Jilid Iv Subtema Iv Laut Dalam Historiografi Tradisional, Sastra Dan Seni
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JILID IV SUBTEMA IV LAUT DALAM HISTORIOGRAFI TRADISIONAL, SASTRA DAN SENI DIREKTORAT SEJARAH DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Pengarah Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) Penanggung Jawab Amurwani Dwi Lestariningsih Penyusun Tirmizi Isak Purba Esti Warastika Budi Harjo Sayoga Pengelola Tata Letak Haryanto Bariyo Maemunah Dwi Artiningsih Desain Sampul Dirga Fawakih Gambar Sampul KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) Diterbitkan oleh Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016 ISBN KATA PENGANTAR Puji Syukur Alhamdulillah Kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yan tekah memudahkan kami dalam menghimpun makalah-makalah yang disajikan dalam Konferensi Nasional Sejarah X yang diselenggarakan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerja sama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Indonesia pada tanggal 7-10 November 2016. Makalah-makalah tersebut berasal dari 60 Pemakalah yang telah lolos seleksi abstrak dan 40 pemakalah ditunjuk oleh panitia pengarah. Makalah merupakan hasil penelitian ilmiah yang orisinal dan belum pernah dipublikasikan. Selain mempertemukan para sejarawan dan berbagai yang menaruh minat dalam kesejarahan, Konferensi menjadi forum diskusi yang dinamis di antara mereka untuk mempertajam dan menyempurnakan konsep, metode dan metodelogi. Himpunan makalah berisi 7 subtema: Jaringan Pelayaran Nusantara; Sistem Pengetahuan dan Tradisi Bahari; Laut dalam Dinamika Kekuasaan; Laut dalam Historiografi Sastra dan Seni; Berita Asing tentang Alam Nusantara dalam Peralihan Zaman; Dinamikan Antardaerah dan Negara; dan Pemikiran Pendidikan dan Pengajaran Sejarah. Subtema-Subtema ini disatukan dalam tema besar konferensi, yaitu ―“Budaya Bahari dan Dinamika KehidupanBangsa dalam Perspektif Sejarah”. Karena keterbatasan teknis, himpunan makalah ini jauh dari lengkap. Untuk itu, kami mohon maaf. Pada akhirnya dengan dihimpunnya makalah hasil Konferensi Nasional Sejarah X ini diharapkan dapat mendorong upaya melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap berbagai aspek kesejarahan dan penulisan sejarah nasional baik dalam kaitannya dengan pembangunan karakter bangsa maupun dalam pengembangan ilmu sejarah itu sendiri dan mencermati perkembangan pengajaran sejarah Jakarta, Desember 2016 Panitia Konferensi Nasional Sejarah X Prosiding: Konferensi Nasional Sejarah X i | P a g e LAPORAN KEGIATAN Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dalam Konferensi Nasional Sejarah X Jakarta, 7 November 2016 Yth. Ibu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Yang Kami hormati Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Yang Kami hormati Prof. Dr. Taufik Abdullah, sejarawan senior Indonesia; Yang Kami hormati Dr. Hasjim Djalal, diplomat senior kita; Yang Kami hormati Prof. Dr. Anthony Reid; Yang Kami hormati Prof. Dr. Leonard Y. Andaya; Yang Kami hormati Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia, Dr. Muklis PaEni; Yang Kami hormat Persatuan Sejarawan Malaysia; Yang Kami hormati Historian of Philipine; Yang Kami hormat Direktur Jenderal Kebudayaan; Para sejarawan dari seluruh Indonesia dan para undangan yang berbahagia. Assalamualaikum Warahmatullah hiwabarokatuh, Selamat siang, Salam sejahtera bagi kita semua, Om suastiastu Salom… Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan barokah-Nya, kita dapat bertemu dalam suasana yang berbahagia ini, dalam Konfrensi Nasional Sejarah X. Ibu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang kami muliakan, Kami sampaikan, bahwa setiap lima tahun sekali Konfrensi Nasional Sejarah diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia. Konferensi Nasional Sejarah ini diikuti dari berbagai kalangan profesi. Baik dari kalangan dosen-dosen sejarah, guru-guru sejarah, komunitas pengiatan sejarah, maupun mereka yang mempunyai minat dan tertarik untuk mengembangan sejarah itu sendiri. Prosiding: Konferensi Nasional Sejarah X ii | P a g e Konferensi yang diikuti dari berbagai ragam kalangan ini mencerminkan dari tujuan diselenggarakan kegiatan ini, yaitu ingin mendekatan sejarah bukan saja sebagai sebuah ilmu yang jauh di masa lampau, akan tetapi sejarah juga merupakan titik tolak pendidikan karakter bagi generasi mendatang. Bapak/Ibu hadiri yang berbahagia, Pada tahun ini Konferensi Sejarah Nasional X mengambil tema ―Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Prespektif sejarah‖. Sebagai bangsa yang mempunyai lautan dengan bertaburan pulau-pulau, sudah waktunya kita kembali melihat laut sebagai penghubung diantara pulau-pulau itu. Bukti-bukti telah menunjukkan betapa bangsa kita pernah berjaya di laut. Apakah kita hanya ingin mengenang romantisme itu sebagai sebuah kenangan lama saja? Kita punya modal sejarah yang dapat mencermati dan memaknai ―masa lalu‖ itu, modal sejarah inilah yang perlu kita gunakan sebagai titik tolak membangun kembali sebagai ―bangsa yang jaya di laut‖. Peran pendidikan amatlah relevan untuk mendekatkan pada seluruh masyarakat pentingnya budaya bahari dan negara maritim. Baik itu melalui pendidikan formal maupun non formal. Untuk itu dinamika pemikiran dan model- model pembelajaran sejarah mempunyai peran sangat penting dalam rangka mewujudkan bangsa yang kuat di bidang maritim. Kita juga berharap peran serta masyarakat juga penting untuk memberikan pemahaman tentang laut sebagai masa depan. Penguatan karakter bangsa melalui pendidikan sejarah perlu terus didorong agar pemahaman visi kelautan dapat dipahami generasi muda. Bapak/Ibu hadirin yang berbahagia, Kali ini konferensi mengangkat tujuh subtema, yaitu 1) Jaringan Pelayaran Nusantara; 2) Sistem Pengetahuan dan Tradisi Bahari; 3) Laut Dalam Dinamika Kekuasaan; 4) Laut Dalam Historiografi Tradisional, Sastra, dan Seni; 5) Berita Asing tentang Alam Nusantara dalam Peralihan Zaman; 6) Dinamika Antardaerah dan Negara; 7) Pemikiran Pendidikan dan Pengajaran Sejarah. Untuk itu kami mohon kepada Ibu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, berkenan untuk membuka konferensi ini. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Om Santi---Santi ---Santi Om Salom Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi Prosiding: Konferensi Nasional Sejarah X iii | P a g e SAMBUTAN PEMBUKAAN Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Dalam Konferensi Nasional Sejarah X Jakarta, 7 November 2016 Yth. Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Yang Kami hormati Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Yang Kami hormati Prof. Dr. Taufik Abdullah, sejarawan senior Indonesia; Yang Kami hormati Dr. Hasjim Djalal, diplomat senior kita; Yang Kami hormati Prof. Dr. Anthony Reid; Yang Kami hormati Prof. Dr. Leonard Y. Andaya; Yang Kami hormati Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia, Dr. Muklis PaEni; Yang Kami hormat Persatuan Sejarawan Malaysia; Yang Kami hormati Historian of Philipine; Yang Kami hormat Direktur Jenderal Kebudayaan; Para sejarawan dari seluruh Indonesia dan para undangan yang berbahagia. Assalamualaikum Warahmatullah hiwabarokatuh, Selamat siang, Salam sejahtera bagi kita semua, Om suastiastu Salom… 1. Pertama-tama ijinkanlah saya memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan hidayahnya kita senantiasa diberi kesehatan dan kesempatan sehingga kita dapat bertemu dalam Konferensi Sejarah Nasional X. Injinkanlah pula saya dalam kesempatan ini mengucapkan selamat kepada para sejarawan dari seluruh Indonesia atas terselenggaranya acara ini . 2. Dalam kehidupan kita sehari-hari sejarah adalah sesuatu yang penting, tidak saja untuk mengenang masa lalu, tetapi sejarah juga untuk mengingat peristiwa yang dapat memupuk rasa persatuan dan mempertajam visi kedepan. Prosiding: Konferensi Nasional Sejarah X iv | P a g e 3. Walaupun saya bukan seorang sejarawan, tetapi saya tahu juga kenangan-kenangan yang masih hidup pada bangsa kita. Orang Aceh membanggakan hasil pujangganya seperti Hamzah Fanzuri, Abdullah Al-singkili, maupun Araniri. Pujangga-pujangga itu tidak saja mengembangkan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Indonesia, tetapi juga pengetahuan tentang agama, filsafat, juga sejarah. 4. Di satu saat, ketika Kesultanan Malaka menjadi pusat perdagangan kedua terbesar setelah Konstanstinopel banyak orang-orang Jawa, Sumatera berdagangan di negeri ini. Ketika Kesultanan Malaka jatuh, maka muncullah kerajaan-kerajaan baru. Kesultanan Aceh berdiri, disusul kemudian Kesultanan Demak, serta kerajaan-kerajaan lain di sepanjang pantai utara Jawa. Perluasan pengaruh juga oleh tentara-tentara Kesultanan Pantai Utara Jawa. Pada abad ke-18, kita hidup dalam naungan Negara maritim. 5. Bila kita bicara sasra klasik itu, saya juga akan diingatkan pada karya-karya sastra Jawa yang diajarkan oleh guru sejarah saya dulu, yaitu tentang Negara Kartagama—tentang Majapahit yang menguasai lautan dan pengaruhnya yang luas dari Sumatera hingga Papua, yang menambah keakraban kita. 6. Satu karya klasik yang sempat saya baca dan masih saya ingat adalah naskah klasik Tufat Hanafis. Naskah ini juga sangat menarik bercerita tentang berdirinya Kesultanan Melayu Riau. Aliansi Melayu dengan Bugis di Kepulauan Riau. Bagi saya naskah ini sangat menarik, dari naskah ini pula saya mengerti kehebatan Raja