PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK NUSANTARA TANGERANG

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Harmellawati NIM 109018200022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013

ABSTRAK

Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara Penelitian dengan judul “Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara Tangerang”. Skripsi program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nusantara Tangerang pada bulan April sampai bulan Agustus 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang terlebih dahulu menganalisis data-data dan kejadiannya dalam bentuk tulisan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk wawancara sebanyak 9 responden dan semua aspek yang berkaitan dengan pembinaan nilai karakter kegiatan ekstrakurikuler teater yang menjadi bahan dokumentasi peneliti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang cukup berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang mengatakan bahwa dilakukannya latihan rutin pada hari Sabtu dan dibentukknya nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, yaitu religius, jujur, kreatif, disiplin, percaya diri, mandiri, tanggung jawab dan kebersamaan.

Kata Kunci: Nilai Karakter, Ekstrakurikuler Teater

Harmellawati (MP)

i ABSTRACT

Development of Character Values through Theatre Extracurricular Activities at SMK Nusantara Research by title "Development of Character value through Theater Extracurricular Activities at SMK Nusantara".This Thesis is course of education management, Faculty of Tarbiyah and Teaching Islamic State of University Jakarta. This Research aims to determine the value of the character in theater extracurricular activities at SMK Nusantara. This research was conducted in SMK Nusantara (April to August 2013). The method used is qualitative, which is a method that aims to describe a particular activity or situation to first analyze the data and its occurrence in writing.The Sampling was done by using the technique of interview, observation and documentation. Interview as many as 12 respondents and all aspects relating to the development of character values Theatre extracurricular activities was become a object researcher. Based on the research that has been done can be concluded that Development of charactervalue throughTheater extracurricular activities at SMK Nusantarahas gone well.It can be seen from the results of the interview which say that doing regular exercise on Saturday and develop character values in theater extracurricular activities is religious, honest, creative, discipline, self-confidence, independence, responsibility and togetherness.

Keyword : Character Value, Theaterextracurricular

ii KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada jurusan Manajemen Pendidikan. Dalam hal ini penulis mengangkat judul yaitu “PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK NUSANTARA TANGERANG” Terima kasih dan syukur penulis ucapkan atas segala dukungan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis dari berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dukungan dan motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam melalui hambatan selama proses penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’I, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd, selaku Kepala Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M. Pd, selaku Dosen MP yang telah meluangkan waktu dalam berkonsultasi dan memberikan banyak masukan selama saya kuliah. 4. Pembimbing I Bapak Prof. Dr. Armai Arief, MA, dan Pembimbing II Ibu Rosida Erowati, M. Hum, yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang memberikan waktu luang untuk memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan ilmu untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga

iii Bapak dan Ibu senantiasa diberikan nikmat dan selalu menjadi suri tauladan bagi kami. 5. Penguji I Drs. Masyuri, AM, M.Pd dan Penguji II Dindin Nurwanudin, M.Pd, yang telah bersedia menguji dan memberikan nilai yang terbaik bagi penulis dalam sidang munaqosah. 6. Seluruh Dosen beserta jajaran staf karyawan Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan saya begitu banyak ilmu pengetahuan selama saya kuliah. 7. Bapak Drs. Hudlori Ma’arif, M.Pd, selaku Kepala SMK Nusantara yang telah memberikan izin untuk penelitian di SMK Nusantara. 8. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengizinkan saya mencari sumber referensi dalam mengerjakan skripsi. 9. Orang tua dan keluargaku khususnya tercinta Sri Suryati dan Ayah tercinta Abdul Kohar yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil dan tak henti-henti memanjatkan do’a kepada-Nya untuk puteri tersayang. Juga teruntuk kakakku Desse Harviyanti dan adikku Reva Harseptiani yang tak henti memberikan memotivasi hingga skripsi ini terselesaikan. 10. Faris Bimantara, yang tak hentinya memotivasi, memberikan nasihat, saran, kritik, memberikan kasih dan sayang serta menghibur dikala penulis merasa jenuh sampai skripsi ini selesai. 11. Keluarga Besar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Syahid UIN Jakarta, teman-teman Forum UKM UIN Jakarta dan Bambang Prihadi selaku sutradara yang membantu penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai teater. 12. Sahabat dan teman-teman seperjuangan MP A 2009 Genk Keceh, Rempong, Bacok, Silet dan genk jama’ah, yaitu Silvi, Ocy, Riong, Vina, Tami, Yayu, Omah, Iput, Ika, Yuli, Dea, Lilis, Nisa, Fika, Lulu, Tines, Harni, Sri, Anis, Kahvi, Daus, Ari, Kikin, Rady, Herda, Leo, Januar, Fajar, Ruslan, MP B Yona, Deblo, Dinda, Helmi, Aan, Ardy, Azi, Mimi serta semua teman yang tidak bisa

iv disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, saran, kritik dan do’anya. 13. Sahabat dan teman-teman tercinta Widha, Indah, Dimas, Iman, Bangkit, Fiqi, Nunu, Yunita, Dini, Kamil, Wiwi, Ila, Hilmi, Tanti, Aida, Erdi, Rania, Vina, Ira, Anul, Amel, Nova, Dewi dan Surur yang bersedia menjadi tempat berbagi dan tak pernah bosan memberikan semangat, do’a serta cinta. 14. Seluruh pihak di sekolah SMK Nusantara khususnya Pembina dan siswa/i kegiatan ekstrakurikuler teater SMK Nusantara yang membantu proses kegiatan dan berjalannya penelitian. 15. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Terakhir, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Maka, untuk semua saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang, serta besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 30 Oktober 2013

Harmellawati

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...... i SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...... ii ABSTRAK ...... iii ABSTRACT ...... iv KATA PENGANTAR ...... v DAFTAR ISI ...... viii DAFTAR TABEL ...... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Identifikasi Masalah ...... 4 C. Pembatasan Masalah ...... 4 D. Perumusan Masalah ...... 5 E. Tujuan Penelitian ...... 5 F. Manfaat Penelitian ...... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembinaan ...... 6 1. Pengertian Pembinaan ...... 7 B. Nilai Karakter ...... 8 1. Pengertian Karakter ...... 8 2. Nilai-Nilai Karakter ...... 11 3. Tahap Pengembangan Karakter ...... 16 C. Kegiatan Ekstrakurikuler ...... 18 1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ...... 18 2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler...... 19 3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ...... 22 4. Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler...... 23 5. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler...... 24 D. Teater ...... 26 1. Pengertian Teater ...... 26 2. Drama ...... 28 E. Hasil Penelitian Relevan ...... 29

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ...... 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 33 C. Populasi dan Sampel Penelitian ...... 34 D. Data dan Sumber Data ...... 34 E. Teknik Pengumpulan Data ...... 35 F. Kisi-Kisi Instrument Penelitian ...... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian ...... 39 1. Sejarah Singkat SMK Nusantara ...... 39 2. Visi, Misi dan Strategi SMK Nusantara ...... 41 3. Tujuan Sekolah SMK Nusantara ...... 42 4. Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Teater.. 44 5. Guru dan Tenaga Kependidikan ...... 45 6. Jumlah Siswa SMK Nusantara ...... 48 7. Sarana dan Prasarana SMK Nusantara ...... 49 8. Kegiatan Ekstrakurikuler ...... 50 B. Paparan dan Analisis Data ...... 51 1. Nilai Karakter Kegiatan Ekstrakurikuler Teater ...... 51 2. Analisis Hasil Wawancara, Observasi dan Dokumentasi ..... 57 3. Hasil Temuan Penelitian ...... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...... 70 B. Saran ...... 71

DAFTAR PUSTAKA ...... 73 LAMPIRAN

vii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Karakter ...... 11 Table 3.1 Kisi-Kisi Instrument Penelitian ...... 38 Tabel 4.1 Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ...... 45 Tabel 4.2 Guru dan Tenaga Kependidikan ...... 45 Table 4.3 Jumlah Siswa SMK Nusantara ...... 48 Table 4.4 Fasilitas SMK Nusantara ...... 49

viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan manusia memperoleh bimbingan, pengalaman, pengertian, serta pandangan yang menyebabkan seorang berfikir lebih maju. Pemberian bimbingan, kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses belajar mengajar itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan mnggunakan metode tertentu. Penggunaan metode yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kualitas atas mutu pendidikan. Pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya terhadap potensi yang dimiliki dan menjadi pribadi yang berkarakter, baik bagi lingkungan keluarga dan masyarakat. Karakteristik terdapat pada diri seseorang yang tergolong dalam nilai karakter. Nilai karakter merupakan sifat kepribadian yang khas pada tiap individu dan tampak dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap. Nilai karakter yaitu mandiri, kreatif, jujur disiplin, kerja keras dan masih banyak lagi yang dapat membedakan seseorang dengan orang lain, karena karakter yang dimiliki seseorang belum tentu sama dengan karakter yang dimiliki orang lain. Karakter dapat terbentuk sejak lahir maupun dengan melalui proses sejak ia sudah mengenal lingkungan, misalnya lingkungan keluarga. Sifat maupun ciri khas seseorang dapat dibentuk dan dibina melalui sekolah. Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak tempat atau wadah sebagai program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang 1

2

menampung peserta didik dan dibina agar mereka dapat memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Salah satu wadah pembinaan siswa yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian kegiatan dari pendidikan yang mempunyai tujuan atau sasaran yang akan dicapai. Kegiatan ekstrakurikuler yang beragam tersebut dibutuhkan untuk membantu mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari kegiatan ekskul khususnya teater, serta mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Misalnya, seorang siswa akan mendapatkan nilai maupun prestasi yang baik apabila minat dalam belajarnya tinggi. Dengan adanya minat yang besar siswa akan mudah memperoleh ilmu yang diberikan guru, karena dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan sesuatu atau ilmu yang diberikan guru, karena dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan apa yang diperintahkan dan latihan-latihan yang diberikan guru. Apabila mereka tidak mempunyai minat untuk belajar, maka ia tidak akan bisa mendapatkan semangat, menangkap dan memahami pelajaran tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya membutuhkan peran aktif antara kepala sekolah, guru,pembina atau pembimbing, dana dan fasilitas saja, akan tetapi juga keinginan atau minat siswa. Jika siswa kurang berperan aktif atau kurang berminat dalam kegiatan ekstrakurikuler, maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Karena kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap siswa, seperti di lingkungan sekolah, maupun interaksi antara guru dengan siswa saat belajar di dalam kelas. Maka demikian, siswa sendirilah yang sangat berpengaruh dalam kegiatan ekstrakurikuler dan perlu adanya pembinaan dalam mengetahui nilai karakter apa saja yang terdapat di dalamnya. Karena terlihat berbeda siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, terlihat dari keaktifan siswa itu sendiri dalam berorganisasi, dalam menerima pelajaran di sekolah, lebih disiplin, mentaati tata tertib, kemampuan sosialisasi dengan 3

teman-temannya, guru-guru terutama dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan masyarakat. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah adalah : Teater, Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA), Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Jurnalistik, Band, Tari Saman, Dance, Marawis, Rohis, Taekwondo dan lain lain. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat mempengaruhi lingkungan yang dapat diwujudkan dalam sikap dan perilakunya sehari-hari serta dapat membangun nilai karakter dan kepribadiannya. Salah satunya yaitu membangun kreatifitas. Dalam pembahasan penelitian ini, akan membahas keterkaitan pembinaan karakter dalam ekstrakulikuler teater. Teater adalah bentuk kegiatan yang dapat membentuk kepribadian seperti disiplin, mandiri, bertanggung jawab, rasa ingin tahu, kreatif, kebersamaan (solidaritas), kerja keras dan sportivitas. Di dalam teater, seseorang dapat dibina terbentuk karakter dengan sendirinya, bukan dengan apa yang dikatakan, namun dengan apa yang dilihat. Teater merupakan kegiatan yang dapat menciptakan kebersamaan kemudian menjaganya serta membangun imajinasinya seluas mungkin. Sehingga nilai karakter sebagian besar terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler teater. Dari penjelasan di atas dapat diketahui adanya keterkaitan pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler khususnya teater. Karena karakter peserta didik dapat dibentuk melalui proses pembelajaran formal dan informal di sekolah (ekstrakurikuler), dengan tujuan untuk membangun karakter sehingga peserta didik tidak hanya diajarkan materi sekolah saja, akan tetapi dengan melalui ekstrakurikuler itu sendiri agar peserta didik mampu secara aktif dalam pembelajaran ekstrakurikuler itu sendiri. Sekolah beserta jajarannya seperti kepala sekolah dan guru juga mempunyai peran penting dalam merangsang dan membina siswanya dalam mengikuti kegiatan yang bermanfaat seperti kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan tambahan (ekstrakurikuler), dengan menyediakan fasilitas, 4

lingkungan, dana, pembina, dan menyediakan ekstrakurikuler yang bervariasi agar siswa tidak jenuh dan dapat sesuka hati memilih kegiatan ekstrakurikuler mana yang sesuai dengan minatnya. Kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang masih belum optimal pada pembinaan kegiatan esktrakurikuler teater, yaitu dapat dilihat pada pihak sekolah yang kurang memberikan perhatian dan bimbingan pada peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya teater. Masih terdapat siswa yang tidak percaya diri seperti ketika sedang presentasi di dalam kelas. Selain itu kurangnya disiplin dan kerjasama dalam berbagai hal, yaitu seperti masih terdapat siswa yang datang terlambat dan masih menyendiri kurang adanya komunikasi dalam bekerjasama. Sehingga tidak sedikit siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater agar siswa tersebut mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, dapat disiplin dan dapat bekerjasama dengan baik dalam arti yang positif. Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara Tangerang”

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah yang dikemukakan penulis sebagai berikut: 1. Belum optimalnya pembinaan pada ekstrakurikuler teater. 2. Belum tumbuhnya rasa percaya diri pada siswa. 3. Kurangnya disiplin dan kerjasama pada siswa.

C. Pembatasan Masalah Untuk terarahnya penelitian ini, maka penulis membatasi masalah kepada : Pembinaan ekstrakurikuler teater untuk membentuk nilai karakter yang positif: jujur, bertanggung jawab, mandiri, kreatif dan aktif di SMK Nusantara Tangerang. 5

D. Perumusan Penelitian Berdasarkan masalah di atas maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana pembinaan nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang?

E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pembinaan nilai-nilai karakter kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara. 2. Untuk mengembangkan wawasan tentang dunia pendidikan dan kemajuan peserta didik terutama tentang kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara 3. Untuk mengetahui lebih jelas gambaran pembinaan kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan atau wawasan tentang pendidikan khususnya yang terkait dengan penelitian tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara. 2. Manfaat bagi Sekolah SMK Nusantara adalah mengetahui lebih jelas tentang pembinaan kegiatan ekstrakurikuler Teater di sekolah, apakah berkembang dengan adanya ekstrakurikuler Teater tersebut. 3. Sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca. 4. Memberikan gambaran kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia yang seutuhnya. 5. Meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan khususnya psikomotor.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata dasar “bina”, yang berarti membangun, mendirikan sesuatu supaya lebih baik. Pembinaan yaitu proses, cara, perbuatan membina, pembaruan, penyempurnaan, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.1

Pembinaan dilakukan untuk ke arah yang lebih baik lagi agar terjadi suatu peningkatan dalam bekerja. Pembinaan diharapkan dapat membantu seseorang memecahkan masalah dan kesulitan yang mungkin akan dihadapi di dalam menggunakan cara-cara baru untuk melaksanakan

1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 193.

6

7

tugasnya agar berjalan dengan efektif dan efesien untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Membina disiplin peserta didik harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, disarankan kepada guru untuk melakukan hal-hal sebagai berikut. a. Memulai seluruh kegiatan dengan disiplin waktu, dan patuh/taat aturan. b. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan kumulatif. c. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya melalui daftar hadir di kelas. d. Mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan lingkungan peserta didik. e. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak bertele-tele. f. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan. g. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar dijadikan teladan oleh peserta didik. h. Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan monoton, sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik. i. Menyesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan memaksakan peserta didik sesuai dengan pemahaman guru, atau mengukur peserta didik dari kemampuan gurunya.

8

j. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.2

B. Nilai Karakter 1. Pengertian Karakter Menurut Jack Corley dan Thomas Philip karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Maksudnya karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berprilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,masyarakt,bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. 3 Selain itu, karakter menurut Helen G Douglas dikatakan bahwa karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tinndakan. Sehingga karakter dapat dipahami sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,diri sendiri,sesama manusia,lingkungan dan kebangsaan yang.terwujud dalam pikiran ,sikap, perasaan,perkataan dan perbuatan berdasarkan norma agama,hukum,tata krama,budaya,adat istiadat dan estetika.4 Karakter adalah “watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada

2 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara), cet 2, hal.173. 3 Muchlas, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. 1, hal. 42. 4 Ibid, h. 41.

9

orang lain”. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa5

“Karakter seseorang akan dipengaruhi oleh gen (keturunan). Namun, gen hanya salah satu factor pembentuk karakter, karena itu karakter bisa dibentuk sejak anak lahir. Dalam hal ini orang tualah yang memiliki peluang paling besar dalam pembentukan karakter anak”.6 Karakter menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa diartikan tabiat, yaitu perangkai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter yang diartikan watak, yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku atau kepribadian.7

Dalam mendiskusikan kepribadian manusia, Freud berpandangan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis. Sebelum ada yang lain seperti misalnya pergaulan social, akal sehat, tingkah laku, adat istiadat, moralitas dan lain-lain. Dalam teaori Freud, kehidupan psikis berakar pada kehidupan biologis. Oleh karena itu, penggerak kehidupan psikis (kepribadian) tidak lain dari pada upaya untuk memenuhi hasrat-hasrat biologis dalam kehidupan manusia di dunia.8

“Kepribadian adalah totalitas kejiwaan seseorang yang menampilkan sisi yang didapat dari keturunan (orang tua dan leluhur) dan sisi yang didapat dari pendidikan, pengalaman hidup, dan lingkunganya”.9 Kepribadian menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya dan menunjukkan pribadi kita yang sesungguhnya”.

5 Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 32. 6 Howard, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 2. 7 Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2011), Cet. 1, h. 201. 8 Arief, Dinamika Kepribadian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), Cet. 1, h. 1. 9 Sudarsono, Character Building Membentuk Watak, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2002), Cet. 1, hal. 49.

10

Menurut Hamka, “Kepribadian adalah tingkah laku atau perangai sebagai hasil dari pendidikan dan pengajaran”. Jadi kepribadian adalah hasil bentukan dan berhubungan erat dengan milieu (lingkungan)”.10

Sebagian akar psikologi kepribadian bisa ditelusuri ke teater. Menurut Allport, “Aktor-aktor Romawi dan Yunani kuno menggunakan topeng untuk menekankan bahwa mereka sedang memainkan karakter yang berbeda dengan diri mereka sendiri. Ini menekanakn adanya kekaguman terhadap hakikat sebenarnya dari individu”.11

a. Karakter yang Dikembangkan: Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini:

1) Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. 2) Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. 3) Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antara anggota masyarakat itu. 4) Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh

10 Hamka, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, (Jakarta: Al-Mawardi prima, 2011), Cet. 1, h. 50. 11 Friedman, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 11.

11

berbagai satuan pndidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia.12

2. Nilai-nilai Karakter

Table 1.1

Nilai-Nilai Karakter

NILAI/

KARAKTER DESKRIPSI

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan pada upaya

12 Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 33.

12

saling menghargai.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara lain dalam hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain.

8. Demokratis Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajibandirinya dengan orang lain

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya dilihat dan didengar.

13

10. Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air Cara berfikir,bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,budaya,ekonomi dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13.Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan cara senang berbicara, bergaul,bekerjasama dengan orang lain

14. Cinta damai Sikap,perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran

14

dirinya.

15. Gemar membaca Kebiasaaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli social Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang mebutuhkan.

18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya sendiri,masyarakat,lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.13

13 Ibid, h. 34-35.

15

Beberapa prinsip pendidikan karakter yang harus dipahami oleh peserta didik sebagai berikut, Pertama “karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau yang kamu yakini”. Prinsip ini memberikan verifikasi konkrit tentang karakter seseorang individu dengan memberikan prioritas pada unsur psikomotorik yang menggerakkan seseorang untuk bertindak. Pemahaman, pengertian, keyakinan akan nilai secara obyektif oleh seorang individu akan membantu mengarahkan individu tersebut pada sebuah keputusan berupa tindakan. Namun verifikasi nyata sebuah perilaku berkarakter hanya bisa dilihat dari fenomena luar berupa perilaku dan tindakan . Jadi, perilaku berkarakter itu ditentukan oleh perbuatan, bukan melalui kata-kata seseorang.14 Kedua, “sikap dan keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu”. Individu mengukuhkan karakter pribadi melalui setiap keputusan yang diambilnya. Hanya dari keputusannya inilah seorang individu mendefinisikan karakternya sendiri. Oleh karena itu karakter seseorang itu bersifat dinamis, ia bukanlah kristalisasi pengalaman masa lalu, melainkan kesediaan setiap individu untuk terbuka dan melatihkan kebebasannya itu dalam membentuk jenis manusia macam apa dirinya melalui keputusan-keputusan dalam hidupnya. Untuk inilah setiap kebutusan menjadi semacam jalinan yang membingkai, membentuk jenis manusia macam apa yang diinginkannya.15 Ketiga, “karakter yang baik mengandalkan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik. Bahkan seandainya pun kamu harus membayarnya secara mahal, sebab mengandung resiko”. Pribadi yang berproses membentuk dirinya menjadi manusia yang baik, juga akan memilih cara-cara yang baik bagi dirinya. Setiap manusia mesti menganggap bahwa

14 Syarbini, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Prima Pustaka), h. 13. 15 Ibid, h.14.

16

manusia itu bernilai di dalam dirinya sendiri, karena itu tidak pernah boleh ia diperalat dan dipergunakan sebagai sarana bagi tujuan-tujuan tertentu.16

3. Tahap Pengembangan Karakter

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu pengetahuan tentang moral (moral feling), dan perbuatan bermoral (moral action). Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan mengamalkan (mengerjakan) nilai-nilai kebajikan (moral).17

Pengembangan karakter dapat dilihat dari metode pembelajaran karakter berbasis seni. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Zuchdi, bahwa “Inkulkasi nilai dalam pendidikan karakter berbasis seni dapat dilakukan dengan menginventarisasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam berkesenian, baik substansi seninya maupun proses kegiatannya”.18

Dalam kegiatan seni terdapat peran yang dimainkan. Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu

16 Ibid 17 Ibid 18 Suyanto, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik, (Jogyakarta: UNY Press, 2011), cet 1, hal. 266.

17

sesuai dengan tema yang dipilih. Dalam hal ini, setiap pemeran dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang dan peran-peran lainnya.19

Menurut Rendra, “Peran ialah gambaran orang. Semakin utuh gambaran orang itu, akan semakin hidup ia kelihatan. Bagaimana gambar pikirannya, perasaannya, wataknya, keadaan dan sifat jasmaninya, bagaimana kedudukannya dalam masyarakat dan lain- lain”.20

Melalui bermain peran dalam pendidikan karakter, diharapkan para peserta didik dapat (1) mengeksplorasi perasaan-perasaannya. (2) memperoleh wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya, (3) mngembangkan keterampilan dan siakp dalam memecahkan masalah yang dihadapi, (4) mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.21

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembinaan karakter:22

1. Guru

2. Selebriti/artis

3. Pejabat

4. Tokoh Masyarakat

5. Teman Sejawat

6. Kedua Orang Tua

7. Media Cetak

8. Media Elektronik

19 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT. Bumi Aksara), Cet 1, h. 181 20 Rendra, Seni Drama untuk Remaja, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1993), Cet. 1, h. 101. 21 Ibid, h. 181. 22 Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta, Bumi Aksara, Cet. 1 dan 2, h. 141.

18

C. Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Menurut Oemar Hamalik “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang ketercapaian tujuan sekolah”.23 Menurut Muhaimin kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.24 Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta morma-norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membntuk insan yang paripurna. Dengan kata lain ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, poensi, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.25 Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang

23 Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h.181. 24 Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008), h. 74. 25 Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2011), Cet. 1, h. 14.

19

dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu senggang yang bertujuan agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang ada pada dirinya melalui jenis-jenis kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Bakat merupakan kecakapan potensial yang bersifat khusus, yaitu khusus dalam sesuatu bidang atau kemampuan tertentu dan merupakan suatu kapasitas atau potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar yang berkenaan dengan kemungkinan menguasai sesuatu pola tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu.26 Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang waktunya di luar jam pelajaran yang telah di tetapkan dalam susunan program pelajaran. Kegiatan ini biasanya berupa kegiatan pembinaan yang berkaitan dengan program kurikuler, memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi yang bertujuan memantapkan pembentukkan kepribadian, yang dimaksudkan untuk mengembangkan bakat siswa yang diminati oleh sekelompok siswa diluar jam pelajaran biasa.

2. Tujuan kegiatan Ekstrakurikuler Seperti yang telah disebutkan dalam pengertian ekstrakurikuler diatas, bahwa kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pembinaan dan pelatihan bagi siswa yang terdapat dalam diri siswa sebagai penambahan pengetahuan dan pengalaman mereka. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat pendidikan Menengah Kejuruan yang dikutip oleh B. Suryo Subroto adalah:

26 Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. 1, h. 101.

20

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif dan psikomotor.

b. Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.27

Tujuan kegiatan ekstrakurikuker sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas. 2. Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. 3. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.28 Dari tujuan yang telah dikemukakan diatas bahwa ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas, meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa, membina dan mengembangkan bakat, minat dan keterampilan dalam rangka mengisi waktu senggang mereka serta dalam upaya pembentukkan pribadi dan mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, serta melengkapi upaya pembentukkan manusia Indonesia seutuhnya.

27 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 287-288. 28 Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya), Cet 1, h. 15.

21

Dari tujuan yang telah dikemukakan di atas bahwa ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas, meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa, membina dan mengembangkan bakat, minat dan keterampilan dalam rangka mengisi waktu senggang mereka serta dalam upaya pembentukkan pribadi dan mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, serta melengkapi upaya pembentukkan manusia Indonesia seutuhnya.

Selain itu tujuan kegiatan ekstrakurikuler juga untuk membiasakan siswa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif dengan mengisi waktu-waktu luang setelah pulang sekolah atau pada waktu libur sekolah. Disini siswa tidak akan ada waktu luang untuk mengisi hal-hal yang tidak bermanfaat seperti : tawuran antar pelajar, kumpul-kumpul untuk hal yang tida jelas (minum-minuman, merokok) dan lain sebagainya.

Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah merupakan kegiatan preventif atau pencegahan terjadinya hal-hal negatif yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting bagi siswa. Siswa akan memiliki rasa tanggung jawab dan dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam kehidupan sehari- hari. Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan ekstrakurikuler adalah untuk membina dan melatih siswa dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk mengisi waktu senggang sehingga mereka dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka sendiri.

22

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.29

Fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan akan terwujud, manakala pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa dan semua petugas. Biasanya mengatur siswa di luar jam-jam pelajaran lebih sulit dari mengatur mereka dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melibatkan banyak pihak, memerlukan peningkatan kerja administrasi yang lebih tinggi.

29 Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: 2011, Yrama Widya), Cet. 1, h. 14.

23

4. Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam mendukung kegiatan kurikuler maupun dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya informasi yang jelas mengenai prinsip kegiatan ekstrakurikuler. Dan dengan berpedoman kepada tujuan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program ekstrakurikuler sebagai berikut:

a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat, minat peserta didik masing-masing. b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik. c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh. d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik. e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil. f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.30

Prinsip-prinsip umum: a. Semua murid, guru dan personil administrasi hendak ikut serta dalam usaha meningkatkan program. b. Kerjasama dalam tim adalah fundamental.

30 Panduan Penyusunan KTSP Lengkap (Kurikulum Tingkat pendidikan) SD, SMP dan SMA, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007), h. 213.

24

c. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan sejauh mungkin. d. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasilnya. e. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah. f. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan minat semua murid.31

5. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler Secara umum kegiatan ekstrakurikuler bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Karena selain untuk menambah pengetahuan, wawasan, menyalurkan bakat dan minat siswa juga untuk popularitas sekolah sehingga menambah kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai bidang di luar aspek akademik. Meskipun ada juga kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan langsung dengan sisi akademik siswa. Manfaat kegiatan ini untuk wadah penyaluran hobi, minta dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuannya, daya kreatifitas, jiwa sportifitas dan meningkatkan rasa percaya diri.

Manfaat yang terdapat dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah mancapai sebuah nilai sosial, nilai moral, maupun nilai-nilai lainnya.

Secara garis besar manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler, antara lain:

1. Memenuhi kebutuhan kelompok. 2. Menyalurkan minat dan bakat.

31 Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa, 1983), Cet. 3, h. 70

25

3. Memberikan pengalaman eksplotorik. 4. Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata pelajaran. 5. Mengikat para siswa di sekolah. 6. Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah. 7. Mengintegrasikan loyalitas terhadap sekolah. 8. Mengembangkan sifat-sifat tertentu. 9. Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara informal. 10. Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah.32 Membangun citra terhadap sekolah tergantung dari warga sekolah. Salah satunya adalah siswa dalam menjaga dan menciptakan citra yang baik, sikap, perilaku dan prestasi yang diraih merupakan ukuran dalam menciptakan citra yang baik. Pendapat lain dikemukakan oleh Oteng Sutisna tentang hasil-hasil yang dapat dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti:

Hasil-hasil individu:

a. Siswa dapat menggunakan waktu senggangnya dengan kontruktif. b. Mengembangkan kepribadian. c. Memperkaya kepribadian. d. Mencapai realisasi diri untuk maksud-maksud baik. e. Mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab. f. Belajar memimpin dan turut aktif dalam pertemuan-pertemuan. g. Menyediakan waktu bagi penilaian diri.33

Hasil-hasil Sosial:

32 Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Rosdakarya, 2004), h. 182. 33 Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa, 1983), Cet. 3, h. 69.

26

a. Memberikan rekreasi mental dan fisik yang sehat. b. Memberikan pengalaman dalam bekerja dengan orang lain. c. Mengembangkan tanggung jawab kelompok yang demokratis. d. Belajar mempraktekkan hubungan manusia yang baik. e. Memahami proses kelompok. f. Memupuk hubungan murid-guru yang baik. g. Menyediakan kesempatan bagi partisipasi murid-guru. h. Meningkatkan hubungan-hubungan social.34 D. Teater 1. Pengertian Teater Teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theatron. Yang diturunkannya dari kata theaomai, yang mempunyai arti ta‟jub melihat atau memandang. Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala macam jenis tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.35 Teater secara luas dapat diartikan sebagai segala jenis pertunjukkan yang ditampilkan di depan penonton dan secara terbatas dapat diartikan sebagai drama, yaitu penuturan hidup dan kehidupan manusia yang ditampilkan diatas pentas.36 Teater bisa juga diartikan mencakup gedung, pekerja (pemain fan kru panggung), sekaligus kegiatannya (isi pentas-peristiwanya). Sementara itu, ada juga yang mengartikan teater sebagai semua jenis dan bentuk tontonan (seni pertunjukkan tradisional-rakyat-kontemporer), baik di panggung tertutup maupun di arena terbuka. Jika peristiwa tontonan mencakup “Tiga Kekuatan” (pekerja-tempat-penikmat), atau ada “Tiga Unsur” (bersama-saat-tempat) maka peristiwa itu adalah teater.37

34 Sutisna, op.cit, h. 69. 35 Asmara, Apresiasi Drama, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1979), h. 11. 36 Hermawan, Teater yang Hidup, (Bandung: Etnoteater Publisher, 2008), h. 27. 37 Riantiarno, Kitab Teater, (Bandung: Gramedia, 2011), h. 1.

27

Cohen (1983) menyebutkan bahwa teater adalah “wadah kerja artistic dengan actor menghidupkan tokoh, tidak direkam tetapi langsung dari naskah”.38 Teater adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai alat atau media utama untuk menyatakan rasa dan karsanya, mewujud dalam suatu karya (seni).39 Teater istilah lain dari drama. Drama lebih merupakan „penciptaan kembali‟ realitas kehidupan. Aristoteles menyebutnya „peniruan gerak‟ dengan memanfaatkan unsur- unsur aktivitas yang nyata.40 Teater adalah sekelompok orang-orang yang ingin mengasah dirinya di atas panggung dalam peran dan mempertunjukkan dirinya yang sebenarnya. Di dalam teater dapat membentuk karakter yang kuat karena di dalam sekelompok teater tersebut bersama-sama membangun rasa cipta dalam satu tujuan. Di dalam berteater banyak manfaat yang didapat salah satunya yaitu menjadikan pribadi yang kreatif. Kreativitas adalah kemampuan: a) untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencermikan kelancaran, keluwesan dan orisinilitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengkolaborasi suatu gagasan.41 Saran untuk mengembangkan kreativitas sebagaimana yang diringkaskan oleh Taylor sebagi berikut: a. Menilai dan menghargai berpikir kreatif.

38 Yudiaryani, Panggung Teater Dunia Perkembangan dan Perubahan Konvensi, (Jogjakarta: Pustaka Gonddho Suli, 1999), h. 2. 39 Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. 1, h. 21. 40 Rahmanto, Drama, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet. 1, hal. 1.31 41 Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 104.

28

b. Membantu anak menjadi lebih peka terhadap rangsangan dari lingkungan. c. Memberanikan anak untuk memanipulasi benda-benda (objek) dan ide-ide. d. Mengembangkan rasa toleransi terhadap gagasan baru. e. Mengajar anak untuk menilai berpikir kreatifnya. f. Memberikan informasi tentang proses kreativitas.42

2. Drama Drama berasal ari bahasa Yunani, dram yang berarti gerak. Atau Inggris lebih lanjut kata drama ini sebagai action atau a thing done. Dan drama ini tidak lain dari pada „life presented in Action‟ atau suatu segi kehidupan yang dihidangkan dengan gerak.43 Dalam The American Colege Dictionary dijelaskan bahwa drama adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang disajikan dalam bentuk dialog atau pantomim suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras seorang tokoh terutama suatu cerita dipentaskan di atas panggung.44 Drama adalah suatu cerita dalam bentuk dialog (antawacana) tentang konflik (pertentangan) manusia, diproyeksikan dengan ucapan dan perbuatan dari sebuah panggung kepada penonton.45 Jenis Drama: 1. Drama Teater peristiwa (kejadian) yang dipertunjukkan di atas panggung gedung pertunjukkan (teater). 2. Drama Film dan Drama TV peristiwa-peristiwa dalam cerita dapat dipertunjukkan pada tempat kejadian yang sesungguhnya, atau

42 Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 60. 43 Asmara, op. Cit, h. 9. 44 Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 2011), h. 70. 45 Prasmadji, Drama Konvensional, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984), Cet. 1, h. 10.

29

mirip dengan tempat yang sesungguhnya, berkat kemajuan teknologi dalam dunia fim.46 Tujuan penting dalam pembelajaran drama adalah untuk memahami bagaimana suatu tokoh harus diperankan dengan sebaik- baiknya. Untuk mempelajari pementasan, memang tidak mudah. Apalagi bagi siswa yang sama sekali belum mengenal seluk beluk pentas drama. Untuk itu, seorang guru harus memperkenalkan siswa- siswanya pada seluk beluk pementasan drama.47

E. Hasil Penelitian Relevan Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan relevansi dengan judul skripsi “Pembinaan Karakter Siswa melalui Kegiatan Kepramukaan di SMAN 3 Slawi”. Skripsi ini ditulis oleh Mahpiatun, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Pembinaan karakter siswa dalam kegiatan pramuka sebagai salah satu wadah atau organisasi bertujuan untuk membentuk setiap manusia agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriot, taat hokum, disiplin menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan, mengetahui factor-faktor yang menunjang dan menghambat pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal.

Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa pembiasaan, keteladanan, penugasan, ceramah dan hukuman atau sanksi merupakan cara yang

46 Ibid, h. 9. 47 Rahmanto, Drama, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet. 1, h. 1.31.

30

digunakan dalam pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi. Pembiasaan dengan meyuruh siswa (anggota pramuka) datang tepat waktu, saling bertegur sapa, melaksanakan sholat berjama‟ah dan lain-lain. Keteladanan yaitu memberikan contoh perbuatan langsung kepada anggota pramuka. Penugasan yaitu saat kegiatan kemah pindah golongan berlangsung, siswa baru diberi tugas individu dan kelompok. Ceramah dengan memberikan penjelasan akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Pansasila dan lain-lain.

Relevansi yang kedua yaitu skripsi yang berjudul “Peran Ekstrakurikuler Seksi Kerohanian Islam dalam Pembinaan Mental Siswa SMAN 1”, yang ditulis oleh Rokhana Idah Kusnawati mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Berdasarkan penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dapat diketahui bahwa dalam pembinaan mental siswa SMAN 1 dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler seksi kerohanian Islam agar terbina mental yang baik, terbukti dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sudah mempunyai kesadaran untuk berakhlak mulia terhadap Allah SWT, orang tua, guru, sesama teman dan terhadap sekitar. Banyaknya kenakalan pelajar tampak jelas bahwa pada mereka yang sedang tumbuh jiwanya. Terutama mereka yang hidup dikota-kota besar yang mencoba mengembangkan diri kearah kehidupan yang lebih maju dan modern sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana beraneka ragam kebudayaan asing yang merusak seolah-olah tanpa seleksi. Mereka dihadapkan pada kontradiksi dan aneka ragam pengalaman yang menyebabkan mereka bingung memilih mana yang baik mana yang buruk. Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan terasa kabur, terutama peranan pendidikan keluarga yang kurang mengindahkan ajaran agama bagi anak-anaknya.

31

Sebelum memasuki SMA, kehidupan terarah dan teratur serta mengikuti tata cara tertentu, tetapi setelah memasuki SMA terasa seolah-olah kehilangan kemudi dan arah. Tindakannya sering kali mengalami tantangan baik dari teman sebaya, maupun dari teman yang lebih tua dan sering pula tindakan- tindakan mereka sudah dibatas kesopanan.

Para pendidik termasuk orang tua mempunyai tanggung jawab yang bersama dalam membentuk karakter serta tingkah laku yang baik bagi siswa terutama dalam hal mengatasi kenakalannya dilingkungan sekolah. Mental merupakan faktor penting dalam menentukan akhlak yang baik bagi manusia untuk berakhak mulia. Oleh karena itu dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak didik, maka disekolah tersebut dibentuklah kegiatan ekstrakurikuler Seksi Kerohanian Islam, yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran tatap muka yang bertujuan untuk menunjang serta mendukung program ko kulikuler Pendidikan Agama Islam yang bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, pengamatan dan pengamalan ajaran Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta bermental mulia.

Sedangkan dalam skripsi ini penulis menganalisis tentang pembinaan nilai karakter melalui kegiaan ekstrakurikuler teater. Siswa dibina pada nilai- ilai yang positif yang didapat dalam kegiatan ekstrakurikuler teater seperti religious, rasa percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, disiplin dan dapat bersosialisasi dengan baik di keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan dan fakta yang relevan. Informasi faktual yang dicari dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang ada. Dengan metode kualitatif ini, diharapkan dapat menggali data-data tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat dan mengkaji data-data faktual tentang proses pembelajaran yang terjadi di lapangan, kemudian mendeskripsikan hasil temuan dalam bentuk tulisan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memaparkan tentang “PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK NUSANTARA”. Menurut Cresswell, 1 pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada fenomena sosial dan masalah manusia, yaitu pengamatan pengamatan yang pencatatan dengan sistematis fenomena-

1Creswell, John W. 1994. Research Design : Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks : SAGE Publications,IncCharles,William Maynes. 1998. The perils of (and for) an Imperial America, foreign Policy, Summer

32

33

fenomena yang diselidiki, observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang menyeluruh mengenai kondisi yang ada. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang jenis datanya bersifat nonangka. Bisa berupa kalimat, pernyataan, dokumen, seta data lain yang bersifat kualitatif untuk dianalisis secara kualiatif.2 Menurut Denzin & Licoln, penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian dengan beragam metode yang mencakup pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap subjek kajiannya. Hal ini berarti bahwa para peneliti kualitatif mempelajari benda-benda di dalam konteks alaminya, yang berupaya untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya. Menurut Strauss & Corbin, istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya dapat berupa penelitian tentang riwayat dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.3

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Pisangan Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan April sampai bulan Agustus 2013.

2 Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), h. 70. 3Nusa Putra, Penelitian Kualitatif, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 1, h. 66 .

34

C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah Pupulasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “Sosial Situation” atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity).5 Dalam situasi ini penulis akan mengamati nilai karakter yang dimiliki siswa pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK Nusantara yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu sebanyak 50 siswa. Sampel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang dianggap mengetahui tentang situasi sosial, dan untuk menentukan sampel tersebut penulis menggunakan teknik Cluster sampling (area sampling).Yaitu Kepala sekolah, pembina kegiatan ekstrakurikuler teater dan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater. Ketiga bagian ini memiliki peranan penting dalam memberikan pembinaan nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater.

D. Data dan Sumber Data 1. Data Primer, adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 215. 5 Ibid,. h. 215.

35

pengujian tertentu.6 Merupakan observasi langsung pada pelaksanaan program dan wawancara mendalam. Informan dalam data primer ini, antara lain : pembina ekstrakurikuler teater dan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater. 2. Data Sekunder, adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.7 Berupa catatan-catatan dan dokumen dari sekolah, gambar (foto kegiatan), serta arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data Untuk menjawab pertanyaan penelitian skripsi ini, penulis mengandalkan data sekunder sebagai acuan, yakni data-data yang didapat dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi dan sudah dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain. Data ini diperoleh melalui studi kepustakaan untuk mengetahui adakah Pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara. Sumber-sumber data tersebut dapat berupa buku, jurnal, interview dan observasi. Setelah data yang diperoleh terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklarifikasi data-data tersebut secara sistematis yang kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelian, setelah itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiah, yaitu skripsi. Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, disusun, disajikan yang kemudian dianalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut, menggambarkan keadaan sasaran apa adanya berdasarkan teori yang ada.

6 Rosady Ruslan, Metode Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 138. 7 Ibid,. h. 139.

36

1. Observasi Observasi, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan penyaksian langsung, dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelinya.8 Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk mengamati secara langsung responden di lapangan adalah dengan teknik observasi. Observasi dilakukan guna mengadakan secara langsung terhadap objek penelitian, tentang hal hal yang dilakukan dalam observasi adalah mengenal keadaan yang sebenarnya terjadi dan mengamati kegiatan, kejadian maupun peristiwa di lokasi penelitian yang terkait dengan masalah pembinaan nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian selama 4 bulan mulai dari 17 April 2013 sampai 31 Agustus 2013 dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan pembinaan nilai karakter siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater serta manfaat kegiatan ekstrakurikuler teater. 2. Wawancara Selain observasi kami sebagai peneliti memilih teknik penelitian pengumpulan data dengan kegiatan wawancara. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi dan keterangan- keterangan yang ada. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru bidang kesiswaan, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru mata pelajaran PAI, guru mata pelajaran PKN, Pembina kegiatan ekstrakurikuler Teater, peserta didik yang

8 Ibid., h. 221.

37

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater dan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Teater. Wawancara yang digunakan peneliti melalui pertanyaan yang diajukan setelah disusun terlebih dahulu oleh peneliti yang kemudian dirumuskan ke dalam pedoman wawancara. Penulis menggunakan beberapa pertanyaan bebas terpimpin, yaitu penulis menggunakan beberapa pertanyaan yang penulis siapkan, lalu dijawab dengan bebas dan terbuka.

3. Dokumentasi Dokumentasi, yaitu teknik untuk memperoleh data dari responden. Pada teknik ini, peneliti memperoleh informasi dari dokumen yang ada dari responden atau tempat dimana responden melakukan kegiatan ekstrakurikuler teater. Dokumen yang dikumpulkan seperti kegiatan ekstrakurikuler di dalamnya, foto-foto saat pementasan, sarana dan prasarana dan penghargaan yang didapat saat mengikuti perlombaan.

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Dalam peelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri. Untuk itu maka peneliti akan membuat kisi-kisi instrumen sebagai bahan acuan pertanyaan yang akan dinyatakan kepada responden melalui teknik wawancara.

38

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Variabel Sub Variabel Indikator

1. Nilai karakter Pembinaan nilai a. Pelaksanaan karakter pembinaan kegiatan ekstrakurikuler teater b. Nilai karakter yang

dimiliki siswa setelah

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater c. Siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater

Kegiatan a. Konstribusi sekolah 2. Kegiatan Ekstrakurikuler dalam meningkatkan Ekstrakurikuler Teater ekstrakurikuler teater b. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler teater

c. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler teater d. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler teater

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Nusantara Sekolah Nusantara ini pada dasarnya dibawah naungan Yayasan Al-Diana Nusantara berdiri pada tanggal 05 Mei 1995. Nama Al-Diana Nusantara diambil dari nama pemiliknya, yaitu Al adalah nama tengah dari Bapak Dr. H. Alimudin Al-Murtala, MM dan nama Diana adalah dari nama belakang istrinya bernama DRs. Hj. Risdianah, SE. Nama Nusantara itu sendiri dicantumkan karena mengingat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu sekolah yang diperuntukkan bagi putra/I Bangsa Indonesia yang bersifat umum/campuran dari berbagai suku dari sabang sampai merauke. Awal mulanya Yayasan Aldiana Nusantara ini membuka Akademik Pariwisata Nusantara yaitu pada tahun 1998 yang berada di Jl. Ir. H. Juanda disampaing IAIN Jakarta (UIN sekarang) dengan status gedung masih mengontrak.

39

40

Pada tahun 2001 Yayasan Al-Diana Nusantara membuka kembali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara yang berada di Jl. Legoso Raya No.30 Pisangan Ciputat, dengan status gedung masih mengontrak. Untuk jurusan yang pertama SMK Nusantara membuka jurusan/dibidang Pariwisata ( Akomodasi perhotelan ) dan peminatnya cukup memadai. Mengingat minat dan prospek kedepan menjanjikan maka pada tahun 2004 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara ini membuka kembali dua jurusan yaitu pertama Jurusan Usaha Jasa Pariwisata yang bergerak dibidang Tour dan Travel dan kedua Bisnis Manajmen ( Penjualan ). Pada tahun 2006 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara membuka kembali 2 jurusan yaitu Jurusan Farmasi dan Tehnik Informatika. Banyak upaya yang dilakukan pihak Sekolah demi memajukan Sekolah dan meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk siswa/i agar memiliki keahlian dibidangnya masing-masing. Salah satu yang dilakukan pihak sekolah yaitu melaksanakan kerjasama kepada pihak Hotel-hotel yang berbintang satu sampai dengan bintang lima yang ada di Jabotabek bahkan yang ada diluar negeri juga, begitu juga untuk jurusan Usaha Jasa Pariwisata dan Penjulan. Sebelum siswa/i di terjunkan langsung ke DU/ DI pihak sekolah mewajibkan kepada siswa/i harus mengikuti praktek-praktek di lab baik itu praktek bahasa inggris, bahasa jepang, bahasa mandarin, praktek di lab penjualan, paraktek House Keeping, Fo, praktek komputer dan kegiatan- kegiatan yang mendukung peningkatan prestasi belajar. Sehingga bila siswa/i telah memiliki bekal maka akan mudah mempraktekkannya di Dunia Usaha /Dunia Industri. Pada tahun 2005 Yayasan Aldiana Nusantara membeli tanah yang luasnya  1600 m2, kemudian dibagun gedung Sekolah menengah Kejuruan SMK Nusantara yang disebut dengan Gedung Baru yang berada di Jl. Tarumanegara Dalam No.1 Pisangan Ciputat Tangerang, digunakan untuk jurusan

41

Akomodasi Perhotelan, Usaha Jasa Pariwisata, dan Farmasi. Kemudian Gedung yang berada di Jl. Legoso Raya No.30 Pisangan Ciputat masih digunakan untuk jurusan Penjualan dan Tehnik Informatika, akan tetapi mulai tahun ajaran baru tahan 2008 gedung yang berada di Jl. Legoso Raya No. 30 Pisangan Ciputat tidak dipakai untuk SMK Nusantara karena semua jurusan akan dipindahkan di Gedung Baru semua.

2. Visi, Misi, dan Strategi SMK NUSANTARA

Adapun visi dan misi SMK Nusantara 1 diantaranya adalah :

Visi : Menciptakan tenaga kerja yang profesional yang berahlak mulia

Misi ` :

- Memelihara budaya bangsa sebagai aset pariwisata - Mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan budaya bangsa yang bermoral dan religius. - Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritis dalam rangka profesional. - Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan tenaga kerja yang berakhlak mulia. - Mendidik tenaga kerja terampil melalui guru industri berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan guna kepentingan dunia kerja dalam dan luar negeri. - Industri sebagai partner dalam mengembangkan kompetensi siswa/ i job training dan penempatan kerja. - Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam memasuki dunia kerja.

42

Strategi : Dalam rangka persaingan global multidemensi, SMK Nusantara selain bekerja sama secara aktif dengan dunia Industri, dalam Negeri juga mempersiapkan On The Job Training ke luar Negeri khususnya Malaysia, brunei Darussalam dan Singapura dengan bekal English Tourist.

3. Tujuan Sekolah SMK Nusantara Tujuan Sekolah

1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja sesuai dengan kompetensi pogram keahliannya. 2. Membekali peserta didik dengan ketrampilan agar lulusannya dapat terserap oleh dunia usaha dan industri yang relevan secara optimal. 3. Membekali peserta didik dengan jiwa kewirausahaan agar mampu menciptakan lapangan kerja yang berwawasan lingkungan. 4. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 5. Meningkatkan profesionalisme kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dengan mengedepankan aspek pelayanan.

Tujuan SMK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan Pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU Sisdiknas. Merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekrja dalam bidang tertentu. Tujuan umum dan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagi berikut:

43

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan perserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokrasi dan bertanggung jawab. 3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa. 4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumberdaya alam dengan efektif dan efisien.

Tujuan Khusus

1. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran, agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah. 2. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetisi, dam mengembangkan sikap profesional dalam Kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran. 3. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran. 4. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan masa yang akan datang dalam Bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran. 5. Siap untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam Bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran.

44

6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan. 7. Menjadi warga negara yang produktif dan kreatif.

Tujuan Program Keahlian

Menerapkan dan membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten :

1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan relasi dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat. 2. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. 3. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawabnya. 4. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga. 5. Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak. 6. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola adminitrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.

4. Guru yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler teater Peran guru sangat menentukan dalam meningkatkan proses belajar mengajar, untuk itu dibutuhkan guru yang profesional yang bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Adapun jumlah guru yang terlibat dalam pembinaan nilai karakter kegiatan

45

ekstrakurikuler teater SMK Nusantara dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.1 Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler teater

No. Nama Jabatan 1. Drs. H. Hudlori Ma’arif, M.Pd Kepala Sekolah 2. M. Arief Noor, SE, S.Pd, MM Wakasek 3. Bahrozih, SE, MM Wakasek.Bid. Kesiswaan/Guru PKN dan PAI

4. Susanty Wanindya, SH. Pembina 5. N. Herlina, M.Pd Guru Bahasa Indonesia

5. Guru dan Tenaga Kependidikan Tenaga kependidikan di SMK Nusantara berjumlah 93 orang, terdiri atas guru 78 orang, karyawan tata usaha 15 orang. Secara terperinci ialah sebagai berikut:

Table 4.2

Guru dan Staf Karyawan

No. Nama Jabatan 1 Drs. H.Hudlori M.Pd. Kepala Sekolah 2 M Arief Noor, SE, S.Pd, MM Wakasek/Guru Wakasek. Bd. Kesiswaan/Guru/ 3 Bahrozih, SE, MM W.Kls XII MM-1 Wakasek. Bd. Kurikulum BM/ Guru/ 4 Dra. Kanaah Djamal, SE.MM W.Kls XII -1 Pms

46

Wakasek. Bd. Kurikulum TI/ Guru/ 5 Ika Kusumatuti, S.Kom W.Kls XII -1 Tkj Wakasek. Bd. Kurikulum BM/Guru/ 6 R. Asnan Efendi, S,Pd W.Kls XII -2 Aph 7 Kartini, SE, MM Guru/ Kaprog Upw/ W.Kls XII Upw 8 Slamet Rujito, SE, MM Guru/ Kaprog APH/ W.Kls XII -1 aph Guru/ Kaprog T.Boga/ W.Kls XII 9 Tarudin, S.Pd T.Boga Guru/ Kaprog Pms/ W.Kls XII - 2 10 Yusroni, SPd. SE. Pms 11 Diana Rikaoknia D, S.Pd Guru/ Kaprog AK/ W.Kls XII -1 AK 12 Ramdan, S.Kom Guru/ Kaprog MM/ W.Kls X - 2 MM 13 Kusdiyono Irfan, S.T Guru/ Kaprog TKJ/ W.Kls XI-1 Tkj 14 Sumarto, SPd. SE. Guru/ W.Kls XII-2 TKj 15 Drs. M. Sarudji HB, S.Ag.MM Guru/ W.Kls XII - 2 MM 16 Nina Yuliestina, SE. Guru/ W.Kls XI-1 Aph 17 Sartoyo Soeman, SE. Guru 18 Ruzayana, SPd. Guru/ W.Kls X-2 Aph 19 Drs. Daeng Sibella Guru 20 Rochimah, SPd. Guru/ W.Kls XI-3 AK 21 Nurjanah, SE. Guru/ W.Kls X Pms 22 Wardoyo, SE. Guru 23 Pramaditya, SE. Guru 24 Hj. Tafi Erilla Lubis, SE. Guru/ W.Kls X-2 Ak 25 H. Joni Bastian, SE. MM. Guru/ W.Kls XII-2 Ak 26 Annie Rufeidah, SPd. Guru/ W.Kls XII-2 Rpl 27 Inung Idawati, SE Guru/ W.Kls XI-2 Pms 28 M. Arsyad Noor, SE Guru/ W.Kls XII-1 RPl 29 Husnul Ummah, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 Tkj 30 Marino, SE Guru 31 Dra. Siti Aisyah M.Pd Guru 32 Salmawati, SH Guru 33 Herdianto, S.Hi Guru/ W.Kls XI-2 Ak 34 Meulana Malahayati, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 T. Boga 35 Drs. Rasuddin, HB, SE. Guru 36 Imam Syambodo, S.Kom Guru 37 Rizqia Herliana, S.Psi Guru/ W.Kls X-2 T. Boga 38 N. Herlina, M.Pd. Guru/ W.Kls XII-3 AK

47

39 Yuni Ruwanti, S.Pd Guru/ W.Kls XI-2 Aph 40 Andi Setiadi, S.Kom Guru 41 Agustomi, S.Pd. Guru/ W.Kls XI-2 Tkj 42 Rini Ramadani Yafas, SE. Guru/ W.Kls XI-1 Pms 43 Prandiri Wijaya, S.Pd Guru 44 Nur Afriani, S.Pd Guru 45 Suryani, S.Pd Guru/ W.Kls XI-1 T.Boga 46 Shartika, S. Kom Guru/ W.Kls X-1 Ak 47 Amran Mursalim, S.Pd.I, ST Guru 48 M. Yusuf, ST Guru 49 Yepi Iriani, S.Pd Guru 50 Achmad Mulyana, SE, MM Guru 51 Kaidar Rifaat Hidayatullah, M. Si Guru/ W.Kls X Upw 52 Petty Supartiwi, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 Aph 53 Ima Maryamah, S.Pd Guru/ W.Kls XI-1 Rpl 54 Hanum Ningtyas, S.Pd Guru/ W.Kls XI-2 Rpl 55 Sofwan, SE,MM. Guru 56 Iceu Nururohmah, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 MM 57 Hayatun Nufus, SH Guru 58 Ernita Krisnayanti, Amd Guru/ W.Kls XiI- Upw 59 Rohadi Sutaryono, SE Guru 60 Bahriah, S.Pd Guru/ W.Kls X- Rpl 61 Budi Riswanto, S.Pdi, ST Guru/ W.Kls X-2 Tkj 62 Dessy Natalia ,SE Guru/ W.Kls XI-1 AK 63 Nurbaiti, S.Pd Guru/ W.Kls XII- 4 Ak 64 Dra. Priska Hutapea Guru/ W.Kls XI-2 T. Boga 65 Asianto Herlambang, Ss Guru 66 Abdul Khohar, S.Pd, M.Pd Guru 67 Syaiful Amri, ST Guru/ W.Kls XI Rpl 68 Andi Rustandi, S.Pd Guru 69 Arief Marna Sanjaya, Guru 70 Arief Wibowo, S.Pd Guru/ W.Kls X-3 Ak 71 Washadi, S.Pd Guru 72 Euis Tien Muliawati, SE Guru 73 Dra. Tienelfia Agus Guru 74 Mahfud Arifin Guru 75 Alwis Susanti, S.pd Guru 76 Hendra Hasan, ST Guru

48

77 Nurdiansyah Guru 78 H. Muslim Guru 79 Muntohar Kepala Keuangan 80 Minarni, S.Pd. Kepala TU 81 Arie Candrawati, SE. TU. Adm. Kesiswaan 82 Nurhidayat TU Humas 83 Hariyanto TU. Adm. Umum 84 Maman Fathurohman TU. Adm. Umum 85 Anggi Yulianto TU. Adm. Umum 86 Raisera Agustina TU 87 Sujana Octaviany TU 88 Sukatma TU Perpustakaan

6. Jumlah Siswa SMK Nusantara Siswa SMK Nusantara terbagi ke dalam tiga rumpun, yakni rumpun Pariwisata, Bisnis Manajemen, dan Teknik Informatika. Masing-masing rumpun terbagi menjadi beberapa jurusan. Rumpun pariwisata memiliki jurusan Akomodasi Perhotelan, Boga dan Usaha Perjalanan Wisata; rumpun bisnis manajemen memiliki jurusan Pemasaran dan Akuntansi; sedangkan rumpun teknik informatika memiliki jurusan Teknik Komputer Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak dan Multimedia. Jumlah siswa masing-masing jurusan ditunjukkan oleh tabel berikut.

Table 4.3 Jumlah Siswa SMK Nusantara 1

Kelas Rumpun/Jurusan Kelas X Kelas XI XII PARIWISATA - Akomodasi Perhotelan 59 66 54 - Boga (Restoran) 50 39 43

49

- Usaha Perjalanan Wisata 21 20 23 BISNIS MANAJEMEN - Pemasaran 37 68 62 - Akuntansi 91 117 137 TEKNIK INFORMATIKA - Teknik Komputer Jaringan 66 67 67 - Rekayasa Perangkat Lunak 22 38 59 - Multimedia 68 69 57

7. Sarana dan Prasarana SMK Nusantara Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara sudah cukup media sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sehingga masing -masing jurusan dapat memahami pelajarannya dengan baik ditambah praktek -praktek kejuruan yang dapat memperjelas dan memahami ilmu yang didapat didalam kelas mengenai pelajaran mereka.

Sarana dan Prasarana yang miliki pada dasarnya banyak sekali, akan tetapi ada beberapa yang penulis catat sebagai fasilitas yang dianggap penting antara lain :

Table 4.4

Fasilitas SMK Nusantara

No. Nama Fasilitas Jumlah Keadaan Ket

1. Lab Bahasa Inggris 1 Kurang Baik

2. Lab Bahasa Jepang 1 Baik

50

3. Lab Bahasa Mandarin 1 Baik

4. Lab Penjualan 2 Baik

5. Lab Farmasi 1 Baik

6. Lab Komputer 2 Baik

7. House Keeping 2 Baik

8. FO 1 Baik

9. Hotel Nusantara 1 Baik

10. Perpustakaan 2 Baik

11. Lab Restoran 1 Baik

12. Lab Pastry 1 Baik

Hak dan Kepemilikan

Hak dan kepemilikan tanah dan gedung adalah milik sepenuhnya Yayasan Aldiana Nusantara, dengan tanah  2000 m2. Jumlah kelas yang sebanyak 40 kelas termasuk ruang TU dan kepala Sekolah dan ruang guru. Hak kepemilikan tanah dang dung yaitu pada tahun 2005.

8. Kegiatan Ekstrakurikuler

SMK Nusantara memiliki berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi, minat, bakat dan kreatifitas peserta didik.

Adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Nusantara yaitu:

51

1. Teater

2. Paskibra

3. ROHIS

4. Saman

5. Safle Dance

6. Taekwondo

7. Vocal Group

B. Paparan dan Analisis Data

Penelitian dilakukan sejak pertengahan April 2013 sampai Agustus 2013. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara/interview, observasi dan dokumentasi. Berikut ini dapat peneliti paparkan beberapa data dari para informan yang terkait dengan pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater.

1. Nilai Karakter Kegiatan Ekstrakurikuler Teater

1. Religius

Kegiatan ekstrakurikuler teater membina bagaimana siswa dapat mempunyai sifat yang religi. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat memiliki dan berperilaku dengan baik yang didasarkan pada ketentuan agama. Selain itu siswa diajarkan bagaimana caranya menghormati orang lain dan menghargai keberagaman antar agama lainnya.1

1 Observasi Peneliti. Tanggal 14 Agustus 2013.

52

Menurut Pembina kegiatan ekstrakurukuler teater, bahwa nilai religi yang dibina pada siswa dan siswi teater yaitu secara bertahap, salah satu contohnya ketika dari mereka mengajak temannya untuk sholat yang awalnya siswa tersebut malas untuk melaksanakan sholat. Karena setiap pertemuannya dilakukan sholat berjama’ah di masjid.2

Pada saat mereka hendak latihan dibiasakan untuk membaca do’a bersama-sama sebelum latihan dan sebelum pementasan agar latihan dan acara berjalan dengan lancar dan terjalinnya kekompakkan diantara mereka. Selain itu pada bulan Ramadhan diadakan buka puasa bersama anak-anak teater dengan pihak sekolah.3

2. Jujur

Nilai kejujuran pada kegiatan ekstrakurikuler di lihat dari mereka yang saling mengenal. Rasa saling mengenal tersebut otomatis membuat mereka juga harus jujur satu sama lain dan saling menghargai kekurangan dan kelebihan orang lain.4

Berdasarkan wawancara dengan sutradara teater syahid UIN, beliau mengatakan bahwa “Panggung kecil teater mengajarkan ke mereka bagaimana mereka harus bersikap jadi mereka tidak bisa sembarang hadir di atas panggung tanpa mempunyai kejujuran, tanpa mempunyai proses yang baik, tanpa mempunyai tubuh yang sehat dan tanpa mempunyai pikiran yang luas”.5

Bekerja sama di dalam panggung harus mempunyai pikiran yang peka agar dapat menyampaikan pesan yang baik kepada penonton.

2 Ibid 3 Ibid 4 Ibid 5 Bambang Prihadi sutradara teater syahid (UIN). Tanggal 27 Agustus 2013. Pukul 19.00 WIB.

53

Karena panggung kecil atau teater memberikan ruang yang seadanya untuk mereka dapat bersikap jujur di atas panggung. Di dalamnya mereka belajar dengan penuh kejujuran dan dengan penuh kerendahan hati agar apa yang di hadirkan itu memang apa adanya. Dari ruang yang mereka eksplor untuk berlaku jujur dapat memproses dirinya semaksimal mungkin dan mempengaruhi dirinya di dalam kehidupannya sehari-hari.6

3. Kreatif

Kegiatan ekstrakurikuler teater menjadikan siswa dan siswi kreatif. Karena di dalamnya selalu ditanamkan bagaimana caranya menciptakan sesuatu yang baru. Tidak hanya yang terlihat akan tetapi cara berpikir dan bersikap yang kreatif. Contohnya ketika mereka ingin pentas siswa melakukan segala macam sesuatu yang diperlukan saat acara kegiatan pementasan teater, yaitu seperti alat maupun atribut yang digunakan di atas panggung, kostum dan lain sebagainya.7

Berdasarkan wawancara dengan Kepsek dan pembina teater SMK Nusantara tentang nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater adalah beliau mengatakan bahwa “kegiatan ekstrakurikuler teater merupakan kegiatan yang kreatif dan banyak diminati oleh siswa. Karena didalamnya ditanamkan nilai positif seperti disiplin, tanggung jawab dan rasa percaya diri yang tinggi”.8

Kontribusi sekolah sangat penting dalam meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler, agar kegiatan ekstrakurikuler selalu kreatif dan diminati banyak siswa, yaitu dengan cara sering diikutsertakan dalam

6 Observasi Peneliti. Tanggal 16 April 2013. 7 Ibid 8 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Nusantara. Tanggal 15 April 2013, pukul 08.00 WIB.

54

perlombaan-perlombaan dan acara-cara penting yang diadakan di sekolah.9

Kegiatan ekstrakurikuler teater banyak mengundang minat siswa untuk mengikutinya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh pembina teater yaitu Ibu Santi, bahwa “kegiatan ekstrakurikuler teater ini cenderung membuat siswa/i SMK Nusantara tertarik untuk menggelutinya, semua ini dilihat ketika maupun setelah dari anggota teater mengadakan pementasan. Misalnya sekolah SMK Nusantara ini sedang mengadakan acara Maulid Nabi SAW dan dari anggota teater ini pentas dengan tema yang berhubungan dengan acara Maulid tersebut.”

Kreatif, dapat dilihat ketika Adam anggota dari teater SMK Nusantara yang memerankan tokoh Randy yang memiliki karakter anak yang sholeh yang setiap harinya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, maka otomatis peran tersebut menjadi contoh yang baik dan bermanfaat bagi dirinya.10

4. Disiplin

Dalam kegiatan teater ditanamkan nilai disiplin yaitu tertib dan patuh pada ketentuan dan peraturan. Ekstrakurikuler teater dapat bermanfaat meningkatkan disiplin belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ibu Santi selaku Pembina ekstrakurikuler teater, yang menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler teater ini mempunyai pengaruh dalam meningkatkan disiplin siswa. 11 Contohnya disiplin waktu pada saat latihan. Masih banyak terdapat

99 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Nusantara. Tanggal 15 April 2013, pukul 08.00 WIB 10 Observasi Peneliti. Tanggal 8 Mei 2013. 11 Pembina ekstrakurikuler teater. Tanggal 31 Agustus 2013. Oukul 11.00 WIB.

55

anak-anak yang tidak tepat waktu saat latihan. Misalnya latihan dimulai pukul 9 pagi namun masih terdapat anak yang baru datang terlambat yaitu datang jam 10 atau pukul 11 pagi, sehingga dapat mengulur waktu dan merugikan siswa yang lain yang sudah bersiap untuk mengikuti latihan.12

Siswa yang datang terlambat tidak mendapakan hukuman, tetapi ditugaskan untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut, contohnya siswa itu diminta untuk membuat sebuah naskah atau harus melakukan sesuatu dengan mencoba memerankan sebagai tokoh sehingga untuk pertemuan latihan berikutnya siswa tersebut dapat tepat waktu dalam latihan. Maka pembina kegiatan ekstrakurikuler teater membina siswa/i untuk lebih disiplin dan mananamkan nilai karakter yang dapat dicontoh bagi siswa yang lainnya, khususnya siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.13

5. Percaya diri

Percaya diri merupakan salah satu manfaat yang paling banyak didapat oleh siswa dan siswi pada kegiatan ekstrakurikuler teater. Kegiatan ekstrakurikuler teater selain dapat mengembangkan bakat dan minat siswa juga dapat menjadikan siswa percaya diri. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Ibu Santi selaku Pembina ekstrakurikuler teater, beliau mengatakan “Terlihat dari bagaimana mereka berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Mereka terlihat

12 Observasi Peneliti. Tanggal 20 Agustus 2013. 13 Pembina Ekstrakurikuler, op.cit.

56

lebih berani dan percaya diri karena sudah terlatih ketika mereka dilihat di depan orang-orang banyak”.14

Sedangkan menurut Ibu Herlina selaku guru Bahasa Indonesia, beliau menyatakan bahwa nilai karakter yang dimiliki siswa cenderung percaya diri karena di dalam ekstrakurikuler tersebut mereka dilatih dan diajarkan drama dan bahwa drama itu akan selalu ditampilkan di depan orang-orang maka siswa tersebut terlatih untuk berani dengan rasa kepercayaan diri yang bagus. Sehingga ketika dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa dan siswi tersebut sudah terbiasa dan bisa bahkan mengajarkan kepada teman-temannya yang belum memahami.15

Selain itu diadakannya kegiatan ekstrakurikuler teater yaitu untuk melatih aktivitas agar anak tersebut berani tampil di muka umum dan melatih mental mereka, misalnya yang sebelumnya anak tersebut pemalu akan tetapi setelah mengikuti ekstrakurikuler teater menjadi anak yang pemberani.16

6. Mandiri

Mandiri yaitu sikap yang tidak mudah tergantung pada orang lain. Di dalam kegiatan ekstrakurikuler teater, diajarkan bagaimana siswa dapat belajar mandiri. Mandiri yaitu contohnya ketika mereka mencari kostum masing-masing sebagai pelengkapan pementasan acara teater tanpa dibantu oleh pihak sekolah. Mereka membuat, menjahit bahkan

14 Ibid 15 Wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMK Nusantara. Tanggal 27 Agustus 2013. Pukul 10.00 WIB. 16 Observasi Peneliti. Tanggal 16 Agustus 2013.

57

membelinya dengan uang mereka sendiri demi pertunjukan yang akan mereka tampilkan.17

7. Tanggung Jawab

Kegiatan ekstrakurikuler teater menjadikan peserta didik memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Contohnya yaitu ketika mereka diberikan tanggung jawab pada pekerjaan mereka masing-masing, seperti membaca dan menghapal sebuah naskah kemudian memerankannya di depan orang banyak. Sehingga terlihat dari siswa untuk dapat mempertanggungjawabkan peran yang mereka miliki. Selain itu tugas per divisi dari masing-masing siswa pada kegiatan latihan setiap sabtu seperti ketua, sekretaris dan bendahara sampai pada saat menjelang pementasan. Agar mereka dapat memanage dan bertanggung jawab kepada tugas yang mereka miliki.

8. Bekerjasama

Kegiatan ekstrakurikuler teater memberikan aspek-aspek yang mereka bangun baik secara individu maupun kelompok. Salah satunya yaitu siswa dibangun untuk dapat bekerjasama dalam satu organisasi. Solidaritas yang ada didalam kegiatan ekstrakurikuler teater terjalin sangat baik dan dapat membentuk nilai karakter pada siswa itu sendiri.

2. Analisis hasil wawancara, observasi dan dokumentasi

Dalam penelitan ini penulis mengambil data dengan populasi yaitu siswa/i yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater dan yang dijadikan responden atau sampel dalam penelitian ini berjumlah 7 orang dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang pembinaan nilai karakter pada

17 Observasi Peneliti. Tanggal 16 Agustus 2013.

58

kegiatan ekstrakurikuler teater. Data yang didapat yaitu berupa wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Wawancara

Untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut tentang pembinaan nilai karakter ekskul teater, maka dilakukan wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan dengan cara peneliti mendengarkan hasil wawancara yang ada dan mendeskripsikan seluruh hasil yang ditemukan dilapangan. Wawancara ini dikemukakan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pembina ekstrakurikuler teater, guru Bidang Kesiswaan, guru Bahasa Indonesia, guru PKN, siswa/i ekstrakurikuler teater dan siswa yang tidak mengikuti ekatrakurikuler teater.

2. Observasi

Observasi yang penulis lakukan adalah dengan mengamati, melihat, memantau dan mencatat tentang pembinaan kegiatan ekstrakurikuler teater. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui dan menyaksikan proses yang terjadi secara langsung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang penulis lakukan adalah dengan mengumpulkan foto-foto yang berkaitan dengan pembinaan pada kegiatan ekstrakurikuler teater, seperti foto-foto pada saat latihan sampai pementasan.

59

Gambar 4.1

Siswi yang sedang Mempelajari Naskah Dialog

Gambar di atas merupakan gambar dari siswi yang sedang bekerjasama dalam menghapal naskah dan berdialog pada saat latihan dalam kegiatan eksrakurikuler teater.

Pada gambar tersebut dijelaskan yaitu mereka sedang latihan menghapal dialog dengan judul naskah “Jungkir Balik Dunia Cinderella”. Siswa mempelajari dan mendalami dari masing-masing peran yang mereka lakoni yaitu untuk pertunjukkan acara PANSI disekolah. Menceritakan tentang terbaliknya kisah seorang cinderella yang kita tahu bahwa cinderella merupakan gadis manis yang baik hati tetapi cerita pada naskah ini bahwa cinderella seorang gadis yang jahat dan angkuh.

60

Gambar 4.2

Pementasan Teater pada Acara PENSI

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar minat dan bakat siswa dapat berkembang dalam kegiatan ekatrakurikuler teater. Gambar ini merupakan gambar saat siswa pentas pada acara PENSI di sekolah.

Pada gambar tersebut diambil pada saat acara PENSI di sekolah dengan judul naskah “Mencintaimu Karena Allah” yang menceritakan siswa yang pada awalnya malas beribadah yang diperankan oleh Adam sebagai Rendy namun ketika bertemu dengan salah satu siswi yang ia sukai dan taat pada agamanya yang diperankan oleh Desti sebagai Muslimah, maka Rendy berubah menjadi anak yang baik dan sholeh.

3. Hasil Temuan Penelitian

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat diuraikan temuan-temuan sebagai berikut:

Pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap yang positif.

61

Kegiatan ini telah menambah wawasan bagi siswa, dapat mengembangkan bakat dan minat siswa, dapat membuat siswa percaya diri, meningkatkan rasa tanggung jawab, dapat menjadikan siswa belajar mandiri dan menjalin kebersamaan dalam organisasi.

Melalui pembinaan kegiatan ekstrakurikuler ini terdapat manfaat. Sesuai observasi yang penulis lakukan, manfaat yang didapat, yaitu siswa dapat disiplin dan berani dalam mengatur waktu, dapat menanamkan jiwa yang berkarakter, dapat memahami karakter teman-temannya, siswa dapat percaya diri berada di depan orang banyak, siswa berani dan siap dalam menghadapi sesuatu terutama dalam lingkungan sekolah, bermasyarakat dan dalam pergaulannya sehari-hari.

Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan ketika akan mempersiapkan suatu acara seperti pementasan. Kelompok ekstrakurikuler ini selalu aktif dalam mengisi acara-acara khususnya di dalam sekolah. Ketika akan diadakan pementasan siswa dibina dan dilatih untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan berkarakter karena akan terlihat ketika mereka semua berada dalam satu panggung contohnya, dimana peran yang mereka bawakan akan terlihat dengan sendirinya oleh orang-orang yang menyaksikan.

4. Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut wakil kepala sekolah SMK Nusantara, kontribusi sekolah sangat besar karena melibatkan semua stakeholder, yaitu kepala sekolah, guru, staff TU, pembina ekstrakurikuler dan pada siswa itu

62

sendiri dan tentunya juga dukungan dari orang tua siswa dalam hal sarana dan prasarana dan pembiayaan sekolah.18

Setiap siswa diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya pada siswa kelas X. Terdapat banyak siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater dan terlihat pada saat siswa X yang baru masuk dan mendaftarkan diri sebanyak 50 orang dan diadakan seleksi pada siswa yang ingin masuk ke dalam kegiatan ekstrakurikuler. Adapun seleksinya yaitu siswa diminta untuk unjuk kebolehan bakat yang mereka miliki khususnya pada bakat acting. Kegiatan ekstrakurikuler teater dilaksanakan pada setiap hari sabtu jam 9 pagi dan dipandu oleh Pembina ekstrakurikuler.

Tugas pembina adalah membimbing, membina dan pada kegiatan ekstrakurikuler yang dibinanya dan melaporkan perkembangan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepada wali kelas.

Nilai karakter yang dibina yaitu baru sebatas memperkenalkan sebuah drama. Karena siswa belum mengerti benar apa itu teater, hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Ibu Santi selaku Pembina teater, “Nilai karakter mereka dibina seperti apa mereka belum benar mengetahui teater itu apa. Mereka lebih mengetahui bahwa itu adalah drama. Saya baru memperkenalkan ke mereka apa itu panggung dan naskah drama. Akan tetapi saya selipkan arti teater di dalamnya”.19

Kegiatan ekstrakurikuler teater banyak diminati sekitar 50 sampai 100 anak , karena sifatnya variasi dan karakter yang mereka bangun berbeda-beda dari mulai karakter yang tingkat emosionalnya tinggi

18 Wawancara dengan Wakasek SMK Nusantara. Tanggal 18 April 2013, pukul 11.30 WIB. 19 Pembina teater ekstrakurikuker teater. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul 11.30 WIB.

63

dan tentunya juga karakter-karakter anak yang pendiam, pemalu dan sebagainya. Semua itu dibangun dalam satu kesatuan organisasi teater. Maka kita lebih memfokuskan kepada peserta didik pada tahun ajaran baru karena untuk siswa kelas XI mereka konsentrasi pada PKL (Praktek Kerja Lapangan) dan kelas XII konsentrasi pada Ujian Akhir Nasional (UAN).20

5. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Berdasarkan wawancara dengan pembina teater SMK Nusantara tentang pembinaan nilai karakter, bahwa kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu jam 9 pagi.

Selanjutnya beliau mengatakan bahwa “Pada kegiatan ini belum ada mike atau handsfree jadi mau tidak mau kita adakan dubbing, jadi saya mengajarkan mereka bagaimana membaca dan memahami naskah itu dari dubbing karena dengan suara mereka belum bisa dan tidak terdengar”.21 Mereka belum dilatih vocal dalam teater, arena dalam pelatihan vocal memerlukan tempat diluar dan membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan waktu yang ada untuk latihan sedikit yaitu hanya seminggu sekali, sehingga tidak efektif.

6. Manfaat Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Teater

Banyak manfaat yang diperoleh dari pembinaan kegiatan ekstrakurikuler teater, yaitu menurut Ibu Santi selaku pembina ekstrakurikuler beliau mengungkapkan bahwa pada kegiatan ekstrakurikuler teater ini menjadikan siswa/i tersebut disiplin dan percaya diri. Sedangkan menurut Gusti siswi teater Nusantara

20 Wawancara wakasek SMK Nusantara. Tanggal 18 April 2013. Pukul 12.30 WIB. 21 Wawancara pembina ekstrakurikuler teater. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul 11.00 WIB.

64

menyatakan bahwa merasa sudah tidak canggung lagi berada di depan umum karena di dalam kegiatan teater itu sendiri dibina untuk tepat waktu dan mandiri.22

Pada pembinaan kegiatan ekstrakurikuler teater, dilatih untuk mengenal bagaimana rasanya kebersamaan dan solidaritas yang tinggi dan dilihat dari bagaimana memainkan peran yang kita mainkan sehingga lebih mengenal lebih dalam lagi dari masing-masing karakter teman kita dan diri kita yang sebenarnya. Selain itu dapat mengembangkan bakat yang dimiliki pada setiap siswa.

Selain untuk memberikan rasa percaya diri kepada peserta didik, kegiatan ekstrakurikuler teater dapat menyalurkan bakat dan minat mereka terhadap dunia teater itu sendiri, dan tentunya juga hal yang dapat membantu sekolah yaitu dapat dikenalnya sekolah pada lingkungan teater di sekolah-sekolah yang lain.23 Contohnya Adam, yang merankan menjadi tokoh Randy dalam pementasan Maulid Nabi, ia merasa bahwa Randy yang sholeh yang iya mainkan terbawa dalam kehidupan sehari-hari dan manfaatnya ia menjadi lebih percaya diri, menjadi pintar berbicara dan banyak dikenal orang. 24

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler teater dengan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler teater terlihat perbedaannya. Misalnya anak yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater, anak

22 Wawancara dengan Gusti anggota teater SMK Nusantara. Tanggal 03 Juni 2013. Pukul 12.30 WIB. 23 Wawancara dengan wakasek SMK Nusantara. Tanggal 18 April 2013. Pukul 11.30 WIB. 24 Wawancara dengan Adam siswa teater SMK Nusantara. Tanggal 15 Agustus 2013. Pukul 10.00 WIB.

65

tersebut cenderung pasif jika dibandingkan dengan siswa yang mengikuti akan lebih aktif, berani dan kuat mentalnya.25

Seperti dalam bertanya pelajaran di dalam kelas yang tadinya malas dan takut, anak tersebut berani untuk memulainya. Karena pada tiap acara kegiatan di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler teater selalu diikutsertakan untuk mementaskan sebuah pertunjukkan dan terdapat suatu kebanggaan bagi sekolah dan para pemain khususnya. Biasanya anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater mental mereka lebih diuji antara konteks kejiwaan dan fisik mereka.

Dari manfaat yang ada dari pembinaan nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, terdapat kelemahan pada kegiatan tersebut. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Bahrozih, selaku bidang kesiswaan sekaligus guru PKN, beliau mengatakan bahwa terdapat jadwal yang tidak diketahui oleh pihak sekolah sehingga terjadinya miskomunikasi antara pembina ekstrakurikuler dengan pihak sekolah.26

Pembina dari kegiatan ekstrakurikuler tekadang tidak melapor kepada pihak sekolah bahwa terdapat jam tambahan pada kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga orang tua dari siswa menanyakan pada pihak sekolah bahwa anaknya tersebut belum pulang ke rumah, sedangkan pihak sekolah tidak mengetahui hal tersebut.27

Selain itu kelemahan yang ada pada kegiatan tersebut, yaitu contohnya dalam sarana dan yang belum memadai. Yaitu kostum

25 Wawancara kepala sekolah SMK Nusantara. Tanggal 17 April 2013. Pukul 09.00 WIB. 26 Wawancara Bidang Kesiswaan SMK Nusantara. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul 13.00 WIB. 27 Ibid

66

yang mereka perlukan sebagai properti untuk pementasan, mereka harus mencari sendiri bahkan membuatnya, karena pihak sekolah tidak memfasilitasinya. 28

Terdapat juga kelemahan yang lainnya, yaitu ketika mereka pentas peran yang dimainkan diantara siswa kurang mendalami ada saja yang tidak sesuai dengan tokoh yang dimainkan dalam dirinya. Mungkin itu karena siswa tersebut kurang intensif dalam latihan dan mendalami peran. Selain itu alat yang dibutuhkan dalam pementasan masih kurang , contohnya microfon ketika mereka berdialog dengan lawan mainnya.29

Sementara ini untuk menyatukan persepsi pada anak itu sendiri dalam hal latihan mereka masih bentrok dengan jadwal praktek , kadang pada saat jadwal yang sudah disesuaikan oleh pembina bertabrakan dengan guru yang sedang melaksanakan praktek. Tapi pada prinsipnya semuanya dapat berjalan dengan baik yaitu dapat di ganti waktunya pada mereka yang masuk pagi ditetapkan latihan pada siang dan yang masuk siang ditetapkan latihan pada pagi.

7. Sarana dan Prasarana Kegiatan Ekstrakurikuler Teater

Sarana dan prasarana dalam kegiatan ekstrakurikuler teater masih berkurang dan belum memadai. Di sekolah ini masih belajar jika dibandingkan dengan kegiatan pada sekolah lain.30 Seperti yang penulis lihat pada pementasan Maulid Nabi dan pada acara pensi, properti yang mereka gunakan belum sesuai dengan tema dan peran

28 Wawancara dengan Muslimah anggota teater SMK Nusantara. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul 12.00 WIB. 29 Wawancara dengan Togar. Siswa jurusan APH SMK Nusantara. Tanggal 17 April 2013. Pukul 09.00 WIB. 30 Wawancara pembina ekstrakurikuler teater. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul 11.00 WIB.

67

yang mereka mainkan. Karena mereka menggunakan rekaman ketika berdialog, sehingga suara mereka kurang jelas didengar. Selain itu tempat mereka latihan hanya di kelas saja yang kurang luas dalam berlatih sebuah drama.

Sekolah belum menunjang dana dan memfasilitasi untuk semua kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler teater. Misalnya ketika siswa membutuhkan kostum dan properti lainnya, mereka mencari dan membuatnya sendiri.31

Berdasarkan penemuan penelitian dilakukan dalam teori Muhaimin, yang mengatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi dan bakat dari siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa teori tersebut terbukti pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara, bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran dalam membantu perkembangkan bakat dan minat peserta didik.

Berdasarkan teori Zainal Aqib, yang mengatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka yang dapat meningkatkan keterampilan. Penelitian ini membuktikan bahwa teori tersebut terbukti yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler teater merupakan kegiatan yang dapat membuat siswa terampil, karena bakat yang mereka miliki bahkan belum mereka miliki dapat berkembang di dalamnya. Pada

31 Wawancara dengan Mega siswi teater SMK Nusantara. Tanggal 31 Agustus 2013. Pukul 12.00 WIB.

68

ekstarkurikuler teater dibebaskan untuk aju kebolehan sebisa mungkin dan mengeluarkan ide-ide yang kreatif.

Berdasarkan teori Mulyasa, yang mengatakan bahwa kegiatan pembinaan disiplin peserta didik dimulai dengan disiplin waktu dan patuh pada aturan. Penelitian ini membuktikan bahwa teori tersebut terbukti yaitu bahwa pada kegiatan ekstrakurikuler teater siswa dibina untuk disiplin contohnya disiplin waktu yaitu pada saat jam latihan siswa diharuskan datang tepat waktu dan bagi yang datang terlambat siswa dihukum tetapi hukumannya disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan siswa dan berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler teater itu sendiri.

Berdasarkan teori Mushlas Samani yang dikatakan oleh Jack Corley bahwa karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Penelitian ini membuktikan bahwa sikap atau perilaku yang tampak pada diri seseorang merupakan karakter yang sebenarnya. Contohnya dalam kegiatan ekstrakurikuler teater ketika dalam pendalaman peran seseorang akan merasakan karakter yang dimiliki di dalam dirinya seperti apa dan mencoba untuk memerankan karakter orang lain yang bertentangan dengan karakter diri dia yang sebenarnya. sehingga dapat dikatakan bahwa karakter adalah sikap yang membedakan seseorang dengan orang lain.

Berdasarkan teori Adhy Asmara yang mengatakan bahwa teater adalah segala macam jenis tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Penelitian ini membuktikkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara memang jenis kegiatan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Kegiatannya berupa latihan

69

pada setiap minggunya dengan menguasai naskah sampai waktu pertunjukan tiba.

Berdasarkan teori Prasmadji yang mengatakan bahwa drama adalah suatu cerita dalam bentuk dialog yang diproyeksikan dengan ucapan dan perbuatan dari sebuah panggung kepada penonton. Penelitian ini membuktikkan bahwa drama yang terdapat dalam ekstrakurikuler teater SMK Nusantara adalah drama yang dilakukan dengan membaca naskah, berdialog samapi hapal dan menguasai peran yang dimiliki kemudian di ucapkan di atas panggung di depan para penonton.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan dalam kegiatan ekstrakurikuler teater adalah siswa dibina pada setiap hari Sabtu yaitu pada saat jam latihan siswa dibina untuk disiplin waktu yang ditetapkan jam latihan pada pukul 9 pagi sampai pukul 1 siang. Sebelum latihan siswa bersama-sama membaca doa agar pelaksanaan latihan berjalan dengan baik. Siswa dibina untuk bersikap jujur yang diterapkan atau dibentuk pada saat mereka berperan di atas panggung yang dapat membentuk karakter jujur mereka pada diri mereka dan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bekerja sama dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler teater itu sendiri seperti dalam pembuatan kostum, rias dan berdialog dalam naskah. Kreatif, yang mengharuskan mereka memiliki segudang ide-ide baru yang dituangkan di dalam latihan

70

71

khususnya pada saat pementasan teater. Bertanggung jawab, yaitu bertanggung jawab pada tugas mereka masing-masing seperti menghafalkan naskah dan tokoh yang mereka perankan. Kebersamaan yaitu ketika mereka makan bersama-sama, sholat berjama’ah dan hadir dalam satu kelompok dan saling menguatkan untuk menghasilkan satu karya yang dinanti (pementasan).

2. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater lebih aktif, memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi karena mereka sudah terbiasa berada di depan orang banyak yaitu berupa pertunjukan pementasan, siswa lebih berani dalam arti berani yang positif, bertanggung jawab, mandiri, kreatif, disiplin, siswa lebih memahami sifat dari sesama teman-temannya serta kebersamaan diantaranya lebih terjalin dengan baik.

3. Kegiatan ekstrakurikuler teater banyak diminati yaitu terdapat sekitar 50 sampai 100 peserta didik, terutama pada ajaran baru yaitu pada peserta didik kelas X. Tidak diwajibkan bagi siswa kelas XI dan XII karena pada kelas XI fokus pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan untuk kelas XII mereka difokusnya dalam Ujian Akhir Nasional (UAN).

4. Sarana dan prasarana pada kegiatan ekstrakurikuler masih belum memadai. Masih terdapat kekurangan dalam hal latihan, misalnya tidak terdapatnya Aula sebagai fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan ekstrakurikuler teater.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka berikut ini dikemukakan saran peneliti dengan harapan dapat bermanfaat dalam upaya pembinaan niali karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, khususnya di SMK Nusantara, sebagai berikut:

72

1. Sekolah diharapkan lebih meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler agar bakat yang dimiliki siswa dapat dikembangkan dan dapat mendorong siswa untuk lebih kreatif dan aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya teater.

2. Pada jam latihan kegiatan ekstrakurikuler teater sebaiknya ditambah lagi tidak hanya pada hari Sabtu saja. Agar persiapan dan hasil untuk ke depannya lebih baik terutama dalam penjiwaan peran dan dalam menghadapi pementasan.

3. Pembinaan pada kegiatan ekstrakurikuler teater harus lebih dipertegas lagi terutama dalam disiplin waktu latihan bagi siswa yang tidak mentaati tata tertib dalam latihan agar karakter pada masing-masing siswa menghasilkan nilai yang positif, dan sekolah diharapkan mampu meningkatkan disiplin siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler dan dapat berpengaruh terhadap kedisiplinan belajarnya.

4. Komunikasi antara pembina ekstrakurikuler dengan pihak sekolah harus lebih lancar agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pihak-pihak yang berkaitan sehingga kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan lebih baik dengan sebagaimana mestinya.

5. Sarana dan prasarana pada kegiatan ekstrakurikuler teater diharapkan dapat dilengkapi lagi untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler.

DAFTAR PUSTAKA

Abriono Hermawan, Teater yang Hidup, Bandung: Etnoteater Publisher, 2008.

Aqib Zainal, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, Bandung: Yrama Widya, 2011.

Arief Iman Setiadi, Dinamika Kepribadian, Jakarta: Refika Aditama, 2006.

Asmara Adhy, Apresiasi Drama, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1979.

Aziz Hamka Abdul, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, Jakarta: Al-Mawardi prima, 2011.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Fidman Howard, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, Jakarta: Erlangga, 2006.

Hamalik Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

John Creswell, W. 1994. Research Design : Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks : SAGE Publications,IncCharles,William Maynes. 1998. The perils of (and for) an Imperial America, foreign Policy, Summer

Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008.

Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.

Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012.

Muslich Masnur, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Padmodarmaya Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

73 74

Panduan Penyusunan KTSP Lengkap (Kurikulum Tingkat pendidikan) SD, SMP dan SMA, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007.

Prasmadji, Drama Konvensional, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984.

Putra Nusa, Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.

Rahmanto, Drama, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.

Rendra, Seni Drama untuk Remaja, Jakarta: Pustaka Jaya, 1993.

Riantiarno, Kitab Teater, Bandung: Gramedia, 2011.

Ruslan Rosady , Metode Penelitian Public Relations dan Komun ikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Samani Muchlas, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Sudarsono Soemarno, Character Building Membentuk Watak, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2002.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sukmadinata Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulhan Najib, Karakter Guru Masa Depan, Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2011.

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.

Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung: Angkasa, 1983.

Suyanto, pendidikan Karakter dalam Perspekif Teori dan Praktik, Jogyakarta: UNY Press, 2011.

Syarbini Amirullah, Pendidikan Karakter, Jakarta: Prima Pustaka, 2012.

Tarigan Henry Guntur, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Bandung: PN Balai Pustaka, 1984.

Yudiaryani, Panggung Teater dan Teknik Pentas, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Yusuf Syamsu, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011. LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Kepala Sekolah SMK Nusantara) A. Responden Nama : Drs. H. Hudlori Ma’arif, M.Pd Jabatan : Kepala Sekolah Pendidikan Terakhir : S2 Hari, Tgl : Selasa, 17-April-2013

B. Pertanyaan 1. Bagaimana kontribusi sekolah dalam meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler teater? 2. Apa tujuan kegiatan ekstrakurikuler teater? 3. Apa manfaat kegiatan ekstrakurikuler teater? 4. Bagaimana caranya siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuker tater? 5. Apakah kegiatan ekstrakurikuler diwajibkan di sekolah ini? 6. Apakah ekskul teater di sekolah ini banyak diminati? 7. Apakah sarana dan prasarana untuk ekskul teater disini sudah lengkap dalam menunjang kegiatan ekskul? 8. Apa kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler teater di sekolah ini? 9. Kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan dalam ekskul teater? 10. Bagaimana siswa setelah mengikuti ekskul teater?

LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Pembina Teater SMK Nusantara) A. Identitas Responden Nama : Santi Jabatan : Pembina Teater Pendidikan Terakhir : Hari, Tgl :

B. Pertanyaan 1. Bagaimana pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater? 2. Nilai karakter apa saja yang dimiliki siswa seteleh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater? 3. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater? 4. Apa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler teater? 5. Berapa jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater 6. Bagaimana caranya siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater? 7. Kapan kegiatan ekstrakurikuler teater dilaksanakan? 8. Apakah siswa aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater? 9. Apakah siswa sudah mentaati peraturan yang diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler teater? 10. Apa bedanya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuker teater dengan yang tidak mengikutinya? 11. Apakah fasilitas kegiatan ekstrakurikuler teater sudah memadai? 12. Kendala apa saja dalam kegiatan ekstrakurikuler teater? 13. Pementasan apa saja yang sudah dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler teater? 14. Penghargaan apa saja yang sudah diraih pada kegiatan ekstrakurikuler teater SMK Nusantara? LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Siswi Teater SMK Nusantara) A. Identitas Responden Nama : Gusti Jabatan : Pelajar Hari, Tgl : Rabu, 08 Mei 2013 B. Pertanyaan 1. Apakah kegiatan ekstrakurikuler teater diwajibkan di sekolah ini ? 2. Apakah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik? 3. Mengapa anda berminat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater? 4. Kapan kegiatan ekstrakulikuler teater dilaksanakan? 5. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater? 6. Apa manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater? 7. Apakah sarana dan prasarana untuk kegiatan ekstrakurikuler teater disini sudah lengkap dalam menunjang kegiatan ekskul? 8. Apa kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler teater? 9. Apakah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh pada kehidupan sehari-hari? 10. Nilai-nilai positif apa saja yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater? 11. Apa bedanya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuker teater dengan yang tidak mengikutinya

LAMPIRAN 4

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Siswa SMK Nusantara) A. Identitas Responden Nama : Togar Jabatan : Pelajar Hari, Tgl : Rabu, 08 Mei 2013

B. Pertanyaan 1. Apakah kegiatan ekstrakurikuker diwajibkan di sekolah ini? 2. Bagaimana dengan kegiatan ekstrakurikuker teater? 3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler teater di sekolah ini banyak diminati? 4. Apakah sarana dan prasarana untuk kegiatan ekstrakurikuler teater disini sudah lengkap dalam menunjang kegiatan ekskul? 5. Kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan dalam ekskul teater? 6. Bagaimana siswa setelah mengikuti ekskul teater? 7. Nilai karakter apa saja yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan ekskul teater? 8. Apa bedanya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater dengan siswa yang tidak mengikutinya?

LAMPIRAN 5

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Guru Bahasa Indonesia SMK Nusantara) A. Identitas Responden Nama : Jabatan : Hari, Tgl : B. Pertanyaan 1. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater? 2. Apa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler teater? 3. Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater? 4. Apakah berpengaruh dalam pembelajaran di dalam kelas?

LAMPIRAN 6

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Guru Pendidikan Agama Islam SMK Nusantara)

A. Identitas Responden Nama : Jabatan : Hari, Tgl : B. Pertanyaan 1. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater? 2. Apa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler teater? 3. Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater? 4. Apakah berpengaruh dalam pembelajaran di dalam kelas?

LAMPIRAN 7

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Bidang kurikulum SMK Nusantara) A. Identitas Responden Nama : Jabatan : Hari, Tgl : B. Pertanyaan 1. Apa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler teater? 2. Apa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler teater? 3. Bagaimana siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater? 4. Apakah berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari khususnya di dalam lingkungan sekolah?

STRUKTUR ORGANISASI SMK NUSANTA

SISWI-SISWI EKSTRAKURIKULER TEATER PADA SAAT MEMPELAJARI NASKAH DRAMA

PEMENTASAN TEATER PADA PENSI 08 MEI 2013

WAWANCARA PENULIS DENGAN NARASUMBER