PENGARUH PENGEMASAN TERHADAP UMUR SIMPAN BANDENG DURI LUNAK DI PT. BANDENG JUWANA “ERLINA” SEMARANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Disusun oleh: Bong Yosua Adhitya Santoso 16.I1.0175

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2019 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek di PT. Bandeng Juwana “Erlina” pada periode Januari – Februari 2019 dan menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Kerja praktek adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa dengan Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. Kerja Praktek berfungsi mahasiswa dapat memahami dan mengenal dunia kerja dan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah, dan juga untuk memperluas pengalaman mahasiswa. Atas rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek dengan judul “PENGARUH PENGEMASAN TERHADAP UMUR SIMPAN BANDENG DURI LUNAK DI PT. BANDENG JUWANA “ERLINA” SEMARANG”. Laporan Kerja Praktek disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan.

Penulis juga menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini bisa diselesaikan berkat usaha, dukungan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi STP, MSc, selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UNIKA Soegijapranata yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek. 2. Ibu Meiliana, S.GZ, MS, selaku koordinator Kerja Praktek yang telah mendukung dan memberi ijin kepada penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek di PT. Bandeng Juwana “Erlina” Semarang. 3. Ibu Dr. Ir. Ch. Retnaningsih, MP, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam membimbing, memberikan saran dan dukungan dari persiapan hingga akhir penyusunan laporan kerja praktek ini.

i ii

iii

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i LEMBAR PENGESAHAN ...... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ...... iv DAFTAR TABEL ...... vi DAFTAR GAMBAR ...... vii 1. PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek ...... 1 1.2. Tujuan ...... 1 2. PROFIL PERUSAHAAN ...... 2 2.1. Sejarah Perusahaan ...... 2 2.2. Lokasi dan Tata Letak PT. Bandeng Juwana “Erlina” ...... 3 2.3. Prinsip Kerja PT. Bandeng Juwana “Erlina” ...... 4 2.4. Struktur Organisasi ...... 4 2.5. Ketenagakerjaan ...... 5 2.6. Fasilitas ...... 5 3. SPESIFIKASI PRODUK ...... 6 3.1. Jenis Produk Bandeng Yang Dihasilkan ...... 6 3.2. Daftar Harga Produk ...... 8 3.3. Kapasitas Produksi ...... 9 3.4. Orientasi Pasar ...... 9 4. PROSES PRODUKSI ...... 10 4.1. Peralatan Produksi ...... 10 4.1.1. Cool room (Cold Storage) ...... 10 4.1.2. Pressure Cooker ...... 10 4.1.3. Vacuum Sealer ...... 10 4.1.4. Mesin Pengemas ...... 11 4.2. Proses Produksi Bandeng Duri Lunak ...... 13 4.2.1. Penerimaan Bahan Baku Bersih ...... 14 4.2.2. Penyimpanan di Cold Storage ...... 14 v

4.2.3. Thawing ...... 14 4.2.4. Pelumuran Ikan Bandeng dan Penyusunan di Loyang ...... 15 4.2.5. Proses Pemasakan ...... 16 4.2.6. Pendinginan ...... 16 4.2.7. Pengemasan ...... 17 4.3. Proses Produksi Sambal Sachet ...... 20 4.3.1. Proses Pembuatan Sambal Sachet ...... 20 4.3.1.1. Pencucian ...... 20 4.3.1.2. Penggorengan ...... 21 4.3.1.3. Penggilingan ...... 21 4.3.1.4. Pengadukan atau Pencampuran ...... 22 4.3.1.5. Pendinginan ...... 22 4.3.1.6. Pengemasan Sambal ...... 23 5. PEMBAHASAN ...... 24 5.1. Pengemasan ...... 25 5.2. Pengemasan Vacuum ...... 27 6. KESIMPULAN DAN SARAN ...... 28 6.1. Kesimpulan ...... 28 6.2. Saran ...... 28 7. DAFTAR PUSTAKA ...... 29 8. LAMPIRAN ...... 31 8.1. Kartu Bimbingan Kerja Praktek...... 31 8.2. Presensi Kerja Praktek ...... 31 8.3. Hasil Plagscan Unicheck ...... 31 8.4. Struktur Organisasi PT. Bandeng Juwana “Erlina” ...... 35 8.5. SNI Ikan Bandeng ...... 36 8.6. Kandungan Gizi Ikan Bandeng ...... 36 8.7. Daftar Harga Produk ...... 37

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Produk Olahan Bandeng ...... 6

vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pressure Cooker ...... 10 Gambar 2. Vacuum Sealer ...... 11 Gambar 3. Sambal Kemasan ...... 11 Gambar 4. Mesin Pengemas Sambal ...... 12 Gambar 5. Diagram Alir Produksi Bandeng Duri Lunak di PT. Bandeng Juwana “Erlina” 13 Gambar 6. Pencucian Ikan Bandeng ...... 14 Gambar 7. Bumbu bawang putih dan kunyit ...... 15 Gambar 8. Penyusunan ikan bandeng di loyang...... 15 Gambar 9. Proses Pemasakan Ikan Bandeng...... 16 Gambar 10. Ruang Pendinginan ...... 16 Gambar 11. Lampu UV di ruang pendinginan / ruang penyimpanan ...... 17 Gambar 12. Kemasan Primer Bandeng Duri Lunak ...... 17 Gambar 13. Kemasan Sekunder Bandeng Duri Lunak...... 18 Gambar 14. Bandeng Duri Lunak Vacuum Basah ...... 18 Gambar 15. Bandeng Duri Lunak Vakum Kering ...... 19 Gambar 16. Kemasan Sekunder Bandeng Duri Lunak Vacuum Kering ...... 19 Gambar 17. Diagram Alir Proses Produksi Sambal di PT. Bandeng Juwana “Erlina” ...... 20 Gambar 18. Penggorengan Cabai Merah dan Bawang Merah ...... 21 Gambar 19. Alat Penggiling ...... 21 Gambar 20. Proses Pengadukan Sambal ...... 22 Gambar 21. Pendinginan Sambal Dengan Suhu Ruang ...... 22 Gambar 22. Pengemasan Sambal Sachet ...... 23 Gambar 23. Ikan Bandeng Dibungkus Dengan Plastik PVC ...... 25 Gambar 24. Pembungkus Sekunder Ikan Bandeng Berbahan Karton ...... 26

vii

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Kerja Praktek adalah salah satu mata kuliah wajib di Program Studi Teknologi Pangan UNIKA Soegijapranata yang dilaksanakan pada saat semester V atau VI. Kerja Praktik dilaksanakan agar setiap mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan merasakan situasi nyata di dunia kerja secara langsung serta mendapat tambahan pengalaman dan wawasan tentang dunia kerja. Tujuan dari kerja praktek adalah menerapkan dasar-dasar teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan, menambah wawasan dalam dunia kerja, bagaimana menghadapi suatu situasi atau masalah yang ada di lapangan secara langsung, dan mendapat gambaran dunia kerja. PT. Bandeng Juwana “Erlina” dipilih karena perusahaan tersebut telah memproduksi bandeng duri lunak yang berkualitas, diminati pasar serta menjadi ikonik kota Semarang yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Proses pembuatan bandeng duri lunak dimulai dari bahan baku mentah sampai produk jadi perlu proses secara kontinyu. Pengendalian mutu dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Penerapan HACCP: 2017 dari Laboratorium IPB Food Safety Management System Assurance (ILFA – IPB) digunakan sebagai acuan untuk proses produksi. Pada proses pengolahannya, bandeng duri lunak hasil produksi PT. Bandeng Juwana “Erlina” telah melalui proses yang sistematis dan lengkap sehingga dihasilkan bandeng duri lunak yang memenuhi standar SNI (Standar Nasional ) dan permintaan dari pembeli. Kegiatan kerja praktek di PT. Bandeng Juwana “Erlina” dilaksanakan selama tiga minggu terhitung mulai Januari 2019 – Februari 2019. Metode yang dipakai pada pelaksanaan Kerja Praktek adalah pengamatan langsung, diskusi, wawancara dan berperan langsung dalam kegiatan produksi di tempat praktek dan melalui pustaka yang berkaitan dengan kerja praktek.

1.2. Tujuan Mengetahui perbedaan jenis pengemasan terhadap umur simpan dari bandeng dan menambah pengalaman tentang dunia kerja untuk bekal di masa depan.

1

2. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan Awalnya dr. Daniel adalah seorang dokter umum di Rumah Sakit negeri di Semarang yang sekarang namanya menjadi Rumah Sakit Tugu. Gaji yang didapat dari bekerja menjadi dokter umum tersebut tidak banyak sehingga dr. Daniel membuka usaha sampingan yang awalnya adalah usaha bakery karena dulu bakery di sangat laris dan mengikuti trend tersebut. Tetapi saat mencari informasi, usaha bakery membutuhkan modal yang besar karena mesin – mesin yang dipakaipun juga besar. Dari situ akhirnya dr. Daniel mencoba untuk membuat bandeng selama 3 – 4 bulan lamanya melakukan percobaan tersebut dengan mencobakannya kepada teman – teman terutama pada teman yang pintar memasak untuk mendapat kritik dan saran. Bermodalkan pressure cooker dapur kecil untuk melakukan percobaan dengan memasak 1 sampai 1,5 kg bandeng. Akhirnya pada Desember 1980 percobaan berhasil dan membuka usaha pada 3 Januari 1981 di depan rumah sendiri. Saat pertama kali membuka usaha, bandeng hanya laku sebanyak 3 ekor saja. Namun ini tidak menggoyahkan semangat dr. Daniel dan istri untuk membuka usaha bandeng duri lunak dengan terus belajar dan memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk mengembangkan usaha tersebut. Semangat pantang menyerah, sikap terus belajar dan memanfaatkan peluang – peluang yang ada inilah yang menjadi kunci kesuksesan dr. Daniel sampai sekarang. Nama “PT. Bandeng Juwana” didapat karena sang istri berasal dari Juwana dan bandeng dari Juwana terkenal enak dan lezat.

Peluang – peluang yang dimanfaatkan oleh dr. Daniel adalah: ➢ Toko tetap buka saat Hari Raya Idul Fitri (Lebaran dan Puasa) Saat Hari Raya Idul Fitri banyak toko yang tutup padahal para pembeli pasti ingin belanja untuk membawa buah tangan ke keluarga. Maka dari itulah saat Hari Raya Idul Fitri PT. Bandeng Juwana “Erlina” tetap buka. ➢ Pelayan toko yang bersikap ramah Para pelayan sudah diberi arahan dari dr. Daniel untuk selalu bersikap ramah terutama saat mendapat kritik dan saran.

2

3

➢ Penempatan timbangan di luar Timbangan di luar agar para pembeli bisa melihat langsung bandeng yang akan mereka beli itu benar dan tidak ada kecurangan sama sekali, sehingga para pembeli akan puas dan senang ketika melihat tidak ada kecurangan sama sekali. ➢ Bandeng diletakkan di lemari khusus Isi dari lemari – lemari ini adalah untuk menyimpan bandeng sementara dan pembeli bisa melihat langsung bandeng mana yang akan dipilih oleh pembeli sesuai keinginannya. ➢ Membuka cabang usaha dekat toko utama Pada 21 April 1986 dr. Daniel mengembangkan usahanya untuk membuka toko roti dengan nama “Dyriana”. Usaha ini dibuka untuk mengambil peluang yang ada karena pada saat itu usaha bakery sedang ramai di pasaran sehingga dr. Daniel memanfaatkan kesempatan itu untuk mengembangkan usahanya. ➢ Waroeng Bandeng agar pelanggan tidak repot Pada 17 Desember 2007 dr. Daniel membuka Waroeng Bandeng di Lantai 2 Toko utama dengan tujuan agar pembeli tidak repot mencari makan apabila kondisi toko dalam keadaan ramai atau sedang pembeli sedang beristirahat. Bahan makanan dari Waroeng Bandeng berasal dari produk gagal bandeng (ekor patah, bandeng remuk). ➢ Jam Buka Toko Jam buka PT. Bandeng Juwana “Erlina” pada pukul 08.00 WIB dimana jam buka ini lebih cepat dari toko lain yang bukanya lebih siang. ➢ Bekerja sama dengan Jasa Pengiriman “JNE” PT. Bandeng Juwana “Erlina” bekerja sama dengan jasa pengiriman “JNE” dalam hal pengiriman keluar kota dimana memiliki perjanjian jika barang rusak “JNE” akan menggantinya dengan uang dan PT. Bandeng Juwana “Erlina” akan membeli produk baru lagi.

2.2. Lokasi dan Tata Letak PT. Bandeng Juwana “Erlina” Lokasi PT. Bandeng Juwana “Erlina” ada di Jalan Pandanaran No. 57, Toko Dyriana Jalan Pandanaran No. 51A, Restaurant Elrina Jalan Pandanaran No. 83, Industri Raya I/274 D, dan Jalan Gatot Subroto Semarang. Letak gedung penyimpanan bahan baku dan proses produksi 4

dibuat sesuai dengan alur materi yang ada sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik dan efisien.

2.3. Prinsip Kerja PT. Bandeng Juwana “Erlina” Prinsip kerja yang diterapkan di PT. Bandeng Juwana “Erlina” adalah: ➢ Saling Menguntungkan Prinsip kerja ini diterapkan untuk selalu menjaga dan membentuk hubungan yang baik antar sesama karyawan, para pelanggan, dan masyarakat yang ada disekitar lingkungan PT. Bandeng Juwana “Erlina” demi kemajuan bersama. ➢ Selalu Menerima Kritik dan Saran PT. Bandeng Juwana “Erlina” bisa berkembang hingga sekarang tidak lepas dari peran pelanggan yang selalu memberi kritik dan saran demi kemajuan dan keberlangsungan PT. Bandeng Juwana “Erlina”. Kritik dan saran tersebut akan selalu dibawa ke dalam rapat kerja. ➢ Kreativitas dan Penjagaan Mutu Perkembangan yang begitu pesat dari PT. Bandeng Juwana “Erlina” karena selalu berusaha untuk kreatif untuk menciptakan produk – produk baru dan menjaga mutu dari setiap produk yang sudah ada maupun produk yang masih baru demi kepuasaan pelanggan. ➢ Bertumbuh menjadi besar dalam kasih Pertumbuhan yang sudah terjadi hingga saat ini tidak bisa dihindari karena kasih dan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Inilah yang membuat PT. Bandeng Juwana “Erlina” bisa terus bertumbuh di tengah – tengah persaingan dunia usaha yang berat dan luar biasa. Maka dari itulah PT. Bandeng Juwana “Erlina” selalu berusaha menempatkan kasih menjadi faktor utama menjalankan usahanya dan demi karyawan, pelanggan, dan masyarakat sekitar.

2.4. Struktur Organisasi PT. Bandeng Juwana “Erlina” dipimpin oleh satu direktur yang bertugas sebagai pengambil keputusan operasional perusahaan, membina seluruh karyawan, dan bertanggung jawab atas keberlangsungan dari perusahaan. Direktur dibantu oleh satu sekretaris dan 7 bagian yaitu: R&D, Keuangan, Personalia & Umum, Pembelian & Inventory, Produksi, Toko atau 5

Marketing, dan Maintenance. Masing – masing bagian memiliki kepala bagian dan membawahi bagian – bagian lainnya.

2.5. Ketenagakerjaan Karyawan dari PT. Bandeng Juwana “Erlina” banyak yang berasal dari SMP – S1 yang semuanya dibagi menjadi 2 yaitu karyawan kontrak (musiman) dan karyawan tetap. Karyawan kontrak terdiri dari 30 orang yaitu 20 orang sebagai pramuniaga, 3 orang pada bagian produksi, 4 orang pada bagian kebersihan, dan 3 orang sebagai supir. Untuk karyawan tetap terdiri dari 487 orang yaitu 1 orang sebagai sekretaris, 12 orang sebagai bagian divisi keuangan, 10 orang sebagai bagian divisi personalia dan umum, 20 orang sebagai bagian divisi pembelian & inventory, 20 orang sebagai bagian R&D, 192 orang sebagai pramuniaga, 127 orang sebagai bagian divisi produksi, 12 orang bagian divisi kebersihan, 10 orang sebagai divisi maintenance, dan 25 orang sebagai supir.

2.6. Fasilitas PT. Bandeng Juwana “Erlina” memberikan fasilitas untuk karyawannya, yaitu: ➢ Tempat ibadah ➢ Kenaikan gaji setiap tahun melalui evaluasi kerja ➢ Fasilitas Kesehatan berupa: o Pengobatan dan perawatan di RS. Pantiwilasa Dr. Cipto dan Poliklinik Bethesda GKI Peterongan o Penyediaan berbagai macam obat generik di PT. Bandeng Juwana “Erlina” ➢ Pemberian tempat tinggal bagi karyawan yang berasal dari luar kota khusus pada divisi produksi dan jam kerja tertentu ➢ Tunjangan Hari Raya untuk karyawan yang sudah bekerja minimal 3 bulan di PT. Bandeng Juwana “Erlina”.

3. SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Jenis Produk Bandeng Yang Dihasilkan PT. Bandeng Juwana “Erlina” memproduksi 15 jenis produk olahan bandeng. Berikut jenis produk olahan bandeng beserta keterangannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produk Olahan Bandeng Jenis Produk Olahan Bandeng Keterangan Bandeng duri lunak Bandeng yang durinya sudah lunak karena proses pematangan / pengukusan memakai pressure cooker dengan suhu 127oC dan tekanan 2 atmosfer, kemudian dikemas dengan memakai plastik PVC. Memiliki ketahanan hingga 3 hari.

Bandeng duri lunak vacuum Bandeng duri lunak yang proses pembungkusan kering menggunakan pembungkus vacuum dengan plastik berbahan Nylon dan OPP. Ikan bandeng dioven terlebih dahulu baru kemudian dibungkus dan dimasukkan ke dalam mesin vacuum sealer. Memiliki ketahanan hingga 3 bulan.

Bandeng duri lunak vacuum Bandeng duri lunak menggunakan pembungkus berbahan basah plastik Nylon dan OPP. Bandeng dimasukkan ke dalam pembungkus dan di microwave ± 2 menit kemudian dimasukkan ke dalam mesin vacuum sealer. Memiliki ketahanan hingga 7 hari atau lebih.

Bandeng duri lunak oven Bandeng yang sudah matang dari proses pemasakan dengan pressure cooker, dimasukkan ke dalam oven untuk menghillangkan air yang ada di dalam bandeng kemudian dibungkus dengan plastik PVC.

Bandeng goreng biasa Bandeng duri lunak yang sudah matang kemudian langsung digoreng. Memiliki ketahanan 2 hari

Bandeng otak – otak Bandeng yang hanya terdiri dari dagingnya saja kemudian diolah mirip seperti otak – otak pada umumnya dan dikemas memakai plastik PVC.

6

7

Bandeng otak – otak spesial Bandeng otak – otak jenis ini diberi tambahan telur, santan, dan dikukus. Memiliki ketahanan hanya 1 hari.

Bandeng asap duri lunak Setelah proses pemasakan, bandeng duri lunak diasapkan menggunakan serbuk kayu yang dibakar. Produk ini memakai kemasan plastik berbahan PVC.

Bandeng asap duri lunak Bandeng yang diasapkan setelah proses pemasakan vacuum kemudian di vacuum. Memiliki ketahanan 5 hari.

Bandeng Bandeng duri lunak yang diolah dengan menambahkan cabai merah halus, bawang merah, bawang putih, dan sedikit terasi layaknya bumbu pepes pada umumnya. Kemudian dikemas dengan daun pisang untuk kemasan primer dan plastik PVC untuk kemasan sekunder.

Bandeng pepess vacuum Bandeng pepes yang dibungkus dengan plastik berbahan Nylon dan OPP kemudian di tutup dengan mesin vacuum sealer. Memiliki ketahanan hingga 3 hari.

Pepes daging bandeng Daging bandeng yang diolah seperti pepes kemudian diberi cabbai utuh dan petai. Memiliki ketahanan 1 hari saja.

Sate bandeng bone-less Bandeng tanpa duri yang kemudian ditusuk seperti sate dan dimasak menggunakan bumbu layaknya sate biasa kemudian dibakar.

Bandeng teriyaki Bandeng duri lunak yang setelah matang diberi bumbu teriyaki siap pakai.

Perkedel bandeng Daging bandeng tanpa tulang kemudian dicampur dengan bumbu – bumbu untuk pada umumnya. Memiliki ketahanan 1 hari.

Bandeng dalam sarang Bandeng duri lunak setelah matang dimasukkan ke dalam telur lalu digoreng sehingga tubuh ikan bandeng tertutup oleh telur layaknya sarang burung.

8

3.2. Daftar Harga Produk Berikut adalah harga dari produk PT. Bandeng Juwana “Erlina”:

➢ Bandeng Duri Lunak Kecil (5 – 6 ekor) Rp 107.000,00 / kg

Bandeng Duri Lunak Sedang (4 ekor) Rp 112.000,00 / kg

Bandeng Duri Lunak Besar (3 ekor) Rp 117.000,00 / kg

➢ Bandeng Vakum Kering Kecil (5 – 6 ekor) Rp 143.000,00 / kg

Bandeng Vakum Kering Sedang (4 ekor) Rp 153.000,00 / kg

Bandeng Vakum Kering Besar (3 ekor) Rp 163.000,00 / kg

➢ Bandeng Vakum Basah Kecil (5 – 6 ekor) Rp 117.000,00 / kg

Bandeng Vakum Basah Sedang (4 ekor) Rp 122.000,00 / kg

Bandeng Vakum Basah Besar (3 ekor) Rp 127.000,00 / kg

➢ Bandeng Pepes Rp 135.000,00 / kg ➢ Ayam Tulang Lunak Goreng Rp 90.000,00 / kg

Ayam Tulang Lunak Bakar Rp 95.000,00 / kg

➢ Bandeng Otak – otak Rp 185.000,00 / kg ➢ Bandeng Asap Duri Lunak (5 – 6 ekor) Rp 135.000,00 / kg ➢ Bandeng Dalam Sangkar (3 – 4 ekor) Rp 180.000,00 / kg ➢ Bandeng Teriyaki Rp 48.000,00 / ekor ➢ Sate Bandeng Bone-less Rp 58.000,00 / ekor ➢ Bandeng Asap Duri Keras Rp 55.000,00 – Rp 75.000,00 / ekor

9

3.3. Kapasitas Produksi Jumlah kapasitas produksi PT. Bandeng Juwana “Erlina” tergantung permintaan konsumen dan juga kalau ada musim liburan seperti libur lebaran dan libur natal, jumlah kapasitas produksi akan meningkat dari biasanya.

3.4. Orientasi Pasar Seluruh produk bandeng yang dihasilkan akan dijual di: ➢ Toko Bandeng Juwana Elrina (Jl. Pandanaran 57 – 61 Semarang) ➢ Waroeng bandeng (Jl. Pandanaran 57 – 61 Semarang) ➢ Toko Dyriana (Jl. Pandanaran 51A Semarang) ➢ Restaurant Elrina (Jl. Pandanaran 83 Semarang) Selain 4 tempat diatas, produk Bandeng Juwana “Erlina” bisa ditemukan di Bandara Ahmad Yani dan Stasiun Kereta Api Tawang, Semarang. Selain itu, pemasaran produk Bandeng Juwana “Erlina” sudah sampai ke beberapa kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Ada juga produk Bandeng Juwana sampai ke kota – kota kecil yang ada di Jawa Tengah seperti Salatiga, Yogyakarta, Solo, Muntilan, dan sebagainya.

4. PROSES PRODUKSI

4.1. Peralatan Produksi 4.1.1. Cool room (Cold Storage) Ruangan yang dipakai untuk menyimpan ikan bandeng yang masih mentah dalam kondisi beku. Suhu pada ruangan ini antara -16oC sampai -20oC.

4.1.2. Pressure Cooker Alat ini dipakai untuk memasak dan mematangkan ikan bandeng duri lunak. Suhu yang dipakai ±127oC dengan tekanan 2 atm untuk 1 jam 30 menit pertama, sedangkan untuk 1 jam 30 menit berikutnya suhunya ±100oC untuk melunakkan tulang ikan bandeng. Kapasitas pressure cooker adalah 10 kg. Alat pressure cooker dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Pressure Cooker

4.1.3. Vacuum Sealer Alat ini digunakan untuk membungkus ikan bandeng duri lunak dengan metode vacuum. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan menyedot udara didalam kemasan keluar kemudian plastik di seal. Plastik yang digunakan berbahan Nylon 15 atau LLDPE 50 yang khusus untuk proses pengemasan secara vacuum. Alat Vacuum Sealer dapat dilihat pada gambar 2.

10

11

Gambar 2. Vacuum Sealer

4.1.4. Mesin Pengemas Sambal Mesin ini dipakai untuk mengemas sambal merah dengan jenis pengemas yaitu side sealer packaging dengan bantuan pompa untuk mengalirkan sambal ke pengemas. Bahan plastik yang digunakan adalah berbahan dasar PVC. Bentuk sambal kemasan dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Sambal Kemasan

12

Mesin pengemas sambal dengan jenis side sealer dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Mesin Pengemas Sambal 13

4.2. Proses Produksi Bandeng Duri Lunak

Penerimaan bahan baku, bandeng yang sudah disiangi

Bandeng dicuci ulang

Penggaraman

Bahan disortir sesuai ukuran

Sebagian bandeng dimasak sebagian di cool storage

Bandeng dikeluarkan dari cool storage, didiamkan selama 6 jam

Bandeng dilumuri bumbu, dan disusun di loyang

Bandeng disusun di dalam alat sterilisasi, air + jahe untuk sarana pengukus

Bandeng dimasak selama 1,5 jam setelah alat presto mendesis/ berbunyi, tekanan 2 Atm

Bandeng diangkat dan didiamkan sampai tekanan nol

Pendinginan

Pengemasan Gambar 5. Diagram Alir Produksi Bandeng Duri Lunak di PT. Bandeng Juwana “Erlina” 14

Proses produksi ikan bandeng duri lunak diawali dengan penerimaan ikan bandeng yang sudah bersih, pencucian, pensortiran, penyimpangan beku, thawing, pembumbuan, pemasakan, pendinginan, dan ikan bandeng duri lunak dikemas.

4.2.1. Penerimaan Bahan Baku Bersih Di PT. Bandeng Juwana “Erlina”, bahan baku dibeli dari supplier dan pengepul yang berasal dari tambak sendiri. Bahan baku dibeli dari Pati, Demak, dan daerah Semarang. Kemudian sampai di tempat produksi sudah dalam keadaan isi perut bersih. Kemudian setelah bahan diterima, langsung dilakukan pencucian ulang untuk memastikan agar ikan bersih yang dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Pencucian Ikan Bandeng

4.2.2. Penyimpanan di Cold Storage Setelah ikan bandeng selesai dicuci, sebagian ikan yang belum terpakai akan dimasukkan ke dalam Cold Storage. Menggunakan Freon 52 untuk mencapai suhu -16oC sampai -20oC. Ikan bandeng yang ada di Cold Storage berfungsi untuk stok yang dapat bertahan hingga 3 bulan.

4.2.3. Thawing Proses thawing dilakukan saat jam produksi dimulai yaitu pada pukul 08.00. Ikan bandeng yang sudah tersusun rapi di dalam Cold Storage dikeluarkan sesuai kebutuhan saja, kemudian dilakukan proses thawing. Proses thawing berlangsung selama 6 jam. Jika saat hari – hari besar seperti hari libur lebara, libur natal, dan libur sekolah, proses thawing dilakukan dengan 15

cara memberi air mengalir secara terus menerus. Ini dilakukan untuk mempercepat proses thawing dari pada didiamkan di suhu ruang.

4.2.4. Pelumuran Bumbu Ikan Bandeng dan Penyusunan di Loyang Ikan bandeng sebelum dimasak diberi bumbu yang berbahan dasar bawang putih yang dihaluskan dicampur dengan garam. Kemudian setelah pemberian bumbu, ikan bandeng diolesi oleh pewarna alami yang berbahan dasar kunyit utuh dicampur dengan bubuk kunyit kemudian diberi air agar bisa dilumuri langsung ke ikan bandeng yang dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Bumbu bawang putih dan kunyit

Kemudian ikan bandeng disusun di atas loyang yang dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Penyusunan ikan bandeng di loyang 16

4.2.5. Proses Pemasakan Pemasakan dilakukan menggunakan alat pressure cooker yang berbentuk autoclave yang sudah dimodifikasi. Kapasitas dari pressure cooker ini ± 5 – 7 kg Proses pemasakan berlangsung selama ± 3 jam diaman pada 1 jam 30 menit pertama suhu yang digunakan berkisar 127oC dengan tekanan 2 atm. Fungsinya adalah untuk mematangkan ikan bandeng baik diluar maupun didalam. Kemudian 1 jam 30 menit berikutnya api yang ada di kompor dikecilkan untuk menurunkan suhu dan tekanan yang ada di pressure cooker. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya ledakan karena tekanan yang terlalu besar, untuk melunakan tulang ikan bandeng, dan untuk mencegah ikan bandeng overcooked. Proses pemasakan dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Proses Pemasakan Ikan Bandeng

4.2.6. Pendinginan Proses pendinginan dilakukan di ruangan khusus yang sudah diberi kipas angin untuk mempercepat proses pendinginan yang dapat dilihat pada gambar 10.

Kipas

Gambar 10. Ruang Pendinginan 17

Selain itu, ruang pendinginan ini juga dipakai untuk ruang penyimpanan ikan bandeng yang masih belum terjual pada hari itu. Di dalam ruangan ini dilengkapi dengan lampu UV yang terletak di atas rak – rak. Fungsi lampu UV ini adalah untuk mengusir lalat ataupun serangga apapun yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Lampu UV dapat dilihat pada gambar 11. Yang ditunjuk oleh panah

Lampu UV

Gambar 11. Lampu UV di ruang pendinginan / ruang penyimpanan

4.2.7. Pengemasan Ikan bandeng duri lunak yang sudah didinginkan di ruang pendingin akan dikemas menggunakan kemasan primer yang berasal dari plastik PVC yang dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Kemasan Primer Bandeng Duri Lunak 18

Karton dipakai sebagai kemasan sekunder. Pada kemasan sekunder ini, akan diberi tambahan berupa sambal sachet. Kemasan sekunder ini terdapat cap atau logo perusahaan, alamat perusahaan, dan ijin dari Departemen Kesehatan yang dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Kemasan Sekunder Bandeng Duri Lunak

Bandeng duri lunak vacuum basah dibuat dengan cara bandeng duri lunak yang sudah dingin dimasukkan ke dalam plastik nylon kemudian dimicrowave selama ± 2 menit lalu di masukkan alat vacuum sealer untuk di tutup. Ketahanan dari produk ikan bandeng ini adalah selama 7 hari. Bandeng duri lunak vakum basah dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Bandeng Duri Lunak Vacuum Basah 19

Ikan bandeng vacuum kering dibuat dengan cara, pertama ikan bandeng ditata dulu di loyang sesuai dengan ukuran bandeng hingga penuh (total 36 loyang). Bandeng dimasukkan ke dalam oven dan dioven sesuai ukuran masing – masing bandeng. Untuk bandeng kecil antara 60 – 70 menit, untuk bandeng sedang antara 75 – 90 menit, untuk bandeng besar antara 95 – 115 menit. Setelah matang, bandeng dikeluarkan dari oven dan masuk ke ruang packing untuk didinginkan sebentar sampai bandeng menjadi hangat. Kemudian ikan bandeng dimasukkan ke dalam kemasan plastik nylon dan di tutup dengan vacuum sealer. Produk ikan bandeng ini dapat bertahan hingga 3 bulan. Produk bandeng duri lunak vakum kering dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15. Bandeng Duri Lunak Vakum Kering

Kemasan sekunder menggunakan karton dengan terdapat tulisan vakum yang dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Kemasan Sekunder Bandeng Duri Lunak Vacuum Kering 20

4.3. Proses Produksi Sambal Sachet Proses produksi sambal di PT. Bandeng Juwana “Erlina” terdiri dari: pencucian, penggorengan (cabai dan bawang merah), penggilingan (ditambah terasi dan asam jawa), penyampuran (gula jawa, gula pasir, dan garam), pendinginan, dan pengemasan.

Pencucian Bahan

Bawang merah dan Penggorengan ± 30 menit cabai

Terasi dan asam jawa Penggilingan

Gula jawa, gula pasir, Pencampuran ± 3 jam dan garam

Pendinginan

Sambal

Pengemasan

Gambar 17. Diagram Alir Proses Produksi Sambal di PT. Bandeng Juwana “Erlina”

4.3.1. Proses Pembuatan Sambal Sachet 4.3.1.1. Pencucian Bahan – bahan mentah dicuci terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap penggorengan untuk menghindari kotoran – kotoran yang mungkin terdapat di kulit bahan pembuat sambal. Setelah selesai bahan akan didiamkan agar kering.

21

4.3.1.2. Penggorengan Setelah proses pencucian selesai, pembuatan sambal akan diawali dengan penggorengan bawang merah dan cabai merah menggunakan sedikit minyak dimana jumlah minyak yang dipakai harus leih sedikit dari yang digoreng. Proses berjalan selama ± 30 menit yang dapat dilihat pada gambar 18.

Gambar 18. Penggorengan Cabai Merah dan Bawang Merah

4.3.1.3. Penggilingan Bawang merah dan cabai merah yang sudah digoreng digiling dengan alat penggiling dan ditambahkan terasi sebanyak 750 gram dan asam jawa sebanyak 200 gram setelah proses penggilingan selesai. Kemudian didinginkan sebentar hingga suhu ruang. Asam jawa dan terasi dihancurkan dan ditambahkan untuk menambahkan cita rasa dari sambal tersebut supaya tidak hanya menghasilkan rasa yang pedas – pedas saja. Alat penggiling cabai merah dan bawang merah dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19. Alat Penggiling 22

4.3.1.4. Pengadukan atau Pencampuran Setelah dingin, bahan yang sudah digiling dan ditambah dengan asam jawa dan terasi tadi dimasukkan ke dalam mesin pengaduk dan ditambahkan 2 kg gula jawa, dan 750 gram garam dan diaduk selama 2,5 – 3 jam atau sampai homogen untuk 50 kg sambal / batch. Proses pengadukan ini menggunakan kompor juga untuk mematangkan sambal yang dapat dilihat pada gambar 20.

Gambar 20. Proses Pengadukan Sambal

4.3.1.5. Pendinginan Setelah sambal matang, sambal akan dilepas dari alat pengaduk dan ditaruh di atas meja untuk didinginkan selama 1 hari sebelum dikemas. Proses pendinginan berlangsung hingga sambal berwarna hitam yang dapat dilihat pada gambar 21.

Gambar 21. Pendinginan Sambal Dengan Suhu Ruang 23

4.3.1.6. Pengemasan Sambal Setelah proses pendinginan selesai, sambal akan dikemas menggunakan plastik berbahan PVC menggunakan alat side sealer packaging yang dapat dilihat pada gambar 22.

Gambar 22. Pengemasan Sambal Sachet

5. PEMBAHASAN

Ikan bandeng memiliki nama lain Chanos chanos Forks dengan nilai ekonomis yang sangat penting dan banyak di pelihara di tambak – tambak air payau di Indonesia. Bandeng dikonsumsi oleh masyarakat luas di Asia Tenggara pada umumnya dan di Indonesia juga salah satunya. Ikan Bandeng berasal dari familia Chanidae (Prasetyaningtyas et al., 2012). Bandeng mempunyai toleransi salinitas yang besar (euryhalien) sehingga mudah dibudidayakan pada tambak berair payau (Anonim, 2009). Selain bersifat euryhalien, ikan bandeng juga memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi, sehingga cocok dibudidayakan di Indonesia. Salah satu hasil olahan ikan bandeng adalah bandeng duri lunak. Ciri – cirinya hampir mirip dengan bandeng, tetapi tulang, duri dari ekor hingga kepalanya sudah lunak, sehingga dapat dimakan tanpa menimbulkan gangguan duri di mulut (SNI 4106: 2017). Ikan bandeng presto adalah ikan bandeng yang mengalami perlakuan pemasakan pada suhu tinggi dengan atau tanpa tekanan tinggi sehingga tulang dan duri menjadi lunak (SNI 4106: 2017). Pembuatan ikan bandeng di PT. Bandeng Juwana “Erlina” menggunakan cara modern yaitu memakai autoclave untuk memasak. Prinsipnya adalah pemasakan dengan tekanan tinggi sekitar 2 atm sehingga ikan bandeng lebih cepat matang dengan waktu 3 jam.

Menurut Saprianto et al. (2006) dalam Kurniasih et al. (2017), setiap 100 gram bandeng presto mengandung 202,6 kkal energi, 27,10% protein, 9,98% lemak, 0,22% kalsium, dan 58,93% kadar air. Ikan bandeng memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga dapat membuat daya awet dari ikan bandeng semakin rendah. Selain itu ada faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi mutu dari produk pangan menurut Floros dan Gnanasekharan (1993) dalam Herawati (2008) kalau oksigen, uap air, cahaya, mikroorganisme, bantingan dan bahan kimia toksik atau off flavor adalah faktor – faktor lain yang bisa mempengaruhi mutu produk pangan. Penurunan mutu ditunjukkan dengan perubahan secara fisik seperti perubahan bau, warna menjadi coklat atau warna berubah tidak seperti biasanya, perubahan organoleptik dan ada kemungkinan terbentuknya racun (Harris & M. Fadli, 2014). Kemasan vakum adalah pengosongan udara untuk menghambat pertumbuhan bakteri aerob (Poluakan et al., 2015). Pada Jurnal Poluakan et al. (2015) ikan dari ikan apapun rentan terhadap

24

25

bakteri Salmonella. Salmonella bersifat aerob sehingga pemakaian kemasan vakum sangat baik untuk menghambat pertumbuhan Salmonella karena prinsip vakum mengosongkan udara didalam kemasan.

5.1. Pengemasan Proses pengemasan di PT. Bandeng Juwana “Erlina” menggunakan plastik berbahan PVC dan Nylon, OPP untuk pembungkus ikan bandeng vakum. Produk ikan bandeng yang dibungkus dengan PVC memiliki ketahanan 1 – 3 hari pada suhu ruang, sedangkan jika disimpan pada lemari pendingin atau pada suhu rendah dapat bertahan hingga seminggu. Pemilihan plastik PVC ini dikarenakan PVC lebih tebal dari pada plastik lainnya. PVC memiliki ciri – ciri keras, kaku, jernih, mengkilap, dan sangat sukar ditembus air dan mempunya permeabilitas gas yang rendah (Julianti & Mimi, 2006) sehingga sangat cocok untuk mencegah ikan bandeng cepat rusak. Selain itu plastik PVC memiliki densitas antara 1,38 – 1,41 g/cm3 (Julianti & Mimi, 2006). Karena densitas yang lebih besar ini dari pada beberapa jenis plastik lainnya, plastik PVC sangat bagus untuk melindungi produk dari O2 dan CO2, dengan begitu ikan bandeng bisa dihambat atau dicegah proses oksidasinya karena ikan bandeng memiliki kadar lemak cukup tinggi yaitu 9,98% (Kurniasih et al., 2017). Kelebihan lain dari plastik PVC adalah memiliki ketahanan gesek yang cukup baik, dan memiliki harga yang relatif murah (Julianti & Mimi, 2006). Pada pembungkus plastik PVC ini terdapat logo perusahaan, cap, alamat, dan izin dari Departemen Kesehatan.

Gambar 23. Ikan Bandeng Dibungkus Dengan Plastik PVC 26

Setelah dibungkus oleh plastik PVC sebagai pengemas primer, PT. Bandeng Juwana “Erlina” memberikan pengemas sekunder berupa karton yang dibentuk menjadi kotak dan sudah terdapat logo perusahaan, nama perusahaan, dan ijin yang sudah dipatenkan dimana produk dari PT. Bandeng Juwana “Erlina” ini tidak akan bisa ditiru oleh produsen atau pesaing lainnya. Fungsi dari logo perusahaan, nama perusahaan, dan ijin adalah untuk menarik perhatian para pelanggan agar tertarik untuk membeli (Indraswati, 2017). Ini menunjukkan kalau produk dari PT. Bandeng Juwana “Erlina” ini aman untuk dikonsumsi.

Nama Perusahaan Logo Ijin Departemen Kesehatan

Gambar 24. Pembungkus Sekunder Ikan Bandeng Berbahan Karton

Kurniasih et al. (2017) mengatakan, kalau setiap 100 gram bandeng presto mengandung 58,93% air. Kadar air yang tinggi ini yang membuat ikan bandeng presto memiliki umur simpan yang pendek. Tetapi penyimpanan ikan bandeng presto pada suhu rendah atau di lemari es dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, proses hidrolisis, proses proteolitik, proses lipolitik dan proses oksidatif (Meiriza et al., 2016). 27

5.2. Pengemasan Vacuum Murad et al. (2010) dalam Mailangkay (2002) menjelaskan, pemakaian beberapa jenis kemasan memberikan umur simpan yang berbeda – beda, demikian juga dengan teknik pengemasannya. Pemakaian teknik kemasan vakum pada beberapa komoditas pangan dapat meningkatkan mutu pangan dan memperpanjang umur simpan produk pangan. Dengan pengosongan udara pada kemasan ikan bandeng dapat mencegah kerusakan akibat mikroorganisme dan kimiawi sehingga kesegaran produk dapat bertahan lebih lama sebanyak 3 – 5 kali dari pada produk yang dikemas secara nonvakum (Meiriza et al., 2016). Produk bandeng vakum yang ada di PT. Bandeng Juwana “Erlina” ini dimasukkan ke dalam plastik berbahan nylon dan OPP. Pemilihan plastik OPP ini dikarenakan plastik jenis OPP ini sifat penghalang yang baik terhadap uap air, ketahanan terhadap suhu tinggi cukup baik dan memiliki sifat mekanik yang cukup baik juga. Selain itu plastik ini harganya lebih murah dari pada plastik lain (Sampurno, 2006). Kemudian plastik berbahan nylon atau sering dikenal dengan Bioriented Nylon (BO-Ny) dipilih karena sifatnya yang fleksibel dan sangat lembut, ketahanan terhadap gesekan, stabil dengan perubahan suhu, baik untuk penahan gas dan aroma, dan tahan terhadap benturan (Sampurno, 2006). Produk – produk vakum dari PT. Bandeng Juwana “Erlina” memiliki ketahanan yang sangat lama dibandingkan non-vakum, contohnya ikan bandeng duri lunak vakum basah yang memiliki ketahanan hingga 7 hari atau lebih, ikan bandeng duri lunak vakum kering yang memiliki ketahanan hingga 3 bulan dan pepes bandeng vakum yang 3 kali lebih awet dari pada pepes bandeng biasa yaitu selama 3 hari. Umur simpan dari produk vakum PT. Bandeng Juwana “Erlina” ini sudah sesuai dengan teori Meiriza et al. (2016) saat udara dikosongkan dari kemasan ikan bandeng, maka ikan bandeng dapat dicegah kerusakannya akibat dari mikroorganisme dan secara kimiawi sehingga produk memiliki ketahanan 3 – 5 kali lebih awet dari produk non-vakum.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan • Pengemasan berbahan plastik PVC digunakan untuk produk ikan bandeng duri lunak non-vakum. • Pengemasan dengan bahan plastik nylon dan OPP dipakai untuk produk ikan bandeng duri lunak vakum. • Perlakuan vakum memiliki umur simpan yang jauh lebih lama dari pada non-vakum. • Plastik berbahan nylon dan OPP sangat cocok untuk pengemas dengan perlakuan vakum karena memiliki permeabilitas terhadap gas dan uap air yang sangat rendah. • Ikan bandeng duri lunak non-vakum dapat bertahan selama 1 minggu jika disimpan secara benar pada lemari es.

6.2. Saran • Sebaiknya diberi tanggal kadaluarsa agar konsumen dapat mengetahui langsung berapa lama produk akan bertahan.

28

7. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Pemanfaatan Potensi Pesisir Dengan Budidaya Ikan bandeng Tambak. Jakarta. Online at https://kesimpulan.com/pemanfaatan-potensi-pesisir-dengan/ (Diakses tanggal 19 Mei 2019).

Harris, Helmi dan M. Fadli. (2014). Penentuan Umur Simpan (Shelf Life) Pundang Seluang (Rasbora sp.) yang Dikemas Menggunakan Kemasan Vakum dan Tanpa Vakum. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 9 (2): 53 – 62. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek/article/view/8122

Herawati, H. (2008). Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal Litbang Pertanian 27 (4). Jawa Tengah. http://tekpan.unimus.ac.id/wpcontent/uploads/2013/11/p3274082_penentuan_umur_simpan -libre.pdf

Indraswati, Denok. (2017). Pengemasan Makanan. Forum Ilmiah Kesehatan (FORKES). Ponorogo. https://drive.google.com/drive/folders/1ji2mbUrPSpa8HDlyxDYze4lq3u_t_ilE

Julianti, Elisa dan Mimi Nurminah. (2006). Buku Ajar Teknologi Pengemasan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. http://ocw.usu.ac.id/course/download/3130000081- teknologipengemasan/thp_407_textbook_teknologi_pengemasan.pdf

Kurniasih, Retno Ayu, Sumardianto, Fronthea Swastawati, dan Laras Rianingsih. (2017). Karakteristik Kimia, Fisik, dan Sensori Ikan Bandeng Presto dengan Lama Pemasakan yang Berbeda. Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol. 1 (2). https://www.researchgate.net/publication/322755815_Karakteristik_Kimia_Fisik_dan_Sens ori_Ikan_Bandeng_Presto_dengan_Lama_Pemasakan_yang_Berbeda

Mailangkay, Dessy Natalia Irwanti. (2002). Pengaruh Pengemasan Vakum dan Non Vakum Terhadap Perubahan Mutu Kimia dan Sifat Organoleptik Selama Penyimpanan. Agroteksos 20 (2-3). https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15389

Meiriza, Yulisa, Eko Nurcahya. D, dan Laras Rianingsih. (2016). Perbedaan Karakteristik Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) Cabut Duri Dalam Kemasan Berbeda Selama Penyimpanan Beku. J. Peng & Biotek Hasil Pi. Vol 5 (1). https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/10816

29

30

Poluakan, Oktavianus Alexander, Henny A. Dien, dan Frans Gruber. I. (2015). Mutu Mikrobiologis Bakso Ikan yang Direndam Asap Cair, Dikemas Vakum, Dipasteurisasi dan Disimpan Pada Suhu Dingin. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3. (2). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmthp/article/view/9229

Prasetyaningtyas, Tia, Bambang Priyono, dan Tyas A. P. (2012). Keanekaragaman Plankton di Perairan Tambak Ikan Bandeng Di Tapak Tugurejo, Semarang. Unnes Journal of life science Vol. 1(1). Semarang. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci/article/view/903

Sampurno, Budi R., (2006). Aplikasi Polimer Dalam Industri Kemasan. Jurnal Sains Materi Indonesia. P: 15 – 22. http://jurnal.batan.go.id/index.php/jsmi/article/download/4934/4294

SNI 4106: 2017. (2017). Bandeng Duri Lunak. BSN. Jakarta. https://drive.google.com/drive/folders/1ji2mbUrPSpa8HDlyxDYze4lq3u_t_ilE

8. LAMPIRAN

8.1. Kartu Bimbingan Kerja Praktek 8.2. Presensi Kerja Praktek 8.3. Hasil Plagscan Unicheck

31

32

33

34

35

8.4. Struktur Organisasi PT. Bandeng Juwana “Erlina” Direktur

Sekretaris

Keuangan Personalia Admin & Teknisi Umum Recruitment Bangunan Mesin Kesehatan Kas Kecil Ka. Kasir Transportasi Ka. Toko Keamanan Kebersihan Produksi Listrik Training & Koord. Paketan Konseling Kasir Antaran Motor CS (Product Adm. Inteligent) Personalia Mobil

36

8.5. SNI Ikan Bandeng

8.6. Kandungan Gizi Ikan Bandeng

37

8.7. Daftar Harga Produk

38