Analisis Sikap Konsumen Terhadap Maskapai Penerbangan Dan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang sangat banyak yaitu kurang lebih 237 juta orang1, dengan total wilayahnya sebesar 5,2 juta kilometer persegi. Sekitar 1,9 juta kilometer persegi berupa daratan, sedangkan sisanya adalah lautan2. Melihat kondisi tersebut, Indonesia memiliki tiga jenis angkutan yaitu angkutan udara meliputi pesawat terbang baik nasional maupun swasta; angkutan darat meliputi kereta api, bis, mobil, dan truk; serta angkutan laut meliputi kapal laut. Menurut Data Pusat Statistik (BPS 2010) jumlah pertumbuhan penumpang pesawat pada tahun 2007 mencapai 15 persen menjadi 39,1 juta orang dari jumlah penumpang pada tahun 2006 berjumlah 34,0 juta orang. Kemudian jumlah pertumbuhan penumpang pesawat pada tahun 2008 mengalami penurunan hingga 4,6 persen menjadi 37,3 juta orang dari jumlah penumpang pada tahun 2007 berjumlah 39,1 juta orang. Berbeda dengan tahun 2008, jumlah pertumbuhan penumpang pesawat tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan cukup besar. Jumlah pertumbuhan penumpang pesawat pada tahun 2009 mencapai 16,89 persen menjadi 43,6 juta orang dari jumlah penumpang pada tahun 2008 berjumlah 37,3 juta orang. Kemudian jumlah pertumbuhan penumpang pesawat pada tahun 2010 mencapai 22,24 persen menjadi 53,3 juta orang dari jumlah penumpang pada tahun 2009 sebanyak 43,6 juta orang. Pertumbuhan industri ini terjadi karena makin murahnya tarif tiket pesawat dari maskapai penerbangan yang masuk ke layanan low cost carier (LCC). Data jumlah penumpang pesawat, kereta api, dan kapal laut dapat dilihat di Tabel 1. 1Sumber dari http://www.bps.go.id 2Sumber dari http://www.kemhan.go.id 2 Tabel 1 Jumlah penumpang angkutan udara, angkutan darat, dan angkutan laut rute domestik Jumlah penumpang (orang) Tahun Udara* Darat** Laut*** 2006 34,0 juta 159 juta 27,7 juta 2007 39,1 juta 175 juta 29,9 juta 2008 37,3 juta 194 juta 37,6 juta 2009 43,6 juta 207 juta 29,7 juta 2010 53,3 juta 201 juta 35,3 juta Sumber: *Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, **PT Kereta Api Indonesia, ***Kantor Administrasi Pelabuhan. Dapat dilihat di http://www.bps.go.id, 2010 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa jumlah penumpang pesawat pada angkutan udara dari tahun 2008-2010 selalu mengalami peningkatan, berbeda halnya dengan tahun 2007-2008 jumlah penumpang pesawat mengalami penurunan. Jumlah penumpang kereta api pada angkutan darat dari tahun 2006- 2009 selalu mengalami peningkatan, berbeda halnya dengan tahun 2009-2010 jumlah penumpang kereta api mengalami penurunan. Jumlah penumpang kapal laut pada angkutan laut dari tahun 2006-2008 selalu mengalami peningkatan, berbeda halnya dengan tahun 2008-2009 jumlah penumpang kapal laut mengalami penurunan. Kemudian jumlah penumpang kapal laut dari tahun 2009-2010 mengalami peningkatan. Kenaikan yang selalu dialami oleh angkutan udara merupakan hasil dari aktivitas perekonomian nasional yang meningkat, penambahan pesawat ke dalam pasar, harga tiket yang terjangkau, dan pemenuhan kualitas pelayanan serta keselamatan penerbangan. Oleh sebab itu, angkutan udara menjadi sangat diperlukan dan berpotensi untuk terus dikembangkan. Angkutan udara dinilai sangat praktis, efektif, dan cepat bila dibandingkan dengan jasa angkutan lainnya. Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (2011), kinerja maskapai penerbangan periode Januari 2011 diperoleh bahwa terdapat 20 operator pemegang Air Operator Certificate (AOC) 121. Maskapai penerbangan pemegang AOC 121 meliputi 15 operator berjadwal penumpang dan 5 operator kargo. Penilaian ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam rangka penilaian kinerja operator penerbangan terhadap kepatuhan pemenuhan peraturan 3 keselamatan penerbangan sipil. Hasil penilaian maskapai penerbangan berjadwal penumpang terhadap AOC 121 dapat dilihat di Tabel 2. Tabel 2 Penilaian kinerja maskapai penerbangan periode Januari 2011 terhadap AOC 121 NO OPERATOR KETERANGAN 1 Garuda Indonesia Airlines Berjadwal penumpang 2 Lion Mentari Airlines Berjadwal penumpang 3 Sriwijaya Air Berjadwal penumpang 4 Pelita Air Service Berjadwal penumpang 5 Merpati Nusantara Airlines Berjadwal penumpang 6 Wing Abadi Airlines Berjadwal penumpang 7 Indonesia Air Asia Berjadwal penumpang 8 Tri MG Intra Asia Airlines Berjadwal penumpang 9 Metro Batavia Berjadwal penumpang 10 Travel Express Aviation Service Berjadwal penumpang 11 Indonesia Air Transport Berjadwal penumpang 12 Trigana Air Service Berjadwal penumpang 13 Cardig Berjadwal penumpang 14 Nusantara Air Charter Berjadwal penumpang 15 Air Maleo Berjadwal penumpang Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Periode Januari 2011 Dapat dilihat di http://hubud.dephub.go.id Garuda Indonesia merupakan salah satu angkutan udara milik negara yang dikelola secara profesional dan lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan bisnis dibandingkan kompetitor-kompetitor lainnya. Garuda Indonesia berupaya senantiasa memberikan yang terbaik demi kepuasan penumpang dalam seluruh interaksinya dengan penumpang, mulai dari tahap pre-journey, in-flight, sampai dengan post-journey. Sejumlah inovasi layanan diperkenalkan pada tahun 2010, termasuk peningkatan kapabilitas reservasi online, peluncuran immigration on board, dan immigration fast-track untuk penumpang kelas Eksekutif dan anggota Garuda Frequent Flyer (GFF) Platinum3. Penambahan armada dan pembukaan rute penerbangan baru, peningkatan brand image dan kualitas pelayanan melalui konsep layanan Garuda Indonesia Experience, serta penyelesaian restrukturisasi hutang dan transparansi informasi menuju perusahaan publik merupakan suatu serangkaian inisiatif strategis di tahun 2010. Seluruh langkah tersebut merupakan investasi signifikan demi terciptanya 3Sumber dari Annual Report Garuda Indonesia Tahun 2010 4 fondasi yang kokoh, mempersiapkan Garuda Indonesia untuk melaju ke tahap berikutnya dalam strategi pertumbuhan Quantum Leap 20154. Konsumen Garuda Indonesia dibagi menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah kelompok individu. Kelompok individu ini pada umumnya merupakan orang-orang yang menggunakan pelayanan jasa Garuda Indonesia atas kehendak sendiri dan untuk kepentingan pribadi. Sedangkan Golongan kedua adalah kelompok instansi. Kelompok instansi ini pada umumnya merupakan orang-orang yang menggunakan pelayanan jasa Garuda Indonesia atas perintah pimpinan dan untuk kepentingan kantor. Adapun kerjasama Garuda Indonesia dengan kelompok instansi pada tahun 2010 meliputi kerjasama Garuda Indonesia dengan instansi BPMIGAS (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi), PLN (Perusahaan Listrik Negara), BRI (Bank Rakyat Indonesia), Badan Imigrasi, serta Lembaga-Lembaga Pemerintahan seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian Agama, dan Kementerian Perhubungan5. Sebagai maskapai penerbangan muda dibandingkan Garuda Indonesia yang telah mengangkasa selama lebih kurang 70 tahun dan resmi menjadi Perusahaan Negara pada tahun 1950, Sriwijaya Air dan Lion Air belum mampu tampil maksimal dibandingkan pendahulunya. Berawal dari munculnya Lion Air pada tahun 2000 kemudian disusul oleh Sriwijaya Air pada tahun 2003, kedua maskapai penerbangan ini hadir ditengah kejayaan Garuda Indonesia pada waktu itu. Bahkan kedua maskapai penerbangan ini mampu merebut pangsa pasar Garuda Indonesia dan berusaha menampilkan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan Garuda Indonesia. Persaingan ketiga maskapai penerbangan ini dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan berupa harga tiket dan pelayanan selama di pesawat serta jumlah penumpang yang diangkut oleh Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya Air. Persaingan pertama meliputi persaingan pelayanan. Lion Air sebagai perusahaan penerbangan swasta memberikan pelayanan berupa harga tiket pesawat yang terjangkau dibandingkan dengan pesaingnya Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air. Bahkan, Lion Air dan Sriwijaya Air kecuali Garuda Indonesia berlomba-lomba 4Sumber dari SWA XXVI/No.21/4-13 Oktober 2010/66-72 hal. Ditulis oleh Sudarmadi dan Herning. 5Sumber dari Annual Report Garuda Indonesia, 2010 5 memberikan tarif semurah mungkin kepada konsumennya. Harga tiket yang ditawarkan pun berbeda-beda sesuai rute yang dituju oleh pengguna jasa. Tabel 3 berikut menjelaskan harga tiket pesawat dari tanggal 1-7 Februari 2012 dengan rute Jakarta – Medan, Jakarta – Yogyakarta, dan Jakarta – Bali pada maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Lion Air baik kelas ekonomi dan bisnis. Rute Jakarta – Bali, Jakarta – Yogyakarta, dan Jakarta – Medan6 merupakan rute gemuk yang dialami oleh Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya Air. Tabel 3 Harga tiket pada maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Lion Air Rute Maskapai Jakarta – Jakarta - Jakarta – Jadwal penerbangan Medan Yogyakarta Bali E* B* E* B* E* B* 01/02/2012 Garuda Indonesia 942,8 3962,3 475,3 2049,4 1380,6 2800,7 Sriwijaya Air 640,0 2030,0 600,0 1800,0 500,0 2300,0 Lion Air 573,7 1930,0 430,7 1490,0 569,3 2150,0 02/02/2012 Garuda Indonesia 991,2 3962,3 475,3 2049,4 1380,6 2800,7 Sriwijaya Air 640,0 2030,0 650,0 1800,0 500,0 2300,0 Lion Air 573,7 1930,0 430,7 1490,0 569,6 2150,0 03/02/2012 Garuda Indonesia 991,2 3962,3 679,9 2049,4 1380,6 2800,7 Sriwijaya Air 640,0 2030,0 500,0 1800,0 500,0 2300,0 Lion Air 573,7 1930,0 461,5 1490,0 759.6 2150,0 04/02/2012 Garuda Indonesia 942,8 3962,3 475,3 2049,4 1380,6 2800,7 Sriwijaya Air 640,0 2030,0 500,0 1800,0 500,0 2300,0 Lion Air 573,7 1930,0 430,7 1490,0 470,3 2150,0 05/02/2012 Garuda Indonesia 942,8 3962,3 475,3 2049,4 1380,6 2800,7 Sriwijaya Air 640,0 2030,0 450,0 1800,0