FULL Buku Reformasi Dan Jatuhnya Suharto.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

FULL Buku Reformasi Dan Jatuhnya Suharto.Pdf REFORMASI DAN JATUHNYA SOEHARTO Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72: 1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan seba- gaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima Miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). REFORMASI DAN JATUHNYA SOEHARTO BASUKI AGUS SUPARNO 20205120010 x 238 978-979-709-624-3 Victory Jaya Abadi DAFTAR ISI Pengantar Penulis........... ............................................................... Vii Bab 1 Pendahuluan ........................................................................ 1 Bab 2 Sejarah Perubahan di Indonesia .................................... 15 Bab 3 Karakteristik Legitimasi Orde Baru ................................ 47 Bab 4 Retorika dan Reformasi .................................................. .85 Bab 5 Reformasi: Pertarungan Bahasa Politik ....................... 113 Bab 6 Drama Jatuhnya Soeharto ............................................... 175 Bab 7 Penutup ................................................................................ 209 Indeks ............................................................................................... 219 Daftar Pustaka ................................................................................ 227 Tentang Penulis .............................................................................. 239 v PENGANTAR PENULIS da baiknya, sesaat, untuk bertanya: Apa yang sudah Adihasilkan oleh reformasi, setelah 14 tahun lebih ber- lalu? Apakah agenda reformasi sepenuhnya telah di- penuhi sebagaimana janji-janji yang muncul dalam se- buah gerakan sosial yang katanya ditujukan untuk meng- hapus kolusi, korupsi, dan nepotisme sebagai akar per- masalahan yang paling krusial di negeri ini? Ke manakah mereka dulu yang menyuarakan begitu lantang tentang reformasi? Apakah kalau memang reformasi telah membawa kebaikan, lantas apakah kebaikan itu sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, yang tidak ada kaitannya dengan masa lalu? Demikian sebaliknya, apakah bila reformasi membawa kondisi yang lebih buruk, maka keburukan itu juga merupakan kesalahan masa lalu? Tidakkah itu sebagai ketidakbecusan kita di dalam mengelola bangsa dan negara ini? Ataukah menjadi bagian cara kita vii REFORMASI DAN jATUhNyA SOEhARTO untuk mencari kesalahan orang lain atas ketidakmampuan itu? Pertanyaan-pertanyaan semacam itulah, yang dikaji dan berusaha dipaparkan dalam buku Reformasi dan Jatuhnya Soeharto. Buku ini berusaha memaparkan adanya pertarungan kepentingan yang terwujud dalam penggunaan bahasa politik dari aktor-aktor politik yang terlibat di dalamnya yang mengatasnamakan reformasi. Buku ini merupakan penulisan ulang dari disertasi yang penulis tulis beberapa waktu lalu. Dengan demikian, karya ini merupakan karya yang dihasilkan dari praktik-praktik diskursif ilmiah karena mendapatkan kritik, saran, dan perbaikan dari berbagai pihak dalam masyarakat ilmiah itu. Penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam mewujudkan karya ini dan yang telah memberi kesempatan untuk berinteraksi penuh makna dan kaya yang membekas itu dalam komunitas ilmiah dan akademik baik komunitas ilmiah di Salemba UI, komunitas ilmiah Babarsari UPN Yogyakarta atau pun komunitas ilmiah Kentingan UNS Solo. Penulis mengucapkan terima kasih atas saran, kritik dan perbaikan kepada Prof. M. Alwi Dahlan, Ph.D.; Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D.; Prof. Andre Hardjana, Ph.D.; Prof. Dr. Harsono Suwardi; Prof. Dr. Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi; Prof. Aloys Agus Nugroho, Ph.D.; Prof. Dedy Nur Hidayat, Ph.D. (alm); Prof. Ikrar Nusa Bhakti, Ph.D.; Dr. Pinckey Triputra; Dr. Sunarto; Eduard Lukman, M.A., dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga kebaikan-kebaikan itu memberi kemanfaatan bagi kepentingan kemanusiaan secara utuh dan keseluruhan, bangsa serta negara. viii PENGANTAR PENULIS Diskusi dan pencermatan yang menarik juga penulis peroleh secara hangat dari Prof. Ichlasul Amal, Ph.D.; Dr. Ir. Akbar Tanjung, Dr. Ir. Sri Bintang Pamungkas, Rama Pratama, Widi Aswindi, dan Mudrick Sangidoe yang memberi penjelasan dari perspektif mereka tentang re- formasi. Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas diskusi-diskusi yang mereka telah sampaikan itu. Bagian terpenting karya ini adalah dukungan dari istri tercinta Erni Indriyastuti yang telah merelakan penulis, untuk menempuh jenjang pendidikan doktoral di Jakarta. Pengorbanan dan dukungan itu begitu berharga dan pantas kiranya bila buku ini pun didedikasikan bagi pengorbanan dan kerelaan itu. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada UPN ”Veteran” Yogyakarta yang telah memberi dukungan finansial dan administratif serta kesempatan bagi penulis untuk melanjutkan jenjang pendidikan doktoral ini. Kepada Ketua Program Studi Basuki M.Si. dan semua kolega yang telah memberi dukungannya, penulis mengucapkan terima kasih. Buku ini penulis harapkan sebagai wujud sumbangsih pengabdian bagi lembaga pendidikan di mana penulis bergelut di dalamnya. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Buku Kompas yang telah bersedia menerbitkan disertasi ini ke dalam bentuk buku. Atas dukungan Bapak St Sularto jualah, buku ini dapat terbit, karenanya, penulis ucapkan terima kasih setulus-tulusnya. Kiranya, dengan terbitnya buku ini, akan menjadi kebaikan bersama bagi majunya bangsa dan negara kita-Indonesia. Amin. Sragen, Februari 2012 ix x BAB 1 PENDAhULUAN Latar Belakang erakan reformasi pada tahun 1998 telah menjadi ba- Ggian masa lalu, bagian dari perjalanan Bangsa dan Negara Republik Indonesia dalam mewujudkan cita-cita Proklamasi tahun 1945. Seperti pula momentum sebelum- nya, reformasi adalah bagian sejarah dari perjalanan pan- jang bangsa Indonesia. Sejumlah peristiwa seperti pendudukan gedung DPR/ MPR, insiden Trisakti, dan Semanggi, pengunduran diri Presiden Soeharto, aksi penjarahan dan kerusuhan, per- nyataan 14 menteri yang tidak bersedia lagi duduk dalam Kabinet Reformasi dan sebagainya, adalah realitas sejarah. Namun seperti dikatakan Taufik Abdullah (2006: xxxiii)—semua peristiwa sejarah sebagai historie recite itu adalah terbuka bagi rekonstruksi yang sering merefleksikan keinginan untuk membenarkan atau menyalahkan. Dalam 1 REFORMASI DAN jATUhNyA SOEhARTO pengertian historie recite itu, pemaknaan (interpretation) menjadi sangat berharga. Sejak awal, gerakan reformasi telah dimaknai berbeda- beda antara lain mencakup desain negara ideal, slogan klise ataupun sebatas ekspresi pikiran seseorang. Ada yang berpendapat bahwa reformasi tidak identik dengan per- gantian individu melainkan berkaitan dengan sistem dan struktur. Dari semua itu, masing-masing memberi tekanan pada aspek-aspek tertentu, sebagian sama, tetapi sebagian yang lain saling bertolak belakang. Meskipun objek sosialnya sama (reformasi), dalam kenyataannya terdapat perbedaan pemikiran yang kontradiktif. Meminjam istilah George Herbert Mead, kapasitas itu disebut sebagai ”taking the role of the other” (Turner, 1998:361). Meskipun, menurut Jakob Oetama (dalam Sulas- tomo, 2003), semua yang muncul itu merupakan pemahaman yang kurang lengkap. Keadaan ”amburadul” yang menyertai Reformasi, sedikit banyak dipengaruhi oleh pemahaman parsial terhadap reformasi. Seperti yang kita ketahui, reformasi sebagai gerakan politik telah membuat Soeharto mundur dan sukses me- nempatkan Soeharto sebagai a device that unifies all those who share the same enemy. Namun, banyak pihak yang menyatakannya sebagai gerakan yang gagal membawa perubahan yang lebih baik sebagaimana dijanjikan. Pada sisi lain, mereka juga dihadapkan bagaimana gerakan ini dapat disterilkan dari aktor-aktor oportunis yang semata-mata hanya menginginkan posisi sebagai akibat perubahan konfigurasi struktur sosial, ekonomi dan politik baik yang berasal dari aktor lama ataupun yang amatiran yang akan memengaruhi corak jalannya reformasi itu sendiri. 2 PENDAhULUAN Bahkan sejak awal, aktor-aktor yang dikenal sebagai tokoh reformis telah terfragmentasi menjelang Pemilihan Umum tahun 1999.1 Masing-masing disibukkan dengan kegiatan membangun popularitas guna memperoleh dukungan dan afialisasi kepentingan. Pertarungan pernyataan dan aksi politik yang me- nunjukkan fragmentasi justru tampak pada tahap yang sangat prematur. Pergeseran sikap juga terjadi pada elite- elite politik, misalnya melunaknya sikap mereka terhadap pe merintahan transisi, yang tidak seperti yang diperlihatkan ketika Presiden Soeharto masih berkuasa. Setelah berlangsung lebih 10 tahun, reformasi masih menyisakan masalah-masalah krusial. Ignas Kleden me- nyatakan bahwa politik Indonesia sesudah dan sebelum reformasi tidak mengalami perubahan apa pun. Bahkan reformasi
Recommended publications
  • Kajian Musikologis Teknik Improvisasi Biola Oleh Hendri Lamiri Pada Lagu Cintaku Karya Eros Djarot
    KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Musik Disusun Oleh: Natalia Mutiara Dewi NIM. 15100460131 Semester Gasal 2019 / 2020 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2019 i LEMBAR PENGAJUAN KAJIAN MUSIKOLOGIS TEKNIK IMPROVISASI BIOLA OLEH HENDRI LAMIRI PADA LAGU CINTAKU KARYA EROS DJAROT Oleh: Natalia Mutiara Dewi NIM. 15100460131 Karya Tulis ini disusun sebagai persyaratan untuk mengakhiri jenjang pendidikan Sarjana pada Program Studi S-1 Musik Diajukan Kepada JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA Semester Gasal 2019/2020 ii MOTTO Allah menyatakan bahwa Ia akan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28) Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, atas kasih karunia, kesehatan, dan segala limpahan berkat-Nya. Kedua orang tua dan kakak-kakak tercinta atas kehangatan, kesabaran, dan dukungan serta doa selama ini. v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Kajian Musikologis Teknik Improvisasi Biola Oleh Hendri Lamiri Pada Lagu Cintaku Karya Eros Djarot” dengan baik. Tugas Akhir dalam bentuk karya tulis ini merupakan salah satu syarat utama untuk mengakhiri jenjang S1 Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Karya tulis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik jika tidak didukung oleh beberapa pihak, baik dukungan secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu dengan segenap hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kustap, S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Prodi Musik Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Politicians Who Love to Sing and Politicians Who Detest Singing
    CHAPTER TEN POLITICIANS WHO LOVE TO SING AND POLITICIANS WHO DETEST SINGING Kees van Dijk Introduction It is difficult for me to imagine Queen Beatrix or Queen Elizabeth bursting into an evergreen during or at the end of a public function. I can envision former Dutch Prime Minister, Jan Peter Balkenende, or George W. Bush singing hymns in a Protestant choir, but them joining a karaoke session passes beyond the bounds of my imagination. It is equally difficult for me to depict Gerhard Schröder, Tony Blair or Jacques Chirac turning a ban- quet in a singing session. And how about the then American Defense Secretary, Donald H. Rumsfeld, singing My way while he is having diner in a restaurant? Prominent European and American politicians do not strike me as persons who make a hobby of singing popular songs in public. They go to bars and restaurants, but not to karaoke establishments. Socialist leaders may break into militant songs for sentimental reasons or as part of the political ritual, but when they do so they often appear uncomfortable and give the impression not to remember the lyrics. The 2003 annual con- ference of the British Labour Party held in Bournemouth confirms this impression. For the first time in years the conference was concluded by the party members who attended the conference singing in unison the militant song The red flag created by an Irishman, Jim Connell, in 1889. The tradition of closing Labour conferences with The red flag was aban- doned by Blair in 1999 after he could be seen struggling to sing it.
    [Show full text]
  • State Terrorism and Political Identity in Indonesia
    State Terrorism and Political Identity in Indonesia Approximately one million innocent Indonesians were killed by their fellow nationals, neighbours and kin at the height of an anti-communist campaign in the mid-1960s. This book investigates the profound political consequences of these mass killings in Indonesia upon public life in the subsequent decades, highlighting the historical speci®cities of the violence and compar- able incidents of identity politics in more recent times. Weaving a balance of theory with an empirically based analysis, the book examines how the spectre of communism and the trauma experienced in the latter half of the 1960s remain critical in understanding the dynamics of terror, coercion and consent today. Heryanto challenges the general belief that the periodic anti-communist witch-hunts of recent Indonesian history are largely a political tool used by a powerful military elite and authoritarian government. The book investigates what drove otherwise apolitical subjects to be complicit in the engul®ng cycles of witch-hunts. It argues that elements of what began as an anti-communist campaign took on a life of their own, increasingly operating independently of the violence and individual subjects who appeared to be manipulating the campaigns in the 1980s and 1990s. Despite the profound importance of the 1965±6 events it remains one of the most dicult and sensitive topics for public discussion in Indonesia today. State Terrorism and Political Identity in Indonesia is one of the ®rst books to fully discuss the problematic representation and impacts of a crucial moment of Indonesia's history that until recently has been largely unspoken.
    [Show full text]
  • Analisis Cover Artwork Album-Album Chrisye Chrisye's
    Versi online: JURNAL TITIK IMAJI http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 1: 1-10, Maret 2019 Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940 e-ISSN: 2621-2749 ANALISIS COVER ARTWORK ALBUM-ALBUM CHRISYE CHRISYE’S ALBUM COVER ARTWORKS ANALYSIS Yana Erlyana1*, Steffani2 1Universitas Bunda Mulia, Fakultas Teknologi dan Desain, Desain Komunikasi Visual Diterima: 20 Febuari 2019 / Disetujui 4 Maret 2019 ABSTRACT Motivated by a long dicography of Chrisye in Indonesia music industry, this research was made to analyze cover artworks of Chrisye. This research used both design theories and another related theories, hopping that results of this study particulary useful for designers and business people who will make similiar works. This research uses qualitative method which deliver descriptive data of cover artwork design and its information which is aligned with the theory and literature used. The result of research is a form of analysis of each cover artwork from Chrisye’s albums that consist of visual attractiveness analysis and practical appeal on every artwork. Keywords: Cover, Artwork, Chrisye, Album ABSTRAK Dimotivasi oleh panjangnya diskografi Chrisye di industri musik Indonesia, penelitian ini dibuat untuk menganalisis cover artwork Chrisye. Penelitian ini menggunakan baik teori desain maupun teori lainnya yang berhubungan, dengan harapan hasil dari pembelajaran ini dapat berguna bagi desainer serta pebisnis yang hendak melakukan pekerjaan yang sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menyajikan data deskriptif dari desain cover artwork dan informasinya yang berkesinambungan dengan teori serta literatur yang digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk dari analisis dari setiap cover artwork album Chrisye yang masing-masing terdiri dari analisis ketertarikan visual dan tampilan praktis dari setiap karya.
    [Show full text]
  • “After Suharto” in Newsweek and “End of an Era” Article in Time Magazine
    NEWS IDEOLOGY OF SUHARTO’S FALL EVENT IN “AFTER SUHARTO” IN NEWSWEEK AND “END OF AN ERA” ARTICLE IN TIME MAGAZINE AN UNDERGRADUATE THESIS Presented as Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Sarjana Sastra in English Letters By MEITA ESTININGSIH Student Number: 044214102 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME DEPARTMENT OF ENGLISH LETTERS FACULTY OF LETTERS SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2010 NEWS IDEOLOGY OF SUHARTO’S FALL EVENT IN “AFTER SUHARTO” IN NEWSWEEK AND “END OF AN ERA” ARTICLE IN TIME MAGAZINE AN UNDERGRADUATE THESIS Presented as Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Sarjana Sastra in English Letters By MEITA ESTININGSIH Student Number: 044214102 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME DEPARTMENT OF ENGLISH LETTERS FACULTY OF LETTERS SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2010 i ii iii A newspaper is a collection of half-injustices Which, bawled by boys from mile to mile, Spreads its curious opinion To a million merciful and sneering men, While families cuddle the joys of the fireside When spurred by tale of dire lone agony. A newspaper is a court Where every one is kindly and unfairly tried By a squalor of honest men. A newspaper is a market Where wisdom sells its freedom And melons are crowned by the crowd. A newspaper is a game Where his error scores the player victory While another's skill wins death. A newspaper is a symbol; It is feckless life's chronicle, A collection of loud tales Concentrating eternal stupidities, That in remote ages lived unhaltered, Roaming through a fenceless world. A poem by Stephen crane iv g{|á à{xá|á |á wxw|vtàxw àÉ Åç uxÄÉäxw ÑtÜxÇàá? ytÅ|Äç tÇw yÜ|xÇwá‹ TÇw àÉ tÄÄ à{x ÑxÉÑÄx ã{É Üxtw à{|á‹ v STATEMENT OF WORK’S ORIGINALITY I honestly declared that this thesis, which I have written, does not contain the work or parts of the work of other people, except those cited in the quotations and the references, as a scientific paper should.
    [Show full text]
  • The Influence of Mass Media in Political Change in Indonesia
    THE INFLUENCE OF MASS MEDIA IN POLITICAL CHANGE IN INDONESIA Mukrimin Abstraksi Artikel ini memetakan perkembangan media massa di Indonesia. Analisa difokuskan pada peran media massa dalam menentukan proses politik di Indonesia. Argumen yang dibangun dalam tulisan adalah media massa mengalami perubahan yang cukup signifikan, akan tetapi media buNanlah ”pemain utama‘ dalam perubahan politiN itu. Namun, media massa memberikan Nontribusi penting pada perkembangan politik di Indonesia. Key word: mass media, politics, political change, Indonesia. A. PENDAHULUAN The mass media, both printed and electronic, is sometimes described as pillar of democracy. In the post- Suharto regime, the mass media in Indonesia have undergone a profound, even radical change. From being largely repressed, censored, and psychologically battered, it became relatively unrestrained and free. This paper, however, does not investigate in ”inside‘ the media industry itself, rather it is attempted to evaluate the contribution of the mass media on political change in Indonesia. In this paper, the writer will focus on answering these questions: (a) what are the roles of the mass media on political behavior? (b) to what extent the media were/are contributing factor in Indonesian political change? The first part of the essay provides a general discussion of ,ndonesia‘s mass media landscape. The historical development of mass media is outlined in some details. In the second part, how the mass media influence the political change in Indonesia - is described. Finally, this essay will be ended in a conclusion and a projection of the general election 2009 in a very brief description in Indonesia. B. PEMBAHASAN B.1. INDONES,A‘S MASS 0EDIA Indonesia has been undergoing a remarkable change in terms of social, political, and cultural over the last three decades.
    [Show full text]
  • Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973 - 1990
    INVENTARIS ARSIP PERSEORANGAN GURUH SUKARNO PUTRA 1973 - 1990 DIREKTORAT PENGOLAHAN DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Pasal 19 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menyatakan bahwa Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional wajib melakukan pengelolaan arsip statis yang berskala nasional agar dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan pengguna arsip dan masyarakat secara luas. Salah satu hasil pengolahan arsip statis yang telah diselesaikan pada Tahun Anggaran 2016 adalah Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973-1990. Substansi arsip yang dimuat dalam Inventaris Arsip ini terdiri dari arsip tekstual yang tercipta atas kegiatan pencipta arsip yang dalam hal ini adalah Guruh Sukarno Putra (GSP) sebagai seorang seniman dan anggota masyarakat. Dengan tersusunnya inventaris arsip ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra yang tersimpan di ANRI. Kami menyadari inventaris arsip ini masih belum sempurna, namun inventaris arsip ini sudah dapat digunakan untuk mengakses arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra periode 1973- 1990 yang tersimpan di ANRI. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan ANRI, Keluarga Besar Guruh Sukarno Putra, para anggota tim dan semua pihak yang telah membantu penyusunan inventaris arsip ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan. Amin. Jakarta, Maret 2017 Direktur Pengolahan Drs. Azmi, M.Si ii ! DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN 1 A. Riwayat Hidup 1 B. Sejarah Arsip 10 C. Pertanggungjawaban Pembuatan Inventaris Arsip 12 D. Petunjuk Akses Arsip 17 1. Persyaratan Akses Arsip 17 2.
    [Show full text]
  • Islamic Popular Culture and the New Identities of Urban Muslim
    ISLAMIC POPULAR CULTURE AND THE NEW IDENTITIES OF URBAN MUSLIM YOUNG PEOPLE IN INDONESIA: THE CASE OF ISLAMIC FILMS AND ISLAMIC SELF-HELP BOOKS HARIYADI This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy at The University of Western Australia School of Social Sciences Discipline of Asian Studies 2013 ii ABSTRACT My thesis examines the emerging phenomenon of Islamic popular culture in Indonesia. Islamic popular culture has been thriving in Indonesia for more than a decade. It is a new and important aspect of the Islamic revival in this country and beyond. Popular culture has sometimes been viewed as a Western product and many people in Indonesia think that it introduces a Western lifestyle that is incompatible with Islam. Some Islamic teachings in Indonesia indeed challenge values from the West. However, my thesis shows that Islam and Western-influenced popular culture are not necessarily incompatible with each other. In this thesis, I examine Islamic films and Islamic self-help books as forms of popular culture. I also look at how Indonesian Muslim young people in urban areas interpret Islamic films and Islamic self-help books as a way of constructing their identity. I analysed some Islamic films and self-help books, as well as conducted interviews, focus group discussions and participant observation of young people who watch Islamic films or read Islamic self-help books. My informants were university students in Jakarta and Bandung, particularly students of Universitas Negeri Jakarta and Institut Teknologi Bandung respectively. Their consumption of Islamic popular culture suggests that urban young people in Indonesia are aiming to be modern and pious at the same time.
    [Show full text]
  • Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap
    Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dari sumber kepada khalayak. Kita menggunakan media massa secara teratur termasuk radio, televisi, buku, majalah, surat kabar, film, rekaman, dan jaringan komputer (Baran, 2008, p.7). Komunikasi massa sendiri adalah proses penciptaan makna bersama antara media massa dan khalayaknya. Film menjadi salah satu bagian dari media massa, seorang pembuat film yang berusaha mengkonstruksikan pesan melalui film yang ia buat untuk ditonton oleh khalayak. Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience (Daryanto & Rahardjo, 2015, p.115). Film berfungsi untuk mentransmisikan suatu pesan dari pembuat film kepada khalayak luas. Dengan fungsi mentransmisikan pesan, menempatkan film dalam sebuah proses komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi yang mentransmisikan pesan kepada khalayak dalam jumlah yang luas pada saat yang bersamaan disebut dengan komunikasi massa. McQuail (2010, p.35) menyebutkan, “Film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan cepat, bahkan di wilayah pedesaan.
    [Show full text]
  • Logos) ISSN : 2620-8091 Print | 2620-3812 Online Journal Homepage
    Volume 3 (2) (2020). 164-181 Journal of Local Government Issues (Logos) ISSN : 2620-8091 print | 2620-3812 online Journal Homepage : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/LOGOS/index Institutionalization of Political Parties on Post New Order Authoritarianism and It’s Implications for Indonesian Democracy La Ode Muhammad Muliawan1, Imam Sumantri2 1 Department of Political Studies, Faculty of Political and Social Science, Universitas Bangka Belitung, Kampus Terpadu UBB Balunijuk, Gd. Babel 1 Jl. Kampus Peradaban Balunijuk, Merawang, Bangka, Bangka Belitung, Indonesia 33172 2 Boyolali’s Student Association (KMB) Yogyakarta, Jl. Sosio Yustisia No.1, Karang Malang, Sleman, Yogyakarta 55281 Corresponding author: [email protected] ABSTRACT Article Info : The article aims to explain how the institutionalization of political Article history : parties in Indonesia after the collapse of New Order regimes and Received: July 11, 2020 how it affects the democratization in Indonesia. This paper used a Revised: August 24, 2020 literature research method with a qualitative descriptive research Accepted: September 21, 2020 type. The results showed that political parties in Indonesia after the authoritarianism regime, it had not been institutionalized and was even far from it if it was compared to the magnitude level its current Keywords: problem. Political parties are trapped on long term internal conflict democracy; of interest, drained their energy, and continued until now. Moreover, institutionalization; political the depth oligarchies pattern in its management is getting worse by parties the personalized figure, and the dominance of the party’s management from the central, thus the conclusion points out that political party is merely the sub-ordinates of elite’s interest.
    [Show full text]
  • Timeasia.Com 05/24/99
    TIMEasia.com 05/24/99 TIME IN PRINT Subscribe TIME Asia International Editions Customer Service TIME Asia Home FAQs Current Issue Contact Us Asia News Pacific News May 24, 1999 Technology Business The Family Firm Suharto Inc.: All in Arts the Family A TIME investigation into Indonesian officials Travel the wealth of Indonesia's say they can't find Photos Suharto and his children evidence of ill-gotten Special Features uncovers a $15 billion wealth. But a four- Magazine Archive fortune in cash, month TIME property, art, jewelry and investigation reveals Subscribe to TIME jets that the former Customer Service By JOHN COLMEY and DAVID LIEBHOLD President and his About Us Jakarta children now have Write to TIME Asia assets worth $15 When the end came for Suharto, Indonesia's billion, including TIME.com long-serving President appeared oddly passive. fancy homes, TIME Canada As students and angry mobs took to the streets jewelry, fine art and and soldiers responded with gunfire and tear TIME Europe private jets gas, the five-star general hovered in the TIME Pacific background, making few attempts to set things A Talent for Latest CNN News right. When he finally quit a year ago this week, Business he stood meekly to the side as his successor, B. Cash and assets J. Habibie, took the oath of office. Suharto has acquired by the hardly been heard from since. family over 30 years TIME Digest But Indonesia's onetime autocrat has been far "I Never Asked" FORTUNE.com busier than most of his countrymen realize. Just The Attorney FORTUNE China after his fall from power there began feverish General has few movements of his personal fortune.
    [Show full text]
  • Indonesian Politics in Crisis
    Indonesian Politics in Crisis NORDIC INSTITUTE OF ASIAN STUDIES Recent and forthcoming studies of contemporary Asia Børge Bakken (ed.): Migration in China Sven Cederroth: Basket Case or Poverty Alleviation? Bangladesh Approaches the Twenty-First Century Dang Phong and Melanie Beresford: Authority Relations and Economic Decision-Making in Vietnam Mason C. Hoadley (ed.): Southeast Asian-Centred Economies or Economics? Ruth McVey (ed.): Money and Power in Provincial Thailand Cecilia Milwertz: Beijing Women Organizing for Change Elisabeth Özdalga: The Veiling Issue, Official Secularism and Popular Islam in Modern Turkey Erik Paul: Australia in Southeast Asia. Regionalisation and Democracy Ian Reader: A Poisonous Cocktail? Aum Shinrikyo’s Path to Violence Robert Thörlind: Development, Decentralization and Democracy. Exploring Social Capital and Politicization in the Bengal Region INDONESIAN POLITICS IN CRISIS The Long Fall of Suharto 1996–98 Stefan Eklöf NIAS Nordic Institute of Asian Studies Studies in Contemporary Asia series, no. 1 (series editor: Robert Cribb, University of Queensland) First published 1999 by NIAS Publishing Nordic Institute of Asian Studies (NIAS) Leifsgade 33, 2300 Copenhagen S, Denmark Tel: (+45) 3254 8844 • Fax: (+45) 3296 2530 E-mail: [email protected] Online: http://nias.ku.dk/books/ Typesetting by the Nordic Institute of Asian Studies Printed and bound in Great Britain by TJ International Limited, Padstow, Cornwall © Stefan Eklöf 1999 British Library Catalogue in Publication Data Eklof, Stefan Indonesian politics
    [Show full text]