BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
B A B V I – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN 6.1. KERJASAMA ANTAR DAERAH Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan, Implementasi kerjasama daerah pada era otonomi daerah merupakan suatu kebutuhan bagi daerah, karena dalam mengembangkan memberdayakan dan memanfatkan sumberdaya / potensi suatu daerah memerlukan kerjasama dengan daerah lain karena adanya keragaman potensi dari setiap daerah. Melalui kerja sama daerah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan publik. Selain itu diharapkan dengan terjalinnya kerjasama antar daerah didapatkan solusi atas berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah guna peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah serta turunannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah ditegaskan bahwa kerjasama daerah merupakan sarana untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah yang satu dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar daerah dan/atau dengan pihak ketiga serta meningkatkan pertukaran pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiscal Beberapa program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam rangka peningkatan kerjasama antar daerah antara lain : A. KERJASAMA KEDUNGSEPUR Kota Semarang dengan daerah hinterland-nya, yang meliputi Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Ungaran (Kabupaten Semarang), Kota Salatiga dan Purwodadi (Kabupaten Grobogan) bersepakat membentuk kerjasama antar daerah yang disebut Kedungsepur. Kerjasama ini merupakan komitmen bersama yang tertuang dalam Keputusan Bersama No. L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 H a l - 557 B A B V I – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan 30 Tahun 2005, No. 130 / 0975, No. 130 / 02646, No. 63 tahun 2005, No. 130.1/A.00016, No. 130.1/4382 tanggal 15 Juni 2005 tentang Kerjasama Program Pembangunan di Wilayah Kedungsepur, dan telah diperbarui dengan Kesepakatan Bersama No.146/199.c/2011, No.130/07/2011, No.415.4/03.3/KJS/2011, No.MOU-6/Perj-III/2011, 130/049, 130/1131/I/2011 tentang Kerjasama Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan di Wilayah Kedungsepur. Program kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan yang serasi dan selaras antara daerah kota / kabupaten di wilayah Kedungsepur, serta menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antar Pemerintah Daerah di wilayah Kedungsepur dalam rangka meningkatkan kesejahteran masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mengurangi ketidakseimbangan pertumbuhan masing-masing daerah, disamping juga dalam rangka mensinergikan penyelenggaraan pemerintahan, program- program pembangunan dan kemasyarakatan di wilayah Kedungsepur. Kesepakatan kerjasama antar daerah di wilayah Kedungsepur mencakup berbagai aspek, meliputi : 1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. Pekerjaan umum; 4. Perumahan rakyat; 5. Penataan ruang; 6. Perencanaan pembangunan; 7. Lingkungan hidup; 8. Pertanahan; 9. Kependudukan dan catatan sipil; 10. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 11. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 12. Sosial; 13. Ketenagakerjaan; 14. Koperasi dan usaha kecil dan menengah; 15. Penanaman modal; 16. Kebudayaan; 17. Kepemudaan dan olah raga; 18. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 H a l - 558 B A B V I – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan 19. Otonomi daerah,pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; 20. Ketahanan pangan; 21. Pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan; 22. Statistik; 23. Kearsipan; 24. Komunikasi dan informatika; 25. Perpustakaan; 26. Pertanian; 27. Kehutanan; 28. Energi dan sumber daya mineral; 29. Pariwisata; 30. Kelautan dan perikanan; 31. Perdagangan; 32. Industri; 33. Ketransmigrasian; 34. Bidang lain yang dianggap perlu. Penyelenggaraan kegiatan kerjasama antar daerah Kedungsepur diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang strategis, pertama, dengan orientasi pada upaya-upaya untuk mengakomodir dan optimalisasi potensi wilayah Kedungsepur, sehingga pembangunannya dapat dilakukan secara sinergis, khususnya dalam skala regional Kedungsepur. Kedua, Penyelesaian sengketa antar daerah, khususnya di wilayah Kedungsepur, penanganan masalah perbatasan, air bersih, sampah, rob dan banjir, termasuk menyangkut masalah-masalah sosial seperti gepeng, dan masalah-masalah sosial lainnya. Sejak tahun 2012 Sekretariat Bersama berada di Kabupaten Kendal yang sebelumnya berada di Kota Semarang. pada tahun 2013 Kerjasama Kedungsepur memprioritaskan kerjasama di bidang pariwisata dengan mengemas paket wisata yang connect antar daerah perbatasan. B. APEKSI (ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA) Kegiatan Kerjasama antar daerah yang lain adalah APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), dimana anggotanya terdiri dari seluruh Kota di Indonesia yang berjumlah 98 kota dan saat ini di ketuai oleh Walikota L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 H a l - 559 B A B V I – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Manado dengan Direktur Esekutif APEKSI Pusat sebagai sekretarisnya. Berdasarkan Hasil Muskomwil III APEKSI tahun 2011 di Kota Bekasi, Kota Semarang secara aklamasi di pilih sebagai ketua hingga tahun 2014. Selain mengikuti kegiatan – kegiatan APEKSI yang diselenggarakan oleh Pusat, Kota Semarang selaku pengurus Komwil III APEKSI juga memfasilitasi rapat - rapat persiapan (Rapat SC) untuk penyelenggaraan Raker dan Rakor. Kegiatan- kegiatan APEKSI yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 antara lain : 1. Raker Komwil III di Bogor tanggal 17 – 19 April 2013, yang menghasilkan rekomendasi internal dan eksternal yaitu : a) Rekomendasi Internal. 1) Memfasilitasi terbentuknya forum/media Komunikasi antara APEKSI dan ADEKSI (Asosiasi Dewan Kota Seluruh Indonesia) serta AKABSI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) dalam penyelarasan pemahaman permasalahan di daerah. 2) Mengembangkan corporate partnership yang diarahkan untuk meningkatkan keberlangsungan organisasi melalui inovasi yang disusun berdasarkan program dan kegiatan dalam bentuk kerjasama dengan pihak swasta, pelayanan pelatihan dan konsultasi yang difasilitasi oleh APEKSI. 3) Menguatkan peran negosiasi APEKSI terhadap pemerintah dengan melibatkan secara aktif pengurus APEKSI di masing- masing KOMWIL. 4) Mewujudkan Tim Penasehat Hukum (advokat) profesional di bawah APEKSI untuk memberikan bantuan hukum (konsultasi ataupun pendampingan) kepada anggota yang menghadapi masalah hukum. 5) Menguatkan peran APEKSI dalam mendorong implementasi PP No. 50 Tahun 2007 tentang Kerjasama Antar Daerah. 6) Mengupayakan dan mendesak Kementerian Keuangan dan berkoordinasi dengan BPK terkait dengan iuran wajib keanggotaan APEKSI pasca diterbitkannya Permendagri No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 H a l - 560 B A B V I – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan yang bersumber APBD, yang tidak memperbolehkan adanya partisipasi keanggotaan APEKSI. 7) Memperbanyak dialog sektoral untuk melakukan pembahasan secara mendalam mengenai berbagai isu aktual yang berdampak pada daerah seperti kenaikan harga BBM, pengembangan pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL), pariwisata, UMK, inflasi, pengangguran, kemiskinan, dan kerawanan sosial. b) Rekomendasi Eksternal (Rekomendasi untuk Rakernas APEKSI 2013) 1) Mendorong percepatan pembahasan: (i) revisi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; (ii) revisi UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Daerah dan Pemerintah; (iii) Rancangan UU Aparatur Sipil Negara (ASN); serta (iv) peraturan per-UU-an lainnya yang berhubungan dengan Pemerintahan Daerah, selanjutnya hasil pembahasan tersebut dijadikan bahan pembahasan dengan Pemerintah. 2) Melakukan dan mengusulkan evaluasi dan revisi Permendagri No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang bersumber APBD jo Permendagri No. 39 Tahun 2012, khususnya mengenai hibah kepada organisasi-organisasi yang membantu tugas-tugas pemerintahan daerah, seperti: KONI, Pramuka, PKK, PMI, Dharma Wanita, RT/RW, serta Badan Pengelola Kerjasama Antar Kota/APEKSI, dan LPMK. 3) Mendorong terbentuknya forum komunikasi antara APEKSI dengan ADEKSI dalam bentuk lokakarya/seminar/simposium guna menyelesaikan persoalan-persoalan aktual yang berkembang. 4) Mengusulkan kepada pemerintah pusat c.q. Kemendagri agar bantuan hibah dan bansos dianggarkan pada belanja langsung sehingga tidak ada persepsi belanja aparatur lebih besar dari belanja publik. 5) Mendorong percepatan revisi PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, termasuk perubahan L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 H a l - 561 B A B V I – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan nomenklatur SKPD sesuai perubahan Kementerian. 6) Melakukan pembahasan kerjasama antar daerah dalam pengelolaan Air bersih, persampahan, Transportasi, Batas wilayah/laut yang berdekatan/berbatasan dengan pemerintah kota dan/atau kabupaten. 7) Melakukan pembahasan penguatan Millennium Development Goals