Prosiding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/323961119 Menyimak Suara-suara dari Pedalaman dalam Novel Indoneis Conference Paper · October 2017 CITATIONS READS 0 3,899 Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Ekofeminisme View project New Historicism View project All content following this page was uploaded by Wiyatmi Wiyatmi on 23 March 2018. The user has requested enhancement of the downloaded file. Seri Kajian SASTRA Prosiding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta melalui bahasa dan sastra Indonesia Yogyakarta, 27 Oktober 2017 Editor: Dwi Budiyanto, M.Hum. PROSIDING SEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEMA: “MEMBACA NUSANTARA MELALUI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA” Yogyakarta, 27 Oktober 2017 Pembicara Utama: Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A. (Guru Besar FIB UGM) Prof. Dr. Zamzani (Guru Besar FBS UNY) Prof. Dr. Novi Anoegrajekti (Guru Besar Universitas Jember) Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. (Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta PROSIDING SEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEMA: “MEMBACA NUSANTARA MELALUI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA” Steering Committee: Dr. Wiyatmi, M.Hum. Organizing Committee: Dr. Else Liliani, M.Hum. Dr. Nurhadi, M.Hum. Yayuk Eny Rahayu, M.Hum. Kusmarwanti, M.A. Nurhidayah, M.Pd. Ary Kristiani, M.Hum. Editor: Dwi Budiyanto, M.Hum. Reviewer: Prof. Dr. Suminto A. Sayuti Prof. Dr. Suwardi Endraswara Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA Diterbitkan oleh: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Karangmalang, Yogyakarta, 55281, Telp. (0274) 586168 Psw. 516 e-mail: [email protected] Laman: pbsi.fbs.uny.ac.id ISBN: 978-602-74971-5-3 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi prosiding ini tanpa izin tertulis dari penerbit PENGANTAR 1941. Hanya beberapa bulan sebelum serangan atas Pearl Harbor, Bernard H.M. Vlekke mulai menulis kajiannya tentang nusantara. “Saat itu saya tinggal di Cambridge, Messachusetts,” tuturnya, “dan perhatian publik Amerika semakin terarah ke Asia Tenggara.” Vlekke sendiri akhirnya tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang nusantara. Mengingat tempat yang menjadi wilayah perhatiannya sedang berada pada cengkraman kolonialisme, Vlekke menggantungkan bahan kajiannya pada sumber- sumber di Havard University. Pada 1943, untuk pertama kalinya, buku yang dianggitnya terbit. Buku itu diberinya judul Nusantara: A History of Indonesia. Barangkali inilah buku pertama tentang sejarah Indonesia dengan perspektif komprehensif. Memang, pada 1938 telah terdapat buku tentang sejarah Hindia Timur yang ditulis Eduard Servaas de Klerck berjudul History of the Netherlands East Indies. Sayangnya, buku ini lebih mengedepankan aspek-aspek kolonial daripada potensi sejarah Indonesia sendiri. Jauh sebelum Indonesia merdeka dan menemukan bentuknya sebagai sebuah kesatuan, perhatian masyarakat dunia terhadap nusantara telah sangat besar. Ketika untuk pertama kalinya buku Vlekke tersebut diterbitkan, istilah nusantara belumlah dikenal secara luas. Orang yang memperkenalkan kata ini adalah Ki Hadjar Dewantara (1889-1959), tokoh nasional pendiri Taman Siswa. Sejak saat itu para pendiri republik mulai suntuk mengkaji akar-akar kesatuan Indonesia. Dalam rapat-rapat BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), misalnya, Muhammad Yamin gigih menyampaikan peran penting Majapahit dalam menyatukan nusantara. Terlihat adanya kesadaran untuk menggali akar kekuatan bangsa Indonesia yang berakar pada sejarah dan potensi kulturalnya sendiri. Terdapat dorongan untuk membaca akar kesatuan Indonesia bukan dari kehadiran kolonialisme Belanda, tetapi oleh masa silamnya yang gemilang yang bernama nusantara. Akar ini tidak saja lebih kokoh, tetapi sekaligus juga lebih terhormat daripada mentautkannya dengan kolonialisme. Karya Sastra | v Dengan demikian, setiap kali kita menyebut nama nusantara, kesadaran kita akhirnya mengarah pada wajah Indonesia dengan akar sejarah dan identitas budayanya yang sangat kaya. Bentang geografisnya yang sangat luas dan rentang sejarahnya yang amat panjang telah membentuk cara pandang, budaya, tradisi, adat, kekayaan bahasa, karya seni dan sastra, sistem sosial, dan sebagainya yang sangat kaya dan beragam. Ilmu sejarah berusaha menguak masa lalunya. Arkeologi berusaha mengkaji artefak- artefak kebudayaannya. Filologi berusaha membahas karya para pujangga. Demikianlah nusantara dibaca dan didekati dari banyak perspektif. Upaya ini memang harus dilakukan, sebab kerja menggali khasanah nusantara adalah kerja yang harus berlangsung terus-menerus. Hal ini terpahami sebab nusantara dan Indonesia bukanlah sesuatu yang statis. Ia terus bergerak dinamis membentuk pusaran spiralistik yang terus-menerus membentuk kebudayaan yang harus selalu kontekstual dengan dinamika zaman. Lintasan fase perjalanan nusantara yang panjang tersebut memberikan rute akses terhadap pengetahuan. Bahasa dan sastra seringkali menjadi cerminan atas realitas perjalanan kenusantaraan dan keindonesiaan itu. Oleh karena itu, upaya untuk lebih mengenali nusantara dapat ditempuh dengan proses pembacaan intensif atas sastra dan fenomena kebahasaan yang mengiringinya. Karya sastra dan fenomena kebahasaan seringkali memuat paket-paket gagasan pada setiap rentang sejarah tertentu. Bagaimana, misalnya, kesadaran keindonesiaan terekam kuat dalam karya sastra sekaligus terbaca jelas dalam perkembangan bahasa yang digunakannya? Dalam konteks inilah, sekali lagi kajian atas nusantara dari sudut pandang bahasa dan sastra diperlukan. Hal ini disebabkan pada kenyataannya bahasa dan sastra telah membentuk, mengembangkan, memperkaya, dan meneguhkan keindonesiaan. Seluruh kesadaran itulah yang melatarbelakangi kehadiran buku ini. Sejumlah tulisan, baik berupa hasil riset maupun pemikiran mendalam, dihimpun dalam buku ini. Dianggit oleh beberapa peneliti, dosen, dan pegiat bahasa serta sastra, buku ini berusaha merekam dan mendokumentasikan gagasan tentang keindonesiaan dan kenusantaraan melalui perspektif bahasa dan sastra. Buku ini merupakan hasil dari Seminar Nasional bertajuk “Menyuarakan Nusantara Melalui Bahasa dan Sastra Indonesia” yang diselenggarakan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta pada 27 Oktober 2017 di Yogyakarta. Ada dua buku yang vi | Membaca Nusantara diterbitkan. Buku pertama berjudul Membaca Nusantara Melalui Sastra dan buku kedua berjudul Membaca Nusantara Melalui Bahasa, Media, dan Pengajarannya. Buku pertama berusaha mendedah nusantara dari perspektif sastra. Sementara itu, buku kedua berusaha mengkaji nusantara dari sudut pandang kebahasaan, media, dan pengajaran bahasa. Usaha untuk menerbitkan seluruh gagasan yang tersaji dalam seminar tersebut merupakan langkah awal bagi munculnya kajian-kajian serupa, terutama upaya menggali kekayaan nusantara melalui bahasa dan sastra. Dengan cara demikian, nusantara tidak sekedar dipandang sebagai satuan politis, tetapi juga sebagai kesatuan kultural. Inilah kesadaran untuk memperteguh identitas keindonesiaan kita di tengah pandangan yang mengagungkan hal-hal yang dianggap global dan menganaktirikan segala sesuatu yang dinilai lokal. Selamat membaca dan bertegur sapa dengan seluruh gagasan dalam buku ini. Nikmatilah perjalanan intelektual dalam rangka “ziarah ke dalam diri”, membaca nusantara, meneguhkan identitas kita sebagai manusia Indonesia. Yogyakarta, Oktober 2017 Tim Editor Karya Sastra | vii DAFTAR ISI PENGANTAR ............................................................................................ v MAKNA PERJUANGAN DALAM NOVEL INDONESIA BERLATAR PERANG KEMERDEKAAN (Tinjauan New Historicism Greenblatt) .................................................. 1 Andri Wicaksono PROYEKSI MASYARAKAT PACITAN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG BEBER PACITAN .................. 18 Arif Mustofa RELEVANSI SOSIAL MORALITAS TOKOH SENGKUNI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA (Suatu Studi Dalam Serat Mahabharata) ................................................ 25 Dra.Asri Sundari, M.Si EGALITARIANISME DALAM CERPEN “JAWA, CINA, MADURA NGGAK MASALAH. YANG PENTING RASANYA....” KARYA M. SHOIM ANWAR: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA ........................ 30 Bakti Sutopo RELIGIOSITAS NOVEL BABAD NGALOR-NGIDUL KARYA ELIZABETH D. INANDIAK .................................................... 44 Bunga Hening Maulidina dan Edy Suryanto NASKAH XIII KOTOKAMPAR SEBAGAI SUMBER IDE CERITA ANAK ......................................................................................................... 53 Devi Fauziyah Ma’rifat Karya Sastra | ix ANALISIS MODEL KEPEMIMPINAN PANGERAN DIPONEGORO DALAM “NOVEL PENGERAN DIPONEGORO: MENGGAGAS RATU ADIL” KARYA REMY SYLADO DARI PERSPEKTIF KEISLAMAN ...................................................................................................................... 73 Dewi Indra Bulqis, Siti Nidhomiyah, Muzakki Afifuddin, SS., M.Pd PENINDASAN TERHADAP WANITA TUNA SUSILA DALAM NOVEL RE: KARYA MAMAN SUHERMAN .................... 78 Fian A’yuna ER, Masrurotul Mahmudah, Dr. Susilo Mansuruddin, M.Pd. NASIONALISME DALAM NOVEL DURGA UMAYI KARYA Y.B.