Bab Iii Deskripsi Obyek Penelitian
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 3.1 Narasi Film Cinta Suci Zahrana Film Cinta Suci Zahrana adalah sebuah film Cinta Suci Zahrana merupakan film Indonesia yang dirilis pada tanggal 15 Agustus 2012 yang disutradarai oleh Chaerul Umam. Film ini dibintangi antara lain oleh Meyda Sefira, Kholidi Asadil Alam, Miller, Citra Kirana, dan Faradhina. Film ini diangkat dari novel best seller karangan Habiburrahman El Shirazy yang berjudul sama. Film ini berkisah tentang sosok Zahrana, wanita pertama di Indonesia yang mendapat penghargaan Internasional dalam bidang arsitek. Dimana dia yakin bahwa dengan ketakwaannya kepada Allah, akan membawa hasil yang gilang gemilang. Dan kenyataannya memang seperti itu. Namun Zahrana telat menikah karena tergiur akan pendidikan dan karir. Ketika usianya sudah lanjut, ia sadar bahwa sunah rosul harus ia jalankan. Berliku – liku kisahnya, penantian jodoh yang ia dambakan memang sulit. Namun akhirya Allah menganugerahkan jodoh yang tidak terduga, Allah membalas ketaqwaannya sebagai muslimah yaitu dengan memberikan pendamping yang sholeh dan baik akhlaqnya, sesuai keinginan Zahrana. Chaerul Umam Sutradara Pemeran Meyda Sefira sebagai Zahrana Miller sebagai Hasan Kholidi Asadil Alam sebagai Rachmad Citra Kirana sebagai Nina Faradhina sebagai Lina Musik Anto Hoed Melly Goeslaw Sinematografi Rudy Kurwet Penyunting Rizal Basri Distributor Sinemart Pictures Tanggal rilis Rabu, 15 Agustus 2012 Durasi 120 Menit1 3.2 Sinopsis Film Cinta Suci Zahrana Sepulangnya dari Beijing Zahrana disambut penuh antusias oleh pihak kampus, Seluruh dosen dan petinggi kampus telah menyiapkan acara khusus untuk menyambut kedatangan dosen berprestasi seperti Zahrana. Zahrana menyampaikan pidato rasa terimakasih atas penyambutan dan dukungan yang sangat meriah, diakhir acara kepala dekan PakSukarman memberikan seikat bunga kepada Zahrana. Setelah menghadiri acara penyambutan di kampus Zahrana bergegas pulang, sang Ibu menyambutnya dengan perasaan penuh bahagia. Namun berbeda dengan Ayahnya, Pak Munajat Ayah Zahrana terkesan diam dan tidak menghiraukan kedatangan putrinya. Padahal Zahrana menganggap prestasi yang ia dapatkan selama ini semata-mata untuk membanggakan atau membahagiakan orang tuanya. Pendapat itu ditepis oleh Pak Munajat. Sangat bersebrangan antara pendapat Zahrana dengan pendapat Pak Munajat. Pak Munajat menganggap bahwa prestasi Zahrana bukanlah kebanggaan melainkan hal yang memalukan keluarga karena Zahrana hanya disibukan dengan berbagai prestasi hingga tidak mementingkan pernikahan, padahal kedua orang tuanya inginkan adalah melihat Zahrana menikah dan memiliki keturunan. Suatu ketika Zahrana bertemu Ibu Karsih tetangganya yang tengah menggendong seorang bayi putri dari suti teman Zahrana di SMA dulu. Dengan penuh antusias Ibu Karsih memberitahu Zahrana bahwa kedua orang tuanya suti sangat bahagia dikaruniai seorang cucu. Wajah Zahrana langsung tertunduk dan tertegun, Zahrana sadar bahwa dirinya belum mampu membahagiakan kedua orang tuanya. Namun menurut Zahrana menikah bukan ajang balapan, jadi tidak perlu tergesa-gesa harus tetap mempertimbangkan dengan baik segala aspek calon pendampingnya. Zahrana menemui sahabat karibnya yaitu Lina. Zahrana menceritakan cobaan hidup yang tengah dijalani, sulitnya mendapatkan jodoh yang sholeh dan pas di hati. Zahrana juga menceritakan bahwa kepala dekan di fakultasnya ingin melamar Zahrana. Namun rumor terus berkembang bahwa Pak Sukarman adalah seorang laki-laki mata keranjang, laki-laki nakal yang sering menggoda mahasiswi di kampusnya. Lina menyarankan agar tidak tergiur dengan harta PakSukarman yang melimpah, Zahrana pun menegaskan bahwa ia tidak serendah itu menentukan pendamping hidup. Zahrana yang mulai pesimis mendapatkan lelaki yang muda karena umurnya kini menginjak usia 34 tahun. Kesekian kali Lina menyemangati, Lina mengungkapkan bahwa usia bukan jaminan yang penting tetap berusaha dan tawakal kepada Allah. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta_Suci_Zahrana_(film)) Pak Sukarman telah menyusun strategi untuk melamar Zahrana. Pak Sukarman akan melamar Zahrana setelah Zahrana pulang dari Surabaya mengisi seminar, PakSukarman beranggapan keadaan Zahrana yang masih terbalut lelah akan mengacaukan konsentrasi Zahrana sehingga Zahrana panik dan langsung menerima lamarannya. Namun kuatnya keimanan Zahrana tidak menjadikan dirinya lemah terbawa suasana, Zahrana memutuskan untuk memberi jawaban selama 3 hari. Zahrana tidak ingin tergesa-gesa. Kedua orang tuanya mulai resah, hati mereka berbisik bahwa Zahrana akan menolak lamaran Pak Sukarman. Zahrana ingin menjelaskan akhlaq Pak Sukarman yang sebenarnya kepada kedua orang tuanya, namun ia belum memiliki alasan yang kuat. Hingga akhirnya Zahrana menolak Pak Sukarman. Ayahnya jatuh sakit menerima kenyataan tersebut, Ayahnya sangat menyayangkan keputusan Zahrana. Hingga Zahrana harus kehilangan pekerjaannya sebagai dosen, Zahrana memutuskan untuk mengajar di STM Al-Fattah lingkungan pondok pesantren. Hingga suatu ketika Zahrana meminta kepada ibu haji pengasuh pondok itu agar dicarikan pendamping untuknya. Ada seorang santri yang kini berprofesi sebagai tukang kerupuk keliling, namun ia duda ditinggal meninggal istrinya. Zahrana sempat shock mendengarnya, namun ia yakin bahwa pilihan dari seorang istri kiai insya Allah tepat. Rachmad nama laki-laki itu, Zahrana menyukai kesholehannya meski ia hanya seorang tukang kerupuk. Namun hal memilukan kembali terjadi, di malam persiapan pernikahan itu Zahrana menerima kabar bahwa Rachmad kecelakaan kereta api, lagi-lagi harapan Zahrana untuk menikah kandas. Zahrana jatuh sakit, beberapa hari harus terbaring di rumah sakit. Pak Sukarman datang menjenguknya, namun bukannya membuat Zahrana senang malah memberi kabar kematian Ayahnya yang sengaja dirahasiakan oleh keluarganya. Kesehatan Zahrana semakin melemah mendengar kabar tersebut. Zahrana menjalani therapy pemulihan didampingi oleh dr. Dzul. Tidak disangka bahwa dr. Dzul adalah Ibu dari Hasan, mahasiswa bimbingannya. Hingga pada akhirnya Allah memberikan balasan atas kesabaran dan ketaqwaannya dalam menanti jodoh. Allah mempersatukan Zahrana dengan Hasan mahasiswa bimbingannya yang sholeh dan baik akhlaqnya. Maha suci Allah atas segala kehendaknya. Bahwa jodoh memang kehendak Allah dan Allah tidak akan tinggal diam dengan hambanya yang beriman. 3.3Karakteristik Tokoh Gambar 3.1 Meyda Sefira berperan sebagai Zahrana Perempuan masa kini yang sangat cerdas selalu tetap menjaga ketaqwaannya kepada Tuhan. Awalnya berharap bahwa semua penghargaan yang ia dapat semata-mata ingin membahagiakan orang tua namun ia terlampau jauh hingga di usia 34 belum menikah karena terlarut dalam karir. Gambar 3.2 Nena Rosier berperan sebagai Ibu Munajat Sosok Ibu yang penyabar dan penuh perhatian. Selalu menggantukan segalanya kepada Allah, sikapnya yang halus pantas dijadikan teladan. Gambar 3.3 Amoroso Katamsi berperan sebagai PakMunajat Seorang Bapak yang bijaksana. Baik dan penyabar. Berharap diusianya yang sudah lanjut ingin melihat anak putri satu-satunya menikah. Pak Munajat tidak pernah lelah mendoakan keluarganya. Gambar 3.4 Miller Khan berperan sebagai Hasan Hasan adalah mahasiswa bimbingan Zahrana. Hasan seoarang laki-laki sholeh dan baik akhlaqnya, ia selalu merasa malu, grogi, selalu salah tingkah saat bertemu Zahrana. Gambar 3.5 Kholidi Asadil Alam berperan sebagai Rachmad Karakternya dingin, sholeh dan mempunyai latar belakang pernah menikah, tapi istrinya meninggal. Santri yang kuat agamanya. Gambar 3.6 Faradina sebagai Lina Lina di sini adalah sahabat dekat Zahrana dari kecil. Lina adalah sosok sahabat yang sangat dewasa, sehingga setiap Zahrana cerita ke Lina, Lina selalu berusaha memotivasi Zahrana agar Zahrana bisa lebih baik lagi. 3.4 BIOGRAPHY SUTRADARA FILM CINTA SUCI ZAHRANA Gambar 3.7 Chaerul Umam sebagai Sutradara Chaerul Umam Sutradara kelahiran Tegal, 4 April 1943 ini sejak kecil sudah gemar menggeluti dunia seni peran. Walaupun bercita-cita menjadi Kapolri (1968-1971) polisi, pemilik nama lengkap Iman Sutradara, Pembaca Cerpen Chaerul Umam ini gemar berLihat Daftar Tokoh Teater teater di desa kelahirannya. Untuk menyalurkan hobinya itu, ia mendirikan sebuah grup teater bernama Ababalu.Lewat grup Teater teater tersebut, anak ketiga dari empat bersaudara ini merekrut tetangganya yang berprofesi sebagai tukang krupuk, tukang obat, hingga pembatik untuk ikut ambil bagian dalam berbagai pertunjukan sandiwara. Setamat SMP, Chaerul hijrah ke Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-1978) Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya. Di kota berjuluk Kota Pelajar itu, Chaerul sempat berkuliah selama tiga semester di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Di kampus itu, pria yang biasa disapa Mamang ini membentuk grup teater bernama Pentas Cuwiri bersama dua rekannya, Syu'bah Asa dan Abdurrachman Saleh. Ia juga aktif dalam Teater HMI serta Bengkel Teater pimpinan WS Rendra. Ia mulai berkenalan dengan dunia perfilman saat diminta sutradara D. Djajakusuma menjadi pengisi suara (dubber) sebuah film. Chaerul yang semasa SMA biasa bermain band ini tidak kikuk ketika harus menghadapi mikrofon. ''Eh, tak tahunya dibayar,'' kata Chaerul seperti dikutip dari situs (pdat.co.id). Jumlah bayaran yang ia terima sama dengan honornya sekali main drama yang latihannya berbulan-bulan. ''Pikiran saya waktu itu, enak benar jadi orang film, duitnya banyak,'' ujar pengagum sutradara asal Jepang Akira Kurosawa ini. Debutnya sebagai sutradara pada tahun 1975 juga berawal dari ketidaksengajaan. Ketika itu, film Tiga Sekawan, produksi Kwartet Jaya pimpinan