Analisis Wacana Dalam Film Titian Serambut Dibelah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Wacana Dalam Film Titian Serambut Dibelah ANALISIS WACANA FILM TITIAN SERAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA CHAERUL UMAM Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1430 H ABSTRAK “Analisis Wacana Film Titian Serambut Dibelah Tujuh karya Chaerul Umam” Oleh : Zakka Abdul Malik Syam 105051001918 Film Titian Serambut dibelah Tujuh merupakan salah satu film ber-genre drama religi, mengusung tema seputar perjuangan sesosok guru muda yang bernama Ibrahim yang telah menimba ilmu dari pesantren. Dalam langkahnya sebagai guru muda yang ingin menerapkan ilmunya di tengah masyarakat ia menemui banyak sekali tantangan dan lika-liku dalam kehidupannya, namun semua itu ia hadapi dengan keikhlasan dan kesabaran serta perjuangan. Kemudian yang menjadi pertanyaan utama adalah bagaimana gagasan atau wacana yang terdapat dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh yang di sutradarai oleh Chaerul umam? Selanjutnya akan melahirkan sub-question mengenai nilai-nilai moral apa saja yang terdapat dalam film titian serambut dibelah tujuh ini? Metode yang digunakan adalah analisis wacana dari model Teun Van Dijk. Dalam model Van Dijk ada tiga dimensi yang menjadi objek penelitiannya, yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan juga konteks sosial adalah pandangan atau pemahaman komunikator terhadap situasi yang melatar belakangi dibuatnya film tersebut. Sedangkan dimensi teks adalah susunan struktur teks yang terdapat dalam film ini. Jika dianalisa, secara umum guru Ibrahim dalam film titian serambut dibelah tujuh ini hendak mengkonstruksi tema besar yakni tentang keikhlasan, kesabaran dan perjuangan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar serta cobaan yang dihadapinya. Dalam film ini juga tertangkap kesan kuat mengenai kepasrahan seorang manusia terhadap Tuhannya, kemudian agar lebih menggugah emosi para penonton disisipkan kata/kalimat yang berpetuah bijak. Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa strategi wacana, komunikator dalam film ini dapat ditemukan dalam wacana Van Dijk yang meliputi elemen tematik, skematik, semantik, sintaksis, stalistik, maupun informasi percakapan dan ungkapan kiasan dalam strategi retoris. Komunikator melakukan strategi wacana melalui komposisi jumlah scene yang mempresentasikan wacana- wacana yang hendak di usung, komposisi peletakan scene, penekanan suatu pesan dan pelemahan suatu scene yang lain hingga penguatan karakter/tokoh dan pelemahan karakter/tokoh lain. i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur disampaikan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Film Titian Serambut Dibelah Tujuh karya Chaerul Umam’’ ini dapat terselesaikan. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. Banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu, sepatutnyalah diberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Arief Subhan, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan Drs. Wahidin Saputra,MA., Drs. H. Mahmud Djalal, MA., serta Drs. Study Rizal L.K, selaku Pembantu Dekan I, II dan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi 2. Drs. Jumroni, M.Si., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). 3. Hj. Umi Musyarofah, MA., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). 4. Drs. S. Hamdani, MA., selaku dosen Pembimbing skripsi, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. ii 5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat. Juga kepada Staf Perpustakan Utama, dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 6. Kedua orang tua tercinta, H. Syamsuddin dan Hj. Jawiyah atas segala kasih sayang, perhatian, doa, dan segala bantuan baik berupa dukungan moril maupun materiil. 7. Sutradara Film Titian Serambut Dibelah Tujuh Bapak Chaerul Umam, yang telah meluangkan waktunya serta memberikan pencerahan tentang film nasional ditengah sibuk jadwal syuting film sinteron religi ramadhan terbarunya. 8. Keluarga Besar (Alm.) Hj. Fatimah Binti H. Solihin, encang-encing, abang- abang, mpok-mpok, yang selalu memberikan nasihat, masukan dan kritik untuk kebaikan yang membuat hati ini bahagia dan termotivasi. 9. Kawan-kawan seperjuangan KPI B angkatan 2005, Irfanul Hakim, Indra Gunawan, Afandi Sradak-sruduk, Acunk, Noviyanto, Erwin Item, Rif.Q, Laily, Maryam, Yudithia Ahmad, dan yang hingga sampai saat ini entah dimana kalian, seluruh KOMUNITAS DJUANDA Ray, Renal salam oke-oke, El- Masyhar United. 10. Kawan-kawan KPI A, KPI C, KPI D. don’t miss me ok2x terima kasih buat motivasi dan hangatnya arti perkawanan. iii Akhirnya hanya Allah SWT jualah, penulis kembalikan semoga semua yang telah diberikan kepada penulis akan menjadi amal ibadah yang tak terhapus selamanya. Dengan demikian, mesti diakui masih terdapat banyak kekurangan dalam tulisan ini. Oleh karenanya, sangat diharapkan saran dan kritik juga ralat dari pembaca sekalian. Semoga tulisan ini bermanfaat. Sekian dan terima kasih. Jakarta, 04 Maret 2010 Penulis iv ANALISIS WACANA FILM TITIAN SERAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA CHAERUL UMAM Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : ZAKKA ABDUL MALIK SYAM 105051001918 Pembimbing: Drs. S. Hamdani, MA NIP.19550309 199403 1 001 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1430 H BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dewasa ini, media massa yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah seperti surat kabar, radio, televisi, internet dan film memberikan kemudahan bagi para da’i untuk menyampaikan pesan dakwahnya. Karena dengan menggunakan media massa maka jangkauan dakwah tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Sebagaimana diketahui, film merupakan salah satu media komunikasi massa,1 Oleh karena itu film adalah medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan pendidikan (edukatif) secara penuh (media yang komplit)2 Diantara beberapa media tersebut yang banyak diminati oleh masyarakat adalah film, karena film bisa memadukan dua unsur yaitu suara dan gambar. Selain itu film juga merupakan salah satu dari hasil kebudayaan yang kehadirannya saat ini akrab dengan keseharian manusia.3 Film dimasukkan dalam kelompok komunikasi massa selain mengandung aspek hiburan, juga memuat aspek edukatif. Namun aspek sosial kontrolnya tidak 1 Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar (Jakarta: BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, 1999), h. 11. 2 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Cipta Aditya Bakti, 2003), h.207. 3 Mustafa Mansur, Jalan Dakwah, (Jakarta: Pustaka Ilmiah, 1994), h.26. 1 2 sekuat pada surat kabar, majalah serta televisi yang memang menyiarkan berita berdasarkan fakta yang terjadi. Fakta film ditampilkan secara abstrak dimana tema cerita bertolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan dari itu, dalam cerita dibuat secara imajinatif.4 Kehadiran keanekaragaman media komunikasi adalah salah satu yang dapat dimanfaatkan oleh umat Islam sebaik-baiknya sebagai sarana peningkatan iman dan takwa, media komunikasi juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan moral baik yang terkandung dalam Islam maupun yang hanya disepakati oleh masyarakat. Oleh karena itu praktis dakwah dituntut unuk bisa berinovasi melalui media alternatif dalam menyampaikan nilai moral kepada masyarakat dan kebenaran Islam.5 Film sama dengan media artistik lainnya memliki sifat-sifat dasar dari media lainya yang terjalin dalam susunannya yang beragam. Film memiliki kesanggupan untuk memainkan ruang dan waktu, mengembangkan dan mempersingkatnya, menggerak majukan dan memundurkan secara bebas dalam batasan-batasan wilayah yang cukup lapang. Meski antara media film dan lainnya terdapat kesamaan-kesamaan, film adalah sesuatu yang unik.6 Salah satu kelebihan yang dimiliki film, baik yang ditayangkan lewat tabung televisi maupun layar perak, film mampu menampilkan realitas kedua (the 4 Marfi Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), h.27. 5 Sean Mac Bried, Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan, Aneka Suara Satu Dunia (Jakarta : PN Balai Pustaka Unesco, 1983), h. 120. 6 Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar, h. 6. 3 second reality) dari kehidupan manusia. Kisah-kisah yang ditayangkan bisa lebih bagus dari kondisi nyata sehari-hari, atau sebaliknya bisa lebih buruk. Film sebagai media komunikasi yang di dalamnya terdapat proses komunikasi banyak mengandung pesan, baik pesan sosial, pesan moral, maupun pesan keagamaan. “Mengikuti dunia perfilman, nampaknya kini film telah mampu merebut perhatian masyarakat. Lebih-lebih setelah berkembangnya tekhnologi komunikasi massa yang dapat memberikan kontribusi bagi perfilman. Meskipun masih banyak bentuk-bentuk media massa lainnya, film memiliki efek ekslusif bagi penontonnya. Puluhan bahkan ratusan penelitian berkaitan dengan efek media massa film bagi kehidupan manusia betapa kuatnya media mempengaruhi pikiran, sikap dan tindakan para penontonnya.”7 Namun sebelum itu, saya akan menguraikan sedikit ekspresi kebudayaan Islam
Recommended publications
  • Shu Anggota Kopkarci Tahun Buku 2016
    SHU ANGGOTA KOPKARCI TAHUN BUKU 2016 NILAI SHU ANGGOTA - NILAI SHU - NETT NO NIK BARU NAMA ANGGOTA ORG LOKASI PPh - 10% GROSS (TRANSFER) DICAIRKAN 1 00112050261 ACHMAD FATONI ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 69,928 (6,993) 62,935 2 00116110041 AFRILIA TRISNAWATI ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 309,214 (30,921) 278,293 3 00111067213 ANDI SYAHRUL FADILILAH ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 478,508 (47,851) 430,657 4 00115050108 BAGOES ANDREA ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 807,077 (80,708) 726,369 5 00116120039 CHOIRUL UMAR DICKY WICAKSONO TRI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 522,793 (52,279) 470,514 6 00108080302 ENDRO SETIAWAN ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 214,085 (21,409) 192,677 7 00108020535 ERWAN NOVIANTO ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 1,101,785 (110,178) 991,606 8 00115080059 EVI PUSPITA SARI ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 446,096 (44,610) 401,487 9 00108020381 HADI PRAYITNO ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 244,800 (24,480) 220,320 10 00116120038 HAJAH ZULFIYAH TRI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 343,128 (34,313) 308,815 11 00110044565 HENDRI SUSILO ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 169,144 (16,914) 152,229 12 00116120056 IMANUEL SUGIARTO TRI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 862,933 (86,293) 776,639 13 00112060347 KHUSNIATUL ASMI ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 55,165 (5,517) 49,649 14 00113029642 LUSI APRIYANTI ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 116,116 (11,612) 104,505 15 00116110051 M. TURJUMANI ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya 1,548,245 (154,824) 1,393,420 16 00111128984 M.NUR HARISTA ARI Carrefour Ahmad Yani Surabaya
    [Show full text]
  • East-West Film Journal, Volume 5, No. 1
    EAST-WEST FILM JOURNAL VOLUME 5 . NUMBER 1 SPECIAL ISSUE ON MELODRAMA AND CINEMA Editor's Note I Melodrama/Subjectivity/Ideology: The Relevance of Western Melodrama Theories to Recent Chinese Cinema 6 E. ANN KAPLAN Melodrama, Postmodernism, and the Japanese Cinema MITSUHIRO YOSHIMOTO Negotiating the Transition to Capitalism: The Case of Andaz 56 PAUL WILLEMEN The Politics of Melodrama in Indonesian Cinema KRISHNA SEN Melodrama as It (Dis)appears in Australian Film SUSAN DERMODY Filming "New Seoul": Melodramatic Constructions of the Subject in Spinning Wheel and First Son 107 ROB WILSON Psyches, Ideologies, and Melodrama: The United States and Japan 118 MAUREEN TURIM JANUARY 1991 The East-West Center is a public, nonprofit educational institution with an international board of governors. Some 2,000 research fellows, grad­ uate students, and professionals in business and government each year work with the Center's international staff in cooperative study, training, and research. They examine major issues related to population, resources and development, the environment, culture, and communication in Asia, the Pacific, and the United States. The Center was established in 1960 by the United States Congress, which provides principal funding. Support also comes from more than twenty Asian and Pacific governments, as well as private agencies and corporations. Editor's Note UNTIL very recent times, the term melodrama was used pejoratively to typify inferior works of art that subscribed to an aesthetic of hyperbole and that were given to sensationalism and the crude manipulation of the audiences' emotions. However, during the last fifteen years or so, there has been a distinct rehabilitation of the term consequent upon a retheoriz­ ing of such questions as the nature of representation in cinema, the role of ideology, and female subjectivity in films.
    [Show full text]
  • Undangan Seleksi Tin
    KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN Jalan Pintu Satu Senayan, Gedung D Lantai 7, Jakarta 10270 Laman: belmawa.ristekdikti.go.id Nomor : B/ 572 /B3.1/KM.01.01/2019 11 Maret 2019 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Undangan Seleksi Tingkat Wilayah ON MIPA-PT 2019 Yth. Pemimpin Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan Sekretaris Pelaksana LLDIKTI Wilayah I s.d. XIV (terlampir) Merujuk surat kami Nomor 4239/B3.1/KM/2018 tanggal 28 Desember 2018 dan Nomor 496/B3.1/KM.01.01/2019 tanggal 27 Februari 2019 tentang Pelaksanaan Tingkat Wilayah Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ON MIPA- PT) tahun 2019, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Peserta yang berhak mengikuti seleksi tingkat wilayah ON MIPA-PT tahun 2019 di masing-masing wilayah adalah sebagaimana daftar terlampir. 2. Seleksi Tingkat Wilayah ON MIPA-PT tahun 2019 dilaksanakan serentak di 14 wilayah pada tanggal 26 s.d. 27 Maret 2019, dimulai pukul 09:00 waktu setempat dan peserta diharapkan hadir 30 menit sebelum pelaksanaan seleksi (tempat dan jadwal terlampir). 3. Peserta membawa kartu mahasiswa dan surat keterangan dari pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan serta menyediakan sendiri perlengkapan alat tulis (ballpoint, pensil dan penghapus), sedangkan kertas jawaban dan buram disediakan panitia (tata tertib terlampir). 4. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi panitia pusat: Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Gedung D Lantai 4, Jl Jend. Sudirman, Pintu Satu Senayan, Jakarta Telp. 021-57946073 atau (Sdr. Joki Nugroho HP. 081310053520 atau dapat menghubungi panitia daerah/wilayah sesuai alamat yang tercantum dalam lampiran 1.
    [Show full text]
  • The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema
    The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema Ekky Imanjaya Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy University of East Anglia School of Art, Media and American Studies December 2016 © This copy of the thesis has been supplied on condition that anyone who consults it is understood to recognise that its copyright rests with the author and that use of any information derived there from must be in accordance with current UK Copyright Law. In addition, any quotation or extract must include full attribution. 1 Abstract Classic Indonesian exploitation films (originally produced, distributed, and exhibited in the New Order’s Indonesia from 1979 to 1995) are commonly negligible in both national and transnational cinema contexts, in the discourses of film criticism, journalism, and studies. Nonetheless, in the 2000s, there has been a global interest in re-circulating and consuming this kind of films. The films are internationally considered as “cult movies” and celebrated by global fans. This thesis will focus on the cultural traffic of the films, from late 1970s to early 2010s, from Indonesia to other countries. By analyzing the global flows of the films I will argue that despite the marginal status of the films, classic Indonesian exploitation films become the center of a taste battle among a variety of interest groups and agencies. The process will include challenging the official history of Indonesian cinema by investigating the framework of cultural traffic as well as politics of taste, and highlighting the significance of exploitation and B-films, paving the way into some findings that recommend accommodating the movies in serious discourses on cinema, nationally and globally.
    [Show full text]
  • Halaman Depan
    DINAMIKA PERFILMAN INDONESIA (SEJARAH FILM INDONESIA TAHUN 1968-2000) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah OLEH Anselmus Ardhiyoga NIM: 034314001 JURUSAN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 ii iii Look, if you had one shot, one opportunity To seize everything you ever wanted, one moment Would you capture it, or just let it slip? You own it; you better never let it go You only get one shot do not miss your chance to blow This opportunity comes once in a lifetime You can do anything You set your mind to (EMINEM) SKRIPSI INI DIPERSEMBAHKAN KEPADA : ¯ TUHAN YESUS KRISTUS ¯ KAKEK DAN PAMANKU YANG TELAH ADA DI SURGA ¯ KELUARGA BESARKU YANG TERCINTA ¯ FITRIA SRI WULANDARI (Thnks Fr Th Mmmrs) ¯ Universitas Sanata Dharma (Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Sejarah) iv ABSTRAK Ardhiyoga, Anselmus. 2008. “Dinamika Perfilman Indonesia (Sejarah Film Indonesia Tahun 1968-2000)”. Skripsi Strata I (SI). Yogyakarta: Prodi Ilmu Sejarah, Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh ideologi pembangunan terhadap perkembangan kebudayaan populer masyarakat. Akan tetapi secara khusus, penelitian ini lebih menyoroti tentang perkembangan film Indonesia karena merupakan film salah satu bagian dari kebudayaan populer dalam masyarakat. Penelitian tentang film, dibagi dalam tiga permasalahan: (1) Bagaimana pengaruh pembangunan terhadap perkembangan film tahun 1968-1980? (2) Bagaimana pengaruh pembangunan terhadap perkembangan film tahun 1980-1990? (3) Bagaimana pengaruh pembangunan terhadap perkembangan film tahun 1990- 2000? Dalam menjawab permasalahan tersebut, Penelitian ini mempergunakan metode penelitian pustaka atau tinjauan/studi pustaka dan menggunakan kritik intren untuk membandingkan data yang diketemukan Dari hasil penelitian tampak bahwa pada tahun 1968-1980, pemerintah ikut campur tangan dalam perkembangan film Indonesia.
    [Show full text]
  • Bab Ii Gambaran Obyek Penelitian
    BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN A. Fenomena Transgender Seks biologisdan gender adalah dua hal yang berbeda. Gender tidak berdasarkan pada anatomi fisik, tetapi berdasar pada apakah seseorang mengidentifikasi dirinya menjadi laki-laki atau perempuan dan bagaimana mereka hidup atau ingin menjalani kehidupan mereka. Di sisi lain, seks biologis melibatkan kromosom, gonad, hormon seks, struktur reproduksi internal dan genital eksternal. Saat lahir, kita mengidentifikasi individu sebagai laki-laki atau perempuan didasarkan pada faktor-faktor ini.Apakah anak-anak akan mengidentifikasikan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan dapat menjadi cerita yang lain. Pada anak-anak, mereka akan menyadari dan mengidentifikasi gendernya pada usia 18 bulan dan 3 tahun. Tentu saja, kebanyakan orang mengembangkan identitas gender sesuai dengan seks biologis mereka. Namun terkadang, gender seseorang tidak sesuai dengan seks biologis mereka. Kondisi inilah yang sekarang diyakini sebagai asal-usul gender terjadi sebelum kelahiran. Kini ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa pada anak-anak transgender, bagian dari otak dapat berkembang dengan jalur yang berbeda dari perkembangan seks fisik. Ketika ini terjadi, seorang anak mungkin lahir dengan ketidaksesuaian antara identitas gender dan penampilan seks. Meskipun begitu mungkin ada juga sejumlah faktor yang dapat berkontribusi untuk mengubah perkembangan awal dalam penetapan gender. Genetika, obat, faktor lingkungan, 28 stres atau trauma pada ibu selama kehamilan, semuanya mungkin saja menjadi pemicu perubahan gender. Selama bertahun-tahun, Asosiasi Psikiatrik Amerika, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders atau DSM, telah menggunakan istilah Kelainan Identitas Gender (Gender Identity Disorder) untuk menggambarkan orang-orang yang transgender. Dengan menggunakan istilah ini adalah bahwa ini dapat mencirikan semua orang-orang yang transgender dimasukkan dalam sakit mental.
    [Show full text]
  • Membaca Kemungkinan Film Sebagai Objek Penelitian Sastra
    Parafrase Vol. 17 No.02 Oktober 2017 Halaman 33 – 38 https://doi.org/10.30996/parafrase.v17i2.1369 MEMBACA KEMUNGKINAN FILM SEBAGAI OBJEK PENELITIAN SASTRA Tri Wahyudi Akademi Film Yogyakarta Abstract. There is still a debate on film and literature relationship. Some argued that films and videos were in the opposite site of language activities, that is, films and videos tried to present the concrete, particular, and sensational forms of life. While others argued that films might be the objects of literary researches. This article aims at exploring the relationship of films and literature and uncovering the position of films as the object of research of literature students. Films and literatue’s relationship cannot be separated from the activity of adapting literary work into movie, or ecranisation. Ecranisation theory bridges the relationship of film and literature and make a film suitable object of a literary research. Yet, there are some who argue that a film which is not the product of ecranisation can become the object of a literary research under the umbrella of culture study, that everything may undergo a redefinition. Key words: literature, film, ecranisation, text, redefinition Pendahuluan Dari fenomena tersebut, sastra dan Sastra dan film adalah dua hal film adalah peluang yang paling mudah yang akrab dalam kehidupan manusia saat bagi manusia mengisi ruang sunyi untuk ini. Di antara hiruk pikuk aktivitas sehari- mendapatkan pleasure. Novel, misalnya, hari, sastra dan film hadir sebagai alternatif dapat dibawa kemana saja dan dibaca saat yang gampang ditemui untuk santai atau di waktu senggang. Demikian menghilangkan kebosanan, mengatasi juga film, sepulang kerja atau ketika kejenuhan, dan mengusir kepenatan di sela- liburan, orang dapat pergi ke biosskop sela pekerjaan.
    [Show full text]
  • BAB II GAMBARAN UMUM FILM SANG PENCERAH A. Film Sang
    BAB II GAMBARAN UMUM FILM SANG PENCERAH A. Film Sang Pencerah Film Sang Pencerah merupakan film karya Hanung Bramantyo yang berangkat dari kisah sejarah perjuangan salah satu tokoh besar K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah. Kisah ini diadopsi dan dikembangkan oleh Hanung Bramantyo menjadi skenario film yang selanjutnya diproduksi menjadi film yang berjudul “Sang Pencerah”. Film Sang Pencerah berdurasi 112 menit dan menghabiskan biaya 12 Miliyar ini ditulis dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini diproduseri oleh Raam Punjabi di bawah naungan PT Multivision Plus (MVP) dan mendapat dukungan penuh dari PP Muhammadiyah. Pemain film ini diantaranya: Lukman Sardi, Ihsan Taroreh, Slamet Rahardjo, Zazkia Adya Mecca, Yati Surachman, Pangki Suwito, Ikranegara, Sujewo Tejo, Ricky Perdana, Mario Irwansyah, Denis Adhiswara, Abdurrahman Afif, serta penampilan perdana dari Giring Nidji. Syuting perdana Film Sang Pencerah dimulai tanggal 21 Mei 2010 sekaligus menandai rangkaian proses produksi film yang menjadi kado istemewa Milad ke-100 warga Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Berbicara masalah proses pembuatan film serta sukses atau tidaknya dalam proses produksinya, tentu saja tidak akan pernah lepas dari peran tim kreatif yang terlibat. 30 Berikut beberapa tim kreatif yang terlibat di dalam proses produksi film, diantaranya : (Gambar 2 : Cover Film Sang Pencerah) Sumber: www.wikepedia.com B. Tokoh-tokoh Dalam Film Sang Pencerah Keberhasilan sebuah film ditentukan oleh performa pemain (cast) dan akting, keberhasilan film tentu juga tidak lepas dari orang-orang yang bekerja dibalik layar yang biasa dikenal sebagai crew film (Pratista, 2008: 154). Berikut adalah cast dan crew dalam film sang pencerah yang peneliti kaji. CAST Pemeran Tokoh - Ikhsan Taroreh - Muhammad Darwis - Lukman Sardi - Ahmad Dahlan - Yati Soerachman - Nyai Abubakar - Slamet Rahardjo Jarot - Kyai Penghulu Kamaludiningrat 31 - Giring Nidji - M.
    [Show full text]
  • Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap Orang Untuk Menggubah, Memperbaiki, Dan Membuat Ciptaan Turunan
    Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP LAMPIRAN I BIODATA BENNY SETIAWAN 1. Personal Benni Setiawan dikenal sebagai penulis skenario dan sutradara film Indonesia. KARIR kiprahnya dalam dunia perfilman Indonesia dimulai dari tahun 2009, di mana dia menulis skenaro dan menyutradarai film BUKAN CINTA BIASA. Ia kemudian intens menulis skenario dan hingga kini sudah menelurkan lima judul film. Sedangkan sebagai seorang sutradara, Benni telah mengarahkan tiga judul film yang kesemuanya dia juga menulis skenarionya. Suksesnya dalam film 3 HATI DUA DUNIA, SATU CINTA membawa namanya melambung dan semakin dikenal. Selain penghargaan untuk Sutradara Terbaik film tersebut juga mendapat penghargaan sebagai Cerita Skenario dan Adaptasi Terbaik. 2. Pengalaman Sebagai penulis skenario : 2011 - KEJARLAH JODOH KAU KUTANGKAP 2010 - 3 HATI DUA DUNIA, SATU CINTA 2010 - CINTA 2 HATI 2009 - SELENDANG ROCKER 2009 - BUKAN CINTA BIASA xv Ananlisis Perbandingan..., Bernadus Anoki, FSD UMN, 2015 3. Pengalaman Sebagai sutradara : a. 2011 - 3 HATI DUA DUNIA b. 2010 - SATU CINTA c. 2010 - CINTA 2 HATI d. 2009 - BUKAN CINTA BIASA 4. Penghargaan - Penghargaan di tahun 2011 : a. Unggulan di Festival Film Bandung, Indonesia Kategori: Sutradara Terpuji Penghargaan: Penghargaan Festival Film Bandung Pada film: 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta b.
    [Show full text]
  • Alcoholic Beverages in Indonesian Movies
    Ashdin Publishing Journal of Drug and Alcohol Research ASHDIN Vol. 7 (2018), Article ID 236062, 09 pages publishing doi:10.4303/jdar/236062 Research Article Alcoholic Beverages in Indonesian Movies Redi Panuju and Daniel Susilo* Faculty of Communications Science, Dr Soetomo University, Indonesia Address correspondence to Daniel Susilo, [email protected] Received 28 August 2018; Revised 08 November 2018; Accepted 14 November 2018 Copyright © 2018 Daniel Susilo, et al. This is an open access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. Abstract The State prohibition on free circulation of liquor Alcoholic beverages, or what is often referred to as liquor is a threat to is related to consequences of excessive consumption. people's lives due to destructive effects when consumed in excess. In Excessive consumption of liquor can lead to disruption Indonesia, the prohibition on using alcoholic beverages is regulated in of liver function, which can lead to hepatitis, gastric Criminal Code (KUHP). Dealers who cause drunkenness and anyone who makes children under the age of 16 drunk are subject to prison damage, damage to body tissues, increased risk of breast sentences. However, as a life story, the phenomenon of using alcoholic cancer, damage to brain function, and damage to the heart beverages is fascinating and because of that, many works of art such as and kidneys. This could result in a stroke, nerve paralysis movies make use of the phenomenon of using alcoholic beverages as and organ failure, which could lead to disability and even a story.
    [Show full text]
  • Nilai-Nilai Dakwah Dalam Film Sang Pencerah
    Nilai-nilai Dakwah dalam Film Sang Pencerah Edi Amin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Abstract: Religious movies have been largely produced nowadays. One of them is Sang Pencerah, a movie directed by Hanung Bramantyo and sponsored by one of the largest religious organization in Indonesia, Muhammadiyah. This is a biography movie from its founder, KH. Ahmad Dahlan. Since it describes about a religious leaders and his central role in establishing Muhammadiyah, we can find many experiences and facts from Dahlan during his proselytizing. Muhammadiyah is known as a proselytizing organization, with the main principles of amar makruf nahi munkar (call for goodness and forbidden disavowal). This article presents the proselytizing dimensions by Dahlan as seen in the movie. Keywords: Sang Pencerah, film religius, dakwah, KH. Ahmad Dahlan. A. Pendahuluan Tulisan ini melihat pesan-pesan dakwah yang disampaikan dalam film Sang Pencerah (SP). Film religi SP yang mengangkat perjuangan seorang tokoh pendiri organinisasi masa Islam Muhammadiyah, KH. Achmad Dahlan, pada dasarnya merupakan transformasi budaya masa lalu (sejarah). Bangsa besarlah yang mau becermin pada sejarah, dalam arti sejarah masa lalu dijadikan guru bagi menata visi dan misi bangsa ke depan. Film sebagai media komunikasi memiliki peran efektif dalam Kontekstualita, Vol. 25, No. 2, 2010 313 EDI AMIN menyampaikan pesan. Stephen W. Littlejohn dan Kareen A. Foss menyatakan bahwa media merupakan bagian dari kekuatan institusi suatu masyarakat (society’s institutional forces); penyebaran pesan dapat memengaruhi masyarakat sebagai representasi budaya.1 Sayangnya, nilai budaya tidak sepenuhnya dapat ditranformasikan, apalagi jika budaya itu dianggap telah lalu. Banyak kendala, selain persoalan dana atau biaya produksi, karena masih ada anggapan bahwa yang lama telah usang.
    [Show full text]
  • Gelar a Tribute to Teguh Karya Slamet Rahardjo Dan Christine Hakim Kamis, 15 September 2005 Teater Populer Bakal Menggelar a Tr
    Gelar A Tribute to Teguh Karya Slamet Rahardjo dan Christine Hakim Kamis, 15 September 2005 Teater Populer bakal menggelar A Tribute to Teguh Karya yang rencananya akan digelar di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (28/9) mendatang. Sejumlah penyanyi dan musisi akan terlibat dalam kegiatan tersebut. Misalnya, Idris Sardi dan Erros Djarot (komposer musik), Addie MS (konduktor), serta sejumlah penyanyi yang akan diiringi oleh Twilite Orchestra. Dalam konser ini akan ditampilkan original soundtrack film-film karya Teguh Karya seperti film Pacar Ketinggalan Kereta, November 28, Badai Pasti Berlalu, Ibunda, Wajah Seorang Lelaki dan lain-lain. Selain didukung oleh musisi kawakan, acara ini juga akan diramaikan oleh para penyanyi senior seperti Anna Mathovani yang pernah mengisi vokalnya di soundtrack film Cinta Pertama, Berlian Hutahuruk (Badai Pasti Berlalu), Aning Katamsi, Harvey Malaihollo, Ruth Sahanaya, Rafika Duri, Marini, Christopher Abimanyu, Fryda Luciana, serta para aktor kawakan lainnya yang pernah membintangi film-film karya Teguh Karya seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Roy Marten, Leny Marlina, Alex Komang, Jenny Rahman, Niniek L Karim, N. iantiarno, dan Rima Melati. Slamet Rahardjo yang menjadi salah satu penggagas acara ini mengatakan bahwa acara ini bukanlah upaya untuk mengkultuskan seorang Teguh Karya. Tetapi, dalam kegairahan perfilman saat ini perlu diberikan sebuah keteladanan yang bisa dipetik dari sosok Teguh Karya. "Kegiatan ini juga didasari oleh pengertian bahwa film bukan hanya sekedar akting saja, melainkan di dalamnya ada juga unsur musik yang mempengaruhi sebuah karya film," ujar Slamet Rahardjo di sanggar Teater Populer, Jalan Kebon Pala, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Slamet mengatakan, A Tribute to Teguh Karya adalah salah satu wasiat yang diamanahkan kepada dirinya setahun sebelum Teguh Karya meninggal pada 11 Desember 2001 lewat ungkapan Teguh yang berbunyi "kreativitas tidak boleh mati".
    [Show full text]