Journal of Indonesian History 8 (2) (2019)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Journal of Indonesian History 8 (2) (2019) Journal of Indonesian History 8 (2) (2019) Journal of Indonesian History http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih Perkembangan Arsitektur pada Masa Kolonial di Surakarta Tahun 1900-1942: Tinjauan Politik, Sosial dan Pendidikan Friska Candra Dewi, Ufi Saraswati, dan Abdul Muntholib Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang, Semarang-Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Sejarah Artikel: Pada masa kolonial, Kota Surakarta menjadi salah satu pusat pemerintahan di Jawa yang ramai. Diterima September 2019 Pengaruh politik dari pemerintah membawa dampak terhadap perubahan sosial dan pendidikan. Disetujui Desember 2019 Masyarakat mulai mengikuti gaya hidup yang semakin modern, kebudayaan baru muncul sebagai Dipublikasikan Desember wujud perubahan sosial dan pendidikan. Pertemuan dari berbagai macam bangsa dan wilayah 2019 kekuasaan yang terbagi menjadi dua mempunyai ciri khas kebudayaanya masing-masing. ________________ Kebudayaan inilah yang terus berkembang dan membawa pengaruh terhadap bentuk-bentuk Keywords: arsitektur yang ada di Kota Surakarta. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui Development, Architecture, perkembangan dan pengaruh budaya kolonial terhadap seni arsitektur di Surakarta tahun 1900-1942, Surakarta City. sehingga dapat menjadi salah satu literatur penelitian tentang sejarah dan perkembangan arsitektur ____________________ di Kota Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Perkembangan Arsitektur di Surakarta yang berawal dari kota tradisional dengan pengaruh kerajaan dan budaya Jawa kental hingga menjadi kota modern yang mulai mendapatkan pengaruh budaya pada masa kolonial. Abstract ___________________________________________________________________ In the colonial period, Surakarta City became one of the centers of government in busy Java. The political influence of the government has an impact on social change and education. The community began to follow an increasingly modern lifestyle, new culture emerged as a form of social and educational change. Meetings of various nationalities and territories divided into two have their own cultural characteristics. It is culture that continues to grow and has an influence on the architectural forms that exist in Surakarta City. The purpose and benefits of this study were to determine the development and influence of colonial culture on architectural art in Surakarta 1900-1942, so that it could become one of the research literature on the history and development of architecture in Surakarta City. The method used in this study is the historical method, namely heuristics, source critical, and interpretation. The development of architecture in Surakarta originated from a traditional city with the influence of the kingdom and thick Javanese culture to become a modern city which began to gain cultural influence in the colonial period. © 2019 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: ISSN 2252-6633 Ruang Jurnal Sejarah, Gedung C5 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected] 96 Friska Candra Dewi, dkk/ Journal of Indonesian History 8 (2) (2019); pg. 96-104 PENDAHULUAN lebih jauh mempunyai perbedaan-perbedaan dan Kehadiran bangsa Belanda di Indonesia telah ciri tersendiri (Sumalyo, 1993:2). banyak mempengaruhi segi-segi kehidupan Menurut Handinoto perkembangan masyarakat pribumi. Seiring berjalannya waktu Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia dibagi pengaruh tersebut semakin besar dan menjadi 4 periode. Abad 16 sampai Tahun 1800- mempengaruhi berbagai unsur kebudayaan. an, Indonesia masih disebut sebagai Netherland Luasnya pengaruh kebudayaan Belanda sehingga Indische di bawah kekuasaan VOC. Bangunan ketujuh unsur budaya utama yang dimiliki suku perkotaan orang Belanda pada periode ini masih Jawa sepenuhnya terpengaruhi. Percampuran bergaya Eropa dengan bentuknya cenderung gaya Eropa dan Jawa yang meliputi tujuh unsur panjang dan sempit, atap curam, dan dinding universal budaya yang didukung oleh segolongan depan bertingkat bergaya Belanda di ujung teras. masyarakat disebut dengan kebudayaan Indis Bangunan ini tidak memiliki orieantasi bentuk (Soekiman, 2000:2). yang jelas, atau tidak beradaptasi dengan iklim Surakarta sebagai suatu wilayah kerajaan dan lingkungan setempat. Tahun 1800-an sampai tradisional ditandai dengan berkuasanya sistem dengan Tahun 1900, terbentuk gaya arsitektur birokrasi tradisional. Sebagai pusat The Dutch Colonial Villa. Gaya ini merupakan pemerintahan, kota Surakarta juga menjadi pusat gaya arsitektur Neo-Klasik yang melanda Eropa dari kebudayaan Jawa dengan Kraton (terutama Perancis) yang diterjemahkan secara Kasunanan dan Pura Mangkunegaran sebagai bebas, menghasilkan gaya Hindia Belanda porosnya. Sebagai salah satu pusat pemerintahan bercitra kolonial disesuaikan dengan lingkungan di Jawa yang ramai, tak bisa dipungkiri adanya lokal, iklim, dan material yang tersedia pada pertemuan dari berbagai macam bangsa yang masa itu, yang kemudian dikenal sebagai membawa kebudayaan masing-masing. Bangsa Indische Architectuur, atau rumah Landhuis, Belanda sebagai pemegang kekuasaan di yang merupakan tipe rumah tinggal di seluruh Indonesia saat itu menduduki jumlah bangsa Hindia Belanda pada masa itu. Tahun 1900 Eropa yang paling banyak. Kehadiran mereka sampai Tahun 1920-an, pada tahun 1920 kaum dengan gaya hidup dan budaya yang mereka liberal di negeri Belanda mendesakan apa yang bawa bertemu dengan kebudayaan setempat, dinamakan politik Etis untuk diterapkan di tanah yang kemudian melahirkan budaya baru yang jajahan. Sejak itu pemukiman orang-orang disebut kebudayaan Indis. (Soekiman, 2011:19) Belanda tumbuh dengan cepat, dengan adanya Bangunan peninggalan kolonial di suasana tersebut maka Arsitektur Eropa mulai Surakarta adalah “saksi bisu” dari berbagai terdesak digantikan dengan standar arsitektur kejadian pada masa digunakan baik didalamnya Indis atau Indische Empire Style yang berorientasi maupun disekitarnya. Bentuk bangunan jika ke iklim tropis nusantara. Tahun 1920 – Tahun diamati mempunyai nilai arsitektural (ruang, 1940, pada awal abad 20, arsitek Belanda konstruksi, teknologi, dan lain sebagainya) juga memunculkan pendekatan untuk rancangan mempunyai nilai sejarah. Makin tua bangunan arsitektur di Hindia Belanda. Aliran baru ini berdiri makin membuktikan tingginya nilai semula masih memegang unsur-unsur dasar sejarah dan budayanya. (Prasangka, 2003:16) bentuk klasik, memasukan unsur-unsur yang Arsitektur kolonial di Indonesia adalah terutama dirancang untuk mengantisipasi fenomena budaya yang unik, tidak terdapat dilain matahari dan hujan lebat tropis. Selain unsur- tempat, juga pada negara-negara bekas koloni. unsur arsitektur tropis, juga memasukan unsur- Dikatakan demikian karena terjadi percampuran unsur tradsional Indonesia namun tetap tidak budaya antara penjajah dengan budaya Indonesia menjadi konsep yang baku. yang beraneka ragam. Oleh karena itu arsitektur Menjelang peralihan abad 19 ke abad 20 di kolonial diberbagai tempat di Indonesia, disatu Hindia Belanda banyak sekali mengalami tempat dengan tempat lainnya apabila diteliti perubahan dalam masyarakatnya. Akibat kebijakan politik pemerintah pada waktu itu 97 Friska Candra Dewi, dkk/ Journal of Indonesian History 8 (2) (2019); pg. 96-104 mendorong terjadinya perubahan bentuk kota mempunyai nilai kekuasaan yang lebih yang di dalamnya mencakup pula bidang dibandingkan dengan para penguasa pribumi. arsitektur. Keadaan kota di Indonesia pada abad Berdasarkan latar belakang arsitektur 19 ke abad 20 mengalami laju modernisasi yang Surakarta di atas maka perlu adanya pembahasan mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah tentang seni arsitektur sebagai hasil budaya orang Eropa yang datang ke Hindia Belanda sebelum masa kolonial dan perkembangan serta (Ariefullah;dkk, 2013:11). pengaruh budaya kolonial terhadap seni Perubahan bentuk dan gaya dalam dunia arsitektur di Surakarta. Oleh sebab itu penulis arsitektur sering didahului dengan perubahan ingin memecahkan masalah Perkembangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Peralihan Arsitektur di Surakarta pada Masa Kolonial dari abad 19 ke abad 20 di Hindia Belanda Tahun 1900-1942: Tinjauan Politik, Sosial dan dipengaruhi oleh perubahan dalam Pendidikan. masyarakatnya. Modernisasi dengan penemuan baru dalam bidang teknologi dan perubahan METODE sosial akibat kebijakan politik pemerintah Metode yang digunakan dalam penelitian ini kolonial pada waktu itu mengakibatkan adalah metode sejarah. Pada tahap ini peneliti perubahan bentuk dan gaya dalam bidang mencari bahan-bahan yang berpotensi untuk arsitektur. dijadikan sumber yang berisi informasi, Pada penelitian sebelumnya oleh Taufik pengumpulan sumber berupa data dokumen dari Adhi Prasangka yang berjudul Perkembangan Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran, Arsitektur Indis di Surakarta Pada Abad XX dokumen yang menyangkut tentang bangunan- membahas mengenai perkembangan arsitektur di bangunan kolonial yang ada di Surakarta pada Surakarta dimana arsitektur Indis sebagai salah tahun 1900-1942. Arsip mengenai rencana satu hasil dari akulturasi dua kebudayaan yang pembangunan Pasar Gede, Arsip mengenai berbeda yaitu budaya Barat dan budaya Timur. bangunan-bangunan di istana Mangkunegaran, Penelitian lainnya dengan judul Karya Arsitektur foto-foto mengenai bangunan dari Dinas Thomas Karsten di Surakarta 1917-1942 oleh Sri Kearsipan Surakarta
Recommended publications
  • In Search of Modernity: Urban Planner and Architect
    The Newsletter No. 84 Autumn 2019 25 The Review plan in the Indies’, and reminiscent of the young Dutch/European tradition of urban planning (p. 274).1 Semarang’s plan made Karsten the In search of most influential town planner in the colony almost overnight. Van Roosmalen gives a clear account of the steps taken by several municipalities on the road to sociospatial modernity: planning and the roles Karsten played in this respect until the Japanese occupation. A report on Indies town planning, presented at a conference of local administrators in 1920 urban planner became ‘an influential theoretical treatise as well as a practical handbook for planners’ (p. 279; included as an appendix in this book). A second report, of which he was a major and architect author, the ‘Explanatory Memorandum on the Town Planning Ordinance for Municipalities on Java’ that appeared in 1938, became the legal and methodological foundation for town Hans Schenk planning in Indonesia since 1948 until its Reviewed title: replacement in 1992, and has probably been The Life and Work the most influential document underlying Indonesia’s urban planning for a long time.2 of Thomas Karsten Van Roosmalen concludes that Karsten played a fundamental role in the field of Joost Coté and Hugh O’Neill. 2017. urban planning, and adds lyrically that the Amsterdam: Architectura & Natura ‘tangible evidence of the surviving picturesque ISBN 9789461400598 lanes and boulevards in cities like Semarang and Malang, will continue to inspire his counterparts in today’s Indonesia’ (p. 303). Finally, an unavoidable remark is that its content does not show clear signs of much editing.
    [Show full text]
  • Reisgids 2020-2021 Chili Panama Peru Cuba Argentinië Bolivië Brazilië Suriname • REISGIDS 2020-2021 Noo Rd Groenland -At Lan Tis Ch E O Z Ce U Aa Id N -A Tla
    reisgids 2020-2021 reisgids Kleine personen groepen 8 tot van 16 © johan van cutsem www.oogenblik.be cutsem van johan © HOBO • BEGELEIDE WERELDREIZEN • REISGIDS 2020-2021 Bondgenotenlaan 165 3000 Leuven e-mail [email protected] website www.hoboreizen.be Een overzicht van onze bestemmingen tel. 016 20 80 47 Jszee Noordelijke I Groenland Alaska IJsland Faroer Eilanden Canada n a a e c Kazachstan O e Mongolië h c Georgië is Oezbekistan t Noord-Korea n Armenië Kirgizstan Verenigde Staten a l Tibet Zuid-Korea t Libanon Japan A China an - Marokko Iran ea d c r Bhutan O o le Jordanië il o Nepal t Taiwan S Cuba N India Mexico Oman Laos Honduras Myanmar Guatemala Vietnam Panama Costa Rica Suriname Ethiopië Cambodja St Colombia Oeganda Sri Lanka ill Sulawesi e O Kenia Borneo cea Ecuador an Tanzania In n Peru Brazilië dische Oceaa Java/Bali Zambia Bolivië n Zimbabwe a a e Namibië Botswana Madagaskar c Australië O e h c Zuid-Afrika is Chili t Argentinië n la t Nieuw-Zeeland -A d ui Z www.hoboreizen.be VOORWOORD Waarde wereldreiziger, 32 jaar Hobo Wie het reisvirus eens te pakken heeft raakt nooit meer genezen. Met Hobo reizen kan u het virus de baas! In onze brochures wereldreizen en Europareizen vindt u ongetwijfeld een aangepaste remedie tussen de tientallen bestemmingen. Al meer dan 30 jaar bieden wij de fervente reiziger een hele reeks klassiekers aan zoals Peru, Canada, de Verenigde Staten en Zuid-Afrika, reizen die vroeg in het seizoen al het bordje uitverkocht opgespeld krijgen. Hobo reizen was in het verleden dikwijls de pionier van minder voor de hand liggende bestemmingen zoals Noord-Korea, Mongolië en Vietnam.
    [Show full text]
  • Locale Techniek • Indisch Bouwkundig Tijdschrift • Technisch Orgaan V/D Vereeniging Voor Locale Belangen
    LOCALE TECHNIEK • INDISCH BOUWKUNDIG TIJDSCHRIFT • TECHNISCH ORGAAN V/D VEREENIGING VOOR LOCALE BELANGEN REDACTIE: 7e JAARGANG MEDEWERKERS : B. Moeh. Enoch R. Abikoesno. G. van Galen Last NUMMER Ir A L H R Gerla Ir. Thomas Karsten Ir R Hei da J. G. de Keyzer G. Hendriks Jhr. Ir. C. Ortt Ir J J Heyting Ir A Poldervaart Prof Dr Ir C P Mom Ir R E Kerkhoven Ir F M Razoux Schultz Secretaris: Dr F J van Rijn Ir HA Breuning, Ir R.M Sarsito Tjiliwoengstraat 13, Bandoeiig- J. M H Timmermans Correspondent in Nederland: Ir E. A Voorneman Ir. J A Verhoef MEI - JUNI 1938 Ir. H. Westbroek Adres voor alle brieven en stukken betreffende de Redactie en Administratie: Tjiliwoengstraat 13, Bandoeng. Adres voor advertenties: Reclamebureau ,,Kolff" Petjenongan 72, Batavia-(C). UITGAVE: STICHTING ,,TECHNISCH TIJDSCHRIFT" Het blad verschijnt t^veemaandeli]ks; de leden der Vereeniging voor Locale Belangen en van den Ned.-Indischen Architecten Kring ontvangen het gratis. Abonnennent voor niet-leden f 6.— p. j., losse nummers f 1.25 p. st. INHOUD: Opmerkingen (Het afgeloopen Decentralisatiecongres; Locale belangstelling voor monumentenzorg; De Indische Architecten organisatie) — Mededeelingen. — De Oude Stadsherberg te Batavia. — De Stichting ,,Oud-Batavia". — Het nieuwe Runder- en Varkensslachthuis der Stadsgemeente Malang. — De Rubberrestrictiekantoren te Palembang en te Tandjong Pinang. — Onze rondvraag over de Indische Architectenorganisatie. —Berichten (Het Koningspleinplan; De evolutiie van de woningTvet tot stedebou\v^vet; Inhemsche belangstelling voor stedebouw; Opleiding Locaal Architect; rectificatie); N.I.A.K; — Ontvangen boekwerken; — Uit de Tijdschriften. Detail van den hoofdingang van het Departement van Verkeer en Waterstaat te Bandoeng.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan Suatu Kota Sudah Tentu Dipengaruhi Ol
    BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan suatu kota sudah tentu dipengaruhi oleh keadaan dan aktivitas ekonomi pada kota tersebut. Seiring perkembangan perekonomian di Indonesia khususnya di Semarang yang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, sangat membutuhkan sebuah tempat/wadah untuk menjual kebutuhan pokok masyarakat yang berupa sandang, pangan dan papan. Salah satu sarana yang dapat menampung hal tersebut adalah pusat perbelanjaan atau pasar yang merupakan tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli. Pasar menjadi salah satu pusat pelayanan kota yang tidak hanya melayani satu tempat atau fungsi. Pasar tradisional terbentuk sejak manusia mengenal sistem perdagangan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang pada awalnya hanya sebatas pada pelayanan di lingkungan permukiman. Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat sejak dulu. Tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi dari hasil produksi sendiri atau sebaliknya, kelebihan dari hasil produksinya perlu untuk dijual. Untuk itu diperlukan arena sebagai tempat untuk bisa memperoleh barang dan jasa.1 Selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat untuk bekerja yang sangat berarti bagi masyarakat. Sejak zaman penjajahan, kegiatan pasar beserta para pedagangnya berkembang secara alamiah. Menurut Nastiti (2003), pasar timbul karena kelebihan produksi setelah kebutuhan sendiri terpenuhi dan memerlukan tempat pengaliran untuk dijual, selain itu pemenuhan kebutuhan akan barang-barang memerlukan tempat yang praktis untuk mendapatkan barang-barang baik dengan menukar atau membeli. 1 Sumintarsih,dkk 2011 Eksistensi Pasar Tradisional, Hal 18 1 Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
    [Show full text]
  • Prominent Chinese During the Rise of a Colonial City Medan 1890-1942
    PROMINENT CHINESE DURING THE RISE OF A COLONIAL CITY MEDAN 1890-1942 ISBN: 978-94-6375-447-7 Lay-out & Printing: Ridderprint B.V. © 2019 D.A. Buiskool All rights reserved. No part of this thesis may be reproduced,stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means without prior written permission of the author. Cover photo: Chinese festive gate in Kesawan, Medan 1923, on the occasion of the 25th coronation jubilee of Queen Wilhelmina of the Netherlands. Photo collection D.A. Buiskool PROMINENT CHINESE DURING THE RISE OF A COLONIAL CITY MEDAN 1890-1942 PROMINENTE CHINEZEN TIJDENS DE OPKOMST VAN EEN KOLONIALE STAD MEDAN 1890-1942 (met een samenvatting in het Nederlands) Proefschrift ter verkrijging van de graad van doctor aan de Universiteit Utrecht op gezag van de rector magnificus, prof. dr. H.R.B.M. Kummeling, ingevolge het besluit van het college voor promoties in het openbaar te verdedigen op maandag 11 november 2019 des middags te 4.15 uur door Dirk Aedsge Buiskool geboren op 8 februari 1957 te Hoogezand Sappemeer 3 Promotor: Prof. Dr. G.J. Knaap 4 Believe me, it is so. The beginning, and not the middle, is the right starting point. ’T is with a kopeck, and with a kopeck only, that a man must begin.1 1 Gogol, Nikol ai Dead Souls Translated by C. J. Hogarth, University of Adelaide: 2014: Chapter III. 5 6 TABLE OF CONTENTS ACKNOWLEDGMENTS 13 INTRODUCTION 15 CHAPTER 1 EAST SUMATRA. THE FORMATION OF A PLANTATION ECONOMY. 29 1. East Sumatra: Historical Overview 32 1.1 East Sumatra until circa 1870 32 1.2 From Tobacco to Oil and Rubber 34 1.3 Migrant workers 38 1.4 Frontier society 43 1.5 Labour conditions on the plantations 44 1.6 Van den Brand’s manifesto 47 1.7 Labour inspection 48 Summary 50 CHAPTER 2 THE CITY OF MEDAN.
    [Show full text]
  • Manifestasi Budaya Indis Dalam Arsitektur Dan Tata Kota Semarang Pada Tahun 1900 - 1950
    MANIFESTASI BUDAYA INDIS DALAM ARSITEKTUR DAN TATA KOTA SEMARANG PADA TAHUN 1900 - 1950 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : T R I P A R T O N O C 0 5 0 5 0 0 3 F A K U L T A S S A S T R A D A N S E N I R U P A UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET S U R A K A R T A 2 0 1 0 i HALAMAN PERSETUJUAN MANIFESTASI BUDAYA INDIS DALAM ARSITEKTUR DAN TATA KOTA SEMARANG PADA TAHUN 1900 - 1950 Disusun Oleh : T R I P A R T O N O C 0 5 0 5 0 0 3 Telah Disetujui oleh Pembimbing Tiwuk Kusuma H, S.S. M.Hum NIP. 197306132000032002 Mengetahui Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum NIP. 19540223198601200 ii HALAMAN PENGESAHAN Disusun Oleh : T R I P A R T O N O C 0 5 0 5 0 0 3 Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal ..... ................ 2010 Jabatan Nama Tanda Tangan Drs. Warto, M. Pd Ketua NIP. 196109251986031001 (………………) Dra. Hj. Isnaini W. W, M. Pd Sekretaris NIP. 195905091985032001 (………………) Tiwuk Kusuma H, S.S. M.Hum Penguji I NIP. 197306132000032002 (………………) Drs. Soedarmono, SU Penguji II NIP. 194908131980031001 (………………) Dekan Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Drs. Sudarno, M.A NIP. 195303141985061001 iii PERNYATAAN Nama : TRI PARTONO Nim : C 0505003 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Manifestasi Budaya Indis dalam Arsitektur dan Tata Kota Semarang Pada Tahun 1900-1950” adalah betul-betul karya sendiri, bukan dari plagiat dan tidak dibuat oleh orang lain.
    [Show full text]
  • 1. Arsitektur Kolonial
    PERPUSTAKAAN FTSi> VU HADJfl.H/BEU TGL. TERIMA : 2t2^ it- ^^7 — NO. JUDUL 34^3; — NO. !NV. 'UGAS AKHIR NO. i'vDUX. - -.DO£4$X TAMAN BACA DAN REKREASI KRIDOSONO READING COURT ANDRECREATION KRIDOSONO Penataan fasilitas Taman Baca dan Rekreasi dengan pendekatan Arsitekiur kolonial Emphasis at settlementof Reading court facility and recreation with approach of Architecture colonial \ v. Disutetnfbleh: Pratintya Ambar Sari 02512163 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEHNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007 MILK P€RPUS7AKAAN I! K-Rt;OiAAH Ui! YOGYAICARTA ! LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR TAMAN BACA DAN REKREASI KRIDOSONO READING COURT AND RECCREATiGN KRIDOSONO Penekanan pada penataan fasilitas taman baca dan rekreasi dengan pendekatan Arsitektur kolonia! Emphasis at settlement of reading court facility and recreation with approach of Architecture colonial Disusun olehi Pratintva Ambar Sari 02512163 Yogyakarta, 1 Maret 20U7 MENGESAHKAN DOSEN PEMBifviBiNG TUGAS AKHIR V \ Ir. H. Hanif Budiman. MSA KETUA JURUSAN ARSITEKTUR FTSP U\\ !r. Hastutl Saptorim, MA KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil'alamin, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga sampai saat ini masih selalu terjaga dalam Iman dan Islam. Dan atas rahmat-Nya pula akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Sebagai salah satu syarat untuk meneyelesaikan jenjang studi S1 pada Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, diwajibkan untuk menyusun Tugas Akhir yang dipertahankan di depan tim penguji. Tugas Akhir ini mengambil judul "TAMAN BACA DAN REKREASI KRIDOSONO, dengan penekanan pada penataan fasilitas Taman baca dan rekreasi dengan pendekatan Arsitektur kolonial." Dengan ketulusan dan kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
    [Show full text]
  • E-ISSN : 2775-1430
    e-ISSN : 2775-1430 e - 1. Bidang Teknik Sipil Rekayasa Infrastruktur Berbasis Manajemen Resiko Bencana 2. Bidang Teknik Mesin Rekayasa Desain Energi Baru Terbarukan Berbasis Teknologi Material dan Manufaktur di Era Revolusi Industri 4.0 3. Bidang Arsitektur Konsep Arsitektur Hijau Dalam Konteks Urban dan Rural 4. Bidang Teknik Industri : Teknologi dan Rekayasa Sistem Industri, Ergonomi serta Distribusi di Era Disrupsi Revolusi Industri 5. Bidang Teknik Elektro : Teknologi Internet of Thing (IOT) dan Robotika pada Era Industri 4.0 WEBINAR & CALL for PAPER 082336791870 Inovasi Riset Engineering Berkelanjutan Menuju Kemandirian Pembangunan sistek.unmer.ac.id Bangsa Selasa – 10 November 2020 taman-agung-no.1- Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang malang Nomor 1 November 2020 SUSUNAN DEWAN REDAKSI PROSIDING SiSTEK (Seminar Nasional Teknologi) Fakultas Teknik – Universitas Merdeka Malang Tahun 2020 ISSN cetak : 2775-1449 – ISSN online : 2775-1430 PENASEHAT Prof. Ir. H. Agus Suprapto, M.Sc., Ph.D. PENANGGUNG JAWAB DR. Eng. Dani Yuniawan, ST., MMT. PENGARAH Darto, ST., MT. TIM EDITOR Irfan Mujahidin, ST., M.Sc., MT. Fuad Kautsar, ST., MT. Razqyan Masbimatyugra Jati, ST., M.Ars. Dewi Izzatus Tsamroh, S.Pd., MT. Zaid Dzulkarnain Zubizaretta, ST., MT. Mitra Bestari Ir. Herdin Prihantono, M.Sc., Ph.D Dr. Rudi Hariyanto, ST., MT. Ir. Suriptono, M.Sc., Ph.D Prof. Ir. Respati Wikantiyoso, MSA., Ph.D Ir. Fredy Andreas Guntoro, M.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Nurhamdoko Boni, MT. Dr. Ir. Laksni Sedyowati, M.Sc. Pindo Tetuko, ST., MT., Ph.D Prof. Ir. H. Agus Suprapto, M.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Erna Winansih, MT. Dr. Ir. R. Djoko Andrijono, MT.
    [Show full text]
  • Johannes Parlindungan Siregar Thesis (PDF 15MB)
    THE MEANING CHANGE OF URBAN HERITAGE: A SOCIO-SEMIOTIC INVESTIGATION OF HISTORIC AREAS IN YOGYAKARTA, INDONESIA Johannes Parlindungan Siregar Bachelor of Engineering (Architecture) Master of Engineering (Regional and Urban Planning) Submitted in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Design Faculty of Creative Industry Queensland University of Technology 2018 KEYWORDS Urban form; typo-morphology; meaning; socio-semiotic; meaning production; meaning consumption; cultural heritage; philosophical axis; Kotabaru; Kotagede; Yogyakarta. 1 ABSTRACT The past and present of a city cannot be separated. The historic city of Yogyakarta is a well-recognised centre of Javanese culture and the urban form and architecture of this city are representations of traditional Javanese philosophy. Throughout its history, the physicality of this city has also been influenced by several other ideologies introduced by the colonialist government, as well as the Indonesian Government during the independence process. This research aims to understand the relationship between the transformation in urban form and cultural meaning, and how the current development process influences material culture and perceived meaning in Indonesian historic cities. This research suggests an integrated approach in investigating the cultural meaning from the perspective of urban planning and social practices. Considering this, the research focuses on Yogyakarta as an exemplary case of a prominent historic town facing rapid growth. The study finds that the socio-political aspect of a society impacts the physical representation of a city and its meanings. In the past, cultural influences were expressed by the symbolical tensions between the traditional court and colonialists. Today, new development brings modernity by introducing contemporary buildings, activities and images.
    [Show full text]
  • Dinamika Terbentuknya Wilayah Kampung Arab Di Surakarta the Dynamics of Kampung Arab Development in Surakarta
    Volume 18 Issue 2 October 2020, pages:249-264 Dinamika Terbentuknya Wilayah Kampung Arab di Surakarta The Dynamics of Kampung Arab Development in Surakarta Najmi Muhamad Bazher * MENARA, Study and Research Center of Arab Ancestry in Indonesia Email : [email protected]* DOI: https://doi.org/10.20961/arst.v18i2.43363 Received:July 28, 2020 Revised: September 17, 2020 Accepted: September 18, 2020 Available online: October 31, 2020 Abstract A majority of modern-day Arab-Indonesians are the descendant of Hadramaut immigrants who came to Indonesia. They have stayed and settled in area near each other that are now known as kampung Arab. Most kampung Arab in Indonesia show that Arabs had similar pattern in their way of settling. Surakarta, as the chosen location, has kampung Arab located at Pasar Kliwon. There are theories about how these kampung Arab, including Pasar Kliwon, were developed. The objective of this study is to explore the four theories of Kampung Arab Pasar Kliwon development factors and the chronological sequence of those factors. This study is a qualitative research that uses secondary analysis of the previous studies as its method. Data verification utilised triangulation method, using various approaches, such as observation, interview, and participatory mapping. All four theories are considered valid. Based on the history of Kampung Arab Pasar Kliwon development, the factors in chronological order are economic activities, community, keraton (imperial) government policy, and colonial government policy. Keywords: Arab-Indonesian, district, kampung Arab, Pasar Kliwon, settelement. 1. PENDAHULUAN Munawar di Palembang, dan Kampung Arab Ampenan di Lombok adalah sedikit contoh Mayoritas orang Arab yang kini tinggal di Kampung Arab di Indonesia.
    [Show full text]
  • Por-Tugu-Ese? the Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia
    School of Social Sciences Department of Anthropology Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia. Raan-Hann Tan Thesis specially presented for the fulfilment of the degree of Doctor in Anthropology Supervisor: Brian Juan O’Neill, Full Professor ISCTE-IUL March, 2016 School of Social Sciences Department of Anthropology Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia. Raan-Hann Tan Thesis specially presented for the fulfilment of the degree of Doctor in Anthropology Jury: Dr. Shamsul Amri Baharuddin, Distinguished Professor, Institute of Ethnic Studies, National University of Malaysia Dr. Maria Johanna Christina Schouten, Associate Professor, Department of Sociology, University of Beira Interior Dr. Ema Cláudia Ribeiro Pires, Assistant Professor, Department of Sociology, University of Évora Dr. António Fernando Gomes Medeiros, Assistant Professor, Department of Anthropology, School of Social Sciences, ISCTE- University Institute of Lisbon (ISCTE-IUL) Dr. Marisa Cristina dos Santos Gaspar, Research Fellow, Orient Institute, School of Social and Political Sciences, University of Lisbon (ISCSP-UL). Dr. Brian Juan O’Neill, Full Professor, Department of Anthropology, School of Social Sciences, ISCTE-University Institute of Lisbon (ISCTE-IUL) March, 2016 ABSTRACT Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia Keywords: Mardijkers, Betawi, Portuguese identity, Christian village, Keroncong Tugu Although many centuries have passed since Portugal’s Age of Discoveries, enduring hybrid communities are still surviving in places where the Portuguese had been present. Portuguese identity in Malacca, Larantuka, and East Timor, for example, has always been associated with Catholicism. But in Batavia, the Portuguese-speaking population (the Mardijkers, slaves, and Burghers) was converted to Calvinism under Dutch colonization, forming the Protestant Portuguese community in Indonesia.
    [Show full text]
  • Fenomena Penerapan Konsep Tropische Staad Di Depok Lama Jawa Barat
    FENOMENA PENERAPAN KONSEP TROPISCHE STAAD DI DEPOK LAMA JAWA BARAT Rakhmanita Staff Prodi Arsitektur Universitas Gunadarma Email Koresponden : [email protected] Info Artikel : Diterima:, Direvisi:, Diterima: Abstrak Diskusi tentang kota kolonial banyak membahas tentang hubungan antara siapa yang dijajah dan siapa yang menjajah dalam konteks penetapan teritori wilayah kekuasaan yang tercermin pada bentuk perkotaannya. Di dalam kota kolonial terjadi tarik-meranik antara perencanaan pribumi dan perencanaan kolonial hingga ada salah satu yang menjadi dominan atau berimbang. Pendekatan perancangan kota kolonial yang umum dilakukan pihak penjajah adalah penerapan konsep ‘Garden City’ yang dicetuskan oleh Ebenezer Howard pada tahun 1818. Konsep Garden City pada kota kolonial memiliki makna yang berbeda. Pada masa kolonial, penggunaan praktis dan terminologis Garden City berfungsi terutama untuk menciptakan citra bergengsi untuk tempat tinggal karyawan administrasi yang ditunjuk. Akibatnya, pemisahan kelas tidak resmi dalam masyarakat ekspatriat ditegakkan seperti halnya pemisahan ras tidak resmi antara penjajah dan yang dijajah. Tropische staad adalah sebuah konsep versi Thomas Karsten hasil dari Konsep garden city yang beradaptasi dengan konsep lokal. Permukiman para pekerja perkebunan Belanda di Depok Lama Jawa Barat merupakan kawasan yang akan dicanangkan sebagai kawasan konservasi. Seperti kawasan kota lama di kota-kota besar di Indonesia, permukiman para pekerja perkebunan Belanda di Depok Lama memiliki ciri yang diduga menerapkan konsep Tropische staad untuk perancangan kotanya secara organik. Tujuan penelitian ini adalah menggali fenomena konsep Tropische staad yang terjadi secara organik. Dengan menggunakan metode sejarah dan deskriptif diharapkan dapat membuka kesempatan yang cukup luas untuk memulai penelitian dalam bidang arsitektur di permukiman para pekerja perkebunan Belanda di Depok Lama Jawa Barat ini.
    [Show full text]