Pentingnya Revitalisasi Angkutan Umum

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pentingnya Revitalisasi Angkutan Umum Pentingnya Revitalisasi Angkutan Umum Djoko Setijowarno Pengajar dan Peneliti Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Rapat Koordinasi bidang Perhubungan Darat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hotel Bidakara, Jakarta, 14 Maret 2018 1 Potret Angkutan Umum di Indonesia 2 Tidak ada bedanya angkutan barang dan orang 3 Angkutan umum tidak ramah pelajar 4 5 6 Sejumlah pelajar di Garut, Jawa Barat, nekat naik di atap mobil angkutan pedesaan untuk pergi ke sekolah. Hal ini menjadi tradisi negatif yang terjadi di Garut. 7 8 Becak bermotor di Sumatera Utara dan Aceh 9 Sebuah truk yang disulap menjadi bus truk bernama Karaupe membawa puluhan penumpang dari Lamalera menuju Lewoleba, Minggu (26/2). Barang penumpang ditaruh di bagasi, di dalam, dan di atap bus truk. Kain tirai dipasang untuk menghalangi debu masuk ke dalam bus truk (Kompas, 8 Maret 2017) 10 Angkutan Umum tidak ramah pada perempuan 11 Angkutan Lebaran 12 Pelajar beralih ke sepeda motor 13 Para siswa SD Negeri 8 Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menumpang mobil pikap milik Polsek Badau saat pulang sekolah, Selasa (14/6). Mobil tersebut menjadi alat transportasi keseharian mereka saat pergi dan pulang sekolah karena tiada angkutan umum 14 (Kompas, 15 Juni 2016) Sarana transportasi air untuk ke sekolah Kabupaten Brebes Kepulauan Anambas Kepulauan Seribu Kepulauan Natuna 15 Berimbas saat Musim Lebaran 16 Lebaran 17 18 Angkutan umum perbatasan Entikong (Indonesia) Gedung megah 19 Angkutan umum perbatasan Tubedu (Malaysia) Gedung sederhana 20 21 22 Angkutan umum Pulau Sebatik 23 Inovasi Pemerintah Daerah 24 Para pelajar berebut masuk bus sekolah gratis Asa Kasea nomor 8 di Desa Sukarame, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Jumat (26/8). Sebelum ada bus sekolah, pelajar harus berjalan kaki menuju sekolah (Kompas, 26 September 2016) 25 Trans Serasi Tabanan (Bali) 26 Trans Serasi 2017 27 28 29 30 Dampak positif pembatasan sepeda motor Jalan MH Thamrin – Jalan Sudirman (Jakarta) Dinas Perhubungan DKI Jakarta (2017): • Terjadi pengurangan volume kendaraan 22,4 persen • Presentase kecepatan kendaraan meningkat, semula 26,3 km/jam menjadi 30,8 km/jam • Waktu tempuh meningkat 15 persen Polda Metro Jaya (2017): • Berkurang simpul kemacetan • Pelanggaran lalu lintas • Jumlah kecelakaan menurun 30 persen 31 Kompas, 8 Maret 2018 32 No Kota Keterangan 1 Banda Aceh Trans Kutaraja 2 Medan Trans Mebidang 3 Padang Trans Padang 4 Batam Bus System 5 Pekanbaru Trans Pekanbaru Transit (BST) 6 Palembang Trans Musi yang beroperasi 7 Bandar Lampung Trans Bandar Lampung Swasta 8 Bogor Trans Pakuan Tidak operasi 9 Jakarta Transjakarta 80 rute 10 Bandung Trans Metro Bandung 11 Semarang Trans Semarang 12 Surakarta Batik Solo Trans 13 Yogyakarta Trans Yogya 14 Sidoarjo 15 Denpasar Trans Sarbagita 16 Mataram Tidak operasi 17 Gorontalo Trans Hulontalangi Tidak operasi 18 Manado Trans Kawanua Tidak operasi 19 Ambon Trans Amboina 20 Makassar Trans Mamminasata 33 10 Kota termacet di Indonesia (survey Inrix 2017) No. Kota Angkutan umum 1. Jakarta Transjakarta (80 rute) dan KRL Jabodetabek (8 koridor) 2. Bandung Trans Metro Bandung (1 rute) 3. Malang 4. Yogyakarta Trans Yogya (4 rute) 5. Padang Trans Padang (1 rute) 6. Medan Trans Mebidang (1 rute) 7. Pontianak 8. Surabaya 9. Semarang Trans Semarang (6 rute) 10. Denpasar Trans Sabagita (2 rute) 34 Keselamatan 35 Data tidak Tidak Angkutan orang Chart Title Kereta diketahui api bermotor (bus) Angkutan Kendaraan 1% 0% 2% 7% barang khusus 11% 0% Mobil penumpang Jumlah kecelakaan lalu lintas 8% berdasarkan jenis kendaraan Sepeda motor 71% Data tidak Tidak Angkutan Kendaraan Kereta api; 105 diketahui; 2.321 bermotor; barang; khusus; 45 4.270 Angkutan20.000 orang Jenis kendaraan Kendaraan % (bus); 13.700 Tidak bermotor 4,270 2.2 Sepeda motor 135,883 71.3 Sepeda Mobil penumpang 14,289 7.5 motor; 135.883 Angkutan orang (bus) 13,700 7.2 Mobil penumpang; Angkutan barang 20,000 10.5 14.289 Kendaraan khusus 45 0.0 Data tidak diketahui 2,321 1.2 Kereta api 105 0.1 Jumlah 190.613 100 Sumber: Korlantas Polri (2016) 36 Data tidak Chart Title Usia 5-15 diketahui 2% 5% Usia 51 ke atas 15% Usia 16-25 30% Usia 41-50 16% Jumlah kecelakaan lalu lintas Usia 26-30 Usia 31-40 12% 20% berdasarkan usia pelaku Data tidak diketahui; 4.095 Usia 5-15; 1.742 Berdasar usia pelaku Kendaraan % Usia 51 ke atas; Usia 16-25; 12.096 Usia 5-15 1,742 2,0 24.917 Usia 41-50; Usia 16-25 24,917 30,0 13.043 Usia 26-30 10,368 12,0 Usia 26-30; Usia 31-40 16,270 20,0 Usia 31-40; 10.368 16.270 Usia 41-50 13,043 16,0 Usia 51 ke atas 12,096 15,0 Data tidak diketahui 4,095 5.0 Jumlah 82,531 100 • Usia produktif (16-50) sebesar 78 persen Sumber: Korlantas Polri (2016) 37 PNS TNI/Polri 3% 2% Wiraswasta/ped agang Data tidak 15% diketahui 27% Petani/buruh Pelajar/mahasis Jumlah kecelakaan lalu lintas 7% wa 19% Ibu RT/Non formal Karyawan swasta berdasarkan profesi korban 17% 9% Pengemudi/supir PNS; 5.142 TNI/Polri; 2.445 1% Wiraswasta/ped agang; 25.412 Berdasarkan profesi korban Jumlah Korban % Data tidak PNS 5,142 3.03 diketahui; 45.219 TNI/Polri 2,445 1.44 Wiraswasta/pedagang 25,412 14.97 Pelajar/mahasis Pelajar/mahasiswa 32,452 19.12 wa; 32.452 Pengemudi/supir 2,145 1.26 Ibu RT/Non Karyawan Karyawan swasta 15,632 9.21 formal; 28.741 swasta; 15.632 Ibu RT/Non formal 28,741 16.93 Petani/buruh; Petani/buruh 12,541 7.39 12.541 Pengemudi/supir Data tidak diketahui 45,219 26.64 ; 2.145 Jumlah 169,729 100,00 • Pelajar/mahasiswa 19,1 persen • Ibu Rumah Tangga 16,9 persen • Wirausaha/pedagang 14,9 persen Sumber: Korlantas Polri (2016) 38 Lingkungan dan Energi 39 • Gerakan Rumah Kaca/GRK (PM 61 Tahun 2011) • Polusi udara (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setiap tahun melakukan pengukuran kualitas udara yang dikeluarkan kendaraan bermotor di beberapa kota metropolitan dan kota besar) • Transportasi umum, fasilitas kendaraan tidak bermotor sudah menjadi salah satu indikator meraih Penghargaan Adipura 40 Krisis energi 41 Masalah Umum Infrastruktur transportasi dibangun dengan orientasi pergerakan kendaraan bermotor, bukan pergerakan manusia Insentif untuk Public Transport kurang, disinsentif untuk Private Transport kurang Investasi untuk angkutan massal sulit dilakukan Disiplin dan Law Enforcement tidak maksimal Paradigma Pemda untuk mengutamankan PAD, sehingga transportasi sebagai pelayanan publik kurang mendapat 42 perhatian Pola pikir transportasi humanis 43 Kondisi sekarang di daerah • Kebanyakan kepala daerah tidak serius urus transportasi umum • Kemampuan APBD rendah dan minim untuk memperhatikan sektor transportasi • Sumber daya manusia yang terbatas • Kelembagaan yang kurang mendukung • Beberapa kepala daerah sudah mulai urus angkutan umum dalam skala kecil, seperti Kab. Ponorogo (Jatim), Kab. Tabanan (Bali), Kab. Kebumen (Jateng), Kab. Sidoarjo (Jatim) • Masyarakat Indonesia malas berjalan kaki, kurang dari 300 meter, selebihnya milih sepeda motor 44 Dasar hukum kurang mendukung • Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (tidak sanksi bagi penyelenggara negara yang tidak menyelenggarakan angkutan umum) • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (tidak ada kewajiban pengembang menyediakan fasilitas angkutan umum) • Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (perhubungan bukan kebutuhan dasar) 45 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan 46 Kriteria Kota Nyaman untuk Ditinggali 47 • Dikelola Balai Trans Jawa Tengah, Dishub. Jawa Tengah • Rute Terminal Bawen (Kab. Semarang) – Trans Jawa Tengah Stasiun Tawang (Kota Semarang) sepanjang 40 kilometer • Waktu tempuh 1,5 jam • Dilayani 18 armada bus sedang • Armada bus disediakan oleh operator • Operator berasal dari kumpulan pengusaha angkutan umum di jalur Bawen-Semarang berhimpun dalam bentuk Koperasi Jasa Transportasi Mulia Serasi • Beroperasi jam 05.00-22.00 • Hari biasa rata-rata 80 persen, hari akhir pekan atau libur bisa di atas 90 persen. • Supir mendapat gaji Rp 3 juta per bulan (setahun 13 kali gaji) dengan 20 hari kerja dalam sebulan 48 Bus yang digunakan lantai rendah (low deck) 49 Interior bus 50 Ada ruang khusus wanita dan disabilitas 51 Dilengkapi informasi larangan, palu pemecah kaca, TV informasi dan promosi, TV montoring bagi pengemudi 52 Karoseri Laksana 53 Halte nyaman 54 Halte angkutan umum Fasilitas halte di kawasan perdesaan Informasi rute dan jadwal kedatangan bus Integrasi dengan fasilitas parkir sepeda 55 Smart bus shelter 56 Fasilitas pendukung (jalur sepeda dan pejalan kaki) 57 Subsidi transportasi LRT Sumatera Selatan (24,5 km) Rp 129 miliar untuk 7 bulan (2018) KA Rp 2,39 triliun 13 trayek KA antar kota 291 trayek Bus Perintis KA jarak jauh Rp 193,76 miliar Tol Laut KA jarak sedang 235,67 miliar Rp 124,5 (Tahun 2017) KA Lebaran Rp 2,3 miliar Rp 447 miliar Perkotaan KA jarak dekat Rp 575,95 miliar (tahun KRD Rp 235,67 miliar KRL Jabodetabek Rp 1,29 triliun (54%) 2018) 58 Kunci sukses Kelola Angkutan Umum • Kunci sukses angkutan umum, selain Transit Oriented Development/TOD (yang tentunya tidak mudah untuk kota- kota yang sudah terbangun) adalah kualitas angkutan feeder (pengumpan). Angkutan pengumpan dengan menggunakan bus konvesional (conventional bus). Pembangunan angkutan umum mulai saja dengan mengelola bus konvensional dengan baik • Setelah berhasil dan banyak peminat, baru dapat ditingkatkan dengan moda berkapasitas lebih besar, seperti Light Rail Transit (LRT) atau Mass Rapid Transit (MRT) • Subsidi tarif buat penumpang dapat menggunakan APBN, APBD dan swasta • Setiap pengguna angkutan umum adalah pejalan kaki, oleh sebab itu bangunlah fasilitas pejalan kaki yang humanis 59 Beberapa inisitaif daerah sudah membuat Masterplan Transportasi Umum No Daerah Rute 1. Aglomerasi Kedungsepur (Provinsi Jawa Tengah) 12 rute 2. Aglomerasi Barlingmascakeb (Provinsi Jawa Tengah) 5 rute 3.
Recommended publications
  • Owner Estimate for Urban Bus Services 2020
    OWNER ESTIMATE FOR URBAN BUS SERVICES 2020 1 Owner Estimate for Urban Bus Services A guideline for service providers/operators 2020 Author Dr. Okto Risdianto Manullang, ST., MT. Contact Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Dag-Hammarskjöld-Weg 1-5 65760 Eschborn Tel +49 (0) 6196 79-0 Fax +49 (0) 6196 79-11 15 www.giz.de Editors Ari Nova Firnanda Achmad Zacky Ambadar Maulana Ichsan Gituri Cover designer Nabila Fauzia Rahman DISCLAIMER The analysis, results, and recommendations in this paper represent the opinion of the author(s) and are not necessarily representative of the position of the Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH or BMUB. Partial or total reproduction of this document authorized for non-profit purposes provided the source is acknowledged. i EXECUTIVE SUMMARY The Government of Indonesia, through the Ministry of Transportation, has committed to provide support and assistance in the development of public transportation systems in all cities in Indonesia. It aims to provide incentives to local governments to immediately take the necessary actions to help accelerate public transport reform in their respective cities. To realize this, the calculation of vehicle operating costs (BOK) needed as an indicator of determining minimum tariffs or providing subsidies. The commonly used calculation methods in the calculation of vehicle operating costs refer to the Decree of Directorate General of Land Transportation and Transjakarta's calculation methods. Each of those calculation methods have advantages and disadvantages. The Decree of Directorate General of Land Transportation’s method has advantages in the right understanding of the calculation component. In contrast, Transjakarta’s method has advantages in practical worksheets and can provide comprehensive information.
    [Show full text]
  • 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
    BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Go-Pay Go-Pay merupakan e-money berbasis aplikasi yang dibentuk oleh perusahan teknologi Indonesia yaitu Go-Jek sebagai sebuah layanan transaksi pembayaran secara digital. Go-Pay telah mendapatkan izin operasional dari Bank Indonesia sebagai penyelenggara uang elektronik yang mulai efektif sejak 2014 dengan PT Dompet Anak Bangsa sebagai pemegang lisensi (Bank Indonesia, 2018). Gambar 1.1 Logo Go-Pay Sumber : https://twitter.com/gopay_id (2018) Menurut Nadiem Makarim sebagai CEO Gojek, pada tahun 2017 Go-Pay memiliki 11 juta pengguna yang merupakan 55 persen dari total pengguna aplikasi Go-Jek (Kumparan.com, 2017). Gopay menyediakan empat produk dan fitur yaitu Go-Pulsa, Go-Bills, Transfer Go-Pay, dan Tarik tunai Go-Pay (Gojek Indonesia, 2017). Sebagai sebuah perusahaan teknologi, Go-Pay memanfaatkan teknologi dalam kegiatan pemasarannya dengan menggunakan media sosial. Salah satu media sosial yang digunakan oleh Go-Pay adalah twitter. Akun twitter yang digunakan Go-Pay adalah @gopay_id dan @gojekindonesia sebagai sarana berinteraksi dengan pelanggannya sekaligus untuk mendukung kegiatan pemasaran perusahaan. 1 1.1.2. E-Money Mandiri E-Money Mandiri merupakan kartu prabayar multifungsi yang diterbitkan oleh Bank Mandiri sebagai pengganti uang tunai untuk transaksi pembayaran. Transaksi e-money merupakan salah satu bentuk dukungan Bank Mandiri dalam mewujudkan cashless society yang dicanangkan oleh Bank Indonesia (Bank Mandiri, 2017). E-Money Mandiri dengan pemegang lisensi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah mendapat izin efektif operasional oleh Bank Indonesia sejak 3 Juli 2009 sebagai salah satu penyelenggara uang elektronik di Indonesia. (Bank Indonesia, 2018) Gambar 1.1 Logo E-Money Mandiri Sumber : mandiri.co.id (2018) E-Money Mandiri merupakan e-money berbentuk kartu yang memiliki pengguna paling besar pada tahun 2017 yaitu sebanyak 10 juta pengguna (Merdeka.com, 2017).
    [Show full text]
  • Kutoarjo- Purworejo) Dan Jalur B (Dadirejo-Krendetan-Purworejo)
    ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN PURWOREJO Studi Kasus Angkutan Umum Pedesaan Jalur A (Kutoarjo- Purworejo) dan Jalur B (Dadirejo-Krendetan-Purworejo) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: ISNAINI AHTIN NIM 132510010 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017 i MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Terus menggali ilmu dan pengetahuan baru, maka engkau akan bisa mengenali dan mengembangkan kemampuan diri” “Sesuatu akan menjadi kebanggaan jika sesuatu itu dikerjakan, bukan hanya dipikirkan. Sebuah cita-cita akan menjadi kesukssan jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya, bukan hanya menjadi impian” “Kesuksesan tidak akan bertahan jika dilalui dengan jalan pintas. Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tetapi sedikit berpikir.” PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: Kedua orang tua yang tiada hentinya berkorban segalanya untuk saya. Kakak dan saudara yang telah banyak membantu, memberi dukungan semangat dan motifasinya sehingga bisa menyelesaikan perkuliahan ini. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 beserta kakak tingkat dan adik tingkat yang telah banyak membantu. Keluarga besar Prodi Teknik Sipil yang sukses selalu. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Purworejo. iv PRAKATA Alhamdulillah, atas puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt. Atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya Sehingga skripsi yang berjudul “ ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN PURWOREJO Studi Kasus Angkutan Umum Pedesaan Jalur A (Kutoarjo-Purworejo) dan Jalur B(Dadirejo-Krendetan-Purworejo)” ini dapat diselesaikan. Keberhasilan penyusunan Skripsi dan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo Drs. H.
    [Show full text]
  • Indonesia-11-Contents.Pdf
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Indonesia Sumatra Kalimantan p490 p586 Sulawesi Maluku p636 p407 Papua p450 Java p48 Nusa Tenggara p302 Bali p197 THIS EDITION WRITTEN AND RESEARCHED BY Loren Bell, Stuart Butler, Trent Holden, Anna Kaminski, Hugh McNaughtan, Adam Skolnick, Iain Stewart, Ryan Ver Berkmoes PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Indonesia . 6 JAVA . 48 Imogiri . 127 Indonesia Map . 8 Jakarta . 52 Gunung Merapi . 127 Solo (Surakarta) . 133 Indonesia’s Top 20 . 10 Thousand Islands . 73 West Java . 74 Gunung Lawu . 141 Need to Know . 20 Banten . 74 Semarang . 144 What’s New . 22 Gunung Krakatau . 77 Karimunjawa Islands . 154 If You Like… . 23 Bogor . 79 East Java . 158 Cimaja . 83 Surabaya . 158 Month by Month . 26 Cibodas . 85 Pulau Madura . 166 Itineraries . 28 Cianjur . 86 Sumenep . 168 Outdoor Adventures . 32 Bandung . 87 Malang . 169 Probolinggo . 182 Travel with Children . 43 Pangandaran . 96 Central Java . 102 Ijen Plateau . 188 Regions at a Glance . 45 Borobudur . 106 Meru Betiri National Park . 191 Yogyakarta . 111 PETE SEAWARD/GETTY IMAGES © IMAGES SEAWARD/GETTY PETE Contents BALI . 197 Candidasa . 276 MALUKU . 407 South Bali . 206 Central Mountains . 283 North Maluku . 409 Kuta & Legian . 206 Gunung Batur . 284 Pulau Ternate . 410 Seminyak & Danau Bratan . 287 Pulau Tidore . 417 Kerobokan . 216 North Bali . 290 Pulau Halmahera . 418 Canggu & Around . .. 225 Lovina . .. 292 Pulau Ambon . .. 423 Bukit Peninsula . .229 Pemuteran . .. 295 Kota Ambon . 424 Sanur . 234 Gilimanuk . 298 Lease Islands . 431 Denpasar . 238 West Bali . 298 Pulau Saparua . 431 Nusa Lembongan & Pura Tanah Lot . 298 Pulau Molana . 433 Islands . 242 Jembrana Coast . 301 Pulau Seram .
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Judul Laporan Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur Yang Diangkat Adalah I
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah “Pengembangan Stasiun Purwosari sebagai Central Interchange Station”. Pengertian judul tersebut dapat diuraikan setiap kata, yaitu: a. Pengembangan: proses, cara, perbuatan membangun. (https://kbbi.web.id/pembangunan diakses pada 13-08-2018 20.05) b. Stasiun: tempat untuk menaikturunkan penumpang dan barang; sebagai tempat kereta api untuk berangkat; dan tempat untuk kereta api bersilangan, menyusul dan/atau disusul oleh kereta lain pada jalur tunggal. (Handinoto, 1999 dalam Wijaya, 2017) c. Purwosari: salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah dengan kode pos 57142. (https://id.wikipedia.org/wiki/Purwosari,_Laweyan,_Surakarta diakses pada 13-08-2018 20.18) d. Central: tengah, di tengah-tengah, dianggap sebagai pusat. (https://kbbi.web.id/sentral diakses pada 13-08-2018 20.23) e. Interchange Station: stasiun kereta api yang memiliki beberapa rute perjalanan dalam sistem transportasi umum yang memfasilitasi penumpang dalam berpindah rute yang masih di dalam satu area stasiun. (https://en.wikipedia.org/wiki/Interchange_station diakses pada 13-08-2018 20.45) Jadi, berdasarkan uraian di atas, pengertian dari Pengembangan Stasiun Purwosari sebagai Central Interchange Station adalah sebuah proses perencanaan untuk membangun Stasiun Purwosari sebagai pusat stasiun yang memfasilitasi penumpang untuk berpindah rute perjalanan di dalam satu area stasiun guna mewadahi mobilisasi masyarakat Kota Surakarta dalam berkegiatan sehari-hari dengan menggunakan transportasi massal berbasis rel. 1 1.2 Latar Belakang Kota Surakarta merupakan salah satu kota budaya dan pariwisata yang mulai dipadati penduduk. Dengan posisi yang strategis, kota ini dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir sering mengalami kemacetan pada pagi, siang, dan sore hari di jalan-jalan utama karena banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraaan pribadi mereka ketika bekerja atau bepergian ke suatu tempat.
    [Show full text]
  • Youth Perception on Features and Accessibility of Bus Rapid Transit Mebidang in Bridging Interconnected Areas in North Sumatera
    International Journal of Research and Review www.ijrrjournal.com E-ISSN: 2349-9788; P-ISSN: 2454-2237 Research Paper Youth Perception on Features and Accessibility of Bus Rapid Transit Mebidang in Bridging Interconnected Areas in North Sumatera Yusuf Aulia Lubis, Sirojuzilam, Suwardi Lubis Regional Planning Department, School of Post-Graduate, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia Corresponding Author: Yusuf Aulia Lubis ABSTRACT One of Indonesian problems in infrastructure development is how to nationally avail Bus Rapid Transit having transit rail system in its development system. In the macroeconomic perspective, the availability of urban transport infrastructure services can affect the marginal productivity of private capital, while in the microeconomic perspective; such services can also decrease production costs. Moreover, the contribution of urban transport infrastructure to improving quality of life is indicated by the increase in welfare, productivity and access to employment, as well as macroeconomic stability. This research is descriptive trying to gain youth’s perception on Bus Rapid Transit in Medan. In this study, the primary and secondary data sources are used and the populations include all users of Trans Mebidang. The samples are taken from those using the routes of Tanjug Anom to Down Town (or Pusat Kota), Jamin Ginting to Down Town, and Simpang Pos to Down Town and the samples chosen are only 15% of population. Sampling technique is purposive and accidental. It can be concluded that partially the Feature Perception (X1) gives impacts on the uutilization of Trans Mebidang and partially the Accessibility Perception also brings effect to the utilization of Trans Mebidang. Keywords: perception, features, accessibility, bus rapid transit, Medan INTRODUCTION Mamminasata).
    [Show full text]
  • Penilaian Sistem Transportasi Yang Mengarah Pada Green Transportasi Di Kota Surakarta
    © 2013 Biro Penerbit Planologi Undip Volume 9 (2): 183-193 Juni 2013 Penilaian Sistem Transportasi yang Mengarah Pada Green Transportasi di Kota Surakarta Dian Maria Andriani1, Nany Yuliastuti2 Diterima : 9 April 2013 Disetujui : 2 Mei 2013 ABSTRACT Surakarta City Government has been designing its transportation system towards green transportation as a part of the eco city concept developed for the city in 2010. This study conducted evaluation on Surakarta City’s transportation system in its efforts to realize sustainable transportation in the city. This study employed quantitative approach through 3 analyses, comprising: (1) transportation system analysis regarding the system of activity, movement and network, (2) sustainable transportation analysis regarding transportation economic, social and environmental impacts, and (3) green transportation analysis regarding policy, mode choice and concept implementation. System evaluation analysis showed that the implementation of green transportation concept to realize sustainable transportation has been ‘quite successful’. Sustainable transportation analysis showed that the concept implementation has been ‘quite good’ and representative towards green transportation. However, the realization of green transportation is not to be recognized as ‘good’ due to many drawbacks in many aspects. This study found a need for an official document which explains, directs and regulates the implementation of green transportation concepts in Surakarta City. Key words: green transportation, sustainable transportation
    [Show full text]
  • Layout Railway Edisi Juni 2013.Indd
    MENGABDI DENGAN KEAKHLIAN INDONESIA RAILWAY INSTITUTE REVIEW Juni, 2013 Menatap Era Baru Perkeretaapian Dari Redaksi Undang-Undang No.23 Tahun 2007 disusun atas dasar keinginan Pimpinan Umum untuk mereformasi perkeretaapian di Indonesia, yang pada Harun Al Rasyid Lubis pokoknya bertujuan untuk melaksanakan : desentralisasi, multi Pemimpin Redaksi operator dan privatisasi, agar perkeretaapian maju, berkembang, Budhihardjo Trenggono eketif dan efi sien, aman, lancar dan terjangkau. Redaktur Pelaksana Setelah enam tahun dua bulan peraturan perundangan tersebut Husni M. Harris hadir, sektor perkeretaapian di Indonesia, jalan ditempat. Malahan, Dewan Redaksi fungsi-fungsi kepemerintahan dan kepengusahaan tampak Bambang Sugeng, Budhihardjo Trenggono, rancu dan tumpang tindih, jauh dari hakekat yang mendasari Darwis Darlis, Hendry Tampubolon, diterbitkannya peraturan perundangan diatas. Sehingga, tidak Husni M. Harris, Ruth Hanna Simatupang, berlebihan dan tidak salah, kalau anggapan sementara kalangan, Tatyana Sutara. bahwa, reformasi perkeretaapian di Indonesia dijalankan dengan Sekretaris Redaksi setengah hati. Ayub Pramudia Pelaksanaan Undang-Undang tersebut menjadi mandeg dan Rancang Grafi s mati suri, tak kala diterbitkannya Peraturan Presiden No. 83 Nandes Fachromi, Surahman Tahun 2011, 24 November 2011 tentang Proyek Kereta Api Administrasi Bandara dan Jalur Lingkar Jakarta, yang menempatkan kembali Dyah Indarti PT.Kereta Api Indonesia (Persero), sekaligus sebagai regulator dan operator. Penerbit Indonesia Railways Istitute (IRWI) Indonesia Railway Institute Review edisi kali ini, menurunkan Alamat Redaksi beberapa tulisan para akhli dan pemerhati perkeretaapian, yang Jl. Tebet Raya No. 17 menyorot fenomena diatas. Jakarta 12810 - Indonesia Telp. (62-21) 837 86711 Disamping itu, kalau tidak ada aral melintang, Insya Allah, E-mail : [email protected] pelaksanaan konstruksi Mass Rapid Transit Jakarta Utara - Selatan Phase I, yang telah ditunggu sejak tahun 1994, akan segera dimulai pada Oktober 2013.
    [Show full text]
  • Study of Public Transport Development in South Bali Districts: Potential Public Transport Mode
    International Journal of Sustainable Transportation Technology Vol. 4, No. 1, April 2021, 9-21 9 Study of Public Transport Development in South Bali Districts: Potential Public Transport Mode Adni Bidari Putri1*, Muhammad Farda1, Sigit Puji Santosa1,2, Puspita Dirgahayani1,3, Putu Alit Suthanaya4, I Gusti Ayu Andani3, Hansen Sutanto3, Laily Rochmatul Charky3,5, Nunuj Nurjanah5 1National Center for Sustainable Transportation Technology, Bandung, Indonesia 2Faculty of Mechanical and Aerospace Engineering, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia 3School of Architecture, Planning, and Policy Development, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia 4Faculty of Engineering, Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia 5Research and Development Agency, Indonesian Ministry of Transportation, Jakarta, Indonesia *Email: [email protected] / [email protected] Abstract Bali Province in Indonesia is one of the most attractive tourist destinations in the world. The number of tourists visiting this province keeps increasing year by year parallel with the increase of the population of local citizens. Such a phenomenon will certainly increase travel demand and put pressure on the current transport infrastructure. Hence, transport infrastructure development is essential to support the travel demand. This study explores the possibility of implementing a new public transport system in the South Bali District, a district with numerous tourist attractions and activity centres. Data collection on the current transport system and land use in the district were carried out to understand potential corridors for public transport. A stated preference survey was also conducted to discover the public transport mode preferred by the respondents, encompassing tourists and local citizens. This study then recommends the type of public transport mode to be implemented in the district based on i) space availability, ii) respondent preference, and iii) ability to accommodate demand based on calculation.
    [Show full text]
  • Stasiun Kereta Api Di Palangka Raya, Kalimantan Tengah
    LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API DI PALANGKA RAYA, KALIMANTAN TENGAH DISUSUN OLEH: FERINA SINTA 13 01 14831 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2020 ABSTRAK Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berencana untuk membangun sarana transportasi yang dapat menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah sarana transportasi berupa kereta api sebagai penghubung antar ibukota provinsi di Kalimantan. Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi darat yang dinilai sangat efisien digunakan sebagai angkutan antar kota karena mampu mengangkut penumpang dengan jumlah banyak. Dalam proyek perkembangan sarana transportasi di Kalimantan diperlukan pembangunan sarana penunjang berupa stasiun kereta api pada setiap kota tujuan, salah satunya adalah Palangka Raya. Stasiun merupakan salah satu gerbang kedatangan bagi turis lokal maupun mancanegara di suatu wilayah. Kesan pertama yang ditimbulkan ketika datang ke suatu wilayah merupakan pengalaman berharga yang tentunya diimpikan semua orang. Maka dari itu, bangunan Stasiun Kereta Api direncanakan diharapkan dapat mencerminkan kebudayaan yang menjadi ciri khas masyarakat setempat yaitu budaya Dayak melalui pendekatan Arstektur Regionalis. Pendekatan yang dilakukan sesuai dengan paham regionalisme dalam rangka mengolah bentuk ruang dan bangunan dilandasi dengan unsur- unsur kebudayaan setempat namun tetap sesuai dengan kondisi iklim dan alam saat ini. Kata kunci: Stasiun Kereta Api, Arsitektur Regionalis, Kebudayaan Dayak, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. KATA PENGANTAR Petama, penulis ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan dengan judul “Stasiun Kereta Api di Palangka Raya, Kalimantan Tengah” ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Arsitektur di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Digitalize Indonesia 2019 Conference Material
    Ministry of Transportation Directorate General of Railway DIGITAL TRANSFORMATION IN RAILWAYS - Presented By: Member Of : Ir. Erni Basri, ST. M.Eng, IPM, ASEAN Eng. Deputy Director 1 Infrastructure Railway, Project Manager LRT Jabodebek, DGR, MOT POTENTIAL RAILWAY DEVELOPMENT IN INDONESIA 2030 - Special new development Urban Transport by new Capital city - 6 Metropolitan Cities prioritized for the development of rail-based urban mass public transport in 2020-2024, that is : 1 2 3 4 5 6 7 Medan – Binjai – Deli Makassar Urban LRT Medan LRT Batam LRT Cibubur – Bogor Bandung Urban Semarang Urban Serdang (Mebidang) (MAMINASATA) (22,74 Km) (55,47 Km) (26,4 Km) (15,6 Km) (78,4 Km) (61,59 Km) (62,73 Km) By cities Prioritized 2020-2024 1 2 Sumatera 8 1) Metropolitan Medan) (Mebidangro Java 3 Kalimantan 2) Metropolitan Surabaya New Capital City (Gerbangkertosusilo) Connectivity 3) Metropolitan Jakarta (Jabodetabek) 9 13 4) Metropolitan Bandung (Bandung Raya) 7 10 5) Metropolitan Semarang (Kedungsepur) Sulawesi 4 11 6 5 12 6) Metropolitan Makassar (Mamminasata) 14 8 9 10 11 12 13 14 Siantar – Kota Padang – Shortcut of Mengwitani - Lahat – Tarahan Kertajati Airport Tanjung – Parapat Pulau Baai Cibungur – Singaraja (Bali) (249,78 Km) Railway Banjarmasin (64,7 Km) (168,2 Km) Tanjung Rasa (90 Km) (213,93 Km) (95,520 Km) (10,62 Km) OUTLOOK FORWARD KABINET INDONESIA MAJU Human GWP Development and Government work plan Defense and Security Poverty Alleviation Stability Connectivity Economic and Equity Value Added Food Security, and Water, Energy and Employment the Environment Opportunities Disaster Vulnerability Transformasi Gender Equality Governance Socio Cultural and Climate Change Capital Digital How to get there? Development paths to complete urban mobility by Integrated city management * PN : Priority National HOW ` Source : Photo Drone PT.
    [Show full text]
  • Public Transportation Or Private Transportation Case Study: Sarbagita Metropolitan Area
    The Dilemma of the Choice Between: Public Transportation or Private Transportation Case Study: Sarbagita Metropolitan Area I.G.A.A Karishma Maharani Raijaya1, Chotib2 {[email protected], [email protected]} 1 Master in Economics of Population and Labor (MEKK), Universitas Indonesia, 2Urban Studies Program, School of Strategic and Global Studies, Universitas Indonesia Abstract. Indonesia has entered a third trend of three mega-demographics trends, namely the transition of migration to non-permanent mobility such as commuter and circular movement. Most of the population does movement due to work factors. The higher rate of worker mobility, and the infrastructure of transportation are urgently needed. Commuting is a type of non-permanent movement where a person works in a different place from his residence. They leave the house, home, and apartment in the morning and return in the afternoon or evening every day or back to house, home, and apartment no longer than 24 hours. Many problems will arise when the rate of mobility is high. There are several problems regarding transportation facilities and infrastructure, for example, a severe traffic jam and no exception in the bali province. Another problem in Bali is declining support of trans sarbagita operational funds and the reduction in the number of fleets. This study aims to identify the probability of public transportation use by workers in the sarbagita region. This study uses sakernas 2018 data, using the binary logistic regression model. The results of this study are the use of public transportation depends on individual characteristics such as distance, sex, education, age, and marital status.
    [Show full text]