<<

ISSN: 2088-8201

KAJIAN TERHADAP RUANG TATA PANGGUNG TEATER TRADISIONAL

Anastasia Cinthya1, Abraham Seno Bachrun2 1 Staf pengajar Desain Interior, FSRD, Universitas Tarumanagara, . 2 Staf pengajar Teknik Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta Email: 1 [email protected]; 2 [email protected]

ABSTRAK Sebuah pertunjukkan kesenian terutama pertunjukkan teater sudah lama berkembang di jaman Yunani kuno. Bangsa Yunani kuno telah memikirkan sebuah ruang yang dapat mendukung pertunjukkan teater tersebut. Hingga saat ini bentuk - bentuk tata panggung pertunjukkan teater juga digunakan di khususnya di daerah Jawa. Dimana perkembangan dunia hiburan tumbuh kembang di daerah Jawa yang tingkat populasinya lebih tinggi sebanding dengan pulau lain di Indonesia. Kajian pustaka ini lebih menfokuskan pada perbandingan tata letak panggung antara teater klasik (Yunani Kuno) dengan tata letak panggung yang berkembang di Indonesia. Kata Kunci : Teater Klasik, Teater Indonesia, Denah Panggung Pertunjukan

ABSTRACT Performing Arts, especially the theater has developed in ancient Greece. The Greeks have been thinking a space that can support the theater. Until now a form of theater stage design is also used in Indonesia, especially in Java. Which is, the development of the entertainment industry's growth in the area of Java that higher population level comparable to other islands in Indonesia. This literature review is focused on the comparison of the layout of the stage between the classical theaters (Ancient Greek) with the layout of the stage that developed in Indonesia. Keyword: Classic Theater, Indonesian Theater, Performing Art Stage Plan

1. PENDAHULUAN dipakai oleh beberapa pertunjukan di Setiap orang pasti membutuhkan Indonesia, khususnya di pulau Jawa. sarana hiburan dan para seniman lakon membutuhkan tempat atau ruang untuk 2. METODOLOGI berekspresi. Teater merupakan salah satu Penelitian deskriptif merupakan salah bangunan arsitektur yang dapat menampung satu metodologi yang dipakai untuk para seniman lakon atau musisi serta membahas masalah tata letak pertunjukan masyarakat yang mencari hiburan ditengah teater Jawa. Untuk menganalisa mengenai kesibukan mereka. Kenyamanan dari tata letak pertunjukan ini, menggunakan penonton merupakan salah satu metode kajian pustaka dan analisa kualitas. keberhasilan suatu pertujukan. Salah satu Kajian pustaka terlebih dahulu membahas factor penunjang dari kenyamanan megenai sejarah awal terbentuknya teater pertunjukan tersebut yaitu tata letak antara yang ada didunia. Setelah itu, kita mencari penonton serta pertunjukan tersebut. Tata data mengenai sejarah awal teater letak ini sudah lama menjadi perhatian para pertunjukkan yang ada di Indonesia. Lingkup desainer dan arsitek dari jaman dahulu atau pengambilan data, seputar daerah Jawa. sering disebut perancangan tata letak teater Urutan waktu serta jenis – jenis dari klasik. tata letak pertunjukan teater klasik Penggunaan tersebut masih sering dikomparasikan dengan tata letak dan terus berlangsung hingga sekarang dan pertunjukan yang berkembang di pulau Jawa.

Anastasia Cinthya, Kajian terhadap Ruang Tata Panggung Teater Tradisional 75

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.5 No.2 Februari 2016 : 59 - 104

3. HASIL DAN PEMBAHASAN arsitektur, teater mempunyai beberapa jenis. Kata teater berasal dari theatron Jenis tersebut berdasarkan besarnya bahasa Yunani Kuno, yang berarti tempat kapasitas, interior / tata letak panggung dan pertunjukan. Pengertian lebih luas yang bisa juga berdasarkan fungsi dari teater terkandung di dalamnya adalah suatu tersebut. kegiatan manusia yang secara sadar Berikut beberapa jenis teater yang menggunakan tubuhnya sebagai alat atau sering digunakan pada umumnya : media utama untuk menyatakan rasa dan 1. Proscenium Arch karsanya, mewujudkan dalam suatu karya 2. Thrust Stage (seni). Di dalam menyatakan rasa dan 3. Traverse / Alley Stage karsanya itu, alat atau media utama tadi 4. Theater in The Round ditunjang oleh unsur gerak, unsur suara, dan 5. Open in The Air atau bunyi, serta unsur rupa. Dalam dunia

Gambar 1. Jenis-jenis panggung berdasarkan letak penonton Sumber: http://nolteater.blogspot.co.id/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo_18.html

3.1. Prosenium Arch dekat bagian depan panggung. Penggunaan Sebuah proscenium teater adalah istilah "arch proscenium" dijelaskan oleh ruang teater yang utama fitur bingkai besar fakta bahwa dalam bahasa Latin, tahap ini atau lengkungan (disebut proscenium dikenal sebagai "proscenium", yang berarti lengkungan meskipun bukan gerbang bulat "di depan pemandangan." sama secara utuh), yang terletak di atau

Anastasia Cinthya, Kajian terhadap Ruang Tata Panggung Teater Tradisional 76

ISSN: 2088-8201

3.2. Trushted Stage Seperti yang Anda lihat bentuk dasar dari dorong modern tidak terlalu berbeda dengan Yunani kuno. Thrust pementasan memberikan baik serba dan melihat lebih dekat aksi, namun pandangan yang lebih baik ini juga datang pada biaya - unsur pemandangan besar hanya dapat ditempatkan di bagian belakang panggung. Namun ada cara sekitar masalah penglihatan online tahap dorong menawarkan - pada tahun 1960 dan 70-an bangunan teater dorong baru mulai menggabungkan gaya dangkal proscenium reses di dinding belakang. Hal ini memungkinkan desainer untuk memasukkan efek pemandangan Gambar 2. Panggung Proscenium Arch seperti skala besar terbang dan struktur yang Sumber: https://theatredesigner.wordpress. lebih besar dalam desain. com/ theatre-design-101/stage-types- proscenium-arch/

Dalam proscenium teater, penonton langsung bertatap wajah, dengan jarak beberapa meter di atas permukaan penonton barisan depan. Ruang tempat penonton disebut "rumah". Panggung utama adalah ruang belakang lengkungan proscenium, sering dibatasi oleh tirai depan yang bisa diturunkan atau ditarik tertutup. Ruang di depan tirai disebut "celemek". Tahap-daerah tingkat dikaburkan oleh arch proscenium dan setiap tirai melayani tujuan yang sama (sering disebut kaki atau penyiksa) disebut sayap, sementara ruang di atas panggung yang tersembunyi oleh bagian atas lengkungan proscenium disebut flyspace. Gambar 3. Trust Stage Setiap ruang tidak dapat dilihat oleh khalayak Sumber: https://theatredesigner.wordpress. secara kolektif disebut sebagai luar com/theatre-design-101/stage-types-thrust/ panggung. Tahap Proscenium berbagai ukuran dari kandang kecil untuk beberapa cerita tinggi. 3.3. Traverse Dalam praktek umum, ruang teater Panggung dikelilingi pada Dua Sisi disebut sebagai "proscenium" setiap saat Diposkan penonton. Traverse adalah bentuk penonton secara langsung wajah panggung, catwalk - meskipun dalam bentuk yang tanpa penonton pada setiap sisi lain, bahkan paling murni itu tidak memiliki panggung dan jika tidak ada gapura proscenium formal atas luas dinding belakang yang catwalk fashion - panggung. Karena sepertinya agak ganjil bentuk paling murni melintasi diilustrasikan di untuk merujuk kepada proscenium teater atas. Traverse menawarkan pengaturan intim ketika tidak ada lengkungan proscenium dan juga telah digunakan untuk efek yang hadir, teater ini kadang-kadang disebut besar dalam produksi yang lebih besar. sebagai "akhir-on" atau "panggung-end" Misalnya pada tahun 1991 The Derby teater spasi. Playhouse Theatre Komunitas dipasang produksi skala besar berdasarkan pada peristiwa pada Hari Natal di parit Perang Dunia 2 di 1914. tentara Jerman dan Inggris (terdiri dari cor ratusan) saling berhadapan di panggung . Traverse cocok untuk adegan konfrontasi.

Anastasia Cinthya, Kajian terhadap Ruang Tata Panggung Teater Tradisional 77

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.5 No.2 Februari 2016 : 59 - 104

Gambar 5. Theatre in round Gambar 4. Traverse stage Sumber: https://theatredesigner.wordpress. Sumber: http://www.ehow.com/ com/theatre-design-101/stage-types-theatre- facts_4913456_what-traverse-staging.html in-the-round/ Pertunjukan yang kesenian maupun acara yang dilihat oleh banyak orang sering 3.4. Theater In Round kali dipertunjukan di sebuah teater. Sama Teater dalam Putaran menjadi halnya dengan pertunjukkan sebuah teater semakin populer di akhir 1960-an di Inggris tradisional di Indonesia, pada awalnya dan Eropa, dengan format awalnya terbukti dilakukan disebuah ruangan (indoor). populer di tempat-tempat yang lebih kecil Sebagai contohnya untuk dalam ruangan dan ruang studio. Yang pertama adalah lebih banyak dilakukan di Pendopo. dibentuk oleh Stephen Joseph pada tahun Pagelaran seni yang dilakukan didalam 1955, sekarang disebut Stephen Joseph ruangan lebih banyak dipertunjukkan bagi Theatre. Namun, lokasi permanen tidak kaum (Keraton). Dilihat dari ditemukan sampai tahun 1988 oleh direktur sejarah pertunjukkan teater tradisional artistik dan dramawan Alan Ayckbourn. dimainkan pada saat upacara adat. Selain Theatre besar pertama dibangun didalam ruang kadang kala pertunjukan dalam perkebunan jagung tak terpakai di dilakukan di pelataran maupun didalam Manchester pada tahun 1976 dan diberi candi. Candi merupakan bangunan nama Royal Exchange Theatre. Sekarang pemujaan terhadap dewa - dewi yang salah satu paling terkenal teater di luar berkembang disetiap daerah.1 Jika dilihat London. Teater pertama di Amerika adalah dari tata letak layout dapat dilihat bahwa ada dibangun di The University of Washington bagian ruang yang kosong diperuntukkan pada tahun 1940. untuk pementasan musik. Teater ini menawarkan penonton sebuah keintiman yang lebih erat dengan Setelah melalui perkembangan jaman, tahap dari proscenium teater, dan juga maka pertunjukkan tradisional tersebut menempatkan penonton dalam pandangan dimainkan diluar ruangan. Di Indonesia langsung satu sama lain.. Teater dalam sendiri lebih sering dilakukan di pelateran Putaran cenderung menjadi format yang Candi maupun tanah lapang yang digunakan dipilih untuk produksi intim, meskipun secara umum. beberapa opera skala besar dan produksi teater juga telah menggunakan format.

1 Architecture and its models in south east asia, Jacques Dumarcay, Orchid press, 2008 Secara umum, negara - negara di Asia Tenggara mempunyai bangunan yang digunakan untuk pemujaan dewa - dewi yang berkembang di negara tersebut.

Anastasia Cinthya, Kajian terhadap Ruang Tata Panggung Teater Tradisional 78

ISSN: 2088-8201

3.5. Sejarah Teater Klasik terbuka saat ini. Pada abad-abad Dalam buku Vitruvius (25 SM) selanjutnya, teater mulai dibangun dengan menjelaskan beberapa bentuk dari teater kapasitas penonton yang besar : klasik dalam "de Architectura" dan di "Ten • Teatro Olimpico di Vicenza – Italia Books of Architecture". Suatu teater terbuka dirancang oleh Palladio, diban- gun tahun biasanya mempunyai pentas di tengah, 1579 – 1584, dengan kapasitas 3.000 dengan lokasi tempat duduk penonton penonton. mengelilinginya serta bertingkat-tingkat • Teatro Farnese di Parma – Italia curam. Di belakang pentas merupakan dirancang oleh Aleotti, dibangun tahun 1618 bangunan yang berfungsi sebagai ruang dengan kapasitas penonton 2.500. ganti, service, dll. 3.6. Sejarah Teater di Indonesia Drama Indonesia dimulai dan berkembang sejak zaman pujangga baru yang menandai dimulai dan berkembangnya teater modern atau teater baru Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu sastra Indonesia modern mulai berkembang, yang dipelopori oleh orang yang mengenyam pendidikan di Barat. Pada zaman kemerdekaan, sekitar tahun lima puluhan, muncullah berbagai kelompok teater dan studi klub teater, antara lain Teater Indonesia di Yogyakarta, Studi Klub Teater di Bandung, Teater Nasional di Medan dan puncaknya didirikannya Akademi Seni Drama dan Film Gambar 6. Greek Theatre (ASDRAFI) di Yogyakarta dan Akademi Sumber: http://www.cornellcollege.edu/ Teater Nasional Indonesia (ATNI) di Jakarta. classical_studies/lit/cla364- Di Indonesia mengenal beberapa 12006/01groupone/Scenery.htm macam teater tradisi di berbagai daerah dengan berbagai bentuk pentas. Teater Orang Yunani berusaha untuk tradisi Minangkabau, misalnya, memecahkan masalah garis pandang umumnya menggunakan halaman rumah sekaligus untuk pendengaran yang baik gadang sebagai pentasnya. Topeng, teater dengan pengaturan tempat duduk bertingkat tradisi rakyat Jakarta dan sekitarnya, curam, dengan demikian penonton juga kebanyakan juga menggunakan halaman diusahakan untuk sedekat mungkin dengan rumah pemilik hajat sebagai pentasnya. panggung. Kemudian, orang Romawi Lenong, merupakan teater tradisi rakyat memotong lingkaran menjadi setengah Jakarta dan sekitarnya, kadang - kadang lingkaran, sehingga penonton menjadi lebih sudah menggunakan bentuk panggung. dekat dengan sumber bunyi. Juga di- bangun Pengertian panggung disini adalah suatu kanopi besar di atas daerah pentas yang ketinggian yang dibuat dari benda - benda digunakan untuk memantulkan bunyi ke sekadarnya. penonton yang berada di lokasi jauh dari pentas. Teater di Orange – Perancis, 3.7. Tata Panggung Tradisional dibangun sekitar 50 SM oleh orang Romawi, atau orang, dua merupakan contoh khas teater terbuka macam teater tradisi rakyat Jawa Tengah, Romawi Kuno. Berkapasitas 6000 penonton, pada saat ini sudah menggunakan bentuk dengan diameter daerah penonton 104 m. panggung prosenium, meskipun pada Setelah kerajaan Romawi jatuh, satu-satunya mulanya wayang orang menggunakan auditorium yang dibangun selama abad bentuk pendapa sebagai pentasnya. Begitu pertengahan adalah gereja. pula dengan , teater tradisi Jawa Pada pertengahan abad 16, di Inggris Timur, kebanyakan menggunakan bentuk orang menyukai pentas di ruang ter- buka panggung prosenium. Di Bali, meskipun yang dikelilingi oleh penonton yang duduk di kebanyakan pentasnya berupa halaman - bangku / berdiri. Jenis rumah pentas ini halaman Pura, dibeberapa tempat menciptakan hubungan akrab antara pertunjukannya sudah berupa panggung penonton dan pemain, yang merupakan pola seperti atau Drama Gong. rancangan awal berbagai desain panggung

Anastasia Cinthya, Kajian terhadap Ruang Tata Panggung Teater Tradisional 79

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.5 No.2 Februari 2016 : 59 - 104

4. KESIMPULAN memuat banyak penonton (maksimum 300 Pada dasarnya pentas di Indonesia s.d. 400 penonton). terdiri dari tiga macam bentuk. Tiga macam bentuk yaitu bentuk Arena 4.2. Bentuk Prosenium (theater in the round), bentuk Prosenium, Prosenium berasal dari bahasa Yunani bentuk Campuran (arena dan proskenion atau dalam bahasa Inggris proscenium. Pro atau pra berarti mendahului prosenium). Bentuk - bentuk pentas itu atau pendahuluan. Skenion atau scenium diciptakan untuk melayani pertunjukan. dari asal kata skene atau scene, yang berarti Sebuah pentas harus dapat mengangkat adegan. Jadi prosenium berarti yang atau menunjang mutu seni pertunjukan mendahului adegan. Dalam hubungannya pada saat pentas dan pertunjukan itu dengan perpetaan panggung prosenium, menjadi satu kesatuan. dinding yang memisahkan auditorium dengan panggung itulah yang disebut 4.1. Bentuk Arena / Theater In Round prosenium. Bentuk arena merupakan bentuk Pentas yang menggunakan bentuk pentas yang paling sederhana dibandingkan prosenium biasanya menggunakan dengan bentuk - bentuk lainnya. Ciri lain ketinggian atau panggung sehingga lebih bentuk pentas arena adalah bahwa antara tepat kalau dikatakan panggung prosenium. pemeran dan penonton hampir tidak memiliki Sisi atau tepi lubang prosenium yang berupa batas. Dengan perkataan lain, hubungan garis lengkug atau garis lurus dapat kita antara penonton dan pemeran dalam pentas sebut pelengkung prosenium (proscenium arena ini dapat dikatakan akrab sekali. arch). Panggung prosenium pada mulanya Pentas arena terdapat di pendapa, balai dibuat untuk membatasi daerah pemeranan banjar, balai rakyat. Pentas arena umumnya dan daerah penonton. Juga untuk menempatkan diri di titik pusat. Apabila memberikan jarak antara pemeran dan penonton berada di sekeliling pentas, pentas penonton, mengarah ke satu jurusan saja, ke arena itu disebut pentas arena sentral panggung itu agar penonton lebih terpusat ke (central stagging). Pentas arena pada pertunjukan. umumnya tidak begitu besar dan tidak

Anastasia Cinthya, Kajian terhadap Ruang Tata Panggung Teater Tradisional 80

ISSN: 2088-8201

Berikut perbandingan antara teater klasik dengan teater tradisional:

Tabel 1. Matriks Perbandingan Teater Klasik dengan Teater Tradisional Jenis Teater Teater Klasik Teater Tradisional Proscenium Arch

Thrust Stage

Tidak ada

Traverse

Tidak ada

Theatre in Round

Jarang ditemukan

Anastasia Cinthya, Kajian terhadap Ruang Tata Panggung Teater Tradisional 81

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.5 No.2 Februari 2016 : 59 - 104

Kajian tata panggung (stage) sebuah Tata panggung tersebut sering kita pertunjukkan teater sudah ada sejak jaman lihat pada pertunjukkan tradisional terutama Yunani. Mereka sudah memikirkan yang berasal dari tanah Jawa, seperti bagaimana tata panggung yang optimal pertunjukkan Lenong (Betawi), Wayang untuk menunjang suatu pertunjukkan. Dilihat (Jawa Tengah) dan masih banyak lagi. dari segi sudut pandang, dimana kursi dari Pertunjukkan tradisional di Indonesia tidak penonton dibuat bersusun sampai pada lepas dari permainan alat musik yang pemikiran kualitas akustik yang mendukung mengiringi pertunjukkan tersebut. Dengan pertunjukkan tersebut. Bentuk - bentuk tata tata letak yang lebih luas dipandang, maka panggung tersebut ternyata tidaklah jauh sangat mendukung untuk pertunjukkan berbeda dengan tata panggung yang tradisional tersebut. digunakan di Indonesia. Bentuk tata panggung teater dalam 5. DAFTAR PUSTAKA pertunjukkan musik tradisional di Indonesia Dumarcay,Jacques. 2008. Architecture and berdasarkan dari teori dan hasil pengkajian Its Models in South East Asia. Orchid oleh Sumarsan, 1995 bahwa bentuk arena Press,London. (teater in round) dan prosenium merupakan Padmodarmaya, Pramana. 1983. Tata dan tata letak yang paling sering digunakan. Hasil Teknik Pentas. Departemen Pendidikan tersebut berdasarkan dari seringnya pola dan Kebudayaan, Jakarta, Indonesia. tersebut digunakan pada pertunjukkan Sumarsam. 1995. Gamelan : Interaksi wayang dan kesenian tradisional di Budaya dan Perkembangan Musikal di Indonesia. Selain itu, bentuk dari arena Jawa. Pustaka Pelajar, Yogyakarta (theater in round) merupakan posisi yang Vitruvius. 1914. The Ten Books On cukup strategis bagi penonton. Dimanapun Architecture. Dover Publications, Inc,New posisi kita duduk, akan terasa jelas karena York. luas area penampang dari panggung lebih luas dibandingkan dengan jenis - jenis teater yang lainnya.

Anastasia Cinthya, Kajian terhadap Ruang Tata Panggung Teater Tradisional 82