Quick viewing(Text Mode)

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H

Al-Tsaqafa: Jurnal Peradaban Islam Vol. 15 No.2, Desember 2018, hlm. 155-180 ISSN (Cetak) : 0216-5937

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H. Mawardi Ading Kusdiana Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati aguspermana978@ gmail.com, [email protected], [email protected]

Abstrak Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu pertama untuk mengetahui islamisasi di Jawa dan kedua untuk mengetahui peran habaib di Betawi dalam proses islamisasi pada abad ke 70. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan tahapan kerja pengumpulan data (heuristik), verifikasi (kritik), penafsiran (interpretasi) dan penulisan (historiografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Meski masih memerlukan pembuktian lebih lanjut, periodisasi masuknya orang Arab di Nusantara dapat dibagi pada tiga periode. Periode pertama adalah abad 9- 11 M; periode kedua abad 12-15 dan periode ketiga abad 17-19 M. Pada Abad Ke 20 para habaib ini telah tersebar hamper di seluruh pulau Jawa. Penyebarannya meliputi daerah , Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jakarta ada bebrapa yang terkenal seperti Habib Kampung Bandan, Habib Jindan, Habib Ali Kwitang, Habib Ali Bugur dan Habib Usman Bun Yahya. di Jawa Barat ada Al- Habib Alwi bin bin Thohiral-Haddad, Habib Syarief Muhammad al-Aydrus dan Al- Habib-Muhammad-Bin-Syekh-Bin-Yahya. Di Jawa Tengah dimulai dari Al-Habib Husein bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, dan Habib Luthfi. di Jawa Timur pertama Al-Habib Ja’far bin Syekhan Assegaf, Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih dan Habib Abdul Qadir bin Husein Assegaf Kata Kunci: Jaringan, Habaib, Islamisasi, Dakwah.

PENDAHULUAN Walaupun kompromi-kompromi Di antara peristiwa-peristiwa sangat dengan kepercayaan lama masih penting dan menarik dalam sejarah Asia berlangsung selama periode islamisasi, tidak Tenggara adalah gelombang islamisasi yang lebih dari sekitar tiga abad, Islam telah hingga kini masi menyimpan kekaguman, secara drastis menggantikan kebudayaan sekaligus rasa penasaran (curiosity) para Hindu-India yang sudah berakar kuat di sejarawan, terutama para sejarawan Barat. Nusantara. Masih adanya kompromi dengan Hingga kini, kurioritas sejarah ini belum kebudayaan lama ini menimbulkan hilang dari memori kolektif sejarawan. perdebatan di antara para sejarawan. Islamisasi dipandang sebuah sukses besar, Misalnya, apakah masyarakat Asia terutama apabila dilihat dari aspek Tenggara benar-benar melakukan geografis, yaitu jarak yang sangat jauh dari “konversi”, yaitu perpindahan agama pusat Islamnya di Timur Tengah. Jarak yang kepada Islam atau Kristen, yang sebenarnya jauh ini cukup mengherankan apabila dilihat terjadi “adhesi”? Menurut Anthony Reid, dari konteks tradisional saat itu, yang alat ketimbang “konversi” atau hanya transportasi masih sangat sederhana dan “adhesi”(kelekatan) berdasarkan kenyataan tidak ada organisasi kuat yang bahwa yang mereka lakukan hanyalah mengorganisasi penyebaran Islam.1 konfesi (membaca kalimat syahadat) dan

1 Ricklefs, Sejarah Modern (Yogyakarta: Gadjah Mada University 1993), 18. 155

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

tidak sepenuhnya meninggalkan kepada Kristen? Apabila ada konversi kepercayaan dan ritual-ritual animistik dan kepada Kristen, mengapa tidak semasif samanistik sebelumnya. Setelah masyarakat kepada Islam? Pertanyaan mendasar ini Nusantara melakukan “konversi agama”, telah mengundang beragam spekulasi. mereka masih tetap sebagai muslim Schrieke mencoba menjawab pertanyaan ini nominal.2 dengan mengajukkan sebuah teori tentang Terlepas dari persoalan itu, sejak persaingan antara Islam dan Kristen dalam abad ke-15, ketika penyebaran telah memperebutkan pengikutnyadi Nusantara, menyentuh seluruh kepulauan Nusantara, yang Ia sebut sebagai race theory (teori Islam mencul menjadi agama yang paling balapan). Schrieke mengatakan, tidak penting di Asia Tenggara dan mengubur mungkin memahami konflik, persaingan, puing-puing kebudayaan India ke sudut- dan permusuhan antara orang-orang Islam sudut sejarah. Islam seperti dikatakan Hall, dan bangsa Portugis.4 “memberikan intrupsi tiba-tiba” (conveys of Berdasarkan kajian beberapa ahli sudden break) dalam sejarah Hinduisme. terhadap sumber-sumber yang ada selama “Dewa-dewa lama Hindu-Buddha ini memang membuktikan bahwa asal dilupakan,dan menjadi Jawa mulai berarti Timur Tengah dan Persia terutama yang menjadi Muslim,” kata Robert Jay ketika Ia berasal dari Yaman dan Hadaramaut menggambarkan suksesnya islamisasi di memiliki peran besar dalam penyebaran Jawa. Singkatnya, “interupsi Islam dan Islam di Nusantara. Tidaklah mengherankan penyebarannya,” seperti dicatat Coede̔ s, jika sebagian besar ulama Nusantara telah “memotong hubungan-hubungan memiliki jalur geneologis dengan Arab spritual” antara Hindu Asia Tenggara dan Hadramaut5. Namun demikian, kenyataan Brahma India serta “membumikan lonceng ini tentu saja tidak menutup peluang akan kematian kebudayaan India di Nusantara.3 besarnya peran ulama lokal sendiri dalam Dengan demikian, selain menarik proses transmisi dan penyebaran Islam di melacak proses-proses islamisasi di Nusantara. Mungkin saja hal ini belum Nusantara atau Asia Tenggara sangatlah banyak diungkap karena masih banyaknya penting mengingat bahwa Islam, setelah sumber-sumber lokal otentik yang belum periode atau religius revolution dalam ditemukan terkait peran mereka dalam istilah Reid, telah menjadi kata kunci untuk tranmisi dan penyebaran Islam di Nusantara memahami perubahan-perubahan sosio- tersebut.6 politik di kawasan Asia Tenggara sejak saat itu. Pelackan ini berangkat dari pertanyaan historis, apakah yang menyebabkan METODE penduduk pribumi Asia Tenggara begitu Metode yang digunakan dalam mudah melakukan konversi agama kepada penelitian ini bertumpu pada metode Islam? Kekuatan apakah yang paling besar sejarah. Tahapan kerja dalam penelitian memberikan kontribusi bagi proses sejarah7 dimulai dari penentuan Islamisasi di Nusantara? Mengapa tidak pengumpulan data (heuristik), kritik sumber

2 Moeflich Hasbulloh, Sejarah Sosial 6 Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LkiS, 2005), Intelektual Islam di Indonesia (Bandung: Pustaka 66-67. Setia, 2012), 206. 7Lihat Kuntowijoyo, PengantarIlmuSejarah, 3 Moeflich Hasbulloh, Sejarah Sosial Intelektual Yogyakarta: Bentang, 1997. Bandingkan dengan Islam di Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Helius Sjamsudin, Metodologi Sejarah, Jakarta: 206-207, mengutip Coede̔ s, The Indianized, 253. Departemen P&K, Direktorat Pendidikan Tinggi. 4 Moeflich Hasbulloh, Sejarah Sosial Intelektual 1996, Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu-ilmu Islam di Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: 207. Gramedia, 1992, dan Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Jakarta: Universitas Indonesia, 1975.

156

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20

(verifikasi), penafsiran (interpretasi) dan perantara, pedagang kecil, pemilik toko, penulisan (historiografi). Teknik menembus pasar dan menyediaka barang pengumpulan data pada penelitian ini adalah dan jasa yang tidak dilakukan pendatang studi dokumen, observasi dan interview. dari Eropah, juga melakukan kegiatan Observasi digunakan untuk melihat jejak meminjamkan uang.10 historis para habaib dan perannya dalam Para perantau Arab mulai datang proses penyebaran Islam di Betawi. secara massal ke Nusantara pada tahun- Observasi dilaksanakan di pusat-pusat tahun terakhir abad ke-18, tetapi mereka Habaib seperti di kampung Bandan, mulai banyak menetap di pulau Jawa setelah kampung Luar Batang. Melalui observasi, tahun 1820.11 Menurut statistik tahun 1858 peneliti dapat menarik inferensi tercatat jumlah penduduk keturunan Arab (kesimpulan) ihwal makna dan sudut yang menetap di Indonesia sebanyak 1.662 pandang dari peristiwa atau proses yang atau sekitar 30% dari jumlah masyarakat diamati. Arab yang merantau pada tahun itu. Para perantau Arab sudah bermukim di kota-kota Maritim Indonesia sejak tahun- C. Sejarah Masuknya Habaib tahun permulaan abad 19. Umumnya di Nusantara mereka adalah para pedagang. Biasanya Di Indonesia orang Arab dikaitkan para pedagang Muslim menghabiskan dengan penyebaran Islam, seperti yang waktu berbulan-bulan untuk menjual barang dikatakan (1961) bahwa orang Arab dagangannya sampai habis agar bisa adalah pelopor Islam, mereka telah datang membeli barang dagangan setempat dan ke negeri-negeri Melayu pada abad ke VII membawanya kembali ke negerinya M, atau tahun pertama Islam. Dengan masing-masing. Selain itu juga pelayaran demikian, sejarah masuknya Islam ke yang mereka lakukan untuk kembali ke Indonesia terutama sejarah negeri asal tergantung pada musim. Jarak perkembangannya tidak terlepas dari sejarah antara Indonesia dan Jazirah Arab memakan masuknya perantau Arab di Indonesia. Data waktu yang lama dan amat ditentukan oleh ini sekaligus memperkuat dugaan bahwa cuaca. Mereka merantau ke Indonesia tanpa Islam masuk ke Indonesia ini bukanlah membawa istri-istrinya dan seluruhnya diorganisir oleh suatu Negara atau badan terdiri dari laki-laki, tua-muda dan anak- yang resmi dari suatu Negara. Masuknya anak. Biasanya mereka menetap Islam secara sukarela dibawa oleh berkelompok di perkampungan di dekat padagang-pedagang yang mula-mula datang pelabuhan kota. Kemudian hubungan antar membeli rempah-rempah yang diperlukan kelompok pedagang muslim dengan dan akan dijual.8 Penghidupan mereka masyarakat pribumi terwujudlah secara sebagai pedagang yang membawa barang- bertahap. Kondisi yang sedemikian barang dari Arab dan pulangnya membawa menyebabkan pedagang Arab tersebut rempah-rempah. mengadakan jalinan kekeluargaan melalui Orang-orang Arab yang bermukim pernikahan dengan penduduk pribumi, di Nusantara sebagian besar berasal dari beranak-pinak dan tidak kembali lagi ke Hadramaut, dan sebagian lagi ada yang berasal dari Maskat, tepian Teluk Persia, Yaman, Hijaz, Mesir atau dari pantai Timur Afrika.9 Mereka menjadi pedagang

8 Noerman, Moehammad , Sejarah Kebudayaan, 10 Affandi Bisri, Syaikh Ahmad Syurkati (1874-1943) Bukittinggi : Pustaka Saadiyah, 1971 Pembaharuan & Pemurnian Islam di Indonesia, 9 Hussen Abdullah Badjerei. Al-Irsyad, Jakarta : PP Jakarta :alKautsar. 1999, Al-Irsyad Al-Islamiyah, 1987 11 L.W.C. van den Berg. Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara. (Jakarta : INIS, 1986)

157

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

negeri asal mereka.12 Bilamana ada bercampur menjadi warganegara yang kembali ke negerinya, mereka hanya di Indonesia dan negara-negara Asia sekedar menjenguk keluarga mereka. Data lainnya. Selain di Indonesia, warga ini menunjukkan hubungan sosial antara Hadramaut ini juga banyak terdapat orang-orang Arab dengan penduduk di Oman, India, Pakistan, Filipina Selatan, setempat nampak sekali dalam hubungan , dan Singapura. Terdapat pula perkawinan penduduk pribumi terutama warga keturunan Arab yang berasal dari golongan bangsawan dan pedagang besar negara-negara Timur akan sangat bangga bila dapat mengambil Tengah dan Afrika lainnya di Indonesia, menantu atau ipar dari kalangan Arab misalnya dari Mesir, Arab Saudi, terutama dari kalangan Sayid.13 atau Maroko; akan tetapi jumlahnya lebih Dari hubungan perkawinan ini sedikit daripada mereka yang berasal dari banyak di antara orang-orang Arab yang Hadramaut.14 kemudian diangkat menjadi penguasa Ada cataatn menarik yang ditulis daerah seperti Pontianak, Demak, Cirebon dalam Wikipedia tentang periodisasi dan Mataram. Realitas ini membuktikan masuknya orang-orang Arab di Indonesia. bahwa mereka tidak hanya berperan sebagai Meski periodisasi ini masih memerlukan pedagang, tapi mayoritasnya justru pembuktian lebih lanjut, akan tetapi cukup melakukan aktifitas sebagai ulama dan juru memberi peta kognitif tentang gelombang dakwah. masuknya orang Arab di Indonesia. Berkaitan dengan kedatangan orang Periode pertama adalah abad 9-11 Arab di Nusantara Hamka meyakini bahwa M. Catatan sejarah tertua adalah mereka sudah datang sejak abad ke 7 masehi berdirinya kerajaan Perlak I (Aceh atau abad pertama Hijriyah. Fakta untuk Timur) pada tanggal 1 Muharram 225 H mendukung pendapat ini adalah adanya (840 M Hanya 2 abad setelah wafat hubungan dagang orang-orang Arab dengan Rasulullah, salah seorang keturunannya kerajaan Sriwijaya yang kemudian yaitu Ali bin Muhammad Dibaj bin melahirkan perkampungan Arab di Sumatra. Ja'far Shadiq hijrah ke kerajaan Perlak. Ia Menurut catatan sejarah, setelah terjadinya kemudian menikah dengan adik kandung perpecahan besar di antara umat Islam yang Raja Perlak Syahir Nuwi. Dari pernikahan menyebabkan terbunuhnya khalifah ini lahirlah Abdul Aziz Syah sebagai Sultan keempat Ali bin Abi Thalib, mulailah terjadi (Raja Islam) Perlak I. Catatan sejarah ini perpindahan (hijrah) besar-besaran dari resmi dimiliki Majelis Ulama Kabupaten kaum keturunannya ke berbagai penjuru Aceh Timur dan dikuatkan dalam seminar dunia. Ketika Imam Ahmad Al- sebagai makalah 'Sejarah Masuk dan Muhajir hijrah dari Irak ke Berkembangnya Islam di Aceh' 10 Juli 1978 daerah Hadramaut di Yaman kira-kira oleh Ali Hasymi. seribu tahun yang lalu, keturunan Ali bin Periode kedua abad 12-15 Masa ini Abi Thalib ini membawa serta 70 orang adalah masa kedatangan para datuk dari keluarga dan pengikutnya. Walisongo yang dipelopori oleh keluarga Sejak itu berkembanglah besar Syekh Jamaluddin Akbar dari Gujarat, keturunannya hingga menjadi kabilah masih keturunan Syekh Muhammad Shahib terbesar di Hadramaut, dan dari kota Mirbath dari Hadramaut. Ia besama putra- Hadramaut inilah asal-mula utama dari putra berdakwah jauh ke seluruh pelosok berbagai koloni Arab yang menetap dan Asia Tenggara hingga Nusantara dengan

12 Hussein Abdullah Badjerei. Al-Irsyad Mengisi 14 (https://id.wikipedia.org/wiki/Arab- Sejarah Bangsa, Jakarta : Presto Prima Utama, 1996 Indonesia#Sejarah_kedatangan,) 13 L.W.C. van den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab Di Nusantara, (Jakarta : INIS, 1987)

158

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 strategi utama menyebarluaskan Islam wilayah Sriwijaya. Meskipun Islam telah melalui pernikahan dengan penduduk masuk ke wilayah Indonesia sejak abad ke- setempat utamanya dari kalangan istana- 7 Masehi, penyebaran Islam baru berjalan istana Hindu. secara massif pada abad ke-12 dan 13 Periode ketiga abad 17-19 M. Abad Masehi. Sedikit berbeda dengan perkenalan ini adalah gelombang terakhir ditandai Islam pertama pada abad ke-7, menurut A. dengan hijrah massalnya para Alawiyyin Johns, para penyebar Islam pada abad ke-12 Hadramaut yang menyebarkan Islam sambil adalah para dai dari kalangan sufi. Mereka berdagang di Nusantara.Kaum pendatang inilah yang memainkan peranan penting terakhir ini dapat ditandai keturunannya (prime mover) dalam proses penyebaran hingga sekarang karena berbeda dengan Islam di kawasan Nusantara. Faktor utama pendahulunya, tidak banyak melakukan yang menunjang keberhasilan Islamisasi ini kawin campur dengan penduduk adalah kemampuan para sufi menyajikan pribumi. Selain itu dapat ditandai dengan kemasan Islam yang atraktif, menekankan marga yang kita kenal sekarang seperti aspek-aspek keluwesan ajaran Islam Alatas, Assegaf, Al Jufri, Alaydrus, Syihab, khususnya tasawuf dengan mistisisme Syahab, dll. Hal ini dapat dimengerti karena setempat. marga-marga ini baru terbentuk Daerah pertama yang disinggahi belakangan.Tercatat dan lain-lain. alam oleh para pedagang Arab Hadramaut adalah sejarah Hadramaut, marga tertua adalah As di sepanjang pantai timur Sumatera, yakni Saqqaf (Assegaf) yang menjadi gelar bagi Aceh. Kemudian, dengan dibukanya Syekh Abdurrahman bin Muhammad Al pertambangan timah serta pesatnya Mauladdawilah setelah ia wafat pada 731 H perkebunan lada di wilayah kesultanan atau abad 14-15 M. Sedangkan marga- Palembang mendorong para pedagang Arab marga lain terbentuk bahkan lebih untuk berpindah ke wilayah tersebut. belakangan, umumnya pada abad Tercatat sebanyak lebih dari 500 penduduk 16. Biasanya nama marga diambil dari gelar yang menetap di kesultanan adalah warga seorang ulama setempat yang sangat Arab.16 dihormati. Berdasarkan taksiran pada 1366 Perpindahan penduduk Hadramaut H (atau sekitar 57 tahun lalu), jumlah ke Hindia Belanda didominasi oleh mereka sekarang tidak kurang dari 70 ribu kelompok yang menempati strata atas di jiwa. Ini terdiri dari kurang lebih 200 dalam stratifikasi masyarakat Hadramaut, marga.15 yakni kelompok Al-‘Attas. Kelompok Al- Tokoh-tokoh Penyebar Islam di ‘Attas adalah golongan Sayid, atau Indonesia paara pedagang Arab yang berasal golongan yang diyakini merupakan dari semenanjung Arabia ke pesisir utara keturunan Nabi Muhammad SAW. Sumatera (Aceh) pada Abad ke-7 Masehi itu Faktor keturunan ini yang selain berdagang mereka juga menjadi menjadikan golongan sayid menempati penyebar agama Islam dan melakukan posisi tinggi dan terhormat di kalangan perkawinan dengan wanita setempat. orang-orang Arab Hadramaut. Selain Al- Sekalipun penduduk pribumi belum banyak ‘Attas atau golongan sayid, juga terdapat yang memeluk agama Islam, tapi komunitas kelompok yang disebut Masyaikh. Muslimpertama telah terbentuk yang terdiri Golongan Masyaikh adalah golongan yang dari orang-orang Arab pendatang dan mempunyai keterampilan khusus, terutama penduduk lokal, seperti yang didapatkan dalam bidang agama. Besar kemungkinan para pengelana Cina di pesisir utara perjalanan para Masyaikh ke Hindia Sumatera (Aceh) dan komunitas Islam di Belanda selain untuk berdagang juga

15 (https://id.wikipedia.org/wiki/Arab- 16 ibid Indonesia#Sejarah_kedatangan)

159

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

memiliki motif lain, yakni alim ulama yang intelektual, membawa dampak pada menyebarkan ajaran Islam.17 kecenderungan masyarakat Betawi (sebagai Terdapat pula sebagian kecil suku asli) yang dikenal sebagai masyarakat golongan Masakin. Para Masakin atau yang taat beragama (religius). Bahkan orang-orang miskin ini mengikuti para tuan Rafless sampai mengakui kemajuan mereka yang berasal dari perkembangan Islam di kalangan penduduk golongan Sayid atau Masyaikh untuk Batavia dalam bentuk asimilasi orang berdagang di wilayah Hindia Belanda. selam.19 Catatan statistik dari survey Jakarta, tak cuma kota metropolitan. penduduk yang dilakukan pemerintah Kota ini juga menyimpan berbagai tempat kolonial Hindia Belanda di wilayah peninggalan sejarah. Diantaranya adalah karesidenan pulau Jawa dan Madura peninggalan masjid-masjid bersejarah yang menunjukkan warga Arab yang lahir di kini sering diziarahi umat Islam. Salah satu Hindia Belanda dan yang lahir di negeri masjid yang tersohor di Jakarta adalah asalnya. Masjid luar Batang, terletak dikawasan Luar Tahun 1885, tercatat 10.888 warga Batang, Jakarta Utara20. Arab. 1.918 jiwa lahir di negeri Arab dengan Hampir semua transportasi umum rincian 1.852 jiwa adalah pria dan 66 anak- bisa digunakan untuk menuju tempat ini. anak. Sementara 8.970 jiwa lainnya lahir di Letaknya tidak terlalu Jauh dari pusat berbagai karesidenan di Jawa dan Madura. perdagangan Jakarta Kota. Dulu sebelum Sebanyak 2.092 jiwa adalah pria, 2.384 jiwa Jakarta menjadi seperti ini, daerah luar adalah wanita, sementara 4.494 jiwa adalah Batang dan sekitarnya termasuk daerah anak-anak. Survey tahun 1885 ini lebih baik kawasan pusat perkotaan. Di daerah situlah, dari survey tahun 1859 dan tahun 1870 terdapat pelabuhan, pusat perdagangan dan karena secara detail menjelaskan posisi juga pusat pemerintahan. orang Arab yang lahir di negeri asalnya dan Maka tak mengherankan jika, di Hindia Belanda, baik laki-laki, beberapa dasawarsa lalu, penduduk di perempuan, dan anak-anak.18 sekitar Jakarta, banyak yang lebih dulu Survey di tahun 1859 dan 1870 memilih mampir dan melaksanakan shalat di hanya menjelaskan secara total jumlah masjid ini sebelum berangkat menunaikan orang Arab di Hindia Belanda di tiap ibadah haji ke Mekah, begitu pula setelah karesidenan dan masih menggabungkan kembali. antara orang Arab dengan Bengali. Masjid ini, pada awalnya, sama saja dengan masjid-masjid di Betawi pada D. HABAIB DI JAWA ABAD umumnya. Masjid luar Batang menjadi ABAD XX terkenal karena di halaman masjid itu di 1. Jaringan Habaib di Jakarta makamkan Sayid Husein bin Abu Bakar bin a. Habib Husein Luar Batang Abdillah Alaydrus yang tutup usia pada Kehadiran Islam di Jakarta dan tanggal 24 Juni 1756. Almarhum lebih semakin banyaknya masjid yang berdiri sering disebut sebagai al-Habib (Habib pada abad ke-18, terutama membludaknya Husein). Beliau adalah seorang tokoh yang orang Batavia yang menuntut ilmu ke dipercaya kedalaman ilmu agamanya. Tak Makkah, membawa daya jelajah intelektual mengherankan jika kemudian banyak sekali yang luar biasa berabad-abad berikutnya. pengunjung baik dari dalam maupun luar Banyak ulama yang muncul pada abad ke- negeri, yang berziarah ke makam yang 20 di berbagai penjuru kota Jakarta, dengan dianggap keramat itu. masjid dan lembaga pengajian sebagai locus

17 ibid 19 Mastuki HS dan M. Ishom el-Saha 2004, 257 18 ibid 20 Uka Tjandrasasmita, 2006. 49

160

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20

Semula makam tersebut memang binti Rasulullah SAW (Mauladdawilah terletak di halaman masjid, tetapi ketika 2011 (Edisi Revisi, 137). masjid tersebut diperluas, makam Sayid Kakek buyutnya adalah Habib Husein terdapat di dalam masjid. Yang Muhammad bin Husein al-Habsyi, seorang menarik, menurut cerita, sejak ulama yang dating dari Haramaut dan dimakamkannya Sayid Husein bin bermukim di Kota Pontianak Kalimantan Abubakar bin Abdillah Alaydrus di sana, Barat, hingga ia menikah di sana. Sedangkan masjid tersebut menjadi banyak disinggahi kakeknya adalah al-Habib Abdullah bin orang untuk berziarah. Dan bahkan di Muhammad al-Habsyi, yang lahir di antaranya tak jarang yang bermalam di sana Pontianak. Disana ia bedakwah dan sampai 7 hari. Di bulan Ramadhan, jumlah berjuang. Saat itu, dengan para sultan dari mereka yang bermalam lebih banyak, keluarga al-Qadri di Pontianak, ia terutama di 10 malam terakhir. mendirikan kesultanan Hasyimiyyah di Kalimantan Barat. Kemudian ia b. Al-Habib Ali bin Abdurrahman al- memutuskan untuk berdakwah dan Habsyi Kwitang berdagang di Pulau Jawa, hingga akhirnya Habib Ali Kwitang, begitulah ia menikah di Kota Semarang, Jawa Tengah. akrab disapa, al-Habib Ali sebagai perintis Setelah itu, dalam pelayaran kembali ke majlis taklim di Tanah Betawi, majelis Pontianak, ia wafat didasar laut karena ta’lim yang diadakannya di Kwitang Jakarta kapalnya karam. Pusat, merupakan cikal bakal berdirinya Ayahnya adalah al-Habib majelis taklim-majelis taklim di seluruh Abdurrahman al-Habsyi, seorang ulama Tanah Air. Pada periode tahun 1940 M yang lahir di Kota Semarang, Jawa Tengah, hingga 1960 M, di Jakarta ada tiga serangkai kemudian pindah ke Jakarta dan menikah ulama yang seiring sejalan dan selangkah dengan Hajjah Salamah, seorang gadis dalam dakwah. Mereka itu adalah: al-Habib Betawi yang berasal dari Jatinegara. Al- Ali bin Abdurrahman al-Habsyi, al-Habib Habib Abdurrahman ayahnya adalah sepupu Ali bin Husein al-Attas dan al-Habib Salim pelukis nasional terkenal Raden Saleh bin Ahmad bin Jindan. Hamper semua Bustaman21, seorang Sayyid dari keluarga masyarakat Betawi kala itu berguru kepada Yahya. Al-Habib Abdurrahman al-Habsyi mereka. wafat di Jakarta pada tahun 1296 H yang Nasab beliau adalah : al-Habib Ali bertepatan dengan tahun 1881 M dan di bin Aburrahman bin Abdullah bin makamkan di kawasan Cikini, tepatnya di Muhammad bin Husein bin Abdurrahman belakang Taman Ismail Marzuki, Jakarta bin Husein bin Abdurrahman bin Hadi bin Pusat, yang kala itu milik Raden Saleh. Ahmad al-Habsyi Shahib Syi’ib bin Sedangakan ibunya Hajjah Salamah, yang Muhammad bin Alwi bin Abubakar al- wafat pada 2 Rajab 1351 H dan dimakamkan Habsyi bin Ali bin Ahmad Assadullahbin di pemakaman umum Tanah Abang. Hasan at-Turabi bin Ali bin Muhammad al- (Mauladdawilah 2011 (Edisi Revisi, 138). Faqih al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Sesuai dengan wasiat ayahnya Shahib Mirbath bin Ali Khala’ Qasam bin tempat yang pertama kali dituju adalah Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Rubat al-Habib Abdurrahman bi Alwi al- Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa bin Aydrus. Selain belajar dirubat tersebut, al- Muhammad an-naqib bin Ali al-Uraidhi bin Habib Ali juga berguru kepada para ulama Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir dan auliya’ yang berada di Hadramaut kala bin Ali Zainal Abidin bin Husaein bin Ali itu, diantaranya yaitu: bin Abi Thalib suami Fathimah az-Zahra 1. Al-‘Allamah al-Qutub al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

21 A.Steenbrink 1984, 137-138

161

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

2. Al-‘Allamah al-Imam al-Habib Jakarta) setelah menetap di Jakarta, beliau Ahmad bin Hasan al-Attas berguru kepada para ulama yang berada di 3. Al-‘Allamah al-Habib Hasan bin tanah air,diantaranya : Al-Habib al-Aydrus bin Muhsin Al-Attas (Empang-Bogor), Al- 4. Al-‘Allamah al-Habib Zein bin Alwi Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al- Ba’abud Attas () dan Al-Habib 5. Al-‘Allamah al-Syekh Hasan bin Muhammad bin Idrus Al-Habsyi Awadh Mukhaddam (), Al-Habib Muhammad bin 6. Al-‘Allamah al-Habib Abdurrahman Ahmad Al-Muhdhor (Bondowoso).23 bin Muhammad al-Mahsyur Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 7. Al-‘Allamah al-Habib Umar bin 1920, dalam usia 41 tahun, ia pun berangkat Idrus bin Alwi al-Aydrus ke Jakarta. Hanya dalam waktu singkat, 8. Al-‘Allamah al-Habib Alwi bin almarhum yang selalu dekat dengan rakyat Abdurrahman al-Masyhur, serta itu, telah dapat menguasai bahasa Indonesia. masih banyak lagi ulama dan auliya Ia mula-mula tinggal di Cikini, berdekatan yang menjadi gurunya selama di dengan Masjid Cikini, yang dibangun oleh Hadramaut. pelukis Raden Saleh. Ia dengan cepat dapat menarik perhatian masyarakat setempat. c. Al-Habib Ali Bin Husin Alatas Habib yang dikenal sebagai guru dari (Habib Ali Bungur) sejumlah ulama terkemuka di Betawi itu, Habib Ali bin Husin Alatas pada masa hidupnya dikenal sebagai ulama dilahirkan di Huraidhah, Hadramaut, pada ahli dalam bidang fikih, falsafah, tasawuf, tanggal 1 Muharram 1309 atau 1889 dan perbandingan mazhab. Menguasai Masehi, juga dikenal dengan sebutan Habib berbagai dari berbagai mazhab, Ali Bungur. Karena pada akhir hayatnya, ia Habib Ali Alatas, selama 56 tahun telah dan keluarga tinggal di Bungur, Jakarta mengabdikan diri untuk perjuangan agama. Pusat. 22 Sebelumnya, guru sejumlah kiai Bukan saja di Indonesia, juga di Malaysia Jakarta ini tinggal di Cikini, Jakarta Pusat. dan Singapura, banyak muridnya. 24 Hingga kala itu namanya dikenal dengan Seperti dikemukakan oleh putranya, sebutan Habib Ali Cikini. Sejak usia enam yang kini meneruskan majelis taklim ‘Al- tahun ia telah menuntut ilmu keislaman pada Khairat’ di Condet, ayahnya memang tidak sebuah ma’had atau di mau menonjolkan diri. Padahal, di antara Hadramaut. Setelah menempuh pendidikan para muridnya merupakan ulama terkemuka belasan tahun, pada tahun 1912 dalam usia kala itu. Seperti KH Abdullah Sjafi’ie, 23 tahun ia pun menunaikan ibadah haji. Di pimpinan majelis taklim Assyfi’iyah, KH kota suci ini, Habib Ali menetap selama lima Tohir Rohili, pimpinan majelis taklim tahun yang waktunya dihabiskan untuk Attahiriyah, KH Syafi’i Hadzami (ketua menuntut ilmu pada sejumlah ulama. Pada umum MUI Jakarta), dan puluhan ulama tahun 1917, ia kembali ke Huraidhah, dan lainnya. Bahkan, para muridnya itu mengajar di kota yang banyak memiliki pesantren itu. Setelah 4 tahun (tak banyak sejarawan yang menulis bagaimana perjalanan beliau hingga kemudian tiba di

22 Al-habib ali bin husin alatas (habib ali bungur) blogspot.co.id/2013/09/ manaqib-al-habib-ali-bin- https://ahlussunahwaljamaah. husein-al-attas.html wordpress.com/manakib/ al-habib-ali-bin-husin- 24 Al-habib ali bin husin alatas (habib ali bungur) alatas/ https://ahlussunahwaljamaah. 23 Manaqib Al-Habib Ali bin Husein Al- wordpress.com/manakib/ al-habib-ali-bin-husin- Attas, Bungur https://ahlulbaitrasulullah. alatas/

162

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20

kemudian menjadi guru para mubaligh, dan Habib Salim bin Jindan Seorang perguruan tinggi Islam.25 Ahli Hadits/Muhadits Indonesia - Sosok Almarhum wafat pada tanggal 16-2- satu ini bisa dikatakan merupakan salah satu 1976 jam 06.10 pagi. Kontan berbagai ulama terbesar Indonesia, sang singa penerbitan memberitakan headlines, dan podium, dan ulama ahli hadits kebanggaan beberapa harian antara lain: Merdeka, Berita nusantara. Beliau dikenal sebagai salah satu Buana, Kompas, Pos Kota, Pelita, Kantor dari tiga serangkai (triumvirat) ulama Berita ANTARA secara nasional terbesar nusantara di masanya dalam memberikan pemberitaan ditempat berdakwah. Adapun tiga serangkai yang terhormat. Sementara itu radio-radio Asy- dimaksud adalah: Syafi’iyyah, At-Tahyriah serta Cendrawasih 1. Maulana Al-Habib Salim bin Jindan setiap 15 menit memberikan kabar dukacita sendiri ini diselingi pengajian-pengajian Al- 2. Maulana Al-Habib Ali Al-Habsyi .26 Kwitang Kantor Berita Antara mewartakan 3. Maulana Al-Habib Ali bin Husein Al- pada tanggal 16-2-1976, bahwa ribuan Athas, Bungur (Habib Ali Bungur/Habib pengikut Almarhum yang mendengar berita Ali Cikini). wafatnya Habib Ali bin Husin mendatangai Kalau Habib Salim bin Jindan kediamannya untuk memberikan dikenal sebagai sosok singa podium yang penghormatan terakhir. Sedangkan upacara sangat tegas dan menggebu-gebu dalam penguburan tanggal 17 Februari 1976, di berdakwah dan sangat sering mengkritik Kramat Jati, Cililitan, ratusan ribu rakyat pemerintah, maka Maulana al-Habib Ali al- mengantarkan ulama besat itu ketempat Habsyi lebih menekankan kepada peristirahatannya yang terakhir. Upacara masyarakat luas untuk menumbuhkan sikap penguburan dipimpin resmi oleh ketua saling mencintai. Adapun Maulana al-Habib DPR/MPR Dr.Idham Khalid, serta dihadiri Ali bin Husein al-Athas lebih banyak diam oleh puluhan ulama dan pemimpin Rakyat dan tidak terlalu vokal kepada pemerintah. serta pejabat negara dai Sumatra Selatan, Nama lengkap beliau adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sayyidina Wa Maulana Al-Habib Salim bin Madura. Pembacaan talqin menurut harian Ahmad bin Husain bin soleh bin Abdullah “Pelita” dibacakan oleh ulama Jawa Tengah, bin jindan bin abdullah bin umar bin Habib Ali bin Ahmad Al-Attas abdullah bin syaikhon bin Asy Syeikh Abi Bakar bin Salim bin Abdullah bin d. Al- Habib Salim Bin Ahmad bin Abdurahman bin Abdullah bin Asy Syeikh Jindan Abdurahman As Seggaf bin Muhammad Al Habib Salim bin Djindan adalah maula Ad Dawilah bin Ali Maul Ad Dark seorang ulama yang dilahirkan di Surabaya bin Alwi Al Ghuyyur bin al Ustadz Al pada 7 September 1906 M, 18 Rajab 1324. A’dzom Al Faqih Al Muqoddam Nama lengkapnya adalah Habib Salim bin Muhammad bin Ali bin Muhammad sohib al Ahmad bin Husain bin Saleh bin Abdullah Murbath bin Ali Khola’ Qosam bin Alwi bin bin Djindan bin Abdullah bin Umar bin Muhammad Maula Showma’ah bin Alwi Abdullah bin Syaikhan bin Asy Syaik Abu bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Bakar bin Salim. Salim bin Djindan wafat di Isa Ar Rumi bin Muhammad An Naqib bin Jakarta pada 1 Juni 1969, 16 Rabiul Awal Ali Al ‘Uraidhi bin Ja’far As Shodiq bin 1389.27 Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin

25 Manaqib Al-Habib Ali bin Husein Al- 26 Manaqib Al-Habib Ali bin Husein Al- Attas, Bungur https://ahlulbaitrasulullah. Attas, Bungur https://ahlulbaitrasulullah. blogspot.co.id/2013/09/ manaqib-al-habib-ali-bin- blogspot.co.id/2013/09/ manaqib-al-habib-ali- husein-al-attas.html bin-husein-al-attas.html 27 https://id.wikipedia.org/wiki/Salim_bin_Djindan

163

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

bin Al Husain bin Ali bin Abi tholib dan bin membedakannya. Di antara sekian banyak Fathimah Az Zahra binti Rasulullah ulama hadrami kenamaan di Nusantara, Muhammad Shallallahu alaihi wa alihi wa Sayid mempunyai peran shohbihi wa sallam. Umat sentral, yakni selain aktivitas dakwahnya, khususnya masyarakat mengenal kesempatan diangkat menjadi Betawi beliau sebagai ulama dan waliyullah besar (Batavia) oleh pemerintah Hindia Belanda, yang pernah ada di nuswantara ini. Beliau dimanfaatkan betul untuk memperjuangkan lahir di Surabaya, pada tanggal 18 bulan kepentingan-kepentingan umat Islam. Tak Rajab tahun 1324 hijriyah, atau bertepatan pelak, kedudukannya sebagai Mufti, kerap dengan tanggal tujuh September tahun 1906 diplintir sedemikian rupa sehingga timbul masehi. Setelah mendarmabaktikan seluruh anggapan bahwa Sayid Usman pro-Belanda. hidupnya untuk umat islam di nusantara, Nah, makalah ini ditulis untuk mengadakan beliau wafat di Jakarta pada tanggal 1 juni tinjauan lebih lanjut mengenai aktivitas tahun 1969 masehi, bertepatan dengan 16 orang Arab, khususnya keturunan Sayid Rabiul Awwal tahun 1389 hijriyah.28 yang pada kesempatan ini mengambil prototype dari bentangan hidup e. Habib Usman Bin Yahya Sayid Usman bin Yahya. Salah satu tempat yang menjadi Sayid Usman bin Aqil Yahya al- sentrum dakwah orang Arab adalah di Alawi dikenal sebagai mufti Betawi dan Batavia (dahulu bernama Jayakarta- kini diangkat oleh Belanda sebagaiHonorair Jakarta). Berdasarkan catatan adviseur (Penasehat Kehormatan) untuk dalam Regeering Almenak bahwa jumlah urusan Arab[40], dan juga sahabat Snouck orang Arab di Nusantara sampai tahun 1879 Hurgronje. Beliau dilahirkan di Batavia, berjumlah 14791 jiwa. Khusus di Jakarta tepatnya di daerah Pekojan, pada tanggal 17 berjumlah 866, lebih kecil jumlahnya jika Rabiul Awal 1238 H/1822 M. ayahnya dibanding tahun 1871 berjumlah 1039 bernama Abdullah bin Aqil bin Umar bin jiwa29. Belum dikaji secara mendalam, Yahya, dilahirkan di Mekkah dari keturunan mengapa terjadi penurunan cacah penduduk Hadramaut. Ibunya adalah Aminah, putri (orang Arab) tersebut. Di tempat ini, dari Syekh Abdurrahman al-Misri. awalnya mereka berdagang30, lantas mulai Dakwah Sayid Usman tak hanya mengembangkan sayap aktivitasnya ke berkutat di Batavia saja, tetapi juga bidang keagamaan. Tak ayal, kesempatan dibutuhkan untuk memecahkan kebuntuan politik terbuka yang diterapkan oleh problematika di daerah lainnya. Contohnya pemerintah Hindia-Belanda, mereka saat terjadi pertentangan ide ketika polemik manfaatkan untuk menganyam bentangan- salat Jumat di Masjid Lawang Kidul bentangan kain ajaran Islam di wilayah rural Palembang, yang oleh Sayid Usman Batavia. Lambat laun, penduduk lokal dipandang “menyalahi” hukum fiqih Syafi’i tertarik untuk mendalami ajaran dari para oleh karena terlebih dahulu sudah ada pendatang Arab itu. Banyak di antara masjid yang dijadikan lokasi salat jumat mereka yang merupakan orang yakni Masjid Agung Palembang. Masalah Arab hadrami, atau orang Arab yang ini juga dijawabnya melalui sebuah tulisan bermukim di Hadramaut, Yaman. Sebagian berjudul Khulasah al-Qaul al-Sadid fil Man lagi di antara mereka mempunyai nasab ihdats Ta’addud al-Jum’at fi al-Masjid al- keturunan sampai ke Rasulullah SAW Jadid. Saat polemik itu terjadi, Sayid (Sayid), hanya saja lajur-lajur klan yang Usman memberikan berbagai pertimbangan

28 Al-Habib Salim bin Jindan Sang Singa Podim - – http://www.majeliswalisongo.com/2016/04/biogr Biografi Habib Salim bin Djindan - Habib Salim bin afi-habib-salim-bin-jindan-sang-singa-podium.html Ahmad bin Husein Bin Soleh bin Abdullah bin 29 Karel A. Steenbrink, Beberapa Aspek…, h. 135. Jindan 30 , Islam Nusantara … h. 143-144

164

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 kepada kantorAlgemeene Secretarie di Ahmad bin Abu Bakar bin Ahmad bin Bogor sehubungan dengan masalah ini. Muhammad bin Abdullah bin Abdurrahman Dalam suratnya itu antara lain dikelaskan; bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Alwi … menurut mazhab Syafi’i … bahwa bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin di dalam satu jama’ah hanya boleh Ahmad al-Muhajir bin Isa bin Muhammad diadakan salat Jumat di satu tempat saja. an-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Jakfar as- Bilamana peraturan ini dilanggar, maka Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali kedua salat Jumat yang diadakan itu Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi menjadi tidak sah. Maka, pengadaan salat Thalib suami Fathimah az-Zahra al-Batul Jumat kedua di samping yang sudah ada, binti Rasulullah SAW.32 dalam hal seperti itu bukan dianggap Al-Habib Alwi belajar berbagai sebagai pelanggaran yang berat di pihak masalah agama dibawah bimbingan ayah mereka yang ikut serta di dalamnya, dan kakeknya, hingga ia mendapatkan melainkan juga menghalangi para jamaah ijazah dari ayah dan kakeknya. Al-Habib lainnya dalam melaksanakan ibadah Alwi sangat mumpuni dalam bidang hadis mereka … hendaknya dipahami sebagai dan . Sebagaimana kebanyakan para satu jamaah, … dalam kitab-kitab fiqih … Alawiyin di Hadramaut lainya, mereka diuraikan beberapa lebar seharusnya menimba ilmu dari ayahnya kepada sebuah lapangan, agar dapat membagi kakeknya dan sanad keilmuan ini terus menjadi dua jamaah … tidak dapat bersambung ke atas sampai kepada disangsikan bahwa jamaah masjid baru di Rasulullah SAW. Al-Habib Alwi Palembang (masjid Lawang merupakan keturunan dari Shahibul Ratib Kidul) merupakan satu jamaah dengan al-Allamah al-Imam al-Habib Abdullah bin kampung masjid yang lama.31 Alwi al-Haddad. Setelah mendapat bimbingan dari 2. Habaib di Jawa Barat ayahnya, ia mengembara dari satu kota ke a. Habib Alwi bin Muhammad bin kota lainnya di Hadramaut untuk menimba Thohir al-Haddad Bogor ilmu serta mengambil ijazah dari para Al-Habib Alwi bin Muhammad bin pembesar ulama dan auliya pada zamannya, Thohiral-Haddad dilahirkan di kota Geydun, diantaranya adalah : Hadramaut, pada tahun 1299 H. Sanad 1. Al-‘Allamah al-Syekh Abdullah bin keturunan beliau termasuk silsilah adz- Abu Bakar al-Murahhim al-Khatib Dzahabiyyah, sambung menyambung dari 2. Al-‘Allamah al-Syekh Abud al- ayah yang wali kekakek yang wali juga, ‘Amudi demikian seterusnya sampai bertemu 3. Al-‘Allamah al-Habib Husein bin dengan mahluk termulia Rasulullah SAW. Muhammad al-Bâr. Secara lengkap nasab beliau adalah 4. Al-‘Allamah al-Habib Umar bin al-Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir Hamdun al-Attas bin Umar bin Abu Bakar bin Ali bin Alwi 5. Al-‘Allamah al-Habib Ahmad bin bin Abdullah (Shahib Ratib Ratib al- Hasan al-Attas Haddad) bin Alwi bin Muhamad bin Ahmad 6. Al-‘Allamah al-Habib Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin bin Abdullah al-Attas

31 ANRI: Agenda 18139/1895, saran C. Snouck M. Dien Madjid, “Menelusuri Sejarah Melalui Arsip: Hurgronje ditujukan kepada Gubernur Jendral di Kontroversi Shalat Jumat di Masjid Lawang Kidul Bogor, tertanggal Betawi 20 Oktober 1893; lihat pula Palembang”, Islam dam Konstruksi Ilmu Peradaban dalam Usman bin Abdullah bin Yahya bin Aqil al- dan Humaniora (Tangerang: UIN Jakarta Press, Alawy, Khulasah al-Qaul al-Sadid fil Man Ahadits 2003) h. 105-128. Ta’addud al-Jum’at fi al-Masjid al-Jadid, Betawi, 1316 H, h. 1-22.Untuk kisah kontroversi salat jumaat 32 Ulul Fahmi el-Qendaly dan Bisri Musthofa 2011, di Masjid Lawang Kidul itu selengkapnya lihat juga 78

165

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

7. Al-‘Allamah al-habib Abdillah bin penampilannya, pembawaannya, Umar bin Smith pergaulannya, sikapnya, maupun 8. Al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin pendiriannya. Bahkan sosoknya lebih Hasan bin Sholeh al-Bahar menggambarkansosok seorang kiai pribumi 9. Al-‘Allamah al-Habib Idrus bin daripada sosok seorang habib sebagaimana Umar al-Habsyi dalam bayangan kebanyakan orang. 10. Al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin Meskipun demikian, identitas dan Muhammad al-Habsyi jiwa kehabibannya sama sekali tak hilang, 11. Al-‘Allamah al-Habib Abdurrahman bahkan berkurang pun tidak. Baik dari bin Muhmmad al-Masyhur namanya, keyakinannya, amaliahnya, 12. Al-‘Allamah al-Habib Idrusbin Alwi kecenderungannya, pergaulannya, maupun Alydrus keistiqamahannya ( Harun Musawa, 13. Al-‘Allamah al-Habib Abdul Qadir Pimpinan Redaksi 2013, 43). bin Ahmad al- Haddad serta masih Habib Syarief Muhammad lahir di banyak lagi guru-gurunnya yang Bandung tanggal 5 November 1954, putra berada di Hadramaut.33 pasangan Habib Ustman bin Husein al- Ketika ia pergi ke Tanah Suci untuk Aydarus dan Hj. Aisyah binti Djalil Radjoe menunaikan ibadaha haji dan berziarah ke Soetan. Ia anak pertama dari lima makam datuknya Rasulullah SAW di bersaudara. Adik-adiknya adalah Syarifah Madinah, ia menetap disana beberapa waktu Hamidah, Syarif Ahmad, Syarif Hamid, dan dalam hal itu ia pergunakan untuk menimba Syarifah Mahmudah. Selain itu, Habib ilmu kepada para tokoh-tokoh ulama yang Syarief juga memiliki dua kakak perempuan berada di Haramain pada masa itu. lain ibu, yakni Syarifah Fathimah dan Diantaranya ia berguru kepada : Syarifah Maimunah. 1. Al-‘Allamah al-Syekh Said Babsheil Setelah tidak lagi menjadi anggota 2. Al-‘Allamah al-Syekh Umar bin MPR, disamping mengelola dan Abubakar Bajunaid mengembangkan yayasan As-Salâm beserta 3. Al-‘Allamah al-Habib Husein bin segenap pengurus yayasan dan mereka Muhammad al-Habsyi34 semua terlibat, ia tetap menjadi pendidik dan penceramah diberbagai kesempatan. Habib b. Habib Syarif Muhammad al-Aydarus Syarief juga kolumnis dan penulis artikel di Bandung berbagai media cetak. Diantaranya Namanya biasa ditulis “ K.H Drs. tulisannya secara teratur muncul di harian Habib Syarief Muhammad al-Aydrus”. Tak Pikiran Rakyat Bandung dan media-media banyak habib yang juga dipanggil Kiai atau lain. Ia juga menjadi mubaligh di berbagai di tulis “K.H” di depan namanya. Tokoh acara keislaman di TVRI Pusat, TVRI Jawa habaib kota Kembang, tokoh NU Jawa Barat, dan berbagai TV swasta. Barat, pendidik, penceramah, dan ketua umum Yayasan As-Salâm, ini termasuk c. Al-Habib-Muhammad-Bin-Syekh- dalam kelompok yang tak banyak itu. Bin-Yahya Cirebon Ayahnya, yang telah berpulang 7 Maret Abdul Qodir, demikianlah Ayah 1985, juga demikian, sering ditulis namanya beliau memberikan nama sewaktu kecil, saat dengan “K.H”, yakni K.H Habib Utsman al- lahir 15 Juli 1932. Namun seorang sahabat, Aydarus, beliau tokoh terkemuka di Habib Abdullah Assegaf, ayah Ustadz masanya. Shaleh Assegaf Kebon syarif Cirebon, Habib Syarief Muhammad memang malah menamainya “Muhammad”, dan seorang , baik dilihat dari ilmunya, Abah Syekh menerimanya. Dalam rujukan wawasannya, pergaulannya, kitab nasab Alawiyyin namanya tertera

33 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 169-170 34 Mauladdawilah 2011 edisi revisi 170

166

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 sebagai Muhammad Abdul Qodir. Ketika Geidun, Hadramaut, pada tahun 1302 H. dewasa terkenal di Cirebon dengan sejak kecil ia telah mendapat pendidikan panggilan Kang Ayip Muh. 35 agama dari ayahnya, al-Imam al-Habib Setelah berkelana di Jawa tengah, Muhammad bi Thohir al-Haddad, seorang pemuda yang haus ilmu ini lanjutkan ulama panutan Bani ‘Alawi, al-Habib mondoknya di Jawa Timur. Di awali masuk Husein tumbuh dalam lindungan ilmu yang ke Ponpes Darul Hadist dan belajar kepada penuh ketakwaan dan kebajikan. Dirinya Habib Abdul Qodir bin ahmad Bilfagih. merupakan keturunan Shahibul Ratib, al- Setiap kali mondok beliau selalu ‘Allamah al-Imam al-Qutub al-Habib memanfaatkan waktu untuk belajar, dan Abdullah bin Alawi al-Haddad. bukan hanya belajar di Kyai pengasuh Nasab beliau adalah al-Habib pesantren saja, beliau sempat pesankan, Husein bin Thohir bin Muhammad bin “Lamon mondok sing akeh gurune” atau Thohir bin Umar bin Abu Bakar bin Ali bin kata lain, kalo belajar harus punya banyak Alwi bin Abdullah (Shahib Ratib Ratib al- guru. Pendidikan formalnya bahkakn Haddad) bin Alwi bin Muhamad bin Ahmad berlanjut hingga tingkat akademi jurnalistik, bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Yogya, tapi setiap kali beliau ditanya Ahmad bin Abu Bakar bin Ahmad bin mengenai perihal itu, dengan entengnya Muhammad bin Abdullah bin Abdurrahman beliau katakan “semuanya hilang”. bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Alwi Pada akhirnya beliau kembali ke bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin tanah Cirebon untuk berkhidmat ke Ponpes Ahmad al-Muhajir bin Isa bin Muhammad Jagastru, beliau juga menimba ilmu kembali an-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Jakfar as- ke sang Ayah, abah Syekh yang telah lama Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali menimba ilmu di tanah suci, tentunya Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi dengan bingkai birrul walidain. Kecintaan Thalib suami Fathimah az-Zahra al-Batul akan ilmu tak trehenti sampai di situ bukan binti Rasulullah SAW. hanya pergi ke Kyai sepuh, beliau juga Pada tahun 1329 H, al-Habib Husein sempatkan menimba ilmu ke teman sejawat meninggalkan Hadramaut dan berlayar beliau, guru sekaligus teman seperjuangan menuju Indonesia untuk bertemu dengan Ustadz Shaleh Assegaf. sang Ayah, al-Habib Muhammad bin Thohir Selain sibuk mengurus pesantren al-Haddad, yang wafat dan dimakamkan di pengajian dan berdakwa beliau juga pernah Kota Tegal Jawa Tengah. Dari sinilah menjadi Ketua MUI kodya Cirebon selama muncul niatannya untuk menetap dan dua periode, Meski tak berminat di bidang berdakwak di Indonesia. Selama di Tanah politik, tapi beliau tak menjauhi mereka Jawa ia berguru kepada para ulama dan kalangan politisi. Bahkan ia membangun ‘auliya yang beada di Indonesia, diantaranya hubungan baik dengan pemerintahan adalah : setempat. 1. Al-Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, yang tidak lain 3. Jaringan Habaib di JawaTengah adalah kakak kandungnya sendiri. 2. Al-Imam al-Habib Ahmad Abdullah a. Al-Habib Husein bin Muhammad bin bin Muhsin al-Attas, Kramat Thohir al-Haddad Empang Bogor. Al-Habib Husein bin Muhammad 3. Al- Habib Ahmad bin Abdullah bin Thohir al-Haddad adalah adik kandung Thalib al-Attas, Pekalongan Jawa al-Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir Tengah. al-Haddad Bogor. Ia dilahirkan di Kota

35 https://www.tangga.id/khazanah/tokoh/biografi- singkat-al-habib-muhammad-bin-syekh-bin-yahya- jagasatru-cirebon/ 12 Agustus 2018

167

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

4. Al-Habib Abdullah bin Ali al- Setelah memperoleh didikan Haddad, Sangeng Bangil Jawa langsung dari kedua orangtuanya, pada usia Timur. 12 tahun luthfi kecil mulai mengembara 5. Al-Habib Muhammad bin Idrus al- mencari ilmu, pada usia tersebut, Habib Habsyi, Surabaya. Luthfi ikut pamanya, Habib Muhammad di 6. Al-Habib Muhammad bin Ahmad Indramayu Jawa Barat, sejak itu ia keluar al-Muhdhor, Bondowoso. masuk pesantren. Tak lama nyantri di 7. Al-Habib Abu Bakar bin Umar bin Bondokerep Cirebon, Habib Luthfi Yahya, Surabaya. mendapatkan beasiswa belajar ke 8. Al-Habib Abubakar bin Muhammad Hadramaut, tiga tahun disana, ia kembali ke Assegaf Gresik, serta masih banyak Tanah Air nyantri lagi ke sejumlah lagi para tokoh ulama dan auliya pesantren, yaitu pesantren Kliwet yang menjadi guru-gurunya selama Indaramayu, Tegal (Kyai Said), Purwokerto di Tanah Air.36 (Kyai Muhammad Abdul Malik bin Al-Habib Husein pertama kali Muhammad Ilyas bin Ali). Ia juga pernah berkunjung ke Indonesia di Kota Tuban. berguru kepada seorang ulama besar asal Namun di kota Tuban, tidak lama, ia Lasem Rembang, Kyai atau Mbah kemudian pindah lagi dan banyak menetap Ma’shum. di kota Jombang. Kedua kota ini menjadi Selanjutnya pada usia remaja ia saksi sebagai tempat tujuan para tamu dari dinikahkan dengan seorang gadis yang seluruh pelosok negeri. Ia dikenal ramah dan masih tergolong kerabat (satu fam), yaitu suka menolong pada orang lain, terutama Syarifah Salma binti Hasyim Hasyim. Dari kaum fakir miskin. Bahkan tamu yang pernikahan itu lahir dua orang anak laki-laki keluar masuk, siang dan malam selalu dan tiga perempuan, yaitu Syarif diterima dengan senyuman muka, sambutan Muhammad Bahauddin, Syarifah Zaenab, penuh cinta dan kasih. Ia pun selalu Syarifah Fathimah, Syarifah Ummi Hanik memberi nasehat kepada mereka, oleh dan Syarif Husain. karenanya para tamu yang hadir ke Adapun riwayat pendidikan dan rumahnya sangat gembira dengan karir organisasi Habib Luthfi yaitu: penghormatan dan nasehat yang bermanfaat. 1. Pondok Pesantren Bondokerep Cirebon Jawa Barat b. Habib Luthfi bin Ali bin Yahya 2. Hadramaut, Yaman Pekalongan 3. Pondok Pesantren Kliwet Indramayu Al-Habib Luthfi lahir di Pekalongan Jawa Barat 10 November 1946, bin Yahya 4. Pondok Pesantren Attuhidiyyah mengisyaratkan salah satu marga (fam) Tegal (KH. Said bin Syekh Armia) keturunan Arab yang berasal dari 5. Belajar kepada Kyai Muhammad Hadramaut Yaman, keturunan Rasulullah Abdul Malik bin Muhammad Ilyas SAW, ayahnya bernama Habib Ali bin bin Ali di Purwokerto Hasyim37 bin Umar bin Thoha bin Hasan bin Adapun karir Organisasi : Thoha (Thoha pertama adalah penyusun 1. Rais Am Jami’iyyah Ahlith al- “Ratib al-Kubro” dmakamkan di Ciledug Thariqah al-Mu’tabaroh al- Cirebon Jawa Barat, sedangkan Thoha Nahdliyah 2005-2010 (periode kedua di Penang Malaysia). kedua).

36 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 181-183 Hasyim adalah perintis dakwah serta pendidik 37 Habib Hasyim bin Umar bin Yahya merupakan pesantren dan madrasah diniyah pertama di Kota Kakek dari Habib luthfi bin Yahya Pekalongan, yakni Pekalongan Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya. Habib

168

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20

2. Ketua Umum Majelis Ulama bin Ali al-‘Uraidhi bin Ja’far al-Shadiq bin Indonesia Jawa Tengah 2005-2010 Muhammad al-Baqir bi Ali Zainal bin 3. Ketua Umum Majelis Ulama Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Indonesia Pekalongan 2005-2010 Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW. 4. Paguyuban Antar Umat Beriman Al-Habib Ja’far bin Syekhan (Panutan) Kota Pekalongan. Assegaf lahir di Ghurfah, sebuah desa di Habib luthfi dikenal dengan semua Hadramaut, pada tahun 1298 H yang kalangan, meski secara nasab ia keturunan bertepatan dengan tahun 1878 M, ayahnya, Nabi Muhammad, tak pernah sedikitpun ada al-Habib Syekhan bin Ali bin Hasyim rasa sombong, meremehkan orang lain, Assegaf adalah seorang ulama yang termasuk non Arab (‘), selain didikan merupakan rujukan umat pada masanya. keluarga, sejumlah kyai yang pernah Sedangkan ibunya adalah seorang shalihah menjadi gurunya turut andil besar dalam yang bernama Ruqoyyah binti Muhammad mencetak kepribadiannya. Abahnya Habib Manqusi. Ali juga pernah nyantri pada Mbah Soleh Ketika menginjak usia remaja, ia Darat Semarang. Tidak mengherankan jika pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan dalam kehidupan sehari-hari Abah ibadah haji serta berziarah ke makam (Panggilan untuk Habib Luthfi) selalu datuknya Rasulullah SAW di kota Madinah. menggunakan bahasa Jawa, bukan bahasa Disana ia menetap beberapa waktu untuk Indonesia apalagi Arab, baik kepada kepada belajar kepada para tokoh-tokoh ulama yang santri maupun tamu yang dikenalnya. Abah berada di Kota Makkah, diantaranya adalah itu sudah njawani (cenderung Jawa), bukan : habib yang eksklusif.38 1. Al-‘Allamah al-Habib Idrus bin Umar al-Habsyi. 4. Jaringan Habaib di Jawa Timur 2. Al-‘Allamah al-Habib Ahmad bin a. Al-Habib Ja’far bin Syekhan Assegaf Hasan al-Attas. Pasuruan 3. Al-‘Allamah al-Habib Husein bin Di kota Pasuruan, Jawa Timur, ada Muhammad al-Habsyi. seorang ulama kharismatik yang sangat 4. Al-‘Allamah al-Muhaddis al-Habib berpengaruh dalam kehidupan keislaman di Muhammad bin Salim as-Sry, serta kota tersebut. Ia menjadi rujukan umat masih banyak lagi guru-gurunya dizamannya. Bukan hanya para awam, selama berada di Hijaz.39 pejabat, bahkan para ulama’ pun segan Pada sekitar tahun 1319 H, ia terhadapnya. Ia dikenal sebagai tokoh dan berkunjung ke Indonesia, dan menetap auliya’ pada masa itu. Ia adalah al-Habib selama satu tahun. Disana ia berdakwah dan Ja’far bin Syekhan Assegaf. mengajar dari satu kota ke kota lainnya. Nasab beliau adalah : al-Habib Ja’far Selama di Indonesia ia belajar kepada al- bin Syekh bin Ali bin Hasyim bin Imam al-habib Muhammad bin Ahmad al- Muhammad bin Hasyim bin Syekh bin Muhdhor di kota Bondowoso. Setelah itu al- Abdullah bin Syekh bin Ali bin Muhammad Habib Ja’far kembali ke Kota Makkah dan bin Abdullah bin Hasan bin Abdullah bin belajar kembali kepada al-Habib Husein bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Muhammad al-Habsyi dan al-Habib Mauladdawilah bin Ali bin Alwi al-Ghuyyur Muhammad bin Salim as-Sry. bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam bin Setelah pengembaraan dalam Ali bin Muhammad Sahib Mirbath bin Ali menimba ilmu, akhirnya al-Habib Ja’far Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin kembali ke kampung halamannya di Alwi bin ‘Ubaidillah bin bin Ahmad al- Hadramaut. Disamping mengajar dan Muhajir bin Isa bin Muhammad al-Naqib berdakwah ke beberapa daerah di

38 Ulama 2018 diunduh 02 Oktober 2018 39 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 193-195

169

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

Hadramaut, ia juga ditunjuk untuk menjadi Ahmad al-Muhdhor, yaitu ‘al-Qur’an imam dan khatib di Masjid Jamik selama berjalan’. Gelar ini diberikan karena delapan tahun. Kemudian ia memutuskan kehidupan al-habib Ja’far tidak pernah untuk hijrah ke Kota Tarim dan mengajar terlepas dari al-Qur’an dan penguasaannya disana selama dua tahun. Dalam kesempatan terhadap al-Qur’an yang sangat luas, itu, ia gunakan waktunya untuk menemui ditambah lagi dengan suara bacaan al- para pembesar ulama dan auliya’ yang Qur’annya pun sangat merdu. berada di Kota Tarim untuk menimba ilmu Al-Habib Muhammad bi Ahmad al- dan meminta ijazah kepada mereka. Muhdhor sering kali menunjuk al-Habib Pada tahun 1338 H, saat itu ia Ja’far menjadi Imam shalat. Suaranya yang berusia 40 tahun, al-Habib Ja’far merdu mencitakan kekhusyukan tersendiri meninggalkan kampung halamannya di terhadap para makmum yang berada Hadramaut dan memutuskan untuk hijrah dibelakangnya. Pernah al-Habib Alwi bin menuju Indonesia. Setelah merantau ke Ali al-Habsyi bermakmum kepadanya beberapa kota, akhirnya al-habib Ja’far setelah mendengar lantunan ayat yang memilih Kota Pasuruan untuk tinggal dan dibacakan oleh al-Habib Ja’far, maka al- menetap. Di Pasuruan inilah ia merintis Habib Alwi mengatakan : “ Ketika majelis taklim dan majelis dzikir. mendengar bacaan al-Habib Ja’far aku Bimbingan serta arahan dari al-Habib Ja’far mengikuti pendapat yang mengatakan selalu dinanti-nanti oleh masyarakat Kota bahwa pembacaan surat al-Fatihah Pasuruan khususnya dan muslimin di dibelakang imam dalam shalat jahriyyah Indonesia pada umumnya. tidak wajib. Hal ini karena hudhur Beliau adalah rujukan setiap (kehadiran hati) yang kurasakan.”42 permasalahan yang dihadapi oleh umat, Setelah ajal kian dekat bukan hanya persoalan agama, bahkan menghampirinya, disertai kerinduan masalah keluarga, ekonomi, hingga politik berjumpa dengan penciptanya, pun ditumpahkan seluruhnya oleh masyarakat rindu bertemu dengannya. Maka ia kepadanya. Ia sangat dicintai oleh semua pasrahkan ruhnya yang suci kepada lapisan masyarakat. Banyak diantara para Tuhannya dalam keadaan ridha dan diridhai. murid-muridnya yang menjadi tokoh ulama Setelah menghabiskan waktunya untuk dan auliya’ pada zamannya, diantaranya berdakwah, dan mengabdi kepada umat. adalah KH. Mas Imam bin Thohir; KH. Karena sakit yang dideritanya, maka dalam Abdul Hamid bin Abdullah40, dan masih usia 76 tahun, pada hari Senin 14 Jumadil banyak lagi murid-muridnya yang menjadi Akhir 1374 H yang bertepatan dengan tahun tokoh ulama dimasanya.41 1954 M, al-Habib Ja’far bin Syekhan Selain itu, al-Habib Ja’far selalu Assegaf wafat. Baginya bertemu dengan mengadakan waktu khusus untuk penciptanya adalah dambaan terbesar dari mengunjungi gurunya, al-Imam al-habib lubuk hati yang dipenuhi bejana cinta dan Muhammad bin Ahmad al-Muhdhor di Kota rindu kepada Allah SWT dan Rasul-Nya Bondowoso, al-Habib Ja’far mendapat gelar Muhammad SAW. yang unik dari al-Habib Muhammad bin

40 Kyai Hamid lahir di Sumber Girang, sebuah desa dibesarkan di tengah keluarga santri. Ayahnya, Kyai di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, pada 1914 M Umar, adalah seorang ulama di Lasem, dan ibunya (1333 H). Ia adalah anak ketiga dari tujuh belas adalah anak Kyai Siddiq, juga ulama di Lasem dan bersaudara, lima diantaranya saudara seibu. Kini, di meninggal di Jember, Jawa Timur. Kyai Siddiq antara 12 saudara kandungnya, tinggal dua orang adalah ayah KH. Mahfudz Siddiq, Tokoh NU dan yang masih hidup, yaitu Kyai Abdul Rahim, Lasem, KH.Achmad Siddiq, mantan Rois ‘Am NU. ((Editor) dan Halimah. Sedangkan dari lima saudara seibunya, 1998, 286-288) tiga orang masih hidup, yaitu Marhamah, Maimanah, 41 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 195-196 dan Nashriyah, ketiganya di Pasuruan. Hamid 42 (Mauladdawilah 2011 (Edisi Revisi, 197-198).

170

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20

Jasadnya dimakamkan disebelah Hadramaut, pada hari Selasa 15 Safar 1316 Barat Masjid Agung al-Anwar Kota H yang bertepatan dengan 5 Juli 1898 M, Pasuruan, Jawa Timur. Sepeninggalnya, tanda-tanda kebesarannya telah tampak majlis taklim dan semua kegiatan yang sejak dalam kandungan ibunya. Menjelang dirintis kala hidupnya dilanjutkan oleh kelahirannya, seorang ulama Hadramaut al- menantunya, yaitu al-Habib Abdul Qadir bi al-Habib Syaikhan bin Hasyim Assegaf, Husein Assegaf. Setelah wafatnya al-habib bermimpi bertemu Sultan Auliya’ al-Syekh Abdul Qadir bin Husein Assegaf, kini Abdul Qadir al-Jailani. Dalam mimpi itu, al- majelis dan kegiatan tersebut dilanjutkan Syekh Abdul Qadir al-Jailani menitipkan oleh cucu al-Habib Ja’far bin Syekhan sebuah al-Qur’an kepada al-Habib Syaikhan Assegaf, yaitu al-Habib Taufik bin Abdul bin Hasyim Assegaf agar diberikan kepada Qadir Assegaf43 al-Habib Ahmad bin Muhammad Bilfaqih, ayah al-Habib Abdul Qadir. b. Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Pagi harinya al-Habib Syaikhan Bilfaqih Darul Hadits Malang. menceritakan mimpinya itu kepada al-Habib Ia adalah seorang guru, pendidik Ahmad, dan ia pun kemudian berkata : sejati dan pembimbing yang teramat besar “Alhamdulillah, tadi malam aku dianugrahi perhatian dan kasih saying terhadap anak Allah SWTseorang bayi laki-laki, dan itulah didiknya. Ia merupakan ulama yang isyarat takwil mimpimu bertemu al-Syekh menaruh perhatian yang sangat besar dalam Abdul Qadir al-Jailani dan menitipkan al- dunia pendidikan. Ia juga memiliki andil Qur’an agar disampaikan kepadaku. Maka besar dalam pendirian beberapa pondok puteraku ini aku beri nama Abdul Qadir, pesantren dan majelis taklim di beberapa dengan harapan Allah SWT akan daerah di Tanah Air ini. Ia adalah al-Habib memberikan ilmu, maqam dan kewalia-Nya Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih. sebagaimana al-Syekh Abdul Qadir al- Kehadirannya di Kota Malang membawa Jailani.”46 angina segar dalam dunia dakwah di kota ini Pendidikan utama dan pertamanya pada khususnya dan di seluruh pelosok diperoleh dari ayahnya, al-Habib Ahmad bin negeri ini pada umumnya. Kehidupan al- Muhammad Bilfaqih, seorang rujukan umat Habib Abdul Qadir sepenuhnya di curahkan dizamnanya. Setelah dari ayahnya, al-Habib untuk perjuangan agama guna mencetak Abdul Qadir menimba ilmu dan kader-kader Islam yang handal.44 memperoleh ijazah dari para ulama dan Nasab beliau adalah : al-Habib auliya’, yang berada di Hadramaut saat itu, Abdul Qadir bin Ahmad bin Muhammad bin diantaranya adalah : Ali bin Abdullah bin Alwi bin Abdullah bin 1. Al-‘Allamah al-Imam al-Habib Umar bin Ahmad bin Abdurrahman bin Abdullah bin Umar al-Syathiri Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al- 2. Al-‘Allamah al-Imam al-Habib Alwi Faqih al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad bin Abdurrahman al-Mashur Shahib Mirbath bin Ali Khala’ Qasam bin 3. Al-‘Allamah al-Habib Segaf bin Alwi bin Muhmmad bin Alwi bin Ubaidillah Hasan al-Aydrus. bin Ahmad al-Muhajir bin Isa al-Naqib bin 4. Al-‘Allamah al-Syekh al-Imam Ali al-‘Uraidhi bin Jakfar al-Shadiq bin Muhammad bin Abdul Qadir al- Muhammad al-baqir bin Ali Zainal Abidin Kattani bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami 5. Al-‘Allamah al-Syekh al-Imam Fatimah al-Zahra binti Rasulullah SAW.45 Umar bin Hamdan al-Maghribi Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad 6. Al-‘Allamah al-Habib Ali bin Zein Bilfaqih dilahirkan di Kota Tarim, al-Hadi

43 (Mauladdawilah 2011 (Edisi Revisi, 203). 45 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 235 44 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 235 46 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 236)

171

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

7. Al-‘Allamah al-Imam al-Habib Pada akhir tahun 1315 H yang Ahmad bin Hasan al-Attas bertepatan sekitar tahun 1930 M, ia tiba di 8. Al-Imam al-Habib Muhammad bin Indonesia. Pertama kalinya ia tinggal di Ahmad al-Muhdhor Kota Surabaya dan di tahun itu pula ia 9. Al-‘Allamah al-Syekh Abubakar bin diangkat sebagai kepala Madrasah al- Ahmad al-Khatib Khairiyah Surabaya. Selama di Surabaya, ia 10. Al-‘Allamah al-Syekh Abdurrahman sangat sering berkunjung ke Kota Gresik Bahurmuz, dan masih banyak para untuk berguru kepada al-Qutub al-Habib ulama dan auliya’ yang menjadi Abubakar bin Muhammad Assegaf. Setelah guru-gurunya di Hadramaut. beberapa tahun menetap di Kota Surabaya, Sebelum meninggalkan tanah kemudian ia pergi ke Tanah Suci untuk kelahirannya di Hadramaut, untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke melakukan perjalanan dakwah, pada tahun datuknya Rasulullah SAW di Kota 1919 M, bersama para ulama lainnya di Kota Madinah. Tarim, ia mendirikan organisasi pendidikan Beliau berangkat ke Tanah Suci sosial yang diberi nama Jam’yyatul bersama al-Habib Ja’far bin Syekhan Ukhuwwah wa al-Mu’awwanah dan Assegaf. Dalam kesempatan itu Jami’yyah al-Nasr wa al-Fadhail.47 dipergunakannya untuk saling memberi dan Pada tahun itu pula al-Habib Abdul menerima ijazah serta saling tukar menukar Qadir pergi ke Tanah Suci untuk sanad dan silsilah hadis dengan Habib Ja’far menunaikan ibadah haji dan berziarah ke bin Syeikhan Assegaf. Pada saat berziarah makam datuknya Rasulullah SAW di Kota ke makam Rasulullah SAW di Madinah, al- Madinah. Setelah dari Tanah Suci, ia Habib Abdul Qadir berdo’a secara khusus, kemudian melanjutkan perjalanan ia memohon kepada Allah SWT, agar dakwahnya. Sebelumnya ia sempat singgah dikarunia seorang putra, yang dapat dibeberapa negara diantaranya adalah: menguasai ilmu hadis. Subhanallah! Damaskus, Syuria, Mesir, Maroko serta Setahun kemudian ia benar-benar mendapat beberapa negara dikawasan Afrika. seorang putera yang diberi nama Abdullah. Keistimewaan yang dimiliki al- Benar-benar terbukti, bahwa al-habib Habib Abdul Qadir adalah sangat mumpuni Abdullah puteranya tersebut sangat dan ahli dalam ilmu alat, seperti : nahwu, menguasai dan mumpuni dalam ilmu sharaf, manthiq, ilmu kalam, serta ma’ani, hadis.49 bayan dan badi’. Dalam bidang hadis, Pada tahun 1358 H atau sekitar penguasaannya adalah bidang riwayat tahun1938 M, ia pindah ke Kota Solo, Jawa maupun dirayah. Ia hafal ribuan hadits Tengah. Di kota tersebut, ia diangkat beserta sanad riwayat hadits yang terus menjadi kepala sekolah di lembaga bersambung hingga kepada Rasulullah pendidikan Madrasah al-Rabithah. Setelah SAW. Ini ia perolehnya melalui saling tukar beberapa tahun menetap di Kota Solo, menukar isnad periwayatan hadis. Salah kemudian ia pindah ke Kota Malang sebagai satunya dengan al-Sayyid Alawi bin Abbas tempat hijrah terakhirnya, di kota tersebut ia al-Maliki al-Hasani, saat al-Habib Abdul menetap dan berdakwah hingga akhir Qadir berkunjung ke Kota Makkah. Berkat hayatnya. Dengan niatan dan tekat yang penguasaannya dalam bidang hadis serta sangat kuat, pada 12 Rabiul Awwal 1364 H memiliki ribuan sanad yang bersambung yang bertepatan dengan 12 Februari 1945 kepada Rasulullah SAW, maka al-Habib M, ia mendirikan Lembaga Pendidikan Abdul Qadir menyandang gelar al- Pondok Pesantren Darul Hadits al- Muhaddis al-Musnid.48 Faqihiyyah li Ahlussunnah wal Jama’ah.

47 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 238-240 49 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 241-242 48 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 240-241

172

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20

Selain mengasuh dan mengajar di yang dikemudian hari juga meneruskan Pondok Pesantren Darul Hadist al- jejak langkahnya sebagai pendidik dan Faqihiyyah. Pada sekitar tahun 19951, ia pengasuh pesantren. Diantara muridnya diangkat untuk menjabat sebagai kepala tersebut adalah : sekolah di Madrasah al-Taraqqi dan menjadi 1. Al-Habib Abdullah bin Abdul pengasuh pengajian malam Jum’at di Masjid Qadir Bilfaqih Agung Jami Kota Malang dengan kajian 2. Al-Habib Salim bin Ahmad bin Kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Jindan Kemudian pada tahun 1960 M, ia diangkat 3. Al-Habib Ahmad al-Habsyi sebagai dosen ahli mata kuliah Tafsir al- 4. Al-Habib Muhammad bin Qur’an di Fakultas Ilmu Tarbiayah IAIN Husein Ba’abud , Malang. Ia juga pernah 5. Al-Ustad Alwi bin Salim al- menjabat sebagai adviser Menteri Aydrus Penghubung ‘Alim Ulama Republik 6. Al-Ustad Abdullah Awadh Indonesia.50 Abdun Kehadirannya di Kota Malang 7. KH. Alawi Muhammad, serta membawa angin segar dalam dunia dakwah masih banyak lagi para murid- di Negeri ini. Rumahnya selalu terbuka lebar muridnya yang mewardnai dunia bagi siapapun yang datang. Ia menyambut dakwah di negeri ini.51 para tamunya dengan senyuman dan Setelah menghabiskan seluruh keramahan. Ia tidak membeda-bedakan para waktunya untuk berdakwah, mengajar dan tamu yang dating berkunjung kerumahnya. mengabdi kepada umat, dalaam usia 62 Al-Habib Abdul Qadir adalah seorang guru, tahun, pada tanggal 21 Jumadil Akhir 1382 pendidik sejati serta pembimbing yang H yang bertepatan dengan 19 November teramat besar perhatian dan kasih sayangnya 1962 M, al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad terhadap anak didiknya. Dalam salah satu Bilfaqih meninggalkan kita untuk selama- ucapannya ia mengatakan : “Seluruh lamanya. Baginya bertemu dengan hidupku telah aku wakafkan untuk Penciptanya adalah dambaan terbesar dari pendidikan dan dakwah”. Ia seorang yang lubuk hati yang dipenuhi bejana cinta dan sangat ‘alim dan menguasai berbagai rasa rindu kepada Allah SWT dan Rasul- macam disiplin ilmu-ilmu syari’at dan Nya Muhammad SAW. haqiqah. Al-Habib Abdul Qadir mewariskan Ia mempelajari beberapa ilmu sebuah lembaga pendidikan Darul Hadis thariqah, namun yang ditekuni dan dijalani Faqihiyyah yang dirintis semasa hidupnya. adalah Thariqah ‘Alawiyah, thariqah yang Sepeninggalanannya, semua kegiatan ditempuh oleh para salafusshalihin dari dakwah dilanjutkan oleh putra sekaligus kalangan Ba’alawi yang ajarannya khalifahnya, yaitu Prof. Dr. Al-Habib bersumber dari al-Qur’an dan ajaran serta Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih. Setelah amalan yang telah diajarkan dan diamalkan wafatnya al-Habib Abdullah bin Abdul oleh Rasulullah SAW, Ahlul Bait, serta para Qadir, pesantren dan majlis Taklim al- sahabatnya. Ia mengajarkan dan HabibAbdul Qadir tetap berjalan dibawah mengenalkan thariqah ini kepada para asuhan para cucu al-Habib Abdul Qadir, al- muridnya. Habib Abdul Qadir, al-habib Muhammad, Al-Habib Abdul Qadir selalu dan al-Habib Abdurrahman bin Abdullah menekankan kepada para santri dan anak Bilfaqih. didiknya agar memiliki pendirian yang kuat Untuk mengenang jasa-jasa dan kokoh serta tidak mudah terpengaruh kebaikannya serta menghidupkan kembali akan gejolak zaman. Banyak anak muridnya ajaran-ajarannya, maka setiap tahun, pada

50 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 242-243 51 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 243-246

173

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

hari Ahad terakhir bulan Jumadil Akhir kedua orangtuanya. Ia belajar pertama kali diadakan haul al-Habib Abdul Qadir bin dengan berguru kepada Syekh Hasan bin Ahmad Bilfaqih dan Prof. Dr. Abdullah bin Abdullah Baraja’.53 Abdul Qadir Bilfaqih dan HUT Pesantren di Seiring dengan bertambahnya usia, pelataran Pondok Pesantren Darul Hadits ia tidak henti-hentinya menuntut ilmu dari Faqihiyyah, yang dihadiri oleh ribuan orang alim yang ada di sekitar . muslimin dari berbagai penjuru Tanah Air, Guru-guru Habib Abdul Qadir, diantaranya, bahkan sebagian mereka datang dari luar Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf, negeri.52 Habib Hasan bin Abdurrahman Assegaf, Habib Alawi bin Abdullah bin Husin c. Habib Abdul Qadir bin Husein Assegaf Assegaf, Habib Muhammad bin Hasan Pasuruan Aidid, dan ulama-ulama yang ada di Tarim, Kota Pasuruan mendapat berkah dari Hardhramaut. Habib Abdul Qadir bin Husein Assegaf, Setelah sekian lama menuntut ilmu seorang ulama yang menggerakkan majelis agama, ia tinggal di sebuah tempat bernama ilmu. Dakwahnya diterima masyarakat luas. Basalim di Seiwun. Hingga ia mendengar Hingga saat ini, sekalipun Habib Abdul keberadaan seorang auliya’ yang ada di Qadir telah wafat puluhan tahun yang lalu, Pasuruan, Habib Ja’far bin Syaikhon kiprah dakwah para penerusnya dalam Assegaf. Rupanya Habib Abdul Qadir ingin memakmurkan majelis ilmu semakin berkunjung dan bertemua dengannya. Ia semarak di rumahnya, Jln kemudian menuju Indonesia, tepatnya Gg. VII, sebelah Barat Masjid Jami al- Pasuruan. Anwar, Pasuruan. Saat tiba di Pasuruan, ketika itu Berbagai macam kegiatan Habib Ja’far sedang menemui tamunya, keagamaan, mulai pembacaan kitab Ihya diantaranya Habib Ahmad bin Ali Assegaf, ‘Ulumiddin, Maulid Burdah, hingga pendamping setia Habib Ja’far. Begitu peringatan Khatmil Qur’an tiap malam dating Habib Abdul Qadir, Habib Ahmad Ramadhan, adalah hasil rintisan Habib berkata kepada Habib Ja’far, Ya Habib Abdul Qadir bin Husein Assegaf. Kini Ja’far, kita kedatangan seorang tamu yang majelis-majelis dakwah itu tetap diteruskan shalih, Habib Abdul Qadir bin Husein oleh salah satu putranya. Habib Taufiq bin Assegaf, ahli ilmu dan amal dari Abdul Qadir bin Husein Assegaf yang Hadhramaut.” membuat itu makin bersinar ilmu Kemudian diceritakan seluruh dan syiar dakwahnya. kebaikan Habib Abdul Qadir oleh Habib Habib Abdul Qadir bin Husein lahir Ahmad bin Ali Assegaf. Kemudian Habib di Seiwun pada 1320 H. ia putra Habib bin Ahmad mengatakan,”Jangan biarkan Habib Segaf Assegaf dan Hababah Salma binti Abdul Qadir meninggalkan Kota ini. Husin bin Alwi Assegaf. Ayah HabibAbdul Caranya, kawinkan dengan salah satu putri Husin bin Alwi Assegaf. Ayah Habib Abdul Habib. Supaya ia berdiam di sini dan kelak Qadir ini sauadara sekandung Alwi bin meneruskan engkau wahai Habib Ja’far.” Segaf Assegaf, makamnya di Kebon Agung Habib Ja’far tidak menanggapi pernyataan (Pasuruan). pendamping setianya itu, ia diam saja. Sejak kecil ia hidup dalam Sampai Habib Abdul Qadir pamitan dan lingkungan keluarga yang sarat dengan siap berangkat ke kota lain. nilai-nilai religious. Keluarga Habib Abdul Habib Ahmad bertambah bingung, Qadir adalah ahlu ‘ilmi wa ahlu amal (ahli “Kok tidak ditahan sama sekali?”. Setelah ilmu dan amal). Pada usia yang sangat melepas Habib Abdul Qadir meneruskan muda, ia sudah belajar al-Qur’an dengan perjalanan ke Jakarta, Habib Ahmadkembali

52 Mauladdawilah 2011 Edisi Revisi, 247-249 53 Harun Musawa 23 April-06 Mei 2007, 142-143

174

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 berkata kepada Habib Ja’far, “Sayang, kamarnya. Ia meminta seluruh jendela kenapa tidak ditahan tadi. Coba kalau dibuka, lalu ia berbaring dan membaca ayat menjadi menantu Habib, ia bias meneruskan al-Qur’an surat al-Taubah 128-129. Saat engkau, wahai engkau Habib Ja’far.” sampai bacaan la illa hu…ketika itulah Mendengar kecemasan Habib ruhnya dicabut oleh Allah SWT. Semoga Ahmad, Habib Ja’far dengan suara yang kita dabat mengambil berkahnya, sehingga keras dan pandangan jauh ke depan berkata, segala kebaikannya dapat kita teladani. “Terbanglah ke mana pun engkau suka, Amin.54 wahai burung! Tapi ingat, kendalimu ada ditanganku. Sewaktu-waktu aku tarik dari PENUTUP Pasuruan, engkau akan kembali ke kota ini. Meski masih memerlukan Engkau tidak akan meninggalkan tempat ini. pembuktian lebih lanjut, periodisasi Itulah perkataan seorang waliyullah, dan masuknya orang Arab di Nusantara dapat keyakinan Habib Ja’far ini akhirnya dibagi pada tiga periode. Periode pertama terbukti. Walaupun Habib Abdul Qadir adalah abad 9-11 M. Catatan sejarah tertua sempat menikah di Jakarta, usia perkawinan adalah berdirinya kerajaan Perlak I (Aceh itu tidak berlangsung lama. Habib Abdul Timur) pada tanggal 1 Muharram 225 H Qadir akhirnya kembali ke Pasuruan dan (840 M Hanya 2 abad setelah wafat menikah dengan salah satu putri Habib Rasulullah, salah seorang keturunannya Ja’far, Syarifah Rugayah binti Habib Ja’far yaitu Sayyid Ali bin Muhammad Dibaj bin Syaikhon Assegaf. Dari perkawinan ini, ia Ja'far Shadiq hijrah ke kerajaan Perlak. Ia mempunyai beberapa putra dan putri. kemudian menikah dengan adik kandung Habib Abdul Qadir dikenal sebagai Raja Perlak Syahir Nuwi. Dari pernikahan ahli dzikir, membaca al-Qur’an, Maulid, dan ini lahirlah Abdul Aziz Syah sebagai Sultan Qashidah al-Muthariah. Dalam bepergian (Raja Islam) Perlak I. Catatan sejarah ini misalnya, wiridnya tidak pernah resmi dimiliki Majelis Ulama Kabupaten ketinggalan. Bahkan ketika membaca Aceh Timur dan dikuatkan dalam seminar Maulid dan harus berdiri di kendaraan saat sebagai makalah 'Sejarah Masuk dan mahalul qiyam, dengan susah payah ia tetap Berkembangnya Islam di Aceh' 10 Juli 1978 melakukannya. Ia juga tidak pernah oleh Ali Hasymi. meninggalkan shalat berjama’ah. Dan Periode kedua abad 12-15 Masa ini hamper tidak ada amalan sunah yang ia adalah masa kedatangan para datuk dari tinggalkan. “Juga dalam bersiwak. Siwak Walisongo yang dipelopori oleh keluarga tidak pernah ketinggalan. Di setiap tempat besar Syekh Jamaluddin Akbar dari Gujarat, tempat ada siwak, mulai di atas sajadah, masih keturunan Syekh Muhammad Shahib lemari, kamar, karena khawatir tidak Mirbath dari Hadramaut. Ia besama putra- bersiwak.” Demikian menurut Habib Abu putra berdakwah jauh ke seluruh pelosok Bakar bin Hasan Assegaf, menantu Habib Asia Tenggara hingga Nusantara dengan Abdul Qadir. strategi utama menyebarluaskan Islam Tradisi berdzikir dilakukan beliau melalui pernikahan dengan penduduk sampai menjelang wafat, ba’da Ashar, 19 setempat utamanya dari kalangan istana- Syawal 1399 H. Kota Pasuruan berduka istana Hindu. ditinggalkan oleh Habib Abdul Qadir bin Periode ketiga abad 17-19 M. Abad Husein Assegaf. Sebelum meninggalkan ini adalah gelombang terakhir ditandai dunia yang pana ini, pada detik-detik dengan hijrah massalnya para Alawiyyin terakhir, ia memerintahkan salah satu Hadramaut yang menyebarkan Islam sambil anggota keluarga memanggil Habib Ahmad berdagang di Nusantara.Kaum pendatang bin Ali Assegaf untuk masuk ke dalam terakhir ini dapat ditandai keturunannya

54 Harun Musawa 23 April-06 Mei 2007, 143-144.

175

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

hingga sekarang karena berbeda dengan Kedua Habib Ali Kwitang, pendahulunya, tidak banyak melakukan begitulah ia akrab disapa, al-Habib Ali kawin campur dengan penduduk sebagai perintis majlis taklim di Tanah pribumi. Selain itu dapat ditandai dengan Betawi, majelis ta’lim yang diadakannya di marga yang kita kenal sekarang seperti Kwitang Jakarta Pusat, merupakan cikal Alatas, Assegaf, Al Jufri, Alaydrus, Syihab, bakal berdirinya majelis taklim-majelis Syahab, dll. Hal ini dapat dimengerti karena taklim di seluruh Tanah Air. Pada periode marga-marga ini baru terbentuk tahun 1940 M hingga 1960 M, di Jakarta ada belakangan.Tercatat dan lain-lain. alam tiga serangkai ulama yang seiring sejalan sejarah Hadramaut, marga tertua adalah As dan selangkah dalam dakwah. Mereka itu Saqqaf (Assegaf) yang menjadi gelar bagi adalah: al-Habib Ali bin Abdurrahman al- Syekh Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, al-Habib Ali bin Husein al-Attas Mauladdawilah setelah ia wafat pada 731 H dan al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. atau abad 14-15 M. Sedangkan marga- Hamper semua masyarakat Betawi kala itu marga lain terbentuk bahkan lebih berguru kepada mereka. belakangan, umumnya pada abad Ketiga Habib Ali bin Husin Alatas 16. Biasanya nama marga diambil dari gelar dilahirkan di Huraidhah, Hadramaut, pada seorang ulama setempat yang sangat tanggal 1 Muharram 1309 atau 1889 dihormati. Berdasarkan taksiran pada 1366 Masehi, juga dikenal dengan sebutan Habib H (atau sekitar 57 tahun lalu), jumlah Ali Bungur. Karena pada akhir hayatnya, ia mereka sekarang tidak kurang dari 70 ribu dan keluarga tinggal di Bungur, Jakarta jiwa. Ini terdiri dari kurang lebih 200 marga. Pusat. Sebelumnya, guru sejumlah kiai Perpindahan penduduk Hadramaut ke Jakarta ini tinggal di Cikini, Jakarta Pusat. Hindia Belanda didominasi oleh kelompok Hingga kala itu namanya dikenal dengan yang menempati strata atas di dalam sebutan Habib Ali Cikini. Sejak usia enam stratifikasi masyarakat Hadramaut, yakni tahun ia telah menuntut ilmu keislaman pada kelompok Al-‘Attas. Kelompok Al-‘Attas sebuah ma’had atau pesantren di adalah golongan Sayid, atau golongan yang Hadramaut. Setelah menempuh pendidikan diyakini merupakan keturunan Nabi belasan tahun, pada tahun 1912 dalam usia Muhammad SAW. 23 tahun ia pun menunaikan ibadah haji. Di Penyebaran dan jaringan habaib di kota suci ini, Habib Ali menetap selama lima Jawa di bagi dalam beberapa daerah yakni tahun yang waktunya dihabiskan untuk Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa menuntut ilmu pada sejumlah ulama. Pada Timur. Jaringan Habaib di Jakarta dimulai tahun 1917, ia kembali ke Huraidhah, dan oleh Habib Husein di Luar Batang. Masjid mengajar di kota yang banyak memiliki Luar Batang pada awalnya, sama saja pesantren itu. dengan masjid-masjid di Betawi pada Keempat Al Habib Salim bin umumnya. Masjid luar Batang menjadi Djindan adalah seorang ulama yang terkenal karena di halaman masjid itu di dilahirkan di Surabaya pada 7 September makamkan Sayid Husein bin Abu Bakar bin 1906 M, 18 Rajab 1324. Nama lengkapnya Abdillah Alaydrus yang tutup usia pada adalah Habib Salim bin Ahmad bin Husain tanggal 24 Juni 1756. Almarhum lebih bin Saleh bin Abdullah bin Djindan bin sering disebut sebagai al-Habib (Habib Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Husein). Beliau adalah seorang tokoh yang Syaikhan bin Asy Syaik Abu Bakar bin dipercaya kedalaman ilmu agamanya. Tak Salim. Salim bin Djindan wafat di Jakarta mengherankan jika kemudian banyak sekali pada 1 Juni 1969, 16 Rabiul Awal 1389. pengunjung baik dari dalam maupun luar Dan habib yang kelima yang negeri, yang berziarah ke makam yang terkenal dari Jakarta Habib Usman. Sayid dianggap keramat itu. Usman bin Aqil Yahya al-Alawi dikenal sebagai mufti Betawi dan diangkat oleh

176

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20

Belanda sebagai Honorair Yahya Arjawinangun, Kyai Idris Pesantren adviseur (Penasehat Kehormatan) untuk Kempek, Kyai Ridhwan Pesantren Buntet, urusan Arab, dan juga sahabat Snouck Pesantren Benda, dan Pesantren Galagamba. Hurgronje. Beliau dilahirkan di Batavia, Lalu beliau melanjtkan pendidikannya ke tepatnya di daerah Pekojan, pada tanggal 17 Jakarta di , lembaga pendidikan Rabiul Awal 1238 H/1822 M. ayahnya terkemuka saat itu, dan beliau juga bernama Abdullah bin Aqil bin Umar bin sempatkan mengaji ke Habib Salim bin Yahya, dilahirkan di Mekkah dari keturunan Jindan, semua ulama pun beliau datangi Hadramaut. Ibunya adalah Aminah, putri untuk sekedar bertabaruk dan meminta dari Syekh Abdurrahman al-Misri. ijazah. Setelah di Jakarta beliau melanjutkan Jaringan Habaib di Jawa Barat di mondoknya ke Jawa Tengah tepatnya di mulai dari Al-Habib Alwi bin Muhammad Ponpes Kaliwungu asuhan Kyai Ru’yat, bin Thohiral-Haddad dilahirkan di kota sambil melanjutkan pendidikan SLTP di Geydun, Hadramaut, pada tahun 1299 H. Semarang, kemudian melanjutkan SLTA Sanad keturunan beliau termasuk silsilah nya ke Solo dan mukim dan mengaji di adz-Dzahabiyyah, sambung menyambung Habib Alwi al Habsyi selama dua tahun. dari ayah yang wali kekakek yang wali juga, Kemudian dilanjutkan ke Ponpes Jamsaren demikian seterusnya sampai bertemu di Solo asuhan Kyai Abu Ammar. dengan mahluk termulia Rasulullah SAW. Jaringan Habaib di Jawa Tengah Kedua K.H Drs. Habib Syarief dimulai dari Al-Habib Husein bin Muhammad al-Aydrus. Tak banyak habib Muhammad bin Thohir al-Haddad adalah yang juga dipanggil Kiai atau di tulis “K.H” adik kandung al-Habib Alwi bin di depan namanya. Tokoh habaib kota Muhammad bin Thohir al-Haddad Bogor. Ia Kembang, tokoh NU Jawa Barat, pendidik, dilahirkan di Kota Geydun, Hadramaut, penceramah, dan ketua umum Yayasan As- pada tahun 1302 H. sejak kecil ia telah Salâm, ini termasuk dalam kelompok yang mendapat pendidikan agama dari ayahnya, tak banyak itu. Ayahnya, yang telah al-Imam al-Habib Muhammad bi Thohir al- berpulang 7 Maret 1985, juga demikian, Haddad, seorang ulama panutan Bani sering ditulis namanya dengan “K.H”, yakni ‘Alawi, al-Habib Husein tumbuh dalam K.H Habib Utsman al-Aydarus, beliau tokoh lindungan ilmu yang penuh ketakwaan dan terkemuka di masanya. kebajikan. Dirinya merupakan keturunan Ketiga Al-Habib-Muhammad-Bin- Shahibul Ratib, al-‘Allamah al-Imam al- Syekh-Bin-Yahya. lahir 15 Juli 1932. Qutub al-Habib Abdullah bin Alawi al- Sewaktu kecil terkenal sebagai anak yang Haddad. cerdik dan senang bercanda, dan pandai Yang kedua Habib terkenal dari membuat suasana gembira. Namun beliau Jawa Tengah adalah Habib Lutfi. Al-Habib lebih mementingkan urusan belajarnya, Luthfi lahir di Pekalongan 10 November sehingga beliau terkenal dengan 1946, bin Yahya mengisyaratkan salah satu kesukaannya berburu ilmu. Sambil marga (fam) keturunan Arab yang berasal menekuni berguru kepada ayahnya sendiri, dari Hadramaut Yaman, keturunan beliau awali dengan pendidikan formalnya Rasulullah SAW, ayahnya bernama Habib di MI Persatuan Umat Islam hingga kelas 3, Ali bin Hasyim bin Umar bin Thoha bin kemudian dilanjutkan ke jami’iyyah Hasan bin Thoha (Thoha pertama adalah Ta’limiyyah atau Madrasah Darul Hikam penyusun “Ratib al-Kubro” dmakamkan di sekarang. Selepas dari sana kemudian Ciledug Cirebon Jawa Barat, sedangkan dilanjutkan mondok ke Kyai Sanusi di Thoha kedua di Penang Malaysia). Pesantren Babakan Ciwaringin. Selain Jaringan Habaib di Jawa Timur nyantri beliau juga rajin mendatangi ulama pertama Al-Habib Ja’far bin Syekhan untk menimba ilmu dari mereka. Assegaf Pasuruan Nasab beliau adalah : al- Diantaranya Habib Ahmad bin Ismail bin Habib Ja’far bin Syekh bin Ali bin Hasyim

177

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

bin Muhammad bin Hasyim bin Syekh bin sauadara sekandung Alwi bin Segaf Abdullah bin Syekh bin Ali bin Muhammad Assegaf, makamnya di Kebon Agung bin Abdullah bin Hasan bin Abdullah bin (Pasuruan). Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi al-Ghuyyur bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam bin DAFTAR PUSTAKA Ali bin Muhammad Sahib Mirbath bin Ali A. Hasymi, Masuk dan Berkembangnya Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Islam di Indonesia (Bandung: Alwi bin ‘Ubaidillah bin bin Ahmad al- Ma’arif, 1993) Muhajir bin Isa bin Muhammad al-Naqib Abdul Qadir Umar Mauladdawilah, 17 bin Ali al-‘Uraidhi bin Ja’far al-Shadiq bin Habaib Berpengaruh di Indonesia, Muhammad al-Baqir bi Ali Zainal bin Malang Pustaka Bayan, 2011 Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Aidarus Alwee al-Mashoor, Sejarah, Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW. Silsilah dan Gelar Alawiyin Al-Habib Ja’far bin Syekhan Keturunan Imam Ahmad bin Isa Al- Assegaf lahir di Ghurfah, sebuah desa di Muhajir, Jakarta: Maktab Daimi Hadramaut, pada tahun 1298 H yang Rabithah Alawiyah, 1432 H/2011 bertepatan dengan tahun 1878 M, ayahnya, Anthony Reid, in the Age of al-Habib Syekhan bin Ali bin Hasyim Commerce 1450-1680. Ithaca: Assegaf adalah seorang ulama yang Cornell University Press, 1993. merupakan rujukan umat pada masanya. Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama (Jakarta: Sedangkan ibunya adalah seorang shalihah Kencana, 2007). yang bernama Ruqoyyah binti Muhammad Azyumardi Azra, (Ed), Perspektif Islam di Manqusi. Asia Tenggara (Jakarta: Yayasan Kedua Al-Habib Abdul Qadir bin Obor Indonesia) Ahmad Bilfaqih Darul Hadits Malang. Ia C. Snouck Hurgronje, Kumpulan Karangan adalah seorang guru, pendidik sejati dan Snouck Hurgronje vol. IX( Jakarta: pembimbing yang teramat besar perhatian INIS, 1993) dan kasih saying terhadap anak didiknya. Ia Habib Yusuf Ali Asy-Syatiri, Kampung merupakan ulama yang menaruh perhatian Bandan: Masjid Al-Mukaramah dan yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Makam Keramat 3 Habib, Jakarta, Ia juga memiliki andil besar dalam pendirian 2008. beberapa pondok pesantren dan majelis , Islam dan Keturunan Arab, taklim di beberapa daerah di Tanah Air ini. dalam Pemberontakan Melawan Belanda, Ia adalah al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad (Bandung: Mizan, 1996) Bilfaqih. Kehadirannya di Kota Malang A.Steenbrink, Karel. Beberapa Aspek membawa angina segar dalam dunia dakwah Tentang Islam di Indonesia Abad di kota ini pada khususnya dan di seluruh ke-19. Jakarta: Bulan Bintang, pelosok negeri ini pada umumnya. 1984. Kehidupan al-Habib Abdul Qadir Algadri, Mr. Hamid. Islam dan Keturunan sepenuhnya di curahkan untuk perjuangan Arab dalam Pemberontakan agama guna mencetak kader-kader Islam Melawan Belanda. Bandung: yang handal. Mizan, 1984. Ketiga Habib Abdul Qadir bin Berg, L.W.C van. Hadramaut dan Koloni Husein Assegaf Pasuruan. Habib Abdul Arab di Nusantara. Jakarta: INIS, Qadir bin Husein lahir di Seiwun pada 1320 1989. H. ia putra Habib bin Segaf Assegaf dan Burhanudin, Jajat. Ulama dan Kekuasaan Hababah Salma binti Husin bin Alwi Pergumulan Elit Muslim dalam Assegaf. Ayah HabibAbdul Husin bin Alwi Sejarah Indonesia. Bandung: Assegaf. Ayah Habib Abdul Qadir ini Mizan, 2102.

178

JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20

Harun Musawa, Pimpinan Redaksi. “Habib Ulama, Nahdlatul. “Biografi Muhammad Abdul Qadir bin Husein Assegaf Lutfhi bin Ali bin Yahya (Habib Ahli Ilmu dan Amal dari Pasuruan.” Luthfi).” , 2018. Alkisah No. 09, 23 April-06 Mei Ulul Fahmi el-Qendaly dan Bisri Musthofa. 2007: Manakib. Biografi 45 Habaib Nusantara. Harun Musawa, Pimpinan Redaksi. Jombang Jawa Timur: Darul “Sesejuk Kota Kembang.” al-Kisah Hikmah, 2011. no.07, 1-14 April April 2013: Figur. Moeflich Hasbulloh, Sejarah Sosial Al-habib ali bin husin alatas (habib Intelektual Islam di Indonesia (Bandung: ali bungur) https://ahlussunahwaljamaah. Pustaka Setia, 2012) wordpress.com/manakib/ al-habib-ali-bin- Mastuki HS dan M. Ishom el-Saha. husin-alatas/ Intelektualisme Pesantren : Potret Al-Habib Salim bin Jindan Sang Singa Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Podim - Biografi Habib Salim bin Djindan - Era Perkembangan Pesantren. Habib Salim bin Ahmad bin Husein Bin Jakarta: Diva Pustaka, 2004. Soleh bin Abdullah bin Jindan Mauladdawilah, Abdul Qadir Umar. 17 – http://www.majeliswalisongo.com/2016/ Habaib Berpengaruh di Indonesia. 04/biografi-habib-salim-bin-jindan-sang- Malang Jawa Timur: Pustaka singa-podium.html Bayan, 2011 (Edisi Revisi. Ali Bin Abdurrahman Kwitang Mawardi. Sejarah Sosial Intelektual Betawi https://id.wikipedia.org/wiki/ Abad ke-20 : KH. Syafi'i Hadzami Ali_bin_Abdurrahman_ Kwitang (1931-2006). Bandung: Khazanah Ali Bin Abdurrahman Kwitang Jurnal Ilmu Agama Islam, 2008. https://id.wikipedia.org/wiki/ Shodiq, Abdullah. Masjid Agung Al-Anwar Ali_bin_Abdurrahman_Kwitang Kota Pasuruan. Surabaya: Hilal Biografi Habib Salim bin Jindan Sang Pustaka, 2016. Muhadits Nusantara Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern http://www.majeliswalisongo.com/2016/04 (Yogyakarta: Gadjah Mada University /biografi-habib-salim-bin-jindan-sang- 1993). singa-podium.html Habib Yusuf Ali Asy-Syatiri, Kampung Sumaith, Al-'Allamah Al-Muhaqqiq al-Da'i Bandan: MAsjid Al-Mukaramah dan Ilallah al-Habib Zain bin Ibrahim Makam Keramat 3 Habib, Jakarta, 2008. bin. Thariqah Alawiyah, Jalan http://www.tribunnews.com/ramadan/2014/ Lurus Menuju Allah Jilid I. 07/02/membaca-sejarah-masjid-al- Tangerang Selatan: Penerbit Nafas, mukarromah-di-kampung-bandan 2017. https://adisuseno.wordpress.com/2010/10/1 Saifullah Ma'shum. Karisma Ulama, 9/orang-betawi-teori-castles-dan-langgar/ Kehidupan Ringkas 26 Tokoh NU. https://ahlulbaitrasulullah.blogspot.co.id/20 Bandung: Mizan, 1998. 13/10/manaqib-habib-husein-bin-abu- Suratman, Didi Kwartanada. Biografi A.R bakar.html Baswedan, Membangun Bangsa, https://id.wikipedia.org/wiki/Salim_bin_Dji Merajut Keindonesiaan. Jakarta: ndan Penerbit Buku Kompas, 2014. MAJELIS Al-Habib Ali Al-Habsyi Kwitang. Uka Tjandrasasmita (Editor). Ziarah Manakib habib ali kwitang, https://habibkwitang.wordpress.com/manakib- Masjid dan Makam. Jakarta: habib-ali-kwitang/ Departemen Kebudayaan dan Manaqib Al-Habib Ali bin Husein Al- Pariwisata, 2006. Attas, Bungur https://ahlulbaitrasulullah. blogspot.co.id/2013/09/ manaqib-al-habib- ali-bin-husein-al-attas.html

179

Jurnal al-Tsaqafa Volume 15, No. 02, Desember 2018

Manaqib Habib Husein Bin Abu Bakar Alaydrus (Luar Batang)

180