Terjemahan Makna Istilah Budaya Pada Subtitle Bahasa Inggris Film Soekarno

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Terjemahan Makna Istilah Budaya Pada Subtitle Bahasa Inggris Film Soekarno TERJEMAHAN MAKNA ISTILAH BUDAYA PADA SUBTITLE BAHASA INGGRIS FILM SOEKARNO TESIS Oleh CUT MAYANG PURNAMA SARI 147009036/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERJEMAHAN MAKNA ISTILAH BUDAYA PADA SUBTITLE BAHASA INGGRIS FILM SOEKARNO TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Linguistik pada Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Oleh CUT MAYANG PURNAMA SARI 147009036/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Judul Tesis : TERJEMAHAN MAKNA ISTILAH BUDAYA PADA SUBTITLE BAHASA INGGRIS FILM SOEKARNO Nama Mahasiswa : Cut Mayang Purnama Sari Nomor Pokok : 147009036 Program Studi : Linguistik Tanggal Lulus: 6 Februari 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Telah diuji pada Tanggal: 6 Februari 2018 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Umar Mono, M.Hum (.....................................) Anggota : Prof. Dr. Syahron Lubis, M.A (.....................................) Dr. Roswita Silalahi, M.Hum Dr. Nurlela, M.Hum Dr. Rudy Sofyan, M.Hum UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERNYATAAN Judul Tesis TERJEMAHAN MAKNA ISTILAH BUDAYA PADA SUBTITLE BAHASA INGGRIS FILM SOEKARNO Dengan ini penulis nyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Linguistik pada Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri. Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang yang berlaku. Medan, Februari 2018 Penulis, Cut Mayang Purnama Sari UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERJEMAHAN MAKNA ISTILAH BUDAYA PADA SUBTITLE BAHASA INGGRIS FILM SOEKARNO ABSTRAK Terjemahan hingga saat ini tidak hanya terbatas dalam bentuk media cetak namun sudah berkembang menjadi terjemahan audio visual salah satunya adalah subtitle. Dalam menerjemahkan subtitle yang di dalamnya terdapat istilah budaya agar hasil terjemahannya sepadan terhadap makna BSu merupakan suatu kegiatan yang sangat kompleks karena melibatkan tidak hanya bahasa tetapi juga budaya BSu dan BSa. Kesepadanan merupakan perhatian penting bagi penerjemah yang dianggap sebagai bentuk terjemahan makna teks BSa yang mendekati makna teks BSu. Namun dalam menerjemahkan istilah budaya dalam bentuk subtitle tidak semua terjemahan istilah budaya dalam BSa mencapai kesepadanan secara optimal. Terdapat komponen makna yang hilang baik dari BSu terhadap BSa maupun sebaliknya dikarenakan konsep budaya yang berbeda antara penutur BSu dan penutur BSa. Hal tersebut terjadi dikarenakan penerjemah melakukan serangkaian teknik atau prosedur tertentu agar makna terjemahan istilah budaya dalam BSa sepadan dengan makna istilah budaya dalam BSu. Diantaranya penerjemah melakukan penyesuaian teks BSa terhadap BSu yang mengakibatkan terjadinya pergeseran makna baik makna umum ke khusus atau sebaliknya. Oleh sebab itu, pergeseran makna yang terjadi dalam menerjemahkan makna istilah budaya dan tingkat kesepadanannya menarik untuk diteliti. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis konten. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjemahan optimal jarang terjadi ketika menerjemahkan istilah budaya bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dalam subtitle film Soekarno sedangkan terjemahan sebagian merupakan derajat kesepadanan yang sering terjadi ketika menerjemahkan istilah budaya BSu. Adanya pergeseran semantik khusus ke umum yang dominan dalam menerjemahkan istilah budaya berkaitan erat dengan derajat kesepadan terjemahan sebagian baik terjemahan hampir optimal maupun terjemahan yang lebih lemah. Kata - kata kunci: subtitle, istilah budaya, makna umum, makna khusus, derajat kesepadanan i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TRANSLATION MEANING OF CULTURAL TERMS IN SOEKARNO FILM ENGLISH SUBTITLE ABSTRACT Translation nowadays not only limited in the form of printed media but also has developed into audio-visual translations, one of them is subtitles. In translating subtitles, consisting cultural terms, the translation results should be equivalent with the meaning of SL. It is a very complex activity because it involves not only language but also SL and TL culture. Equivalence is an important concern for translators who are considered as a form of translation of the meaning of the TL text which is close to the meaning of the SL text. However, in translating cultural terms in the form of subtitles, not all translations of cultural terms in TL reach optimal equivalence. There is a missing meaning component both from SL to TL and vice versa due to different cultural concepts between SL speakers and TL speakers. This happens because the translator performs a series of techniques or certain procedures so that the meaning of the translation of cultural terms in TL is commensurate with the meaning of cultural terms in SL. Among them the translator made adjustments to the TL text to SL, resulted in a shift in meaning from either general meaning to specific or vice versa. Therefore, the shift in meaning that occurs in translating the meaning of cultural terms and their level of equivalence is interesting to study. This research is a qualitative research with content analysis method. The results of the research show that optimal translation rarely occurs when translating the Indonesian term culture into English in the subtitle of the film Soekarno while partial translation is a degree of equivalence that often occurs when translating the term SL culture. The existence of a special semantic shift to the dominant general in translating cultural terms is closely related to the degree of agreement and partial translation of both nearly optimal and weaker translations. Key words: subtitle, cultural terms, generic meaning, specific meaning, degree of equivalence ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada zat yang Maha Agung ALLAH Azza wa Jalla karena atas rahmat dan hidayah-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul Terjemahan Makna Istilah Budaya Pada Subtitle Bahasa Inggris Film Soekarno yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister of Sains dari Program Studi Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan. Shalawat dan salam selalu diucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kepada jalan yang benar yang penuh dengan kenikmatan iman dan Islam. Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis mendapatkan dukungan dan bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Budi Agustono, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Edy Setia, M.Ed TESP., selaku Ketua Program Studi Linguistik Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang selalu memotivasi para mahasiswa Pascasarjana umumnya dan penulis khususnya dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah. 4. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. selaku Sekretaris Program Studi Magister, yang terus memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini. 5. Pembimbing I, Bapak Dr. Umar Mono, M.Hum., yang telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis mulai dari awal penulisan tesis ini hingga penyelesaian tesis. 6. Pembimbing II, Bapak Prof. Dr. Syahron Lubis, M.A., yang telah ikut membimbing dan memberikan saran saran kepada penulis mulai dari awal penulisan tesis ini hingga diselesaikan. iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7. Ibu Dr. Roswita Silalahi, M.Hum., Ibu Dr. Nurlela, M.Hum., dan Bapak Dr. Rudy Sofyan, M.Hum., selaku penguji yang telah memberikan kritikan, saran, dan masukan yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. 8. Para Dosen yang mengajar di Program Studi Lingusitik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menjalani pendidikan. 9. Kepada kedua orang tua tercinta, Ayah Muhammad Zubir bin Nur Hasan dan Mamak Cut Asiah binti T. M Da’far rahimakumullah, yang tiada henti berdoa untuk kesuksesan penulis, memberikan semangat, dukungan, kasih sayang hingga penulis mennyelesaikan studi di Pascasarjana ini. 10. Kepada saudara- saudariku tersayang, Kakanda Cut Mauliza Zubir S.Kep, Adinda Cut Mulia Ummaina Rahmi, S.S, Adinda Ahmad Mahdi S.Kom. Terima kasih atas dukungan dan perhatian yang sangat besar kepada penulis. 11. Kepada teman- teman seangkatan 2014 Pascasarjana Program Linguistik untuk Konsentrasi Terjemahan yang mendukung penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini. Serta sahabat terdekat, Kakanda Melva Mardiana Barus S.S, M.Si., Adinda Novika Sirait, S.Pd dan Lailan Wardani, S.Pd yang telah bersama melewati masa pendidikan selama di Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan terus saling mendoakan agar menyelesaikan penulisan tesis ini. Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi peneliti dan seluruh pembaca terutama adik-
Recommended publications
  • Restoran Jilid 2
    Prihastuti Ekawatiningsih, dkk. RESTORAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang RESTORAN JILID 2 Untuk SMK Penulis : Prihastuti Ekawatiningsih Kokom Komariah Sutriyati Purwanti Perancang Kulit : TIM Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm NUG EKAWATININGSIH, Prihastusti. a Restoran Jilid 2 untuk SMK oleh Prihastuti Ekawatiningsih, Kokom Komariah, Sutriyati Purwanti ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xxiv, 234 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A Glosarium : Lampiran. B Indeks : Lampiran. C ISBN : 978-979-060-003-4 ISBN : 978-979-060-005-8 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
    [Show full text]
  • A Description of Manulangi Natua -Tua Ceremony By
    A DESCRIPTION OF MANULANGI NATUA -TUA CEREMONY BY BATAK TOBA SOCIETY A PAPER BY JURAIDA ELPIANA TAMBA REG.NO : 162202033 DIPLOMA III ENGLISH STUDY PROGRAM FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA MEDAN 2019 1 Universitas Sumatera Utara 2 Universitas Sumatera Utara 3 Universitas Sumatera Utara AUTHOR’S DECLARATION I am JURAIDA ELPIANA TAMBA declare that I am the sole author of this paper. Except references are made in the text of this paper, this paper contains no material published elsewhere or extracted in whole or in part from a paper by which I have qualified for or awarded another degree. No other person’s work has been used without due acknowledgement in the main text of the paper. This paper has not been submitted for the award of another degree in any tertiary education. Signed : …………….. Date : July 2019 i Universitas Sumatera Utara COPYRIGHT DECRALATION Name : JURAIDA ELPIANA TAMBA Title of paper : A DESCRIPTION OF MANULANGI NATUA-TUA CEREMONY BY BATAK TOBA SOCIETY Qualification : D-III / Ahli Madya Study program : English I am willing that my paper should be available for reproduction at the discretion of the librarian of the Diploma III English Department Faculty of Culture Study USU on the understanding that users are made aware of their obligation under law of the Republic of Indonesia. Signed : …………………. Date : July 2019 ii Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Kertas karya ini berjudul “A Description Of Manulangi Natua-tua Ceremony By Batak Toba Society”. Batak Toba memiliki suatu tradisi yaitu Manulangi Natua-tua . Manulangi Natua-tua merupakan satu salah kebiasaan masyarakat Batak Toba, kebiasaan ini dianggap juga sebagai suatu upacara adat yang resmi pada budaya Batak Toba dimana anak-anak datang kerumah orang tua mereka untuk memberi makan orang tua mereka .
    [Show full text]
  • Exploration of Portuguese-Bengal Cultural Heritage Through Museological Studies
    Exploration of Portuguese-Bengal Cultural Heritage through Museological Studies Dr. Dhriti Ray Department of Museology, University of Calcutta, Kolkata, West Bengal, India Line of Presentation Part I • Brief history of Portuguese in Bengal • Portuguese-Bengal cultural interactions • Present day continuity • A Gap Part II • University of Calcutta • Department of Museology • Museological Studies/Researches • Way Forwards Portuguese and Bengal Brief History • The Portuguese as first European explorer to visit in Bengal was Joao da Silveira in 1518 , couple of decades later of the arrival of Vasco Da Gama at Calicut in 1498. • Bengal was the important area for sugar, saltpeter, indigo and cotton textiles •Portuguese traders began to frequent Bengal for trading and to aid the reigning Nawab of Bengal against an invader, Sher Khan. • A Portuguese captain Tavarez received by Akbar, and granted permission to choose any spot in Bengal to establish trading post. Portuguese settlements in Bengal In Bengal Portuguese had three main trade points • Saptagram: Porto Pequeno or Little Haven • Chittagong: Porto Grande or Great Haven. • Hooghly or Bandel: In 1599 Portuguese constructed a Church of the Basilica of the Holy Rosary, commonly known as Bandel Church. Till today it stands as a memorial to the Portuguese settlement in Bengal. The Moghuls eventually subdued the Portuguese and conquered Chittagong and Hooghly. By the 18th century the Portuguese presence had almost disappeared from Bengal. Portuguese settlements in Bengal Portuguese remains in Bengal • Now, in Bengal there are only a few physical vestiges of the Portuguese presence, a few churches and some ruins. But the Portuguese influence lives on Bengal in other ways— • Few descendents of Luso-Indians (descendants of the offspring of mixed unions between Portuguese and local women) and descendants of Christian converts are living in present Bengal.
    [Show full text]
  • BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia, Terdiri
    BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bangsa Indonesia, terdiri dari berbagai suku. Tiap suku memiliki masakan dengan karakter dan keunikannya sendiri. Jika dijumlahkan ratusan masakan yang ada tentunya merupakan sumber kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya. (Alamsyah, 2008) Masakan tradisional mempresentasikan daerah asal atau mewakili simbol daerah. Di tiap daerah meski terkadang ada kesamaan selalu memiliki perbedaan. Perbedaan bisa dari cara makan, komposisi bumbu, fungsi masakan atau cara hidang. Masakan tradisional tidak terlepas dari identitas daerah asal. (Alamsyah, 2008) Masakan Khas Suku Batak adalah salah satu aset penting yang memperkaya keanekaragaman kuliner nusantara. Namun masakan Khas Suku Batak cenderung dikategorikan sebagai masakan non-halal, padahal pada kenyataanya masakan Tapanuli memiliki banyak jenis masakan yang halal, seperti Ikan Na Niura, Ikan Arsik, Napinadar. Masakan Khas Suku Batak juga memiliki fleksibilitas terhadap bahan utama. Seperti daging babi yang bisa dialternatifkan menggunakan daging sapi, ayam ataupun kerbau. Masakan Khas Suku Batak yang sering dikenal orang karena menggunakan darah hewan adalah saksang dan manuk na digotai. 1 2 Manuk na di gotai merupakan salah satu masakan Khas Suku Batak yang enggan dinikmati oleh khalayak ramai. Bahkan, orang Suku Batak sendiri ada yang enggan untuk menyantapnya. Mereka memiliki persepsi tersendiri terhadap masakan ini, karena dimasak menggunakan darah ayam, meskipun sebenarnya darah ini telah melalui proses pengolahan masak. Masakan tradisional mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian baik dari penampilan, komposisi, memasaknya, cara hidang bahkan cara menyantapnya. (Alamsyah, 2008) Kuliner bisa terdiri atas cara memasak, didalamnya melibatkan variasi dan teknik memasak yang akan menghasilkan, rasa, penampilan dan bentuk yang bisa mengundang selera. (Alamsyah, 2008) Untuk menghilangkan kesan yang lahir dari masakan manuk na di gotai, penulis akan melakukan eskperimen substitusi bahan darah ayam dengan bahan lain yang bisa dikonsumsi oleh orang secara umum.
    [Show full text]
  • Modul Dasar-Dasar Kuliner (Nut 161)
    MODUL DASAR-DASAR KULINER (NUT 161) DISUSUN OLEH PUTRI RONITAWATI, SKM., M.Si. UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 0 / 226 MODUL DASAR-DASAR KULINER (NUT 161) MODUL 1 PENGANTAR KULINER DAN PERKEMBANGANNYA DI MANCANEGARA DISUSUN OLEH PUTRI RONITAWATI, SKM., M.Si. UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 1 / 226 PENGANTAR A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menguraikan visi dan misi Universitas Esa Unggul 2. Merinci topik-topik perkuliahan Dasar-dasar Kuliner 3. Mengidentifikasi buku referensi serta komponen dan proporsi penilaian mata kuliah Dasar-dasar Kuliner. 4. Menguraikan perkembangan kuliner di berbagai negara B. Uraian dan Contoh 1. Visi dan Misi Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan 2. Topik Perkuliahan Kuliner merupakan perpaduan antara ilmu dan seni,karena dibutuhkan pengetahuan terkait dengan ilmu gizi, ilmu bahan makanan, alat-alat penyelenggaraan makanan, ketrampilan seni memasak(membaca,praktek dan mengembangkan resep). Kuliner dapat didefinisikan
    [Show full text]
  • Restoranoran Jilid 2
    Prihastuti Ekawatiningsih, dkk. RESTRESTORANORAN JILID 2 SMK RI HAN U DA W Y T A U N T I Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang RESTRESTORANORAN JILID 2 Untuk SMK Penulis : Prihastuti Ekawatiningsih Kokom Komariah Sutriyati Purwanti Perancang Kulit : TIM Ukuran Buku : 17,6 × 25 cm NUG EKAWATININGSIH, Prihastuti. a Restoran Jilid 2 untuk SMK oleh Prihastuti Ekawatiningsih, Kokom Komariah, Sutriyati Putwanti --- Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. x, 166 hlm Daftar Pustaka : Lampiran A Glosarium : Lampiran B ISBN : 978-979-060-003-4 ISBN : 978-979-060-005-8 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit didapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
    [Show full text]
  • Gastronomy and Its Impact on Tourism: a Case Study on Regional Cuisine of Coastal Odisha, India Puspanjali Mohapatra * Dr
    International Journal of Research in Social Sciences Vol. 7 Issue 6, June 2017, ISSN: 2249-2496 Impact Factor: 7.081 Journal Homepage: http://www.ijmra.us, Email: [email protected] Double-Blind Peer Reviewed Refereed Open Access International Journal - Included in the International Serial Directories Indexed & Listed at: Ulrich's Periodicals Directory ©, U.S.A., Open J-Gage as well as in Cabell‟s Directories of Publishing Opportunities, U.S.A Gastronomy and its impact on Tourism: A Case study on Regional Cuisine of Coastal Odisha, India Puspanjali Mohapatra * Dr. Soumendra Nath Biswas** ABSTRACT: Effort has been made in this study to understand the impact of Gastronomy on Tourism development. Gastronomy is the art and science of cooking and serving food to satisfy the consumer of all ages in all situations. It is an integral part of any celebration whether it is a joy or death. It has great impact on Tourism Promotion because no tour is complete without good food. Food is well related with the culture of any civilization. Authentic food is compulsory with celebration of ethnic culture. Local cuisine is one of the most important products of Special interest Tourism in India. To get experience of local culture tourists must taste the local food. In ancient time Cooking was mainly done to fill up the stomach and to digest food outside the stomach, now a days it is most difficult study or science. Not only cooking food, its garnish, accompaniments, texture, temperature, decoration and nutrient contents are all equally important. Food, through the choice of dishes and preparation, forms an integral part of life and remains the natural expression of hospitality.
    [Show full text]
  • Evelyn D. Christina Wildlife Hunting in Indonesia Spring 2012 1 Hunting In
    Evelyn D. Christina Wildlife Hunting in Indonesia Spring 2012 Hunting in Indonesian Oil Palm Landscapes: A Case Study in Jambi Province, Sumatra Evelyn D. Christina ABSTRACT With the on-going expansion of oil palm plantations replacing biodiverse tropical rainforests, it is necessary to understand impacts of these practices on conservation. Increased densities of wild boar, Sus scrofa, and altered hunting practices are a few of the secondary effects from oil palm that threaten remaining wildlife communities in plantation landscapes. Increased wild boar will negatively affect remaining forests and agriculture. also suggest that demography can potentially be used as a proxy for hunting activity. To better understand the social factors that influence wild meat hunting and consumption, I carried out a study on hunting practices present in Jambi Province of Sumatra, Indonesia. Through interviews with hunters, hunter-follows, and visiting wild meat markets, I explore how hunting is changing with the rise of oil palm. My results suggest that hunting with nets exerts removes the most animals, but almost exclusively capture wild boar. Overall, hunting provided food and income to local people, but was rarely a primary livelihood strategy. Wild boars have been shown to negatively impact forests when their densities are above normal. I suggest that hunting wild boar may be beneficial to both the local ecology and communities. I’m advocating the regulated use of nets as the hunting method that most selectively targets wild boars, minimizing the by catch of more threatened forest wildlife and removing pest boars from plantations. In addition, my results also suggest that demography can potentially be used as a proxy for hunting activity KEYWORDS wild boar, wildlife hunting, pest management, ethnicity, wildlife demand 1 Evelyn D.
    [Show full text]
  • Bangladeshi Food Voices from Diaspora: Narratives of Six Case Studies from the UK
    Bangladeshi Food Voices from Diaspora: Narratives of Six Case Studies from the UK, USA and Hungary By Shehreen Ataur Khan Submitted to Central European University – Department of Gender Studies In partial fulfilment for the ERASMUS MUNDUS MA in Women’s and Gender Studies (GEMMA) Main supervisor: Nadia Jones-Gailani, PhD (Central European University) Second reader: Adelina Sanchez Espinosa, PhD (University of Granada) CEU eTD Collection Budapest 2019 Bangladeshi Food Voices from Diaspora: Narratives of Six Case Studies from the UK, USA and Hungary By Shehreen Ataur Khan Submitted to Central European University – Department of Gender Studies In partial fulfilment for the ERASMUS MUNDUS MA in Women’s and Gender Studies (GEMMA) Main supervisor: Nadia Jones-Gailani, PhD (Central European University) Second reader: Adelina Sanchez Espinosa, PhD (University of Granada) CEU eTD Collection Abstract This thesis is focused on Bangladeshi culinary representations in the diaspora. The purpose of this research is to gain a better understanding of the Bangladeshi migrants who are involved in the culinary industry. I joined these two strands together and formed the kernel of my dissertation, which is to examine the layers of Bangladeshi migrant identities that are orchestrated through their culinary expressions in diaspora. My dissertation is based on six case studies from the UK, USA, and Hungary. Because of the diverse backgrounds of the case studies, there was an eclectic mix in their culinary projects, and I have analyzed them through the theoretical lens of food histories, food narratives, postcolonial studies, migrant identifies, and oral history. This research reveals how their culinary projects are coming to terms with a new reality, an expression of their hybrid identity, and at the same time, celebrating the connection with their homelands.
    [Show full text]
  • Nigella : the Missing Spice in Your Kitchen
    NIGELLA : THE MISSING SPICE IN YOUR KITCHEN Image: The delicate Nigella flower comes is many shades of blue and purple Nigella sativa is a plant native to Southern Asia that produces tiny and richly flavoursome jet black seeds. Nigella seeds are known by many other names including black cumin, black caraway, black coriander and Kalongi or Kalonji. These seeds are a popular spice in many cultures including India and the Middle East, having also been used medicinally for many centuries. Today Nigella seeds are used across the globe and not only are they great for enhancing the flavour of many dishes, but we now know a lot more about their incredible array of medicinal benefits as well. Nigella seeds have been extensively studied and found to be anti-microbial, anti-diabetic, anti-cancer and immune enhancing as well as protective for the lungs, kidneys, liver and digestive tract. With these properties its no wonder they are amongst the highest rated evidence-based herbal medicines around. Nigella seed looks similar to a black sesame seed being about the same size however with a unique raindrop shape, making it popular as a decorative spice sprinkled onto breads or tossed through salads. Nigella has a strong, peppery flavour that some say tastes somewhat like oregano and onions. It is commonly used in curries, casseroles, dahl, pickles and to flavour rice as well as an ingredient in spice mixes. In Bengali cuisine, there is a popular spice mix called panch poron, which has cumin, fennel, fenugreek and black mustard seeds mixed with nigella. This aromatic mix can be added to almost anything, from steamed vegetables to bean and lentil dishes.
    [Show full text]
  • Dr. Eusebio Pires (EZ) and Dr
    Dr. Eusebio Pires (EZ) and Dr. Mahabuba Akhter Lorna Sundberg International Center of UVA. Saturday, 14th May 2011 Bangladesh and India are part of the Indian Subcontinent and have had a long common cultural, economic and political history. The cultures of the two countries are similar; in particular Bangladesh and India's states West Bengal and Tripura are all Bengali- speaking. However, since the partition of India in 1947, Bangladesh (formerly East Bengal and East Pakistan) became a part of Pakistan. Following the bloody Liberation War of 1971, Bangladesh gained its independence and established relations with India. The political relationship between India and Bangladesh has passed through cycles of hiccups. According to Bangla fundamentalists: 'A Bengali Hindu is culturally closer to a Bangladeshi Muslim, yet they are supposed to be "foreigners" to each other' they believe in Hindu-Muslim Bhai Bhai, which means that Bangladeshi Hindu-Muslims are brothers. Bangla cuisine refers to the Bengali cuisine prevalent in Bangladesh. The Bangladeshi cuisine incorporates many Persian-Arabic elements and the usage of meat greatly sets it apart from the cuisine in West Bengal in India. It also has considerable regional variations. A staple across the country however is rice, various kinds of lentil, which is locally known as dal & fresh waster fish is also eaten regularly. Bangladeshi food varies between very 'sweet' and mild-to extremely spicy, many tourists even from other South East Asian and Sub continental countries find the food spicy. It resembles North East Indian and South East Asian food more closely than that of any other part of the Subcontinent, most probably due to geographic and cultural proximity.
    [Show full text]
  • Textual Meaning and Function of Juhut Giving (A Case Study In
    American Journal of Humanities and Social Sciences Research (AJHSSR) 2019 American Journal of Humanities and Social Sciences Research (AJHSSR) e-ISSN : 2378-703X Volume-3, Issue-4, pp-208-214 www.ajhssr.com Research Paper Open Access Textual Meaning and Function of Juhut Giving (A Case Study in Batak Toba Wedding Tradition) Roswita Silalahi, Martha Pardede Department of Linguistic at University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia ABSTRACT : The tradition of food providing (juhut: read buffalo) and the expressions delivered at the time of juhut providing at the wedding ceremony of Batak Toba must be maintained and preserved from the perspective of meaning, function and values. The data are presented through videos from several the wedding ceremonies of Batak Toba. The objectives are 1) to reveal the meaning of juhut: semiotic analysis (Saussure, 1996) and text based on context, 2) to describe the function (Malinowski, 1939) giver expressions (paranak) to hula-hula (recipients), and 3) to find the values of local wisdom (Sibarani, 2017) in the expressions. Emic research method is applied with observation technique, interview, documentation and qualitative data analysis with semiotic analysis approach to get the objectives of this research. The results show that: 1) from the semiotic meaning of Batak Toba tribe always asks for God's blessing in all customary activities, having a humble attitude in speech and deed. 2) functions of the expressions of paranak is a) thanks to God because of the supplication of prayer b) happiness. c) giving, d) prayer for food e) response to prayer, 3) local wisdom found are a) mutual respect and expression of gratitude for God's blessings b) senses of belonging and loving one another c) humble attitude.
    [Show full text]