Kamus Sansekerta Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kamus Sansekerta Indonesia i KAMUS SANSEKERTA INDONESIA Dr. Purwadi, M.Hum Eko Priyo Purnomo, SIP Lisensi Dokumen: Copyright © 2008 BudayaJawa.Com E-book ini dipublikasikan secara resmi melalui BudayaJawa.com. Semua teks dan grafis yang ada di dalamnya merupakan hak cipta BudayaJawa.com. Tidak satupun dari publikasi ini boleh digandakan, disebarkan, atau direproduksi dengan cara apapun juga, termasuk mengcopy tanpa ijin tertulis dari penulis. ii KATA PENGANTAR Bahasa Sansekerta mempunyai nilai logika, etika, dan estetika yang sangat tinggi dalam lingkungan kebudayaan Jawa. Sejak dulu kala, bahasa Sansekerta digunakan dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Banyak kitab Jawa Kuno yang ditulis dengan menggunakan unsur serapan bahasa Sansekerta. Pada perkembangannya, bahasa ini lebih popular dengan penyebutan Bahasa Kawi. Sesuai dengan makna harfiahnya, Kawi berarti pujangga. Bahasa Kawi berarti bahasa yang digunakan oleh para pujangga. Pada jaman dahulu bahasa Sansekerta atau bahasa Kawi memang digunakan oleh para cendekiawan, ilmuwan, dan bangsawan. Hal ini menyebabkan bahasa ini menjadi sangat tinggi kedudukannya dalam masyarakat Jawa. Komunikasi antar kelas menengah kerap kali diukur dari tinggi rendahnya seseorang dalam berbahasa. Karya sastra yang bermutu tinggi kualitas filosofisnya selalu memakai barometer parama sastra, parama kawi, mardawa lagu, nawung kridha, dan sambegana. Buku Kamus Sansekerta – Indonesia ini menjadi kunci untuk membuka lembaran kebudayaan Jawa yang sudah berusia berabad-abad lamanya. Sebuah kamus bermutu dan berguna bagi siapa saja. Selamat membaca! Yogyakarta, 25 Mei 2005 Dr. Purwadi, M.Hum iii Eko Priyo Purnomo, SIP BIOGRAFI PENULIS DR. PURWADI, M.HUM lahir di Grogol, Mojorembun, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 16 September 1971. Pendidikan SD sampai SMA diselesaikan di tanah kelahirannya. Gelar sarjana diperoleh di Fakultas Sastra UGM yang ditempuh tahun 1990-1995, kemudian melanjutkan pada Program Pascasarjana UGM tahun 1996- 1998. Gelar Doktor diperoleh tahun 2001 dalam tempo 1,5 tahun. Sampai saat ini sudah menulis lebih dari 200 judul buku dan sering menjadi Narasumber TVRI, RCTI, Trans Tivi, Jogja Tivi, RRI dan Radio Komunitas, Narasumber Koran Kompas, Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, Bernas, Republika, Majalah Gatra, Kabare Jogja, Djoko Lodang, Gama, Tabloid Adil, Nyata, dan Narasumber Seminar Nasional dan Internasional Kini menjabat sebagai Rektor Institut Budaya Jawa (Isbuja) Yogyakarta, selain itu juga mengelola Pustaka Raja, sebuah jaringan kerja yang menjadi wadah aktivitas sosial dan budaya dari berbagai elemen masyarakat. Di samping itu Pustaka Raja juga bergerak di bidang penerbitan, percetakan dan pemasaran buku yang berkantor pusat di Jl. Kakap Raya No. 36 Minomartani Yogyakarta 55581. Telp 0274-881020. EKO PRIYO PURNOMO, SIP, lahir di Sleman Yogyakarta, 23 Februari 1978. Sejak sekolah aktif di organisasi Pramuka sebagai Dewan Ambalan. Ketika kuliah aktif sebagai presidium senat se-Yogyakarta. Sekarang sedang menempuh Pascasarjana Ilmu iv Politik UGM. Buku ini sekaligus sebagai persembahan dan tanda mata buat putri jelita, Rima Erviana, S.F. Apt. TEKS SAMPUL BELAKANG : Bahasa Sansekerta mempunyai nilai logika, etika, dan estetika yang sangat tinggi dalam lingkungan kebudayaan Jawa. Sejak dulu kala, bahasa Sansekerta digunakan dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Banyak kitab Jawa Kuno yang ditulis dengan menggunakan unsur serapan bahasa Sansekerta. Pada perkembangannya, bahasa ini lebih popular dengan penyebutan Bahasa Kawi. Sesuai dengan makna harfiahnya, Kawi berarti pujangga. Bahasa Kawi berarti bahasa yang digunakan oleh para pujangga. Pada jaman dahulu bahasa Sansekerta atau bahasa Kawi memang digunakan oleh para cendekiawan, ilmuwan, dan bangsawan. Hal ini menyebabkan bahasa ini menjadi sangat tinggi kedudukannya dalam masyarakat Jawa. Komunikasi antar kelas menengah kerap kali diukur dari tinggi rendahnya seseorang dalam berbahasa. Karya sastra yang bermutu tinggi kualitas filosofisnya selalu memakai barometer parama sastra, parama kawi, mardawa lagu, nawung kridha, dan sambegana. Buku Kamus Sansekerta – Indonesia ini menjadi kunci untuk membuka lembaran kebudayaan Jawa yang sudah berusia berabad-abad lamanya. Sebuah kamus bermutu dan berguna bagi siapa saja. Selamat membaca! v tongkat yang ditancapkan sebagai tanda; 2 tanda A alenia dalam tulisan Jawa adha : tangga aba : perintah; aba-aba : adhah : tempat, wadah memberi perintah adhang : menunggu; ngadhang : abah : alat, perkakas; abah- menunggu, menghadang abah, abahan : adhep : hadap, menghadap; perkakas, alat-alat ngadhep, madhep : abang : merah menghadap ke; madhep abi : lebih, bagus, baik; mantep : menghadap abicara : santet; dengan mantap, niat yang abicaraka : santet; kuat abilasa : hawa nafsu; adhi : adik abimana : congkak, adhi-adhi : ketuban sombong; abimantrana adhik : adik : restu, berkah; abimata adhum : teduh, rindang : 1 hormat; 2 bijaksana; adi : cantik, indah; ngadi-adi : abinawa:mengagumkan, rewel, nakal, banyak terpuji; abipraya : cita- tingkah; adibusana : cita; abirama : selaras, pakaian yang indah; serasi; abirawa : repot, adidaya : lebih berkuasa; menyusahkan; abirupa : adigang : cantik, indah; abisatya : menyombongkan teman setia, sahabat kekuatan; adiguna : karib; abiséka : wisuda, menyombongkan penobatan; abiwada : kepandaian; adigung : penghargaan; abiwara : menyombongkan pelajaran; abiyasa : kebesaran; adikara : pandai, bijak berwibawa, berkuasa; abra : berkilauan, gemerlapan adilaga : perang; abur : terbang, melayang adiluhung : agung, acala : bukit, gunung anggun, bernilai lebih; acara : acara; ngacarani : adiluwih : lebih; menyusun acara, adimuka : penguasa, menyambut pembesar; adinegara : acitya : ilmu pengetahuan negara yang lebih baik; ada : gagasan, prakarsa; ada- adipati : bupati, vatsal; ada : memprakarsai, adiraga : bersolek, mempelopori berhias; adiraja : adaka : banteng pemaaf, pemurah; adamar : lampu, pelita, dian adiwarna : jenis yang adang : menanak nasi lebih baik; adiwignya : adanu : sinar, cahaya orang pandai adara : penghormatan, pujian adil : imbang, rata; pengadilan adarma : mengabdi, berjuang : tempat pengadilan adas : nama tumbuhan obat; aditya : matahari adas pula waras : jenis adnyana : akal, pikiran tumbuhan untuk jamu ados : bungkuk, buah yang kecil adeg : berdiri, tegak; ngadeg : adpada : sembah, bakti berdiri; adeg-adeg : 1 adreng : ingin sekali 1 adres : hujan deras diberi peringatan; ki ajar : adri : gunung guru, orang yang adu : adu mengajar; kurang ajar : adus : mandi; adus jamas : nakal, kurang ajar; ngajari mandi besar, keramas; : mengajari, mendidik; adus getih : mandi pelajaran : pelajaran, darah, penuh luka; bahan yang diajarkan ngadusi : memandikan ajeg : tetap, sama adyaksa : jaksa ajeng : 1 mau; 2 ayu; majeng : adyapi : berkuasa, berwenang maju agama : pedoman, jalan, ajèr : melebur, mencair tuntunan hidup aji : 1 raja; 2 ilmu, nilai, agar : pusar harga; aji-aji : ilmu agel : tali kedigjayaan; aji jaya agem : 1 ikatan padi; 2 pakai; kawijayan : ilmu perang; ngagem : memakai; aji panglimunan : ilmu ngugemi : memegang, menghilang; aji mempedomani; ageman pengasihan : ilmu agar : pakaian, busana dicintai seseorang; ora aji ageng : besar, agung; ki ageng : : tidak berharga, tidak pembesar, penguasa laku aglis : cepat, lekas ajil : jajan agni : api ajir : 1 hancur; 2 patokan agnya : perintah; agnyana : ajrih : takut, cemas pikiran aju : cepat, maju; agra : pucuk, puncak ajur : hancur, remuk; ajur agrang : disandarkan; magrang, mumur : hancur lebur mlagrang : melintang, akal : akal, pikiran; akal bakal mengganggu jalan : asal gagasan agreng : lebat, deras, meriah akalpa : barang indah, hiasan agul-agul : kebanggaan, pahlawan akar : akar aguna : berguna, bemanfaat; akara : wujud, rupa aguna kaya : kekayaan, akasa : langit, angkasa harta benda akèh : banyak agung : 1 besar; 2 penuh akep : dekap; ngakep : agus : bagus, tampan memeluk, mendekap aguyu : tertawa aki : kakek agya : cepat, segera akik : batu permata agyat : 1 giat, rajin; 2 gemebyar aking : kurus kering ahengkara : nafsu jahat, durhaka akral : hebat, kuat ahingani : mumpuni, terpercaya akram : berkilauan, bercahaya ahwaya : nama, asma aksa : mata, penglihatan ajag : liar aksama : ampunan, memaafkan; ajang : piring pangaksama : ampunan ajap : harapan, cita-cita; aksamala : tasbih, tanda kesucian ngajab : berharap aksara : abjad, huruf ajar : 1 belajar; 2 brahmana; aksatriya : kesatria ajaran : 1 ajaran, ilmu aksi : 1 mata, penglihatan; 2 yang diajarkan; 2 aliran; tindakan diajar : 1 diberi aku : aku, saya; ngaku : pelajaran; 2 dipukuli, mengakui 2 akum : rendam, terendam alih : pindah; malih : berubah akur : rukun, cocok, sesuai alimerut : jimat, pusaka akwan : menyuruh, aling : tirai, pembatas; aling- memerintahkan aling : pembatas, akwayan : kawan, teman penutup; aling-alingan : akyan : mata, penglihatan bersembunyi almanak : almanak, takwin aliran : 1 saluran; 2 versi, faham ala : jelek, buruk; alan-alan : alis : alis mata; alis-alis : segala hal yang buruk tanda yang menyerupai alab : tergenang air; ngalab : kening mengambil; ngalab alit : kecil, mungil berkah : mengambil/ aliwawar : topan, angin ribut mencari berkah; ngalab alon : pelan, tenang; alon-alon : nyaur : hutang dan pelan-pelan membayar hutang alpa : cacat, cela alad : nyalad, nyala api; alpaprana : huruf biasa ngalad-alad : menyala- alpita : cacat, cela nyala alu : antan, alat penumbuk alah : kalah; alah déné padi : walaupun begitu; alub : direbus, dimasak alah nganggur : aluk : remak, lebih baik daripada tidak bekerja; alum
Recommended publications
  • Buku Abstrak
    BUKU ABSTRAK 11th Industrial Research Workshop and National Seminar 2020 Peran Perguruan Tinggi sebagai Center of Excellence untuk Peningkatan Kualitas SDM yang Inovatif dan Berdaya Saing Politeknik Negeri Bandung Bandung, 26-27 Agustus 2020 11th Industrial Research Workshop and National Seminar Bandung, 26-27 Agustus 2020 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta dengan izin-Nya kegiatan Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS) ke-11 dengan tema "Peran Perguruan Tinggi sebagai Center of Excellence untuk Peningkatan Kualitas SDM yang inovatif dan Berdaya Saing" dapat terlaksana dengan baik. Tema tersebut dipilih karena melihat perkembangan teknologi di Indonesia pada Era 4.0 menuju 5.0 secara bertahap mengubah gaya hidup menjadi masyarakat modern. Masyarakat modern memiliki 3 (tiga) kriteria yaitu mampu berfikir inovatif, adaptif, dan solutif. Saat ini disadari telah terjadi perubahan paradigma dari bekerja keras menjadi bekerja cerdas. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi oleh mesin-mesin pembelajar yang berbasis Internet of Things (IoT). Dampaknya, mobilitas manusia tidak lagi terbatas ruang dan waktu. Perubahan paradigma ini tentu harus didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki 3 kriteria tersebut. Perguruan tinggi sebagai center of excellence turut berkontribusi mencetak SDM unggul. Melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi dituntut untuk terus berkontribusi menyediakan SDM yang berkualitas. Hal ini telah ditunjukkan dengan banyaknya produk-produk inovatif hasil akademisi yang mampu bersaing, baik pada skala nasional maupun internasional. Seminar ini diikuti oleh peneliti-peneliti dari berbagai bidang ilmu dari hampir seluruh Indonesia yang telah membahas berbagai bidang kajian dalam bidang teknologi, MIPA, sosial humaniora, maupun pengabdian masyarakat dalam rangka memberikan pemikiran dan solusi untuk memperkuat peran perguruan tinggi sebagai center of excellence.
    [Show full text]
  • Kamus Bahasa Simalungun-Indonesia
    MILIK NEGARA KAMUS BAHAS A SIMALUNGUN-INDONESIA Edisi Kedua Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara 2016 TIM REDAKSI KAMUS BAHASA SIMALUNGUN-INDONESIA Edisi Kedua Penanggung Jawab Tengku Syarfina Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara Penyunting Penyelia Amrin Saragih Wakil Penyunting Penyelia Amran Purba Ketua Tim Penyusun Zufri Hidayat Anggota Tim Penyusun Anharuddin Hutasuhut, Chairani Nasution, Sri Asrianti, Juliana Kamus Bahasa Simalungun - Indonesia iii PENYUMBANG DAN PENGUMFUL DATA KAMUS BAHASA SIMALUNGUN-INDONESIA Edisi Kedua Penyumbang Data Nekman Saragih, Japiten Sumbayak, Jan Derita Wilson Sinaga, Jaweslin Saragih, Sahdinson Saragih, Jamel Sinaga, J. Sihaloho, Kalkedon Purba, Dearson Damanik, Masrul Purba, Dina Ria Saragih, Jasirman Sinaga Pengumpul Data Anharuddin Hutasuhut,Zufri Hidayat, Chairani Nasution,Sri Asrianti, Juliana, Nurelide iv Kamus Bahasa Simalungun - Indonesia KATA PENGANTAR KEPALA BALAI B AHASA PROVINSI SUMATERA UTARA Edisi Kedua Provinsi Sumatera Utara memiliki beragam bahasa daerah, antara lain bahasa Melayu, Simalungun, Karo, Toba, Angkola/ Mandailing, dan Nias. Semua bahasa daerah tersebut masih dituturkan oleh masyarakat pendukungnya. Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Provinsi Sumatera Utara memiliki tupoksi melakukan penelitian, pembinaan, pengembangan, dan pelestarian di bidang kebahasaan dan kesastraan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
    [Show full text]
  • Download (129Kb)
    CHAPTER 1 INTRODUCTION 1.1 Background Different countries have different food to eat. Some countries have their own choices of food based on the history. Traditional food mostly come from the past habits. It means that people keep eating something in the past until now. The eating traditions become their own habit and the food eaten by them become the traditional food. Traditional food usually depends on the habitat. For example for those who live on the mountain, their traditional foods would be any kinds of vegetables. For those who live near the sea or river, their traditional foods would mostly based on fish. Sometimes traditional food also comes from the era. The middle-aged food usually comes from the farm product, for example eggs, cheese or any kinds of lamb or poultry. So thats why different countries have different choices of food. The food that they choose become their own traditional food. The traditional foods use simple traditional tools for cooking. Usually, they are cooked using the traditional way; without any machine. The traditional foods are cooked without using the gas stove, but they are cooked using fireplace. People build the fire using the burning coal or wood. There are also another traditional kitchen utensils such as pot is made from ceramic, cutting board is from wood, food basket is from bamboo, stock pot is from clay, pestle and mortar are from stone etc. The tools for cooking traditional food are quite simple because the traditional cooking utensils are made mostly from the natural sources such as stone, wood, clay or bamboo.
    [Show full text]
  • Kamus Simalungun—Indonesia Edisi Kedua Ini
    MILIK NEGARA KAMUS BAHASA SIMALUNGUN—INDONESIA Edisi Kedua Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara 2015 TIM REDAKSI KAMUS BAHASA SIMALUNGUN—INDONESIA Edisi Kedua Penanggung Jawab Tengku Syarfina Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara Penyunting Penyelia Amrin Saragih Wakil Penyunting Penyelia Amran Purba Ketua Tim Penyusun Zufri Hidayat Anggota Tim Penyusun Anharuddin Hutasuhut, Chairani Nasution, Sri Asrianti, Juliana Kamus Bahasa Simalungun – Indonesia iii PENYUMBANG DAN PENGUMPUL DATA KAMUS BAHASA SIMALUNGUN—INDONESIA Edisi Kedua Penyumbang Data Nekman Saragih, Japiten Sumbayak, Jan Derita Wilson Sinaga, Jaweslin Saragih, Sahdinson Saragih, Jamel Sinaga, J. Sihaloho, Kalkedon Purba, Dearson Damanik, Masrul Purba, Dina Ria Saragih, Jasirman Sinaga Pengumpul Data Anharuddin Hutasuhut, Zufri Hidayat, Chairani Nasution, Sri Asrianti, Juliana, Nurelide iv Kamus Bahasa Simalungun – Indonesia KATA PENGANTAR KEPALA BALAI BAHASA PROVINSI SUMATERA UTARA Edisi Kedua Provinsi Sumatera Utara memiliki beragam bahasa daerah, antara lain bahasa Melayu, Simalungun, Karo, Toba, Angkola/ Mandailing, dan Nias. Semua bahasa daerah tersebut masih dituturkan oleh masyarakat pendukungnya. Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Provinsi Sumatera Utara memiliki tupoksi melakukan penelitian, pembinaan, pengembangan, dan pelestarian di bidang kebahasaan dan kesastraan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
    [Show full text]
  • Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli
    Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar Bandung, 26-27 Agustus 2020 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Wisatawan pada Kuliner Lokal yang Ada di Kawasan Danau Toba (Jenis Makanan Ringan) Studi Kasus: Kabupaten Toba Samosir Anggreni Munthe1, Mariana Simanjuntak2 1Jurusan Manajemen Rekayasa, Institut Teknologi Del, Toba Samosir 22381 2Jurusan Manajemen Rekayasa, Institut Teknologi Del, Toba Samosir 22381 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kualitas produk, harga produk, jarak dan lokasi penjualan, dan cita rasa dan kemasan produk terhadap minat beli wisatawan untuk membeli makanan kuliner lokal terkhusus pada makanan ringan. Populasi penelitian adalah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Toba Samosir dengan jumlah sampel 100 responden. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan software IBM SPSS 23. Makanan ringan yang diteliti adalah makanan ringan khas yang paling diminati masyarakat di Kecamatan Balige dan sekitarnya, yaitu Lampet, Ombus-ombus, Tipa-tipa, Sasagun, dan Mie Gomak. Selain makanan ringan, juga diteliti satu jenis minuman khas yaitu Tuak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi minat beli wisatawan terhadap makanan ringan. Pada makanan ringan Lampet, variabel bebas yang paling mempengaruhi minat beli wisatawan adalah kualitas. Pada makanan ringan Ombus- ombus, variabel bebas yang paling mempengaruhi minat beli wisatawan adalah jarak dan lokasi penjualan produk. Pada makanan ringan Tipa-tipa, variabel bebas yang paling mempengaruhi minat beli wisatawan adalah kualitas produk. Pada makanan ringan Sasagun, variabel bebas yang paling mempengaruhi minat beli wisatawan adalah kualitas produk. Pada makanan ringan Mie Gomak, variabel bebas yang paling mempengaruhi minat beli wisatawan adalah harga produk.
    [Show full text]
  • Malay/English Word List
    Temuan: World of Words A Temuan/Malay/English Word List Photo: Center for Orang Asli Concerns Looi Siew Teip Adela S. Baer Jalil Mohamad December, 2016 Temuan-English-Malay Word List TABLE OF CONTENTS Preface............................................................................................................................................. 3 Pronunciation Guide ....................................................................................................................... 5 A ...................................................................................................................................................... 7 B .................................................................................................................................................... 10 C .................................................................................................................................................... 19 D .................................................................................................................................................... 23 E .................................................................................................................................................... 26 G .................................................................................................................................................... 26 I ....................................................................................................................................................
    [Show full text]
  • The Roleof Food Innovation Pizza Andaliman in Improving
    THE ROLEOF FOOD INNOVATION PIZZA ANDALIMAN IN IMPROVING TOURIST INTEREST TO LAKE TOBA (STUDY AT PIZZA ANDALIMAN RESTAURANT BALIGE, KABUPATEN TOBA SAMOSIR) Bantors Sihombing *) Lisanhot Pandiangan**) Akademi Pariwisata dan Perhotelan Darma Agung [email protected] [email protected] Abstract This Research entitled The Role of Food Innovation Pizza Andaliman in Improving Tourist Interest to Lake Toba (Studyat Pizza Andaliman Restaurant Balige, Kabupaten Toba Samosir) intend to reveal about the role of food innovation in improving tourist interest to visit Lake Toba, , this study was conducted at the Pizza Andaliman Restaurant Balige, Kabupaten Toba Samosir. The research metodology used was a qualitative approach. Informants in this research are the owner of izza Andaliman Restaurant, tourism official government, foreign tourist and local tourist who visit Lake Toba, Balige. Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. The result of research indicated that food innovation Pizza Andaliman has not yet the main reason for tourist to visit Lake Toba, but tourist interest to visit Lake Toba increase after know about food innovation like Pizza Andaliman. Keywords : food innovation,pizza andaliman, tourist 1. Pendahuluan karena gejolak politik dalam negeri, disusul Kawasan Danau Toba memiliki resesi ekonomi global (2014:13). Banyak keindahan alam yang luarbiasa. Melihat perusahaan yang gulung tikar dan melakukan pemandangannya yang eksotis, banyak orang jurus efisiensi demi menekan biaya tak menyangka danau tersebut merupakan operasional. Terjadi pengurangan tenaga hasil letusan gunung Toba. Materialnya kerja, yang membuat mereka kembali ke terlempar dan menutupi wilayah seluas 4 profesi lama sebagai petani. juta km persegi. Chesner dalam Ahmad Arif Hingga 2009, jumlah pelancong yang dkk (2014:20) menemukan jejak vulkaniknya datang ke Toba dan Samosir mencapai ditemukan di Perak dan Pahan (Malaysia), 63.187 orang.
    [Show full text]
  • Kuliner Ombus-Ombus Di Siborongborong Kabupaten
    KULINER OMBUS-OMBUS DI SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 1970-1986 SKRIPSI SARJANA Dikerjakan O L E H NAMA : SAPUTRA B. PANGARIBUAN NIM : 160706040 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Walau banyak, kesulitan, dan cobaan melintang namun penulis masih diberi kesabaran, kekuatan, keteguhan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sampai akhir. Tanpa bantuan dan tuntunan Yang Maha Mulia, maka suatu kemustahilan skripsi ini bisa diselesaikan oleh penulis. Dalam perjalanan panjang melakukan penelitian dan pengumpulan data, sungguh sebuah kebanggaan dan anugerah bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan sebuah tulisan sejarah yang berbentuk skripsi dengan judul “Kuliner Ombus-ombus di Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1970- 1986”. Skripsi ini penulis ajukan untuk meraih gelar sarjana di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah ilmu bagi kita semua. Medan, Oktober 2021 Penulis Saputra B. Pangaribuan Nim. 160706040 i Universitas Sumatera Utara UCAPAN TERIMAKASIH Penulisan skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan, dorongan, layanan, semangat, dan doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1.
    [Show full text]
  • Sinta Dameria Simanjuntak, S,Si., M.Pd Imelda, S.Pd., M.Pd
    Sinta Dameria Simanjuntak, S,Si., M.Pd Imelda, S.Pd., M.Pd. LEMBAR KERTAS KERJA PESERTA DIDIK MATEMATIKA KELAS 8 SMP BERBASIS BUDAYA BATAK TOBA SESUAI KURIKULUM 2013 Penulis : Sinta Dameria Simanjuntak, S,Si., M.Pd Imelda, S.Pd., M.Pd. i LEMBAR KERTAS KERJA PESERTA DIDIK MATEMATIKA KELAS 8 SMP BERBASIS BUDAYA BATAK TOBA SESUAI KURIKULUM 2013 Penulis: Sinta Dameria Simanjuntak, S,Si., M.Pd Imelda, S.Pd., M.Pd. Isi diluar tanggungjawab penerbit Copyright ©2018 by Jayapangus Press All Right Reserved PENERBIT: Jayapangus Press Anggota IKAPI No. 019/Anggota Luar Biasa/BAI/2018 Jl. Ratna No.51 Denpasar - BALI http://jayapanguspress.org Email : [email protected] Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN: 978-602-53015-2-0 ii Kutipan Pasal 44, Ayat 1 dan 2, Undang-undang Republik Indonesia tentang HAK CIPTA : Tentang Sanksi Pelanggaran Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang HAK CIPTA sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang-Undang No. 12 Tahun 1997, bahwa : Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana denganpidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Barang siapa sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). iii KATA PENGANTAR Guru mengungkapkan bahwa menyusun rencana pembelajaran sesuai kurikulum 2013 susah dan menuntut kreatifitas yang tinggi.
    [Show full text]
  • Kamus Bahasa Batak
    Kamus Bahasa Batak Toba Panurat : Op Faustin Panjaitan -------------------------------------------- * Untuk kalangan terbatas Dilarang menggandakan tanpa Izin -------------------------------------------- 0 Kata Pengantar Buku Kamus Hata Batak Toba ini dibuat dalam rangka memperkaya literatur keperluan kalangan orang Batak, khususnya bagi mereka yang ingin memperdalam pemahaman tentang “ Hata Batak” sehingga dapat lebih memaknai arti yang tersurat maupun yang tersirat. Mendalami kata dasar atau akar kata memang sangat penting guna merangkai kalimat berupa perumpamaan atau peribahasa termasuk pantun yang bersampiran sehingga terdengar harmonis. Demikian juga dalam rangka menciptakan syair lagu pop maupun lagu rakyat atau folk songs yang ciri khasnya ringkas dan sastrais, maka pemakaian kata-kata dasar haruslah lebih dulu benar- benar dipahami sebelum memilih kata dasar mana yang lebih tepat dan mengena pada ide atau gagasan pemikiran yang hendak disampaikan kepada orang lain. Karena itulah maka daftar kosakata atau hata Batak dalam buku ini disusun tidak seperti penyusunan buku kamus pada umumnya mengikuti susunan abjad, melainkan berdasarkan pengelompokan kosakata dasar yang sama bunyi/ huruf akhirnya. Hemat penulis, dengan cara tersebut, maka selain mudah untuk dihafalkan, juga memudahkan upaya merangkai kalimat-kalimat bersajak berupa “ Umpama dan umpasa”. Jadi para seniman seperti pengarang lagu tidak sulit lagi untuk mencari-cari padanan bunyi suara yang diinginkan. Sama halnya dengan jubir adat Batak “ Raja Parhata atau Parsinabung” yang harus mampu secara cepat dan seksama mengucapkan simpul-simpul pembicaraan adat dalam kalimat pendek namun terkesan santun karena diucapkan berbentuk bahasa berpantun. Penulis sungguh menyadari akan banyaknya pembaca bergumam dan menyampaikan komentar terhadap teori baru cara penyajian kamus bahasa Batak seperti ini, namun hal itu sudah lama menjadi bahan kajian dan akhirnya dituangkan dengan rasa percaya diri sambil menunggu pernyataan pengakuan para pembaca yang memetik buah positifnya.
    [Show full text]
  • Nomor 4 | Juli 2020 ISSN : 2443 – 0536
    JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume VI | Nomor 4 | Juli 2020 I S S N : 2443 – 0536 PEMBERIAN MAKANAN PADA UPACARA ADAT BATAK TOBA Kajian Antropolinguistik Oleh: Maslan M.R. Sihombing ABSTRAK Tujuan penelitian ini mendeskripsikan domain, taksonomi, komponen makna, pola penamaan dan kearifan lokal pada pemberian makananpada upacara adat BatakToba. Penelitian dilaksanakan di desa Simarmata, Kabupaten Samosir. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada informan yang terlibat dalam pelaksanaan adat. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropolinguistik dengan metode penelitian etnografi. Makanan yang diberikan pada upacara adat adalah tudu-tudu sipanganon’penanda makanan’dan dengke simudur-udur ‘ikan beriringan’. Hasil penelitian pada domain upacara adat pernikahan, ditemukan sembilan subdomain yaitu 1)mangarisik‘menelisik’, 2)marhori- hori dinding‘mencari tau’, 3)marhusip‘berbisik’ ,4)martumpol‘berjanji’, 5)martonggo raja‘memohon doa’ ,6)marsibuha-buhai‘pembuka’, 7)unjuk‘pesta’, 8)paulak une‘mengembalikan’, 9)maningkir tangga ‘periksa tangga’. Taksonomi atau pengklasifikasian makanan Batak Toba disusun dalam bentuk diagram garis. Komponen makna marsipanganon ‘makan’ danpola penamaan makanan dalam bahasa Batak Toba. Kata kunci: Makanan, antropolinguistik, domain, komponen makna Latar Belakang tertutup yang diberikan kepada 100 orang Upacara inisiasi yang ada pada responden pemuda Batak Toba usia 20 masyarakat Batak Toba digolongkan atas s.d 27 yang tinggal di Medan, diperoleh 3 yaitu 1) upacara adat, 2) upacara agama data, dari 100 responden, ada 42 dan 3) upacara yang berhubungan dengan responden (42%) yang tidak tahu nama lingkungan hidup. Upacara yang makanan yang diberikan pada upacara berhubungan dengan adat, misalnya adat adat Batak Toba. Sampel data ini kelahiran, adat pernikahan dan adat menggambarkan kecenderungan generasi kematian (Siahaan, E.K.
    [Show full text]
  • S 39 T 1958 TJARITA MANTRI DJERO
    Universitas Indonesia Fakultas Sastra . :i Perpustakaan S 899.23? S 39 t 1958 TJARITA MANTRI DJERO K A R A N G A N R. MEMED SASTRAHADIPRAWIRA TJITAKAN KADUA S 6%,> ; S & (*.J t L%n5) 1958 DINAS PENERBITAN BALAI PUSTAKA DJAKARTA PERPUSTAKAAN F A K (JLTA iS -ViSSRSBtA. Digambaran ku I. Sjahri Dikaluarkeun ku Dinas Penerbitan Balai Pustaka Typographic sareng Njitak ku Balai Pustaka — Djakarta B.P. No. 827 Hak nu ngarang ditangtajungan ku Undang-undang I Rebun-rebun halimun pasusun-susun, ngarimbunan tatangkalan. Wawangunan djeung kakajon siga disangsangan kasang, disampajan boeh rarang. Raong hajam kongkorongok, sorana palambat-lambat. Sisi langit beulah wetan marabat pating arudat — balebat Retjet manuk disarada ; manuk tjatjing, tjangkurileung patembalan djeung saeran, ngabageakeun katineung : sarangenge nu muntjul luhureun gunung, tjahjana ngagebur hurung. Halimun nu pasusun peuraj njingraj lalaunan, njengled saperti lalangse, ngagulung kawas reregan. Lembur anu kapindingan, nu ngan tembong renggenekna, djadi atra katendjona : geus leungit aling-alingna. Sanadjan geus kahalangan ku mangpirang-pirang djaman, ganti taun ganti bulan, kaajaan bumi alam meh henteu aja robahna, kitu deui hawa napsuna djelema teu aja pisan mendingna. Ti bihari nepi ka alam kiwari henteu aja euih-euih, karepna ngan hajang leuwih ; dibelaan metakeun katelengesan, tega nunda kaadilan asal maksudna tin^kan, Teu ngingetkeun manusa, aja. nu-murba ; lain rempakeun, lawaneun ! Awal-ahir wawales tangtu tumiba, moal aja nu bisa manghalangankeun. 4 Tatapi sanadjan kitu, djelema taja euremma njoba-njoba ngarobah kulak-tjanggeumna. Ana henteu kadjadian : ngarasula, teu narima kana takdir anu ngawengku dirina. Geus leuwih tilu ratus taun lilana nepi ka ajeuna, sabagian Ta- nah Priangan tatar wetan, nu katelah Nagara Tengah, djadi pa- mungpungan nu njiar sandang-pangan, panjeundeuhan nu ngum- bara ngadon bubuara, lantaran mangsa harita nu djadi tunggul pajungna eta nagri landung kandunganana, laer aisanana, djembar sagarana.
    [Show full text]