E-PAPER PERPUSTAKAAN DPR-RI http://epaper.dpr.go.id

Judul : Pertarungan Ide Menentukan Tanggal : Rabu, 21 September 2016 Surat Kabar : Kompas Halaman : 1 Basuki-Djarot Resmi Dicalonkan PDI-P, Tanda Tangani Kontrak Politik , KOMPAS — Setelah PDI-P mengumumkan pencalonan pasangan - dalam Pilkada 2017, partai lain merapatkan kekuatan untuk memilih calon yang setanding. Pertarungan ide diharapkan menjadi penentu kemenangan. KOMPAS/LASTI KURNIASekjen PDI-P Hasto Kristiyanto (kiri) memperkenalkan calon kepala daerah yang akan diusung dalam pilkada serentak tahun 2017 di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (20/9). Para calon kepala daerah itu adalah (dari kiri) pasangan calon Gubernur Gorontalo Hana Hasanah Fadel Muhammad dan wakilnya, Tonny S Junus; calon Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo; calon Gubernur Banten Rano Karno; serta calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Pengumuman pasangan calon kepala daerah DKI itu digelar di kantor DPP PDI-P di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (20/9) pukul 20.10. Dalam kesempatan itu, DPP PDI-P secara serentak juga mengumumkan 100 pasang calon lain yang akan bersaing dalam Pilkada 2017. Pengumuman itu dilakukan secara simbolis dengan memanggil hanya beberapa pasangan calon. Mereka adalah Hana Hasanah Fadel Muhammad-Tommy S Junus (pemilihan gubernur Gorontalo), Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah (Aceh), Domingus Mandacan-Muhammad Lakatoni (Papua Barat), Muhammad Ali Baal Masdar-Enny Anggraini Anwar (Sulawesi Barat), Rano Karno (Banten), dan Hasto Wardoyo (pemilihan bupati Kulon Progo). Khusus untuk Pilkada Banten dan Kulon Progo, hingga Selasa malam, PDI-P belum menerima kepastian dari PPP dan PAN mengenai nama calon wakil gubernur yang akan diusung mendampingi Rano dan Hasto. ”Untuk Pilkada Banten, PDI-P harus berkoalisi. Berbeda dengan di DKI Jakarta,” kata Rano, seusai penandatanganan nota kesepahaman (MOU) Tangerang Smart City Partnership di Kota Tangerang, Selasa siang, Sebelum pengumuman resmi dari PDI-P ini, nama Basuki sudah didukung tiga parpol lain, yakni Partai Golkar, Partai Nasdem, dan Partai Hanura. Jumlah suara keempat partai ini di DPRD DKI Jakarta mencapai 52 kursi atau jauh melebihi syarat minimum untuk mengusung pasangan calon kepala daerah, yakni 21 kursi. Merapatkan barisan Parpol-parpol lain di luar empat parpol tersebut langsung merapatkan barisan untuk melawan pasangan Basuki-Djarot di DKI. Partai Gerindra, yang mengajukan nama pengusaha sebagai calon gubernur, makin gencar melakukan pendekatan dan lobi politik terhadap koalisi Partai Demokrat, PAN, PKB, dan PPP. Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi di Jakarta, Selasa malam, mengatakan, pihaknya akan berusaha keras berkompromi dengan partai-partai tersebut agar sebisa mungkin Pilkada DKI diikuti dua pasang calon saja. KOMPAS/LASTI KURNIAPasangan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang kerap dipanggil Ahok ( kiri) dan calon wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kanan) berfoto usai resmi menandatangani kontrak politik untukmaju bersama PDIP, saat siaran pers di kantor DPP PDIP, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/9). Selain Ahok- Djarot, PDIP memperkenalkan calon lainnya yaitu pasangan calon Gubernur Gorontalo Hana Hasanah Fadel Muhammad dan wakilnya H. Tonny S. Junus, calon Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, calon Gubernur Banten Rano Karno, dan 94 Calon kepala daerah lainnya yang diumumkan via website resmi PDIP. Saat ini, lobi-lobi tersebut diambil alih DPP Gerindra, bukan lagi DPD Gerindra DKI, mengingat kondisi perpolitikan di DKI yang makin dinamis. Gerindra akan melakukan kompromi dengan calon-calon yang sedang ditawarkan koalisi Demokrat-PAN-PPP-PKB. Beberapa nama adalah , Yusril Ihza Mahendra, dan Saefullah (Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta). Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, internal partainya mendorong sosok Yusril untuk diusung koalisi. Berdasarkan survei Demokrat, elektabilitas Yusril cukup tinggi. ”Kami masih harus menyatukan semua usulan dari koalisi dan mencocokkan semua. Namun, saya jamin, keputusannya akan mengejutkan dari segala aspek,” kata Syarif. Sandiaga sendiri menyerahkan sepenuhnya keputusan calon wakilnya kepada pimpinan partai. ”Bukan saya yang pilih (calon wakil gubernur),” kata Sandi saat jumpa media di Posko Sandi Uno, Selasa, di Jakarta. Sandi hanya memastikan, ia akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pada 23 September setelah shalat Jumat. Sandi mengungkapkan adanya pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al’Jufrie. Mereka berkomitmen tentukan bakal cagub dan cawagub sesuai aspirasi rakyat. Ketua Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah PKS DKI Syakir Purnomo mengatakan, Dewan Pimpinan Tingkat Pusat PKS telah menetapkan Sandiaga Uno-Mardani Ali Sera sebagai pasangan calon. Mardani adalah kader PKS. Mardani bahkan mengatakan mulai menyiapkan berbagai kelengkapan pendaftaran bakal cawagub sejak Senin (19/9). ”Saya hanya diminta urus kelengkapannya oleh Pak Sohibul Iman (Presiden PKS). Lalu saya siapkan,” kata Mardani, Selasa. Secara terpisah, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani membenarkan, partai-partai lain akan merapatkan barisan agar pertarungan di Pilkada DKI nanti sama kuat. ”Kami terima Sandiaga yang diusung Gerindra, tetapi kami tak mau jika pasangannya dari PKS. Ada beberapa calon yang cocok dipasangkan dengan Sandiaga,” ujarnya. KOMPASTVPDI Perjuangan menetapkan 101 calon kepala dan wakil kepala daerah yang bertarung dalam Pilkada Serentak 2017 mendatang,Selasa (20/9) di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Pertarungan ide Pihak Istana Kepresidenan mengharapkan terjadi pertarungan ide dan gagasan dalam Pilkada DKI Jakarta. Persaingan antarkandidat pemimpin Ibu Kota diharapkan bukan didasarkan pada persoalan etnisitas dan agama. Semua kandidat diminta menawarkan solusi terbaiknya membangun Jakarta. Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Selasa, mengatakan, pemerintah berkewajiban mengawal terwujudnya demokrasi berjalan dengan baik. Sementara itu, terkait kontrak politik yang ia tanda tangani seusai pengumuman pencalonannya, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tak ada yang istimewa dari kontrak politik tersebut. ”Kontrak politiknya sama saja seperti yang lain. Siap membangun masyarakat. Ya sudah, siap bertugas saja,” katanya. Basuki mengatakan, meski didukung PDI-P, statusnya bukan sebagai anggota partai. Beberapa poin kontrak politik yang harus disetujui Basuki, ia berjanji bekerja sama dengan struktur partai dalam kampanye; Basuki harus mewujudkan konsep Pembangunan Nasional Semesta Berencana dalam membangun Jakarta; dan berkomitmen memimpin masyarakat Jakarta dengan sifat mengayomi sesuai kepribadian Bangsa Indonesia. Wakil Sekjen PDI-P Ahmad Basarah mengatakan, kontrak politik tersebut berlaku selama proses pilkada berlangsung hingga selama keduanya memerintah jika kelak menang. ”Ini sudah disepakati dan merupakan keinginan baik dari kedua pihak,” ujarnya. (HLN/MKN/DIA/ETA/DEN/PIN/ILO/REK/IAN/AGE/NDY/SON/C05)