Konflik Partai: Perbandingan Antara Pkb Dan Pdip

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Konflik Partai: Perbandingan Antara Pkb Dan Pdip KONFLIK PARTAI: PERBANDINGAN ANTARA PKB DAN PDIP Muhtar Haboddin Staf Pengajar Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya Malang Abstrak Tulisan ini menfokuskan diri pada kajian konflik yang terjadi dalam tubuh PKB dan PDIP. Studi perbandingan ini menarik, bukan saja karena jumlahnya masih kurang dilakukan tetapi juga memberikan ruang yang cukup luas dalam mendalami anatomi konflik yang terjadi di PKB maupun di PDIP. Pada kedua partai ini tidak pernah lepas dari intrik dan konflik. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat model konflik. Pertama, konflik secara horizontal dimana yang terlibat dalam konflik ini adalah para petinggi partai politik. Konflik ini biasa terjadi pada saat pemilihan ketua umum partai. Kedua, konflik yang terjadi secara vertikal. Konflik senantiasa terjadi dalam konteks pemilihan kepala daerah. Implikasi yang ditimbulkan akibat konflik adalah terjadinya perpecahan di partai PKB maupun PDIP. Kata Kunci: Konflik Partai, PKB, PDIP Pendahuluan Salah satu fungsi partai politik adalah manajemen konflik. Namun, dalam konteks partai politik Indonesia fungsi ini tidak bisa dilakukan, dijalankan dengan baik oleh hampir semua partai politik. Dikatakan demikian karena hampir semua partai politik, baik yang besar maupun yang kecil, tidak pernah sepi dari konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri1. Kondisi seperti itu menyebabkan energi partai politik habis terkuras hanya soal-soal yang tidak substansial. Konflik selalu muncul menjelang atau sesudah kongres atau muktamar partai2. Inilah fenomana rutin yang 1 Sultani ‘Partai Baru Diantara Pemilih Yang Ragu’ Kompas, 2 Oktober 2006. Periksa juga Muhtar Haboddin ‘Mengurai Perpecahan Partai Politik’ Makalah Mata Kuliah Politik Indonesia Kontemporer, Tahun Ajaran 2007. Lihat juga Saiful Mujani ‘Konflik-konflik Dalam Partai Politik’ Kompas, 3 Desember 2001; Azyumardi Azra ‘Menunggu Pemimpin Baru’ Kompas, 24 April 2007. 2 Sultani, ibid. Muhtar Haboddin 83 selalu kita saksikan. Sebuah fenomena yang tidak sehat dalam kacamata demokrasi yang mengisaratkan pentingnya pengelolaan konflik bagi aktor yang terlibat dalam wacana bagi-bagi kekuasaan dalam rangka mendapatkan posisi tertinggi dalam struktur kepengurusan partai politik. Ketidakmampuan elit partai dalam mengelola konflik dalam tubuhnya, baik sebelum maupun pasca kongres/muktamar meng- indikasikan belum terlembaganya partai politik secara baik, kata I Ketut Putra Erawan. Pendapat ini tentu saja relevan dalam melihat konflik yang terjadi dalam tubuh PKB maupun PDIP. Bahkan kedua partai ini sudah dihinggapi penyakit kronis yang kian akut. Pertama, bahwa konflik dalam partai itu terjadi karena personalitas individu. Misalnya Gus Dur di PKB dan Mega di PDIP. Pandangan yang kedua, mengatakan bahwa konflik dalam tubuh partai karena pelembagaan aturan main yang tidak dipatuhi seperti di PKB. Pandangan yang pertama tidak terlalu banyak dibicarakan dalam tulisan ini. Tetapi akan lebih banyak membicarakan pandangan kedua. Paper ini mengambil tema konflik dalam tubuh partai perbandingan antara PKB dengan PDIP. Pilihan kajian ini sangat cocok karena masih tergolong langka. Karena itu, menjadi tantangan bagi penulis untuk menyingkap konflik yang terjadi dalam tubuh kedua partai tersebut. Apalagi ada indikasi yang kuat bahwa terjadinya konflik dalam PKB maupun PDIP bukan karena, pertama, intervensi pemerintah sebagai yang terjadi dalam sejarah konflik partai politik di era Orde Baru. Kedua, konflik juga terjadi bukan karena perbedaan ideologi atau visi politik, namun yang lebih mungkin adalah pertentangan kepentingan-kepentingan individu dari masing-masing tokoh itu sendiri dalam berebut dan mempertahankan status quo-nya. Dua indikasi ini menggiring kita pada pemahaman bahwa konflik dalam tubuh partai PKB dan PDIP bersumber dalam dirinya sendiri. Mereka saling menanduk—mereka saling meniadakan—bahkan mereka saling berkelahi demi jabatan Ketua Umum. Untuk mendapatkan jabatan Ketua Umum mereka tidak malu-malu menelikung Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai politik demi mempertahankan ‘sang jago’. Hal ini terjadi di PKB dan PDIP. Paper ini berangkat dari pertanyaan mengapa konflik terjadi dalam PKB dan PDIP? Lalu, dilanjutkan dengan membandingkan konflik yang 84 governance, Vol.1, No. 2, Mei 2011 terjadi dalam tubuh PKB dan PDIP. Sebelum membandingkan konflik terlebih dahulu akan dipaparkan konseptualisasi konflik, lalu dilanjutkan dengan melihat sumber penyebab konflik kedua partai politik pasca kejatuhan Soeharto. Kemudian berdasarkan itu akan ditelusuri pula tipologi konflik. Konflik sebagai Kerangka Pikir Partai politik sebagai wadah atau muara bertemunya banyak kepentingan sudah barang tentu rawan terjadi konflik. Partai politik sebagai organisasi modern akan selalu dihadapkan pada realitas konflik. Misalnya saja konflik yang berupa perbedaan pandangan, ide atau paham, dan pertentangan kepentingan dan seterusnya. Bersamaan dengan itu, Marck dan Synder mengatakan konflik atau perpecahan dalam tubuh partai bisa timbul dari kelangkaan posisi dan resources. Makin sedikit posisi atau sumber yang dapat diraih setiap anggota atau kelompok dalam organisasi politik, makin tajam konflik dan persaingan di antara mereka untuk merebut posisi dan sumber itu. Selanjutnya, dikatakan di dalam hirarki sosial dimana pun hanya ada sejumlah terbatas posisi sosial kekuasaan yang nyata dan tidak lebih dari seseorang yang dapat mendudukinya3. Sedangkan Paul Conn mendefinisikan konflik sebagai bentuk disfungsional dimana aktor-aktor yang terlibat dalam perebutan kekuasaan berusaha saling menghancurkan4. Konflik yang dibahasakan oleh Conn ini lebih populer dengan sebutan zero sum conflict. Pemahaman Conn tentang konflik tesebut sedikit banyak membantu kita dalam memahami konflik yang terjadi dalam tubuh PKB maupun PDIP. Akibat dari penerapan zero sum conflict sebagai kebijakan politik partai membangkitkan semangat tokoh-tokoh yang tersingkirkan mengartikulasikan kepentingan mereka dengan menentang norma-norma dan struktur kekuasaan yang ada5. Hal inilah yang dipraktikkan oleh para penggagas Gerakan Pembaharuan PDIP. 3 Lihat Syamsuddin Haris ‘Pola dan Kecenderungan Konflik Partai Politik Masa Orde Baru’ Jurnal Analisis CSIS, 1988. hlm. 271. 4 Lebih lanjut periksa Leo Agustino ‘Konflik dan Pembangunan’ Jurnal Analisis CSIS, Vol. 33, No.3, 2004. hlm. 329. Ramlan Surbakti Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo, 1992. hlm. 154. 5 Hugh Mall dkk, Resolusi Damai Konflik Kontemporer, Jakarta: Rajawali, 2002. hlm. 23. Muhtar Haboddin 85 Atau gerakan gugat-menggugat dalam tubuh PKB sebagaimana dilakukan oleh kubu Matori terhadap kubu Alwi Shihab; kubu Alwi Shihab terhadap Muhaimin. Memahami Konflik dalam Tubuh PDIP dan PKB Penerapan kebijakan zero sum conflict membuat konflik semakin melebar karena memungkinkan pihak-pihak lain menarik dirinya untuk terlibat. Hal inilah yang kita saksikan dalam tubuh PKB maupun PDIP. Kedua partai ini benar-benar dililit oleh konflik. Dalam konteks PKB. Saking terjerembabnya dalam pusaran konflik hingga PKB pun diplesetkan menjadi “Partai Khusus Berkelahi”, demikian kata KH Mustafa Bisri. Deklarator ini tampaknya kesal menyaksikan konflik internal partai yang tak kunjung usai. Bahkan konflik terus menerpa yang berujung pada keretakan hubungan Gus Dur dengan Matori. Gus Dur dengan para kiai. Keretakan hubungan semacam ini sangat baik dijelaskan oleh Syamsuddin Haris dalam tulisannya Potret PKB: Peta Konflik dan Resistensi Elit Lokal Terhadap Pusat6. Tentang konflik Gus Dur dengan Ketua PBNU, KH Hasyim Muzadi patut juga dikedepankan. Karena konflik Gus Dur versus KH Hasyim Muzadi terjadi ketika Gus Dur maju menjadi Capres yang mengharuskan warga NU memilihnya, sementara KH Hasyim Muzadi berulang kali menyatakan bahwa warga NU bebas memilih siapa saja. Konflik antar dua figur ini berimplikasi pada kaum nahdliyin. Rentetan konflik yang terjadi di tubuh PKB bermula sebelum maupun sesudah Gus Dur menjadi presiden, berlanjut pada Matori dipecat menjadi Ketua Umum, disusul dengan pemecatan Alwi Shihab-Saifullah Yusuf hingga terbentuknya kepemimpinan kembar PKB sebagai reaksi terhadap kebijakan Gus Dur. Konflik ini tidak hanya terjadi pada level Jakarta tetapi juga merambah pada level daerah. Begitu dashyatnya konflik itu sehingga “perjalanan partai ini tak kunjung reda dirundung konflik”, tutur Indris Thoha7. 6 Syamsuddin Haris ‘Potret PKB: Peta Konflik dan Resistensi Elit Lokal Terhadap Pusat’ dalam Lili Romli (ed), Potret Partai Politik Pasca Orde Baru, Jakarta: LIPI, 2003. hlm.83-103 7 Indris Thoha (ed), Pergulatan Partai Politik di Indonesia Jakarta: Rajawali, 2004. hlm.240. 86 governance, Vol.1, No. 2, Mei 2011 Konflik yang akut di tubuh PKB juga menimpa PDIP. Partai ini sudah menjadi langganan konflik. Bahkan PDIP yang merupakan salah satu pecahan dari PDI tidak jera-jeranya dihantam konflik. Konflik sudah menjadi bagian dari sejarah kehadiran dan perjalanannya. Aroma konflik dalam tubuhnya telah berhasil melahirkan empat partai politik yakni, Partai Indonesia Tanah Airku (PITA) yang diketuai Dimyati Hartono, Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) dikomandani Eros Djarot, Partai Demokrasi Perjuangan (PDP) oleh Handoko Yudha dan Partai Demokrasi Pembaharuan (DPP). Kehadiran partai ini menunjukkan bahwa konflik sudah mendarah daging dalam PDIP. Pertanyaan kita adalah mengapa para petinggi di DPP maupun DPW PDIP tidak menghindar atau paling tidak belajar sambil mengambil hikmah dari konflik itu. Ketidakmampuan orang-orang PDIP dalam mengambil hikmah dan mengelola konflik yang bersarang dalam tubuhnya mengingatkan
Recommended publications
  • Kajian Musikologis Teknik Improvisasi Biola Oleh Hendri Lamiri Pada Lagu Cintaku Karya Eros Djarot
    KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Musik Disusun Oleh: Natalia Mutiara Dewi NIM. 15100460131 Semester Gasal 2019 / 2020 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2019 i LEMBAR PENGAJUAN KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT Oleh: Natalia Mutiara Dewi NIM. 15100460131 Karya Tulis ini disusun sebagai persyaratan untuk mengakhiri jenjang pendidikan Sarjana pada Program Studi S-1 Musik Diajukan Kepada JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA Semester Gasal 2019/2020 ii MOTTO Allah menyatakan bahwa Ia akan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28) Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, atas kasih karunia, kesehatan, dan segala limpahan berkat-Nya. Kedua orang tua dan kakak-kakak tercinta atas kehangatan, kesabaran, dan dukungan serta doa selama ini. v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Kajian Musikologis Teknik Improvisasi Biola Oleh Hendri Lamiri Pada Lagu Cintaku Karya Eros Djarot” dengan baik. Tugas Akhir dalam bentuk karya tulis ini merupakan salah satu syarat utama untuk mengakhiri jenjang S1 Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Karya tulis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik jika tidak didukung oleh beberapa pihak, baik dukungan secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu dengan segenap hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kustap, S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Prodi Musik Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Analisis Cover Artwork Album-Album Chrisye Chrisye's
    Versi online: JURNAL TITIK IMAJI http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 1: 1-10, Maret 2019 Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940 e-ISSN: 2621-2749 ANALISIS COVER ARTWORK ALBUM-ALBUM CHRISYE CHRISYE’S ALBUM COVER ARTWORKS ANALYSIS Yana Erlyana1*, Steffani2 1Universitas Bunda Mulia, Fakultas Teknologi dan Desain, Desain Komunikasi Visual Diterima: 20 Febuari 2019 / Disetujui 4 Maret 2019 ABSTRACT Motivated by a long dicography of Chrisye in Indonesia music industry, this research was made to analyze cover artworks of Chrisye. This research used both design theories and another related theories, hopping that results of this study particulary useful for designers and business people who will make similiar works. This research uses qualitative method which deliver descriptive data of cover artwork design and its information which is aligned with the theory and literature used. The result of research is a form of analysis of each cover artwork from Chrisye’s albums that consist of visual attractiveness analysis and practical appeal on every artwork. Keywords: Cover, Artwork, Chrisye, Album ABSTRAK Dimotivasi oleh panjangnya diskografi Chrisye di industri musik Indonesia, penelitian ini dibuat untuk menganalisis cover artwork Chrisye. Penelitian ini menggunakan baik teori desain maupun teori lainnya yang berhubungan, dengan harapan hasil dari pembelajaran ini dapat berguna bagi desainer serta pebisnis yang hendak melakukan pekerjaan yang sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menyajikan data deskriptif dari desain cover artwork dan informasinya yang berkesinambungan dengan teori serta literatur yang digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk dari analisis dari setiap cover artwork album Chrisye yang masing-masing terdiri dari analisis ketertarikan visual dan tampilan praktis dari setiap karya.
    [Show full text]
  • Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973 - 1990
    INVENTARIS ARSIP PERSEORANGAN GURUH SUKARNO PUTRA 1973 - 1990 DIREKTORAT PENGOLAHAN DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Pasal 19 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menyatakan bahwa Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional wajib melakukan pengelolaan arsip statis yang berskala nasional agar dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan pengguna arsip dan masyarakat secara luas. Salah satu hasil pengolahan arsip statis yang telah diselesaikan pada Tahun Anggaran 2016 adalah Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973-1990. Substansi arsip yang dimuat dalam Inventaris Arsip ini terdiri dari arsip tekstual yang tercipta atas kegiatan pencipta arsip yang dalam hal ini adalah Guruh Sukarno Putra (GSP) sebagai seorang seniman dan anggota masyarakat. Dengan tersusunnya inventaris arsip ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra yang tersimpan di ANRI. Kami menyadari inventaris arsip ini masih belum sempurna, namun inventaris arsip ini sudah dapat digunakan untuk mengakses arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra periode 1973- 1990 yang tersimpan di ANRI. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan ANRI, Keluarga Besar Guruh Sukarno Putra, para anggota tim dan semua pihak yang telah membantu penyusunan inventaris arsip ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan. Amin. Jakarta, Maret 2017 Direktur Pengolahan Drs. Azmi, M.Si ii ! DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN 1 A. Riwayat Hidup 1 B. Sejarah Arsip 10 C. Pertanggungjawaban Pembuatan Inventaris Arsip 12 D. Petunjuk Akses Arsip 17 1. Persyaratan Akses Arsip 17 2.
    [Show full text]
  • Islamic Popular Culture and the New Identities of Urban Muslim
    ISLAMIC POPULAR CULTURE AND THE NEW IDENTITIES OF URBAN MUSLIM YOUNG PEOPLE IN INDONESIA: THE CASE OF ISLAMIC FILMS AND ISLAMIC SELF-HELP BOOKS HARIYADI This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy at The University of Western Australia School of Social Sciences Discipline of Asian Studies 2013 ii ABSTRACT My thesis examines the emerging phenomenon of Islamic popular culture in Indonesia. Islamic popular culture has been thriving in Indonesia for more than a decade. It is a new and important aspect of the Islamic revival in this country and beyond. Popular culture has sometimes been viewed as a Western product and many people in Indonesia think that it introduces a Western lifestyle that is incompatible with Islam. Some Islamic teachings in Indonesia indeed challenge values from the West. However, my thesis shows that Islam and Western-influenced popular culture are not necessarily incompatible with each other. In this thesis, I examine Islamic films and Islamic self-help books as forms of popular culture. I also look at how Indonesian Muslim young people in urban areas interpret Islamic films and Islamic self-help books as a way of constructing their identity. I analysed some Islamic films and self-help books, as well as conducted interviews, focus group discussions and participant observation of young people who watch Islamic films or read Islamic self-help books. My informants were university students in Jakarta and Bandung, particularly students of Universitas Negeri Jakarta and Institut Teknologi Bandung respectively. Their consumption of Islamic popular culture suggests that urban young people in Indonesia are aiming to be modern and pious at the same time.
    [Show full text]
  • Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap
    Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dari sumber kepada khalayak. Kita menggunakan media massa secara teratur termasuk radio, televisi, buku, majalah, surat kabar, film, rekaman, dan jaringan komputer (Baran, 2008, p.7). Komunikasi massa sendiri adalah proses penciptaan makna bersama antara media massa dan khalayaknya. Film menjadi salah satu bagian dari media massa, seorang pembuat film yang berusaha mengkonstruksikan pesan melalui film yang ia buat untuk ditonton oleh khalayak. Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience (Daryanto & Rahardjo, 2015, p.115). Film berfungsi untuk mentransmisikan suatu pesan dari pembuat film kepada khalayak luas. Dengan fungsi mentransmisikan pesan, menempatkan film dalam sebuah proses komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi yang mentransmisikan pesan kepada khalayak dalam jumlah yang luas pada saat yang bersamaan disebut dengan komunikasi massa. McQuail (2010, p.35) menyebutkan, “Film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan cepat, bahkan di wilayah pedesaan.
    [Show full text]
  • Logos) ISSN : 2620-8091 Print | 2620-3812 Online Journal Homepage
    Volume 3 (2) (2020). 164-181 Journal of Local Government Issues (Logos) ISSN : 2620-8091 print | 2620-3812 online Journal Homepage : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index Institutionalization of Political Parties on Post New Order Authoritarianism and It’s Implications for Indonesian Democracy La Ode Muhammad Muliawan1, Imam Sumantri2 1 Department of Political Studies, Faculty of Political and Social Science, Universitas Bangka Belitung, Kampus Terpadu UBB Balunijuk, Gd. Babel 1 Jl. Kampus Peradaban Balunijuk, Merawang, Bangka, Bangka Belitung, Indonesia 33172 2 Boyolali’s Student Association (KMB) Yogyakarta, Jl. Sosio Yustisia No.1, Karang Malang, Sleman, Yogyakarta 55281 Corresponding author: [email protected] ABSTRACT Article Info : The article aims to explain how the institutionalization of political Article history : parties in Indonesia after the collapse of New Order regimes and Received: July 11, 2020 how it affects the democratization in Indonesia. This paper used a Revised: August 24, 2020 literature research method with a qualitative descriptive research Accepted: September 21, 2020 type. The results showed that political parties in Indonesia after the authoritarianism regime, it had not been institutionalized and was even far from it if it was compared to the magnitude level its current Keywords: problem. Political parties are trapped on long term internal conflict democracy; of interest, drained their energy, and continued until now. Moreover, institutionalization; political the depth oligarchies pattern in its management is getting worse by parties the personalized figure, and the dominance of the party’s management from the central, thus the conclusion points out that political party is merely the sub-ordinates of elite’s interest.
    [Show full text]
  • Chap. 12 to Reader
    Tink A pi: Harry Roesli, M usic, and Politics in Bandung, Indonesia Adam D. Tyson' On June 5, 2009, a memorial concert was held at the Institute of Technology in Bandung (Institut Teknologi Bandung, hereafter ITB). Celebrated was the lifework of Djauhar Zaharsjah Fahrudin Roesli, popularly known as Harry Roesli. Harry Roesli was considered to be at the forefront of the so-called tradisi baru, or "new tradition," of Indonesian artists committed to experimentation with traditional culture in order to address contemporary society.1 2 For a variety of reasons, however, Roesli did not enjoy the level of popular success that other tradisi baru artists achieved, particularly playwright Willibrordus Surendra Broto Rendra (hereafter W. S. Rendra), director Putu Wijaya, novelist Remy Sylado, and musicians Guruh Soekarno Putra, Franki Raden, Leo Kristi, Slamet Abdul Syukur, Jack Lesmana, Nano Suratno, and, later, Iwan Gunawan.3 1 "Titik Api" in my title is borrowed from the name of one of Roesli's music albums and can be translated "Point of Fire." My sincere gratitude is expressed to the Roesli family for their patience and generosity in providing me access to the Harry Roesli archive, as well as their willingness to discuss with me many of the finer points regarding his artistic career. I am also grateful to Michael Bodden, Barbara Hatley, Indra Ridwan, R. Anderson Sutton, Jeremy Wallach, and Andrew N. Weintraub for their critical comments on earlier versions of this article, which has been significantly improved as a result of their insights and notes. With that said, any remaining shortcomings are solely my responsibility.
    [Show full text]
  • Ludruk Armada Merupakan Salah Satu Ludruk Dari Dampit Kabupaten
    BENTUK DAN EKSISTENSI LUDRUK ARMADA MALANG PADA MASA PANDEMI COVID-19 Oleh Ninda Puspita Fitri [email protected] Jurusan Sendratasuj, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas negeri Surabaya Dr. Autar Abdillah, S.Sn., M.Si. [email protected] Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Ludruk Armada merupakan salah satu Ludruk dari Dampit Kabupaten Malang, biasa dikenal sebagai ludruk percontohan, dimana karya-karya yang dihasilkan dari Ludruk Armada Malang ini banyak diminati oleh masyarakat bahkan kalangan muda-mudi tertarik oleh karya-karya Ludruk Armada. Pandemi Covid-19 membuat Ludruk Armada mengalami vakum untuk beberapa waktu. Hal ini membuat proses kreatif dari Ludruk Armada menjadi terdampak akan adanya Pandemi ini. Permasalahan yang dikaji dari penelitian ini adalah 1) Bagaimana Eksistensi Ludruk Armada Malang Saat Pandemi Covid-19? dan 2) Bagaimana Bentuk Pertunjukan Ludruk Armada Malang Sebelum adanya Pandemi Covid-19?. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, mendiskripsikan informasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumen. Sumber data didapatkan melalui wawancara langsung dan observasi di dukung melalui data pustaka dan dokumentasi pertunjukan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Bentuk dan Eksistensi Ludruk Armada Malang, saat terjadinya pandemi mengalami hambatan dari segi pertunjukan, dan juga ekistensi sebelum pandemi memiliki ciri khas. Ludruk Armada mengalami Vakum untuk sementara waktu, namun Ludruk Armada masih berusaha menunjukkan ekisistensi mereka. Meskipun dengan adanya pandemi, namun Ludruk Armada berusaha menunjukkan eksistensi dengan ide kreatif. Kata Kunci : Ekistensi, Bentuk Pertunjukan, Ludruk Armada, Covid-19 ABSTRACT Ludruk Armada is one of the original Ludruk from Dampit Malang, which is commonly known as a pilot ludruk.
    [Show full text]
  • Analisa Tahun XXXII No. 4 2003
    Tahun XXXI 1/2003 No. 4 Analisis Dinamika Persiapan Pemilu ANALISIS PERISTIWA Tinjauan Perkembangan Politik • Persiapan Pemilu 2004 dan Dinamikanya Tinjauan Perkembangan Ekonomi • Stabil dan Perlahan ARTIKEL Mengelola Utang Indonesia UU Pemilu, UU Susduk dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja DPR: Suatu Analisis Komparatif Globalisasi atau Hegemoni Intelektual Global? CENTRE FOR STRATE' Penguasa Militer dan Pemerintahan Daerah: AND l^4TERNATI0NAL Sumatera Barat Akhir 1950-an dan Awal 1960-an STUDIES Analisis CSIS Diterbitkan oleh CENTRE FOR STRATEGIC AND INTERNATIONAL STUDIES (CSIS) sebagai jurnal berkala untuk menyajikan tulisan-tulisan tentang ber- bagai masalah nasional dan internasional. ANALISIS CSIS adalah suatu forum terutama untuk para staf peneliti CSIS sendiri. Tetapi sumbangan tuiisan dari luar CSIS akan dipertimbangkan untuk dimuat sesuai dengan kebutuhan. Isi tulisan-tulisan yang dimuat dalam ANALISIS CSIS sepenuh- nya menjadi tanggung jawab pribadi penulis masing-masing. Logo CSIS Mulai tahun 1989 CSIS menggunakan logo baru: Nalar Ajar Terusan Budi. Logo berbentuk sebuah piringan cekung berukirah bola dunia yang melatarbelakangi gambaran orang tanpa busana duduk memangku buku terbuka ber- alaskan kain lampin. Tangan kiri menunjuk ke buku dan tangan kanan menunjuk ke atas menggambarkan orang yang sedang menguraikan pengetahuan yang ditimba dari buku. Ketelan- jangan gambar orang di tengah piringan melambangkan keterbukaan budi — tiadanya sikap a priori — pada warga CSIS, seperti pada para analis umumnya, dalam kegiatan studinya.
    [Show full text]
  • Contemporary Indonesian Film: Spirits of Reform and Ghosts from the Past Heeren, C.Q
    Contemporary Indonesian film: spirits of reform and ghosts from the past Heeren, C.Q. van Citation Heeren, C. Q. van. (2009, June 9). Contemporary Indonesian film: spirits of reform and ghosts from the past. Retrieved from https://hdl.handle.net/1887/13830 Version: Not Applicable (or Unknown) Licence agreement concerning inclusion of doctoral thesis in License: the Institutional Repository of the University of Leiden Downloaded from: https://hdl.handle.net/1887/13830 Note: To cite this publication please use the final published version (if applicable). Contemporary Indonesian film: Spirits of Reform and ghosts from the past Katinka van Heeren Contemporary Indonesian film: Spirits of Reform and ghosts from the past Proefschrift ter verkrijging van de graad van Doctor aan de Universiteit Leiden, op gezag van Rector Magnificus prof.mr. P.F. van der Heijden, volgens besluit van het College voor Promoties te verdedigen op dinsdag 9 juni 2009 klokke 16.15 uur door Catherine Quirine van Heeren Geboren te Jakarta in 1973 III Promotiecommissie Promotor: Prof. dr. B. Arps Referent: Prof. dr. H. Schulte Nordholt (Vrije Universiteit Amsterdam) Leden: Prof. dr. K. van Dijk Prof. dr. B. Meyer (Vrije Universiteit Amsterdam) Prof. dr. P. Nas Prof. dr. I. Smits Prof. dr. P. Spyer . The research for this dissertation was carried out under the auspices of the Indonesian Mediations Project, part of the Indonesia in Transition programme (2001-2005), funded by the Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW). I would like to thank the School of Asian, African, and Amerindian Studies (CNWS), and the Netherlands Organization for Scientific Research (NWO) for their financial support.
    [Show full text]
  • Kajian Musikologis Teknik Improvisasi Biola Oleh Hendri Lamiri Pada Lagu Cintaku Karya Eros Djarot
    KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT JURNAL Program Studi S-1 Musik Disusun Oleh: Natalia Mutiara Dewi NIM. 15100460131 Semester Gasal 2019 / 2020 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2020 KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT Natalia Mutiara Dewi¹, Pipin Garibaldi², Umilia Rokhani³ Program Studi S-1 Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta; email: [email protected] ABSTRACT Improvisation is the spontaneous creation of a series of melodies performed by players, in the form of creating spontaneous compositions when on stage by all players in a group, or can be in the form of varying the framework of existing compositions. In this study, the author will analyze the song "Cintaku" because Hendri Lamiri's improvisation in the song has complex techniques, good improvisation players in Indonesia, jazzy intervals and good musicality is needed, so it is interesting to analyze. The song "Cintaku" was released in 1999. The purpose of this study was to investigate Hendri Lamiri's improvised technique on the song "Cintaku". The research method used is a qualitative method with a musicological approach. The qualitative method is carried out with literature study, observation, interview, documentation and data analysis. Hendri Lamiri's improvisation on the song "Cintaku" is in the interlude section and there are also some song entries. At the end of the thesis writing, the writer gets a conclusion on the improvisation technique from Hendri Lamiri, which is approaching cord, capital, and pentatonic scales, and there is a double stop technique, slides, glissando, sag, stacatto, and arpeggio.
    [Show full text]
  • £INDONESIA @Free Speech Protesters Detained and Beaten
    £INDONESIA @Free Speech Protesters Detained and Beaten Introduction More than 50 people were detained or badly beaten by Indonesian security forces during a peaceful protest in Jakarta against government restrictions on press freedom on Monday 27 June. In Amnesty International's view, the detention and beating of peaceful protesters are symptomatic of the government's contemptuous attitude toward civil and political liberties. The organization deplores the heavy-handed tactics used to suppress the demonstrations, and is calling for the immediate and unconditional release of those detained. 1. The Detention and Beating of Free Speech Protesters Those detained and beaten were among some 300 protesters who had tried to march to the Ministry of Information in one of a series of peaceful protests against the recent banning of three of the country's major news magazines on 21 June. They included well-known Indonesian cultural figures, journalists, members of non-governmental organizations, human rights activists and university students. The protesters were articulating three main demands: • the revocation of decrees by the Minister of Information withdrawing the publishing licences of the news magazines Tempo, Editor and Detik;1 • the repeal of the country's press licensing system; • an end to government restrictions on freedom of expression. According to eyewitnesses, the protesters gathered at the Sarinah Jaya Department store in the heart of Jakarta at about 9am. An hour later, following instructions from protest organizers, the group began to walk in an orderly fashion down Jalan Thamrin [street] toward the Ministry of Information to present their demands. The protesters stopped about 200 metres from the Ministry when organizers noticed that the building was surrounded by government forces.
    [Show full text]