PERAN MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBAGAI

DAYA TARIK WISATA EDUKASI DI KOTA

KERTAS KARYA

OLEH: WINDY AUDIO PANGGABEAN 142204081

PROGRAM STUDI D-III PERJALANAN WISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Masyarakat hendaknya mencintai sejarah bangsanya, memiliki keingintahuan, dan mengunjungi tempat yang berkaitan dengan peninggalan sejarah, salah satunya museum. Kecanggihan teknologi membuat orang dapat mengetahui apapun dari media sosial tanpa mengunjungi tempat sebenarnya dan kurangnya daya tarik yang disuguhkan pengelola membuat kurangnya minat masyarakat untuk mengunjungi museum. Pengelola berperan untuk mengembangkan museum sebagai wisata edukasi yang menarik dan bermanfaat. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai daya tarik wisata edukasi di Kota Medan, peran pengelola dan faktor kendala promosinya. Metode penulisan dengan cara menyusun secara teoritis dari buku ilmiah dan observasi langsung. Teori yang digunakan berkaitan dengan judul. Hasil penulisan adalah mengetahui peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai wisata edukasi di Kota Medan, mengetahui peran pengelola, dan faktor kendala promosinya.

Kata Kunci : Museum, Wisata edukasi.

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan judul “Peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Sebagai

Daya Tarik Wisata Edukasi Di Kota Medan”.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, banyak dukungan dan bantuan baik dari segi moril, doa, dan materi yang penulis peroleh dari berbagai pihak selama menjalankan perkuliahan dan sampai selesainya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih teristimewa kepada kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda Alm.

Mifwar Panggabean dan Ibunda Lamtio Gultom yang selama ini telah membesarkan, menjaga, mendidik, dan memberikan segenap kasih sayang yang tulus kepada penulis.

Dalam kesempatan yang berharga ini, penulis tidak lupa mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jhonson Pardosi, M.Si., Ph. D, selaku Ketua Program Studi

Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Gustanto, M. Hum, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengkoreksi kertas karya ini.

ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4. Bapak Solahuddin, S. E., MSP selaku Koordinator Praktek Jurusan Pariwisata

Bidang Keahlian Usaha Wisata yang telah dengan sabar membimbing dan

mengarahkan penulis.

5. Seluruh Dosen Program Studi Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis

selama masa perkuliahan, serta para staff pegawai dan staff perpustakaan.

6. Seluruh Pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang telah membantu

proses Praktek Kerja Lapangan penulis.

7. Seluruh Pegawai di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yang telah

memberikan izin penulis melakukan penelitian.

8. Untuk saudara-saudara penulis, Adik tercinta, Vicky Albar Panggabean dan

Rifky Maulana Panggabean, serta kakak tersayang Febri Yanti Panggabean yang

memberikan hangatnya kasih sayang dan semangat kepada penulis.

9. Untuk sahabat terbaik dan sangat disayangi penulis, Rika Prihastuti. Terimakasih

atas perhatian, kasih sayang, semangat, dukungan moril, serta bantuan materi

yang selama ini begitu sangat membantu dan membuat penulis sangat bahagia

dan bersyukur.

10. Untuk organisasi kampus yang diikuti penulis, Teater „O‟ Universitas Sumatera

Utara yang telah memberikan penulis nilai-nilai kehidupan bersosialisasi.

11. Untuk teman-teman seperjuangan Usaha Wisata 2014, Niar, Pijar, Martha, dan

Alfri. Terimakasih atas perhatian dan pengertian yang selalu kalian berikan

kepada penulis.

iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan kertas karya ini, baik ditinjau dari segi pengalaman, penyusunan, materi, maupun teknik penulisan. Untuk itu penulis megharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan kertas karya ini.

Demikian harapan penulis, semoga kertas karya ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2018

Penulis

WINDY AUDIO PANGGABEAN

NIM. 142204081

iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

KATA PENGANTAR ...... ii

DAFTAR ISI ...... v

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Batasan Masalah ...... 6 1.3 Rumusan Masalah ...... 6 1.4 Tujuan Penulisan ...... 6 1.5 Manfaat penulisan ...... 7 1.6 Metode Penulisan ...... 7 1.7 Sistematika Penulisan ...... 7

BAB II URAIAN TEORITIS...... 10

2.1 Pengertian Museum ...... 10 2.2 Pengertian Pariwisata ...... 12 2.3 Pengertian Wisata ...... 13 2.4 Pengertian Wisata Edukasi ...... 13 2.5 Pengertian Wisatawan ...... 14 2.6 Pengertian Daya Tarik Wisata ...... 14 2.7 Pengertian Pengunjung ...... 15

BAB III GAMBARAN UMUM MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA

UTARA ...... 16

3.1 Struktur Kepengurusan Museum ...... 18 3.2 Sejarah Singkat Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ...... 16 3.3 Profil Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ...... 18

v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.4 Tata Klasifikasi Pameran ...... 22 3.5 Sistem Perawatan Koleksi Museum...... 37

BAB IV PEMBAHASAN ...... 41

4.1 Peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi di Kota Medan ...... 41 4.2 Strategi Promosi Pengelola Dalam Menarik Minat Kunjungan ke Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ...... 42 4.3 Kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Kegiatan Promosi ...... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 46

5.1 Kesimpulan ...... 46 5.2 Saran ...... 47

DAFTAR PUSTAKA ...... 49

vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Medan adalah Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, . Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Secara geografis, Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' LU dan 98° 35' - 98° 44' BT dengan topografi yang cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter diatas permukaan laut (Wikipedia Indonesia, 2017).

Kota Medan memiliki ragam etnis kebudayaan, yang di dalamnya terdapat masyarakat lokal serta warga asing yang menetap. Dengan ragam kebudayaan, tentunya beragam pula kebiasaan dan gaya hidup, ada yang lebih suka dengan kegiatan budaya klasik, dan ada pula yang lebih condong pada budaya modern, berwisata merupakan salah satu kaitannya.

Setiap daerah memiliki sejarah dan cerita di masa lampau. Sangat penting menjaga dan melestarikan benda-benda peninggalan sejarah. Kota medan memiliki banyak bangunan bersejarah dan wadah untuk menyimpan benda-benda peninggalan sejarah, yakni Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Museum Perjuangan TNI,

Museum Perkebunan Indonesia, Tjong A Fie Mansion, Rahmat International Wildlife

Museum & Gallery, dan Istana Maimun, seluruhnya adalah merupakan objek wisata edukasi di Kota Medan.

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2

Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya, guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. (Psl. 1. (1). PP. No. 19 Tahun 1995). Dengan kata lain museum dapat diartikan sebagai wadah yang menjaga dan melestarikan benda-benda peninggalan sejarah, selain itu juga sebagai salah satu objek wisata berpotensi edukasi. Museum mempunyai tugas pengkajian, pendidikan, dan kesenangan (Psl. 2. PP. No. 66 Tahun

2015).

Setiap museum memiliki isi dan fungsi yang berbeda, seperti Museum Negeri

Provinsi Sumatera Utara yang didalamnya terdapat benda-benda yang menceritakan perjalanan sejarah dan budaya Sumatera Utara, Museum Perjuangan TNI yang memberikan gambaran peristiwa perang dan perjuangan TNI dimasa penjajahan,

Museum Perkebunan Indonesia yang memperlihatkan sejarah perkebunan Indonesia dan komoditas yang dihasilkan, Tjong A Fie Mansion yang menceritakan sejarah kehidupan Tjong A Fie pedagang Hakka yang memiliki banyak tanah perkebunan di

Kota Medan, Rahmat International Wildlife Museum & Gallery yang memamerkan hewan taksidermi yang mendetail di habitatnya, dan Istana Maimun yang memberikan cerita tentang Kesultanan Deli. Masing-masing memiliki khas yang menjadi daya tarik edukasi masyarakat untuk dikunjungi. Setiap orang mendatangi berbagai tempat tersebut dengan memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Misalnya, orang mendatangi Rahmat International Wildlife Museum & Gallery karena kebutuhan studi meliput tentang jenis-jenis satwa, bukan mendatangi tempat tersebut dengan maksud bersenang-senang. Demikian juga pada Museum Negeri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3

Provinsi Sumatera Utara, kebanyakan dari pengunjung yang datang adalah untuk memenuhi tugas studi. Lain halnya dengan jenis wisata umum yang kebanyakan orang menyukai dan mendatangi tempat pemandangan atau wisata alam lainnya dengan maksud dan tujuan untuk bersenang-senang.

Ada dua jenis wisata, yakni wisata umum dan wisata khusus (minat). Wisata umum adalah dimana kebanyakan orang menyukai dan mendatangi sebuah objek dengan maksud bersenang-senang, seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut, dan yang berhubungan dengan alam terbuka. Wisata khusus (minat) adalah dimana tempat-tempat yang didatangi karena memiliki tujuan dan kebutuhan tertentu, seperti museum. Museum termasuk jenis wisata khusus yang berbasis edukasi, maka pengunjung museum relatif sedikit dibandingkan tempat-tempat yang menjadi wisata umum. Didalam wisata umum dan wisata khusus (minat) terdapat jenis wisata secara universal, yakni wisata religi, wisata kuliner, wisata alam, wisata budaya, dan wisata edukasi. Pada hal ini tiap-tiap jenis wisata memiliki peminatnya tersendiri, maka dari itu Museum Negeri Provinsi Sumatera harus memiliki daya tarik edukasi yang baik untuk dapat menarik minat kunjungan masyarakat.

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi. Terletak di Jalan H.M. Jhoni No. 51, Medan. Museum ini dibangun pada tahun 1954 dan diresmikan pada tanggal 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Museum ini terdiri atas dua lantai dan satu pintu masuk utama.

Setelah melewati pintu masuk utama, terdapat meja bagian informasi. Bagian sisi kanan lantai pertama terdapat replika peti mati suku batak toba, macam-macam bentuk nisan, obat-obatan tradisional, Al-qur‟an zaman kuno, dan sebagainya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4

Sedangkan sisi kiri lantai pertama terdapat replika manusia purba, replika fosil, replika satwa liar, foto-foto Gubernur Sumatera Utara yang pernah menjabat dan

Pahlawan Sumatera Utara, replika alat tukar zaman dahulu, foto masa kolonialisme.

Lalu pada sisi kanan lantai dua terdapat miniatur rumah adat dan baju adat suku-suku di Sumatera Utara. Pada bagian sisi kiri lantai dua terdapat replika alat musik zaman kuno, replika sigale-gale. Masing-masing konten dicantumkan nama dan keterangan yang mendeskripsikannya.

Fasilitas yang dimiliki adalah Galeri Koleksi foto dan Artefak Kebudayaan yang dibagi kedalam beberapa klasifikasi, yakni Masa Prasejarah, Kebudayaan

Sumatera Utara Kuno, Masa Kerajaan Hindu-Buddha, Masa Kerajaan Islam,

Kolonialisme di Sumatera Utara, Perjuangan Rakyat Sumatera Utara, Gubernur, dan

Pahlawan Sumatera Utara, serta fasilitas penunjang lainnya, yaitu toilet, tempat duduk, dan taman diluar gedung. Hanya dengan tiket Rp. 2000,- pengunjung sudah bisa menikmati pameran koleksi dan sarana yang telah disediakan. Fasilitas yang baik tentu tidak terlepas dari peran pengelola.

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara dikepalai dan dikelola oleh Martina

Silaban, SH dan tiga sub bagian, yakni Bidang Tata Usaha yang bertugas melaksanakan pengelolaan surat-menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dan kearsipan, Bidang Konservasi dan Reparasi yang bertugas sebagai penerima benda yang akan menjadi koleksi dimuseum, mengkonservasi koleksi, pengadaan koleksi yang dibutuhkan, pemeliharaan koleksi, mereparasi koleksi yang rusak, dan Bidang

Bimbingan, Edukasi, dan Koleksi yang bertugas untuk memilah ruangan yang digunakan sebagai ruang koleksi, penerima tamu, memandu pengunjung bila

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

5

dibutuhkan, dan mempromosikan museum dengan mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat. Seluruh bidang memiliki fungsi yang berbeda dengan tanggung jawab yang sama yaitu untuk mengembangkan daya tarik Museum Negeri

Provinsi Sumatera Utara sebagai wisata edukasi.

Untuk menarik minat kunjungan masyarakat ke Museum Negeri Provinsi

Sumatera Utara, diperlukan adanya promosi yang baik. Biasanya dilakukan dengan mengadakan pagelaran budaya dan pameran sejarah perjuangan bangsa, selain itu juga dilakukan beberapa promosi lewat situs dan blog di internet, serta bekerjasama dengan media cetak.

Dalam industri pariwisata ada banyak objek-objek menarik yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi, namun tujuannya hanyalah untuk bersenang-senang dan tidak mengandung ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat untuk mengedukasi pengunjung, tidak seperti yang disajikan museum sebagai objek wisata yang mengandung edukasi, dimana edukasi adalah proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi diri, kepribadian, dan kecerdasan yang dapat berguna bagi pembangunan diri.

Museum sebagai wisata edukasi yang memberikan banyak ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat. Meskipun begitu museum tetap saja berada dalam zona wisata khusus (minat), dimana tidak semua orang menyukai hal-hal yang berbau benda kuno dan masa lampau, seperti halnya museum. Disamping itu teknologi yang semakin canggih dan berkembang pesat membuat setiap orang bebas mengakses suatu tempat dengan menggunakan internet tanpa harus pergi ketempat sebenarnya untuk menyaksikan secara langsung. Beberapa hal tersebut yang menjadi acuan tugas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

6

dari pengelola untuk menjadikan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara menjadi wisata edukasi yang menarik untuk dikunjungi semua orang. Oleh sebab itu penulis tertarik mengangkat masalah ini dengan judul Peran Museum Negeri Provinsi

Sumatera Utara Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi di Kota Medan.

1.2 Batasan Masalah

Dalam hal ini penulis membuat batasan masalah yang erat bagiannya dengan peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai daya tarik wisata edukasi di

Kota Medan. Hal-hal yang dibahas pada bab iii dan bab iv.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat rumusan masalah:

1. Bagaimana peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai daya

tarik wisata edukasi di Kota Medan ?

2. Bagaimana strategi promosi pihak pengelola dalam menarik minat

kunjungan ke Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara?

3. Apakah kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan promosi?

1.4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai

daya tarik wisata edukasi di Kota Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

7

2. Untuk mengetahui strategi promosi pihak pengelola dalam menarik minat

kunjungan ke Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan

promosi.

1.5 Manfaat penulisan

1. Sebagai bahan referensi literatur untuk penulis selanjutnya dan bermanfaat

bagi pengelola museum agar dapat meningkatkan minat kunjungan

wisatawan.

2. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar D-III Pariwisata.

1.6 Metode Penulisan

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Data yang dikumpulkan secara teoritis dapat diperoleh dari buku ilmiah,

artikel dan internet yang berkaitan dengan judul yang dibahas.

2. Studi Lapangan

Data yang diperoleh dengan cara melakukan observasi dan wawancara

kepada pihak terkait pengelola sebagai narasumber dalam penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Kertas Karya ini secara sistematis dapat diuraikan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

8

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS

Bab ini memuat uraian teoritis mengenai Pengertian

pariwisata, Pengertian museum, Pengertian Pariwisata,

Pengertian Wisata, Pengertian Wisata Edukasi, Pengertian

Wisatawan, Pengertian Daya Tarik Wisata, Pengertian

Pengunjung.

BAB III : GAMBARAN UMUM MUSEUM NEGERI PROVINSI

SUMATERA UTARA

Bab ini menjelaskan mengenai Struktur Kepengurusan

Museum, Sejarah Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara,

Profil Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Tata

Kalsifikasi Pameran, Sistem Perawatan Koleksi Museum, Visi

dan Misi Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Tabel

Pengunjung Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai Peran Museum Negeri

Provinsi Sumatera Utara sebagai daya tarik wisata edukasi di

Kota Medan, strategi promosi pengelola dalam menarik minat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

9

kunjungan ke Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara,

kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan

promosi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Memaparkan kesimpulan dan saran berdasarkan judul yang

telah dibahas.

DAFTAR PUSTAKA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Museum

Benda cagar budaya bergerak atau benda cagar budaya tertentu baik yang dimiliki oleh negara maupun perorangan dapat disimpan dan dirawat di museum (Psl.

22. (1). UU. RI. No. 5 Tahun 1992). Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya, guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa (Psl. 1. (1). PP. No. 19 Tahun 1995).

Pernyataan diatas adalah museum dalam kaitannya dengan cagar benda budaya. Namun museum dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada umumnya mempunyai arti yang sangat luas. Koleksi museum merupakan bahan atau objek penelitian ilmiah. Museum bertugas mengadakan, melengkapi dan mengembangkan tersedianya objek penelitian ilmiah itu bagi siapa pun yang membutuhkan. Selain itu museum bertugas menyediakan sarana untuk kegiatan penelitian tersebut bagi siapapun, dan museum bertugas pula melaksanakan kegiatan penelitian itu dan menyebarluaskan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya (Direktorat Permuseuman, 1998).

10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

11

Kata museum berasal dari mouseion, yang berarti kuil untuk sembilan Dewi

Muses, anak-anak Dewa Zeus, yang melambangkan ilmu dan kesenian. Kata museum mulai banyak digunakan pada masa Renaissance, sekitar abad ke-16 dan ke-17. Kata museum itu, dikaitkan dengan ciri ilmiah, disamping bersenang-senang (Direktori

Museum Indonesia, 2012).

Sebelum tahun 1945, Indonesia dikuasai oleh Kolonial Belanda. Kekayaan alam yang melimpah dan budaya yang beraneka ragam sangat mempengaruhi perilaku kolonial. Perilaku itu berhubungan erat dengan usaha menggali kekayaan tersebut dan mempertahankan kekuasaan di Indonesia. Usaha itu harus melakukan peneltian alamnya dan segala segi kehidupan masyarakatnya. Untuk melakukan

Penelitian perlu sarana seperti stasiun-stasiun percobaan penelitian dan museum.

Setelah Indonesia Merdeka, maka keberadaan museum diabdikan pada pembangunan bangsa di Indonesia. Para ahli bangsa Belanda yang aktif dalam lembaga atau museum yang berdiri sebelum tahun 1945 masih diizinkan tinggal di

Indonesia dan menjalankan tugasnya. Banyak ahli bangsa Indonesia yang aktif dalam lembaga-lembaga dan museum yang berdiri sebelum 1945. Kemampuan mereka tidak kalah dengan ahli bangsa Belanda (Direktorat Permuseuman, 1998).

Jenis Museum

Direktorat Permuseuman pada tahun 1971 mengelompokkan museum-

museum menurut jenis koleksinya menjadi 3, yaitu museum umum, museum

khusus, dan museum lokal. Pengelompokan itu diubah pada tahun 1975

menjadi museum umum, museum khusus, dan museum pendidikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

12

Selanjutnya pada tahun 1980 pengelompokan itu di sederhanakan menjadi

museum umum dan museum khusus. Museum umum dan museum khusus itu,

berdasarkan tingkat kedudukannya dijabarkan menjadi museum tingkat

regional (Provinsi), dan museum tingkat lokal (Kotamadya/Kabupaten)

(Direktori Museum Indonesia, 2012).

2.2 Pengertian Pariwisata

Kata pariwisata baru populer pada tahun 1958. Sebelum itu digunakan kata turisme, serapan Bahasa Belanda “tourisme”. Sejak 1958 resmilah kata pariwisata sebagai padanan tourisme (Bld) atau tourism (Ing) (Suwardjoko, 2007).

Berdasarkan kutipan Yoeti (2003) dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah meninggalkan tempat kediamannya sehari-hari pergi ketempat lain untuk tinggal sementara waktu, tidak lain untuk bersenang-senang, bukan untuk mencari nafkah.

Namun, pendapat Soekadijo (1996), mengatakan bahwa pariwisata ialah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan.

Banyak pendapat yang terus dikemukakan oleh pakar-pakar pariwisata, salah satu diantaranya mengatakan bahwa pariwisata merupakan bagian dari budaya masyarakat, yaitu berkaitan dengan cara penggunaan waktu senggang/leisure time yang dimiliki seseorang. Sebagai sebuah konsep, pariwisata telah mengalami proses perkembangan yang panjang dari pemahaman yang sempit dan sederhana sampai pada pemahaman yang luas dan komplek (Wardiyanto, 2011).

Secara umum pariwisata dapat disimpulkan berdasarkan terjemahan kata

[KBIK, 1991], yakni pariwisata adalah berbagai bentuk kegiatan wisata sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

13

kebutuhan dasar manusia yang diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, didukung berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.

Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, kepariwisataan adalah segala ihwal yang berkaitan dengan pariwisata. Kepariwisataan adalah fenomena politik-sosial- ekonomi-budaya fisik yang muncul sebagai wujud kebutuhan manusia dan negara serta interaksi antara wisatawan dengan masyarakat tuan rumah, sesama wisatawan, pemerintah, dan pengusaha berbagai jenis barang dan jasa yang diperlukan oleh wisatawan (Suwardjoko P. Warpani, 2007). Oleh karena itu, elemen-elemen tersebut menjadi nilai penting dalam penerapan kepariwisataan yang baik, dengan beragam pendapat mengenai definisi pariwisata dan segala aspek yang menjadi faktor- faktornya.

2.3 Pengertian Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Psl. 1.UU. RI. No. 10 Tahun 2009).

2.4 Pengertian Wisata Edukasi

Wisata Edukasi adalah suatu perjalanan wisata yang memiliki nilai tambah edukasi, tidak sekedar berwisata, tetapi juga memiliki tujuan untuk menambah nilai- nilai edukasi atau pendidikan bagi wisatawan. Wisata edukasi sebuah kegiatan yang umumnya dilakukan oleh institusi pendidikan, seperti sekolah-sekolah maupun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

14

institusi pendidikan lainnnya. Wisata edukasi atau wisata pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas peserta kegiatan wisata, biasanya tujuan wisata edukasi adalah tempat-tempat yang memiliki nilai tambah sebagai sebuah area wisata, seperti kawasan perkebunan, kebun binatang, tempat penangkaran hewan langka, pusat-pusat penelitian dan lain sebagainya (Wikipedia, 2017).

2.5 Pengertian Wisatawan

Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata (Psl. 1.UU. RI. No. 10 Tahun

2009). Secara universal wisatawan didefinisikan sesorang/sekelompok yang melakukan perjalanan wisata dengan menggunakan jasa industri pariwisata, meninggalkan tempat tinggal sehari-hari dan pergi kesuatu tempat dengan kurun waktu lebih dari 24 jam, tidak menetap dan tidak untuk bekerja melainkan untuk bersenang-senang.

2.6 Pengertian Daya Tarik Wisata

Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan (Psl. 1.UU. RI. No.

10 Tahun 2009). Daya tarik wisata merupakan sesuatu yang harus dimiliki sebuah objek wisata, karena daya tarik merupakan nilai jual yang mampu menarik perhatian orang melakukan wisata dan mengunjungi objek yang memiliki daya tarik tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

15

2.7 Pengertian Pengunjung

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian dari pangunjung adalah orang yang mengunjungi. Maka dari itu pengunjung belum tentu bisa disebut sebagai wisatawan, sebab definisi dari keduanya jelas berbeda, karena perbedaan kurun waktu, jarak, dan asal tempat sebelum melakukan perjalanan. Pengunjung memiliki arti secara luas dan universal, sedangkan wisatawan adalah kata yang sudah di spesifikkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III

GAMBARAN UMUM

MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1 Sejarah Singkat Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara diresmikan tanggal 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Dr. Daoed Joensoef. Namun peletakan koleksi pertama berupa sepasang Makara dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1954. Makara adalah hewan mitos berkepala gajah dan memiliki ekor ikan yang dalam mitologi Hindu dianggap sebagai tunggangan Dewi Gangga. Pada bangunan candi, Makara diletakkan pada kedua ujung pipi tangga berfungsi sebagai penjaga. Makara yang menjadi koleksi pertama museum ini berasal dari Situs

Percandian Padang Lawas. Sejak itu museum juga dikenal dengan nama Gedung

Arca.

Sedari awal diresmikan hingga tahun 1999, Museum Negeri Provinsi

Sumatera Utara merupakan unit pelaksana teknis yang dikelola dibawah naungan

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah diberlakukannya Otonomi Daerah pada tahun 2000, pengelolaan museum diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Provinsi sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan peraturan

16 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

17

Gubernur Sumatera Utara nomor 3 tahun 2011, Museum Negeri Provinsi

Sumatera Utara mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang ketatausahaan serta pengembangan dan pengelolaan museum.

Gambar 1. Papan Nama Gedung Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara.

(Koleksi Pribadi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

18

3.2 Struktur Kepengurusan Museum

Kepala Museum Martina Silaban, SH

Staff Kepala Tata Usaha Staff Purnama Ginting

Staff Staff Staff Staff Staff Staff

Kepala Konservasi dan Kepala Bimbingan, Edukasi, Reparasi dan Koleksi

Afrida Lubis Biliater Situngkir, ST

Staff Fungsional Staff Staff (6 orang) (13 orang) (9 orang)

*Jumlah seluruh staff tetap adalah 38 orang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

19

Tugas dan Fungsi

1. Kepala Museum

Memimpin dan mengatur pengelolaan museum sesuai AD/ART

organisasi dan kebijakan pemerintah terkait.

2. Kepala Tata Usaha

Memimpin bidang tata usaha. Bidang ini bertanggung jawab

melaksanakan pengelolaan ketatausahaan, dibantu 6 staff tetap dengan

pembagian tugas masing-masing, yakni melaksanakan pengelolaan surat

menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dan kearsipan, melaksanakan

pengelolaan adsminitrasi kepegawaian, melaksanakan pengelolaan

adsminitrasi keuangan, dan bertugas menerima tamu serta penjualan tiket

masuk dibagian depan gedung museum.

3. Kepala Konservasi dan Reparasi

Memimpin bidang konservasi dan reparasi koleksi museum. Bidang ini

bertanggung jawab dalam penerimaan benda yang akan menjadi koleksi di

museum, mengkonservasi koleksi, pengadaan koleksi yang dibutuhkan

untuk mengikuti konsep tata letak pameran, pemeliharaan, dan reparasi

koleksi yang mengalami kerusakan Kepala Bimbingan, Edukasi, dan

Koleksi.

4. Kepala Bimbingan, Edukasi, dan Koleksi

Memimpin di bidang bimbingan, edukasi, dan koleksi. Bidang yang

dikepalai oleh Biliatur Situngkir, ST ini merupakan salah satu bidang yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

20

sangat berpengaruh dalam kepengurusan museum. Ada 9 staff yang terbagi

dalam beberapa cakupan tugas, yakni pencarian ruangan, penerima tamu,

pemandu pengunjung/wisatawan. Bidang ini mengatur tata letak koleksi

setelah dinyatakan layak untuk dipamerkan oleh pihak observator. Setelah

koleksi tertata rapi sesuai klasifikasinya, bidang ini bertugas

mempublikasikan dan memberi edukasi kepada pengunjung mengenai

koleksi tersebut.

Setiap hari selalu ada rombongan yang datang mengunjungi museum

ini. Baik dari pihak, instansi, sekolah, komunitas, dan kelompok belajar.

“gak ada kesulitan kok dalam menjalankan tugas. Yah, memang sih ada aja

pengunjung yang kurang tertib dengan peraturan yang dibuat, tapi sejauh

ini kami masih bisa menanganinya” ujar Pak Iwan, salah satu staff di

bidang ini.

3.3 Profil Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi. Terletak di Jalan H.M. Jhoni No. 51 Medan, Sumatera Utara.

Museum ini menyimpan benda-benda peninggalan sejarah dan kebudayaan dari dalam serta luar Provinsi Sumatera Utara.

Kompleks museum berdiri diatas lahan seluas 10.468 m2. Bangunan induk terdiri dari dua lantai dan difungsikan untuk ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang audio visual, ruang ceramah, ruang kepala museum, ruang tata usaha, ruang seksi bimbingan dan edukasi, perpustakaan, dan ruang penyimpanan koleksi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

21

Arsitektur bentuk bangunan induk ini menggambarkan rumah tradisional Sumatera

Utara, bagian atap depan depenuhi dengan ornamen dari etnis Melayu, Batak Toba,

Simalungun, Karo, Angkola/Mandailing, Pakpak, dan Nias. Pada kedua dinding depan bangunan terdapat relief yang menggambarkan potensi sejarah dan budaya

Sumatera Utara, antara lain relief rumah tradisional serta relief para tokoh dan pahlawan, seperti Sisingamangaraja XII, komponis Djaga Depari dan Lili Suheri, sastrawan Tengku Amir Hamzah, pencipta lagu Nahum Situmorang, dan tokoh pendidikan Willem Iskandar. Bangunan lain diluar bangunan induk adalah bangunan untuk ruang seksi koleksi, seksi konservasi dan reparasi, laboratorium, mess, tempat penjualan tiket dan pos keamanan.

Gambar 2. Tampak Depan Gedung Museum. (Koleksi Pribadi) Berdasarkan jenis koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi Sumatera

Utara dikategorikan sebagai museum umum, yaitu museum yang memamerkan koleksi dari beragam jenis. Sebagian besar koleksi berasal dari daerah Sumatera

Utara namun juga ada koleksi yang berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia, bahkan dari luar negeri. Museum ini memiliki kurang lebih tujuh ribu koleksi yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

22

meliputi benda-benda sejarah dan budaya mulai dari masa prasejarah, Hindu, Buddha,

Islam, Kolonial, hingga masa kini.

Untuk dapat melihat dan menikmati seluruh pameran koleksi museum, pengunjung dikenakan tiket masuk dengan harga yang berbeda sesuai klasifikasi usia dan status. Harga Tiket Masuk (HTM) untuk pengunjung umum dikenakan Rp.

2000,-, pelajar dan anak-anak dibawah umur dikenakan Rp. 500,-, sedangkan untuk

Wisatawan Mancanegara (Wisman/Turis) dikenakan Rp. 10.000,-.

Gambar 3. Loket Penjualan Tiket Masuk ke Museum. (Koleksi Pribadi)

3.4 Tata Klasifikasi Pameran

Ruang pameran tetap pada lantai I diisi dengan ruang pameran koleksi

Prasejarah, Sumatera Utara Kuno, Masa Hindu-Buddha, Masa Islam, Masa Kolonial,

Sejarah Perjuangan, Gubernur Sumatera Utara dan Pahlawan Nasional, serta Taman

Purbakala. Kemudian pada lantai II terdapat ruang pameran koleksi Etnografi,

Kesenian Tradisional, dan Koleksi Khusus.

1. Ruang Koleksi Masa Prasejarah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

23

Rentang waktu masa prasejarah cukup panjang, cukup dari awal mula keberadaan manusia hingga mulai dikenalnya. Koleksi ruang prasejarah yang dipamerkan diantaranya kapak genggam Sumatera serta kulit kerang dan tanduk rusa yang ditemukan di situs bukit kerang di Kabupaten Langkat.

Koleksi lainnya berupa kapak persegi, manik-manik, mata pancing, gelang perunggu, bandul jala, replika fosil manusia purba (Homo Erectus dan Homo

Sapiens), serta diorama kehidupan masa prasejarah.

Gambar 4. Papan Keterangan Ruang Koleksi Masa Prasejarah. (Koleksi Pribadi) 2. Ruang Koleksi Sumatera Utara Kuno

Ruang ini menampilkan jejak peradaban awal masyarakat Sumatera

Utara yang berhubungan dengan kepercayaan (benda-benda religi) antara lain berupa peti mati kayu (Nias), adu atau arca kayu (Nias), pangulubalang

(Batak Toba) dari batu yang dianggap sebagai penjaga, Tunggal Panaluan

(Batak) yakni tongkat kayu yang dianggap mistis milik datu, Ingan Tambar

(Karo) sebagai wadah ramuan, Sahan (Batak Toba) untuk wadah pupuk yang berfungsi sebagai pagar atau pelindung kampung, Pagar Jabu untuk wadah ramuan yang diyakini dapat menjaga rumah dari ancaman magis, Patung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

24

Pohung (Batak Toba) untuk wadah ramuan magis yang ditancapkan ditengah

ladang, Mejan (Pakpak) atau arca batu bentuk manusia dalam posisi

menunggang binatang seperti kuda yang berfungsi sebagai penjaga, serta

Pustaha Laklak (Batak) yaitu naskah kayu yang ditulis dalam aksara dan

bahasa batak. Umumnya naskah berisi tentang mantra, ramalan hari baik dan

buruk serta cara membuat ramuan untuk keselamatan dan menjaga kampung.

Gambar 5. Papan Keterangan Ruang Koleksi Kebudayaan Sumatera Utara. (Koleksi Pribadi)

Gambar 6. Ruang Koleksi Masa Sumatera Utara Kuno. (Koleksi Pribadi)

3. Ruang Koleksi Masa Hindu-Buddha

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

25

Peninggalan masa pengaruh Hindu Buddha sekitar abad ke 10 hingga ke 14 dapat ditemukan di pedalaman Sumatera Utara, tepatnya di daerah aliran Sungai Batang Pane dan Barumun yang termasuk dalam kawasan

Padang Lawas. Selain candi atau disebut biara, ditemukan juga artefak baik yang berbahan batu maupun perunggu. Para ahli menghubungkan peninggalan tersebut dengan Kerajaan Pannai/Pane.

Beberapa koleksi yang ditemukan Padang Lawas disajikan di ruang ini antara lain Arca Gajasimha Vyala yang berbadan singa dan berkepala gajah, serta arca-arca berbahan perunggu antara lain arca Buddha, replika Arca

Lokanatha yang pada bagian lapik tertulis angka tahun 96 Caka, Arca

Bodhisatwa Padmapani, landasan Arca Garuda, dan Pilar Relung (Prabha).

Jejak peninggalan Hindu Buddha yang lain juga ditemukan di situs Kota Cina yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan. Koleksi yang ditemukan di situs Kota Cina berupa arca Dhyani Buddha Amitabbha, Arca

Wisnu, dan Arca Laksmi yang semuanya berbahan batu. Selain itu ditampilkan juga keramik yang ditemukan di situs Kota Cina yang berasal dari abad ke 11-14 M.

4. Ruang Koleksi Masa Islam

Jejak fisik sebagai bukti adanya perkembangan budaya Islam di

Sumatera Utara pada abad 9 hingga ke 11, salah satunya adalah ditemukannya sejumlah artefak berupa tembikar dan kaca dari Timur Tengah di Barus, sebuah kota di pesisir pantai Barat Sumatera. Bukti lebih kuat lagi adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

26

keberadaan nisan-nisan kuno di sejumlah kawasan di Barus yang berasal dari kurun waktu abad ke 13 hingga ke 15 M.

Selain itu, bukti lain juga ditemukan di pantai timur, yakni berupa nisan-nisan kuna di situs Kota Rentang, Medan Labuhan dan Klumpang.

Dilihat dari kaligrafinya ada kemungkinan benda ini setipe dengan nisan-nisan

Aceh yang bertatikh awal abad ke 15 M. Perkembangan lebih lanjut Islam di

Sumatera Utara ini ditandai oleh berdirinya sejumlah Kesultanan Melayu di pesisir timur Sumatera. Beberapa bukti diantaranya yang masih dapat dilihat adalah kompleks bangunan istana beserta beragam komponen pelengkapnya dan bangunan mesjid yang megah.

Koleksi yang ditampilkan dalam Ruang Islam antara lain berupa nisan- nisan yang ditemukan di Situs Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, nisan dari

Klumpang, naskah-naskah Islam tua yang ditulis tangan, serta replika Masjid

Azizi yang berada di Kabupaten Langkat.

5. Ruang Koleksi Masa Kolonial

Sebelum Pemerintah Hindia Belanda memerintah di wilayah Sumatera, para pengusaha dari Eropa telah datang dan membuka perkebunan. Pada awalnya perkebunan dirintis di Deli (Medan) oleh Jacob NienHuys tahun

1863 dengan tembakau sebagai komoditas utamanya. Perkebunan di Sumatera

Timur mengalami perkembangan yang cukup pesat pada tahun 1870-1880, menjadi momentum awal perkembangan teritorial Sumatera Timur.

Koleksi yang ditampilkan dalam Ruang Kolonial antara lain adalah komoditas perdagangan di masa kolonial (kayu manis, pala, cengkeh, lada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

27

hitam, lada putih, tembakau, dan kopi), demografi penduduk Sumatera Utara di masa kolonial yakni model figur buruh jawa, kuli Tionghoa, kuli India, pedagang Tionghoa, tuan tanah Eropa, bangsawan Melayu, tentara KNIL, dan centeng karo. Koleksi lainnya berupa perlengkapan perkebunan yakni mesin penggiling lakets licin, mesin penggiling lateks kembang, alat-alat perkebunan, mata uang perkebunan dan diorama kehidupan kota Medan tempo dulu.

6. Ruang Koleksi Sejarah Perjuangan

Seperti halnya daerah lain di Indonesia, di Sumatera Utara telah tumbuh benih-benih perlawanan terhadap penjajah jauh sebelum kemerdekaan. Kemerdekaan Indonesia yang diraih pada 17 Agustus 1945 kemudian baru berkumandang di Medan, Sumatera Utara pada 6 Oktober

1945 di Lapangan Fukuraido (kini Lapangan Merdeka). Pernyataan proklamasi ini dibacakan oleh Mr. T. Mohamad Hasan dan Dr. M. Amir yang memperoleh mandat dari presiden RI. Namun walaupun telah merdeka, masih banyak hambatan yang harus dihadapi. Ketika pasukan NICA masuk kembali beberapa wilayah di Indonesia, hal ini telah menimbulkan pertempuran di daerah-daerah di Sumatera Utara. Salah satu yang terkenal adalah pertempuran Medan Area yang terus menerus dilakukan dari Oktober 1945-

Juli 1947.

Ruang Sejarah Perjuangan menceritakan perjuangan masyarakat

Sumatera Utara sejak sebelum tahun 1908 sampai masa revolusi fisik 1945-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

28

1949. Juga ditampilkan sejarah perjuangan pers di Sumatera Utara. Koleksi yang dipamerkan meliputi senjata tradisional dan modern, obat-obatan tradisional, peralatan komunikasi yang digunakan melawan penjajah, lukisan kepahlawanan dan peristiwa sejarah, serta poster peristiwa perang.

7. Ruang Koleksi Gubernur Sumatera Utara dan Pahlawan Nasional

Di ruang ini terpajang foto maupun lukisan sejumlah pahlawan nasional yang berasal dari wilayah Sumatera Utara, juga para gubernur yang pernah memerintah wilayah Sumatera Utara dan telah berjasa membangun dan memajukan Provinsi Sumatera Utara. Koleksi yang ditampilkan di ruang ini meliputi:

1. Pahlawan Nasional (National heroes)

1) Sisingamangaraja XII (berdasarkan Keputusan Presiden no. 590 tahun 1961). 2) Ferdinan Lumban Tobing (berdasarkan Keputusan Presiden no. 361 tahun 1962). 3) Tengku Amir Hamzah (berdasarkan Keputusan Presiden no. 20 tahun 1973). 4) H. Adam Malik (berdasarkan Keputusan Presiden no. 107 tahun 1998) 5) Abdul Haris Nasution (berdasarkan Keputusan Presiden no. 073 tahun 2002). 6) Kiras Bangun (berdasarkan Keputusan Presiden no. 082 tahun 2005) 7) Dr. Mr. Teuku Moehammad Hasan (berdasarkan Keputusan Presiden no. 072 tahun 2006).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

29

8) Letnan Jenderal (Purn) Djamin Ginting (berdasarkan Keputusan Presiden no. 115/TK/tahun 2014). 2. Gubernur Sumatera Utara (The former governors of North ) 1) Mr. Moehammad Hasan (Gubernur Sumatera, 1945-1947). 2) Dr. Ferdinand L. Tobing (Gubernur Militer Tapanuli-Sumatera Utara, 1 Desember 1984-31 Januari 1950). 3) Sarimin Reksodiharjo (Pelaksana Gubernur KDH Sumatera Utara, 14 Agustus 1950-25 Januari 1951). 4) Abdul Hakim (Gubernur Provinsi Sumatera Utara, 25 Januari 1951-23 Oktober 1953). 5) Mr. Mhd. Amin (Gubernur Muda/ Gubernur Provinsi Sumatera Utara, 23 Oktober 1953-12 Maret 1956). 6) St. Komala Pontas (Gubernur Provinsi Sumatera Utara, 18 Maret 1956-1 April 1960). 7) (Gubernur KDH Sumatera Utara, 1 April 1960-5 April 1963). 8) Eny Karim (PJ Gubernur KDH Sumatera Utara, 8 April 1963-15 Juli 1963). 9) (Pelaksana Gubernur KDH Sumatera Utara, 15 Juli 1963-16 November 1965-31 Maret 1967). 10) Marah Halim (Gubernur KDH Tk. I Provinsi Sumatera Utara, 31 Maret 1967-12 Juni 1978). 11) E.W.P. Tambunan (Gubernur KDH Tk.I Sumatera Utara, 12 Juni 1978-13 Juni 1983). 12) Kaharudin Nasution (Gubernur KDH Tk.I Sumatera Utara, 13 Juni 1983-13 Juni 1988). 13) (Gubernur Provinsi Sumatera Utara, 13 Juni 1988-13 Juni 1998). 14) T.Rizal Nurdin (Gubernur Provinsi Sumatera Utara, 14 Juni 1998-5 September 2005).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

30

15) Drs. Rudolf M. Pardede (Gubernur Provinsi Sumatera Utara, 8 Februari 2006-15 Juni 2008). 16) H. Syamsul Arifin, SE (Gubernur Provinsi Sumatera Utara, 16 Juni 2008-2011). 17) Gatot Pujo Nugroho, ST (Plt. Gubernur Sumatera Utara, 21 Maret 2011-14 Maret 2013).

Gambar 7. Ruang Koleksi Foto-foto Gubernur yang Pernah Menjabat di Sumatera Utara Pada Lantai Satu. (Koleksi Pribadi)

8. Ruang Koleksi Etnografi

Provinsi Sumatera Utara dihuni oleh berbagai suku yang tersebar di

wilayahnya seluas 72,981 km2. Setiap suku memiliki tradisi, cara hidup dan

budaya mereka sendiri yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Penduduk asli termasuk Melayu, Batak Toba, Angkola/Mandailing,

Simalungun, Karo, Pakpak, Nias, dan masyarakat pesisir Tapanuli Tengah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

31

dan . Sedangkan suku pendatang diantaranya suku jawa, Tionghoa,

India, dan kemudian mengikuti orang Minangkabau, Aceh, Ambon, dan

Bugis. Semuanya berkontribusi memperkaya khasanah budaya Sumatera

Utara.

Pada ruang ini ditampilkan latar belakang dan keseharian dari delapan

kelompok etnis asli dari Sumatera Utara. Koleksi yang ditampilkan meliputi

foto-foto dan alat-alat kehidupan sehari-hari, diantaranya: Makan Sirih,

Berburu dan Meramu, Sawah Ladang, Perkebunan, Perikanan, Peternakan.

Ruang Koleksi Kesenian Tradisional

Pada ruang ini ditampilkan ragam kaya seni budaya termasuk seni

kriya dan seni pertunjukan, diantaranya:

1. Pakaian Pengantin Sumatera Utara

Koleksi yang ditampilkan adalah pakaian pengantin Melayu,

Batak Toba, Simalungun, Angkola/Mandailing, Pakpak, Karo, Nias,

dan Pesisir Tapanuli Tengah dan Sibolga.

Gambar 8. Ruang Koleksi Pakaian Adat Pernikahan di Provinsi Sumatera Utara. (Koleksi Pribadi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

32

2. Tenun Ikat dan Tekstil

Koleksi yang ditampilkan diantaranya ulos Tali-tali Mangiring,

Ulos Sirara, Ulos Sibolang, Ulos Ragi Pakko, dan Ulos Bintang

Maratur dari Batak Toba, Ulos Basaing dan Abit Godang dari

Angkola/Mandailing, Uis Nipe Beka Buluh, Uis Jujung-jujungen, dan

Uis Gara-gara Gatip Ribu-ribu dari Karo, Oles Polang-polang dan Oles

Gobar dari Pakpak, Tenun berbahan tali dan serat nenas dari Nias,

Hiou Suri-suri Tapak Satur, Hiou Banban, dan Hiou Ragi Panei dari

Simalungun, beraneka ragam songket dari Melayu. Ditampilkan juga peragaan penenun Batak dan penenun songket Melayu Batubara.

3. Topeng

Masyarakat tradisional di Sumatera Utara acap kali menggunakan topeng sebagai kelengkapan seni pertunjukan, misalnya tari gundala-gundala dari Karo, Tari Makhuda-hudai dari Simalungun,

Tari Makkoda-Hodai dari Pakpak dan Toba, serta Tari Makyong dari

Melayu.

Diruang ini ditampilkan topeng yang berhubungan dengan Tari

Makhuda-hudai (Simalungun) yang dahulu ditampilkan dalam acara kematian di kalangan bangsawan, Tari Gundala-gundala (Karo) yang ditampilkan dalam acara meminta hujan, dan Hoda-hoda (Batak Toba) yang dimainkan dalam upacara untuk mengusir roh jahat.

4. Alat Musik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

33

Koleksi yang ditampilkan adalah berbagai alat musik tradisional, antara lain: alat musik pukul berupa Gordang Sambilan

(Angkola/Mandailing), Genderang Sembilan (Pakpak), Gerantung

(Pakpak), Gondrang Sidua-dua (Simalungun), Fondrahi (Nias),

Gendang (Melayu), Gong Besar (Angkola/Mandailing dan karo), Tutu

Hao (Nias), Ogung (Batak Toba), alat musik petik berupa Hasapi

(Batak Toba) dan Keteng-keteng (Karo), alat musik berupa tiup berupa

Arbab (Melayu), Sarune (Batak Toba), Sigu (Nias), Balobat Pingko- pingko (Karo), dan Sordam (Simalungun), alat musik gesek berupa

Kecapi (Melayu), Lagia (Nias), dan Biola (Melayu).

5. Anyaman

Beberapa koleksi anyaman yang ditampilakn berupa Lanjung

(Melayu) untuk wadah sayuran ataupun padi, Ampang untuk wadah nasi atau daging dalam upacara, Kating (Melayu) untuk wadah sayur- mayur, Bahul (Batak Toba) untuk wadah nasi atau beras, Holanden

Deli (Melayu) untuk menyimpan pakaian dan perhiasan, Hitang

(Simalungun) untuk menyimpan pakaian, Sumpit/Tandok (Batak

Toba) dan Sumpit Peneturen (Karo) untuk menyimpan beras ataupun padi, Keranjang dan Alas (Nias) untuk menyimpan makanan yang telah selesai dimasak, Sumpit/Peraken (Karo) untuk wadah beras dan nasi, Vas Bunga (Melayu), Harpe (Batak Toba) sebagai alas periuk dan kuali, Tupanan (Batak Toba) untuk alas pinggan pasu dalam upacara adat, Bola Mbago (Nias) untuk tempat sirih, Sumpit Ndirabang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

34

(Pakpak) untuk tempat tembakau, Haronduk Panyurduan

(Angkola/Mandailing) sebagai perlengkapan makan sirih, Sumpit

Tangkal (Melayu) untuk menyimpan ramuan obat dan penangkal roh jahat terhadap wanita hamil, Peci Perdori Nangka (Pakpak), Topi

Bambu (Batak Toba), Tampi (Melayu) untuk membersihkan beras dari sisa-sisa sekam, Curu-curu Perkemenjan (Pakpak) untuk tempat kemenyan, serta Amak Lampisan (angkola/Mandiling) untuk alas duduk pengantin; memberi gelar pada seseorang yang baru berumah tangga; alas duduk raja, hatobang (pengetua adat), dan orang-orang lain yang dihormati.

6. Keramik

Ruang ini menampilkan berbagai koleksi benda-benda keramik buatan lokal yang kebanyakan tidak diglasir, diantaranya peralatan sehari-hari seperti Belango Tanah (Melayu), Vas Bunga, Teko

(Melayu), serta Cepuk (Melayu), dan Paromasan (Simalungun) yang dipakai untuk menyimpan perhiasan.

Selain keramik lokal, terdapat juga keramik asing antara lain keramik yang berasal dari Tiongkok (Dinasti Ching, Dinasti Ming, dan

Dinasti Sung Baik sung Utara maupun Sung Selatan), keramik Eropa dari Belanda dan Jerman, serta keramik dari kawasan Asia Tenggara seperti Thailand (masa sukhotai), Vietnam, dan Nyanmar. Keramik- keramik memiliki bentuk yang bervariasi, antara lain berupa mangkuk, piring, dan guci, serta berasal dari abad 11 hingga awal abad 20.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

35

Selain beraneka keramik, juga ditampilkan bahan pembuatan keramik yaitu tanah liat, kaolin, dan pasir, beserta peralatannya antara lain: Pengalun atau kain yang dipakai untuk melincinkan tembikar,

Sondal (Melayu) untuk menempa tembikar, Manca-manca (Karo) sebagai landasan pembuatan tembikar, Pelisu (Melayu) untuk membentuk tembikar, Panompa untuk meratakan bagian dinding luar sewaktu membentuk tembikar, dan Roda Putar.

7. Perhiasan

Koleksi perhiasan yang disajikan berupa kalung pengantin laki-laki (Melayu), gelang wanita (Angkola/Mandailing), gelang pengantin (Simalungun), Padung (Karo) hiasan tudung wanita bangsawan (Karo), gelang dan kalung wanita (Karo), anting putri raja

(Batak Toba), anting-anting wanita (Nias Selatan), Borgat (Pakpak) kalung pengantin wanita, Hudung-hudung (Simalungun) hiasan pengantin wanita, Gelang Tangkal (Batak Toba) yang dianggap dapat menangkal kekuatan jahat, bros pengantin wanita (Melayu), Cincin

Tapak Raja Sulaiman (Karo), Kalabubu (Nias) kalung yang dipakai saat berperang, Bola Hogo (Nias) hiasan kepala pengantin wanita,

Kalung Cimata (Karo) sebagai upah/hadiah kepada anak perempuan yang baru melaksanakan upacara kikir gigi, gelang (Batak Toba) yang diapaki datu dalam upacara adat, ikat pinggang pengantin wanita

(Simalungun), Tola Zaga (Nias) gelang yang dipakai bangsawan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

36

dalam upacara, Gondit Rupiah (Simalungun) ikat pinggang pengantin

wanita Simalungun, dan Pending (Melayu).

8. Mainan dan Hobi

Permainan tradisional adalah salah satu bagian dari kehidupan

masyarakat di masa lalu. Beberapa koleksi yang ditampilkan berupa

Pipa Madat atau pipa rokok (Melayu), Dadu Putar, Ketapel, Lanjaan

Jonaha (Simalungun), Patok Lele, Taratoa (Batak Toba) yaitu alat

musik yang dimainkan muda-mudi diwaktu senggang, Bola Takraw,

Catur (Karo), dan Congkak (Melayu).

9. Ruang Koleksi Khusus

Ruang ini menampilkan benda-benda koleksi khusus, antara lain koleksi yang merupakan sumbangan dari Pemerintah Kerajaan Thailand.

Koleksi ini memberi gambaran mengenai kekayaan seni dan budaya bangsa

Thai yang memiliki kedekatan kultur dengan bangsa Indonesia. Koleksi yang ditampilkan diantaranya berupa: tenun dan pakaian tradisional Thai, kerajinan tangan, keramik, wayang dan topeng tradisional Thailand, makanan, arca-arca

Buddha, dan perlengkapan sembahyang.

10. Taman Purbakala

Taman Purbakala terletak didalm gedung Museum. Di taman ini terdapat beberapa artefak yang ditemukan di situs percandian di Padang

Lawas berupa arca singa, makara, fragmen arca buaya, fragmen arca manusia, prasasti, osa-osa dan arca batu dari Nias, arca dari Batak Toba, prasasti dari

Barus, dan artefak-artefak yang ditemukan di Situs Kota Cina.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

37

3.5 Sistem Perawatan Koleksi Museum

Perawatan koleksi di museum tentu menjadi suatu hal yang amat penting. Hal ini menjadi tanggung jawab dari tim kebersihan museum yang berjumlah 4 orang untuk berkeliling sehari-hari membersihkan setiap ruang koleksi, setelah itu juga ada perawatan lebih intensif yang dilakukan oleh Bidang Konservasi dan Reparasi pada benda/koleksi, mulai dari melakukan observasi setiap satu kali dalam seminggu, setiap koleksi memiliki perawatannya masing-masing yang disesuaikan dengan bahan dasarnya, pada koleksi yang berbahan dasar kayu pembersihan dilakukan menggunakan alkohol lalu mengoleskan minyak sere, guna mengantisipasi adanya gangguan rayap dan virus yang akan merusak koleksi tersebut, pada koleksi yang berbahan dasar batu, semen, kain, dan besi/alumunium perawatannya menggunakan metode lain yang sesuai.

Jika ditemui koleksi yang mengalami masalah seperti terserang rayap dan virus, maka 6 staff ahli yang terbagi dalam reparator dan konservator dibidang ini bertanggung jawab untuk mereparasi dan mengkonservasi koleksi tersebut. Namun bila koleksi tersebut tidak dapat direparasi kembali, maka koleksi tersebut akan dimasukkan kedalam gudang dan namanya akan dihapuskan dari daftar koleksi yang dipamerkan.

“Kami tidak punya kesulitan dalam menjalankan tugas ini. Karena staff yang saya kepalai disini merupakan orang-orang yang sudah berpengalaman dibidangnya, sehingga itu lebih memudahkan. Paling-paling kesulitannya ada pada masalah ruang lingkup koleksi yang sempit dan lembab, itu bisa jadi salah satu penyebab koleksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

38

mudah diserang rayap dan virus”, begitu tutur Ibu Afrida Lubis selaku kepala konservasi dan reparasi.

Ada ± 7000 koleksi yang terdapat di museum saat ini. Sekali setahun museum ini melakukan pameran koleksi yang dibuat mengikuti konsep tata pamer menyesuaikan moment yang tengah hangat, seperti momen peringatan 17 Agustus, maka pihak staff yang terkait akan merancang pameran koleksi dengan tema kepahlawanan atau yang terkait dengan momen tersebut. Bidang konservasi & reparasi lah yang bertugas mengadakan barang/koleksi guna mengisi konsep tersebut.

Namun tidak semua koleksi yang berjumlah diatas dipamerkan, jumlah tersebut sudah termasuk koleksi yang sedang mengalami konservasi dan koleksi yang berada di gudang (storage).

3.6 Visi dan Misi Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

1. Visi Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Terwujudnya museum sebagai pusat studi dan pengembangan kebudayaan

yang dinamis dan kreatif serta menjadi andalan pariwisata daerah.

2. Misi Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Mengoptimalkan tugas dan fungsi museum, meningkatkan kualitas dan

kuantitas sumber daya manusia yang profesional serta sarana dan prasarana di

lingkungan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, serta membina kerjasama

dengan berbagai kelompok/kalangan guna meningkatkan performa dan informasi

tentang kekayaan budaya dan bangsa.

3.7 Tabel Jumlah Pengunjung Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2015-2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

39

Tahun 2015 BULAN JUMLAH (orang) JANUARI 3.328 FEBRUARI 7.451 MARET 9.993 APRIL 8.786 MEI 7.374 JUNI 7.731 JULI 6.874 AGUSTUS 7.851 SEPTEMBER 9.273 OKTOBER 7.307 NOVEMBER 9.669 DESEMBER 4.633 TOTAL 90.270

Tahun 2016 BULAN JUMLAH (orang) JANUARI 4.142 FEBRUARI 8.427 MARET 10.347 APRIL 7.301 MEI 7.123 JUNI 3.034 JULI 1.121 AGUSTUS 4.049 SEPTEMBER 5.669 OKTOBER 9.568 NOVEMBER 7.396 DESEMBER 4.442 TOTAL 72.649

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

40

Tahun 2017 BULAN JUMLAH (orang) JANUARI 3.540 FEBRUARI 5.701 MARET 5.849 APRIL 4.785 MEI 5.548 JUNI 1.291 JULI 1.928 AGUSTUS 3.484 SEPTEMBER 8.277 OKTOBER 9.658 NOVEMBER 12.600 DESEMBER - TOTAL 57.113

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi di Kota Medan

Sebagai lembaga yang mewadahi benda-benda peninggal sejarah, museum merupakan suatu tempat yang sakral dan menarik. Benda-benda kuno dan cerita yang terkandung didalamnya menceritakan peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau, hal ini yang menjadi menarik untuk diketahui oleh setiap orang.

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara termasuk bangunan tua yang banyak menyimpan sejarah, salah satunya adalah perjalanan sejarah dan kebudayaan

Sumatera Utara. Banyak koleksi didalamnya yang menceritakan cikal bakal Kota

Medan hingga saat ini, dari mulai alat tukar yang digunakan pada zaman dahulu, gubernur yang pernah menjabat, cara bersosial dan aktivitas sehari-hari masyarakat

Sumatera Utara kuno. Hal tersebut merupakan ilmu dan pengetahuan yang harus diketahui dan dimiliki setiap orang, karena mengetahui sejarah bangsa dan daerahnya adalah hal yang sangat penting.

Pengelola adalah penggerak yang paling utama dalam mengembangkan peran

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai daya tarik wisata edukasi di Kota

Medan. Sebagai sebuah lembaga penyimpanan benda peninggalan sejarah sekaligus sebagai objek wisata yang berbasis edukasi di Kota Medan, Museum Negeri Provinsi

Sumatera Utara memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terkait hal perkembangan sejarah dan budaya di

41 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

42

Provinsi Sumatera Utara khususnya di Kota Medan, yakni mengajak setiap orang untuk ikut berpartisipasi dalam pelestarian budaya dengan gencar mengadakan sosialisasi tentang museum dan hal yang terkait didalamnya, dimana nantinya masyarakat menjadi tertarik dengan sejarah, budaya, dan museum.

Artefak, patung, foto, lukisan, dan benda-benda bersejarah lainnya merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap daerah, selain itu benda- benda tersebut yang harusnya mampu dikembangkan pengelola menjadi daya tarik pengunjung ke Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu objek wisata edukasi di Kota Medan.

Mengingat museum termasuk dalam kategori wisata khusus (minat), dimana dari kebanyakan orang yang mengunjungi museum adalah karena kepentingan studi dan penelitian, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yang dikelola oleh staff yang ahli dibidang masing-masing harus mampu mengoptimalkan potensi diri sebagai objek wisata edukasi yang menarik untuk dikunjungi masyarakat, yang nantinya dapat menjadi objek wisata umum, dimana setiap orang mengunjunginya karena ingin mendapatkan kesenangan dan kepuasan inteletual.

4.2 Strategi Promosi Pengelola Dalam Menarik Minat Kunjungan ke Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Bentuk-bentuk promosi yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya:

1. Pameran Koleksi Museum

Cara ini dianggap efektif karena event ini adalah moment dimana

seluruh koleksi menjadi pusat perhatian para tamu undangan dan pengunjung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

43

yang datang pada saat itu. Tentu akan meninggalkan kesan di benak masing- masing orang yang datang di acara pameran tersebut, sehingga nantinya promosi yang sedang berlangsung mencapai tujuannya.

2. Mengadakan Lomba

Selain pameran koleksi, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara juga melakukan beberapa lomba dengan tema yang berkaitan dengan museum.

Biasanya dilakukan lomba mewarnai tingkat anak-anak dan lomba baca puisi yang bertemakan museum. Cara ini juga termasuk efektif untuk mempromosikan museum. Karena secara tidak langsung anak-anak yang mewarnai dan orang yang membaca puisi tentang museum sudah mengetahui keberadaan museum, tentunya dengan harapan tumbuh rasa mencintai budaya dan suka mengunjungi museum.

3. Sosialisasi

Pada tahun 2016 lalu Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara mengadakan sosialisasi dengan tema “Gerakan Nasional Cinta Museum”, terget roadshow dan sosialisasi ini adalah Sekolah Taman Kanak-kanak dan

Sekolah Dasar. Tim dari Bidang Bimbingan, Edukasi, dan Koleksi yang menjadi pelakon dari acara ini. Mensosialisasikan keberadaan museum kepada anak-anak usia dini, dengan harapan dan tujuan agar anak-anak dapat menanamkan sikap menghormati sejarah dan budaya, dimulai dari rasa antusias untuk mengunjungi museum.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

44

Gambar 9. Banner Promosi Event yang Dilaksanakan Oleh Museum. (Koleksi Pribadi)

Tujuan dari seluruh kegiatan promosi yang dilakukan adalah untuk menanamkan rasa mencintai sejarah dan sikap menghormati budaya, sehingga nantinya timbul minat untuk lebih antusias mengunjungi Museum Negeri Provinsi

Sumatera Utara. Menurut pengakuan dari staff Bidang Bimbingan, Edukasi, dan

Koleksi bahwasanya Pameran Koleksi, Lomba, dan Sosialisasi ini ternyata menuai hasil yang baik dihari berlangsungnya kegiatan, banyak peserta yang antusias untuk mengikut acara-acara yang bertema museum ini.

4.3 Kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Kegiatan Promosi

Dalam setiap kegiatan/acara ada hasil yang menjadi tujuan, namun dalam mencapai tujuan tersebut kadang didapati kendala dalam proses pelaksanaan kegiatannya. Dari pertanyaan yang saya ajukan kepada salah satu staff di Bidang

Bimbingan, Edukasi, dan Koleksi terkait kendala yang dihadapi saat pelaksanaan kegiatan promosi dan sosialisasi, beliau mengatakan sejauh ini tim dari bidang yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

45

menjadi pelakon kegiatan tersebut tidak mendapati kendala apapun, justru dihari berlangsungnya kegiatan, antusiasme peserta untuk mengikuti acara-acara yang bertemakan museum ini lebih dari yang diharapkan, sehingga panitia kegiatan harus membatasi jumlah kuota perwakilan dari setiap sekolah yang mengikuti lomba dan sosialisasi tersebut, namun setelah berlangsungnya kegiatan promosi, pengunjung kembali normal, tidak banyak lagi seperti saat berlangsungnya event. Pengelola mengaku bahwa ramainya pengunjung hanya terjadi pada saat kegiatan promosi berlangsung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas mengenai Peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi di Kota Medan, maka pada akhir kertas karya ini penulis memberikan kesimpulan bahwa:

1. Peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai objek wisata berbasis

edukasi di Kota Medan masih belum begitu banyak diminati oleh masyarakat,

terlihat dari jumlah pengunjung yang mengalami penurunan disetiap tahun.

Pengelola tidak menciptakan hal-hal baru yang menarik untuk mendatangkan

pengunjung ke Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, sehingga museum

tetap saja menjadi kategori wisata khusus (minat), dimana orang hanya datang

karena keperluan studi dan penelitian, bukan untuk bersenang-senang karena

sesuatu yang menarik di museum.

2. Konsep promosi yang dilaksanakan oleh pengelola belum begitu baik karena

terlihat dari ramainya pengunjung hanya pada saat berlangsungnya event, itu

berarti pengelola tidak menciptakan suatu hal yang meninggalkan kesan yang

luar biasa pada masyarakat setelah kegiatan berlangsung. Menggunakan

konsep yang kurang menarik dan tidak variatif, yang membuat Museum

46 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

47

Negeri Provinsi Sumatera Utara tidak mencapai target pengunjung setelah

berlangsungnya kegiatan promosi.

3. Terkait tidak adanya kendala yang dihadapi saat kegiatan promosi, penulis

menarik kesimpulan bahwa konsep promosi yang dilakukan masih terlalu

sederhana dan mudah, sehingga tidak mengalami kesulitan.

5.2 Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas dalam penelitian ini, penulis memberikan saran:

1. Agar pengelola lebih meningkatkan kinerja dalam mengembangkan dan

menegaskan peran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai daya

tarik wisata edukasi di Kota Medan, dengan cara menciptakan sesuatu yang

menarik dan mampu mengundang perhatian masyarakat untuk mengunjungi

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, sehingga nantinya masyarakat

mendapatkan edukasi, kesenangan, dan kesan yang luar biasa setelah

mengunjungi museum, dengan begitu setiap orang yang mengunjungi

museum memiliki tujuan untuk memperoleh kesenangan, bukan untuk

keperluan studi dan penelitian saja.

2. Sebaiknya pengelola menciptakan ide dan konsep baru yang lebih menarik

untuk mempromosikan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, karena

manurut pengamatan penulis, penurunan jumlah kunjungan berkaitan dengan

konsep promosi yang terkesan kurang menarik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

48

3. Jika sejauh ini pengelola tidak memiliki kendala dalam melakukan kegiatan

promosi yang disebabkan konsep yang kurang menarik, penulis menyarankan

agar pengelola menciptakan ide dan konsep baru dalam melakukan promosi,

lalu setelahnya mulai rutin membuat koreksi dan mengadakan evaluasi yang

berguna untuk membangun konsep selanjutnya. Sehingga nantinya kendala

dapat dinilai sebagai acuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

49

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Permuseuman., 1997. Museum Di Indonesia, Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Pengertian Pengunjung. Diakses 25 Januari 2018, 01.19 WIB; https://kbbi.web.id/kunjung

Noname. Museum Sumatera Utara. Diakses 26 November 2017, 20:46 WIB; http://pemkomedan.go.id/artikel-14882-museum-sumatera-utara.html

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2014. The State Museum Of , Medan.

PP. No. 66 Tahun 2015. Permuseuman.

Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012. Direktori Museum Indonesia, Jakarta.

Soekadijo, R.G., 1996. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata Sebagai “Sistemic Linkage”), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

UU. RI. No. 10 Tahun 2009. Kepariwisataan.

Wardiyanto., dan DR. M Baiquni., 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata, Bandung: Lubuk Agung.

Warpani, P., Suwardjoko., dan Indira P. Warpani., 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang wilayah, Bandung: ITB.

Wikipedia. Kota Medan. Diakses 26 November 2017, 22.37 WIB; https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan

Wikipedia. Wisata Edukasi. Diakses 25 Januari 2018, 00.59 WIB; https://id.wikipedia.org/wiki/Wisata_pendidikan

Yoeti, A., Oka., 2003. Tours And Travel Marketing, Jakarta: Pradnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA