi online ini menjadi tantangan bagi Pemerintah untuk segera melahirkan merespon secara cepat perubahan- kebijakan yang akomodatif. perubahan yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0 ini dengan melakukan Pada tahun 2018, Indonesia penataan regulasi. Penataan regulasi yang memiliki 2 perusahaan raksasa yang dilakukan tidak hanya sebatas melakukan tengah menguasai pangsa pasar pemba-haruan aturan, tetapi Pemerintah transportasi online yaitu Grab dan Gojek. Indonesia juga harus menyambut Revolusi Gojek kini telah memiliki 1 juta Industri 4.0 dengan mengeluarkan pengemudi di Indonesia sedangkan Grab serangkaian kebijakan yang tepat. memiliki 2 juta pengemudi di Asia

Tenggara (bisnis.tempo.co, 2018). Armada perusahaan transportasi online ini jauh 2 Transportasi online multinasional

67

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Dari sisi kesiapan SDM, merahnya, sebenarnya terdapat kesamaan Pemerintah berupaya mempersiapkan dari tujuan kurikulum-kurikulum tersebut SDM yang siap dengan dunia e-commerce yaitu mempersiapkan SDM yang “melek” melalui Peta Jalan SPNBE. Salah satu teknologi agar mampu bersaing di era program dalam Peta Jalan SPNBE ini ialah revolusi industri 4.0. program “Pendidikan formal untuk Implementasi kurikulum yang kebutuhan talenta perdagangan berbasis mencakup subjek e-commerce diberbagai elektronik (e-commerce)”. Kegiatan dalam tingkatan satuan Pendidikan, sebagaimana program tersebut ialah mempersiapkan menjadi strategi pengembangan SDM kebutuhan talenta dalam rangka memper- dalam Peta Jalan SPNBE 2017-2019 ini, tahankan keberlangsungan ekosistem tentunya akan lebih efektif dan efisien jika perdagangan berbasis elektronik (e- dilakukan integrasi kurikulum antar commerce) melalui Pendidikan formal. instansi. Instansi-instansi yang memiliki Salah satu output dari kegiatan tersebut pengembangan kurikulum berbasis digital ialah adanya implementasi kurikulum yang diharapkan dapat duduk bersama untuk mencakup subjek terkait perdagangan berkoordinasi dan berkolaborasi dalam berbasis elektronik (e-commerce) di berba- melahirkan kurikulum berbasis digital gai tingkatan satuan Pendidikan. Kemen- yang terintegrasi guna terwujudnya SDM dikbud dan Kemenristekdikti ditunjuk yang siap menghadapi era revolusi industri menjadi Penanggung Jawab dalam 4.0 ini. program pendidikan formal untuk kebutuhan talenta e-commerce ini. F. Penutup Kurikulum e-commerce sangat erat kaitan- Aplikasi kecerdasan buatan, data nya dengan kemampuan literasi digital. raksasa, hingga serba internet (Internet of Sehingga, keputusan Kemenristekdikti Things) menandai datangnya Revolusi untuk mengadopsi lite-rasi digital dalam Industri 4.0. Indonesia dengan bonus kurikulumnya adalah hal yang tepat. demografi berupa penduduk berusia Seperti pada sub bab “Kesiapan SDM” produktif yang semakin besar, sumber yang telah dijelaskan sebelumya bahwa daya alam yang beragam dan kaya, serta beberapa Kementerian telah memiliki lokasi yang strategis di antara ekonomi kurikulum tersendiri untuk menyiapkan raksasa dunia tentu dapat ikut menyong- SDM yang mampu menghadapi revolusi song revolusi ini di barisan depan jika kita industri 4.0, seperti Kemendikbud yang mempersiapkan diri dengan baik. memiliki rencana melakukan reorientasi Indonesia harus mampu mengubah segala kurikulum agar para siswa dapat bersaing tantangan yang ada menjadi sebuah di era revolusi Industri 4.0, serta peluang. Roadmap Peta Jalan Making Kemenperin yang telah memiliki program Indonesia 4.0 dapat dijadikan sebagai tun- link and match antara SMK dan industri tunan dalam pembuatan kebijakan selan- serta bekerjasama dengan Swiss untuk jutnya. Peta Jalan tersebut dimaksudkan pengembangan politeknik. untuk mengatasi berbagai tantangan dan Sejauh ini, masing-masing Instansi merubahnya menjadi sebuah peluang. Pemerintah Pusat masih mengembangkan Salah satu peluang yang dimanfaat- kurikulum secara sendiri-sendiri. Belum kan oleh Pemerintah Indonesia ialah ada keterkaitan antara kurikulum-kuriku- dengan pengembangan sektor ekonomi lum tersebut. Jika dilihat benang digital mengingat Indonesia memiliki

68

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

potensi e-commerce yang cukup baik. Lembaran Negara Republik Indonesia Secara konten, Roadmap tersebut sudah Tahun 2017 Nomor 176. Jakarta. cukup akomodatif, namun, pemerintah juga harus fokus terhadap pengimple- Dokumen mentasian roadmap kebijakan tersebut. DBS. 2018. E-Commerce in Asia: Bracing Berbagai tantangan muncul dalam pengim- for Digital Disruption. plementasian roadmap tersebut, diantara- Kementerian Perindustrian. Making nya; permasalahan infrastruktur digital Indonesia 4.0. seperti ketidakmerataan jaringan internet; Mckinsey. 2016. Unlocking Indonesia’s dishar-monisasi kebijakan yang tidak Digital Opportunity. mendukung implementasi peta jalan Peningkatan Pertumbuhan Industri tersebut; serta kesiapan SDM yang belum Manufaktur. Daily Economic and memumpuni dalam menghadapi era Market Review by Office of Chief revolusi industri 4.0. Pemerintah Pusat dan Economist: Peningkatan Pertumbuhan Industri Manufaktur. Jakarta: Bank Daerah harus berkolaborasi untuk mewu- Mandiri. judkan strategi yang telah direncanakan We Are Social dan Hootsuite. 2017. dalam Peta Jalan yang telah disusun Annual Report. sehingga dapat mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan Website visi peta jalan tersebut yaitu Indonesia Abdurrahman, M. Syufan. 2017. menjadi 10 besar ekonomi dunia. “Pertumbuhan e-Commerce Indonesia Daftar Pustaka Tertinggi di Dunia”. https://www.liputan6.com/tekno/read/2 Buku 957050/pertumbuhan-e-commerce- Auon, Joseph E. 2017. Robot-Proof: indonesia-tertinggi-di-dunia diakses Higher Education in the Age of pada tanggal 17 September 2018 Artificial Intelligence. Badan Pusat Statistik (2017). “Jumlah Lee, J., Lapira, E., Bagheri, B., Kao, H. Penangguran di Indonesia”. 2013. Recent Advances and Trends in https://www.bps.go.id/statictable/2009/ Predictive Manufacturing Systems in 04/16/972/pengangguran-terbuka- Big Data Environment. Manuf. Lett. 1 menurut-pendidikan-tertinggi-yang- (1), 38–41. ditamatkan-1986---2017.html diakses Schwab, K. (2017). The fourth industrial pada tanggal 17 September 2018 revolution. Crown Business Press Bayu. 2017. “Indonesia Dapat Bonus Demografi, Kepala BKKBN: Bisa Jadi Peraturan Perundang-Undangan Bencana”. https://news.detik.com/berita-jawa- Undang-Undang Dasar 1945 tengah/d-3583281/indonesia-dapat- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. bonus-demografi-kepala-bkkbn-bisa- Pemerintahan Daerah. 15 Oktober jadi-bencana diakses pada tanggal 17 2014. Lembaran Negara Republik September 2018 Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Bappenas. “Proyeksi Penduduk Indonesia Jakarta. 2010-2035”. Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2017. https://www.bappenas.go.id/files/5413/ Peta Jalan Sistem Perdagangan 9148/4109/Proyeksi_Penduduk_Indon Nasional Berbasis Elektronik (Road esia_2010-2035.pdf diakses pada Map E-Commerce). 21 Juli 2017. tanggal 20 September 2018

69

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Embu, Wilfridus S. 2018. “Revolusi Maulana, Rizqi F. 2018. “Indef: industri 4.0 buka peluang dongkrak Sumbangan E-commerceterhadap skill SDM”. PDB Indonesia di Tahun 2018 https://www.merdeka.com/uang/revolu Diperkirakan Masih Terlalu Kecil”. si-industri-40-buka-peluang-dongkrak- https://id.techinasia.com/sumbangan-e- skill-sdm.html diakses pada tanggal commerce-pdb-kecil. Diakses pada 19September 2018 tanggal 16 September 2018 Fajriah, Liliy Rusna. 2018. “Ekonomi Paskalis, Yohanes. 2018. “Intip Peta Indonesia 2017 Ditopang Sektor Kekuatan Armada Gojek Versus Industri”. Grab”. https://ekbis.sindonews.com/read/1279 https://bisnis.tempo.co/read/1073905/i 502/33/ekonomi-indonesia-2017- ntip-peta-kekuatan-armada-go-jek- ditopang-sektor-industri-1517815324 versus-grab/full&view=ok Diakses diakses pada tanggal 15 September pada tanggal 22 September 2018 2018 Putera, Andri D. 2017. “Lulusan SMK Floretti, Julia. 2017. “Uber dealt blow Banyak Menganggur, Bappenas Cek after EU court classifies it as transport Ulang Sistem Pendidikan Vokasi”. service”. https://ekonomi.kompas.com/read/201 https://www.reuters.com/article/us- 7/11/13/190154026/lulusan-smk- uber-court/uber-dealt-blow-after-eu- banyak-menganggur-bappenas-cek- court-classifies-it-as-transport-service- ulang-sistem-pendidikan-vokasi idUSKBN1EE0W3 Diakses pada tanggal 19 September Kementerian Perekonomian. 2017. 2018 “Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral Sekretariat Kabinet. 2018. “Pemerataan PDB Indonesia”. Kesejahteraan Rakyat”. https://databoks.katadata.co.id/datapub http://setkab.go.id/pemerataan- lish/2018/04/06/industri-masih- kesejahteraan-rakyat/ diakses pada mendominasi-kontribusi- tanggal 18 September 2018 perekonomian-indonesia Diakses pada Tim Content Writer. 2017. “Kenapa Bonus tanggal 15 September 2018 Demografi Jadi Kesempatan Emas Kemenkominfo. 2016. “Kecepatan Rata- bagi Indonesia?”. Rata Internet di Berbagai Daerah”. http://www.tribunnews.com/kilas- https://databoks.katadata.co.id/datapub kementerian/2017/09/29/kenapa- lish/2016/11/24/jakarta-kecepatan- bonus-demografi-jadi-kesempatan- internet-tercepat-di-indonesia Diakses emas-bagi-indonesia Diakses pada pada tanggal 19 September 2018 tanggal 16 September 2018 ______. 2017. “Pengguna Tim Penulis Viva. 2017. “Perpres E- Internet Indonesia Nomor Enam Commerce Terbit, Begini Detailnya”. Dunia”. https://www.viva.co.id/digital/945471- https://kominfo.go.id/content/detail/42 perpres-e-commerce-terbit-begini- 86/pengguna-internet-indonesia- detailnya. Diakses pada tanggal 16 nomor-enam-dunia/0/sorotan_media September 2018 Diakses pada tanggal 21 September ______. 2018. “Daya Saing Naik, 2018 Bluebird Tambah 4000 armada tahun ______. 2018. “Sekilas Palapa ini.” Ring”. https://www.viva.co.id/berita/bisnis/10 ahttps://kominfo.go.id/content/detail/3 39686-daya-saing-naik-blue-bird- 298/sekilas-palapa-ring/0/palapa_ring tambah-4-000-armada-tahun-ini Diakses pada tanggal 19 September 2018

70

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI LOKAL POTRET TRANSFORMASI EKONOMI TIGA DESA DI JAWA

Rusman Nurjaman Lembaga Administrasi Negara

Robby Firman Syah Lembaga Administrasi Negara

Abstrak

Seiring dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan agenda Nawa Cita, desa kini menjadi poros pembangunan nasional. Perubahan ini berimplikasi pada posisi desa dalam pembangunan tidak lagi menjadi objek melainkan subjek pembangunan itu sendiri. Perspektif baru ini juga menggeser model pembangunan desa dari government driven development atau community driven development (CDD) menjadi village driven development (VDD). Dalam sektor ekonomi, model pembangunan yang digerakkan oleh desa ini menempatkan desa sebagai aktor penggerak ekonomi lokal. Artikel ini menampikan narasi atas pengalaman desa dalam membangun ekonomi berdasarkan sejumlah studi kasus gerakan ekonomi berbasis desa di tiga desa. Studi ini memberikan sejumlah pembelajaran penting, yakni terkait dengan peran sejumlah faktor, antar lain kepemimpinan, tradisi berdesa, dan kemampuan membangun jejaring dan melakukan kolaborasi, dalam mendorong penguatan institusi dan efektivitas gerakan ekonomi berbasis desa sehingga bertranformasi menjadi desa unicorn. Kata kunci: village driven development, gerakan ekonomi desa, jejaring-kolaborasi, kepemimpinan transformatif.

Abstract

With implementation of Law Number 6 of 2014 concerning Villages and the Nawa Cita (nine agendas), village is considered as national development axis. This change has shifted the position of village in development to become subject of development rather than merely as object of development. This new perspective has shifted village development model from government driven development or community driven development (CDD) to village driven development (VDD). In economic sector, village-driven development model places village as driving force of local economy. This article descripbes a narrative of village experience in building local economy, based on case studies of village-based economic movements in three villages in Java. This study found several determinant factors, including leadership, village tradition, and the ability to build networks and collaborate as important factors to encourage institutional strengthening and effectiveness of village-based economic movements so that they can transform into unicorn villages. The results of this study provide valuable learning in improving and implementing policies related to direction, development strategy and economic governance of villages in Indonesia. Keywords: village driven development, village economic movement, collaboration networks, transformative leadership

71

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

A. Latar Belakang atau yang lebih dikenal sebagai Dana Desa, sebagaimana diamanatkan oleh UU Kemajuan daerah dimulai dari level No. 6/2014. Pada tahun 2015, Dana Desa terkecilnya yaitu keluarga, masyarakat, dianggarkan sebesar Rp 20,7 triliun, dan desa. Undang-Undang Desa menem- dengan rata-rata setiap desa mendapatkan patkan desa sebagai ujung tombak alokasi sebesar Rp 280 juta. Pada tahun pembangunan dan peningkatan kesejah- 2016, Dana Desa meningkat menjadi Rp teraan masyarakat. Membangun desa 46,98 triliun dengan rata-rata setiap desa adalah membangun Indonesia. Hal ini memperoleh sebesar Rp 628 juta, dan di tidak bisa dilepaskan dari tujuan tahun 2017 meningkat menjadi Rp 60 pembangunan yang secara khusus tertuang Triliun dengan rata-rata setiap desa dalam Nawacita ke-3, membangun memperoleh sebesar Rp 800 juta (Buku Indonesia dari pinggiran dengan memper- Pintar Dana Desa, 2017). kuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Adanya kebijakan Dana Desa dan Indonesia. Desa sejauh ini telah diberikan Alokasi Dana Desa yang bersumber dari kewenangan dan sumber dana yang me- APBD sesungguhnya merupakan konseku- madai agar dapat mengelola potensi yang ensi dari prinsip rekognisi dan dimiliki untuk meningkatkan ekonomi dan subsidiaritas yang menjadi asas UU No. kesejahteraan masyarakat. 6/2014. Rekognisi bukan saja berarti mengakui dan menghormati keberagaman Amanah Nawacita ke-3 menjadi desa, kedudukan, kewenangan dan hak suatu acuan dalam membuka ruang-ruang asal-usul maupun susunan pemerintahan. desa yang selama ini seolah tanpa potensi Namun dengan bertumpu pada asas dan menjadikannya sebagai teras bagi rekognisi, UU Desa juga melakukan penciptaan lapangan kerja, mengatasi redistribusi ekonomi dalam bentuk alokasi kesenjangan, dan pengentasan kemiskinan. dana dari APBN maupun APBD. Dengan Hal ini sesuai dengan asas rekognisi itu demikian, selain dimaksudkan sebagai sendiri dengan adanya pengakuan bentuk pengakuan dan penghormatan keragaman budaya untuk membangun terhadap keberagaman identitas, adat- keadilan budaya serta kemandirian desa. istiadat, serta pranata dan kearifan lokal Pada sisi kemandirian desa, masyarakat sebagai bentuk tindakan untuk menunai- atau lembaga yang lebih tinggi kedu- kan keadilan kultural, rekognisi juga dukannya harus memberi bantuan kepada diwujudkan dalam bentuk redistribusi anggota-anggotanya atau lembaga yang uang negara kepada desa sebagai resolusi lebih terbatas sejauh mereka sendiri tidak untuk menjawab ketidakadilan sosial- dapat menyelesaikan tugas mereka secara ekonomi karena intervensi, eksploitasi, memuaskan. Sedangkan apa yang dapat dan marjinalisasi yang dilakukan oleh dikerjakan secara memuaskan oleh satuan- negara (Eko, 2015: 41). satuan masyarakat yang lebih terbatas jangan diambil oleh satuan masyarakat Dalam implementasinya, adanya yang lebih tinggi. Inilah yang disebut kebijakan redistribusi uang negara tersebut sebagai asas subsidiaritas (Suseno, 1987: telah memberikan ruang bagi terbangun- 307; Eko, 2015: 42-45). nya infrastruktur dan penguatan sumber daya finansial bagi pengembangan Berbicara tentang desa tidak dapat ekonomi desa. Berdasarkan hasil evaluasi dilepaskan dari teropong potensinya yang tiga tahun (2015-2017) pelaksanaannya, beragam dan melimpah. Di sisi lain, setiap Kementerian Desa Pembangunan Daerah tahun negara telah mengalokasikan dana Tertinggal dan Transmigrasi (2018) yang bersumber dari APBN untuk desa mencatat bahwa penggunaan Dana Desa

72

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

telah menghasilkan sarana prasarana yang dataran rendah. Pada masing-masing desa mendukung pengembangan ekonomi desa, juga telah tumbuh berbagai gagasan, diantaranya dengan terbangunnya lebih inisiatif lokal, dan aksi kolektif pemerintah dari 123.858 kilometer jalan desa; 791.258 dan warga desa untuk menggali dan meter jembatan; 38.331 unit sambungan mengembangkan pendayagunaan potensi air bersih; 2.960 unit tambahan perahu; dan sumber daya ekonomi desa, dengan 26.750 unit kegiatan BUMDes; 6.576 unit memanfaatkan momentum lahirnya UU pasar desa; 38.217.065 unit drainase dan Desa yang mengusung semangat pemba- 28.830 unit irigasi; dan 1.971 unit haruan (restorasi) desa. embung. Beberapa sarana prasarana tersebut menjadi pemantik bagi lahirnya Secara lebih spesifik, tulisan ini inisiasi, inovasi, kreasi dan kerjasama ingin menjawab bagaimana desa bergerak antar desa melalui peran aktif masyarakat, membangun perekonomiannya hingga untuk mengoptimalkan pendayagunaan dapat memberikan dampak bagi sumber daya dan potensi ekonomi desa. peningkatan PADes dan kebermanfaatan bersama; apa pembelajaran yang dapat Pengembangan ekonomi desa juga dipetik dari temuan di lokus penelitian; menjadi fokus dari pemerintah supradesa dan faktor apa saja yang menjadi dalam mewujudkan cita-cita kemandirian. pendorong keberhasilan desa dalam Pemerintah Pusat misalnya melalui mengoptimalkan pengelolaan sumber daya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah ekonominya. Tertinggal dan Transmigrasi pada 2018 menjalankan empat program prioritas B. Desa Membangun Ekonomi: untuk menggenjot kapasitas ekonomi desa. Beberapa Konsep Penting Empat program prioritas tersebut antara Analisis terhadap upaya desa dalam lain Program Unggulan Kawasan Perde- membangun perekonomiannya bertumpu saan (Prukades), Pembangunan Embung pada beberapa konsep yang dipandang Desa, Pembentukan Badan Usaha Milik relevan dengan upaya tersebut, yaitu desa Desa (BUMDes), dan Pembangunan membangun (village driven developmet) Sarana Olahraga Desa (Permendes dan “desa memandang ekonomi”. Kedua 4/2017). konsep tersebut akan dijelaskan pada Estafet dengan Pemerintah Pusat, bagian berikut di bawah ini. di level lokal, beberapa Pemerintah Daerah 1. Village Driven Development (VDD) juga terus fokus untuk mengembangkan desa dengan cara yang inovatif. Pengem- Menjelang lahirnya UU Desa, bangan kapasitas ekonomi di daerah juga muncul perdebatan konseptual tentang diwadahi melalui kebijakan regulasi untuk pembangunan desa. Perdebatan ini dilatar- memperkuat kedudukan program dan belakangi oleh adanya berbagai kritik tujuan yang hendak dicapai. Sehingga terhadap pembangunan desa selama ini melalui tulisan ini, secara khusus ingin yang justru melemahkan dan memarjinali- melihat lebih jauh estafet pengembangan sasi desa. Sebelum era UU Desa, model ekonomi lokal di tiga lokus desa yaitu pembangunan desa mengacu pada konsep Desa Panggungharjo (Kabupaten Bantul), government driven dvelopment atau Desa Dermaji (Kabupaten Banyumas), dan community driven development (CDD). Desa Ketapang (Kabupaten Banyuwangi). Kerangka CDD merupakan konsep Ketiga desa tersebut dipilih sebagai lokus pembangunan yang dirumuskan oleh Bank studi karena masing-masing mewakili Dunia, yang kemudian dipercaya oleh tipologi/karakteristik desa-desa di Jawa: pemerintah Indonesia sebagai model desa agraris/pesisir, desa pertanian/dataran penanggulangan kemiskinan berbasis tinggi, dan desa industri (sub-urban)/

73

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 pemberdayaan masyarakat (Bebbington, desa tidak bertindak sebagai kepanjangan etc., 2004). Inilah yang kemudian tangan pemerintah, melainkan berdiri dan melahirkan Program Nasional Pemberda- bertindak sebagai pemimpin masyarakat; yaan Masya-rakat (PNPM) Mandiri 5) Otoritas dan akuntabilitas pemerintah Pedesaan. PNPM Mandiri merupakan desa yang memperoleh legitimasi dari program penanggulangan kemiskinan yang masya-rakat; 6) Desa mempunyai menggunakan model CDD. Oleh karena pemerintah desa yang kuat dan mampu itu, PNPM tidak dijalankan secara menjadi penggerak potensi lokal dan monopolis oleh peme-rintah, melainkan memberikan perlindungan secara langsung juga didukung lembaga donor, dan terhadap warga, termasuk kaum marginal melibatkan swasta untuk mengelola dana dan perempuan yang lemah; 7) dan SDM. PNPM ditempuh dengan cara Demokratisasi desa yang mencakup: (a) memberikan dana pembangunan secara institusionalisasi nilai-nilai transparansi, langsung kepada masyarakat tanpa melalui akuntabilitas, partisipasi, inklusivitas dan jalur hierarkis birokrasi pemerintah. keseteraan gender (b) institusi representasi Dengan kata lain, meskipun pelaksana- dan deliberasi, dan (c) pertautan annya dilakukan di level komunitas (engagement) antarpelaku di desa; 8) masyarakat di kelurahan/ desa, PNPM Pelembagaan perencanaan dan pengang- bekerja di luar sistem desa dan sama sekali garan secara inklusif dan partisipatoris tidak melibatkan pemerintah daerah. serta berbasis pada aset lokal; 9) Proyek pembangunan direncanakan dan Pembangunan berbasis pada aset dijalankan secara partisipatif oleh penghidupan lokal; 10) Dana Alokasi Desa masyarakat dengan didampingi fasilitator dari pemerintah sebagai bentuk redistribusi dan konsultan yang dikelola oleh swasta ekonomi dari negara dan menjamin (Eko, 2013: 72; Eko, dkk, 2013: 25-29). keadilan ekonomi bagi desa; 11) Desa CDD-PNPM juga dipandang sudah tidak bermartabat secara budaya, yang memiliki relevan ketika desa kini tidak lagi identitas atau sistem sosial-budaya yang berbentuk pemerintahan semu. UU Desa kuat, atau memiliki kearifan lokal yang sebagai campuran (hybrid) antara self kuat untuk mengelola masyarakat dan governing community dan local self sumberdaya lokal; 12) Satu desa, satu government (Eko, 2014: xxii). rencana, satu anggaran; 13) Warga yang kritis, aktif dan terorganisir. Ikatan warga Village driven development (VDD) dalam komunitas sangat penting tetapi kemudian hadir sebagai koreksi atas model tidak cukup, namun butuh warga yang pembangunan ala CDD. VDD menempat- aktif, melek dan sadar politik terhadap hak kan desa sebagai subjek utama yang dan kepentingan mereka, serta menggerakkan pembangunan atau pemb- berpartisipasi dalam penyelenggaraan angunan yang digerakkan oleh desa. VDD pemerintahan dan pembangunan desa. hadir sebagai alternatif atas pembangunan yang digerakkan oleh masyarakat atau 2. “Desa Memandang Ekonomi” komunitas. VDD mempunyai beberapa (DME) karakteristik (Eko, 2014: 45-46): 1) Desa hadir sebagai sebuah kesatuan kolektif Debat tentang kebijakan pemba- antara pemerintah desa dan masyarakat ngunan ekonomi desa selama ini desa; 2) Kepentingan dan kegiatan dalam menghadirkan dua mazhab yang berbeda, pemerintahan dan pembangunan diikat dan yaitu mazhab pertumbuhan dan mazhab dilembagakan secara utuh dan kolektif pemberdayaan. Mazhab pertumbuhan dalam sistem desa; 3) Kemandirian desa menempatkan “ekonomi memandang yang ditopang dengan kewenangan, desa” (EMD) yang berhadapan secara diskresi dan kapasitas lokal; 4) Kepala diametral dengan mazhab pemberdayaan atau dikenal sebagai mazhab “desa

74

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

memandang ekonomi” (DME) (Sutoro: akses kontrol sumber daya ekonomi desa. 2017: 124). Dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi desa, mazhab DME menekankan Mazhab EMD merupakan teori pada kekuatan atau potensi desa sendiri ekonomi arus utama (neoklasik) yang (endogen). Artinya pembangunan ekonomi selama ini masuk ke desa, namun desa dilakukan dengan mengoptimalkan memunculkan berbagai paradoks. Dalam pemanfaatan aset dan sumber daya lokal. mendorong laju perekonomian desa, Namun semua itu dilakukan dengan Mazhab EMD, menekankan pada kekuatan dipagari oleh sejumlah rambu-rambu dari luar desa (eksogen) sebagai faktor (nilai) berupa kecukupan, keseimbangan pendorong, berupa intervensi teknologi, dan keberlanjutan, sehingga eksploitasi modal, industri, dan SDM, dengan yang berlebihan atas sumber daya ekonomi korporasi sebagai aktor utama. Dengan desa dapat dihindari. Sebagai antitesis dari bertumpu pada prinsip-prinsip neolibe- mazhab/teori ekonomi mainstream, ralisme ekonomi, seperti kompetisi dan mazhab DME menghindari prinsip efisiensi, korporasi memiliki keleluasaan kompetisi dan efisiensi dengan mengede- untuk mengeksploitasi sumber daya pankan prinsip kegotongroyongan dan ekonomi desa. Harapannya, dengan kemanfaatan bersama. Secara sederhana, menggelontorkan investasi besar akan perbandingan mazhab DME dan EMD memunculkan surplus ekonomi dan dapat dituangkan dalam matriks berikut. menciptakan trickle down effect, seperti lapangan kerja dan peningkatan pen- Tabel 1: Perbandingan Dua Mazhab dapatan. Mazhab EMD, berargumen Pembangunan Ekonomi Desa bahwa dengan memiliki pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang berskala Ekonomi Desa Memandang besar, maka lapangan kerja dan pen- Memandang Desa Ekonom (DME) dapatan masayarakat desa meningkat, (EMD) Modern Tradisional sehingga laju urbanisasi dapat ditekan. Pertumbuhan Pemberdayaan dan Pada kenyataannya, mazhab DME kemandirian memang mampu menciptakan pertum- Eksogen Endogen buhan, namun di saat yang sama diikuti Surplus ekonomi Kecukupan, dengan ketimbangan, involusi dan keseimbangan, dan marjinalisasi. Di sinilah paradoks itu keberlanjutan Jika mengambil 10 Jika mengambil 1 sudah muncul. bisa kenapa hanya cukup, tidak perlu mengambil 1 mengambil 10 Sebaliknya, mazhab DME meman- Kompetisi dan Kegotongroyongan dan dang bahwa pertumbuhan ekonomi desa efisiensi kebersamaan tidak ada maknanya jika hanya dinikmati Intervensi teknologi, Memanfaatkan aset lokal oleh segelintir elite ekonomi-politik. modal, industri, dan dan kearifan lokal Mazhab DME hadir sebagai alternatif atas SDM Pembangunan Pembangunan kawasan gagalnya berbagai teori ekonomi arus kawasan perdesaan perdesaan sebagai utama ketika dibawa ke ranah desa. menciptakan pusat membangun desa: Sebagai mazhab yang berorientasi pada pertumbuhan memeratakan pemberdayaan dan kemandirian, mazhab pembangunan DME menenkankan pada urgensi mengor- Top down dan trickle Bottom up down effect ganisir dan memperkuat masyarakat desa Korporasi sebagai Rakyat desa sebagai untuk memiliki dan mengontrol sumber pemilik pemilik daya ekonomi desa. Oleh karena itu, Sumber: Sutoro Eko, 2017: 124. rakyat desa berperan sebagai pelaku utama dalam pembanguna ekonomi desa. Mereka memiliki hak kepemilikan dan

75

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

C. Tinjauan Kebijakan Berdasarkan substansi di atas jelas tersurat bahwa pembangunan desa, ter- Undang-Undang Nomor 6 tahun masuk dalam ranah ekonomi, merupakan 2014 tentang Desa (UU Desa) menyatakan kewenangan desa. UU Desa juga mengatur bahwa pembangunan desa memiliki empat tentang sumber-sumber pendapatan desa tujuan, yaitu a) meningkatkan kesejah- antara lain berasal dari alokasi dana yang teraan masyarakat desa dan kualitas hidup berasal dari APBN atau Dana Desa dan masyarakat serta penanggulangan kemis- alokasi dana yang berasal dari APBD atau kinan melalui pemenuhan kebutuhan alokasi dana desa (ADD). Dengan demi- dasar; b) pembangunan sarana dan kian, UU Desa meredistribusi uang negara prasarana desa; c) pengembangan potensi untuk membiayai desa dalam menjalankan ekonomi lokal; dan d) pemanfaatan kewenangannya, baik dalam ranah peme- sumber daya alam dan lingkungan secara rintahan, pembangunan, dan pemberda- berkelanjutan (Pasal 81). Keempat tujuan yaan, dan pembinaan kemasyarakatan. pembangunan desa tersebut jelas berkait erat dengan agenda pembangunan desa di Dana Desa merupakan bagian dari sektor ekonomi. Kesejahteraan material hak keuangan (rezim) desa untuk men- dan pengurangan kemiskinan, adalah jalankan kewenangannya. Namun demi- tujuan akhir pembangunan ekonomi desa kian, pemerintah mengatur prioritas dengan bertumpu pada optimalisasi penggunaan Dana Desa. Hal ini dilakukan pendayagunaan sumber daya ekonomi melalui Peraturan Menteri Desa, (potensi dan aset) desa. Sementara Pembangunan Daerah Tertinggal dan perbaikan kondisi sarana dan prasarana Transmigrasi (Permendesa PDTT) tentang yang menunjang mobilitas dan konek- prioritas penggunaan Dana Desa yang tivitas memudahkan aktivitas masyarakat diperbaharui setiap tahun. Hingga kini, desa untuk menjalankan roda perekono- terdapat tidak kurang dari 4 Permendesa miannya. PDTT terkait (No. 5/2015, No. 21/2015, No. 22/2016, No. 4/2017). Melalui UU Desa menekankan fokus pem- Permendesa PDTT No. 22/2016 jo PP No. bangunan ekonomi desa pada pengem- 4/2017, Pemerintah menentukan bahwa bangan ekonomi pertanian berskala penggunaan Dana Desa dipriotaskan untuk produktif dan pengembangan dan pembangunan infrastruktur dan pember- pemanfaatan teknologi tepat guna untuk dayaan desa dalam 4 (empat) bidang, mengerek kemajuan ekonomi desa. yaitu: 1) pengembangan produk unggulan Pelaksanaan pembangunan desa mengacu desa/kawasan perdesaan; 2) pembentukan pada rencana kerja pemerintah desa dan BUMDes; 3) embung desa; 4) sarana dan dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan prasarana olahraga. Terakhir, pemerintah melibatkan seluruh masyarakat desa menerbitkan Permendesa PDTT No. melalui semangat gotong royong, dan 19/2017 yang mengatur prioritas penggu- memanfaatkan kearifan lokal dan sumber naan Dana Desa untuk membiayai daya alam desa. Terakhir, UU Desa pelaksanaan program/kegiatan di bidang menegaskan desa sebagai aktor utama pembangunan desa dan pemberdayaan pelaksanaan pembangunan lokal desa. masyarakat desa dan program/kegiatan Adapun pelaksanaan program pembangun- lintas bidang (Prudes/Prukades, BUMDes/ an sektoral dari pemerintah supradesa BUMADes, embung, dan sarana olah raga) wajib diinformasikan kepada pemerintah sesuai kewenangan desa. Di tingkat lokal, desa untuk diintegrasikan dengan banyak pemerintah daerah yang juga turut pembangunan desa. mengatur penggunaan Dana Desa sebagai- mana terjadi, misalnya, di Kabupaten Pandeglang, Banten. Masalah krusial lain

76

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

muncul manakala Pemerintah Kabupaten yang secara langsung berkaitan dengan lamban dalam menerbitkan regulasi pemberdayaan ekonomi desa meliputi tentang daftar kewenangan desa sehingga pelatihan usaha ekonomi, pertanian, meng-hambat kinerja pemerintah desa perikanan, dan perdagangan; pemanfaatan untuk mengelola anggaran desa. Sebagai teknologi tepat guna, dan peningkatan contoh, desa menghadapi hambatan kapasitas masyarakat kelompok usaha administratif untuk mengalokasikan ekonomi produktif, kelompok tani, kelom- anggaran untuk pemberdayaan ekonomi pok nelayan, dan kelompok pengrajin. masyarakat desa. Kebijakan terkait pembangunan Kebijakan Dana Desa dan ADD ekonomi desa era UU Desa juga dapat hadir untuk menjawab kelangkaan sumber- dilihat dari penguatan peran Badan Usaha sumber pendanaan sebagai modal investasi Milik Desa (BUMDes) sebagai instrumen ekonomi lokal yang selama ini diderita penggerak ekonomi lokal. Dari segi oleh desa. Sebelum era UU Desa, memang hukum, kedudukan BUMDes diperkuat sudah ada kebijakan ADD melalui PP No. karena keberadaannya diatur langsung 72/2005 namun belum merata di semua dalam UU Desa. Selanjutnya, terbit daerah. Kondisi ini menyebabkan gerakan Permendesa PDTT No. 4/2015 tentang ekonomi lokal desa lebih banyak Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, bergantung pada modal dari bantuan dan Pembu-baran Badan Usaha Milik pemerintah yang lebih bersifat top down Desa. Pendirian BUM Desa dimaksudkan sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan sebagai upaya menampung seluruh lokal. Selain itu, pembangunan desa pada kegiatan di bidang ekonomi dan/atau masa itu selalu bias fisik, yang tidak pelayanan umum yang dikelola oleh Desa sensitif terhadap gerakan ekonomi lokal dan/atau kerja sama antar desa. Tujuan (Eko, 2014: 215). pendirian BUMDes adalah untuk mening- katkan perekonomian desa, mengoptimal- Pemerintah juga menerbitkan kan aset desa untuk kesejahteraan desa; Peraturan Menteri Dalam Negeri meningkatkan usaha masyarakat dalam (Permendagri) No. 114 Tahun 2014 ten- pengelolaan potensi ekonomi desa; tang Pedoman Pembangunan Desa. Terkait mengembangkan rencana kerja sama usaha dengan pembangunan desa di sektor antar desa atau dengan pihak ketiga; ekonomi, Permendagri ini menekankan menciptakan peluang dan jaringan pasar pada pengembangan usaha ekonomi yang mendukung kebutuhan layanan produktif, serta pembangunan sarana dan umum warga; membuka lapangan kerja; prasarana ekonomi, meliputi pasar desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembentukan dan pengembangan BUM melalui perbaikan pelayanan umum, Desa, penguatan permodalan BUMDes, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pembibitan tanaman pangan, penggilingan Desa; dan meningkatkan pendapatan padi, lumbung desa, pembukaan lahan masyarakat desa dan Pendapatan Asli pertanian, pengelolaan usaha hutan desa, Desa. Peraturan ini tidak secara tegas kolam ikan dan pembenihan ikan, kapal menyatakan badan hukum BUMDes. penangkap ikan, cold storage (gudang Namun dalam Pasal 4 disebutkan bahwa pendingin), tempat pelelangan ikan, pendirian BUMDes berdasarkan Peraturan tambak garam, kandang ternak, instalasi Desa tentang Pendirian BUM Desa. Dalam biogas, mesin pakan ternak, dan sarana pendirian BUMDes tersebut, setiap desa dan prasarana ekonomi lainnya sesuai harus mempertimbangkan inisiatif peme- kondisi desa. Permendagri ini juga rintah desa dan/atau masyarakat desa, mengarahkan agar pemberdayaan masya- potensi ekonomi, sumber daya alam, rakat desa diisi dengan program/kegiatan sumber daya manusia yang mampu

77

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 mengelola BUM Desa, dan penyertaan Secara sosiologis, karakteristik modal dari pemerintah desa. warga desa sedikit banyak mencirikan karakter masyarakat perkotaan, di mana D. Desa Membangun Ekonomi: sumber pendapatan ekonominya sudah Pembahasan dan Analisis tidak lagi ditopang oleh sektor pertanian dalam arti luas, tapi didominasi dari sektor Pada bagian di bawah ini dipapar- jasa dan perdagangan. Kemiskinan di desa kan kondisi empiris dan analisis terhadap Panggungharjo sedikit banyak mencirikan praktik-praktik pembangunan ekonomi karakter kaum miskin kota, yaitu kondisi desa dari tiga desa di tiga daerah yang kemiskinan yang dicirikan oleh situasi menjadi lokus studi ini. homeless/tidak punya rumah, landless/ tidak punya tanah, jobless/tidak punya 1. Lokus Desa Panggungharjo, pekerjaan. Kabupaten Bantul Desa Panggungharjo membangun Profil Desa ekonomi Desa Panggungharjo merupakan 1 Cerita tentang bagaimana Desa dari 75 desa di Kabupaten Bantul Provinsi Panggungharjo membangun ekonomi pada Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara bagian berikut ini akan diklasifikasikan geografis, desa Panggungharjo merupakan berdasarkan beberapa indikator, yaitu desa dengan karakter urban karena berada kelembagaan ekonomi desa, dan optimali- di pinggiran dan berbatasan langsung sasi potensi dan aset sumber daya ekonomi dengan Kota Yogyakarta. Pada tahun 2017 desa. jumlah penduduk Desa Panggungharjo lebih dari 28.000 jiwa. Walaupun Dari segi kelembagaan, Desa demikian, penduduk yang berdomisili di Panggungharjo merupakan salah satu desa Panggungharjo sebenarnya kurang lebih yang mendirikan BUMDes bahkan sekitar 40.000 jiwa, karena di wilayah ini sebelum terbit UU No. 6 Tahun 2014, terdapat 4 perguruan tinggi dan 1 pondok yaitu dengan mengacu Permendagri No. pesantren besar dengan jumlah santri dan 39/2010 tentang BUMDes. Dalam kurun maha-siswanya kurang lebih 15.000 jiwa. kurang dari satu windu, keberadaan Luas wilayah Desa Panggungharjo sekitar BUMDes yang diberi nama BUMDes 560 hektar secara administratif terbagi Desa Panggung Lestari tersebut memiliki menjadi 14 kampung dan 118 RT. peran yang cukup signifikan dalam memajukan perekonomian desa. Hal Karena sebagian besar wilayahnya tesebut dibuktikan dengan bertambahnya berbatasan langsung dengan ibukota omset hasil usaha, diversifikasi produk provinsi, Desa Panggungharjo merupakan unggulan desa, meningkatnya kerjasama kawasan strategis perkotaan Yogyakarta, desa dengan pihak ketiga, dan penam- hal ini berarti desa Panggungharjo bahan unit usaha yang pada gilirannya merupakan kawasan strategis ekonomi dari membuka peluang kerja baru di desa. kota Yogyakarta. Pada tahun 2015, Sebagai salah satu lembaga ekonomi desa, pendapatan sektoral warga desa BUMDes tersebut juga turut berkontribusi Panggungharjo kurang lebih sekitar Rp. 26 dalam pengembangan kawasan ekonomi Miliar. Jika seluruh pendapatan warga perdesaan melalui inisiatif bersama dalam digabungkan dalam satu tahun, jumlahnya membangun platform e-commerce sekitar Rp. 86 Miliar, dimana 75% berasal www.usahadesa.com. Platform tersebut dari sektor perdagangan, dan 25% berasal merupakan salah satu etalase online Gerai dari sektor pertanian dalam arti luas. Desa Panggungharjo sebagai sarana pemasaran produk-produk warga desa.

78

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Terkait hal ini, Wahyudi, Kepala Desa leluasa untuk menentukan model pemba- Panggungharjo, mengatakan: ngunan dan pemberdayaan desa. Tahun Lanskap desa kami tidak terlalu baik, 2018, Desa Panggungharjo mengelola di mana kami berada di pinggiran kota. anggaran sekitar 5,6 Miliar, di mana Oleh karenanya, kami mencoba untuk sekitar 1,2 miliarnya ditargetkan bersum- memanfaatkan lanskap tersebut dalam ber dari PAD. rangka untuk memberdayakan ekono- mi masyarakat desa. Jadi bentang Pengalaman Desa Panggungharjo hidup dari masyarakat desa baik tersebut membuktikan misi UU Desa bentang ekonomi, bentang sosial, untuk memperkuat peran kelembagaan bentang budaya, bentang teknologi ekonomi desa melalui BUMDes sebagai yang ada di warga desa sebagai agen nomen-klatur lembaga ekonomi berbasis untuk mengungkit potensi ekonomi desa yang diharapkan dapat menjadi yang ada di desa. Salah satu tumpuan dalam menggerakkan roda strateginya adalah dengan mendirikan perekonomian desa. BUMDesa diarahkan BUMDES jauh sebelum diamanatkan agar dapat mengembangkan ekonomi oleh UU Nomor 6 Tahun 2014. kreatif dan produktif di desa, sehingga (Wawancara, 3 April 2018) dengan demikian dapat menjadi magnet baru untuk menahan laju urbanisasi. UU Untuk mengembangkan usahanya, Desa menegaskan peran strategis tersebut BUMDes Panggung Lestari membangun pada Pasal 87-90 yang mengatur kerjasama B to B (bussiness to bussiness) pembentukan BUMDes, dan penggunaan dengan salah satu multinasional korporasi hasil usaha BUMDes untuk pengembang- Danone Aqua, yang menyerap produk an usaha, pembangunan desa, pemberda- produk bahan bakar penganti solar dari yaan masyarakat dan meningkatkan kese- olahan minyak goreng bekas. Rata-rata jahteraan masyarakat miskin di desa. pengiriman sekitar 10.000 liter. Dalam membangun ekonomi desa, Guna membangun budaya akunta- Panggungharjo juga mengoptimalisasi bilitas dan transparansi, Panggungharjo pemanfaatan potensi dan aset desa. Dalam merancang aplikasi BUMDes yang dapat hal ini, Panggungharjo menerapkan konsep diakses warga melalui android, sehingga asset based development community BUMDes menjadi dapat dimonitor (ABCD) yang diintegrasikan dengan bersama-sama. Itulah yang menyebabkan sistem desa. Pertama, mengolah potensi terjadi perubahan modal. Dengan nilai ekonomi dari sampah dengan melakukan modal awal Rp37 juta, saat ini nilai pemilahan sampah domestik. Desa kapitalisasi aset yang dikelola BUMDes Panggungharjo setiap harinya mempro- Panggung Lestari lebih dari Rp 5 Miliar. duksi sekitar 55 meter kubik sampah. Tarif Total equity di luar tanah dan bangunan retribusi yang rata-rata 20.000 rupiah pada tahun 2017 sekitar Rp 1,2 Miliar. dikalikan 1.700 KK, pendapatan desa dari Tahun 2018, pendapatan BUMDes dari 3 hasil retribusi sekitar 32 juta rupiah per bulan pertama sebesar Rp 957 juta. Jika bulan. Hasil pemilahan sampah dijual pada tahun 2018 ini, pendapatan desa dengan pendapatan 10 juta rupiah per melalui BUMDes Panggung Lestari bulan. Kedua, mengolah minyak goreng mencapai lebih dari Rp 1 miliar, maka bekas menjadi produk bahan bakar Panggungharjo dapat dikategorikan pengganti solar yang dibuat dengan sebagai “unicorn” desa—yaitu sebutan menggunakan alat yang buatan sendiri dan untuk suatu organisasi yang berhasil dikelola melalui bengkel inovasi tepat mencapai market share, dalam hal ini guna dengan memanfaatkan sumber daya pendapatan asli desa, di atas Rp 1 miliar. lokal. Tahun 2016, tambahan pendapatan Dengan pendapatan setinggi itu desa dari penjualan minyak goreng bekas rata-

79

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 rata dari 30-40 juta rupiah. Ketiga Berdasarkan paparan di atas, Desa memproduksi taman oils, yang merupakan Panggungharjo, di era kepemimpinan satu komoditas internasional yang Kepala Desa Wahyudi saat ini, telah mela- digunakan secara luas sebagai bahan baku kukan sejumlah upaya untuk mengop- kosmetika, di amazon.com 100 ml dijual timalkan tata kelola potensi ekonomi dan dengan harga 12-14 USD dollar. Tahun aset desa. Hal ini dilakukan antara lain 2017 memproduksi kurang lebih sekitar dilakukan dengan mengolah beberapa 3000 floss dan dikirim ke pasar potensi ekonomi yang ada sehingga internasional. Keempat, mengembangkan mampu memberikan nilai tambah dan usaha Jasa Wisata Desa melalui pendirian meng-hasilkan produk yang dibutuhkan Kampung Mataraman. Kampung wisata ini oleh masyarakat. Konsekuensinya, berbeda menggali kembali tradisi nuansa dengan rata-rata desa lain, sebagian besar masyarakat agraris pada awal abad 19 anggaran desa dialokasikan untuk pengem- terkait sandang, pangan dan papan dan bangan dan pendayagunaan ekonomi dan sebagainya. Kelima, memproduksi komo- potensi desa. ditas beras dengan nama “Bestari” (Beras Panggung Lestari) untuk memenuhi 2. Lokus Desa Dermaji, Kabupaten kebutuhan unit usaha jasa wisata desa. Banyumas Satu bulan rata-rata konsumsi berasnya sekitar 1,2 ton untuk usaha jasa wisata Profil Desa desa di Kampung Mataraman. Keenam, Desa Dermaji terletak di Kecama- melakukan pemberdayaan/ pendampingan tan Lumbir Kabupaten Banyumas Provinsi terhadap 50 orang warga difabel agar bisa Jawa Tengah. Sebagian besar wilayah memproduksi satu produk unggulan desa. Desa Dermaji merupakan daerah pegu- Tabel 2 Pemanfaatan Potensi dan Aset nungan dan perbukitan dengan ketinggian Desa Panggungharjo berkisar antara 100-300 meter di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata Bentuk Bentuk Keterangan 1.500 mm sampai dengan 2.500 mm per Potensi/Aset Pemanfaatan/ tahun. Jumlah penduduk Desa Dermaji Produk pada tahun 2017 sebanyak 6.293 jiwa, Sampah Pemilahan Kontribusi sampah terhadap dengan jumlah penduduk laki-laki 3.183 pendapatan desa jiwa dan jumlah penduduk perempuan Rp 42 juta/per 3.110 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) bulan sebanyak 2.019 KK (Profil Desa Dermaji, Minyak Bahan bakar Rata-rata 2017). goreng pengganti solar produksi 10.000 bekas liter/bulan, dan Desa Dermaji Membangun Ekonomi tambahan pendapatan Rp 30-40 juta Keberadaan BUMDes merupakan Taman Taman oils Jumlah produksi salah satu upaya memperkuat kelem- (bahan baku 3000 floss, @ bagaan ekonomi desa di Desa Dermaji. kosmetika) 12-14 USD Namun BUMDes tersebut diupayakan agar Budaya dan Kampung wisata tidak menjadi pesaing yang mematikan Lahan mataraman usaha ekonomi warga. Oleh karena itu, Pangan Beras Panggung Terjual 1,2 Lestari (Bestari) ton/bulan BUMDes Dermaji tidak membuka usaha SDM Pemberdayaan 50 Produk toko sembako/kelontong. Jadi mereka orang warga unggulan desa mencari bentuk usaha BUMDes yang difabel disesuaikan dengan potensi desa. Saat ini Sumber:diolah dari hasil penelitian PKDOD, 2018. sudah ada dua unit usaha, yakni unit simpan pinjam dan pengolaan air minum.

80

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Pengelolaan air minum memanfaatkan aset satu potensi unggulan di Desa Dermaji. program PAMSIMAS dari Dirjen Cipta Hampir seluruh rumah tangga di Desa Karya Kementerian PU dan Perumahan Dermaji membudidayakan ternak Rakyat yang saat ini sudah dilimpahkan ke kambing. Jumlah ternak kambing tiap Desa Deramaji. Pengelolaan air minum tahun bisa mencapai lebih dari tiga ribu oleh BUMDes dimaksudkan sebagai upaya ekor. Keempat, menghelat festival desa dalam pemenuhan pelayanan dasar, kambing Dermaji setiap tahun. Tujuannya sehingga unsur ekonomisnya masih untuk memperluas skala, memotivasi dinomorduakan. Dalam prakteknya, pelaku usaha/petani ternak kambing dan masyarakat harus membayar pemakaian mempromosikannya ke khalayak yang air bersih per meter kubik air sebesar Rp lebih luas. Dalam praktiknya, festival 2500,00. tersebut tidak hanya menjadi ajang promosi dan transaksi hasil ternak Jika dilihat maka dengan harga kambing etawa saja, melainkan juga seperti itu, usaha pengelolaan air bersih ini menjadi sarana promosi seluruh produk tidak mementingkan keuntungan. Namun, warga desa, serta menjadi panggung bagi menekankan tujuan sosial dalam pena- penampilan berbagai karya seni yang nganan masalah kebutuhan air bersih selama ini ditekuni warga desa untuk masyarakat. Saat ini, pengelolaan air ditampilkan dan dinikmati khalayak ramai bersih tersebut baru tersambung untuk dari kawasan Kabupaten Banyumas dan kurang lebih 300 rumah. Jadi, masih sekitarnya. Kepala Desa Dermaji, Bayu belum mencukupi kebutuhan seluruh Setyo Nugroho, mengemukakan bahwa: masyarakat desa. Oleh karena itu, tahun “Festival kambing Dermaji merupakan depan akan direncanakan untuk memba- upaya yang dilakukan oleh pemerintah ngun satu penampungan lagi. Masyarakat desa Dermaji bersama dengan kelom- yang belum mendapatkan air dari penam- pok peternak kambing dan masyarakat pungan, saat ini masih mengambil air desa untuk mengangkat dan memper- langsung dari mata air atau dari sungai, kenalkan potensi unggulan yang ada di tentu saja dengan tingkat kesulitan yang desa Dermaji. Ternak kambing meru- cukup tinggi. pakan potensi ekonomi terbesar desa dermaji, karena hampir semua warga Untuk mengembangkan ekonomi memiliki ternak kambing. Festival ini desa, Dermaji juga melakukan sejumlah menjadi ajang bagaimana kegiatan upaya lain. Pertama, membangun website ternak kambing ini tidak saja menjadi desa yang menjadi sarana penguatan usaha sampingan, tetapi akan diting- ekonomi desa melalui platform e- katkan menjadi usaha berskala industri. commerce sebagai wahana produk-produk Itu arahnya ke sana. Jadi, dengan warga desa agar dapat dipasarkan ke luar adanya festival kambing ini diharapkan desa. Kedua, mengembangkan potensi kesejahteraan ekonomi masyarakat wisata desa dengan membangun objek meningkat.” (Wawancara, 7 Juni 2018) wisata desa Wanasuta. Desa Dermaji merupakan desa hutan yang memiliki area Tabel 3 Pemanfaatan Potensi dan Aset Desa hutan dan berbatasan langsung dengan Dermaji untuk Membangun Ekonomi Desa hutan milik PT Perhutani. Keberadaan hutan tersebut dipandang sebagai potensi Potensi/Aset Bentuk Keterangan untuk mengembangkan wisata hutan desa. Desa Pemanfaatan Upaya ini dilakukan melalui kerja sama SDM melek IT Pembuatan Wahana platform e- pemasaran dengan PT Perhutani sebagai pemilik commerce produk desa lahan hutan pinus. Ketiga, mengem- Sumber daya Wisata hutan bangkan budi daya kambing peranakan alam (hutan) desa etawa. Ternak kambing merupakan salah “Wanasuta”

81

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Peternakan Budidaya Jumlah ternak dan menengah. Tidak salah apabila kambing etawa 3.000 ekor kemudian desa ini menjadi salah satu desa /tahun yang memiliki penilaian terbaik dalam Budaya Festival Wahana Kambing promosi pelaksanaan program Smart Kampung di Dermaji produk Kabupaten Banyuwangi. unggulan desa dan kreasi seni Pelaksanaan Banyuwangi Smart budaya warga Kampung diwadahi melalui regulasi desa Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 18 Sumber:diolah dari hasil penelitian PKDOD, 2018. Tahun 2016 Tentang Integrasi Program

Kerja Berbasis Desa/Kelurahan Melalui 3. Lokus Desa Ketapang, Kabupaten Smart Kampung. Ruang lingkup program Banyuwangi kerja pemerintah Kabupaten Banyuwangi Profil Desa tersebut diprioritaskan dalam bidang (a) Pelayanan Publik; (b) Pemberdayaan Desa Ketapang terletak di Ekonomi; (c) Kesehatan; (d) Kemiskinan; Kecamatan Kalipuro Kabupaten (e) Informasi Hukum; (f) Pendidikan, Seni Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. dan Budaya; dan (g) Peningkatan Wilayah Desa Ketapang berada di lokasi Kapasitas SDM. strategis pesisir timur Kabupaten Banyuwangi yang berbatasan langsung Sejalan dengan inisiasi program dengan Selat Bali. Di desa ini pula lokasi pembentukan Badan Usaha Milik Desa Pelabuhan Ketapang berada, dimana (BUMDes) yang dilakukan oleh sebagai pintu lalu lintas utama yang Pemerintah Pusat, di Pemerintah Desa menghubungkan Pulau Jawa dengan Ketapang juga membentuk BUMDes Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali. Desa sebagai salah satu upaya memperkuat Ketapang terdiri dari 5 dusun dengan luas ekonomi desa. Dalam prakteknya, Desa ini 3767,14 ha, dengan 33 Rukun Warga, dan memiliki delapan BUMDes yang bergerak 88 Rukun Tetangga. Jumlah penduduk di beberapa bidang pelayanan antara lain pada tahun 2015 yaiu 16.313 jiwa yang toserba, Himpunan Penduduk Pemakai Air terdiri dari 8.108 penduduk laki-laki dan Minum (HIPPAM), Sistem Online 8.255 penduduk perempuan. Payment Point dan Payment Point Online Bank (SOPP-PPOB), pengelolaan sampah Desa Ketapang Membangun Ekonomi (jasa angkut dan bank sampah), fotocopy, kantin, dan pengelolaan pasar desa. Lokasi Pengembangan ekonomi Desa kantor desa yang strategis, berada di jalan Ketapang tidak dapat dilepaskan dari raya utama menuju Pelabuhan Ketapang program Banyuwangi Smart Kampung. turut mempengaruhi BUMDes meraih Secara khusus dalam dimensi smart target omset yang terus tumbuh positif. economy program ini, bertujuan untuk mening-katkan aktivitas ekonomi masya- Industri skala rumahan (UMKM) di rakat yang selaras dengan perkembangan desa ini tumbuh pesat hingga mampu pariwisata, serta meningkatkan literasi menembus pasar ekspor. Hal itu mungkin keuangan masya-rakat melalui program tidak dapat tercapai seandainya tidak ada less-cash society. Financial literacy kontribusi dan peran aktif Pemerintah tersebut disajikan dengan warna dan tradisi Desa memberdayakan warganya. Banyuwangi yang kuat dari segi arsitektur, Pemerintah Desa seolah menempatkan diri amenitas, keramahtamahan, tradisi, hingga sebagai pihak intermediary yang menj- hiburan. Pembangunan ekonomi kreatif embatani warga dengan pasar (market). juga terus dilakukan termasuk diantaranya Pemerintah Desa bertindak sebagai pihak pember-dayaan sektor usaha mikro, kecil, yang menggagas, mendorong, memantik

82

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

produk-produk lokal untuk dikembangkan daya bahan lokal. Cara-cara kreatif ter- sesuai tuntutan pasar. Dalam kapasitas ini, sebut secara simultan mampu memberikan Pemerintah Desa didaulat sebagai pihak nilai tambah ekonomi, dimana dukungan yang menilai kelayakan (quality control) Pemerintah Desa berbalas dengan sharing sekaligus agen penjualan produk masya- profit yang disepakati bagi kelanggengan rakat mereka sendiri. Dalam kesempatan simbiosis mutualisme diantara mereka. wawancara dengan Kepala Desa Ketapang, Bapak H. Slamet Kasihono menuturkan: Industri rumah tangga yang tumbuh Hasil produk olahan masyarakat dan berkelanjutan juga tidak dapat dilepas- dipasarkan melalui toserba (BUMDes) kan dari peran program desa literasi. dan platform online (e-commerce). Program literasi di Desa Ketapang menjadi Pihak Desa yang menjadi quality sarana berkumpul dan berbagi informasi control hingga pengemasan dan bagi masyarakat tanpa memandang latar branding. Pemerintah Desa menerima belakang ekonomi mereka. Benih-benih bagi hasil penjualan sebesar 10%. ekonomi lahir dari pertautan informasi Produksi industri rumah tangga mam- yang kemudian peluang itu ditangkap oleh pu ekspor ke Timor Leste. Gerakan Pemerintah Desa sebagai peluang pember- industri rumah tangga berdampak dayaan. Beberapa program Desa Literasi positif bagi ekonomi keluarga. di Desa Ketapang antara lain: Satu RW (Wawancara, 6 Juni 2018) Satu Rumah Baca; School of Parenting (Sekolah Pengasuhan Bagi Orang Tua); Mahalnya sumber daya yang dibu- Street Shop (Bazar Amal Barang Layak tuhkan dalam membangun sistem market Pakai untuk Komunitas Tertarget); online mandiri, mereka sikapi dengan Panggung Literasi (Media Aktualisasi menggunakan platform e-commerce yang Minat dan Bakat Masyarakat); i-Desa saat ini tersedia secara gratis. Hingga saat (Inkubasi Informasi Ide dan Inovasi ini tersedia media sosial Pemerintah Desa Pembangunan Desa); Eco Literasi Ketapang di platform Facebook, Twitter, (Gerakan Kepedulian Lingkungan Alam dan Instagram. Kapasitas jejaring ekonomi Pedesaan); Sekolah Relawan (Rekruitmen juga dibangun dengan unsur perbankan dan Upgrading Relawan Baca); Kid Zone dan Bulog. Tidak cukup hanya dengan (Taman Ramah Anak); Literart memanfaatkan media online dan pember- (Pendidikan Karakter Berbasis Seni dan dayaan masyarakat yang telah dilakukan, Budaya). Pemerintah Desa Ketapang juga secara aktif membangun gerakan-gerakan keman- Tabel 4 Pemanfaatan Potensi dan Aset dirian ekonomi melalui Gerakan Membeli Desa Ketapang untuk Membangun Desa. Ekonomi Desa Potensi/Aset Bentuk Keterangan Penguatan kapasitas ekonomi desa Desa Pemanfaatan juga dilakukan melalui pengelolaan pasar SDM Pembuatan Aplikasi berkompetensi aplikasi Sistem layanan desa desa. Pengembangan pasar desa dilakukan Manajemen dan media untuk mengenalkan hasil produk masyara- Desa penjualan kat Desa Ketapang dengan masyarakat Terintegrasi online produk lokal. Hal ini juga sebagai upaya mem- dan E- lokal berikan akses pasar bagi produk hasil Commerce Sumber Daya Budidaya Ekowisata rumah tangga dengan konsumen secara Alam (laut) rumput laut, Pantai Desa luas (market engagement). Industri rumah keramba ikan, Ketapang tangga berkembang dengan komoditas dan pelestarian yang variatif, seperti peternakan lele skala terumbu rumahan dengan skema bioflox dan karang (wisata) produksi makanan ringan dengan sumber

83

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Akses, BUMDes Citra Media promosi Disamping program dan regulasi Konektivitas, Mandiri: produk lokal yang disiapkan Pemerintah Desa, aspek dan Pasar toserba, (industri rumah HIPPAM, tangga) dan penting selanjutnya adalah kapasitas SOPP-PPOB, menaikkan nilai membangun jejaring. Kerjasama dibangun pengelolaan tambah bersama BNI46 sebagai unsur perbankan sampah, ekonomi dalam mengembangkan BUMDes, begitu fotocopy, juga dengan Bulog dalam kerjasama kantin, pasar desa, dan penyediaan kebutuhan pangan masyarakat. pengelolaan Desa Ketapang juga bekerjasama dengan tambatan kapal PLN dan Telkom dalam mengelola dan Peternakan Budidaya lele Penggunaan meningkatkan kapasitas digital mereka sistem bioflox, lahan ternak lele serta mengembangkan UMKM hingga usaha menjadi efektif level terbawah. Pada ranah pengembangan peternakan dan efisien kambing potensi, peran instansi Perguruan Tinggi Budaya Desa Literasi: Kepedulian seperti Politeknik Negeri Banyuwangi dan Rumah komunitas Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Literasi memberdayakan terus dilakukan untuk pengembangan Indonesia, sesama (social potensi wisata desa, pelatihan kewirausa- Pengembangan solidarity) kerajinan batik haan UMKM, hingga akses pendidikan asli bagi masyarakat Desa Ketapang. Dalam Banyuwangi pengelolaan sampah, Pemerintah Desa Sumber: diolah dari hasil penelitian PKDOD, Ketapang bekerjasama dengan PT. ASDP 2018. Indonesia Ferry (Persero) cabang Ketapang dalam program Kemiteraan dan Keberadaan potensi dan gerakan Bina Lingkungan. ekonomi Desa Ketapang saat ini bukanlah suatu proses yang diraih dengan instan. E. Pembelajaran Semangat yang diusung Banyuwangi Smart Kampung dengan konsep cerdas Penguatan lembaga ekonomi dari bawah menunjukkan suatu tujuan berbasis desa menemukan momentumnya mewujudkan kampung humanopolis di pasca berlakunya era UU Desa. Selain setiap desa. Pesan penting supradesa koperasi dan UMKM, UU Desa memper- tersebut ditangkap dengan baik oleh kuat peran kelembagaan ekonomi desa Pemerintah Desa dengan kekuatan literasi melalui BUMDes sebagai nomenklatur ekonominya, suatu gerakan literasi yang lembaga ekonomi berbasis desa yang dimulai dari keluarga. diharapkan dapat menjadi tumpuan dalam menggerakkan roda perekonomian desa. Sebagai sebuah organisasi, tidak BUMDesa diarahkan agar dapat mengem- bisa dipungkiri bahwa kemandirian yang bangkan ekonomi kreatif dan produktif di diraih oleh Desa Ketapang tidak dapat desa, sehingga dengan demikian dapat dilepaskan dari sosok kepemimpinan menjadi magnet baru untuk menahan laju Kepala Desa transformatif. Aspek urbanisasi. kepemimpinan menjadi salah satu key success factor dari perjalanan Desa Kendati BUMDes yang didirikan Ketapang membangun ekonomi. Selain belum secara merata berkontribusi kemampuan kepemimpinan Bapak H. optimal, namun pengalaman tiga desa di Slamet Kasihono dalam berinovasi atas mengkonfirmasi 4 (empat) manfaat mengembangkan potensi dan BUMDes, pengembangan BUMDes sebagai lembaga beliau juga memastikan rencana dan ekonomi sosial desa (Sri Palupi, 2016: 81). anggaran desa harus mencantumkan Manfaat tersebut antara lain, pertama, program untuk pengembangan UMKM. sebagai sumber pendapatan desa.

84

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

BUMDes dapat menjadi sumber pendapat- sosial (kerukunan warga, lembaga-lem- an desa yang dapat menyumbang baga sosial, gotong royong, lumbung desa, kesejahteraan desa dan masyarakatnya. arisan, dll); e) aset keuangan (tanah kas Hal ini dapat terjadi terutama jika desa, bantuan dari kabupaten, BUMDes, BUMDes dikembangkan dengan sistem KUD), dan f) aset politik (lembaga- kepemilikan bersama. Kedua, menjadi aset lembaga desa, forum warga, BPD, desa. BUMDes dapat menjadi salah satu kepemimpinan, rencana strategis, aset desa yang berwujud lembaga peraturan desa, dll.). ekonomi. Desa dapat belajar mengem- bangkan kelembagaan ekonomi melalui Tata kelola ekonomi desa tentunya BUMDes. Ketiga, sebagai sarana mem- wajib memikirkan bagaimana mendaya- bangun kepercayaan. Melalui BUMDes, gunakan potensi dan aset desa tersebut. desa dapat bekerja sama dengan pihak lain Dalam konteks ini, memaksimalkan dan hal ini dapat meningkatkan kemampuan ekstraksi memang tidak kepercayaan pihak lain terhadap desa. mudah, namun juga tidak terlalu sulit. Keempat, sebagai alat demokratisasi Namun tentunya tidak selalu membutuh- perekonomian desa. Melalui pembiayaan kan dukungan dana besar. Terkait hal secara gotong royong dan kepemilikan tersebut, Sutoro Eko (2013) mengemuka- bersama, BUMDes dapat menjadi alat kan: mewujudkan demokratisasi ekonomi desa. Umumnya langkah awal peningkatan kemampuan ekstraksi dimulai dengan Kemampuan tata kelola potensi analisis potensi desa (termasuk dan aset ekonomi desa erat kaitannya pemetaan tata ruang desa) yang dengan kapasitas ekstraksi desa. Artinya, kemudian dirumuskan menjadi rencana desa memiliki kemampuan untuk strategis desa… mencakup tentang visi mengumpulkan, mengerahkan dan desa, yang kemudian dijabarkan mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset, menjadi rangkaian kebijakan, program potensi, beserta segala sumber daya dan kegiatan (Sutoro, 2013: 350). ekonomi desa untuk menopang kebutuhan dan kepentingan pemerintah dan Kesemua itu merupakan bagian masyarakat desa itu sendiri. Terkait aset narasi yang menjelaskan bagaimana desa desa, Permendagri No. 1 Tahun 2016 menjalankan tata kelola aset dan potensi tentang Pengelolaan Aset Desa menye- ekonomi yang dimilikinya. Pertanyaannya butkan bahwa jenis aset desa yang berasal kemudian, bagaimana desa menjamin agar dari kekayaan asli desa terdiri dari tanah upaya untuk optimalisasi pemanfataan kas desa, pasar desa, pasar hewan, potensi ekonomi dan aset desa ini mem- tambatan perahu, bangunan desa, pelelang- berikan dampak nyata bagi peningkatan an ikan yang dikelola oleh desa, pele- kesejahteraan warga desa? Bagaimana langan hasil pertanian, hutan milik desa, pula agar desa tidak menjadi arena mata air milik desa, pemandian umum, dan eksploitasi baru bagi pelaku swasta/ lain-lain kekayaan milik desa. Namun korporasi seiring dengan semakin terbuka- demikian, dalam kondisi empirisnya, yang nya peluang yang diberikan kepada menjadi aset desa bisa jauh lebih luas dari mereka melalui berbagai bentuk kerjasama itu. Oleh karenanya, Sutoro Eko (2013: yang ditawarkan desa? Studi ini belum 350) mengelompokkan aset desa ke dalam menemukan jawaban yang memuaskan enam jenis berikut: a) aset fisik (kantor terkait upaya yang dilakukan oleh desa, desa, balai dusun, jalan desa, sarana maupun pemerintah supradesa atas irigasi, dll); b) Aset alam (tanah, sawah, kekhawatiran tersebut. Namun demikian, hutan, perkebunan, ladang, kolam, dll.); c) hal ini menjadi menjadi isu krusial yang Aset manusia (penduduk, SDM); d) aset harus dicarikan solusinya di masa

85

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 mendatang karena menjadi ancaman bagi faatan sumber daya dan potensi ekonomi kedaulatan ekonomi desa. Sebagai contoh, desa, munculnya inisiatif berjejaring dan sebuah desa di Kalimantan Timur hanya melakukan kerja sama, sembari membuka menguasai 7 % dari total aset desa yang ruang-ruang partisipasi, serta responsif dimilikinya. Hal tersebut menunjuk-kan terhadap aspirasi dari masyarakat. bahwa tata kelola ekonomi desa harus mengutamakan dampak riilnya terhadap Kedua, kemampuan membangun kesejahteraan warga desa itu sendiri. jejaring dan kerja sama. Selama ini, proses Membuka diri terhadap pasar memang pembangunan dan pola pemberdayaan penting, tapi jangan sampai menjadikan desa umumnya menciptakan ketergan- desa sebagai arena eksploitasi (penghisap- tungan. Sehingga desa tidak tumbuh an) baru oleh pihak swasta/korporasi. menjadi desa yang mandiri dalam mengu- rus dan mengelola sumber daya dan Selain penguatan kelembagaan potensi yang dimilikinya, termasuk ekonomi desa dan kapasitas ekstraksi, jaringan sosial yang telah tumbuh dan terdapat sejumlah faktor kunci yang berkembang di desa. Kekuatan dari potensi memampukan desa menjadi aktor peng- jaringan sosial, seperti semangat kegotong- gerak ekonomi lokal sehingga mendorong royongan dan kepercayaan (trust) belum transformasi ekonomi desa. Berdasarkan dapat dioptimalkan untuk mengatasi penelitian lapangan di ketiga lokus, studi berbagai persoalan yang dihadapi desa ini menemukan bahwa keberhasilan (Arsyad, 2015: 9-10). penerapan desa cerdas bergantung pada sejumlah faktor kunci. Pertama, adanya Hal ini rupanya disadari betul oleh kepemimpinan kepala desa bertipe pemerintah desa baik di Desa Panggung- inovatif-progresif yang secara serius mela- harjo (Bantul), Desa Melung dan Desa kukan reformasi desa tanpa melakukan Dermaji (Banyumas). Mereka memiliki korupsi. Kepala desa inovatif-progresif kapasitas membangun jejaring dan selalu memiliki beragam prakarsa, kerjasama tersebut. Desa Panggungharjo, berjejaring dengan stakeholder (LSM, misalnya, berhasil menggandeng pelaku akademisi, media, dll.), dan melek usaha dan institusi supradesa seperti PT. teknologi, demokratis, paham hakekat UU Danone yang menjadi mitra BUMDes Desa, dan berani melakukan advokasi Panggung Lestari dari Desa Panggung- terhadap kebijakan pemerintah yang harjo dalam usaha pengolahan minyak merugikan desa. Semua itu menjadi jelantah yang diolah menjadi bahan bakar modalitas mereka untuk menjalankan pengganti solar. Panggungharjo juga perubahan desa sehingga memberi manfaat membangun kerjasama dengan Sekolah untuk rakyat banyak, termasuk dalam Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa ranah ekonomi. Mereka memanfaatkan Akademi Pembangunan Masyarakat Desa UU Desa untuk memperkuat agenda (STPMD APMD) Yogyakarta, yang mem- kerakyatan, kemandirian, dan kemakmuran bantu Desa Panggungharjo dalam pengem- desa. Pada masing-masing lokus, sosok bangan kapasitas aparatur desa. Desa kepemim-pinan transformatif tersebut Dermaji melakukan kerjasama PT. yang melekat pada kepala desa menjadi Perhutani dalam rangka mengembangkan faktor yang melandasi keberhasilan objek wisata hutan desa, dan membangun pembangunan ekonomi yang digerakkan kemitraan dengan pihak ketiga untuk oleh desa. Baik di Panggungharjo (Bantul), mengembangkan usaha budi daya atau Dermaji (Banyumas), atau Ketapang ayam potong. Sedangkan Desa Ketapang (Banyuwangi), kepemimpinan desa yang mendapat dukungan dari sejumlah mengusung semangat transformatif men- lembaga, seperti perguruan tinggi lokal jadi pengungkit bagi optimalisasi peman- dan perusahaan BUMN, dalam hal ini

86

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Telkom, BULOG dan PLN. Telkom antar desa, maupun antar desa dengan membantu mengembangkan infrastruktur pihak ketiga (Eko, 2017: 128). telekomunikasi berbasis IT di desa. Sedangkan PLN melakukan investasi di Ketiga, adanya tradisi berdesa bidang pertanian untuk mengakselerasi sebagai faktor yang sangat berpengaruh pengembangan ekonomi desa. Adapun terhadap daya tahan dan keberlanjutan BULOG menjadi mitra BUMDesa untuk BUM Desa. Jika ada bermasyarakat dan menyalurkan produk-produk pertanian bernegara tentu juga ada berdesa. Tradisi desa. berdesa mengandung unsur bermasyarakat dan bernegara. Desa menjadi wadah Tabel 5 Kemitraan Desa dengan Pihak kolektif dalam bernegara dan bermasya- Ketiga dalam Rangka Pengembangan rakat. Pertama, desa menjadi basis sosial Ekonomi Lokal Desa atau menjadi basis memupuk modal sosial, Ranah Kerja yakni memupuk tradisi solidaritas, kerja- Desa Mitra Sama sama, swadaya, gotong royong secara Panggungharjo, - STPMD - Pengembangan inklusif yang melampaui batas-batas Bantul, DIY APMD kapasitas eksklusif seperti kekerabatan, suku, Yogyakarta aparatur desa agama, aliran atau sejenisnya. Kedua, desa - PT. Danone - Pengolahan memiliki kekuasaan dan berpemerintahan, minyak jelantah yang diolah yang di dalamnya mengandung otoritas menjadi bahan (kewenangan) dan akuntabilitas untuk bakar pengganti mengatur dan mengurus kepentingan solar. masyarakat setempat. Ketika mandat dari Dermaji, - PT. - Pengembangan rakyat koheren dengan otoritas dan Banyumas, Perhutani wisata hutan DIY - Pamsimas desa akuntabilitas, maka legitimasi dan keper- Dirjen Cipta - Pengelolaan cayaan akan menguat. Desa mampu Karya Air Bersih di menjalankan fungsi proteksi dan distribusi Kementeria bawah pelayanan dasar kepada warga masyarakat. n PU dan BUMDes Perumahan F. Penutup Rakyat

Ketapang, - Telkom - Infrastruktur TI Banyuwangi, - PLN - Pengembangan 1. Kesimpulan Jawa Timur - Bulog agrobisnis Berpijak pada paparan dan analisis - BNI46 - Distribusi di atas, terdapat beberapa kesimpulan. - PT. ASDP produk-produk Pertama, peluang yang diberikan oleh UU Indonesia pertanian desa Desa melalui penguatan kewenangan desa Ferry - Program (Persero) Kemiteraan dan tentunya memberi keleluasaan bagi desa cabang Bina untuk mengelola dan mengoptimalkan Ketapang Lingkungan pemanfaatan peluang-peluang ekonomi di dalam desa berdasarkan kemampuan, prakarsa Pengelolaan lokal, dan hasil diharapkan oleh peme- Sampah Sumber: diolah dari hasil penelitian PKDOD, rintah dan warga desa. Untuk mewujudkan 2018. hal tersebut, desa mengoptimalkan kapasi- tas ekstraksi dan kemampuannya dalam Kolaborasi dengan pihak ketiga membangun jejaring dan kolaborasi tersebut juga sekaligus menghindarkan dengan pihak ketiga, seperti korporasi, desa dari jebakan isolasi, lokalisme, dan perguruan tinggi, atau kelompok lainnya, autarki. Hal ini selaras dengan UU No. sembari berupaya membuka dan memper- 6/2014 tentang Desa yang memberi luas akses dan penetrasi pasar bagi ber- resolusi tentang membangun desa, pemba- bagai produk atau komoditas unggulan ngunan kawasan perdesaan, kolaborasi desa.

87

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Kedua, faktor kepemimpinan desa Kedua, perlunya rambu-rambu yang mengusung semangat inovatif dan dalam mengoptimalkan potensi sumber transformatif, partisipasi masyarakat, dan daya dan aset ekonomi desa. Desa harus kemampuan membangun jejaring, serta memastikan bahwa desa tidak menjadi kearifan lokal berperan penting dalam arena eksploitasi baru. Potensi ekonomi mendorong upaya desa untuk mengopti- desa seharusnya memberikan kesejahtera- malkan pemanfaatan sumber daya dan an kepada masyarakatnya. Tidak hanya potensi ekonomi yang dimiliki dengan sekedar menjadi lahan eksploitasi yang mempertimbangkan prinsip-prinsip keber- manfaatnya hanya dirasakan segelintir manfaatan bersama dan berkelanjutan. orang (elite-elite ekonomi di desa atau pengusaha luar) saja. Hal ini akan Ketiga, UU Desa menegaskan melemahkan potensi desa dan keman- peran strategis BUMDes sebagai instru- faatannya tidak kembali ke desa. Seharus- men penggerak ekonomi desa. BUMDes nya desa berdaulat atas berbagai potensi tidak hanya berperan dalam untuk dan aset yang dimilikinya, sehingga apa pengembangan usaha ekonomi dan yang menjadi potensi desa sepenuhnya pembangunan desa, melainkan juga dalam harus dikuasai oleh desa. Rambu-rambu pemberdayaan masyarakat dan meningkat- (syarat) dalam pengembangan potensi desa kan kesejahteraan masyarakat miskin di antara lain harus memperhatikan tingkat desa. Hal ini karena BUMDes, sebagai kemanfaatan untuk masyarakat dan lembaga sosial ekonomi tidak hanya kapasitas lokal yang kuat ketika berhadap- berorientasi pada keuntungan (profit) an dengan pihak-pihak pembawa kapital/ semata, melainkan juga berorientasi pada korporasi dari luar. Dengan demikian, asas kemanfaatan (benefit) untuk mendu- potensi dan aset desa yang dimiliki tetap kung peningkatan kesejahteraan masya- berada di bawah kendali dari pemerintah rakat. Pemerintah (Pusat dan Daerah) juga desa dan masyarakatnya. berperan penting dalam mendorong pengembangan BUM-Des dengan mem- Selain itu, rambu-rambu lainnya beri akses modal pendampingan teknis dan yang harus menjadi pegangan adalah akses pasar, serta memprioritaskan kesetaraan akses atas segenap potensi dan BUMDes dalam pengelolaan SDA di desa. sumber daya ekonomi desa. Akses kelom- pok marjinal terhadap sumber daya lokal 2. Rekomendasi yang ada di desa harus diprioritaskan. Dalam upaya mewujudkan trans- Implikasinya, pengembangan ekonomi formasi ekonomi desa—sebagai penggerak lokal desa tidak sebatas bertumpu pada ekonomi lokal—menuju desa unicorn, optimalisasi pemanfaatan potensi desa studi ini merekomendasikan beberapa hal. saja, tetapi juga harus memperhatikan Pertama, pembangunan desa harus menge- stakeholder yang berperan dalam menge- depankan pemberdayaan ekonomi warga, lola potensi tersebut. Dalam hal ini, karena selama ini pembangunan desa pemerintah desa harus mengupayakan agar selalu bias fisik. Konsekuensinya, BUMDes tetap dikelola oleh pihak lokal kebijakan yang mengatur penggunaan desa sehingga nanti manfaatnya pun juga Dana Desa agar memprioritaskan pem- akan dirasakan oleh masyarakat desa, bangunan infrastruktur sudah saatnya termasuk kelompok warga miskin. diminialisir. Dengan demikian, Dana Desa Monopoli elit-elit desa/swasta dalam dapat digunakan untuk pemberdayaan pengelolaan potensi ekonomi desa wajib ekonomi desa sesuai dengan potensi, dihindari. sumber daya, dan aset yang dimilikinya. Ketiga, perlunya penyusunan peta jalan pembangunan ekonomi desa. Konsep

88

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

membangun Indonesia dari pinggiran, Eko, Sutoro. 2013. Daerah Inklusif: sebagaimana ditegaskan dalam Nawacita, Pembangunan, Demokrasi Lokal, dan menempatkan desa sebagai poros pem- Kesejahteraan. Yogyakarta: Penerbit bangunan nasional. Hal ini semestinya IRE. diikuti dengan arah dan dan strategi Eko, Sutoro, dkk. 2013. Mutiara pembangunan yang jelas. Keberadaan peta Perubahan dari Timur. Yogyakarta: jalan pembangunan ekonomi desa dapat IRE. memberi panduan pengembangan ekonomi Eko, Sutoro, dkk. 2014. Desa Membangun desa sehingga desa-desa lebih berdaya Indonesia. Yogyakarta: FPPD. secara ekonomi. Eko, Sutoro. 2015. Regulasi Baru, Desa Baru: Ide, Misi, dan Semangat UU Keempat, pemerintah melalui Desa. Jakarta: Kementerian Desa Kementerian Hukum dan Hak Asasi PDTT. Manusia perlu segera mengakomodir Eko, Sutoro, dkk. 2017. Desa Baru, Peraturan Desa sebagai salah satu bentuk Negara Lama. Yogyakarta: STPMD- regulasi atau payung hukum yang sah dan APMD. diakui dalam kerangka peraturan perun- Mariana, Dina, dkk.. 2017. Desa: Situs dang-undangan yang berlaku di Indonesia. Baru Demokrasi Lokal. Yogyakarta: Hal ini antara lain dapat ditempuh melalui IRE. revisi terbatas atas UU No. 12 Tahun 2011 Peraturan Menteri Desa Pembangunan tentang Pembentukan Peraturan Perun- Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dang-undangan. Diakuinya Perdes sebagai Nomor 19 Tahun 2017 Tentang salah satu payung hukum, hal tersebut Penetapan Prioritas Penggunaan Dana akan berdampak pada penguatan kelem- Desa Tahun 2018. bagaan BUMDes. Dengan demikian, Sri Palupi, dkk. 2016. Pelaksanaan UU BUMDes akan lebih leluasa dan percaya Desa Berbasis Hak. Jakarta: diri dalam menjalin kolaborasi dengan Lakpesdam NU pihak mana pun untuk memperluas skala Subkhan, Farid, dkk. 2018. Banyuwangi usaha ekonomi desa, tanpa harus terganjal Smart Kampung: Menggapai Mimpi payung hukum yang mendasari pemben- Menjaga Tradisi. Jakarta: Elex Media tukannya dan statusnya sebagai badan Komputindo. usaha kolektif berbasis desa. Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kelima, perlunya studi lanjutan Kenegaraan Modern. Jakarta: PT untuk mengetahui bagaimana dinamika Gramedia Pustaka Utama. ekonomi desa pasca implementasi UU

Desa di desa-desa luar Jawa atau desa-desa Peraturan Perundang-Undangan yang memiliki tipologi/karakteristik ber- beda dengan lokus studi ini. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014. Daftar Pustaka Desa. 15 Januari 2014. Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun Buku 2014 Nomor 7. Jakarta

Arsyad, Idham. 2015. Membangun Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Jaringan Sosial dan Kemitraan. Tahun 2014. Pedoman Pembangunan Jakarta: Kementerian Desa PDTT. Desa. 31 Desember 2014. Berita Direktorat Jenderal Perimbangan Negara Republik Indonesia Tahun Keuangan. 2017. Buku Pintar Dana 2014 Nomor 2094. Jakarta. Desa. Jakarta: Kementerian Keuangan. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

89

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

No. 22/2016. Prioritas Penggunaan Badan Usaha Milik Desa. 13 Februari Dana Desa Tahun 2017. 16 Agustus 2015. Berita Negara Republik 2016. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296. Indonesia Tahun 2016 Nomor 1883. Jakarta. Website Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Bebbington, Anthony, etc. 2004. Village No. 4/2017. Perubahan Atas politics, culture and community-driven Peraturan Menteri Desa, development: insights from Indonesia. Pembangunan Daerah Progress in Development Studies 4,3 Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor (2004) p. 187–205 diakses melalui 22 Tahun 2016 Tentang Penetapan http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/do Prioritas Penggunaan Dana Desa wnload?doi=10.1.1.1016.9132&rep=re Tahun 2017. 5 April 2017. Berita p1&type=pdf pada 30 Juni 2018 Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 552. Jakarta. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Wawancara Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No. 19/2017. Penetapan Prioritas Wawancara dengan Wahyudi Anggoro Penggunaan Dana Desa Tahun 2018. Hadi, Kepala Desa Panggungharjo, 3 22 September 2017. Berita Negara April 2018 di Bantul Republik Indonesia Tahun 2017 Wawancara dengan Bayu Setyo Nugroho, Nomor 1359. Jakarta. Kepala Desa Dermaji, 7 Juni 2018 di Peraturan Menteri Desa Pembangunan Banyumas Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Wawancara dengan H. Slamet Kasihono, No. 4/2015. Pendirian, Pengurusan Kepala Desa Ketapang, 6 Juni 2018 di dan Pengelolaan, dan Pembubaran Banyuwangi

90

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

POLICY BRIEF CORNER

91

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

REFORMASI REGULASI DAN BIROKRASI PERIZINAN USAHA DALAM MENDORONG PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAERAH

Tities Eka Agustine Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD)

Mohamad Yudha Prawira Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD)

Abstrak

Penciptaan iklim investasi yang kondusif menjadi salah satu prioritas pemerintah di era Jokowi-JK. Lebih jauh lagi, kegiatan prioritas yang tertulis dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 telah menjadikan pelaksanaan harmonisasi dan simplifikasi peraturan perizinan; serta pengembangan layanan perizinan terpadu menjadi kegiatan prioritas. Hingga saat ini tumpang tindihnya regulasi pada tingkatan nasional tak dapat dihindarkan, disisi lain kebermasalahan regulasi daerah terus menjamur. Ketentuan regulasi daerah yang belum disesuaikan dengan regulasi nasional hingga kebermasalahan substansi yang menghambat iklim usaha masih menyisakan pekerjaan rumah. Disisi lain, pelimpahan kewenangan PTSP yang belum sempurna turut menambah daftar masalah dalam peningkatan iklim investasi. Keterbatasan personil, penggunaan teknologi yang rendah dan juga tidak tersedia panduan pelayanan perizinan membuat birokrasi perizinan belum bekerja secara maksimal. Akibatnya, jumlah prosedur perizinan semakin panjang, waktu dan biaya pun juga bertambah. Mengalir dari kondisi tersebut, maka dibutuhkan pendekatan yang menyeluruh di mana seluruh komponen pemerintahan saling bersinergi. The whole government approach, menjadi salah satu rekomendasi untuk menyederhanakan regulasi dan birokrasi perizinan. Komitmen menyeluruh, konsistensi dalam evaluasi regulasi dengan menggunakan alat pemantauan yang sama, penguatan dan pembinaan baik untuk instansi vertikal serta horizontal perlu diinisiasi. Pada tataran birokrasi, penguatan kapasitas personil, dukungan teknologi informasi serta panduan pelayanan perizinan akan menjadi tahapan lanjutan yang komprehensif dalam memperbaiki iklim investasi di daerah. Kata kunci: regulasi, birokrasi, perizinan

Abstract

The creation of conducive investment climate has become one of government's priorities in Jokowi-JK era. Government policy to harmonize and simplify licensing regulation and developing integrated licensing services are listed as one of priorities in the 2018 Government Workplan. Overlapping regulation at the national level is obvious. At the same time regional regulation remains problematic. Incoherence of local and national regulations as well as regulations that hamper business climate remain problematic. In addition, incomplete authority delegation to One Stop Service (OSS) adds more problems in improving investment climate. Lack of personnel, low technological utilization and unavailability of licensing services guidance contribute to mediocre licencing bureaucracy. Those aspects affect in increasing number of procedures, time and cost. In consequence, approach to synergize all components of government is required. The whole government approach is recommended to be implemented to simplify the licensing regulation and bureaucracy. A thorough commitment, consistency in evaluating regulation using the same tools, strengthening vertical and horizontal level of government should to be initiated. At

92

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

bureaucratic level, human resource capacity strengthening, information technology support, and license service guidance should be considered as comprehensive steps for investment climate improvement in the regions. Keywords: regulation, bureaucracy, license

Pendahuluan ditempuh menjadi beban dalam peningkatan iklim investasi. Perbaikan iklim investasi dan pengembangan dunia usaha di Indonesia Data lain tentang penyelenggaran menjadi salah satu prioritas yang tertuang pelayanan izin di daerah juga membukti- dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) kan masih belum paripurnanya pelimpahan 2018. Salah satu instrumen yang paling kewenangan penerbitan izin kepada Dinas mendapat sorotan dari Pemerintah adalah Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu perizinan. Di satu sisi, izin merupakan Satu Pintu (DPM PTSP). Diantaranya, izin suatu perangkat hukum administrasi yang mendirikan bangunan, tanda daftar gudang sangat penting yang oleh digunakan dan izin lingkungan masih membutuhkan pemerintah untuk mengendalikan dampak rekomendasi teknis dari instansi terkait negatif atas kegiatan tertentu. Namun, sebelum mendaftar ke PTSP. Hal tersebut ketidakpastian pada aspek regulasi dan menandakan bahwa kewangan DPM PTSP masih lemah dalam implementasinya. birokrasi justru hanya memberikan ketidakpastian bagi iklim usaha. Kaitan antara regulasi dan birokrasi Pada aspek regulasi, juga mencer- perizinan dalam tata kelola ekonomi minkan hal yang sama. Jumlah regulasi daerah menjadi simpul yang harus diurai. nasional yang mengatur perizinan Merujuk pada problematika tersebut maka memiliki jumlah yang cukup besar dan policy brief ini disusun untuk memberikan berpotensi tumpang tindih (KPPOD, alternatif langkah kebijakan yang dapat 2016a). Sama halnya dengan regulasi dilakukan oleh Pemerintah (nasional dan daerah). Ringkasan ini berupaya untuk daerah yang menunjukan situasi kurang menjawab beberapa permasalahan yang baik, berdasarkan temuan analisis regulasi terjadi atas kondisi perizinan di Indonesia yang dilakukan oleh KPPOD (2016b) sebanyak 152 dari 410 peraturan daerah yang masih memiliki hambatan pada dua yang dianalisis memiliki permasalahan. aspek utama (regulasi-birokrasi). Lebih Hal demikian didukung juga dengan hasil jauh lagi harapannya dapat menjadi evaluasi regulasi daerah yang telah membantu pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi daerah di seluruh dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Pemerintah Pusat telah Indonesia. menemukan sebanyak 3.142 regulasi daerah bermasalah yang harus segera Kondisi Regulasi dan Birokrasi Perizinan dibatalkan. di Daerah Terdapat beberapa regulasi yang Dari segi birokrasi, penguatan dan merupakan produk hukum nasional yang peningkatan kualitas layanan di daerah berlaku umum yakni berupa peraturan masih menyimpan persoalan. Hal ini perundang-undangan (regeling) dan terbukti dengan keluhan pelaku usaha yang peraturan kebijakan (beleidsregel) yang merasa beban terberat tata kelola ekonomi masih berlaku. Kedua produk hukum daerah berada pada indikator perizinan tersebut saling mengatur tentang ketentuan (KPPOD, 2017). Masih terjadi pungutan perizinan, baik dari sisi teknis dan tidak resmi, lama proses pengurusan izin, substansi. Dari 180 regulasi, peraturan dan juga persyaratan berlapis yang harus menteri memiliki jumlah yang paling mendominasi terkait dengan ketentuan

93

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 perizinan (Grafik 1). Banyaknya jumlah Selain regulasi nasional, permasa- peraturan menteri terebut tentu akan lahan yang sama juga masih terjadi di berpotensi tumpang tindih dan berbagai regulasi daerah. Masalah tersebut menyebabkan distorsi pada tataran diantaranya belum ada harmonisasi dan implementasinya. kebaruan antara regulasi daerah dan regulasi nasional baik secara substansi maupun acuan yuridis. Selain itu, Grafik 1. Jumlah Regulasi Nasional “Kreativitas” bermasalah dari Pemda, (Perizinan) antara lain, melalui upaya pengenaan 90 retribusi tambahan menimbulkan dampak pungutan berganda. Salah satunya terjadi di Pemkot Kendari yang mengatur bahwa pemohon izin gangguan dikenakan pula 35 33 retribusi pengangkutan sampah dan retribusi pemeriksaan alat pemadam 14 3 5 kebakaran (Perda No. 3 Tahun 2013). Regulasi adalah bagian hulu dari Regulasi seluruh rangkaian proses perizinan, namun UU PP Perpres Kepres Permen Kepmen pelayanan perizinan dan birokrasi menjadi hilir juga patut untuk dikawal. Walaupun Sumber: KPPOD Penyederhanaan kini sudah terbentuk DPM PTSP yang Perizinan 2016 menjadi satu-satunya institusi penerbit perizinan, nyatanya di daerah tidaklah Beberapa catatan permasalahan demikian. Kewenangan tersebut juga yang terjadi pada regulasi nasional yakni masih terbagi dalam tubuh Organisasi masih terdapat ketentuan dokumen Perangkat Daerah (OPD). Seperti proses persyaratan izin yang cukup rumit. perizinan yang membutuhkan rekomendasi Eksistensi SITU (Surat Izin Tempat teknis (IMB, TDUP, TDG, dan Usaha) dan SKDU (Surat Keterangan sebagainya) ini belum sepenuhnya Domisili Usaha) muncul dalam beberapa dilimpahkan ke PTSP (KPPOD, 2017). persyaratan distributor pupuk subsidi, Masih tersebarnya kewenangan persetuju- Sertifikasi Alat dan Mesin Budidaya dan an izin tersebut justru menjadi hambatan Rekomendasi Teknis Izin Usaha Pertanian. dalam memperbaiki iklim usaha. Pelaku Ketentuan ini termaktub di dalam usaha harus menuju beberapa institusi Permendag 15/M-DAG/PER/4/ 2013, untuk memperoleh dokumen prasyarat Permentan 26/2015 dan Permentan 5/2007. izin. Hal tersebut mengurangi esensi Lebih lanjut, terkait pencabutan keberadaan PTSP yang satu pintu menjadi izin gangguan (HO), juga menjadi polemik banyak pintu. yang kontroversial di daerah. Penerbitan Keterbatasan Sumber Daya Permendagri 3/2017 tentang Pencabutan Manusia (SDM) menjadi salah satu faktor Izin Gangguan menimbulkan masalah lambatnya kerja PTSP. Personil PTSP dalam implementasi di daerah. Pada satu selama ini hanya didominasi oleh sisi, daerah harus mencabut izin gangguan administrasi, sedangkan beberapa izin sedangkan di dalam UU 28/2009 tentang membutuhkan tim ahli yang secara teknis pajak dan retribus daerah masih terdapat memahami detail keseluruhan aspek ketentuan retribusi HO. Hal ini pemberian izin (keselamatan, pengendali- berkonsekuensi pada beragamnya praktik an, penilaian dan sebagainya). Namun, hal di daerah, ada daerah yang mencabut HO tersebut sulit diwujudkan karena OPD dan ada daerah yang tetap mempersyarat- teknis juga membutuhkan keahlian yang kan HO (KPPOD, 2017).

94

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

sama. Hal tersebut membuat pemda Pemda. Pemkot Kediri menyederhanakan mempertimbangkan rekomendasi atas izin dari 142 izin menjadi 72 izin, sedangkan yang diterbitkan oleh PTSP. Jeneponto dari 65 izin menjadi 15 izin. Kedua masalah sebelumnya Tindakan didasari oleh kesadaran berkelindan dengan tidak tersedianya pemerintah daerah yang merasakan bahwa panduan ataupun pedoman pelaksanaan terdapat beberapa jenis izin yang kualitas pelayanan perizinan. Pra kondisi cenderung memiliki fungsi dan syarat yang dan juga standar operasional prosedur sama sehingga dapat disederhanakan. (SOP) dari nasional yang belum mumpuni Termasuk dalam hal ini komitmen dari untuk menjawab dinamika yang terjadi di Kepala Daerah menjadi faktor kunci untuk daerah. Penyediaan Norma, Standar, menyederhanakan jenis perizinan di Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang tak Kabupaten Jeneponto yang menerbitkan kunjung selesai juga berkontribusi terjadi- Surat Keputusan. nya variasi praktik layanan perizinan di Selain itu, penggunaan sistem daerah yang pada akhirnya membuat elektronik yang sudah dikembangkan oleh lambatnya kinerja PTSP. beberapa daerah (Kota Kediri, Kota Surabaya, DKI Jakarta, Kota Denpasar dan Upaya Perbaikan Reformasi daerah lainnya) patut direplikasi. Seperti Regulasi dan Birokrasi di Daerah Kota Surabaya yang telah lama menggunakan Surabaya Single Window Hal positif yang patut diapresiasi (SSW) sebagai portal pelayanan publik, diantaranya, terdapat beberapa langkah termasuk juga perizinan usaha. Lebih jauh konkret telah dilakukan oleh pemerintah lagi, portal tersebut juga memiliki fitur dengan melibatkan berbagai kementerian pengurusan izin yang bersifat pararel dan dengan melakukan upaya simplifikasi paket. Pengunaan media elektronik untuk regulasi seperti dirilis oleh Bappenas mempercepat proses pendaftaran dapat (2017), diantarnya adalah: membantu pelaku usaha dalam mengurus • Bappenas telah membatalkan 324 izin, sehingga tidak perlu lagi datang ke regulasi dan merevisi 75 regulasi; kantor DPM PTSP dan hal ini juga • Kementerian Koordinator Bidang menghindari praktek pungutan liar serta Perekonomian telah melakukan pencaloan yang kerap terjadi. deregulasi terhadap 204 regulasi melalui 14 paket kebijakan ekonomi; Pada tingkatan yang lebih tinggi, integrasi pelayanan melalui penggabungan • Kementerian Dalam Negeri telah lokasi terpusat menjadi salah satu upaya membatalkan 3.143 regulasi daerah yang kini mulai dikembangkan. Gedung yang menghambat iklim investasi; Sewaka Dharma di Kota Denpasar, Mall • Kementerian Koordinator Bidang Pelayanan Publik di DKI Jakarta Politik Hukum dan Ham telah merupakan upaya untuk memberikan berupaya memperkuat proses pemben- kemudahan layanan dalam satu gedung. tukan regulasi dengan merevitalisasi Harapannya dengan berkumpulnya evaluasi serta penyusunan database berbagai produk layanan dalam satu regulasi; gedung akan mengefisiensikan waktu Tidak hanya pada tingkat nasional, pemohon. Pemda juga telah melakukan beberapa inovasi dalam menyederhanakan perizin- Rekomendasi Kebijakan an. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Pemkot Kediri dan Pemkab Jeneponto. Upaya deregulasi atau penyeder- Dua daerah ini berupaya menyederhana- hanaan regulasi sudah tertuang pada RKP kan jumlah izin yang diterbitan oleh Nasional 2018 (Perpres 79/2017). Upaya

95

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 pemangkasan, penyederhanaan dan sudah ada. Bahkan daerah juga dituntut deregulasi merupakan kepentingan semua untuk melakukan update regulasi serta instansi baik pusat dan daerah. Dengan berinisiatif menyederhanakan perizin- demikian pemerintah sepatutnya melaku- an. kan pendekatan whole government 4. Tahapan selanjutnya dari reformasi approach, dengan melibatkan berbagai regulasi adalah menterjemahkannya lembaga pemerintah. Berikut adalah dalam kerangka managerial. Sesuai rekomendasi untuk memperbaiki regulasi dengan agenda reformasi birokrasi, dan birokrasi untuk peningkatan iklim penyederhaan perizinan dilakukan investasi, yakni: dengan pengurangan prosedur melalui 1. Whole government approach penyederhaan prasyarat perizinan, (Ekeksekutif-Legislatif). Keterlibatan pengurangan waktu melalui teknologi lembaga legislatif atau DPR diperlukan informasi ataupun dengan meningkat- untuk membangun komitmen bersama kan proses pengawasan/ pengendalian terkait dengan pentingnya melakukan pasca penerbitan izin, serta pengu- deregulasi terhadap peraturan- rangan biaya dengan menerbitkan regulasi tentang insentif fiskal maupun peraturan yang menimbulkan beban bagi iklim usaha di Indonesia. Hal ini kemudahan berusaha.

dapat mempermudah untuk menindak- 5. Penguatan kapasitas personil dapat lanjuti upaya deregulasi terhadap ditempuh dengan membuat daftar peraturan setingkat Undang-Undang. kemampuan petugas pelayanan terpadu Praktik di UK (United Kingdom) dapat satu pintu. Formulasi personil, berikut dijadikan contoh, ketika Pemerintah juga dengan kebutuhan pelayanan (eksekutif) melakukan pendekatan dapat memudahkan PTSP untuk kepada Parlemen untuk membangun melakukan perekrutan. Selanjutnya, komitmen bersama dalam rangka tim tersebut perlu penguatan kapasitas cutting the red tape (menghapus yang berkala dengan tujuan regulasi yang membebani pelaku memberikan pemahaman regulasi terbaru, berbagi pengetahuan dan usaha). Komitmen ini terbentuk antara Perdana Menteri dan Parlemen dengan harapannya dapat berinovasi. Untuk lahirnya Deregulation Act 2015. mencapai hal tersebut dibutuhkan 2. Pendekatan whole government pemetaan di daerah atau nasional untuk approach (Presiden-Kementerian/Lem- membantu menyelesaikan masalah yang ada. baga). Banyaknya regulasi perizinan pada level peraturan menteri serta Daftar Pustaka beberapa permasalahan yang ada di dalamnya maka sudah sepatutnya KPPOD. 2016a. Penyederhanaan terdapat evaluasi terhadap kewenangan Perizinan Usaha. Jakarta. menteri dalam mengatur perizinan. KPPOD. 2016b. Tata Kelola Ekonomi Bahkan perlu adanya komitmen Daerah 2016. Jakarta: Knowledge bersama untuk menyusun tools dalam Sector Initiative. mengevaluasi regulasi-regulasi yang KPPOD. 2017. Reformasi Kemudahan bermasalah. Berusaha: Evaluasi Pelaksanaan 3. Pendekatan whole government Paket Kebijakan Ekonomi. Jakarta approach (Pusat dan Daerah). Perlu Bappenas. 2017. Indonesia on Regulatory adanya tahapan evaluasi oleh peme- Reform Indonesia’s experience on rintah pusat terhadap rancangan Regulatory Reform. The Ministry of regulasi daerah serta regulasi yang Planning and Development/Bappenas.

96

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

PERCEPATAN PENAWARAN PARTICIPATING INTEREST 10% KEPADA BUMD UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH

Barkun Kharisma Suko Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi – Kementerian ESDM

Abstrak Participating Interest 10 % (PI 10%) merupakan besaran sebesar maksimal 10% yang wajib ditawarkan oleh Kontraktor kepada BUMD. PI 10% dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta daerah dalam pengelolaan industri migas di Indonesia. Ketentuan mengenai PI 10% diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri ESDM No. 37 Tahun 2016 (“Permen ESDM 37/2016”) tentang Ketentuan Penawaran Participating Interest 10% (Sepuluh Persen) pada Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi. Proses penawaran PI 10% masih belum berjalan dengan baik disebabkan sejumlah kendala seperti minimnya pemahaman pemerintah daerah terkait PI 10%, perselisihan di daerah terkait pembagian porsi saham, penunjukan BUMD yang belum memenuhi syarat dan permasalahan pada proses verifikasi BUMD. Mengingat penawaran PI 10% ini sangat penting bagi daerah maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut guna mepercepat proses penawaran PI 10%. Kata kunci: participating interest 10%, kontraktor, BUMD

Abstract Participating Interest 10% (PI 10%) is maximum amount of 10% which must be offered by Contractor to local company. PI 10% is intended to increase regional participation in the management of oil and gas industry in Indonesia. The provisions of PI 10% are regulated in detail in Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources No. 37 of 2016 ("MEMR Regulation 37/2016") on the Terms of Participating Interest 10% (Ten Percent) Actions on the Oil and Gas Working Area. The PI 10% offering process is not well implemented due to obstacles such as lack of local government understanding on PI 10%, regional disputes due to stock share, appointing unqualified local company and problems in local company verification process. Considering the importance of PI 10% offer to the region, government should overcome these problems in order to accelerate bidding process of the PI 10%. Keywords: participating interest 10%, contractor, local company

Pendahuluan Minyak dan Gas Bumi mengatur sebagai Minyak dan Gas Bumi merupakan berikut: “Sejak disetujuinya rencana komoditas yang sangat penting bagi negara pengembangan lapangan yang pertama dan mengusai hajat hidup orang banyak kali akan diproduksikan dari suatu Wilayah Kerja, Kontraktor wajib sehingga pengelolaannya diatur oleh Pemerintah Pusat. Sejak era reformasi, menawarkan participating interest 10% Pemerintah terus berupaya untuk (PI 10%) kepada Badan Usaha Milik meningkatkan peran serta daerah dalam Daerah. pengelolaan industri migas di Indonesia. Participating interest adalah hak Pemerintah melalui ketentuan Pasal 34 dan kewajiban sebagai Kontraktor Kontrak Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun Kerja Sama (KKKS), baik secara langsung 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu maupun tidak langsung, pada suatu WK

97

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 migas (PP 35/2004). Dengan demikian ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri pemegang PI mempunyai kewajiban untuk ESDM Nomor 37 Tahun 2016 (“Permen menanggung biaya operasi dan berhak ESDM 37/2016) tentang Ketentuan mendapat keuntungan dari hasil produksi Penawaran Participating Interest 10% migas di WK tersebut secara proporsional pada Wilayah Kerja Minyak dan Gas sesuai dengan persentase PI yang Bumi. Permen ini diharapkan bisa dimilikinya. Sebagai ilustrasi apabila memecahkan permasalahan yang sering dalam suatu wilayah kerja dibutuhkan timbul di dalam peralihan PI 10% kepada biaya operasi US$ 100 juta, maka pemilik BUMD. Permen ini antara lain mengatur PI 10% harus menyetorkan modal sebesar bahwa mekanisme pembiayaan PI 10% US$ 10 juta dan selanjutnya berhak atas menggunakan skema pembiayaan terlebih 10% hasil produksi dari wilayah kerja dulu oleh Kontraktor sehingga daerah tersebut. tidak perlu lagi mengeluarkan biaya di Adanya ketentuan PP 35/2004 awal. Sebagai contoh, untuk Wilayah tersebut membuka ruang bagi Pemerintah Kerja Mahakam biaya modal sebesar US$ Daerah melalui BUMD untuk ikut terlibat 180 juta ditalangi terlebih dahulu oleh Kontraktor, selanjutnya daerah akan dalam pengelolaan minyak dan gas bumi. Namun PP tersebut belum mengatur secara mengganti biaya tersebut melalui bagi rinci mengenai proses pengalihan PI 10% hasil produksi. Jadi dari 10% minyak atau sehingga seringkali menimbulkan polemik. gas bagian BUMD, sebagian akan Misalnya PP tersebut belum mengatur digunakan untuk mengganti pembiayaan mengenai syarat-syarat BUMD yang yang telah dikeluarkan oleh Kontraktor. berhak menerima PI 10% dan mekanisme Permen ESDM 37/2016 menjadi peralihan PI 10% kepada BUMD. Apabila “angin segar” bagi daerah penghasil migas peralihan PI 10% kepada BUMD dan diharapkan mempercepat proses mengikuti kelaziman bisnis, maka BUMD pengalihan PI 10% kepada BUMD. harus membayar kepada Kontraktor senilai Namun sampai satu tahun setelah Permen 10% dari biaya operasi. Misalnya untuk tersebut terbit, belum ada pengalihan PI Wilayah Kerja Mahakam biaya operasi 10% kepada BUMD yang selesai yang diperlukan adalah sekitar US$ 1,8 dilakukan, hal ini tentunya menimbulkan milyar sehingga apabila Pemerintah pertanyaan mengenai apa yang Provinsi Kalimantan Timur ingin ikut menyebabkan hal tersebut. Tulisan ini mengelola wilayah kerja tersebut mereka akan membahas mengenai kendala yang harus menyetorkan modal sebesar US$ terjadi pada proses penawaran dan 180 juta (sekitar Rp 2,4 Trilyun). pengalihan PI 10% serta bagaimana Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur solusinya. menyatakan bahwa mereka tidak memiliki anggaran sebanyak itu sehingga mereka Proses Penawaran dan Pengalihan ingin menggandeng pihak swasta dalam PI 10% kepada BUMD penyertaan modal, keterlibatan pihak Prosedur penawaran dan swasta tentunya tidak sesuai dengan pengalihan PI 10% kepada BUMD diatur semangat kebijakan PI 10% yang ingin dalam Permen ESDM 37/2016 (Gambar mensejahterakan daerah. 1). Untuk mengatur secara lebih rinci mengenai PI 10%, selanjutnya Menteri

98

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Gambar 1. Skema Penawaran PI 10% kepada BUMD

Sumber: Kementerian ESDM Kendala pada proses Penawaran PI penunjukan BUMD yang akan menerima 10% PI 10% kepada SKK Migas. Dari tabel 1, terlihat bahwa dari 30 BUMD calon penerima PI 10% WK yang penawaran PI 10%-nya sudah dapat berupa perusahaan daerah yang diproses sejak keluarnya Permen ESDM seluruh kepemilikan sahamnya dimiliki 37/2016, Sebanyak 22 buah (73%) masih oleh pemerintah daerah atau perseroan berada di tahap I, yaitu SKK telah terbatas yang paling sedikit 99% sahamnya meminta Gubernur yang wilayah adminis- dimiliki oleh pemerintah daerah dan sisa trasinya terdapat lapangan yang disetujui kepemilikan sahamnya terafiliasi seluruh- rencana pengembangannya untuk nya dengan pemerintah daerah. Status menyiapkan BUMD namun Gubernur BUMD tersebut disahkan melalui belum membalas surat tersebut. Gubernur peraturan daerah dan tidak melakukan diberikan waktu paling lama 1 tahun kegiatan usaha lain selain pengelolaan PI. kalender untuk menyampaikan surat

Tabel 1. Status Penawaran dan Pengalihan PI 10% kepada BUMD Jumlah No Proses Nama WK WK 1 SKK telah meminta Gubernur untuk 22 1) Bangkanai 12) Nunukan menyiapkan BUMD 2) Belida 13) Palmerah 3) Bengara I 14) Pandan 4) Kampar 15) Pasir 5) Kangean 16) Sebuku 6) Karang Agung 17) Simenggaris 7) Ketapang 18) Tarakan Offshore 8) Kisaran 19) Tonga

99

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

9) 20) West Air Komering 10) Lematang 21) West Madura 11) Merangin II Offshore 22) West Salawati 2 Gubernur telah menyampaikan surat 2 1) Ganal penunjukan BUMD ke SKK Migas 2) Rapak 3 SKK telah meminta Kontraktor untuk 2 1) Bontang, menawarkan PI 10% pada BUMD yang 2) Souh Sumatra ditunjuk 4 Kontraktor telah menyampaikan surat 2 1) Mahakam, penawaran kepada BUMD 2) Northwest Natuna 5 BUMD telah menyatakan minat dan 1 Siak kesanggupan 6 BUMD telah melakukan uji tuntas & akses - - data 7 BUMD telah menyatakan meneruskan - - minat dan kesanggupan 8 Kontraktor telah mengajukan permohonan 1 Offshore North West Java pengalihan PI 10% kepada Menteri ESDM melalui SKK Migas 9 SKK Migas telah menyampaikan - - permohonan persetujuan pengalihan PI 10% kepada Menteri ESDM c.q. Dirjen Migas disertai pertimbangan 10 Dirjen Migas telah melakukan - - pemeriksaan dan evaluasi 11 Menteri ESDM telah memberikan - - persetujuan pengalihan PI 10%

Hal-hal yang menyebabkan 2) Perselisihan di daerah terkait terhambatnya proses penawaran PI 10% pembagian porsi PI 10% antara lain sebagai berikut: Pembagian porsi PI 10% seringkali menimbulkan permasalahan 1) Pemerintah Daerah kurang memahami di daerah. Misalnya yang terjadi pada aturan terkait PI 10% WK Mahakam. Pada WK Mahakam Pemahaman Pemerintah Daerah terjadi perselisihan antara Pemerintah mengenai PI 10% masih kurang. Hal Provinsi Kalimantan Timur dan ini terlihat dari banyaknya permintaan Pemerintah Kabupaten Kutai konsultasi Pemda kepada Ditjen Migas Kartanegara terkait pembagian porsi terkait ketentuan penawaran dan saham BUMD yang akan mengelola pengalihan PI 10%. Pertanyaan yang PI 10%. Permasalahan lain yang sering muncul antara lain mengenai timbul misalnya antara Pemerintah penyertaan modal pemerintah daerah, Provinsi Kalimantan Selatan dan persyaratan BUMD/PPD penerima dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat pengelola PI 10%, pembagian porsi PI terkait PI 10% WK Sebuku. 10% antar pemerintah daerah dan skema pembiayaan yang digunakan. 3) BUMD/PPD yang dibentuk belum Sebagian besar pertanyaan tersebut memenuhi syarat sebenarnya sudah diatur di dalam BUMD/PPD yang ditunjuk oleh Permen 37/2016, namun Pemerintah Gubernur sebagai penerima penawaran Daerah merasa perlu untuk berkon- PI 10% harus memenuhi sejumlah sultasi dengan Ditjen Migas agar persyaratan yang tercantum di dalam mendapatkan penjelasan yang lebih Permen ESDM 37/2016, antara lain komprehensif. dibentuk berdasarkan perda, bentuk

100

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

BUMD berupa PPD yang seluruh pengalihan PI 10% kepada BUMD adalah sahamnya dimiliki oleh pemerintah sebagai berikut: daerah atau perseroan terbatas yang 1) Sinergi antar seluruh pemangku 99% sahamnya dimiliki BUMD dan kepentingan terkait sisa 1% sahamnya terafiliasi dengan Seluruh pemangku kepentingan pemerintah daerah, tidak terdapat terkait baik di tingkat pusat maupun unsur swasta dalam kepemilikan daerah diharapkan dapat bersinergi saham dan tidak melakukam kegiatan untuk mempercepat proses penawaran usaha lain selain pengelolaan PI 10%. dan pengalihan PI 10%, tidak boleh Dalam beberapa kasus ternyata BUMD lagi muncul ego sektoral. Di tingkat yang ditunjuk masih belum memenuhi daerah misalnya, diharapkan gubernur persyaratan tersebut, misalnya ada atau bupati dapat bekerjasama dengan BUMD yang dasar pembentukannya DPRD untuk mempercepat proses tidak tercantum di dalam perda atau pembentukan BUMD. BUMD yang dalam kepemilikan sahamnya masih terdapat unsur swasta. 2) Sosialisasi kepada pemda dan Kekeliruan dalam penunjukan BUMD Kontraktor ini tentunya mengakibatkan proses Ditjen Migas dan SKK Migas penawaran PI 10% menjadi terhambat. perlu meningkatkan sosialisasi menge- nai mekanisme penawaran dan

4) Verifikasi BUMD/PPD pengelolaan PI 10% terhadap seluruh Selama ini SKK Migas pemangku kepentingan terkait, menugaskan Kontraktor untuk melaku- khususnya kepada pemda dan kan verifikasi terhadap BUMD/PPD Kontraktor. yang diusulkan oleh gubernur padahal tidak ada ketentuan dalam Permen 3) Pemerintah Pusat hadir menengahi ESDM 37/2016 yang menyebutkan perselisihan di daerah bahwa verifikasi dilakukan oleh Perselisihan di daerah akibat Kontraktor. Hal ini menyebabkan pembagian porsi saham akan memper- sejumlah Kontraktor tidak melakukan lambat proses penawaran PI 10%. verifikasi dengan baik, misalnya waktu Pemerintah pusat dalam hal ini Menteri verifikasi menjadi lama, selain itu ESDM diharapkan dapat menengahi Kontraktor yang berbeda-beda menye- perselisihan tersebut agar percepatan babkan standar verifikasi menjadi tidak penawaran PI 10% bisa terwujud dan sama. manfaatnya segera dirasakan oleh Rekomendasi daerah terkait.

Kebijakan penawaran PI 10% 4) Menugaskan SKK Migas untuk kepada BUMD merupakan hal yang sangat melakukan verifikasi terhadap bagus untuk mendorong perekonomian BUMD/PPD daerah sehingga harus dipertahankan. Pemerintah dalam hal ini Menteri Dibandingkan pemberian Dana Bagi Hasil ESDM sebaiknya menugaskan SKK (DBH) migas dimana daerah hanya tinggal Migas untuk melakukan fungsi verifi- menerima dana saja, kebijakan PI 10% ini kasi terhadapap kelayakan BUMD/ memberikan nilai tambah bagi keman- PPD yang diusulkan oleh gubernur. dirian daerah karena daerah akan terlibat Dengan demikian diharapkan standar langsung dalam pengelolaan industri yang digunakan menjadi sama dan migas. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk proses verifikasi bisa berjalan lebih mempercepat proses penawaran dan cepat.

101

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

Daftar Pustaka http://katadata.co.id/berita/2017/12/28/J Peraturan Perundang-Undangan aga-Produksi-Mahakam-Tahun-2018- Pertamina kucurka-23-Triliun. Diakses Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun tangga 10 Maret 2018. 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Metronews.com. Porsi Hak Partisipasi Minyak dan Gas Bumi. 14 Oktober Daerah Atas Blok Mahakam di Tangan 2004. Lembaran Negara Republik Pemerintah Pusat. 3 Januari 2018. Indonesia tahun 2004 Nomor 4435. http://metronews.com/porsi-hak- Jakarta. partisipasi-daerah-atas-blok-mahakam- Peraturan Negeri Energi dan Sumber Daya di-tangan-pemerintah-pusat. Diakses Mineral Nomor 37 Tahun 2016 tentang tanggal 11 Maret 2018. Ketentuan Penawaran Participating Migasreview.com. PHE ONWJ dan MUJ Interest 10% (Sepuluh Persen) pada ONWJ Tandatangani Perjanjian Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi. Pengalihan PI 10% pada Wilayah 29 November 2016. Berita Negara Kerja ONWJ. 19 Desember 2017. Republik Indonesia tahun 2016 Nomor http://migasreview.com/phe-onwj-dan- 1795. Jakarta muj-onwj-tandatangani-perjanjian- pengalihan-pi10%-pada-wilayah-kerja- Website: onwj. Diakses pada 11 Maret 2018 Katadata.co.id. Jaga Produksi Blok Mahakam Tahun 2018 Pertamina Siapkan 23 Triliun. 28 Desember 2017.

102

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

EDITORIAL OF CONCERN

MENEROPONG TRANSAKSI NON TUNAI DI INDONESIA

Dear Oasisenz, Online shopping dan credit card menjadi gaya hidup masyarakat millennial Indonesia. Meskipun survey Bank Dunia (2014) menyebutkan hanya sekitar 36% (900 juta) penduduk dewasa Indonesia memiliki akses terhadap perbankan (sebut memiliki rekening bank), namun dengan berbagai alternatif prepaid credit card budaya non-tunai (cashless - society-culture) menjadi tren dewasa ini. Pembayaran tunai (cash) bahkan disebut sebagai anachronism (tidak seharusnya ada di ‘jaman now’) di beberapa negara.3 Apakah tren masyarakat millennial ini menjadi potret untuk masyarakat Indonesia seluruhnya? Apakah Indonesia (ingin?) segera menjadi Cashless Society? Apa keuntungan dan tantangannya? Kita harus akui, booming transaksi non-tunai di Indonesia ditandai dengan maraknya transaksi online pelaku usaha baik dalam bentuk jasa transportasi ataupun belanja kebutuhan sehari-hari. Bagaimana dengan sektor pemerintah? Beberapa kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah tidak ketinggalan juga mengembangkan transaksi non-tunai ini, namun hasilnya belum secepat dan seefektif sektor swasta. Terdapat perbedaan konsumen untuk kedua sektor ini. Sektor swasta memiliki segmen pasar atau target yang jelas dan sifat pelayanannya seringkali voluntary atau optional (mekanisme pasar yang berjalan, individu memiliki berbagai opsi pelayanan, dan mereka bisa memilih tunai atau non-tunai). Keberhasilan pengenalan transaksi non-tunai tergantung pada strategi pemasaran, penetapan segmen pasar, target, serta barang/jasa yang ditawarkan serta faktor lain yang sifatnya untuk mempercepat, mempermudah dan juga seringkali menawarkan harga yang murah untuk menarik konsumennya. Seringkali pelayanan yang diberikan sektor pemerintah bersifat obligatory atau mandatory (masyarakat tidak punya plilihan), dalam konteks kebijakan publik, pemerintah melihat kondisi ini sebagai kewajiban sehingga harus berhati-hati dalam delivery-nya. Kesiapan masyarakat, kesiapan pemerintah, rasa keadilan, rasa keamanan, atau dampak kebijakan adalah beberapa faktor penting sebagai pertimbangan untuk setiap kebijakannya. Dalam kasus transaksi non-tunai, masalah akses adalah tantangan utama. Dalam konteks akses dan keadilan, sektor publik sering menggunakan transaksi non-tunai sebagai alternatif solusi (selain transaksi tunai yang masih digunakan). Pemerintah memiliki target bahwa di tahun 2019 sekitar 75% penduduk memiliki rekening bank (akses terhadap perbankan), ini merupakan langkah awal sebagai investasi menuju masyarakat non-tunai. Selama masalah akses ini belum dipenuhi, pelayanan kepada masyarakat masih harus

3Di Jerman terdapat gerakan untuk melarang transaksi tunai dan supporternya menyebut pembayaran tunai sebagai anachronism; di Swedia sebagai pioneer dalam cashless society hampir semua transaksi menggunakan pembayaran secara elektronik (bahkan Bank-bank pada kantor cabang tidak menyediakan fasilitas transaksi secara tunai), serta penggunaan berbagai currency alternative (nonofficial payment system) seperti di Yunani dan Canada menjadi gambaran nyata dimulainya cashless society.

103

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 menyediakan opsi-opsi pelayanan tunai untuk menjamin keadilan dan keefektifan sebuah pelayanan. Apakah masyarakat Indonesia sudah siap menyambut cashless society? Keunggulan transaksi non-tunai adalah kemampuannya untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan konsumen, catatan ini merupakan bank atau gudang data yang sangat berharga, yang sangat rentan (jika dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab). Kewajiban pemerintah untuk mengedukasi dan melindungi kepentingan warga akan kondisi ini. Misalnya dengan membudayakan membaca kontrak dengan provider (baik swasta maupun publik) tentang informasi penggunaan data-data, dan juga tanggung jawab provider terkait dengan keamanan dan kerahasiaan data yang dikelola provider tertentu. Apakah sektor publik juga sudah siap untuk berpartisipasi? Transaksi non tunai menawarkan berbagai kemudahan bagi sektor publik seperti mengurangi perdagangan gelap (black market), mempermudah kontrol terhadap wajib pajak, melacak kondisi perekonomian masyarakat, karena semua transaksi keuangan dapat dimonitor dan dievaluasi/analisis. Transparansi dan akuntabilitas menjadi lebih mudah mudah dilakukan serta dapat mengurangi perilaku korup dalam transaksi langsung. Agenda menciptakan organisasi publik yang mencintai transaksi non-tunai juga merupakan strategi jika ingin menjadi cashless society. Kesiapan adalah kunci utama dalam menyongsong masyarakat non tunai, baik dari sisi masyarakat, pelaku usaha maupun pemerintah.

Erna Irawati

104

Jurnal Analis Kebijakan | Vol. 2 No. 1 Tahun 2018

105