Asimilasi Arab Hadrami Dengan Masyarakat Pribumi Di Jamiat Kheir Jakarta

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Asimilasi Arab Hadrami Dengan Masyarakat Pribumi Di Jamiat Kheir Jakarta ASIMILASI ARAB HADRAMI DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI DI JAMIAT KHEIR JAKARTA Asshyfa Noer Rahmadianty [email protected] ABSTRAK Arab Hadrami sudah mengunjungi Batavia atau yang saat ini disebut Jakarta sudah dari abad-abad yang lalu. Datangnya masyarakat Hadrami ke Nusantara dan menetap di Batavia tentu menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat Pribumi khususnya di Batavia. Baik dari segi kebudayaan, dan juga pendidikan. Adanya pengaruh budaya dan juga pendidikan dari masyarakat Hadrami tersebut yang menimbulkan terjadinya Asimilasi antar budaya asli Pribumi dan Arab Hadrami. Asimilasi pada masyarakat Arab Hadrami dan Pribumi tentu muncul dari berbagai bidang. Salah satunya seperti pada tema yang akan penulis bahas kali ini yaitu adanya Asimilasi yang terjadi pada bidang pendidikan di salah satu Yayasan Jamiat Kheir yang ada di Jakarta Pusat. Kata kunci : Arab Hadrami, Asimilasi A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki suku dan budaya yang tersebar luas. Indonesia pun terkenal dengan kekayaan alam dan juga dengan rempah-rempahnya yang sangat banyak. Disamping penduduk asli Nusantara tersebut ada juga beberapa negara Imigran yang sempat datang ke Nusantara pada masa itu yaitu Cina, Persia dan Arab. Bangsa Arab yang datang ke Nusantara disebut dengan Arab Hadhrami. Masyarakat Arab sampai saat ini masih banyak ditemui dan bahkan populasinya di Nusantara makin tersebar luas. Komunitas Arab Hadhrami meningkat jumlahnya dimulai pada abad ke-19 dan tentu saja awal mula mereka menetap di Nusantara tidak diragukan lagi alasan utamanya adalah, untuk mencari keuntungan ekonomi bagi orang-orang Arab khususnya komunitas Hadrami yang bermigrasi di Nusantara (Jajat Burhanudin, 2007) . Kehadiran komunitas Hadrami tentu saja berpengaruh bagi kehidupan beragama di Nusantara dan jumlahnya pun semakin hari semakin meningkat. Karena pengaruhnya yang lumayan besar di Pribumi, maka terjadilah proses Asimilasi antara kedua nya. Proses Asimilasi tersebut terjadi karena adanya toleransi yang baik antara Masyarakat Arab dan Pribumi saat itu (Selo Soemardjan, 2008). Proses saling mempengaruhi yang dilakukan oleh etnis Arab tidaklah terjadi dengan batas waktu yangsingkat. Seperti diketahui kebudayaan itu sendiri bukanlah sesuatu yang dibawa bersama kelahiran, melainkan diperoleh melalui proses belajar dari lingkungan, baik [552] “Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020 Asimilasi Arab Hadrami dengan Masyarakat Pribumi …. Asshyfa Noer Rahmadianty lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Dengan kata lain hubungan antara manusia dengan lingkungannya dijembatani oleh kebudayaan yang dimilikinya. Dilihat dari segi ini kebudayaan dapat dikatakan bersifat adaptif karena melengkapi manusia dengan cara-cara menyesuaikan diri pada kebutuhan fisiologis dari diri sendiri, penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik geografis maupun lingkungan sosialnya (Ranjabar, 2013). Kebudayaan mengarah kepada berbagai aspek kehidupan yang mencakup seluruh sistem gagasan, rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, serta kemampuan lain dari kegiatan manusia yang khas dari suatu masyarakat tertentu kemudian dipelajari untuk menjadi miliknya (Koentjaranigrat, 2003). Keberhasilan etnis Arab bertahan dan melakukan pembauran dengan etnis Madura hingga membentuk suatu kebiasaan yang baru. Etnis Arab tidak hanya berhasil dalam mengembangkan pengaruhnya dalam kehidupan budaya dan sosial, selain itu juga dalam segi ekonomi. Seperti diketahui etnis Arab merupakan bangsa pedagang yang suka merantau dan didaerah rantauan pun etnis Arab juga berhasil memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berdagang berbagai kebutuhan baik kebutuhan primer maupun sekunder. Asimilasi yang lumayan banyak terjadi pada saat itu yaitu dalam bidang kebudayaan dan pendidikan. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai asimilasi yang terjadi pada bidang pendidikan di Yayasan Jamiat Kheir, Jakarta Pusat. Jamiat Kheir merupakan salah satu organisasi yang berpengaruh da;am bidang pendidikan antara masyarakat Arab Hadrami dan Pribumi. Tentu asimilasi itu muncul pada beberapa bagian di Jamiat Kheir karena nilai-nilai yang diberikan oleh ulama-ulama di jaman itu masih dipakai dan dijadikan bahan pembelajaran. B. METODE Pada penelitian ini penulis menggunakan objek penelitian di Yayasan Jamiat Kheir, Tanah Abang, Jakarta Pusat maka dari itu membutuhkan metode observasi dan wawancara untuk memudahkan penulis dalam memperoleh data dan merumuskan masalah dengan penjelasan sebagai berikut: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu meneliti kajian secara mendalam atau penelitian yang mengutamakan segi kualitas data. Metode deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian agar dapat menguraikan sesuatu dengan jelas dan sesuai fakta. Teknik pengumpulan data pada artikel ini menggunakan teknik a. Observasi [553] “Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020 Asimilasi Arab Hadrami dengan Masyarakat Pribumi …. Asshyfa Noer Rahmadianty Penulis meneliti langsung ke tempat objek sasaran berupa mengunjungi Yayasan Jamiat Kheir dan kepala sekolah yang merupakan pribumi tetapi sudah lama berada di lingkungan Jamiat Kheir sejak tahun 80an. Adapun sasaran dari metode ini adalah bagaimana sejarah terbentuknya Jamiat Kheir, apa saja budaya yang masih melekat dari masyarakat Hadrami di Jamiat Kheir, dan asimilasi adanya Jamiat Kheir pada masyarakat sekitar. b. Wawancara wawancara adalah suatu proses mendapatkan informasi akurat dari seorang narasumber berdasarkan pertanyaan pertanyaan yang telah disiapkan oleh penulis berdasarkan rumusan masalah. c. Dokumentasi untuk melengkapi pemerolehan data yang diperlukan, penulis melakukan kunjungan atau observasi kepada yang bersangkutan, untuk mendukung itu semua penulis menggunakan beberapa media yang dipakai, contohnya: 1. Voice Note Pemakaian voice note melalui handphone ini penulis pakai agar dapat merekam wawancara dan penjelasan yang diberikan oleh narasumber dalam rekaman tersebut 2. Foto Foto berupa beberapa buku dan materi pembelajaran yang diberikan guru-guru di Yayasan Jamiat Kheir tersebut kepada anak murid yang tentu berdasarkan ajaran ulama di masa dulu sewaktu masih dominan masyarakat Hadrami yang bersekolah di Yayasan tersebut. 3. Buku panduan Buku panduan ini tentu berisi lengkap informasi mengenai Yayasan Jamiat Kheir dari masa ke masa, penjelasan pengurus dan anggota-anggota Arab Hadrami dan Pribumi yang berada dalam Yayasan Jamiat Kheir tersebut. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Lembaga Al Khairiyah bentukan Arab Hadrami dari Bondowoso ini merupakan salah satu lembaga keagamaan yang berkembang sangat pesat. Namun pada perjalanannya dalam organisasi Jamiat Kheir yang merupakan organisasi Induk dari Al Khairiyah terdapat perbedaan pendapat antara Syeikh Ahmad Soorkati dengan sebagian Jamiat Kheir di Jakarta lainnya. Syeikh Ahmad Soorkati ialah salah satu orang berpengaruh diJamiat Kheir, ia merupakan guru agama yang didatangkan dari Sudan sekitar bulan Oktober tahun 1911 untuk mengajar di Jamiat Kheir Jakarta. Namun karena adanya perbedaan pendapat lalu ia [554] “Trends and Future Perspectives on Arabic Education, Linguistics, Leterature, Culture, and Translation” 12/17/ 2020 Asimilasi Arab Hadrami dengan Masyarakat Pribumi …. Asshyfa Noer Rahmadianty pengundurkan diri dan dengan beberapa rekannya mereka mendirikan organisasi sejenis yang diberi nama Jamiat Al-Islam wal Irsyad Al Arabia (Arab Association for Reform and Guidance) pada tahun 1914 namun organisasi ini mendapat pengakuan legal dari penguasa kolonial pada Agustus 1915 (Kesheh, 2007). Ketika Jamiat Kheir Lumpuh karena kehilangan guru dan sebagian pendukungnya. Organisasi yang lebih dikenal dengan nama Al-Irsyad dengan cepat menjadi organisasi terkemuka dalam nahdah Hadrami. Pada hasil dan pembahasan yang sudah ditemukan, penulis menguraikan berdasarkan wawancara yang terdapat dalam Jamiat Kheir tersebut. Wawancara dilakukan oleh penulis bersama bapak Dahroni selaku kepala sekolah di Jamiat Kheir bagian putra. Asimilasi yang terjadi pada masyarakat Arab dan masyarakat Pribumi di dalam wilayah yayasan tersebut adalah saat belajar masih menggunakan cara-cara yang sudah saat itu diberikan oleh masyarakat Hadrami . Jami‟at Kheir merupakan presentasi pengabdian orang-orang Arab di Jakarta terhadap pendidikan Islam. Hemat penulis Jami‟at Kheir lah yang memplopori modernisasi pendidikan Islam di Jakarta kala itu. Karena sebelumnya lembaga pendidikan Islam erat kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan tradisional, seperti Masjid, Surau, dan Pesantren. Namun orang-orang Arab melalui Jamiat Kheir memberikan warna baru terhadap pendidikan Islam di Indonesia khususnya di Jakarta dalam bentuk Madrasah. Meskipun Jami‟at Kheir berada di Jakarta namun murid-muridnya banya yang berasal dari luar Jakarta seperti dari Karawang, Bogor, Tangerang, Banten, dan Purwakarta banyak mereka yang berminat karena banyak dari mereka yang sekolah tanpa dipungut biaya. Madrasah yang di pelopori oleh Jami‟at Kheir merupakan pola lembaga pendidikan baru yang berbeda dengan lembaga pendidikan tradisional lainnya. Bila pada pendidikan tradisional, kiat mengenal sistem pendidikan seperti halaqoh, sorogan, wetonan, dan sebagainya. Namun orang-orang Arab Jakarta mempunyai sistem yang berbeda, yakni sistem klasikal. Sistem klasikal merupakan sistem pendidikan
Recommended publications
  • An Evaluation of Ahmad Dahlan Impacting to the Leadership in Indonesia
    Journal Didaskalia E-ISSN: 2621-8054 P-ISSN: 2622-1667 AN EVALUATION OF AHMAD DAHLAN IMPACTING TO THE LEADERSHIP IN INDONESIA Anton Sebastian 1) Stanley 2) 1) Abdi Gusti Theological Seminary - Nganjuk E-mail: [email protected] 2) Abdi Gusti Theological Seminary - Nganjuk E-mail: [email protected] Abstract Ahmad Dahlan is the fourth child. Born in 1868 to a traditional Muslim family domiciled in Kauman, a religious village in Yogyakarta. The village is located just beside the Sultan Palace of Yogyakarta, and is a well-known village inhabited by Muslims. When he was a child, his name was Muhammad Darwisy. Upon returning from Mecca, he changed his name to Ahmad Dahlan. His father Kiai Haji Abu Bakar bin Haji Sulaiman, was the official Kotib of the Great Mosque of the Sultanate of Yogyakarta. His mother named Siti Aminah was the daughter of Religious Judge Kiai Haji Ibrahim. According to the biographers of Ahmad Dahlan, one of Dahlan's ancestors was the first and most famous guardian of Wali Songo, Maulana Malik Ibrahim. Even the Dutch report said he was Arabic. This report may be true because based on this genealogical background, which was strengthened by his interest in reform ideas, Ahmad Dahlan - before establishing his own organization - joined Jamiat Kheir and later sent his son to study at the school the organization had founded. This paper aims to see to what extent the approach strategy and values used by Ahmad Dahlan to advance Islamic teachings? What is the Government's attitude towards what Ahmad Dahlan has done? Then, how is the author's critical evaluation of Ahmad Dahlan's approach to strategy to education in Indonesia? Application: challenge Indonesian national educators.
    [Show full text]
  • No. Asal Sekolah Kota/ Kab. Propinsi 1 SMP AL BANNA DENPASAR
    DATA ASAL SEKOLAH SISWA SMA PESANTREN UNGGUL AL BAYAN No. Asal Sekolah Kota/ Kab. Propinsi 1 SMP AL BANNA DENPASAR Denpasar Bali 2 SMP Harapan Mulia Denpasar Denpasar Bali 3 SMP Muhammadiyah 1 Denpasar Denpasar Bali 4 SMP TAMAN RAMA denpasar Denpasar Bali 5 SMP Tawakkal denpasar Denpasar Bali 6 SMPN 7 Denpasar Denpasar Bali 7 SMPI Al Azhar 27 Cilegon cilegon Banten 8 SMPIT RAUDHATUL JANNAH CILEGON cilegon Banten 9 SMPN 1 Cilegon cilegon Banten 10 SMP Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School pandeglang pandeglang Banten 11 SMP Al Azhar 11 Serang Serang Banten 12 SMP NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL SERANG serang Banten 13 SMPI Al Azhar 11 Serang Serang Banten 14 SMPIT AL MASYKAR BINA INSANI, serang Serang Banten 15 SMPIT Al-Izzah Serang Serang Banten 16 SMPIT Istana Mulia Anyer Banten Serang Banten 17 SMPN 1 Serang Serang Banten 18 MTs Soebono Mantofani Tangerang Banten 19 SMP Citra Islami Tangerang Tangerang Banten 20 SMP DAAR EL QOLAM Balaraja Tanggerang Tangerang Banten 21 SMP Gunung Jati Kota Tangerang Tangerang Banten 22 SMP Permata Insani islamic School Tangerang Banten 23 SMP Plus Islamic Village Tangerang Banten 24 SMP Pramitha Karawaci Tangerang Banten 25 SMPI Al Azhar Syifa Budi Talaga Bestari Tangerang Banten 26 SMPIT AL FITYAN Tanggerang Tangerang Banten 27 SMPIT PONDOK PESANTREN DARUL HASAN tanggerang Tangerang Banten 28 SMPN 1 Ciledug Tangerang Banten 29 SMPN 1 Tangerang Tangerang Banten 30 SMPN 19 Tangerang Tangerang Banten 31 SMPN 4 TANGERANG Tangerang Banten 32 SMPN 6 Tangerang Tangerang Banten 33 SMPN 9 Tangerang Tangerang Banten 34 SMP Darul Quran Internasional Tangerang Banten 35 Mts.
    [Show full text]
  • Orang-Orang Arab-Indonesia Dalam Arus Pergerakan Nasional Dan Kemerdekaan – Hidayatullah.Com
    11/6/2020 Orang-orang Arab-Indonesia dalam Arus Pergerakan Nasional dan Kemerdekaan – Hidayatullah.com (https://bit.ly/ZakatBMHHidcom) (https://sejutaquran.com/) (/) (https://roumahwakaf.com/campaign/berwakafatasnamaorangtua/) TOPIK PILIHAN # MUNAS V HIDAYATULLAH (/TAG/MUNAS-V-HIDAYATULLAH) # UU CIPTAKER (/TAG/UU-CIPTAKER) # OMNIBUS LAW (/TAG/OMNIBUS-LAW) # PENCAPLOKAN TEPI BARAT (/TAG/PENCAPLOKAN-TEPI-BARAT) (https://donasi.hidayatullah.com) SEJARAH (/KAJIAN/SEJARAH) Orang-orang Arab-Indonesia dalam Arus Pergerakan Nasional dan Kemerdekaan Selasa, 18 Agustus 2020 - 05:08 WIB (http://myedisi.com/hidayatullah) Pan-Islamisme dan juga ide pembaruan Islam, sebagaimana di negeri-negeri Muslim lainnya, kemudian menjadi pendahulu dari munculnya gerakan nasionalisme (https://wa.me/628122000463? text=Bismillah,%20Saya%20ingin%20pesan%20Buku%20Ema (https://hidayatullahstore.com/) pertemuan Jamiat Kheir yang dihadiri tokoh SI. Gambar koleksi pribadi Abdul Mutalib Shahab. Keterangan foto menyebutkan bahwa yg diberi tanda silang adalah Ali Shahab, salah satu pendiri Jamiat Kheir, dan yang disebelah kirinya adalah Tjokroaminoto. Tapi Saya pribadi menduga itu bukan Tjokroaminoto, tapi Hasan Djajadiningrat, tokoh Sarekat Islam lainnya (Koleksi pribadi Abdul Mutalib Shahab) Terkait Kisah para ‘Pelajar Jawa’ di Istanbul (/kajian/sejarah/read/2020/10/30/194736/kisah-para- pelajar-jawa-di-istanbul.html) (https://bit.ly/dompetdakwahmedia) https://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2020/08/18/190544/orang-orang-arab-indonesia-dalam-arus-pergerakan-nasional-dan-kemerdekaan…
    [Show full text]
  • DE-ISLAMIZATION in JAVA DURING the DUTCH COLONIAL PERIOD from 1800 to 1942 by FEBRI PRIYOYUDANTO a Dissertation Submitted In
    DE-ISLAMIZATION IN JAVA DURING THE DUTCH COLONIAL PERIOD FROM 1800 TO 1942 BY FEBRI PRIYOYUDANTO A dissertation submitted in fulfilment of requirement for the degree of Master of Human Sciences in History and Civilization Kulliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences International Islamic University Malaysia DECEMBER 2016 ABSTRACT A very long period of Dutch colonialism in Indonesia still has a very significant impact on Indonesia, including Java as a part of Nusantara. Javanese people as the largest population in Indonesia were greatly affected of a de-Islamization process during the Dutch colonial period. This process not only made Javanese people estranged from Islamic values, but also, the culture of Hindu-Buddhism is still seen as a major variable in Javanese culture. Although, the Dutch colonists persuade systematic de-Islamization efforts, Javanese Muslims provided the resistance in many ways to prevent it. This thesis intends to elaborate and analyze the de-Islamization efforts in Java during the Dutch colonial period. The thesis will focus on the Javanese ethnic group on Java Island, Indonesia. This thesis will be useful in understanding the patterns and strategy for de-Islamization which were created by the Dutch during the colonial period. The method of data collection used in this thesis is documentary research. The information was gathered from books, journals, and websites pertaining to the Dutch colonial history of Java will be utilized. In order to enhance comprehension of this thesis, the author will survey Javanese culture, educational and cultural de-Islamization, Islamic revivalism and resistance political de-Islamization in Java during the Dutch colonial period.
    [Show full text]
  • JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H
    Al-Tsaqafa: Jurnal Peradaban Islam Vol. 15 No.2, Desember 2018, hlm. 155-180 ISSN (Cetak) : 0216-5937 JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H. Mawardi Ading Kusdiana Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung aguspermana978@ gmail.com, [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu pertama untuk mengetahui islamisasi di Jawa dan kedua untuk mengetahui peran habaib di Betawi dalam proses islamisasi pada abad ke 70. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan tahapan kerja pengumpulan data (heuristik), verifikasi (kritik), penafsiran (interpretasi) dan penulisan (historiografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Meski masih memerlukan pembuktian lebih lanjut, periodisasi masuknya orang Arab di Nusantara dapat dibagi pada tiga periode. Periode pertama adalah abad 9- 11 M; periode kedua abad 12-15 dan periode ketiga abad 17-19 M. Pada Abad Ke 20 para habaib ini telah tersebar hamper di seluruh pulau Jawa. Penyebarannya meliputi daerah Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jakarta ada bebrapa habib yang terkenal seperti Habib Kampung Bandan, Habib Jindan, Habib Ali Kwitang, Habib Ali Bugur dan Habib Usman Bun Yahya. di Jawa Barat ada Al- Habib Alwi bin Muhammad bin Thohiral-Haddad, Habib Syarief Muhammad al-Aydrus dan Al- Habib-Muhammad-Bin-Syekh-Bin-Yahya. Di Jawa Tengah dimulai dari Al-Habib Husein bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, dan Habib Luthfi. di Jawa Timur pertama Al-Habib Ja’far bin Syekhan Assegaf, Al-Habib Abdul
    [Show full text]
  • Perjuangan Hamid Algadri Pada Masa Pergerakan Dan Pasca Kemerdekaan (1934-1950)
    PERJUANGAN HAMID ALGADRI PADA MASA PERGERAKAN DAN PASCA KEMERDEKAAN (1934-1950) Tesis Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Humaniora (M.Hum) Oleh: Lathifah Maryam NIM: 21140221000001 MAGISTER SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1490 H/2018 M ABSTRAK Lathifah Maryam. Perjuangan Hamid Algadri pada Masa Pergerakan dan Pasca Kemerdekaan (1934-1950) Peranakan Arab merupakan masyarakat yang memiliki darah Arab dan Pribumi Indonesia. Pada masa kolonial Belanda peranakan Arab masuk dalam golongan Timur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan India-Indonesia. Menurut Van Den Berg, orang orang Arab di Nusantara tidak memiliki kepedulian terhadap perpolitikan di Nusantara selama kepentingan material dan spiritual mereka tidak menjadi taruhan, orang-orang Arab di Nusantara bersikap netral dan membantu kolonial Belanda. Pada masa pergerakan, ditandai dengan munculnya gagasan mengenai Nasionalisme dan organisasi-organisasi pergerakan untuk mewujudkan kemerdekaan di Indonesia, memberikan kesadaran kebangsaan kepada masyarakat Arab dan peranakan untuk sama-sama berjuang melawan kolonial. Hamid Algadri merupakan peranakan Arab yang turut berjuang melawan kolonial Belanda untuk mewujudkan kemerdekaan di Indonesia. Penelitian dengan judul “Perjuangan Hamid Algadri pada Masa Pergerakan dan Pasca Kemerdekaan (1934-1950)” bertujuan untuk, pertama, menganalisis landasan pergerakan kebangsaan Hamid Algadri di Indonesia yang mendorongnya untuk bergerak melawan kolonial. Kedua, adalah menjelaskan tentang Perjuangan Hamid Algadri pada masa pergerakan dan pasca kemerdekaan di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah, bahwa Hamid Algadri merupakan peranakan Arab yang memberikan inspirasi dan berhasil menumbuhkan kesadaran kebangsaan dikalangan peranakan Arab untuk menolak penjajahan dan menjunjung tinggi nasionalisme Indonesia baik masa pergerakan maupun pasca kemerdekaan. Kata kunci: Hamid Algadri, perjuangan, pergerakan, pasca kemerdekaan.
    [Show full text]
  • Kajian Sejarah Perjalanan KAMMI Sebagai Gerakan Mahasiswa Masa Reformasi
    KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA: Kajian Sejarah Perjalanan KAMMI Sebagai Gerakan Mahasiswa Masa Reformasi Arief Pandu Wijonarko 104022000793 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA: Kajian Sejarah Perjalanan KAMMI Sebagai Gerakan Mahasiswa Masa Reformasi Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Mencapai Gelar S1 di Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Oleh: ARIEF PANDU WIJONARKO NIM. 104022000793 Dibawah Bimbingan Pembimbing Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag NIP.150227883 FAKULTAS ADAB DAN HUHUMANIORAMANIORAMANIORAMANIORA JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHIDAYATULLAHHHH JAKARTAJAKARTAJAKARTA 200920092009 PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH Menyatakan skripsi yang berjudul “KESATUANKESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA: Kajian Sejarah Perjalanan KAMMI Sebagai Gerakan Mahasiswa Masa ReformasiReformasiReformasi”Reformasi telah diujikan dalam sidang munaqasah di Fakultas Adab dan Humaniora pada tanggal 25 Nopember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program Strata satu (S-1) pada jurusan Sejarah dan Peradaban Islam. Jakarta 25 Nopember 2009 Ketua merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota Drs. H. Ma’ruf Misbah, MA. Drs. Usep Abdul Matin, MA, MA. NIP. 19591222 199103 1 003 NIP. 150 288304 Penguji Pembimbing Drs. Tarmizy Idris, MA. Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag. NIP. 19601212 199003 1 003 NIP. 19560817 198603 1 006 ABSTRAKSI Kata perlawanan menjadi tema sentral gerakan mahasiswa 1998, ketika Orde Baru telah berkuasa selama 32 tahun lamanya dan tetap angkuh untuk mempertahankan kekuasaan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah dirasakan begitu lama khususnya oleh rakyat miskin kala itu. Mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari kalangan menegah ke bawah merasakannya langsung dan terkena dampaknya.
    [Show full text]
  • Keputusan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Nonformal (Ban Paud Dan Pnf)
    KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL (BAN PAUD DAN PNF) NOMOR: 215/BAN PAUD DAN PNF/AKR/2019 TENTANG PENETAPAN STATUS AKREDITASI SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN PNF PROVINSI D.K.I. JAKARTA TAHAP II TAHUN 2019 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 1 Ayat 32 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu dilakukan akreditasi terhadap Program dan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal; dan b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal tentang Penetapan Status Akreditasi Satuan Pendidikan PAUD dan PNF Provinsi D.K.I. Jakarta Tahap II Tahun 2019. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
    [Show full text]
  • Sir Syed Ahmad Khan, 44
    COLONIAL EXPERIENCE AND MUSLIM EDUCATIONAL REFORMS : A COMPARISON OF THE ALIGARH AND THE MUHAMMADIYAH MOVEMENTS .. By Ruswan A thesis submitted to the Faculty of Graduate Studies and Reçearch in partial fuElment of the requirements for the degree of Master of Arts Institute of Islamic Studies McGill University Montreal July 1997 ORusw an National Library Bibliothèque nationale l*l of Canada du Canada Acquisitions and Acquisitions et Bibliographie Services services bibliographiques 395 Wellington Street 395. rue WelIington OttawaON K1A ON4 Ottawa ON KIA ON4 Canada Canada Yow nle Voire reference Our Notre rèfdrence The author has granted a non- L'auteur a accorde une licence non exclusive licence allowing the exclusive permettant à la National Library of Canada to Bibliothèque nationale du Canada de reproduce, loan, distribute or seli reproduire, prêter, distribuer ou copies of this thesis in microfom, vendre des copies de cette thèse sous paper or electronic formats. la fome de microfiche/f3m, de reproduction sur papier ou sur format électronique. The author retains ownership of the L'auteur conserve la propriété du copyright in this thesis. Neither the droit d'auteur qui protège cette thèse. thesis nor substantial extracts fiom it Ni la thèse ni des extraits substantiels may be printed or otherwise de celle-ci ne doivent être imprimés reproduced without the author's ou autrement reproduits sans son permission. autorisation, ABSTRACT This thesis is a comparative study of the educational reforms initiated by the Aligarh and Muhammadiyah movements in India and Indonesia respectively. It covers three main points: -ad Khan's and -ad Dalân's educational philosophy; the educational system of the Muharnmadan Anglo-Oriental College (MAOC) and Muhammadiyah schools; and the impact of the educational reforms of the two movements to Muslim education in general in the two countries.
    [Show full text]
  • Jamiat Kheir Dan Al-Irsyad: Kajian Komunitas Arab Dalam Modernisasi Pendidikan Islam Awal Abad XX Di Jakarta
    Buletin Al-Turas Vol. 25 No. 2 November 2019, hal. 163-176 Jamiat Kheir dan Al-Irsyad: Kajian Komunitas Arab dalam Modernisasi Pendidikan Islam Awal Abad XX di Jakarta Abdul Wahid Hasyim Pauzan Haryono Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Universitas Islam 45 Jakarta, Indonesia Bekasi, Jawa Barat [email protected] [email protected] Abstrak Sejak abad 18 Orang Arab telah berbondong-bondong mendatangi tanah Batavia karena dianggap tempat yang memesona dan menjanjikan. Sejak itu pula orang Arab telah menjadi salah satu bagian multikulturalisme di Jakarta. Mereka berkecimpung dalam berbagai aspek kehidupan dan mencoba berbaur dengan orang Pribumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komunitas Arab di Jakarta dalam modernisasi Pendidikan Islam di awal abad XX di Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada tokoh-tokoh-tokoh Jami’at Kheir dan Al-Irsyad; Observasi, dengan mengunjungi langsung sekolah-sekolah yang dimiliki oleh organisasi Jami’at Kheir dan Al-Irsyad; Dokumentasi dengan mengamati naskah-naskah pendirian awal sekolah Jami’at Kheir dan Al-Irsyad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang Arab telah memainkan peran yang cukup penting dalam pendidikan Islam di Jakarta. Mereka bersumbangsih besar dalam modernisasi pendidikan Islam di Jakarta pada awal abad 20, melalui dua organisasi yang didirikannya di Jakarta, Jami’at Kheir dan Al-Irsyad. Mereka mengabdikan diri dalam pendidikan Islam dan mencetuskan konsep baru sistem pendidikan Islam di Jakarta. Kata kunci: Al-Irsyad; Jami’at Kheir; modernisasi pendidikan Islam; orang Arab ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Abstract Since the 18th century Arab People had come to the land of Batavia because it was considered a charming and promising place.
    [Show full text]
  • TIMUR DA Tim Pendidik Laporan Penelitian KALISME KELOMPOK
    Laporan Penelitian RADIKALISME KELOMPOK KEAGAMAAN DALAM KONSTELASI KEBANGSAAN (TINJAUAN) PENDIDIKAN DI JAWA TENGAH, JAWA TIMUR DAN D.I. YOGYAKARTA Oleh: Tim Pendidikan Agama dan Keagamaan KEMENTERIAN AGAMA BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA SEMARANG 2016 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt karena atas ridlo dan hidayah-Nya Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang pada Tahun Anggaran 2015 telah berhasil menyelesaikan penelitian dengan judul “Evaluasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Pada SMA di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama ditinjau dari aspek context, input, process, product serta mengevaluasi faktor pendukung dan penghambatnya. Tim Pendidikan Agama dan Keagamaan menerjunkan sepuluh peneliti yang menyasar sepuluh kota atau kabupaten yang berada di Propinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, antara lain Kabupaten Kudus, Kota Salatiga, Kota Tegal, Kabupaten Banyumas, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul. Obyek penelitian ini adalah sekolah yang berada pada jenjang pendidikan menengah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA. Bahan kebijakan tersebut tidak hanya untuk Kementerian Agama tetapi juga kementerian lain yang bersinggungan langsung maupun tidak langsung dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya proses pembelajaran Pendidikan Agama. Penyelenggaraan penelitian ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini, khususnya kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama kami sampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami untuk menyelenggarakan penelitian ini.
    [Show full text]
  • Kritik Sayyid Utsman Bin Yahya Terhadap Gerakan
    JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/77-98 KRITIK SAYYID UTSMAN BIN YAHYA teknis, kemampuan untuk menafsirkan al-Quran dan melakukan TERHADAP GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM ijtihad memerlukan persyaratan khusus yang tidak mungkin mampu dimiliki oleh masyarakat Islam saat itu. Dari sisi ini, DI INDONESIA : Studi Sejarah Islam di Indonesia kita bisa melihat bahwa kritik Sayyid Utsman lebih bersifat Abad 19 dan Awal Abad 20 formalitas; yang memang sesuai dengan kedudukannya sebagai mufti. Oleh : M. Noupal* Kata Kunci : Pembaharuan, Reinterpretasi, Ijtihad. Abstrak : Kritik Sayyid Utsman terhadap pemikiran Pendahuluan pembaharuan Islam merupakan salah satu bentuk kontroversi Sayyid Utsman yang sangat mengemuka. Ia mengkritik pemikiran dan ide-ide pembaharuan Islam khususnya pada awal Fokus utama penelitian ini adalah ingin mengungkap abad 20 dan menganggapnya sebagai ajaran sesat dan bagaimana pandangan kritis yang dikemukakan oleh Sayyid Utsman bin menyalahi syariat Islam. Sebagai seorang mufti sekaligus Yahya terhadap pemikiran pembaharuan Islam di Indonesia, khususnya penasehat pemerintah Hindia Belanda, kritiknya terhadap sebagai gambaran dari sejarah Islam Indonesia pada akhir abad 19 dan Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha menjadi salah awal abad 20. Sayyid Utsman—demikian selanjutnya disebut—telah satu poin penting untuk melihat lebih jelas keterlibatan Sayyid memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pemikiran keagamaan. Utsman dalam sejarah sosial intelektual Islam di Indonesia pada Azyumardi Azra mengatakan bahwa Sayyid Utsman adalah ulama awal abad 20. Kritik Sayyid Utsman terdapat dalam sejumlah Hadrami yang paling terkemuka di Nusantara pada akhir abad 19 dan besar karyanya. Ia setidaknya menulis tujuh buah buku yang awal abad 20. Ketermukaannya terletak tidak hanya pada karir berhubungan dengan pembaharuan Islam.
    [Show full text]