Seni Pertunjukan Pariwisata Bali Dalam Perspektif Kajian Budaya 072146 ©Kanisiuslolo

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Seni Pertunjukan Pariwisata Bali Dalam Perspektif Kajian Budaya 072146 ©Kanisiuslolo 1 2 Seni Pertunjukan Pariwisata Bali dalam Perspektif Kajian Budaya 072146 ©KanisiuslOlO PENERBIT KANISIUS Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281 Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011 Telepon (0274) 588783, 565996, Fax (0274) 563349, 520549 E-Mail : [email protected] Website: www.kanisiusmedia.com Cetakan ke- 3 2 1 Tahun 12 11 10 ISBN 978-979-21-2708-9 Halt cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh Percctakan Kanisius Yogyakarta 3 SAMBUTAN Pariwisata Bali sudah mendunia. Bali, dengan pariwisatanya yang demikian eksotis, telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata kelas dunia. Kekayaan bu-daya yang didukung dengan konsep industri modern telah menciptakan pertunjukan kemasan baru. Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan sebuah kajian ilmiah. Fokusnya adalah seni pertunjukan pariwisata Bali yang dikemas secara baru. Penulis mengambil perspektif budaya dalam kajian ilmiah ini dengan memper- gunakan metode kualitatif dan pendekatan interdisipliner. Penulis menunjukkan bahwa telah terjadi komodifikasi dalam seni pertun- jukan. Seni pertunjukan kini dijadikan sebagai komoditas yang ditawarkan ke- pada wisatawan. Hal tersebut tentu saja menimbulkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Ada berbagai keistimewaan yang terkandung dalam buku ini. Salah satu di antaranya adalah ketajaman nalar intelektual penulis yang menunjukkan betapa seni budaya akan tetap terpelihara justru ketika ada keberanian untuk berkreasi dengan memberikan kemasan baru. Jika tidak, seni budaya [tradisional] tersebut secara perlahan-lahan akan tergerus oleh arus globalisasi yang sering tidak ramah pada apa yang disebut seni budaya tradisional. Buku ini memberi banyak inspirasi kepada pembaca untuk melihat langkah-langkah kreatif yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan pariwisata dengan tetap melestarikan kekayaan seni budaya yang justru menjadi daya tarik wisatawan. Buku ini akan merangsang pembaca melakukan kajian serupa di wilayah Tanah Air yang amat kaya dengan aneka seni budaya. Penerbit 4 SEKAPUR SIRIH Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung wara nugraha-Nya/kurnia-Nya, buku Seni Pertunjukan Pariwisata Bali dalam Perspektif Kajian Budaya ini dapat terwujud sesuai dengan yang direncanakan. Buku ini adalah bentuk lain dari disertasi yang penulis susun dalam rangka menyelesaikan program studi doktoral (S3) pada Program Pascasarjana Universitas Udayana, tahun 2008. Pesatnya perkembangan pariwisata Bali membuat masyarakat setempat senantiasa kreatif dalam hidup berkesenian. Hal itu ditandai oleh munculnya Seni Pertunjukan Pariwisata Bali Kemasan Baru, yaitu sebuah seni pertunjukan yang dikemas dari berbagai jenis seni pertunjukan dan tradisi budaya masyarakat setempat (yang direkayasa) sebagai sebuah seni pertunjukan pariwisata berskala besar ditinjau dari materi, ruang, dan waktu penyajiannya. Seni pertunjukan yang melibatkan ratusan orang pelaku di setiap penyajiannya ini ditampilkan un-tuk memeriahkan acara dinner, secara berkesinambungan dari awal hingga acara tersebut berakhir. Seni pertunjukan ini muncul dan berkembang di Puri Mengwi Kabupaten Badung, Puri Anyar Kerambitan Kabupaten Tabanan, dan di Puri Banyuning Bongkasa Kabupaten Badung. Ada tiga permasalahan pokok yang akan dibahas: per-tama, proses mun- culnya seni pertunjukan ini di Puri Mengwi, Puri Anyar Kerambitan, dan di Puri Bongkasa; kedua, cara penyajian pertunjukan ini dalam acara dinner di ke-tiga puri tersebut; ketiga, dampak dan makna penyajian pertunjukan ini bagi puri, masyarakat, pariwisata, dan kebudayaan Bali. Seni pertunjukan pariwisata ini akan dikaji dari perspektif kajian budaya, dengan pendekatan interdisipliner (ekonomi, politik, dan sosial budaya), dan dianalisis dengan teori Hegemoni, Dekonstruksi dan Strukturasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pesatnya perkembangan pariwisata Bali telah membuat munculnya gejala komodifikasi di berbagai sektor kehidupan masyarakatnya. Ekonomi uang yang didasarkan atas spirit untuk mendapatkan keuntungan telah membuat ketiga puri tersebut kreatif dalam menampilkan 5 berbagai potensi seni budayanya untuk dipertunjukkan bagi wisatawan sebagai sebuah seni pertunjukan pariwisata. Dalam konteks itu, ketiga puri tersebut secara teoretis telah melakukan dekonstruksi terhadap konsep penyajian pertunjukan-nya dari “Seni Pertunjukan Pariwisata Bali” menjadi konsep “Seni Pertunjukan Pariwisaia Bali Kemasan Baru”. Seni pertunjukan pariwisata yang melibatkan puri dan masyarakat di sekitarnya ini muncul karena keinginan para pelaku pariwisata (distributor) untuk menyikapi keinginan wisatawan (konsumen) yang ingin melihat langsung berbagai keunikan budaya Bali dalam waktu yang singkat. Untuk itu, biro perjalanan wisata (BPW) menjalin kerja sama dengan puri, seniman, maupun masyarakat setempat. Dari hasil pengamatan, baik Puri Mengwi, Puri Anyar Kerambitan, maupun Puri Banyuning Bongkasa sama-sama mengembangkan konsep seni pertunjukan “Kemasan Baru”, namun jika diamati ketiga puri tersebut ternyata menampilkan tema pertunjukan yang berbeda-beda. Puri Mengwi menampilkan tema pertunjukan “prosesi ritual upacara piodalan pura”, Puri Anyar Kerambitan menampilkan tema pertunjukan “prosesi penyambutan tamu raja/agung”, dan Puri Banyuning Bongkasa menampilkan tema pertunjukan “prosesi ritual upacara perkawinan puri”. Hal itu dapat diamati dari komponen-komponen yang ditampilkan serta cara penyajian yang dilakukan oleh ketiga puri tersebut. Ketiga puri itu tampak sengaja menampilkan tema pertunjukan yang berbeda-beda untuk meraih pasar serta agar dapat bernilai jual lebih. Munculnya Seni Pertunjukan Pariwisata Bali Kemasan Baru di ketiga puri Tersebut tcntunya membawa dampak perubahan bagi kehidupan ekonomi, politik, dan sosial budaya masyarakat setempat. Secara ekonomi, puri mendapat keuntungan finansial dari menyewakan tempat/puri dan menjual makanan. Sementara, masyarakat maupun sekaa-sekaa kesenian yang ditampilkan itu pun mendapat upah sesuai dengan perannya. Dari segi politik, ketiga puri tersebut dapat membangun kembali hubungan patron-client mereka dengan masyarakat di sekitarya yang sebelumnya sempat memudar. Secara sosial budaya, muncul i dan berkembangnya cara penyajian pertunjukan yang dilakukan dengan cara berbeda 6 ini di ketiga puri tersebut bermakna “simbiosis mutualistis”, baik bagi puri, masyarakat, pariwisata, maupun bagi khazanah kebudayaan Bali. Tentu tidaklah mudah menyelesaikan penelitian dan mewujudkan tulisan ini. Dalam konteks ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan terwujudnya tulisan ini, perkenankan penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada yang terhormat Prof. Dr. Gde Parimartha, M.A. (Promotor), Prof. Dr. Edi Sedyawati (Ko-promotor I), dan Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. (Ko-promotor II), yang telah membimbing, memberi koreksi, maupun motivasi kepada penulis sejak awal hingga selesainya penelitian ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya pula penu- lis tujukan kepada yang terhormat Rektor Universitas Udayana beserta staf atas kesempatan dan fasilitas yang telah diberikan kepada penulis sejak awal hingga penulis menyelesaikan studi di kampus ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan juga tidak lupa penulis tujukan kepada yang terhormat Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar beserta staf atas izin belajar yang telah diberikan kepada penulis untuk melanjutkan studi pada Program Studi Doktoral (S3) Kajian Budaya, Universitas Udayana Denpasar. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada badan-badan yang telah membantu penulis memperoleh data-data penelitian ini, antara lain: Perpustakaan Universitas Udayana Denpasar, Perpustakaan Program S2 dan S3 Kajian Budaya Universitas Udayana Denpasar, Bappeda Provinsi Bali, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Pusat Dokumentasi Bali, dan Perpustakaan Institut Seni Indonesia Denpasar. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada para informan antara lain yang terhormat Penglingsir Puri Mengwi beserta kerabat, Penglingsir Puri Anyar Kerambitan beserta kerabat, Penglingsir Puri Banyuning Bongkasa beserta kera- bat, para tokoh beserta masyarakat Desa Mengwi, para tokoh beserta masyarakat Desa Kerambitan, para tokoh beserta masyarakat Desa Bongkasa, yang terhormat Pimpinan biro perjalanan wisata (BPW) Pacific World Nusantara beserta staf, Pimpinan Pacto Convex beserta staf, Pimpinan Surya Jaya Tour beserta staf, para 7 klian sekaa, para seniman yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, atas informasi serta data-data yang telah diberikan hingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam hal ini Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada para Dosen Pengajar beserta staf kepegawaian pada Program Doktor (S3) kajian Budaya, Unud, para Dosen Penguji disertai yang merupakan cikal bakal dari buku ini, yang telah memberi masukan, koreksi, dan membuka wawasan keilmuan penulis, yang namanya penulis tidak dapat sebutkan secara satu persatu hingga tulisan ini dapat terwujud dengan baik. Ucapan terima kasih pula tidak lupa penulis tujukan kepada rekan-rekan ketika penulis kuliah pada Program Doktoral (S3) Kajian Budaya angkatan 2004, para kolega di ISI Denpasar, orang-orang terdekat, orang tua, saudara, serta anak- anakku tercinta, Gede Yoga Kharisma
Recommended publications
  • Cultural Landscape of Bali Province (Indonesia) No 1194Rev
    International Assistance from the World Heritage Fund for preparing the Nomination Cultural Landscape of Bali Province 30 June 2001 (Indonesia) Date received by the World Heritage Centre No 1194rev 31 January 2007 28 January 2011 Background This is a deferred nomination (32 COM, Quebec City, Official name as proposed by the State Party 2008). The Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana The World Heritage Committee adopted the following Philosophy decision (Decision 32 COM 8B.22): Location The World Heritage Committee, Province of Bali 1. Having examined Documents WHC-08/32.COM/8B Indonesia and WHC-08/32.COM/INF.8B1, 2. Defers the examination of the nomination of the Brief description Cultural Landscape of Bali Province, Indonesia, to the Five sites of rice terraces and associated water temples World Heritage List in order to allow the State Party to: on the island of Bali represent the subak system, a a) reconsider the choice of sites to allow a unique social and religious democratic institution of self- nomination on the cultural landscape of Bali that governing associations of farmers who share reflects the extent and scope of the subak system of responsibility for the just and efficient use of irrigation water management and the profound effect it has water needed to cultivate terraced paddy rice fields. had on the cultural landscape and political, social and agricultural systems of land management over at The success of the thousand year old subak system, least a millennia; based on weirs to divert water from rivers flowing from b) consider re-nominating a site or sites that display volcanic lakes through irrigation tunnels onto rice the close link between rice terraces, water temples, terraces carved out of the flanks of mountains, has villages and forest catchment areas and where the created a landscape perceived to be of great beauty and traditional subak system is still functioning in its one that is ecologically sustainable.
    [Show full text]
  • Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun Kecamatan
    PARIWISATA BUDAYA TELAAH KRITIS YURIDIS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 (Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung) ARTIKEL OLEH: IDA BAGUS DWI PUTRA NIM 1014041018 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014 Pariwisata Budaya Telaah Kritis Yuridis Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 ( Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung) Ida Bagus Dwi Putra, Prof. Dr. I Made Yudana,M.Pd Dr. I Gusti Ketut Arya Sunu, M.Pd Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: [email protected],[email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisisis orientasi kebijakan Pariwisata Budaya Bali pada Objek Pariwisata Budaya Taman Ayun dilihat dari konsep local genius. (2) Mengidentifikasi Pariwisata Budaya pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun di Bali dalam perspektif Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012. (3) Menganalisis urgensi dan utility Pariwisata Budaya khususnya Objek Pariwisata Budaya Pura Taman Ayun jika ditinjau sebagai keunggulan komparatif Provinsi Bali. (4) Mengidentifikasi kendala dalam pelaksanan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 pada Objek Pariwisata Budaya Pura Taman Ayun dan alternatif pemecahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah : (1) Sekertaris Desa Mengwi, (2) Pemangku Pura Taman Ayun, (3) Kepala Bidang Informasi Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, (4) Sekertaris Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, (5) Pengamat Pariwisata, (6) Penggiat Pariwisata Budaya Pura Taman Ayun, dan (7) Masyarakat umum Kecamatan Mengwi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : observasi, wawancara dan dokumentasi.
    [Show full text]
  • LAKIP 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
    LAKIP 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah direktorat jenderal pemasaran pariwisata kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif KATA PENGANTAR Dalam rangka transparansi atas kepada masyarakat membantu perwujudan pencapaian visi dan misi yang telah good corporate governance. Sedangkan dari dilaksanakan, Direktorat Jenderal Pemasaran fungsi pemacu peningkatan kinerja, laporan ini Pariwisata sebagai pelaksana tugas Menteri membantu internal Direktorat Jenderal Pariwisata di bidang pemasaran membuat Pemasaran Pariwisata melaksanakan self laporan sebagai pertanggungjawaban tertulis assesment atas kinerjanya selama ini guna berupa LAKIP (Laporan Akuntabillitas Kinerja perbaikan di masa mendatang. Instansi Pemerintah). LAKIP Direktorat Visi Direktorat Jenderal Pemasaran Jenderal Pemasaran Pariwisata disusun Pariwisata untuk “Terwujudnya Pemasaran berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun Pariwisata Yang Efisien dan Efektif Untuk 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Mendukung Citra Indonesia” harus mampu Pemerintah (AKIP) serta mengacu pada dipahami oleh seluruh pegawai di lingkungan pedoman yang ditetapkan dalam Peraturan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Dalam visi tersebut terkandung makna bahwa Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 beban yang diemban merupakan tantangan Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan yang harus ditaklukan demi terwujudnya Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas profesionalisme, kredibilitas, tranparansi, dan Kinerja Instansi Pemerintah. akuntabilitas.
    [Show full text]
  • REPO-16033480687958244.Pdf
    1 EKONOMI KREATIF DAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI BALI OLEH DR. A. A. GDE PUTRA PEMAYUN, M.Si UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR 2018 2 KATA PENGANTAR Industri pariwisata sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara. Semakin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada di muka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Quick Yielding Industry berarti cepat menghasilkan. Dengan pengembangkan pariwisata sebagai suatu industri, devisa (foreign exchange) akan lebih cepat jika dibandingkan dengan kegiatan ekspor yang dilakukan secara konvensional. Devisa yang diperoleh langsung pada saat wisatawan melakukan perjalanan wisata, karena wisatawan harus membayar semua kebutuhannya mulai dari akomodasi hotel, makanan dan minuman, transportasi lokal, oleh-oleh atau cenderamata, hiburan city sightseeing dan tours. Semuanya dibayar dengan valuta asing yang tentunya ditukarkan di money changer atau bank. Dalam industri pariwisata di Bali berada di bawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tersebut, bertugas mengatur dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan (sustainability tourism). Kepariwisataan yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. Permintaan dalam industri pariwisata yakni banyaknya kesempatan rekreasi dari individu untuk menggunakan waktu luang.
    [Show full text]
  • Pengetahuan Seni Teater Bali
    PENGETAHUAN SENI TEATER BALI Penulis: Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd I Kadek Widnyana,SSP.,M.Si Ni Luh Armini. S.Pd Ni Nyoman Sukasih. S.Pd Dra Ni Nyoman Suci������, M.Pd PENGETAHUAN SENI TEATER BALI Penulis : Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd I Kadek Widnyana,SSP.,M.Si Ni Luh Armini. S.Pd Ni Nyoman Sukasih. S.Pd Dra Ni Nyoman Suci������, M.Pd Tata letak : SutaGiri Penerbit : PT. Empat Warna Komunikasi Jl. Pluto No. 2 Denpasar 80113 - Bali Telp. 62-361-232172, 263804, Fax. 62-361-233896 E-mail : [email protected] Cetakan Pertama : Mei 2011 xi + 188 hlm : 14.5 x 21 cm ISBN : 978-979-1108-41-6 Hak Cipta pada Penulis, Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang : Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Telah dikoreksi oleh Penyusun/Penulis, Isi diluar tanggungjawab Penerbit/Percetakan ii Pengetahuan Seni Teater Bali Kata Pengantar Om Swastiastu, Segenap puja dan puji dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan, dan kekuatan lahir dan bathin kepada Tim Penyusun sehingga buku ini dapat tersusun dan terbit tepat pada waktunya. Buku ini diberi judul Pengetahuan Seni Teater, pada dasarnya disusun dan diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan para guru seni dan siswa di jenjang pendidikan dasar dan menengah yang sedang mempelajari mata pelajaran seni budaya khususnya seni teater. Dari hasil diskusi antara dosen teater Institut Seni Indonesia Denpasar dengan guru-guru seni teater di Bali, disepekati untuk menyusun sebuah buku yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran seni tari. Tim Penyusun telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk menyajikan karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di atas lembaran-lembaran buku ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan.
    [Show full text]
  • “SALAM NAMASTE” SEBAGAI PENGUATAN IDENTITAS SOSIAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL Yovita Arie Mangesti1
    Mimbar Keadilan Volume 14 Nomor 1 Februari 2021 Yovita Arie Mangesti PERLINDUNGAN HUKUM PEMBERIAN HAK CIPTA ATAS “SALAM NAMASTE” SEBAGAI PENGUATAN IDENTITAS SOSIAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL Yovita Arie Mangesti1 Abstract "Salam Namaste" is a gesture of placing your palms together on your chest and bending your body slightly, which is commonly practiced by Indonesians as a symbol of respect for someone they meet. This body gesture is a safe way of interacting during a pandemic, because it can minimize virus transmission through body contact without losing the noble meaning of human interaction with each other. "Salam Namaste" is a means of communication that unites the diversity of Indonesian cultures. This paper uses a conceptual, statutory and eclectic approach to "Salam Namaste" which is a form of traditional cultural expression. Indonesian culture is full of wisdom, so that "Salam Namaste" deserves legal protection in the form of State-owned Intellectual Property Rights as regulated in Article 38 of Law of the Republic of Indonesia Number 28 of 2014 concerning Copyright. Keywords: copyright; local wisdom "Salam Namaste"; strengthening of social identity Abstrak “Salam Namaste” merupakan gestur tubuh mengatupkan kedua telapak tangan di dada dan sedikit membungkukkan badan, yang lazim dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagai simbol penghormatan terhadap seseorang yang dijumpai. Gestur tubuh ini menjadi cara berinteraksi yang aman di masa pandemi, karena dapat meminimalisir penularan virus lewat kontak tubuh tanpa kehilangan makna luhur interaksi manusia dengan sesamanya. “Salam Namaste” menjadi sarana komunikasi yang menyatukan keragaman budaya Indonesia. Tulisan ini menggunakan pendekatan konseptua, perundang-undangan serta eklektik terhadap “Salam Namaste” yang merupakan suatu bentuk ekspresi budaya tradisional.
    [Show full text]
  • AUGMENTED REALITY BOOK Pengenalan Tata Letak Bangunan
    ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 4, Agustus 2014 AUGMENTED REALITY BOOK Pengenalan Tata Letak Bangunan Pura Tirta Empul dan Pura Taman Ayun Ni Putu Agustina1, Padma Nyoman Crisnapati2, I Gede Mahendra Darmawiguna3, Made Windu Antara Kesiman4 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak— Tujuan dari penelitian ini untuk Abstract— The objective of this research was memanfaatkan teknologi dalam melestarikan using technology in developing the application as budaya dengan mengembangkan suatu aplikasi media to make people interested in understanding, yang dapat digunakan sebagai sarana yang learning and keeping Tirta Empul and Taman menarik minat masyarakat untuk mengetahui, Ayun temples mempelajari, dan melestarikan Pura Tirta The research method used in the Empul dan Pura Taman Ayun. development of this application was the research Pengembangan aplikasi ini menggunakan and development by using waterfall model namely metode penelitian dan pengembangan dengan requirement definition. It involved same steps, the menggunakan model waterfall yaitu requirement step of collecting the information and analysis of definition yaitu tahap pengumpulan informasi system needs, system and sofware design step was dan analisis kebutuhan sistem, system and making the application planning, implementation software design yaitu membuat rancangan step was the step of implementing the plans, and aplikasi, implementation yaitu tahap testing system step as the testing process of implementasi rancangan, sampai pada tahap software. system testing yaitu pengujian perangkat lunak. The result of this research was in form of Penelitian ini menghasilkan buku technology book namely Augmented Reality.
    [Show full text]
  • 2.Hindu Websites Sorted Category Wise
    Hindu Websites sorted Category wise Sl. No. Broad catergory Website Address Description Reference Country 1 Archaelogy http://aryaculture.tripod.com/vedicdharma/id10. India's Cultural Link with Ancient Mexico html America 2 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Harappa Harappa Civilisation India 3 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Indus_Valley_Civil Indus Valley Civilisation India ization 4 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Kiradu_temples Kiradu Barmer Temples India 5 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Mohenjo_Daro Mohenjo_Daro Civilisation India 6 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Nalanda Nalanda University India 7 Archaelogy http://en.wikipedia.org/wiki/Taxila Takshashila University Pakistan 8 Archaelogy http://selians.blogspot.in/2010/01/ganesha- Ganesha, ‘lingga yoni’ found at newly Indonesia lingga-yoni-found-at-newly.html discovered site 9 Archaelogy http://vedicarcheologicaldiscoveries.wordpress.c Ancient Idol of Lord Vishnu found Russia om/2012/05/27/ancient-idol-of-lord-vishnu- during excavation in an old village in found-during-excavation-in-an-old-village-in- Russia’s Volga Region russias-volga-region/ 10 Archaelogy http://vedicarcheologicaldiscoveries.wordpress.c Mahendraparvata, 1,200-Year-Old Cambodia om/2013/06/15/mahendraparvata-1200-year- Lost Medieval City In Cambodia, old-lost-medieval-city-in-cambodia-unearthed- Unearthed By Archaeologists 11 Archaelogy http://wikimapia.org/7359843/Takshashila- Takshashila University Pakistan Taxila 12 Archaelogy http://www.agamahindu.com/vietnam-hindu- Vietnam
    [Show full text]
  • Discover Bali's Best Attractions and Landmarks DAY TOURS and TOURIST SPOTS Take Only Memories, Leave Only Footprints
    Image: hotels.com Discover Bali's best attractions and landmarks DAY TOURS AND TOURIST SPOTS Take only memories, leave only footprints " - Chief Seattle Mount Batur Hiking Bali is known for it beautiful beaches, but the interior has its own appeal. Here you’ll find one of the region’s most active volcanoes, Mt. Batur (Gunung Batur), rising 5,633 feet (1,717 meters) above sea level In the highlands of Kintamani. To best appreciate the Mount Batur experience, sign up for an early-morning trek to the summit. Such excursions typically depart from Ubud at 2am or 3am and arrive at the base of the volcano while it’s still dark. Trekkers then make the 2- hour journey to the top of the volcano using headlamps and the light of the moon, an effort rewarded with amazing sunrise views of Mt. Agung and the surrounding mountains. Since Mt. Batur is an active volcano, you’ll likely also get to experience a very unique breakfast of eggs boiled on the lava-heated rocks. After you’ve made the trip, nearby Lake Batur offers hot springs perfect for relaxing tired muscles. It’s also possible to combine your Mt. Batur sunrise trek with whitewater rafting on the Ayung River or a coffee plantation tour. (source: viator.com) Location: Kintamani Tour Duration: approx. 2 hours Difficulty: Moderately difficult Image: Asia Web Direct via kosamui,com Images: viator.com Kerenkali Canyoning Excursion If you had to choose only one sporty canyon with water in Bali, Kerenkali would be perfect. Located to the north of Bali, Kerenkali is practicable throughout the year.
    [Show full text]
  • Indonesia 12
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Indonesia Sumatra Kalimantan p509 p606 Sulawesi Maluku p659 p420 Papua p464 Java p58 Nusa Tenggara p320 Bali p212 David Eimer, Paul Harding, Ashley Harrell, Trent Holden, Mark Johanson, MaSovaida Morgan, Jenny Walker, Ray Bartlett, Loren Bell, Jade Bremner, Stuart Butler, Sofia Levin, Virginia Maxwell PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Indonesia . 6 JAVA . 58 Malang . 184 Indonesia Map . 8 Jakarta . 62 Around Malang . 189 Purwodadi . 190 Indonesia’s Top 20 . 10 Thousand Islands . 85 West Java . 86 Gunung Arjuna-Lalijiwo Need to Know . 20 Reserve . 190 Banten . 86 Gunung Penanggungan . 191 First Time Indonesia . 22 Merak . 88 Batu . 191 What’s New . 24 Carita . 88 South-Coast Beaches . 192 Labuan . 89 If You Like . 25 Blitar . 193 Ujung Kulon Month by Month . 27 National Park . 89 Panataran . 193 Pacitan . 194 Itineraries . 30 Bogor . 91 Around Bogor . 95 Watu Karang . 195 Outdoor Adventures . 36 Cimaja . 96 Probolinggo . 195 Travel with Children . 52 Cibodas . 97 Gunung Bromo & Bromo-Tengger-Semeru Regions at a Glance . 55 Gede Pangrango National Park . 197 National Park . 97 Bondowoso . 201 Cianjur . 98 Ijen Plateau . 201 Bandung . 99 VANY BRANDS/SHUTTERSTOCK © BRANDS/SHUTTERSTOCK VANY Kalibaru . 204 North of Bandung . 105 Jember . 205 Ciwidey & Around . 105 Meru Betiri Bandung to National Park . 205 Pangandaran . 107 Alas Purwo Pangandaran . 108 National Park . 206 Around Pangandaran . 113 Banyuwangi . 209 Central Java . 115 Baluran National Park . 210 Wonosobo . 117 Dieng Plateau . 118 BALI . 212 Borobudur . 120 BARONG DANCE (P275), Kuta & Southwest BALI Yogyakarta . 124 Beaches . 222 South Coast . 142 Kuta & Legian . 222 Kaliurang & Kaliadem . 144 Seminyak .
    [Show full text]
  • Performing Indonesia a Conference and Festival of Music, Dance, and Drama
    Performing Indonesia a conference and festival of music, dance, and drama October 31−November 3, 2013 Freer Gallery of Art, Arthur M. Sackler Gallery, and S. Dillon Ripley Center, Smithsonian Institution A joint presentation of the Embassy of the Republic of Indonesia in Washington, D.C., and the Freer and Sackler Galleries, Smithsonian Institution Embassy of the Republic of Indonesia in Washington, D.C. H.E. Dr. Dino Patti Djalal, Ambassador of the Republic of Indonesia to the United States of America Freer Gallery of Art and Arthur M. Sackler Gallery Smithsonian Institution Julian Raby, The Dame Jillian Sackler Director of the Arthur M. Sackler Gallery and Freer Gallery of Art Performing Indonesia: A Conference and Festival of Music, Dance, and Drama steering committee Sumarsam, University Professor of Music, Wesleyan University Andrew McGraw, Associate Professor of Music, University of Richmond Haryo Winarso, Attaché for National Education, Embassy of the Republic of Indonesia Michael Wilpers, Manager of Public Programs, Freer and Sackler Galleries Ministry of The Embassy of the Education and Culture Republic of Indonesia, Republic of Indonesia Washington, D.C. Performing Indonesia a conference and festival of music, dance, and drama October 31−November 3, 2013 Schedule evening concerts conference International Gallery, S. Dillon Ripley Center Indonesian Music: Past and Present Javanese Shadow-Play: Hanoman on Fire* Keynote Address Thursday, October 31, 7:30 pm Traditional Performing Arts of Indonesia Javanese Dance and Gamelan from Yogyakarta* in a Globalizing World Friday, November 1, 7:30 pm Sumarsam Saturday, November 2, 11 am Musicians and Dancers of Bali* Freer, Meyer Auditorium Saturday, November 2, 7:30 pm Session 1 Traditional Theater and Dance from Sumatra* Perspectives on Traditional Repertoires Sunday, November 3, 7:30 pm Friday, November 1, 2–5:30 pm gamelan marathon S.
    [Show full text]
  • LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Periode 1 Juli – 17 September 2014
    LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Periode 1 Juli – 17 September 2014 Lokasi : SMA NEGERI 8 PURWOREJO Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo Dosen Pembimbing Lapangan : EndangSutyati, M.Hum DisusunOleh SERLY SAFITRI 11209241007 \ JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 i ii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kegiatan KKN - PPL di SMA Negeri 8 Purworejo dapat terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan KKN - PPL ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Dengan selesainya laporan ini penyusun ingin berterima kasih kepada: 1. Dr. Rochmat Wahab, selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan KKN-PPL 2. Drs. Suhartono, M.M, Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Purworejo 3. Heriyanto, S.Pd, Koordinator PPL di SMA Negeri 8 Purworejo 4. Endang Sutyati, M.Hum Dosen Pembimbing Lapangan PPL UNY 5. Eni Wahyuti, S.pd, Guru Pembimbing di SMA Negeri 8 Purworejo 6. Seluruh Guru, Staff dan karyawan di SMA Negeri 8 Purworejo 7. Papa, Mama dan segenap keluarga yang selalu bersabar, memberikan doa, dukungan, bantuan serta pengertiannya 8. Rena, Jessi, Nobi,dan Zahrina atas kebersamaannya yang hampir 24 jam bersama 9. Siswa-siswi kelas X MIA 1, X MIA 3, XI MIA 2, dan XI MIA 4 SMA Negeri 8 Purworejo yang telah berpartisipasi dalam kegiatan PPL UNY 2014 10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu terlaksananya kegiatan PPL di SMA Negeri 8 Purworejo Penyusun menyadari bahwa dalam pelaksanaan PPL ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mohon maaf kepada semua pihak bila terdapat kesalahan-kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
    [Show full text]