Menjegal Film Indonesia Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Menjegal Film Indonesia Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia Eric Sasono et. al. Rumah Film Menjegal Film Indonesia Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia Banyak orang tak percaya bahwa industri film Indonesia sudah ada. Belum ada infrastruktur, riset dan pengem- bangan dan berbagai lembaga dalam perfilman kita layaknya yang ada pada sebuah kegiatan industri. Jika pun ada, bisa dibilang bahwa industri film Indonesia masih berupa industri rumahan; sebuah industri berskala kecil ke menengah dan dikerjakan tanpa hubungan kerja yang jelas. Inilah sebuah tinjauan yang mencoba melongok lebih jauh ke tiga subsektor dalam industri perfilman kita (jika ada) yaitu subsektor produksi, distribusi dan eksebisi. Tidak seluruh aspek memang dijelajahi mengingat luasnya subyek ini. Namun apa yang tergambar di buku ini bisa menjadi awal bagi sebuah tinjauah lebih dalam untuk memahami film, yang tak hanya merupakan barang hiburan, tapi juga merupakan barang publik yang bersentuhan dengan orang banyak lewat berbagai cara. Menjegal Film Indonesia Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia TIM PENELITI DAN PENULIS RUMAH FILM Eric Sasono Ekky Imanjaya Ifan Adriansyah Ismail Hikmat Darmawan Perkumpulan Rumah Film Indonesia dan Yayasan TIFA Jakarta 2011 MENJEGAL FILM INDONESIA Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia Editor: Eric Sasono Penulis dan Peneliti: Ekky Imanjaya, Eric Sasono, Hikmat Darmawan, Ifan Adriansyah Ismail Pengantar: Eric Sasono Desain isi: Interaxi Foto sampul: Adegan The Photograph (Tri Ximages-Salto Film / Oetomo Wiropranoto) Cetakan pertama, Agustus 2011 Rumah Film, bekerjasama dengan Tifa Foundation Jl. Puskesmas no. 99, RT 003/03, Setu, Cipayung, Jakarta Timur. E-mail: [email protected]. Katalog Dalam Terbitan: Sasono, Eric (ed.) Menjegal Film Indonesia Jakarta: Rumah Film 15 X 23 cm; 370 hlm. ISBN iii MenjeGAL FILM INDONESIA Daftar Isi Ucapan Terima Kasih __halaman ix Pengantar Yayasan TIFA __halaman xiii Pengantar Menjegal Film Indonesia: Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia __halaman 1 Bab I Kondisi Global: Hollywoodisme dan Kita __halaman 13 Bab II Kemana Pendulum Berayun? Kebijakan Ekonomi dan Budaya Perfilman Indonesia __halaman 55 Bab III Dana, Manusia dan Teknologi: Sisik Melik Produksi Film Indonesia __halaman 139 Bab IV Hilangnya Booker dan Broker: Seni yang Tak Tampak pada Distribusi Film di Indonesia __halaman 191 Bab V Ke Mal atau Tak Ke Mal? Eksebisi Film di Indonesia __halaman 275 Bab VI Kesimpulan dan Saran __halaman 333 v MenjeGAL FILM INDONESIA Daftar Tabel Tabel 1 Pangsa pasar film nasional ................................. 3 Tabel 2 20 Film berpendapatan terbesar tahun 2009 .... 18 Tabel 3 Pembuatan film komersial ................................. 57 Tabel 4 Spektrum kebijakan perdagangan nasional ..... 60 Tabel 5 Regulasi impor film di Indonesia ....................... 65 Tabel 6 Persyaratan impor film di Indonesia .................. 70 Tabel 7 Spektrum kebijakan kebudayaan ...................... 77 Tabel 8 Perbandingan ketentuan sensor pada masa Orde Baru dan Pasca Soeharto .................................... 92 Tabel 9 Penggunaan bintang porno asing dalam film Indonesia ..................................................... 102 Tabel 10 Perbandingan penganugerahan FFI dengan Piala Oscar dan Festival Film Cannes ................ 111 Tabel 11 Daftar sutradara perempuan 1998-2011 ........... 118 Tabel 12 Sutradara 1998-2010 lulusan/Jebolan FFTV IKJ . 121 Tabel 13 Asal pendidikan film non-formal beberapa sutradara 1998-2009 ........................................... 124 Tabel 14 Sutradara lulusan luar negeri pra-1998 ............. 127 Tabel 15 Sutradara lulusan luar negeri 1998-2009 .......... 128 vi Tabel 16 Sutradara 1998-2009 dengan latar pendidikan formal non-film ................................................... 132 Tabel 17 Karakter kebijakan perdagangan internasional Indonesia ............................................................. 134 Tabel 18 Karakter kebijakan budaya di Indonesia terkait film ....................................................................... 136 Tabel 19 Model produksi A rumah produksi Miles .......... 145 Tabel 20 Model produksi B rumah produksi Miles .......... 145 Tabel 21 Pola pendanaan film di Indonesia ..................... 149 Tabel 22 Contoh proposal prospek finansial untuk dipresentasikan ke calon investor ..................... 152 Tabel 23 Daftar film Indonesia yang didanai Global Film Initiative .............................................................. 158 Tabel 24 Budget Sang Pemimpi (Riri Riza, 2009) ............. 169 Tabel 25 Adopsi pendekatan pengembangan produk (new product development) dalam melihat film Indonesia ..................................................... 171 Tabel 26 Pengembangan produk film di Indonesia, 1998-2010 dan tingkat risiko ............................. 176 Tabel 27 Studio pasca produksi luar negeri yang dipakai sineas Indonesia 1998-2009 ................................ 184 Tabel 28 Film-film selesai yang gagal edar kurun waktu hingga 1998 ........................................................ 198 Tabel 29 Jumlah film menurut wilayah asal dan rincian penonton kurun waktu 1952-1960 .................... 220 Tabel 30 Jumlah kuota film impor, jumlah kopi yang vii diijinkan dan potensi jumlah maksimal kopi MenjeGAL FILM film impor ............................................................ 223 INDONESIA Tabel 31 Jumlah judul film Impor dan jumlah kopi kurun waktu 2007-2009 ................................................ 225 Tabel 32 Perbandingan sistem edar film nasional dan impor ............................................................ 250 Tabel 33 10 Film Indonesia peringkat teratas dalam perolehan jumlah penonton pada tahun 2007 – 2010 dan waktu edarnya ................................... 278 Tabel 34 Perbandingan model bisnis bioskop tunggal dengan sinepleks 21 ........................................... 306 Tabel 35 Jaringan Bisnis Bioskop 21 pada tahun 2002 .... 309 Tabel 36 Keadaan bioskop di Indonesia tahun 2010 ....... 316 Tabel 37 Pertumbuhan Bioskop 21 dari tahun ke tahun 318 Tabel 38 Bioskop Blitz Megaplex ...................................... 328 Tabel 39 Pendirian bioskop XXI oleh kelompok 21 .......... 328 viii ix MenjeGAL FILM INDONESIA Ucapan Terima Kasih Buku ini berangkat dari sebuah proposal penelitian yang diajukan oleh Perkumpulan Rumah Film Indonesia kepada Yayasan TIFA pada awal tahun lalu. Penelitian ini dikerjakan oleh tim dari Perkumpulan Rumah Film Indonesia yang terdiri dari Eric Sasono, Ekky Imanjaya, Adriansyah Ismail serta Hikmat Darmawan. Penelitian ini dikelola oleh Mayarita yang menjadi kordinator program penelitian, serta Dela Putri yang memberi dukungan administrasi dan keuangan guna memperlancan kegiatan tim peneliti. Desain riset penelitian ini sempat kami diskusikan bersama dengan dua orang pembaca: Krisnadi Yuliawan, yang juga pemimpin redaksi www.rumahfilm.org dan Rahim Latif, seorang distributor film yang aktif melakukan bisnis di bidang film pada dekade 1980- an. Sejak semula, kami sudah menyadari adanya kesulitan utama dalam penelitian ini yaitu kurangnya data yang tersedia dan siap pakai untuk keperluan membangun analisis yang kuat. Kedua pembaca desain riset yang kami temui menyatakan bahwa pemetaan yang baik saja terhadap kondisi industri film Indonesia saat ini sudah cukup memadai untuk sebagai sebuah pemetaan tahap awal. Tahap awal, karena hingga penelitian ini selesai, kami menyadari bahwa banyak hal yang tak tercakup dan masih bisa dilanjutkan dengan peta-peta yang lebih fokus yang menjabarkan area yang lebih sempit dengan penggambaran yang lebih rinci. Sesudah melalui proses seperti di atas, akhirnya para peneliti sepakat untuk membagi penelitian ini berdasarkan pembabakan yang bisa dilihat pada daftar isi dan keseluruhan buku ini. x Keseluruhan penelitian dan pencarian data dikerjakan bersama- sama oleh para peneliti dengan kordinasi yang dilakukan oleh Eric Sasono yang menjadi editor buku ini. Kemudian untuk penulisan, tim peneliti membagi tugas. Eric Sasono mengerjakan pengantar, bab 2 mengenai kebijakan perfilman Indonesia dari sudut pandang ekonomi dan budaya serta bab 5 mengenai subsektor eksebisi film di Indonesia. Hikmat Darmawan mengerjakan bab 1 mengenai konteks global bagi industri film Indonesia. Dua peneliti lain, Ekky Imanjaya mengerjakan mengenai subsektor produksi, sedangkan Ifan Adriansyah Ismail mengerjakan penulisan mengenai subsektor distribusi. Sesudah penelitian ini selesai, draft hasil penelitian kami berikan kepada 4 orang pembaca ahli untuk mendapatkan masukan mereka. Pembaca ahli itu adalah Krisnadi Yuliawan, pemimpin redaksi www.rumahfilm.org yang juga seorang Asian Public Intellectual fellow tahun 2007 yang sempat meneliti mengenai pengaruh globalisasi terhadap perfilman Jepang dan Thailand. Kedua adalah Lisabona Rahman, manajer sekaligus programmer Kineforum, sebuah arthouse cinema di Jakarta yang berada di bawah pengelolaan Dewan Kesenian Jakarta. Lisabona juga merupakan redaktur dari website www.filmindonesia.or.id yang mengkhususkan diri dalam penulisan dan pembangunan database untuk film Indonesia. Ketiga adalah Tito Imanda, kepala program studi film di Universitas Bina Nusantara sekaligus pengajar di universitas tersebut. Keempat adalah Harjo Winoto, bekas peneliti di Hukum Online, yang pernah membantu dalam sebuah perkara yang berkaitan dengan persaingan usaha. Keterlibatan Harjo sebagai pembaca bagi penelitian ini diharapkan bisa memberi masukan aspek hukum dari industri film