Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973 - 1990
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
INVENTARIS ARSIP PERSEORANGAN GURUH SUKARNO PUTRA 1973 - 1990 DIREKTORAT PENGOLAHAN DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Pasal 19 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menyatakan bahwa Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional wajib melakukan pengelolaan arsip statis yang berskala nasional agar dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan pengguna arsip dan masyarakat secara luas. Salah satu hasil pengolahan arsip statis yang telah diselesaikan pada Tahun Anggaran 2016 adalah Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973-1990. Substansi arsip yang dimuat dalam Inventaris Arsip ini terdiri dari arsip tekstual yang tercipta atas kegiatan pencipta arsip yang dalam hal ini adalah Guruh Sukarno Putra (GSP) sebagai seorang seniman dan anggota masyarakat. Dengan tersusunnya inventaris arsip ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra yang tersimpan di ANRI. Kami menyadari inventaris arsip ini masih belum sempurna, namun inventaris arsip ini sudah dapat digunakan untuk mengakses arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra periode 1973- 1990 yang tersimpan di ANRI. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan ANRI, Keluarga Besar Guruh Sukarno Putra, para anggota tim dan semua pihak yang telah membantu penyusunan inventaris arsip ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan. Amin. Jakarta, Maret 2017 Direktur Pengolahan Drs. Azmi, M.Si ii ! DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN 1 A. Riwayat Hidup 1 B. Sejarah Arsip 10 C. Pertanggungjawaban Pembuatan Inventaris Arsip 12 D. Petunjuk Akses Arsip 17 1. Persyaratan Akses Arsip 17 2. Penggunaan Inventaris Arsip 18 3. Penggunaan Arsip sebagai Sumber Data 19 E. Daftar Pustaka 20 II. URAIAN DESKRIPSI ARSIP 20 A. PRIBADI 20 1. Mahasiswa 20 2. Perayaan Ulang Tahun 23 3. Korespondensi 25 3.1. Surat 22 3.2. Memo 80 3.3. Kartu 84 3.4. Telegram 120 iii ! B. SENIMAN 126 1. Pencipta Lagu/ Komposer/Ilustrator Musik 126 1.1 Album Musik Guruh Gipsy 126 1.2 Komposer 130 1.3 Ilustrator Musik 131 1.4 Festival Lagu 133 1.5 Non Festival 135 1.6 Tanggapan Penggemar 136 2. Koreografer 154 2.1 Pergelaran Tari 154 2.2 Tanggapan Penggemar 157 3. Aktor Film 163 3.1 Film Drama 163 3.2 Tanggapan Penggemar 164 C. SWARA MAHARDDHIKA 167 1. Organisasi Pemuda Swara Maharddhika 167 1.1 Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga 167 1.2 Keanggotaan Swara Maharddhika 167 1.3 Pertunjukkan dan Pergelaran Tari Swara Maharddhika 171 1.4 Perayaan Ulang Tahun Swara Maharddhika 182 1.5 Terbitan 183 1.6 Tanggapan Penggemar 183 2. Yayasan Swara Maharddhika 194 2.1 PT. Gencar Semarak Perkasa (GSP Production) 194 2.2 Tanggapan Penggemar 195 iv ! D. AKTIVIS 199 1. Politik 199 1.1. Partai Demokrasi Indonesia 199 2. Organisasi Kemasyarakatan 200 2.1 Organisasi 200 2.2 Yayasan 203 2.3 Majelis/Komite/Kesatuan 206 E. DOKUMENTASI 207 1. Surat 207 2. Foto 211 3. Makalah/Laporan/Risalah/Naskah Skenario 212 4. Buku 212 5. Koran/Majalah/Buletin 213 6. Brosur 215 7. Kartu Nama/Tiket 216 III. PENUTUP 217 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Indeks Subjek 2. Indeks Wilayah 3. Indeks Nama Orang 4. Indeks Nama Perusahaan 5. Indeks Nama Yayasan/ Organisasi 6. Indeks Nama Lembaga/Instansi/Insitusi 7. Daftar Singkatan v ! I.! PENDAHULUAN A.!Riwayat Hidup Guruh Sukarno Putra (GSP) lahir dengan nama lengkap Muhammad Guruh Irianto Sukarno Putra dilahirkan di Istana Merdeka, Jakarta pada 13 Januari 1953, dikenal sebagai seniman dan juga politikus. Darah seni anak bungsu pasangan Ir. Sukarno, Presiden Indonesia pertama dengan Ibu Fatmawati ini sudah terlihat sejak kecil, yang ditandai dengan bakat dan minat yang besar pada dunia seni dan sastra. GSP kecil sudah belajar tarian tradisional Jawa, Sunda, Bali, Minang, dan beberapa tarian daerah lainnya selepas usia balita. Pada saat Sekolah Dasar, GSP beberapa kali tampil di Televisi Republik Indonesia (TVRI) bersama kelompok musik yang dibentuknya, dan mengiringi piano teman-temannya dari Sekolah Rakyat (SR) Perguruan Cikini. Oleh karena itu sejak usia muda ia telah dikenal oleh pemirsa TVRI. Menginjak usia remaja, GSP mulai mengarang lagu, dan pada 1965 membentuk band The Beat-G (Wiratama, 2005: 7). Pendidikan formal sejak bangku Sekolah Rakyat (SR) sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di laluinya di Perguruan Cikini. Dibalik bakat seninya, GSP merupakan pelajar cerdas dengan nilai yang mendekati sempurna. Tamat dari SR Perguruan Cikini pada 1965 dengan perolehan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia, Berhitung, Pengetahuan Umum, dan Menulis semuanya mendekati angka 100, sehingga GSP 1 ! mendapat predikat Bintang Pelajar. Prestasinya ini sempat diberitakan oleh Kantor Berita Antara pada Agustus 1965. (Wiratama, 2005: 6-7). Dalam perjalanan studinya, GSP juga pernah menempuh pendidikan selama tiga tahun di jurusan Arkeologi di Universiteit van Amsterdam, Belanda. Kehidupan masa remaja GSP diisi dengan memperdalam kemahirannya dalam seni tari dan musik daerah/tradisonal. Pada periode 1969 - 1972, ia berguru kepada beberapa seniman terkemuka, seperti: I Wayan Diya, I Wayan Rindi, Anak Agung Ayu Oka, Ni Ketut Reneng, I Nyoman Kakul (tari Bali), I Gusti Kompyang Raka, Anak Agung Gde Ngurah Mandera, I Made Gerindem (gamelan Bali), dan Serimpi-Bedoyo bersama Raden Ayu Laksminto Rukmi. (Wiratama, 2005: 9-10). GSP juga belajar musik kepada komponis Indonesia terkemuka yaitu Mochtar Embut dan Ismail Marzuki (Wiratama, 2005: 9-10 ). Perjalanan kesenian GSP terus berlanjut dengan pembentukan band “The Flower Poetman” pada 1970. GSP juga berkumpul bersama para seniman di Taman Ismail Marzuki, dan bergabung menjadi anggota kelompok gamelan Bali. Ia juga mengikuti latihan teater di Teater Kecil pimpinan Arifin C. Noer, serta mengorganisir kelompok angklung dan gamelan Jawa di lingkungan Perguruan Cikini (Wiratama, 2005: 8 - 9 ). Pengekspresian jiwa seni GSP tidak saja terbatas ketika ia berada di tanah air. Pada saat kuliah di Universiteit van Amsterdam, Belanda, GSP menjadi anggota grup gamelan Jawa dan Bali di Tropen Museum, Amsterdam (1973). Sambil kuliah, GSP juga mengajar gamelan Bali di 2 ! Tropen Museum, Amsterdam dan mengajar tari Bali dalam wadah CREA (Het Cultureel Studentencentrum van Universiteit van Amsterdam), suatu organisasi mahasiswa di bidang sosial-budaya Universiteit van Amsterdam, Belanda pada 1974. Pada 1975, sekembalinya dari Belanda, GSP membuat kegiatan eksperimen musik perpaduan gamelan Bali dan musik Barat. Eksperimen ini melahirkan album musik Guruh Gipsy. Dalam buku “Musisiku” yang diterbitkan oleh Republika, disebutkan bahwa album Guruh Gipsy yang diluncurkan pada 1976 merupakan tonggak musik pop Indonesia. Proyek Guruh Gipsy didukung oleh musisi-musisi terkenal Indonesia, seperti: GSP (piano, gamelan), Keenan Nasution (drum,vokal), Chrisye (vokal, bass), Roni Harahap (piano, keyboard), Oding Nasution (gitar), dan Abadi Soesman (synthesizers). Oleh banyak pihak, biaya produksi dari eksperimen ini dianggap menghabiskan biaya besar dan memiliki nilai terobosan yang ambisius. Di lain pihak, album Guruh Gipsy memiliki pesona tersendiri, karena tidak hanya melakukan eksplorasi bunyi melainkan juga mempunyai tema penulisan lirik yang memasuki wilayah kritik social (Republika, 2007 : 295-300) Debut pertama di bidang musik komersial, yang ditandai dengan keluarnya karya eksperimen berupa Album Guruh Gipsy menuai banyak catatan dari para penikmat musik. Sebuah album yang dikerjakan dengan serius dan cermat, yang hanya dicetak sebanyak 5.000 keping kaset ini melalui masa penggarapan yang sangat panjang. Album Guruh Gipsy yang 3 ! disampul depannya menyertakan tagline: “kesempatan dalam kepekatan”, memulai masa tahapan awal proses rekaman dari Juli 1975 hingga Februari 1976. Album ini menggarap sekitar 4 buah lagu, antara lain berjudul Geger Gelgel, Barong Gundah. Tahap selanjutnya berlangsung selama sebulan penuh mulai dari Mei hingga Juni 1976 dan menghasilkan 4 buah lagu, yaitu Smaradhana, Indonesia Maharddhika, Janger 1897 Saka, dan Chopin Larung. Proses mixing berlangsung sekitar lima bulan, mulai dari Juli hingga November 1976, dan menjelang akhir 1976 album Guruh Gipsy diliris. Dalam Buku “Musisiku” terbitan Republika, disebutkan bahwa dari ukuran industri album musik Guruh Gipsy memang tidak memenuhi target penjualan, namun dalam pencapaian artistik album Guruh Gipsy bisa dianggap sebagai inspirasi sebuah karya musik untuk generasi setelahnya (Republika, 2007 : 295-300). Bersamaan dengan dirilisnya album Guruh Gipsy, lagu ciptaan GSP berjudul Renjana, yang berarti rasa hati yang kuat, rindu, memenangkan Festival Nasional Cipta Lagu Populer Indonesia. Lagu ini sekaligus mewakili Indonesia dalam Festival Internasional World Popular Song Festival di Tokyo, Jepang. Secara berturut-turut beberapa karya musik GSP mencetak hits, antara lain Galih dan Ratna, Gita Cinta, Anak Jalanan, Lenggang Puspita, Sendiri dan Marlina. GSP juga sukses mendulang prestasi sebagai illustrator musik film layar lebar dalam film Ali Topan Anak Jalanan pada 1977 (Majalah Gatra, 2002: 30). Dalam 4 ! dunia seni peran, GSP pernah menjadi pemeran Sunan Muria dalam film Wali Songo pada 1985. Pada 1987, GSP kembali berhasil membuat orang tertuju pada hasil karya lagunya Kembalikan Bali Padaku yang dinyayikan oleh Jopie Latul. Lagu ini memukau perhatian dalam Festival Cipta Lagu Populer Indonesia dan mewakili Indonesia pada World Popular Song Festival di