MENGENAL LEBIH DEKAT MUSIK ORKESTRA Fu’Adi Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta E-Mail: Fuadi [email protected]

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

MENGENAL LEBIH DEKAT MUSIK ORKESTRA Fu’Adi Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta E-Mail: Fuadi Uny@Yahoo.Com MENGENAL LEBIH DEKAT MUSIK ORKESTRA Fu’adi Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: [email protected] Abstract Orchestra is the most popular instrumental music group in Western. As other big cities in the world, Jakarta also has some orchestras as the result of cultural diffusion influence. The growth of orchestra in Indonesia is not as good as that in Western, however, the presence of orchestra in Indonesia has aroused various cultural phenomenons. The gathering of sixty to seventy musicians and even more in an orchestra can form a new community. The cooperation intertwined within the community can create a beautiful and fascinating musical performance. A high music quality of an orchestra will not emerge unintentionally without adeguate mastery of the skill. Some of these issues will be important point in this discussion. Kata kunci: orkestra, komunitas, penampilan PENDAHULUAN yaitu biola, seruling, cuk, cak, gitar, Pada saat ini musik memang cello, dan bass , maka sekarang telah tidak mungkin lepas dari kehidupan berkembang menjadi sebuah orkestra kita sehari-hari, setiap saat kita selalu keroncong, yaitu dengan memasukkan bersinggungan dengan musik, entah alat-alat musik orkestra standar seperti dimulai dari rumah, di jalan, di toko, oboe, fagot, klarinet, penambahan bahkan hingga kembali ke rumah pun jumlah biola dan sebagainya. kita selalu ditemani dengan musik. Nampaknya grup-grup band di Kenyataan di atas, menunjukkan Indonesia saat ini yang secara umum bahwa musik semakin diterima bahkan hanya terdiri dari gitar, bass, keyboard , dibutuhkan masyarakat sebagai dan drum ikut terpengaruh untuk hiburan agar pikiran yang terbebani memasukkan alat-alat musik orkestra oleh pekerjaan rutin sehari-hari dapat seperti penambahan instrumen strings menjadi segar kembali. (biola, cello, contra bass ), woodwind Perkembangan musik yang pesat di (flute, oboe, clarinet), brass ( terompet , Indonesia menumbuhkan berbagai trombone ) bahkan percussion (timpani, jenis musik seperti musik keroncong, bell tree, dan lain-lain). Sebagai contoh pop, dangdut, bahkan musik klasik bisa didengar dalam album Badai Pasti yang dianggap serius oleh sebagian Berlalu (Chrisye) yang diaransir oleh orang. Bentuk penyajian musik terus Erwin Gutawa dengan melibatkan mengalami perluasan, apabila dahulu orkestra dari Australia. musik keroncong hanya dimainkan Trend memasukkan unsur- cukup dengan tujuh alat musik saja unsur orkestra ke dalam berbagai jenis musik yang lain menjadi hal yang simfonia atau gli stromenti. Hal serupa biasa kita temui sekarang ini. Namun juga dapat ditemukan di Roma pada hal yang cukup penting dalam awal sampai akhir tahun 1679. perjalanan orkestra itu sendiri, adalah Demikian pula di Perancis, juga terjadinya masa pasang-surut sejak terdapat istilah les violons, dan les keberadaannya di Indonesia sebagai concertantes . pengaruh difusi kebudayaan. Graebner Analisis tentang orkestra sejak menyatakan dalam buku Sejarah Teori abad XVIII sampai sekarang Antropologi I oleh Koentjaraningrat mengungkapkan sebuah rangkaian (1980: 112-113) bahwa unsur-unsur ciri-ciri yang saling berhubungan, yang kebudayaan masa lampau adalah antara lain; a) orkestra didasarkan atas dengan membuat klasifikasi benda- alat musik gesek yang terdiri dari benda menurut tempat asalnya, dan keluarga biola dan double bass , b) menyusunnya berdasarkan persamaan kelompok alat musik gesek ini disusun unsur-unsur tersebut. Sekumpulan ke dalam bagian-bagian di mana para lokasi tempat ditemukan benda-benda pemusik selalu memainkan not yang yang sama sifatnya disebut sebgai sama dalam satu suara, c) alat musik kulturkreis . Alat-alat musik yang tiup kayu, tiup logam, dan perkusi dipergunakan orkestra di Indonesia tampil dalam jumlah yang berbeda mempunyai kesamaan unsur dengan sesuai dengan periode dan lagu-lagu alat-alat musik orkestra di Barat. yang ditampilkan, d) orkestra sesuai dengan waktu, tempat, dan daftar lagu MENGENAL MUSIK ORKESTRA yang dimainkan selalu Pengertian Orkestra memperlihatkan standar instrumentasi Istilah orkestra menurut John yang luas, e) biasanya orkestra yang Spitzer (Stanley Sadie. ed. 2001: 530) telah berdiri terorganisasi dengan pada masa Yunani dan Romawi kuno anggota-anggota yang mapan, menunjuk tentang tingkatan dasar dari mengadakan latihan dan pentas yang sebuah panggung terbuka, yang rutin, mempunyai struktur organisasi digunakan kembali pada jaman dan dana, f) karena orkestra Renaissance untuk menunjukan tempat membutuhkan banyak pemain musik, di depan panggung. Pada awal abad untuk memainkan hal yang sama XVII tempat ini digunakan untuk dalam waktu yang bersamaan, orkestra menempatkan para pemain musik menuntut tingkat kecakapan musikal yang mengiringi nyanyian dan tarian. yang tinggi untuk memainkan dengan Pada abad XVIII arti dari istilah tepat pada nada-nada yang tertulis, g) orkestra diperluas untuk para pemain orkestra dikoordinasi langsung dengan musik sendiri dan sebagai identitas satu pusat, yang berawal pada abad mereka sebagai sebuah ansambel. XVII dan XVIII oleh pemain utama Sebelum istilah orkestra menjadi biola pertama atau oleh pemain mapan di dalam bahasa Eropa yang keyboard , yang selanjutnya mulai awal beragam, muncul berbagai ungkapan abad XVIII dikoordinasi oleh seorang yang digunakan untuk conductor. mengindikasikan kelompok pemain Kelompok pemain alat musik musik yang besar. Di Italia kelompok yang mempunyai ciri-ciri seperti di pemain musik yang serupa disebut atas dapat menunjukkan dengan jelas dengan capella, coro, concerto groso, sebagai sebuah orkestra, dimana pun mereka ditemukan dan apapun (brasswind section ), dan seksi perkusi sebutan mereka. Kelompok dengan (percussion section ). Perkembangan jumlah banyak namun tidak memiliki awal orkestra yaitu pada jaman Barok ciri-ciri ini secara keseluruhan setidak- (1720) terdapat sebuah bentuk orkestra tidaknya dapat dikatakan mempunyai kecil yang hanya terdiri dari instrumen kedudukan yang sama dengan gesek (6 biola, 3 viola , dan 2 cello ) dan orkestra. Orkestra selanjutnya dapat continuo (harpsichord , merupakan dikategorikan ke dalam beberapa jenis, instrumen yang berbunyi terus termasuk di dalamnya adalah orkestra menerus dalam sebuah komposisi). teater, orkestra symphony, orkestra Pada jaman Klasik (1790) instrumen gesek, orkestra kamar, orkestra café terumpet, timpani, dan horn mulai dan salon, orkestra radio, orkestra digunakan walaupun masih jarang. studio dan sebagainya. Ciri tertentu dari orkestra klasik adalah Instrumen musik yang tanpa menggunakan continuo , tapi dimainkan para musisi dalam sebuah diganti dengan seksi gesek yang lebih orkestra modern terdiri dari empat besar (14 biola, 6 biola, 4 cello , dan 2 seksi atau golongan jenis instrumen, double bass ) dan 2 pemain untuk setiap yaitu seksi gesek, seksi tiup kayu instrumen flute , oboe, clarinet, horn, (woodwind section ), seksi tiup logam terumpet , dan timpani. Bentuk orkestra jaman Belanda pada akhir abad XVI, Romantik (1850) memiliki seksi gesek sampai sekarang bisa kita saksikan yang lebih besar lagi (30 biola, 12 biola, dalam berbagai bentuk seni 10 cello , dan 8 double bass ), woodwind (Soedarsono, 2002: 61). dan brass . Muncul instrumen musik Kontak awal musik Barat di baru seperti tuba dan harpa. Dua orang pulau Jawa dapat diamati dari uraian komposer terkenal yaitu Wagner dan Sumarsam yang menyebutkan adanya Berlios adalah tokoh yang banyak pelaut-pelaut Eropa yang merapat di menulis karya-karya untuk format pulau Jawa berikut ini, orkestra yang sangat besar tersebut. Pengenalan musik Eropa yang Orkestra mempertahankan bentuknya paling awal di Jawa dapat ditelusuri yang besar ini sampai awal tahun 1900- akarnya dari musik yang dibawa an, ketika kemudian mulai dikurangi oleh pelayar-pelayar kapal yang karena alasan artistik dan ekonomi. singgah di pulau Jawa pada abad XVI. Francis Drake adalah Sejarah Perkembangan Orkestra di contohnya, mendarat di pantai Indonesia selatan Jawa, ia menuliskan dalam Hadirnya musik orkestra di buku perjalanannya bahwa musisi Indonesia disebabkan oleh adanya kapal memainkan musik untuk kontak dengan bangsa-bangsa Barat. seorang raja (atau penguasa Pengaruh Barat dalam hal seni telah setempat), lalu seorang raja banyak terjadi seperti yang membalas dengan permainan diungkapkan oleh R.M. Soedarsono musiknya. Tidak ada identifikasi berikut ini, musik lokal ini, apakah gamelan Pengaruh Barat (Eropa) yang atau ansambel musik yang lain. berawal sejak datangnya para Musisi kapal terdiri dari 1 pemain pedagang Portugis, yang kemudian trumpet dan empat orang disusul oleh hadirnya orang-orang (kemungkinan pemain gesek). Trumpet adalah instrumen penting Italia dan Carl Gotsch dari Austria di kapal, untuk tanda-tanda (Butenweg 1966: 139-152). penghormatan. Tahap kedua adalah Perkembangan musik orkestra musik yang dibawa oleh pedagang- di Indonesia memang mengalami masa pedagang Portugis . Musik mereka pasang-surut, pada tahun 50-an di dibawa dan dimainkan oleh budak- Jakarta pernah menjadi jaman budak mereka yang terdiri dari keemasan musik orkestra, namun orang-orang India, Afrika dan Asia sayang tidak ada bukti-bukti rekaman Tenggara (Sumarsam, 2003: 94). maupun catatan fisik tentang musik orkestra tersebut, seperti yang pernah Musik Barat juga mengalami diutarakan oleh conductor Twilite perkembangan di lingkungan keraton, Orchestra Addie MS dalam pengantar sebagaimana dikemukakan Soedarsono buku Twilite Orchestra yang ditulis dalam buku Seni Pertunjukan Indonesia oleh Ninok Leksono (2004). Atas dasar Di Era Globalisasi
Recommended publications
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erwin Gutawa
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata musik dan bassist. Pria kelahiran Jakarta, 16 Mei 1962 ini sering tampil sebagai produser dan penata musik, baik untuk konser-konser musik artis-artis papan atas tanah air dan juga berbagai pagelaran akbar lainnya. Sederet konser-konser artis yang pernah diiringi peraih penata musik musik terbaik versi BASF 1989 yang juga ayah dari penyanyi Gita Gutawa ini diantaranya Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya, Chrisye, Titi DJ, dan Kris Dayanti serta putri sulungnya, Gita Gutawa. Bersama Erwin Gutawa Orchestra yang dibentuknya juga pernah melakukan konser, bertajuk A Masterpiece Of Erwin Gutawa 2011. Sebelum lima tahun terakhir ia lebih berperan sebagai aranger musik dan produser musik, pada 1985-1993 Erwin sempat ngetop sebagai pemain bas grup fusion Karimata yang juga mencipta lagu instrumentalia. Grup dengan personel Erwin (bass), Candra Darusman (keyboard), Denny TR (gitar), Aminoto Kosin (piano) dan Uce Haryono (drum, lalu digantikan oleh Budhy Haryono) tersebut bubar pada 1994. Awal Desember 2005 Erwin Gutawa merilis album paling ambisius sepanjang karir bermusiknya,.Rock yang ekspresif dan orchestra yang megah serta kolosal mendasari produksi album ini.Sinergi ini membentuk rock epic yang simfonik, sekaligus membuktikan instrumentasi orkestra dapat berdaptasi dalam music rock. 2 Erwin Gutawa Orkestra terbentuk di Jakarta pada tahun 1993. Erwin Gutawa sendiri berlaku sebagai pendiri dari terbentuknya Erwin Gutawa Orchestra. Gagasan membuat Rockestra ini dating tidak berapa lama setelah Erwin Gutawa menuntaskan konser Erwin Gutawa Salute to Koes Plus Bersaudara pada 9 Agustus 2005. Setelah banyak memproduksi konser musik megah dan kolosal, kali ini Erwin merasa tertantang untuk memproduksi sebuah album studio yang memiliki standar rekaman internasional.Idenya tergolong terkenal tidak masuk akal pada saat itu.
    [Show full text]
  • Kementerian Pariwisata
    KEMENTERIAN PARIWISATA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN PEMASARAN I JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 17, JAKARTA 10110 TELEPON (021) 3838220, 3838185; FAKSIMILE (021) 3808612 NOTA DINAS NOMOR : Yth. : Plt. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Dari : Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Hal : Laporan Pelaksanaan kegiatan Promosi Wonderful Indonesia Pada Konser Musik Symphony of Friendship di Wellington, Selandia Baru tanggal 9 November 2018 Tanggal dx: November 2018 Berkenaan dengan telah dilaksanaannya kegiatan Promosi Wonderful Indonesia di Wellinton, Selandia Baru pada tanggal 9 November 2018, dengan hormat kami laporkan hal-hal sebagai berikut: 1. Profil Kegiatan : Pertumbuhan pariwisata New Zealand yang meningkat setiap tahunnya menjadikan New Zealand salah satu pasar potensial. Indonesia pada tahun ini menargetkan sebanyak 141.869 wisatawan asal New Zealand. Pada tahun 2017, kunjungan wisatawan asal New Zealand ke Indonesia sebanyak 121.399 orang. Dari kunjungan tahun 2017, dibutuhkan pertumbuhaan sebesar 15,2% untuk mencapai target 2018. Menurut data yang diperoleh dari Pusat Data Informasi Kemenpar tahun 2017, berdasarkan pintu masuk, masyarakat New Zealand lebih banyak berkunjung ke Indonesia melalui pintu masuk yang memiliki ketersediaan penerbangan langsung, yaitu DKI Jakarta dan Bali. Melalui kegiatan Konser Musik Symphony of Friendship ini, Indonesia berusaha memperkenalkan destinasi pariwisata prioritas lainnya melalui Bali dan Jakarta sebagai pintu gerbang utama (hub). Dengan demikian, diharapkan dapat membawa lebih banyak wisatawan asal New Zealand untuk berkunjung ke Indonesia. Konser Musik Symphony of Friendship merupakan konser kolaborasi bersejarah dalam rangka perayaan 60 tahun hubungan Indonesia dan Selandia Baru, dengan acara puncak menampilkan kolaborasi menarik dari sejumlah musisi Indonesia dan Selandia Baru. Kolaborasi ini akan memadukan orkestra terkenal dan paling progresif di Selandia Baru yaitu Orchestra Wellington dengan konduktor/arranger Erwin Gutawa.
    [Show full text]
  • Perancangan Informasi Biografi Sejarah Grup Band Legendaris Indonesia Koes Plus Melalui Media Buklet
    DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Amalia, E.M. (2009). Consumer Insight via Ethnography. Jakarta: Erlangga. Assauri, S. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press. Hartiningsih, M. (2008). Jurnalisme Sastrawi : Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Jakarta: Gramedia. Jefkins, F. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga. Keraf, G (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah. Lupiyoadi, R. (2014). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Maharsi. (2016). Ilustrasi. Yogyakarta: ISI Yogyakarta. Marrus. (2002). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksa. Rashid, A.D. (2008). Wedha’s Pop Art Portrait: Pop Art Asli Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Rustan, S. (2008). Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: Gramedia. Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Penada Group Suhana, A. (2014). Kisah dari Hati Koes Plus Tonggak Industri Musik Indonesia. Jakarta: Kompas Media Nusantara. Sakrie, D. (2007). Musisiku. Jakarta: Republika. Tersedia di: https://books.google.co.id/books?id=ig3oH5TGv4oC&printsec=frontcover&so urce=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false (Diakses pada 21/4/2020). Sakrie, D. (2015). 100 Tahun Musik Indonesia. Jakarta: Gagas Media. Tersedia di: http://republikfiksi.com/bookinfo.php?bkid=NMPKQetUlKBiru6CsXDJAjaiF pvhbYXq9js8LvHFI_A. (Diakses pada 21/4/2020). Swadaya, N. (2008). Panduan Warna Untuk Membangun Rumah. Jakarta: Griya Kreasi. Tasmara, T. (1987). Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama. Wita, V.A. (2013). Inspirasi Desain Interior Lengkap. Yogyakarta: Andi Publisher. Depok: Puspa Swara. 71 Sumber Internet Belialbumfisik.com. 2020 (9 Januari). PT Beli Album Fisik: Tentang Kami. Tersedia di: https://belialbumfisik.com/page/single/4/tentang-kami (Diakses pada 24/7/2020). Erlin. 2004 (4 Juli). Nostalgia Lahirkan: Erwin Gutawa Salu to Koes Plus- Bersaudara.
    [Show full text]
  • Pengaruh Terpaan Program Indonesian Idol Terhadap Minat Menjadi Artis (Survey Dikalangan Mahasiswa Untirta)”
    i PENGARUH TERPAAN PROGRAM INDONESIAN IDOL TERHADAP MINAT MENJADI ARTIS (Survey di Kalangan Mahasiswa Untirta) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada konsentrasi Humas program studi Ilmu Komunikasi Oleh : ZETRIWAN DIRASFUL NIM. 6662092368 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2014 i ii ii i i i i i ii ABSTRAK Zetriwan Dirasful. NIM 092368. “Pengaruh Terpaan Program Indonesian Idol terhadap Minat menjadi Artis (Survey dikalangan Mahasiswa Untirta)”. SKRIPSI. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2014. Fenomena kehidupan artis yang banyak diberitakan media, memberikan pengaruh minat tersendiri bagi penontonnya. Indonesian Idol merupakan sebuah program acara pencarian bakat dibidang tarik suara yang banyak memberikan inspirasi bagi tumbuhnya minat untuk menjadi artis penyanyi khususnya dikalangan remaja. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh terpaan program Indonesian Idol terhadap minat menjadi artis dikalangan mahasiswa Untirta. Penelitian ini menggunakan teori SOR untuk menggambarkan terpaan dari program Indonesian Idol terhadap minat menjadi artis dikalangan mahasiswa Untirta. Penelitian ini dilakukan secara survey dikalangan mahasiswa Untirta dengan jumlah responden 99 orang yang diperoleh melalu perhitungan rumus Yamane presisi 10%. Berdasarkan data yang diperoleh, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh terpaan program Indonesian Idol terhadap minat menjadi artis dikalangan mahasiswa Untirta sebesar 44.8% dengan nilai r hitung yaitu 0,67. Korelasi antara variabel X dan Y dalam penelitian ini berada pada kategori sedang. Persentase terpaan program Indonesian Idol dikalangan mahasiswa Untirta sebesar 56.34% sedangkan Minat menjadi artis dikalangan mahasiswa Untirta sebesar 43.65%. Minimnya minat menjadi artis dikalangan mahasiswa Untirta dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya kesempatan, kultur budaya dan motivasi diri.
    [Show full text]
  • Apresiasi Siswa Terhadap Musik Rock Dan Jazz Di Smp Negeri 1 Tulis Kabupaten Batang
    APRESIASI SISWA TERHADAP MUSIK ROCK DAN JAZZ DI SMP NEGERI 1 TULIS KABUPATEN BATANG Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Musik oleh Riyanda Zuqni Fahma 2501410027 JURUSAN PENDIDIKAN SENI, DRAMA, TARI, DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul “Apresiasi Siswa Terhadap Musik Rock dan Jazz di SMP Negeri 1 Tulis Kabupaten Batang” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Semarang, Maret 2015 Dr. Udi Utomo, M.Si. (196708311993011001) ___________ Pembimbing Joko Wiyoso, S.Kar, M.Hum. (196210041988031002) Ketua Jurusan Pendidikan Sendratasik ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Apresiasi Siswa Terhadap Musik Rock dan Jazz di SMP Negeri 1 Tulis Kabupaten Batang” ini telah disetujui oleh panitia penguji dan disahkan oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni pada tanggal 21 April 2015. Drs. Agus Yuwono, M.Si, M.Pd. (196812151993031003) __________ Ketua Drs. Eko Raharjo, M.Hum. (196510181992031001) ___________ Sekretaris Dra. Siti Aesijah, M.Pd. (196512191991032003) ___________ Penguji I Abdul Rachman, S.Pd., M.Pd. (198001202006041002) ___________ Penguji II Dr. Udi Utomo, M.Si. (196708311993011001) ___________ Penguji III / Pembimbing iii PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Riyanda Zuqni Fahma NIM : 2501410027 Fakultas : Bahasa dan Seni Jurusan : PSDTM Judul : Apresiasi Siswa Terhadap Musik Rock dan Jazz di SMP Negeri 1 Tulis Kabupaten Batang Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar – benar hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan dan ringkasan yang semua sumbernya telah saya jelaskan.
    [Show full text]
  • Profil Penerima
    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Profil Penerima ANUGERAH KEBUDAYAAN DAN PENGHARGAAN MAESTRO SENI TRADISI 2 17 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Profil Penerima ANUGERAH KEBUDAYAAN DAN PENGHARGAAN MAESTRO SENI TRADISI 2017 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Untuk kalangan sendiri Tidak untuk diperjualbelikan i TIM PENYUSUN PROFIL PENERIMA PENGHARGAAN KEBUDAYAAN TAHUN 2017 Pengarah: Nadjamuddin Ramly Penanggung Jawab: Yayuk Sri Budi Rahayu Penulis: Binsar Simanullang Dewi Nova Wahyuni Retno Raswati Willy Hangguman Mohamad Atqa Aan Rukmana Desy Wulandari Frans Ekodhanto Purba Dita Darfianti Yusuf Susilo Rini Suryati Hilmi Setiawan Dian Warastuti Kameramen: Saiful Mujab Simbul Sagala Moch. Saleh M. Rully Agus Purna Irawan Fotografer: Dede Semiawan Rachmat Gunawan Yoki Rendra P. Editor: Kenedi Nurhan Sekretariat dan Pengolah Data : Richard Antoni Rizky Ernandi Jatmiko Hari Wibowo Haris Dwijayanto Liza Ariesta Yohanes Redi Luciano Layout & Desain Cover: Tasman ii KATA PENGANTAR Kalaulah bukan karena tinta Takkan kugubah sebuah puisi Kalaulah bukan karena cinta Takkan bersua pada Anugerah Kebudayaan ini Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Saat ini pengaruh globalisasi dan media informasi sangat dahsyat menerpa kehidupan kita. tanpa proses penyaringan tanpa peresapan yang matang akan berakibat pada perubahan sikap dan perilaku yang mempengaruhi karakter dan budaya bangsa. Bertolak dari situasi ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Cq Direktorat Warisan Dan Diplomasi Budaya, telah memfokuskan program-program kegiatannya pada arah penguatan karakter bangsa, dengan melakukan penanaman dan persemaian atau internalisasi nilai–nilai budaya. Penganugerahan kebudayaan yang kita lakukan setiap tahun adalah salah satu bentuk penguatan karakter bangsa, dengan melakukan penanaman dan persemaian atau internalisasi nilai – nilai budaya.
    [Show full text]
  • Adityo Pratomo Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Adalah Rusaknya SIRKULASI Lingkungan
    KETUA PENGARAH Sekretaris Perseroan WAKIL KETUA PENGARAH/ PENANGGUNG JAWAB Vice President Corporate Communication PIMPINAN REDAKSI Ali Mundakir WAKIL PIMPINAN REDAKSI Manager Media REDAK TUR PE LAKSANA Dewi Sri Utami CATATAN KOORDINATOR LIPUTAN Rianti Octavia TIM REDAKSI Urip Herdiman K. Irli Karmila REDAKSI Sahrul Haetamy Ananto Megha K Nugraha LAYOUTER & ILLUSTRATOR ETIAP perubahan, dalam bentuk apapun pasti memiliki Oki Novriansyah konsekuensi. Termasuk perubahan yang terjadi karena FOTOGRAFER Sberkembangnya industri di sebuah negara. Banyak pengamat Kuntoro mensinyalir, salah satu konsekuensi yang dirasakan masyarakat Priyo Widiyanto Wahyu Nugraha Ruslan akibat kemajuan industri yang tidak mengutamakan Analisasi Adityo Pratomo Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) adalah rusaknya SIRKULASI lingkungan. Indikatornya antara lain polusi, pencemaran Ichwanusyafa lingkungan, bahkan berkurangnya lahan untuk ruang terbuka hijau ALAMAT REDAKSI dan penyerapan air. Kantor Pusat Pertamina Gedung Perwira 2-4 Ruang 306 Jl. Medan Merdeka Timur 1A Untuk itulah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup sejak 1996 Jakarta - 10110 mencanangkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Telp. (+62) 21 381 5966 Fax. (+62) 21 3815852 (PROPER). Ini merupakan salah satu upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup menata perusahaan dalam pengelolaan MARKETING IKLAN lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Melalui Proper, PT Pertamina Retail Wisma Tugu Wahid Hasyim seluruh masyarakat Indonesia jadi mengetahui kualitas perusahaan Jl.Wahid Hasyim No.100-102 dalam menjalankan usahanya dari sisi kepedulian terhadap Jakarta - 10340 Telp. (+62) 21 3926772 - 3926775 lingkungan hidup. Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof. Dr. Fax. (+62) 21 3926653 - 3926764 Balthasar Kambuaya, M.B.A. bahkan menjelaskan, pihaknya WEBSITE & EMAIL memberikan peringkat dari emas, hijau, biru, hingga hitam http://www.pertamina.com sebagai bentuk penilaian suatu entitas bisnis dalam mentaati [email protected] sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan sumber daya serta PENERBIT pengembangan masyarakatnya.
    [Show full text]
  • Autofagi Bob Dylan Apa Benar Setiap Anak Itu Cerdas? KATA PENGANTAR
    ISSN 2338-1191 Vol. 4 No. 10 Oktober 2016 Majalah Berbagi pengetahuan, dari mana saja, dari siapa saja, untuk semua Mesin Molekuler Topologi dan Transisi Teori Kontrak Jamur Pelapuk Autofagi Bob Dylan Apa benar setiap anak itu cerdas? KATA PENGANTAR lhamdulillah, majalah bulanan 1000guru dapat kembali hadir ke hadapan para pembaca. Pada edisi ke-67 ini tim Aredaksi memuat 7 artikel dari 7 bidang berbeda. Kami kembali memberikan kuis di akhir majalah bagi pembaca yang tertarik mendapatkan hadiah dari 1000guru. Sebagai informasi tambahan, sejak awal Mei 2013 majalah 1000guru telah mendapatkan ISSN 2338-1191 dari Pusat Data Informasi Ilmiah LIPI sehingga penomoran majalah edisi ini dalam versi ISSN adalah Vol. 4 No. 10. Tim redaksi majalah 1000guru juga menerbitkan situs khusus artikel majalah 1000guru yang beralamat di: http://majalah.1000guru.net/ Setiap artikel dari edisi pertama hingga edisi terkini perlahan- lahan diunggah ke dalam situs tersebut. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca untuk terus meningkatkan kualitas majalah ini. Silakan kunjungi situs 1000guru (http://1000guru.net) untuk menyimak kegiatan kami lainnya. Mudah-mudahan majalah sederhana ini bisa terus bermanfaat bagi para pembaca, khususnya para siswa dan penggiat pendidikan, sebagai bacaan alternatif di tengah keringnya bacaan-bacaan bermutu yang ringan dan populer. Tim Redaksi i Oktober 2016 majalah1000guru.net Daftar Isi 1 Rubrik Matematika Teori Kontrak dan Nobel Ekonomi 2016 Rubrik Fisika 4 Topologi dan 6 Transisi Fase Rubrik Kimia Material Mesin
    [Show full text]
  • Analisis Cover Artwork Album-Album Chrisye Chrisye's
    Versi online: JURNAL TITIK IMAJI http://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/ Volume 2 Nomor 1: 1-10, Maret 2019 Hasil Penelitian p-ISSN: 2620-4940 e-ISSN: 2621-2749 ANALISIS COVER ARTWORK ALBUM-ALBUM CHRISYE CHRISYE’S ALBUM COVER ARTWORKS ANALYSIS Yana Erlyana1*, Steffani2 1Universitas Bunda Mulia, Fakultas Teknologi dan Desain, Desain Komunikasi Visual Diterima: 20 Febuari 2019 / Disetujui 4 Maret 2019 ABSTRACT Motivated by a long dicography of Chrisye in Indonesia music industry, this research was made to analyze cover artworks of Chrisye. This research used both design theories and another related theories, hopping that results of this study particulary useful for designers and business people who will make similiar works. This research uses qualitative method which deliver descriptive data of cover artwork design and its information which is aligned with the theory and literature used. The result of research is a form of analysis of each cover artwork from Chrisye’s albums that consist of visual attractiveness analysis and practical appeal on every artwork. Keywords: Cover, Artwork, Chrisye, Album ABSTRAK Dimotivasi oleh panjangnya diskografi Chrisye di industri musik Indonesia, penelitian ini dibuat untuk menganalisis cover artwork Chrisye. Penelitian ini menggunakan baik teori desain maupun teori lainnya yang berhubungan, dengan harapan hasil dari pembelajaran ini dapat berguna bagi desainer serta pebisnis yang hendak melakukan pekerjaan yang sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menyajikan data deskriptif dari desain cover artwork dan informasinya yang berkesinambungan dengan teori serta literatur yang digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk dari analisis dari setiap cover artwork album Chrisye yang masing-masing terdiri dari analisis ketertarikan visual dan tampilan praktis dari setiap karya.
    [Show full text]
  • Nationalism and National Culture in Indonesian Art Music and Performances (1900-2018): Reflections from Postcolonial Perspectives
    Nationalism and National Culture in Indonesian Art Music and Performances (1900-2018): Reflections from Postcolonial Perspectives Aniarani Andita 5837456 MA Thesis Musicology Utrecht University First Reader/Supervisor: Dr. Floris Schuiling Second Reader: Dr. Barbara Titus 2018 ABSTRACT Partha Chatterjee (1997) affirms that the attitude to modernity in formerly-colonized societies is always deeply ambiguous, because the modernity that the colonizers used as justification for colonialism also taught the colonized societies of its values. Indonesia is not an exception; having been colonized for centuries by a European nation, Indonesian nationalism arose from the desire for freedom from the colonizer. However, this nationalism, and the subsequent attempts for the creation of national culture has have always been replete with ambivalencies—with negotiations between the need to create a distinct national identity and the values of European cultures as imposed in the colonial time. This thesis looks at the discourses of nationalism, national culture, and national music in Indonesia since the beginning of the twentieth century to the present day, and examine its manifestations in the field of Indonesian art music and its performances by Indonesian symphony orchestras. I argue that these discourses and actions have always been embedded with a legacy of colonialism in the form of xenocentrism in its broad sense: the tendency among Indonesians to continue to concern about the Western others as they try to define their own identity and culture. Moreover, through case studies such as the compositions Varia Ibukota by Mochtar Embut and Suvenir dari Minangkabau by Arya Pugala Kitti, and the practices of contemporary symphony orchestras Gita Bahana Nusantara and Jakarta City Philharmonic, I employ postcolonial theories to view those works as reflections of the entanglement between colonial history and Indonesia-specific visions, as well as as endeavours to decolonize the knowledge of European classical music and performance form.
    [Show full text]
  • Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973 - 1990
    INVENTARIS ARSIP PERSEORANGAN GURUH SUKARNO PUTRA 1973 - 1990 DIREKTORAT PENGOLAHAN DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Pasal 19 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menyatakan bahwa Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional wajib melakukan pengelolaan arsip statis yang berskala nasional agar dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan pengguna arsip dan masyarakat secara luas. Salah satu hasil pengolahan arsip statis yang telah diselesaikan pada Tahun Anggaran 2016 adalah Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973-1990. Substansi arsip yang dimuat dalam Inventaris Arsip ini terdiri dari arsip tekstual yang tercipta atas kegiatan pencipta arsip yang dalam hal ini adalah Guruh Sukarno Putra (GSP) sebagai seorang seniman dan anggota masyarakat. Dengan tersusunnya inventaris arsip ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra yang tersimpan di ANRI. Kami menyadari inventaris arsip ini masih belum sempurna, namun inventaris arsip ini sudah dapat digunakan untuk mengakses arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra periode 1973- 1990 yang tersimpan di ANRI. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan ANRI, Keluarga Besar Guruh Sukarno Putra, para anggota tim dan semua pihak yang telah membantu penyusunan inventaris arsip ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan. Amin. Jakarta, Maret 2017 Direktur Pengolahan Drs. Azmi, M.Si ii ! DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN 1 A. Riwayat Hidup 1 B. Sejarah Arsip 10 C. Pertanggungjawaban Pembuatan Inventaris Arsip 12 D. Petunjuk Akses Arsip 17 1. Persyaratan Akses Arsip 17 2.
    [Show full text]
  • Chap. 12 to Reader
    Tink A pi: Harry Roesli, M usic, and Politics in Bandung, Indonesia Adam D. Tyson' On June 5, 2009, a memorial concert was held at the Institute of Technology in Bandung (Institut Teknologi Bandung, hereafter ITB). Celebrated was the lifework of Djauhar Zaharsjah Fahrudin Roesli, popularly known as Harry Roesli. Harry Roesli was considered to be at the forefront of the so-called tradisi baru, or "new tradition," of Indonesian artists committed to experimentation with traditional culture in order to address contemporary society.1 2 For a variety of reasons, however, Roesli did not enjoy the level of popular success that other tradisi baru artists achieved, particularly playwright Willibrordus Surendra Broto Rendra (hereafter W. S. Rendra), director Putu Wijaya, novelist Remy Sylado, and musicians Guruh Soekarno Putra, Franki Raden, Leo Kristi, Slamet Abdul Syukur, Jack Lesmana, Nano Suratno, and, later, Iwan Gunawan.3 1 "Titik Api" in my title is borrowed from the name of one of Roesli's music albums and can be translated "Point of Fire." My sincere gratitude is expressed to the Roesli family for their patience and generosity in providing me access to the Harry Roesli archive, as well as their willingness to discuss with me many of the finer points regarding his artistic career. I am also grateful to Michael Bodden, Barbara Hatley, Indra Ridwan, R. Anderson Sutton, Jeremy Wallach, and Andrew N. Weintraub for their critical comments on earlier versions of this article, which has been significantly improved as a result of their insights and notes. With that said, any remaining shortcomings are solely my responsibility.
    [Show full text]