Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973 - 1990

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973 - 1990 INVENTARIS ARSIP PERSEORANGAN GURUH SUKARNO PUTRA 1973 - 1990 DIREKTORAT PENGOLAHAN DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Pasal 19 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menyatakan bahwa Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional wajib melakukan pengelolaan arsip statis yang berskala nasional agar dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan pengguna arsip dan masyarakat secara luas. Salah satu hasil pengolahan arsip statis yang telah diselesaikan pada Tahun Anggaran 2016 adalah Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973-1990. Substansi arsip yang dimuat dalam Inventaris Arsip ini terdiri dari arsip tekstual yang tercipta atas kegiatan pencipta arsip yang dalam hal ini adalah Guruh Sukarno Putra (GSP) sebagai seorang seniman dan anggota masyarakat. Dengan tersusunnya inventaris arsip ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra yang tersimpan di ANRI. Kami menyadari inventaris arsip ini masih belum sempurna, namun inventaris arsip ini sudah dapat digunakan untuk mengakses arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra periode 1973- 1990 yang tersimpan di ANRI. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan ANRI, Keluarga Besar Guruh Sukarno Putra, para anggota tim dan semua pihak yang telah membantu penyusunan inventaris arsip ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan. Amin. Jakarta, Maret 2017 Direktur Pengolahan Drs. Azmi, M.Si ii ! DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN 1 A. Riwayat Hidup 1 B. Sejarah Arsip 10 C. Pertanggungjawaban Pembuatan Inventaris Arsip 12 D. Petunjuk Akses Arsip 17 1. Persyaratan Akses Arsip 17 2. Penggunaan Inventaris Arsip 18 3. Penggunaan Arsip sebagai Sumber Data 19 E. Daftar Pustaka 20 II. URAIAN DESKRIPSI ARSIP 20 A. PRIBADI 20 1. Mahasiswa 20 2. Perayaan Ulang Tahun 23 3. Korespondensi 25 3.1. Surat 22 3.2. Memo 80 3.3. Kartu 84 3.4. Telegram 120 iii ! B. SENIMAN 126 1. Pencipta Lagu/ Komposer/Ilustrator Musik 126 1.1 Album Musik Guruh Gipsy 126 1.2 Komposer 130 1.3 Ilustrator Musik 131 1.4 Festival Lagu 133 1.5 Non Festival 135 1.6 Tanggapan Penggemar 136 2. Koreografer 154 2.1 Pergelaran Tari 154 2.2 Tanggapan Penggemar 157 3. Aktor Film 163 3.1 Film Drama 163 3.2 Tanggapan Penggemar 164 C. SWARA MAHARDDHIKA 167 1. Organisasi Pemuda Swara Maharddhika 167 1.1 Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga 167 1.2 Keanggotaan Swara Maharddhika 167 1.3 Pertunjukkan dan Pergelaran Tari Swara Maharddhika 171 1.4 Perayaan Ulang Tahun Swara Maharddhika 182 1.5 Terbitan 183 1.6 Tanggapan Penggemar 183 2. Yayasan Swara Maharddhika 194 2.1 PT. Gencar Semarak Perkasa (GSP Production) 194 2.2 Tanggapan Penggemar 195 iv ! D. AKTIVIS 199 1. Politik 199 1.1. Partai Demokrasi Indonesia 199 2. Organisasi Kemasyarakatan 200 2.1 Organisasi 200 2.2 Yayasan 203 2.3 Majelis/Komite/Kesatuan 206 E. DOKUMENTASI 207 1. Surat 207 2. Foto 211 3. Makalah/Laporan/Risalah/Naskah Skenario 212 4. Buku 212 5. Koran/Majalah/Buletin 213 6. Brosur 215 7. Kartu Nama/Tiket 216 III. PENUTUP 217 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Indeks Subjek 2. Indeks Wilayah 3. Indeks Nama Orang 4. Indeks Nama Perusahaan 5. Indeks Nama Yayasan/ Organisasi 6. Indeks Nama Lembaga/Instansi/Insitusi 7. Daftar Singkatan v ! I.! PENDAHULUAN A.!Riwayat Hidup Guruh Sukarno Putra (GSP) lahir dengan nama lengkap Muhammad Guruh Irianto Sukarno Putra dilahirkan di Istana Merdeka, Jakarta pada 13 Januari 1953, dikenal sebagai seniman dan juga politikus. Darah seni anak bungsu pasangan Ir. Sukarno, Presiden Indonesia pertama dengan Ibu Fatmawati ini sudah terlihat sejak kecil, yang ditandai dengan bakat dan minat yang besar pada dunia seni dan sastra. GSP kecil sudah belajar tarian tradisional Jawa, Sunda, Bali, Minang, dan beberapa tarian daerah lainnya selepas usia balita. Pada saat Sekolah Dasar, GSP beberapa kali tampil di Televisi Republik Indonesia (TVRI) bersama kelompok musik yang dibentuknya, dan mengiringi piano teman-temannya dari Sekolah Rakyat (SR) Perguruan Cikini. Oleh karena itu sejak usia muda ia telah dikenal oleh pemirsa TVRI. Menginjak usia remaja, GSP mulai mengarang lagu, dan pada 1965 membentuk band The Beat-G (Wiratama, 2005: 7). Pendidikan formal sejak bangku Sekolah Rakyat (SR) sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di laluinya di Perguruan Cikini. Dibalik bakat seninya, GSP merupakan pelajar cerdas dengan nilai yang mendekati sempurna. Tamat dari SR Perguruan Cikini pada 1965 dengan perolehan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia, Berhitung, Pengetahuan Umum, dan Menulis semuanya mendekati angka 100, sehingga GSP 1 ! mendapat predikat Bintang Pelajar. Prestasinya ini sempat diberitakan oleh Kantor Berita Antara pada Agustus 1965. (Wiratama, 2005: 6-7). Dalam perjalanan studinya, GSP juga pernah menempuh pendidikan selama tiga tahun di jurusan Arkeologi di Universiteit van Amsterdam, Belanda. Kehidupan masa remaja GSP diisi dengan memperdalam kemahirannya dalam seni tari dan musik daerah/tradisonal. Pada periode 1969 - 1972, ia berguru kepada beberapa seniman terkemuka, seperti: I Wayan Diya, I Wayan Rindi, Anak Agung Ayu Oka, Ni Ketut Reneng, I Nyoman Kakul (tari Bali), I Gusti Kompyang Raka, Anak Agung Gde Ngurah Mandera, I Made Gerindem (gamelan Bali), dan Serimpi-Bedoyo bersama Raden Ayu Laksminto Rukmi. (Wiratama, 2005: 9-10). GSP juga belajar musik kepada komponis Indonesia terkemuka yaitu Mochtar Embut dan Ismail Marzuki (Wiratama, 2005: 9-10 ). Perjalanan kesenian GSP terus berlanjut dengan pembentukan band “The Flower Poetman” pada 1970. GSP juga berkumpul bersama para seniman di Taman Ismail Marzuki, dan bergabung menjadi anggota kelompok gamelan Bali. Ia juga mengikuti latihan teater di Teater Kecil pimpinan Arifin C. Noer, serta mengorganisir kelompok angklung dan gamelan Jawa di lingkungan Perguruan Cikini (Wiratama, 2005: 8 - 9 ). Pengekspresian jiwa seni GSP tidak saja terbatas ketika ia berada di tanah air. Pada saat kuliah di Universiteit van Amsterdam, Belanda, GSP menjadi anggota grup gamelan Jawa dan Bali di Tropen Museum, Amsterdam (1973). Sambil kuliah, GSP juga mengajar gamelan Bali di 2 ! Tropen Museum, Amsterdam dan mengajar tari Bali dalam wadah CREA (Het Cultureel Studentencentrum van Universiteit van Amsterdam), suatu organisasi mahasiswa di bidang sosial-budaya Universiteit van Amsterdam, Belanda pada 1974. Pada 1975, sekembalinya dari Belanda, GSP membuat kegiatan eksperimen musik perpaduan gamelan Bali dan musik Barat. Eksperimen ini melahirkan album musik Guruh Gipsy. Dalam buku “Musisiku” yang diterbitkan oleh Republika, disebutkan bahwa album Guruh Gipsy yang diluncurkan pada 1976 merupakan tonggak musik pop Indonesia. Proyek Guruh Gipsy didukung oleh musisi-musisi terkenal Indonesia, seperti: GSP (piano, gamelan), Keenan Nasution (drum,vokal), Chrisye (vokal, bass), Roni Harahap (piano, keyboard), Oding Nasution (gitar), dan Abadi Soesman (synthesizers). Oleh banyak pihak, biaya produksi dari eksperimen ini dianggap menghabiskan biaya besar dan memiliki nilai terobosan yang ambisius. Di lain pihak, album Guruh Gipsy memiliki pesona tersendiri, karena tidak hanya melakukan eksplorasi bunyi melainkan juga mempunyai tema penulisan lirik yang memasuki wilayah kritik social (Republika, 2007 : 295-300) Debut pertama di bidang musik komersial, yang ditandai dengan keluarnya karya eksperimen berupa Album Guruh Gipsy menuai banyak catatan dari para penikmat musik. Sebuah album yang dikerjakan dengan serius dan cermat, yang hanya dicetak sebanyak 5.000 keping kaset ini melalui masa penggarapan yang sangat panjang. Album Guruh Gipsy yang 3 ! disampul depannya menyertakan tagline: “kesempatan dalam kepekatan”, memulai masa tahapan awal proses rekaman dari Juli 1975 hingga Februari 1976. Album ini menggarap sekitar 4 buah lagu, antara lain berjudul Geger Gelgel, Barong Gundah. Tahap selanjutnya berlangsung selama sebulan penuh mulai dari Mei hingga Juni 1976 dan menghasilkan 4 buah lagu, yaitu Smaradhana, Indonesia Maharddhika, Janger 1897 Saka, dan Chopin Larung. Proses mixing berlangsung sekitar lima bulan, mulai dari Juli hingga November 1976, dan menjelang akhir 1976 album Guruh Gipsy diliris. Dalam Buku “Musisiku” terbitan Republika, disebutkan bahwa dari ukuran industri album musik Guruh Gipsy memang tidak memenuhi target penjualan, namun dalam pencapaian artistik album Guruh Gipsy bisa dianggap sebagai inspirasi sebuah karya musik untuk generasi setelahnya (Republika, 2007 : 295-300). Bersamaan dengan dirilisnya album Guruh Gipsy, lagu ciptaan GSP berjudul Renjana, yang berarti rasa hati yang kuat, rindu, memenangkan Festival Nasional Cipta Lagu Populer Indonesia. Lagu ini sekaligus mewakili Indonesia dalam Festival Internasional World Popular Song Festival di Tokyo, Jepang. Secara berturut-turut beberapa karya musik GSP mencetak hits, antara lain Galih dan Ratna, Gita Cinta, Anak Jalanan, Lenggang Puspita, Sendiri dan Marlina. GSP juga sukses mendulang prestasi sebagai illustrator musik film layar lebar dalam film Ali Topan Anak Jalanan pada 1977 (Majalah Gatra, 2002: 30). Dalam 4 ! dunia seni peran, GSP pernah menjadi pemeran Sunan Muria dalam film Wali Songo pada 1985. Pada 1987, GSP kembali berhasil membuat orang tertuju pada hasil karya lagunya Kembalikan Bali Padaku yang dinyayikan oleh Jopie Latul. Lagu ini memukau perhatian dalam Festival Cipta Lagu Populer Indonesia dan mewakili Indonesia pada World Popular Song Festival di
Recommended publications
  • Beberapa Tahun Belakangan, Konstelasi Politik DKI Jakarta Memanas. Tahun 2007 Merupakan Tahun Dimulainya Pemilihan Gubernur
    Jurnal PolGov Vol. I No. 1, 2019 35 Gubernur DKI Jakarta Dipilih Presiden: Sebuah Wacana yang Patut Dipertimbangkan Agung Wicaksono1 Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mempertimbangkan wacana pemilihan gubernur DKI Jakarta oleh presiden. Wacana ini bisa dianggap sebagai jalan keluar dari kegaduhan politik yang ditimbulkan akibat pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta. Pilgub DKI Jakarta bermuara pada iklim politik yang tidak sehat. Polarisasi masyarakat semakin menguat dan itu tidak hanya terjadi di DKI Jakarta tetapi seluruh pelosok negeri. Masyarakat yang secara politik tidak terkait dengan DKI Jakarta pun turut ambil bagian dalam memanaskan situasi politik. Instabilitas politik di DKI Jakarta bisa berdampak pada instabilitas ekonomi. Tulisan ini berusaha menelaah wacana pemilihan gubernur DKI Jakarta oleh presiden dengan menggunakan konsep desentralisasi asimetris. Ada dua mekanisme yang bisa digunakan, yakni mekanisme “minimum demokrasi prosedural” dan “zero demokrasi prosedural”. Studi literatur digunakan untuk menyintesiskan data-data dan argumentasi yang dibangun oleh penulis. Harapannya, tulisan ini bisa memberikan pemikiran dan alternatif baru dalam khazanah ilmu politik, khususnya dalam kajian mengenai pemilihan kepala daerah. Kata Kunci: DKI Jakarta; Pilkada; Desentralisasi Asimetris Pendahuluan Beberapa tahun belakangan, konstelasi politik DKI Jakarta memanas. Tahun 2007 merupakan tahun dimulainya pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta secara langsung oleh rakyat.2 Kemudian, 1 Penulis adalah dosen pada Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Islam Riau 2 Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2007 Jakarta hanya diikuti oleh dua pasangan, yakni Fauzi Bowo-Prijanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar. Dari tiga pilgub yang telah terjadi di Jakarta pasca dipilih langsung oleh rakyat (2007, 2012, dan 2016), pilgub ini tergolong lebih minim gejolak. Pilgub ini dimenangkan oleh Fauzi Bowo-Prijanto dengan mendapat suara sebesar 57,87%.
    [Show full text]
  • 2477-2771 E-ISSN : 2477-8241 Candrasangkala
    ISSN : 2477-2771 Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah E-ISSN : 2477-8241 Vol. 7 No. 1 Tahun 2021 MENELUSURI PERJALANAN KULINER PEDAGANG KAKI LIMA MENJADI PEDAGANG BINTANG LIMA: SOTO BETAWI H. MARUF (1943-1983) Kurniawati,1* M. Hasmi Yanuardi,2 Siti Azizah3 *1,2,3 Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta *Email: [email protected] Diterima: 25 Oktober 2021, Disetujui: 29 Oktober 2020, Dipublikasikan: 31 Mei 2021 Abstract: This study describes the economic activities in the food administration sector of one of the legendary food restaurants in Jakarta, namely Soto Betawi Haji Maruf. In its management, the business managed to overcome various challenges of social change occurred during 1943-1983. The purpose of this study was to find out that the government’s policy towards the city of Jakarta from 1943-1983 had a major impact on the food administration process of Soto Betawi Haji Maruf. The research method used is historical research with two main discussions, namely the beginning of the establishment of Soto Maruf (1943-1945), and the dynamics of the mobilization of Soto Maruf (1946-1983) from Boplo Market, Gondangdia Railway Post, Cikini Flower Market, and Taman Ismail Marzuki. The results of this study show that the dynamics of socio-economic changes in Jakarta during 1943-1983 has made Soto Betawi Haji Maruf experience a difficult business process, starting from a peddler walking around in and out kampong, renting a kiosk, eviction events, up to owning a restaurant. The existence of a good business management process made Soto Betawi Haji Maruf able to survive for 40 years in going through various challenges of socio-economic changes in Jakarta during 1943-1983.
    [Show full text]
  • Ytoitia£(Ut\ Saptorini, MA KATA PENGANTAR
    LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN MUSEUM SONOBUDOYO MENUJU MUSEUM BERSTANDAR INTERNASIONAL CITRA SONOBUDOYO SEBAGAI MUSEUM YANG REKREATIF DIDUKUNG OLEH PENATAAN RUANG PAMER DALAM DAN LUAR BANGUNAN DEVELOPMENT OF SONOBUDOYO MUSEUM INTO AN INTERNATIONAL CLASS MUSEUM SONOBUDOYO'S IMAGE AS A RECREATIVE MUSEUM SUPPORTED BY ARRANGEMENT OF EXHIBITION SPACES INSIDE AND OUTSIDE Disusun oleh : ASA KENANGA (03512120) Yogyakarta, September 2007 Menyetujui, Dosen Pemblmbing, lr. Munichy B. Edrees, M.A Ketua Jurusan, Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan 10nhf^ttas Islam Indonesia mm Sj^it VmM>^iilliil: ?ytoitia£(ut\ Saptorini, MA KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan untuk Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir yang berjudul "PENGEMBANGAN MUSEUM SONOBUDOYO MENUJU MUSEUM BERSTANDAR INTERNASIONAL" dengan penekanan pada "Citra Sonobudoyo Sebagai Museum yang Rekreatif Didukung oleh Penataan Ruang Pamer Dalam Dan Luar Bangunan" yang merupakan desain alternatif dari proyek pemerintah yang bertujuan untuk mengangkat potensi pariwisata di Yogyakarta. Dimana belum optimalnya kualitas pengelolaan museum dengan standar internasional yaitu sebagai wadah pelestarian, penelitian, komunikasi, pendidikan dan rekreasi. Atas tersusunnya Tugas Akhir ini, penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih, kepada : • Allah SWT. Sang pencipta yang selalu menemani disetiap langkah hidupku, dengan karunia, hidayah, serta segala keajaiban yang diberikan kepada ku. • Ibu Ir. Hastuti Saptorini, MA selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia. • Bapak Ir. Munichy B. Edrees, M.Arch sebagai dosen pembimbing yang telah membantu menyelesaikan tugas akhir ini. • Bapak Ir. Muhammad Iftironi, MLA selaku dosen penguji atas segala masukannya. • Pak Diah, bu Eni dan staf Museum Sonobudoyo yang telah membantu dalam pencarian data.
    [Show full text]
  • B. Barendregt the Sound of Longing for Homeredefining a Sense of Community Through Minang Popular Music
    B. Barendregt The sound of longing for homeRedefining a sense of community through Minang popular music In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 158 (2002), no: 3, Leiden, 411-450 This PDF-file was downloaded from http://www.kitlv-journals.nl Downloaded from Brill.com09/23/2021 02:24:12PM via free access BART BARENDREGT The Sound of 'Longing for Home' Redefining a Sense of Community through Minang Popular Music Why, yes why, sir, am I singing? Oh, because I am longing, Longing for those who went abroad, Oh rabab, yes rabab, please spread the message To the people far away, so they'll come home quickly (From the popular Minangkabau traditional song 'Rabab'.) 1. Introduction: Changing mediascapes and emerging regional metaphors Traditionally each village federation in Minangkabau had its own repertoire of musical genres, tunes, and melodies, in which local historiography and songs of origin blended and the meta-landscape of alam Minangkabau (the Minangkabau universe) was depicted.1 Today, with the ever-increasing disper- sion of Minangkabau migrants all over Southeast Asia, the conception of the Minangkabau world is no longer restricted to the province of West Sumatra. 1 Earlier versions of this article were presented at the 34th Conference of the International Council of Traditional Music, Nitra, Slovakia, August 1996, and the VA/AVMI (Leiden Uni- versity) symposium on Media Cultures in Indonesia, 2-7 April 2001. Its present form owes much to critical comments received from audiences there. I would like to sincerely thank also my colleagues Suryadi, for his suggestions regarding the translations from the Minangkabau, and Robert Wessing, for his critical scrutiny of my English.
    [Show full text]
  • East-West Film Journal, Volume 5, No. 1
    EAST-WEST FILM JOURNAL VOLUME 5 . NUMBER 1 SPECIAL ISSUE ON MELODRAMA AND CINEMA Editor's Note I Melodrama/Subjectivity/Ideology: The Relevance of Western Melodrama Theories to Recent Chinese Cinema 6 E. ANN KAPLAN Melodrama, Postmodernism, and the Japanese Cinema MITSUHIRO YOSHIMOTO Negotiating the Transition to Capitalism: The Case of Andaz 56 PAUL WILLEMEN The Politics of Melodrama in Indonesian Cinema KRISHNA SEN Melodrama as It (Dis)appears in Australian Film SUSAN DERMODY Filming "New Seoul": Melodramatic Constructions of the Subject in Spinning Wheel and First Son 107 ROB WILSON Psyches, Ideologies, and Melodrama: The United States and Japan 118 MAUREEN TURIM JANUARY 1991 The East-West Center is a public, nonprofit educational institution with an international board of governors. Some 2,000 research fellows, grad­ uate students, and professionals in business and government each year work with the Center's international staff in cooperative study, training, and research. They examine major issues related to population, resources and development, the environment, culture, and communication in Asia, the Pacific, and the United States. The Center was established in 1960 by the United States Congress, which provides principal funding. Support also comes from more than twenty Asian and Pacific governments, as well as private agencies and corporations. Editor's Note UNTIL very recent times, the term melodrama was used pejoratively to typify inferior works of art that subscribed to an aesthetic of hyperbole and that were given to sensationalism and the crude manipulation of the audiences' emotions. However, during the last fifteen years or so, there has been a distinct rehabilitation of the term consequent upon a retheoriz­ ing of such questions as the nature of representation in cinema, the role of ideology, and female subjectivity in films.
    [Show full text]
  • The Tropical Spa Asian Secrets of Health, Beauty and Relaxation
    the tropical spa Asian secrets of health, beauty and relaxation By Sophie Benge Photos by Luca lnvernizzi Tettoni PERIPLUS The exclusive one-villa spa at the Ibah in Bali is spacious and decorated like a luxurious home, just as the owners of this enchanting hotel wanted. As a result. it offers one of the most rarefied personal spa experiences in Bali. Published by Periplus Editions (HK) Ltd., with editorial offices at 61 Tai Seng Avenue #02-12, Singapore 534167 Copyright© 1999 Periplus Editions (HK) Ltd Copyright photos @ 1999 Luca lnvernizzi Tettoni First paperback edition published in 2003 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise without prior permission of the publisher. LCC Card No. 2005295839 ISBN: 978-1-4629-0672-7 (ebook) Important Notice The recipes and techniques outlined in The Tropical Spa are intended for cosmetic and relaxation use only and are not meant to replace diagnosis and treatment by a medical practitioner. Before using any of these recipes, author and publisher recommend consulting a physician. All the recipes have been tested and are considered safe, but since some people have more sensitive skin than others and since the user's actual recipe preparation is beyond the control of the author or publisher, author and publisher accept no liability with regard to the use of recipes or techniques contained in this book. Distributed by North America, Latin America & Europe Tuttle Publishing 364 Innovation Drive, North Clarendon, VT 05759-9436 Tel: (802) 773-8930.
    [Show full text]
  • The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema
    The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema Ekky Imanjaya Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy University of East Anglia School of Art, Media and American Studies December 2016 © This copy of the thesis has been supplied on condition that anyone who consults it is understood to recognise that its copyright rests with the author and that use of any information derived there from must be in accordance with current UK Copyright Law. In addition, any quotation or extract must include full attribution. 1 Abstract Classic Indonesian exploitation films (originally produced, distributed, and exhibited in the New Order’s Indonesia from 1979 to 1995) are commonly negligible in both national and transnational cinema contexts, in the discourses of film criticism, journalism, and studies. Nonetheless, in the 2000s, there has been a global interest in re-circulating and consuming this kind of films. The films are internationally considered as “cult movies” and celebrated by global fans. This thesis will focus on the cultural traffic of the films, from late 1970s to early 2010s, from Indonesia to other countries. By analyzing the global flows of the films I will argue that despite the marginal status of the films, classic Indonesian exploitation films become the center of a taste battle among a variety of interest groups and agencies. The process will include challenging the official history of Indonesian cinema by investigating the framework of cultural traffic as well as politics of taste, and highlighting the significance of exploitation and B-films, paving the way into some findings that recommend accommodating the movies in serious discourses on cinema, nationally and globally.
    [Show full text]
  • Kajian Musikologis Teknik Improvisasi Biola Oleh Hendri Lamiri Pada Lagu Cintaku Karya Eros Djarot
    KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Musik Disusun Oleh: Natalia Mutiara Dewi NIM. 15100460131 Semester Gasal 2019 / 2020 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2019 i LEMBAR PENGAJUAN KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT Oleh: Natalia Mutiara Dewi NIM. 15100460131 Karya Tulis ini disusun sebagai persyaratan untuk mengakhiri jenjang pendidikan Sarjana pada Program Studi S-1 Musik Diajukan Kepada JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA Semester Gasal 2019/2020 ii MOTTO Allah menyatakan bahwa Ia akan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28) Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, atas kasih karunia, kesehatan, dan segala limpahan berkat-Nya. Kedua orang tua dan kakak-kakak tercinta atas kehangatan, kesabaran, dan dukungan serta doa selama ini. v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Kajian Musikologis Teknik Improvisasi Biola Oleh Hendri Lamiri Pada Lagu Cintaku Karya Eros Djarot” dengan baik. Tugas Akhir dalam bentuk karya tulis ini merupakan salah satu syarat utama untuk mengakhiri jenjang S1 Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Karya tulis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik jika tidak didukung oleh beberapa pihak, baik dukungan secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu dengan segenap hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kustap, S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Prodi Musik Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Perancangan Buku Ilustrasi Musik Populer Era 80 – An
    ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 910 PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI MUSIK POPULER ERA 80 – AN INDONESIA SEBAGAI MEDIA INFORMASI (DESIGNING ILLUSTRATION BOOK OF INDONESIAN 80s POPULAR MUSIC AS INFORMATION MEDIA) Trisna Dwi Kurnia Putri1, Taufiq Wahab, S.Sn., M.Sn.2 1,2,3Prodi S1 Desain Komunikasi Visual, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom [email protected], [email protected] Abstrak Secara tidak sadar musik sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup manusia. Musik merupakan sebuah susunan dari irama, nada, melodi dan diiringi oleh alunan suara yang sesuai. Musik mulai berkembang bebas di Indonesia pada era 50-an, sedangkan musik yang terbilang energik dengan kemunculan genre jenis baru seperti pop kreatif yang dianggap sebagai gebrakan baru yaitu era 80-an. Musik era 80-an mulai terasa kembali masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia khususnya yang dirasakan oleh anak muda saat ini. Contoh fenomena cover lagu yang dibawakan oleh penyanyi saat ini, pemutaran acara musik di radio dan konser musik dengan tema 80-an yang membuat anak muda mengetahui lagu tersebut namun mereka masih cenderung kurang mengenal siapa penyanyinya. Faktor yang menyebabkan adalah kurangnya media informasi dan arsip yang menginformasikan tentang musik Indonesia, sekalipun ada tetapi tidak terurus dengan baik dan alhasil banyak karya musik Indonesia yang hanya teringat di dalam ingatan saja dan kadang lupa. Padahal kalau di ulik kembali banyak karya dari musisi pada era itu untuk dapat dijadikan sebagai kebanggaan dan apresiasi masyarakat Indonesia sekaligus referensi untuk musik Indonesia saat ini dan untuk masa depan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat perancangan buku ilustrasi musik populer era 80-an Indonesia sebagai media informasi yang dilengkapi oleh media pendukung mp3 kompilasi untuk mengenalkan jejak karya pemusik era 80-an di Indonesia.
    [Show full text]
  • Memoirs from Our Six-Month Training in India We Can!
    Vol. 7 No. 2 | August 2014 Inauguration of Wadah Community Centers: Kampung Beting Remaja & Cibodas, Lembang Memoirs from our Six-Month Training in India We Can! Wadah Bridges India and Nepal 2 | August 2014 | Editorial FOUNDER Anie Djojohadikusumo 2 Message from the Founder BOARD OF ADVISERS Janti Notowidigdo 3 Dewi Djarot Tuti Mashuri 4 Dear Friends and Readers, Yekti Suradji We are once again so proud to bring you the CHAIRPERSON 6 latest edition of our Newsletter. Retnaning Tyas 10 We hope that this edition will again give you SECRETARY all, our friends, additional insights and clearer Paula Stella Nova Landowero picture on the progress of our activities. Our 13 tasks at hand are so enormous that we know TREASURER that it may take a lifetime and even forever to J. Cecilia Parengkuan 16 accomplish them all. But, we also know that Lilik Djohan with your continued support we will be able to achieve what we plan to do. We will not WADAH YOGYAKARTA be able to do it alone. Empowering women is 18 empowering communities! Educating a child CHAIRPERSON is synonymous to preparing him and her to Insiwijati Prasetyaningsih 20 tomorrow’s challenges. This is where we want you to help and join us. SECRETARY Noeryati 22 A few months from now we will again be holding our Wadah Global Gathering (WGG). This will be its second staging. This time, it will be held TREASURER 26 at the majestic region of Yogyakarta, Indonesia’s former seat of govern- Bambang Purnomo Hediono ment. Yogyakarta is considered as a special region where the conver- 30 gence and presence of the different religions that are acceptable in Indo- WADAH INTERNATIONAL MOVEMENT nesia evidently co-exist.
    [Show full text]
  • Indonesian 1 - a Indonesian
    SONG LIST FOR MULTMEDIA KARAOKE PLAYER INDONESIAN 1 - A INDONESIAN NO. TITLE SINGER NO. TITLE SINGER 42002 1 2 3 TOFU 43738 AJA'NA IYA MUSENGE ANSAR S 43647 1 2 3 FARID HARDJA 43739 AJARI AKU MENCINTAI JAMRUD 42003 1000 PUISI B I P 43740 AKHIR CERITA CINTA GLENN FREDLY 42001 1001 SHADEN 42017 AKHIR CINTA/AWAL DR CINT PANBERS 43720 1001 JALAN DOEL SUMBANG 43521 AKHIRI INI DENGAN INDAH JIKUSTIK 42004 1001 JANJI PIXEL 43741 AKHIRNYA GIGI 43721 2 DSD PETER PAN 43447 AKHIRNYA KAU DUSTA OBBIE MESAKH 43722 24.00 LEWAT THE BRANDALS 42018 AKHIRNYA KAU PERGI JUGA OBBIE MESAKH 43723 2MORROW THE CAT 42019 AKHIRNYA KU JATUH CINTA OBBIE MESAKH 42005 3(TIGA) KATA CAFFEINE 43742 AKU PETER PAN 42020 A K U LINGUA 42021 AKU BAIK BAIK SAJA RATU 42006 ABADI NAMAMU DI HATI OBBIE MESAKH 42022 AKU BEGINI ENGKAU BEGITU BROERY M 42007 ABADILAH TIKET 43743 AKU BENCI ANNIE CARERA 43724 ABANG BECAK BIMBO 43744 AKU BISA FLANELLA 43481 ABANG PULANG BENYAMIN S & GRACE SIMON 43522 AKU BUKAN PILIHAN IWAN FALS 43482 ABANG SAYANG NN 43745 AKU BUKAN PILIHAN HATIMU UNGU 42008 ADA APA DENGAN CINTA MELLY GOESLAW & ERIK 43746 AKU BUKAN PINTU LOELA DRAKEL 43725 ADA APA DENGANMU PETER PAN 43747 AKU BUKAN UNTUKMU ROSA 42009 ADA CINTA BENING 42023 AKU CINTA DIA CHRISYE 43624 ADA RINDU UNTUKNYA PANCE F PONDAAG 43645 AKU CINTA DIA BETHARIA S 43726 ADA YANG SALAH DENGAN... SEURIEUS 42024 AKU CINTA KAMU DOEL S & NINI C 43727 ADA YANG TAK MAMPU KU... EBIET G ADE 42025 AKU CINTA KAMU HARVEY MALAIHOLO 43728 ADAKAH COKELAT 42026 AKU CINTA PADAMU DIAN PIESESHA 43718 ADAKAH CINTA ABADI NN 42027 AKU CINTA YANG NYATA BETHARIA S 43729 ADAKAH LAGI PELANGI EDI SILITONGA 43651 AKU DAN BINTANG PETER PAN 43704 ADE PROJECT POP 42028 AKU DAN DIA HARVEY MALAIHOLO 43730 ADILKAH INI TIA (AFI) 43662 AKU DAN DUNIA JIKUSTIK 42010 ADINDA JIKUSTIK 42029 AKU DAN RENJANA KATON BAGASKARA 43731 ADINDA TITIK PUSPA 43748 AKU DATANG UNTUKMU JIKUSTIK FT.
    [Show full text]
  • Profil Penerima
    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Profil Penerima ANUGERAH KEBUDAYAAN DAN PENGHARGAAN MAESTRO SENI TRADISI 2 17 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Profil Penerima ANUGERAH KEBUDAYAAN DAN PENGHARGAAN MAESTRO SENI TRADISI 2017 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Untuk kalangan sendiri Tidak untuk diperjualbelikan i TIM PENYUSUN PROFIL PENERIMA PENGHARGAAN KEBUDAYAAN TAHUN 2017 Pengarah: Nadjamuddin Ramly Penanggung Jawab: Yayuk Sri Budi Rahayu Penulis: Binsar Simanullang Dewi Nova Wahyuni Retno Raswati Willy Hangguman Mohamad Atqa Aan Rukmana Desy Wulandari Frans Ekodhanto Purba Dita Darfianti Yusuf Susilo Rini Suryati Hilmi Setiawan Dian Warastuti Kameramen: Saiful Mujab Simbul Sagala Moch. Saleh M. Rully Agus Purna Irawan Fotografer: Dede Semiawan Rachmat Gunawan Yoki Rendra P. Editor: Kenedi Nurhan Sekretariat dan Pengolah Data : Richard Antoni Rizky Ernandi Jatmiko Hari Wibowo Haris Dwijayanto Liza Ariesta Yohanes Redi Luciano Layout & Desain Cover: Tasman ii KATA PENGANTAR Kalaulah bukan karena tinta Takkan kugubah sebuah puisi Kalaulah bukan karena cinta Takkan bersua pada Anugerah Kebudayaan ini Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Saat ini pengaruh globalisasi dan media informasi sangat dahsyat menerpa kehidupan kita. tanpa proses penyaringan tanpa peresapan yang matang akan berakibat pada perubahan sikap dan perilaku yang mempengaruhi karakter dan budaya bangsa. Bertolak dari situasi ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Cq Direktorat Warisan Dan Diplomasi Budaya, telah memfokuskan program-program kegiatannya pada arah penguatan karakter bangsa, dengan melakukan penanaman dan persemaian atau internalisasi nilai–nilai budaya. Penganugerahan kebudayaan yang kita lakukan setiap tahun adalah salah satu bentuk penguatan karakter bangsa, dengan melakukan penanaman dan persemaian atau internalisasi nilai – nilai budaya.
    [Show full text]