Jamiat Kheir Dan Al-Irsyad: Kajian Komunitas Arab Dalam Modernisasi Pendidikan Islam Awal Abad XX Di Jakarta

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Jamiat Kheir Dan Al-Irsyad: Kajian Komunitas Arab Dalam Modernisasi Pendidikan Islam Awal Abad XX Di Jakarta Buletin Al-Turas Vol. 25 No. 2 November 2019, hal. 163-176 Jamiat Kheir dan Al-Irsyad: Kajian Komunitas Arab dalam Modernisasi Pendidikan Islam Awal Abad XX di Jakarta Abdul Wahid Hasyim Pauzan Haryono Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Universitas Islam 45 Jakarta, Indonesia Bekasi, Jawa Barat [email protected] [email protected] Abstrak Sejak abad 18 Orang Arab telah berbondong-bondong mendatangi tanah Batavia karena dianggap tempat yang memesona dan menjanjikan. Sejak itu pula orang Arab telah menjadi salah satu bagian multikulturalisme di Jakarta. Mereka berkecimpung dalam berbagai aspek kehidupan dan mencoba berbaur dengan orang Pribumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komunitas Arab di Jakarta dalam modernisasi Pendidikan Islam di awal abad XX di Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada tokoh-tokoh-tokoh Jami’at Kheir dan Al-Irsyad; Observasi, dengan mengunjungi langsung sekolah-sekolah yang dimiliki oleh organisasi Jami’at Kheir dan Al-Irsyad; Dokumentasi dengan mengamati naskah-naskah pendirian awal sekolah Jami’at Kheir dan Al-Irsyad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang Arab telah memainkan peran yang cukup penting dalam pendidikan Islam di Jakarta. Mereka bersumbangsih besar dalam modernisasi pendidikan Islam di Jakarta pada awal abad 20, melalui dua organisasi yang didirikannya di Jakarta, Jami’at Kheir dan Al-Irsyad. Mereka mengabdikan diri dalam pendidikan Islam dan mencetuskan konsep baru sistem pendidikan Islam di Jakarta. Kata kunci: Al-Irsyad; Jami’at Kheir; modernisasi pendidikan Islam; orang Arab ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Abstract Since the 18th century Arab People had come to the land of Batavia because it was considered a charming and promising place. Since then, Arab People have become a part of multiculturalism in Jakarta. They are involved in various aspects of life and try to blend in with the Indigenous people. This study aims to analyze the role of the Arab community in Jakarta in the modernization of Islamic Education in the early XX century in Jakarta. The method used in this study was qualitative by conducting interviews, observation and documentation. Interviews were conducted with prominent figures of Jami'at Kheir and Al-Irshad; observation, by visiting schools directly owned by the Jami'at Kheir and Al-Irshad organizations; documentation by observing manuscripts of the early establishment of the Jami'at Kheir and Al-Irshad schools. The Arab People had also played a significant role in Islamic education in Jakarta. They contributed greatly to the modernization of Islamic education in Jakarta in the early 20th century, through the two organizations was founded in Jakarta, Jami'at Kheir and Al-Irshad. They devoted themselves to Islamic education and sparked a new concept of the Islamic education system in Jakarta. Keywords: Al-Irshad; Arab people; Jami'at Kheir; modernization of Islamic education 163 Ahmad Wahid Hasyim & Pauzan Haryono, Jamiat Kheir dan Al-Irsyad ... A. Pendahuluan karena Batavia laksana primadona yang Orang Arab di Nusantara telah menjadi sasaran para pujangga cinta. memainkan peran penting dalam berbagai Tercatat pada tahun 1859-1890 jumlah aspek kehidupan, baik ekonomi, orang Arab di Batavia mencapai 1662 keagamaan dan politik maupun orang,4 jumlah ini lebih besar dari pada pendidikan. Motivasi kedatangannya di jumlah populasi di wilayah lainnya. Nusantara, terdapat banyak pendapat. Sampai pada abad 19 arus migrasi terus Mulai dari menyebarkan agama Islam dan berlanjut dan jumlahnya semakin berdagang sampai lari dari kejaran tentara membeludak. Untuk mengatasi peledakan Bani Umayyah.1 Namun, menurut L.W.C jumlah populasi orang Arab di Batavia van Den Berg salah seorang penasihat pemerintah kolonial mulai melakukan gubernur Hindia Belanda, bahwa pembatasan migran Arab. Snouck kehadiran orang-orang Arab di Nusantara menegaskan “Seandainya undang-undang sekedar mencari ‘’Cincin Nabi kita tidak membatasi kebebasan bergerak Sulaiman’’ atau mencari peruntungan. orang Hadramaut, migran mereka pastilah 5 Singkatnya motif kedatangan mereka lebih banyak dari sekarang.” menurut Berg adalah Ekonomi. Ia Orang Arab di Jakarta statusnya menegaskan bahwa Islamisasi bukan disamakan dengan orang Bengali atau menjadi agenda utama dari kedatangan Kojah (sebutan untuk orang-orang India orang-orang Arab asal Hadramaut.2 atau Asia Selatan yang tinggal di Jakarta). Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Oleh pemerintah Belanda mereka sebagian besar orang-orang Arab ditempatkan di Pekojan dan Hadramaut yang datang ke Nusantara Krukut.6.Namun, pada masa selanjutya merupakan orang-orang Arab yang tidak orang-orang Arab tidak lagi tergolong mapan. Kebanyakan kalangan berkonsentrasi di dua wilayah tersebut, orang-orang Arab yang mapan menetap di tetapi menyebar ke daerah-daerah lain Hadramaut. Kegersangan tanah air di seperti Condet dan Tanah Abang. Hadramaut juga menjadi motivasi mereka Orang Arab di Batavia telah berhasil mencari peruntungan di luar tanah air. berbaur dengan masyarakat pribumi, Arus Migrasi orang-orang Arab secara tidak pernah terjadi konflik antara besar-besaran terjadi pada abad 18.3 Aceh pribumi Batavia dengan Orang Arab. menjadi pintu masuk pertama, kemudian Mereka memiliki kedudukan yang cukup tersebar ke seluruh pelosok Nusantara, penting, menyandang gelar ulama atau mulai dari Aceh, Palembang, Batavia, tokoh agama, sehingga perannnya sangat Pekalongan, Cirebon, Tegal, Surabaya sentral. Mereka juga memiliki kharisma dan Pontianak sampai bebe-rapa wilayah yang tinggi, terutama orang Arab lainnya yang tergolong wilayah pesisir golongan Sayyid dan Habib.7 Bahkan dan Urban. ketika meninggal, kuburan mereka tak Orang Arab di Batavia menjadi sepi dari penziarah yang mengalap berkah. komunitas terbesar dari koloni-koloni Melihat berbagai fakta di atas, dapat Arab lainnya. Hal ini tidak mengherankan dikatakan bahwa peran orang Arab di 1 Atjeh, Sekitar Masuknya Islam Di Indonesia, 4 Atjeh, 96. 21; Al-Hadad, Sejarah Masuknya Islam Di Timur 5 Hurgronje, Kumpulan Karya Snouck Hurgronje. Jauh. 6 Atjeh, Sekitar Masuknya Islam Di Indonesia, 2 van Den Berg, Orang Arab Di Nusantara, 113; 101. Jacobsen, Hadrami Arabs in Present-Day 7 Al-Masyur, Sejarah Silsilah Dan Gelar Indonesia an Indonesia-Oriented Group with an Keturunan Nabi Muhammad SAW Di Indonesia, Arab Signature, 7–18. Singapura, Malaysia, Timur Tengah, India Dan 3 Atjeh, Sekitar Masuknya Islam Di Indonesia, Afrika, 268–70. 100. 164 Buletin Al-Turas Vol. 25 No. 2 November 2019, hal. 163-176 Nusantara khususnya di Batavia atau pendapat, berdagang, menyebarkan Jakarta cukup besar, terutama dalam agama dan lari dari kejaran tentara Bani bidang ekonomi, keagamaan dan Umawiyyah. Tetapi yang jelas orang pendidikan Islam. Khusus yang terakhir Arab telah memainkan perannya dalam bahkan menjadi basis tetap eksisnya berbagai aspek kehidupan di Nusantara orang-orang Arab dalam memodernisasi sejak abad ke13. Banyak ulama berdarah pendidikan Islam di Indonesia. Oleh Arab diangkat menjadi penasehat karena itu, dalam tulisan ini akan dikaji kerajaan, bahkan sebagai raja. Hamid Al- secara mendalam tentang peran orang Gadri membenarkan pendapat bahwa Arab dalam Pendidikan Islam di Jakarta orang-orang Arab telah berperan aktif 10 pada awal abad 20, yang direpresentasikan dalam pecaturan politik kesultanan. dalam pendirian lembaga pendidikan Orang Arab asal Hadramaut telah Islam, padahal sebelumnya, pendidikan menginjakkan kaikinya di Jakarta sejak Islam di Nusantara selalu dikaitkan abad 18 M Jakarta sebagai sebuah wilayah dengan pesantren, surau dan masjid. pesisir dan pelabuhan yang ramai menjadi Sekarang, mereka modernisasi dalam daya tarik tersendiri bagi orang-orang bentuk Madrasah,8 yang meliputi aspek Arab untuk menyambangi Jakarta. infrastruktur dan kurikulum. Motif Sebagian besar mereka adalah kaum mereka adalah berkhidmat dalam dunia Adam dan berprofesi sebagai pedagang. pendidikan Islam di Jakarta, melalui Jarang ditemukan orang Arab wanita ikut Jami’at Kheir dan Al-Irsyad. pergi mengembara. Kaum wanita hanya menetap di tanah airnya di Hadramaut. B. Metode Oleh karena itu, banyak orang Arab yang Metode yang digunakan dalam datang ke Jakarta akhirnya menikah penelitian ini adalah kualitatif dengan dengan wanita peribumi dan melahirkan melakukan wawancara, observasi dan peranakan-peranakan Indo-Arab. Jarang dokumentasi. Wawancara dilakukan sekali wanita Arab dan peranakan Arab kepada tokoh-tokoh-tokoh Jami’at Kheir menikah dengan pribumi. Hal ini karena dan Al-Irsyad yang ada di wilayah DKI orang- orang Arab menganut sistem Jakarta; Observasi, dengan mengunjungi patrilineal, yakni garis keturunan langsung sekolah-sekolah yang dimiliki berdasarkan darah laki-laki. Tradisi ini oleh organisasi Jami’at Kheir dan Al- mendarah kuat di Masyarakat Arab Irsyad di Jakarta; Dokumentasi dengan Jakarta di mana mereka enggan mengamati naskah-naskah pendirian awal menikahkan anak perempuannya kepada sekolah Jami’at Kheir dan Al-Irsyad yang laki-laki di luar golongan mereka. Karena ada di kantor pusat kedua organisasi apabila wanita Arab menikah dengan laki- tersebut. laki non Arab maka terputus nasab atau tali kekeluargaannya. Hal ini lumrah C. Temuan dan Pembahasan terjadi terutama di kalangan sayyid dan Identitas Orang Arab di Jakarta habib. Orang Arab datang ke Jakarta Orang Arab di Jakarta terdiri
Recommended publications
  • An Evaluation of Ahmad Dahlan Impacting to the Leadership in Indonesia
    Journal Didaskalia E-ISSN: 2621-8054 P-ISSN: 2622-1667 AN EVALUATION OF AHMAD DAHLAN IMPACTING TO THE LEADERSHIP IN INDONESIA Anton Sebastian 1) Stanley 2) 1) Abdi Gusti Theological Seminary - Nganjuk E-mail: [email protected] 2) Abdi Gusti Theological Seminary - Nganjuk E-mail: [email protected] Abstract Ahmad Dahlan is the fourth child. Born in 1868 to a traditional Muslim family domiciled in Kauman, a religious village in Yogyakarta. The village is located just beside the Sultan Palace of Yogyakarta, and is a well-known village inhabited by Muslims. When he was a child, his name was Muhammad Darwisy. Upon returning from Mecca, he changed his name to Ahmad Dahlan. His father Kiai Haji Abu Bakar bin Haji Sulaiman, was the official Kotib of the Great Mosque of the Sultanate of Yogyakarta. His mother named Siti Aminah was the daughter of Religious Judge Kiai Haji Ibrahim. According to the biographers of Ahmad Dahlan, one of Dahlan's ancestors was the first and most famous guardian of Wali Songo, Maulana Malik Ibrahim. Even the Dutch report said he was Arabic. This report may be true because based on this genealogical background, which was strengthened by his interest in reform ideas, Ahmad Dahlan - before establishing his own organization - joined Jamiat Kheir and later sent his son to study at the school the organization had founded. This paper aims to see to what extent the approach strategy and values used by Ahmad Dahlan to advance Islamic teachings? What is the Government's attitude towards what Ahmad Dahlan has done? Then, how is the author's critical evaluation of Ahmad Dahlan's approach to strategy to education in Indonesia? Application: challenge Indonesian national educators.
    [Show full text]
  • No. Asal Sekolah Kota/ Kab. Propinsi 1 SMP AL BANNA DENPASAR
    DATA ASAL SEKOLAH SISWA SMA PESANTREN UNGGUL AL BAYAN No. Asal Sekolah Kota/ Kab. Propinsi 1 SMP AL BANNA DENPASAR Denpasar Bali 2 SMP Harapan Mulia Denpasar Denpasar Bali 3 SMP Muhammadiyah 1 Denpasar Denpasar Bali 4 SMP TAMAN RAMA denpasar Denpasar Bali 5 SMP Tawakkal denpasar Denpasar Bali 6 SMPN 7 Denpasar Denpasar Bali 7 SMPI Al Azhar 27 Cilegon cilegon Banten 8 SMPIT RAUDHATUL JANNAH CILEGON cilegon Banten 9 SMPN 1 Cilegon cilegon Banten 10 SMP Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School pandeglang pandeglang Banten 11 SMP Al Azhar 11 Serang Serang Banten 12 SMP NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL SERANG serang Banten 13 SMPI Al Azhar 11 Serang Serang Banten 14 SMPIT AL MASYKAR BINA INSANI, serang Serang Banten 15 SMPIT Al-Izzah Serang Serang Banten 16 SMPIT Istana Mulia Anyer Banten Serang Banten 17 SMPN 1 Serang Serang Banten 18 MTs Soebono Mantofani Tangerang Banten 19 SMP Citra Islami Tangerang Tangerang Banten 20 SMP DAAR EL QOLAM Balaraja Tanggerang Tangerang Banten 21 SMP Gunung Jati Kota Tangerang Tangerang Banten 22 SMP Permata Insani islamic School Tangerang Banten 23 SMP Plus Islamic Village Tangerang Banten 24 SMP Pramitha Karawaci Tangerang Banten 25 SMPI Al Azhar Syifa Budi Talaga Bestari Tangerang Banten 26 SMPIT AL FITYAN Tanggerang Tangerang Banten 27 SMPIT PONDOK PESANTREN DARUL HASAN tanggerang Tangerang Banten 28 SMPN 1 Ciledug Tangerang Banten 29 SMPN 1 Tangerang Tangerang Banten 30 SMPN 19 Tangerang Tangerang Banten 31 SMPN 4 TANGERANG Tangerang Banten 32 SMPN 6 Tangerang Tangerang Banten 33 SMPN 9 Tangerang Tangerang Banten 34 SMP Darul Quran Internasional Tangerang Banten 35 Mts.
    [Show full text]
  • Orang-Orang Arab-Indonesia Dalam Arus Pergerakan Nasional Dan Kemerdekaan – Hidayatullah.Com
    11/6/2020 Orang-orang Arab-Indonesia dalam Arus Pergerakan Nasional dan Kemerdekaan – Hidayatullah.com (https://bit.ly/ZakatBMHHidcom) (https://sejutaquran.com/) (/) (https://roumahwakaf.com/campaign/berwakafatasnamaorangtua/) TOPIK PILIHAN # MUNAS V HIDAYATULLAH (/TAG/MUNAS-V-HIDAYATULLAH) # UU CIPTAKER (/TAG/UU-CIPTAKER) # OMNIBUS LAW (/TAG/OMNIBUS-LAW) # PENCAPLOKAN TEPI BARAT (/TAG/PENCAPLOKAN-TEPI-BARAT) (https://donasi.hidayatullah.com) SEJARAH (/KAJIAN/SEJARAH) Orang-orang Arab-Indonesia dalam Arus Pergerakan Nasional dan Kemerdekaan Selasa, 18 Agustus 2020 - 05:08 WIB (http://myedisi.com/hidayatullah) Pan-Islamisme dan juga ide pembaruan Islam, sebagaimana di negeri-negeri Muslim lainnya, kemudian menjadi pendahulu dari munculnya gerakan nasionalisme (https://wa.me/628122000463? text=Bismillah,%20Saya%20ingin%20pesan%20Buku%20Ema (https://hidayatullahstore.com/) pertemuan Jamiat Kheir yang dihadiri tokoh SI. Gambar koleksi pribadi Abdul Mutalib Shahab. Keterangan foto menyebutkan bahwa yg diberi tanda silang adalah Ali Shahab, salah satu pendiri Jamiat Kheir, dan yang disebelah kirinya adalah Tjokroaminoto. Tapi Saya pribadi menduga itu bukan Tjokroaminoto, tapi Hasan Djajadiningrat, tokoh Sarekat Islam lainnya (Koleksi pribadi Abdul Mutalib Shahab) Terkait Kisah para ‘Pelajar Jawa’ di Istanbul (/kajian/sejarah/read/2020/10/30/194736/kisah-para- pelajar-jawa-di-istanbul.html) (https://bit.ly/dompetdakwahmedia) https://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2020/08/18/190544/orang-orang-arab-indonesia-dalam-arus-pergerakan-nasional-dan-kemerdekaan…
    [Show full text]
  • DE-ISLAMIZATION in JAVA DURING the DUTCH COLONIAL PERIOD from 1800 to 1942 by FEBRI PRIYOYUDANTO a Dissertation Submitted In
    DE-ISLAMIZATION IN JAVA DURING THE DUTCH COLONIAL PERIOD FROM 1800 TO 1942 BY FEBRI PRIYOYUDANTO A dissertation submitted in fulfilment of requirement for the degree of Master of Human Sciences in History and Civilization Kulliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences International Islamic University Malaysia DECEMBER 2016 ABSTRACT A very long period of Dutch colonialism in Indonesia still has a very significant impact on Indonesia, including Java as a part of Nusantara. Javanese people as the largest population in Indonesia were greatly affected of a de-Islamization process during the Dutch colonial period. This process not only made Javanese people estranged from Islamic values, but also, the culture of Hindu-Buddhism is still seen as a major variable in Javanese culture. Although, the Dutch colonists persuade systematic de-Islamization efforts, Javanese Muslims provided the resistance in many ways to prevent it. This thesis intends to elaborate and analyze the de-Islamization efforts in Java during the Dutch colonial period. The thesis will focus on the Javanese ethnic group on Java Island, Indonesia. This thesis will be useful in understanding the patterns and strategy for de-Islamization which were created by the Dutch during the colonial period. The method of data collection used in this thesis is documentary research. The information was gathered from books, journals, and websites pertaining to the Dutch colonial history of Java will be utilized. In order to enhance comprehension of this thesis, the author will survey Javanese culture, educational and cultural de-Islamization, Islamic revivalism and resistance political de-Islamization in Java during the Dutch colonial period.
    [Show full text]
  • Ibn Ḥabīb's Kitāb Al-Muḥabbar and Its Place in Early Islamic Historical Writing
    Cleveland State University EngagedScholarship@CSU World Languages, Literatures, and Cultures Department of World Languages, Literatures, Faculty Publications and Cultures 9-2018 Ibn Ḥabīb’s Kitāb al-MuḤabbar and its Place in Early Islamic Historical Writing Abed el-Rahman Tayyara Cleveland State University, [email protected] Follow this and additional works at: https://engagedscholarship.csuohio.edu/clmlang_facpub Part of the Islamic Studies Commons How does access to this work benefit ou?y Let us know! Recommended Citation Tayyara, Abed el-Rahman, "Ibn Ḥabīb’s Kitāb al-MuḤabbar and its Place in Early Islamic Historical Writing" (2018). World Languages, Literatures, and Cultures Faculty Publications. 145. https://engagedscholarship.csuohio.edu/clmlang_facpub/145 This Article is brought to you for free and open access by the Department of World Languages, Literatures, and Cultures at EngagedScholarship@CSU. It has been accepted for inclusion in World Languages, Literatures, and Cultures Faculty Publications by an authorized administrator of EngagedScholarship@CSU. For more information, please contact [email protected]. IBN HABIB’S KITAB AL-MUHABBAR AND ITS PLACE IN EARLY ISLAMIC HISTORICAL WRITING ABED EL-RAHMAN TAYYARA Cleveland State University Biographical evidence about Abu Ja'far Muhammad b. Habib (d. 860) is slim. Almost nothing is known about his father, and even the name ‘Habib’1 is believed to be associated with his mother. Al-Hashimi and al- Baghdadi are two nisbas attached to Ibn Habib, the first of which derives from his mother being a client (mawla) of a Hashimi family, and the second of which implies that Ibn Habib spent a considerable part of his life in Baghdad.
    [Show full text]
  • Participant List
    Participant List 10/20/2019 8:45:44 AM Category First Name Last Name Position Organization Nationality CSO Jillian Abballe UN Advocacy Officer and Anglican Communion United States Head of Office Ramil Abbasov Chariman of the Managing Spektr Socio-Economic Azerbaijan Board Researches and Development Public Union Babak Abbaszadeh President and Chief Toronto Centre for Global Canada Executive Officer Leadership in Financial Supervision Amr Abdallah Director, Gulf Programs Educaiton for Employment - United States EFE HAGAR ABDELRAHM African affairs & SDGs Unit Maat for Peace, Development Egypt AN Manager and Human Rights Abukar Abdi CEO Juba Foundation Kenya Nabil Abdo MENA Senior Policy Oxfam International Lebanon Advisor Mala Abdulaziz Executive director Swift Relief Foundation Nigeria Maryati Abdullah Director/National Publish What You Pay Indonesia Coordinator Indonesia Yussuf Abdullahi Regional Team Lead Pact Kenya Abdulahi Abdulraheem Executive Director Initiative for Sound Education Nigeria Relationship & Health Muttaqa Abdulra'uf Research Fellow International Trade Union Nigeria Confederation (ITUC) Kehinde Abdulsalam Interfaith Minister Strength in Diversity Nigeria Development Centre, Nigeria Kassim Abdulsalam Zonal Coordinator/Field Strength in Diversity Nigeria Executive Development Centre, Nigeria and Farmers Advocacy and Support Initiative in Nig Shahlo Abdunabizoda Director Jahon Tajikistan Shontaye Abegaz Executive Director International Insitute for Human United States Security Subhashini Abeysinghe Research Director Verite
    [Show full text]
  • JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H
    Al-Tsaqafa: Jurnal Peradaban Islam Vol. 15 No.2, Desember 2018, hlm. 155-180 ISSN (Cetak) : 0216-5937 JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H. Mawardi Ading Kusdiana Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung aguspermana978@ gmail.com, [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu pertama untuk mengetahui islamisasi di Jawa dan kedua untuk mengetahui peran habaib di Betawi dalam proses islamisasi pada abad ke 70. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan tahapan kerja pengumpulan data (heuristik), verifikasi (kritik), penafsiran (interpretasi) dan penulisan (historiografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Meski masih memerlukan pembuktian lebih lanjut, periodisasi masuknya orang Arab di Nusantara dapat dibagi pada tiga periode. Periode pertama adalah abad 9- 11 M; periode kedua abad 12-15 dan periode ketiga abad 17-19 M. Pada Abad Ke 20 para habaib ini telah tersebar hamper di seluruh pulau Jawa. Penyebarannya meliputi daerah Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jakarta ada bebrapa habib yang terkenal seperti Habib Kampung Bandan, Habib Jindan, Habib Ali Kwitang, Habib Ali Bugur dan Habib Usman Bun Yahya. di Jawa Barat ada Al- Habib Alwi bin Muhammad bin Thohiral-Haddad, Habib Syarief Muhammad al-Aydrus dan Al- Habib-Muhammad-Bin-Syekh-Bin-Yahya. Di Jawa Tengah dimulai dari Al-Habib Husein bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, dan Habib Luthfi. di Jawa Timur pertama Al-Habib Ja’far bin Syekhan Assegaf, Al-Habib Abdul
    [Show full text]
  • Kontribusi Sayyid Utsman Dalam Kehidupan Keagamaan Masyarakat Islam Batavia (1862-1914)
    KONTRIBUSI SAYYID UTSMAN DALAM KEHIDUPAN KEAGAMAAN MASYARAKAT ISLAM BATAVIA (1862-1914) Tesis Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Humaniora (M. Hum) Disusun oleh: NURHASANAH 2112022100009 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA PRODI MAGISTER SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM KONSENTRASI SEJARAH ISLAM NUSANTARA UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M Kata Pengantar Alhamdulillah, segala puja dan puji saya haturkan kepada Allah SWT, Tuhan sekalian alam, yang telah memberikan kuasa-Nya untuk menggerakkan jiwa, raga dan pikiran penulis agar senantiasa tidak melalaikan kewajiban agama, maupun kewajiban sosial, serta kewajiban akademik. Shawalat serta salam, saya lantunkan kepada penghulu para Nabi dan Rasul, Muhammad SAW, seorang yang gigih menyebarkan agama cinta kasih, Islam, hingga sampai ke tanah Nusantara. Tidak terasa, hampir berbilang tahun tugas akhir (tesis) ini selesai dirampungkan. Berbagai macam pengalaman senang dan sedih, mudah dan susah sudah saya alami dalam menyusun tesis ini. Menelisik kebesaran sejarah Jakarta memang amat mengasyikkan, hingga lupa diri, bahwa masa studi ada batasnya. Inilah yang kemudian, “memaksa” saya untuk segera memalingkan diri dari pekerjaan yang lain, mengkhususkan waktu agar kewajiban intelektual ini bisa dipenuhi. Saran serta kritik selalu saya nantikan, untuk menyempurkan kerja saya. Tidak bisa dielakkan, dalam menyusun suatu bacaan yang bermutu akan selalu dihinggapi oleh kesalahan ketikan, analisa serta pengambilan sumber yang kurang tepat. Oleh sebab itu, setiap masukan yang membangun, akan menjadi bahan pertimbangan saya, untuk selalu berhati-hati dalam menyajikan tulisan sejarah yang kronologis, analitis dan representatif. Dalam lembar ini, saya ingin mengucapkan terima kasih beberapa pihak, antara lain: 1. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Prof. Dr. Sukron Kamil M.
    [Show full text]
  • The International History of the Yemen Civil War, 1962-1968
    The International History of the Yemen Civil War, 1962-1968 The Harvard community has made this article openly available. Please share how this access benefits you. Your story matters Citation Orkaby, Asher Aviad. 2014. The International History of the Yemen Civil War, 1962-1968. Doctoral dissertation, Harvard University. Citable link http://nrs.harvard.edu/urn-3:HUL.InstRepos:12269828 Terms of Use This article was downloaded from Harvard University’s DASH repository, and is made available under the terms and conditions applicable to Other Posted Material, as set forth at http:// nrs.harvard.edu/urn-3:HUL.InstRepos:dash.current.terms-of- use#LAA The International History of the Yemen Civil War, 1962-1968 A dissertation presented by Asher Aviad Orkaby to The Committee on Middle Eastern Studies in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy in the subject of History and Middle Eastern Studies Harvard University Cambridge, Massachusetts April 2014 © 2014 Asher Aviad Orkaby All rights reserved. III Dissertation Advisor: Roger Owen Author: Asher Aviad Orkaby The International History of the Yemen Civil War, 1962-68 Abstract The deposition of Imam Muhammad al-Badr in September 1962 was the culmination of a Yemeni nationalist movement that began in the 1940s with numerous failed attempts to overthrow the traditional religious legal order. Prior to 1962, both the USSR and Egypt had been cultivating alliances with al-Badr in an effort to secure their strategic interests in South Arabia. In the days following the 1962 coup d'état, Abdullah Sallal and his cohort of Yemeni officers established a republic and concealed the fate of al- Badr who had survived an assault on his Sana’a palace and whose supporters had already begun organizing a tribal coalition against the republic.
    [Show full text]
  • Asimilasi Arab Hadrami Dengan Masyarakat Pribumi Di Jamiat Kheir Jakarta
    ASIMILASI ARAB HADRAMI DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI DI JAMIAT KHEIR JAKARTA Asshyfa Noer Rahmadianty [email protected] ABSTRAK Arab Hadrami sudah mengunjungi Batavia atau yang saat ini disebut Jakarta sudah dari abad-abad yang lalu. Datangnya masyarakat Hadrami ke Nusantara dan menetap di Batavia tentu menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat Pribumi khususnya di Batavia. Baik dari segi kebudayaan, dan juga pendidikan. Adanya pengaruh budaya dan juga pendidikan dari masyarakat Hadrami tersebut yang menimbulkan terjadinya Asimilasi antar budaya asli Pribumi dan Arab Hadrami. Asimilasi pada masyarakat Arab Hadrami dan Pribumi tentu muncul dari berbagai bidang. Salah satunya seperti pada tema yang akan penulis bahas kali ini yaitu adanya Asimilasi yang terjadi pada bidang pendidikan di salah satu Yayasan Jamiat Kheir yang ada di Jakarta Pusat. Kata kunci : Arab Hadrami, Asimilasi A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki suku dan budaya yang tersebar luas. Indonesia pun terkenal dengan kekayaan alam dan juga dengan rempah-rempahnya yang sangat banyak. Disamping penduduk asli Nusantara tersebut ada juga beberapa negara Imigran yang sempat datang ke Nusantara pada masa itu yaitu Cina, Persia dan Arab. Bangsa Arab yang datang ke Nusantara disebut dengan Arab Hadhrami. Masyarakat Arab sampai saat ini masih banyak ditemui dan bahkan populasinya di Nusantara makin tersebar luas. Komunitas Arab Hadhrami meningkat jumlahnya dimulai pada abad ke-19 dan tentu saja awal mula mereka menetap di Nusantara tidak diragukan lagi alasan utamanya adalah, untuk mencari keuntungan ekonomi bagi orang-orang Arab khususnya komunitas Hadrami yang bermigrasi di Nusantara (Jajat Burhanudin, 2007) . Kehadiran komunitas Hadrami tentu saja berpengaruh bagi kehidupan beragama di Nusantara dan jumlahnya pun semakin hari semakin meningkat.
    [Show full text]
  • Dakwah Dan Pembaharuan Pendidikan Islam Syaikh Ahmad Surkati
    DAKWAH DAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM SYAIKH AHMAD SURKATI P-ISSN: 2085-4536 | E-ISSN: 2721-7183 Link: https://jurnal-stidnatsir.ac.id/index.php/dakwah/article/view/54 DOI : https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v2i02.54 Dikirim: 25-03-2019 Direview: 05-04-2019 Diterbitkan: 14-04-2019 ABDUL KADIR [email protected] STID Mohammad Natsir – Indonesia ABSTRAK Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dakwah dan pembaharuan pendidikan Islam Syaikh Ahmad Surkati. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Landasan sekolah al-Irsyad adalah bahwa seluruh anak muslim seharusnya menerima pendidikan Islam. Setiap siswanya belajar mengembangkan ijtihad yang dasar pijakannya adalah al-Qur’an dan sunnah. Dan sekolah-sekolah al-Irsyad menerapkan tentang pentingnya pengetahuan bahasa Arab dan pengetahuan bahasa Arab merupakan prasyarat pendidikan Islam. Ahmad Surkati dalam menjalankan program pendidikannya, membagi bidang ilmu menjadi tiga, yaitu Bahasa, Agama Islam, dan Ilmu Pengetahuan Umum. Pendidikan agama dan pelajaran tarikh menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan pembinaan kepribadian yang bertauladan para Nabi dan pemuka-pemuka Islam di awal perkembangan sejarah Islam. Konsep pendidikan takhassus yang tampaknya sulit dikembangkan. Oleh Ahmad Surkati di angkat ke forum dunia. Ia mengusulkan adanya sekolah takhassus tingkat internasional yang ditempatkan di negara Islam yang paling terkenal. Mahasiswanya diseleksi dari seluruh penjuru di mana umat Islam bermukim, berdasar bakat dan kemampuannya. Setelah lulus, mereka bisa kembali ke negara masing-masing dengan membawa kemampuan untuk berfungsi sebagai mufti atau peranan keagamaan lain. Kata kunci: Dakwah, pembaharuan pendidikan Islam, Ahmad Surkati 1 | Jurnal Da'wah | Vol.2 | No.2 | 2019 PENDAHULUAN Ahmad Surkati (1874-1943) adalah salah seorang yang merancang konsep dakwah dan gagasan pendidikan Islam yang ia kembangkan di al- Irsyad.
    [Show full text]
  • Perjuangan Hamid Algadri Pada Masa Pergerakan Dan Pasca Kemerdekaan (1934-1950)
    PERJUANGAN HAMID ALGADRI PADA MASA PERGERAKAN DAN PASCA KEMERDEKAAN (1934-1950) Tesis Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Humaniora (M.Hum) Oleh: Lathifah Maryam NIM: 21140221000001 MAGISTER SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1490 H/2018 M ABSTRAK Lathifah Maryam. Perjuangan Hamid Algadri pada Masa Pergerakan dan Pasca Kemerdekaan (1934-1950) Peranakan Arab merupakan masyarakat yang memiliki darah Arab dan Pribumi Indonesia. Pada masa kolonial Belanda peranakan Arab masuk dalam golongan Timur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan India-Indonesia. Menurut Van Den Berg, orang orang Arab di Nusantara tidak memiliki kepedulian terhadap perpolitikan di Nusantara selama kepentingan material dan spiritual mereka tidak menjadi taruhan, orang-orang Arab di Nusantara bersikap netral dan membantu kolonial Belanda. Pada masa pergerakan, ditandai dengan munculnya gagasan mengenai Nasionalisme dan organisasi-organisasi pergerakan untuk mewujudkan kemerdekaan di Indonesia, memberikan kesadaran kebangsaan kepada masyarakat Arab dan peranakan untuk sama-sama berjuang melawan kolonial. Hamid Algadri merupakan peranakan Arab yang turut berjuang melawan kolonial Belanda untuk mewujudkan kemerdekaan di Indonesia. Penelitian dengan judul “Perjuangan Hamid Algadri pada Masa Pergerakan dan Pasca Kemerdekaan (1934-1950)” bertujuan untuk, pertama, menganalisis landasan pergerakan kebangsaan Hamid Algadri di Indonesia yang mendorongnya untuk bergerak melawan kolonial. Kedua, adalah menjelaskan tentang Perjuangan Hamid Algadri pada masa pergerakan dan pasca kemerdekaan di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah, bahwa Hamid Algadri merupakan peranakan Arab yang memberikan inspirasi dan berhasil menumbuhkan kesadaran kebangsaan dikalangan peranakan Arab untuk menolak penjajahan dan menjunjung tinggi nasionalisme Indonesia baik masa pergerakan maupun pasca kemerdekaan. Kata kunci: Hamid Algadri, perjuangan, pergerakan, pasca kemerdekaan.
    [Show full text]