Download Download
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Doi: 10.5281/zenodo.3602548 Stilistika Volume 8, Nomor 1, November 2019 ISSN P 2089-8460 ISSN E 2621-3338 KAJIAN ASPEK NARATIF DAN RELIGIUSITAS GAGURITAN ARJUNA WIWAHA oleh Nyoman Astawani*, I Ketut Muadaii Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Bali [email protected]*, [email protected] Abstrak Geguritan Arjunawiwaha berkembang dan mendapat pengaruh yang besar dari kesusastraan Jawa kuno, juga akhirnya memberikan pangaruh yang sangat dalam pada beberapa aspek kehidupan masyarakat Bali. Gaguritan Arjunawiwaha yang berbahasa Jawa kuna, dan sudah banyak para sarjana mengadakan penelitian. Penelitian terhadap aspek struktur naratif dan religiusitas gaguritan Arjunawiwaha ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan filologi, struktural, dan hermeneutik serta didukung teknik pengumpulan data, analisis data serta studi pustaka. Dengan perpaduan teori ini, aspek struktur naratif gaguritan Arjunawiwaha ditemukan yaitu: sinopsis, insiden, latar, alur, tema, serta gaya bahasa, sedangkan dalam aspek religiusitas terungkap tentang: keteguhan hati Arjuna, ajaran- jaran kependetaan, rasa tanggungjawab, swadarma sebagai kesatrya, kemenangan dharma melawan adharma, karmaphala, simbol agama, dan cerminan cinta bangsa dan negara. Kata kunci : Struktur Naratif, Religiusitas, Arjunawiwaha STUDY OF NARRATIVE AND RELIGIOSITY ASPECTS GAGURITAN ARJUNA WIWAHA Abstract Geguritan Arjunawiwaha developed and got a big influence from ancient Javanese literature, also finally giving a very deep influence on several aspects of Balinese life. Gaguritan Arjunawiwaha who spoke old Javanese, and many scholars have conducted research. Research on the aspects of narrative structure and arjunawiwaha gaguritan religiosity was carried out using qualitative methods through philological, structural, and hermeneutic approaches and supported by data collection techniques, data analysis and literature study. With this theory integrated, the narrative structure aspects of Arjunawiwaha's narrative are found: synopsis, incident, setting, plot, theme, and language style, while in the aspect of religiosity revealed about: Arjuna's determination, teachings of the clergy, sense of responsibility, swadarma as reality, dharma victory against adharma, karmaphala, religious symbols, and a reflection of the love of the nation and state. Keywords: Narrative Structural, Religious, Arjunawiwaha 1 Doi: 10.5281/zenodo.3602548 Stilistika Volume 8, Nomor 1, November 2019 ISSN P 2089-8460 ISSN E 2621-3338 I. PENDAHULUAN astra lama yang merupakan (informasi dari Gedong Kirtya S rekaman kebudayaan dari kurun Singaraja). zaman yang lama, mengandung Adanya usaha penyimpanan berbagai macam ekspresi kebudayaan, hasil karya sastra lama itu menurut buah pikiran, ajaran budi pekerti, Robson, yang memberikan istilah nasehat, hiburan, pantangan dan lain sastra Klasik , atau sastra-sastra yang sebagainya, termasuk kehidupan berasal dari zaman pra modern keagamaan mereka di waktu itu sebelum adanya pengaruh Eropa (Baroroh Baried, 1987 : iii). Karya- secara intensif (Robson, 1978 : 2). karya sastra lama yang merupakan Dalam karya-karya sastra tersebut ada peninggalan nenek moyang zaman sesuatu yang terkandung amat penting dahulu, sampai sekarang masih dan berharga yaitu warisan rohani diselamatkan oleh para pencinta sastra bangsa Indonesia. Naskah-naskah Bali dan pemerintah, dan sebagai tersebut ditulis dalam bentuk prosa, buktinya khususnya di Bali dapat seperti parwa, babad dan ada pula yang dilihat seperti : Gedong Kirtya ditulis dalam bentuk puisi, seperti Singaraja, Balai Penelitian Bahasa, kidung, kakawin dan geguritan. Lembaga Pustaka Lontar Universitas Naskah-naskah tersebut mengandung Udayana, Pusat Dokumentasi berbagai macam nilai, yang sanggup Kebudayaan Denpasar, Perpustakaan memberikan kedamaian hati Universitas Hindu Indonesia Denpasar, penikmatnya. Dari kenyataan yang serta masih banyak tersebar diberbagai ada, sastra Klasik Bali merekam nilai- tempat sebagai koleksi perseorangan. nilai yang cukup tinggi serta Di antara tempat penyimpanan tersebut memberikan kepuasan bathin yang Gedong Kirtya Singaraja merupakan mendalam. Semua ini disebabkan oleh yang paling banyak dan paling lengkap adanya konvensi Bahasa, konvensi memiliki koleksi lontar, yaitu lebih Sastra dengan latar belakang budaya dari 5000 buah naskah lontar yang disajikan secara terpadu dalam 2 Doi: 10.5281/zenodo.3602548 Stilistika Volume 8, Nomor 1, November 2019 ISSN P 2089-8460 ISSN E 2621-3338 karya-karya sastra tersebut. Penyajian ini dapat dibuktikan bahwa di Bali ini merupakan manifestasi ketrampilan sampai sekarang karya sastra Kakawin para pengarang masa lampau yang maupun Geguritan masih tetap dibaca, cukup tinggi. Sehingga dengan jelas diterjemahkan dan ditafsirkan isinya sastra klasik Bali mengandung yang terkenal di Bali dengan istilah hubungan bathin serta latar belakang mabebasan..A. Teeuw menjelaskan budaya Bali yang terpadu, sehingga bahwa dalam tradisi mabebasan, melahirkan nilai-nilai etik moral berlangsunglah pekerjaan mengadakan religius dan filosofis Hindu. Di sini kritik teks, penafsiran dan penerapan sistem nilai budaya Bali merupakan sastra dan sebagainya yang diiringi salah satu unsur yang mempunyai oleh seni mawirama (Agastia, 1982 : eksistensi fungsional, karena di 13). dalamnya mengandung nilai-nilai, I Wayan Jendra menjelaskan norma-norma atau aturan-aturan bahwa istilah mabebasan berarti bila sebagai aspek ideal. Nilai-nilai budaya dua orang atau lebih berkumpul, itu merupakan manifestasi tindakan- seseorang membacakan sambil tindakan berpola sebagai aspek melagukan puisi Jawa Kuna material dan merupakan dimensi- (Kakawin) dan yang lain dimensi sosial budaya sebagai menerjemahkannya, dan kadang- perwujudan pola-pola kelakuan kadang ada yang mengulas manusia. (memberikan komentar). Selanjutnya Sastra klasik mempunyai dijelaskan bahwa cara ini merupakan kedudukan dan peranan yang sangat salah satu cara masyarakat Bali untuk penting dalam kehidupan masyarakat dapat mengungkapkan dan memetik Bali. Sehingga dalam pertumbuhan nilai budaya, filsafat dan agama yang dan perkembangannya kehidupan terkandung di dalam naskah-naskah masyarakat Bali masih diwarnai oleh lontar. Unsur yang paling penting pancaran nilai-nilai seni sastranya. Hal dalam mabebasan adalah adanya unsur 3 Doi: 10.5281/zenodo.3602548 Stilistika Volume 8, Nomor 1, November 2019 ISSN P 2089-8460 ISSN E 2621-3338 melagukan puisi Jawa Kuna (Mahabharata), pengaruh Jawa mulai (Kakawin), dan unsur-unsur besar di Bali, sehingga mencapai menerjemahkannya. Berapapun jumlah puncaknya pada zaman Majapahit. orang yang melakukan aktivitas Tradisi kraton Jawa yang mabebasan tersebut dan ada tidaknya mengembangkan kesusastraan keraton komentar tetap saja disebut mabebasan terus berlanjut di Bali. Hal ini terjadi (Sukarta, 1985 : 28). terutama pada abad ke-16 yaitu pada Naskah-naskah Kakawin yang terkenal zaman Gelgel di bawah pemerintahan yang sering dibacakan adalah Kakawin raja Waturenggong ( Agastia, 1980 : 8- Ramayana, Arjuna Wiwaha, 9). Bharatayudha, Siwaratrikalpa Dalam kaitannya dengan (Lubdaka), Sotasoma, Nitisastra dan pembangunan Nasional kita, lain sebagainya. khususnya pembangunan non fisik, Kesusastraan Bali Klasik maka sudah tentu tidak mungkin yang berkembang hingga kini karya-karya tulis tersebut mendapat pengaruh yang besar dari dikesampingkan begitu saja. Kita kesusastraan Jawa Kuna. Sejak abad menyadari sepenuhnya betapa ke-9 kebudayaan Jawa termasuk pentingnya warisan budaya bangsa kita kesusastraannya telah sedikit demi yang tersimpan dalam naskah-naskah sedikit masuk ke Bali yang akhirnya kuna, sebab naskah-naskah itu memberikan pengaruh yang sangat merupakan sumber pengetahuan yang dalam pada beberapa aspek kehidupan dapat membantu dalam usaha masyarakat Bali (Jendra, 1982 : 117). mempelajari, mengetahui dan Kemudian abad Ke-10, sejak kemudian menyajikan sejarah pemerintahan Dharmawangsa Teguh di perkembangan kebudayaan bangsa kita Jawa, terjadi proyek besar (Herman Soemantri, 1979 : 1), Tim mangjawaken Byasamata, suatu usaha Peneliti Fakultas Sastra Unud, 1988: besar untuk menyalin ke dalam Bahasa 2). Jawa karya-karya Bhagawan Byasa 4 Doi: 10.5281/zenodo.3602548 Stilistika Volume 8, Nomor 1, November 2019 ISSN P 2089-8460 ISSN E 2621-3338 Berdasarkan hal di atas jelaslah sudah tentu pesan yang disampaikan penyimpanan dan pelestarian karya- sebagian besar disalurkan melalui karya sastra klasik mengandung penokohan. Sastra dikatakan indah sesuatu yang sangat penting baik untuk bukanlah semata karena bahasanya perkembangan ilmu pengetahuan yang beralun-alun dan penuh irama, maupun terhadap kehidupan manusia akan tetapi harus dilihat secara sebagai pendukungnya. Hal ini sangat keseluruhan, seperti : tema, amanat tepat ,sesuai dengan pendapat maupun struktur serta nilai yang Poerbatjaraka bahwa Bali adalah pulau terkandung di dalamnya (Esten, 1987 : peti tempat penyimpanan dan 7). Bila di kaitkan dengan salah satu perbendaharaan sastra dan budaya genre atau jenis sastra Bali Tradisional lama (Pidato pembukaan Fakultas yaitu geguritan, tentunya juga Sastra Unud, 29 September 1958). mengandung suatu hal yang sama yaitu Berhubungan dengan uraian di menyampaikan suatu amanat atau atas, bahwa sastra lama tersebut pesan kepada para pembaca. mengandung suatu pesan, dengan Karya sastra geguritan istilah sastranya disebut dengan sebagaimana kita ketahui adalah salah amanat. Amanat adalah keseluruhan satu jenis cipta sastra Bali tradisional makna atau isi dari suatu wacana, yang memiliki sistem