Pentingnya Revitalisasi Angkutan Umum
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pentingnya Revitalisasi Angkutan Umum Djoko Setijowarno Pengajar dan Peneliti Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Rapat Koordinasi bidang Perhubungan Darat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hotel Bidakara, Jakarta, 14 Maret 2018 1 Potret Angkutan Umum di Indonesia 2 Tidak ada bedanya angkutan barang dan orang 3 Angkutan umum tidak ramah pelajar 4 5 6 Sejumlah pelajar di Garut, Jawa Barat, nekat naik di atap mobil angkutan pedesaan untuk pergi ke sekolah. Hal ini menjadi tradisi negatif yang terjadi di Garut. 7 8 Becak bermotor di Sumatera Utara dan Aceh 9 Sebuah truk yang disulap menjadi bus truk bernama Karaupe membawa puluhan penumpang dari Lamalera menuju Lewoleba, Minggu (26/2). Barang penumpang ditaruh di bagasi, di dalam, dan di atap bus truk. Kain tirai dipasang untuk menghalangi debu masuk ke dalam bus truk (Kompas, 8 Maret 2017) 10 Angkutan Umum tidak ramah pada perempuan 11 Angkutan Lebaran 12 Pelajar beralih ke sepeda motor 13 Para siswa SD Negeri 8 Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menumpang mobil pikap milik Polsek Badau saat pulang sekolah, Selasa (14/6). Mobil tersebut menjadi alat transportasi keseharian mereka saat pergi dan pulang sekolah karena tiada angkutan umum 14 (Kompas, 15 Juni 2016) Sarana transportasi air untuk ke sekolah Kabupaten Brebes Kepulauan Anambas Kepulauan Seribu Kepulauan Natuna 15 Berimbas saat Musim Lebaran 16 Lebaran 17 18 Angkutan umum perbatasan Entikong (Indonesia) Gedung megah 19 Angkutan umum perbatasan Tubedu (Malaysia) Gedung sederhana 20 21 22 Angkutan umum Pulau Sebatik 23 Inovasi Pemerintah Daerah 24 Para pelajar berebut masuk bus sekolah gratis Asa Kasea nomor 8 di Desa Sukarame, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Jumat (26/8). Sebelum ada bus sekolah, pelajar harus berjalan kaki menuju sekolah (Kompas, 26 September 2016) 25 Trans Serasi Tabanan (Bali) 26 Trans Serasi 2017 27 28 29 30 Dampak positif pembatasan sepeda motor Jalan MH Thamrin – Jalan Sudirman (Jakarta) Dinas Perhubungan DKI Jakarta (2017): • Terjadi pengurangan volume kendaraan 22,4 persen • Presentase kecepatan kendaraan meningkat, semula 26,3 km/jam menjadi 30,8 km/jam • Waktu tempuh meningkat 15 persen Polda Metro Jaya (2017): • Berkurang simpul kemacetan • Pelanggaran lalu lintas • Jumlah kecelakaan menurun 30 persen 31 Kompas, 8 Maret 2018 32 No Kota Keterangan 1 Banda Aceh Trans Kutaraja 2 Medan Trans Mebidang 3 Padang Trans Padang 4 Batam Bus System 5 Pekanbaru Trans Pekanbaru Transit (BST) 6 Palembang Trans Musi yang beroperasi 7 Bandar Lampung Trans Bandar Lampung Swasta 8 Bogor Trans Pakuan Tidak operasi 9 Jakarta Transjakarta 80 rute 10 Bandung Trans Metro Bandung 11 Semarang Trans Semarang 12 Surakarta Batik Solo Trans 13 Yogyakarta Trans Yogya 14 Sidoarjo 15 Denpasar Trans Sarbagita 16 Mataram Tidak operasi 17 Gorontalo Trans Hulontalangi Tidak operasi 18 Manado Trans Kawanua Tidak operasi 19 Ambon Trans Amboina 20 Makassar Trans Mamminasata 33 10 Kota termacet di Indonesia (survey Inrix 2017) No. Kota Angkutan umum 1. Jakarta Transjakarta (80 rute) dan KRL Jabodetabek (8 koridor) 2. Bandung Trans Metro Bandung (1 rute) 3. Malang 4. Yogyakarta Trans Yogya (4 rute) 5. Padang Trans Padang (1 rute) 6. Medan Trans Mebidang (1 rute) 7. Pontianak 8. Surabaya 9. Semarang Trans Semarang (6 rute) 10. Denpasar Trans Sabagita (2 rute) 34 Keselamatan 35 Data tidak Tidak Angkutan orang Chart Title Kereta diketahui api bermotor (bus) Angkutan Kendaraan 1% 0% 2% 7% barang khusus 11% 0% Mobil penumpang Jumlah kecelakaan lalu lintas 8% berdasarkan jenis kendaraan Sepeda motor 71% Data tidak Tidak Angkutan Kendaraan Kereta api; 105 diketahui; 2.321 bermotor; barang; khusus; 45 4.270 Angkutan20.000 orang Jenis kendaraan Kendaraan % (bus); 13.700 Tidak bermotor 4,270 2.2 Sepeda motor 135,883 71.3 Sepeda Mobil penumpang 14,289 7.5 motor; 135.883 Angkutan orang (bus) 13,700 7.2 Mobil penumpang; Angkutan barang 20,000 10.5 14.289 Kendaraan khusus 45 0.0 Data tidak diketahui 2,321 1.2 Kereta api 105 0.1 Jumlah 190.613 100 Sumber: Korlantas Polri (2016) 36 Data tidak Chart Title Usia 5-15 diketahui 2% 5% Usia 51 ke atas 15% Usia 16-25 30% Usia 41-50 16% Jumlah kecelakaan lalu lintas Usia 26-30 Usia 31-40 12% 20% berdasarkan usia pelaku Data tidak diketahui; 4.095 Usia 5-15; 1.742 Berdasar usia pelaku Kendaraan % Usia 51 ke atas; Usia 16-25; 12.096 Usia 5-15 1,742 2,0 24.917 Usia 41-50; Usia 16-25 24,917 30,0 13.043 Usia 26-30 10,368 12,0 Usia 26-30; Usia 31-40 16,270 20,0 Usia 31-40; 10.368 16.270 Usia 41-50 13,043 16,0 Usia 51 ke atas 12,096 15,0 Data tidak diketahui 4,095 5.0 Jumlah 82,531 100 • Usia produktif (16-50) sebesar 78 persen Sumber: Korlantas Polri (2016) 37 PNS TNI/Polri 3% 2% Wiraswasta/ped agang Data tidak 15% diketahui 27% Petani/buruh Pelajar/mahasis Jumlah kecelakaan lalu lintas 7% wa 19% Ibu RT/Non formal Karyawan swasta berdasarkan profesi korban 17% 9% Pengemudi/supir PNS; 5.142 TNI/Polri; 2.445 1% Wiraswasta/ped agang; 25.412 Berdasarkan profesi korban Jumlah Korban % Data tidak PNS 5,142 3.03 diketahui; 45.219 TNI/Polri 2,445 1.44 Wiraswasta/pedagang 25,412 14.97 Pelajar/mahasis Pelajar/mahasiswa 32,452 19.12 wa; 32.452 Pengemudi/supir 2,145 1.26 Ibu RT/Non Karyawan Karyawan swasta 15,632 9.21 formal; 28.741 swasta; 15.632 Ibu RT/Non formal 28,741 16.93 Petani/buruh; Petani/buruh 12,541 7.39 12.541 Pengemudi/supir Data tidak diketahui 45,219 26.64 ; 2.145 Jumlah 169,729 100,00 • Pelajar/mahasiswa 19,1 persen • Ibu Rumah Tangga 16,9 persen • Wirausaha/pedagang 14,9 persen Sumber: Korlantas Polri (2016) 38 Lingkungan dan Energi 39 • Gerakan Rumah Kaca/GRK (PM 61 Tahun 2011) • Polusi udara (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setiap tahun melakukan pengukuran kualitas udara yang dikeluarkan kendaraan bermotor di beberapa kota metropolitan dan kota besar) • Transportasi umum, fasilitas kendaraan tidak bermotor sudah menjadi salah satu indikator meraih Penghargaan Adipura 40 Krisis energi 41 Masalah Umum Infrastruktur transportasi dibangun dengan orientasi pergerakan kendaraan bermotor, bukan pergerakan manusia Insentif untuk Public Transport kurang, disinsentif untuk Private Transport kurang Investasi untuk angkutan massal sulit dilakukan Disiplin dan Law Enforcement tidak maksimal Paradigma Pemda untuk mengutamankan PAD, sehingga transportasi sebagai pelayanan publik kurang mendapat 42 perhatian Pola pikir transportasi humanis 43 Kondisi sekarang di daerah • Kebanyakan kepala daerah tidak serius urus transportasi umum • Kemampuan APBD rendah dan minim untuk memperhatikan sektor transportasi • Sumber daya manusia yang terbatas • Kelembagaan yang kurang mendukung • Beberapa kepala daerah sudah mulai urus angkutan umum dalam skala kecil, seperti Kab. Ponorogo (Jatim), Kab. Tabanan (Bali), Kab. Kebumen (Jateng), Kab. Sidoarjo (Jatim) • Masyarakat Indonesia malas berjalan kaki, kurang dari 300 meter, selebihnya milih sepeda motor 44 Dasar hukum kurang mendukung • Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (tidak sanksi bagi penyelenggara negara yang tidak menyelenggarakan angkutan umum) • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (tidak ada kewajiban pengembang menyediakan fasilitas angkutan umum) • Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (perhubungan bukan kebutuhan dasar) 45 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan 46 Kriteria Kota Nyaman untuk Ditinggali 47 • Dikelola Balai Trans Jawa Tengah, Dishub. Jawa Tengah • Rute Terminal Bawen (Kab. Semarang) – Trans Jawa Tengah Stasiun Tawang (Kota Semarang) sepanjang 40 kilometer • Waktu tempuh 1,5 jam • Dilayani 18 armada bus sedang • Armada bus disediakan oleh operator • Operator berasal dari kumpulan pengusaha angkutan umum di jalur Bawen-Semarang berhimpun dalam bentuk Koperasi Jasa Transportasi Mulia Serasi • Beroperasi jam 05.00-22.00 • Hari biasa rata-rata 80 persen, hari akhir pekan atau libur bisa di atas 90 persen. • Supir mendapat gaji Rp 3 juta per bulan (setahun 13 kali gaji) dengan 20 hari kerja dalam sebulan 48 Bus yang digunakan lantai rendah (low deck) 49 Interior bus 50 Ada ruang khusus wanita dan disabilitas 51 Dilengkapi informasi larangan, palu pemecah kaca, TV informasi dan promosi, TV montoring bagi pengemudi 52 Karoseri Laksana 53 Halte nyaman 54 Halte angkutan umum Fasilitas halte di kawasan perdesaan Informasi rute dan jadwal kedatangan bus Integrasi dengan fasilitas parkir sepeda 55 Smart bus shelter 56 Fasilitas pendukung (jalur sepeda dan pejalan kaki) 57 Subsidi transportasi LRT Sumatera Selatan (24,5 km) Rp 129 miliar untuk 7 bulan (2018) KA Rp 2,39 triliun 13 trayek KA antar kota 291 trayek Bus Perintis KA jarak jauh Rp 193,76 miliar Tol Laut KA jarak sedang 235,67 miliar Rp 124,5 (Tahun 2017) KA Lebaran Rp 2,3 miliar Rp 447 miliar Perkotaan KA jarak dekat Rp 575,95 miliar (tahun KRD Rp 235,67 miliar KRL Jabodetabek Rp 1,29 triliun (54%) 2018) 58 Kunci sukses Kelola Angkutan Umum • Kunci sukses angkutan umum, selain Transit Oriented Development/TOD (yang tentunya tidak mudah untuk kota- kota yang sudah terbangun) adalah kualitas angkutan feeder (pengumpan). Angkutan pengumpan dengan menggunakan bus konvesional (conventional bus). Pembangunan angkutan umum mulai saja dengan mengelola bus konvensional dengan baik • Setelah berhasil dan banyak peminat, baru dapat ditingkatkan dengan moda berkapasitas lebih besar, seperti Light Rail Transit (LRT) atau Mass Rapid Transit (MRT) • Subsidi tarif buat penumpang dapat menggunakan APBN, APBD dan swasta • Setiap pengguna angkutan umum adalah pejalan kaki, oleh sebab itu bangunlah fasilitas pejalan kaki yang humanis 59 Beberapa inisitaif daerah sudah membuat Masterplan Transportasi Umum No Daerah Rute 1. Aglomerasi Kedungsepur (Provinsi Jawa Tengah) 12 rute 2. Aglomerasi Barlingmascakeb (Provinsi Jawa Tengah) 5 rute 3.