PARIWISATA BUDAYA TELAAH KRITIS YURIDIS

PERATURAN DAERAH PROVINSI NOMOR 2 TAHUN 2012

(Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun Kecamatan

Mengwi Kabupaten Badung)

ARTIKEL

OLEH:

IDA BAGUS DWI PUTRA

NIM 1014041018

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

Pariwisata Budaya Telaah Kritis Yuridis Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 ( Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung)

Ida Bagus Dwi Putra, Prof. Dr. I Made Yudana,M.Pd Dr. I Gusti Ketut Arya Sunu, M.Pd

Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

e-mail: [email protected],[email protected], [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisisis orientasi kebijakan Pariwisata Budaya Bali pada Objek Pariwisata Budaya Taman Ayun dilihat dari konsep local genius. (2) Mengidentifikasi Pariwisata Budaya pada Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun di Bali dalam perspektif Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012. (3) Menganalisis urgensi dan utility Pariwisata Budaya khususnya Objek Pariwisata Budaya Pura Taman Ayun jika ditinjau sebagai keunggulan komparatif Provinsi Bali. (4) Mengidentifikasi kendala dalam pelaksanan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 pada Objek Pariwisata Budaya Pura Taman Ayun dan alternatif pemecahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah : (1) Sekertaris Desa Mengwi, (2) Pemangku Pura Taman Ayun, (3) Kepala Bidang Informasi Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, (4) Sekertaris Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, (5) Pengamat Pariwisata, (6) Penggiat Pariwisata Budaya Pura Taman Ayun, dan (7) Masyarakat umum Kecamatan Mengwi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Pura Taman Ayun merupakan salah satu pura suci yang terletak di Kabupaten Badung, ditinjau dari local genius menerapkan konsep kehidupan masyarakat Bali dikenal dengan konsep Tri Hita Karana. (2) Secara konstitusional keberadaan Pura Taman Ayun diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali. (3) Urgensi Pura Taman Ayun memiliki keunggulan komparatif sebagai objek wisata budaya dan sebagai tempat suci serta destinasi wisata untuk memperlajari, mengetahui dan memahami kebudayaan Hindu yang ada di kawasan tersebut. (4) Kendala yang dihadapi adalah masih banyaknya pelanggaran dari sisi kesadaran diri masyarakat dan dari sisi aturan hukum ,dimana pemecahannya dilakukan secara preventif dan tindakan tegas dari adat dan petugas.

Kata Kunci : Pariwisata Budaya, UU No 2 Tahun 2012, Pura Taman Ayun

2

Cultural Tourism : A Critical Juridical Study of Bali Regional Government Regulation Number 2 Year 2012 (A Case Study of Cultural Tourism Object of Taman Ayun Temple, Mengwi District of Badung Regency)

Ida Bagus Dwi Putra, Prof. Dr. I Made Yudana,M.Pd Dr. I Gusti Ketut Arya Sunu, M.Pd

Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: [email protected],[email protected], [email protected]

ABSTRACT This study was aimed at (1) analyzing the orientation of policy of Bali Cultural Tourism Object of Taman Ayun in terms of the local genius concept, (2) identifying cultural tourism in the cultural tourism object of Taman Ayun Temple in Bali in the perspective of Bali Regional Government Regulation Number 2 Year 2012, (3) analyzing the urgency and utility of cultural tourism, particularly Cultural Tourism Object of Taman Ayun Temple , viewed as a comparative advantage in Bali Province, and (4) identifying the constraints in the implementation of Bali Regional Government Regulation Number 2 Year 2012 in Cultural Tourism Object of Taman Ayun Temple and their alternative solution. This study used descriptive qualitative approach. The subjects consisted of (1) secretary of Mengwi village, (2) Pemangku of Taman Ayun Temple, (3) head of the Information Section of the Department of Tourism of Badung regency, (4) secretary of the Department of Culture of Badung regency, (5) tourism observers, (6) Taman Ayun Temple tourism activists, and (7) members of Mengwi district community. The data were collected through observation, interview and documentation. The results showed that (1) Taman Ayun Temple as one of holy temples situated in Badung regency implements the concept of Balinese life known as Tri Hita Karana, (2) constitutionally, the existence of Taman Ayun Temple is regulated in Bali Regional Government Regulation Number 2 Year 2012 concerning with Bali cultural tourism, (3) the urgency of Taman Ayun Temple is that it has the comparative advantage as tourism object and holy place and a tourism destination for studying, knowing and understanding the culture of that is present in the region and (4) the constraints faced are that there are still many violations in the domains of the people’s awareness and regulation, the solution to which is made preventively and strict actions taken by the custom reinforcement agents and officials.

Keywords: Cultural Tourism, Regulation Number 2 Year 2012, Taman Ayun Temple

3

1. PENDAHULUAN peningkatan jumlah wisatawan yang cukup Pulau Bali adalah pulau yang tajam pada beberapa tahun terkahir, yang terbatas kaya akan sumber daya alam, diakui sebagai akibat adanya regulasi dan namun kaya akan sumber daya budaya. debirokratisasi khususnya di sub sektor Kebudayaan Bali sebagai bagian dari pariwisata. Kecenderungan demikian ini Kebudayaan Nasional yang merupakan diharapkan akan tetap berlaku dimasa- perwujudan cipta, rasa dan karsa bangsa masa mendatang baik akibat faktor internal Indonesia dan merupakan keseluruhan maupun eksternal yang positif. Disamping daya upaya manusia untuk itu untuk Daerah Bali ada beberapa hal mengembangkan harkat martabat sebagai yang penting yang menyebabka perlunya manusia diarahkan untuk memberi pemikiran cara pengaturan yang lebih hati- wawasan dan makna pada pembangunan hati dan berwawasan jangka panjang nasional dalam segenap kehidupan terhadap prkembangan pariwisata tersebut. bangsa. Berdasarkan sumber dan potensi Kebudayaan daerah Bali yang dasar serta kondisi obyektif Daerah Bali, dijiwai oleh Agama Hindu dalam maka kepariwisataan yang dikembangkan eksistensinya menunjukkan ciri yang unik, di Daerah Bali adalah Pariwisata Budaya. kaya akan variasi serta memiliki akar dan Tujuan pembangunan pariwisata tersebut perjalanan sejarah yang amat panjang pada sesuai dengan tujuan pembangunan hakekatnya amat potensial bagi pariwisata nasional adalah untuk memupuk peningkatan kepariwisataan di Daerah Bali. masyarakat dalam rangka meningkatkan Kebudayaan dimaksud mencakup satu kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. lingkup yang luas meliputi tiga wujud (ideal, Pariwisata budaya disini adalah perilaku dan material) serta tujuh unsur salah satu jenis kepariwisataan yang dalam pokok (sistem peralatan dan tekhnologi, perkembangan dan pengembangannya sistem mata pencaharian, sistem menggunakan kebudayaan Daerah Bali kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem yang merupakan bagian dari Kebudayaan pengetahuan dan sistem religi). Nasional sebagai potensi dasar yang paling Dalam pada hal itu perkembangan dominan, yang didalamnya tersirat satu dunia kepariwisataan di Daerah Bali sampai cita-cita akan adanya hubungan timbal balik saat ini telah mencapai suatu titik yang antara pariwisata dengan kebudayaan, penting, terutama bagi perkembangannya sehingga keduanya meningkat secara dimasa mendatang. Hal ini ditandai oleh serasi, selaras dan seimbang.

4

Untuk menumbuh-kembangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, Pariwisata Budaya tesebut diperlukan maka pengumpulan data dalam penelitian langkah-langkah pengaturan yang makin menganut prinsip Human Instrument, yaitu mampu mewujudkan keterpaduan demi peneliti merupakan instrument penelitian untuk berdaya guna dan berhasil guna yang utama seperti yang dinyatakan oleh serta mencegah dampak negatif terhadap Carspecken (1998) dalam laporan berbagai aspek kehidupan, sehingga benar- penelitian Pursika (2008:28). Namun, dalam benar dapat mewujudkan cita-cita pelaksanaannya peneliti juga akan pariwisata untuk Bali dan bukan Bali untuk menggunakan beberapa instrument dan pariwisata. Untuk itulah diperlukan teknik pengumpul data, yaitu : metode pemantapan ketentuan mengenai wawancara, metode observasi dan metode Pariwisata Budaya dalam suatu Peraturan dokumentasi. Daerah. (Penjelasan Umum Peraturan Teknik analisis data yang digunakan Daerah No 2 Tahun 2012). dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kulitatif. Deskriptif kualitatif yaitu 2. METODE PENELITIAN penelitian yang dilakukan untuk Penelitian ini menggunakan menggambarkan suatu variabel secara pendekatan empiris, yaitu suatu cara mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa pendekatan di mana gejala yang akan membuat perbandingan atau diselidiki telah ada secara wajar (real menghubungkan variabel dengan variabel situation) (Mardalis, 1994:35).subjek lainnya (Narbuko dan Achmadi, 2005:44). penelitian yaitu : (1) Sekertaris Desa Mengwi, (2) Pemangku Pura Taman Ayun, 3. HASIL PENELITIAN (3) Kepala Bidang Informasi Dinas 3.1 Orientasi Kebijakan Pariwisata Pariwisata Kabupaten Badung (4) Budaya Bali Pada Objek Pariwisata Budaya Taman Ayun Dilihat Dari Sekertaris Dinas Kebudayaan Kabupaten Konsep Local Genius Badung, (5) Pengamat Pariwisata, (6) Pura Taman Ayun merupakan salah Penggiat Pariwisata Budaya Pura Taman satu pura suci yang terletak di Kabupaten Ayun, dan (7) masyarakat umum Badung. Sebagai tempat suci atau sakral, Kecamatan Mengwi. Penentuan subjek tidak dapat dipungkiri bahwa Pura Taman dalam penelitian ini menggunakan teknik Ayun juga mengundang daya tarik Purposive yaitu penelitian berdasarkan wisatawan. Berkaitan dengan hal tersebut pertimbangan tujuan penelitian, bahwa Pemerintah Kabupaten Badung menjadikan informan tersebut dapat memberikan Pura Taman Ayun sebagai Objek informasi yang dibutuhkan untuk penelitian. Pariwisata baik untuk kalangan domestik (Sugiyono, 2010:218). Sesuai dengan jenis ataupun mancanegara. Berbicara mengenai

5 orientasi kebijakan Pariwisata Budaya pada ada di Desa Mengwi ini”. (Wawancara pada tanggal 20 Juni 2014). Pura Taman Ayun ditinjau dari local genius, Sehingga berdasarkan hasil maka kita berbicara mengenai konsep wawancara yang dilakukan maka dapat kehidupan masyarakat Bali pada umumnya disimpulkan dengan pemaparan bahwa di dan masyarakat Hindu pada khsusunya dalam Pura Taman Ayun konsep tersebut yang dimana dikenal dengan konsep Tri terletak pada beberapa aspek berikut ini Hita Karana, konsep ini merupakan Dalam yakni : masyarakat Bali terdapat kearifan lokal Tri 1. Parahyangan, dalam kaitannya dengan Hita Karana, tiga hal yang harmonis dan aspek religius yakni untuk mendorong mensejahterakan, yaitu hubungan yang dan meningkatkan kualitas hidup dan harmonis antara manusia dengan Tuhan pola pikir spiritual dan cara hidup (Parhyangan), hubungan yang harmonis masyarakat. Bentuknya disini adalah dengan manusia lainnya (Pawongan), melaksanakan persembahyangan dan hubungan yang harmonis antara manusia Odalan pada satu tahun sebanyak dua dengan alam semesta (Palemahan). kali yakni pada Rahinan Anggar Kasih Kearifan lokal Tri Hita Karana penting Medangsia. Selain itu juga ditinjau dari kontribusinya mewujudukan keajegan Bali bagia Parahyangan bahwasanya Pura dalam masyarakat multikultur. Taman Ayun ini adalah kawasan sakral Seperti apa yang diungkapkan oleh yang memiliki nilai historis bila ditinjau Jro Mangku Ida Bagus Gede Dwi Putra dari sejarahnya, sehingga selain untuk selaku pelaku yadnya di Pura tersebut memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa menyatakan sebagai berikut . dikawasan ini juga tempat memuja raja “Pura Taman Ayun memang mengwi serta leluhur-leluhur lainnya. mengadopsi nilai-nilai Tri Hita Karana yaitu tiga keseimbangan manusia yaitu Disisi lain wisatawan yang hadir parahyangan, palemahan dan pawongan. dikawasan inipun bisa melakukan Parahyangan itu artinya hubungan manusia dengan Tuhan, Pawongan yakni manusia persembahyangan yang terletak dengan manusia dan Palemahan yakni dikawasan madya mandala, dan apabila manusia dengan lingkungan. Untuk parahyangan ini Pura Taman Ayun adalah ada upacara besar/odalan maka tempat memuja Ida Sang Hyang Widhi pengunjung bisa melakukan Wasa serta memuja para raja dan leluhur beliau yang distanakan disini. Sehingga persembahyangan. hubungan manusia dengan tuhan dan 2. Pawongan, dalam kaitannya dengan leluhur terjalin dengan baik. Pawongan disini dapat berupa hubungan manusia aspek sosial, aspek budaya dan aspek dengan manusia, jadi masyarakat disini ekonomi. Aspek sosial yakni menjaga bisa menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya bahkan tamu manca toleransi sosial dalam semangat negara. Dan palemahan ini bisa dilihat pada kebersamaan dengan motto “Paras yang mampu mengairi sawah yang Paros Sarpanaya” yaitu menjaga

6

keseimbangan dan keharmonisan 3.2 Persfektif Objek Wisata Taman Ayun Ditinjau dari Peraturan Daerah No 2 dalam masyarakat tidak ada perbedaan Tahun 2012 suku dan golongan. Aspek selanjutnya Mengenai tujuan Obyek Pariwisata adalah aspek budaya yakni memelihara Budaya Pura Taman Ayun seperti apa dan menjaga budaya tradisional, yaitu yang diungkapkan oleh Sekretaris Desa pertunjukkan musik atau gamelan dan Mengwi Ketut Sumarjaya, yang tarian tradisional sebagai bagian dari menungkapkan bahwa : upacara. Sedangkan aspek ekonomi “Penetapan Pura Taman Ayun adalah mengembangkan ekonomi seperti apa yang Anda (peneliti) kerakyatan seperti pelaksanaan terbaik ungkapkan, mengenai tujuan pembangunan obyek pariwisata pada dari sistem subak. Pura Taman Ayun Perda tersebut saya kira sudah mencakup menjadi salah satu tujuan terbaik semua itu. Pura Taman Ayun sebagai obyek wisata dalam hal ini bertujuan untuk pariwisata yang berdampak positif melestarikan budaya asli masyarakat terhadap perekonomian masyarakat Hindu, serta manfaat sosial ekonomis yang sangat bisa dirasakan”. (Wawancara pada setempat. tanggal 20 Juni 2014 ). 3. Palemahan, dalam kaitannya dengan Secara lebih rinci berdasarkan apa aspek lingkungan yakni untuk yang diungkapkan oleh Sekretaris Desa meningkatkan efektivitas sistem subak Mengwi Ketut Sumarjaya, yang dalam pengelolaan sumber daya alam, menyatakan bahwa penetapan Pura yaitu air persawahn di wilayahnya. Taman Ayun sebagai obyek pariwisata Penghijauan di sekitar Pura Taman budaya karena memiliki beberapa tujuan Ayun sebagai penyangga dengan diantaranya adalah sebagai berikut : menanam tanaman untuk kebutuhan 1. Melestarikan kebudayaan Bali yang upacara. Disampin itu pula Pura Taman dijiwai oleh nilai-nilai Agama Hindu. Ayun bila dikaji berdasarkan historis Pura Taman Ayun sebagai tempat berdirinya Desa Mengwi bahwa Pura pariwisata juga berperan aktif dalam Taman Ayun adalah kawasan untuk melestarikan kebudayaan Bali, karena membangun kraton yang dibanyak Pura Taman Ayun menyajikan aspek ditanami flora dengan banyak macam religius agama Hindu yang dalam sehingga Pura Taman Ayun menjadi halnya tradisi-tradisi Bali baik berupa lebih indah dan rindang. Selain itu juga Pura, Gamelan, Tari dan lain Pura Taman Ayun merupakan pusat sebagainya. Sehingga dapat dikatakan perairan yakni subak yang mampu bahwa tujuan Obyek Pariwisata Taman mengairi sawah yang ada di Desa Ayun adalah melestarikan kebudayaan Mengwi. Bali.

7

2. Meningkatkan perekonomian daerah Apabila kita mengacu pada syarat- serta membuka lapangan pekerjaan syarat pembangunan obyek wisata bagi masyarakat sekitar. Hal ini dapat tersebut, Pura Taman Ayun sudah dikaji bahwa Obyek Wisata Pura Taman memenuhi syarat tersebut seperti misalnya Ayun mendatangkan pendapatan/ adalah kearifan lokal yang digunakan dalam income sehingga mampu menambah kegiatan wisata adalah Tri Hita Karana keuangan Pemkab Badung, selain itu yang berarti tiga hubungan harmonis. Yang juga dengan dijadikannya obyek dimaksud adalah adanya keseimbangan pariwisata akan memberikan antara alam, manusia dan Tuhan sehingga kesempatan kerja kepada masyarakat mampu mengundang wisatawan dan rasa sekitar untuk berjualan atau melakukan aman dan nyaman saat mengunjungi Pura perdanganan sesuai dengan aturan Taman Ayun tersebut. Lalu mengenai yang telah ditetapkan. kelestarian budaya sangat ditonjolkan oleh 3. Obyek Wisata Budaya Taman Ayun Pura Taman Ayun ini salah satunya adalah secara langsung akan mengangkat citra tradisi Subak yang artinya sistem pengairan Provinsi bahkan citra bangsa sebagai yang dimana keberadaan subak ini mampu negara yang kaya akan kebudayaan. mengairi hampir 9 Ha dalam 2 desa yakni Sebab kawasan ini banyak didatangi Desa Gulingan dan Desa Mengwi. Selain oleh wisatawan mancanegara maupun dilestarikan hingga saat ini keberadaan dosmetik, sehingga dengan banyaknya Subak ini juga mampu menarik perhatian wisatawan yang datang akan dunia dan dikunjungi oleh UNESCO ketika mengetahui budaya Bali sehingga mengunjungi kawasan wisata Pura Taman kualitas wisata yang diomong- Ayun. Selain daripada itu keberadaan Pura omongkan itu benar adanya. Selain itu Taman Ayun secara langsung memberikan juga obyek pariwisata budaya Taman lapangan pekerjaan untuk masyarakat Ayun mampu juga menjalin hubungan sekitar dengan berjualan ataupun aktivitas harmonis bangsa dengan negara- lainnya. Sehingga keberlanjutan obyek negara lain, hal ini sudah terbukti pariwisata ini sangatlah bagus. lembaga PBB yakni UNESCO yang mendatangi Pura Taman Ayun serta 3.3 Urgensi dan Utility Objek Pariwisata Taman Ayun Sebagai Keunggulan mendaftarkannya sebagai warisan Komparatif Provinsi Bali budaya dunia yang secara otomatis hal ini akan mampu mempromosikan Keberadaan Pura Taman Ayun budaya Bali sehingga mampu menjalin sebagai objek pariwisata budaya bila hubungan dengan negara lain. ditinjau dari keunggulan komparatif Provinsi Bali sudah tentu memiliki urgensi atau

8 pentingnya Pura Taman Ayun sebagai Pura Taman Ayun dan mendaftarkan objek Pariwisata karena seperti yang kawasan tersebut sebagai warisan dipaparkan oleh narasumber terkait seperti budaya dunia. Kabid. Informasi Dinas Pariwisata 2. Keberadaan Objek Wisata Pura Taman Kabupaten Badung Drs I Gede Ayun merupakan sebuah bukti kerja Suastika,S.sos. M.Si menyatakan sebagai keras Peemerintah Kabupaten Badung berikut : dalam melestarikan sebuah “Urgensi kawasan objek wisata Pura kebudayaan. Selain sukses Taman Ayun adalah Pura Taman Ayun mempertahankan hingga saat ini sangat terkait dengan sejarah kerajaan mengwi, bangunan meru/candi sebagai Pemerintah Kabupaten Badung juga stana Ista Dewata yang dikelilingi oleh tetap mengajegkan budaya Bali hingga kolam sebagai sumber air dari beberapa subak” ( Wawancara pada tanggal 23 Juni kemanca negara. Sehingga kinerja 2014 ) seperti ini bisa diterapkan oleh Berdasarkan hasil wawancara yang kabupaten lain yang kaya akan budaya dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai dan destinasi wisata. berikut : 3. Objek wisata Pura Taman Ayun dilihat 1. Pura Taman Ayun yang merupakan dari keberadaannya adalah sebagai kawasan sakral dan memiliki nilai-nilai tempat suci, tetapi disisi lain juga tradisi masyarakat sekitar seperti sebagai obyek wisata yakni destinasi misalnya subak, yang dimana pada wisata untuk memperlajari, mengetahui masyarakat sekitar khususnya petani dan memahami kebudayaan Hindu akan memberikan dampak yang sangat yang ada di kawasan tersebut. baik dalam hal pengairan. Lalu nilai-nilai Sehingga bisa juga dikatakan kawasan sosial itulah yang melandasi Pura ini juga sebagai wahana edukasi bagi Taman Ayun sebagai objek pariwisata. setiap pengunjung yang ada, diareal Selain itu pula Pura Taman Ayun yang Pura Taman Ayun banyak terdapat banyak dikunjungi oleh wisatawan akan artsitektur-arsitektur Hindu yang banyak mampu menarik perhatian masyarakat tidak diketahui oleh wisatawan, selain mancanegara untuk mengetahui tradisi arsitek juga makna-makna dari umat Hindu dan Bali secara langsung komponen – komponen yanga ada akan menumbuhkan rasa untuk turut dalam kawasan tersebut. Sehingga menjaga kelestrarian warisan budaya dengan demikian wisatawan yang masyarakat sekitar. Hal tersebut menyukai arsitektur dan rasa ingin tahu mampu melirik dan mengundang yang besar memang objek ini bisa perhatian UNESCO lembaga resmi sebagai tujuan unggulan disamping yang menangani tentang kebudayaan untuk mengunjungi secara langsung

9

juga mendapatkan pengetahuan juga peningkatan, terlebih lagi pada masa harga yang bisa dikatakan terjangkau. liburan sekolah biasanya peningkatan Disamping kita berbicara tentang signifikan pengunjung terjadi. urgensi disisi lain peneliti juga memaparkan 3. Aspek Ekonomi utility atau manfaat yang diperoleh dengan Memang tidak bisa dipungkiri kawasan dijadikannya Pura Taman Ayun sebagai pariwisata secara langsung akan objek pariwisata budaya yang akan dibagi dikunjungi oleh banyak orang secara menjadi beberapa aspek diantaranya rutin. Begitupula dengan Pura Taman adalah sebagai berikut : Ayun yang selalu dikunjungi oleh 1. Aspek Religius, bahwa pada esensinya wisatawan, kesempatan ini yang dilihat Pura merupakan tempat suci agama bagus oleh masyarakat setempat untuk Hindu yang digunakan untuk melakukan membuka lapangan pekerjaan baru persembahyangan dan kegiatan yakni berjualan disekitar areal Pura keagamaan lainnya. Dan manfaat yang Taman Ayun. Selain membuka diperoleh oleh masyarakat, Pembkab lapangan pekerjaan bagi masyarakat Badung bahkan wisatawan selain sekitar, hal ini juga berdampak positif melakukan rekreasi juga bisa terhadap pemasukan daerah yang melakukan permsebahyangan dan mengalami peningkatan pada bagian kegiatan keagamaan lainnya seperti pariwisata. pertunjukkan seni tari, gamelan dan sebagainya. 3.4 Kendala Pelaksanaan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2012 Pada Objek 2. Aspek Sosial Pariwisata Taman Ayun Berbicara mengenai aspek sosial yang Pelaksanaan sebuah peraturan diperoleh yakni sikap keterbukaan memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada masyarakat setempat untuk menerima saja yang melakukan pelanggaran oleh dan menyambut wisatawan manca pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. negara dan dosmetik yang memiliki Tetapi bagi aparatur pemerintah Kabupaten kepercayaan dan agama yang berbeda. Badung tidak menemui kendala yang Sikap keterbukaan ini yang sangat berarti terkecuali kesadaran individu mengakibatkan kebudayaan Bali yang yang kurang untuk mematuhi peraturan dalam hal ini adalah Pura Taman Ayun tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi destinasi wisata mampu diungkapkan oleh Sekretaris Desa Mengwi mengundang perhatian dunia untuk yani Bapak I Ketut Sumanjaya yakni mengunjungi kawasan ini. Hal ini dapat sebagai berikut : dilihat dalam jumlah pengunjung yang “ di Kawasan Wisata Pura Taman Ayun hadir yang selalu mengalami dalam pelaksanaannya belum menemui

10 kendala yang sangat berarti, hal ini menyarankan agar setiap pengunjung dikarenakan seluruh emen masyarakat dan menggunakan kamen/sarung sebagai Pemerintah Badung yang berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan warisan simbol menghormati tempat suci. Sebab budaya ini”. (Wawancara pada tanggal 23 Pura Taman Ayun adalah kawasan suci Juni 2014) yang tinggi akan nilai sakral. Sehingga Menurut informan lainnya dengan demikian alangkah bagusnya menyatakan yakni Jro Mangku Ida Bagus apabila memasuki kawasan suci harus Gede Dwi Putra yang menyatakan bahwa : berpakaian yang sopan dan tertutup. “Ini adalah tempat suci alangkah lebih Belum tersedianya tempat bagi bagusnya pengunjung menggunakan 3. pakaian yang sopan dan rapi, dan wisatawan untuk menikmati tempat pengelola obyek wisatapun sebaiknya menyediakan kamen dan senteng sehingga pertunjukkan seni yang dibedakan lebih enak dilihat dan menghargai dengan seni yang disakralkan. kebudayaan kita” ( Wawancara pada tanggal 21 Juni 2013 ). Sehingga pengunjung lebih leluasa untuk menikmati tempat pertujukkan 1. Kesadaran diri yang rendah. seni budaya. Berdasarkan ketentuan yang ada maka

masyarakat dan pengunjung diharuskan 4. PENUTUP untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pura Taman Ayun merupakan salah Kelestarian yang dimaksud adalah satu pura suci yang terletak di Kabupaten halaman yang bersih dan asri, Badung. Sebagai tempat suci atau sakral, sedangkan dalam pelaksanaannya ada tidak dapat dipungkiri bahwa Pura Taman beberapa oknum yang masih berjualan Ayun juga mengundang daya tarik disekitar arela Pura Taman Ayun wisatawan. Berkaitan dengan hal tersebut tersebut yang bisa dikatakan Pemerintah Kabupaten Badung menjadikan mengurangi kecantikan Pura Taman Pura Taman Ayun sebagai Objek Ayun. Dan untuk menangani hal ini Pariwisata baik untuk kalangan domestik pemerintah sudah menyediakan tempat ataupun mancanegara. Berbicara mengenai untuk berjualan yang terletak dipojok orientasi kebijakan Pariwisata Budaya pada barat kawasan Pura Taman Ayun yang Pura Taman Ayun ditinjau dari local genius, bersih dan sudah ada bangunnya. maka kita berbicara mengenai konsep 2. Sarana dan prasarana yang kurang kehidupan masyarakat Bali pada umumnya optimal. dan masyarakat Hindu pada khsusunya Mengacu pada ketentuan tersebut yang dimana dikenal dengan konsep Tri obyek wisata harus menonjolkan ciri-ciri Hita Karana. Kearifan lokal Tri Hita Karana seni budaya. Dalam hal ini adalah penting kontribusinya mewujudukan berpakaian, sehingga peneliti disini

11 keajegan Bali dalam masyarakat secara langsung akan menumbuhkan rasa multikultur. untuk turut menjaga kelestrarian warisan Objek Wisata Pura Taman Ayun budaya masyarakat sekitar. secara resmi sudah dijadikan sebagai Pelaksanaan sebuah peraturan obyek wisata asli Kabupaten Badung. memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada Selain itu juga Objek Wisata Taman Ayun saja yang melakukan pelanggaran oleh juga sudah diakui oleh dunia. Disamping itu pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. pula secara konstitusional dengan mengacu Tetapi bagi aparatur pemerintah Kabupaten pada Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor Badung tidak menemui kendala yang 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan sangat berarti terkecuali kesadaran individu Budaya Bali, pada khususnya mengenai yang kurang untuk mematuhi peraturan syarat-syarat dibangunnya Pariwisata tersebut. Beberapa kendala tersebut Budaya yakni terletak pada Bab II diantaranya adalah karena kesadaran diri mengenai Asas dan Tujuan. Keberadaan yang rendah juga karena kurangnya Pura Taman Ayun sebagai objek pariwisata fasilitas yang ada. budaya bila ditinjau dari keunggulan komparatif Provinsi Bali sudah tentu DAFTAR PUSTAKA memiliki urgensi atau pentingnya Pura Mardalis. 1994. Metode Peneltian Suatu Taman Ayun sebagai objek Pariwisata Pendekatan Proposal. diantaranya adalah Pura Taman Ayun yang merupakan Surabaya: Usaha Nasional. kawasan sakral dan memiliki nilai-nilai Narbuko, Choliddan H. Abu tradisi masyarakat sekitar seperti misalnya subak, yang dimana pada masyarakat Achmadi. 2005. Metodologi Penelitian. sekitar khususnya petani akan memberikan Jakarta: PTBumiAksara. dampak yang sangat baik dalam hal pengairan. Lalu nilai-nilai sosial itulah yang Sugiyono.2010. Metode Penelitian melandasi Pura Taman Ayun sebagai objek Kuantitatif Kualitatifdan R & D. pariwisata. Selain itu pula Pura Taman Bandung:Alfabeta Ayun yang banyak dikunjungi oleh wisatawan akan mampu menarik perhatian ------, Peraturan Daerah Provinsi Bali No masyarakat mancanegara untuk 2 Tahun 2012 mengetahui tradisi umat Hindu dan Bali

12