LAKIP 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

LAKIP 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah direktorat jenderal pemasaran pariwisata kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif KATA PENGANTAR Dalam rangka transparansi atas kepada masyarakat membantu perwujudan pencapaian visi dan misi yang telah good corporate governance. Sedangkan dari dilaksanakan, Direktorat Jenderal Pemasaran fungsi pemacu peningkatan kinerja, laporan ini Pariwisata sebagai pelaksana tugas Menteri membantu internal Direktorat Jenderal Pariwisata di bidang pemasaran membuat Pemasaran Pariwisata melaksanakan self laporan sebagai pertanggungjawaban tertulis assesment atas kinerjanya selama ini guna berupa LAKIP (Laporan Akuntabillitas Kinerja perbaikan di masa mendatang. Instansi Pemerintah). LAKIP Direktorat Visi Direktorat Jenderal Pemasaran Jenderal Pemasaran Pariwisata disusun Pariwisata untuk “Terwujudnya Pemasaran berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun Pariwisata Yang Efisien dan Efektif Untuk 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Mendukung Citra Indonesia” harus mampu Pemerintah (AKIP) serta mengacu pada dipahami oleh seluruh pegawai di lingkungan pedoman yang ditetapkan dalam Peraturan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Dalam visi tersebut terkandung makna bahwa Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 beban yang diemban merupakan tantangan Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan yang harus ditaklukan demi terwujudnya Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas profesionalisme, kredibilitas, tranparansi, dan Kinerja Instansi Pemerintah. akuntabilitas. LAKIP mempunyai fungsi ganda, yaitu Akhir kata, seiring dengan harapan sebagai alat kendali, sekaligus alat pemacu atas terwujudnya visi tersebut, saya ucapkan peningkatan kinerja dari setiap unit yang ada di terima kasih kepada seluruh jajaran Direktorat lingkungan Direktorat Jenderal Pemasaran Jenderal Pemasaran Pariwisata yang telah Pariwisata. Dilihat dari fungsi kendali, memberikan sumbangsih karyanya selama ini. kebijakan yang dilaporkan secara transparan Jakarta, Maret 2015 Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Dra. Esthy Reko Astuty DAFTAR ISI Halaman PENGANTAR DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL iv DAFTAR GRAFIK vii DAFTAR GAMBAR viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 3 1.3 Peran dan Fungsi Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 7 1.3.1 Maksud dan Tujuan 8 1.3.2 Sistematika Penulisan Lakip Tahun 2014 8 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 10 2.1 Rencana Strategis 2012 – 2014 10 2.1.1 Peluang dan Tantangan 13 2.1.2 Visi, Misi dan Tujuan 14 2.2 Penetapan / Perjanjian Kinerja 19 2.3 Anggaran 2014 26 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 2014 27 3.1 Ikhtisar Capaian Kinerja 27 3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2014 28 3.2.1 Meningkatnya Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB Nasional 29 3.2.2 Meningkatnya Jumlah Wisman ke Indonesia dan Perjalanan Wisnus 29 3.2.3 Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi Pemasaran Pariwisata di 73 Dalam dan Luar Negeri i LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN PARIWISATA DAFTAR ISI Halaman 3.2.4 Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi Promosi Konvensi, Insentif, 74 Even dan Minat Khusus 3.2.5 Menurunnya Rasio Konsentrasi Pasar Wisatawan Mancanegara ke 95 Indonesia 3.2.6 Terciptanya Operasionalisasi Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) 95 3.2.7 Meningkatnya Kualitas Publikasi, Komunikasi dan Layanan Informasi 99 Pariwisata indonesia 3.2.8 Meningkatnya Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Pengenalan 101 Destinasi dan Data Pasar Pariwisata indonesia 3.2.9 Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi 102 Program Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 3.2.10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Ditjen Pemasaran 103 Pariwisata 3.2.11 Meningkatnya Kualitas Organisasi Ditjen Pemasaran Pariwisata 104 3.2.12 Meningkatnya Kualitas SDM Ditjen Pemasaran Pariwisata 106 3.2.13 Realisasi Anggaran 2014 107 BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 - 2014 108 4.1 Meningkatnya Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB Nasional 108 4.2 Meningkatnya Jumlah Wisman Ke Indonesia dan Perjalanan Wisnus 109 4.2.1 Peningkatan Jumlah Wisatawan Mancanegara 110 4.2.2 Peningkatan Jumlah Pergerakan Wisatawan Nusantara 111 4.3 Meningkatnya Efektifitas dan Efisien Pemasaran Pariwisata di Dalam dan 112 Luar Negeri 4.4 Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi Promosi Konvensi, Insentif, Even dan 114 Minat Khusus 4.5 Menurunnya Rasio Konsentrasi Pasar Wisatawan Mancanegara ke Indonesia 116 4.6 Terciptanya Operasionalisasi Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) 116 4.7 Meningkatnya Kualitas Publikasi, Komunikasi dan Layanan Informasi 117 Pariwisata Indonesia 4.8 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Pengenalan Destinasi dan Pasar 118 Pariwisata Indonesia 4.9 Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi Program 119 Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata ii LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN PARIWISATA DAFTAR ISI Halaman 4.10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Direktorat Jenderal 120 Pemasaran 4.11 Meningkatnya Kualitas Organisasi Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata 121 4.12 Meningkatnya Kualitas Sumber Daya manusia Pada Direktorat Jenderal 123 Pemasaran Pariwisata BAB V PENUTUP 125 LAMPIRAN 1 Formulir Rencana Strategis ( Formulir RS ) 2012 - 2014 LAMPIRAN 2 Formulir Penetapan Kinerja ( Formulir PK ) iii LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN PARIWISATA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Target Meningkatnya Jumlah Pergerakan Wisnus, Rata – rata 15 Pengeluaran Wisnus dan Jumlah Pengeluaran Wisnus 2010 - 2014 Tabel 2.2 Target Wisman, Jumlah Devisa, dan Jumlah Pengeluaran Wisman 16 Tabel 2.3 TUJUAN 1 : Peningkatan Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB 16 Nasional Tabel 2.4 TUJUAN 2 : Peningkatan Kuantitas Wisman Ke Indonesia dan Perjalanan 17 Wisnus Tabel 2.5 TUJUAN 3 : Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Pemasaran Pariwisata di 17 Dalam dan Luar Negeri Tabel 2.6 TUJUAN 4 : Peningkatan Diversifikasi Pasar Wisman 17 Tabel 2.7 TUJUAN 5 : Peningkatan Layanan Informasi dan Analisa Pasar Wisata 18 Indonesia Tabel 2.8 TUJUAN 6 : Peningkatan Kualitas Kinerja Organisasi Direktorat Jenderal 18 Pemasaran Pariwisata Tabel 2.9 TUJUAN 7 : Peningkatan Kualitas SDM Direktorat Jenderal Pemasaran 18 Pariwisata Tabel 2.10 Sasaran Strategis, Program / Kegiatan, Indikator Kinerja dan Target 19 Kinerja Tahun 2013 Tabel 2.11 Alokasi Anggaran Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Tahun 26 Anggaran 2014 Tabel 3.1 Target Wisman Tahun 2014 27 Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Sasaran Kontribusi Kepariwisataan Terhadap PDB 29 Nasional Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan Sasaran Jumlah Wisman ke Indonesia dan 30 Perjalanan Wisnus Tabel 3.4 Perkembangan Wisatawan Nusantara 53 Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi 73 Pemasaran Pariwisata di Dalam dan Luar Negeri Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi 74 Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus Tabel 3.7 Indikator Keberhasilan Sasaran Menurunnya Rasio Konsentrasi Pasar 95 Wisatawan mancanegara ke Indonesia Tabel 3.8 Indikator Keberhasilan Sasaran Terciptanya Operasionalisasi Visit 95 indonesia Tourism Officer (VITO) iv LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN PARIWISATA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.9 Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) 96 Tabel 3.10 Indikator Keberhasilan Sasaran Peningkatan Kualitas Publikasi, 99 Komunikasi dan Layanan Informasi Pariwisata Indonesia Tabel 3.11 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas 101 Pengenalan Destinasi dan Data Pasar Pariwisata Indonesia Tabel 3.12 Indikator Keberhasilan Sasaran Peningkatan Kualitas Perencanaan, 103 Pemantauan dan Evaluasi Program Ditjen PP Tabel 3.13 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan 104 Keuangan Ditjen PP Tabel 3.14 Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Kualitas Organisasi Ditjen 104 PP Tabel 3.15 Indikator Keberhasilan Sasaran Peningkatan Kualitas SDM Ditjen PP 106 Tabel 3.16 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata T.A 2014 107 Tabel 4.1 Perbandingan Indikator Keberhasilan Meningkatnya Kontribusi 108 Kepariwisataan Terhadap PDB Nasional Tabel 4.2 Perbandingan Indikator Keberhasilan Sasaran Jumlah Wisman ke 109 Indonesia dan Perjalanan Wisnus Tabel 4.3 Capaian Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2014 – 2012 110 Tabel 4.4 Indikator Keberhasilan Sasaran Wisnus 111 Tabel 4.5 Perbandingan Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Efektifitas 112 dan Efisiensi Pemasaran Pariwisata di Dalam dan Luar Negeri Tabel 4.6 Perbandingan Indikator Keberhasilan Sasaran Meningkatnya Efektifitas 114 dan Efisiensi Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Minat Khusus Tabel 4.7 Perbandingan indikator Keberhasilan Sasaran Menurunnya Rasio 116 Konsentrasi Pasar Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Tabel 4.8 Perbandingan Indikator Keberhasilan Sasaran Terciptanya 116 Operasionalisasi Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Tabel 4.9 Perbandingan Indikator Keberhasilan Kualitas Publikasi, Komunikasi dan 117 Layanan Informasi Pariwisata Indonesia Tabel 4.10 Perbandingan Indikator Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas 118 Pengenalan Destinasi dan Pasar Pariwisata indonesia Tabel 4.11 Perbandingan Indikator Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi Program Direktur Jenderal Pemasaran 119 Pariwisata v LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014
Recommended publications
  • Peran Blogger Lampung Dalam Promosi Dan Informasi Produk Kopi Organik Lampung Barat
    SNPPM-2 (Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Tahun 2020 ISBN 978-623-90328-5-2 Artikel Hasil Pengabdian kepada Masyarakat PERAN BLOGGER LAMPUNG DALAM PROMOSI DAN INFORMASI PRODUK KOPI ORGANIK LAMPUNG BARAT Rasuane Noor1*, Satrio Budi Wibowo2 1Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, Metro, Indonesia 2Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, Metro, Indonesia Jl.KI Hajardewantara No. 116 Iring Mulyo, Metro Timur, Kota Metro Indonesia 34111 E-mail: [email protected]* ABSTRAK Tingginya penetrasi ponsel dan internet di Indonesia satu dekade terakhir membuka peluang bisnis baru di Indonesia. Hadirnya market place dan ecommerce juga kian memperluas market pebisnis, salah satunya wirausaha. Cara masyarakat berbelanja perlahan mulai bergeser dari keluar masuk toko fisik (luring) menjadi keluar masuk toko maya (daring). Dengan perkembangan era digital promosi suatu produk dapat memanfaatkan sosial media sehingga dalam promosi menjadi lebih cepat dikenal oleh konsumen. Sosial media merupakan salah satu peluang usa ha besar, teknik dengan menggunakan blogger, sangat bermanfaat untuk memasarkan suatu produk karena aksesnya lebih cepat dan efektif dalam pemasaran. Disinilah peran utama dalam blogger, oleh karena itu komunitas blogger juga sangat penting dalam meningkatkan promosi dan informasi produk kopi organik. sehingga kita juga bisa memanfaatkan komunitas blogger untuk menulis artikelnya dalam promosi kopi organik itu sendiri. Metode Kegiatan pengabdian yang dilakukan dengan 3 tahap pertama Produksi dan usaha kopi organik oleh KWT, Pembuatan akun dunia sosial produk kopi kopi organik, Pemasaran via online dengan mitra Komunitas Tapis Blogger. Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekarsari Desa Srimenanti dan industri rumahan Sinaunung memproduksi kopi bubuk dengan bermacam varian dari kopi bubuk organik rabusta, kopi luwak, kopi petik merah olah basah, kopi jahe, kopi lanang, kopi kawa daun gula semut, kopi pinang muda.
    [Show full text]
  • Kopi Luwak Coffee
    KOPI LUWAK KOPI LUWAK “THE WORLD’S MOST EXPENSIVE COFFEE” “THE WORLD’S MOST EXPENSIVE COFFEE” An Asian palm civet eating the red berries of an Indonesian coffee plant. An Asian palm civet eating the red berries of an Indonesian coffee plant. Most expensive coffee in the world? Maybe. Kopi Luwak, or Civet Coffee, is really expensive. Most expensive coffee in the world? Maybe. Kopi Luwak, or Civet Coffee, is really expensive. We’re talking $60 for 4 ounces, or in some Indonesian coffee shops, $10 per cup. It is We’re talking $60 for 4 ounces, or in some Indonesian coffee shops, $10 per cup. It is undoubtedly a very rare cup of coffee. undoubtedly a very rare cup of coffee. Tasting notes: vegetabley, tea-like and earthy Tasting notes: vegetabley, tea-like and earthy *We sourced these beans from a small coffee farmer in Bali, Indonesia *We sourced these beans from a small coffee farmer in Bali, Indonesia and the roasting is done here in the states. and the roasting is done here in the states. So, what is Kopi Luwak? So, what is Kopi Luwak? Coffee beans are actually seeds found in the pit of cherry-sized fruits on the coffee plant. Coffee beans are actually seeds found in the pit of cherry-sized fruits on the coffee plant. Before coffee beans are ready to be sold to the consumer, they are separated from the flesh of Before coffee beans are ready to be sold to the consumer, they are separated from the flesh of the fruit, fermented, and roasted.
    [Show full text]
  • Welcome to the Heaven of Specialty Coffee
    Coffee Quotes INDONESIA “ I have measured out my life with coffee spoons. ” (T. S. Eliot) “ If I asked for a cup of coffee, EDITION someone would search for the double meaning. ” (Mae West) “ To me, the smell of fresh-made coffee is one Trade•Tourism•Investment FIRST of the greatest inventions. ” (Hugh Jackman) “ The ability to deal with people is as purchasable a commodity as sugar or coffee and I will pay more for that ability than for any other under the sun. ” Welcome to The Heaven (John D. Rockefeller) “ Coffee is a language in itself. ” of Specialty Coffee (Jackie Chan) “ I like cappuccino, actually. But even a bad cup of coffee is better than no coffee at all. ” (David Lynch) “ If it wasn't for the coffee, I'd have no identifiable personality whatsover. “ (David Letterman) :” Good communication is as stimulating as black coffee, and just as hard. ” (Anne Spencer) “ I would rather suffer with coffee than be senseless. “ (Napoleon Bonaparte) “ Coffee, the favourite drink of civilize world. ” (Thomas Jefferson) “ What on earth could be more luxurious than a sofa, a book and a cup of coffee? “ (Anthony Troloppe) “Coffee is far more than a beverage. It is an invitation to life, (Foto: web/edit) disguised as a cup of warm liquid. It’s a trumpet wakeup call or a gentle rousing hand on your shoulder… Coffee is an experience, an offer, a rite of passage, a good excuse to get together. ” (Nichole Johnson) “ A guy’s gotta live, you know, gotta make his way and find his Exotic & Unique Indonesian Coffee meaning in life and love, and to do that he needs coffee, he needs coffee and coffee and coffee.
    [Show full text]
  • Tugu-Kunstkring-Pale
    PREMIUM COGNAC hennessy xo 250 remy martin xo 250 martell xo 250 martell cordon bleu 230 VSOP COGNAC hennessy vsop 135 martell vsop 135 remy martin vsop 135 WHISKY SINGLE MALT Monkey Shoulder 110 Balvenie 12 yrs 125 glenlivet 18 yrs 200 glenlivet 15 yrs 175 glenlivet 12 yrs 125 macallan 18 yrs 200 macallan 12 yrs 135 Highland Park 12 yrs 150 glenfiddich 12 yrs 135 glenmorangie 10 yrs 125 glenmorangie 18 yrs 200 SUPER PREMIUM SCOTCH chivas regal royal solute 21 yrs 300 chivas regal 18 yrs 225 johnnie walker gold label 200 PREMIUM SCOTCH Hakushu 12 YO 160 Johnnie walker black label 120 ballantines 12 yrs 105 Chivas Regal 12 yrs 105 j & b rare 90 Akashi White Oak 110 IRISH, SOUR MASH, BOURBON & RYE Jack Daniels Gentleman Jack 125 canadian club 90 john jameson 90 old bushmills 90 VODKA Ciroc 150 Fashion 150 Grey Goose 125 absolut blue 100 Absolut flavours: Vanilla,Pear,Citron,Mango,Kurant,Ruby Red, 100 Rasberry,Mandarin,Peach,Watkins (coffee & almond) RUM Sagatiba 125 Havana 105 Bacardi gold 100 malibu coconut 90 myer’s 85 Bacardi 85 TEQUILA patron Anejo 185 patron reposado 150 patron xo café 125 jose cuervo 105 sauza gold 90 GIN Hendricks 140 Bulldog gin 100 Tanqueray 100 Bombay sapphire 100 Beefeater 85 Seagrams 85 APERITIF pimm’s #1 95 campari bitter 95 pernod 95 VERMOUTH martini bianco 80 martini dry 80 martini rosso 80 LIQUEURS amaretto disaronno, bailey’s irish cream 105 cointreau, benedictine, drambuie, frangelico 105 galliano, grand marnier, kahlua, midori,chambord raspberry, 105 southern comfort, tia maria, sambuca vaccari,hypnotic,jaigermeister,
    [Show full text]
  • Download Full-Text
    Pinisi Discretion Review Volume 3, Issue 1, September, 2019 Page. 39- 46 ISSN (Print): 2580-1309 and ISSN (Online): 2580-1317 Analysis of Sales Level Through the Cost of Promotion in Gas 15 Coffee and Friends Ciputat Restaurant in Tangerang Selatan City Juhaeri1, Paeno2, Udin Ahidin3, Kautsarzafira4 1.2,3,4 Universitas Pamulang E-mail: [email protected] (Received: February-2019; Reviewed: April-2019; Accepted: Juni-2019; Avalaibel Online: July-2019; Published: September-2019) This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License CC-BY-NC-4.0 ©2019 by author (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/) ABSTRACT Responding to intense competition, companies must have a competitive strategy. No matter how good a product is if consumers are not notified, then the product will not be purchased by consumers. The main purpose of this study was to determine the costs incurred, to determine sales, and to determine the effect of promotional costs on sales at Gas15 Coffee And Friend Restaurant in Ciputat, South Tangerang City. The research method used in this research is a quantitative descriptive and quantitative associative approach with the verification approach. The method of collection is by observing, studying documentation and studying literature. The analytical method used is the Simple Linear Regression Test, Product Moment Correlation Test, Determination Test, and Hypothesis Test (t-test). The data is then processed using the Statistical Social Science (SPSS) version 23.00. The results of this study indicate that the promotion costs incurred during the past five years have increased. Sales over the past five years have fluctuated.
    [Show full text]
  • Morning Coffee in the Clouds
    MORNING COFFEE IN THE CLOUDS Arrival daily from 7 am to 9 am Minimum Spend AED 100 per person Tables upon availability SIGNATURE COFFEE Kopi Luwak 120 The world’s most premium coffee - 100% Wild Kopi Luwak from Indonesia. Smooth, balanced, rich flavour and complex aroma, nutty with notes of caramel. You can enjoy it on classic Italian way as an espresso, cappuccino or with warm milk on the side. Kopi Luwak Martini 140 Elegant mocktail made with our signature infusion of Kopi Luwak beans, Vanilla sticks from Madagascar, premium Brazilian oranges and sugar cane syrup. Best way to start your day on the top of the World. Kopi Luwak Gold Cappuccino 160 Our signature Gold Cappuccino with 24-karat gold flakes. Magnificent coffee drink in the World’s highest Restaurant & Lounge will be one of the most unique experiences of your life. Mini Dessert Platter 80 Cheesecake, vanilla scone, chocolate scone, madeleines, pate de fruit. All prices are in AED and are inclusive of %10 Municipality Fee and %10 Service Charge. VAT of %5 has been added to the net value of the mentioned prices. REFRESHMENTS Red Sand 45 Red of Arabia tea with the hint of ginger blended with yuzu and Caribbean orange. Afternoon Delight 45 Happy hour tea blended with fresh fennel, peach, fresh pineapple and passion fruit caviar. Miraculous Mandarin 45 Miraculous Mandarin iced tea with spiced ginger and pear Tropical Smile 45 Fresh passion fruit and mango layered with coconut flavored cream. High Berry 45 Pink Flamingo tea blended with black currant, cranberry and elderflowers.
    [Show full text]
  • REPO-16033480687958244.Pdf
    1 EKONOMI KREATIF DAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI BALI OLEH DR. A. A. GDE PUTRA PEMAYUN, M.Si UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR 2018 2 KATA PENGANTAR Industri pariwisata sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara. Semakin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada di muka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Quick Yielding Industry berarti cepat menghasilkan. Dengan pengembangkan pariwisata sebagai suatu industri, devisa (foreign exchange) akan lebih cepat jika dibandingkan dengan kegiatan ekspor yang dilakukan secara konvensional. Devisa yang diperoleh langsung pada saat wisatawan melakukan perjalanan wisata, karena wisatawan harus membayar semua kebutuhannya mulai dari akomodasi hotel, makanan dan minuman, transportasi lokal, oleh-oleh atau cenderamata, hiburan city sightseeing dan tours. Semuanya dibayar dengan valuta asing yang tentunya ditukarkan di money changer atau bank. Dalam industri pariwisata di Bali berada di bawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tersebut, bertugas mengatur dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan (sustainability tourism). Kepariwisataan yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. Permintaan dalam industri pariwisata yakni banyaknya kesempatan rekreasi dari individu untuk menggunakan waktu luang.
    [Show full text]
  • (Kopi Luwak) and Ethiopian Civet Coffee
    Food Research International 37 (2004) 901–912 www.elsevier.com/locate/foodres Composition and properties of Indonesian palm civet coffee (Kopi Luwak) and Ethiopian civet coffee Massimo F. Marcone * Department of Food Science, Ontario Agricultural College, Guelph, Ont., Canada N1G 2W1 Received 19 May 2004; accepted 25 May 2004 Abstract This research paper reports on the findings of the first scientific investigation into the various physicochemical properties of the palm civet (Kopi Luwak coffee bean) from Indonesia and their comparison to the first African civet coffee beans collected in Ethiopia in eastern Africa. Examination of the palm civet (Kopi Luwak) and African civet coffee beans indicate that major physical differences exist between them especially with regards to their overall color. All civet coffee beans appear to possess a higher level of red color hue and being overall darker in color than their control counterparts. Scanning electron microscopy revealed that all civet coffee beans possessed surface micro-pitting (as viewed at 10,000Â magnification) caused by the action of gastric juices and digestive enzymes during digestion. Large deformation mechanical rheology testing revealed that civet coffee beans were in fact harder and more brittle in nature than their control counterparts indicating that gestive juices were entering into the beans and modifying the micro-structural properties of these beans. SDS–PAGE also supported this observation by revealing that proteolytic enzymes were penetrating into all the civet beans and causing substantial breakdown of storage proteins. Differences were noted in the types of subunits which were most susceptible to proteolysis between civet types and therefore lead to differences in maillard browning products and therefore flavor and aroma profiles.
    [Show full text]
  • Pengetahuan Seni Teater Bali
    PENGETAHUAN SENI TEATER BALI Penulis: Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd I Kadek Widnyana,SSP.,M.Si Ni Luh Armini. S.Pd Ni Nyoman Sukasih. S.Pd Dra Ni Nyoman Suci������, M.Pd PENGETAHUAN SENI TEATER BALI Penulis : Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd I Kadek Widnyana,SSP.,M.Si Ni Luh Armini. S.Pd Ni Nyoman Sukasih. S.Pd Dra Ni Nyoman Suci������, M.Pd Tata letak : SutaGiri Penerbit : PT. Empat Warna Komunikasi Jl. Pluto No. 2 Denpasar 80113 - Bali Telp. 62-361-232172, 263804, Fax. 62-361-233896 E-mail : [email protected] Cetakan Pertama : Mei 2011 xi + 188 hlm : 14.5 x 21 cm ISBN : 978-979-1108-41-6 Hak Cipta pada Penulis, Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang : Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Telah dikoreksi oleh Penyusun/Penulis, Isi diluar tanggungjawab Penerbit/Percetakan ii Pengetahuan Seni Teater Bali Kata Pengantar Om Swastiastu, Segenap puja dan puji dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan, dan kekuatan lahir dan bathin kepada Tim Penyusun sehingga buku ini dapat tersusun dan terbit tepat pada waktunya. Buku ini diberi judul Pengetahuan Seni Teater, pada dasarnya disusun dan diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan para guru seni dan siswa di jenjang pendidikan dasar dan menengah yang sedang mempelajari mata pelajaran seni budaya khususnya seni teater. Dari hasil diskusi antara dosen teater Institut Seni Indonesia Denpasar dengan guru-guru seni teater di Bali, disepekati untuk menyusun sebuah buku yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran seni tari. Tim Penyusun telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk menyajikan karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di atas lembaran-lembaran buku ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan.
    [Show full text]
  • “SALAM NAMASTE” SEBAGAI PENGUATAN IDENTITAS SOSIAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL Yovita Arie Mangesti1
    Mimbar Keadilan Volume 14 Nomor 1 Februari 2021 Yovita Arie Mangesti PERLINDUNGAN HUKUM PEMBERIAN HAK CIPTA ATAS “SALAM NAMASTE” SEBAGAI PENGUATAN IDENTITAS SOSIAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL Yovita Arie Mangesti1 Abstract "Salam Namaste" is a gesture of placing your palms together on your chest and bending your body slightly, which is commonly practiced by Indonesians as a symbol of respect for someone they meet. This body gesture is a safe way of interacting during a pandemic, because it can minimize virus transmission through body contact without losing the noble meaning of human interaction with each other. "Salam Namaste" is a means of communication that unites the diversity of Indonesian cultures. This paper uses a conceptual, statutory and eclectic approach to "Salam Namaste" which is a form of traditional cultural expression. Indonesian culture is full of wisdom, so that "Salam Namaste" deserves legal protection in the form of State-owned Intellectual Property Rights as regulated in Article 38 of Law of the Republic of Indonesia Number 28 of 2014 concerning Copyright. Keywords: copyright; local wisdom "Salam Namaste"; strengthening of social identity Abstrak “Salam Namaste” merupakan gestur tubuh mengatupkan kedua telapak tangan di dada dan sedikit membungkukkan badan, yang lazim dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagai simbol penghormatan terhadap seseorang yang dijumpai. Gestur tubuh ini menjadi cara berinteraksi yang aman di masa pandemi, karena dapat meminimalisir penularan virus lewat kontak tubuh tanpa kehilangan makna luhur interaksi manusia dengan sesamanya. “Salam Namaste” menjadi sarana komunikasi yang menyatukan keragaman budaya Indonesia. Tulisan ini menggunakan pendekatan konseptua, perundang-undangan serta eklektik terhadap “Salam Namaste” yang merupakan suatu bentuk ekspresi budaya tradisional.
    [Show full text]
  • "Fasilitas Agrowisata Di Kalisat, Bondowoso" 1.1.2. Pengerti
    1. PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul 1.1.1. Judul Proyek "Fasilitas Agrowisata di Kalisat, Bondowoso" 1.1.2. Pengertian Judul Fasilitas Agrowisata di Kalisat, Bondowoso didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk wisata perkebunan di desa Kalisat, kabupaten Bondowoso berupa perkebunan kopi arabika dan stroberi, produksi kopi luwak serta percontohan pengolahan kopi. Komoditas agro yang ada disandingkan dengan fasilitas wisata berupa percontohan, pembibitan, penanaman, pasca panen, serta pengolahan dan ditunjang dengan fasilitas penginapan, fasilitas menikmati hasil produksi (kopi arabika, jus stroberi, kopi luwak, dodol stroberi, sirup stroberi, kopi stroberi), fasilitas tambahan berupa keliling kebun kopi arabika dan stroberi, kunjungan ke pabrik kopi serta fasilitas untuk menikmati wisata alam Kawah Ijen dan kawah wurung. 1.2 Latar Belakang Dalam era globalisasi, Indonesia memiliki potensi yang sangat baik di sektor pariwisata dan untuk mengembangkannya dibutuhkan pengelolaan yang baik. Oleh karena itu, setiap wilayah di Indonesia harus dapat mengelola dan mengembangkan potensi wisata masing-masing agar dapat memajukan pariwisata Indonesia sehingga dapat bersaing dengan negara yang lain. Jawa Timur merupakan bagian dari pulau Jawa yang memiliki berbagai potensi wisata, yaitu wisata alam, budaya, sejarah, dan wisata khusus. Dalam rencana pengembangan pariwisatanya, Jawa Timur dibagi menjadi 7 kawasan yang memiliki penekanan pada obyek wisata tertentu, yaitu kawasan Surabaya, Bojonegoro, Madiun, Kediri, Malang, Madura, dan Jember. Kawasan Jember sendiri memiliki perencanaan pengembangan wisata di sektor wisata alam dan 1 Universitas Kristen Petra minat khusus seperti wisata tirta, buru, dan agro (Direktorat Jenderal Pariwisata IV-15-16). Gambar 1.1: Kategorisasi kawasan Jember berdasarkan keanekaragaman obyek Sumber : Direktorat Jenderal Pariwisata (1994, p.VI-18) Kabupaten Bondowoso yang termasuk dalam kawasan Jember, memiliki kedua potensi wisata tersebut yaitu di kawasan gunung Ijen.
    [Show full text]
  • Kopi Luwak: a Niche Product in a Highly Monopolistic Market By: Adela Cornelia Fedora / 130520007
    Kopi Luwak: A Niche Product in a Highly Monopolistic Market By: Adela Cornelia Fedora / 130520007 Most historical research defines a monopolistic competition model to focus on the constant elasticity of substitution which delivers a constant demand and markups. However, in the recent economic model, firms are able to develop a relationship with consumers and generate utility that is symmetric (Etro, 2017). Oligopolistic competition, however, is where markets consumers’ demands are affected by price defining factors, either balanced or imbalanced. The focus of oligopoly is on price defining factors which departs from historical statistical analyses on imperfectly competitive markets with a small number of competitors (Colombo & Labrecciosa, 2020). This paper will analyze whether Kopi luwak in the coffee industry can be considered as monopolistic competition or oligopoly. Civet coffee or known as Kopi Luwak is an uncommon, yet superior coffee based in Indonesia in which the production process involves an Asian palm civet, a local animal from Indonesia. What makes this Kopi Luwak unique and different from other coffees is that this coffee was made from civet’s feces through the fermentation process inside its stomach. The internal fermentation brings a unique flavor that lessens the protein and reduces the bitterness of the coffee (Pratono & Radjamin, 2012). In order for this paper to identify which type of competition Luwak coffee is competing in, the two largest differences between monopolistic and oligopoly are the elasticity and the nicheness of the product. (Etro, 2017) The first parameter is price elasticity which refers to the degree to which the effective desire for something changes as its price changes (Csereklyei, 2020).
    [Show full text]