15 2. TINJAUAN PUSTAKA Kedatangan Penjelajah Dari Eropa

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

15 2. TINJAUAN PUSTAKA Kedatangan Penjelajah Dari Eropa 2. TINJAUAN PUSTAKA Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-XVI ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat masuk ke dalam Indonesia khususnya di Pulau Jawa mendorong terjadinya akulturasi budaya dari budaya Barat dengan budaya Jawa yang menghasilkan budaya Indis tanpa meninggalkan ciri-ciri budaya lama-nya. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Budaya Indis tersebut kemudian mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat Jawa dan Barat dalam bentuk kelengkapan hidup, kesenian dan religi yang terekspresikan dalam bentuk arsitektur bangunan berupa elemen interior dan pengisi ruang. Bangunan merupakan bagian dari perkembangan arsitektur suatu jaman yang selalu berkembang. Perkembangan arsitektur suatu bangunan berdasarkan tempat, waktu, dan juga budaya dari kelompok masyarakat tertentu tersebut. Sehingga perkembangan arsitektur dibagi secara garis besar berdasarkan tempat di mana bermukim masyarakat yang memiliki perbedaan budaya dan pola pikir yaitu Barat dan Timur kemudian dikaitkan pada dimensi waktu. Bagian ini akan menjelaskan tentang kebudayaan Indis dan arsitekturnya, gaya desain, perkembangan arsitektur Barat, sejarah perkembangan arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia, rumah tradisonal Jawa, sejarah dan perkembangan gereja di Indonesia. 2.1. Kebudayaan Indis dan Arsitekturnya 2.1.1. Kebudayaan Budaya atau kebudayaan (berasal dari bahasa sansekerta buddayah, yang merupakan kata jamak bagi perkataan buddhi, artinya budi pekerti atau akal) secara umum membicarakan hal-hal berkaitan budi dan akal manusia. Di dalam pengertian yang luas mempunyai arti segala sesuatu yang dibawa atau dikerjakan oleh manusia, berlawanan dengan "perkara semula jadi"' yang bukan diciptakan atau boleh diubah oleh manusia. Di dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut 15 Universitas Kristen Petra sebagai culture, yang berasal daripada bahasa Latin colore yang bermaksud menanam atau mengerjakan. Kebudayaan bagi manusia adalah sebagai pedoman untuk menghadapi kehidupan yang nyata. Kluckhohn melihat kebudayaan sebagai sistem ide atau pengetahuan manusia dan bukan mencakup segala-galanya. Kebudayaan merupakan tingkat perkembangan dan corak kebudayaan yang dimiliki oleh manusia dengan peran sebuah sejarah. Kebudayaan berakar dalam kehidupan sosial dan pribadi dari warga masyarakat yang bersangkutan dan bukanlah sesuatu yang dapat dipaksakan kehadirannya (Suparlan 5-6). Kebudayaan mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan adalah keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta struktur- struktur kemasyarakatan, keagamaan selain penghasilan seni dan intelektual yang membentuk ciri-ciri khas sebuah masyrakat. Pengertian kebudayaan Andrea Eppink disetujui oleh Edward B. Taylor yang memandang budaya sebagai satu konsep menyeluruh yang rumit mengandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, tata susila, undang-undang, adat istiadat dan lain-lain yang merupakan kebiasaan dari manusia sebagai anggota masyarakat. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi juga mengemukakan bahwa kebudayaan sebagai alat penghasilan karya seni, rasa dan penciptaan di dalam masyarakat. Menurut Melville J. Herskovit dan Bronislaw Malinowski kebudayaan adalah segala sesuatu yang terdapat di dalam sebuah masyarakat yang mempunyai hubungan taut boleh ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Paham ini dikenal di kalangan ahli antropologi sebagai paham determinisme (penentuan) budaya. Seterusnya Herskovits memandang budaya sebagai sesuatu yang diturunkan dari satu generasi ke generasi seterusnya, konsep ini disebut sebagai organik lampau. Kebudayaan sebagai keseluruhan cara hidup manusia yaitu warisan sosial yang diperoleh seseorang dari kelompoknya. Kebudayaan secara umum terbagi menjadi dua yaitu kebudayaan secara umum dan kebudayaan secara spesifik. Kebudayaan secara spesifik adalah kebudayaan suatu kelompok masyarakat tertentu contohnya adalah kebudayaan Jawa, kebudayaan Sumatra dan lain-lain. 16 Universitas Kristen Petra Kebudayaan-kebudayaan tersebut muncul dari hakekat manusia dan bentuk- bentuknya dibatasi oleh ciri-ciri biologi manusia dan hukum-hukum alam. Kebudayaan merupakan pengetahuan yang dimiliki warga kelompok yang diakumulasi (dalam memori manusia, dalam buku, dan objek-objek) untuk digunakan di masa depan (Suparlan 78). Komponen atau unsur-unsur kebudayaan menurut beberapa ahli antropologi: a. Melville J. Herskovit - Alat-alat teknologi - Sistem ekonomi - Keluarga - Kekuasaan politik b. Bronislaw Malino - Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya - Organisasi ekonomi - Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) - Organisasi kekuatan (politik) c. Edward B. Taylor - Tatanan kehidupan (order) - Proses (process) - Visi (goals) (Supriyoko 2) Kebudayaan memiliki wujud yang merupakan bentuk nyata atau hasil dari sebuah kebudayaan tersebut. Wujud budaya menurut J. J. Hoenigman kebudayaan dibedakan menjadi tiga gagasan yaitu: a. Gagasan Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini 17 Universitas Kristen Petra terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. b. Aktivitas Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. c. Artefak Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda- benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan dikomuntasikan. Artefak memiliki sifat paling konkret diantara ketiga wujud budaya. Berdasarkan wujud-wujud kebudayaan tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama: a. Kebudayaan material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan- temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi, yakni mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. b. Kebudayaan nonmaterial Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. 18 Universitas Kristen Petra 2.1.2. Kebudayaan Indis dan Perkembangannya Pada abad ke XVI orang Belanda datang ke Indonesia untuk berdagang. Saat datang ke Indonesia, orang Barat secara tidak langsung juga membawa kebudayaanya masuk ke Indonesia. Hal tersebut yang menjadi awal mula dari proses pembentukan kebudayaan Indis. Kebudayaan Indis merupakan buah percampuran dari kebudayaan masyarakat pribumi (Jawa) dengan masyarakat pendatang (orang Barat). Kebudayaan Indis ini kemudian berkembang pada masyarakat pendukungnya seperti yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Djoko Soekiman dalam disertasinya, Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa. Orang-orang Belanda yang datang dengan maksud berdagang setelah melihat keadaan Indonesia yang subur, mereka berubah menjadi penguasa yang dengan serakah ingin menguasai Indonesia. Awalnya mereka membangun gudang-gudang untuk menimbun rempah-rempah di Banten, Jepara, dan Jayakarta. Gudang penyimpanan dan kantor didirikan dengan benteng pertahanan di sekelilingnya. Orang-orang Belanda juga membangun tempat tinggal di dalam benteng pertahanan karena saat itu keadaan dirasa kurang aman bagi orang-orang Belanda akibat konflik dengan masyarakat pribumi. Benteng semacam ini menjadi hunian pada masa awal orang Belanda di Pulau Jawa tahun 1650. Segala kesibukan perdagangan dan kehidupan sehari-hari berpusat di benteng semacam ini (Soekiman 1-4). Semua hal yang dianggap penting atau berharga oleh orang Belanda disimpan di dalam benteng ini untuk menghindari kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Kemudian sesuai berjalannya waktu keadaan semakin membaik dan saat dirasa mulai aman dari amukan rakyat maka orang Belanda mulai memberanikan diri membangun rumah di luar benteng. Semua kegiatan pemerintahan tetap dilakukan di dalam benteng seperti upacara penerimaan utusan bangsa asing, upacara resmi, dan pesta-pesta yang berarti semua detak jantung ekonomi Kompeni masih berlangsung di dalam benteng. Penguasa VOC membangun pos-pos penjagaan yang diperkuat dengan benteng-benteng kecil. Para pejabat VOC mulai membangun rumah-rumah 19 Universitas Kristen Petra peristirahatan di luar benteng. Rumah-rumah peristirahatan tersebut diberi taman yang luas dengan model gaya rumah di Belanda dari abad XVIII yang biasa disebut landhuis. Bangunan landhuis pada waktu itu mempunyai
Recommended publications
  • Training Report on Cultural Heritage Protection
    , 7U DLQLQJ&RXUVHIRU5HVHDUFKHUVLQ&KD Training Report on UJ HRI&XOWXUDO+HULWDJH Cultural Heritage Protection Training Course for Researchers in Charge of Cultural Heritage Protection in Asia and the Pacic 2012 - Indonesia - 12 June-12 July, 2012, Nara, Japan 3URWHFWLR Q LQ $VLDDQGWKH3DFL¿F,QGRQHVLD Cultural Heritage Protection Cooperation Oce, Asia-Pacic Cultural Centre for UNESCO (ACCU) 2 Training Report on Cultural Heritage Protection Training Course for Researchers in Charge of Cultural Heritage Protection in Asia and the Pacific 2012 - Indonesia - 12 June-12 July, 2012, Nara, Japan Cultural Heritage Protection Cooperation Office, Asia-Pacific Cultural Centre for UNESCO (ACCU) Edited and Published by Cultural Heritage Protection Cooperation Office, Asia-Pacific Cultural Centre for UNESCO (ACCU) Nara Prefecture Nara Branch Office Ground Floor 757 Horen-cho, Nara 630-8113 Japan Tel: +81(0)742-20-5001 Fax: +81(0)742-20-5701 e-mail: [email protected] URL: http://www.nara.accu.or.jp Printed by Meishinsya Ⓒ Cultural Heritage Protection Cooperation Office, Asia-Pacific Cultural Centre for UNESCO (ACCU) 2013 The on-site lecture in Horyu-ji Area, Nara Mr Kobayashi (right) explained how to prepare traditional wall clay at Himeji-jo Castle. An explanation on how the fallen chimney by the Great Hanshin Earthquake was restored. At the west pagoda in Yakushi-ji Temple Adjusting a shutter speed and an aperture value Practical training of photography at Gango-ji Temple Scale drawing in Tanaka Family Residence Practicing yari-ganna, a spear plane A lecture by Mr Hayashi at NNRICP The closing ceremony at the ACCU Nara office Preface The Cultural Heritage Protection Cooperation Office, Asia-Pacific Cultural Centre for UNESCO (ACCU Nara) was established in August 1999 with the purpose of serving as a domestic centre for promoting cooperation in cultural heritage protection in the Asia-Pacific region.
    [Show full text]
  • Reisgids 2020-2021 Chili Panama Peru Cuba Argentinië Bolivië Brazilië Suriname • REISGIDS 2020-2021 Noo Rd Groenland -At Lan Tis Ch E O Z Ce U Aa Id N -A Tla
    reisgids 2020-2021 reisgids Kleine personen groepen 8 tot van 16 © johan van cutsem www.oogenblik.be cutsem van johan © HOBO • BEGELEIDE WERELDREIZEN • REISGIDS 2020-2021 Bondgenotenlaan 165 3000 Leuven e-mail [email protected] website www.hoboreizen.be Een overzicht van onze bestemmingen tel. 016 20 80 47 Jszee Noordelijke I Groenland Alaska IJsland Faroer Eilanden Canada n a a e c Kazachstan O e Mongolië h c Georgië is Oezbekistan t Noord-Korea n Armenië Kirgizstan Verenigde Staten a l Tibet Zuid-Korea t Libanon Japan A China an - Marokko Iran ea d c r Bhutan O o le Jordanië il o Nepal t Taiwan S Cuba N India Mexico Oman Laos Honduras Myanmar Guatemala Vietnam Panama Costa Rica Suriname Ethiopië Cambodja St Colombia Oeganda Sri Lanka ill Sulawesi e O Kenia Borneo cea Ecuador an Tanzania In n Peru Brazilië dische Oceaa Java/Bali Zambia Bolivië n Zimbabwe a a e Namibië Botswana Madagaskar c Australië O e h c Zuid-Afrika is Chili t Argentinië n la t Nieuw-Zeeland -A d ui Z www.hoboreizen.be VOORWOORD Waarde wereldreiziger, 32 jaar Hobo Wie het reisvirus eens te pakken heeft raakt nooit meer genezen. Met Hobo reizen kan u het virus de baas! In onze brochures wereldreizen en Europareizen vindt u ongetwijfeld een aangepaste remedie tussen de tientallen bestemmingen. Al meer dan 30 jaar bieden wij de fervente reiziger een hele reeks klassiekers aan zoals Peru, Canada, de Verenigde Staten en Zuid-Afrika, reizen die vroeg in het seizoen al het bordje uitverkocht opgespeld krijgen. Hobo reizen was in het verleden dikwijls de pionier van minder voor de hand liggende bestemmingen zoals Noord-Korea, Mongolië en Vietnam.
    [Show full text]
  • Tiga Dimensi ) Rumah
    RANCANG BANGUN APLIKASI 3D (TIGA DIMENSI ) RUMAH ADAT SE-INDONESIA BERBASIS MOBILE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Komputer Jurusan Teknik Informatika Pada Fakultas Sains dan Teknlogi UIN Alauddin Makassar Oleh ANDI RISKAL IR ANDI BOLLE NIM : 60200112111 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2017 ii iii iv KATA PENGANTAR بِ ۡس ِم ٱ هَّللِ ٱل هر ۡح َٰ م ِن ٱل هر ِحي ِم Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan taufiq, rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Aplikasi 3D ( Tiga Dimensi ) Rumah Adat Se-Indonesia Berbasis Mobile”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana untuk program studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dalam pelaksanaan penelitian sampai pembuatan skripsi ini, penulis banyak sekali mengalami kesulitan dan hambatan. Tetapi berkat keteguhan dan kesabaran penulis akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan juga. Hal ini karena didukung dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan senang hati memberikan dorongan dan bimbingan yang tak henti-hentinya kepada penulis. Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya dan perhargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. v 2. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag. 3. Ketua Jurusan Teknik Informatika, Faisal, S.T., M.T. dan Sekretaris Jurusan Teknik Informatika, A. Muhammad Syafar, S.T., M.T.
    [Show full text]
  • Manifestasi Budaya Indis Dalam Arsitektur Dan Tata Kota Semarang Pada Tahun 1900 - 1950
    MANIFESTASI BUDAYA INDIS DALAM ARSITEKTUR DAN TATA KOTA SEMARANG PADA TAHUN 1900 - 1950 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : T R I P A R T O N O C 0 5 0 5 0 0 3 F A K U L T A S S A S T R A D A N S E N I R U P A UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET S U R A K A R T A 2 0 1 0 i HALAMAN PERSETUJUAN MANIFESTASI BUDAYA INDIS DALAM ARSITEKTUR DAN TATA KOTA SEMARANG PADA TAHUN 1900 - 1950 Disusun Oleh : T R I P A R T O N O C 0 5 0 5 0 0 3 Telah Disetujui oleh Pembimbing Tiwuk Kusuma H, S.S. M.Hum NIP. 197306132000032002 Mengetahui Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum NIP. 19540223198601200 ii HALAMAN PENGESAHAN Disusun Oleh : T R I P A R T O N O C 0 5 0 5 0 0 3 Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal ..... ................ 2010 Jabatan Nama Tanda Tangan Drs. Warto, M. Pd Ketua NIP. 196109251986031001 (………………) Dra. Hj. Isnaini W. W, M. Pd Sekretaris NIP. 195905091985032001 (………………) Tiwuk Kusuma H, S.S. M.Hum Penguji I NIP. 197306132000032002 (………………) Drs. Soedarmono, SU Penguji II NIP. 194908131980031001 (………………) Dekan Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Drs. Sudarno, M.A NIP. 195303141985061001 iii PERNYATAAN Nama : TRI PARTONO Nim : C 0505003 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Manifestasi Budaya Indis dalam Arsitektur dan Tata Kota Semarang Pada Tahun 1900-1950” adalah betul-betul karya sendiri, bukan dari plagiat dan tidak dibuat oleh orang lain.
    [Show full text]
  • 1. Arsitektur Kolonial
    PERPUSTAKAAN FTSi> VU HADJfl.H/BEU TGL. TERIMA : 2t2^ it- ^^7 — NO. JUDUL 34^3; — NO. !NV. 'UGAS AKHIR NO. i'vDUX. - -.DO£4$X TAMAN BACA DAN REKREASI KRIDOSONO READING COURT ANDRECREATION KRIDOSONO Penataan fasilitas Taman Baca dan Rekreasi dengan pendekatan Arsitekiur kolonial Emphasis at settlementof Reading court facility and recreation with approach of Architecture colonial \ v. Disutetnfbleh: Pratintya Ambar Sari 02512163 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEHNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007 MILK P€RPUS7AKAAN I! K-Rt;OiAAH Ui! YOGYAICARTA ! LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR TAMAN BACA DAN REKREASI KRIDOSONO READING COURT AND RECCREATiGN KRIDOSONO Penekanan pada penataan fasilitas taman baca dan rekreasi dengan pendekatan Arsitektur kolonia! Emphasis at settlement of reading court facility and recreation with approach of Architecture colonial Disusun olehi Pratintva Ambar Sari 02512163 Yogyakarta, 1 Maret 20U7 MENGESAHKAN DOSEN PEMBifviBiNG TUGAS AKHIR V \ Ir. H. Hanif Budiman. MSA KETUA JURUSAN ARSITEKTUR FTSP U\\ !r. Hastutl Saptorim, MA KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil'alamin, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga sampai saat ini masih selalu terjaga dalam Iman dan Islam. Dan atas rahmat-Nya pula akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Sebagai salah satu syarat untuk meneyelesaikan jenjang studi S1 pada Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, diwajibkan untuk menyusun Tugas Akhir yang dipertahankan di depan tim penguji. Tugas Akhir ini mengambil judul "TAMAN BACA DAN REKREASI KRIDOSONO, dengan penekanan pada penataan fasilitas Taman baca dan rekreasi dengan pendekatan Arsitektur kolonial." Dengan ketulusan dan kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
    [Show full text]
  • Bentuk Rumah Joglo Sebagai Ide Penciptaan Loker 2018
    BENTUK RUMAH JOGLO SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LOKER TUGAS AKHIR KARYA Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Kriya Seni Jurusan Kriya Oleh: IDA FITRIYA NIM. 13147104 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2018 ii iii MOTTO Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua. (Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia) iv ABSTRAK Ida Fitriya: 13147104. “BENTUK RUMAH JOGLO SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LOKER” deskripsi karya. Program Studi S1-Kriya Seni, Institut Seni Indonesia Surakarta. Tugas Akhir kekaryan yang dikerjakan oleh penulis ini berupa perwujudan karya loker berdasarkan desain terpilih yang telah dirancang menggunakan sumber ide bentuk rumah joglo. Rumah joglo tidak hanya sekedar tempat hunian namun juga simbol serta filosofi yang bermanfaat bagi hidup manusia. Loker berupa mebel almari tetapi bentuknya lebih kecil seringkali berupa kotak sehingga mendukung penataan ruang, proses pembuatan karya loker menggunakan teknik inlay dengan bahan utama kayu mindi dan sonokeling, setiap karya melambangkan jenis rumah joglo. Karya loker yang dibuat berfungsi sebagai penyimpan barang sekaligus penghias ruangan, adapun ruangannya berupa kamar tidur, ruang tengah, dan ruang tamu. Adapun teori yang digunakan untuk pembuatan loker ini berdasarkan SP Gustami, yaitu eksplorasi, perancangan dan perwujudan, serta tiap-tiap karya mengandung tiga asas yaitu, (1) Kesatuan utuh dapat dilihat dari bentuk joglo maupun loker sehingga masing-masing unsur saling terikat, (2) Tema, karya loker dapat dilihat dari bentuk maupun estetik yang ada pada tiap karya loker, (3) Perkembangan dapat dilihat dari bentuk loker yang menyerupai bentuk rumah joglo.
    [Show full text]
  • 01512010 Ayang Cempaka.Pdf
    0 PUSAT KEBUDAYAAN Dl JOGJAKARTA ART CENTER IN JOGJAKARTA NUANSA KOLONIAL KAWASAN BUDAYA SEBAGAI KONSEP DASAR PERANCANGAN BANGUNAN ISLAM %zam£m&& AYANG CEMPAKA 01 512 010 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 Affl (-t\ ;'. !,. i LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR BIDANG PERANCANGAN Telah diperiksa dan disetujui Laporan Tugas Akhir dengan judul PUSAT KEBUDAYAAN Dl JOGJAKARTA ART CENTER IN JOGJAKARTA Disusun oleh: AYANG CEMPAKA 01512 010 JOGJAKARTA, DESEMBER 2005 MENYETUJUI Dosen Pembimbing lr. H. Munichy B. Edrees, M.Arch MENGETAHUI, Ketua Jurusan Arsitektur Ir.Revianto Budi KATA PENGANTAR Assalamu' alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala taufik dan hidayahnya serta shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, ulama beserta para pengikutnya hingga akhir zaman. Berkat rahmat Allah pula sehingga pada saat ini penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul "Pusat Kebudayaan di Jogjakarta " Tugas Akhir ini merupakan prasyarat untuk memperoleh predikat kesarjanaan Strata 1 dari Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta. Selama pelaksanaan hingga tersusunnya laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada : 1. Bapak Widodo, MSCE, Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia. 2. Bapak Revianto Budi Santosa.M. Arch selaku Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Islam Indonesia. 3. Bapak Ir. Munichy B. Edrees, M. Arch selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penyusun dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
    [Show full text]
  • Dinamika Terbentuknya Wilayah Kampung Arab Di Surakarta the Dynamics of Kampung Arab Development in Surakarta
    Volume 18 Issue 2 October 2020, pages:249-264 Dinamika Terbentuknya Wilayah Kampung Arab di Surakarta The Dynamics of Kampung Arab Development in Surakarta Najmi Muhamad Bazher * MENARA, Study and Research Center of Arab Ancestry in Indonesia Email : [email protected]* DOI: https://doi.org/10.20961/arst.v18i2.43363 Received:July 28, 2020 Revised: September 17, 2020 Accepted: September 18, 2020 Available online: October 31, 2020 Abstract A majority of modern-day Arab-Indonesians are the descendant of Hadramaut immigrants who came to Indonesia. They have stayed and settled in area near each other that are now known as kampung Arab. Most kampung Arab in Indonesia show that Arabs had similar pattern in their way of settling. Surakarta, as the chosen location, has kampung Arab located at Pasar Kliwon. There are theories about how these kampung Arab, including Pasar Kliwon, were developed. The objective of this study is to explore the four theories of Kampung Arab Pasar Kliwon development factors and the chronological sequence of those factors. This study is a qualitative research that uses secondary analysis of the previous studies as its method. Data verification utilised triangulation method, using various approaches, such as observation, interview, and participatory mapping. All four theories are considered valid. Based on the history of Kampung Arab Pasar Kliwon development, the factors in chronological order are economic activities, community, keraton (imperial) government policy, and colonial government policy. Keywords: Arab-Indonesian, district, kampung Arab, Pasar Kliwon, settelement. 1. PENDAHULUAN Munawar di Palembang, dan Kampung Arab Ampenan di Lombok adalah sedikit contoh Mayoritas orang Arab yang kini tinggal di Kampung Arab di Indonesia.
    [Show full text]
  • Por-Tugu-Ese? the Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia
    School of Social Sciences Department of Anthropology Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia. Raan-Hann Tan Thesis specially presented for the fulfilment of the degree of Doctor in Anthropology Supervisor: Brian Juan O’Neill, Full Professor ISCTE-IUL March, 2016 School of Social Sciences Department of Anthropology Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia. Raan-Hann Tan Thesis specially presented for the fulfilment of the degree of Doctor in Anthropology Jury: Dr. Shamsul Amri Baharuddin, Distinguished Professor, Institute of Ethnic Studies, National University of Malaysia Dr. Maria Johanna Christina Schouten, Associate Professor, Department of Sociology, University of Beira Interior Dr. Ema Cláudia Ribeiro Pires, Assistant Professor, Department of Sociology, University of Évora Dr. António Fernando Gomes Medeiros, Assistant Professor, Department of Anthropology, School of Social Sciences, ISCTE- University Institute of Lisbon (ISCTE-IUL) Dr. Marisa Cristina dos Santos Gaspar, Research Fellow, Orient Institute, School of Social and Political Sciences, University of Lisbon (ISCSP-UL). Dr. Brian Juan O’Neill, Full Professor, Department of Anthropology, School of Social Sciences, ISCTE-University Institute of Lisbon (ISCTE-IUL) March, 2016 ABSTRACT Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia Keywords: Mardijkers, Betawi, Portuguese identity, Christian village, Keroncong Tugu Although many centuries have passed since Portugal’s Age of Discoveries, enduring hybrid communities are still surviving in places where the Portuguese had been present. Portuguese identity in Malacca, Larantuka, and East Timor, for example, has always been associated with Catholicism. But in Batavia, the Portuguese-speaking population (the Mardijkers, slaves, and Burghers) was converted to Calvinism under Dutch colonization, forming the Protestant Portuguese community in Indonesia.
    [Show full text]
  • Candi, Space and Landscape
    Degroot Candi, Space and Landscape A study on the distribution, orientation and spatial Candi, Space and Landscape organization of Central Javanese temple remains Central Javanese temples were not built anywhere and anyhow. On the con- trary: their positions within the landscape and their architectural designs were determined by socio-cultural, religious and economic factors. This book ex- plores the correlations between temple distribution, natural surroundings and architectural design to understand how Central Javanese people structured Candi, Space and Landscape the space around them, and how the religious landscape thus created devel- oped. Besides questions related to territory and landscape, this book analyzes the structure of the built space and its possible relations with conceptualized space, showing the influence of imported Indian concepts, as well as their limits. Going off the beaten track, the present study explores the hundreds of small sites that scatter the landscape of Central Java. It is also one of very few stud- ies to apply the methods of spatial archaeology to Central Javanese temples and the first in almost one century to present a descriptive inventory of the remains of this region. ISBN 978-90-8890-039-6 Sidestone Sidestone Press Véronique Degroot ISBN: 978-90-8890-039-6 Bestelnummer: SSP55960001 69396557 9 789088 900396 Sidestone Press / RMV 3 8 Mededelingen van het Rijksmuseum voor Volkenkunde, Leiden CANDI, SPACE AND LANDscAPE Sidestone Press Thesis submitted on the 6th of May 2009 for the degree of Doctor of Philosophy, Leiden University. Supervisors: Prof. dr. B. Arps and Prof. dr. M.J. Klokke Referee: Prof. dr. J. Miksic Mededelingen van het Rijksmuseum voor Volkenkunde No.
    [Show full text]
  • Kajian Struktur Dan Makna Tari Barong Banjar Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Banjar Di Desa Tanjung Ibus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat
    KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA TARI BARONG BANJAR PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BANJAR DI DESA TANJUNG IBUS KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT TESIS Oleh: HILMA MITHALIA SHALIHAT NIM: 117037002 PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 Universitas Sumatera Utara KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA TARI BARONG BANJAR PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BANJAR DI DESA TANJUNG IBUS KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT T E S I S Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) dalam Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Oleh: HILMA MITHALIA SHALIHAT NIM: 117037002 PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 Universitas Sumatera Utara Judul Tesis : KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA TARI BARONG BANJAR PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BANJAR DI DESA TANJUNG IBUS KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT Nama : Hilma Mithalia Shalihat Nomor Pokok : 117037002 Program Studi : Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Menyetujui Komisi Pembimbing, Dr.H. Muhizar Muchtar, M.S Yusnizar Heniwaty, SST, M.Hum NIP. 195411171980031002 NIP. 196510211992032003 Program Studi Magister (S-2) Fakultas Ilmu Budaya Penciptaan dan Pengkajian Seni Dekan, Ketua, Drs. Irwansyah, M.A. Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP 196212211997031001 NIP 195110131976031001 Tanggal lulus: Universitas Sumatera Utara Telah diuji pada Tanggal PANITIA PENGUJI UJIAN TESIS Ketua : Drs. Irwansyah, M.A. (……………………..) Sekretaris : Drs. Torang Naiborhu, M.Hum. (..…..………………..) Anggota I : Dr. H. Muhizar Muchtar, M.S (….………....….……) Anggota II : Yusnizar Heniwaty, SST, M.Hum (...……………………) Anggota III : Drs. Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D (..…….……...………) Universitas Sumatera Utara ABSTRACT This study aims to find out the history, structure and meaning of the Barong Dance Banjar Banjar community marriage ceremony in the village of Tanjung Ibus Secanggang Langkat.
    [Show full text]
  • The 19Th Century Traditional Houses of the Banjar Islamic (Muslim) Community: a Display of Power
    This paper is part of the Proceedings of the 1st International Conference on Islamic Heritage Architecture and Art (IHA 2016) www.witconferences.com The 19th century traditional houses of the Banjar Islamic (Muslim) community: a display of power I. Marwoto Department of Archaeology, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia, Indonesia Abstract As mentioned by Christopher Tilley, a house can be a medium to do negotiations among the individuals and their community. The house can become a site to collect and display cultural capital in terms of individual relations with others to place themselves socially. Rumah Bubungan Tinggi which I researched is a traditional house of the Banjar Islamic Malay Kingdom in Banjarmasin, South Kalimantan, functioning as one where kings have lived. According to the research which has been conducted, there are just about seven wooden houses with rich Islamic caligraphy. The objective of the research is to reveal some facts that this Rumah Bubungan Tinggi as a material culture is used to display those who live in the houses and expose their social power in identity contestation. Keywords: Rumah Bubungan Tinggi, Islam, Banjar Kingdom, display, identity. 1 Introduction As stated by Shank and Tilley [1], the discussion on power according to the archaeology perspective has so far been related to ranking and control. Power is seen as something owned and moving in a top-down manner in a community. This paper will discuss power in a different perspective, meaning that power is seen from something which is not owned by an institution, but is a result of individual activities in any social activities.
    [Show full text]