Fenomena Blusukan Dalam Model Kepemimpinan Politik Joko Widodo the Phenomenon of Blusukan in the Role of Political Leadership of Joko Widodo
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK FENOMENA BLUSUKAN DALAM MODEL KEPEMIMPINAN POLITIK JOKO WIDODO THE PHENOMENON OF BLUSUKAN IN THE ROLE OF POLITICAL LEADERSHIP OF JOKO WIDODO A.Zulkarnain Syamsuddin Harris Universitas Nasional Universitas Nasional [email protected] [email protected] Abstract Joko Widodo becomes a political phenomenon in his own way. Taken from three process of Pilkada, two times in Solo (period 2005 and 2010), or one time in DKI (2012), also Pilpres in 2014, has succeeded to make him the winner. Blusukan of Jokowi has created pro and contra in community. Some people think that Jokowi looked for an image, while some others agree with him. Those who agree with him think if blusukan is succeeded to make him closer and more aspirative to the community. By using qualitative method, hence, there are five models connected with the political leadership of Jokowi; the leadership of servants, horizontal, populists, democracy, charismatics and democratic. Moreover, both servants and horizontal leadership are the best among others. Keywords: Joko Widodo, blusukan, leadership. Abstrak Joko Widodo menjadi fenomena politik tersendiri. Dari tiga proses pilkada yang telah di lewati baik di Solo sebanyak dua kali (2005 dan 2010), maupun di DKI satu kali (2012), serta Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, telah berhasil menjadikannya sebagai pemenang. Model kepemimpinan politik Joko Widodo yang suka blusukan telah menciptakan pro-kontra di tengah masyarakat. Ada beberapa pihak yang menganggapnya hanya merupakan strategi pencitraan, sebagian yang lain setuju karena melihat blusukan merupakan cara Joko Widodo untuk bisa lebih dekat dan aspiratif kepada masyarakat. Dengan menggunakan metode kualitatif dan teori kepemimpinan, maka, ada lima model yang terkait dengan kepemimpinan politik Joko Widodo, yakni kepemimpinan pelayan, kepemimpin horisontal, kepemimpinan populis kepemimpinan demokratis, kepemimpinan karismatik, dan kepemimpinan demokratis --- adapun, model kepemimpinan pelayan (servant leadership) dan kepemimpinan horisontal (horisontal leadership) adalah yang paling menonjol dari kelimanya. Kata Kunci: Joko Widodo, blusukan, kepemimpinan. Pendahuluan Kehadiran Joko Widodo (Jokowi) dalam serta Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, telah berha- dunia politik Indonesia dianggap oleh bebera- sil menjadikanya sebagai pemenang. Joko Wido- pa pihak sebagai sesuatu yang fenomenal. Joko do mampu menjadi presiden disaat usia politiknya Widodo memulai karir politiknya sebagai Waliko- masih sangat muda, yakni 9 tahun (2005-2014). ta Solo (2005), kemudian terpilih sebagai Guber- Menurut Eep Saefullah (2012, hal 113), nur DKI Jakarta (2012). Dari tiga proses pilkada sungguh menyakitkan mendapatkan fakta bah- yang telah dilewati baik di Solo sebanyak dua kali wa Joko Widodo menjadi fenomenal karena ia (2005 dan 2010), maupun di DKI satu kali (2012), melakukan apa yang memang semestinya dilaku- JURNAL POLITIK 1928 VOL. 13 No. 1. 2017 POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan kannya sebagai seorang kepala daerah. Selan- nya Joko Widodo berkeliling ke kawasan kumuh, jutnya, hal ini menyakitkan karena mengandung pasar tradisional, dan tempat lainnya. Identitas makna bahwa umumnya kepala daerah lain tidak lain Joko Widodo adalah man of the people (Joe melakukan yang semestinya mereka lakukan. Cochrane, http://www.nytimes.com, diakses pada Laporan dari Wakil Pimpinan Komisi Pemberan- 5 Februari 2016) karena dianggap sebagai politisi tasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto; se- bersih. Ia juga dinilai sukses membereskan PKL lama sepuluh tahun terakhir, kepala daerah men- Tanah Abang dan menormalisasi Waduk Pluit. jadi tokoh yang paling banyak tersangkut korupsi, Model kepemimpinan politik Joko Wido- yakni “Gubernur 20 kasus, Wakil Gubernur tujuh do yang suka blusukan juga menuai beberapa kri- kasus, Bupati 156 kasus, Wakil Bupati 46 kasus, tik. Sebagian pihak menganggap blusukan terse- Wali Kota 41 kasus dan Wakil Wali Kota 20 ka- but hanya strategi pencitraan Joko Widodo agar sus (Meilikhah,http://microsite.metrotvnews.com, dianggap dekat dengan rakyat. diakses pada 12 September 2014). Tertangkapnya Menurut Igo Ilham, anggota DPRD DKI 290 kepala daerah tersebut mempertegas ucapan Komisi E, waktu dan energi Joko Widodo bisa Eep, bahwa banyak kepala daerah yang bukan habis hanya untuk blusukan. Oleh sebab itu, ia hanya tidak menjalankan amanat rakyat, akan menyarankan agar Joko Widodo menularkan ke- tetapi, telah mengkhianatinya. biasaan itu kepada pejabat wilayah. “Seharusnya Joko Widodo dikenal menyandang bebe- itu dilakukan oleh pion-pion pemda, yaitu lurah, rapa julukan, di antaranya, “the street democracy” camat, dan suku dinas”. (Atmi Pertiwi, http:// (Muhammad Hasits, http://www.merdeka.com, www.tempo.co, diakses 11 September 2014). diakses tanggal 18 Maret 2015). Sebutan tersebut Terkait kritik tersebut, pada beberapa ke- muncul karena Jokowi lebih banyak mengguna- sempatan, Joko Widodo menjelaskan bahwa turun kan waktu di jalan melalui blusukan-nya. Jokowi ke lapangan bukan berarti hanya menemui warga berkeliling bertemu dengan rakyat, mendengar se- serta melihat kondisi perkampungan kumuh, akan gala macam harapan dan gugatan rakyat. tetapi, juga untuk mengontrol lapangan, meman- Kemudian, semua input tersebut dio- tau pelaksanaan proyek dan program kerja. lah menjadi output. Julukan lain Jokowi adalah Terkait isu pencitraan, Sri Kadarwati Obama dari Jakarta (Muhammad Hasits,http:// menjelaskan bahwa Joko Widodo tidak masuk www.merdeka.com, diakses pada 18 Maret 2015). kategori pencitraan. Karena apa yang dilakukan Kantor Berita Inggris BBC menyebut terbukti semuanya. “Kan terbukti semua. Semua Jokowi sebagai Obama dari Jakarta. Artikel itu ada tindak lanjutnya. Kalau pencitraan kan tidak dimuat dalam BBC Asia, Rabu (23/1). Judulnya ada tindak lanjutnya. Ini kan ada solusinya. Ada Flooding tests ‘Jakarta’s. Selanjutnya Jokowi di- jalan keluarnya” (Wawancara dengan Sri Kadar- beri predikat sebagai “Mr Fix” dari majalah The wati pada Jumat, 29 Mei 2015 di Solo). Economist edisi Asia (Muhammad Hasits,http:// Sri mencontohkan, ketika ada isu bahwa www.merdeka.com, diakses pada 18 Maret 2015). Kasatpol PP seorang perempuan adalah bentuk Maknanya cukup luas, bisa memperbaiki pencitraan. Menurutnya, ketika ia mampu melak- atau merapikan. Jokowi juga memperoleh label sanakan tugas dengan baik, maka, itu bukan pen- sebagai “The man in the Madras Shirt” dari ma- citraan. jalah terkemuka, TIME. Identitas tersebut muncul Model kepemimpinan Joko Widodo de- karena Jokowi dianggap sukses menggunakan ngan pendekatan blusukan telah menjadi antitesis, baju kotak-kotak saat kampanye dalam Pilgub sekaligus kritik terhadap model kepemimpinan Jakarta (Muhammad Hasits,http://www.merdeka. dominasi politik saat ini yang lambat, birokratis, com, diakses pada18 Maret 2015). dan sangat berjarak dengan rakyat. Selanjutnya, The New York Times menyoroti gaya blu- blusukan telah menjadi istilah baru dalam dunia sukan Jokowi dengan memberikan judul;“Jokowi, perpolitikan di negeri ini. a Governor at Home on the Streets” (Joe Cochrane, Dari hal tersebut, maka, penulis menggu- http://www.nytimes.com, diakses tanggal 5 Fe- nakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. bruari 2016). Istilah tersebut lahir karena sering- dan teori kekuasaan. JURNAL POLITIK 1929 VOL. 13 No. 1. 2017 Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK Model Kepemimpin Politik Joko Widodo keberhasilannya meningkatkan kualitas hidup Latar belakang Joko Widodo bukanlah para pengrajin mebel di SOLO melalui ASIMDO mantan aktivis kampus, seperti aktivis Badan menjadikan Joko Widodo semakin populer. Saat Eksekutif Mahasiswa (BEM), maupun aktivis or- 2005, ketika ada momen pilkada, akhirnya para gan eksternal seperti GMNI, HMI, PMKRI dan anggota ASMINDO bersepakat untuk mendorong lainnya. Ia hanya alumni Fakultas Kehutanan Joko Widodo sebagai kandidat walikota. Semua UGM. Jurusan yang tidak terkait dengan tema itu karena kesuskesannya dalam memberikan politik dan kepemimpinan yang kemudian men- pelayanan yang terbaik kepada yang dipimpinnya. jadi jalan hidupnya. Menurut Akbaruddin Arif, Sebagaimana yang dijelaskan oleh Spears dalam Joko Widodo belajar kepemimpinan dan politik Pasolong (2008, hal.65); perbedaan mendasar an- secara otodidak. Ia belajar dengan model learn- tara model kepemimpinan pelayan dengan model ing by doing (Wawancara dengan Akbaruddin Arif kepemimpinan yang lain adalah keinginan un- pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2015, di Solo). tuk melayani ada sebelum adanya keinginan un- Joko Widodo belajar tentang kepemimpinan dan tuk memimpin, makanya, mereka yang memiliki politik dari interaksinya dengan berbagai elemen kualitas kepemimpinan akan menjadi pemimpin masyarakat, LSM, kampus, birokrasi, sesama karena cara tersebut yang dianggap paling efek- politisi dan lainnya. Selanjutnya, ia belajar kepe- tif untuk melayani. Dengan kata lain, seseorang mimpinan pada organisasi yang ia pimpin, seperti terpilih menjadi pemimpin karena diminta oleh ASMINDO dan Kadin Solo. pengikutnya (Pasolong. 2008, hal.65). Berkait dengan yang tersebut di atas, pe- 1. Model Kepemimpinan Pelayan (Model of mimpin pelayan menjadikannya melayani sebagai Servant Leadership) visi hidup untuk menciptakan dunia yang lebih Kepemimpinan pelayan merupakan ciri baik. Oleh sebab itu, orang yang demikian di- yang paling menonjol dari model kepemimpinan minta oleh pengikutnya untuk menjadi pemimpin politik Joko Widodo. Hal tersebut terlihat dari bio- (Pasolong. 2008, hal.65). Pengalaman