Performansi Pemberian Makanan Tradisional Pada Upacara Adat Batak Toba
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PERFORMANSI PEMBERIAN MAKANAN TRADISIONAL PADA UPACARA ADAT BATAK TOBA TESIS Oleh MASLAN M.R. SIHOMBING 157009030/ LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERFORMANSI PEMBERIAN MAKANAN TRADISIONAL PADA UPACARA ADAT BATAK TOBA TESIS Oleh MASLAN M.R. SIHOMBING 157009030/ LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERFORMANSI PEMBERIAN MAKANAN TRADISIONAL PADA UPACARA ADAT BATAK TOBA TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Linguistik pada Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Oleh MASLAN M.R. SIHOMBING 157009030/ LNG FAKULTAS ILMU BAHASA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERNYATAAN Judul Tesis PERFORMANSI PEMBERIAN MAKANAN TRADISIONAL Pada UPACARA ADAT BATAK TOBA Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelas Magister Sains di bidang Linguistik pada Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri. Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan penulisan ilmian Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Medan, Juli 2019 Penulis Maslan M.R. Sihombing UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERFORMANSI PEMBERIAN MAKANAN TRADISIONAL PADA UPACARA ADAT BATAK TOBA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan domain, taksonomi, komponen makna, dan menemukan pola penamaan makanan, mendeskripisikan performansi dan menemukan kearifan lokal pemberian makanan tradisional Batak Toba. Sumber data pemberian makanan pada upacara adat kelahiran, pernikahan dan kematian diperoleh dari penelitian di desa Simarmata, Kabupaten Samosir dan Medan. Informan yang diwawancarai adalah orang yang terlibat aktif dalam upacara adat kelahiran, pernikahan, dan kematian. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropolinguistik dengan metode penelitian etnografi. Hasil penelitian makanan yang diberikan adalah tudu-tudu sipanganon ’penanda makanan’ dan dengke simudur-udur ‘ikan beriringan’. Teks yang diucapkan saat pemberian makanan disebut pasahat hata. Hasil penelitian ditemukan domain kelahiran, dengan lima subdomain yaitu 1)mambosuri ‘membuat kenyang’, 2)maranggap ‘menjaga’, 3)mamboan aek ni unte ‘membawa air asam’, 4)martutu aek ‘dipermandikan’, dan 5)mebat ‘datang’. Domain pernikahan memiliki sembilan subdomain yaitu 1)mangarisik ‘menelisik’, 2)marhori-hori dinding ‘mencari tau’, 3)marhusip‘berbisik’ ,4)martumpol ‘berjanji’, 5)martonggo raja‘memohon doa’ ,6)marsibuha-buhai ‘pembuka’, 7)unjuk ‘pesta’, 8)paulak une ‘mengembalikan’, 9)maningkir tangga ‘periksa tangga’. Domain kematian, terdiri atas delapan subdomain yaitu: 1)saur matua mauli bulung ‘panjang umur’,2) saur matua ‘panjang umur’, 3)sari matua ‘masih ada anak yang belum menikah’, 4)mate mangkar ‘mati anak yang ditinggal masih kecil’, 5)mate poso ‘mati muda’, 6)mate dakdanak ‘mati usia anak-anak’, 7)mate di bortian ‘mati dalam kandungan, dan 8)mate maningkot ‘bunuh diri’. Ditemukan taksonomi atau pengklasifikasian makanan Batak Toba yang disusun dalam bentuk diagram garis. Ditemukan komponen makna marsipanganon ‘makan’, komponen makna cara pengolahan makanan dan aktivitas memasak. Performansi pemberian makanan melibatkan pamoruan ‘orangtua suami’, hula-hula ‘orangtua istri’, dan tulang ‘paman’. Kearifan lokal pemberian makanan adat Batak Toba diantaranya, nilai spritual, rasa syukur, gotong royong, kesehatan, kerukunan dan penyelesaian konflik. Temuan pada pola penamaan makanan. Pola penamaan makanan tradisional berubah pada saat makanan tersebut menjadi makanan adat. Pola penamaan makanan tradisional na ni + arsik (Verba), berubah menjadi: dengke simudur-udur (Adj), dengke sahat (Adj), dengke sitio-tio (Adj), dengke naporngis (Adj), dengke upa (Adj). Kata kunci: Makanan, antropolinguistik, domain, performansi, kearifan lokal. i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERFORMANCE OF BATAK TOBA TRADITONAL FEEDING CEREMONY ABSTRACT The purposes of this study are to describe the domain, taxonomy, and semantic components; to find food naming patterns; to describe performance; and to find local wisdom in Batak Toba feeding tradition. Data collection was conducted by observation and interview. The object of observation was the feeding tradition conducted during birth ceremony, marriage ceremony and funeral in Batak Toba society located in the village of Simarmata, Samosir district and around the city of Medan. Informants interviewed were the ones you actively participated or acted as actors in the ceremony of birth, marriage and funeral. Anthropolinguistic approach was applied in this study with ethnographic method. The results of the study showed that there were two kinds of food fed in the ceremony of birth, marriage and funeral, namely: tudu-tudu sipanganon ‘food marker’ and dengke simudur-udur ‘fish put together on plate’. The text spoken at the time of feeding is called pasahat hata. It was found that birth domain consists of five sub-domains, namely 1) mambosuri 'to make full', 2) maranggap 'to guard', 3) mamboan aek ni unte 'to carry sour water', 4) martutu aek 'to be bathed', and 5) mebat 'to come'; marriage domain consists of nine sub-domains, namely 1) mangarisik 'to approach', 2) marhori-hori dinding 'to find out', 3) marhusip 'to whisper', 4) martumpol 'to promise', 5) martonggo raja 'to pray', 6 ) marsibuha- buhai 'opener', 7) unjuk 'party', 8) paulak une 'to return', 9) maningkir tangga 'check the stairs'; and the domain of death consists of eight sub-domains, namely: 1) saur matua mauli bulung 'longevity', 2) saur matua 'longevity', 3) sari matua 'there are still unmarried children', 4) mate mangkar 'died and leaving small child behind', 5) mate poso' died young ', 6) mate dakdanak 'died in the age of children', 7) mate di bortian 'died in the womb’, and 8) mate maningkot ‘the type of death caused by suicide’. It was also found the food taxonomies or classifications of Batak Toba foods arranged in a line diagram. Semantic component of marsipanganon ‘to eat’, semantic component of how to process food and cooking activities, naming patterns of traditional food na ni + verbs. The performance of feeding involves the recognition of 'husband's parents', hula-hula 'parent wife', and tulang 'uncle'. Local wisdom of Batak Toba feeding tradition, namely gratitude, mutual cooperation, health, harmony and conflict resolution. The research findings are the naming pattern of traditional food differs from the naming patterns of ritual foods. Traditional food na ni+ arsik (Verb) ‘stewed fish dish’, turns to : dengke simudur-udur (Adj), dengke sahat (Adj), dengke sitio-tio (Adj), dengke naporngis (Adj), dengke upa (Adj). Keywords: Food, anthropolinguistics, domain, performance, local wisdom. ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kemurahanNya, tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelah magister linguistik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan karena dukungan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada pihak-pihak terkait. 1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum., Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister. 2. Bapak Dr. Budi Agustono, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi Linguistik 3. Bapak Dr. Eddy Setia M.Ed. TESP., Ketua Program Studi Linguistik Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama kuliah hingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. 4. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A., Sekretaris Program Studi Linguistik Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas kelembutan, perhatian, bimbingan dan motivasi yang telah beliau berikan selama penulis menjalani pendidikan di program pascasarjana linguistik. iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S., Ketua Komisi Pembimbing. Terima kasih atas bimbingan, motivasi tanpa pamrih dan ketulusan Bapak dalam membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini 6. Dr. Mulyadi, M.Hum, Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan waktunya, dan dengan penuh perhatian memberikan dukungan, motivasi, bimbingan, saran serta masukan yang sangat berarti. 7. Prof . Dr. Amrin Saragih, M.A., Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D dan ibu Dr. T.Thyrhaya Zein, M.A., tim penguji, terima kasih telah menilai, memeriksa dan memberikan banyak saran dalam rangka perbaikan tesis ini. 8. Bapak dan Ibu dosen yang dengan tulus memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan dan staf pegawai yang sangat profesional