Peranan Lembaga Sensor Film Terhadap Perfilman Indonesia : Upaya Dakwah Melalui Sensor
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM TERHADAP PERFILMAN INDONESIA : UPAYA DAKWAH MELALUI SENSOR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I.) Oleh ACHMAD FADLI NIM : 104051101929 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H. / 2008 M. PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM TERHADAP PERFILMAN INDONESIA : UPAYA DAKWAH MELALUI SENSOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh Achmad Fadli NIM 104051101929 Pembimbing Drs. Helmi Rustandi, M. Ag. NIP 150235946 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H. / 2008 M. PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM UPAYA DAKWAH MELALUI SENSOR telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 16 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I.) pada Program Studi Konsentrasi Jurnalistik. Jakarta, 16 Desember 2008 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekertaris Merangkap anggota, H. Mahmud Jalal, MA. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily. MA NIP: 150202342 NIP: 150299324 Anggota, Penguji I Penguji II Rubiyanah, MA. Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum. NIP: 150286373 NIP: 150244766 Pembimbing Drs. Helmi Rustandi, M.Ag. NIP: 150235946 ABSTRAK Perfilman Indonesia kini sudah bangkit kembali. Hal ini ditandai dengan banyaknya perfilman Indonesia yang diproduksi dan diputar di bioskop sepanjang tahun 2008 film yang masuk di lembaga sensor film sudah mencapai 77 buah judul. Film sebagai media komunikasi massa dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat. Karakter psikologisnya khas bila dibandingkan dengan komunikasi interpersonal yaitu film bersifat satu arah. Jadi bila dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya, film dianggap jenis yang paling efektif. Salah satu kelebihan yang dimiliki film, baik yang ditayangkan lewat tabung televisi maupun layar lebar, film mampu menampilkan realitas kedua (the second reality) dari kehidupan manusia. Kisah-kisah yang ditayangkan bisa lebih bagus dari kondisi nyata sehari- hari, atau sebaliknya bisa lebih buruk. Film haruslah sesuai dengan arah dan tujuan perfilman Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang perfilman yaitu pelestarian dan pengembangan nilai budaya bangsa, pembangunan watak dan kepribadian bangsa serta peningkatan harkat dan martabat manusia, pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, peningkatan kecerdasan bangsa. Setiap industri perfilman Indonesia pastilah sudah tidak asing mendengar Lembaga Sensor Film yaitu satu- satunya lembaga yang menjadi regulator perfilman di Indonesia karena fungsinya melindungi masyarakat dari kemungkinan dampak negatif yang timbul dalam peredaran, pertunjukkan dan atau penanyangan film dan reklame film yang tidak sesuai dengan dengan dasar, arah dan tujuan perfilman Indonesia. Selain itu, setiap film yang akan diputar atau ditayangkan baik dibioskop maupun ditelevisi terlebih dahulu harus disensorkan ke lembaga sensor film untuk mendapatkan surat lulus sensor. Peranan lembaga sensor film terhadap perfilman merupakan bagian dari dakwah dikarenakan sensor film bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif perfilman begitu pula dengan dakwah secara universal ialah mengajak umat manusia ke arah yang lebih baik di dunia dan di akhirat. Skripsi ini lebih lanjut akan membahas bagaimana peranan Lembaga Sensor Film terhadap perfilman Indonesia, sebagai upaya dakwah melalui sensor. Metodologi yang peneliti gunakan adalah kualitatif yang memungkinkan untuk mengumpulkan informasi mengenai peranan lembaga sensor film dan data- data yang diperoleh dianalisis kembali untuk lebih dikembangkan. Dalam menganalisis peneliti menggunakan metode analisis deskriptif yaitu menggambarkan sebagaimana mestinya secara sistematis mengenai keberadaan lembaga sensor film. Dalam era globalisasi dimana era keterbukaan ini segala informasi bisa masuk begitu juga dengan perfilman baik itu film impor maupun lokal menyerang budaya bangsa ini terlebih atas modernisasi budaya. Keberadaan lembaga sensor film itu sendiri untuk menyaring perfilman dan menjaga moralitas bangsa selain itu lembaga sensor film merupakan sebagai gardaya budaya bangsa untuk menjembatani keragamaan kebudayaan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, sudah seharusnya lembaga sensor film ini harus diperkuat. DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL .........................................................................................i LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iv ABSTRAK .....................................................................................................v KATA PENGANTAR...................................................................................vi DAFTAR ISI.................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................ 6 D. Metodologi Penelitian......................................................... 7 E. Sistematika Penulisan......................................................... 10 BAB II : TINJAUAN TEORITIS A. Peranan.............................................................................. 12 B. Film ................................................................................... 13 C. Komunikasi massa ............................................................. 22 D. Sejarah Perfilman Indonesia .............................................. 26 E. Pengertian Sensor Film....................................................... 31 F. Dakwah .............................................................................. 35 BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA SENSOR FILM A. Latar Belakang Berdirinya LSF...........................................40 B. Visi dan Misi...................................................................... 43 C. Fungsi, Tugas, dan Wewenang LSF ....................................44 D. Struktur Organisasi LSF..................................................... 47 E. Program kerja LSF ..............................................................49 F. Mekanisme Administarasi Penyensoran.............................. 51 G. Pedoman dan Kriteria Penyensoran.....................................53 H. Tata Tertib Penyensoran .....................................................56 I. Tarif Biaya Penyensoran......................................................57 BAB IV : ANALISIS LEMBAGA SENSOR FILM TERHADAP PERFILMAN INDONESIA A. Peran LSF dalam melindungi masyarakat dari dampak negatif Perfilman...............................................................59 1. Peran LSF dalam penyensoran film pornografi…………62 2. Peran LSF dalam penyensoran film kekerasan………….65 B. Konsistensi LSF dalam Penyensoran ...................................67 C. Faktor Pendukung dan Hambatan Sensor Film ....................68 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.........................................................................70 B. Saran-saran .........................................................................72 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Struktur Organisasi.........................................................................48 Gambar 2 Skema: Prosedur Administrasi Penyensoran film dan Rekaman Video ............................................................................................52 Gambar 3 Tarif Penyensoran...........................................................................57 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dewasa ini, media massa yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah seperti surat kabar, radio, televisi, internet dan film memberikan kemudahan bagi para da`i untuk menyampaikan pesan dakwah. Karena dengan menggunakan media massa tersebut maka jangkauan dakwah tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu.1 Sebagai media komunikasi massa film dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat. Karakter psikologisnya khas bila dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal yaitu film bersifat satu arah. Jadi bila dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya, film dianggap jenis yang paling efektif.2 Salah satu kelebihan yang dimiliki film, baik yang ditayangkan lewat tabung televisi maupun layar lebar, film mampu menampilkan realitas kedua (the second reality) dari kehidupan manusia. Kisah-kisah yang ditayangkan bisa lebih bagus dari kondisi nyata sehari-hari, atau sebaliknya bisa lebih buruk. 1 Mustafa Mansur, Jalan Dakwah, (Jakarta : Pustaka Ilmiah, 1994), h. 26. 2 Joseph M. Boggs, The Art of Watching Film, (Terj) Asrul Sani (Jakarta