<<

KEBIJAKAN TRUMP PEACE PLAN TERHADAP PROSES PERDAMAIAN DAN PALESTINA PERIODE 2017-2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh: Zulfa Khoirunnisa Irbah 11161130000053

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

KEBIJAKAN TRUMP PEACE PLAN TERHADAP PROSES PERDAMAIAN ISRAEL DAN PALESTINA PERIODE 2017-2020

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persayaratan

memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Juli 2020

Zulfa Khoirunnisa Irbah

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI KEBIJAKAN TRUMP PEACE PLAN TERHADAP PROSES PERDAMAIAN ISRAEL DAN PALESTINA PERIODE 2017-2020

Oleh: Zulfa Khoirunnisa Irbah 11161130000053 Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

Type text here

Muhamad Adian Firnas, S.IP, M.Si Irfan Rachmad Hutagalung, SH, LLM NIP. 197102111999031002 NIP.

Penguji I, Penguji II,

Teguh Santosa, MA Irfan Rachmad Hutagalung, SH, LLM NIP. NIP.

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 18 Agustus 2020

Ketua Program Studi Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta

Muhamad Adian Firnas, S.IP, M.Si NIP. 197102111999031002

iv

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilisan Trump Peace Plan. Trump Peace

Plan merupakan kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh Presiden Trump terhadap konflik Israel dan Palestina periode 2017-2020. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Data yang diolah dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan Perspektif Realisme, Teori Kebijakan Luar

Negeri, Konsep Idiosinkratik, dan Konsep Peace. Berdasarkan data yang dianalisis dengan menggunakan kerangka pemikiran tersebut, penelitian ini menemukan bahwa keputusan pemerintahan

Trump untuk merilis Trump Peace Plan berdasarkan pada pengaruh faktor internal dan eksternal pada proses pembuatan kebijakan luar negeri AS.

Kata kunci: Trump Peace Plan, Konflik Israel dan Palestina, Perdamaian.

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah hirobbil alamin, puji serta syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah

SWT yang telah mengizinkan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini pada masa pandemi.

Salawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam proses penulisan, penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penuli ingin mengucapkan rasa terimak kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga penulis, ayah, ibu, serta adik-adik yang telah memberikan dukungan moril

maupun materil kepada penulis. Terima kasih telah memberikan dukungan serta

pengertian kepada penulis hingga penelitian ini dapat diselesaikan.

2. Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D. selaku Dekan FISIP UIN Jakarta sekaligus

narasumber dan sumber inspirasi bagi penulis dalam proses penulisan. Terima kasih

banyak atas kebaikan dan waktu yang telah diluangkan.

3. Bapak Muhamad Adian Firnas, S.IP, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Hubungan

Internasional FISIP UIN Jakarta.

4. Rahmi Fitriyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing penulis yang selalu meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis serta memberikan masukan dan saran yang

sangat membantu penuli dalam proses penulisan.

5. Bela, Nida, dan Savana sebagai rekan yang telah menemani kehidupan penulis sejak

masa orientasi hingga lulus, sebagai rekan yang menjadi tempat penulis untuk berkeluh

kesah, serta sebagai kawan makan penulis selama melakukan studi di Ciputat.

vi

6. Teman-teman Bela Bukan Bella, yakni, Bela, Hamemayu, Audrey, Ferina, dan Neti

yang menjadi teman penulis di kelas maupun di tempat karaoke. Terima kasih karena

telah memberikan energi positif dengan saling mendukung dalam mengerjakan tugas,

ujian, maupun skripsi.

7. Teman-teman kelas HI B 2016 yang telah memberikan memori dan pengalaman

berharga selama proses perkuliahan penulis.

8. Teman-teman penulis semasa SMA, Nabila, Roselina, Salma, Syifa, Kentia, Hani, Vira,

dan Nurul yang senantiasa mendukung studi penulis meskipun dari jarak jauh.

9. Teman-teman kelompok KKN 44 SAMESA yang telah mewarnai kehidupan kuliah

penulis selama kurang lebih tiga bulan.

10. Keluarga besar Fungsi Pensosbud KBRI di Singapura dan Direktorat Kerja Sama

Teknik Kementerian Luar Negeri RI yang telah memberikan pengalaman berharga

selama penulis melaksanakan magang.

11. Last but not least, NCT sebagai support system yang menemani penulis selama masa

penyusunan skripsi. Terima kasih telah menebarkan hal-hal yang memberikan

semangat kepada penulis.

Penulis berharap atas segala dukungan yang telah diberikan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka atas kritik dan saran yang membangun sebagai bahan perbaikan penulisan. Terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 30 Juli 2020

Zulfa Khoirunnisa Irbah

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...... iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...... iv ABSTRAK ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI ...... viii DAFTAR GAMBAR ...... x DAFTAR LAMPIRAN ...... xi

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Pernyataan Masalah...... 1 1.2 Pertanyaan Penelitian ...... 7 1.3 Tujuan dan Manfaat ...... 7 1.4 Tinjauan Pustaka ...... 8 1.5 Kerangka Pemikiran ...... 12 1.5.1 Perspektif Realisme ...... 12 1.5.2 Teori Kebijakan Luar Negeri ...... 14 1.5.3 Konsep Idiosinkratik ...... 17 1.5.4 Konsep Peace...... 19 1.6 Metode Penelitian ...... 20 1.7 Sistematika Peneltian ...... 22

BAB II LATAR BELAKANG TRUMP PEACE PLAN ...... 25 2.1 Masa Pencalonan Donald J. Trump...... 25 2.2 Masa Transisi ...... 30 2.3 Pemerintahan ...... 33 2.3.1 Tim Perdamaian Timur Tengah ...... 34 2.3.2 Pertemuan antara AS dengan Israel dan Palestina ...... 37 2.3.3 Mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel ...... 41 2.3.4 Peleburan Konsulat Jenderal dengan Kedutaan Besar AS di Yerusalem ...... 45

viii

2.3.5 Menutup Kantor PLO di Washington DC ...... 47 2.3.6 AS Mengakui Pemukiman Israel di Tepi Barat ...... 48 2.3.7 Memangkas Bantuan Dana AS kepada Palestina ...... 49 2.3.8 Proposal Damai Peace to Prosperity ...... 53 BAB III DINAMIKA PERDAMAIAN ISRAEL DAN PALESTINA...... 56 3.1 Konflik Israel dan Palestina ...... 56 3.2 Upaya AS sebagai Broker dalam Perdamaian Konflik Israel dan Palestina ...... 59 3.3 Trump Peace Plan ...... 66 3.3.1 Kerangka Kerja Politik ...... 68 3.3.2 Kerangka Kerja Ekonomi...... 73 3.4 Penolakan Palestina ...... 79

BAB IV KEBIJAKAN TRUMP PEACE PLAN TERHADAP PROSES PERDAMAIAN ISRAEL DAN PALESTINA PERIODE 2017-2020 ...... 81 4.1 Kepentingan AS di Timur Tengah ...... 81 4.2 Teori Kebijakan Luar Negeri ...... 82 4.3 Konflik Israel dan Palestina sebagai masalah regional dan global ...... 83 4.4 Tim Perdamaian Timur Tengah ...... 85 4.5 Sistem Pemerintahan AS ...... 88 4.5.1 Christian United for Israel (CUFI) ...... 91 4.5.2 American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) ...... 95 4.5.3 Pemakzulan Trump ...... 98 4.6 Pemilu Israel ...... 100 4.3 Idiosinkratik Trump ...... 106 4.4 Implikasi Trump Peace Plan terhadap Perdamaian Israel dan Palestina ...... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 116 5.1 Kesimpulan...... 116 5.2 Saran ...... 117

DAFTAR PUSTAKA ...... cxviii LAMPIRAN ...... cxxviii

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Bantuan Bilateral AS kepada Palestina periode 2012-2019 ...... 50

Gambar 3.1 Peta Konseptual ...... 69

Gambar 3.2 Tujuan Ekonomi Peace to Prosperity ...... 76

Gambar 4.1 Pembuatan Kebijakan Luar Negeri AS ...... 89

x

DAFTAR LAMPIRAN

Transkrip Wawancara dengan Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D...... cxxviii

xi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pernyataan Masalah

Skripsi ini akan mengkaji kebijakan Trump Peace Plan yang merupakan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) terhadap proses perdamaian Israel dan Palestina pada pemerintahan Presiden Donald Trump periode 2017-2020.

Konflik antara Israel dan Palestina masih menjadi pusat perhatian dunia. Pasalnya, konflik ini sudah puluhan tahun terjadi namun perdamaian nampaknya masih jauh dari pandangan. Kedua belah pihak sepertinya tak ada yang mau mengenyampingkan masing- masing kepentingan. Konflik Israel dan Palestina disebut sebagai konflik dengan penyelesaian paling alot di muka bumi. 1

Upaya damai antara Israel dan Palestina dikenal sangat alot dikarenakan perbedaan pandangan keduanya terhadap garis perbatasan, di mana Israel dan Palestina memiliki versi perbatasan yang berbeda. Selain itu, perbedaan persepsi terkait keamanan diantara keduanya pun masih kental. Palestina merasa bahwa Israel harus keluar dari wilayah yang dipercaya bukan miliknya, sedangkan Israel percaya bahwa perlu dimusnahkan karena sangat menentang berdirinya negara Israel. Konflik internal di Palestina antara PLO dan Hamas pun ikut memengaruhi alotnya proses perdamaian Israel dan Palestina, khusunya yang berkaitan dengan gagasan solusi dua negara.

1 Emilia Plupu Nurjana & M. Fakhruddin, Deklarasi Balfour: Awal Mula Konflik Israel Palestina, (Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol. 1, No. 1, 2019) 15-26.

1

2

Konflik Israel dan Palestina dipandang oleh beberapa pihak sebagai konflik dengan nuansa politik. Beberapa pihak juga percaya bahwa konflik ini sarat akan aspek teologis.

Namun, pada dasarnya tidak ada yang dapat dianggap lebih tepat sebagai pemicu konflik karena baik politik maupun teologis turut mewarnai konflik ini sepanjang perjalanannya. 2

Konflik antara Israel dan Palestina berakar pada keyakinan bangsa Israel atas kepemilikan tanah Palestina. Dikeluarkannya Deklarasi Balfour pada 2 November 1917 dipercaya sebagai awal mula dari konflik berkepanjangan ini. 3 Deklarasi Balfour merupakan pernyataan terbuka dari Pemerintah Inggris Raya yang menegaskan dukungannya terhadap penciptaan kediaman bangsa Yahudi di Palestina. Berikut isi dari Deklarasi Balfour:

“His Majesty’s government view with favour the establishment in of a national home for the Jewish people, and will use their best endeavors to facilitate the achievement of this object, it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by in any other country.” 4

Menariknya, kata national home dalam Deklarasi Balfour belum pernah muncul dalam ranah hukum internasional sehingga dipercaya diciptakan agar bermakna kabur sehingga tidak dapat dipastikan bahwa yang dimaksud dengan kata tersebut adalah sebuah negara Yahudi.

Kalimat diatas juga dinilai sebagai ungkapan dukungan terbuka pertama dari sebuah kekuatan politik utama dunia kepada gerakan zionisme. 5

Sejak Deklarasi Balfour, banyak kaum Yahudi yang menempati wilayah Palestina dan berlanjut pada proklamasi kaum Yahudi untuk mendirikan sebuah negara yang bernama Israel pada 14 Mei 1948 saat mandat Inggris Raya atas Palestina berakhir. Pada hari yang sama, AS

2 Vera Paat, “Posisi Amerika Serikat dalam Penyelesaian Konflik Palestina-Israel,” (Politico: Jurnal Ilmu Politik, Vol. 2, No. 2, 2013). 3 Puri Yuanita, “Pandangan Kompas dan Media Indonesia atas konflik Israel-Palestina: sebuah tinjauan analisis wacana kritis terhadap wacana berita,” (Skripsi sarjana, Universitas Indonesia, 2009). 4 The Editors of Encyclopaedia Britannica, “,” Britannica, 2018, Diakses melalui https://www.britannica.com/event/Balfour-Declaration, 28 Februari 2020. 5 Michael Makovsky, Churchill's Promised Land: Zionism and Statecraft, Yale University Press, 2007 ISBN 0-300-11609-8.

3 langsung mengakui kedaulatan Israel. 6 Sementara itu, beberapa negara Arab seperti Lebanon,

Suriah, Yordania, Mesir, dan Irak menentang kedaulatan Israel. Hingga saat ini, tercatat sudah

163 dari 193 negara anggota PBB yang mengakui kedaulatan Israel.

Sejak pendiriannya, Israel tak pernah absen berseteru dengan bangsa Arab. Dalam puluhan tahun terakhir, perang tak dapat dihindari seperti Perang Arab-Israel 1948, Perang

Suez 1956, Perang Enam Hari 1967, Perang Yom Kippur 1973, Perang Lebanon 1982, dan

Perang Teluk 1990/1.

Dunia internasional menaruh perhatian atas perang-perang yang terjadi sehingga menuntun kepada proses penyelesaian yang diharapkan dapat memberikan hasil positif untuk perdamaian, seperti Perjanjian Perdamaian Camp David, Konferensi Madrid, Persetujuan Oslo

(I/II), Perundingan Wye River (I/II), Perundingan Camp David II hingga Konferensi Annapolis

2007.

Proses perdamaian tersebut tak sedikit yang merupakan hasil dari campur tangan jasa mediasi AS. Sebagai negara adikuasa khususnya setelah berakhirnya Perang Dunia ke-II, AS memang menempatkan dirinya sebagai salah satu aktor kunci dalam konflik ini.

Siapa pun presiden yang sedang memimpin, AS selalu memberikan perhatian atas konflik Israel dan Palestina seakan-akan ada agenda yang harus dicapai, terutama mengingat lokasi konflik yang strategis, yakni di Timur Tengah. Presiden AS nampaknya harus selalu bekerja keras untuk mencapai tujuan yang diagendakan di kawasan ini.

Dilantiknya Presiden Donald J. Trump sebagai Presiden ke-45 AS seakan-akan memberikan babak baru pada proses perdamaian Israel dan Palestina. Janji kampanye serta

6 Israel Ministry of Foreign Affairs, “Declaration of Establishment of State of Israel,” 2013, Diakses melalui https://mfa.gov.il/mfa/foreignpolicy/peace/guide/pages/declaration%20of%20establishment%20of%20 state%20of%20israel.aspx, 28 Februari 2020.

4 kebijakannya yang berhubungan dengan proses perdamaian konflik ini menjadi hal yang selalu disorot oleh publik internasional.

Trump dikenal sebagai individu yang nyentrik. Bila dilihat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya setelah dilantik menjadi Presiden ke-45 AS, seperti keluarnya AS dari

Paris Agreement, eskalasi konflik dengan , penarikan AS dari perjanjian Comprehensive and Progresive Agreement for Trans-Pasific Partnership (CPTPP), perang dagang dengan

China, serta pembangunan tembok di perbatasan AS dan Meksiko.

Trump cukup serius dalam mengupayakan perdamaian antara Israel dan Palestina.

Trump menjadikan agenda ini sebagai prioritas utamanya dalam semester pertama kepemimpinannya, khususnya setelah Trump membawa isu ini saat kampanye presidenannya pada 2016.7 Sikap optimis Trump terkait Konflik Israel dan Palestina saat kampanye patut diapresiasi. Trump mengumumkan bahwa ia memiliki ‘ultimate deal’ dalam rangka mengakhiri konflik ini dan mulai mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan perdamaian

Israel dan Palestina. 8

Trump mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel serta memindahkan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 6

Desember 2017. Pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem pasalnya sudah diatur oleh

Undang-undang Kedutaan Yerusalem yang diloloskan oleh Kongres AS tahun 1995. Presiden- presiden AS sebelumnya memilih untuk menerbitkan surat pernyataan (waiver) untuk menunda penerapan UU tersebut.

7Walda Okvi Juliana Ningsih, ”Personalitas Donald Trump dan Pengaruhnya terhadap Kebijakan Pelarangan Imigran Muslim ke Amerika Serikat,” (Skripsi Sarjana, Universitas Muhammadiyah Malang, 2018) hal. 76. 8 Muriel Asseburg, “The “Deal of the Century” for Israel-Palestine: US Proposal are likely to speed demise of two-state settlement,” SWP Comment No. 20 German Institue for International and Security Affairs, 2019.

5

Trump menunjuk David Friedman sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel.

David Friedman dikenal sebagai sosok pengacara Yahudi Amerika yang mendukung pembangunan pemukiman ilegal Yahudi di Palestina. Wakil Presiden Amerika Serikat Mike

Pence menyatakan bahwa penunjukan Friedman merupakan tanda yang jelas terhadap komitmen Trump kepada Israel dan rakyatnya. 9

Pada 10 September 2018, administrasi Trump mengumumkan untuk menutup Kantor

Delegasi Umum Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang ada di Washingtonn DC.

Kantor PLO di Washington DC merupakan hasil dari Kesepakatan Oslo periode 1993-1995 dan sebagai bukti nyata dari usaha perdamaian konflik Israel dan Palestina. 10

Pada tahun yang sama, Trump memilih untuk menghentikan segala bentuk bantuan pendanaan AS kepada Badan Bantuan dan Pembangunan PBB (UNRWA). Penghentian bantuan ini mengakibatkan kesulitan bagi UNRWA untuk menjalankan program-programnya bagi pengungsi Palestina yang tersebar di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat, dan Gaza.

Hal ini dikarenakan AS merupakan negara pendonor terbesar di UNRWA dengan kontribusi sebesar $ 364 juta.

Tak sampai di situ, episode keseriusan Trump dalam proses perdamaian Israel dan

Palestina nampakya masih belum selesai. Pada sebuah konferensi yang dilaksanakan pada 25-

26 Juni 2019, yakni Konferensi yang dihadiri oleh AS dan beberapa negara Arab dan

Timur Tengah, AS menyampaikan sebuah proposal perdamaian konflik Israel dan Palestina.

Proposal ini dikenal sebagai Proposal Deal of the Century atau kesepakatan abad ini. AS dengan percaya diri mengumumkan bahwa proposal perdamaiannya itu akan sangat berbeda

9 Fajar Nugraha, “Trump Tunjuk Pendukung Pemukiman Yahudi sebagai Dubes untuk Israel,” Medcom.id, 2017, Diakses melalui https://www.medcom.id/internasional/amerika/0k87xE0b-trump- tunjuk-pendukung-pemukiman-yahudi-sebagai-dubes-untuk-israel, 28 Desember 2020. 10 Walda Okvi Juliana Ningsih, “Personalitas Donald Trump dan Pengaruhnya terhadap Kebijakan Pelarangan Imigran Muslim ke Amerika Serikat,” (Skripsi Sarjana, Universitas Muhammadiyah Malang, 2018) hal. 7.

6 dengan gagasan solusi dua negara. Terdapat tiga tokoh dalam penyusunan proposal Deal of

The Century, yakni menantu sekaligus penasihat senior Donald Trump, , eks- pengacara yang kini menjabat sebagai utusan khusus AS untuk Timur Tengah, dan Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman. 11

Pada 28 Januari 2020, dokumen proposal damai Deal of the Century secara resmi dikenalkan ke publik pada sebuah konferensi pers di Gedung Putih. Proposal damai ini dirilis oleh Trump yang ditemani ditemani oleh Perdana Menteri Israel, .

Proposal damai ini diberi judul Peace to Prosperiy, yakni sebuah visi oleh Trump yang berisikan rancangan perdamaian untuk Israel dan Palestina. Peace to Prosperity memiliki dua fokus, yakni pada aspek politik dan aspek ekonomi. Peace to Prosperity merupakan sebuah dokumen yang dirilis oleh Gedung Putih sebagai perwujudan dari Proposal Deal of the Century

Trump. Serangkaian ini kemudian dikenal sebagai Trump Peace Plan. 12

Trump Peace Plan dinilai berbeda bahkan sangat bertentangan dengan referensi gagasan solusi dua negara dan hukum internasional seperti Resolusi PBB, Perjanjian Oslo,

Prakarsa Perdamaian Arab dan perjanjian internasional lainnya. Rancangan ini juga dinilai bertentangan dengan kebijakan-kebijakan Presiden AS sebelumnya mengenai upaya perdamaian Israel dan Palestina. 13 Gagasan solusi dua negara dimaksud sebagai solusi dengan mendirikan negara Israel dan negara Palestina sebagai negara berdaulat yang berdampingan.

Visi ini didukung oleh banyak pihak seperti, PBB, AS (kepresidenan sebelum Trump), dan beberapa negara lainnya seperti Indonesia.

11 Muriel Asseburg, “The “Deal of the Century” for Israel-Palestine: US Proposal are likely to speed demise of two-state settlement,” SWP Comment No. 20 German Institue for International and Security Affairs, 2019. 12 Penelitian ini akan menggunakan istilah proposal damai untuk merujuk pada penggunaan istilah yang digunakan oleh publik maupun media internasional terhadap Trump Peace Plan. Penelitian ini sendiri percaya bahwa yang disebut sebagai proposal damai Trump sama sekali tidak bisa disebut sebagai proposal damai karena sejatinya tidak dapat memberikan perdamaian antara Israel dan Palestina. 13 Ikhwanul Kiram Mashuri, “Tamparan Trump,” Republika, 2020, Diakses melalui https://republika.co.id/berita/q5ua3e282/tamparan-trump, 29 Februari 2020.

7

Selama ini, solusi dua negara dianggap sebagai jalan keluar paling baik dalam proses perdamaian Israel dan Palestina oleh komunitas internasional dan telah dimandatkan oleh berbagai resolusi Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB. Dalam wawancaranya dengan

Reuters, perwakilan pemerintah Palestina di Washington, Husam Zomlot, menyatakan bahwa kebijakan Trump dalam mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel melahirkan konsekuensi yang sangat buruk. Pasalnya, pengakuan ini dapat mengakhiri gagasan solusi dua negara. 14

Berdasarkan pada kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump, AS nampaknya memilih untuk memainkan babak baru dalam perannya sebagai Broker perdamaian antara Israel dan Palestina.

15

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah yang telah dipaparkan di atas, disebutkan bahwa AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump mengeluarkan serangkaian kebijakan yang berkaitan dengan proses perdamaian antara Israel dan Palestina yang disebut dengan Trump

Peace Plan. Maka dari itu, pertanyaan penelitian yang diangkat dalam skripsi ini adalah:

“Mengapa Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan Trump Peace Plan terhadap proses perdamaian Israel dan Palestina periode 2017-2020?”

1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap proses

perdamaian Israel dan Palestina periode 2017-2020 melalui kebijakan Trump Peace

Plan.

14 Rosa Folia, “Memahami “Two State Solution”, Solusi Israel-Palestina yang Dilanggar Trump,” Idntimes, 2017, Disadur melalui https://www.idntimes.com/news/world/rosa-folia/memahami-two- state-solution-untuk-konflik-israel-palestina-1/full, 27 Februari 2020. 15 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, “Isu Palestina,” 2019, Diakses melalui https://kemlu.go.id/portal/i/read/23/halaman_list_lainnya/isu-palestina, 18 April 2020.

8

2. Mengetahui dan mengkaji alasan maupun latar belakang dari perilisan Trump Peace

Plan.

Adapaun penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Diharapkan memberikan kontribusi dalam perkembangan studi Hubungan

Internasional khususnya dalam bidang kebijakan luar negeri.

2. Diharapkan dapat menjadi bahan pustaka untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan kebijakan Amerika Serikat terhadap proses perdamaian Israel-

Palestina.

1.4 Tinjauan Pustaka

Osama Anter Hamdi dalam American toward the Arab-Israeli Conflict:

Strategic Transformations16 memaparkan bahwa terdapat pergeseran kebijakan luar negeri AS untuk konflik Israel dan Palesina dengan mengungkapkan bahwa kebijakan AS pada dasarnya bersifat variatif dari satu periode ke periode lainnya, dari satu presiden satu ke presiden lainnya, dan bahwa peran serta implikasi AS sebagai aktor berkontribusi besar teradap kemajuan proses perdamaian. Baik terlibat aktif maupun tidak, peran AS tetap kuat dan sangat berpengaruh dalam proses perdamaian dan pernyebaran keamanan maupun stabilitas di Timur Tengah.

Artikel ini menjelaskan peran pemerintah AS terhadap penyelesaian konflik Israel dan

Palestina dengan menggunakan perspektif Neorealisme yang mengatakan bahwa kebijakan luar negeri merupakan produk dari model interaksi yang kompleks antara faktor internal dan eksternal. Hamdi mengasumsikan bahwa celah-celah dalam proses kebijakan luar negeri dipengaruhi oleh persepsi dan nilai-nilai yang melekat pada pembuat keputusan itu sendiri.

16 Osama Anter Hamdi, “American Foreign Policy toward the Arab-Israeli Conflict: Strategic Transformations,” Insight , Vol. 20 No. 2, 2018, hal. 251-271, DOI: 10.25253/99.2018202.12.

9

Dengan membagi menjadi empat bagian, yakni, pendirian Negara Israel hingga

Oktober 1978, perjanjian Camp David, runtuhnya Uni Soviet dan kendali AS atas konflik, serta kejadian 9/11 dan perubahan prioritas AS, Hamdi menyimpulkan bahwa posisi AS dalam gagasan solusi dua negara merupakan sebuah tipuan.

Meskipun mengalami perubahan kebijakan tiap masa kepresidenan, namun pada akhirnya AS tetap saja melindungi kepentingan, keamanan, dan keberadaan Israel dan bukan untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif di kawasan ini. AS menjadikan Israel sebagai sumur minyak dalam situasi darurat dan sebagai jembatan strategis antara kawasan

Asia dan Afrika. AS dengan berbagai afiliasi dan orientasi politiknya telah gagal dalam melaksanakan solusi praktis untuk konflik ini.

Berbeda dengan artikel jurnal di atas, penelitian ini akan melihat kebijakan luar negeri

AS untuk proses perdamaian Israel dan Palestina pada masa pemerintahan Donald Trump dengan menggunakan perspektif realisme. AS menggunakan powernya sebagai Broker dengan mengeluarkan kebijakan yang pragmatis dan yang sangat terpengaruh oleh lingkungan yang ada. Kebijakan yang dikeluarkan merupakan alat yang digunakan sebagai pemenuh kepentingan.

Mukhtar Imam dalam Foreign Policy in the Palestinian-Israeli Conflict and Its Implication on the Two States Solution17 menyatakan bahwa hubungan sebelumnya antara AS dengan Israel dan dunia Arab dinilai lebih seimbang, khususnya selama Perang

Dingin. Israel merupakan aset strategis dalam menahan pengaruh komunis di kawasan Timur

Tengah. AS mengandalkan keunggulan militer Israel selama perang dengan negara-negara

17 Mukhtar Imam, “United States Foreign Policy in the Palestinian-Israeli Conflict and Its Implication on the Two States Solution,” Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies Vol. 12 No. 3, 2018 hal. 371-386, DOI: 10.1080/25765949.2018.1534409.

10

Arab dan berusaha menengahi konflik Israel dan Palestina dalam rangka menyeimbangkan hubungan AS dengan rezim Arab moderat.

Mukhtar Imam menganalisis kasus ini menggunakan Onion Model (Theory of Positions,

Interest and Needs) sebagai kerangka analisis. Onion Model didasarkan pada gagasan bahwa ada beberapa kebutuhan universal dasar (needs). Atas dasar kebutuhan tersebut, orang mengejar minat tertentu (interests) sehingga menciptakan posisi (positions) yang mereka yakini akan memuaskan minat dan kebutuhan mereka.

Imam menyimpulkan bahwa kebijakan AS di kawasan ini sungguh jumpalitan sehingga meningkatkan tren kekerasan dan kehancuran. Terlebih pada masa pemerintahan Trump, kebijakannya hanya akan meningkatkan konflik karena dinilai dapat memperburuk ketegangan.

Berbeda dengan artikel di atas yang menggunakan theory of positions, interest, and needs untuk melihat kebijakan AS pada proses perdamaian Israel dan Palestina, penelitian ini menggunakan teori kebijakan luar negeri dengan melihat faktor internal dan eksternal. Dengan melihat faktor internal dan eksternal, dapat dilihat bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi AS dalam proses pembuatan kebijakan luar negerinya.

Sedangkan, Asaf Siniver dan Christopher Featherstone dalam Low-conceptual complexity and Trump’s foreign policy18 menggunakan kerangka kerja sifat kepemimpinan

Hermann dan konsep plutokrasi dalam menjabarkan kebijakan luar negeri Trump.

Konsep plutokrasi (the rule of the wealthy) bukanlah fenomena baru dalam politik

Amerika. Trump yang merupakan presiden milyader pertama di AS secara alami menarik perhatian kelas plutokratis. Hal ini dapat dilihat dari kabinet kerja Trump. Joseph Stiglitz

18 Asaf Siniver & Christopher Featherstone “Low-conceptual complexity and Trump’s foreign policy,” Global Affairs, 2020, DOI: 10.1080/23340460.2020.1734953.

11 bahkan mengkritik Trump dengan mengatakan bahwa kabinet Trump dikelola oleh orang kaya yang acuh tak acuh dengan ketidaksetaraan.

Siniver dan Featherstone mempelajari perilaku kognitif Trump sebagai ukuran dari kompleksitas konseptual. Kompleksitas konseptual mengacu pada tingkat nuansa cara seorang pemimpin dalam memandang orang lain, tempat, ide, maupun situasi. Kompleksitas konseptual dibagi menjadi dua, yakni high-conceptual complexity dan low-conceptual complexity.

Siniver dan Featherstone menyimpulkan bahwa berdasarkan perilaku kognitifnya,

Trump termasuk pada kompleksitas konseptual yang rendah (low-conceptual complexity).

Pemimpin dengan kompleksitas konseptual yang rendah umumnya tidak membedakan dimensi lingkungan mereka. Mereka memandang dunia dalam istilah biner (baik atau buruk, teman atau musuh), dan dengan demikian cenderung membuat keputusan berdasarkan intuisi dan emosi.

Pemimpin dengan tipe ini cenderung bertindak tegas berdasarkan informasi atau konsultasi yang terbatas dan cenderung kurang peka terhadap pendapat internasional serta cenderung mengejar tindakan konfrontatif dan melanggar norma-norma internasional.

Siniver dan Featherstone menyarankan bahwa dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri Trump dapat dijelaskan melalui pendekatan transaksional bisnisnya, yang kemudian menghasilkan “prisma plutokratis” di mana kompleksitas konseptual rendahnya ditransmisikan.

Pertama, dapat dilihat dari pemilihan penasihat terdekat Trump terkait konflik ini yang terkenal karena urusan bisnis mereka dan tebilang baru di bidang politik dan diplomatik, yakni:

Jared Kushner, Jason Greenblatt, dan David Friedman. Selain itu, rendahnya kompleksitas konseptual Trump juga dapat dilihat dari kebijakan Trump yang memotong setengah bantuan

AS kepada UNRWA menjadi $60 juta dengan alasan bahwa AS tidak mendapatkan rasa hormat atas biaya yang dikeluarkannya karena Palestina dinilai tidak lagi mau berbicara mengenai

12 perdamaian. Dengan begitu, aliansi dan uang merupakan ciri khas dari gaya kepemimpinan

Trump.

Penelitian ini menggunakan kerangka konseptual yang berbeda dari yang digunakan oleh Siniver dan Featherstone. Penelitian ini menggunakan konsep idiosinkratik dalam melihat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump. Konsep idiosinkratik digunakan dengan tujuan mengetahui latar belakang perilisan Trump Peace Plan sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

Perbedaan antara ketiga referensi di atas dengan penelitian ini terletak pada perbedaan perspektif, teori, dan konsep yang digunakan. Selain itu, penelitian ini akan berfokus pada upaya Trump dalam proses perdamaian konflik Israel dan Palestina dengan melihat kebijakan yang dikeluarkannya, yakni Trump Peace Plan. Penelitian ini menganalisis latar belakang dari perilisan Trump Peace Plan berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses kebijakan luar negeri AS.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam menganalisis latar belakang kebijakan Trump Peace Plan, penelitian ini menggunakan perspektif realisme, teori kebijakan luar negeri, konsep idiosinkratik, dan konsep peace.

1.5.1 Perspektif Realisme

Realisme merupakan sebuah pemikiran yang menjelaskan hubungan internasional dalam terminologi power sebagai sebuah kekuatan yang terkadang disebut sebagai realpolitik atau power politics.19 Realisme selalu mendasarkan pendangan mereka pada realita, pada apa

19 Donald E. Nuechterlein, “National Interests and Foreign Policy: A Conceptual Framework for Analysis and Decision-Making,” British Journal of International Studies, 2009, Diakses melalui https://www.cambridge.org/core/journals/review-of-international-studies/article/national-interests-and- foreign-policy-a-conceptual-framework-for-analysis-and- decisionmaking/3A15B2B5436B3B05FA015026A99CF886.

13 yang ada, dan bukan pada apa yang seharusnya. Para Realis memandang bahwa konflik terjadi karena sifat kekerasan yang melekat pada diri manusia. 20

Realisme politik mengandung unsur-unsur oportunisme dalam arti sangat terpengaruh oleh lingkungan yang ada dan mengambil langkah-langkah yang paling pragmatis dalam memecahkan masalah. Walaupun langkah-langkah itu melanggar dan membawa dampak buruk untuk jangka waktu yang panjang, apalagi jika berhubungan dengan keamanan nasional.21

Keamanan nasional merupakan isu utama dan menempati posisi teratas di samping isu lainnya bagi perspektif ini, sehingga aspek militer dan politik yang berhubungan dengan keamanan nasional mendominasi perpolitikan dunia. Realis percaya bahwa keamanan militer dan isu-isu strategis lainnya tergolong dalam kepentingan utama (high politics) sedangkan ekonomi dan isu-isu sosial dilihat memiliki bobot politik yang rendah (low politics).

Para Realis biasanya memusatkan perhatian pada potensi konflik yang ada diantara aktor negara, dalam rangka memperhatikan atau menjaga stabilitas internasional, mengantisipasi kemungkinan kegagalan upaya penjagaan stabilitas, memperhitungkan manfaat dari tindakan paksaan sebagai salah satu cara pemecahan terhadap konflik, dan memberikan perlindungan terhadap tindakan pelanggaran wilayah perbatasan. Maka dari itu, power merupakan konsep kunci dalam mempersepsikan hubungan aksi dan reaksi antar negara.

Power didefinisikan sebagai kemampuan memberikan pengaruh pada aktor lain untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Power merupakan kapabilitas negara dalam

20 Jerzy Sielski“The ‘Theory’ In The Study Of International Relations And Political Science,” Polish Political Science, Vol XXXVI, 2016, h. 178. 21 Jerzy Sielski“The ‘Theory’ In The Study Of International Relations And Political Science,” Polish Political Science, Vol XXXVI, 2016, h. 180.

14 memengaruhi negara lain dengan dukungan pemimpin negara dalam memobilitasi dan memanfaatkan kapabilitas ini secara efektif dan strategis.22

Banyak pemikir Realisme melihat adanya potensi power berdasarkan karakterisktik spesifik dari negara (tangible dan intangible) seperti luas wilayah, level pendapatan, dan kekuatan militer. Di sisi lain, terdapat pendapat bahwa cara termudah dalam mengindahkan power adalah melalui total GDP, yang merupakan kombinasi dari kesuluruhan luas, level teknologi dan kesejahteraan. 23

Power pada akhirnya akan menjadi ‘pelindung’ terhadap kepentingan sebuah negara.

AS khususnya pada masa pemerintahan Donald Trump sangat sarat dengan perspektif ini.

Dalam rangka mencapai kepentingannya, AS tak jarang menggunakan apa yang didefinisikan dengan power melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.

1.5.2 Teori Kebijakan Luar Negeri

Menurut K. J. Holsti, kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya dan dikendalikan untuk mencapai tujuan yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional. 24

Bagi Holsti, kebijakan luar negeri memiliki beberapa tujuan, yakni: keamanan

(security), kesejahteraan (welfare), otonomi (autonomy), dan prestise (prestige). Kebijakan luar negeri sebuah negara tak selalu menempatkan keempat tujuan di atas sebagai prioritas

22 Jerzy Sielski“The ‘Theory’ In The Study Of International Relations And Political Science,” Polish Political Science, Vol XXXVI, 2016, h. 181. 23 Jerzy Sielski“The ‘Theory’ In The Study Of International Relations And Political Science,” Polish Political Science, Vol XXXVI, 2016, h. 182. 24 K. J. Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, New Jersey: Prentice-Hall, 1983, h. 142.

15 utama, melainkan disesuaikan dengan keadaan dunia internasional. 25 Dalam mengklasifikasikan tujuan kebijakan luar negeri, Holsti memiliki tiga kriteria, yakni: 26

1. Nilai (values) yang menjadi tujuan dari para pembuat keputusan.

2. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Terdapat tujuan jangka pendek (short term), jangka menengah (middle term), dan jangka panjang (long term). Bagi Holsti, tujuan jangka menengah dan jangka panjang merupakan tujuan yang lebih dominan dalam sebuah kebijakan luar negeri suatu negara. Tujuan jangka menengah dimaksudkan untuk meningkatkan prestise negara yang diindikasikan berdasar industri, teknologi, bantuan dana dan militer. Sedangkan tujuan jangka panjang merupakan rencana, impian dan pandangan mengenai organisasi politik ataupaun ideologi dalam sebuah sistem internasinoal. 27

3. Tipe tuntutan yang diajukan suatu negara kepada negara yang mengeluarkan kebijakan luar

negeri.

Kebijakan Trump Peace Plan bertujuan untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina sebagai pihak yang terlibat konflik. Sebagai mediator, AS memiliki ketentuan- ketentuan yang disebutkan dalam dokumen Trump Peace Plan, yakni Peace to Prosperity.

Berdasarkan tiga kriteria di atas, Trump Peace Plan dapat dilihat sebagai kebijakan yang bertujuan untuk aspek keamanan, kesejahteraan, dan prestise. Tujuan keamanan dan kesejahteraan dengan jelas tercantum dalam dokumen Peace to Prosperity sedangkan tujuan prestise dapat dilihat berdasarkan kriteria jangka waktu Holsti dimana AS menawarkan

25 Hanifah, “Kepentingan Nasional Amerika Serikat dalam Bidang Energi di Asia Tengah Periode 2003- 2010,” (Skripsi Sarjana, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014). 26 K. J. Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, New Jersey: Prentice-Hall, 1983, h. 145. 27 K. J. Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, New Jersey: Prentice-Hall, 1983, h. 147.

16 bantuan keuangan, militer maupun teknologi kepada Palestina sebagai alat tawar perdamaian dengan Israel.

Menurut Holsti, kebijakan luar negeri dapat ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal. 28 Faktor eksternal meliputi (1) Struktur dan sistem internasional sangat mempengaruhi negara dalam mengambil kebijakan luar negeri, (2) Struktur ekonomi global,

(3) Tujuan dan tindakan aktor lain, yang merupakan respon atas tindakan yang dilakukan aktor negara lain sehingga memiliki tujuan tertentu dalam mencapai kepentingan nasionalnya, dan

(4) Masalah regional atau global, dimana sebuah negara mengalami sebuah permasalahan yang akan berdampak pada negara lain.

Dari keempat faktor eksternal kebijakan luar negeri di atas, penelitian ini akan berfokus pada faktor tujuan dan tindakan aktor lain dan faktor masalah regional atau global. Penelitian ini melihat konflik Israel dan Palestina sebagai masalah yang terletak di Timur Tengah dan sangat berdampak pada kawasan sehingga upaya damainya telah menjadi perhatian secara global. Dalam rangka mengupayakan perdamaian, AS mengeluarkan kebijakan Trump Peace

Plan. Penelitian ini melihat kebijakan tersebut sebagai kebijakan yang dipengaruhi oleh tujuan dan tindakan Israel, dalam hal ini politik dalam negeri Israel.

Sedangkan, faktor internal meliputi (1) Kebijakan sosial-ekonomi atau keamanan.

Kebijakan luar negeri sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial, ekonomi dan keamanan dalam negeri. (2) Topografi atau letak geografis yang dapat mempengaruhi citra suatu negara di dunia internasional, (3) Struktur pemerintahan, berkaitan pada bagaimana sebuah negara mengambil kebijakan luar negerinya, (4) Birokrasi, berkaitan dengan proses yang dilakukan negara dalam mengambil kebijakan luar negeri, dan (5) Atribut nasional, berkaitan dengan

28 Holsti, K. J. (1992) Politik Internasional h. 271-287

17 karakteristik negara dengan jumlah penduduk, perkembangan ekonomi, dan aktivitasnya di dunia internasional.

Dari keempat faktor internal di atas, penelitian ini akan berfokus pada struktur pemerintahan dan birokrasi. Proses kebijakan luar negeri AS dipengaruhi oleh sistem pemerintahan, khususnya terletak pada proses pengambilan keputusan yang terjadi di Kongres.

Keputusan yang diambil oleh Kongres tidak serta merta murni melainkan dipengaruhi oleh kelompok lobi atau kelompok kepentingan.

Selain itu, penelitian ini akan melihat birokrasi sebagai faktor dalam proses pengambilan keputusan. Birokrasi yang dimaksud adalah bagaimana proses yang dilakukan negara untuk dapat mengeluarkan sebuah kebijakan luar negeri. Penelitian ini melihat Tim

Perdamaian Timur Tengah yang dibentuk oleh Trump sebagai faktor penting dalam proses kebijakan luar negeri AS.

1.5.3 Konsep Idiosinkratik

Proses pembuatan kebijakan luar negeri dipengaruhi oleh faktor idiosinkratik.

Idiosinkratik seringkali disebut sebagai pendekatan yang menekankan pada level individu.

Faktor idiosinkratik merupakan sebuah keanehan atau keistimewaan yang hanya dimiliki oleh individu pembuat kebijakan. Menggunakan idiosinkratik dalam melihat proses pembuatan kebijakan luar negeri berkaitan dengan aspek kepribadian (personality) dari seorang pengambil keputusan (policy maker). 29

James N. Rosenau dan Alex Mintz melihat faktor idiosinkratik sebagai sumber internal yang melihat nilai (value), pengalaman (experience), bakat (talent), dan kepribadian

29 Umar Suryadi Bakry, “Pengaruh Faktor Individu dalam Politik Luar Negeri: Sebuah Kajian Idiosinkratik,” Jurnal Alternative Vol. 06, 2016, hal. 111.

18

(personality of leaders) sebagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, kalkukasi dan perilaku individu terhadap proses kebijakan luar negeri. 30

Idiosinkratik adalah sesuatu yang unik yang ada dalam diri sesorang. Untuk mengetahui idiosinkratik, maka diperlukan pengamatan terhadap apa yang dilakukan sesorang dengan caranya sendiri karena idiosinkratik seseorang termanifestasi dalam konteks interaksi dan wacana serta berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan praktis. 31

Dengan kata lain, analisis idiosinkratik adalah suatu kajian yang melihat manusia sebagai individu dan bagaimana karakter individu tersebut dapat membentuk keputusan atau kebijakan yang dibuatnya. Dan untuk mengetahui secara lebih komprehensif, dibutuhkan analisis yang berfokus pada individu tersebut melalui cara berpikir, keyakinan dasar, serta prioritas pribadinya dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri.

Penelitian ini akan membahas proses kebijakan luar negeri AS yang dipengaruhi oleh faktor idiosinkratik individu yang merupakan pemilik otoritas tertinggi seperti presiden. Dalam penelitian ini, Trump akan dilihat sebagai individu tersebut dengan melihat kepribadian yang dimilikinya. Penelitian ini akan melihat Trump sebagai faktor penting yang dapat menjelaskan latar belakang di balik pengambilan kebijakan luar negeri AS untuk perdamaian antara Israel dan Palestina, yakni Trump Peace Plan

Dengan menggunakan konsep idiosinkratik, penelitian ini berfokus pada Trump sebagai pembuat kebijakan. Hal ini berdasarkan pada kebijakan luar negeri sebagai hasil dari pilihan pemimpin individu dalam proses pengambilan keputusan. 32 Dengan melihat

30 Anak Agung Banyu Perwita dan Yani Yanyan Mochammad, Pengantar Ilmu HubunganInternasional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 57 – 58. 31 Heikki Patomäki, After International Relations: Critical Realism and the (Re)-Construction of World Politics, (London: Routledge, 2002), hal. 117. 32 K. J. Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, New Jersey: Prentice-Hall, 1983, h. 147.

19 idiosinkratik Trump, penelitian dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan yakni latar belakang dari perilisan Trump Peace Plan.

1.5.4 Konsep Peace

Tidak ada definisi peace yang pasti. Namun, berdasarkan sejarah peace dipandang sebagai tidak adanya kekerasan dan negara yang rapuh dimana perang dipandang sebagai keadaan manusiawi.

Oliver P. Richmond percaya bahwa perdamaian mengacu pada kontrol atau pendudukan militer. Perdamaian secara historis bergantung pada argumen bahwa kekuasaan dapat dilaksanakan oleh hegemon dan didorong oleh kepentingan strategis negara. Realis percaya bahwa perdamaian yang berkelanjutan dapat dibentuk melalui relasi dengan lawan, karena negara-negara tersebut dapat belajar untuk bekerjasama guna mencapai keuntungan bersama. 33

Johan Galtung menyebutkan bahwa terdapat dua definisi untuk perdamaian, yakni, negative peace dan positive peace. Negative peace dimaksud sebagai keadaan yang ditandai oleh ketiadaan konflik antara para pihak yang berusaha mencapai kepentingan masing-masing, ketiadaan asimetri ketakutan, dan ketiadaan perbenturan kepentingan. Namun, keadaan yang terjadi bukan hanya tanpa perang melainkan ketidakadilan sosial dan ekonomi yang belum terselesaikan. 34

Sedangkan, positive peace ditandai dengan kondisi di mana tidak adanya penekanan yang menyengsarakan manusia, terjaminnya kebutuhan lahir dan batin, situasi ketiadaan perang, terciptanya keadilan sosial, kemakmuran ekonomi, dan pembagian politik yang

33 Douglas B. Reynolds dan Marek Kolodziej, “Institutions and the supply of oil: A case study of ,” Energy Policy, Elsevier, Vol. 35 No. 2, 2007, hal. 939-949. 34 Johan Galtung, Peace by Peaceful Means, London: SAGE Publications, 1996, hal. 2.

20 seimbang. Maka dari itu, positive peace merupakan kondisi dimana terdapat hubungan yang baik antara segi sosial, ekonomi, politik, maupun ekonomi. 35

Trump Peace Plan merupakan bentuk upaya AS dalam proses perdamaian pada konflik

Israel dan Palestina. Proposal damai ini berfokus pada aspek ekonomi dan politik dengan perdamaian sebagai tujuan utamanya. Trump percaya bahwa proposalnya merupakan solusi paling realistis dengan menciptakan jalan menuju kemakmuran, keamanan, dan martabat bagi semua pihak yang terlibat.36

Perdamaian merupakan resolusi terbaik dalam konflik. Perdamaian dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana masyarakat bisa hidup berdampingan meskipun terdapat perbedaan budaya, sosial dan lain lain. 37 Maka dari itu, Trump Peace Plan merupakan kebijakan AS yang ditujukan untuk melahirkan perdamaian abadi yang dapat dirasakan oleh

Israel dan Palestina karena perdamaian merupakan tujuan akhir dari kebijakan ini.

Penelitian ini melihat bahwa tujuan akhir dari Trump Peace Plan adalah terciptanya positive peace antara Israel dan Palestina. Hal ini berdasarkan pada isi dari Trump Peace Plan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemakmuran ekonomi, keadilan sosial, dan pembagian politik. Ketiga aspek tersebut khusus dirancang agar dapat diterapkan di Palestina

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis akan digunakan dalam penelitian ini. Creswell mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut:

35 Johan Galtung, Peace by Peaceful Means, London: SAGE Publications, 1996, hal. 3. 36 Gedung Putih, “Peace to Prosperity,” 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/peacetoprosperity/, 3 Maret 2020. 37 M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan, “Memahami Studi Perdamaian sebagai Bagian dari Ilmu Hubungan Internasional,” Jurnal Pertahanan dan Bela Negara Vol. 9, No. 3, 2019, hal. 69.

21

“Qualitative research focuses on the process that is occurring as well as the product or outcome. Researchers are particulars interested in understanding how thing occurs.” 38

Creswell menerangkan bahwa fokus dari penelitian kualitatif terletak pada proses yang terjadi dalam penelitian, di mana peneliti memiliki peran penting dalam sebuah penelitian untuk memahami gejala sosial yang terjadi dalam proses penelitian.

Dalam metode penelitian kualitatif, hasil yang diperoleh didapatkan tidak dengan menggunakan cara pengukuran atau statistik. 39 Hasilnya berupa kalimat atau tulisan yang menggambarkan secara rinci dan jelas mengenai perilaku subjek yang diamati.40

Deskriptif analitis merupakan metode dengan menggambarkan hal-hal yang menjadi objek perhatian, dengan menggunakan proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Metode penelitian ini digunakan untuk menganalisis latar belakang kebijakan luar negeri Amerika Serikat melalui Trump Peace Plan terhadap proses perdamaian Israel dan

Palestina periode 2017-2020.

Pemilihan metode deskriptif analitis berdasarkan keinginan untuk menggambarkan secara detail data atau gejala yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan suatu variabel, gejala, atau keadaan.

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer merupakan data yang langsung didapatkan dari sumber pertama. Sumber primer dalam penelitian ini didapatkan melalui proses wawancara narasumber dengan Prof. Ali Munhanif,

M.A., Ph.D.

38 John W. Creswell, Research Design: Qualitaive and Quantitative Approaches, Califoornia: SAGE Publications, 1994, hal. 162. 39 John W. Creswell, Research Design: Qualitaive and Quantitative Approaches, Califoornia: SAGE Publications, 1994, hal. 24. 40 R. Bogdan dan S. Biklen, Qualitative Research for Education, Boston, MA: Allyn and Bacon, 1992, hal. 21-22.

22

Sedangkan, sumber data sekunder merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung maupun diperoleh melalui media perantara, seperti, publikasi pemerintah, buku, artikel jurnal, karya ilmiah, working papers, surat kabar, situs internet, serta sumber-sumber data sekunder lain yang dianggap valid. Adapun data pustaka utama yang digunakan dalam penelitan ini adalah data yang mencakup rencana damai milik Presiden Donald Trump (Peace to Prosperity) yang dirilis oleh Gedung Putih pada 28 Januari 2020, yang disadur dari https://www.whitehouse.gov/peacetoprosperity/.

Dengan itu, dapat dikatakan penelitian ini menggunakan data dengan dengan metode telaah pustaka (library research), yakni teknik pengumpulan data dengan cara menelaah sejumlah literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat.

Creswell dalam bukunya yang berjudul Research Deisgn: Qualitative and Quantitative

Approach (1994), menyebutkan bahwa tahapan atau prosedur dalam penelitian kualitatif meliputi langkah-langkah asumsi desain kualitaif, jenis desain, peran peneliti, prosedur pengumpulan data, prosedur analisis data, langkah verifikasi, dan narasi kualitatif.

Berdasarkan tahap prosedur penelitian Creswell, maka, penelitian ini mengkomunikasikan data yang didapatkan melalui telaah pustaka sehingga data tersebut dapat dianalisis dan dihubungkan dengan Teori Hubungan Internasional yang dipakai, yakni,

Perspektif Realisme, Teori Kebijakan Luar Negeri, Konsep Idiosinkratik, dan Konsep Peace.

Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian disusun sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diangkat dan ditulis dalam bentuk laporan skripsi.

1.7 Sistematika Peneltian

BAB I PENDAHULUAN

23

Dalam BAB I akan dibahas latar belakang, pernyataan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, metode penelitian serta sistematika penulisan dari penelitian yang dilakukan.

BAB II LATAR BELAKANG TRUMP PEACE PLAN

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang Trump Peace Plan dengan melihat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Donald J. Trump dimulai sejak masa kampanye, masa transisi, hingga setelah resmi dilantik menjadi presiden AS ke-45.

BAB III DINAMIKA PERDAMAIAN ISRAEL DAN PALESTINA

Pada bab ini akan dibahas mengenai upaya-upaya dan dinamika yang dialami AS sebagai Broker pada konflik Israel dan Palestina dimulai dari perundingan Oslo pada masa pemerintahan Bill Clinton hingga Trump Peace Plan pada masa pemerintahan Trump. Bab ini kemudian akan membahas Trump Peace Plan secara lebih mendetil.

BAB IV KEBIJAKAN TRUMP PEACE PLAN TERHADAP PROSES PERDAMAIAN ISRAEL DAN PALESTINA PERIODE 2017-2020

Bab ini akan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan, yakni alasan ataupun latar belakang dari perilisan Trump Peace Plan dengan melihat pengaruh dari faktor internal maupun eksternal dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri AS. Sehingga, dapat disimpulkan bagaimana implikasi Trump Peace Plan terhadap proses perdamaian antara Israel dan Palestina periode 2017-2020.

BAB V PENUTUP

BAB V berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.

Kesimpulan dalam bab ini akan menegaskan kembali jawaban terhadap hasil penelitian yakni

24 latar belakang kebijakan Trump Peace Plan. Saran dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk perkembangan topik penelitian pada masa yang akan datang.

BAB II

LATAR BELAKANG TRUMP PEACE PLAN

2.1 Masa Pencalonan Donald J. Trump

Donald John Trump adalah Presiden Amerika Serikat ke-45. Trump lahir di Queens,

New York pada 14 Juni 1946. Trump meraih gelar sarjana ekonomi di Universitas

Pennsylvania pada 1968. Trump membangun keberhasilannya dalam dunia politik saat memenangkan kursi presiden AS sebagai pencalonannya yang pertama untuk jabatan politik.

Sebelum terjun di dunia politik, Trump merupakan seorang pengusaha properti, hiburan, pertelevisian dan perhotelan. Trump dikenal sebagai Presiden AS yang memiliki banyak kontroversi dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya.

Dalam tiga dekade terakhir, Trump telah beberapa kali berganti partai politik. Pada

1987, Trump terdaftar sebagai seorang republikan. Dua tahun kemudian, Trump mendaftar sebagai independen. Pada 2001, Trump mendaftar menjadi demokrat. Pada 2009, Trump kembali mendaftar sebagai republikan dan kembali mendaftar sebagai independen pada 2011 untuk memungkinkan potensi dalam pemilihan presiden di tahun-tahun berikutnya. Trump pada akhirnya memilih untuk kembali ke Partai Republik. 41

Pada 16 Juni 2015, Trump mengumumkan pencalonannya sebagai presiden AS. Trump kemudian menerima nominasi Partai Republik untuk Presiden AS pada Juli 2016 setelah mengalahkan tujuh belas pesaing lainnya selama pemilihan pendahuluan di Partai Republik. 42

41 “Donald Trump Biography,” Biography.com, 2018, Diakses melalui https://www.biography.com/us- president/donald-trump, 14 April 2020. 42 “Donald J. Trump Profile,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/people/donald-j-trump/, 14 April 2020

25

26

Pesaing Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2016 dari Partai Demokrat adalah Hillary

Clinton. Slogan yang dipakai Trump dalam pemilihan presiden adalah “Make America Great

Again”. Selain Trump, slogan serupa pernah digunakan oleh Ronald Reagen dan George H. W. dengan “Let’s ” yang digunakan dalam kampanye tahun 1980. 43

Trump mendapatkan hak eksklusif untuk menggunakan slogan Make America Great

Again untuk layanan komite aksi politik dengan menandatangani aplikasi dengan U.S. Patent and Trademark Office. Hak ekslusif yang dimaksud adalah mempromosikan kesadaran publik tentang masalah politik dan penggalangan dana di bidang politik. Trademark ini mulai berlaku pada 14 Juli 2015. 44 Dalam masa kampanye, Trump sering kali mengenakan topi bertuliskan

Make America Great Again yang kemudian menjadi tren di kalangan pendukungnya.

Dalam masa kampanye, konflik Israel dan Palestina merupakan salah satu isu yang kerap disorot oleh para calon Presiden AS ke-45. Konflik ini seakan-akan memberikan panggung bagi para kandidat untuk mendapatkan dukungan yang banyak, khususnya dukungan yang berasal dari para Yahudi.

The American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) adalah kelompok lobi Yahudi terbesar di AS. Berdasarkan wawancara PBS News Hour bersama Tamara Keith dan Stu

Rothenberg, AIPAC adalah kelompok lobi Israel yang paling signifikan. Idealnya, seorang politisi menginginkan dukungan dari AIPAC untuk mendapatkan kemudahan melalui kekuatan politik. AIPAC bukanlah komite aksi politik, namun melakukan aksi politik.

AIPAC akan memberikan sejumlah uang kepada kandidat yang dirasa berpotensi, lalu akan memperkenalkan kandidat tersebut kepada para pemilih pro-Israel yang sebagian

43 Hajime Takata, “Make America Great Again – Reagan and Trump,” Mizuho Research Institute, 2016, Diakses melalui https://www.mizuho-ri.co.jp/publication/research/pdf/mi/MI161129.pdf, 24 April 2020. 44 Karen Tumulty, “How Donald Trump came up with Make America Great Again,” The Washington Post, 2017, Diakses melalui https://www.washingtonpost.com/politics/how-donald-trump-came-up- with-make-america-great-again/2017/01/17/fb6acf5e-dbf7-11e6-ad42-f3375f271c9c_story.html, 17 April 2020.

27 besarnya Yahudi. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menghasilkan dukungan bagi Israel. 45

AIPAC memiliki banyak kelompok di seluruh AS dengan jumlah pendukung yang banyak.

Maka dari itu, AIPAC merupakan tempat yang tepat bila berbicara mengenai hubungan AS dan Israel.

Yahudi di AS hanya berjumlah enam juta orang atau sebanyak 2% dari total penduduk

AS. 46 Meskipun dengan jumlah yang cukup sedikit, Yahudi memiliki pengaruh yang cukup signifikan, khususnya bagi pemilihan presiden di AS. Profesor Benjamin Ginsberg menyatakan bahwa secara kuantitas, Yahudi memang berjumlah sedikit di AS, tapi mereka memiliki peran yang signifikan. Hal ini berdasarkan pada banyak Yahudi yang menempati posisi strategis.

Mereka berperan di sektor ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik AS sejak 1960-an. Bahkan hampir setengah dari miliader di AS adalah Yahudi. 47

Yahudi tidak segan dalam menggelontorkan dana bagi para calon pemimpin AS. Hal ini ditujukan agar pemimpin terpilih di AS untuk dapat mendahulukan kepentingan Israel.

Sheldon Adelson merupakan salah satu individu yang rela memberikan bantuan dana tersebut.

Adelson merupakan orang terkaya nomor delapan di dunia dengan kekayaan sekitar $26 miliar.

Adelson mendonasikan $100 juta atau setara dengan Rp 1,3 triliun untuk membiayai kampanye

Trump. 48

Datang ke AIPAC untuk mempromosikan dirinya merupakan tradisi para calon presiden AS. Pada pertemuan AIPAC 22 Maret 2016, Trump datang untuk kampanye. Alhasil,

45 Stuart Rothenberg, “Why most 2016 candidates are speaking at AIPAC,” PBS News Hour, 2016, Diakses melalui https://www.pbs.org/newshour/show/why-most-2016-candidates-are-speaking-at-aipac, 17 April 2020. 46 Jewish Virtual Library, “Jewish Populatoin in the United Staes by State,” American-Israeli Cooperative Enterprise, 2019, Diakses melalui https://www.jewishvirtuallibrary.org/jewish-population- in-the-united-states-by-state, 17 April 2020. 47 Benjamin Ginsberg. The Fatal Embrace: Jews and the State, University of Chicago Press, 1993. 48 “#28 Sheldon Adelson,” Forbes, Diakses melalui https://www.forbes.com/profile/sheldon- adelson/#223c56f74a22, 17 April 2020.

28

Trump mendapatkan banyak dukungan dengan mengatakan bahwa Israel adalah sekutu strategisnya di kawasan Timur Tengah. Pernyataan tersebut dikutip sebagai berikut:

“ …Believe me. I came here to speak to you about where I stand on the future of American relations with our strategic ally, out unbreakable friendship and our cultural brother, the only democracy in the Middle East, the state of Israel.” 49

Trump dikenal sebagai calon presiden yang dengan berani berjanji akan mengakui

Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Trump juga memberikan dukungannya kepada pemukiman

Israel dan aneksasi parsial di Tepi Barat. Trump juga mengatakan bahwa Presiden Barack

Obama telah sangat buruk bagi Israel. Meskipun begitu, dalam wawancaranya bersama CNN sehari sebelum kampanyenya di AIPAC, Trump mengklaim dirinya akan bersifat dan berpihak netral dalam konflik Israel dan Palestina. 50

Bila Trump menepati janji kampanyenya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota

Israel, maka hal tersebut akan menjadi sebuah titik balik dari kebijakan AS sejak berdirinya

Israel pada 1948 di mana AS secara resmi tidak mengakui Yerusalem sebagai bagian dari negara manapun mengingat statusnya yang masih menjadi perdebatan. Pengakuan tersebut pun akan berdampak pada dipindahkannya Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Pada 25 September 2016, sehari sebelum debat calon presiden AS yang pertama, Trump melangsungkan pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Pertemuan dilakukan pada pagi hari dan berlangsung sekitar sembilan puluh menit. Trump dan Netanyahu mendiskusikan hubungan spesial antara AS dan Israel serta ikatan yang tidak bisa dipisahkan antara kedua negara. Keduanya juga membahas bantuan militer, keamanan, dan stabilitas

49 Sarah Begley, “Read Donald Trump’s Speech to AIPAC, TIME, 2016, Diakses melalui https://time.com/4267058/donald-trump-aipac-speech-transcript/, 16 April 2020. 50 Eugene Scott, “Trump pledges to be ‘neutral guy’ in Israel-Palestinian negotiations,” CNN, 2016, Diakses melalui https://edition.cnn.com/2016/02/18/politics/donald-trump-israel-palestinian- neutral/index.html, 16 April 2020.

29 regional. Setelah bertemu dengan Trump, Netanyahu melangsungkan pertemuan dengan

Clinton di sore pada hari yang sama.

Sehari sebelum dilaksanakannya pemilihan presiden AS 2016, sebuah survey menyatakan bahwa sebanyak 37% responden yakin bahwa pemerintahan Trump akan lebih menguntungkan negara Yahudi dibandingkan dengan 30% responden yang menjawab Clinton saat ditanya mengenai siapa kandiat yang dirasa lebih baik untuk Israel.51

Selain itu, survey lain dengan 1.140 responden warga dengan kewarganegaraan ganda

Amerika-Israel yang memiliki hak untuk memilih, menunjukan kecenderungannya menyukai

Trump dengan 49% dibandingkan dengan 44% yang memilih Clinton.52

Pemilihan presiden pada 8 November 2016 menyatakan kemenangan Trump atas

Clinton. Trump menang dalam electoral college, meskipun Hillary Clinton lebih unggul di masyarakat, mengingat konstitusi AS mengatur bahwa pemilihan umum tidak secara langsung dipilih oleh rakyat, melainkan melalui perwakilan pemilih pada setiap negara bagian. Beberapa percaya bahwa kemenangan Trump sedikit banyak dipengaruhi oleh pengaruh Adelson. Ia mengupayakan kemenangan Trump atas Clinton melalui kantor berita The , dengan mengirim email kepada lebih dari 50 anggota koalisi Yahudi Republik. 53

Kemenangan Trump cukup memicu perdebatan panas di AS. Meskipun begitu, ucapan selamat dari berbagai pemimpin negara diterima oleh Trump. Netanyahu mengucapkan selamat atas kemenangan Trump dengan memujinya sebagai teman sejati dari negara Israel.

Netanyahu yakin bahwa Trump dan dirinya dapat memperkuat aliansi yang unik antara kedua

51 Tamar Pileggi, “Israelis think Trump better fot them, back Clinton anyway – poll,” , 2016, Diakses melalui https://www.timesofisrael.com/israelis-think-trump-better-for-them-back- clinton-anyway-poll/, 17 April 2020. 52 Toi Staff, “Israelis prefer Clinton over Trump, poll suggest,” The Times of Israel, 2016, Diakses melalui https://www.timesofisrael.com/israelis-prefer-clinton-over-trump-poll-suggests/, 20 Juli 2020. 53 The Associated Press, “Sheldon Adelson Calls on Republican Jewsih Leaders to Back Trump, , 2016, Diakses melalui https://www.haaretz.com/world-news/adelson-calls-on-republican-jewish- leaders-to-back-trump-1.5384407, 20 Juli 2020.

30 negara dan membawanya ke ketinggian yang semakin besar. Selain Netanyahu, Presiden

Mahmoud Abbas juga mengucapkan selamat kepada Trump dengan sebuah pernyataan harapan terhadap perdamaian selama masa jabatannya.54

2.2 Masa Transisi

Pada 23 Desember 2016, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengumumkan disahkannya Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB 2334. Resolusi ini mengutuk dan mendesak diakhirinya pemukiman ilegal Israel yang dibangun di sebelah timur garis gencatan senjata 1949, yaitu di Tepi Barat dan Yerusalem Timur (termasuk Kota Tua dengan kawasan

Yahudi kuno). 55 Berdasarkan hukum internasional, pemukiman Israel ini melanggar Konvensi

Jenewa keempat, yang melarang kekuatan pendudukan memindahkan penduduknya ke daerah yang didudukinya.

Resolusi DK PBB 2334 merupakan resolusi yang pertama disahkan yang menyangkut

Israel dan Palestina sejak tahun 2009, dan yang pertama terkait pemukiman Israel sejak

Resolusi 465 tahun 1980. Resolusi DK PBB 2334 disahkan dengan 14 suara mendukung, nol suara menentang, dan satu abstain. Satu suara abstain berasal dari AS.

Abstainnya AS menimbulkan beberapa asumsi mengingat AS memiliki hak veto di DK.

Menteri Luar Negeri AS periode 2013-2017, John Kerry, mengkonfirmasi bahwa penolakan

AS untuk memveto Resolusi DK PBB 2334 disebabkan oleh kebijakan pemerintahan Obama dalam mendukung proses perdamaian konflik Israel dan Palestina melalui gagasan solusi dua negara.56

54 “Trump wins US election: How world leaders have reacted,” BBC, 2016, Diakses melalui https://www.bbc.com/news/election-us-2016-37919394, 20 Juli 2020. 55 Resolution 2334, Security Council, 2016, Diakses melalui https://www.un.org/webcast/pdfs/SRES2334-2016.pdf. 56 John Kerry, “Remarks on Middle East Peace,” U.S. Department of State, 2016, Diakses melalui https://2009-2017.state.gov/secretary/remarks/2016/12/266119.html, 21 April 2020.

31

Resolusi DK PBB 2334 menjelaskan bahwa penghentian semua kegiatan permukiman

Israel sangat penting untuk menyelamatkan solusi dua negara. Teks itu secara eskplisit menuntut Israel agar segera menghentikan seluruh kegiatan permukiman di wilayah pendudukan, termasuk Yerusalem Timur. Resolusi ini juga menyerukan diakhirinya tindakan kekerasan terhadap warga sipil dan secara eksplisit menegaskan perlunya koordinasi keamanan antara Palestinian Authority (PA) dengan militer Israel. 57

Keputusan Obama untuk abstain pada Resolusi DK PBB 2334 pada akhir masa pemerintahannya memicu kecaman dari Israel. Resolusi ini dinilai sebagai langkah yang akan menciptakan masalah baru bagi Israel dan merupakan bentuk penyimpangan dari preseden masa lalu DK PBB maupun AS. 58

“All American presidents since Carter upheld the American commitment not to try to dictate permanent settlement terms to Israel at the Security Council. And yesterday, in complete contradiction of this commitment, including an explicit commitment by President Obama himself in 2011, the Obama administration carried out a shameful anti-Israel ploy at the UN.” 59

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dilihat kekecewaan Netanyahu terhadap pemerintahan Obama. Netanyahu pun percaya bahwa pemerintahan Obama merupakan aktor di balik Resolusi DK PBB 2334. Abstainnya AS dalam Resolusi DK PBB 2334 merupakan wujud dari hubungan yang kurang baik antara AS dan Israel saat itu. Netanyahu bahkan berharap untuk dapat segera bekerja dengan Trump yang telah berjanji untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih pro-Israel.

57 Policy Analysis Unit – ACRPS, “Obama White House Late to the Chase: Israeli Settlements Illegal,” Arab Center for Research and Policy Studies, 2017, Diakses melalui https://www.dohainstitute.org/en/lists/ACRPS- PDFDocumentLibrary/Obama_Administration_Settlement_NonVeto_2017.pdf. 58 J. Spoerl, “Understanding Resolution 2334: Did the Obama Administration Betray Israel at the UN?,” Jewish Political Studies Review, 27(3/4), 2016, hal. 69-76. Diakses melalui www.jstor.org/stable/44510572, 20 April 2020. 59 “PM Netanyahu’s Remarks at the Lighting of the First Chanukah Candle at an Event in Salute of Wounded IDF and Security Forces Veterans and Victims of Terrorism,” The 34th Government, 2016, Diakses melalui https://www.gov.il/en/departments/news/speechchanuka241216, 28 April 2020.

32

Selain Netanyahu, kecaman yang diluncurkan kepada Obama juga datang dari lawan politiknya, yakni Presiden terpilih Donald Trump. Melalui akun twitternya pada 28 Desember

2016, Trump menyatakan perasaannya yang tidak sabar untuk segera dilantik menjadi presiden

AS ke-45 untuk menunjukkan bahwa ia berada di sisi Israel dalam isu pemukiman ini. 60

Dalam masa transisinya sebelum resmi dilantik menjadi Presiden AS ke-45, Trump dengan tegas memperlihatkan bahwa ia memiliki pandangan mengenai Israel yang berbeda dengan Obama. Penolakan Trump terhadap Resolusi DK PBB 2334 diperlihatkan bahkan saat

Resolusi ini masih berbentuk rancangan. Trump berhasil mengintervensi keputusan Mesir dengan menekan pemerintah Mesir untuk menarik kembali draft awal Mesir di DK. Intervensi

Trump dilakukan melalui panggilan telepon pribadi kepada Presiden Mesir Abdel Fattah el-

Sisi. Panggilan telepon ini nampaknya menjadi alasan utama Mesir memutuskan untuk menunda pemungutan suara. 61

Beberapa jam sebelum pemungutan suara dijadwalkan, Trump menyebut bahwa usaha perdamaian konflik Israel dan Palestina sepatutnya dilakukan oleh pihak yang terlibat konflik secara langsung, tidak melalui organisasi internasional seperti PBB. Maka, sudah sepatutnya bila AS memveto Resolusi DK PBB 2334. Bila tidak, Israel akan menjadi pihak yang dirugikan.

Pernyataan Trump tersebut ditulis di akun facebooknya pada 22 Desember 2016. 62

Intervensi yang dilakukan Trump pada akhirnya mendorong Obama untuk mengambil langkah dramatis dengan tidak melakukan pemungutan suara atau abstain. Setelah Resolusi

DK PBB 2334 disahkan, Trump kembali berkicau melalui akun twitternya. Trump menyatakan

60 Donald J. Trump, Twitter, 28 Desember 2016, Diakses melalui https://twitter.com/realDonaldTrump/status/814114980983427073, 21 April 2020. 61 Jennifer Williams, “Obama just took a parting shot at Israel – and Trump – at the UN,” Vox, 2016, Diakses melalui https://www.vox.com/world/2016/12/23/14071550/united-nations-vote-israeli- settlements-obama-trump, 21 April 2020. 62 Trump, Donald J. [Donald J. Trump] (2016, Desember 22) The resolution being considered at the United Nations Security Council regarding Israel should be vetoed… [Facebook] Diakses melalui facebook.com/DonaldTrump/posts/10158338539250725, 21 arpil 2020

33 dirinya akan mengambil garis yang lebih kuat dalam membela Israel di PBB setelah pelantikannya sebagai presiden AS pada 20 Januari 2017. 63

Trump memang cukup vokal terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Obama, khususnya yang berkaitan dengan Israel. Salah satunya ia suarakan dalam kampanyenya di AIPAC 22 Maret 2016. Trump menyebut pemerintahan Obama sebagai hal terburuk yang pernah terjadi untuk Israel. 64

Berdasarkan pada intervensi yang dilakukan Trump pada masa transisinya, menimbulkan persepsi bahwa setelah resmi dilantik menjadi presiden, Trump akan dengan kentara memperlihatkan keseriusannya untuk membentuk hubungan yang sangat baik dengan

Israel pasca buruknya hubungan AS dengan Israel pada masa pemerintahan Obama. Trump akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang secara tak terbantahkan sangat pro-Israel.

2.3 Pemerintahan Donald Trump

Pada 20 Januari 2017, Trump resmi dilantik menjadi presiden AS ke-45. Dalam pidato pelantikannya, Trump berbicara mengenai rencana kebijakannya untuk urusan domestik maupun internasinoal. Untuk urusan domestik, Trump ingin membangun nilai-nilai patrotisme masyarakat AS melalui penggunaan slogan American First dan Buy and Hire Americans.

Kedua slogan juga dapat diterjemahkan sebagai prioritas kebijakan dalam negeri Trump dalam melindungi perbatasan, lapangan pekerjaan, dan produk dalam negeri. Untuk urusan luar negeri,

Trump menyerukan bahwa AS akan membentuk aliansi baru, Trump juga menegaskan bahwa dirinya akan memberantas terorisme yang sedang merajalela di AS. 65

63 Trump, Donald J. [@realDonaldTrump] (2016, Desember 24) As to the U.N., things will be different after Jan. 20th [Twitter] Diakses melalui https://twitter.com/realDonaldTrump/status/812390964740427776, 21 April 2020 64 Begley, Sarah (2016) Read Donald Trump’s Speech to AIPAC, TIME, Diakses melalui https://time.com/4267058/donald-trump-aipac-speech-transcript/, 16 April 2020 65 “The Inaugural Adreess,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/the-inaugural-address/, 25 April 2020.

34

2.3.1 Tim Perdamaian Timur Tengah

Dalam sebuah jamuan malam menjelang pelantikannya, Trump mengumumkan kepada para tamu undangan mengenai dipilihnya Jared Kushner sebagai penasihat senior Trump khususnya untuk urusan Timur Tengah. Trump percaya bahwa Kushner adalah orang yang dapat mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. 66 Kushner adalah suami dari .

Dengan kata lain, Kushner merupakan menantu Trump. Kushner adalah seorang Yahudi taat sedangkan Ivanka adalah pemeluk baru.

Kushner bukanlah seorang diplomat karir melainkan seorang pebisnis. Kushner diketahui memiliki hubungan bisnis yang cukup intim dengan Israel. Pada akhir 2017, The New York

Times melaporkan bahwa salah satu perusahaan asuransi terbesar di Israel, Menora Mivtachim, menginvestasikan $30 juta untuk bisnis real estate Kushner di New York. 67

Kesepakatan yang cukup mengundang kontroversi ini nampaknya tidak melanggar undang-undang etika federal, yang mengaruskan Kushner mengundurkan diri. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa transaksi bisnis antara Kushner dan Menora menggambarkan bagaimana ikatan keuangan yang luas antara perusahaan Kushner dengan Israel. Kedekatan keduanya dapat merusak kemampuan AS yang dilihat sebagai Broker independen di kawasan

Timur Tengah. 68

Selain menaruh kepercayaan untuk urusan Timur Tengah kepada menantunya, Trump juga mempercayai David Friedman sebagai Duta Besar AS untuk Israel. Friedman adalah seorang pengacara. Trump pernah menjadi kliennya saat masih menjabat sebagai ketua dan

66 Grace Wemenbol, “Israel-Palestine and the Deal of the Century,” Friedrich Ebert Stiftung, 2019, Diakses melalui http://library.fes.de/pdf-files/id/15681.pdf, 28 April 2020. 67 Jesse Drucker, “Kushner’s Financial Ties to Israel Deepen Even With Mideast Diplomatic Role,” , 2018, Diakses melalui https://www.nytimes.com/2018/01/07/business/jared-kushner- israel.html, 29 April 2020. 68 Jesse Drucker, “Kushner’s Financial Ties to Israel Deepen Even With Mideast Diplomatic Role,” The New York Times, 2018, Diakses melalui https://www.nytimes.com/2018/01/07/business/jared-kushner- israel.html, 29 April 2020.

35 presiden dari . Friedman juga menjabat sebagai penasihat Trump selama masa kampanye. 69

Pada Desember 2016, tim transisi presiden terpilih Trump mengumumkan Friedman sebagai salah satu calon duta besar. Pencalonannya mendapatkan dukungan dari kelompok aktivis Israel, Yahudi konservatif AS, dan oposisi dari organisasi liberal khususnya . 70

Nominasi Friedman sebagai duta besar didapatkannya saat hari pertama Trump menjabat sebagai Presiden AS, yakni pada tanggal 20 Januari 2017. Posisi Duta Besar AS untuk Israel yang didapatkan Friedman dikonfirmasi oleh Senat pada 23 Maret 2017 melalui 52 suara setuju dan 46 suara menentang. Hal tersebut menjadikan Friedman sebagai Duta Besar AS pertama untuk Israel yang disetujui oleh Senat.71

Friedman dilantik oleh Mike Pence pada 29 Maret 2017. Pemilihan Friedman sebagai

Dubes AS untuk Israel merupakan bentuk komitmen Trump yang paling jelas untuk negara

Israel dan rakyatnya. Friedman adalah seorang pendukung dari pemukiman Israel di Tepi Barat.

Friedman secara terang-terangan menyebut solusi dua negara dan pendukungnya sebagai kapos.72 Kapos adalah sebuah istilah tahanan Yahudi yang dipaksa untuk keluar oleh Nazi ke luar negeri untuk menggiring Yahudi ke kamp konsentrasi krematorium.

Selain Kushner dan Friedman, Trump juga menunjuk Jason Greenblatt untuk masuk ke dalam tim perdamaian Timur Tengah. Sama seperti Friedman, Jason Dov Greenblatt adalah seorang pengacara. Greenblatt merupakan anak dari seorang pengungsi Yahudi Hongaria yang

69 Matthew Rosenberg, “Trump Choses Hard-Liner as Ambassador to Israel,” The New York Times, 2016, Diakses melalui https://www.nytimes.com/2016/12/15/us/politics/donald-trump-david-friedman- israel-ambassador.html, 20 Juli 2020. 70 Jewish Virtual Library, “David Friedman,” American-Israeli Cooperative Enterprise, 2017, Diakses melalui https://www.jewishvirtuallibrary.org/david-friedman, 29 April 2020. 71 “Remarks by Vice President and Ambassador Friedman at a Swearing-in Ceremony,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks-vice-president- ambassador-friedman-swearing-ceremony/, 28 April 2020. 72 Lara Friedman, “Ambassador-nominee David Friedman, In His Own Words,” Americans for Peace Now, 2016, Diakses melalui https://peacenow.org/entry.php?id=21940#headline2, 28 April 2020.

36 dibesarkan di Queens, New York. Ia melarikan diri ke AS setelah Revolusi Hongaria pada 1956.

Greenblatt telah bekerja untuk Trump sejak 1997. Ia adalah seorang wakil presiden eksekutif dan chief legal officer di Trump Organization. Trump menunjuk Greenblatt sebagai penasihatnya untuk urusan Israel dan diangkat sebagai Asisten Presiden dan Perwakilan

Khusus untuk Negosiasi Internasional oleh Trump. 73 Greenblatt tidak memiliki pengalaman diplomatik namun ia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Trump. 74

Berikut adalah kutipan dari wawancara Greenblatt dengan Times of Israel pada April

2016 saat ia masih menjadi calon penasihat Trump mengenai Israel.

“If you take out the emotional part of it and the historical part of it, it is a business transaction. Land is going to be negotiated, water rights are going to be negotiated, security issues are going to be negotiated.” 75

Berdasarkan kutipan di atas, Greenblatt mendukung solusi dua negara meskipun teradapat kemungkinan untuk menghadirkan permukinan di Tepi Barat. Berdasarkan pernyataan di atas, Greenblatt dikenal akan pandangannya terhadap kesepatakan konflik Israel dan Palestina sebagai transaksi bisnis.

Kushner, Friedman, dan Greenblatt merupakan aktor yang memegang kendali penting dalam kebijakan-kebijakan Trump di Timur Tengah, khususnya dalam konflik Israel dan

Palestina. Ketiga aktor yang diberi mandat oleh Trump ini memiliki persamaan, seperti: Yahudi, orang-orang terdekat Trump, dan tidak memiliki pengalaman dalam bernegosiasi dan berdiplomasi. Kushner adalah seorang pebisnis, sementara Friedman dan Greenblatt

73 Jewish Virtual Library,“Jason Greenblatt,” American-Israeli Cooperative Enterprise, 2017, Diakses melalui https://www.jewishvirtuallibrary.org/jason-greenblatt 30 April 2020. 74 Giorgio Cafiero, “The Legacy of Jason Greenblatt’s Diplomatic Service,” Lobe Log, 2019, Diakses melalui https://lobelog.com/the-legacy-of-jason-greenblatts-diplomatic-service/, 20 Juli 2020. 75 Uriel Heilman, “More chutzpa than experience, Orthodox lawyer advises Trump on Israel,” The Times of Israel, 2016, Diakses melalui https://www.timesofisrael.com/with-more-chutzpa-than- experience-orthodox-lawyer-advises-trump-on-israel/, 30 April 2020.

37 berkecimpung di dunia hukum. Hal ini menimbulkan kekhawatiran beberapa pihak apakah AS dapat menjadi Broker yang jujur dalam upaya perdamaian konflik antara Israel dan Palestina.

2.3.2 Pertemuan antara AS dengan Israel dan Palestina

Pada 15 Februari 2017, Netanyahu melakukan kunjungan ke AS untuk menghadiri undangan Trump untuk konferensi pers bersama. Trump mengundang Netanyahu untuk membicarakan rencana pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Sebelumnya, Kementerian Urusan

Militer Israel merilis rencana pembangunan lebih dari 3000 unit pemukim baru di Tepi Barat pada 31 Januari 2017. Rencana ini sudah disetujui oleh Netanyahu dan Menteri Pertahanan

Avigdor Lieberman. Berdasarkan Resolusi 2334, pembangunan pemukim baru ini merupakan bentuk pelanggaran hukum internasional. Bila tindakan sepihak Israel di Tepi Barat ini terbukti mengganggu, pemerintahan Trump kemungkinan akan bereaksi negatif.

Dilansir dari laman Gedung Putih, AS belum memiliki sikap resmi terhadap aktivitas rencana pemukiman Israel tersebut. Namun, pemerintahan Trump percaya bahwa pemukiman baru kemungkinan besar tidak akan membantu Israel dan Palestina untuk mencapai perdamaian.

Dengan itu, kunjungan Netanyahu pada 15 Februari 2017 merupakan agenda lanjutan

Netanyahu dan Trump terkait isu pemukiman. 76

Pada konferensi pers bersama, Netanyahu berbicara mengenai rasa optimisnya terhadap hubungan AS dan Israel pada pemerintahan Trump. Hal ini berkaitan dengan hubungan AS dan Israel yang sempat menurun saat pemerintahan Obama, khususnya setelah Obama memutuskan untuk tidak menggunakan hak vetonya terhadap Resolusi DK PBB 2334.

Meskipun begitu, Obama berjanji untuk memberikan bantuan militer kepada Israel untuk periode 2019-2028 sebesar $38 miliar. Bantuan militer sejumlah $38 miliar ($33 miliar

76 “Statement by the Press Secretary,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/statement-press-secretary/, 1 Mei 2020.

38 dalam Foreign Military Financing (FMF) atau hibah pembiayaan militer asing ditambah $5 miliar dalam alokasi pertahanan untuk program pertahanan rudal) ini ditandatangani oleh AS dan Israel pada 14 September 2016. 77 Bantuan ini merupakan bentuk bantuan terbesar AS kepada Israel sepanjang sejarah. Bantuan ini pertama kali diterima oleh Israel pada masa pemerintahan Trump.

Netanyahu kemudian menegaskan bahwa Israel maupun Palestina harus memiliki kompromi demi tercapainya negosisasi perdamaian. Dibandingkan sepakat terhadap sebuah label (solusi dua negara), Netanyahu ingin sepakat berdasarkan substansi. Ada dua substansi yang dimaksud oleh Netanyahu, yakni: 78

1. Orang-orang Palestina harus mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Palestina juga

harus berhenti menyerukan dan mengedukasi warganya untuk melakukan

penghancuran terhadap Israel.

2. Israel harus mempertahankan kendali keamanan di seluruh area Sungai Yordan. Hal ini

berdasarkan pada kewaspadaan Israel terhadap kelompok-kelompok teroris radikal

Islam di Palestina.

Prasyarat di atas selalu mengalami penolakan dari Palestina. Penolakan Palestina dapat dilihat dari masih banyaknya seruan untuk menghancurkan Israel di sekolah, tempat ibadah, dan buku. Netanyahu melihat penolakan Palestina merupakan benang merah dari konflik yang tak kunjung usai ini. Pernyataan Netanyahu di atas secara tidak langsung mengkonfirmasi bahwa pemukiman Israel yang sedang direncanakannya bukanlah poin utama maupun poin

77 Jeremy M. Sharp, “U.S. Foreign Aid to Israel,” Congressional Research Service, 2019, Diakses melalui https://fas.org/sgp/crs/mideast/RL33222.pdf, 2 Mei 2020. 78 “Remarks by President Trump and Prime Minister Netanyahu of Israel in Joint Press Conference,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks- president-trump-prime-minister-netanyahu-israel-joint-press-conference/, 28 April 2020.

39 pendorong dari konflik Israel dan Palestina. Kesepakatan damai antara Israel dan Palestina akan sulit untuk dicapai bila Palestina tetap menolak untuk mengakui Negara Israel.

Maka dari itu, Netanyahu percaya bahwa dibutuhkan bantuan pihak ketiga. Oleh karenanya, Netanyahu bersama Trump dan tim perdamaian Timur Tengah dikonfirmasi sedang mendiskuskan perjanjian damai antara Israel dan Palestina. Trump optimis atas kesepakatan yang sedang dikerjakannya bersama tim. Maka dari itu, Trump meminta Netanyahu untuk menahan sementara rencana pemukiman. 79

Menindaklanjuti kunjungan Netanyahu ke Gedung Putih, Greenblatt selaku Perwakilan

Khusus Presiden Donald Trump untuk Negosiasi Internasional melakukan kunjungan ke Israel dan bertemu dengan Netanyahu pada 13 Maret 2017. Kunjungan ini bersangkutan dengan batasan aktivitas pemukiman Israel. Dalam pertemuan ini, keduanya menegaskan kembali komitmen bersama Israel dan AS untuk memajukan perdamaian antara Israel dan Palestina yang memperkuat keamanan Israel dan meningkatkan stabilitas di kawasan. 80

Netanyahu percaya pada tingginya probabilitas tercapainya perdamaian antara Israel dan negara-negara tetangga khususnya Palestina. Greenblatt juga menegaskan kembali komitmen Trump terhadap keamanan Israel dan warganya dalam upaya mencapai perdamaian yang abadi melalui negosiasi langsung.

Greenblatt menekankan pentingnya memungkinkan pertumbuhan ekonomi Palestina dan meningkatkan kualitas hidup rakyat Palestina bagi Presiden Trump. Netanyahu berkomitmen untuk memperluas kesejahteraan bagi rakyat Palestina dan melihatnya sebagai penguat prospek perdamaian. Pertemuan antara Greenblatt dan Netanyahu dapat dilihat sebagai

79 “Remarks by President Trump and Prime Minister Netanyahu of Israel in Joint Press Conference,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks- president-trump-prime-minister-netanyahu-israel-joint-press-conference/, 28 April 2020. 80 “PM Netanyahu meets with US Special Representative Jason Greenblatt,” Israel Ministry of Foreign Affairs, 2017, Diakses melalui https://mfa.gov.il/MFA/PressRoom/2017/Pages/PM-Netanyahu-meets- with-US-Special-Representative-Jason-Greenblatt-13-March-2017.aspx, 30 April 2020.

40 sebuah pembuka jalan terhadap rencana Trump dalam upaya perdamaian antara Israel dan

Palestina. 81

Sebagai mediator dalam proses perdamaian antara Israel dan Palestina, penting bagi AS untuk bertemu dengan kedua belah pihak. Setelah melangsungkan pertemuan dengan Israel, saatnya bagi AS untuk bertemu dengan Palestina. Trump dan Abbas bertemu pada 3 Maret

2017. 82

Abbas menyampaikan bahwa pilihan strategis Palestina terhadap proses perdamaian dengan Israel adalah berdasarkan pada solusi dua negara, di mana Negara Palestina dengan Ibu

Kota Yerusalem Timur hidup damai dan stabil berdampingan dengan Negara Israel berdasarkan perbatasan tahun 1967. Perdamaian yang berdasarkan pada solusi dua negara juga akan memberikan dorongan besar bagi inisiatif perdamaian Arab, dan memungkinkan pencegahan dan perang terhadap terorisme. Negara-negara Arab juga akan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. 83

Pada pertemuan ini, Abbas berulang kali membuat referensi kepada gagasan solusi dua negara. Namun, Trump sama sekali tidak menyebutkan visi tersebut berdasarkan pada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Gedung Putih. Sementara, serangkaian kewajiban yang dibebankan pada Palestina dapat ditemukan pada pernyataan resmi dari Gedung Putih, namun tidak ada satu pun yang memuat kewajiban yang dibebankan kepada Israel. Trump menyatakan bahwa Israel dan Palestina tidak akan bertemu dengan perdamaian kecuali jika

81“PM Netanyahu meets with US Special Representative Jason Greenblatt,” Israel Ministry of Foreign Affairs, 2017, Diakses melalui https://mfa.gov.il/MFA/PressRoom/2017/Pages/PM-Netanyahu-meets- with-US-Special-Representative-Jason-Greenblatt-13-March-2017.aspx, 30 April 2020. 82 “Remarks by President Trump and President Abbas of the Palestinian Authority in Joint Statement,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks- president-trump-president-abbas-palestinian-authority-joint-statement/, 28 April 2020. 83 “Remarks by President Trump and President Abbas of the Palestinian Authority in Joint Statement,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks- president-trump-president-abbas-palestinian-authority-joint-statement/, 28 April 2020.

41 para pemimpim Palestina bersatu untuk melawan hasutan untuk melakukan pelanggaran seperti kekerasan dan kebencian terhadap Israel. 84

Sejumlah pertemuan antara AS-Israel dan AS-Palestina menunjukan keseriusan dan sikap optimis Trump sebagai Presiden AS yang berperan sebagai Broker dalam upaya perdamaian konflik Israel dan Palestina. Pada Mei 2017 Trump bahkan melakukan kunjungan ke Palestina yang ditemani oleh Kushner dan Greenblatt. Tim Perdamaian Trup yang terdiri dari Kushner,

Greenblatt, dan Friedman juga melakukan pertemuan dengan Netanyahu dan Abbas pada 21

Juni 2017 dalam rangka pembahasan lebih dalam terkait dengan rencana perdamaian antara

Israel dan Palestina. 85

2.3.3 Mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Pada 1995, Kongres mengeluarkan Undang-undang Embassy Act. Undang- undang ini menyatakan bahwa ‘Yerusalem harus diakui sebagai ibu koa Israel’ dan ‘Kedutaan

Besar Amerika Serikat di Israel harus didirikan di Yerusalem selambat-lambatnya 31 Mei

1999’.

Jerusalem Embassy Act dibentuk oleh Senat tanpa persetujuan presiden yang menjabat saat itu, Bill Clinton. Kongres meloloskan undang-undang ini meskipun sempat ditangguhkan pengesahannya oleh Clinton. Pada akhirnya, pengesahan disepakati oleh Clinton dengan syarat presiden memiliki hak untuk melakukan penundaan dalam pengimplementasian undang- undang ini.

84 “Remarks by President Trump and President Abbas of the Palestinian Authority in Joint Statement,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks- president-trump-president-abbas-palestinian-authority-joint-statement/, 28 April 2020. 85 “Redout of Jared Kushner, Jason Greenblatt, and David Friedman’s Meeting with Prime Minister Netanyahu of Israel,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings- statements/readout-jared-kushner-jason-greenblatt-david-friedmans-meeting-prime-minister-benjamin- netanyahu-israel/, 21 Juni 2017.

42

Bill Clinton, George W. Bush, dan saat masa pemerintahannya memutuskan untuk menunda implementasi . Penundaan ini dilakukan berdasarkan pada kekhawatiran terhadap keamanan nasional. Pengakuan Yerusalem sebagai

Ibu Kota Israel dan relokasi Kedutaan Besar AS ke Yerusalem akan memicu kekerasan di antara warga Palestina dan Israel hingga dapat memengaruhi kepentingan AS di dunia muslim.

Tak seperti para pendahulunya yang memilih untuk menangguhkan Jerusalem Embassy

Act, Trump mengambil keputusan yang berbeda. Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota

Israel dan berencana untuk memindahan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke

Yerusalem secepatnya. Dengan kata lain, Trump merupakan presiden pertama yang tidak melakukan penundaan terhadap Jerusalem Embassy Act.

Pengakuan terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel diumumkan oleh AS secara unilateral pada 6 Desember 2017.86 Pengakuan Trump terhadap Yerusalem ini bertentangan dengan kebijakan AS yang berlaku untuk tidak mengambil keputusan riskan yang dapat merugikan negosiasi teritorial antara Israel dan Palestina. Pengakuan ini merupakan bentuk pemenuhan janji kampanyenya.87

Trump menekankan bahwa pemindahan ibu kota dan kedutaan ke Yerusalem menandai awal baru dari pendekatan terhadap konflik Israel dan Palestina. Pemerintahan Trump membenarkan keputusan ini sebagai kepentingan terbaik AS terhadap konflik dan menekankan bahwa keputusan ini tidak dimaksudkan untuk mencerminkan awal dari komitmen AS untuk memfasilitasi perdamaian di antara Israel dan Palestina. 88

86 “Statement by President Trump on Jerusalem,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/statement-president-trump-jerusalem/, 5 Mei 2020. 87 “President Donald J. Trump Accomplishments,” The Promises Kept, Diakses melalui https://www.promiseskept.com/achievement/overview/foreign-policy/#, 7 Mei 2020. 88 “Statement by President Trump on Jerusalem,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/statement-president-trump-jerusalem/, 5 Mei 2020.

43

Pengakuan AS terhadap Yerusalem merupakan bukti bahwa AS bersikap keras terhadap Palestina dan berdampak pada menguatnya hubungan AS dengan Israel. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan peran AS sebagai Broker independen dalam upaya perdamaian untuk konflik Israel dan Palestina. 89 Oleh karenanya, keputusan Trump ini melahirkan berbagai bentuk penolakan dari publik internasional.

Dalam sebuah pembicaraan telepon dengan Trump sebelum keputusan resmi diumumkan, Abbas khawatir pada imbas yang dapat mempengaruhi proses perdamaian dan stabilitas regional bila AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Selain Abbas, Raja

Yordania Abdullah II dan Raja Arab Saudi King Salman juga menerima panggilan telepon dari

Trump. Kedua pemimpin tersebut menyatakan keprihatinan atas dampak negatif yang mungkin muncul dan dirasakan di Timur Tengah.90

Masyarakat Arab khususnya warga Palestina telah masuk pada tahapan protes kepada

Trump. Sebagian besar warga Palestina bahkan menunjukkan peningkatan terhadap sentimen anti-Amerika. Pertumpahan darah pun terjadi antara orang-orang Israel dan Palestina. Terjadi protes besar-besaran di Gaza dan Tepi Barat. Hamas bahkan menyerukan intifada. Intifada adalah gerakan pemberontakan yang dilakukan orang-orang Palestina untuk melawan Israel.91

Selain dari dalam kawasan, respon juga datang dari luar Timur Tengah. Perdana

Menteri Inggris Theresa May dan Presiden Prancis Macron telah menyatakan penolakan mereka terhadap pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keduanya khawatir keputusan tersebut akan memengaruhi proses perdamaian di Timur Tengah dan

89 “Isu Palestina,” Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2019, Diakses melalui https://kemlu.go.id/portal/i/read/23/halaman_list_lainnya/isu-palestina, 18 April 2020. 90 Ken Koyama,“President Trump Recognizes Jerusalem as Israel’s Capital,” Special Bulletin on International Energy Landscape, 2017, Diakses melalui https://eneken.ieej.or.jp/data/7719.pdf 91 “Trump's Jerusalem Move,” Strategic Comments, 24:1, viii-x, 2018, DOI: 10.1080/13567888.2018.1436802, hal 2.

44 menganggu stabilitas kawasan. PBB, Uni Eropa, dan OKI juga telah mengambil sikap yang serupa. 92

Pengakuan terhadap Yerusalem juga menimbulkan pertanyaan atas tujuan dan alasan dibalik keputusan ini. Beberapa pendapat menyatakan bahwa tujuan pemindahan ibu kota

Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem disebabkan oleh pengaruh dari kalangan pro-Israel, kelompok sayap kanan, termasuk kalangan Kristen Evangelis di AS yang juga membantu

Trump dalam memenangkan pemilihan presiden tahun 2016. Persepsi ini pun diperkuat oleh pernyataan Pence mengenai motif politik domestik, mengingat bahwa Pence adalah seorang

Evangelis yang saleh. 93

Beberapa pendapat juga menyatakan bahwa keputusan Trump dilatarbelakangi oleh faktor domestik, yakni merosotnya tingkat kepuasan warga AS terhadap Trump dibandingkan pada tahun 2016. Merosotnya tingkat kepuasan ini dipicu oleh beberapa janji kampanye yang belum Trump reaslisasikan. Oleh karenanya, Trump membutuhkan peredam atas berbagai kegaduhan di dalam negeri, yakni dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. 94

Langkah Trump untuk mengakui Yerusalem juga dapat dilihat pada posisi pemerintahan Trump yang tegas kepada Iran. Israel telah lama mengisyaratkan bahwa posisi tegas AS akan mendorong kesiapan Israel untuk memberikan kompromi kepada Palestina.

Mengingat pada keputusan Trump yang keluar dari Joint Comprehensive Plan of Action

92 “World leaders condemn Donald Trump’s move to recognize Jerusalem as Israel’s capital,” ITV, 2017, Diakses melalui https://www.itv.com/news/2017-12-06/us-recognises-jerusalem-as-israels- capital-donald-trump-confirms/, 5 Mei 2020. 93 “Trump's Jerusalem Move,” Strategic Comments, 24:1, viii-x, 2018, DOI: 10.1080/13567888.2018.1436802, hal 3. 94 “Trump's Jerusalem Move,” Strategic Comments, 24:1, viii-x, 2018, DOI: 10.1080/13567888.2018.1436802, hal 3.

45

(JCPOA), ada kemungkinan bahwa Israel akan bertindak lebih fleksibel dalam pembicaraan mengenai perdamaian dengan Palestina. 95

Pengakuan AS terhadap Yerusalem juga dapat dilihat sebagai AS yang mengeluarkan

Yerusalem dari meja perundingan karena Yerusalem merupakan syarat mutlak bagi perdamaian antara Israel dan Palestina. Namun, Pence menegaskan bahwa pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel tidak akan memengaruhi status akhir perbatasan.

Trump juga mengatakan bahwa keputusannya tidak dapat disamakan pada posisi AS terhadap status negosiasi. 96 Pemerintahan Trump bersikeras bahwa pengakuannya terhadap Yerusalem merupakan bagian dari rencana strategis yang akan diungkapkan secepatnya.

2.3.4 Peleburan Konsulat Jenderal dengan Kedutaan Besar AS di Yerusalem

Pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel diikuti dengan pemindakan Kedutaan

Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei 2018.97 Pemindahan Kedutaan Besar ini berdampak pada ditutupnya Konsulat Jenderal AS di Yerusalem untuk Palestina. Konsulat

Jenderal AS di Yerusalem pertama kali didirikan pada 1844 sebagai kantor diplomatik AS di

Yerusalem, yang kemudian pada 1928 menjadi Konsulat Jenderal AS yang bertujuan melayani warga Palestina.

Sehubungan dengan pindahnya Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke

Yerusalem, pada Maret 2019 Konsulat Jenderal AS di Yerusalem dilebur dengan Kedutaan

Besar AS untuk Israel di Yerusalem dan beroperasi sebagai Unit Urusan Palestina (PAU). PAU

95 “Trump's Jerusalem Move,” Strategic Comments, 24:1, viii-x, 2018, DOI: 10.1080/13567888.2018.1436802, hal 3. 96 “President Donald J. Trump Keeps His Promise to Open U.S. Embassy in Jerussalem, Israel,” Gedung Putih, 2018, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/president-donald-j- trump-keeps-promise-open-u-s-embassy-jerusalem-israel/, 9 Mei 2020. 97 Heather Nauret, “Opening of U.S. Embassy Jerusalem,” U.S. Department of State, 2018, Diakses melalui https://www.state.gov/opening-of-u-s-embassy-jerusalem/, 5 Mei 2020.

46 beroperasi dengan tujuan strategis untuk mencapai solusi yang adil dan abadi untuk konflik

Israel dan Palestina. 98

Para pemimpin Palestina melihat peleburan ini sebagai langkah lain dari pemerintahan

Trump untuk melawan Palestina. Para pemimpin Palestina telah kehilangan kepercayaan pada pemerintahan Trump sebagai Broker netral dalam proses perdamaian antara Israel dan

Palestina sejak pengakuan terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Palestina bahkan membekukan hubungan diplomatik dengan AS.

Saat pertama kali diumumkan oleh Mike Pompeo pada Oktober 2018, warga Palestina merespon peleburan ini dengan marah. Warga Palestina curiga bahwa AS secara tidak langsung mengakui kontrol Israel atas Yerusalem Timur dan Tepi Barat, wilayah yang didambakan oleh warga Palestina. Peleburan ini dapat dilihat sebagai ekspresi penolakan bagi hak-hak warga

Palestina untuk menentukan nasib sendiri. Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO Saeb

Erekat mendeskripsikan peleburan ini dengan peribahasa nail in the coffin, yang berarti akan membantu untuk tercapainya kegagalan. 99

Merespon keresahan para pemimpin dan warga Palestina, Juru bicara Departemen Luar

Negeri Robert Palladino mengatakan bahwa peleburan Konsulat Jenderal dengan Kedutaan

Besar AS di Yerusalem bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas keterlibatan dan operasi diplomatik AS. Palladino juga mmeinta publik untuk tidak mengasumsikan hal ini sebagai sinyal perubahan kebijakan AS kepada Yerusalem, Tepi Barat maupun Jalur Gaza.100

98 “About the Palestinian Affaris Unit,” U.S. Embassy in Israel, Diakses melalui https://il.usembassy.gov/palestinian-affairs-unit/, 12 Mei 2020. 99 “Erekat: Merging Consulate with Embassy “Last Nail in the Coffin” of US Role in Peace,” Palestine Liberation Organization, 2019, Diakses melalui http://www.plo.ps/en/article/128/Erekat-Merging- consulate-with-embassy-%E2%80%9Clast-nail-in-the-coffin%E2%80%9D-of-US-role-in-peace, 12 Mei 2020. 100 Robert Paladino, “Merger of U.S. Embassy Jerusalem and U.S. Consulate General Jerusalem,” U.S. Embassy in Israel, 2019, Diakses melalui https://il.usembassy.gov/merger-of-u-s-embassy-jerusalem- and-u-s-consulate-general-jerusalem/, 12 Mei 2020.

47

2.3.5 Menutup Kantor PLO di Washington DC

Sebelum dileburnya Konsulat Jenderal menjadi unit PAU dibawah Kedutaan Besar AS untuk Israel terjadi, hubungan AS dan Palestina sempat memanas karena penutupan kantor

PLO di Washington DC. Kantor ini beroperasi dengan tujuan untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina sejak berakhirnya penundaan Jerusalem Embassy Act pada

November 2017. Penutupan diumumkan oleh Departemen Luar Negeri AS pada 10 September

2018 dengan alasan bahwa PLO belum mengambil langkah yang dapat memajukan dimulainya negosiasi yang berarti dengan Israel. 101

Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO percaya bahwa penutupan kantor PLO di Washington merupakan bentuk penegasan lain dari kebijakan pemerintahan

Trump untuk menghukum warga Palestina. 102 Penutupan ini diketahui terkait dengan permasalahan antara AS dengan Palestina untuk mendorong penyelidikan kepada Israel oleh

Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Ditutupnya kantor PLO di Washington tidak membuat

Palestina menyerah. Palestina akan terus menyerukan ICC untuk membuka penyelidikan langsung terhadap kejahatan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.103

Hubungan antara AS dan Palestina yang buruk setelah pengakuan AS terhadap

Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dinilai semakin memburuk. Palestina dan AS tidak pernah bertemu. Palestina bahkan menutup akses komunikasi dengan AS. Para pemimpin PLO juga memilih untuk menolak terlibat langsung dan mengecam rencana perdamaian yang sedang digarap oleh AS, bahkan sebelum mengetahui rincian rencana tersebut.

101 Heather Nauret, “Opening of U.S. Embassy Jerusalem,” U.S. Department of State, 2018, Diakses melalui https://www.state.gov/opening-of-u-s-embassy-jerusalem/, 5 Mei 2020. 102 Negotiations Affairs Department, “Dr. Saeb Erekat on the Announcement to Close the Palestinian Mission in Washington,” , 2018, Diakses melalui https://www.nad.ps/en/media- room/press-releases/dr-saeb-erekat-announcement-close-palestinian-mission-washington, 13 Mei 2020. 103 Krishnadev Calamur, “Trump’s New Attempt to Push Palestinians to Negotiate With Israel,” The Atlantic, 2018, Diakses melalui https://www.theatlantic.com/international/archive/2018/09/plo-office- dc-icc-trump/569767/, 19 Juli 2020.

48

2.3.6 AS Mengakui Pemukiman Israel di Tepi Barat

Pemukiman Israel di wilayah okupasi (Tepi Barat) telah meningkat sejalan dengan terpilihnya Trump sebagai Presiden AS. Pada 2017, terdapat peningkatan sebesar 39% pada pengeluaran Israel untuk pembangunan infrastruktur dan tempat tinggal di Tepi Barat.

Peningkatan ini merupakan level tertinggi dalam 15 tahun terakhir berdasarkan data

Kementerian Keuangan Israel. 104

Tak sedikit dari warga Israel yang memutuskan untuk pindah dan bermukim di Tepi

Barat. Mereka datang berdasarkan alasan yang berbeda. Beberapa memilih untuk menetap karena subsidi yang diberikan oleh pemerintah Israel. Beberapa lainnya pindah agar dapat hidup dalam komunitas yang religius karena mereka percaya bahwa Tuhan menugaskan untuk menetap di Tepi Barat. Ada juga yang memutuskan untuk menetap karena kepercayaan terhadap Tepi Barat sebagai wilayah leluhur Yahudi.

Isu pemukiman Israel selalu disorot oleh Palestina sebagai tindakan ilegal berdasarkan pada hukum internasional yang berlaku, terlebih sejak DK PBB mengeluarkan Resolusi 2334.

Permukiman ini dibangun di atas tanah yang diklaim Palestina sebagai negara masa depan.

Negara yang didambakannya akan sulit terwujud kecuali semua permukiman Israel di Tepi

Barat dihilangkan.

Dengan demikian, masalah pembangunan unit bermukim Israel di Tepi Barat menjadi latar belakang dari pertemuan antara Trump dengan Netanyahu dan Trump dengan Abbas di awal tahun 2017. Saat itu, AS memutuskan untuk tidak memberikan pernyataan resminya, namun tetap meminta Israel untuk menghentikan proses pembangunan untuk sementara.

104 Michael Hernandez, “Trump era boosted building: report,” Anadolu Agency, 2019, Diakses melalui https://www.aa.com.tr/en/americas/trump-era-boosted-israeli-settlement-building- report/1478318, 13 Mei 2020.

49

Pada November 2019, Mike Pompeo menyampaikan pernyataan resmi pemerintahan

Trump terhadap permukiman Israel. AS percaya bahwa permukiman sipil Israel di Tepi Barat tidak ilegal menurut hukum internasional. Terlepas dari legitimasi Palestina terhadap permukiman Israel melalui hukum internasional, bahwa tentang siapa yang benar dan yang salah, tidak akan pernah membawa perdamaian bagi Israel dan Palestina. Perdamaian hanya akan tercapai melalui negosiasi langsung antara kedua belah pihak. 105

Ilegal ataupun tidak, keberadaan pemukiman Israel terus tumbuh setiap tahunnya.

Berdasarkan laporan Peace Now, Israel memulai pembangunan dengan rata-rata 2.267 rumah per tahun sejak Trump menjabat. Berbanding dengan rata-rata pembangunan 1.807 rumah per tahun selama masa pemerintahan Obama.106

Angka ini menunjukkan bahwa Trump bersikap lebih toleran terhadap pemukiman.

Dapat dikatakan bahwa keputusan pemerintahan Trump secara drastis sangat berbeda dengan keputusan pemerintahan sebelumnya.

2.3.7 Memangkas Bantuan Dana AS kepada Palestina

Di saat hubungan yang harmonis terjalin antara AS dan Israel, hubungan antara AS dan

Palestina sedang menuju titik nadir. Sejak pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota

Israel, AS dan Palestina tidak pernah bertemu. Ketegangan pun tak kunjung surut terlebih AS memutuskan untuk tidak mengklaim permukiman Israel di Tepi Barat sebagai tindakan ilegal.

Secara historis, AS adalah donor terbesar bagi Palestina. AS secara rutin memberikan bantuan dana dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian. Meskipun bantuan yang selama ini diberikan AS gagal dalam memberikan perdamaian kepada Israel dan Palestina, bantuan

105 Washington Post, “Pompeo delivers remarks from State Department,” 2016, Youtube, 14:57, Diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=YIf_N-XIM9g, 13 Mei 2020. 106 “Special Annual Settlement Construction Report 2018: A Glance at 10 Years under Netanyahu,” Peace Now, 2018, Diakses melalui http://peacenow.org.il/wp-content/uploads/2019/05/Annual- Settlement-Construction-Report_2018-1.pdf.

50

AS masih bisa disebut menguntungkan bagi semua pihak. Dengan bantuan AS, Palestina dapat membangun kerangka awal sebuah negara, termasuk infrastruktur dan pemerintahan yang stabil. Program-program yang didukung oleh bantuan AS dapat menyatukan AS dan Palestina dalam satu suara terhadap tekanan dari para kelompok ekstrimis.

Gambar 2.1 Grafik Bantuan Bilateral AS kepada Palestina periode 2012-2019

Sumber: Departemen Luar Negeri AS, diadaptasi oleh Congressional Research Service (CRS)

Berdasarkan grafik bantuan bilateral AS kepada Palestina di atas, bantuan AS secara signifikan menurun di tahun 2017. Tahun 2017 menjadi tahun terburuk bagi hubungan antara

AS dan Palestina yang dimulai dari pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota

Palestina. Tak hanya itu, AS menerapkan beberapa kebijakan terkait dengan perannya sebagai donor bagi Israel, yakni dengan memangkas bantuan dana. Berikut adalah kebijakan AS pada pemangkasan bantuan kepada Palestina tahun 2018: 107

1. AS memprogram ulang dana sebesar $231.532 juta untuk keperluan lain. Dana ini

merupakan bantuan ekonomi bilateral AS kepada Palestina tahun 2017 yang awalnya

107 Jim Zanotti, “U.S. Foreign Aid to the Palestinians,” Congressional Research Service, 2018, Diakses melalui https://fas.org/sgp/crs/mideast/RS22967.pdf.

51

ditujukan untuk Tepi Barat dan Gaza, termasuk $25 juta untuk rumah sakit di

Yerusalem Timur.

2. Mengakhiri sumbangan kemanusiaan AS untuk pendanaan UNRWA pada tahun 2018

yang berjumlah $65 juta yang sangat kontras dengan sumbangan yang diberikan pada

tahun 2017 sebesar $359.3 juta

3. Memutuskan untuk tidak mengikutsertakan warga Palestina untuk berpartisipasi dalam

Program Pengelolaan dan Mitigasi Konflik (CMM). Program ini didanai oleh United

States Agency for International Development (USAID) dan Kedutaan Besar AS di

Israel. Program ini pada dasarnya melibatkan warga Israel dan Palestina untuk

menerima bantuan sebesar $10 juta per tahun

4. Kongres memberlakukan Taylor Force Act pada Maret 2018. Pemberlakuan ini secara

signifikan berdampak pada bantuan AS kepada Palestina. Taylor Force Act menambah

ketentuan legislatif untuk menangguhkan bantuan ekonomi bilateral AS untuk Palestina,

kecuali para pejabat Palestina menghentikan pembayaran tertentu yang dianggap oleh

hukum AS sebagai tindakan yang mendukung kegiatan terorisme.

The Anti-Terorism Clarification Act (ACTA) disahkan pada Oktober sebagai bentuk

yang memastikan bahwa PLO dan Palestina akan tunduk pada yuridiksi AS untuk

tindakan terorisme Palestina di masa lalu terhadap warga negara AS. ACTA secara

tidak langsung dapat mengarah pada berakhirnya bantuan AS untuk Palestina secara

utuh.

Kebijakan AS untuk memangkas bantuan dana memiliki dampak cukup signifikan bagi

Palestina. Program-program seperti proyek infrastruktur termasuk air dan jalan ditutup dan dibiarkan dengan biaya pajak. Bantuan makanan, program kesehatan, dan sanitasi yang menjadi kebutuhan dasar telah kehilangan sumber dana sedangkan warga Palestina khususnya yang tinggal di Gaza kehilangan kebutuhan dasar tersebut.

52

Kekosongan program-program yang didanai oleh AS ini sebagian besar diisi oleh

Hamas. Hal ini tentu menciptakan peluang bagi para pendukung Hamas. Selain itu, dan

Iran juga menawarkan bantuan untuk memberikan bantuan finansial yang berasal dari kekosongan yang diciptakan AS dengan imbalan pengaruh mereka di Palestina. 108

Sejumlah pengamat berdebat mengenai tujuan yang ingin dicapai AS melalui pemangkasan bantuan dan signifikansinya terhadap kepentingan AS di kawasan. Beberapa anggota Kongres bahkan merasa keberatan terhadap pemangkasan ini karena akan berdampak negatif terhadap sisi kemanusiaan terutama di Jalur Gaza. Beberapa pejabat Israel pun menyuarakan keprihatinan mereka terhadap efek pemangkasan bantuan kepada Palestina oleh

AS terhadap stabilitas kawasan. 109

Di awal tahun 2018, Trump pernah memberikan pernyataan melalui akun twitternya bahwa ia tidak akan memberikan dana sebesar ratusan juta dolar kepada Palestina kecuali bila

Palestina bersedia duduk dan menegosiasikan perdamaian. 110 Pemangkasan dana bantuan oleh

Trump ini ditujukan untuk membujuk PLO agar bersedia berpartisipasi dalam diplomasi yang dipimpin oleh AS dalam proses perdamaian antara Israel dan Palestina.

Pada September 2018, Trump menegaskan kembali bahwa pemangkasan bantuan ini akan terus berangsur hingga Palestina dan AS membuat kesepakatan terkait dengan proses perdamaian dengan Israel. 111 Dorongan untuk memangkas bantuan dana untuk warga

108 Carmiel Arbit, “US-Palestinian relations and aid cuts, impact Israel’s security,” Atlantic Council, 2019, Diakses melalui https://www.atlanticcouncil.org/blogs/menasource/us-palestinian-relations-and- aid-cuts-impact-israels-security/, 18 Mei 2020 109 “U.S. Foreign Aid to the Palestinians,” CRS Report, 2018, Diakses melalui https://www.everycrsreport.com/reports/RS22967.html 110 Donald J. Trump, Twitter, 3 Januari 2018, Diakses melalui https://twitter.com/realDonaldTrump/status/948322496591384576, 25 Mei 2020. 111 “Remarks by President Trump in Rosh Hashanah National Press Call with Jewish Faith Leaders and Rabbis,” Gedung Putih, 2018, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings- statements/remarks-president-trump-rosh-hashanah-national-press-call-jewish-faith-leaders-rabbis/, 15 Mei 2020.

53

Palestina dipromosikan oleh Kushner. 112 Dalam beberapa tahun terakhir, Kushner diketahui sedang mengerjakan proposal perdamaian untuk Israel dan Palestina.

Meskipun harus mengalami pemangkasan dana bantuan oleh AS, Palestina belum ingin membalikkan keputusannya. Palestina masih ingin melanjutkan pemutusan kontak diplomatik dengan AS dan tidak ingin mengikuti diskusi perdamaian yang dipimpin oleh AS.

2.3.8 Proposal Damai Peace to Prosperity

Pada 25-26 Juni 2019, dilaksanakan Konferensi Bahrain yang dihadiri oleh AS dan beberapa negara Arab dan Timur Tengah. Konferensi ini menjadi media bagi AS untuk menyampaikan proposal perdamaian untuk Israel dan Palestina yang telah dikerjakan sejak

Tim Perdamaian Timur Tengah Trump dibentuk. AS secara eksklusif mengumumkan rencana perdamaiannya yang berfokus pada aspek ekonomi, sedangkan bagian politik akan dirilis saat musim gugur, setelah Israel melangsungkan pemilihan umum.

Selain Amerika Serikat, total sepuluh negara — termasuk Inggris, Cina, Rusia, dan tujuh negara Arab, serta delegasi dari Uni Eropa, World Bank, dan IMF — berpartisipasi dalam konferensi ini. Tak terkecuali kehadiran dari para menteri keuangan dari empat negara Teluk

Arab, termasuk negara tuan rumah Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Qatar.

Mesir, Yordania, dan Maroko mengirimkan perwakilan tetapi memutuskan untuk menurunkan partisipasi mereka ke tingkat teknis. Sejumlah negara Arab lainnya, termasuk Lebanon, Irak, dan diundang tetapi menolak untuk hadir. Pemeran paling penting yakni Israel dan

Palestina memilih untuk absen dari konferensi.

Kehadiran negara-negara Arab seperti Yordania, Mesir, Arab Saudi, dan UEA menggambarkan pengakuan negara-negara tersebut terhadap Israel sebagai mitra potensial di

112 Edward Wong, “U.S. Is Eliminating the Final Source of Aid for Palestinian Civilians,” New York Times, 2018, Diakses pada https://www.nytimes.com/2018/09/14/world/middleeast/us-aid-palestinian- civilians.html, 16 Mei 2020.

54

Timur Tengah. Sedangkan bagi Bahrain, sebuah negara Arab yang tidak memiliki ikatan politik dengan Israel, menjadi tuan rumah konferensi tersebut mengindikasikan terjadinya perubahan dramatis dalam sikap regional terhadap negara Yahudi.

Pada Konferensi Bahrain, Kushner secara eksklusif mengungkapkan detail proposal perdamaian yang selama ini ia dan timnya kerjakan. Proposal perdamaian ini disebut sebagai

Deal of the Century atau kesepakatan abad ini. Proposal perdamaian ini berjudul Peace to

Prosperity atau Perdamaian menuju Kemakmuran. Proposal perdamaian Kushner menggambarkan sebuah visi dengan tujuan untuk memberdayakan rakyat Palestina dan meningkatkan potensi ekonomi dan pemerintahan Palestina.

Proposal Peace to Prosperity mencakup 179 proyek infrastruktur di bidang kesehatan, air, pendidikan, telekomunikasi, perumahan, dan pariwisata serta pelatihan tenaga kerja, bantuan pendidikan, anti korupsi dan proyek tata kelola lainnya. Secara keseluruhan, proposal ini menyerukan penggandaan PDB Palestina, menciptakan satu juta pekerjaan baru, mengurangi tingkat pengangguran di Tepi Barat dan Gaza, dan memangkas tingkat kemiskinan yang diproyeksikan dapat dicapai dalam rentang waktu sepuluh tahun.

Proposal perdamaian Kushner bermaksud untuk menggalang dana invetasi sebesar

US$ 50 miliar dengan tujuan penggenjotan ekonowi kawasan. Sebagian besar dana akan dialokasikan di Tepi Barat dan Gaza, dan sisanya akan dibagi antara Mesir, Lebanon, dan

Yordania. Pembagian dana ini bisa ditafsirkan sebagai pesan kepada negara-negara penerima untuk memukimkan kembali pengungsi Palestina.

Proposal damai ini diklaim tidak mengindahkan hak-hak nasional Palestina dan akan merugikan mereka bila menangani pembangunan ekonomi regional terlebih dahulu. Meskipun masyarakat Palestina sendiri yang akan menerima manfaatnya, menempatkan kerja sama ekonomi di depan kerja sama politik dengan Palestina dianggap tidak dapat diterima.

55

Pendekatan pemerintahan Trump melalui proposal Peace to Prosperity tidak mendapat dukungan di kalangan warga maupun para pengambil keputusan di Palestina. Hamas dan PLO bahkan memiliki suara yang sama. Palestina memandang Konferensi Bahrain sebagai simbol orang Arab yang mengkhianati Palestina dengan mendukung rencana AS untuk masa depan

Timur Tengah. Sebagai bentuk penolakan dari proposal damai ini, warga Palestina melakukan pembakaran poster Trump dan Netanyahu pada 24 Juni 2019. Selain itu, PLO dan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) menggelar pertemuan tandingan di , Lebanon. 113

Lebanon adalah salah satu tamu undangan Konferensi Bahrain yang menolak hadir dalam

Konferensi Bahrain.

Trump pada Januari 2020 menepati janjinya dengan merilis versi lengkap dari rencana damainya. Rencana ini dikenal sebagai Trump Peace Plan. Dengan judul Peace to Prosperity, rencana perdamaian Trump dibagi menjadi dua bagian yakni politik dan ekonomi. Bagian politik dibagi menjadi 22 sesi yang membahas permasalahan batas negara, status Yerusalem, pengungsi, hingga fasilitas umum seperti air, pelabuhan, dan bandara. Bagian ini dilengkapi oleh peta konseptual yang didireksikan oleh AS. Sedangkan bagian ekonomi dari Trump Peace

Plan dibagi menjadi tiga bagian, yakni, penguatan potensi ekonomi, pemberdayaan warga

Palestina, dan peningkatan potensi pemerintahan Palestina. 114

113 “The Palestinian response to the Trump peace plan,” Australia/Israel & Jewish Affairs Council, 2020, Diakses melalui https://aijac.org.au/update/the-palestinian-response-to-the-trump-peace-plan/, 20 Juli 2020. 114 “Peace to Prosperity,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp- content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf.

BAB III

DINAMIKA PERDAMAIAN ISRAEL DAN PALESTINA

3.1 Konflik Israel dan Palestina

Konflik antara Israel dan Palestina pada kenyataannya merupakan konflik atas wilayah antara Israel, sebuah nation state dengan militer yang kuat dan well-funded, dengan penduduk asli Palestina yang telah diduduki, dipindahkan, dan diasingkan dalam beberapa dekade terakhir. 115

Kemenangan Inggris pada Perang Dunia I menjadikannya sebagai pemegang kendali atas tanah Palestina. Deklarasi Balfour merupakan bentuk penepatan janji Inggris kepada bangsa Yahudi atas bantuannya selama masa perang. 116 Yahudi menganggap Deklarai Balfour sebagai awal yang baik untuk pengakuan negara Israel. 117

Semenjak berakhirnya Perang Dunia I, bangsa Yahudi mulai secara masif melakukan imigrasi ke wilayah Palestina. Imigrasi ini kemudian menimbulkan kecaman dari bangsa Arab

Palestina sehingga mereka melakukan beberapa pemberontakan yang ditujukan untuk bangsa

Yahudi maupun Inggris. Selama Perang Dunia II pun, imigrasi bangsa Yahudi Eropa ke

115 “Israel Palestine Conflict 101,” Jewish Voice for Peace, Diakses melalui https://jewishvoiceforpeace.org/israeli-palestinian-conflict-101/, 9 April 2020. 116 Selvy Violita, “Kehadiran Back Channel Negotiation pada Proses Negosiasi Oslo Agreement antara Israel dan Palestina,” (Skripsi Pasca Sarjana, Universias Indonesia, 2010), Diakses melalui http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128623-T%2026762-Kehadiran%20back-Metodologi.pdf, 9 April 9, 2020. 117 Jerome Slater, “What Went Wrong? The Collapse of the Israeli-Palestinian Peace Process,” Political Science Quarterly Vol. 116 No. 2 2001, hal. 173.

56

57

Palestina terus berlangsung. Hal ini memicu keadaan yang memanas dan rumit sehingga timbul pemberontakan lainnya. 118

Rumitnya permasalahan yang ditimbulkan dari proses imigrasi besar-besaran bangsa

Yahudi membuat PBB memutuskan untuk membentuk sebuah badan khusus United Nations

Special Committee on Palestine (UNSCOP). Pada 31 Agustus 1947, UNSCOP memberikan reskomendai kepada Majelis Umum PBB sebuah rencana pemisahan atau dikenal dengan UN

Partition Plan for Palestine untuk membagi Palestina menjadi negara-negara Arab dan Yahudi.

Pada 29 November 1947, Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi 181. Resolusi ini menyerukan penghentian mandat Inggris, pembentukan negara-negara Arab dan Yahudi yang merdeka, dan pengelolaan Kota Yerusalem di bawah rezim internasional khusus.

Rekomendasi tersebut ditolak oleh pihak Arab Palestina karena 56% dari tanah yang dipersengketakan akan dilimpahkan kepada Israel. 119

Di tengah persengketaan yang sedang terjadi, Israel mengambil keputusan yang sangat berani dengan mendeklarasikan dirinya sebagai negara Israel yang berdaulat pada 14 Mei 1948.

Deklarasi Israel memunculkan respon negatif dari negara-negara Arab. Lebanon, Suriah,

Yordania, Mesir, Iran dan negara Arab lainnya melangsungkan penyerbuan terhadap Israel, yang dikenal sebagai Perang 1948.

Di Israel, Perang 1948 dikenal sebagai perang kemerdekaan atau perang pembebasan.

Sementara di Palestina, perang ini disebut sebagai The Catastrope atau Nakba atau bencana.

120 Perang 1948 dimenangkan oleh Israel. Akibatnya, Israel mendapatkan hak untuk

118 Misri A Muchsin, “Palestina dan Israel: Sejarah, Konflik dan Masa Depan,” Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 39, No 2, 2015, DOI: http://dx.doi.org/10.30821/miqot.v39i2.32. 119 “Resolution 181 (II). Future government of Palestine,” United Nations General Assembly, 1947, Diakses melalui https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/7F0AF2BD897689B785256C330061D253, 20 Juli 2929. 120 “Israel Palestine Conflict 101,” Jewish Voice for Peace, Diakses melalui https://jewishvoiceforpeace.org/israeli-palestinian-conflict-101/, 9 April 2020.

58 mengontrol area yang sudah direkomendasikan oleh Resolusi 181, sementara sekitar 700,000 penduduk Palestina terpaksa mengungsi. 121

Tak sampai di situ, Israel berhasil merebut Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari

Mesir sebagai hasil kemenangannya dalam Perang Enam Hari pada 1967 yang berakibat pada terpaksanya 300.000 warga Palestina untuk mengungsi dari Tepi Barat. Perang Enam Hari ini menghidupkan kembali Partition Plan karena rencana tersebut tidak terwujud saat Perang

1948.122 Selain itu, Perang Enam Hari melahirkan istilah okupasi. Istilah ini dimaksud sebagai okupasi Israel terhadap Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza.

Perang Enam Hari secara dramatis mengubah keadaan Kota Yerusalem yang awalnya terbagi menjadi dua, yakni bagian barat dikuasai oleh Israel dan bagian Timur termasuk Kota

Suci dikuasai oleh Yordania. Kini Israel menduduki bagian timur dan sebagian besar daerah pinggiran Kota Israel. Perang Enam Hari menyebabkan aneksasi Yerusalem Timur. Aneksasi ini dianggap sebagai pemicu konflik Israel dan Palestina yang lebih luas.

David Newman dan Ghazi Falah melihat bahwa selama periode 1967 hingga 1993, pandangan Israel terhadap daerah yang diokupasi mengalami tiga fase evolusi, yakni: 123

1. Fase pertama menyangkut rencana pembagian Tepi Barat antara Israel dan Yordania.

Pada fase ini Israel tidak memperlakukan Palestina sebagai mitra negosiasi sehingga

Palestina tidak dapat menentukan nasib sendiri. Nasib Palestina diputuskan oleh Israel

dan Yordania.

121 Benny Morris, “The Birth of the Palestinian Refugee Problem Revisited,” Cambridge University Press, 2004, hal. 602-604, ISBN 978-0-521-00967-6. 122 Hsiu-Ping Bao, “The One-State Solution: An Alternative Approach to the Israeli–Palestinian Conflict?,” Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies Vol. 12, No, 3, 2018, hal. 329, DOI: 10.1080/25765949.2018.1534407. 123 David Newman dan Ghazi Falah, “Bridging The Gap: Palestininan and Israeli Discourses on Autonomy and Statehood,” Transaction of The Institute for British Geographers, New Series Vol. 22, No. 1, 1997.

59

2. Fase kedua terjadi pada periode 1979 hingga 1985. Di fase ini Israel mulai

mempertimbangkan untuk memberikan beberapa tingkat otonomi pada orang-orang

Palestina di wilayah okupasi.

3. Fase ketiga yakni saat disepakatinya Perjanjian Oslo pada 1993. Israel pada akhirnya

mengakui Palestine Liberation Organization (PLO) atau Partai Pembebasan Palestina

sebagai mitra sah dalam proses negosiasi dengan Israel.

Meskipun Israel sudah mengakui Palestina dan PLO sebagai wakil resminya, Israel tak pernah berhenti melakukan okupasi. Setiap tahun, luas tanah Israel semakin membesar sementara wilayah Palestina mengalami penyusutan yang sangat ekstrim. Dalam rangka mengurangi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi, diperlukan sebuah perjanjian damai yang disepakati oleh kedua pihak. Upaya damai banyak dilakukan oleh pihak ketiga, tak terkecuali AS. Presiden-presiden AS tak pernah absen dalam membantu Israel dan Palestina untuk mencapai kesepakatan damai.

3.2 Upaya AS sebagai Broker dalam Perdamaian Konflik Israel dan Palestina

Sebelum Perang Dunia II, AS merupakan aktor negara yang cukup pasif di kancah dunia internasional. Namun, AS mulai aktif sejak kemenangannya pada Perang Dingin dengan

Uni Soviet. AS memutuskan untuk menaruh perhatiannya pada Timur Tengah sejak melihat potensi kekayaan alam Timur Tengah yang melimpah. AS mulai berfokus pada kepentingannya di kawasan ini sejak tahun 1950-an. 124

Perdamaian antara Israel dan Palestina merupakan salah satu agenda penting dari kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah. Maka dari itu, setiap presiden yang menjabat selalu mengupayakan usaha terbaik untuk mencapai perdamaian.

124 JERVIS R., dkk., Chaos in the Liberal Order: The Trump Presidency and International Politics in the Twenty-First Century, (New York; Chichester, West Sussex: Columbia University Press), 2018, DOI:10.7312/jerv18834 hal. 196.

60

Secara historis, AS sejak awal berada di pihak Israel. AS memberikan bantuan kepada bangsa Yahudi dalam mendirikan negara impian mereka. AS menjadi negara pertama yang mengakui deklarasi kemerdekaan Israel tahun 1948 masa pemerintahan Presiden Truman.

Selama Perang Dingin, Israel merupakan aset strategis yang penting dalam menahan pengaruh komunis di Timur Tengah. AS mengendalikan militer Israel selama perang dengan bangsa

Arab dengan menyusun penjualan senjata ke Israel dan berupaya untuk menengahi konflik

Israel dan Palestina untuk menyeimbangkan hubungannya dengan rezim-rezim Arab moderat.

125

Seiring waktu, AS menjadi pemberi donor terbesar bagi Israel, baik ekonomi, militer, maupun diplomatik. Israel merupakan penerima donor terbesar dari bantuan luar negeri AS.

Hingga saat ini, AS telah memberikan $ 142,3 miliar kepada Israel yang berbentuk bantuan bilateral dan pertahanan rudal. Hampir semua bantuan bilateral AS ke Israel adalah dalam bentuk bantuan militer, meskipun Israel juga menerima bantuan ekonomi yang signifikan. 126

AS secara aktif terlihat dalam gambaran besar tentang apa yang dilihat sebagai campur tangan dalam konflik Israel dan Palestina. AS selama bertahun-tahun memiliki berbagai pendorong kebijakan luar negeri terhadap Timur Tengah secara umum dan Konflik Israel dan

Palestina secara khusus. Hal ini dapat dilihat dalam upaya AS dalam proses perdamaian dimulai dari Perundingan Oslo hingga Trump Peace Plan.

Perundingan Oslo 1993 dianggap sebagai perundingan perdamaian antara Israel dan

Palestina yang dapat dikatakan berhasil, meskipun ditolak oleh Hamas dan kelompok lain.

Perjanjian Oslo ditandatangani oleh Israel dan PLO di Gedung Putih pada 13 September 1993.

125 Mukhtar Imam, “United States Foreign Policy in the Palestinian-Israeli Conflict and Its Implication on the Two States Solution,” Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies, Vol. 12, No. 3, 2018, hal. 371-386, DOI: 10.1080/25765949.2018.1534409. 126 Jeremy M. Sharp, “U.S. Foreign Aid to Israel,” Congressional Research Service, 2019, Diakses melalui https://fas.org/sgp/crs/mideast/RL33222.pdf, 2 Mei 2020.

61

Perjanjian ini menjadi dasar dari pembentukan “otoritas pemerintahan sendiri sementara

Palestina” dan Israel secara bertahap menarik diri dari Tepi Barat dan Jalur Gaza dan menyerahkan kedaulatan kepada PA sebagai otoritas sementara. Selain itu, kedua pihak juga sepakat untuk mengakhiri konfrontasi dan konflik serta saling mengakui hak-hak politik dan keabsahan eksistensi masing-masing. 127

Sebagai mediator, AS menindaklanjuti Perundingan Oslo I pada tahun 1993 dengan mengadakan Perundingan Oslo II dalam dua tahun kemudian. Pembahasan Perundingan Oslo

II mencakup masa depan Kota Yerusalem dan masalah lain yang menyangkut perbatasan, keamanan, hak masing-masing negara, dan status pemukiman di Tepi Barat. Perundingan Oslo

II ditandatangani pada 28 September 1995. Hasil dari Perundingan Oslo II adalah bahwa

Palestina memiliki otoritas dalam mengawasi Gaza dan Tepi Barat dengan kontrol terbatas. 128

Kesepakatan Oslo nyatanya tidak memberikan AS tanggung jawab penuh. Presiden

Clinton menyadari bahwa ia memiliki keterbatasan dalam meredakan krisis. Maka, Clinton memutuskan untuk memberikan bantuan ekonomi dan keamanan pada Palestina.

Namun, tak sampai satu bulan sejak Perjanjian Oslo II ditandangani, AS mengesahkan

Jerusalem Embassy Act. Undang-undang ini diusulkan untuk diadopsi ke Senat dan mendapatkan dukungan luar biasa penuh. Namun, Clinton memilih untuk tidak menandatanganinya sehingga Jerusalem Embassy Act menjadi hukum tanpa tanda tangan

Presiden pada 8 novermber 1995. Meskipun begitu, hukum ini menandakan pengakuan AS

127 Simela Victor Muhamad, “Info Singkat: Perundingan Perdamaian Palestina-Israel,” Pusat Pengkajian P3DI Sekretariat Jenderal DPR RI Vol. V, No. 15/I/P3DI/Agustus/2013 ISSN 2088-231. Diakses melalui http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-V-15-I-P3DI-Agustus- 2013-7.pdf, 10 April 20. 128 “The Israeli-Palestinian Interim Agreement (Oslo II) (1995): Israeli-Palestinian Interim Agreement on the West Bank and the ” ACPR, Diakses melalui http://www.acpr.org.il/publications/books/44-Zero-isr-pal-interim-agreement.pdf, 20 Juli 2020.

62 secara utuh terhadap kedaulatan Israel, khususnya bagi Kota Yerusalem, dan memperjelas posisi keberpihakan AS terhadap proses perdamaian Israel dan Palestina. 129

Tak berhenti sampai situ, Clinton melanjutkan tugasnya sebagai broker dengan mengundang Netanyahu dan Arafat ke Perkebunan Sungai Wye. Ketiganya menegosiasikan sebuah perjanjian yang menyerukan kelanjutan dari penarikan Israel dari Tepi Barat.

Kesepakatan ini ditandatangani pada 23 Oktober 1998 dan mulai berlaku pada 2 November

1998. 130

Memorandum Wye River ini tidak berjalan sesuai rencana karena pihak Israel dan

Palestina saling menuduh satu sama lain sehingga keduanya memilih untuk tidak melakukan implementasi lebih lanjut. Namun, Clinton tak menyerah. Clinton tetap merasa perlu untuk mengatasi masalah status akhir yang mencakup Kota Yerusalem, perbatasan, dan pengungsi.

Dengan itu, Clinton mengundang Ehud Barak dan Arafat pada Juli 2000. Pertemuan ini dikenal sebagai Pertemuan Camp David II. Namun, pada akhirnya pertemuan ini tidak mengasilkan kesepakatan apapun. 131

Tiga bulan kemudian, saat upaya perdamaian tak kunjung memberikan hasil yang memuaskan, pemukiman Yahudi terus berlangsung sehingga memicu meletusnya intifada kedua. Intifada kedua juga dipicu oleh kunjungan provokatif Pimpinan oposisi Israel Ariel

Sharon ke kompleks Masjid Noble Sanctuary di Yerusalem.132

129 "Jerusalem Embassy Act of 1995," U.S. Congress, Diakses melalui https://www.congress.gov/bill/104th-congress/senate-bill/1322, 18 Juli 2020. 130 “The ,” PBB, 1998, Diakses melalui https://peacemaker.un.org/sites/peacemaker.un.org/files/IL%20PS_981023_The%20Wye%20River%2 0Memorandum.pdf, 18 Juli 2020. 131 Ismail Yilmaz, “A Historical Analysis of the Failure of Camp David Summit 2000,” (Skripsi Doktor, Univeristy of North Texas, 2015), Diakses melalui https://digital.library.unt.edu/ark:/67531/metadc4799/m2/1/high_res_d/thesis.pdf. 132 Jane Onyanga-Omara, “What is an intifada?,” USA Today, 2017, Diakses melalui https://www.usatoday.com/story/news/world/2017/12/07/trump-jerusalem-israel-capital-palestinians- intifada/930271001/, 15 Juli 2020.

63

Pada masa pemerintahan Presiden George Bush Jr., AS melangsungkan konferensi terbuka yang melibatkan lebih dari 40 negara. Konferensi ini diadakan pada 27 November 2007 di Akademi Angkatan Laut AS di Anapolis. Agenda dalam Konferensi Anapolis adalah masalah kedaulatan Negara Palestina, perbatasan wilayah Palestina dengan Israel, pemukiman

Israel, pengungsi Palestina, dan pembagian sumber mata air. 133

Agenda Konferensi Anapolis berdasarkan pada inisiasi Bush Jr. yang dikenal dengan

The Road Map. Inisiasi ini menyerukan Palestina untuk segera melangsungkan pemilihan umum untuk membangun demokrasi, menyatakan secara tegas sikap terhadap terorisme, dan

Israel harus menahan diri terhadap serangan, penyitaan maupun pembongkaran terhadap warga

Palestina, membongkar pos-pos pemukiman, dan membekukan semua aktivitas pemukiman.

134

Sama seperti upaya AS terdahulu, Konferensi Anapolis mengalami kegagalan.

Kegagalan ini disebabakan oleh beberapa faktor seperti: peningkatan pemukiman Yahudi oleh

Israel, keadaan yang tidak kondusif antara Israel dan Palestina di pertengahan 2008 terutama di wilayah Gaza meskipun keduanya melakukan gencatan senjata selama beberapa bulan sebelumnya, dan pembatasan bantuan masyarakat internasional kepada warga Palestina di

Gaza akibat blokade Israel.135

Pemerintahan Obama memiliki perbedaan yang kentara dibandingkan dengan para pendahulunya. Hubungan AS dan Israel masa pemerintahan Obama merupakan hubungan antar dua negara yang hampir mencapai titik nadir. Obama memilih untuk bersikap baik terhadap Palestina dengan tujuan membangun kepercayaan Palestina sehingga bersedia

133 Carol Migdalovitz, “Israeli-Palestinian Peace Process: The ,” CRS Report for Congress, 2007, Diakses melalui https://fas.org/sgp/crs/mideast/RS22768.pdf. Carol Migdalovitz, “Israeli-Palestinian Peace Process: The Annapolis Conference,” CRS Report for Congress, 2007, Diakses melalui https://fas.org/sgp/crs/mideast/RS22768.pdf. 135 Vera Paat, “Posisi Amerika Serikat dalam Penyelesaian Konflik Palestina-Israel,” Politico: Jurnal Ilmu Politik, Vol. 2, No. 2, 2013, hal 4.

64 melanjutkan proses perdamaian dengan Israel yang selama ini selalu gagal. Selain itu, publik menaruh harapan lebih karena Obama adalah seorang presiden dengan keturunan Muslim.

Obama juga berjanji kepada umat Islam sedunia untuk memperhatikan nasib dan membantu kemerdekaan Palestina.136

Pemerintahan Obama menggunakan mekanisme negosiasi langsung (direct negotiation between Israel and Palestinians) sebagai upaya mediasi AS terhadap konflik Israel dan

Palestina. Mediasi ini dilaksanakan pada 2 September 2010 dan diwakili oleh Obama sebagai fasilitator negosiasi langsung, Netanyahu sebagai wakil dari Israel, dan Abbas sebagai wakil dari Otoritas Palestina. Namun, seperti perundingan-perundingan sebelumnya, prakarsa

Obama juga mengalami kegagalan.137

Kegagalan ini dapat dilhat sebagai pengaruh para kelompok lobi pro-Israel dalam kebijakan luar negeri AS. Obama diketahui menerima bantuan dari para Yahudi pada kemenangannya dalam Pemilu 2008. Obama bahkan berjanji untuk mendukung Israel dalam konfliknya dengan Palestina. Maka dari itu, kebijakan yang dikeluarkan Obama cenderung ambigu. Meskipun terkesan lunak terhadap Palestina, namun hal tersebut tidak memberikan hasil apapun. Obama bahkan memberikan bantuan militer senilai $38 miliar kepada Israel. 138

Dari Perundingan Oslo hingga negosiasi langsung oleh Obama, terdapat kesamaan ide yang dibawa yakni solusi dua negara. Kesepakatan Oslo bahkan berasal dari ide solusi dua negara dimana saat itu baik Israel maupun Palestina menyambut baik ide tersebut. Solusi dua negara adalah salah satu solusi dari konflik Israel dan Palestina dengan konsep dua negara untuk dua warga. Solusi ini mendireksikan Negara Palestina yang hidup berdampingan secara

136 Ladia Aisah Andriana, “Keputusan Donald Trump tentang Pengakuan Yerusalem sebagai Ibukota Israel,” (Skripsi Sarjana, Universitas Jember, 2018), hal. 39. 137 Vera Paat, “Posisi Amerika Serikat dalam Penyelesaian Konflik Palestina-Israel,” Politico: Jurnal Ilmu Politik, Vol. 2, No. 2, 2013, hal 4. 138 Ladia Aisah Andriana, “Keputusan Donald Trump tentang Pengakuan Yerusalem sebagai Ibukota Israel,” (Skripsi Sarjana, Universitas Jember, 2018), hal. 41.

65 damai dengan Negara Israel. Solusi dua negara dapat ditelusuri pada Partition Plan UNSCOP pada 1947. 139

Selama dekade terakhir, Israel dan PA belum mencapai kesepakatan yang berhasil melalui negosiasi. Intifada, dominasi Hamas di Gaza, dan beberapa serangan di Gaza oleh pasukan Israel memicu keberlangsungan konflik dan membuat keadaan semakin memburuk yang menimbulkan keraguan pada solusi dua negara sehingga solusi ini berada di bawah tantangan serius. Tujuh puluh tahun sejak konflik dimulai, realisasi gagasan solusi dua negara menjadi semakin sulit. Hal ini dikarenakan realita di lapangan yang sangat kompleks, tren politik yang memperlemah kemungkinan perdamaian, paradigma tentang negosiasi perdamaian, dan pertanyaan-pertanyaan mengenai status final isu-isu krusial.

Terhentinya proses perdamaian antara Israel dan Palestina memicu pembicaraan beberapa sarjana mengenai solusi alternatif yang disebut sebagai solusi satu negara.

Pendekatan baru ini muncul berdasarkan pada orang-orang Palestina yang tidak dapat memenuhi impiannya untuk mendirikan negara Palestina di sebelah negara Israel dengan kerangka gagasan solusi dua negara. Solusi satu negara merupakan solusi yang menganjurkan pendirian satu negara yang mencakup wilayah Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza dengan status kewarganegaraan dan hak-hak yang setara. 140

Para pendukung solusi satu negara dengan cermat menganalisis kegagalan solusi dua negara. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, solusi satu negara telah banyak dipromosikan melalui gerakan akar rumput. Namun, perlu digarisbawahi bahwa solusi satu negara memiliki banyak kendala. Solusi ini bahkan bukan merupakan solusi yang ditawarkan secara resmi oleh

139 Ruth Gavison,”The Two State Solution: The UN Partition Resolution of Mandatory Palestine – Analysis and Sources,” Bloomsbury Academic, 2013, ISBN: 1623567815,9781623567811. 140 Hsiu-Ping Bao, “The One-State Solution: An Alternative Approach to the Israeli–Palestinian Conflict?,” Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies Vol. 12, No, 3, 2018, hal. 331, DOI: 10.1080/25765949.2018.1534407.

66 pemerintah atau badan internasional manapun sebagai solusi damai konflik Israel dan Palestina.

141

3.3 Trump Peace Plan

Terpilihnya Trump sebagai Presiden AS seakan membuka lembaran baru atas upaya

AS sebagai mediator pada konflik Israel dan Palestina. Perdamaian abadi antara Israel dan

Palestina menjadi tujuan yang didambakan Trump selama masa pemerintahannya. Dengan itu, pemerintahan Trump memiliki sebuah rencana perdamian yang disebut dengan Trump Peace

Plan.

Rencana Perdamaian Trump pertama kali diumumkan secara resmi pada Konferensi

Bahrain Juni 2019, meskipun tidak dirilis secara lengkap dan mendetail. Dengan judul Peace to Prosperity, Rencana Perdamaian Trump dibagi menjadi dua bagian, yakni, ekonomi dan politik. Proposal perdamaian Trump dikenalkan oleh Kushner sebagai wakil dari Tim

Perdamaian Timur Tengah pemerintahan Trump. Namun, Rencana Perdamaian Trump mendapatkan reaksi yang tidak cukup bagus. Banyak pihak yang menentang rencana tersebut, termasuk Palestina.

Selama beberapa dekade, banyak gagasan dan proposal perdamaian yang telah diajukan tetapi nyatanya tidak dapat direalisasikan. Pemerintahan Trump percaya bahwa proposal perdamiannya merupakan hasil dari pandangan terbaik yang dapat melahirkan hasil terbaik, realistis, dan dapat dicapai oleh para pihak yang berkonflik. 142 Pada 28 Januari 2020, pemerintahan Trump mempublikasikan dokumen lengkap Peace to Prosperity.

141 Hsiu-Ping Bao, “The One-State Solution: An Alternative Approach to the Israeli–Palestinian Conflict?,” Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies Vol. 12, No, 3, 2018, hal. 336, DOI: 10.1080/25765949.2018.1534407. 142 “Peace to Prosperity Part A: Political Framework,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 2.

67

Substansi dokumen 181 halaman ini diisi oleh berbagai isu politik dan ekonomi yang dinilai menjadi masalah dalam proses perdamaian Israel dan Palestina. Proposal ini tercipta atas ide solusi dua negara yang realistis dan berfokus pada keamanan dan menyediakan penentuan nasib sendiri dan peluang ekonomi yang signifikan bagi Palestina. Selain itu, Trump

Peace Plan juga akan memberikan manfaat bagi Yordania, Mesir, dan negara-negara lainnya di Kawasan Timur Tengah. 143

Berdasarkan isi dokumen Peace to Prosperity, Trump percaya bahwa resolusi konflik akan lebih mudah dicapai bila negara-negara Arab melakukan normalisasi hubungan dengan

Israel. Hal tersebut berdasarkan pada konflik Israel dan Palestina yang merupakan persatuan antara dua konflik yang terpisah, yakni (1) Konflik wilayah, keamanan, dan pengungsi antara

Israel dan Palestina, dan (2) Perselisihan agama antara Israel dan sebagian besar negara-negara

Muslim dan Arab atas kontrol tempat keagamaan. 144

Proposal ini diharapkan dapat dinegosiasikan dan diimplementasikan melalui kontrak dan perjanjian yang mengikat secara hukum dan disebut sebagai The Israeli-Palestinian Peace

Agreement. Proposal ini bertujuan untuk mendapatkan capaian pengakuan atas Israel sebagai negara bangsa orang-orang Yahudi dan Palestina sebagai negara-bangsa bagi orang-orang

Palestina. Keduanya didireskikan dengan hak sipil yang sama untuk semua warga negara di masing-masing negara. Selain itu, proposal ini juga bertujuan untuk mencapai pengakuan dan normalisasi dengan negara-negara yang saat ini memilih untuk tidak mengakui Israel atau memiliki hubungan resmi dengan Israel dan Palestina.145

143 “Peace to Prosperity Part A: Political Framework,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 4. 144 “Peace to Prosperity Part A: Political Framework,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 2. 145 “Peace to Prosperity Part A: Political Framework,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 11.

68

Peran AS sebagai fasilitator dalam proses perdamaian ini adalah mengumpulkan ide- ide dari seluruh dunia, menyusunnya, dan mengusulkan serangkaian rekomendasi terperinci yang dapat menyelesaikan konflik. AS juga berperan dalam bekerja sama dengan negara- negara dan organisasi-organisasi lainnya dalam mencapai penyelesaian konflik. Proposal ini bukanlah bentuk resitasi dari Resolusi Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB, maupun resolusi organisasi internasional lainnya karena resolusi-resolusi yang telah dibuat terbukti tidak dapat menyelesaikan konflik yang berlangsung. 146

3.3.1 Kerangka Kerja Politik

Kerangka kerja politik Peace to Prosperity membahas mengenai perbatasan Israel dan

Palestina, Kota Yerusalem, keamanan, urusan lintas batas, Gaza, fasilitas pelabuhan, area pariwisata, pengelolaan air, tahanan, pengungsi, pondasi negara Palestina, pendidikan dan budaya damai, kemitraan ekonomi regional, dan hal-hal yang harus dilakukan oleh para pihak selama proses negosiasi berlangsung.

Dari sebagian besar pembahasan yang diangkat dalam Peace to Prosperity, beberapa bagian dinilai cukup kontroversial. Salah satunya adalah peta konseptual masa depan Israel dan

Palestina. Dalam peta konseptual ini, dapat dilihat bagaimana AS menginginkan kondisi untuk

Israel dan Palestina pada masa yang akan datang.

146 “Peace to Prosperity Part A: Political Framework,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 5.

69

Gambar 3.1 Peta Konseptual

Sumber: Megan Specia (2020) What to Know About Trump’s Middle East Plan, The New York Times. Diakses melalui https://www.nytimes.com/2020/01/29/world/middleeast/trump-peace-plan-explained.html, 6 Juni 2020

Dalam peta di atas, terlihat konsistensi AS dan Israel yang percaya bahwa Israel secara hukum tidak terikat untuk memberikan Palestina 100% dari wilayah sebelum 1967. Keyakinan ini konsisten dengan Resolusi DK PBB 242. Peta ini memperlihatkan rencana pertukaran tanah antara Israel dan Palestina dan secara tidak langsung mengekspos rencana aneksasi masal Israel atas tanah Palestina disaat memberikan kedaulatan terbatas terhadap Palestina sebagai negara- bangsa di masa depan.

Salah satu kontroversi utama dari Peta Konseptual adalah bahwa peta ini menempatkan

Lembah Yordan di bawah kedaulatan Israel. Lembah Yordan merupakan daerah dari seperempat wilayah Tepi Barat yang diduduki. Aneksasi Lembah Yordan akan berakibat pada

70 pemisahan wilayah negara Palestina di masa depan dengan Sungai Yordan, yang membentuk perbatasan timur Tepi Barat dan Yordania. Sungai Yordan merupakan sumber alam untuk lebih dari 80.000 hektar lahan pertanian, peternakan, dan perikanan. Selain itu, Lembah Yordan merupakan rumah bagi 65.000 warga Palestina dan 11.000 warga Israel. 147

Seperti yang terlihat dalam peta, rencana damai Trump mengusulkan wilayah Tepi

Barat dengan potongan-potongan wilayah Israel yang berisi pemukiman Yahudi. Banyak dari pemukiman ini dikelilingi oleh tanah Palestina. Pemukiman Yahudi ini sudah berlangsung sejak 1967. Israel telah membangun sekitar 140 permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem

Timur, serta 121 pos pemukiman yang dibangun tanpa izin pemerintah.148

Bagi Palestina, rencana perdamaian Trump berarti menyerahkan sejumlah besar tanah

Tepi Barat, termasuk tempat-tempat dimana Israel melangsungkan pemukiman sejak 1967.

Meskipun begitu, rencana perdamaian Trump menyatakan bahwa kesepakatan mengenai isu ini dapat dibicarakan dalam kurun waktu empat tahun sementara Israel akan menahan diri dari membangun pemukiman baru di Tepi Barat. Namun dilihat dari sejarah yang panjang, hal yang dijanjikan ini akan sangat sulit untuk direalisasikan. Khususnya saat sebagian besar komunitas internasional sudah menganggap pemukiman Yahudi sebagai ilegal, tetapi Israel tak menghiraukan dan terus melanjutkan proses pemukiman.

Di sisi lain, Israel tidak akan mengganti status Kota Yerusalem. Yerusalem akan tetap berstatus sebagai ibu kotanya meskipun sangat bertentangan dengan tuntutan yang diberikan oleh Palestina. Atas dasar konsistensi AS terhadap Jerusalem Embassy Act tahun 1995,

Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Negara Israel dan menjadi kota yang tidak terbagi.

147“What will Palestinians lose if Israel annexes Valley?” News, 2020, Diakses melalui https://www.aljazeera.com/news/2020/01/palestinians-lose-israel-annexes-jordan-valley- 200128185727186.html, 7 Juni 2020. 148 “Trump Middle East plan: Palestinians reject ‘conspiracy’,” BBC, 2020, Diakses melalui https://www.bbc.com/news/world-middle-east-51292865, 20 Juni 2020.

71

Sedangkan, Ibu kota Palestina harus berada di bagian Yerusalem Timur yang terletak di semua wilayah timur dan utara dari batas wilayah yang ada termasuk Kafr Arab, bagian timur dan . Ibu kota ini dipersilahkan disebut sebagai Al-Quds atau lainnya sesuai yang ditentukan oleh Palestina. 149

Menurut Resolusi Majelis Umum PBB 194 yang diadopsi pada 1948, para pengungsi

Palestina berhak untuk kembali ke tanah air mereka. Namun, Rencana Perdamaian Trump nampaknya melakukan pukulan berat pada hak para pengungsi. Israel bahkan meminta para pengungsi untuk tetap tinggal di tempat mereka berada karena saat mereka kembali akan berdampak pada tidak stabilnya demografi regional dan keamanan kawasan.150

Dalam dokumen Peace to Prosperity disebutkan bahwa “There shall be no by, or absorption of, any Palestinian refugee into the State of Israel”. 151 Hal ini berarti bahwa para pengungsi akan diserap kedalam Palestina atau diintegrasikan ke negara tuan rumah mereka saat ini. Para pengungsi harus serta merta memenuhi syarat yakni terdaftar dalam status pengungsi di UNRWA paling lambat pada tanggal dirilisnya proposal ini.

Berdasarkan kondisi yang dibuat, pada akhirnya para pengungsi diberikan tiga pilihan, yakni: (1) Penyerapan ke negara Palestina, (2) Integrasi lokal di negara tuan rumah saat ini, dan (3) Berpindah ke negara-negara anggota OKI yang sepakat untuk berpartisipasi dalam pemukiman Palestina di negerinya. Negara-negara anggota OKI yang setuju untuk berpartisipasi dalam pemukiman pengungsi Palestina akan menerima sejumlah 5.000 warga

149 “Peace to Prosperity Part A: Political Framework,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 17. 150 “Palestinian Refugees: Trump’s Mideast Peace Plan Fatal Blow to Palestinian’s Right of Return to Motherland,” Palestinian Return Centre, 2020, Diakses melalai https://prc.org.uk/en/news/1178/palestinian-refugees-trump-s-mideast-peace-plan-fatal-blow-to- palestinians-right-of-return-to-motherland, 15 Juni 2020. 151 “Peace to Prosperity Part A: Political Framework,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 32.

72

Palestina, maka dalam kurun waktu 10 tahun akan menerima total 50.000 pengungsi. Para pengungsi akan diberikan sejumlah kompensasi berdasarkan dana yang akan dikumpulkan152

Bagi UNRWA, Rencana perdamaian Trump kemungkinan besar akan menyebabkan ketidakstabilan dan ketidakpastian yang lebih besar bagi 5,6 juta pengungsi karena pada dasarnya, sebuah rencana perdamaian yang berprinsip akan memastikan solusi yang akan bertahan lama bagi jutaan pengungsi Palestina. 153 Terlebih, rencana aneksasi Lembah Yordan yang akan mempengaruhi nasib warga Palestina yang bermukim di Lembah Yordan dan secara otomatis akan berakibat pada bertambahnya jumlah pengungsi.

Selain itu, Proposal damai Trump juga mengusulkan bahwa Israel akan mempertahankan tanggung jawab keamanan utama bagi Palestina di masa depan. Gaza akan didemiliterisasi secara penuh. Palestina akan tetap memiliki pasukan keamanan internalnya sendiri, tetapi Israel akan memiliki kuasa untuk mengontrol dan memonitor semua perbatasan, termasuk urusan udara. Hal ini dipercaya sebagai upaya untuk mencegah serangan teror

Palestina terhadap Israel dan untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman dari masyarakat internasional yang melakukan kunjungan ke wilayah ini, sehingga akan membawa banyak investasi baru.154

Selain persoalan mengenai perbatasan, status Kota Yerusalem, keamanan, dan pengungsi sebagai persoalan utama dalam proses perdamaian konflik Israel dan Palestina, air merupakan isu yang cukup krusial, terlebih populasi di kawasan ini yang terus bertambah sehingga berakibat pada naiknya permintaan air, baik untuk penggunaan domestik maupun

152 “Peace to Prosperity Part A: Political Framework,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 32. 153 Lisa Schlein, “UN Warns Stability and Protection of Palestinian Refugees Threatened bu Trump Peace Plan,” VOA News, 2020, Diakses melalui https://www.voanews.com/middle-east/un-warns- stability-and-protection-palestinian-refugees-threatened-trump-peace-plan, 5 Juni 2020 154 “Peace to Prosperity Appendix 2C: Demilitarization criteria and other security arrangements,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace- to-Prosperity-0120.pdf.

73 pertanian. Kekeringan berkepanjangan juga menjadikan air sebagai komponen penting yang tak bisa diabaikan.

Hingga saat ini, air yang tersedia di kawasan merupakan air dari Sungai Yordan dan akuifer bawah tanah di Tepi Barat yang umumnya dibagi di sepanjang perbatasan. Namun,

Rencana Perdamaian Trump menyerukan agar Palestina menyerahkan sebagian besar wilayah di Tepi Barat yang kaya akan air dan seluruh Lembah Yordan ke Israel. Dengan begitu, pemerintahan Trump dinilai sebagai mediator yang abai dalam salah satu isu krusial. AS sudah sepatutnya tidak menyandera kebutuhan dasar manusia seperti air. 155

Berdasarkan kerangka politik di atas, AS menunjukan keberpihakannya terhadap Israel dalam proses perdamaian Israel dan Palestina. Kerangka politik ini dapat dilihat sebagai bentuk konsistensi dari kebijakan-kebijakan AS sebelumnya yang sangat pro-Israel, khususnya pada masa pemerintahan Trump.

3.3.2 Kerangka Kerja Ekonomi. 156

Peace to Prosperity adalah sebuah visi dengan tujuan untuk pemberdayaan rakyat

Palestina dalam membangun masyarakat Palestina yang makmur dan giat. Dengan menggunakan tiga pilar utama seperti ekonomi, rakyat, dan pemerintah, tujuan ini diharapkan dapat terwujud dalam kurun waktu 10 tahun. Kerangka kerja ekonomi Peace to Prosperity terdiri dari tiga inisatif, yakni penguatan potensi ekonomi, pemberdayaan warga Palestina, dan peningkatan potensi pemerintahan Palestina.

Inisiatif pertama adalah penguatan potensi ekonomi. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan lingkungan bisnis dan merangsang pertumbuhan sektor swasta dengan

155 “Water and Trump’s Middle East Peace Plan,” Ooska News The Water Diplomat, 2020, Diakses melalui https://www.ooskanews.com/story/2020/02/water-and-trumps-middle-east-peace-plan_179269, 8 Juni 2020. 156 “Peace to Prosperity Part B: Economic Framework,” Gedung Putih, 2020, diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf.

74 mengembangkan hak-hak properti dan kontrak, aturan hukum, pendidikan anti-korupsi, struktur pajak dan pasar modal, dan skema tarif rendah dengan hambatan perdagangan rendah.

Selain itu, insiatif ini juga merencanakan rumah sakit, sekolah, rumah dan bisnis untuk mendapatkan akses yang baik pada listik, air bersih, dan layanan digital.

Investi baru bernilai miliaran dolar diprediksikan akan mengalir ke berbagai sektor.

Tepi Barat dan Gaza bahkan akan dibuka sebagi pasar regional dan global sehingga pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan memiliki potensi untuk mengakhiri krisis pengangguran yang sedang terjadi, sekaligus mengubah Tepi Barat dan Gaza sebagai pusat peluang. Tujuan inisiatif ekonomi adalah untuk meningkatkan nilai ekspor Palestina dari 17% menjadi 40% dan meningkatkan Investasi Asing Langsung (FDI) dari 1.4% menjadi 8%. 157

Inisiatif kedua, pemberdayaan rakyat Palestina ditujukan untuk meningkatkan dan memperluas berbagai program yang secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat

Palestina dengan memperkuat sistem pendidikan, meningkatkan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, dan menciptakan peluang baru untuk kegiatan budaya dan rekreasi seperti taman, fasilitas atletik, dan perpustakaan.

Tujuan dari inisiatif pemberdayaan rakyat Palestina adalah untuk meningkatkan skor

SDM di Tepi Barat dan Gaza pada Indeks Sumber Daya Manusia Bank Dunia pada angka 0.70, menjadikan setidaknya satu universitas di Palestina sebagai universitas terbaik-150 di dunia, meningkatkan tingkat partisipasi kerja untuk wanita dari 20% menjadi 35%, dan meningkatkan masa hidup rata-rata dari usia 74 menjadi 80 tahun. 158

157 “Peace to Prosperity Part B: Economic Framework,” Gedung Putih, 2020, diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf, hal. 5. 158 “Peace to Prosperity Part B: Economic Framework,” Gedung Putih, 2020, diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf, hal. 15.

75

Inisiatif terkahir yakni peningkatan potensi pemerintahan Palestina. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sektor publik pemerintah Palestina untuk melayani warganya dan untuk memungkinkan pertumbuhan sektor swasta. Inisiatif ini akan membantu sektor publik Palestina untuk membangun lembaga-lembaga sektor publik dan meningkatkan respon pemerintah terhadap rakyat, dan meningkatkan layanan pemerintah kepada rakyat

Palestina

Tujuan dari meningkatkan potensi pemerintahan Palestina adalah untuk meningkatkan transparansi pemerintah sehingga dapat mencapai skor transparansi 60 atau lebih pada Indeks

Persepsi Trasnparansi Korupsi Internasional, penerapan sistem e-government dan mencapai skor sebesar 0.75 pada Indeks Pembangunan e-Government AS, penetapaan anggaran sektor publik yang berkelanjutan, dan meningkatkan lingungan bisnis sehingga dapat mencapai perinkat 75 atau lebih baik pada ranking World Bank Doing Business. 159

Ketiga inisiatif di atas dibuat dengan tujuan yang jelas dan pasti. Tim penyusun Peace to Prosperity menyusun proposal ini secara apik. Kerangka kerja ekonomi ini bahkan diusulkan dengan dokumen perencanaan pemerintahan, proposal sektor swasta, analisis independen, dan karya penelitian sebelumnya dari organisasi internasional seperti Bank Dunia dan IMF. Proposal damai ini juga memberikan informasi lebih lanjut mengenai kerangka ekonomi termasuk deskripsi program, jadwal, perkiraan pembiayaan proyek, bahkan distribusi dana yang dibagi berdasarkan sektor.

Kerangka kerja ekonomi Peace to Prosperity secara umum ditujukan untuk dapat meningkatkan PDB Palestina lebih dari dua kali, menciptakan lebih dari 1 juta lapangan pekerjaan bagi rakyat Palestina, mengurangi tingkat pengangguran di Palestina menjadi hampir

159 “Peace to Prosperity Part B: Economic Framework,” Gedung Putih, 2020, diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf, hal. 23.

76 satu digit, dan mengurangi tingkat kemiskinan Palestina sebesar 50%. Tujuan ini diatur untuk dapat terwujud dalam kurun waktu 10 tahun. 160

Gambar 3.2 Tujuan Ekonomi Peace to Prosperity

Sumber: Gedung Putih (2020) Peace to Prosperity, diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp- content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 99

Memiliki implementasi tujuan yang sangat rinci di atas, pemerintahan Trump berharap bahwa pihak lain terutama negara-negara Teluk yang kaya dan para investor swasta akan memberikan sumbangan untuk keberlangsungan rencananya. Uang tersebut kemudian akan diadministrasikan oleh Bank Pembangungan Multinasional, bukan oleh Otoritas Palestina. Hal ini dalam rangka mewujudkan tata kelola yang lebih baik dan sebagai upaya pencegahan korupsi.

160 “Peace to Prosperity Part B: Economic Framework,” Gedung Putih, 2020, diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf, hal. 3

77

Sejak awal, Peace to Prosperity percaya bahwa konflik Israel dan Palestina merupakan konflik politik dan agama. Namun, proposal ini mengambil pendekatan economy first. Pilihan

Trump untuk menjadikan ekonomi sebagai prioritas dalam penyelesaian konflik Israel dan

Palestina dapat dilihat sebagai pendekatan baru, namun bisa juga dilihat sebagai motif bisnis para arsitek rencana perdamaian, yakni tim perdamaian Timur Tengah Trump.

Perlu digarisbawahi bahwa kerangka kerja ekonomi hanya akan diterapkan ketika para pihak setuju dengan kerangka kerja politik. Dengan kata lain, kemakmuran hanya bisa dicapai oleh Palestina melalui perdamaian dengan Israel melalui The Israeli-Palestinian Peace

Agreement dengan AS sebagai mediator konflik, sementara kerangka kerja politik yang telah dibuat sama sekali tidak memenuhi persyaratan damai yang diajukan oleh Palestina.

Bagaimana pun, Trump Peace Plan sama sekali tidak benar-benar menyerukan solusi dua negara, solusi yang diinginkan oleh Palestina. Rencana damai ini memungkinkan Palestina untuk tidak memiliki pasukan tentara darat maupun udara serta memberikan Israel tanggung jawab penuh terhadap keamanan. Dengan kata lain, Trump Peace Plan adalah rencana untuk menaklukkan Palestina yang bahkan tidak berdasarkan pada aturan hukum internasional, alih- alih membuat Israel dan Palestina berdamai.

Pemerintahan Trump mengggunakan pendekatan baru yang memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan pendekatan yang digunakan oleh pemerintahan sebelumnya, misalnya pemerintahan Obama. Disaat pemerintahan Obama merasa pendekatan terbaik adalah dengan menghajar Israel dan memberikan segalanya bagi Palestina. Sebaliknya, Trump ingin agar Palestina menerima proposal damainya yang lebih realistis. 161

161 Frank Musmar, “The Trump Vision vs. the Obama Vision on Israel,” BESA Center Perspectives Paper No. 1,466 (2020).

78

Proposal damai Trump pada dasarnya dibuat atas dasar take it or leave it. Tidak banyak ruang bagi Israel maupun Palestina untuk melakukan negosiasi, bahkan jika Palestina bersedia melakukannya. Trump Peace Plan merupakan proposal damai yang dipersembahkan oleh AS atas jawaban terhadap isu-isu krusial yang selalu mengalami kegagalan saat proses diskusi perdamaian sebelumnya, seperti dalam Perundingan Oslo I dan II. 162

Namun, terdapat perbedaan antara Oslo dengan proposal damai Trump. Perbedaan terletak pada dukungan solidaritas negara Arab. Palestina tidak menerima solidaritas negara

Arab seperti yang didapatkannya di masa lalu. Kawasan Timur Tengah pada dasarnya telah mengalami pergeseran secara signifikan, ditunjukan dari dukungan yang diberikan oleh Arab

Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab untuk proposal damai Trump.163

Di sisi lain, karena Netanyahu telah menyetujui isi dari proposal damai ini, Netanyahu berencana untuk memulai menerapkan sebagian isi dari proposal ini dengan segera.

Nentanyahu pada 28 Mei 2020 mengumumkan rencana aneksasi Tepi Barat. Rencana aneksasi ini berdasarkan pada peta konseptual dari Trump Peace Plan. 164 Namun, menyarankan bahwa rencana aneksasi harus menunggu karena Israel sedang menghadapi krisis yang disebabkan oleh Pandemi Virus Corona. 165

Netanyahu kemudian memutuskan untuk menunda rencana aneksasi di Tepi Barat.

Penundaan ini bukan berdasarkan alasan yang disarankan oleh Gantz, melainkan karena

162 David B. Green, “Oslo vs. Trump’s Vision: How U.S. Mideast Plan Differs From Its Predecessors,” Haaretz, 2020, Diakses melalui https://www.haaretz.com/israel-news/.premium-oslo-vs-trump-how-u-s- mideast-plan-differs-from-all-others-1.8468611, 20 Agutus 2020. 163 Gilead Sher, “Let’s call Trump’s plan what it is: Oslo C,” Forward, 2020, Diakses melalui, https://forward.com/opinion/439134/lets-call-trumps-plan-what-it-is-oslo-c/, 20 Agutus 2020. 164 Lahav Harkov, dkk, “Annexation will not happen in July 1 – US Sources,” , 2020, Diakses melalui https://www.jpost.com/breaking-news/gantz-to-berkowitz-coronavirus-more-pressing- than-annexation-633165, 20 Agutus 2020. 165 Peter Beamont & Rosie Scammell, “Netanyahu’s annexation plan in disarray as Gantz calls for delay,” , 2020, Diakses melalui https://www.theguardian.com/world/2020/jun/29/netanyahus- annexation-plan-in-disarray-as-gantz-calls-for-delay, 20 Agustus 2020.

79 permintaan yang diberikan oleh AS. Hal ini berdasarkan pada normalisasi hubungan antara

Israel dan Uni Emirat Arab yang diumumkan oleh Trump pada 13 Agustus 2020. 166

3.4 Penolakan Palestina

Rencana Perdamaian Trump ditolak mentah-mentah oleh Palestina. Penolakan ini dapat dilihat sebagai respon yang wajar mengingat hubungan diplomatik antara AS dan Palestina yang nyaris nihil setelah pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Palestina bahkan sama sekali tidak memiliki kontribusi dalam proses pembuatan Peace to Prosperity, sedangkan ini adalah proposal yang sebagian besarnya berbicara mengenai masa depan

Palestina.

Selain itu, bila dilihat dari isinya, rencana perdamaian Trump sama sekali tidak memenuhi prasyarat definisi damai ala Palestina, yakni isu-isu pokok yang menyangkut perbatasan Israel dan Palestina, status Kota Yerusalem, pemukiman, dan pengungsi. Lagi pula, diperlukan unsur kesetaraan untuk mengakhiri sebuah pendudukan.

Trump Peace Plan bahkan diumpamakan sebagai keju Swiss. Keju Swiss merupakan keju dengan ciri khas memiliki banyak lubang pada teksturnya. Trump diibaratkan menawarkan keju kepada Israel sedangkan lubang-lubang diberikan kepada Palestina. 167

Berdasarkan proposal Trump, Palestina hanya akan dipindahkan ke kantung-kantung kecil, tertutup, terisolasi, dan tanpa kendali atas kehidupan mereka.

Pada pertemuan DK PBB 11 Februari 2020, Abbas menyatakan bahwa rencana perdamaian AS tidak akan membawa perdamaian maupun stabilitas kawasan karena membatalkan legitimasi hak-hak Palestina dan rakyatnya, termasuk hak untuk menentukan

166 Zain Khalil, “Netanyahu: Annexation plan suspended ‘for time being’,” Anadolu Agency, 2020, Diakses melalui https://www.aa.com.tr/en/middle-east/netanyahu-annexation-plan-suspended-for-time- being/1944812, 20 Agustus 2020. 167 “UN underlines need for dialogue to resolve Israel-Palestine conflict,” Portal Berita PBB, 2020, Diakses melalui https://news.un.org/en/story/2020/02/1057181, 11 Juni 2020.

80 nasib sendiri. Abbas pun menegaskan bahwa proposal Trump tidak bisa dianggap sebagai referensi internasional untuk proses negosiasi damai. 168

Maka dari itu, perwakilan Palestina, Indonesia, dan Tunisia menyiapkan draft resolusi yang menyatakan rencana perdamaian Trump sebagai tindakan ilegal dengan tujuan untuk mengakhiri pendudukan Israel dan mempromosikan solusi untuk konflik tersebut. Namun pada akhirnya, draf resolusi tersebut dinyatakan gagal setelah proses pemungutan suara. 169

Dari berbagai upaya perdamaian yang diinisiasi oleh AS pada setiap pemerintahan, tidak ada yang tidak mengalami kegagalan. Hingga Presiden Trump menjabat pun, tidak ada upaya perdamaian yang memberikan hasil yang cukup memuaskan. Bagaimana pun upaya yang dikeluarkan AS untuk mencapai perdamaian, tetap diperlukan keinginan dari Israel maupun Palestina untuk berdamai.

168 “Press Conference by Security Council President on Programme of Work for Februrary,” PBB, 2020, Diakses melalui https://news.un.org/en/story/2020/02/1057181, 20 Juli 2020. 169 Omri Nahmias, dkk, “Palestinians delay vote at UNSC against Trump’s peace deal,” The Jerusalem Post, 2020, Diakses melalui https://www.jpost.com/international/us-suggests-amendments-for-unsc- resolution-on-trump-peace-plan-617115, 15 Juni 2020.

BAB IV

KEBIJAKAN TRUMP PEACE PLAN TERHADAP PROSES PERDAMAIAN ISRAEL DAN PALESTINA PERIODE 2017-2020

Pada tahap ini, sudah aman untuk mengatakan bahwa Trump Peace Plan merupakan bentuk kebijakan luar negeri AS yang sangat pro-Israel. AS bahkan merilis rencana damainya tanpa melalui proses komunikasi dengan Palestina. Hal ini dapat membentuk opini bahwa rencana damai Trump memang sejak awal dibuat dengan tujuan untuk ditolak oleh Palestina.

Satu hal yang pasti, pemerintahan Trump sudah sejak lama menyerah atas perdamaian

Israel dan Palestina. Alur yang sedang dimainkan Trump saat ini adalah politik antara AS dan

Israel. Pola pikir ini akan menuntun penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

Dalam menganalisis latar belakang Trump Peace Plan dan implikasinya terhadap proses perdamaian Israel dan Palestina, penelitian ini menggunakan Perspektif Realisme, Teori

Kebijakan Luar Negeri, Konsep Idiosinkratik, dan Konsep Peace.

4.1 Kepentingan AS di Timur Tengah

Kepentingan AS di Timur Tengah sejak tahun 1960-an tidak banyak berubah, yakni berdasarkan pada tiga pilar utama, yaitu, minyak, Israel, dan stabilitas kawasan. Minyak merupakan komoditas penting bagi AS. Maka dari itu, AS tidak menghendaki negara manapun untuk dapat mendominasi cadangan, pengelolaan, dan pemasaran minyak. Sementara itu, Israel sebagai sekutu AS di Timur Tengah selalu mendapatkan dukungan dan perlindungan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh AS. Sedangkan, stabilitas kawasan juga menjadi kepentingan

81

82

AS di Timur Tengah karena kawasan yang stabil akan memberikan dampak positif bagi liberasi politik, ekonomi, pendidikan, dan agama di kawasan ini. 170

Trump Peace Plan dapat dilihat sebagai perwujudan dua dari ketiga pilar kepentingan

AS di Timur Tengah, yakni Israel dan stabilitas kawasan. Trump Peace Plan dapat diterjemahkan sebagai bentuk dukungan dan perlindungan yang diberikan AS kepada Israel karena isinya yang sangat mendukung kepentingan Israel. Di sisi lain, kebijakan ini juga bertujuan untuk menciptakan perdamaian abadi antara Israel dan Palestina sehingga dapat menciptakan stabilitas kawasan.

Tujuan utama dari kebijakan luar negeri AS diatur dalam konstitusi AS yakni untuk mencapai kepentingan nasionalnya, untuk membangun dan mempertahankan keadaan dunia yang lebih demokratis, aman, dan sejahtera, dan untuk kepentingan rakyat AS dan masyarakat internasional. 171 Maka dari itu, kebijakan Trump Peace Plan merupakan alat AS dalam mengimplementasikan kepentingan yang dimiliki, khususnya untuk kawasan Timur Tengah.

4.2 Teori Kebijakan Luar Negeri

Menurut K. J. Holsti, kebijakan luar negeri dapat ditentukan oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal meliputi struktur sistem, struktur ekonomi global, tujuan dan tindakan aktor lain, dan masalah regional atau global. Sedangkan, faktor internal meliputi kebijakan sosial-ekonomi dan keamanan, topografi atau letak geografis, struktur pemerintahan, birokrasi, dan atribut nasional. 172

170 Yussuf Solichien M., “Kerjasama PBB-Amerika Serikat dalam Penyelesaian Kasus Invasi Irak terhadap Kuwait (Tahun 1990-1991),” (Skripsi Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, 2008), Diakses melalui http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127056-T%2023483-Kerjasama%20PBB-Analisis.pdf. 171 Storey Wil, US Government and Politics, Politic Study Guides, Edinburgh Unviersity Press, 2007, hal. 313. 172 Holsti, K. J. (1992) Politik Internasional

83

Penelitian ini menggunakan faktor internal dan eksternal untuk melihat kebijakan

Trump Peace Plan. Faktor internal yang digunakan adalah struktur pemerintahan dan birokrasi.

Kedua faktor tersebut digunakan untuk melihat proses kebijakan luar negeri AS yang dipengaruhi oleh kelompok lobi atau kelompok kepentingan. Selain itu, penelitian ini juga melihat pengaruh dari Tim Perdamaian Timur Tengah yang dibuat oleh Trump. Tim ini berperan sebagai perancang Trump Peace Plan.

Sedangkan, faktor eksternal yang digunakan adalah masalah regional atau global dan tujuan dan tindakan aktor lain. Penlelitian ini melihat konflik antara Israel dan Palestina sebagai konflik regional yang upaya damainya bersifat global. Trump Peace Plan merupakan bentuk dari proses perdamaian yang diupayakan oleh AS. Namun, perilisan kebijakan ini dipengaruhi oleh politik dalam negeri Israel.

Dengan melihat faktor internal dan eksternal dari proses kebijakan luar negeri AS, maka dapat dilihat latar belakang perilisan kebijakan ini dan bagaimana implikasi Trump Peace Plan terhadap proses perdamaian Israel dan Palestina.

4.3 Konflik Israel dan Palestina sebagai masalah regional dan global

Konflik Israel dan Palestina pada dasarnya merupakan konflik di kawasan Timur

Tengah yang upaya damainya dilakukan secara global. Sejak awal, imigrasi secara masif yang dilakukan oleh bangsa Yahudi ke tanah Palestina sudah menyulut konflik di kawasan.

Kedatangan bangsa Yahudi tidak diterima oleh negara-negara tetangga seperti Lebanon, Suriah,

Yordania, Mesir, dan Iran. Selama beberapa dekade terakhir, Israel dan negara-negara Arab tersebut tak luput dari perang. Perang-perang ini memperebutkan wilayah yang juga diklaim sebagai tanah Palestina. Namun, Perang tidak dapat menghasilkan perdamaian. Perang justru hanya melahirkan perang lainnya.

84

Tren negatif yang terjadi ini pada akhirnya akan meningkatkan ancaman terhadap perdamaian di kawasan. Bila terus berlanjut, akan menyebabkan ketidakstabilan keamanan di

Timur Tengah sehingga akan mempengaruhi situasi keamanan global. 173 Maka dari itu, dibutuhkan upaya perdamaian yang dilakukan oleh aktor di luar kawasan, dapat berupa organisasi internasional maupun negara.

Konflik Israel dan Palestina pada dasarnya merupakan akar penyebab dari banyak ketidakstabilan di Timur Tengah. Maka dari itu, mempertahankan sentralitas masalah Palestina adalah landasan untuk menyelesaikan konflik ini. Para pemimpin global harus dapat bekerja secara kolektif untuk mewujudkan negosiasi komprehensif yang substansif melalui pembicaraan langsung untuk mengakhiri konflik ini sehingga dapat tercapai perdamaian, keamanan, dan kemakmuran. 174

Dalam konflik Israel dan Palestina, AS memiliki kepentingan dalam melindungi keamanan sekutu jangka panjangnya, Israel, dan mecapai kesepakatan damai antara Israel dan

Palestina, sehingga dapat meningkatkan keamanan regional. 175 AS telah lama mencoba untuk menegosiasikan resolusi untuk konflik ini. Setiap presiden yang menjabat di AS memiliki usulan untuk proses perdamaian yang akan menghasilkan dua negara, yakni negara Israel dan negara Palestina. Namun, banyak kritikus yang mengatakan bahwa prospek untuk solusi dua negara telah meredup seiring dengan berjalannya waktu terlebih dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump. 176

173 “Menlu RI Pimpin Pertemuan Dewan Keamanan PBB Mengenai Situasi di Timur Tengah,” Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2019, Diakses melalui https://kemlu.go.id/portal/i/read/307/berita/menlu-ri-pimpin-pertemuan-dewan-keamanan-pbb- mengenai-situasi-di-timur-tengah, 22 juli 2020. 174Nasser S. Judeh, “Global Palestina,” The Cairo Review of Global Affairs, 2017, Diakses melalui https://www.thecairoreview.com/essays/global-palestine/, 22 juli 2020. 175 Global Conflict Tracker, “Israeli-Palestinian Conflict,” Council on Foreign Relations, 2020, Diakses melalui https://www.cfr.org/global-conflict-tracker/conflict/israeli-palestinian-conflict, 22 juli 2020. 176 Kali Robinson, “What Is U.S. Policy on the Israeli-Palestinian Conflict?,” Council on Foreign Relations, 2020, Diakses melalui https://www.cfr.org/backgrounder/what-us-policy-israeli-palestinian- conflict, 22 July 2020.

85

4.4 Tim Perdamaian Timur Tengah

Sebelum resmi menjadi kebijakan luar negeri, Trump Peace Plan melalui proses perancangan. Proses perancangan dan aktor yang merancangnya menjadi faktor penting yang dapat digunakan untuk melihat latar belakang dari Trump Peace Plan. Perancang dari Trump

Peace Plan adalah Tim Perdamaian Timur Tengah. Tim ini dibentuk oleh Trump. Trump menunjuk Jared Kushner, Jason Greenblatt, dan David Friedman sebagai bagian dari tim ini.

Tim perdamaian ini dibentuk dengan tujuan merancang kebijakan yang ditujukan untuk perdamaian di Timur Tengah, khususnya pada konflik Israel dan Palestina. Tim ini dibentuk

Trump sesaat setelah pelantikannya sebagai Presiden AS ke-45. Hasil pekerjaan dari Tim ini diumumkan oleh Trump ke publik sebagai Deal of the Century atau kesepakatan abad ini.

Detail dari proposal damai ini dirahasiakan namun pemerintah AS menunjukan bahwa isinya akan sangat memprioritaskan kepentingan Israel atas hak-hak Palestina. 177

Pemilihan Kushner, Greenblatt, dan Friedman oleh Trump sebagai bagian dari tim perdamaiannya akan menuntun penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian yang diangkat.

Trump memilih Jared Kushner, menantu Yahudinya, untuk menjadi penasihat senior dalam pemerintahannya. Meskipun Kushner memiliki sedikit pengalaman dalam urusan internasional, namun Kushner memiliki hubungan pribadi dan hubungan religius yang kuat dengan Israel. Charler Kushner, ayahnya, memiliki hubungan personal yang baik dengan

Netanyahu. Hubungan ini sudah dijalin cukup lama. Maka dari itu, Kushner dan Netanyahu dapat saling mendandalkan. Keluarga Kushner bahkan telah menawarkan dukungan keuangan

177 Muriel Asseburg, “The “Deal of the Century” for Israel-Palestina,” SWP Comment No. 20, 2019, Diakses melalui https://www.swp-berlin.org/fileadmin/contents/products/comments/2019C20_ass.pdf.

86 untuk pemukiman di Israel dan menyumbangkan hampir $60.000 pada tahun 2011 dan 2013.

178

Penerima sumbagan dari Keluarga Kushner adalah American Friends of Beit El Yeshiva.

Bagian penggalangan dana organisasi ini sebelumnya dipimpin oleh David Friedman. Saat itu,

Friedman bertanggung jawab untuk mendanai beberapa proyek di pemukiman Beit El. 179

Mengingat wewenang yang dimiliki Trump sebagai presiden AS adalah untuk mencalonkan duta besar, 180 dipilihnya Friedman sebagi duta besar AS untuk Israel menunjukan komitmen kuat Trump terhadap Yahudi.

Friedman adalah duta besar bilateral pertama yang dikonfirmasi oleh pemerintahan

Trump. Sebelum penunjukannya sebagai duta besar, Friedman adalah seorang pengacara terkemuka. Friedman memainkan peran yang penting dalam pengembangan dan kebijakan- kebijakan terkait Presiden Trump, termasuk yang berkaitan dengan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, pemindahan Kedutaan Besar AS di Israel. 181

Selain Kushner dan Friedman, tim perdamaian Trump juga diisi oleh Jason Grenblatt.

Greenblatt, yang juga seorang Yahudi, dipilih oleh Trump sebagai penasihatnya untuk urusan

Israel. Greenblatt percaya bahwa pemukiman bukanlah isu utama dari konflik Israel dan

Palestina. Sayangnya, sebelum Trump Peace Plan resmi dirilis, Greenblatt mengundurkan diri

178 Wemenbol Grace,“Israel-Palestine and the Deal of the Century,” Friedrich Ebert Stiftung, 2019, Diakses melalui http://library.fes.de/pdf-files/id/15681.pdf, 8 Juli 2020. 179 Judy Maltz, “Fund Headed by Trump’s Israel Ambassador Pumped Tens of Millions Into West Bank Settlement,” Haretz, 2016, Diakses melalui https://www.haaretz.com/israel-news/.premium-fund- headed-by-trump-s-ambassador-raised-millions-of-dollars-for-settlement-1.5474789, 21 Juli 2020. 180 Robert Singh, American Goverment and Politics, London: SAGE Publications, Ltd. 20013, Chapter 12. Hal. 269. Terdapat dalam artikel “Proses Pembuatan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat” oleh Doni Sunendra, Erdita Vega, Lukas Jalu. 181 U.S. Embassy in Israel, “Ambassador David Melech Friedman,” Diakses melalui https://il.usembassy.gov/our-relationship/our-ambassador/, 26 Juli 2020

87 dari posisinya pada 5 September 2019. Greenblatt mengundurkan diri dengan alasan faktor keluarga. 182

Posisi kosong yang ditinggalkan Greenblatt kemudian ditempati oleh .

Tak jauh berbeda dengan pendahulunya, Berkowitz tidak memiliki pengalaman dalam urusan internasional. Berkowitz adalah sepupu dari presiden AIPAC ortodoks pertama, Howard

Friedman. Howard Friedman sendiri merupakan paman dari David Friedman. Sebelum masuk ke dalam tim perdamaian, Berkowitz pernah membantu pengelolaan perusahaan real estate milik Kushner. Kini Berkowitz bekerja sebagai asisten Kushner dalam merancang rencana damai antara Israel dan Palestina. 183

Berdasarkan pada preferensi Trump dalam memilih orang terpercaya dalam pemerintahannya, dapat dilihat bagaimana arah kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh pemerintahan Trump. Anggota dari tim perdamaian Timur Tengah yang dibentuk oleh Trump secara umum memiliki ikatan pribadi yang cukup dalam dan rumit dengan pemerintah AS maupun pemerintah Israel.

Selain memiliki hubungan pribadi dengan Israel, anggota tim perdamaian Trump pada dasarnya berprofesi sebagai pebisnis dan pengacara. Negosiator veteran perdamaian Timur

Tengah mengatakan bahwa pemerintahan trump mengambil langkah yang salah dengan menjadikan para pengacara ini sebagai perancang proposal damai. 184

182 Michaeil Crowley, “Jason Greenblatt, a Designer og Trump’s Middle East Peace Plan, Is Leaving the Administration,” The New York Times, 2019, Diakses melalui https://www.nytimes.com/2019/09/05/us/politics/jason-greenblatt-middle-east-peace.html, 22 Juli 2020. 183 “Avrahm J. Avi Berkowitz”, ProPublica, Diakses melalui https://projects.propublica.org/trump- town/staffers/avrahm-j-avi-berkowitz, 9 Juni 2020. 184 Aaron David Miller, “I’m a Veteran Middle East PPeace Negotiator. Trump’s Plan Is the Most Dangerous I’ve Ever Seen,” Carnegie Endowment for International Peace, 2020, Diakses melalui https://carnegieendowment.org/2020/02/27/i-m-veteran-middle-east-peace-negotiator.-trump-s-plan-is- most-dangerous-i-ve-ever-seen-pub-81171, 22 juli 2020.

88

Miller melihat bahwa proposal yang dihasilkan oleh tim ini tidak dapat dijadikan dasar untuk negosiasi langsung ataupun kerangka kerja yang dapat berfungsi sebagai dasar pembicaraan perdamaian di masa depan. Dibandingkan sebagai perancang proposal damai,

Miller percaya bahwa tim perdamaian ini berlaku sebagai pengacara yang bekerja untuk Israel.

Proposal damai yang dihasilkan merupakan produk akhir dari pengacara pro-Israel yang menggunakan istilah negara dan kota Yerusalem untuk menutupi upaya sepihak para pengacara yang memiliki klien lebih penting daripada perdamaian, yakni, Trump dan Netanyahu. 185

Pada akhirnya, latar belakang dan ikatan yang dimiliki para perancang proposal damai ini dapat berimplikasi pada implementasi kebijakan yang pro-Israel, mengasingkan Palestina, dan dapat memperburuk citra AS sebagai broker perdamaian.

4.5 Sistem Pemerintahan AS

Proposal damai yang dirancang oleh Tim Perdamaian Timur Tengah tidak begitu saja lolos sebagai kebijakan luar negeri AS. Dalam membuat kebijakan luar negeri, AS memiliki proses tersendiri. Proses pembuatan kebijakan luar negeri AS dipengaruhi oleh eksekutif, legislatif, opini publik, dan kelompok kepentingan.

185 Aaron David Miller, “I’m a Veteran Middle East PPeace Negotiator. Trump’s Plan Is the Most Dangerous I’ve Ever Seen,” Carnegie Endowment for International Peace, 2020, Diakses melalui https://carnegieendowment.org/2020/02/27/i-m-veteran-middle-east-peace-negotiator.-trump-s-plan-is- most-dangerous-i-ve-ever-seen-pub-81171, 22 juli 2020.

89

Gambar 4.1 Pembuatan Kebijakan Luar Negeri A

Sumber: Hilsman Roger (1967) To Move a Nation: The Politics of Foreign Policy in the Administration of John

F. Kennedy. New York City: Garden City.

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa aktor yang berperan dalam proses kebijakan luar negeri AS. Setiap aktor memiliki perannya masing-masing.

Eksekutif bersama dengan orang-orang dalam pemerintahan dan kabinet bertugas untuk membentuk badan utama dari kebijakan luar negeri. Setelahnya, Kongres dapat memutuskan untuk mengeluarkan undang-undang yang pada akhirnya akan menghasilkan kebijakan luar negeri AS.

Media merupakan partisan sukarela dalam perumusan kebijakan luar negeri dengan membantu menggariskan batas-batas ruang pembuatan kebijakan. Media digunakan oleh sebagian besar elit dan publik dalam memperoleh informasi. 186

Para pembuat kebijakan percaya bahwa opini publik dapat menetapkan batas-batas dalam sebuah kebijakan luar negeri. Opini publik lah yang kemudian akan menentukan pilihan

186 Fawaz A. Gerges, Amerika dan Islam Politik: Benturan Peradaban atau Benturan Kepentingan, Terj, Hamid Basyaib dan Kili Pringgodigdo (Jakarta: Alvabet, 2002), hlm. 60.

90 yang diambil oleh presiden. 187 Oleh karenanya, untuk menjadi aktor yang kuat, dibutuhkan organisasi atau kelompok yang dapat mengemudikan opini publik. Di negara demokrasi seperti

AS, kelompok-kelompok kepentingan memiliki pengaruh yang cukup kuat, baik memengaruhi opini publik maupun para pembuat kebijakan. 188

Dukungan AS terhadap Israel bukan merupakan hal yang asing lagi. Bantuk dukungan

AS terhadap Israel dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh AS yang selalu menguntungkan bagi Israel, seperti halnya Trump Peace Plan. Kebijakan AS untuk Israel tidak semata-mata berdasarkan pada kalkulasi keuntungan yang akan didapatkan oleh AS, melainkan karena kebijakan yang dikeluarkan AS sebagian besar dipengaruhi oleh faktor domestik, di mana dukungan terhadap Israel sangatlah populer di kalangan orang Amerika.

Trump Peace Plan merupakan bentuk dari kebijakan luar negeri AS yang dalam proses pembuatannya dipengaruhi oleh pengaruh kelompok lobi atau kepentingan yang dapat mengemudikan opini publik dan kemampuan untuk mempengaruhi Kongres. Di AS, terdapat dua kelompok besar yang dapat dikategorikan sebagai kelompok ini, yakni, American Israel

Public Affairs Committee (AIPAC) dan kelompok Kristen Evangelis atau Christian United for

Israel (CUFI). Kedua kelompok ini memiliki cara sendiri dalam menggunakan pengaruh mereka ke dalam pemerintah untuk mengikuti agenda yang pro-Israel yang tercermin dari kebijakan luar negeri yanag dikeluarkan oleh AS.

Kelompok pro-Israel ini sangat berpengaruh dalam melobi para pembuat kebijakan dan memastikan bahwa pemerintah menghasilkan kebijakan luar negeri yang mendukung dan menguntungkan bagi Israel. Sebagai bagian dari kelompok kepentingan, kelompok lobi ini

187 Daniel Hamilton, Domestic Determinants of Foreign Policy in the and the United States, ( Washington DC: Center for Transatlantic Relations, 2018). 188 Michelle Debora Setiawan, “The role of Israel lobby in the U.S foreign policy towards Israel under Trump's presidency = Peran lobi Israel di kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Israel di bawah kepemimpinan Trump,” (Skripsi Pasca Sarjana, Universitas Pelita Harapan, 2020).

91 berperan dalam mempengaruhi pemerintah AS. Mereka pada dasarnya dapat memengaruhi

Kongres, eksekutif, media, opini publik, bahkan akademisi. CUFI dan AIPAC merupakan kelompok pendukung Israel yang sangat masif dan terbilang memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam pemerintahan di AS. Salah satu pengaruhnya dapat dilihat dari andil dan dukungan mereka terhadap kebijakan Trump dalam mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.189

4.5.1 Christian United for Israel (CUFI)

Melihat kembali pada sejarah, Israel selalu mendapatkan dukungan dari para Kristen di

AS, terutama Kristen Evangelis. Kristen Evangelis digambarkan sebagai orang-orang yang percaya pada otoritas absolut dari Alkitab, dalam keselamatan melalui Yesus, dan pada kebutuhkan untuk menyebarkan Kitab Injil. 190

Di AS, para Kristen Evangelis adalah kelompok pendukung Israel yang memiliki semangat tinggi dalam mendukung Israel. Dukungan para Kristen Evangelis kepada Israel didasarkan para keyakinan mereka bahwa penciptaan negara Israel merupakan sebuah tanda penyelesaian wahyu Alkitab, dan bahwa orang-orang Yahudi adalah umat pilihan Tuhan. 191

Kepercayaan ini yang membawa keyakinan Kristen Evangelis untuk berdiri melawan gerakan yang anti-Israel sebagai berdiri melawan Tuhan. Oleh karenanya, Kristen Evangelis percaya bahwa mereka harus mendukung Israel dengan cara apa pun, terutama melalui

189 Michelle Debora Setiawan, “The role of Israel lobby in the U.S foreign policy towards Israel under Trump's presidency = Peran lobi Israel di kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Israel di bawah kepemimpinan Trump,” (Skripsi Pasca Sarjana, Universitas Pelita Harapan, 2020). 190 Sean Illing, “This is why evangelicals love Trump’s Israel policy,” Vox, 2018, Diakses melalui https://www.vox.com/2017/12/12/16761540/jerusalem-israel-embassy-palestinians-trump-evangelicals, 29 Juni 2020. 191 Motti Inbari dan M. Gordon Byrd, “Why Do Evangelicals Support Israel,” Politics and Religion Section of the American Political Science Association, 2020, DOI: 10.1017/S175504831900052X, Diakses melalui https://www.researchgate.net/publication/338583810_Why_Do_Evangelicals_Support_Israel.

92 kebijakan luar negeri AS. Dukungan bagi Yahudi dan Israel merupakan prioritas utama dari para Kristen Evangelis. 192

Pada 2020, 25.4% dari penduduk AS diidentifikasi sebagai Kristen Evangelis. Jika diasumsikan sebagian besar dari jumlah tersebut merupakan pendukung Israel, maka dukungan yang didapatkan oleh Israel di AS sangatlah kuat. Para Kristen Evangelis yang mendukung kebijakan Trump dalam mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel bahkan mencapai 53%.

193

Sejak awal, kelompok ini memberikan dukungan kepada Trump agar dapat memengankan pemilihan presiden tahun 2016. Berdasarkan exit poll yang dilakukan oleh

Washington Post, menunjukan bahwa 80% Evangelis kulit putih memilih Trump sebagai presiden. Jumlah ini merupakan suara dukungan Kristen Evangelis terbesar dalam dua dekade terakhir. 194

The Public Religion Research Institute menemukan bahwa 82% dari para Kristen

Evangelis kulit putih yang memiliki hak pilih akan kembali memilih Trump dalam pemilihan presiden pada November 2020 dan tidak ingin Trump untuk dimakzulkan dari posisinya sebagai presiden AS. 195

192 Motti Inbari dan M. Gordon Byrd, “Why Do Evangelicals Support Israel,” Politics and Religion Section of the American Political Science Association, 2020, DOI: 10.1017/S175504831900052X, Diakses melalui https://www.researchgate.net/publication/338583810_Why_Do_Evangelicals_Support_Israel. 193 Shibley Telhami, “ Why is Trump undoing decades of U.S. policy on Jerusalem,” Brookings, 2017, Diakses melalui https://www.brookings.edu/blog/markaz/2017/12/05/why-is-trump-about-to-declare- jerusalem-the-capital-of-israel/, 29 Juni 2020. 194 Sarah Pulliam Bailey, “White evangelicas voted overwhelmingly for Donald Trump, exit polls show,” The Wasington Post. 2016, Diakses melalui https://www.washingtonpost.com/news/acts-of- faith/wp/2016/11/09/exit-polls-show-white-evangelicals-voted-overwhelmingly-for-donald-trump/, 30 Juni 2020. 195 “White evangelical approcal of Trump slips, but eight-in-ten say they would vote for him,” Pew Research Center, 2020, Diakses melalui https://www.pewresearch.org/fact-tank/2020/07/01/white- evangelical-approval-of-trump-slips-but-eight-in-ten-say-they-would-vote-for-him/, 30 Juni 2020.

93

Pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dipercaya sebagai kebijakan

AS yang dipengaruhi oleh para kelompok lobi, termasuk dari kalangan Kristen Eevangelis. Hal ini dapat dilihat dalam pidato Mike Pence pada pertemuan tahunan umat Kristen CUFI tahun

2017. Saat itu, Trump belum bisa menepati janji kampanyenya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan Pence datang untuk menenangkan keresahan para Kristen Evangelis dengan kembali berjanji akan menepati janji kampanyenya itu. 196

CUFI adalah organisasi Kristen pro-Israel terbesar di AS dengan lebih dari 8 juta anggota di seluruh negara bagian. CUFI merupakan organisasi Kristen paling tekemuka yang mendidik dan memberdayakan jutaan orang Amerika untuk bertindak dengan satu sama lain dalam membela Yahudi dan Israel. CUFI bahkan berkomitmen untuk menghadapi dan memerangi para kelompok anti-semitisme dalam segala bentuk. 197

Dalam memenuhi ajaran Alkitab yang dipercayai, kelompok ini melakukannya dengan cara mempengaruhi para politisi di semua tingkat pemerintahan untuk ikut mendukung Israel.

Salah satu yang paling vokal dari mereka adalah pendiri sekaligus pemimpim CUFI yakni

Pastor John Hagee.

Pada perilisan Trump Peace Plan, Pastor John Hagee bersama dengan pendiri

Jerusalem Prayer Team, Mike Evans, menghadiri perilisan pada Januari 2020 ini. Perilisan ini juga dihadiri oleh Netanyahu. Sementara, Abbas maupun perwakilan Palestina lainnya memilih untuk tidak hadir. 198 Kehadiran Pastor Hagee dan Mike Evans dapat dilihat sebagai bentuk dukungan kelompok mereka terhadap negara Israel.

196 “Remarks by the Vice President at Christian United for Israel Wasington Summit,” Gedung Putih, 2017, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks-vice-president- christians-united-israel-washington-summit/, 22 Juli 2020. 197 “Mission and Vision,” Christian United for Israel, Diakses melalui https://www.cufi.org/impact/about-us/mission-and-vision/, 29 Juni 2020. 198 Yona Shimron, “Evangelicals embrace Trump’s peace plan, saying it recognizes the Bible ‘as legal’,” National Catholic Reporter, 2020, Diakses melalui

94

Dalam pemerintahan Trump, Kristen Evangelis memiliki peran yang cukup menonjol.

Israel berada di pusat hubungan yang saling menguntungkan antara Gedung Putih dan kaum

Kristen Evangelis yang merupakan 25% dari penduduk AS. 199 Banyak Kristen Evangelis yang merasa bahwa mereka memiliki hubungan yang begitu mendalam dengan Israel bahkan hingga titik di mana mereka merasa harus membela Israel atas ancaman apapun. Hal ini kemudian dapat menjelaskan mengapa Hagee dan Evans menghadiri perilisan Trump Peace Plan.

Mereka pergi untuk mendukung kepentingan negara Israel.

Para Kristen Evangelis melihat dukungan Trump atas Israel sebagai pemenuhan janji dan sebagai bentuk penempatan orang Amerika di pihak Tuhan. Sudut pandang dari tujuan utama para Kristen Evangelis adalah menjaga Yerusalem sebagai kota di bawah kedaulatan

Israel dan tujuan tersebut sejalan dengan rencana damai Trump.

Profesor di Universitas Maryland, Dr. Shibley Telhami mengatakan bahwa kelompok ini mendukung Israel dalam bentuk yang lebih kuat dibandingkan dengan orang Yahudi

Amerika. Pada Kristen Evangelis bahkan diibaratkan sebagai prajurit dari Trump Peace Plan.

200

Para Kristen Evangelis percaya bahwa dukungannya terhadap Israel dapat dilihat sebagai bentuk kesalehan mereka terhadap Tuhannya. Mereka juga percaya bahwa Trump

Peace Plan merupakan rencana paling ideal bagi Israel yang sesuai dengan ajaran yang mereka percayai. Hagee menyatakan bahwa Trump Peace Plan merupakan rencana damai terbaik yang

https://www.ncronline.org/news/politics/evangelicals-embrace-trumps-peace-plan-saying-it- recognizes-bible-legal, 28 Juni 2020. 199 “Religious Landscape Study,” Pew Research Center, 2020, Diakses melalui https://www.pewforum.org/religious-landscape-study/ 22 Juli 2020. 200 Ilene Prusher, “Jews are devided on Trump’s Israel plan but evangelicals bless it – why,” The Forward Association, 2020, Diakses melalui https://forward.com/news/israel/439279/evangelicals- israel-peace-plan/?gamp, 28 Juni 2020.

95 pernah diajukan oleh pemerintahan AS manapun. Sementara, Mike Evans menyatakan bahwa proposal damai Trump diakui legal oleh Alkitab meskipun Palestina menolaknya. 201

Dukungan terbuka dari para petinggi kaum Kristen Evangelis seperti Hagee, Evans dan

Mike Pence cukup memengaruhi opini publik. Terutama bila menimbang jumlah umat dari kelompok ini yang terbilang banyak. Selain melalui dukungan terbuka, kelompok ini juga secara moral mendukung Israel dengan mempromosikan kepentingan Israel melalui iklan dan liputan di surat kabar ataupun majalah Kristen. 202

Dalam melaksanakan tujuannya, CUFI bekerja sama dengan kelompok lobi Israel lainnya seperti AIPAC. Keduanya bekerja sama untuk mendorong legislatif dan eksekutif untuk menjadi lebih pro-Israel sehingga menghasilkan kebijakan luar negeri AS yang pro-Israel.

Anggota CUFI, AIPAC dan Kongres saling terhubung satu sama lain dan tak ragu untuk bertindak bila ada kebijakan yang nampaknya akan membahayakan dan tidak menguntungkan bagi Israel. 203

4.5.2 American Israel Public Affairs Committee (AIPAC)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa AIPAC merupakan kelompok Yahudi pro-Israel yang selalu berperan aktif dalam melobi para pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan luar negeri AS yang pro-Israel.

AIPAC didirikan pada 1963. Kantor pusatnya terletak di Washington DC. Kelompok ini memiliki lebih dari 100.000 anggota dengan 17 kantor regional di seluruh negara bagian,

201 Yona Shimron, “Evangelicals embrace Trump’s peace plan, saying it recognizes the Bible ‘as legal’,” National Catholic Reporter, 2020, Diakses melalui https://www.ncronline.org/news/politics/evangelicals-embrace-trumps-peace-plan-saying-it- recognizes-bible-legal, 28 Juni 2020. 202 “Initiatives,” Christian United for Israel, 2020, Diakses melalui https://www.cufi.org/impact/initiatives/, 22 Juli 2020. 203 Michael Kupferberg, “John Hagee, Christian Zionism, U.S. Foreign Policy anf the States of Israel: An Intertwind Relationship,” (Skripsi Pasca Sarjana, Brandeis University, 2009), Diakses melalui http://bir.brandeis.edu/bitstream/handle/10192/23244/MK%20MA%20Thesis.pdf?sequence=1&isAllo wed=y.

96 termasuk Yerusalem. 204 Anggotanya tersebar di seluruh negara bagian dan memiliki peran penting dalam menerapkan keterlibatan gerakan akar rumput. Fokus AIPAC adalah untuk mendukung Israel dan membuat AS untuk mendukung Isael. Tujuan utama AIPAC adalah melobi Kongres sehingga dapat meningkatkan bantuan ke Israel.205

AIPAC memiliki caranya sendiri dalam melaksanakan lobi. Salah satunya adalah dengan memengaruhi presiden dan Kongres secara langsung. Hal ini berdasarkan pada peran penting yang dimiliki oleh presiden dan Kongres dalam membuat kebijakan luar negeri AS.

Kongres memiliki pengaruh dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri AS sedangkan presiden adalah aktor terpenting dalam pembuatan kebijakan luar negeri AS.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center, anggota Kongres-

116 periode 2019-2020 terdiri dari 54% anggota Protestan (233 di DPR dan 60 di Senat), 30.5% anggota Katolik (141 di DPR dan 22 di Senat), 6.4% anggota Yahudi (26 di DPR dan delapan di Senat), 1.9% anggota Mormon (enam di DPR dan empat di Senat), dua anggota Budha, tiga anggota muslim, dan tiga lainnya adalah Hindu. 206

Berdasarkan data di atas, Kongres didominasi oleh para penganut Kristen, di mana banyak dari mereka juga merupakan pendukung Israel. Di sisi lain, 6.4% anggota Kongres yang

Yahudi berjumlah 34 orang. Ini merupakan jumlah yang besar yang juga membuktikan bahwa

Kongres empat kali lebih Yahudi dibandingkan dengan populasi Yahudi di AS dengan 1.75%.

204 “The AIPAC Briefing Book,” AIPAC, Diakses melalui https://www.aipac.org/~/media/Publications/Policy%20and%20Politics/AIPAC%20Analyses/Issue%2 0Memos/2011/02/AIPACBriefingBook2011.pdf. 205 Richard H. Curtiss, Stealth PACs: How Israel's American Lobby Seeks to Control U.S. Middle East Policy 2nd ed. (Washington, D.C: American Educational Trust, 1990) 206 “Faith on the Hill,” Pew Research Center, 2019, Diakses melalui http://www.pewforum.org/2019/01/03/faith-on-the-hill-116/, 30 Juni 2020.

97

207 Bila suara para Yahudi dan Kristen digabungkan, aman untuk mengatakan bahwa posisi lobi dalam mendukung Israel di Kongres sudah terjamin.

AIPAC melakukan berbagai cara demi mencapai tujuannya. Setiap tahunnya, AIPAC mengirimkan daftar tujuan umum dan legislatif kepada setiap anggota Kongres dan Gedung

Putih. AIPAC juga berpengaruh terhadap program perguruan tinggi melalui akademisi dan think tank. Selain itu, AIPAC juga memproduksi beberapa portal berita, seperti The Near East

Report. Tak terkecuali banyak kantor surat kabar besar seperti The New York Times, CNN,

ABC, NBC, dan Wall Street Journal yang kepemilikannya dimiliki oleh orang Yahudi. 208

Dengan begitu, AIPAC dapat dengan mudah dalam pembentukan opini publik untuk lebih mendukung Israel.

AIPAC adalah kelompok kepentingan yang besar, kaya, dan berkuasa sehingga mereka dapat dengan mudah memengaruhi ranah pemerintahan. Jika ketegangan terjadi antara kepentingan Israel dan Kongres, AIPAC akan dengan segera membalikannya. Dengan cara ini, kepentingan yang dimiliki dapat terjamin dan karenanya, AIPAC telah berhasil membuat pemerintah mengikuti agenda yang mereka miliki, yakni mendukung kepentingan Israel.

Dalam setiap pemilihan di AS, kelompok ini membuat dana kampanye besar yang kemudian diberikan kepada para kandidat dari masing-masing partai. Hal ini ditujukan agar para kandidat lebih memperhatikan mereka seiring dengan suara dan kepentingan yang dimiliki.

Pemberian sumbangan dana ini tidak dilakukan melalui tangan kelompok, melainkan melalui orang yang berafiliasi dengan kelompok. Hal ini lah yang terjadi dengan Trump. Trump

207 “Jewsih Population by Country 2020,” World Population Review, 2020, Diakses melalui https://worldpopulationreview.com/country-rankings/jewish-population-by-country, 29 Juni 2020. 208 T. R. Austin, “Hijacking American Foreign Policy in the Middle East:An Analysis of the Power of the American Israel Public Affairs Committee,” Illinois State University, 2016, Diakses melalui http://pol.illinoisstate.edu/ downloads/conferences/2006/AustinTanyaAIPAC05.pdf.

98 mendapatkan bantuan dana yang cukup besar dari Sheldon Adelson. Dengan kata lain, AIPAC memiliki andil dalam kemengangan Trump pada pemilihan presiden 2016.

Dilihat dari kebijakan luar negerinya, Trump sangat pro-Israel. Hal ini lah yang kemudian dapat menguntungkan bagi kelompok lobi. Dalam konteks Trump Peace Plan,

AIPAC memberikan dukungan penuh. AIPAC mengatakan bahwa mereka sangat menghargai upaya Trump dan pemerintahannya yang mengemukakan gagasan untuk menyelesaikan konflik dengan cara mengakui kebutuhan kemanan negara sekutunya itu.209

Proses pembuatan kebijakan luar negeri AS dipengaruhi oleh sistem pemerintahan. Bila presiden dan Kongres memiliki dukungan dari kelompok lobi, maka kebijakan luar negeri yang dihasilkan dapat dilihat sebagai cerminan kepentingan dari kelompok tersebut. Terlebih, jika opini publik sudah dibentuk sesuai dengan kepentingan yang diinginkan. Maka dari itu, perilisan Trump Peace Plan dipengaruhi oleh sistem pemerintahan AS yang ditopang oleh kepentingan kelompok lobi.

4.5.3 Pemakzulan Trump

Selain memiliki wewenang dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri AS, Kongres memiliki wewenang untuk mencopot jabatan presiden, wakil presiden, dan semua pejabat sipil

AS jika dinyatakan bersalah atas pengkhianatan, penyuapan, atau pelanggaran ringan dan kejahatan berat lainnya. 210

Proses tersebut disebut dengan pemakzulan. Pemakzulan di AS sama halnya seperti mengajukan gugatan seperti pengajuan dakwaan di pengadilan. DPR memiliki wewenang

209 Vakkas Dogantekin, “Jewish groups in US blast Trump’s Mideast peace plan,” Anadolu Agency, 2020, Diakses melalui https://www.aa.com.tr/en/americas/jewish-groups-in-us-blast-trumps-mideast- peace-plan/1717414, 1 juli 2020. 210 “Impeachment,” United States Senate, Diakses melalui https://www.senate.gov/reference/Index/Impeachment.htm, 22 juli 2020.

99 untuk mengajukan pemakzulan sementara Senat memiliki wewenang tunggal untuk mengadili pemakzulan dan menentukan vonis akhir.

Pada 18 Desember 2019, Trump dimakzulkan oleh DPR atas penyalahgunaan kekuasaan dan menghalang-halangi Kongres. Penyelidikan DPR menemukan bahwa Trump meminta campur tangan asing dalam pemilihan umum presiden AS 2016 dan penyalahgunaan kekuasaan atas kasus Trump-Ukraina dimana ia menghentikan bantuan militer dan undangan kunjungan ke Gedung Putih agar Ukraina dengan segera dapat melakukan penyelidikan resmi pada politikus yang bersaing dengan Trump. 211

Trump merupakan presiden AS ketiga yang menghadapi pemakzulan setelah Andrew

Johnson pada 1868 dan Bill Clinton pada 1998. Baik Johnson maupun Clinton tidak dipecat dari jabatannya sebagai presiden karena tidak mendapatkan cukup suara mendukung di Senat.

212 Untuk sebuah pemecatan, setidaknya dibutuhkan dua pertiga suara setuju dari 100 kursi anggota Senat.

Prosedur pemakzulan Trump berlangsung pada bulan September hingga November

2019. Sidang dilaksanakan mulai 4 Desember 2019. Pada 4 Feburari 2020, Trump dinyatakan bebas dari semua dakwaan. Sama seperti pendahulunya, gagalnya pemakzulan Trump dikarenakan suara penolakan Senat yang lebih banyak dibandingkan dengan suara setuju. Hal ini dikarenakan komposisi anggota Kongres-116 yang terdiri dari DPR dengan anggota mayoritas Demokrat dan Senat dengan anggota mayoritas Republikan. Maka dari itu, komposisi partai di Kongres dapat menentukan nasib pemakzulan presiden.

211 “Articles of Impeachment Against Donald John Trump,” Congress of the United States of America, 2019, Diakses melalui https://www.congress.gov/116/bills/hres755/BILLS-116hres755enr.pdf. 212 “Voting Senat AS Bebaskan Trump dari Pemakzulan,” , 2020, Diakses melalui https://www.dw.com/id/voting-senat-as-bebaskan-trump-dari-pemakzulan/a-52274378, 22 juli 2020.

100

Bila dilihat pada cap waktu, proses pemakzulan Trump dan perilisan Trump Peace Plan terjadi pada waktu yang berdekatan. Penelitian ini percaya bahwa perilisan Trump Peace Plan merupakan langkah politis Trump dalam membentuk opini publik, meskipun keputusan pemakzulan berada di tangan Senat. Terlebih, fakta bahwa disaat media dan publik fokus pada isu pemakzulannya, Trump berdiri di East Room Gedung Putih dan menyebut dirinya sebagai peacemaker dan tidak pernah menyebutkan kata pemakzulan. 213

4.6 Pemilu Israel

Penelitian ini berfokus pada pemilihan waktu yang digunakan Trump dalam perilisan rencana damainya. Dalam Trump Peace Plan, waktu memiliki peranan yang sangat penting yang tidak bisa diabaikan. Sejak awal masa pemerintahannya, Trump telah berbicara ke publik bahwa ia dan timnya sedang mengerjakan sebuah proposal damai yang ditujukan untuk perdamaian antara Israel dan Palestina. Tiga tahun sejak pembicaraan tersebut, Trump Peace

Plan akhirnya dirilis secara resmi oleh Gedung Putih pada 28 Januari 2020. Perilisan ini sempat direncakan akan dilakukan pada akhir 2018. Rentan waktu yang cukup lama ini akan membawa penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian.

Pada kuartal akhir 2018, Kushner dan Greenblatt memberikan briefing kepada para jurnalis bahwa Trump Peace Plan akan segera dirilis secara resmi. 214 Perlu digaris bawahi bahwa sejak awal, rencana perilisan ini secara tidak langsung menyampingkan eksistensi

Palestina mengingat kebijakan luar negeri pemerintahan Trump yang sangat pro-Israel dan kontra terhadap Palestina seperti yang sudah dijelaskan pada bab dua.

213 David E. Sange, “A Deal That Has Two Elections, Rather Than Mideast Peace, as Its Focus,” The New York Times, 2020, Diakses melalui https://www.nytimes.com/2020/01/28/world/middleeast/trump-netanyahu-peace-plan.html, 22 juli 2020. 214 Amir Tibon dan Noa Landau,“Trump’s ‘Deal of the Century’ Was Written in a Way So the Palestinians Would Reject It. Maybe That Was the Plan,” Haaretz, 2020, Diakses melalui https://www.haaretz.com/israel-news/.premium-trump-s-deal-of-the-century-was-written-so-the- palestinians-would-reject-it-1.8443677, 21 Juli 2020.

101

Tak seperti rencana awal, perilisan Trump Peace Plan mengalami penundaan.

Penundaan ini berkaitan dengan keadaan politik dalam negeri Israel. Pada Desember 2018, pemerintahan Netanyahu yang seharusnya tetap memerintah hingga satu tahun kemudian dinilai gagal sehingga muncul seruan bagi Israel untuk melakukan pemilihan lebih awal pada

9 April 2019. 215

Pada awalnya, pemerintahan Trump mengatakan bahwa kacaunya keadaan politik di

Israel tidak akan memengaruhi rencana perilisan Trump Peace Plan. Nyatanya, rencana perilisan mengalami penundaan. Pemerintahan Trump memutuskan untuk merilis rencana perdamaiannya setelah pemilihan presiden di Israel selesai. 216

Pemilihan 9 April 2019 di Israel dimenangkan oleh partai sayap kanan dengan kemenangan pada mayoritas lima kursi di Knesset. Dengan kata lain, Netanyahu memenangkan pemilu dan dapat kembali memimpin Israel. Berakhirnya pemilu 9 April 2019 yang dimenangkan oleh Netanyahu membuat penasehat kemanan nasional AS saat itu, John Bolton, merilis pernyataan bahwa Trump Peace Plan akan segera dirilis dalam waktu yang sangat dekat.

217

Dalam kurun waktu yang sangat dekat yang dimaksud Bolton, Israel saat itu sedang dalam proses negosiasi koalisi. Sebelumnya, pemerintahan Trump mengalami debat internal apakah saat itu merupakan waktu yang tepat untuk merilis Trump Peace Plan atau lebih baik

215 Gil Hoffman dan Lahav Harkov, “Netanyahu’s coalition collapses; Israel heading to election on April 9th,” The Jerusalem Post, 2018, Diakses melalui https://www.jpost.com/israel-news/israel-headed-to- early-elections-in-april-575277, 22 juli 2020. 216“US won’t release Middle East peace plan before Israeli election,” Aljazeera, 2019, Diakses melalui https://www.aljazeera.com/news/2019/08/won-release-middle-east-peace-plan-israeli-election- 190828200445497.html, 22 juli 2020. 217 Amir Tibon dan Noa Landau,“Trump’s ‘Deal of the Century’ Was Written in a Way So the Palestinians Would Reject It. Maybe That Was the Plan,” Haaretz, 2020, Diakses melalui https://www.haaretz.com/israel-news/.premium-trump-s-deal-of-the-century-was-written-so-the- palestinians-would-reject-it-1.8443677, 21 Juli 2020.

102 bermain aman dengan menunggu hingga Netanyahu berhasil membentuk pemerintahan dan secara resmi berkuasa kembali. Kushner dan Greenblatt lalu memutuskan untuk menunggu.218

Tak seperti yang diharapkan, pada Mei 2019 Netanyahu mengalami kegagalan dalam membentuk pemerintahan. Partai Sayap Kanan mengalami perpecahan karena terdapat perbedaan pandangan mengenai kebijakan terkait permasalahan dengan partai agama. Maka dari itu, Israel memutuskan untuk melakukan pemilihan kedua yang dilaksanakan pada

September 2019. 219

Kegagalan Netanyahu dalam membentuk pemerintahan tentu saja memengaruhi rencana perilisan Trump Peace Plan. Kushner dan tim akhirnya menjalankan sebuah strategi yakni dengan merilis Trump Peace Plan secara terpisah kedalam dua bagian. Bagian yang pertama dirilis adalah bagian ekonomi. Bagian ini dirilis pada workshop ekonomi internasional mengenai Timur Tengah yang diadakan di Bahrain pada Juni 2019. Bagian ekonomi dari

Trump Peace Plan ini dirilis dengan tujuan dapat menuntun Israel dan Palestina kepada perdamaian, meskipun kedua belah pihak memutuskan untuk tidak menghadiri konferensi ini.

220

Pemilihan kedua pada September 2019 membuahkan hasil yang imbang antara

Netanyahu dan lawan politiknya dari Partai Biru Putih, Benny Gantz. Sayangnya, kedua partai gagal dalam meraih suara mayoritas di Knesset. Gagalnya pemilihan kedua mengakibatkan

Israel untuk kembali melangsungkan pemilihan untuk ketiga kalinya pada Maret 2020.

218 Amir Tibon dan Noa Landau,“Trump’s ‘Deal of the Century’ Was Written in a Way So the Palestinians Would Reject It. Maybe That Was the Plan,” Haaretz, 2020, Diakses melalui https://www.haaretz.com/israel-news/.premium-trump-s-deal-of-the-century-was-written-so-the- palestinians-would-reject-it-1.8443677, 21 Juli 2020. 219 Oren Lieberman, “Israeli leaders warn of possible third election amid political deadlock,” CNN, 2019, Diakses melalui https://edition.cnn.com/2019/09/19/middleeast/israel-election-gantz-netanyahu- intl/index.html, 22 Juli 2020. 220Noam Weissman, “The Bahrain Conference, June 2019,” Unpacked for Educators, 2019, Diakses melalui https://unpacked.education/the-bahrain-conference-june-2019/, 23 Juli 2020.

103

Kegagalan pemilihan kedua ini tentu berakibat pada perilisan Trump Peace Plan. Kushner dan tim kembali mendunda perilisan. 221

Namun, media Israel secara tiba-tiba mengumumkan bahwa pemerintahan Trump akan merilis Trump Peace Plan secara utuh dalam periode kampanye untuk pemilihan ketiga. Pada akhirnya, pemerintahan Trump memutuskan untuk merilis rencana perdamaian tersebut secara utuh pada akhir Januari 2020. 222

Pemilihan ketiga ini akhirnya melahirkan hasil yang berbeda dari dua pemilihan sebelumnya. Netanyahu dilantik sebagai perdana menteri dan Gantz sebagai perdana menteri alternatif oleh Knesset pada 17 Mei 2020. Netanyahu dan Gantz sepakat untuk dapat bergantian mengisi posisi perdana menteri dan perdana menteri alternatif dalam jangka waktu 18 bulan.

Keduanya setuju untuk membentuk kabinet gabungan yang berisi 36 menteri dan 16 wakil menteri. Masa kepemimpinan pertama akan diisi oleh Netanyahu. 223

Serangkaian kejadian ini membuktikan bahwa waktu perilisan yang dipilih oleh

Kushner dan tim perlu diwaspadai. Selain perilisan yang selalu diundur mengikuti dinamika politik dalam negeri Israel, rencana damai ini dirilis tepat lima minggu sebelum dilangsungkannya pemilihan ketiga di Israel yang juga bertepatan dengan waktu untuk Knesset dalam memilih upaya apakah Netanyahu akan menerima kekebalan dari penuntutan atas kasus korupsi yang sedang dihadapinya.

221 Maayan Lubell, “Explainer: Israeli politics deadlocked after second election: What now?,” , 2019, Diakses melalui https://www.reuters.com/article/us-israel-election-explainer/explainer-israeli- politics-deadlocked-after-second-election-what-now-idUSKBN1W31YI, 21 Juli 2020. 222 “Remarks by President Trump and Prime Minister Netanyahu of the State of Israel in Joint Statements,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/briefings- statements/remarks-president-trump-prime-minister-netanyahu-state-israel-joint-statements/, 22 Juli 2020. 223 Mark Katkov, “A Shaky Coalition Governement Takes Officec in Israel,” NPR, 2020, Diakses melalui https://www.npr.org/2020/05/18/857728475/agreeing-on-almost-nothing-a-shaky-coalition- government-takes-office-in-israel, 22 juli 2020.

104

Pemilihan waktu perilisan ini seakan-akan ditujukan untuk menggiring asumsi publik bahwa pemerintahan Trump memang sengaja melakukan serangkaian penundaan perilisan selama lebih dari satu tahun karena untuk membantu Netanyahu untuk menghindari penuntutan terhadap kasus korupsinya dan juga sebagai bentuk intervensi AS pada politik dalam negeri

Israel. Hal ini berdasarkan pada perilisan bagian ekonomi Trump Peace Plan pada Konferensi

Bahrain Juni 2019 dan keseluruhan rencana damai dalam bentuk dokumen Peace to Prosperity pada akhir Januari 2020 dapat dilihat sebagai salah satu faktor atas kemenangan Netanyahu pada Pemilu ketiga pada Maret 2020. Trump Peace Plan yang secara garis besar merupakan bentuk dukungan pemerintahan Trump terhadap Israel dapat digunakan oleh Netanyahu sebagai senjata utamanya dalam pemilu.

Selain pemilihan waktu yang pas dengan dilangsungkannya pemilihan presiden di

Israel, perilisan Trump Peace Plan juga memiliki cap waktu yang berdekatan dengan kasus korupsi yang sedang dihadapi Netanyahu. Pada November 2019, Netanyahu didakwa atas tiga kasus yang dikenal sebagai kasus 1.000, 2.000, dan 4.000 atau kasus penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan. 224

Dalam kasus 1.000 (penipuan dan pelanggaran kepercayaan), Netanyahu dituduh menerima hadiah berupa cerutu dan botol sampanye dari pengusaha dengan imbalan bantuan.

Dalam kasus 2.000 (penipuan dan pelanggaran kepercayaan), Netanyahu dituduh atas pemberian bantuan sirkulasi kepada surat kabar Yediot Ahronot dengan imbalam publikasi liputan yang positif, dan dalam kasus 4.000 (penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan), Netanyahu dituduh mempromosikan keputusan pengaturan yang menguntungkan bagi pemegang saham di perusaahn telekomunikasi raksasa Bezeq, Shaul

224 Ben Sales, “Benjamin Netanyahu’s corruption scandals, explained,” Jewish Telegraphy Agency, 2019, Diakses melalui https://www.jta.org/2019/03/01/israel/benjamin-netanyahus-corruption-scandals- explained 22 juli 2020.

105

Elovitch dengan imbalan publikasi liputan yang positif oleh situs berita Walla milik

Elovitch.225

Persidangan atas kasus yang sedang dihadapi Netanyahu dimulai pada 17 Maret 2020, hanya dia minggu setelah dilangsungkannya pemilihan presiden ketiga. Netanyahu menjalani proses persidangan pada 24 Mei 2020. Proses persidangan masih berlanjut dan ini merupakan pertama kalinya bagi Israel untuk melaksanakan sidang bagi pemimpinnya yang sedang menjabat.

Kasus korupsi ini sudah didakwakan kepada Netanyahu sejak November 2019.

Netanyahu dan tim kampanyenya berusaha untuk membuat para pemilih untuk melupakan kasus yang sedang dihadapi dengan menggambarkan dirinya sebagai negarawan global dan berfokus pada hubungan dekatnya dengan Trump. 226 Dalam beberapa kesempatan, Trump dan

Netanyahu selalu mengatakan bahwa keduanya adalah sahabat yang dekat. Netanyahu sangat menekankan hubungannya dengan Trump dalam mencari dukungannya para pemilih.

Kunci sukses Netanyahu adalah Trump Peace Plan. Netanyahu secara efektif menggunakan dukungan dan kedekatannya dengan Trump untuk menciptakan dukungan di dalam negeri. Pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel juga memengaruhi proses pemilihan dengan cukup signifikan. 227 Terlebih, Trump Peace Plan dirilis tepat berjarak lima minggu menuju pemilihan presiden Israel dan tujuh minggu menuju persidangan

Netanyahu.

225 Ben Sales, “Benjamin Netanyahu’s corruption scandals, explained,” Jewish Telegraphy Agency, 2019, Diakses melalui https://www.jta.org/2019/03/01/israel/benjamin-netanyahus-corruption-scandals- explained 22 juli 2020. 226 Tia Goldenberg, “Netanyahu corruption trial to begin amid national elections,” The Christian Science Monitor, 2020, Diakses melalui https://www.csmonitor.com/World/Middle- East/2020/0218/Netanyahu-corruption-trial-to-begin-amid-national-elections, 7 juli 2020. 227 Ekip, “ANALISIS – Pemilu terencana: Wajah Israel baru milik Netanyahu yang didukung Trump,” Anadoulu Agency, 2020, Diakses melalui https://www.aa.com.tr/id/berita-analisis/analisis-pemilu- terencana-wajah-israel-baru-milik-netanyahu-yang-didukung-trump/1760712, 7 juli 2020.

106

Maka dari itu, Perilisan Trump Peace Plan merupakan bentuk kebijakan luar negeri yang bersifat politis dengan upaya untuk menopang posisi Trump sebagai Presiden AS dan seorang PM Israel yang didakwa atas kasus korupsi dan akan mengadakan pemilihan ketiganya dalam waktu kurang dari satu tahun. Perilisan ini memiliki cap waktu yang berdekatan dengan proses pemakzulan Trump, pemilihan presiden Israel, dan persidangan Netanyahu. 228

Selain itu, AS akan segera melangsungkan pemilihan presiden pada November 2020.

Dengan Trump Peace Plan, setidaknya Trump akan mendapatkan dukungan dari para pemilih pro-Israel seperti kalangan Kristen Evangelis dan Yahudi Amerika. Dengan kata lain, perilisan

Trump Peace Plan yang telah melalui banyak penundaan akhirnya digunakan sebagai alat yang dapat membantu kepentingan Trump dan Netanyahu.

4.3 Idiosinkratik Trump

Dalam hubungan internasional, individu pembuat kebijakan memiliki peran yang signifikan karena persepsinya dapat mempengaruhi hasil dari kebijakan luar negeri. Dan dalam membuat sebuah kebijakan, individu tersebut dipengaruhi oleh latar belakang, arus informasi yang diketahui, keinginan yang dimiliki, serta tujuan yang hendak dicapai individu tersebut.

229

Kuatnya pengaruh individu dalam proses kebijakan luar negeri memunculkan istilah idiosinkratik. Idiosinkratik memusatkan perhatian pada variabel seperti ideologi, motivasi, cita-cita, persepsi, dan nilai-nilai. Dengan kata lain, idiosinkratik melihat individu yang

228 David Pakman, “Impeachment updaye, Trump’s Middle East Peace Plan going nowhere,” The Hill, 2020, Diakses melalui https://thehill.com/hilltv/rising/480675-david-pakman-impeachment-update- trumps-middle-east-peace-plan-going-nowhere, 9 Juli 2020. 229 Kriesna Adi Pratama, “Pengaruh Idosyncratic Mahmoud Ahmadinejad terhadap Hubungan Luar Negeri Iran – Amerika Serikat (2005-2008), (Skripsi Sarjana, Universitas Komputer Indonesia, 2019), Diakses melalui https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/397/jbptunikompp-gdl-kriesnaadi-19846-1-daftari- i.pdf.

107 memiliki kemampuan untuk membuat atau mempengaruhi sebuah kebijakan bagi negaranya.

230

Dalam kasus ini, perilisan Trump Peace Plan dipengaruhi oleh faktor idiosinkratik yang dimiliki Trump. Terlepas dari tekanan eksternal yang diterima oleh Trump, penelitian ini melihat bahwa idiosinkratik Trump berperan sebagai komplemen dari faktor eksternal tersebut.

Dalam level individu, keputusan atau kebijakan yang dibuat merupakan hasil dari individu itu sendiri yakni dengan mempertimbangankan karakteristik individu, bagaimana mereka mecapai keputusan, dan kepribadian dan kepercayaan individu tersebut. 231 Individu yang dimaksud adalah presiden sebagai pembuat kebijakan. Dalam hal ini, Presiden Trump memegang peran yang sangat penting karena kebijakan luar negeri merupakan pertimbangan dari hasil pilihan pemimpin individu dalam proses pengambilan keputusan. 232

Trump adalah seorang yang narsisis. Intensitas narsisme yang dimilikinya tidak dalam kadar yang biasa. Narsisme yang dimiliki Trump membuatnya mudah terlepas dari kenyataan.

Trump memiliki obsesi dengan dirinya sendiri. Trump mencintai semua orang yang memujinya dan menyerang orang-orang yang mengkritik. Hal yang penting bagi seorang narsisis seperti

Trump adalah hal yang dapat membantu dirinya. Sebagai seorang narsisis, Trump bersedia mengatakan dan melakukan apapun untuk mendapatkan kekuasaan dan akan mengambil posisi apapun yang akan membantunya. Seorang narisis adalah orang dengan rasa egois yang belebihan, ditandai oleh karakteristik kekaguman yang berlebihan atau tergila-gila pada diri sendiri. Narsisme dapat meluas hingga mencakup sanjungan dan kesombongan. Singkatnya,

230 K. J. Holsti, International Politics: A Framework for Analysis (New Jersey: Prentice-Hall, 1995). 231 Has Aswar, “The U.S. Foreign Policy under Trump Administration to Recognize Jerusalem as the State Capital of Israel,” Journal of International Studies Vol. 1, No. 2, 2018, hal. 130, Diakses melalui https://www.academia.edu/38115048/The_U.S._Foreign_Policy_under_Trump_Administration_to_Re cognize_Jerusalem_as_the_State_Capital_of_Israel. 232 K. J. Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, (New Jersey: Prentice-Hall, 1983).

108

Sifat narsisme yang dimiliki Trump termanifestasi dalam caranya menjalankan tugas-tugas kepresidenan.233

Trump memiliki kepribadian bauran dari koleris-sanguinis (D/I). D/I adalah kepribadian yang berorientasi pada hasil. Tipe ini memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Mereka cenderung menjadi pemimpin terbaik saat keadaan krisis. Trump merupakan pemimpin secara alami. Sejauh ini, Trump adalah pemimpin alami yang paling kuat yang pernah dilihat oleh komunitas politik. 234

Orang dengan tipe D/I cenderung tidak sabar dan akan mengambil pendekatan menang atau kalah dalam hidup. Tipe ini menggunakan metode langsung untuk mendapatkan hasil yang cepat. Mereka berorientasi pada tujuan dan sangat persuasif dalam mempromosikan ide-ide yang dimiliki. Orang dengan tipe ini cenderung ingin memegang kendali karena memiliki kepercyaan pada kemampuan yang dimiliki untuk membuat sebuah keputusan. Mereka juga menyukai kekuasaaan dan otoritas. 235

Sejak kecil, Trump lahir dan dibesarkan dengan kemewahan. Keluarganya memiliki bisnis properti yang cukup sukses. Kakeknya, Friedrich Trump, merupakan seorang wirausaha di bidang properti. Usahanya ini menargetkan keluarga Yahudi kelas menengah yang sedang memulai hidup baru di AS akibat Perang Dunia I. Setelah meninggal karena terjangkit flu burung, Friedrich memberikan bisnisnya kepada ayah Trump, Frederick Christ.

Usaha properti keluarga Trump ini memiliki kecenderungan untuk bekerjasama dengan orang-orang Yahudi. Hal ini dikarenakan kepercayaan keluarga Trump kepada kaum Yahudi sebagai orang-orang yang kaya, pintar, sukses, dan baik dalam melakukan kerjasama. Trump

233 John K. Wilson, President Trump Unveiled: Exposing the Bigoted Billionaire, New York: OR Books, 2016, h. 35. 234 John T. Cocoris, “What is Donald Trump’s Temperament?,” Diakses melalui https://fourtemperaments.com/donald-trumps-temperament/, 20 Agustus 2020. 235 John T. Cocoris, “What is Donald Trump’s Temperament?,” Diakses melalui https://fourtemperaments.com/donald-trumps-temperament/, 20 Agustus 2020.

109 bahkan percaya bahwa Yahudi adalah penyewa terbaik, sehingga hanya orang Yahudi dan pengusaha saja yang dapat menyewa di usaha properti millik Trump. 236

Trump dikenal sebagai seorang penganut Kristen yang religius sejak kecil. Ibunya dikenal sebagai seorang penganut gereja Presbyterian yang taat. Presbyterian memiliki kemiripan dengan kaum Yahudi dalam pengaplikasian ibadahnya. Salah satu ajarannya menyebutkan Yerusalem sebagai milik kaum Yahudi. 237

Saat masih memimpin Trump Organization, Trump diketahui sering melakukan donasi ke organisasi-organisasi di Israel, baik melalui nama organisasinya maupun secara pribadi.

Berdasarkan data Jewish National Fund, sebuah organisasi yang mengumpulkan donasi uang di luar negeri untuk membiayai proyek-proyek besar di Israel, Trump merupakan salah satu pendonor. Pada 2013, Trump menyumbangkan $ 10.000 untuk lembaga-lembaga yang terletak di Beit El, sebuah pemukiman Israel di Tepi Barat. Trump bahkan mendapatkan penghargaan sebagai Jewish National Fund Tree of Life Award pada 1983. Penghargaan ini diberikan kepada pendonor sebagai penghormatan atas dedikasi terhadap promosi hubungan antara AS dan Israel. 238

Trump selalu menyebut dirinya sebagai ultimate deal maker. Dalam buku Trump: The

Art of The Deal, Trump menyebutkan bahwa baginya cukup mudah untuk membuat sebuah keputusan. Trump hanya perlu terus mendorong keputusannya untuk mendapatkan hal yang diinginkannya. Bagi Trump, membuat keputusan merupakan sebuah seni. 239

236 Dinda Sri Estu, “Dukungan Donald Trump terhadap Pemindahan Ibukota Israel ke Yerusalem dalam Teori Psikoanalisa” (Skripsi Sarjana, Universita Muhammadiyah Malang, 2019). 237 Meghan Murphy Ghill, “The Faith of Donald Trump: The Difference does the faith of an American President Make?” U.S Catholic, Faith in Real Life, 2017, Diakses melalui https://www.uscatholic.org/articles/201701/faith-donald-trump-30910. 238 Judy Maltz, “Inside Donald Trump’s History of Donations is Israel, Haaretz, 2017, Diakses melalui https://www.haaretz.com/us-news/.premium-inside-donald-trump-s-history-of-donations-in-israel- 1.5469673, 7 juli 2020. 239 Donald J. Trump dan Tony Schwartz, Trump: The Art of The Deal, New York: The Random House Publishing Group, 1987, h. 45-47.

110

“I make good deals. That’s what I do. I would make great deals for our country.” 240

Pemilihan presiden 2016 merupakan pencalonan pertamanya untuk pemilihan politik.

Hebatnya, Trump langsung mendapatkan kemenangan. Pemilik Trump Organization ini dikenal karena sifatnya yang pantang menyerah dan memiliki keinginan kuat yang harus tercapai. Sejak 1980, Trump sudah menunjukan ketertarikannya untuk menjadi Presiden.

Trump juga sempat berpindah-pindah partai yang dilatarbelakangi oleh beberapa kepentingannya. Pada akhirnya, Trump berlabuh di Partai Republik. Hal ini disebabkan oleh kemampuan Partai Republik yang dapat mengumpulkan suara mayoritas dari kaum Kristen

Evagelis dengan menggunakan latar belakang Trump sebagai seorang Kristen yang religius.

Kini, Trump ada di tahun keempat masa kepresidenannya. Trump menghadapi kerusakan yang ditimbulkan oleh kebijakannya sendiri hampir di mana-mana. Pemerintahan

Trump telah bermanuver kepada hubungan yang buntung dengan Iran, Korea Utara, dan

Venezuela. Trump bahkan merusak upayanya sendiri untuk mengakhiri perang di Afghanistan.

Selain itu, kerusakan ekonomi yang ditimbulkan dari perang dagang dengan semakin meningkat. 241

Bagi para pengamat, kinerja buruk yang dimiliki oleh Trump dalam bernegosiasi adalah bagian dari karirnya yang berkecimpung dalam dunia bisnis. Salah satu perancang dari The

Trump Organization yang mengenal Trump sejak masa remaja, Alan Lapidus, mengatakan bahwa keterampilan Trump dalam membuat keputusan adalah isapan jempol semata.

Keterampilan bernegosiasi Trump hanya terdiri dari teriakan dan ancaman. 242

240 Donald J. Trump, Twitter, 22 Mei 2015, Diakses melalui https://twitter.com/realDonaldTrump/status/601537150086176768, 20 Agustus 2020. 241 Hal Brands, “Reckless Choices, Bad Deals, and Dangerous Provocations,” Foreign Affairs, 2019, Diakses melalui https://www.foreignaffairs.com/articles/2019-09-27/reckless-choices-bad-deals-and- dangerous-provocations, 20 Agustus 2020. 242 Michael Hirsh, “Why Trump Fails at Making Deals,” Foreign Policy, 2019, Diakses melalui https://foreignpolicy.com/2019/08/21/why-trump-cant-make-deals-international-negotiations/, 20 Agustus 2020.

111

Penuls biografi Trump, Michael D’Antonio, mengatakan bahwa gaya negosiasi Trump melibatkan sikap permusuhan dan metode penindasan yang dirancang untuk memeras setiap kemungkinan konsesi dari pihak lain sambil memaksimalkan keuntungannya sendiri. Perlu digarisbawahi bahwa Trump tidak tertarik dengan win-win solution. 243

Tidak seperti para pendahulunya, Trump adalah seorang presiden yang tidak memiliki pengalaman dalam politik maupun militer. Afilisasi kuat yang dimiliki trump dengan dunia bisnis dan media memiliki dampak pada pemahamannya mengenai dunia. Sebagai seorang pengusaha, Trump menggunakan pendekatan deal oriented untuk urusan internasional. 244

Pada dasarnya, terdapat perbedaan bila melakukan negosiasi dengan negara dan perusahaan. Negara bukanlah merupakan unit bisnis yang dianggap seperti pesaing. Negara tidak bisa mengajukan pailit dan menghilang begitu saja. Dengan kata lain, zero sum game tidak dapat diterapkan untuk urusan ini, khususnya pada negosiasi antara negara dan negara.

245

Untuk memahami atas dasar apa dan dalam situasi apa Trump membangun pandangannya, para ahli melahirkan sebuah istilah Trumpisme. Trumpisme tidak memiliki definisi yang pasti namun menyinggung ambiguitas dan ketidakpastian. Seorang Analis

Republikan yang bekerja di Gedung Putih masa pemerintahan George W. Bush, Ron Christie, mendefinisikan Trumpisme sebagai apa yang dipercaya Tump pada momen tertentu pada hari tertentu tentang subjek tertenu. Christie mengibaratkan bahwa Trump akan menentang perubakan iklim dengan percara diri pada senin. Namun, Trump akan kembali dan mengatakan

243 Michael Hirsh, “Why Trump Fails at Making Deals,” Foreign Policy, 2019, Diakses melalui https://foreignpolicy.com/2019/08/21/why-trump-cant-make-deals-international-negotiations/, 20 Agustus 2020. 244 Wassim Daghrir, “Trump’s Foreign Policy Doctrine of Uncertainty,” E-International Relations, 2020, Diakses melalui https://www.e-ir.info/2020/06/29/trumps-foreign-policy-doctrine-of-uncertainty/, 24 Agustus 2020. 245 Michael Hirsh, “Why Trump Fails at Making Deals,” Foreign Policy, 2019, Diakses melalui https://foreignpolicy.com/2019/08/21/why-trump-cant-make-deals-international-negotiations/, 20 Agustus 2020

112 bahwa ia adalah orang yang paling percaya pada perubahan iklim keesokan harinya. Lalu, pada rabu dia akan kembali menentang. 246 Pengibaratan oleh Christie menunjukan bagaimana

Trump memiliki ketidakpastian dalam mengeluarkan kebijakan.

Trump adalah presiden AS yang paling pro-Israel sejak negara Yahudi ini didirikan pada 1948. Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, memindahkan Kedutaan Besar

AS ke Israel, menutup kantor PLO di Washington DC, memperlihatkan konsistensi dalam membela Israel di PBB, menggunduli bantuan AS kepada UNRWA, serta mendukung pemukiman Israel di Tepi Barat. 247 Kebijakan-kebijakan pro-Israel Trump ini dilengkapi dengan perilisan Trump Peace Plan.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump yang menguntungkan Israel ini memiliki hubungan dengan kedekatan Trump dengan Netanyahu. Tidak ada pemimpin asing manapun yang memiliki hubungan yang sangat mesra dengan Trump selain Netanyahu. Ikatan antara Trump dengan Netanyahu merupakan ikatan yang melampaui hubungan politik semata.

Keduanya memiliki chemistry yang sangat baik. 248 Hal ini dapat dilihat dari pernyataan hubungan yang kuat antara keduanya saat Trump dan Netanyahu bertemu di Gedung Putih untuk penandatanganan proklamasi AS terhadap kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.

249

246 Jon Sopel, “What is ?,” BBC, 2018, Diakses melalui https://www.bbc.com/news/world-us- canada-42738881, 24 Agustus 2020. 247 Josh Hammer, “The Jewish case for President Donald Trump,” Jewish Telegraphu Agency, 2020, Diakses melalui https://www.jta.org/2020/03/15/opinion/the-jewish-case-for-president-donald-trump, 24 Juli 2020. 248 Deirdre Shesgreen, “Trump-Netanyahu: How two leaders reap political rewards from their cozy relationship,” USA Today, 2019, Diakses melalui https://www.usatoday.com/story/news/world/2019/03/25/how-donald-trump-and-benajmin-netanyahu- israel-benefit-close-relationship/3249644002/, 21 Agutus 2020. 249 Ariel Kahana, “President Trump has been the best friend Israel can ever have,” Israel Hayom, 2020, Diakses melalui https://www.israelhayom.com/2020/02/19/president-trump-has-been-the-best-friend- israel-can-ever-have/, 21 Agustus 2020.

113

Perilisan rencana damai ini pada akhirnya dapat dilihat sebagai bentuk implementasi dari faktor idiosinkratik yang dimiliki Trump. Pengalaman, bakat, nilai, dan kepribadian yang dimiliki oleh Trump mempengaruhi cara berpikir, keyakinan, dan prioritas pribadi Trump dalam mengeluarkan kebijakan luar negeri.

4.4 Implikasi Trump Peace Plan terhadap Perdamaian Israel dan Palestina

Johan Galtung mendefinisikan perdamaian melalui dua istilah, yakni positive peace dan negative peace. Negative peace memiliki pengertian sebuah keadaan yang damai tanpa adanya kekerasan, tetapi pada kenyataannya, masyarakat masih mengalami kekerasan dan ketidakadilan yang tidak tampak. Sedangkan, positive peace adalah keadaan dimana terjadi perdamaian yang berarti masyarakat dalam keadaan yang harmonis, merasakan keadilan sosial dan politik, dan kemakmuran ekonomi. 250

Berdasarkan definisi damai di atas, Trump Peace Plan memiliki tujuan yang sama seperti definisi dari positive peace. Trump Peace Plan menjunjung tinggi nilai-nilai yang bertujuan untuk meningkatkan peluang ekonomi, keamanan, politik, dan hak menentukan nasib sendiri bagi Palestina. 251

Namun, tujuan hanyalah tujuan semata. Nyatanya, proposal damai ini sejak awal sangat kontroversial dan berat sebelah. Perdamaian abadi yang ditujukan sulit untuk diimplementasikan karena pendekatan yang digunakan oleh AS membuat Palestina enggan untuk melakukan diskusi lebih lanjut terkait masa depannya sendiri. Palestina bahkan memutuskan hubungan diplomatik dengan AS.

Kebijakan luar negeri Trump sejak awal memang diperuntukkan untuk menguntungkan

Israel, termasuk Netanyahu. Posisi AS sebagai Broker yang terlalu berpihak kepada salah satu

250 Johan Galtung, Peace by Peaceful Means, (London: SAGE Publications, 1996) hal. 2. 251 “Peace to Prosperity Part A: Political Framework,” Gedung Putih, 2020, Diakses melalui https://www.whitehouse.gov/wp-content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf hal. 4.

114 pihak mengakibatkan tidak tercapainya tujuan damai antara Israel dan Palestina. Kebijakan- kebijakan Trump yang sangat pro-Israel justru membawa konflik antara Israel dan Palestina menjadi semakin rumit. Hubungan yang rumit ini bahkan diperburuk oleh langkah Netanyahu dalam rencana aneksasinya di Tepi Barat. Rencana aneksasi ini dapat berdampak pada proses perdamaian antara Israel dan Palestina yang semakin jauh dari kesepakatan damai.

Perilisan Trump Peace Plan pada akhirnya sama sekali tidak memulai proses negosiasi antara Israel dan Palestina. Tanpa berkonsultasi dengan Palestina, rencana damai ini merupakan bentuk hadiah yang diberikan oleh Trump kepada Israel dan dirancang untuk membantu Netanyahu dalam mengamankan kemenangan pemilu dan menghindari dakwaan atas kasus korupsi yang menimpanya. Disisi lain kebijakan ini juga digunakan sebagai pengalihan perhatian publik AS dari proses pemakzulan Trump sehingga Trump mendapatkan lebih banyak dukungan dari para pemilih Kristen Evangelis dan konservatif dalam pemilihan presiden pada November 2020. 252

Perilisan Trump Peace Plan pada dasarnya merupakan kebijakan yang dirilis AS secara gegabah. Trump dan Netanyahu berdiri bersama di Gedung Putih pada 28 Januari 2020 dengan tujuan untuk mengalihakan perhatian dari permasalahan di dalam negeri yang sedang dihadapi oleh keduanya. 253 Kedua pemimpin menggunakan perilisan kebijakan ini sebagai alat untuk memenuhi kepentingan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok konservatif di dalam negeri

AS maupun Israel.

252 Michael Young, “The Trump Plan for Israeli-Palestinian Peace won’t Bring Peace, So What was the Purpose, Carnegie Middle East Center, 2020, Diakses melalui https://carnegie-mec.org/diwan/80968, 10 Juli 2020. 253 Michael H. Fuchs, “Trump’s foreign policy is cynical and self-interested. His ‘peace plan’ is no exception,” The Guardian, 2020, Diakses melalui https://www.theguardian.com/commentisfree/2020/jan/31/trump-israel-palestinians-foreign-policy- peace-plan, 19 Agustus 2020.

115

Pada akhirnya, kebijakan ini dibuat untuk menyokong kepentingan para elit. Tak seperti tujuannya sebagai proposal yang akan menghentikan konflik yang selama ini terjadi di antara

Israel dan Palestina, kebijakan ini justru memperburuk proses damai yang sudah buruk. Para elit menggunakan konflik Israel dan Palestina sebagai alat untuk mencapai kepentingan yang dimiliki.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perdamaian antara Israel dan Palestina merupakan salah satu perhatian Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Setiap presiden AS yang menjabat tak pernah absen dalam membantu proses perdamaian. Upaya AS dalam perdamaian Israel dan Palestina dapat dilihat dari berbagai inisiasi perundingan damai maupun kebijkan luar negeri yang dikeluarkan.

Dalam masa pemerintahan Donald Trump, AS mengeluarkan proposal damai yang disebut sebagai Trump Peace Plan.

Trump Peace Plan berfokus pada ekonomi sebagai sarana untuk mendapatkan perdamaian pada konflik Israel dan Palestina. Proposal ini terdiri dari kerangka kerja ekonomi dan politik. Kerangka kerja ekonomi ditujukan untuk meningkatkan PDB Palestina, penciptaan lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran di Palestina sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Kerangka ekonomi dapat diterima oleh Palestina hanya bila

Palestina setuju pada kerangka kerja politik. Sedangkan, kerangka kerja politik terdiri dari beberapa poin yang dapat merugikan Palestina, seperti status kota Yerusalem sebagai ibu kota

Israel, aneksasi Tepi Barat dan Lembah Jordan, dan demiliterisasi Palestina.

Trump Peace Plan dirilis pada 28 Januari 2020. Perilisannya sempat mengalami beberapa kali penundaan dalam kurun waktu satu tahun. Penilitian ini menemukan bahwa perilisan Trump Peace Plan pada dasarnya dipengaruhi oleh proses politik yang terjadi pada proses pembuatan kebijakan luar negeri AS, yakni melalui pemerintahan, Kongres, kelompok lobi dan kepentingan, media, dan Trump sendiri.

116

117

Trump Peace Plan merupakan kebijakan AS untuk perdamaian konflik Israel dan

Palestina yang sengaja dirancang untuk ditolak oleh Palestina untuk memenuhi agenda dan kepentingan yang dimiliki oleh para pembuat keijakan. Pemerintahan Trump secara kentara mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sangat pro-Israel dan kontra dengan Palestina.

Dengan begitu, Trump dianggap bias dan subjektif karena kecenderungannya dalam memihak salah satu pihak dan abai pada pihak lainnya.

Maka dari itu, prospek keberhasilan dari Trump Peace Plan tidak lebih besar dari upaya pedamaian yang dilakukan oleh presiden-presiden AS sebelumnya. Trump Peace Plan justru hanya melemahkan posisi AS sebagai broker perdamaian. Pada akhirnya, Trump Peace Plan tidak akan membawa perdamaian ke wilayah ini. Sebaliknya, rencana damai ini akan mengguncang wilayah Timur Tengah yang pada dasarnya sudah retak sehingga mengarah pada kerusakan yang lebih parah.

5.2 Saran

Diperlukan pendekatan inovatif untuk proses perdamaian pada konflik Israel dan

Palestina. Gagasan baru diharapkan dapat memberikan energi positif ke dalam proses perdamaian yang hampir mati. Dalam membangun perdamaian yang adil dan abadi, masalah status final yang belum diselesaikan seperti perbatasan, status Yerusalem, keamanan, dan pengungsi harus diputuskan melalui negosiasi langsung antara kedua belah pihak. Bila tidak, perdamaian yang didambakan tidak akan terselesaikan.

Untuk mencapai perdamaian, diperlukan keinginan dari Israel dan Palestina karena bagaimanapun upaya yang diberikan AS, Israel dan Palestina harus mencapai kata sepakat berdasarkan pada preferensi perdamaian masing-masing. Perdamaian tidak akan dapat didapatkan apabila kedua pihak tidak merasa benar-benar ingin berdamai. Terlebih, bila ada pihak ketiga yamg membawa sifat bias dan subjektif yang hanya akan memicu eskalasi konflik.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Bogdan, R. & S. Biklen. Qualitative Research for Education. Boston, MA: Allyn and Bacon, 1992.

Creswell, John W. Research Design: Qualitaive and Quantitative Approaches. California: SAGE Oublications, 1994.

Curtiss, Richard H. Stealth PACs: How Israel's American Lobby Seeks to Control U.S. Middle East Policy. 2nd ed. Washington, D.C: American Educational Trust, 1990. Galtung, Johan. Peace by Peaceful Means. London: SAGE Publications, 1996 Gerges, Fawaz A. Amerika dan Islam Politik: Benturan Peradaban atau Benturan Kepentingan, Terj, Hamid Basyaib dan Kili Pringgodigdo. Jakarta: Alvabet, 2002.

Ginsberg, Benjamin. The Fatal Embrace: Jews and the State. University of Chicago Press, 1993.

Hamilton, Daniel. Domestic Determinants of Foreign Policy in the European Union and the United States. Washington DC: Center for Transatlantic Relations, 2018

Hilsman Roger. To Move a Nation: The Politics of Foreign Policy in the Administration of John F. Kennedy. New York City: Garden City, 1967

Holsti, K. J. (1992) Politik Internasional

Holsti, K.J. (1983) International Politics: A Framework for Analysis. New Jersey: Prentice-Hall

JERVIS, R., GAVIN, F., ROVNER, J., LABROSSE, D., & FUJII, G. (Eds.). Chaos in the Liberal Order: The Trump Presidency and International Politics in the Twenty-First Century. New York; Chichester, West Sussex: Columbia University Press. 2018.

Makovsky, Michael. Churchill's Promised Land: Zionism and Statecraft. Yale University Press, 2007. ISBN 0-300-11609-8.

Morgenthau. In Defense of the National Interest: A Critical Examination of American Foreign Policy, 1951.

Morris, Benny. The Birth of the Palestinian Refugee Problem Revisited, Cambridge University Press, 2004. ISBN 978-0-521-00967-6.

Pape, Ilan. The Ethnic Cleansing of Palestine. Oxford: Oneworld, 2006. ISBN 181685553.

Patomäki, Heikki. After International Relations: Critical Realism and the (Re)-Construction of World Politics. London: Routledge, 2002. Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani Yanyan Mochammad. Pengantar Ilmu HubunganInternasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Singh, Robert. “Foreign Policy” pada American Goverment and Politics. London: SAGE Publications, Ltd., 2003.

Trump, Donald J. & Tony Schwartz. Trump: The Art of The Deal. New York: The Random House Publishing Group, 1987. Wil, Storey. US Government and Politics, Politic Study Guides. Edinburgh Unviersity Press, 2007

Wilson, John K. President Trump Unveiled: Exposing the Bigoted Billionaire. New York: OR Books, 2016.

Skripsi Andriana, Ladia Aisah. “Keputusan Donald Trump tentang Pengakuan Yerusalem sebagai Ibukota Israel.” Skripsi. Universitas Jember, 2018.

Estu, Dinda Sri. “Dukungan Donald Trump terhadap Pemindahan Ibukota Israel ke Yerusalem dalam Teori Psikoanalisa.” Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang, 2019.

Hanifah. “Kepentingan Nasional Amerika Serikat dalam Bidang Energi di Asia Tengah Periode 2003-2010.” Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

Kupferberg, Michael. “John Hagee, Christian Zionism, U.S. Foreign Policy anf the States of Israel: An Intertwind Relationship.” Skripsi. Brandeis University. 2009. M, Yussuf Solichien. “Kerjasama PBB-Amerika Serikat dalam Penyelesaian Kasus Invasi Irak terhadap Kuwait (Tahun 1990-1991). Skripsi. Universitas Indonesia, 2008.

Ningsih, Walda Okvi Juliana. “Personalitas Donald Trump dan Pengaruhnya terhadap Kebijakan Pelarangan Imigran Muslim ke Amerika Serikat.” Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang, 2018. Pratama, Kriesna Adi. “Pengaruh Idosyncratic Mahmoud Ahmadinejad terhadap Hubungan Luar Negeri Iran – Amerika Serikat (2005-2008).” Skripsi. Universitas Komputer Indonesia, 2009.

Setiawan, Michelle Debora. “The role of Israel lobby in the U.S foreign policy towards Israel under Trump's presidency = Peran lobi Israel di kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Israel di bawah kepemimpinan Trump.” Skripsi. Universitas Pelita Harapan, 2020.

Violita, Selvy. “Kehadiran Back Channel Negotiation pada Proses Negosiasi Oslo Agreement antara Israel dan Palestina.” Skripsi. Universitas Indonesia, 2010.

Yilmaz, Ismail. “A Historical Analysis of the Failure of Camp David Summit 2000.” Skripsi. Univeristy of North Texas, 2005.

Yuanita, Puri. “Pandangan Kompas dan Media Indonesia atas konflik Israel-Palestina: sebuah tinjauan analisis wacana kritis terhadap wacana berita.” Skripsi. Universitas Indonesia, 2009.

Artikel Jurnal dan Think Tank

“Conflict and Its Implication on the Two States Solution.” Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies Vol. 12, No. 3: 371-386. DOI: 10.1080/25765949.2018.1534409. “Trump's Jerusalem Move.” Strategic Comments Vol.24, No. 1, (2018).

“US–Israel relations under Trump.” Strategic Comments Vol. 23, No. 2, (2017). DOI: 10.1080/13567888.2017.1316066.

Aswar, Has. “The U.S. Foreign Policy under Trump Administration to Recognize Jerusalem as the State Capital of Israel.” Journal of International Studies Vol. 1, No. 2, (2018). Bakry, Umar Suryadi. “Pengaruh Faktor Individu dalam Politik Luar Negeri: Sebuah Kajian Idiosinkratik.” Jurnal Alternative Vol. 06, (2016).

Bao, Hsiu-Ping. “The One-State Solution: An Alternative Approach to the Israeli–Palestinian Conflict?.” Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies Vol. 12, No. 3, (2018). DOI: 10.1080/25765949.2018.1534407.

Blount. “The Road to Impeachment: Donald Trump.” Journal of Political Sciences & Public affairs Vol. 6, No. 1, (2018). DOI: 10.4172/2332-0761.1000318.

Bounchnik-Chen, Raphael G. “The Bahrain Conference: Nothing New Under the Sun.” BESA Center Perspectives Paper No. 1, (2019).

Elgindy, Khaled. “Trump’s Dangerous Vision for Palestine.” Journal of Palestine Studies Vol. XLVIII, No. 4, (2019). DOI: https://doi.org/10.1525/jps.2019.48.4.103.

Fishman, Joel & Yosef Kuperwasser. “The Peace to Prosperity Workship in Bahrain and its Contribution to Reducing tge ‘Representation Gap’,” National Resilience, Politics and Society Vol. 1, No. 2, (Fall 2019): 123-142. DOI: https://doi.org/10.26351/NRPS/1-2/1.

Hamdi, Osama Anter. “American Foreign Policy toward the Arab-Israeli Conflict: Strategic Transformations.” Insight Turkey Vol. 20, No. 2, (2018): 251-271. DOI: 10.25253/99.2018202.12.

Imam, Mukhtar. “United States Foreign Policy in the Palestinian-Israeli Conflict and Its Implication on the Two States Solution.” Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies Vol. 12, No. 3, (2018): 371-386. DOI: 10.1080/25765949.2018.1534409.

Inbari, Motti & M. Gordon Byrd. “Why Do Evangelicals Support Israel.” Politics and Religion Section of the American Political Science Association, (2020): 1-36. https://www.researchgate.net/publication/338583810_Why_Do_Evangelicals_Suppor t_Israel

Inbari, Motti & M. Gordon Byrd. “Why Do Evangelicals Support Israel.” Politics and Religion Section of the American Political Science Association. (2020). DOI: 10.1017/S175504831900052X.

Muchsin, Misri A. “Palestina dan Israel: Sejarah, Konflik dan Masa Depan.” Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 39, No 2, (2015). DOI: http://dx.doi.org/10.30821/miqot.v39i2.32

Muhamad, Simela Victor. “Info Singkat: Perundingan Perdamaian Palestina-Israel.” Pusat Pengkajian P3DI Sekretariat Jenderal DPR RI Vol. V, No. 15/I/P3DI/Agustus/2013.

Musmar, Frank. “The Trump Vision vs. the Obama Vision on Israel.” BESA Center Perspectives Paper No. 1,466 (2020).

Newman, David & Ghazi Falah. “Bridging The Gap: Palestininan and Israeli Discourses on Autonomy and Statehood.” Transaction of The Institute for British Geographers, New Series Vol. 22, No. 1, (1997).

Nurjana, Emilia Plupu & M. Fakhruddin. “Deklarasi Balfour: Awal Mula Konflik Israel Palestina.” Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol. 1, No. 1, (2019): 15-26.

Nusem, Rotem. “A Year of Readjustment: The Trump Administration’s New Policy on Israel and Iran.” Israel Journal of Foreign Affairs, (2018). DOI: 10.1080/23739770.2018.1466230.

Paat, Vera. “Posisi Amerika Serikat dalam Penyelesaian Konflik Palestina-Israel.” Politico: Jurnal Ilmu Politik, Vol. 2, No. 2, (2013).

Peter, Pham, J. “What Is in the National Interest? Hans Morgenthau's Realist Vision and American Foreign Policy.” American Foreign Policy Interests Vol. 30, No. 5, (2008): 256-265. DOI: 10.1080/10803920802435245.

Prakoso, Aji, M. dan Jerry Indrawan. “Memahami Studi Perdamaian sebagai Bagian dari Ilmu Hubungan Internasional.” Jurnal Pertahanan dan Bela Negara Vol 9, No 3, (2019).

Reynolds, Douglas B. & Marek Kolodziej. “Institutions and the supply of oil: A case study of Russia.” Energy Policy, Elsevier, Vol. 35, No. 2, (2007): 939-949.

Sari, Cici Malinda. “Faktor Penghambat Implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB dalam Menyelesaikan Masalah Pemukiman Ilegal di Palestina.” JOM FISIP Vol. 5, Edisi I, (Januari – Juni 2018).

Siniver, Asaf & Christopher Featherstone. “Low-conceptual complexity and Trump’s foreign policy.” Global Affairs, (2020). DOI: 10.1080/23340460.2020.1734953.

Slater, Jerome. “What Went Wrong? The Collapse of the Israeli-Palestinian Peace Process.” Political Science Quarterly Vol. 116, No. 2, (2001).

Spoerl, J. “Understanding Resolution 2334: Did the Obama Administration Betray Israel at the UN?” Jewish Political Studies Review 27(3/4), (2016): 69-76.

Internet ACPR. “The Israeli-Palestinian Interim Agreement (Oslo II) (1995).” http://www.acpr.org.il/publications/books/44-Zero-isr-pal-interim-agreement.pdf, 20 Juli 2020.

AIPAC. “The AIPAC Briefing Book.” https://www.aipac.org/~/media/Publications/Policy%20and%20Politics/AIPAC%20A nalyses/Issue%20Memos/2011/02/AIPACBriefingBook2011.pdf

Arbit, Carmiel. “US-Palestinian relations and aid cuts, impact Israel’s security.” Atlantic Council. 2019. https://www.atlanticcouncil.org/blogs/menasource/us-palestinian- relations-and-aid-cuts-impact-israels-security/, 18 Mei 2020.

Australia/Israel & Jewish Affairs Council. “The Palestinian response to the Trump peace plan.” 2020. https://aijac.org.au/update/the-palestinian-response-to-the-trump-peace-plan/, 20 Juli 2020.

Brands, Hal. “Reckless Choices, Bad Deals, and Dangerous Provocations.” Foreign Affairs. 2019. https://www.foreignaffairs.com/articles/2019-09-27/reckless-choices-bad-deals- and-dangerous-provocations, 20 Agustus 2020. Cafiero, Giorgio. “The Legacy of Jason Greenblatt’s Diplomatic Service.” Lobe Log. 2020. https://lobelog.com/the-legacy-of-jason-greenblatts-diplomatic-service/, 20 Juli 2020.

Calamur, Krishnadev. “Trump’s New Attempt to Push Palestinians to Negotiate With Israel.” The Atlantic. 2018. https://www.theatlantic.com/international/archive/2018/09/plo- office-dc-icc-trump/569767/, 19 Juli 2020.

CRS Report. “U.S. Foreign Aid to the Palestinians.” 2018. Diakses melalui https://www.everycrsreport.com/reports/RS22967.htmlpdf/48/4/103/396751/jps_2019 _48_4_103.pdf

Daghrir, Wassim. “Trump’s Foreign Policy Doctrine of Uncertainty.” E-International Relations. 2020. https://www.e-ir.info/2020/06/29/trumps-foreign-policy-doctrine-of- uncertainty/, 24 Agustus 2020.

Friedman, Lara. “Ambassador-nominee David Friedman, In His Own Words.” Americans for Peace Now. 2016. https://peacenow.org/entry.php?id=21940#headline2, 28 April 2020.

Gedung Putih. “Peace to Prosperity.” 2020. https://www.whitehouse.gov/wp- content/uploads/2020/01/Peace-to-Prosperity-0120.pdf

Gedung Putih. “Read out of Jared Kushner, Jason Greenblatt, and David Friedman’s Meeting with Prime Minister Netanyahu of Israel.” 2017. https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/readout-jared-kushner-jason- greenblatt-david-friedmans-meeting-prime-minister-benjamin-netanyahu-israel/, 21 Juni 2017. Gedung Putih. “Remarks by President Trump and President Abbas of the Palestinian Authority in Joint Statement.” 2017. https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks- president-trump-president-abbas-palestinian-authority-joint-statement/, 28 April 2020. Gedung Putih. “Remarks by President Trump and Prime Minister Netanyahu of Israel in Joint Press Conference.” 2017. https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks- president-trump-prime-minister-netanyahu-israel-joint-press-conference/, 28 April 2020. Gedung Putih. “Remarks by President Trump and Prime Minister Netanyahu of the State of Israel in Joint Statements.” 2020. https://www.whitehouse.gov/briefings- statements/remarks-president-trump-prime-minister-netanyahu-state-israel-joint- statements/, 22 Juli 2020

Gedung Putih. “Remarks by the Vice President at Christian United for Israel Wasington Summit.” 2017. https://www.whitehouse.gov/briefings-statements/remarks-vice- president-christians-united-israel-washington-summit/, 22 Juli 2020. Global Conflict Tracker. “Israeli-Palestinian Conflict, Council on Foreign Relations.” 2020. https://www.cfr.org/global-conflict-tracker/conflict/israeli-palestinian-conflict, 22 juli 2020.

Goldenberg, Tia. “Netanyahu corruption trial begin amid national elections.” The Christian Science Monitor. 2020. Diakses melalui https://www.csmonitor.com/World/Middle- East/2020/0218/Netanyahu-corruption-trial-to-begin-amid-national-elections, 8 juli 2020

Hammer, Josh. “The Jewish case for President Donald Trump.” Jewish Telegraphy Agency. 2020. https://www.jta.org/2020/03/15/opinion/the-jewish-case-for-president-donald- trump, 24 Juli 2020

Hirsh, Michael. “Why Trump Fails at Making Deals.” Foreign Policy. 2019. https://foreignpolicy.com/2019/08/21/why-trump-cant-make-deals-international- negotiations/, 20 Agustus 2020. Israel Ministry of Foreign Affairs. “PM Netanyahu meets with US Special Representative Jason Greenblatt.” 2017. https://mfa.gov.il/MFA/PressRoom/2017/Pages/PM- Netanyahu-meets-with-US-Special-Representative-Jason-Greenblatt-13-March- 2017.aspx, 30 April 2020.

ITV. “World leaders condemn Donald Trump’s move to recognize Jerusalem as Israel’s capital.” 2017. https://www.itv.com/news/2017-12-06/us-recognises-jerusalem-as- israels-capital-donald-trump-confirms/, 5 Mei 2020. Judeh, Nasser S. “Global Palestina.” The Cairo Review of Global Affairs. 2017. https://www.thecairoreview.com/essays/global-palestine/, 22 juli 2020 Katkov, Mark. “A Shaky Coalition Governement Takes Officec in Israel.” 2020. https://www.npr.org/2020/05/18/857728475/agreeing-on-almost-nothing-a-shaky- coalition-government-takes-office-in-israel, 22 juli 2020. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Menlu RI Pimpin Pertemuan Dewan Keamanan PBB Mengenai Situasi di Timur Tengah.” 2019. https://kemlu.go.id/portal/i/read/307/berita/menlu-ri-pimpin-pertemuan-dewan- keamanan-pbb-mengenai-situasi-di-timur-tengah, 22 juli 2020.

Koyama, Ken. “President Trump Recognizes Jerusalem as Israel’s Capital.” Special Bulletin on International Energy Landscape. 2017. https://eneken.ieej.or.jp/data/7719.pdf

Lynch, Cloum dan Robbie Gramer. “Trump Pressures Palestinians and Allies Over Peace Plan.” Foreign Policy. 2020. https://foreignpolicy.com/2020/02/11/trump-pressures- palestinians-over-middle-east-peace-plan-israel-netanyahu-abbas-olmert-united- nations-diplomacy/, 11 Juni 2020.

Migdalovitz, Carol. “Israeli-Palestinian Peace Process: The Annapolis Conference.” CRS Report for Congress. 2017. https://fas.org/sgp/crs/mideast/RS22768.pdf

Miller, Aaron David. “I’m a Veteran Middle East PPeace Negotiator. Trump’s Plan Is the Most Dangerous I’ve Ever Seen.” Carnegie Endowment for International Peace, 2020. https://carnegieendowment.org/2020/02/27/i-m-veteran-middle-east-peace- negotiator.-trump-s-plan-is-most-dangerous-i-ve-ever-seen-pub-81171, 22 juli 2020.

Nauret, Heather. “Opening of U.S. Embassy Jerusalem.” U.S. Department of State. 2018. https://www.state.gov/opening-of-u-s-embassy-jerusalem/, 5 Mei 2020

Negotiations Affairs Department. “Dr. Saeb Erekat on the Announcement to Close the Palestinian Mission in Washington.” State of Palestine. 2018. https://www.nad.ps/en/media-room/press-releases/dr-saeb-erekat-announcement- close-palestinian-mission-washington, 13 Mei 2020

Nuechterlein, Donald E. “National Interests and Foreign Policy: A Conceptual Framework for Analysis and Decision-Making.” British Journal of International Studies. 2009. https://www.cambridge.org/core/journals/review-of-international- studies/article/national-interests-and-foreign-policy-a-conceptual-framework-for- analysis-and-decisionmaking/3A15B2B5436B3B05FA015026A99CF886

Paladino, Robert. “Merger of U.S. Embassy Jerusalem and U.S. Consulate General Jerusalem.” U.S. Embassy in Israel. 2019. https://il.usembassy.gov/merger-of-u-s-embassy- jerusalem-and-u-s-consulate-general-jerusalem/, 12 Mei 2020

Palestine Liberation Organization. “Erekat: Merging Consulate with Embassy “Last Nail in the Coffin” of US Role in Peace.” 2020. http://www.plo.ps/en/article/128/Erekat-Merging- consulate-with-embassy-%E2%80%9Clast-nail-in-the-coffin%E2%80%9D-of-US- role-in-peace, 12 Mei 2020

Palestinian Return Centre. “Palestinian Refugees: Trump’s Mideast Peace Plan Fatal Blow to Palestinian’s Right to Return to Motherland.” 2020. https://prc.org.uk/en/news/1178/palestinian-refugees-trump-s-mideast-peace-plan- fatal-blow-to-palestinians-right-of-return-to-motherland, 9 Juni 2020.

PBB. “Key Players Reject Proposed United States Peace Plan as Failing to Meet Minumim Rights of Palestinians, Special Coodinator Tells Security Council.” 2020. https://www.un.org/press/en/2020/sc14103.doc.htm, 11 Juni 2020 PBB. “Press Conference by Security Council President on Programme of Work for Februrary.” 2020, https://news.un.org/en/story/2020/02/1057181, 20 Juli 2020.

PBB. “UN underlines need for dialogue to resolve Israel-Palestine conflict.” 2020. https://news.un.org/en/story/2020/02/1057181, 11 Juni 2020

Peace Now. “Special Annual Settlement Construction Report 2018: A Glance at 10 Years under Netanyahu.” 2020. http://peacenow.org.il/wp-content/uploads/2019/05/Annual- Settlement-Construction-Report_2018-1.pdf

Pew Research Center. “Faith on the Hill.” 2019. http://www.pewforum.org/2019/01/03/faith- on-the-hill-116/, 30 Juni 2020. Pew Research Center. “Religious Landscape Study.” 2020. https://www.pewforum.org/religious-landscape-study/, 22 Juli 2020.

Pew Research Center. “White evangelical approcal of Trump slips, but eight-in-ten say they would vote for him.” 2020. https://www.pewresearch.org/fact-tank/2020/07/01/white- evangelical-approval-of-trump-slips-but-eight-in-ten-say-they-would-vote-for-him/, 30 Juni 2020.

Policy Analysis Unit – ACRPS. “Obama White House Late to the Chase: Israeli West Bank Settlements Illegal.” Arab Center for Research and Policy Studies. 2017. https://www.dohainstitute.org/en/lists/ACRPS- PDFDocumentLibrary/Obama_Administration_Settlement_NonVeto_2017.pdf

Policy Analysis Unit. “Abbas-Trump Summit: More Unfounded Optimism.” Arab Centre fo Research & Policy Studies. 2017. https://www.dohainstitute.org/en/lists/ACRPS- PDFDocumentLibrary/Abbas_Trump_Summit.pdf

Portal Berita PBB. “UN underlines need for dialogue to resolve Israel-Palestine conflict.” 2020. https://news.un.org/en/story/2020/02/1057181, 11 Juni 2020.

Promise Kept. “President Donald J. Trump Accomplishments.” https://www.promiseskept.com/achievement/overview/foreign-policy/#, 7 Mei 2020.

Robinson, Kali. “What Is U.S. Policy on the Israeli-Palestinian Conflict?” Council on Foreign Relations. 2020. https://www.cfr.org/backgrounder/what-us-policy-israeli-palestinian- conflict, 22 July 2020. Sales, Ben. “Benjamin Netanyahu’s corruption scandals, explained.” Jewish Telegraphy Agency. 2019. https://www.jta.org/2019/03/01/israel/benjamin-netanyahus-corruption- scandals-explained 22 juli 2020.

Seipel, Arnie. “Israeli Prime Minister Netanyahu Meets with Clinton and Trump.” NPR. 2016. https://www.npr.org/2016/09/25/495376424/trump-pledges-to-recognize-jerusalem- as-israeli-capital-in-meeting-with-netanyahu, 16 April 2020.

Sharp, Jeremy M. “U.S. Foreign Aid to Israel.” Congressional Research Service. 2019. https://fas.org/sgp/crs/mideast/RL33222.pdf, 2 Mei 2020.

Shimron, Yona. “Evangelicals embrace Trump’s peace plan, saying it recognizes the Bible ‘as legal’.” National Catholic Reporter. 2020. https://www.ncronline.org/news/politics/evangelicals-embrace-trumps-peace-plan- saying-it-recognizes-bible-legal, 28 Juni 2020.

State of Palestine. “Letter from Dr. Saeb Erekat, PLO Secretary General, to the Diplomatic Missions in Palestine Regarding the ‘Warsaw Conference’.” 2019. http://www.plo.ps/en/article/125/Letter-from-Dr-Saeb-Erekat,-PLO-Secretary- General,-to-the-Diplomatic-Missions-in-Palestineregarding- the-%E2%80%9CWarsaw, 29 April 2020.

Takata, Hajime. “Make America Great Again – Reagan and Trump.” Mizuho Research Institute. 2016. https://www.mizuho-ri.co.jp/publication/research/pdf/mi/MI161129.pdf, 24 April 2020.

Telhami, Shibley. “Why is Trump undoing decades of U.S. policy on Jerusalem.” Brookings. 2017. https://www.brookings.edu/blog/markaz/2017/12/05/why-is-trump-about-to- declare-jerusalem-the-capital-of-israel/, 29 Juni 2020.

The 34th Government. “PM Netanyahu’s Remarks at the Lighting of the First Chanukah Candle at an Event in Salute of Wounded IDF and Security Forces Veterans and Victims of Terrorism.” 2016. https://www.gov.il/en/departments/news/speechchanuka241216, 28 April 2020

U.S. Department of State, John Kerry. “Remarks on Middle East Peace.” 2016. https://2009- 2017.state.gov/secretary/remarks/2016/12/266119.html, 21 April 2020

United Nations Security Council. “Resolution 2334”. 2016. https://www.un.org/webcast/pdfs/SRES2334-2016.pdf

Water Diplomat. “Water and Trump’s Middle East Peace Plan.” 2020. https://www.ooskanews.com/story/2020/02/water-and-trumps-middle-east-peace- plan_179269, 8 Juni 2020.

Welle, Deutsche. “Voting Senat AS Bebaskan Trump dari Pemakzulan.” 2020. https://www.dw.com/id/voting-senat-as-bebaskan-trump-dari-pemakzulan/a- 52274378, 22 juli 2020.

Wemenbol, Grace. “Israel-Palestine and the Deal of the Century.” Friedrich Ebert Stiftung. 2019. http://library.fes.de/pdf-files/id/15681.pdf, 28 April 2020.

Young, Michael. “The Trump Plan for Israeli-Palestinian Peace won’t Bring Peace, So What was the Purpose.” Carnegie Middle East Center. 2020. https://carnegie- mec.org/diwan/80968, 10 Juli 2020

Yousef, Iyad. “No Justice, no peace: The failure of Kushner’s peace to prosperity workshop.” Atlantic Council. 2019. atlanticcouncil.org/blogs/menasource/no-justice-no-peace-the- failure-of-kushner-s-peace-to-prosperity-workshop/, 22 Mei 2020.

Zanotti, Jim. “U.S. Foreign Aid to the Palestinians.” Congressional Research Service. 2018. https://fas.org/sgp/crs/mideast/RS22967.pdf

LAMPIRAN

Transkrip wawancara dengan Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta periode 2019-2023

Tempat : Ruang Dekan FISIP UIN Jakarta

Waktu : Senin, 27 Juli 2020, Pukul 11.15 – 12.00 WIB

1. Bagaimana pandangan Bapak mengenai Trump Peace Plan?

Dari segi kepentingan AS, kepentingan ini sangat strategis. Pertama, sedang meningkatnya politik kaum kanan di AS sejak naiknya Trump sebagai presiden. Kemudian ditandai dengan isu-isu anti migran, kelompok konservatif dan seterusnya. Dari segitu itu, sebenarnya kepentingan Trump mendorong Israel menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota

Israel. Israel seperti diberi dorongan. Lebih didorong pada bagaimana Trump menyapa kepentingan-kepentingan kelompok konservatif AS dalam hal kebijakan luar negeri.

Satu hal yang perlu dicatat bahwa ini merupakan kebijakan yang sangat sembrono.

Tanpa pertimbangan kepentingan-kepentingan Timur Tengah secara keseluruhan khususnya

Palestina dan Liga Arab yang memang sedang berupaya mendorong Israel kembali ke meja perundingan setelah kegagalan Oslo. Jadi disitulah sebenarnya Trump memainkan politik yang sangat berbahaya. Khususnya pertimbangan jangka panjang tentang kemerdekaan Palestina dan perdamaian Israel dan Palestina, itu yang paling nyata.

2. Menurut Bapak mengapa Trump merilis kebijakan ini? Faktor apa saja yang

mempengaruhi perilisan?

cxxviii

Kepentingan Republikan. Problem AS adalah sejak kegagalan Oslo, terlihat bahwa AS memang kehilangan siapa yang sebenarnya menjadi pegangan yang dapat mendorong perdamaian tetapi juga dijamin kemerdekaan kedua negara, berdasarkan two state solution.

Dua negara yang berdaulat dan berdampingan tetapi bisa saling menjaga perdamaian berdasarkan sejarahnya yang sangat rumit. Clinton sulit mendorong keduanya untuk menaruh kepercayaan tentang kepentingan dua negara khususnya menyangkut posisi kota Yerusalem, baik bagi Palestina maupun Israel. Yang kedua adalah repatriasi atau pengakuan hak-hak yang dirampas, dan tukar menukar tahanan.

Pada pemerintahan Bush, proses perdamaian agak terbengkalai karena war on terror khususnya setelah kejadian 9/11, perang Irak, menata kembali Arab Spring. Membangkitkan kembali komitmen Oslo agak terbengkalai.

Trump hadir dengan berbagai manuvernya tentang memanfaatkan semua politik identitas di AS demi menopang kepentingannya untuk terpilih sebagai presiden saat itu. Sejak berkuasa, maka Trump melakukan manever tersebut.

Saya kira ia berhasil dalam hal mendorong kelompok-kelompok konservatif AS dalam mendukung usulan perdamaian ini. Ditambah lagi Israel, Netanyahu seperti kehilangan cara karena sudah lama memimpin kabinet sebenarnya. Sehingga ada suasana keingingan dalam publik Israel untuk menemukan sosok pemimpin yang berhasil mendorong lebih ekstrim posisi

Israel dalam proses perdamian dengan Palestina. Di situ lah Trump langsung, tidak lama setelah terpilih, menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Tapi sampai sekarang kan tidak ada dukungan dari internasional. Di situ lah kemudian dorongan Trump yang menjamin Israel bisa mencaplok sebagian Tepi Barat itu seperti bermain api setelah manuvernya dalam mengakui Yerusalem ‘tidak berhasil’. Ia akan terus mendorong

Israel untuk bergerak secara ekstrim, yakni pencaplokan wilayah. Saya kira hal ini kekeliruan

cxxix

yang membabi buta. Semata-mata ingin mempertimbangan kepentingan-kepentingan domestik

AS dalam konteks menghadapi pemilu 2020. Saya percaya bahwa manuver ini akan gagal dan mulai kelihatan bahwa Israel pun tidak berani melangkah jauh dari tuntutan yang saat ini digariskan oleh kelompok kanan yahudi.

3. Bagaimana menurut Bapak mengenai penundaan perilisan Trump Peace Plan yang

mengikuti dinamika politik domestik di Israel?

Bisa kita lihat sebagai manuver sepihak yang jelas-jelas melanggar perjanjian internasional. di tingkat itu sendiri PBB saya kira tidak akan dengan mudah menyetujui atau mendukung manuver Trump maupun Netanyahu. Apalagi sekarang ini, publik Israel juga mulai tidak menaruh harapan banyak kepada Netanyahu dibuktikan dengan berbagai demonstrasi untuk mendorong Netanyahu mundur.

Kekalahan Netanyahu dalam arti bahwa dia harus merangkul parpol di Israel untuk membangun kabinet saja terlihat bahwa dia sebenarnya tidak firm dalam majority winning dalam pemilu yang terakhir itu berarti bahwa Netanyahu tampaknya pada Januari 2020 ingin mendeklarasikan pencaplokan Tepi Barat terkesan bahwa ia ingin mengecek kedalaman air, seberapa besar usulan atau langkah dia dalam mencaplok menguasai wilayah yang kontroversial itu diterima oleh publik Israel. Di situ saya kira masih jauh dari apa yang kita bayangkan tentang rencana-rencana sistematis baik Trump maupun Netanyahu untuk bergerak jauh mengingkari berbagai kesepakatan yang sedang berjalan.

4. Bagaimana parameter perdamaian yang paling cocok dalam konflik ini?

Apa yang harus kita pegang dari parameter perdamaian atau penerimaan Israel saat ini di Timur Tengah adalah bahwa perdamaian harus berimplikasi pada perdamaian kedua negara.

Sementara palestina mengakui kemerdekaan Israel, Israel juga harus mengakui kemerdekaan

cxxx

dan kedaulantan Palestina. Tanpa itu, perdamaian akan mengalami jalan buntu dan ujung- ujungna adalah kekerasan demi kekerasan yang terjadi antar Israel dan Palestina.

Satu hal dari segi Palestina sendiri. Mengapa sampai Trump kemudian Netanyahu melangkah jauh untuk mencaplok sebagian wilayah di Tepi Barat ya karena kita terus menerus tidak berhasil mewujudkan persatuan Palestina atau katakan persatuan fraksi-fraksi yang ada di Palestina, khususnya adalah dan Hamas. Sulit untuk membayangkan posisi yang kuat pada Palestina tanpa adanya persatuan antara Fatah dan Hamas.

Penting untuk membayangkan bahwa manuver-menuver yang dibuat oleh Trump atau kelompok konservatif tanpa memberi perhatian yang serius pada sulitnya mendapatkan persatuan yang ada pada Palestina. Saya tidak dalam posisi menyalahkan Palestina, tetapi lebih pada keinginan meja perundingan perdamaian ini akan terus digulirkan. Keharusan untuk melihat bahwa posisi palestina bersatu soal solusi dua negara, maka disitulah rencana perundingan perdamaian sebagaimana road map Oslo akan menjadi kuat. Tanpa persatuan, akan menjadi sulit.

Hanya saja, kemauan kelompok-kelompok ini bersatu dalam persepsi mereka tentang two state soluion, yang menjamin hak-hak mereka pada Oslo seperti status Yerusalem. Selama ini selalu saja persyaratan perdamian itu masalah teritorial, pemerintahan. Saat masuk permasalahan Yerusalem, ‘oh nanti dulu’ begitu. Dari kedua belah pihak. Maunya adalah garis batas 67 dan selesai. West Bank dan beberapa negara yang pemerintahannya di bawah Jordan kembali pada Palestina, Padahal, di situ lah sebenarnya inti dari permasalahan.

Jika memang masing-masing pihak menaruh trust dalam proses perdungingan, justru kesepakatan pertama seharusnya adalah masalah Yerusalem. Padahal kalau kita jujur dengan posisi Yerusalem Barat di bawah Israel dan Yerusalem Timur di bawah Palestina, sebenarnya permasalahannya akan deal.

cxxxi

Masalahnya, di Yerusalem itu ada Masjidil Aqsa yang menjadi perebutan. Kepercayaan mengenai tanah suci itu yang menjadi sulit. Menurut saya, kalau saja Yerusalem dipahami sebagai kota of goverenance, sebenarnya mudah. Tapi masing-masing pihak memanfaatkan emosi keagamaan masyarakat sehingga persepsi tentang kota suci itulah yang menjadi perdebatan. Bukan sebagai kota of governcance yang harus dibangun ekonomi, tata ruangnya.

5. Lalu, menurut Bapak apa yang menjadi isu utama dalam konflik Israel dan Palestina?

Terdapat tiga isu yang dapat menjadikan babak perundingan antara Israel dan palestina menjadi lebih berarti, yakni:

1. Yerusalem.

2. Repartriasi. Hak warga negara yang terusir ketika perang 1967, yang kemudian disebut

sebagai refugees. Ganti rugi selalu ditolak untuk dirundingkan.

3. Tukar menukar tahanan. Banyak warga palestina yang ditahan oleh Israel, dan begitu

sebaliknya.

Tiga isu inilah yang saya kira jalan penting. Tetapi dari ketiga isu, yang paling mendasar adalah Yerusalem. Disilah Trump sangat pandai memanfaatkan isu ini untuk membangkitkan emosi kelompok-kelompok konservatif di AS yang biasanya juga terkait dengan kelompok-kelompok konservatif di Israel. Kemudian dimanfaatkan untuk kembali terpilih pada pemilu 2020.

Saya kira trump kurang elegan dalam hal memanfaatkan peran AS sebagai partai ketiga yang sudah diakui oleh pihak-pihak yang berkonflik. Sehingga semestinya sebagai tanggung jawab moral politik dari peran AS dalam proses perundingan, seharusnya sudah lebih baik.

Tapi nyatanya Trump mengabaikan hal itu sehingga saat ini Trump menjadi semacam dipermalukan dalam pentas politik internasional, khususnya PBB pun belum tentu menyetujui ide-ide gila dari Trump ini.

cxxxii

6. Lalu bagaimana Bapak melihat hubungan kebijakan ini dengan dinamika politik

domestik AS?

Melihat perkembangan politik domestik AS saat ini, Trump dan kelompok konservatif yang saat ini menguasai merasa sedikit terpojok dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi. Untuk beberapa masa dia tidak menyentuh isu-isu terkait Timur Tengah karena akan semakin terpojok. Tapi dengan berbagai manuvernya, dia berusaha untuk mempertahankan diri dengan cara yang terus menerus semakin ekstrim dalam mendorong kelompok konservatif memainkan kartu-kartu yang sangat tidak rasional. Misalnya adalah keluarnya AS dari WHO, perang dagang dengan China, menyalahkan China dan kelompok Islam.

Politik domestik mewarnai pertimbangan Trump dalam hal kebijakan luar negerinya terutama di Timur Tengah. Sekarang ini banyak orang yang menduga kekalahan Trump

November nanti. Saya kita kartu agama dan identitas akan semakin mendominasi isu kebijakan atau program yang ditawarkan oleh para kandidat presiden, terutama Trump.

Saya membaca akan berkomentar kontras dengan Trump. Joe akan membangkitkan kembali road map perdamaian yang sebelumnya sudah dirancang pada masa

Clinton dengan modifikasi yang mempertimbangkan berbagai prospek demokratis di Timur

Tengah, misalnya posisi Liga Arab, posisi pemerintah-pemerintah yang saat ini dikuasai oleh

Islam seperti Tunisia, , yang terus menuntut datara tinggi Golan. Saya gambarkan sebagai isu krusial kebijakan luar negeri masing-masing kandidat. Apabila Trump tetap pada posisi yang ekstrim, maka Joe akan memainkan kartu itu sebagai cara yang kontras. Akan terlihat dalam dua atau tiga bulan kedepan.

7. Lantas bagaimana dengan sikap Indonesia?

RI dalam hal ini Bu Retno seperti bingung dan tidak tau arah mengenai kebijakan kita.

Satu segmen, masyarakat kita, khususnya MUI terlalu naif untuk terus menerus perhatian

cxxxiii

isunya pada problem di Israel tanpa memberi perimbangan yang cukup untuk mendorong persatuan pada Palestina. Itu keliru karena bagaimana pun Palestina harus menyatu dulu untuk bisa kita dorong agar memiliki kekuatan yang sebanding dalam hal proses perundingan perdamaian dengan Israel. Kita tidak bisa terus memberi blaming pada Israel.

Dengan krisis yang sedang melanda pada negara-negara di Timur Tengah saat ini,

Indonesia seharusnya dapat tampil secara lebih eksplisit untuk menunjukan opsi-opsi yang lebih rasional dan adil. Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB sebenarnya cukup strategis untuk bisa melangkah maju melakukan pressure terhadap Israel secara internasional.

Bila itu dilakukan, akan banyak keuntungan yang akan didapatkan. Kita akan lebih dekat dengan China dan AS akan memandang kita sebagai ‘negara kuat dan berpengaruh’ di ASEAN.

Akan lebih baik bila kita dapat menggunakan leverage kita dalam proses perdamaian.

8. Apakah Israel dan Palestina akan dapat mencapai perdamaian?

Rumitnya konflik ini membuat banyak orang berfikir bahwa konflik tidak akan selesai hingga hari kiamat. Seolah-olah begitu, namun jika boleh jujur, preasure-preasure yang dilakukan sebenarnya potensial sebagai alternatif. Kubu ini sudah terlanjur terbentahkan seolah-olah jalan buntu selalu meawarnai isu perdamain padahal tidak begitu.

cxxxiv