Asimilasi Arab Hadrami Dengan Masyarakat Pribumi Di Jamiat Kheir Jakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ASIMILASI ARAB HADRAMI DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI DI JAMIAT KHEIR JAKARTA Asshyfa Noer Rahmadianty [email protected] ABSTRAK Arab Hadrami sudah mengunjungi Batavia atau yang saat ini disebut Jakarta sudah dari abad-abad yang lalu. Datangnya masyarakat Hadrami ke Nusantara dan menetap di Batavia tentu menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat Pribumi khususnya di Batavia. Baik dari segi kebudayaan, dan juga pendidikan. Adanya pengaruh budaya dan juga pendidikan dari masyarakat Hadrami tersebut yang menimbulkan terjadinya Asimilasi antar budaya asli Pribumi dan Arab Hadrami. Asimilasi pada masyarakat Arab Hadrami dan Pribumi tentu muncul dari berbagai bidang. Salah satunya seperti pada tema yang akan penulis bahas kali ini yaitu adanya Asimilasi yang terjadi pada bidang pendidikan di salah satu Yayasan Jamiat Kheir yang ada di Jakarta Pusat. Kata kunci : Arab Hadrami, Asimilasi A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki suku dan budaya yang tersebar luas. Indonesia pun terkenal dengan kekayaan alam dan juga dengan rempah-rempahnya yang sangat banyak. Disamping penduduk asli Nusantara tersebut ada juga beberapa negara Imigran yang sempat datang ke Nusantara pada masa itu yaitu Cina, Persia dan Arab. Bangsa Arab yang datang ke Nusantara disebut dengan Arab Hadhrami. Masyarakat Arab sampai saat ini masih banyak ditemui dan bahkan populasinya di Nusantara makin tersebar luas. Komunitas Arab Hadhrami meningkat jumlahnya dimulai pada abad ke-19 dan tentu saja awal mula mereka menetap di Nusantara tidak diragukan lagi alasan utamanya adalah, untuk mencari keuntungan ekonomi bagi orang-orang Arab khususnya komunitas Hadrami yang bermigrasi di Nusantara (Jajat Burhanudin, 2007) . Kehadiran komunitas Hadrami tentu saja berpengaruh bagi kehidupan beragama di Nusantara dan jumlahnya pun semakin hari semakin meningkat. Karena pengaruhnya yang lumayan besar di Pribumi, maka terjadilah proses Asimilasi antara kedua nya. Proses Asimilasi tersebut terjadi karena adanya toleransi yang baik antara Masyarakat Arab dan Pribumi saat itu (Selo Soemardjan, 2008). Proses saling mempengaruhi yang dilakukan oleh etnis Arab tidaklah terjadi dengan batas waktu yangsingkat. Seperti diketahui kebudayaan itu sendiri bukanlah sesuatu yang dibawa bersama kelahiran, melainkan diperoleh melalui proses belajar dari lingkungan, baik [552] “Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020 Asimilasi Arab Hadrami dengan Masyarakat Pribumi …. Asshyfa Noer Rahmadianty lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Dengan kata lain hubungan antara manusia dengan lingkungannya dijembatani oleh kebudayaan yang dimilikinya. Dilihat dari segi ini kebudayaan dapat dikatakan bersifat adaptif karena melengkapi manusia dengan cara-cara menyesuaikan diri pada kebutuhan fisiologis dari diri sendiri, penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik geografis maupun lingkungan sosialnya (Ranjabar, 2013). Kebudayaan mengarah kepada berbagai aspek kehidupan yang mencakup seluruh sistem gagasan, rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, serta kemampuan lain dari kegiatan manusia yang khas dari suatu masyarakat tertentu kemudian dipelajari untuk menjadi miliknya (Koentjaranigrat, 2003). Keberhasilan etnis Arab bertahan dan melakukan pembauran dengan etnis Madura hingga membentuk suatu kebiasaan yang baru. Etnis Arab tidak hanya berhasil dalam mengembangkan pengaruhnya dalam kehidupan budaya dan sosial, selain itu juga dalam segi ekonomi. Seperti diketahui etnis Arab merupakan bangsa pedagang yang suka merantau dan didaerah rantauan pun etnis Arab juga berhasil memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berdagang berbagai kebutuhan baik kebutuhan primer maupun sekunder. Asimilasi yang lumayan banyak terjadi pada saat itu yaitu dalam bidang kebudayaan dan pendidikan. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai asimilasi yang terjadi pada bidang pendidikan di Yayasan Jamiat Kheir, Jakarta Pusat. Jamiat Kheir merupakan salah satu organisasi yang berpengaruh da;am bidang pendidikan antara masyarakat Arab Hadrami dan Pribumi. Tentu asimilasi itu muncul pada beberapa bagian di Jamiat Kheir karena nilai-nilai yang diberikan oleh ulama-ulama di jaman itu masih dipakai dan dijadikan bahan pembelajaran. B. METODE Pada penelitian ini penulis menggunakan objek penelitian di Yayasan Jamiat Kheir, Tanah Abang, Jakarta Pusat maka dari itu membutuhkan metode observasi dan wawancara untuk memudahkan penulis dalam memperoleh data dan merumuskan masalah dengan penjelasan sebagai berikut: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu meneliti kajian secara mendalam atau penelitian yang mengutamakan segi kualitas data. Metode deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian agar dapat menguraikan sesuatu dengan jelas dan sesuai fakta. Teknik pengumpulan data pada artikel ini menggunakan teknik a. Observasi [553] “Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020 Asimilasi Arab Hadrami dengan Masyarakat Pribumi …. Asshyfa Noer Rahmadianty Penulis meneliti langsung ke tempat objek sasaran berupa mengunjungi Yayasan Jamiat Kheir dan kepala sekolah yang merupakan pribumi tetapi sudah lama berada di lingkungan Jamiat Kheir sejak tahun 80an. Adapun sasaran dari metode ini adalah bagaimana sejarah terbentuknya Jamiat Kheir, apa saja budaya yang masih melekat dari masyarakat Hadrami di Jamiat Kheir, dan asimilasi adanya Jamiat Kheir pada masyarakat sekitar. b. Wawancara wawancara adalah suatu proses mendapatkan informasi akurat dari seorang narasumber berdasarkan pertanyaan pertanyaan yang telah disiapkan oleh penulis berdasarkan rumusan masalah. c. Dokumentasi untuk melengkapi pemerolehan data yang diperlukan, penulis melakukan kunjungan atau observasi kepada yang bersangkutan, untuk mendukung itu semua penulis menggunakan beberapa media yang dipakai, contohnya: 1. Voice Note Pemakaian voice note melalui handphone ini penulis pakai agar dapat merekam wawancara dan penjelasan yang diberikan oleh narasumber dalam rekaman tersebut 2. Foto Foto berupa beberapa buku dan materi pembelajaran yang diberikan guru-guru di Yayasan Jamiat Kheir tersebut kepada anak murid yang tentu berdasarkan ajaran ulama di masa dulu sewaktu masih dominan masyarakat Hadrami yang bersekolah di Yayasan tersebut. 3. Buku panduan Buku panduan ini tentu berisi lengkap informasi mengenai Yayasan Jamiat Kheir dari masa ke masa, penjelasan pengurus dan anggota-anggota Arab Hadrami dan Pribumi yang berada dalam Yayasan Jamiat Kheir tersebut. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Lembaga Al Khairiyah bentukan Arab Hadrami dari Bondowoso ini merupakan salah satu lembaga keagamaan yang berkembang sangat pesat. Namun pada perjalanannya dalam organisasi Jamiat Kheir yang merupakan organisasi Induk dari Al Khairiyah terdapat perbedaan pendapat antara Syeikh Ahmad Soorkati dengan sebagian Jamiat Kheir di Jakarta lainnya. Syeikh Ahmad Soorkati ialah salah satu orang berpengaruh diJamiat Kheir, ia merupakan guru agama yang didatangkan dari Sudan sekitar bulan Oktober tahun 1911 untuk mengajar di Jamiat Kheir Jakarta. Namun karena adanya perbedaan pendapat lalu ia [554] “Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020 Asimilasi Arab Hadrami dengan Masyarakat Pribumi …. Asshyfa Noer Rahmadianty pengundurkan diri dan dengan beberapa rekannya mereka mendirikan organisasi sejenis yang diberi nama Jamiat Al-Islam wal Irsyad Al Arabia (Arab Association for Reform and Guidance) pada tahun 1914 namun organisasi ini mendapat pengakuan legal dari penguasa kolonial pada Agustus 1915 (Kesheh, 2007). Ketika Jamiat Kheir Lumpuh karena kehilangan guru dan sebagian pendukungnya. Organisasi yang lebih dikenal dengan nama Al-Irsyad dengan cepat menjadi organisasi terkemuka dalam nahdah Hadrami. Pada hasil dan pembahasan yang sudah ditemukan, penulis menguraikan berdasarkan wawancara yang terdapat dalam Jamiat Kheir tersebut. Wawancara dilakukan oleh penulis bersama bapak Dahroni selaku kepala sekolah di Jamiat Kheir bagian putra. Asimilasi yang terjadi pada masyarakat Arab dan masyarakat Pribumi di dalam wilayah yayasan tersebut adalah saat belajar masih menggunakan cara-cara yang sudah saat itu diberikan oleh masyarakat Hadrami . Jami‟at Kheir merupakan presentasi pengabdian orang-orang Arab di Jakarta terhadap pendidikan Islam. Hemat penulis Jami‟at Kheir lah yang memplopori modernisasi pendidikan Islam di Jakarta kala itu. Karena sebelumnya lembaga pendidikan Islam erat kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan tradisional, seperti Masjid, Surau, dan Pesantren. Namun orang-orang Arab melalui Jamiat Kheir memberikan warna baru terhadap pendidikan Islam di Indonesia khususnya di Jakarta dalam bentuk Madrasah. Meskipun Jami‟at Kheir berada di Jakarta namun murid-muridnya banya yang berasal dari luar Jakarta seperti dari Karawang, Bogor, Tangerang, Banten, dan Purwakarta banyak mereka yang berminat karena banyak dari mereka yang sekolah tanpa dipungut biaya. Madrasah yang di pelopori oleh Jami‟at Kheir merupakan pola lembaga pendidikan baru yang berbeda dengan lembaga pendidikan tradisional lainnya. Bila pada pendidikan tradisional, kiat mengenal sistem pendidikan seperti halaqoh, sorogan, wetonan, dan sebagainya. Namun orang-orang Arab Jakarta mempunyai sistem yang berbeda, yakni sistem klasikal. Sistem klasikal merupakan sistem pendidikan