Menjegal Film Indonesia Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Menjegal Film Indonesia Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia Menjegal Film Indonesia Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia Eric Sasono et. al. Rumah Film Menjegal Film Indonesia Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia Banyak orang tak percaya bahwa industri film Indonesia sudah ada. Belum ada infrastruktur, riset dan pengem- bangan dan berbagai lembaga dalam perfilman kita layaknya yang ada pada sebuah kegiatan industri. Jika pun ada, bisa dibilang bahwa industri film Indonesia masih berupa industri rumahan; sebuah industri berskala kecil ke menengah dan dikerjakan tanpa hubungan kerja yang jelas. Inilah sebuah tinjauan yang mencoba melongok lebih jauh ke tiga subsektor dalam industri perfilman kita (jika ada) yaitu subsektor produksi, distribusi dan eksebisi. Tidak seluruh aspek memang dijelajahi mengingat luasnya subyek ini. Namun apa yang tergambar di buku ini bisa menjadi awal bagi sebuah tinjauah lebih dalam untuk memahami film, yang tak hanya merupakan barang hiburan, tapi juga merupakan barang publik yang bersentuhan dengan orang banyak lewat berbagai cara. Menjegal Film Indonesia Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia TIM PENELITI DAN PENULIS RUMAH FILM Eric Sasono Ekky Imanjaya Ifan Adriansyah Ismail Hikmat Darmawan Perkumpulan Rumah Film Indonesia dan Yayasan TIFA Jakarta 2011 MENJEGAL FILM INDONESIA Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia Editor: Eric Sasono Penulis dan Peneliti: Ekky Imanjaya, Eric Sasono, Hikmat Darmawan, Ifan Adriansyah Ismail Pengantar: Eric Sasono Desain isi: Interaxi Foto sampul: Adegan The Photograph (Tri Ximages-Salto Film / Oetomo Wiropranoto) Cetakan pertama, Agustus 2011 Rumah Film, bekerjasama dengan Tifa Foundation Jl. Puskesmas no. 99, RT 003/03, Setu, Cipayung, Jakarta Timur. E-mail: [email protected]. Katalog Dalam Terbitan: Sasono, Eric (ed.) Menjegal Film Indonesia Jakarta: Rumah Film 15 X 23 cm; 370 hlm. ISBN iii MenjeGAL FILM INDONESIA Daftar Isi Ucapan Terima Kasih __halaman ix Pengantar Yayasan TIFA __halaman xiii Pengantar Menjegal Film Indonesia: Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia __halaman 1 Bab I Kondisi Global: Hollywoodisme dan Kita __halaman 13 Bab II Kemana Pendulum Berayun? Kebijakan Ekonomi dan Budaya Perfilman Indonesia __halaman 55 Bab III Dana, Manusia dan Teknologi: Sisik Melik Produksi Film Indonesia __halaman 139 Bab IV Hilangnya Booker dan Broker: Seni yang Tak Tampak pada Distribusi Film di Indonesia __halaman 191 Bab V Ke Mal atau Tak Ke Mal? Eksebisi Film di Indonesia __halaman 275 Bab VI Kesimpulan dan Saran __halaman 333 v MenjeGAL FILM INDONESIA Daftar Tabel Tabel 1 Pangsa pasar film nasional ................................. 3 Tabel 2 20 Film berpendapatan terbesar tahun 2009 .... 18 Tabel 3 Pembuatan film komersial ................................. 57 Tabel 4 Spektrum kebijakan perdagangan nasional ..... 60 Tabel 5 Regulasi impor film di Indonesia ....................... 65 Tabel 6 Persyaratan impor film di Indonesia .................. 70 Tabel 7 Spektrum kebijakan kebudayaan ...................... 77 Tabel 8 Perbandingan ketentuan sensor pada masa Orde Baru dan Pasca Soeharto .................................... 92 Tabel 9 Penggunaan bintang porno asing dalam film Indonesia ..................................................... 102 Tabel 10 Perbandingan penganugerahan FFI dengan Piala Oscar dan Festival Film Cannes ................ 111 Tabel 11 Daftar sutradara perempuan 1998-2011 ........... 118 Tabel 12 Sutradara 1998-2010 lulusan/Jebolan FFTV IKJ . 121 Tabel 13 Asal pendidikan film non-formal beberapa sutradara 1998-2009 ........................................... 124 Tabel 14 Sutradara lulusan luar negeri pra-1998 ............. 127 Tabel 15 Sutradara lulusan luar negeri 1998-2009 .......... 128 vi Tabel 16 Sutradara 1998-2009 dengan latar pendidikan formal non-film ................................................... 132 Tabel 17 Karakter kebijakan perdagangan internasional Indonesia ............................................................. 134 Tabel 18 Karakter kebijakan budaya di Indonesia terkait film ....................................................................... 136 Tabel 19 Model produksi A rumah produksi Miles .......... 145 Tabel 20 Model produksi B rumah produksi Miles .......... 145 Tabel 21 Pola pendanaan film di Indonesia ..................... 149 Tabel 22 Contoh proposal prospek finansial untuk dipresentasikan ke calon investor ..................... 152 Tabel 23 Daftar film Indonesia yang didanai Global Film Initiative .............................................................. 158 Tabel 24 Budget Sang Pemimpi (Riri Riza, 2009) ............. 169 Tabel 25 Adopsi pendekatan pengembangan produk (new product development) dalam melihat film Indonesia ..................................................... 171 Tabel 26 Pengembangan produk film di Indonesia, 1998-2010 dan tingkat risiko ............................. 176 Tabel 27 Studio pasca produksi luar negeri yang dipakai sineas Indonesia 1998-2009 ................................ 184 Tabel 28 Film-film selesai yang gagal edar kurun waktu hingga 1998 ........................................................ 198 Tabel 29 Jumlah film menurut wilayah asal dan rincian penonton kurun waktu 1952-1960 .................... 220 Tabel 30 Jumlah kuota film impor, jumlah kopi yang vii diijinkan dan potensi jumlah maksimal kopi MenjeGAL FILM film impor ............................................................ 223 INDONESIA Tabel 31 Jumlah judul film Impor dan jumlah kopi kurun waktu 2007-2009 ................................................ 225 Tabel 32 Perbandingan sistem edar film nasional dan impor ............................................................ 250 Tabel 33 10 Film Indonesia peringkat teratas dalam perolehan jumlah penonton pada tahun 2007 – 2010 dan waktu edarnya ................................... 278 Tabel 34 Perbandingan model bisnis bioskop tunggal dengan sinepleks 21 ........................................... 306 Tabel 35 Jaringan Bisnis Bioskop 21 pada tahun 2002 .... 309 Tabel 36 Keadaan bioskop di Indonesia tahun 2010 ....... 316 Tabel 37 Pertumbuhan Bioskop 21 dari tahun ke tahun 318 Tabel 38 Bioskop Blitz Megaplex ...................................... 328 Tabel 39 Pendirian bioskop XXI oleh kelompok 21 .......... 328 viii ix MenjeGAL FILM INDONESIA Ucapan Terima Kasih Buku ini berangkat dari sebuah proposal penelitian yang diajukan oleh Perkumpulan Rumah Film Indonesia kepada Yayasan TIFA pada awal tahun lalu. Penelitian ini dikerjakan oleh tim dari Perkumpulan Rumah Film Indonesia yang terdiri dari Eric Sasono, Ekky Imanjaya, Adriansyah Ismail serta Hikmat Darmawan. Penelitian ini dikelola oleh Mayarita yang menjadi kordinator program penelitian, serta Dela Putri yang memberi dukungan administrasi dan keuangan guna memperlancan kegiatan tim peneliti. Desain riset penelitian ini sempat kami diskusikan bersama dengan dua orang pembaca: Krisnadi Yuliawan, yang juga pemimpin redaksi www.rumahfilm.org dan Rahim Latif, seorang distributor film yang aktif melakukan bisnis di bidang film pada dekade 1980- an. Sejak semula, kami sudah menyadari adanya kesulitan utama dalam penelitian ini yaitu kurangnya data yang tersedia dan siap pakai untuk keperluan membangun analisis yang kuat. Kedua pembaca desain riset yang kami temui menyatakan bahwa pemetaan yang baik saja terhadap kondisi industri film Indonesia saat ini sudah cukup memadai untuk sebagai sebuah pemetaan tahap awal. Tahap awal, karena hingga penelitian ini selesai, kami menyadari bahwa banyak hal yang tak tercakup dan masih bisa dilanjutkan dengan peta-peta yang lebih fokus yang menjabarkan area yang lebih sempit dengan penggambaran yang lebih rinci. Sesudah melalui proses seperti di atas, akhirnya para peneliti sepakat untuk membagi penelitian ini berdasarkan pembabakan yang bisa dilihat pada daftar isi dan keseluruhan buku ini. x Keseluruhan penelitian dan pencarian data dikerjakan bersama- sama oleh para peneliti dengan kordinasi yang dilakukan oleh Eric Sasono yang menjadi editor buku ini. Kemudian untuk penulisan, tim peneliti membagi tugas. Eric Sasono mengerjakan pengantar, bab 2 mengenai kebijakan perfilman Indonesia dari sudut pandang ekonomi dan budaya serta bab 5 mengenai subsektor eksebisi film di Indonesia. Hikmat Darmawan mengerjakan bab 1 mengenai konteks global bagi industri film Indonesia. Dua peneliti lain, Ekky Imanjaya mengerjakan mengenai subsektor produksi, sedangkan Ifan Adriansyah Ismail mengerjakan penulisan mengenai subsektor distribusi. Sesudah penelitian ini selesai, draft hasil penelitian kami berikan kepada 4 orang pembaca ahli untuk mendapatkan masukan mereka. Pembaca ahli itu adalah Krisnadi Yuliawan, pemimpin redaksi www.rumahfilm.org yang juga seorang Asian Public Intellectual fellow tahun 2007 yang sempat meneliti mengenai pengaruh globalisasi terhadap perfilman Jepang dan Thailand. Kedua adalah Lisabona Rahman, manajer sekaligus programmer Kineforum, sebuah arthouse cinema di Jakarta yang berada di bawah pengelolaan Dewan Kesenian Jakarta. Lisabona juga merupakan redaktur dari website www.filmindonesia.or.id yang mengkhususkan diri dalam penulisan dan pembangunan database untuk film Indonesia. Ketiga adalah Tito Imanda, kepala program studi film di Universitas Bina Nusantara sekaligus pengajar di universitas tersebut. Keempat adalah Harjo Winoto, bekas peneliti di Hukum Online, yang pernah membantu dalam sebuah perkara yang berkaitan dengan persaingan usaha. Keterlibatan Harjo sebagai pembaca bagi penelitian ini diharapkan bisa memberi masukan aspek hukum dari industri film
Recommended publications
  • Supply RETAIL SECTOR
    Research & Forecast Report Jakarta I Retail Accelerating success. “Limited new retail supply in DKI Jakarta brought the After the start of operations of Baywalk Mall, which is located occupancy rate up 2% to 89.3%. In contrast, the greater within the Green Bay Pluit Complex, Jakarta saw little new retail Jakarta area outside DKI Jakarta registered a slight decline space provided from the extension projects at Mall Puri Indah in occupancy to 82% due to the opening of two new retail (around 3,000 sq m) and Mall Kelapa Gading (around 6,000 sq centers. In the meantime, the average asking base rental m). These extended spaces are designed as F&B areas. With rate in Jakarta climbed by 3.3% q-o-q to IDR491,675 / sq m the small addition, the Jakarta retail cumulative supply moved / month. Similarly in the greater Jakarta area, the average upward to 4.32 million sq m as of 1Q 2014. Of this, 2.86 million sq asking base rent moved to IDR302,618 / sq m / month, m or 66.3% was marketed for lease. representing a 9.2% increase compared to last quarter.” Historically, after growing by 10% and bringing huge supply to - Ferry Salanto, Associate Director | Research the market in 2009, the annual growth of supply of retail space in Jakarta began weakening. From 2010 to 2013, the average growth was only 3.6% per year. In 2014, the growth of supply for shopping centres in Jakarta will continue declining. Although St RETAIL SECTOR Moritz is a huge mall expected to enter the market, overall, the total additional supply is only 138,200 sq m.
    [Show full text]
  • Program Bahasa Bahasa Indonesia XI SMA & MA 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212
    Program Bahasa Nurita Bayu Kusmayati Eka Trianingsih Nurita Bayu Kusmayati Bahasa Indonesia XI Bahasa SMA & MA Eka Trianingsih 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121Nurita Bayu Kusmayati 2 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212
    [Show full text]
  • Guru Bangsa Tjokroaminoto”
    ANALISIS SEMIOTIK NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM FILM “GURU BANGSA TJOKROAMINOTO” Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Egy Giana Setyaningsih NIM : 1111051000141 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 29 Juli 2016 EGY GIANA SETYANINGSIH ii ABSTRAK Egy Giana Setyaningsih 1111051000141 Analisis Semiotik Nilai-Nilai NasionAalisme Dalam Film “Guru Bangsa Tjokroaminoto” Film “Guru Bangsa Tjokroaminoto” adalah salah satu film tokoh pahlawan nasional yang jejaknya hampir hilang di mata anak-anak bangsa. Ia adalah salah seorang tokoh pencetus generasi muda bangsa berbakat, dan juga berperan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Semaoen, Kartosoewiryo dan Musso. Berbagai konflik yang muncul dari film
    [Show full text]
  • Download The
    CSEASPANORAMA2008 A (Balinese) Tempest Ian Falconer (MA, Asian Studies) starred as Prospero in the Department of Theatre and Dance’s version of the Bard’s lauded comedy, a performance infused with Balinese wayang and gamelan and Larry Reed’s famed shadowcasting. Center for Southeast Asian Studies University of Hawai‘i By Director Barbara Watson Andaya Dear friends and including the highlight of the Prospero, Miranda, Ariel and year, the Balinese shadow-play Caliban were given a new life as colleagues... version of Shakespeare’s The the shadows of human “puppets” In late July 2008, when I re- Tempest. Under the auspices of wearing specially made masks turned from twelve months’ the Department of Theatre and were projected onto a large sabbatical leave, I began to ask Dance, Kirstin invited Larry screen. And the “Southeast myself if my presence as director Reed, founder and artistic Asian” content was not merely was really necessary. So much had director of Shadowlight Produc- visual, for an important feature of CSEAS Panorama (Vol. XII) is published been accomplished in my absence tions and one of the few the production was the music annually by the Center Americans trained in wayang kulit, provided by the University of for Southeast Asian that I really felt quite dispensable! Studies at the or shadow puppetry, to spend a Hawai‘i Balinese Gamelan University of Hawai‘i. I would like to express my deep gratitude to Acting Director semester in Hawai‘i. Larry and Ensemble directed by a second For more information about the program, Kirstin Pauka (Professor, Asian Kirstin worked with students in artist-in-residence, Balinese please visit the Theatre and Dance to produce a puppet master, I Nyoman Center’s website at Theatre), Associate Director Paul www.hawaii.edu/cseas Rausch, and our graduate assis- memorable and innovative Sumandhi.
    [Show full text]
  • Prosiding Seminar Nasional Unimus 2010 Isbn:978.979.704.883.9
    02/3)$).' 3%-).!2 .!3)/.!, 5.)-53 )3". KAJIAN SSOSIOLINGUISTIK DALAM Style (RAGAM BAHASA) DIALOG FILM INDONESIA (STUDI KASUS: NASKAH FILM INDONESIA TAHUN 2005 – 2008) Adiprana Yogatama, Yunita Nugraheni Fakultas Bahasa & Budaya Asing Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak Latar belakang : Kebangkitan dunia perfilman Indonesia telah dimulai pada tahun 2000 diawali dengan pemutaran film Petualangan Sherina di beberapa bioskop di Indonesia. Suksesnya penayangan film tersebut membangkitkan semangat sineas-sineas muda untuk memproduksi film dalam negeri. Hal ini ditunjukkan pada tahun-tahun selanjutnya dengan marak bermunculan film-film lokal dengan bermacam-macam genre. Tema yang paling sering muncul, seperti yang telah kita ketahui, adalah tema percintaan remaja dan horor. Bak jamur di musim penghujan, kedua tema tersebut tak pelak mendominasi dunia perfilman Indonesia 8 tahun terakhir. Inilah mengapa banyak para kritikus perfilman menyebut Indonesia sebagai negara jamur. Ketika satu tema film meledak di pasaran, dalam hitungan bulan muncul pula film-film ber- genre serupa. Namun, bagaimanakah kualitas film-film tersebut dibandingkan kuantitasnya? Layakkah pula film-film tersebut dikonsumsi oleh masyarakat? Pantaskah jika beberapa film tersebut menerima penghargaan? Metode : Penelitian ini akan menerapkan metode deskriptif-kualitatif. Disebut deskriptif karena merupakan metode penelitian yang mendeskripsikan sebuah situasi atau area permasalahan secara sistematis, faktual dan akurat (Isaac dan Michael, 1971:42). Penelitian ini juga disebut kualitatif dikarenakan tidak bergantung pada statistik data dan jumlah data yang ada dimunculkan untuk mendeskripsikan fenomena yang diteliti. Hasil : Dari sepuluh film diambil 4 sampel yaitu “Gie”, “Ekskul”, “Nagabonar Jadi 2”, dan “Fiksi”. Keempatnya merupakan peraih penghargaan Film Terbaik FFI di tahunnya masing-masing. Dari keempat film tersebut penulis menilai film Gie sebagai film yang terbaik yang baik dan layak ditonton oleh semua umur.
    [Show full text]
  • Malang BULAN : Juni
    Model A.8-DPB DAFTAR PERUBAHAN PEMILIH HASIL PEMUTAKHIRAN DAFTAR PEMILIH BERKELANJUTAN TAHUN 2021 PROVINSI : Jawa Timur KABUPATEN/KOTA : Malang BULAN : Juni Nama Nama Tempat Tanggal Status Jenis Alamat Status No No KK NIK Nama Disabilitas Keterangan Kecamatan Kelurahan/Desa Lahir Lahir Perkawinan Kelamin Jalan/Dukuh Rt Rw Perekama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 KLOJEN GADINGKASRI 3573020905110003 3573020406020006 ANDI JAYA SAPUTRO MALANG ################ BELUM KAWIN LAKI-LAKI JL. GALUNGGUNG VI / 7 1 6 2 KEDUNGKANDANG KOTALAMA 3573032108073191 3573032909010001 MOHAMMAD RIZAL AFFANDI MALANG ################ BELUM KAWIN LAKI-LAKI JL MUHARTO V BLOK C1-1 11 10 3 LOWOKWARU TULUSREJO 3573052509150006 3573056305020006 MAULINDA KHASANAH MALANG ################ BELUM KAWIN PEREMPUAN JL. BANTARAN I-B / 21 1 4 4 KLOJEN ORO ORO DOWO 3573021508072515 3573024310020006 OKTAVIA ADILLAH MASHITO PUTRI MATARAM ################ BELUM KAWIN PEREMPUAN JL. BRIGJEN SLAMET RIADI IV-B /2 10 9 5 KEDUNGKANDANG ARJOWINANGUN 3573031808070119 3573030802860011 DEDY SETIAWAN MALANG ################ BELUM KAWIN LAKI-LAKI JL. BABATAN 3 3 6 KLOJEN SAMAAN 3573021308071380 3573022107030002 YOFIANDA HARWIN DIARA MALANG ################ BELUM KAWIN LAKI-LAKI JL. GILIMANUK IX / 65 5 1 7 LOWOKWARU MERJOSARI 3573051012140004 3577034908030001 MONICA SETYANAWATI MADIUN ################ BELUM KAWIN PEREMPUAN JL JOYO SARI 565 B 5 6 8 LOWOKWARU TUNJUNGSEKAR 3573050205160008 3509200903020003 BALIVIAN PRIYANKA BRYAN ORYZA PRIYANTO JEMBER ################ BELUM KAWIN LAKI-LAKI PIRANHA RESIDENCE C-8 2 3 9 SUKUN SUKUN 3573042006160012 3507132606030002 ATARAXIA NIRWANA MALANG ################ BELUM KAWIN LAKI-LAKI JL. S. SUPRIADI NO. 18 1 1 10 BLIMBING KESATRIAN 3573011608071797 3573011908020006 DEWA ANDHIKA RAMA MANGINTIKU MALANG ################ BELUM KAWIN LAKI-LAKI JL. NAROTAMA BARAT NO.5 7 4 11 BLIMBING POLEHAN 3573011004200004 3573013112500024 MISNAN MALANG ################ BELUM KAWIN LAKI-LAKI JL.
    [Show full text]
  • Thesis Introduction
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by espace@Curtin School of Media, Culture and Creative Arts Faculty of Humanities The Representation of Children in Garin Nugroho’s Films I Gusti Agung Ketut Satrya Wibawa This thesis is presented for the Degree of Master of Creative Arts of Curtin University of Technology November 2008 1 Abstract The image of the child has always been used for ideological purposes in national cinemas around the world. For instance, in Iranian cinema representations of children are often utilized to minimise the political risk involved in making radical statements, while in Brazilian and Italian cinemas children‟s portrayal has disputed the idealized concept of childhood‟s innocence. In Indonesian cinema, internationally acclaimed director Garin Nugroho is the only filmmaker who has presented children as the main focus of narratives that are oppositional to mainstream and state-sponsored ideologies. Yet, even though his films have been critically identified as key, breakthrough works in Indonesian cinema, no research so far has specifically focused on the representation of children in his films. Consequently, because Garin Nugroho has consistently placed child characters in central roles in his films, the discussion in this thesis focuses on the ideological and discursive implications of his cinematic depiction of children. With the central question regarding the construction of children‟s identities in Garin‟s films, the thesis analyzes in detail four of these films, dedicating an entire chapter to each one of them, and with the last one being specifically addressed in cinematic essay form.
    [Show full text]
  • The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema
    The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema Ekky Imanjaya Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy University of East Anglia School of Art, Media and American Studies December 2016 © This copy of the thesis has been supplied on condition that anyone who consults it is understood to recognise that its copyright rests with the author and that use of any information derived there from must be in accordance with current UK Copyright Law. In addition, any quotation or extract must include full attribution. 1 Abstract Classic Indonesian exploitation films (originally produced, distributed, and exhibited in the New Order’s Indonesia from 1979 to 1995) are commonly negligible in both national and transnational cinema contexts, in the discourses of film criticism, journalism, and studies. Nonetheless, in the 2000s, there has been a global interest in re-circulating and consuming this kind of films. The films are internationally considered as “cult movies” and celebrated by global fans. This thesis will focus on the cultural traffic of the films, from late 1970s to early 2010s, from Indonesia to other countries. By analyzing the global flows of the films I will argue that despite the marginal status of the films, classic Indonesian exploitation films become the center of a taste battle among a variety of interest groups and agencies. The process will include challenging the official history of Indonesian cinema by investigating the framework of cultural traffic as well as politics of taste, and highlighting the significance of exploitation and B-films, paving the way into some findings that recommend accommodating the movies in serious discourses on cinema, nationally and globally.
    [Show full text]
  • Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak 93
    TITRE ORIGINAL : Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak ORIGINAL TITLE: Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak 93 MIN/ Indonésie – France – Malaisie – Thailande / 2017/ FICTION/ COULEUR/ Indonésien, dialecte de Sumba/ DCP/ 24 FPS/ 2.39:1/ 5.1 93 MIN/ Indonesia – France – Malaysia – Thailand / 2017/ FICTION/ COLOR/ Indonesian, dialect from Sumba/ DCP/ 24 FPS/ 2.39:1/ 5.1 Attachées de presse /Press releases Vanessa Jerrom- 06 14 83 88 82 Claire Vorger- 06 20 10 40 56 [email protected] Synopsis Au cœur des collines reculées d’une île indonésienne, Marlina, une jeune veuve, vit seule. Un jour, surgit un gang venu pour l’attaquer, la violer et la dépouiller de son bétail. Pour se défendre, elle tue plusieurs de ces hommes, dont leur chef. Décidée à obtenir justice, elle s’engage dans un voyage vers sa propre émancipation. Mais le chemin est long, surtout quand un fantôme sans tête vous poursuit. In the deserted hills of an Indonesian island, Marlina, a young widow, is attacked and robbed for her cattle. To defend herself, she kills several men of the gang. Seeking justice, she goes on a journey for empowerment and redemption. But the road is long especially when the ghost of her headless victim begins to haunt her. www.asian-shadows.com | [email protected] 3 Sales & Festivals moi : je ne lui ai pas demandé de jouer le texte, mais juste de me montrer à quel point elle voulait le rôle. Pour le rôle de Markus, j’ai travaillé avec le comédien Egi Fedly sur mon premier film, et il était une évidence depuis le début.
    [Show full text]
  • Fourth Southeast Asian Film Festival Returns with 20 Singapore Premieres – the Freshest and Most Compelling Cinematic Work Emerging from the Region
    MEDIA RELEASE For Immediate Release Fourth Southeast Asian Film Festival returns with 20 Singapore premieres – the freshest and most compelling cinematic work emerging from the region 11 April (Friday) to 4 May (Sunday) 2014, Moving Image Gallery, SAM at 8Q 19 March 2014, Singapore – Featuring the region’s best contemporary art expressed via the moving image, the Singapore Art Museum (SAM) is proud to present the fourth Southeast Asian Film Festival (SEAFF). Organised by SAM, along with prominent film critic Philip Cheah, veteran arts administrator Teo Swee Leng and SAM curator Sam I-shan, this annual Festival puts the spotlight on Southeast Asia through the compelling contemporary visual art genre of film. This year’s festival will highlight 20 films created by both established and up-and-coming directors from across the region including Cambodia, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore and Thailand. All the films will be making their Singapore premieres at the Festival, including four Asian premieres and one world premiere. Festival-goers from the region will explore some of the most urgent contemporary challenges facing this diverse and rapidly developing region through the lenses of the directors, from the religious sectarian conflict in Mindanao to cross-border migration between Myanmar and China, to the hardship of ordinary families and more. Visitors will also get a glimpse of life in turbulent regions across Asia through War is a Tender Thing by Adjani Arumpac, The Journey of the Stars into the Dark Night by Arnel Mardquio, Letters of Solitude by Gutierrez ‘Teng’ Mangansakan II and Ice Poison by Midi Z, that tell the stories of communities that live through adversity.
    [Show full text]
  • 1 Analisis Gaya Hidup Mahasiswa Fakultas
    1 ANALISIS GAYA HIDUP MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN BENGKULU DALAM PEMBELIAN PRODUK XXI BENCOOLEN INDAH MALL (BIM) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk mendapatkan Gelar sarjana Ekonomi (S.E) Oleh : OKTORA DWI HARDI NIM 1516610042 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN BENGKULU BENGKULU, 2019 M/ 1441 H 2 3 4 5 ABSTRAK “Analisis Gaya Hidup Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Iain Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Indah Mall (BIM) ”. Skripsi Oleh Oktora Dwi Hardi, NIM 1516610042 Tujuan penelitian adalah Gaya hidup mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Mall (BIM). Gaya hidup mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Mall (BIM) Perspektif Perilaku Konsumen Islam. Berdasarkan hail penelitian gaya hidup mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Mall (BIM) bahwa mahasiswa Fakultas FEBI masih mementingkan gaya hidup dalam melakukan pembelian produk. Hal ini dilihat dari jawaban informan mengenai bahwa kebanyakan dari mahasiswa mementingkan gaya hidup dari pada kebutuhan. Gaya hidup mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Bengkulu Dalam Pembelian Produk XXI Bencoolen Indah Mall (BIM) Perspektif Perilaku Konsumen Islam, 15 orang informan memang bergaya, suka berfoya foya dan hanya memikirkan kepentingan duniawi saja. Sungguh hal tersebut sangat bertentangan dengan gaya hidup sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Berikut ini adalah beberapa Prinsip Gaya Hidup Islami yang Diridhai Allah yang paling tepat yaitu Berniat untuk ibadah, Baik dan pantas, Halal dan thayib, tanpa kebohongan, dan tidak berlebihan.
    [Show full text]
  • Kota Sebagai Ruang Sinematis Dan Latar Tempat Dalam Film Skripsi
    UNIVERSITAS INDONESIA KOTA SEBAGAI RUANG SINEMATIS DAN LATAR TEMPAT DALAM FILM ( Studi Kasus: Film Laskar Pelangi dan Nagabonar jadi 2) SKRIPSI IRA MAYA SAPUTRI 0806456120 FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN ARSITEKTUR DEPOK JULI 2012 Kota sebagai..., Ira Maya Saputri, FT UI, 2012 UNIVERSITAS INDONESIA KOTA SEBAGAI RUANG SINEMATIS DAN LATAR TEMPAT DALAM FILM ( Studi Kasus: Film Laskar Pelangi dan Nagabonar jadi 2) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars) IRA MAYA SAPUTRI 0806456120 FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN ARSITEKTUR DEPOK JULI 2012 Kota sebagai..., Ira Maya Saputri, FT UI, 2012 Kota sebagai..., Ira Maya Saputri, FT UI, 2012 Kota sebagai..., Ira Maya Saputri, FT UI, 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Arsitektur Program Studi Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa peran berbagai pihak dalam memberikan bantuan serta bimbingan, selama masa perkuliahan sampai penulisan skripsi, sangat penting dalam proses penyelesaian skripsi ini. oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) Ir. Herlily, M.Urb.Des. selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktu, memberikan inspirasi, arahan dan saran-saran yang sangat berarti untuk saya selama proses penulisan skripsi ini. (2) Dita Trisnawan, S.T., M.Arch., STD. dan Ir. Teguh Utomo Atmoko, MURP. sebagai penguji saat sidang. Prof. Ir. Triatno Judho Hardjoko, M.Sc., Ph.D. dan Dr. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M. Sc. sebagai peninjau. Terima kasih atas evaluasi dan saran-saran yang diberikan.
    [Show full text]