i KAMUS SANSEKERTA INDONESIA Dr. Purwadi, M.Hum Eko Priyo Purnomo, SIP Lisensi Dokumen: Copyright © 2008 BudayaJawa.Com E-book ini dipublikasikan secara resmi melalui BudayaJawa.com. Semua teks dan grafis yang ada di dalamnya merupakan hak cipta BudayaJawa.com. Tidak satupun dari publikasi ini boleh digandakan, disebarkan, atau direproduksi dengan cara apapun juga, termasuk mengcopy tanpa ijin tertulis dari penulis. ii KATA PENGANTAR Bahasa Sansekerta mempunyai nilai logika, etika, dan estetika yang sangat tinggi dalam lingkungan kebudayaan Jawa. Sejak dulu kala, bahasa Sansekerta digunakan dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Banyak kitab Jawa Kuno yang ditulis dengan menggunakan unsur serapan bahasa Sansekerta. Pada perkembangannya, bahasa ini lebih popular dengan penyebutan Bahasa Kawi. Sesuai dengan makna harfiahnya, Kawi berarti pujangga. Bahasa Kawi berarti bahasa yang digunakan oleh para pujangga. Pada jaman dahulu bahasa Sansekerta atau bahasa Kawi memang digunakan oleh para cendekiawan, ilmuwan, dan bangsawan. Hal ini menyebabkan bahasa ini menjadi sangat tinggi kedudukannya dalam masyarakat Jawa. Komunikasi antar kelas menengah kerap kali diukur dari tinggi rendahnya seseorang dalam berbahasa. Karya sastra yang bermutu tinggi kualitas filosofisnya selalu memakai barometer parama sastra, parama kawi, mardawa lagu, nawung kridha, dan sambegana. Buku Kamus Sansekerta – Indonesia ini menjadi kunci untuk membuka lembaran kebudayaan Jawa yang sudah berusia berabad-abad lamanya. Sebuah kamus bermutu dan berguna bagi siapa saja. Selamat membaca! Yogyakarta, 25 Mei 2005 Dr. Purwadi, M.Hum iii Eko Priyo Purnomo, SIP BIOGRAFI PENULIS DR. PURWADI, M.HUM lahir di Grogol, Mojorembun, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 16 September 1971. Pendidikan SD sampai SMA diselesaikan di tanah kelahirannya. Gelar sarjana diperoleh di Fakultas Sastra UGM yang ditempuh tahun 1990-1995, kemudian melanjutkan pada Program Pascasarjana UGM tahun 1996- 1998. Gelar Doktor diperoleh tahun 2001 dalam tempo 1,5 tahun. Sampai saat ini sudah menulis lebih dari 200 judul buku dan sering menjadi Narasumber TVRI, RCTI, Trans Tivi, Jogja Tivi, RRI dan Radio Komunitas, Narasumber Koran Kompas, Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, Bernas, Republika, Majalah Gatra, Kabare Jogja, Djoko Lodang, Gama, Tabloid Adil, Nyata, dan Narasumber Seminar Nasional dan Internasional Kini menjabat sebagai Rektor Institut Budaya Jawa (Isbuja) Yogyakarta, selain itu juga mengelola Pustaka Raja, sebuah jaringan kerja yang menjadi wadah aktivitas sosial dan budaya dari berbagai elemen masyarakat. Di samping itu Pustaka Raja juga bergerak di bidang penerbitan, percetakan dan pemasaran buku yang berkantor pusat di Jl. Kakap Raya No. 36 Minomartani Yogyakarta 55581. Telp 0274-881020. EKO PRIYO PURNOMO, SIP, lahir di Sleman Yogyakarta, 23 Februari 1978. Sejak sekolah aktif di organisasi Pramuka sebagai Dewan Ambalan. Ketika kuliah aktif sebagai presidium senat se-Yogyakarta. Sekarang sedang menempuh Pascasarjana Ilmu iv Politik UGM. Buku ini sekaligus sebagai persembahan dan tanda mata buat putri jelita, Rima Erviana, S.F. Apt. TEKS SAMPUL BELAKANG : Bahasa Sansekerta mempunyai nilai logika, etika, dan estetika yang sangat tinggi dalam lingkungan kebudayaan Jawa. Sejak dulu kala, bahasa Sansekerta digunakan dalam penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Banyak kitab Jawa Kuno yang ditulis dengan menggunakan unsur serapan bahasa Sansekerta. Pada perkembangannya, bahasa ini lebih popular dengan penyebutan Bahasa Kawi. Sesuai dengan makna harfiahnya, Kawi berarti pujangga. Bahasa Kawi berarti bahasa yang digunakan oleh para pujangga. Pada jaman dahulu bahasa Sansekerta atau bahasa Kawi memang digunakan oleh para cendekiawan, ilmuwan, dan bangsawan. Hal ini menyebabkan bahasa ini menjadi sangat tinggi kedudukannya dalam masyarakat Jawa. Komunikasi antar kelas menengah kerap kali diukur dari tinggi rendahnya seseorang dalam berbahasa. Karya sastra yang bermutu tinggi kualitas filosofisnya selalu memakai barometer parama sastra, parama kawi, mardawa lagu, nawung kridha, dan sambegana. Buku Kamus Sansekerta – Indonesia ini menjadi kunci untuk membuka lembaran kebudayaan Jawa yang sudah berusia berabad-abad lamanya. Sebuah kamus bermutu dan berguna bagi siapa saja. Selamat membaca! v tongkat yang ditancapkan sebagai tanda; 2 tanda A alenia dalam tulisan Jawa adha : tangga aba : perintah; aba-aba : adhah : tempat, wadah memberi perintah adhang : menunggu; ngadhang : abah : alat, perkakas; abah- menunggu, menghadang abah, abahan : adhep : hadap, menghadap; perkakas, alat-alat ngadhep, madhep : abang : merah menghadap ke; madhep abi : lebih, bagus, baik; mantep : menghadap abicara : santet; dengan mantap, niat yang abicaraka : santet; kuat abilasa : hawa nafsu; adhi : adik abimana : congkak, adhi-adhi : ketuban sombong; abimantrana adhik : adik : restu, berkah; abimata adhum : teduh, rindang : 1 hormat; 2 bijaksana; adi : cantik, indah; ngadi-adi : abinawa:mengagumkan, rewel, nakal, banyak terpuji; abipraya : cita- tingkah; adibusana : cita; abirama : selaras, pakaian yang indah; serasi; abirawa : repot, adidaya : lebih berkuasa; menyusahkan; abirupa : adigang : cantik, indah; abisatya : menyombongkan teman setia, sahabat kekuatan; adiguna : karib; abiséka : wisuda, menyombongkan penobatan; abiwada : kepandaian; adigung : penghargaan; abiwara : menyombongkan pelajaran; abiyasa : kebesaran; adikara : pandai, bijak berwibawa, berkuasa; abra : berkilauan, gemerlapan adilaga : perang; abur : terbang, melayang adiluhung : agung, acala : bukit, gunung anggun, bernilai lebih; acara : acara; ngacarani : adiluwih : lebih; menyusun acara, adimuka : penguasa, menyambut pembesar; adinegara : acitya : ilmu pengetahuan negara yang lebih baik; ada : gagasan, prakarsa; ada- adipati : bupati, vatsal; ada : memprakarsai, adiraga : bersolek, mempelopori berhias; adiraja : adaka : banteng pemaaf, pemurah; adamar : lampu, pelita, dian adiwarna : jenis yang adang : menanak nasi lebih baik; adiwignya : adanu : sinar, cahaya orang pandai adara : penghormatan, pujian adil : imbang, rata; pengadilan adarma : mengabdi, berjuang : tempat pengadilan adas : nama tumbuhan obat; aditya : matahari adas pula waras : jenis adnyana : akal, pikiran tumbuhan untuk jamu ados : bungkuk, buah yang kecil adeg : berdiri, tegak; ngadeg : adpada : sembah, bakti berdiri; adeg-adeg : 1 adreng : ingin sekali 1 adres : hujan deras diberi peringatan; ki ajar : adri : gunung guru, orang yang adu : adu mengajar; kurang ajar : adus : mandi; adus jamas : nakal, kurang ajar; ngajari mandi besar, keramas; : mengajari, mendidik; adus getih : mandi pelajaran : pelajaran, darah, penuh luka; bahan yang diajarkan ngadusi : memandikan ajeg : tetap, sama adyaksa : jaksa ajeng : 1 mau; 2 ayu; majeng : adyapi : berkuasa, berwenang maju agama : pedoman, jalan, ajèr : melebur, mencair tuntunan hidup aji : 1 raja; 2 ilmu, nilai, agar : pusar harga; aji-aji : ilmu agel : tali kedigjayaan; aji jaya agem : 1 ikatan padi; 2 pakai; kawijayan : ilmu perang; ngagem : memakai; aji panglimunan : ilmu ngugemi : memegang, menghilang; aji mempedomani; ageman pengasihan : ilmu agar : pakaian, busana dicintai seseorang; ora aji ageng : besar, agung; ki ageng : : tidak berharga, tidak pembesar, penguasa laku aglis : cepat, lekas ajil : jajan agni : api ajir : 1 hancur; 2 patokan agnya : perintah; agnyana : ajrih : takut, cemas pikiran aju : cepat, maju; agra : pucuk, puncak ajur : hancur, remuk; ajur agrang : disandarkan; magrang, mumur : hancur lebur mlagrang : melintang, akal : akal, pikiran; akal bakal mengganggu jalan : asal gagasan agreng : lebat, deras, meriah akalpa : barang indah, hiasan agul-agul : kebanggaan, pahlawan akar : akar aguna : berguna, bemanfaat; akara : wujud, rupa aguna kaya : kekayaan, akasa : langit, angkasa harta benda akèh : banyak agung : 1 besar; 2 penuh akep : dekap; ngakep : agus : bagus, tampan memeluk, mendekap aguyu : tertawa aki : kakek agya : cepat, segera akik : batu permata agyat : 1 giat, rajin; 2 gemebyar aking : kurus kering ahengkara : nafsu jahat, durhaka akral : hebat, kuat ahingani : mumpuni, terpercaya akram : berkilauan, bercahaya ahwaya : nama, asma aksa : mata, penglihatan ajag : liar aksama : ampunan, memaafkan; ajang : piring pangaksama : ampunan ajap : harapan, cita-cita; aksamala : tasbih, tanda kesucian ngajab : berharap aksara : abjad, huruf ajar : 1 belajar; 2 brahmana; aksatriya : kesatria ajaran : 1 ajaran, ilmu aksi : 1 mata, penglihatan; 2 yang diajarkan; 2 aliran; tindakan diajar : 1 diberi aku : aku, saya; ngaku : pelajaran; 2 dipukuli, mengakui 2 akum : rendam, terendam alih : pindah; malih : berubah akur : rukun, cocok, sesuai alimerut : jimat, pusaka akwan : menyuruh, aling : tirai, pembatas; aling- memerintahkan aling : pembatas, akwayan : kawan, teman penutup; aling-alingan : akyan : mata, penglihatan bersembunyi almanak : almanak, takwin aliran : 1 saluran; 2 versi, faham ala : jelek, buruk; alan-alan : alis : alis mata; alis-alis : segala hal yang buruk tanda yang menyerupai alab : tergenang air; ngalab : kening mengambil; ngalab alit : kecil, mungil berkah : mengambil/ aliwawar : topan, angin ribut mencari berkah; ngalab alon : pelan, tenang; alon-alon : nyaur : hutang dan pelan-pelan membayar hutang alpa : cacat, cela alad : nyalad, nyala api; alpaprana : huruf biasa ngalad-alad : menyala- alpita : cacat, cela nyala alu : antan, alat penumbuk alah : kalah; alah déné padi : walaupun begitu; alub : direbus, dimasak alah nganggur : aluk : remak, lebih baik daripada tidak bekerja; alum
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages172 Page
-
File Size-