Nomor 4 | Juli 2020 ISSN : 2443 – 0536

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Nomor 4 | Juli 2020 ISSN : 2443 – 0536 JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume VI | Nomor 4 | Juli 2020 I S S N : 2443 – 0536 PEMBERIAN MAKANAN PADA UPACARA ADAT BATAK TOBA Kajian Antropolinguistik Oleh: Maslan M.R. Sihombing ABSTRAK Tujuan penelitian ini mendeskripsikan domain, taksonomi, komponen makna, pola penamaan dan kearifan lokal pada pemberian makananpada upacara adat BatakToba. Penelitian dilaksanakan di desa Simarmata, Kabupaten Samosir. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada informan yang terlibat dalam pelaksanaan adat. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropolinguistik dengan metode penelitian etnografi. Makanan yang diberikan pada upacara adat adalah tudu-tudu sipanganon’penanda makanan’dan dengke simudur-udur ‘ikan beriringan’. Hasil penelitian pada domain upacara adat pernikahan, ditemukan sembilan subdomain yaitu 1)mangarisik‘menelisik’, 2)marhori- hori dinding‘mencari tau’, 3)marhusip‘berbisik’ ,4)martumpol‘berjanji’, 5)martonggo raja‘memohon doa’ ,6)marsibuha-buhai‘pembuka’, 7)unjuk‘pesta’, 8)paulak une‘mengembalikan’, 9)maningkir tangga ‘periksa tangga’. Taksonomi atau pengklasifikasian makanan Batak Toba disusun dalam bentuk diagram garis. Komponen makna marsipanganon ‘makan’ danpola penamaan makanan dalam bahasa Batak Toba. Kata kunci: Makanan, antropolinguistik, domain, komponen makna Latar Belakang tertutup yang diberikan kepada 100 orang Upacara inisiasi yang ada pada responden pemuda Batak Toba usia 20 masyarakat Batak Toba digolongkan atas s.d 27 yang tinggal di Medan, diperoleh 3 yaitu 1) upacara adat, 2) upacara agama data, dari 100 responden, ada 42 dan 3) upacara yang berhubungan dengan responden (42%) yang tidak tahu nama lingkungan hidup. Upacara yang makanan yang diberikan pada upacara berhubungan dengan adat, misalnya adat adat Batak Toba. Sampel data ini kelahiran, adat pernikahan dan adat menggambarkan kecenderungan generasi kematian (Siahaan, E.K. dan T. Sitanggang, Batak Toba, sudah tidak mengenal 1993). Bagi masyarakat Batak Toba, masa makanan tradisional, apalagi memahami peralihan sejak seseorang dilahirkan, kearifan lokal yang terkandung di menikah hingga meninggal dunia, dalamnya. Hal tersebut dapat berdampak ditandai dengan tradisi pemberian negatif pada pelestarian nilai-nilai budaya makanan, yang disebut sebagai makanan dan bila dibiarkan, nilai-nilai luhur budaya adat. Tradisi pemberian makanan bangsa akan terancam hilang. memiliki nilai-nilai kearifan lokal yangberperan dalam pembentukan Bahasa sebagai sarana penyampaian doa karakter masyarakatnya. dan harapan yang baik terjadi kepada orang yang menerima makanan.Oleh Hal yang sangat menarik adalah karena itu, bagaimana makna dan nilai berdasarkan angket dengan pertanyaan budaya dalam tradisi pemberian makanan 249 JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume VI | Nomor 4 | Juli 2020 I S S N : 2443 – 0536 dan apa makna dari simbol-simbol pernyataan penghormatan kepada tamu makanan hanya dapat dimengerti dengan dan sekaligus penyataan keinginan untuk cara mempelajari budaya dan bahasa. Hal mendapatkan doa berkat yang ini sejalan dengan penjelasan Duranti diungkapkan pada saat pemberian (2000), bahwa melalui pendekatan makanan, Vergouwen (2004). Bagaimana antropolinguistik, bahasa dapat domain, taksonomi, komponen makna, dimengerti sebagai sumber budaya dan pola penamaan dan kearifan lokal padan berbahasa sebagai praktik budaya. pemberian makanan BatakToba Siahaan et al(1993) menjelaskan bahwa, Landasan Teori dalihan na tolu ‘tiga penyangga tungku’, merupakan landasan dalam tradisi Pendekatan Antropolinguistik pemberian makanan pada upacara adat Duranti (2000), menjelaskan bahwa Batak Toba. Dalihan na tolu terdiri dari antropolinguistik menggunakan tiga dongan tubu atau dongan sabutuha pendekatan utama yaitu performansi, ‘kerabat semarga’, hula-hula ‘orangtua indeksikalitas, partisipasi, yang terbukti dan saudara laki-laki dari istri’dan boru efektif dalam mengkaji hubungan struktur ‘saudara perempuan’. Ketiga unsur ini teks, koteks dan konteks (budaya, menjadi pilar utama dalam kehidupan ideologi, sosial, dan situasi) suatu tradisi dan pelaksanaan adat masyarakat Batak lisan yang dilatarbelakangi unsur-unsur Toba. budaya dan aspek kehidupan manusia yang berbeda-beda. Duranti menjelaskan, Penelitian etnografi adalah kegiatan bahwa antropolinguistik adalah ilmu yang pengumpulan data yang dilakukan secara mempelajari bahasa sebagai sumber sistematik, mengenai cara hidup, aktivitas budaya dan yang mempelajari berbahasa sosial dan berbagai benda kebudayaan atau berbicara sebagai praktik budaya. dari suatu masyarakat. Etnografi pada dasarnya lebih memanfaatkan teknik Sibarani (2014), menegaskan bahwa pengumpulan data melalui pengamatan antropologi linguistik merupakan bidang yang mendalam. Melalui cara ini, akan ilmu interdisipliner yang mempelajari terungkap pandangan hidup dari sudut hubungan bahasa dengan seluk-beluk pandang penduduk setempat. Dengan kehidupan manusia termasuk demikian akan ditemukan makna kebudayaannya. Antropolinguistik adalah tindakan budaya suatu komunitas yang 1) Studi bahasa dalam kerangka kerja diekspresikan melalui makanan. antropologi, 2) Studi kebudayaan dalam kerangka kerja linguistik, dan 3) Studi Masyarakat Batak Toba, meyakini bahwa aspek kehidupan manusia dalam setiap makanan yang dikonsumsi memiliki kerangka kerja bersama antropologi dan daya tondi ‘kekuatan bagi jiwa’, sehingga linguistik. Antropolinguistik juga berupaya proses makan harus dilakukan dalam menggali nilai, norma, dan kearifan lokal keadaan damai dan tenang, Siahaan et al atau isi tradisi lisan serta berupaya (1993). Tujuan penyelenggaraan pesta merumuskan model penghidupan dan pemberian makanan pada upacara kembali, pengelolaan, dan proses adat adalah untuk mendapatkan pasu- pewarisan serta pelindungan, pasu ‘berkat’ dari Tuhan Yang Maha Esa. pengembangan, dan pemanfaatan Makanan adat yang disajikan, merupakan (pelestarian) tradisi lisan. 250 JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume VI | Nomor 4 | Juli 2020 I S S N : 2443 – 0536 Sibarani (2015) menambahkan bahwa Ginanjaret al (2013), menunjukkan parameter analisis antropolinguistik adanya komponen makna yang terdiri atas keterhubungan membangun medan leksikal sekaligus (interconnections), kebernilaian (cultural yang membangun struktur makna setiap value), keberlanjutan (continuity). leksem sehingga diketahui perbedaan arti Keterhubungan merupakan parameter leksikal tiap-tiap leksem. menentukan “gramatika” teks, konteks, dan koteks secara internal dan eksternal. Murni dan Sri Minda (2012), dalam Kebernilaian memperlihatkan makna atau artikelnya mengkaji realisasi perilaku fungsi, nilai atau norma, dan kearifan normatif dan perilaku santun dalam lokal objek antropolinguistik, yaitu bahasa meminta informasi dan mengungkapkan dan berbahasa. Keberlanjutan ketidaksetujuan. Dengan menggunakan memperlihatkan keadaan objek yang metode penelitian deskriptif kualitatif dan diteliti, termasuk nilai budaya kearifan teknik observasi partisipatori, Murni et al, lokal dan pewarisannya pada generasi menemukan bahwa kesantunan linguistik muda merupakan kajian penting dalam pada rapat dewan dapat diidentifikasi antropolinguistik. dari taksonomi struktur kesantunan linguistik. Penelitian Murni et al, berkontribusi dalam hal penyusunan taksonomi. Fitrisia (2018), dalam karya ilmiahnya menyampaikan bahwa makanan dan bahasa adalah bagian dari kegiatan sosial dalam suatu kelompok keyakinan. Fitrisia menggunakan teori linguistik kuliner yang merupakan studi tentang makanan dalam perspektif bahasa, untuk menemukan kearifan lokal dari budaya makanan tradisional suatu kelompok masyarakat. Raji, Shahrim Ab Karim, Farah Adibah Che Gambar Model Antropolinguistik Ishak, dkk (2017) melakukan penelitian (Sumber: Sibarani 2015) makanan tradisional dengan cara meneliti Penelitian Relevan makanan sebagai warisan dan budaya di Malaysia. Dalam penelitian yang Penelitian Eriksen (2013), menggunakan metode deskriptif mengidentifikasi taksonomi makanan kualitatif. Secara tradisional, makan lokal berdasarkan tiga domain, yaitu malam diletakkan di atas tikar pandan. kedekatan geografis, kedekatan Sepotong kain diletakkan di atas tikar dan relasional, dan kedekatan nilai-nilai. kemudian makanan disajikan. Dengan menjelaskan arti yang berbeda Mempertahankan makanan Melayu dari makanan lokal, dapat memperkaya sangat penting untuk menanamkan kemampuan untuk memahami makanan pengetahuan pada generasi yang akan secara menyeluruh. datang. 251 JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume VI | Nomor 4 | Juli 2020 I S S N : 2443 – 0536 Analisis domain, taksonomi, komponen pernikahan dan kematian. Bagian akhir makna adalah bagian dari indeksikalitas. observasi adalah observasi seleksi yaitu Melalui konsep performansi, bahasa menguraikan secara detail hasil observasi dapat dipahami dalam proses kegiatan, yang telah direduksi. tindakan, dan pertunjukan komunikatif, yang membutuhkan kreativitas. Domain Performansi pemberian makanan Sugiyono (2013), menjelaskan bahwa tradisional melibatkan partisipan. Melalui analisis domain dilakukan untuk analisis ini, diharapkan dapat ditemukan memperoleh gambaran yang umum dan kearifan lokal makanan tradisional pada menyeluruh tentang situasi yang diteliti upacara adat Batak Toba. dalam objek penelitian. Pengumpulan Data Lebih lanjut Spradley (2007), menjelaskan Teknik pengumpulan data berpedoman bahwa suatu domain terdiri atas tiga pada model etnografi yang dikemukakan elemen, yaitu cover terms ‘nama suatu Spradley, yaitu menggunakan teknik domain budaya’, included terms ‘nama wawancara dan observasi. Wawancara suatu kategori atau rincian domain’, dilakukan:
Recommended publications
  • Restoran Jilid 2
    Prihastuti Ekawatiningsih, dkk. RESTORAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang RESTORAN JILID 2 Untuk SMK Penulis : Prihastuti Ekawatiningsih Kokom Komariah Sutriyati Purwanti Perancang Kulit : TIM Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm NUG EKAWATININGSIH, Prihastusti. a Restoran Jilid 2 untuk SMK oleh Prihastuti Ekawatiningsih, Kokom Komariah, Sutriyati Purwanti ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xxiv, 234 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A Glosarium : Lampiran. B Indeks : Lampiran. C ISBN : 978-979-060-003-4 ISBN : 978-979-060-005-8 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
    [Show full text]
  • A Description of Manulangi Natua -Tua Ceremony By
    A DESCRIPTION OF MANULANGI NATUA -TUA CEREMONY BY BATAK TOBA SOCIETY A PAPER BY JURAIDA ELPIANA TAMBA REG.NO : 162202033 DIPLOMA III ENGLISH STUDY PROGRAM FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA MEDAN 2019 1 Universitas Sumatera Utara 2 Universitas Sumatera Utara 3 Universitas Sumatera Utara AUTHOR’S DECLARATION I am JURAIDA ELPIANA TAMBA declare that I am the sole author of this paper. Except references are made in the text of this paper, this paper contains no material published elsewhere or extracted in whole or in part from a paper by which I have qualified for or awarded another degree. No other person’s work has been used without due acknowledgement in the main text of the paper. This paper has not been submitted for the award of another degree in any tertiary education. Signed : …………….. Date : July 2019 i Universitas Sumatera Utara COPYRIGHT DECRALATION Name : JURAIDA ELPIANA TAMBA Title of paper : A DESCRIPTION OF MANULANGI NATUA-TUA CEREMONY BY BATAK TOBA SOCIETY Qualification : D-III / Ahli Madya Study program : English I am willing that my paper should be available for reproduction at the discretion of the librarian of the Diploma III English Department Faculty of Culture Study USU on the understanding that users are made aware of their obligation under law of the Republic of Indonesia. Signed : …………………. Date : July 2019 ii Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Kertas karya ini berjudul “A Description Of Manulangi Natua-tua Ceremony By Batak Toba Society”. Batak Toba memiliki suatu tradisi yaitu Manulangi Natua-tua . Manulangi Natua-tua merupakan satu salah kebiasaan masyarakat Batak Toba, kebiasaan ini dianggap juga sebagai suatu upacara adat yang resmi pada budaya Batak Toba dimana anak-anak datang kerumah orang tua mereka untuk memberi makan orang tua mereka .
    [Show full text]
  • BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia, Terdiri
    BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bangsa Indonesia, terdiri dari berbagai suku. Tiap suku memiliki masakan dengan karakter dan keunikannya sendiri. Jika dijumlahkan ratusan masakan yang ada tentunya merupakan sumber kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya. (Alamsyah, 2008) Masakan tradisional mempresentasikan daerah asal atau mewakili simbol daerah. Di tiap daerah meski terkadang ada kesamaan selalu memiliki perbedaan. Perbedaan bisa dari cara makan, komposisi bumbu, fungsi masakan atau cara hidang. Masakan tradisional tidak terlepas dari identitas daerah asal. (Alamsyah, 2008) Masakan Khas Suku Batak adalah salah satu aset penting yang memperkaya keanekaragaman kuliner nusantara. Namun masakan Khas Suku Batak cenderung dikategorikan sebagai masakan non-halal, padahal pada kenyataanya masakan Tapanuli memiliki banyak jenis masakan yang halal, seperti Ikan Na Niura, Ikan Arsik, Napinadar. Masakan Khas Suku Batak juga memiliki fleksibilitas terhadap bahan utama. Seperti daging babi yang bisa dialternatifkan menggunakan daging sapi, ayam ataupun kerbau. Masakan Khas Suku Batak yang sering dikenal orang karena menggunakan darah hewan adalah saksang dan manuk na digotai. 1 2 Manuk na di gotai merupakan salah satu masakan Khas Suku Batak yang enggan dinikmati oleh khalayak ramai. Bahkan, orang Suku Batak sendiri ada yang enggan untuk menyantapnya. Mereka memiliki persepsi tersendiri terhadap masakan ini, karena dimasak menggunakan darah ayam, meskipun sebenarnya darah ini telah melalui proses pengolahan masak. Masakan tradisional mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian baik dari penampilan, komposisi, memasaknya, cara hidang bahkan cara menyantapnya. (Alamsyah, 2008) Kuliner bisa terdiri atas cara memasak, didalamnya melibatkan variasi dan teknik memasak yang akan menghasilkan, rasa, penampilan dan bentuk yang bisa mengundang selera. (Alamsyah, 2008) Untuk menghilangkan kesan yang lahir dari masakan manuk na di gotai, penulis akan melakukan eskperimen substitusi bahan darah ayam dengan bahan lain yang bisa dikonsumsi oleh orang secara umum.
    [Show full text]
  • Modul Dasar-Dasar Kuliner (Nut 161)
    MODUL DASAR-DASAR KULINER (NUT 161) DISUSUN OLEH PUTRI RONITAWATI, SKM., M.Si. UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 0 / 226 MODUL DASAR-DASAR KULINER (NUT 161) MODUL 1 PENGANTAR KULINER DAN PERKEMBANGANNYA DI MANCANEGARA DISUSUN OLEH PUTRI RONITAWATI, SKM., M.Si. UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 1 / 226 PENGANTAR A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menguraikan visi dan misi Universitas Esa Unggul 2. Merinci topik-topik perkuliahan Dasar-dasar Kuliner 3. Mengidentifikasi buku referensi serta komponen dan proporsi penilaian mata kuliah Dasar-dasar Kuliner. 4. Menguraikan perkembangan kuliner di berbagai negara B. Uraian dan Contoh 1. Visi dan Misi Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan 2. Topik Perkuliahan Kuliner merupakan perpaduan antara ilmu dan seni,karena dibutuhkan pengetahuan terkait dengan ilmu gizi, ilmu bahan makanan, alat-alat penyelenggaraan makanan, ketrampilan seni memasak(membaca,praktek dan mengembangkan resep). Kuliner dapat didefinisikan
    [Show full text]
  • Buku Abstrak
    BUKU ABSTRAK 11th Industrial Research Workshop and National Seminar 2020 Peran Perguruan Tinggi sebagai Center of Excellence untuk Peningkatan Kualitas SDM yang Inovatif dan Berdaya Saing Politeknik Negeri Bandung Bandung, 26-27 Agustus 2020 11th Industrial Research Workshop and National Seminar Bandung, 26-27 Agustus 2020 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta dengan izin-Nya kegiatan Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS) ke-11 dengan tema "Peran Perguruan Tinggi sebagai Center of Excellence untuk Peningkatan Kualitas SDM yang inovatif dan Berdaya Saing" dapat terlaksana dengan baik. Tema tersebut dipilih karena melihat perkembangan teknologi di Indonesia pada Era 4.0 menuju 5.0 secara bertahap mengubah gaya hidup menjadi masyarakat modern. Masyarakat modern memiliki 3 (tiga) kriteria yaitu mampu berfikir inovatif, adaptif, dan solutif. Saat ini disadari telah terjadi perubahan paradigma dari bekerja keras menjadi bekerja cerdas. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi oleh mesin-mesin pembelajar yang berbasis Internet of Things (IoT). Dampaknya, mobilitas manusia tidak lagi terbatas ruang dan waktu. Perubahan paradigma ini tentu harus didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki 3 kriteria tersebut. Perguruan tinggi sebagai center of excellence turut berkontribusi mencetak SDM unggul. Melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi dituntut untuk terus berkontribusi menyediakan SDM yang berkualitas. Hal ini telah ditunjukkan dengan banyaknya produk-produk inovatif hasil akademisi yang mampu bersaing, baik pada skala nasional maupun internasional. Seminar ini diikuti oleh peneliti-peneliti dari berbagai bidang ilmu dari hampir seluruh Indonesia yang telah membahas berbagai bidang kajian dalam bidang teknologi, MIPA, sosial humaniora, maupun pengabdian masyarakat dalam rangka memberikan pemikiran dan solusi untuk memperkuat peran perguruan tinggi sebagai center of excellence.
    [Show full text]
  • Restoranoran Jilid 2
    Prihastuti Ekawatiningsih, dkk. RESTRESTORANORAN JILID 2 SMK RI HAN U DA W Y T A U N T I Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang RESTRESTORANORAN JILID 2 Untuk SMK Penulis : Prihastuti Ekawatiningsih Kokom Komariah Sutriyati Purwanti Perancang Kulit : TIM Ukuran Buku : 17,6 × 25 cm NUG EKAWATININGSIH, Prihastuti. a Restoran Jilid 2 untuk SMK oleh Prihastuti Ekawatiningsih, Kokom Komariah, Sutriyati Putwanti --- Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. x, 166 hlm Daftar Pustaka : Lampiran A Glosarium : Lampiran B ISBN : 978-979-060-003-4 ISBN : 978-979-060-005-8 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit didapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
    [Show full text]
  • Kamus Bahasa Simalungun-Indonesia
    MILIK NEGARA KAMUS BAHAS A SIMALUNGUN-INDONESIA Edisi Kedua Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara 2016 TIM REDAKSI KAMUS BAHASA SIMALUNGUN-INDONESIA Edisi Kedua Penanggung Jawab Tengku Syarfina Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara Penyunting Penyelia Amrin Saragih Wakil Penyunting Penyelia Amran Purba Ketua Tim Penyusun Zufri Hidayat Anggota Tim Penyusun Anharuddin Hutasuhut, Chairani Nasution, Sri Asrianti, Juliana Kamus Bahasa Simalungun - Indonesia iii PENYUMBANG DAN PENGUMFUL DATA KAMUS BAHASA SIMALUNGUN-INDONESIA Edisi Kedua Penyumbang Data Nekman Saragih, Japiten Sumbayak, Jan Derita Wilson Sinaga, Jaweslin Saragih, Sahdinson Saragih, Jamel Sinaga, J. Sihaloho, Kalkedon Purba, Dearson Damanik, Masrul Purba, Dina Ria Saragih, Jasirman Sinaga Pengumpul Data Anharuddin Hutasuhut,Zufri Hidayat, Chairani Nasution,Sri Asrianti, Juliana, Nurelide iv Kamus Bahasa Simalungun - Indonesia KATA PENGANTAR KEPALA BALAI B AHASA PROVINSI SUMATERA UTARA Edisi Kedua Provinsi Sumatera Utara memiliki beragam bahasa daerah, antara lain bahasa Melayu, Simalungun, Karo, Toba, Angkola/ Mandailing, dan Nias. Semua bahasa daerah tersebut masih dituturkan oleh masyarakat pendukungnya. Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Provinsi Sumatera Utara memiliki tupoksi melakukan penelitian, pembinaan, pengembangan, dan pelestarian di bidang kebahasaan dan kesastraan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
    [Show full text]
  • Evelyn D. Christina Wildlife Hunting in Indonesia Spring 2012 1 Hunting In
    Evelyn D. Christina Wildlife Hunting in Indonesia Spring 2012 Hunting in Indonesian Oil Palm Landscapes: A Case Study in Jambi Province, Sumatra Evelyn D. Christina ABSTRACT With the on-going expansion of oil palm plantations replacing biodiverse tropical rainforests, it is necessary to understand impacts of these practices on conservation. Increased densities of wild boar, Sus scrofa, and altered hunting practices are a few of the secondary effects from oil palm that threaten remaining wildlife communities in plantation landscapes. Increased wild boar will negatively affect remaining forests and agriculture. also suggest that demography can potentially be used as a proxy for hunting activity. To better understand the social factors that influence wild meat hunting and consumption, I carried out a study on hunting practices present in Jambi Province of Sumatra, Indonesia. Through interviews with hunters, hunter-follows, and visiting wild meat markets, I explore how hunting is changing with the rise of oil palm. My results suggest that hunting with nets exerts removes the most animals, but almost exclusively capture wild boar. Overall, hunting provided food and income to local people, but was rarely a primary livelihood strategy. Wild boars have been shown to negatively impact forests when their densities are above normal. I suggest that hunting wild boar may be beneficial to both the local ecology and communities. I’m advocating the regulated use of nets as the hunting method that most selectively targets wild boars, minimizing the by catch of more threatened forest wildlife and removing pest boars from plantations. In addition, my results also suggest that demography can potentially be used as a proxy for hunting activity KEYWORDS wild boar, wildlife hunting, pest management, ethnicity, wildlife demand 1 Evelyn D.
    [Show full text]
  • Download (129Kb)
    CHAPTER 1 INTRODUCTION 1.1 Background Different countries have different food to eat. Some countries have their own choices of food based on the history. Traditional food mostly come from the past habits. It means that people keep eating something in the past until now. The eating traditions become their own habit and the food eaten by them become the traditional food. Traditional food usually depends on the habitat. For example for those who live on the mountain, their traditional foods would be any kinds of vegetables. For those who live near the sea or river, their traditional foods would mostly based on fish. Sometimes traditional food also comes from the era. The middle-aged food usually comes from the farm product, for example eggs, cheese or any kinds of lamb or poultry. So thats why different countries have different choices of food. The food that they choose become their own traditional food. The traditional foods use simple traditional tools for cooking. Usually, they are cooked using the traditional way; without any machine. The traditional foods are cooked without using the gas stove, but they are cooked using fireplace. People build the fire using the burning coal or wood. There are also another traditional kitchen utensils such as pot is made from ceramic, cutting board is from wood, food basket is from bamboo, stock pot is from clay, pestle and mortar are from stone etc. The tools for cooking traditional food are quite simple because the traditional cooking utensils are made mostly from the natural sources such as stone, wood, clay or bamboo.
    [Show full text]
  • Kamus Sansekerta Indonesia
    i KAMUS SANSEKERTA INDONESIA Dr. Purwadi, M.Hum Eko Priyo Purnomo, SIP Lisensi Dokumen: Copyright © 2008 BudayaJawa.Com E-book ini dipublikasikan secara resmi melalui BudayaJawa.com. Semua teks dan grafis yang ada di dalamnya merupakan hak cipta BudayaJawa.com. Tidak satupun dari publikasi ini boleh digandakan, disebarkan, atau direproduksi dengan cara apapun juga, termasuk mengcopy tanpa ijin tertulis dari penulis. ii KATA PENGANTAR Bahasa Sansekerta mempunyai nilai logika, etika, dan estetika yang sangat tinggi dalam lingkungan kebudayaan Jawa. Sejak dulu kala, bahasa Sansekerta digunakan dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Banyak kitab Jawa Kuno yang ditulis dengan menggunakan unsur serapan bahasa Sansekerta. Pada perkembangannya, bahasa ini lebih popular dengan penyebutan Bahasa Kawi. Sesuai dengan makna harfiahnya, Kawi berarti pujangga. Bahasa Kawi berarti bahasa yang digunakan oleh para pujangga. Pada jaman dahulu bahasa Sansekerta atau bahasa Kawi memang digunakan oleh para cendekiawan, ilmuwan, dan bangsawan. Hal ini menyebabkan bahasa ini menjadi sangat tinggi kedudukannya dalam masyarakat Jawa. Komunikasi antar kelas menengah kerap kali diukur dari tinggi rendahnya seseorang dalam berbahasa. Karya sastra yang bermutu tinggi kualitas filosofisnya selalu memakai barometer parama sastra, parama kawi, mardawa lagu, nawung kridha, dan sambegana. Buku Kamus Sansekerta – Indonesia ini menjadi kunci untuk membuka lembaran kebudayaan Jawa yang sudah berusia berabad-abad lamanya. Sebuah kamus bermutu dan berguna bagi siapa saja. Selamat membaca! Yogyakarta, 25 Mei 2005 Dr. Purwadi, M.Hum iii Eko Priyo Purnomo, SIP BIOGRAFI PENULIS DR. PURWADI, M.HUM lahir di Grogol, Mojorembun, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 16 September 1971. Pendidikan SD sampai SMA diselesaikan di tanah kelahirannya. Gelar sarjana diperoleh di Fakultas Sastra UGM yang ditempuh tahun 1990-1995, kemudian melanjutkan pada Program Pascasarjana UGM tahun 1996- 1998.
    [Show full text]
  • Textual Meaning and Function of Juhut Giving (A Case Study In
    American Journal of Humanities and Social Sciences Research (AJHSSR) 2019 American Journal of Humanities and Social Sciences Research (AJHSSR) e-ISSN : 2378-703X Volume-3, Issue-4, pp-208-214 www.ajhssr.com Research Paper Open Access Textual Meaning and Function of Juhut Giving (A Case Study in Batak Toba Wedding Tradition) Roswita Silalahi, Martha Pardede Department of Linguistic at University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia ABSTRACT : The tradition of food providing (juhut: read buffalo) and the expressions delivered at the time of juhut providing at the wedding ceremony of Batak Toba must be maintained and preserved from the perspective of meaning, function and values. The data are presented through videos from several the wedding ceremonies of Batak Toba. The objectives are 1) to reveal the meaning of juhut: semiotic analysis (Saussure, 1996) and text based on context, 2) to describe the function (Malinowski, 1939) giver expressions (paranak) to hula-hula (recipients), and 3) to find the values of local wisdom (Sibarani, 2017) in the expressions. Emic research method is applied with observation technique, interview, documentation and qualitative data analysis with semiotic analysis approach to get the objectives of this research. The results show that: 1) from the semiotic meaning of Batak Toba tribe always asks for God's blessing in all customary activities, having a humble attitude in speech and deed. 2) functions of the expressions of paranak is a) thanks to God because of the supplication of prayer b) happiness. c) giving, d) prayer for food e) response to prayer, 3) local wisdom found are a) mutual respect and expression of gratitude for God's blessings b) senses of belonging and loving one another c) humble attitude.
    [Show full text]
  • Satuan Lingual Nama Lauk Dan Sayur Serta Dasar Penamaannya Pada Dan Tujuh Rumah Makan Di Yogyakarta
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SATUAN LINGUAL NAMA LAUK DAN SAYUR SERTA DASAR PENAMAANNYA PADA www.femina.co.id, www.cookpad.com DAN TUJUH RUMAH MAKAN DI YOGYAKARTA Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Noventa Retno Prahastuti NIM : 124114016 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i T' I ,,,1 : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI @9$11'2 Juli.2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi berjudul “Satuan Lingual Nama Lauk dan Sayur serta Dasar Penamaannya pada www.femina.co.id, www.cookpad.com dan Tujuh Rumah Makan di Yogyakarta” ini penulis persembahkan bagi Ibu M.G. Dwi Waluyastuti (1954- 2005) dan bapak G.A. Sarjono serta untuk almamater Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuatkarya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Berbah, 18 Juli 2016 Yang/"h menyatakan Noventa Retno Prahastuti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Noventa Retno Prahastuti Nomor mahasiswa : 124114016 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “SATUAN LINGUAL NAMA LAUK DAN SAYUR SERTA DASAR PENAMAANNYA PADA www.femina.co.id, www.cookpad.com DAN TUJUH RUMAH MAKAN DI YOGYAKARTA” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
    [Show full text]