Profil Penerima

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Profil Penerima Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Profil Penerima ANUGERAH KEBUDAYAAN DAN PENGHARGAAN MAESTRO SENI TRADISI 2 17 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Profil Penerima ANUGERAH KEBUDAYAAN DAN PENGHARGAAN MAESTRO SENI TRADISI 2017 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Untuk kalangan sendiri Tidak untuk diperjualbelikan i TIM PENYUSUN PROFIL PENERIMA PENGHARGAAN KEBUDAYAAN TAHUN 2017 Pengarah: Nadjamuddin Ramly Penanggung Jawab: Yayuk Sri Budi Rahayu Penulis: Binsar Simanullang Dewi Nova Wahyuni Retno Raswati Willy Hangguman Mohamad Atqa Aan Rukmana Desy Wulandari Frans Ekodhanto Purba Dita Darfianti Yusuf Susilo Rini Suryati Hilmi Setiawan Dian Warastuti Kameramen: Saiful Mujab Simbul Sagala Moch. Saleh M. Rully Agus Purna Irawan Fotografer: Dede Semiawan Rachmat Gunawan Yoki Rendra P. Editor: Kenedi Nurhan Sekretariat dan Pengolah Data : Richard Antoni Rizky Ernandi Jatmiko Hari Wibowo Haris Dwijayanto Liza Ariesta Yohanes Redi Luciano Layout & Desain Cover: Tasman ii KATA PENGANTAR Kalaulah bukan karena tinta Takkan kugubah sebuah puisi Kalaulah bukan karena cinta Takkan bersua pada Anugerah Kebudayaan ini Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Saat ini pengaruh globalisasi dan media informasi sangat dahsyat menerpa kehidupan kita. tanpa proses penyaringan tanpa peresapan yang matang akan berakibat pada perubahan sikap dan perilaku yang mempengaruhi karakter dan budaya bangsa. Bertolak dari situasi ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Cq Direktorat Warisan Dan Diplomasi Budaya, telah memfokuskan program-program kegiatannya pada arah penguatan karakter bangsa, dengan melakukan penanaman dan persemaian atau internalisasi nilai–nilai budaya. Penganugerahan kebudayaan yang kita lakukan setiap tahun adalah salah satu bentuk penguatan karakter bangsa, dengan melakukan penanaman dan persemaian atau internalisasi nilai – nilai budaya. Tentunya, penghargaan ini juga merupakan bentuk ucapan terima kasih Pemerintah Republik Indonesia kepada para tokoh budaya yang sosok serta karyanya dapat kita kenali melalui buku profil penerima penghargaan kebudayaan ini. Saya berharap agar penghargaan yang telah diberikan pemerintah ini akan memacu kreatifitas para penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi dan dapat menjadi bukti bahwa tidak ada pengabdian yang sia-sia, serta dapat mendorong masyarakat lebih mengenal para tokoh budaya yang menjadi tauladan bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda iii dalam membangun jatidiri guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa Indonesia. Dalam konteks ini ada dua jenis penghargaan yang disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Cq. Direktorat Jenderal Kebudayaan. Prosedur dan mekanisme keduanya tidak sama. Yang pertama, terkait dengan penghargaan Tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia, yaitu Bintang Budaya Parama Dharma dan Satyalancana Kebudayaan. Instansi teknis melalui tim penilai internal yang dibentuk berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI hanya berhak mengusulkan, kewenangan menetapkan siapa yang berhak menerima ada pada Presiden RI melalui rekomendasi Dewan Tanda Kehormatan yang dibentuk oleh Sekretariat Negara. Dari proses pengusulan tersebut, secara formal diajukan kepada Presiden melaui Sekretariat Militer (Sekretariat Negara). Senyampang dengan hal tersebut, dilakukan verifikasi dan klarifikasi data, sedikitnya oleh tiga institusi yang berwenang, yaitu Badan Intelijen Nasional, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian RI. Baru setelah itu diproses lebih lanjut oleh Sekretariat Militer dengan seleksi kembali oleh Dewan Tanda Kehormatan untuk selanjutnya diberikan kepada Presiden. Dalam hal ini, Presiden dapat saja menolak atau menyetujuinya. Bentuk penghargaan yang kedua adalah Penghargaan Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Cq. Direktorat Jenderal Kebudayaan, yaitu Kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru, Kategori Pelestari, Kategori Anak dan Remaja, Kategori Maestro Seni Tradisi, Kategori Komunitas, Kategori Pemerintah Daerah, dan Kategori Perorangan Asing. Dari hasil seleksi administrasi yang dilakukan sejak awal Februari 2017, kemudian rapat – rapat penilaian yang dilakukan oleh tim penilai sesuai dengan kategorinya masing – masing sampai dengan bulan Juni 2017, dan verifikasi data hingga Agustus 2017, maka jumlah penerima penghargaan kebudayaan tahun 2017 sebagaimana berikut: l 3 (tiga) orang penerima Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma; iv l 8 (delapan) orang penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan; l 8 (delapan) orang penerima Penghargaan Kebudayaan Kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru; l 8 (delapan) orang penerima Penghargaan Kebudayaan Kategori Pelestari; l 5 (lima) orang penerima Penghargaan Kebudayaan Kategori Anak dan Remaja; l 4 (empat) orang penerima Penghargaan Kebudayaan Kategori Maestro Seni Tradisi l 5 (lima) daerah penerima Penghargaan Kebudayaan Kategori Pemerintah Daerah; l 3 (tiga) komunitas penerima Penghargaan Kebudayaan Kategori Komunitas; l 3 (tiga) orang penerima Penghargaan Kebudayaan Kategori Perorangan Asing; Terkait dengan penerima penghargaan kebudayaan ini, setiap tokoh atau lembaga yang mendapatkan penghargaan memiliki keistimewaan karya yang cukup bervariatif, mencakup ide/ gagasan/pikiran dan pengetahuan yang sampai sekarang masih digunakan; pengetahuan tradisi yang tertuang dalam karya – karya sastra, baik tertulis maupun lisan, perwujudan ekspresi, seperti tarian, musik, lukisan, patung, maupun karya dalam bentuk fisik, seperti bangunan, gedung, yang diantaranya bersifat monumental. Mereka semua adalah tokoh inspirator dan lembaga yang memiliki komitmen yang tinggi yang patut diakui dan dihargai, serta dapat dijadikan contoh. Untuk itu sebagai bagian dari apresiasi, diharapkan penerbitan dan publikasi profil Penerima Penghargaan Kebudayaan Tahun 2017 memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Akhir kata, kami atas nama Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengucapkan terima kasih atas semangat dan v kerjasama semua pihak: Tim Penilai, Narasumber, Tim Verifikasi, Penulis, Editor, Kameramen, Desainer Cover dan Layout yang telah bahu – membahu menuntaskan buku Profil Penerima Penghargaan Kebudayaan Tahun 2017. Selamat kepada penerima Penghargaan Kebudayaan Tahun 2017. Pulau Pandan jauh di tengah Di balik Pulau Angsa Dua Hancur badan di kandung tanah Budi baik tuan-tuan dan puan-puan akan terkenang jua Billahi taufik wal hidayah Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya vi SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Syalom, Salam Sejahtera Om Swastiastu Namo Buddhaya Wei te tong thian Rahayu Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat, berkat, dan ridho-Nya, kita dapat menyelesaikan penyusunan buku Profil Penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi Tahun 2017. Tahun ini kita berhasil mengindentifikasi 47 tokoh seniman dan budayawan yang patut diteladani, sebagai bagian penting dalam peristiwa bersejarah dalam pembangunan karakater bangsa. Di tengah budaya global ini, keteladanan para tokoh adalah sumber inspirasi bagi generasi penerus, sebagai penguatan karakter bangsa. Sekecil apa pun karya budaya yang dihasilkan oleh seseorang atau komunitas yang peduli dan berdedikasi terhadap kebudayaan, terkandung nilai-nilai positif. Karena proses berkarya seseorang atau komunitas tersebut tidak lahir begitu saja, tetapi melalui pencaharian ilham, inspirasi, ide, gagasan, pemikiran. Ada sebuah transformasi nilai baik dari hasil perenungan dengan Sang Pencipta, dengan sesama, dan dengan lingkungan alamnya. Perenungan ini dapat melahirkan pengetahuan tradisi, ekspresi seni, ungkapan dan olahan rasa, yang memungkinkan daya kreasi, kreativitas penciptaan terhadap karya budaya, baik dalam bentuk budaya tak benda (intangible cultural) maupun budaya benda (tangible cultural). Secara historis, proses berkarya seseorang dapat memberikan inspirasi metodologis yang jika digali mengandung nilai dan makna filosofis. Dalam konteks internalisasi nilai budaya, keseluruhan ini memiliki dampak strategis terhadap pelestarian kebudayaan yang mencakup perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Dengan vii kata lain di balik sebuah karya, tersirat sosok atau pun tokoh yang memiliki komitmen kuat terhadap pewarisan pengetahuan tradisi, ekspresi seni, nilai-nilai sosial-budaya bagi generasi berikutnya. Untuk membangun arti penting apresiasi terhadap para tokoh yang telah berdedikasi terhadap kebudayaan ini, pendokumentasian dan penerbitan profil tokoh sangat penting. Ini adalah peristiwa bersejarah, bagaimana kita memberikan pengakuan atas jasa tokoh, sekaligus memaknai momen penghargaan, agar kita tetap menjadi bangsa yang besar. Program Apresiasi Kebudayaan yang digelar setiap tahun ini, diharapkan menjadi ajang silaturahim kita sebagai suatu bangsa. Sebagai sebuah proses, internalisasi nilai budaya diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat sekaligus meningkatkan motivasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia. Hakikat kita, sebagai suatu bangsa, Bangsa Indonesia. Akhir kata, kami mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan. Semoga Ibu, Bapak, Saudara-Saudara, dan anak-anak sekalian selalu mendapatkan rahmat dan kekuatan dari Tuhan Yang
Recommended publications
  • The Revival of Tradition in Indonesian Politics
    The Revival of Tradition in Indonesian Politics The Indonesian term adat means ‘custom’ or ‘tradition’, and carries connotations of sedate order and harmony. Yet in recent years it has suddenly become associated with activism, protest and violence. Since the resignation of President Suharto in 1998, diverse indigenous communities and ethnic groups across Indonesia have publicly, vocally, and sometimes violently, demanded the right to implement elements of adat in their home territories. This book investigates the revival of adat in Indonesian politics, identifying its origins, the historical factors that have conditioned it and the reasons for its recent blossoming. The book considers whether the adat revival is a constructive contribution to Indonesia’s new political pluralism or a divisive, dangerous and reactionary force, and examines the implications for the development of democracy, human rights, civility and political stability. It is argued that the current interest in adat is not simply a national offshoot of international discourses on indigenous rights, but also reflects a specifically Indonesian ideological tradition in which land, community and custom provide the normative reference points for political struggles. Whilst campaigns in the name of adat may succeed in redressing injustices with regard to land tenure and helping to preserve local order in troubled times, attempts to create enduring forms of political order based on adat are fraught with dangers. These dangers include the exacerbation of ethnic conflict, the legitimation of social inequality, the denial of individual rights and the diversion of attention away from issues of citizenship, democracy and the rule of law at national level. Overall, this book is a full appraisal of the growing significance of adat in Indonesian politics, and is an important resource for anyone seeking to understand the contemporary Indonesian political landscape.
    [Show full text]
  • Discourses Exploring the Space Between Tradition and Modernity in Indonesia
    In the 8th International Indonesia Forum Conference DISCOURSES EXPLORING THE SPACE BETWEEN TRADITION AND MODERNITY IN INDONESIA i Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). ii In the 8th International Indonesia Forum Conference DISCOURSES EXPLORING THE SPACE BETWEEN TRADITION AND MODERNITY IN INDONESIA Editorial Board: Hermanu Joebagio, Frank Dhont Pramudita Press iii In the 8th International Indonesia Forum Conference Sebelas Maret University, Solo, Indonesia 29 – 30 July 2015 Organized by: Sebelas Maret University and International Indonesia Forum DISCOURSES EXPLORING THE SPACE BETWEEN TRADITION AND MODERNITY IN INDONESIA Editorial Board: Hermanu Joebagio, Frank Dhont Paper Contributor:
    [Show full text]
  • Analysis on Symbolism of Malang Mask Dance in Javanese Culture
    ANALYSIS ON SYMBOLISM OF MALANG MASK DANCE IN JAVANESE CULTURE Dwi Malinda (Corresponing Author) Departement of Language and Letters, Kanjuruhan University of Malang Jl. S Supriyadi 48 Malang, East Java, Indonesia Phone: (+62) 813 365 182 51 E-mail: [email protected] Sujito Departement of Language and Letters, Kanjuruhan University of Malang Jl. S Supriyadi 48 Malang, East Java, Indonesia Phone: (+62) 817 965 77 89 E-mail: [email protected] Maria Cholifa English Educational Department, Kanjuruhan University of Malang Jl. S Supriyadi 48 Malang, East Java, Indonesia Phone: (+62) 813 345 040 04 E-mail: [email protected] ABSTRACT Malang Mask dance is an example of traditions in Java specially in Malang. It is interesting even to participate. This study has two significances for readers and students of language and literature faculty. Theoretically, the result of the study will give description about the meaning of symbols used in Malang Mask dance and useful information about cultural understanding, especially in Javanese culture. Key Terms: Study, Symbol, Term, Javanese, Malang Mask 82 In our every day life, we make a contact with culture. According to Soekanto (1990:188), culture is complex which includes knowledge, belief, art, morals, law, custom and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society. Culture are formed based on the local society and become a custom and tradition in the future. Culture is always related to language. This research is conducted in order to answer the following questions: What are the symbols of Malang Mask dance? What are meannings of those symbolism of Malang Mask dance? What causes of those symbolism used? What functions of those symbolism? REVIEW OF RELATED LITERATURE Language Language is defined as a means of communication in social life.
    [Show full text]
  • Katalog-Lontar-2019 Prev.Pdf
    2019 LONTAR CATALOGUE 2019 THE LONTAR FOUNDATION Since its establishment in 1987, the Lontar Foundation of Jakarta has carried on its shoulders the mission of improving international awareness of Indonesian literature and culture, primarily throught the publication of Indonesian literary translations. Lontar’s Publications Division, the backbone of the organization, has the significant task of determining which literary works are to be translated so as to reflect Indonesia’s cultural wealth. The Lontar Foundation publishes books under four imprints: Lontar, BTW, Amanah, and Godown. All titles released prior to 2002 (when Godown and Amanah were established) carried the Lontar imprint. TABLE OF CONTENTS Titles released under the Lontar imprint are primarily translations of Indonesian literature. (Exceptions include large-format books that embody Lontar’s mission of enhancing international knowledge of Indonesian culture.) Most Lontar titles are intended for general THE LONTAR FOUNDATION AND ITS IMPRINTS i reading pleasure and for use in teaching courses on Indonesian literature and culture. Lontar TITLES 2 The Modern Library of Indonesia 2 Historical Anthologies 11 Titles in the BTW series—with “BTW” standing for “by the way,” as Other Literary Translations 13 in “by the way, have you heard about such and such an author?”— Special Publications 15 feature work by new and emerging Indonesian writers. This series of Wayang Educational Package 16 mini-books is aimed at publishers, editors, and literary critics. BTW BOOKS SERIES #1 18 Under its Amanah imprint, Lontar publishes Indonesian-language BTW BOOKS SERIES #2 23 titles that Lontar itself has put together in the course of developing an English-language publication.
    [Show full text]
  • Masyarakat Kesenian Di Indonesia
    MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Muhammad Takari Frida Deliana Harahap Fadlin Torang Naiborhu Arifni Netriroza Heristina Dewi Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara 2008 1 Cetakan pertama, Juni 2008 MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Oleh: Muhammad Takari, Frida Deliana, Fadlin, Torang Naiborhu, Arifni Netriroza, dan Heristina Dewi Hak cipta dilindungi undang-undang All right reserved Dilarang memperbanyak buku ini Sebahagian atau seluruhnya Dalam bentuk apapun juga Tanpa izin tertulis dari penerbit Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara ISSN1412-8586 Dicetak di Medan, Indonesia 2 KATA PENGANTAR Terlebih dahulu kami tim penulis buku Masyarakat Kesenian di Indonesia, mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan buku ini pada tahun 2008. Adapun cita-cita menulis buku ini, telah lama kami canangkan, sekitar tahun 2005 yang lalu. Namun karena sulitnya mengumpulkan materi-materi yang akan diajangkau, yakni begitu ekstensif dan luasnya bahan yang mesti dicapai, juga materi yang dikaji di bidang kesenian meliputi seni-seni: musik, tari, teater baik yang tradisional. Sementara latar belakang keilmuan kami pun, baik di strata satu dan dua, umumnya adalah terkonsentasi di bidang etnomusikologi dan kajian seni pertunjukan yang juga dengan minat utama musik etnik. Hanya seorang saja yang berlatar belakang akademik antropologi tari. Selain itu, tim kami ini ada dua orang yang berlatar belakang pendidikan strata dua antropologi dan sosiologi. Oleh karenanya latar belakang keilmuan ini, sangat mewarnai apa yang kami tulis dalam buku ini. Adapun materi dalam buku ini memuat tentang konsep apa itu masyarakat, kesenian, dan Indonesia—serta terminologi-terminologi yang berkaitan dengannya seperti: kebudayaan, pranata sosial, dan kelompok sosial.
    [Show full text]
  • JURNAL ILMIAH PEURADEUN the International Journal of Social Sciences P-ISSN: 2338-8617 E-ISSN: 2443-2067
    JURNAL ILMIAH PEURADEUN The International Journal of Social Sciences p-ISSN: 2338-8617 e-ISSN: 2443-2067 www.journal.scadindependent.org Vol. 5, No. 2, May 2017 Page: 273-290 THE IDEAS AND CONCEPTS OF OVERTURE MUSIC COMPOSITION: One of the Opera Music Compositions of Kehidupan Dua Zaman Hikayat Siboru Deakparujar On The Creation of New Mode and Rhythm of Ogung Instrument Junita Batubara Faculty of Music Art Performance ,University of Education of Sultan Idris, 35900 Tanjong Malim, Perak, Malaysia Email: [email protected] Article in Jurnal Ilmiah Peuradeun Available at : http://journal.scadindependent.org/index.php/jipeuradeun/article/view/149 DOI : http://dx.doi.org/10.26811/peuradeun.v5i2.149 Jurnal Ilmiah Peuradeun (JIP), the International Journal of Social Sciences, is a leading peer-reviewed and open-access journal, which publishes scholarly work, and specializes in the Social Sciences, consolidates fundamental and applied research activities with a very wide ranging coverage. This can include studies and reviews conducted by multidisciplinary teams, as well as research that evaluates or reports on the results of scientific teams. JIP published by SCAD Independent and licensed under a CC-BY-SA or an equivalent license as the optimal license for the publication, , distribution, use, and reuse of scholarly works. All articles published in this journal are protected by copyright, which covers the exclusive right to reproduce and distribute the article (e.g., as off prints), as well as all translation right. And any views expressed in this publication are the views of the authors and not of Editorial Board Jurnal Ilmiah Peuradeun (JIP) or SCAD Independent.
    [Show full text]
  • Glossary.Herbst.Bali.1928.Kebyar
    Bali 1928 – Volume I – Gamelan Gong Kebyar Music from Belaluan, Pangkung, Busungbiu by Edward Herbst Glossary of Balinese Musical Terms Glossary angklung Four–tone gamelan most often associated with cremation rituals but also used for a wide range of ceremonies and to accompany dance. angsel Instrumental and dance phrasing break; climax, cadence. arja Dance opera dating from the turn of the 20th century and growing out of a combination of gambuh dance–drama and pupuh (sekar alit; tembang macapat) songs; accompanied by gamelan gaguntangan with suling ‘bamboo flute’, bamboo guntang in place of gong or kempur, and small kendang ‘drums’. babarongan Gamelan associated with barong dance–drama and Calonarang; close relative of palégongan. bapang Gong cycle or meter with 8 or 16 beats per gong (or kempur) phrased (G).P.t.P.G baris Martial dance performed by groups of men in ritual contexts; developed into a narrative dance–drama (baris melampahan) in the early 20th century and a solo tari lepas performed by boys or young men during the same period. barungan gdé Literally ‘large set of instruments’, but in fact referring to the expanded number of gangsa keys and réyong replacing trompong in gamelan gong kuna and kebyar. batél Cycle or meter with two ketukan beats (the most basic pulse) for each kempur or gong; the shortest of all phrase units. bilah Bronze, iron or bamboo key of a gamelan instrument. byar Root of ‘kebyar’; onomatopoetic term meaning krébék, both ‘thunderclap’ and ‘flash of lightning’ in Balinese, or kilat (Indonesian for ‘lightning’); also a sonority created by full gamelan sounding on the same scale tone (with secondary tones from the réyong); See p.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erwin Gutawa
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata musik dan bassist. Pria kelahiran Jakarta, 16 Mei 1962 ini sering tampil sebagai produser dan penata musik, baik untuk konser-konser musik artis-artis papan atas tanah air dan juga berbagai pagelaran akbar lainnya. Sederet konser-konser artis yang pernah diiringi peraih penata musik musik terbaik versi BASF 1989 yang juga ayah dari penyanyi Gita Gutawa ini diantaranya Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya, Chrisye, Titi DJ, dan Kris Dayanti serta putri sulungnya, Gita Gutawa. Bersama Erwin Gutawa Orchestra yang dibentuknya juga pernah melakukan konser, bertajuk A Masterpiece Of Erwin Gutawa 2011. Sebelum lima tahun terakhir ia lebih berperan sebagai aranger musik dan produser musik, pada 1985-1993 Erwin sempat ngetop sebagai pemain bas grup fusion Karimata yang juga mencipta lagu instrumentalia. Grup dengan personel Erwin (bass), Candra Darusman (keyboard), Denny TR (gitar), Aminoto Kosin (piano) dan Uce Haryono (drum, lalu digantikan oleh Budhy Haryono) tersebut bubar pada 1994. Awal Desember 2005 Erwin Gutawa merilis album paling ambisius sepanjang karir bermusiknya,.Rock yang ekspresif dan orchestra yang megah serta kolosal mendasari produksi album ini.Sinergi ini membentuk rock epic yang simfonik, sekaligus membuktikan instrumentasi orkestra dapat berdaptasi dalam music rock. 2 Erwin Gutawa Orkestra terbentuk di Jakarta pada tahun 1993. Erwin Gutawa sendiri berlaku sebagai pendiri dari terbentuknya Erwin Gutawa Orchestra. Gagasan membuat Rockestra ini dating tidak berapa lama setelah Erwin Gutawa menuntaskan konser Erwin Gutawa Salute to Koes Plus Bersaudara pada 9 Agustus 2005. Setelah banyak memproduksi konser musik megah dan kolosal, kali ini Erwin merasa tertantang untuk memproduksi sebuah album studio yang memiliki standar rekaman internasional.Idenya tergolong terkenal tidak masuk akal pada saat itu.
    [Show full text]
  • Fenomena Kesenian Karawitan Di Gancahan 8 Godean Sleman Yogyakarta
    FENOMENA KESENIAN KARAWITAN DI GANCAHAN 8 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: Yunar Cahya Kurniawan 11208241015 JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 FENOMENA KESENIAN KARAWITAN DI GANCAHAN 8 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: Yunar Cahya Kurniawan 11208241015 JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 i PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul Fenomena Kesenian Karawitan di Gancahan 8 Godean Sleman Yogyakarta ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan. Yogyakarta, ……………….. Yogyakarta, ……………….. Pembimbing I Pembimbing II Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd Drs. Bambang Suharjana, M.Sn NIP: 19660130 199001 2 001 NIP: 19610906 198901 1 001 ii PENGESAHAN Skripsi yang berjudul berjudul Fenomena Kesenian Karawitan di Gancahan 8 Godean Sleman Yogyakarta ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada 11 Maret 2016 dan dinyatakan lulus. DEWAN PENGUJI Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Drs. Sritanto, M.Pd Ketua Penguji ____________ ______ Drs. Bambang Suharjana, M.Sn Sekretaris Penguji ____________ ______ Drs. Kusnadi, M.Pd Penguji I ____________ ______ Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd Penguji II ____________ ______ Yogyakarta, April 2016 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dekan, Dr. Widyastuti Purbani, M.A NIP. 19610524 199001 2 001 iii PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Yunar Cahya Kurniawan NIM : 11208241015 Program Studi : Pendidikan Seni Musik Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri.
    [Show full text]
  • Pantun in the Text of Nyanyian Lagu Melayu Asli (NLMA)
    Harmonia: Journal of Arts Research and Education 18 (1) (2018), 97-106 p-ISSN 2541-1683|e-ISSN 2541-2426 Available online at http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia DOI: 10.15294/harmonia.v18i1.15524 Pantun in the text of Nyanyian Lagu Melayu Asli (NLMA) Tengku Ritawati Department of Drama, Dance and Music Education, Universitas Islam Riau, Indonesia Received: December 13, 2017. Revised: April 23, 2018. Accepted: June 10, 2018 Abstract The purpose of this study is to understand the role of pantun in the text of Nyanyian Lagu Melayu Asli (NLMA). By using critical descriptive method accompanied by implementation of content analysis theory, the author conducted literature studies (literature studies), namely activities re- lating to compilation and critical analysis of literature data, such as books, magazines, docu- ments, historical stories and etc. The results of the study found that Pantun is an old Malay poetry work that is not only full of meaning but also solid with its beauty value. Values of beauty can perceived if we are sensitive and susceptible with structure and language style a pack of Pantun. The other result of this study found the functionality of the origin creation of Pantun associated with; (1) commoners who created pantun through their own living experiences, (2) wise people who issued wise words from their contemplation and (3) wise verses from the holy book, namely the Qur‟an. The most important research results above all of them are: 1). Pantun as a literary art, which has fulfilled the provisions as one of the highest art works of the Malay heritage.
    [Show full text]
  • Phd Thesis Tamara Aberle
    Socially-engaged theatre performances in contemporary Indonesia Tamara Alexandra Aberle Royal Holloway, University of London PhD Thesis 1 Declaration of Authorship I, Tamara Alexandra Aberle, hereby declare that this thesis and the work presented in it is entirely my own. Where I have consulted the work of others, this is always clearly stated. Signed: ______________________ Date: ________________________ 2 Abstract This thesis argues that performances of contemporary theatre in Indonesia are socially- engaged, actively creating, defining and challenging the socio-political environment, and that theatre practitioners are important members of a vibrant civil society who contribute and feel actively committed to democratic processes. Following an initial chapter about the history of modern theatre from the late 19th century until the fall of President Suharto in 1998, the four core chapters centre on four different aspects of contemporary Indonesian socio-politics: historical memory and trauma, violence and human rights, environmentalism, and social transition. Each of these chapters is preceded by an introduction about the wider historical and socio-political context of its respective discourse and is followed by an analysis of selected plays. Chapter 2 focuses on historical trauma and memory, and relates the work of two theatre artists, Papermoon Puppet Theatre and Agus Nur Amal (a.k.a. PM Toh), to processes seeking truth and reconciliation in Indonesia in the post-Suharto era. Chapter 3, on violence and human rights, discusses the works of Ratna Sarumpaet and B. Verry Handayani, with a specific focus on human trafficking, sexual exploitation, and labour migration. Chapter 4 discusses environmentalism on the contemporary stage. It investigates the nature of environmental art festivals in Indonesia, taking Teater Payung Hitam’s 2008 International Water Festival as an example.
    [Show full text]
  • Pembatasan Dan Pengecualian Hak Cipta Musik Dan Lagu
    PEMBATASAN DAN PENGECUALIAN HAK CIPTA MUSIK DAN LAGU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana (Strata-1) pada Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Oleh ANSHAR AZIZ MACHMUDA No. Mahasiswa : 12410039 PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM F A K U L T A S H U K U M UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2016 ii iii iv v HALAMAN MOTTO “ Jika seseorang tidak berusaha, padahal nasibnya telah mengharuskan berusaha, dia menyia-nyiakan telah nasibnya itu, dan akan ditinggalkan. Namun orang yang bertekad baja tidak pernah menyerah pada ujian, akan selalu melihat masalah dengan mata terbuka.” Dia adalah penembus zaman, yang selalu bergerak: jika ditutup satu pintu, dia akan menerobos pintu yang lain. (Tsabit Bin Zuhair yang bergelar “Taabbath Syarran”) vi HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan kepada: Orangtuaku Tercinta H. Achmad Rizani & Hj. Refnita vii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul “PEMBATASAN DAN PENGECUALIAN HAK CIPTA MUSIK DAN LAGU”. Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) pada jurusan Ilmu Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati: 1. Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia atas kesempatan yang diberiken bagi penulis untuk menimba ilmu di Universitas tercinta ini.
    [Show full text]