Java Ist Eine Sprache

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Java Ist Eine Sprache 2009Indonesisch-Kurs in der Botschaft 2Seite 1 Termin 1 (So 01.03.2009) Relativsätze im Genetiv (mit yang und -nya) Instruktor: Pak Dimas, 9 TeilnehmerInnen. Orang-orang itu adalah Diese Leute sind Flüchtlin- Aus dem Buch "Bahasa Indonesia, Teil 1" von Notho- pengungsi yang rumahnya ge, deren Häuser abge- fer und Pampus werden wir die Seiten 138 bis 149 be- terbakar. brannt sind. arbeiten. Mereka adalah para ma- Sie sind eine Gruppe von hasiswa yang kamusnya Studenten, deren Kampus Kosa kata (Wortschatz) terletak di Charlottenburg in Charlottenburg liegt mempersiapkanvorbereiten, präparieren berlatihüben, trainieren Nebenbei: Im Indonesischen gibt 2 Arten von Passiv: pidatoRede, Ansprache ter... Zustandspassiv berpidatoeine Rede halten di... Vorgangspassiv presentasiVortrag, Präsentation perkumpulanVerein, Gemeinschaft, Ge- Quiz (3 Gruppen im Wettkampf) meinde mengunjungibesuchen Spielregeln: Pak Dimas schreibt jeweils eine Folge bertamubesuchen von Worten an. Jede Gruppe soll daraus einen "guten penjaraGefängnis indonesischen Satz" bilden, indem sie: sel penjaraGefängniszelle - das Wort yang einfügt mendengarhören - die Reihenfolge der Worte ändert semuaalle, alles, sämtliche - Worte um Vor-/Nachsilben ergänzt ketikaals - zusätzliche Worte einfügt pengungsiFlüchtling terbakarabgebrannt, verbrannt "(negatif)" bedeutet: Das vorhergehende Wort soll ver- paraGruppe (Plural-Anzeiger) neint werden. "Donny" ist ein Name. Hier die Wortfol- halamanHof, Ort, Seite gen (Aufgaben), die Pak Dimas anschrieb: luasweit, geräumig A1: Donny makan kue harga 2 € bumbuGewürz, Soße A2: Berapa harga celana warna merah ini kacangErdnüsse A3: Saya dan kalian temu tempat halaman luas bumbu dari kacangErdnußsoße A4: Saya jemput Ani ibu sedang rumah sakit ukuranFormat, Maß, Größe A5: Makan saya sate ayam pedas ingin bumbu A6: Kalian bawa (negatif) peta mengapa Ulangan (Wiederholung): Kata "yang" A7: Kami belajar senang bahasa kalimat-kalimat mu- Verbindung zwischen Nomen und Adjektiv: dah rumah yang besardas große Haus Wir haben für jede Aufgabe mehrere Lösungen disku- meja yang kecilder kleine Tisch tiert und verbessert etc. Es folgen hier die endgültigen Lösungen (andere Lösungen sind möglich): Einleitung eines Nebensatzes (meist mit itu): L1: Donny memakan sebuah kue yang harganya 2 €. Beispiel mit itu: L2: Berapa harga celana yang warnanya merah ini? 1. Orang itu duduk di sini. L3: Kita (saya dan kalian) bertemu di halaman yang 2. Orang itu mau belajar B.I. tempatnya luas. 1.+2.: Orang yang duduk di sini itu mau belajar B.I. L4: Saya menjemput Ani yang ibunya sedang dalam rumah sakit. Beispiel ohne itu: L5: Saya ingin memakan sate ayam yang bubunya dari 1. Semua duduk di kelas. kacang. 2. Semua mau belajar B.I. L6: Mengapa kalian tidak membawa peta yang ukuran- 1.+2. Semua yang duduk di kelas mau belajar B.I. ya kecil itu? Nebenbei: Wann wird ein Nebensatz mit einem Kom- L7: Kami senang belajar bahasa yang kalimat-kalimat- ma abgetrennt? Beispiel: nya mudah itu. Ketika saya belajar B.I., saya bertemu dia. Als ich Indonesisch lernte, traf ich ihn/sie. Haupt- und Nebensatz sind weitgehend unabhängig voneinander und werden mit einem Komma getrennt. 04.03.09Termin 2 (So 08.03.2009)Seite 2 Termin 2 (So 08.03.2009) hasil (Ergebnis), menghasilkan (zum Ergebnis bringen) Instruktor: Pak Dimas, 12 TeilnehmerInnen. tidur (schlafen), menidurkan (zu Bett bringen) Wir befassen uns weiter mit: yang + Nomen + -nya bersih (sauber), membersihkan (sauber machen) Die Übung 9 auf S. 140 von "Bahasa Indonesia, Teil 1" Imbuhan me-kan didapatkan dari kata kerja in- machen wird nächstes Mal transitif dan preposisi. (Der Affix me-kan kann für Ausspracheübungen: intransitive Verben und für Präpositionen verwendet werden) Nggak eñ-ga! (mit Glottalsop, d.h stimmlosen glotta- len Plosiv) anstelle von tidak. Contoh: Sie sprechen über ihre Aufgabe. -------------------------------------------------------------------- Mereka berbicara tentangtugasnya. Pak Dimas verteilt 2 Seiten "Fonetik" mit schwer aus- Mereka membicarakantugasnya zusprechenden Worten. Einige bearbeiten wir. Jeweils eines der Worte wird von jedem von uns (allein) aus- Latihan (Übung): gesprochen, Pak Dimas kritisiert, korrigiert und ermu- Buatlah kalimat dengan menggunakan imbuhan tigt. Es folgt hier der Inhalt der 2 Seiten (mit ein paar me-kan! (Forme ein Wort indem du den Affix me-kan eingefügten Bindestrichen): verwendest). Ucapkanlah huruf "ng" dan "ngg" pada kata-kata 1, bertanya tentang (fragen nach) berikut ini dengan benar! (Sprich die Buchstaben 2. berusaha untuk (sich bemühen um, streben nach) [besser: die Laute] "ng" und "ngg" in den folgenden 3. bekerja tentang Worten korrekt aus!) 4. lupa akan X (X vergessen) de-ngan (mit), pe-nge-ta-huan (Wissen), ting-gal (blei- 5. berpikir tentang X (an X denken) ben), nga-nga (offen stehen), me-ngam-bil (nehmen), 6. perlu akan X (X benötigen) jang-an (nur ja nicht), pan-jang (lang), nge-ri (schau- 7. panjang (lang) dern), ngo-brol (plaudern), be-re-nang (schwimmen), 8. mudah (einfach) di-ngin (kalt), sa-rung (Sarong). Pemecahan (Lösung): Ucapkanlah huruf "s" pada kata-kata berikut ini 1. menanyakan dengan benar! Teman saya bertanya tentang jalan itu. saya (ich), taksi (Taxi), universitas (Uni), senang Teman saya menanyakan jalan itu. (froh), imigrasi (Einwanderung), beres (in Ordnung), 2. mengusahakan bisa (können, Gift), selamat (heil), sudah (schon), ke- Dia berusaha untuk dapat banyak uang. sulitan (Schwierigkeit), sore (Nachmittag), semua Dia mengusahakan dapat banyak uang. (alle(s)), siang (Mittag), restoran (Restaurant). 3. mengerjakan Ali bekerja tentang sebuah masalah matematis. Ucapkanlah huruf "w" dan "u" pada kata-kata be- Ali mengerjakan sebuah masalah matematis. rikut ini dengan benar! 4. melupakan pesawat (Maschine), uang (Geld), lewat (nach), wafat Dia lupa akan lagu itu. (entschlafen), wayang (Puppenspielfigur), awal (An- Dia melupakan lagu itu. fang), awas (Vorsicht), menyewa (mieten), waktu 5. memikirkan (Zeit), wujud (Form), warung (Imbisstand), uap Ibu Indah berpikir tentang sebuah pelajaran BI. (Dampf), kuat (stark), wangi (wohlriechend), wilayah Ibu Indah memikirkan sebuah pelajaran BI. (Gebiet), wakil (Stellvertreter), windu (8 Jahre). 6. memerlukan Imbuhan me-kan (Affix me-kan, genauer: Präfix me Klaus perlu akan uang rupiah. und Postfix kan) Klaus memerlukan uang rupiah. 7. pemanjangan Imbuhan me-kan digunakan untuk mengubah Tukang jahit itu pemanjangan celana saya. sebuah kata kerja menjadi kata kerja transitif. 8. memudahkan (Der Affix me-kan wird benutzt, um aus einem Verb Saya memudahkan software itu. ein transitives Verb zu machen) -------------------------------------------------------------------- Contoh: perlu + me-kan = memerlukan Ich brauche Geld. Saya memerlukan uang (benar, richtig) Saya perlu uang (kata percakapan, nur gesprochen) 2009Indonesisch-Kurs in der Botschaft 2Seite 3 Ein Satz mit tinggal: Termin 3 (So 15.03.2009) Gigi oma tinggal dua (Von Oma's Zähnen sind nur Hab ich verpaßt weil ich in Urlaub war. noch 2 geblieben. Oma hat nur noch 2 Zähne). Kosa kata (Wortschatz) Termin 4 (So 22.03.2009) Worte für "sterben"Anwendung für/in Hab ich verpaßt weil ich in Urlaub war. meninggal duniaMenschen matiTiere, Stromleitungen Am So 29.03.09 war Sarasehan tewasin Kriminal-Nachrichten Vortrag über Prinz Panji wafatehrenvoll, feierlich gugurHelden mangkatFürst, Sultan, Landesherr Andere Worte: kecelakaanUnfall kecelakaan lalu-lintasVerkehrsunfall tuntuanZwang ??? bauGerucht (meist schlechter G.) lusinDutzend panjanglang Affixe (Vor- und Nachsilben): me + Verb: ergibt (häufig) ein transitives Verb me + Adjektiv + kan: ergibt ein Verb me + Verb + kan: ergibt ein transitives Verb, welches ein Dativ- und ein Akkusativ-Objekt haben kann. Contoh-contoh (Beispiele): buat: machen Kami membuat Wir kochen (einen) Kaffee. secangkir kopi Kami membuatkan Wir kochen (dem) Vater ayah kopi. (einen) Kaffee. bersih: sauber Adik membersihkan Mein jügerer Bruder reinigt kamarnya. sein Zimmer panjang: lang Ibu memanjangkan Mutter verlängert ihr Haar. rambutnya. 04.03.09Termin 2 (So 08.03.2009)Seite 4 Termin 5 (So 05.04.2009) Pelajaran matematika Die Mathematik-Lektion Pak Dimas unterrichtet uns. Ca. 10 TeilnehmerInnen. sama sulit seperti ist gleich schwierig wie pelajaran fisika. die Physik-Lektion. Bericht aus dem Urlaub: Pelajaran matematika Die Mathematik-Lektion banyak sinar mata hariviel Sonnenschein sesulit ist gleich schwierig wie pelajaran fisika. die Physik-Lektion. Wiederholung: Pelajaran matematika Die Mathematik-Lektion Die drei Wirkungen der Affixe me-kan: lebih sulit daripada schwieriger als 1. Ermöglichen einem Verb ein Dativ und ein Akkusa- pelajaran fisika die Physik-Lektion tiv-Objekt. Pelajaran matematika Die Mathematik-Lektion 2. Machen aus einem Adjektiv ein Verb adalah pelajaran ist die Lektion 3. Machen aus einem intransitiven Verb ein transitives. yang paling sulit. welche am schwierigsten ist. Pelajaran matematika Die Mathematik-Lektion Ein Beispiel für 1.: adalah pelajaran ist die Lektion yang tersulit. welche am schwierigsten ist. Saya masak.Ich koche. Saya memasak Ich koche saure Im Superlativ muss das adalah ... nur in bestimmen Si- sayur assem. Gemüsesuppe. (Akk.-Obj.) tuationen stehen und fällt in anderen weg. Beispiel: Saya memasakan Ich koche istri saya meiner Frau (Dat.-Obj.) Dengan "adalah ..." (mit "adalah ..."): sayur assem saure Gemüsesuppe. (Akk.-Obj.) Di antara teman-temanku, Unter meinen Freunden Siti adalah yang paling ist Siti am schlausten. Achtung: Es gibt die Affixe me-kan und -an! pintar. masakanEssen
Recommended publications
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erwin Gutawa
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata musik dan bassist. Pria kelahiran Jakarta, 16 Mei 1962 ini sering tampil sebagai produser dan penata musik, baik untuk konser-konser musik artis-artis papan atas tanah air dan juga berbagai pagelaran akbar lainnya. Sederet konser-konser artis yang pernah diiringi peraih penata musik musik terbaik versi BASF 1989 yang juga ayah dari penyanyi Gita Gutawa ini diantaranya Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya, Chrisye, Titi DJ, dan Kris Dayanti serta putri sulungnya, Gita Gutawa. Bersama Erwin Gutawa Orchestra yang dibentuknya juga pernah melakukan konser, bertajuk A Masterpiece Of Erwin Gutawa 2011. Sebelum lima tahun terakhir ia lebih berperan sebagai aranger musik dan produser musik, pada 1985-1993 Erwin sempat ngetop sebagai pemain bas grup fusion Karimata yang juga mencipta lagu instrumentalia. Grup dengan personel Erwin (bass), Candra Darusman (keyboard), Denny TR (gitar), Aminoto Kosin (piano) dan Uce Haryono (drum, lalu digantikan oleh Budhy Haryono) tersebut bubar pada 1994. Awal Desember 2005 Erwin Gutawa merilis album paling ambisius sepanjang karir bermusiknya,.Rock yang ekspresif dan orchestra yang megah serta kolosal mendasari produksi album ini.Sinergi ini membentuk rock epic yang simfonik, sekaligus membuktikan instrumentasi orkestra dapat berdaptasi dalam music rock. 2 Erwin Gutawa Orkestra terbentuk di Jakarta pada tahun 1993. Erwin Gutawa sendiri berlaku sebagai pendiri dari terbentuknya Erwin Gutawa Orchestra. Gagasan membuat Rockestra ini dating tidak berapa lama setelah Erwin Gutawa menuntaskan konser Erwin Gutawa Salute to Koes Plus Bersaudara pada 9 Agustus 2005. Setelah banyak memproduksi konser musik megah dan kolosal, kali ini Erwin merasa tertantang untuk memproduksi sebuah album studio yang memiliki standar rekaman internasional.Idenya tergolong terkenal tidak masuk akal pada saat itu.
    [Show full text]
  • Kajian Musikologis Teknik Improvisasi Biola Oleh Hendri Lamiri Pada Lagu Cintaku Karya Eros Djarot
    KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Musik Disusun Oleh: Natalia Mutiara Dewi NIM. 15100460131 Semester Gasal 2019 / 2020 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2019 i LEMBAR PENGAJUAN KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT Oleh: Natalia Mutiara Dewi NIM. 15100460131 Karya Tulis ini disusun sebagai persyaratan untuk mengakhiri jenjang pendidikan Sarjana pada Program Studi S-1 Musik Diajukan Kepada JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA Semester Gasal 2019/2020 ii MOTTO Allah menyatakan bahwa Ia akan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28) Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, atas kasih karunia, kesehatan, dan segala limpahan berkat-Nya. Kedua orang tua dan kakak-kakak tercinta atas kehangatan, kesabaran, dan dukungan serta doa selama ini. v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Kajian Musikologis Teknik Improvisasi Biola Oleh Hendri Lamiri Pada Lagu Cintaku Karya Eros Djarot” dengan baik. Tugas Akhir dalam bentuk karya tulis ini merupakan salah satu syarat utama untuk mengakhiri jenjang S1 Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Karya tulis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik jika tidak didukung oleh beberapa pihak, baik dukungan secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu dengan segenap hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kustap, S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Prodi Musik Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Pembentukan Identitas Penggemar Melalui Media Baru (Studi Pada Remaja Penggemar Boyband K-Pop 2PM)
    177 Pembentukan Identitas Penggemar Melalui Media Baru (Studi Pada Remaja Penggemar Boyband K-Pop 2PM) Citra Nuranisa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Al Azhar, Jakarta Abstract: Nowadays, hallyu or Korean Wave is becoming a phenomenon in various coun­ tries including Indonesia. Indonesia is one of the country which became a target to spread one of Hallyu Wave Product which is K­Pop. K­Pop itself is a Korean popular music which including various genre of music such as pop, rock, jazz, R&B, hip hop, and reggae. The presence of K­Pop in Indonesia through media is also a form of music globalization through media which can form someone’s new identity. This research tries to find out how fans’ identity formation through new media. This research used a descriptive qualitative method with in depth interview. This re­ search used globalization and media, popular culture, fans and popular culture, and self identity formation by Stone (1982). Informants in this research chosen with purposive sam­ ple, they are adolescent K­Pop fans from 19­22 years old. After doing this research, concluded that new media and intensity of its use contrib­ utes in forming users’ identity in media use aspect. Intensity of media using that used by informants could make them found many information and alternatives related to identity as K-Pop and 2PM fans. After being a fan of K-Pop, informants also formed their new identities that also change their life style which seen from their appearance, consumption behavior, and informants’ conversation topic. Key Words: Hallyu, K­Pop, simbolic interaction,media and globalisation allyu atau Korean Wave (gelombang Umumnya hallyu memicu banyak orang di Korea) adalah istilah yang diberikan negara tersebut untuk mempelajari bahasa dan Huntuk tersebarnya budaya pop Korea kebudayaan Korea.1 Dalam catatan Haryani, secara global di berbagai Negara di dunia.
    [Show full text]
  • Profil Penerima
    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Profil Penerima ANUGERAH KEBUDAYAAN DAN PENGHARGAAN MAESTRO SENI TRADISI 2 17 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Profil Penerima ANUGERAH KEBUDAYAAN DAN PENGHARGAAN MAESTRO SENI TRADISI 2017 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Untuk kalangan sendiri Tidak untuk diperjualbelikan i TIM PENYUSUN PROFIL PENERIMA PENGHARGAAN KEBUDAYAAN TAHUN 2017 Pengarah: Nadjamuddin Ramly Penanggung Jawab: Yayuk Sri Budi Rahayu Penulis: Binsar Simanullang Dewi Nova Wahyuni Retno Raswati Willy Hangguman Mohamad Atqa Aan Rukmana Desy Wulandari Frans Ekodhanto Purba Dita Darfianti Yusuf Susilo Rini Suryati Hilmi Setiawan Dian Warastuti Kameramen: Saiful Mujab Simbul Sagala Moch. Saleh M. Rully Agus Purna Irawan Fotografer: Dede Semiawan Rachmat Gunawan Yoki Rendra P. Editor: Kenedi Nurhan Sekretariat dan Pengolah Data : Richard Antoni Rizky Ernandi Jatmiko Hari Wibowo Haris Dwijayanto Liza Ariesta Yohanes Redi Luciano Layout & Desain Cover: Tasman ii KATA PENGANTAR Kalaulah bukan karena tinta Takkan kugubah sebuah puisi Kalaulah bukan karena cinta Takkan bersua pada Anugerah Kebudayaan ini Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Saat ini pengaruh globalisasi dan media informasi sangat dahsyat menerpa kehidupan kita. tanpa proses penyaringan tanpa peresapan yang matang akan berakibat pada perubahan sikap dan perilaku yang mempengaruhi karakter dan budaya bangsa. Bertolak dari situasi ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Cq Direktorat Warisan Dan Diplomasi Budaya, telah memfokuskan program-program kegiatannya pada arah penguatan karakter bangsa, dengan melakukan penanaman dan persemaian atau internalisasi nilai–nilai budaya. Penganugerahan kebudayaan yang kita lakukan setiap tahun adalah salah satu bentuk penguatan karakter bangsa, dengan melakukan penanaman dan persemaian atau internalisasi nilai – nilai budaya.
    [Show full text]
  • Adityo Pratomo Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Adalah Rusaknya SIRKULASI Lingkungan
    KETUA PENGARAH Sekretaris Perseroan WAKIL KETUA PENGARAH/ PENANGGUNG JAWAB Vice President Corporate Communication PIMPINAN REDAKSI Ali Mundakir WAKIL PIMPINAN REDAKSI Manager Media REDAK TUR PE LAKSANA Dewi Sri Utami CATATAN KOORDINATOR LIPUTAN Rianti Octavia TIM REDAKSI Urip Herdiman K. Irli Karmila REDAKSI Sahrul Haetamy Ananto Megha K Nugraha LAYOUTER & ILLUSTRATOR ETIAP perubahan, dalam bentuk apapun pasti memiliki Oki Novriansyah konsekuensi. Termasuk perubahan yang terjadi karena FOTOGRAFER Sberkembangnya industri di sebuah negara. Banyak pengamat Kuntoro mensinyalir, salah satu konsekuensi yang dirasakan masyarakat Priyo Widiyanto Wahyu Nugraha Ruslan akibat kemajuan industri yang tidak mengutamakan Analisasi Adityo Pratomo Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) adalah rusaknya SIRKULASI lingkungan. Indikatornya antara lain polusi, pencemaran Ichwanusyafa lingkungan, bahkan berkurangnya lahan untuk ruang terbuka hijau ALAMAT REDAKSI dan penyerapan air. Kantor Pusat Pertamina Gedung Perwira 2-4 Ruang 306 Jl. Medan Merdeka Timur 1A Untuk itulah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup sejak 1996 Jakarta - 10110 mencanangkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Telp. (+62) 21 381 5966 Fax. (+62) 21 3815852 (PROPER). Ini merupakan salah satu upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup menata perusahaan dalam pengelolaan MARKETING IKLAN lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Melalui Proper, PT Pertamina Retail Wisma Tugu Wahid Hasyim seluruh masyarakat Indonesia jadi mengetahui kualitas perusahaan Jl.Wahid Hasyim No.100-102 dalam menjalankan usahanya dari sisi kepedulian terhadap Jakarta - 10340 Telp. (+62) 21 3926772 - 3926775 lingkungan hidup. Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof. Dr. Fax. (+62) 21 3926653 - 3926764 Balthasar Kambuaya, M.B.A. bahkan menjelaskan, pihaknya WEBSITE & EMAIL memberikan peringkat dari emas, hijau, biru, hingga hitam http://www.pertamina.com sebagai bentuk penilaian suatu entitas bisnis dalam mentaati [email protected] sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan sumber daya serta PENERBIT pengembangan masyarakatnya.
    [Show full text]
  • Analisis Cover Artwork Album-Album Chrisye Chrisye's
    Versi online: JURNAL TITIK IMAJI http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 1: 1-10, Maret 2019 Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940 e-ISSN: 2621-2749 ANALISIS COVER ARTWORK ALBUM-ALBUM CHRISYE CHRISYE’S ALBUM COVER ARTWORKS ANALYSIS Yana Erlyana1*, Steffani2 1Universitas Bunda Mulia, Fakultas Teknologi dan Desain, Desain Komunikasi Visual Diterima: 20 Febuari 2019 / Disetujui 4 Maret 2019 ABSTRACT Motivated by a long dicography of Chrisye in Indonesia music industry, this research was made to analyze cover artworks of Chrisye. This research used both design theories and another related theories, hopping that results of this study particulary useful for designers and business people who will make similiar works. This research uses qualitative method which deliver descriptive data of cover artwork design and its information which is aligned with the theory and literature used. The result of research is a form of analysis of each cover artwork from Chrisye’s albums that consist of visual attractiveness analysis and practical appeal on every artwork. Keywords: Cover, Artwork, Chrisye, Album ABSTRAK Dimotivasi oleh panjangnya diskografi Chrisye di industri musik Indonesia, penelitian ini dibuat untuk menganalisis cover artwork Chrisye. Penelitian ini menggunakan baik teori desain maupun teori lainnya yang berhubungan, dengan harapan hasil dari pembelajaran ini dapat berguna bagi desainer serta pebisnis yang hendak melakukan pekerjaan yang sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menyajikan data deskriptif dari desain cover artwork dan informasinya yang berkesinambungan dengan teori serta literatur yang digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk dari analisis dari setiap cover artwork album Chrisye yang masing-masing terdiri dari analisis ketertarikan visual dan tampilan praktis dari setiap karya.
    [Show full text]
  • Nationalism and National Culture in Indonesian Art Music and Performances (1900-2018): Reflections from Postcolonial Perspectives
    Nationalism and National Culture in Indonesian Art Music and Performances (1900-2018): Reflections from Postcolonial Perspectives Aniarani Andita 5837456 MA Thesis Musicology Utrecht University First Reader/Supervisor: Dr. Floris Schuiling Second Reader: Dr. Barbara Titus 2018 ABSTRACT Partha Chatterjee (1997) affirms that the attitude to modernity in formerly-colonized societies is always deeply ambiguous, because the modernity that the colonizers used as justification for colonialism also taught the colonized societies of its values. Indonesia is not an exception; having been colonized for centuries by a European nation, Indonesian nationalism arose from the desire for freedom from the colonizer. However, this nationalism, and the subsequent attempts for the creation of national culture has have always been replete with ambivalencies—with negotiations between the need to create a distinct national identity and the values of European cultures as imposed in the colonial time. This thesis looks at the discourses of nationalism, national culture, and national music in Indonesia since the beginning of the twentieth century to the present day, and examine its manifestations in the field of Indonesian art music and its performances by Indonesian symphony orchestras. I argue that these discourses and actions have always been embedded with a legacy of colonialism in the form of xenocentrism in its broad sense: the tendency among Indonesians to continue to concern about the Western others as they try to define their own identity and culture. Moreover, through case studies such as the compositions Varia Ibukota by Mochtar Embut and Suvenir dari Minangkabau by Arya Pugala Kitti, and the practices of contemporary symphony orchestras Gita Bahana Nusantara and Jakarta City Philharmonic, I employ postcolonial theories to view those works as reflections of the entanglement between colonial history and Indonesia-specific visions, as well as as endeavours to decolonize the knowledge of European classical music and performance form.
    [Show full text]
  • Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973 - 1990
    INVENTARIS ARSIP PERSEORANGAN GURUH SUKARNO PUTRA 1973 - 1990 DIREKTORAT PENGOLAHAN DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Pasal 19 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menyatakan bahwa Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional wajib melakukan pengelolaan arsip statis yang berskala nasional agar dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan pengguna arsip dan masyarakat secara luas. Salah satu hasil pengolahan arsip statis yang telah diselesaikan pada Tahun Anggaran 2016 adalah Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973-1990. Substansi arsip yang dimuat dalam Inventaris Arsip ini terdiri dari arsip tekstual yang tercipta atas kegiatan pencipta arsip yang dalam hal ini adalah Guruh Sukarno Putra (GSP) sebagai seorang seniman dan anggota masyarakat. Dengan tersusunnya inventaris arsip ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra yang tersimpan di ANRI. Kami menyadari inventaris arsip ini masih belum sempurna, namun inventaris arsip ini sudah dapat digunakan untuk mengakses arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra periode 1973- 1990 yang tersimpan di ANRI. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan ANRI, Keluarga Besar Guruh Sukarno Putra, para anggota tim dan semua pihak yang telah membantu penyusunan inventaris arsip ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan. Amin. Jakarta, Maret 2017 Direktur Pengolahan Drs. Azmi, M.Si ii ! DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN 1 A. Riwayat Hidup 1 B. Sejarah Arsip 10 C. Pertanggungjawaban Pembuatan Inventaris Arsip 12 D. Petunjuk Akses Arsip 17 1. Persyaratan Akses Arsip 17 2.
    [Show full text]
  • Islamic Popular Culture and the New Identities of Urban Muslim
    ISLAMIC POPULAR CULTURE AND THE NEW IDENTITIES OF URBAN MUSLIM YOUNG PEOPLE IN INDONESIA: THE CASE OF ISLAMIC FILMS AND ISLAMIC SELF-HELP BOOKS HARIYADI This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy at The University of Western Australia School of Social Sciences Discipline of Asian Studies 2013 ii ABSTRACT My thesis examines the emerging phenomenon of Islamic popular culture in Indonesia. Islamic popular culture has been thriving in Indonesia for more than a decade. It is a new and important aspect of the Islamic revival in this country and beyond. Popular culture has sometimes been viewed as a Western product and many people in Indonesia think that it introduces a Western lifestyle that is incompatible with Islam. Some Islamic teachings in Indonesia indeed challenge values from the West. However, my thesis shows that Islam and Western-influenced popular culture are not necessarily incompatible with each other. In this thesis, I examine Islamic films and Islamic self-help books as forms of popular culture. I also look at how Indonesian Muslim young people in urban areas interpret Islamic films and Islamic self-help books as a way of constructing their identity. I analysed some Islamic films and self-help books, as well as conducted interviews, focus group discussions and participant observation of young people who watch Islamic films or read Islamic self-help books. My informants were university students in Jakarta and Bandung, particularly students of Universitas Negeri Jakarta and Institut Teknologi Bandung respectively. Their consumption of Islamic popular culture suggests that urban young people in Indonesia are aiming to be modern and pious at the same time.
    [Show full text]
  • Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap
    Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dari sumber kepada khalayak. Kita menggunakan media massa secara teratur termasuk radio, televisi, buku, majalah, surat kabar, film, rekaman, dan jaringan komputer (Baran, 2008, p.7). Komunikasi massa sendiri adalah proses penciptaan makna bersama antara media massa dan khalayaknya. Film menjadi salah satu bagian dari media massa, seorang pembuat film yang berusaha mengkonstruksikan pesan melalui film yang ia buat untuk ditonton oleh khalayak. Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience (Daryanto & Rahardjo, 2015, p.115). Film berfungsi untuk mentransmisikan suatu pesan dari pembuat film kepada khalayak luas. Dengan fungsi mentransmisikan pesan, menempatkan film dalam sebuah proses komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi yang mentransmisikan pesan kepada khalayak dalam jumlah yang luas pada saat yang bersamaan disebut dengan komunikasi massa. McQuail (2010, p.35) menyebutkan, “Film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan cepat, bahkan di wilayah pedesaan.
    [Show full text]
  • Logos) ISSN : 2620-8091 Print | 2620-3812 Online Journal Homepage
    Volume 3 (2) (2020). 164-181 Journal of Local Government Issues (Logos) ISSN : 2620-8091 print | 2620-3812 online Journal Homepage : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index Institutionalization of Political Parties on Post New Order Authoritarianism and It’s Implications for Indonesian Democracy La Ode Muhammad Muliawan1, Imam Sumantri2 1 Department of Political Studies, Faculty of Political and Social Science, Universitas Bangka Belitung, Kampus Terpadu UBB Balunijuk, Gd. Babel 1 Jl. Kampus Peradaban Balunijuk, Merawang, Bangka, Bangka Belitung, Indonesia 33172 2 Boyolali’s Student Association (KMB) Yogyakarta, Jl. Sosio Yustisia No.1, Karang Malang, Sleman, Yogyakarta 55281 Corresponding author: [email protected] ABSTRACT Article Info : The article aims to explain how the institutionalization of political Article history : parties in Indonesia after the collapse of New Order regimes and Received: July 11, 2020 how it affects the democratization in Indonesia. This paper used a Revised: August 24, 2020 literature research method with a qualitative descriptive research Accepted: September 21, 2020 type. The results showed that political parties in Indonesia after the authoritarianism regime, it had not been institutionalized and was even far from it if it was compared to the magnitude level its current Keywords: problem. Political parties are trapped on long term internal conflict democracy; of interest, drained their energy, and continued until now. Moreover, institutionalization; political the depth oligarchies pattern in its management is getting worse by parties the personalized figure, and the dominance of the party’s management from the central, thus the conclusion points out that political party is merely the sub-ordinates of elite’s interest.
    [Show full text]
  • Chap. 12 to Reader
    Tink A pi: Harry Roesli, M usic, and Politics in Bandung, Indonesia Adam D. Tyson' On June 5, 2009, a memorial concert was held at the Institute of Technology in Bandung (Institut Teknologi Bandung, hereafter ITB). Celebrated was the lifework of Djauhar Zaharsjah Fahrudin Roesli, popularly known as Harry Roesli. Harry Roesli was considered to be at the forefront of the so-called tradisi baru, or "new tradition," of Indonesian artists committed to experimentation with traditional culture in order to address contemporary society.1 2 For a variety of reasons, however, Roesli did not enjoy the level of popular success that other tradisi baru artists achieved, particularly playwright Willibrordus Surendra Broto Rendra (hereafter W. S. Rendra), director Putu Wijaya, novelist Remy Sylado, and musicians Guruh Soekarno Putra, Franki Raden, Leo Kristi, Slamet Abdul Syukur, Jack Lesmana, Nano Suratno, and, later, Iwan Gunawan.3 1 "Titik Api" in my title is borrowed from the name of one of Roesli's music albums and can be translated "Point of Fire." My sincere gratitude is expressed to the Roesli family for their patience and generosity in providing me access to the Harry Roesli archive, as well as their willingness to discuss with me many of the finer points regarding his artistic career. I am also grateful to Michael Bodden, Barbara Hatley, Indra Ridwan, R. Anderson Sutton, Jeremy Wallach, and Andrew N. Weintraub for their critical comments on earlier versions of this article, which has been significantly improved as a result of their insights and notes. With that said, any remaining shortcomings are solely my responsibility.
    [Show full text]