Suatu Tinjauan Historis Kebangkitan Diaspora Keturunan Arab Di Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Suatu Tinjauan Historis Kebangkitan Diaspora Keturunan Arab Di Indonesia Jurnal Syntax Transformation Vol. 1 No. 5, Juli 2020 p-ISSN : 2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 Sosial Sains SUATU TINJAUAN HISTORIS KEBANGKITAN DIASPORA KETURUNAN ARAB DI INDONESIA Samudra Eka Cipta Program Sarjana Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia Email: [email protected] INFO ARTIKEL ABSTRAK Diterima 2 Juli 2020 Penelitian ini bertujuan untuk melihat semangat nasionalisme Diterima dalam bentuk revisi keturunan Arab Hadrami dalam membangun semangat 15 Juli 2020 identitas nasional Indonesia. Orang Arab Hadrami telah lama Diterima dalam bentuk revisi didirikan dan menetap di Indonesia dan menetap untuk waktu 20 Juli 2020 yang lama. Abdurahman Baswedan adalah tokoh dalam Kata kunci: gerakan Arab di Indonesia yang berhasil memobilisasi dan A.R. Baswedan; Persatuan mengumpulkan orang keturunan Arab-Indonesia (Peranakan Arab Indonesia; Partai Arab dan Arab Totok) untuk bersatu dan menyatakan Nasional Indonesia dan kesetiaan kepada nasionalisme Indonesia. Bentuk perjuangan Partai Arab Indonesia yang dilakukan sendiri terwujud dalam gerakan sumpah Persatuan Arab-Indonesia dan membawa pengaruh pada lembaga pendidikan Al-Irsyad sebagai lembaga pendidikan dengan orienatation Islam dan nasionalis Dalam penelitian ini, ada beberapa masalah yang dikaji, yaitu 1) bagaimana kondisi awal keturunan Arab dalam menangani nasionalisme di Indonesia?, 2) bagaimana peran Abudrahman Baswedan dalam memerangi nasib keturunan Arab di Indonesia? Pendahuluan letak Indonesia yang ada di antara dua Indonesia merupakan negara kepulauan samudra dan benua juga memungkinanya terbesar di dunia, secara geografis terletak di memiliki sumber daya yang melimpah, iklim garis khatulistiwa dan diapit oleh dua benua, yang baik, serta pertumbuhan ekonomi yang yaitu Asia dan Australia serta dua samudera, terbilang baik sejak beberapa dekade terakhir. yaitu Pasifik dan Hindia. Keadaan tersebut Di sisi lain, keberadaan rangkaian pulau- membuat Indonesia dikenal sebagai negara pulau cantik yang menjadikan Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan juga sebagai republik dengan wisata maritim kaya akan keberagaman masyarakatnya. terbesar di dunia. Tak hanya itu, keberadaan Negara Indonesia adalah salah satu negara pulau-pulau tersebut juga menjadi magnet multikultur terbesar di dunia, hal ini dapat tersendiri dan tempat wisata bagi turis lokal terlihat dari kondisi sosiokultural maupun atau pun mancanegara (Simarmata, 2017). geografis Indonesia yang begitu kompleks, Secara historis, awal kedatangan beragam, dan luas (Ulaan, Lusiana, & keturunan Arab telah dimulai ketika awal Wahyudi, 2020). perkembangan Islamisasi di Indonesia yang Republik Indonesia adalah salah satu dibawakan langsung oleh para pedagang dari sekian negara yang memiliki wilayah Arab. Bahkan beberapa sumber menyatakan lautan yang lebih luas dari daratan. Secara bahwa kedatangan orang -orang Arab dimulai teritoris, wilayah lautan Indonesia mencakup pada abad ke 7 Masehi namun dilakukan 2/3 dari total luas wilayahnya. Di sisi lain, secara tahap demi tahap. Sebab utama dari 175 Samudra Eka Cipta banyaknya orang Keturunan Arab Hadrami mereka membentuk kelompok etnik yang melakukan diaspora diakibatkan kondisi 'Kelompok Totok atau Sayid Arab'. Maka dari politik saat itu banyakn terjadi dinamika itu A.R Baswedan sebagai pemilik darah politik yang memaksakan untuk melakukan keturunan Arab merasakan perlunya perjalanan ke berbagai tempat yang semula persatuan di antara orang Arab baik hanya untuk melarikan diri. peranakan maupun totok. Situasi politik dan keamanan di dalam Hal yang menarik dari kegiatan negerilah yang mendorong orang-orang perdagangan yang dilakukan oleh orang- Hadrami bermigrasi, yang dimulai dari orang Arab Keturunan Hadrami dikarenakan kalangan sayid alawiyin (keturunan Nabi saat itu para pedagang Arab yang mayoritas Muhammad melalui Fathimah dan Ali bin adalah laki-laki ketika datang ke Nusantara Abi Thalib). Pada pertengahan abad ke-8 dan tidak membawa keluarga mereka sehingga 9, rezim Umayah dan Abasiyah menjadikan sesampainya di Indonesia banyak dari mereka kalangan sayid target pembunuhan karena yang pada akhirnya melakukan pernikahan ditakutkan menjadi ancaman politik. Karena denngan penduduk asli Indonesia sehingga terus dikejar dan diintimidasi, mereka terbentuklah apa yang dinamakan dengan melarikan diri ke berbagai penjuru daerah golongn ‘Arab Peranakan’ yang merupakan seperti Afrika, Hijaz, Persia, dan India. hasil perkawinan silang antara Arab- Ketika sesampainya di Nusantara keberadaan Indonesia. Sehingga membawa pengaruh orang-orang Arab Hadrami dicatat oleh pada bidang kebudayaan. Masyarakat seorang biksu asal Tiongkok yakni I-Tsing Keturunan Arab Hadrami juga membentuk untuk mengetahui peran orang-orang Arab lembaga pendidikan atau madrasah yang Hadrami dalam hal bidang sosial dan kesemuanya bermarga sayyid baik totok keagaamaan. Kemudian oleh I-Tsing, seorang maupun peranakan. Sekolah inilah yang biarawan dari Cina yang datang ke wilayah kemudian akan menghasilkan golongan baru Sriwijaya yang menyatakan bahwa ada yang dikenal dengan habib. Penyebutan beberapa desa Arab di sepanjang pantai timur istilah orang-orang pribumi disebut sebagai Sumatra (Marwati & Nugroho, 1992) Masyarakat Keturunan Arab sebagai Sebagian besar orang Arab yang berhenti di ‘’paman’’, dikarenakan mengingat banyak Indonesia awalnya menetap untuk tujuan orang Arab Hadrami yang menikah dengan perdagangan. Mempertimbangkan kondisi Masyarakat Pribumi. Selat Malaka sebagai jalur perdagangan Ketika Masa Kolonial Belanda internasional yang akan terhubung langsung dibentuklah perkampungan arab yang tersebar ke Arab-India-Cina. di berbagai pesisir Jawa dan Sumatera. Hal Wilayah Sriwijaya adalah tempat ini merupakan sebagai bentuk dari kebijakan persinggahan. Namun, lama-kelamaan Kolonial Belanda untuk menghilangkan mereka sering menetap di wilayah Sriwijaya persatuan antara kum pribumi dengan kaum karena dana terbatas, dan Komunitas Arab Arab dan menghilangkan persatuan sesama Hadrami (Hadramaut) menjadi kelompok persatuan Arab. Diawal-awal perjuangan pertama yang berhenti dan menetap di Keturunan Arab di Indonesia mereka Indonesia. Bukan hal yang aneh bagi membentuk lembaga-lembaga pendidikan Komunitas Arab Hadrami untuk akhirnya sebagai awal perintisan Kebangkitan Arab di berbaur dengan orang Indonesia Asli untuk Indonesia. Kaum Arab Hadrami mendirikan membentuk kelompok komunitas baru, 'Arab kampung-kampung dan syarikat-syarikat Peranakan'. Sedangkan kelompok masyarakat yang semula untuk mengingatkan kehadiran Hadrami lainnya yang memelihara keturunan mereka tentang asal usul nenek moyangnya. 176 Syntax Transformation, Vol. 1 No. 5, Juli 2020 Suatu Tinjauan Historis Kebangkitan Diaspora Keturunan Arab Sebelum didirikannya Al-Irsyad lagi rasa etnisitas dan kedaerahan di antara dididirikannya juga Jami’at Al-Khairiyyah mereka. Puncak rasa persaudaraan Bangsa atau Jamiat Kheir yang bergerak pada bidang Indonesia diadakan di Kongres Pemuda 1 dan pendidikan. Metode pendidikan yang Sumpah Pemuda 2. Kongres Pemuda diajarkan adalah metode wathoniyyah yang diadakan pada 30 April - 2 Mei 1926 artinya mengajarkan cinta tanah air dalam dipimpin oleh Mochammad Tabrani. Hasil konteks wilayah Hadramaut Yaman. Kongres Pemuda Pertama pada 28 Oktober Semenjak munculnya Organisasi Al-Irsyad 1928 diketuai oleh Soegondo Djojopoespito. maka terjadinya persaingan antara Jamiat Jumlah peserta yang mengikuti Kongres Kheir dan Al-Irsyad. Perbedaan dianatara Pemuda dihadiri oleh berbagai organisasi kedua organisasi tersebut terletak pada pemuda seperti Jong Minahasa, Jong Ambon, perbedaan orientasi. Meskipun Al-Irsyad Masyarakat Pasundan, Boedi Oetomo , Jong secara praktik pendidikan mengikuti gaya Java, Jong Islamieten Bond. Ada beberapa Jamiat Kheir akan tetapi perbedaanya adalah kelompok lain selain kelompok 'pribumi' Al-Irsyad sangat mengedepankan praktik yang juga berpartisipasi dalam Kongres pembelajaran yang merdeka. Sumpah Pemuda yang terdiri dari THHK Tentunya Al-Irsyad sangat (Tiong Hoa Hwee Kwan), dan Kelompok mengedepankan prinsip toleransi dalam Pemuda keturunan Arab. Dikarenakan mereka proses pembelajarannya, secara definitif juga berhak mengakui bagian dari Bangsa penerapan toleransi dalam pendidikan sangat Indonesia. Karena pada intinya, Bangsa mengacu kepada tingkat keadilan atau Indonesia adalah bangsa majemuk yang harus praktuk yang seara terhadap aturan dijaga keberagaman untuk mencapai integrasi pendidikan yang diterapkan oleh Al-Irsyad nasional dan pada saat yang sama memiliki untuk menjamin kebebasan hak-hak agenda seperti itu demi Indonesia merdeka. kebebasan Individu dalam konteks sebagai pelajar Al-Irsyad. Hal ini tersbeukti ketika Al- Metode Penelitian Irsyad membuka diri untuk menerima Dalam metode penelitian penulis keanggotaan dan pelajar yang bukan berasal menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dari Non-Hadrami seperti penduduk Pribui dengan melakukan deskriptif pada berbagai yng diperbolehkan untuk belajar bahkan sumber literatur menggunakan artikel dan menjadi pimpinan cabang daerah yang buku ilmiah sebagai sumber perbandingan dikembangkan oleh Al-Irsyad. dan juga menggunakan pendekatan Sejak era Gerakan Indonesia tahun metodologi historis yang terdiri dari heuristik, 1908-1920 bangsa Indonesia mulai kritik, interpretasi, penjelasan, dan mempertanyakan identitas kebangsaan historiografi. Metode penelitian sejarah sebagai upaya kesadaran nasionalisme adalah metode atau metode yang digunakan Indonesia. Bangsa Indonesia sudah mulai sebagai pedoman dalam melakukan
Recommended publications
  • An Evaluation of Ahmad Dahlan Impacting to the Leadership in Indonesia
    Journal Didaskalia E-ISSN: 2621-8054 P-ISSN: 2622-1667 AN EVALUATION OF AHMAD DAHLAN IMPACTING TO THE LEADERSHIP IN INDONESIA Anton Sebastian 1) Stanley 2) 1) Abdi Gusti Theological Seminary - Nganjuk E-mail: [email protected] 2) Abdi Gusti Theological Seminary - Nganjuk E-mail: [email protected] Abstract Ahmad Dahlan is the fourth child. Born in 1868 to a traditional Muslim family domiciled in Kauman, a religious village in Yogyakarta. The village is located just beside the Sultan Palace of Yogyakarta, and is a well-known village inhabited by Muslims. When he was a child, his name was Muhammad Darwisy. Upon returning from Mecca, he changed his name to Ahmad Dahlan. His father Kiai Haji Abu Bakar bin Haji Sulaiman, was the official Kotib of the Great Mosque of the Sultanate of Yogyakarta. His mother named Siti Aminah was the daughter of Religious Judge Kiai Haji Ibrahim. According to the biographers of Ahmad Dahlan, one of Dahlan's ancestors was the first and most famous guardian of Wali Songo, Maulana Malik Ibrahim. Even the Dutch report said he was Arabic. This report may be true because based on this genealogical background, which was strengthened by his interest in reform ideas, Ahmad Dahlan - before establishing his own organization - joined Jamiat Kheir and later sent his son to study at the school the organization had founded. This paper aims to see to what extent the approach strategy and values used by Ahmad Dahlan to advance Islamic teachings? What is the Government's attitude towards what Ahmad Dahlan has done? Then, how is the author's critical evaluation of Ahmad Dahlan's approach to strategy to education in Indonesia? Application: challenge Indonesian national educators.
    [Show full text]
  • No. Asal Sekolah Kota/ Kab. Propinsi 1 SMP AL BANNA DENPASAR
    DATA ASAL SEKOLAH SISWA SMA PESANTREN UNGGUL AL BAYAN No. Asal Sekolah Kota/ Kab. Propinsi 1 SMP AL BANNA DENPASAR Denpasar Bali 2 SMP Harapan Mulia Denpasar Denpasar Bali 3 SMP Muhammadiyah 1 Denpasar Denpasar Bali 4 SMP TAMAN RAMA denpasar Denpasar Bali 5 SMP Tawakkal denpasar Denpasar Bali 6 SMPN 7 Denpasar Denpasar Bali 7 SMPI Al Azhar 27 Cilegon cilegon Banten 8 SMPIT RAUDHATUL JANNAH CILEGON cilegon Banten 9 SMPN 1 Cilegon cilegon Banten 10 SMP Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School pandeglang pandeglang Banten 11 SMP Al Azhar 11 Serang Serang Banten 12 SMP NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL SERANG serang Banten 13 SMPI Al Azhar 11 Serang Serang Banten 14 SMPIT AL MASYKAR BINA INSANI, serang Serang Banten 15 SMPIT Al-Izzah Serang Serang Banten 16 SMPIT Istana Mulia Anyer Banten Serang Banten 17 SMPN 1 Serang Serang Banten 18 MTs Soebono Mantofani Tangerang Banten 19 SMP Citra Islami Tangerang Tangerang Banten 20 SMP DAAR EL QOLAM Balaraja Tanggerang Tangerang Banten 21 SMP Gunung Jati Kota Tangerang Tangerang Banten 22 SMP Permata Insani islamic School Tangerang Banten 23 SMP Plus Islamic Village Tangerang Banten 24 SMP Pramitha Karawaci Tangerang Banten 25 SMPI Al Azhar Syifa Budi Talaga Bestari Tangerang Banten 26 SMPIT AL FITYAN Tanggerang Tangerang Banten 27 SMPIT PONDOK PESANTREN DARUL HASAN tanggerang Tangerang Banten 28 SMPN 1 Ciledug Tangerang Banten 29 SMPN 1 Tangerang Tangerang Banten 30 SMPN 19 Tangerang Tangerang Banten 31 SMPN 4 TANGERANG Tangerang Banten 32 SMPN 6 Tangerang Tangerang Banten 33 SMPN 9 Tangerang Tangerang Banten 34 SMP Darul Quran Internasional Tangerang Banten 35 Mts.
    [Show full text]
  • Orang-Orang Arab-Indonesia Dalam Arus Pergerakan Nasional Dan Kemerdekaan – Hidayatullah.Com
    11/6/2020 Orang-orang Arab-Indonesia dalam Arus Pergerakan Nasional dan Kemerdekaan – Hidayatullah.com (https://bit.ly/ZakatBMHHidcom) (https://sejutaquran.com/) (/) (https://roumahwakaf.com/campaign/berwakafatasnamaorangtua/) TOPIK PILIHAN # MUNAS V HIDAYATULLAH (/TAG/MUNAS-V-HIDAYATULLAH) # UU CIPTAKER (/TAG/UU-CIPTAKER) # OMNIBUS LAW (/TAG/OMNIBUS-LAW) # PENCAPLOKAN TEPI BARAT (/TAG/PENCAPLOKAN-TEPI-BARAT) (https://donasi.hidayatullah.com) SEJARAH (/KAJIAN/SEJARAH) Orang-orang Arab-Indonesia dalam Arus Pergerakan Nasional dan Kemerdekaan Selasa, 18 Agustus 2020 - 05:08 WIB (http://myedisi.com/hidayatullah) Pan-Islamisme dan juga ide pembaruan Islam, sebagaimana di negeri-negeri Muslim lainnya, kemudian menjadi pendahulu dari munculnya gerakan nasionalisme (https://wa.me/628122000463? text=Bismillah,%20Saya%20ingin%20pesan%20Buku%20Ema (https://hidayatullahstore.com/) pertemuan Jamiat Kheir yang dihadiri tokoh SI. Gambar koleksi pribadi Abdul Mutalib Shahab. Keterangan foto menyebutkan bahwa yg diberi tanda silang adalah Ali Shahab, salah satu pendiri Jamiat Kheir, dan yang disebelah kirinya adalah Tjokroaminoto. Tapi Saya pribadi menduga itu bukan Tjokroaminoto, tapi Hasan Djajadiningrat, tokoh Sarekat Islam lainnya (Koleksi pribadi Abdul Mutalib Shahab) Terkait Kisah para ‘Pelajar Jawa’ di Istanbul (/kajian/sejarah/read/2020/10/30/194736/kisah-para- pelajar-jawa-di-istanbul.html) (https://bit.ly/dompetdakwahmedia) https://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2020/08/18/190544/orang-orang-arab-indonesia-dalam-arus-pergerakan-nasional-dan-kemerdekaan…
    [Show full text]
  • DE-ISLAMIZATION in JAVA DURING the DUTCH COLONIAL PERIOD from 1800 to 1942 by FEBRI PRIYOYUDANTO a Dissertation Submitted In
    DE-ISLAMIZATION IN JAVA DURING THE DUTCH COLONIAL PERIOD FROM 1800 TO 1942 BY FEBRI PRIYOYUDANTO A dissertation submitted in fulfilment of requirement for the degree of Master of Human Sciences in History and Civilization Kulliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences International Islamic University Malaysia DECEMBER 2016 ABSTRACT A very long period of Dutch colonialism in Indonesia still has a very significant impact on Indonesia, including Java as a part of Nusantara. Javanese people as the largest population in Indonesia were greatly affected of a de-Islamization process during the Dutch colonial period. This process not only made Javanese people estranged from Islamic values, but also, the culture of Hindu-Buddhism is still seen as a major variable in Javanese culture. Although, the Dutch colonists persuade systematic de-Islamization efforts, Javanese Muslims provided the resistance in many ways to prevent it. This thesis intends to elaborate and analyze the de-Islamization efforts in Java during the Dutch colonial period. The thesis will focus on the Javanese ethnic group on Java Island, Indonesia. This thesis will be useful in understanding the patterns and strategy for de-Islamization which were created by the Dutch during the colonial period. The method of data collection used in this thesis is documentary research. The information was gathered from books, journals, and websites pertaining to the Dutch colonial history of Java will be utilized. In order to enhance comprehension of this thesis, the author will survey Javanese culture, educational and cultural de-Islamization, Islamic revivalism and resistance political de-Islamization in Java during the Dutch colonial period.
    [Show full text]
  • JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H
    Al-Tsaqafa: Jurnal Peradaban Islam Vol. 15 No.2, Desember 2018, hlm. 155-180 ISSN (Cetak) : 0216-5937 JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H. Mawardi Ading Kusdiana Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung aguspermana978@ gmail.com, [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu pertama untuk mengetahui islamisasi di Jawa dan kedua untuk mengetahui peran habaib di Betawi dalam proses islamisasi pada abad ke 70. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan tahapan kerja pengumpulan data (heuristik), verifikasi (kritik), penafsiran (interpretasi) dan penulisan (historiografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Meski masih memerlukan pembuktian lebih lanjut, periodisasi masuknya orang Arab di Nusantara dapat dibagi pada tiga periode. Periode pertama adalah abad 9- 11 M; periode kedua abad 12-15 dan periode ketiga abad 17-19 M. Pada Abad Ke 20 para habaib ini telah tersebar hamper di seluruh pulau Jawa. Penyebarannya meliputi daerah Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jakarta ada bebrapa habib yang terkenal seperti Habib Kampung Bandan, Habib Jindan, Habib Ali Kwitang, Habib Ali Bugur dan Habib Usman Bun Yahya. di Jawa Barat ada Al- Habib Alwi bin Muhammad bin Thohiral-Haddad, Habib Syarief Muhammad al-Aydrus dan Al- Habib-Muhammad-Bin-Syekh-Bin-Yahya. Di Jawa Tengah dimulai dari Al-Habib Husein bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, dan Habib Luthfi. di Jawa Timur pertama Al-Habib Ja’far bin Syekhan Assegaf, Al-Habib Abdul
    [Show full text]
  • Asimilasi Arab Hadrami Dengan Masyarakat Pribumi Di Jamiat Kheir Jakarta
    ASIMILASI ARAB HADRAMI DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI DI JAMIAT KHEIR JAKARTA Asshyfa Noer Rahmadianty [email protected] ABSTRAK Arab Hadrami sudah mengunjungi Batavia atau yang saat ini disebut Jakarta sudah dari abad-abad yang lalu. Datangnya masyarakat Hadrami ke Nusantara dan menetap di Batavia tentu menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat Pribumi khususnya di Batavia. Baik dari segi kebudayaan, dan juga pendidikan. Adanya pengaruh budaya dan juga pendidikan dari masyarakat Hadrami tersebut yang menimbulkan terjadinya Asimilasi antar budaya asli Pribumi dan Arab Hadrami. Asimilasi pada masyarakat Arab Hadrami dan Pribumi tentu muncul dari berbagai bidang. Salah satunya seperti pada tema yang akan penulis bahas kali ini yaitu adanya Asimilasi yang terjadi pada bidang pendidikan di salah satu Yayasan Jamiat Kheir yang ada di Jakarta Pusat. Kata kunci : Arab Hadrami, Asimilasi A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki suku dan budaya yang tersebar luas. Indonesia pun terkenal dengan kekayaan alam dan juga dengan rempah-rempahnya yang sangat banyak. Disamping penduduk asli Nusantara tersebut ada juga beberapa negara Imigran yang sempat datang ke Nusantara pada masa itu yaitu Cina, Persia dan Arab. Bangsa Arab yang datang ke Nusantara disebut dengan Arab Hadhrami. Masyarakat Arab sampai saat ini masih banyak ditemui dan bahkan populasinya di Nusantara makin tersebar luas. Komunitas Arab Hadhrami meningkat jumlahnya dimulai pada abad ke-19 dan tentu saja awal mula mereka menetap di Nusantara tidak diragukan lagi alasan utamanya adalah, untuk mencari keuntungan ekonomi bagi orang-orang Arab khususnya komunitas Hadrami yang bermigrasi di Nusantara (Jajat Burhanudin, 2007) . Kehadiran komunitas Hadrami tentu saja berpengaruh bagi kehidupan beragama di Nusantara dan jumlahnya pun semakin hari semakin meningkat.
    [Show full text]
  • Perjuangan Hamid Algadri Pada Masa Pergerakan Dan Pasca Kemerdekaan (1934-1950)
    PERJUANGAN HAMID ALGADRI PADA MASA PERGERAKAN DAN PASCA KEMERDEKAAN (1934-1950) Tesis Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Humaniora (M.Hum) Oleh: Lathifah Maryam NIM: 21140221000001 MAGISTER SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1490 H/2018 M ABSTRAK Lathifah Maryam. Perjuangan Hamid Algadri pada Masa Pergerakan dan Pasca Kemerdekaan (1934-1950) Peranakan Arab merupakan masyarakat yang memiliki darah Arab dan Pribumi Indonesia. Pada masa kolonial Belanda peranakan Arab masuk dalam golongan Timur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan India-Indonesia. Menurut Van Den Berg, orang orang Arab di Nusantara tidak memiliki kepedulian terhadap perpolitikan di Nusantara selama kepentingan material dan spiritual mereka tidak menjadi taruhan, orang-orang Arab di Nusantara bersikap netral dan membantu kolonial Belanda. Pada masa pergerakan, ditandai dengan munculnya gagasan mengenai Nasionalisme dan organisasi-organisasi pergerakan untuk mewujudkan kemerdekaan di Indonesia, memberikan kesadaran kebangsaan kepada masyarakat Arab dan peranakan untuk sama-sama berjuang melawan kolonial. Hamid Algadri merupakan peranakan Arab yang turut berjuang melawan kolonial Belanda untuk mewujudkan kemerdekaan di Indonesia. Penelitian dengan judul “Perjuangan Hamid Algadri pada Masa Pergerakan dan Pasca Kemerdekaan (1934-1950)” bertujuan untuk, pertama, menganalisis landasan pergerakan kebangsaan Hamid Algadri di Indonesia yang mendorongnya untuk bergerak melawan kolonial. Kedua, adalah menjelaskan tentang Perjuangan Hamid Algadri pada masa pergerakan dan pasca kemerdekaan di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah, bahwa Hamid Algadri merupakan peranakan Arab yang memberikan inspirasi dan berhasil menumbuhkan kesadaran kebangsaan dikalangan peranakan Arab untuk menolak penjajahan dan menjunjung tinggi nasionalisme Indonesia baik masa pergerakan maupun pasca kemerdekaan. Kata kunci: Hamid Algadri, perjuangan, pergerakan, pasca kemerdekaan.
    [Show full text]
  • Kajian Sejarah Perjalanan KAMMI Sebagai Gerakan Mahasiswa Masa Reformasi
    KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA: Kajian Sejarah Perjalanan KAMMI Sebagai Gerakan Mahasiswa Masa Reformasi Arief Pandu Wijonarko 104022000793 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA: Kajian Sejarah Perjalanan KAMMI Sebagai Gerakan Mahasiswa Masa Reformasi Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Mencapai Gelar S1 di Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Oleh: ARIEF PANDU WIJONARKO NIM. 104022000793 Dibawah Bimbingan Pembimbing Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag NIP.150227883 FAKULTAS ADAB DAN HUHUMANIORAMANIORAMANIORAMANIORA JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHIDAYATULLAHHHH JAKARTAJAKARTAJAKARTA 200920092009 PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH Menyatakan skripsi yang berjudul “KESATUANKESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA: Kajian Sejarah Perjalanan KAMMI Sebagai Gerakan Mahasiswa Masa ReformasiReformasiReformasi”Reformasi telah diujikan dalam sidang munaqasah di Fakultas Adab dan Humaniora pada tanggal 25 Nopember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program Strata satu (S-1) pada jurusan Sejarah dan Peradaban Islam. Jakarta 25 Nopember 2009 Ketua merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota Drs. H. Ma’ruf Misbah, MA. Drs. Usep Abdul Matin, MA, MA. NIP. 19591222 199103 1 003 NIP. 150 288304 Penguji Pembimbing Drs. Tarmizy Idris, MA. Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag. NIP. 19601212 199003 1 003 NIP. 19560817 198603 1 006 ABSTRAKSI Kata perlawanan menjadi tema sentral gerakan mahasiswa 1998, ketika Orde Baru telah berkuasa selama 32 tahun lamanya dan tetap angkuh untuk mempertahankan kekuasaan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah dirasakan begitu lama khususnya oleh rakyat miskin kala itu. Mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari kalangan menegah ke bawah merasakannya langsung dan terkena dampaknya.
    [Show full text]
  • Keputusan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Nonformal (Ban Paud Dan Pnf)
    KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL (BAN PAUD DAN PNF) NOMOR: 215/BAN PAUD DAN PNF/AKR/2019 TENTANG PENETAPAN STATUS AKREDITASI SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN PNF PROVINSI D.K.I. JAKARTA TAHAP II TAHUN 2019 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 1 Ayat 32 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu dilakukan akreditasi terhadap Program dan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal; dan b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal tentang Penetapan Status Akreditasi Satuan Pendidikan PAUD dan PNF Provinsi D.K.I. Jakarta Tahap II Tahun 2019. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
    [Show full text]
  • Sir Syed Ahmad Khan, 44
    COLONIAL EXPERIENCE AND MUSLIM EDUCATIONAL REFORMS : A COMPARISON OF THE ALIGARH AND THE MUHAMMADIYAH MOVEMENTS .. By Ruswan A thesis submitted to the Faculty of Graduate Studies and Reçearch in partial fuElment of the requirements for the degree of Master of Arts Institute of Islamic Studies McGill University Montreal July 1997 ORusw an National Library Bibliothèque nationale l*l of Canada du Canada Acquisitions and Acquisitions et Bibliographie Services services bibliographiques 395 Wellington Street 395. rue WelIington OttawaON K1A ON4 Ottawa ON KIA ON4 Canada Canada Yow nle Voire reference Our Notre rèfdrence The author has granted a non- L'auteur a accorde une licence non exclusive licence allowing the exclusive permettant à la National Library of Canada to Bibliothèque nationale du Canada de reproduce, loan, distribute or seli reproduire, prêter, distribuer ou copies of this thesis in microfom, vendre des copies de cette thèse sous paper or electronic formats. la fome de microfiche/f3m, de reproduction sur papier ou sur format électronique. The author retains ownership of the L'auteur conserve la propriété du copyright in this thesis. Neither the droit d'auteur qui protège cette thèse. thesis nor substantial extracts fiom it Ni la thèse ni des extraits substantiels may be printed or otherwise de celle-ci ne doivent être imprimés reproduced without the author's ou autrement reproduits sans son permission. autorisation, ABSTRACT This thesis is a comparative study of the educational reforms initiated by the Aligarh and Muhammadiyah movements in India and Indonesia respectively. It covers three main points: -ad Khan's and -ad Dalân's educational philosophy; the educational system of the Muharnmadan Anglo-Oriental College (MAOC) and Muhammadiyah schools; and the impact of the educational reforms of the two movements to Muslim education in general in the two countries.
    [Show full text]
  • Jamiat Kheir Dan Al-Irsyad: Kajian Komunitas Arab Dalam Modernisasi Pendidikan Islam Awal Abad XX Di Jakarta
    Buletin Al-Turas Vol. 25 No. 2 November 2019, hal. 163-176 Jamiat Kheir dan Al-Irsyad: Kajian Komunitas Arab dalam Modernisasi Pendidikan Islam Awal Abad XX di Jakarta Abdul Wahid Hasyim Pauzan Haryono Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Universitas Islam 45 Jakarta, Indonesia Bekasi, Jawa Barat [email protected] [email protected] Abstrak Sejak abad 18 Orang Arab telah berbondong-bondong mendatangi tanah Batavia karena dianggap tempat yang memesona dan menjanjikan. Sejak itu pula orang Arab telah menjadi salah satu bagian multikulturalisme di Jakarta. Mereka berkecimpung dalam berbagai aspek kehidupan dan mencoba berbaur dengan orang Pribumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komunitas Arab di Jakarta dalam modernisasi Pendidikan Islam di awal abad XX di Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada tokoh-tokoh-tokoh Jami’at Kheir dan Al-Irsyad; Observasi, dengan mengunjungi langsung sekolah-sekolah yang dimiliki oleh organisasi Jami’at Kheir dan Al-Irsyad; Dokumentasi dengan mengamati naskah-naskah pendirian awal sekolah Jami’at Kheir dan Al-Irsyad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang Arab telah memainkan peran yang cukup penting dalam pendidikan Islam di Jakarta. Mereka bersumbangsih besar dalam modernisasi pendidikan Islam di Jakarta pada awal abad 20, melalui dua organisasi yang didirikannya di Jakarta, Jami’at Kheir dan Al-Irsyad. Mereka mengabdikan diri dalam pendidikan Islam dan mencetuskan konsep baru sistem pendidikan Islam di Jakarta. Kata kunci: Al-Irsyad; Jami’at Kheir; modernisasi pendidikan Islam; orang Arab ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Abstract Since the 18th century Arab People had come to the land of Batavia because it was considered a charming and promising place.
    [Show full text]
  • TIMUR DA Tim Pendidik Laporan Penelitian KALISME KELOMPOK
    Laporan Penelitian RADIKALISME KELOMPOK KEAGAMAAN DALAM KONSTELASI KEBANGSAAN (TINJAUAN) PENDIDIKAN DI JAWA TENGAH, JAWA TIMUR DAN D.I. YOGYAKARTA Oleh: Tim Pendidikan Agama dan Keagamaan KEMENTERIAN AGAMA BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA SEMARANG 2016 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt karena atas ridlo dan hidayah-Nya Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang pada Tahun Anggaran 2015 telah berhasil menyelesaikan penelitian dengan judul “Evaluasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Pada SMA di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama ditinjau dari aspek context, input, process, product serta mengevaluasi faktor pendukung dan penghambatnya. Tim Pendidikan Agama dan Keagamaan menerjunkan sepuluh peneliti yang menyasar sepuluh kota atau kabupaten yang berada di Propinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, antara lain Kabupaten Kudus, Kota Salatiga, Kota Tegal, Kabupaten Banyumas, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul. Obyek penelitian ini adalah sekolah yang berada pada jenjang pendidikan menengah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA. Bahan kebijakan tersebut tidak hanya untuk Kementerian Agama tetapi juga kementerian lain yang bersinggungan langsung maupun tidak langsung dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya proses pembelajaran Pendidikan Agama. Penyelenggaraan penelitian ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini, khususnya kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama kami sampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami untuk menyelenggarakan penelitian ini.
    [Show full text]